SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  114
Télécharger pour lire hors ligne
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
        RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER
      (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler
   Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor)




                    SKRIPSI




              IMAN SATRA NUGRAHA
                    H34096045




           DEPARTEMEN AGRIBISNIS
     FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
         INSTITUT PERTANIAN BOGOR
                   BOGOR
                     2011


                                                  i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
        RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER
      (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler
   Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor)




                    SKRIPSI




              IMAN SATRA NUGRAHA
                    H34096045




           DEPARTEMEN AGRIBISNIS
     FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
         INSTITUT PERTANIAN BOGOR
                   BOGOR
                     2011


                                                  ii
RINGKASAN

IMAN SATRA NUGRAHA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler
Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
(Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA).

        Ayam broiler merupakan jenis unggas yang memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jenis unggas lainnya. Ayam
broiler dapat dipanen kisaran 28-32 hari. Ayam broiler memiliki peluang yang
sangat luas untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan
populasi ternak ayam broiler yang ada di Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Peningkatan populasi tersebut didukung dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun serta adanya
kandungan gizi yang terkandung pada daging ayam broiler cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
        Ayam broiler memiliki penyebaran dari Sabang hingga Marauke, namun
jumlah yang paling besar berada di pulau Jawa. Jawa Barat merupakan
penyumbang terbanyak dalam memproduksi ayam broiler. Peternakan ayam
broiler pada umumnya tidak melakukan usaha secara mandiri, karena peternak
yang ada di Indonesia kebanyakan masih bersifat tradisional sehingga masih
membutuhkan bantuan pihak lain. Kerja sama ini salah satu untuk mengurangi
kerugian yang ditanggung oleh peternak ayam tersebut. Salah satunya adalah
Peternakan ayam broiler yang ada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Dramaga
tidak berdiri sendiri, melainkan melakukan kerjasama dengan perusahaan inti
yang menyediakan semua faktor-faktor produksi. Peternak hanya mempersiapkan
kandang , alat pemanas, sekam, serta peralatan lainnya seperti tempat pakan dan
minum. Hal tersebut membuat beban peternak semakin berkurang, karena tidak
lagi memikirkan faktor-faktor produksi serta pemasaran produknya, walaupun
peternak melakukan kerjasama dengan perusahaan inti, peternak tidak terlepas
dari risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi adalah produktivitas masih
berfluktuasi pada setiap peternak, selain itu juga adanya tingkat kematian yang
bervariasi.
        Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1). Faktor-
faktor produksi apa saja yang mempengaruhi Produksi Rata-rata dan variance
produksi ayam broiler pada peternak plasma DUF ? dan 2). Bagaimana pengaruh
faktor-faktor produksi terhadap produksi rata-rata dan variance produksi peternak
ayam broiler pada peternak plasma DUF ?. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1). Menganalisis faktor-faktor produksi
yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi ayam broiler yang
dihasilkan para peternak plasma DUF dan 2). Menganalisis pengaruh faktor-faktor
produksi ayam broiler yang digunakan terhadap risiko produksi ayam broiler yang
dihasilkan peternak plasama DUF di Kecamatan Dramaga.
        Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dan observasi kepada
peternak ayam broiler serta penyuluh di perusahaan inti. Data sekunder berasal
dari internet, buku, penelitian terdahulu dan perpustakaan. Data yang digunakan


                                                                              iii
adalah data panel yaitu gabungan antara data time series dan cross section.
Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif digunakan untuk penanganan risiko dan sumber risiko produksi,
sedangkan kuantitatif digunakan untuk melihat faktor-faktor produksi yang
mempengaruhi produktivitas dan pengaruhnya terhadap variance produksi.
Pengolahan data digunakan dengan program minitab 14 dan eviews 6.
        Peternak yang digunakan sebagai responden sebanyak 30 responden yang
representative dan satu responden terdiri dari dua periode. Skala usaha satu
peternak dengan peternak lainnya juga beraneka ragam, mulai dari 1.500-9.000
ekor ayam. Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, maka diperlukan
faktor-faktor produksi sebagai parameter. Faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam pengolahan data adalah jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp,
Doxerin Plus, vaksin, pemanas serta tenaga kerja. Faktor-faktor produksi tersebut
digunakan berdasarkan pertimbangan pada kondisi lapangan yaitu semua peternak
menggunakan jenis variabel produksi tersebut.
        Berdasarkan hasil pendugaan parameter menunjukkan bahwa secara umum
semua variabel memiliki pengaruh signifikan terdapat produktivitas dan variance
produksi. Untuk melihat pengaruh dari semua input terhadap produktivitas dan
variance produksi digunakan dari nilai F. Nilai F hitung harus lebih besar
dibandingkan dengan nilai F tabel, jika nilai F-hitung > F-tabel maka tolak H0.
Penolakan H0 tersebut menunjukkan bahwa secara umum semua variabel produksi
secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap perubahan produktivitas dan
variacen produksi. Selain dapat dilihat nilai F, penolakan H0 dapat dilihat dari nila
P-value. Nilai P-value harus lebih kecil dengan taraf nyata yang digunakan. Taraf
nyata yang digunakan sebagai acuan batas kewajaran adalah 20 persen. Hasil
pendugaan parameter dapat disimpulkan secara bersama semua variabel yang
digunakan berpengaruh signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F-hitung >
F-tabel yaitu F-hitung sebesar 241 sedangkan F-tabel sebesar 2,18, atau dapat
dilihat dari nilai P-value sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf nyata lima
persen.
        Untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel terhadap produksi
rata-rata dan variance produksi dapat dilihat dari uji t. Kriteria variabel
berpengaruh terhadap produksi dan variance produksi dapat dilihat pada nilai P-
value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan sebagai acuan yaitu 20 persen.
Berdasarkan uji t dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas dibawah taraf nyara satu persen adalah jumlah
DOC, pakan, pemanas serta tenaga kerja. Variabel yang signifikan pada taraf
nyata dibawah dua persen adalah Doxerin Plus, dan yang tidak berpengaruh
signifikan adalah Protect Enro, Neocamp dan vaksin. Variabel tersebut berada
pada taraf nyata dibawah 93, 39 dan 43 persen.
        Untuk hasil pendugaan parameter variance produksi, faktor-faktor
produksi yang berpengaruh signifikan terhadap variance produksi hanya tenaga
kerja dengan taraf nyata dibawah enam persen. Sedangkan variabel yang lainnya
seperti jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin serta
pemanas tidak berpengaruh nyata terhadap variance produksi. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai P-value diatas 61 persen. Namun, jika dilihat dari tanda koefisien
variabelnya ada yang bertanda positif dan bertanda negatif. Jika koefisien variabel
bertanda positif maka variabel tersebut termasuk variabel yang menimbulkan


                                                                                  iv
variance produksi. Dengan demikian variabel tersebut digunakan lebih banyak
maka variance yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sedangkan jika koefisien
variabel bertanda negatif maka variabel tersebut termasuk faktor produksi yang
dapat mengurangi variance produksi. Hal ini berarti jika variabel tersebut semakin
banyak digunakan maka variance yang dihasilkan akan semakin menurun.
       Faktor-faktor produksi yang termasuk menimbulkan variance produksi
adalah jumlah DOC, Protect Enro dan tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi
yang dapat mengurangi risiko adalah pakan, Doxerin Plus, Neocamp, vaksin serta
pemanas. Sumber risiko produksi yang dialami oleh para peternak ayam broiler
yang ada di Kabupaten Dramaga adalah sumber daya manusia atau pegawai dan
cuaca/iklim yang tidak menentu. Untuk mengurangi risiko produksi tersebut
dilakukan penanganan risiko dengan cara pencegahan risiko yaitu dengan
memperbaiki kualitas sumber daya manusianya dengan cara memberikan
penyuluhan serta dengan membuat atau memperbaiki fasilitas agar cuaca yang
tidak menentu dapat diatasi dengan fasilitas yang memadai.




                                                                                v
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
          RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER
(Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramga
              Unggas Farm Kabupaten Bogor)




                   IMAN SATRA NUGRAHA
                         H34096045




          Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
            Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
                      Departemen Agribisnis




             DEPARTEMEN AGRIBISNIS
       FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
           INSTITUT PERTANIAN BOGOR
                     BOGOR
                              2011


                                                           vi
Judul Skripsi     : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko
                    Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma
                    Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm
                    Kabupaten Bogor)
Nama              : Iman Satra Nugraha
NIM               : H34096045




                           Menyetujui,
                           Pembimbing




                     Ir. Netti Tinaprilla, MM.
                     NIP. 19690410 1995 1220 1




                            Mengetahui,
                    Ketua Departemen Agribisnis
                  Fakultas Ekonomi dan Manajemen
                       Institut Pertanian Bogor




                    Dr. Ir.Nunung Kusnadi, MS
                    NIP. 19580908 198403 1 002



Tanggal Lulus :




                                                                   vii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak
Plasma pada CV DUF Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.




                                                       Bogor, September 2011



                                                      Iman Satra Nugraha
                                                      H34096045




                                                                           viii
RIWAYAT HIDUP

      Penulis lahir di Desa Teluk Pulai Dalam, Kecamatan Kualuh Leidong,
Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatra Utara pada tanggal 24 September 1988.
Penulis anak ke lima dari lima bersaudara yang berasal dari hasil pernikahan
Bapak Syahlan dan Ibu Tarwini.
      Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres No.115457 Teluk
Pulai Dalam pada tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di
SMP Plus Al-Azhar Medan pada tahun 2003. Pendidikan lanjutan menengah atas
diselesaikan pada tahun 2006 di SMA Al-Azhar Medan.
      Pada tahun 2006 penulis melanjutkan keperguruan tinggi melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Program Diploma Program Studi
Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 juga penulis
melanjutkan ketingkat Sarjana melalui Program Penyelenggaraan Khusus
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.




                                                                          ix
KATA PENGANTAR

       Alhamduliilahihirobbil’alamin,   puji dan syukur       penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah –Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat
untuk memproleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
       Skripsi yang ditulis dengan topik risiko dan fakor produksi ayam broiler
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi
Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga
Unggas Farm Kabupaten Bogor)”. Skripsi ini mengkaji faktor-faktor yang
digunakan dalam menjalankan usaha ayam pedaging, seperti pakan, obat-obatan,
vitamin, vaksin, tenaga kerja, sekam, pemanas, luas kandang, serta jumlah DOC.
Input-input tersebut akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan
dan dapat menimbulkan risiko yang akan mempengaruhi produksi ayam pedaging
tersebut. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan yang baik terhadap faktor-
faktor produksi ayam broiler agar menghasilkan produksi yang baik dan risiko
produksinya juga menjadi rendah.
       Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi pertimbangan
bagi pihak pengambilan keputusan dalam penggunaan faktor-faktor produksi
sehingga mendapatkan produksi yang maksimal dan dapat menghidari risiko yang
mungkin akan terjadi selam proses produksi.



                                                        Bogor, September 2011
                                                        Iman Satra Nugraha




                                                                                x
UCAPAN TERIMAKASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada
Allah SWT dan menyampaikan terimakasih kepada :
1.   Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
     waktu dan kesabarannya yang telah diberikan kepada penulis selama
     penyusunan skripsi ini.
2.   Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen penguji utama atas masukan, arahan
     dan saran sehingga penulisan skripsi ini lebih mudah dimengerti pembaca.
3.   Dra. Yusalina, Msi selaku dosen komi pendidikan atas saran dan masukkan
     terhadap format penulisan dan penggunaan kata-kata sehingga skripsi ini
     lebih baik.
4.   Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada seminar proposal
     yang telah memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini.
5.   Dr. Rita Nurmalina, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
     membimbing dalam hal perkuliahan.
6.   Ayahanda Syahlan dan Ibunda Tarwini tercinta, serta kakak tersayang (Rosita
     Harmaini, Heri Syafitri, Nova Febriansyah, Tia), dan abang (Kholik, Amru,
     dan Yazali), serta keponakan tersayang (Upi, Fifa, Yaya, dan Runah) atas
     doa, dorongan moril, materi, kesabaran, pengertian, motivasi, dan kasih
     sayangnya.
7.   Pak Asep, Pak Rofi, Neng Gina dan Mbak Dewi yang telah memberikan
     bantuan dalam pengumpulan data responden selama penelitian.
8.   Fitri Puspitasari yang telah memberikan motivasi serta dukungan selama
     penelitian sampai penulisan skripsi selesai.
9.   Fahmi Abidin, Vela Rostwentivaivi Sinaga, Citra Kirana, Debina, Tiwi dan
     Amri sebagai teman kelompok yang memberikan informasi, saran, kritikan
     selama penulisan skripsi ini selesai.
10. Iqbal, Rahmat Wahyudin, Dian Saputra, Evin Eka Saputra, Bg Amli, Bg Hot,
     Bg Oki, Tika Ayu dan Kiki sebagai kawan seperantauan yang memberikan
     dukungan serta motivasi.



                                                                                xi
11. Rahma, Nanda, Roselina, Junita dan Eva Christy sebagai teman yang
    memberikan dukungan serta seperantauan.
12. Staf pegawai ekstensi agribisnis yang        sabar melayani keperluan penulis
    mulai dari awal kuliah sampai dengan penelitian selesai.
13. Teman-teman jurusan agribisnis angkatan VII yang memberikan saran serta
    kritikan demi perbaikan penulisan skripsi.
14. Para peternak ayam broiler yang menjadi responden dalam penelitian ini yang
    telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi sehingga penelitian
    ini dapat selesai.
15. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
    tidak dapat disebutkan satu per satu, semuga Allah SWT membalas dan
    memberikan rahmat dan hidayah-Nya.




                                                          Bogor, September 2011
                                                          Iman Satra Nugraha




                                                                               xii
DAFTAR ISI


                                                                                                     Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
I.        PENDAHULUAN ......................................................................................                 1
          1.1. Latar Belakang .....................................................................................          1
          1.2. Perumusan Masalah .............................................................................               8
          1.3. Tujuan ...................................................................................................   11
          1.4. Manfaat Penelitian ...............................................................................           11
          1.5. Ruang Lingkup.....................................................................................           12
II.       TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................                     13
          2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler........................................................                        13
          2.2. Risiko Produksi Ayam Broiler ............................................................                    16
          2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler ................                                         18
III.      KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................... 21
          3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 21
              3.1.1. Konsep Risiko ...................................................................... 21
              3.1.2. Jenis Risiko ........................................................................... 22
              3.1.3. Teori Produksi....................................................................... 23
              3.1.4. Model Just and Pope .............................................................. 27
              3.1.5 Sumber-Sumber Risiko ........................................................... 28
              3.1.6. Manajemen Risiko ................................................................ 29
          3.2. Kerangka Operasional .......................................................................... 31
IV.       METODE PENELITIAN .......................................................................... 34
          4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
          4.2. Data dan Instrumentasi ......................................................................... 34
          4.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35
          4.4. Metode Pengolahan Data ..................................................................... 35
              4.4.1. Analisis Risiko Produksi Just dan Pope ................................ 35
              4.4.2. Model ARCH-GARCH ........................................................ 38
          4.5. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 40
          4.6. Hipotesis ................................................................................................ 42
V.        KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................ 44
          5.1. Kondisi Geografi................................................................................... 44
          5.2. Kondisi Demografi ............................................................................... 44
          5.3 Karakteristik Responden ........................................................................ 47
              5.3.1. Umur Responden ................................................................. 47
              5.3.2. Tingkat Pendidikan ............................................................... 48
              5.3.3. Pengalaman Pembudidaya Ayam Broiler .............................. 48
              5.3.4. Luas Kandang dan Status Kepemilikan Lahan ....................... 49
              5.3.5. Skala Usaha Ayam Broiler .................................................... 51


                                                                                                                            xiii
5.4. Proses Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Dramagav ................... 52
               5.4.1. Pra Produksi .......................................................................... 52
               5.4.2. Produksi Ayam Broiler.......................................................... 53
VI.       FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
          YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI ............................... 57
          6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi ............................................... 57
               6.1.1. Analisis Faktor-Faktor Pada
                       Fungsi Produksi Rata-Rata .................................................. 60
               6.1.2. Analisis Faktor-Faktor pada
                       Fungsi Variance Produksi.................................................... 67
          6.2. Sumber dan Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi ................... 74
VII.      KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 79
          7.1. Kesimpulan ........................................................................................... 79
          7.2. Saran ..................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 81
LAMPIRAN ............................................................................................................. 83
KUISIONER PENELITIAN ................................................................................. 90




                                                                                                                        xiv
DAFTAR TABEL


Nomor                                                                                       Halaman
1.    Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 ............                             1
2.    Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2005-2011 (ekor) .................                        3
3.    Populasi Unggas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2008 (ekor) ..                             4
4.    Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2005-2011 ...................                       4
5.    Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007 .................                         5
6.    Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan
      Penelitian yang dilakukan ...............................................................   20
7.    Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan
      Kelompok Umur Pada Tahun 2009 .................................................             45
8.    Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan
      Jenis Pekerjaan Pada Tahun 2009 ...................................................         46
9.    Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan
      Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2009 .............................................            46
10.   Jumlah Responden Peternak Ayam Broiler
      Berdasarkan Umur di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 .................                          47
11.   Tingkat Pendidikan Responden pada Peternak
      Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 .........................                      48
12.   Sebaran Responden Berdasarkan Lamanya Peternak
      Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ..........                            49
13.   Jumlah Responden Berdasarkan Luas Kandang di Peternak
      Ayam Broiler Kecamatan Dramaga Tahun 2011 .............................                     50
14.   Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pada Peternak
      Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 .........................                      51
15.   Pengujian Mulitikolinieritas Terhadap Antar Variabel ....................                   58
16.   Ringkasan Hasil Uji Heteroskedasticity
      Test: Breusch-Pagan-Godfrey. .......................................................        58
17.   Hasil Pendugaan Persamaan Fungsi Produksi dan Variance Produksi
      Ayam Broiler Pada Kabupaten Bogor Tahun 2011...........................                     59
18.   Hasil Pendugaan Produksi Rata-Rata Terhadap Produktivitas Ayam
      Broiler Pada Peternakan Ayam di Kabupaten Bogor Tahun 2011....                              61
19.   Hasil Pendugaan Produksi Rata-Rata Terhadap Produktivitas Ayam
      Broiler Pada Peternakan Ayam di Kabupaten Bogor Tahun 2011.....                             68




                                                                                                  xv
DAFTAR GAMBAR


Nomor                                                                                         Halaman
1.   Tingkat Kematian Ayam Broiler Pada Peternak Plasma DUF
     yang Panen di Bulan Mei dan Juni 2011 ......................................                   8
2.   Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam Broiler
     di Kabupaten Darmaga 2011 .................................................. ….               10
3.   Jenis-Jenis Risiko ........................................................................   22
4.   Tahapan Proses Produksi .............................................................         25
5.   Strategi Pencegahan Risiko ..........................................................         30
6.   Strategi Pengurangan Risiko ........................................................          30
7.   Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Ayam Broiler ..........                             33
8.   Skala Usaha Pada Responden Ayam Broiler
     di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ............................................                  51




                                                                                                   xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor                                                                                  Halaman
1.   Populasi Ayam Broiler Per Provinsi Tahun 2004-2007 (ekor) .......                      83
2.   Produksi Daging Nasional Per Provinsi
     Ayam Ras Pedaging Tahun 2004 - 2008 (Ton)..............................                85
3.   Populasi Ayam Pedaging di Kabupaten Bogor Tahun 2010 .........                         86
4.   Perkembangan Produksi Daging Ternak dan Kontribusinya
     di Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009 ........................................            87
5.   Faktor-Faktor Produksi dan Jumlah
     Pemakaian Faktor Produksi .........................................................    88
6.   Hasil Olahan ARCH-GARCH (1,1) ..............................................           94
7.   Nama Responden Serta Identitas Usaha ........................................          95
8.   Penyebaran Lokasi Responden .....................................................      96
9.   Gambar Dokumentasi Penelitian Ayam Broiler …………………                                     97




                                                                                           xvii
I.   PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
       Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu perkekebunan,
perikanan, tanaman pangan dan holtikultura. Sektor tersebut memiliki peranan
yang sangat penting dalam kontribusi terhadap perkembangan perekonomian yang
ada di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontribusi
pertanian dapat dilihat pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB), dari hasil
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan atas dasar harga konstan Rp 2000
adalah sebesar 284,6 Triliun pada tahun 2008 dan 296,4 Ttriliun pada tahun 2009
atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Adapun peranan sektor
pertanian terhadap PDB Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5 persen menjadi
15,3 persen, sehingga sektor pertanian berada pada ranking kedua yang memiliki
kontribusi terhadap PDB setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 26,4
persen. Struktur PDB dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009
                                                      2009              2010
          Lapangan Usaha             2008 2009
                                                Triw I Triw II         Triw I
 Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
                                      14,5 15,3    15,6    13,7           16,0
 Perikanan
 Pertambangan dan Penggalian          10,9 10,5    10,0    11,3           11,2
 Industri Pengolahan                  27,9 26,4    27,0    26,4           25,4
 Listrik, air bersih dan gas           0,8  0,8     0,8      0,8           0,8
 Konstruksi                            8,5  9,9     9,6    10,3            10
 Perdagangan, Hotel dan restoran       14 13,4     13,3    13,9           13,9
 Komunikasi dan pengangkutan           6,3  6,3     6,4      6,3           6,2
 Keuangan dan real estet               7,4  7,2     7,5      7,1           7,2
 Jasa-jasa                             9,7 10,2     9,8    10,2            9,3
 PDB                                  100 100      100      100           100
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010

       Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi pada sektor pertanian
sangat berpengaruh dalam meningkatkan PDB kedua setelah industri pengolahan.
Peningkatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat penggunaan tenaga kerja,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada umumnya masyarakat
Indonesia banyak diserap tenaga kerjanya pada sektor pertanian dibandingkan




                                                                                1
pada sektor industri. Sektor pertanian tersebut meliputi perikanan, kehutanan,
serta peternakan.
          Salah satu sektor pertanian yang setiap tahunnya relatif mengalami
pertumbuhan adalah pada subsektor peternakan. Sumbangan subsektor peternakan
dalam PDB sebesar Rp 34.530,7 milyar atau 1,60 persen pada tahun 2007 dan
masih menyumbang 1,60 persen pemasukan negara pada tahun 2008 (Dinas
Peternakan 2010). Hal tersebut membuktikan bahwa subsektor peternakan
memiliki peran tersendiri dalam menyumbangkan PDB serta memiliki peran
dalam pembangunan pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Selain
itu, dengan meningkatnya bidang peternakan maka akan lebih banyak lagi
menyerap tenaga kerja, sehingga menurunkan tingkat penggangguran yang ada di
Indonesia.
          Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2007) menyatakan bahwa
komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung
oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia
yang sebagian besar muslim, harga relatif murah dan mudah diperoleh karena
sudah merupakan barang publik. Dengan demikian, prospek yang sudah bagus ini
harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di pedesaan melalui
pemanfaatan sumberdaya secara lebih optimal.
          Prospek pasar dan pengembangan agribisnis ayam ras pedaging di
Indonesia baik pada subsistem hulu, subsistem budidaya, maupun subsistem hilir
sangat terbuka lebar. Perkembangan populasi ayam ras pedaging di Indonesia
dalam tiga dasawarsa terakhir senantiasa mengalami peningkatan, meskipun pada
tahun 1997-1999 saat terjadinya krisis ekonomi populasi ayam sempat mengalami
guncangan cukup besar yang mengakibatkan komoditas ini merupakan pendorong
utama penyediaan populasi ayam mengalami penurunan hingga 50 persen. Pada
awal tahun 2000 usaha ternak ayam ras pedaging mulai bangkit kembali karena
kondisi     perekonomian   beranjak   stabil.   Pengusaha   ayam   broiler   mulai
menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Selain itu juga, ayam
broiler merupakan jenis unggas yang paling tinggi tingkat pertumbuhannya
dibandingkan dengan jenis unggas lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada jumlah
populasi ternak unggas Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.



                                                                                2
Tabel 2. Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2005-2009 (ekor)
 Jenis                                      Tahun
 Unggas            2005          2006        2007       2008          2009
 Ayam Buras         278.954      291.085     272.251    243.423       249.963
 Ayam Ras
                     84.790      100.202     111.489    107.955       111.418
 Peterlur
 Ayam Ras
                    811.189      797.527     891.659    902.052      1.026.379
 Pedaging
 Itik                32.405       32.481      35.867     39.840         40.680
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2011

       Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa angka yang ada pada ayam ras
pedaging setiap tahunnya relatif mengalami peningkatan. Pada tahun 2006
populasi unggas mengalami penurunan yang disebabkan meningkatnya harga-
harga input seperti harga pakan yang meningkat. Karena harga pakan terjadi
peningkatan maka akan meningkatkan biaya produksi sehingga secara global akan
berdampak pada tingkat usaha sehingga jumlah populasi ayam pada saat itu
mengalami penurunan. Tahun 2007-2009, jumlah populasi unggas khususnya
ayam ras pedaging mengalami peningkatan secara signifikan. Tingkat populasi
unggas khususnya ayam broiler hampir merata di setiap provinsi yang ada di
Indonesia, namun ada beberapa provinsi yang memiliki tingkat populasi yang
lebih signifikan. Hal tersebut dikarenakan adanya kesesuaian kondisi geografis
dalam pembudidayaan serta tingkat permintaan di suatu wilayah tersebut. Untuk
melihat populasi di setiap provinsi dapat dilihat pada Lampiran 1.
       Jawa Barat merupakan salah satu sentral terbesar dalam jumlah populasi di
bidang peternakan yang salah satunya pada jenis perunggasan. Hal ini didukung
oleh kondisi alam yang menyakinkan serta merupakan tempat strategis dalam
mendistribusikan ke wilayah-wilayah lainnya. Populasi perunggasan di Indonesia
pada umumnya terus mengalami peningkatan khususnya di wilayah Provinsi Jawa
Barat. Untuk lebih jelasnya tingkat pertumbuhan perunggasan yang terjadi di
wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 3.




                                                                              3
Tabel 3. Populasi Unggas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2008 (ekor)
 Jenis                                       Tahun
 Unggas          2004          2005          2006          2007           2008
 Ayam
              30,779,120       30,989,812    29,319,161    27,789,274    27,761,015
 Buras
 Ayam Ras
               9,720,685       10,169,284    10,351,105    11,462,744    10,303,478
 Petelur
 Ayam Ras
             328,015,536      352,434,300   343,954,090   377,549,055   417,373,596
 Pedaging
 Itik          4,880,019        5,305,485     5,296,757     6,534,753     7,962,095
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2008

       Tabel 3 menunjukan pertumbuhan perunggasan di wilayah Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2004 sampai dengan 2008. Data tersebut menunjukan ayam ras
pedaging memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan jenis unggas
lainnya, serta memiliki populasinya yang konsisten dibandingkan dengan jenis
unggas lainnya. Hal ini disebabkan oleh ayam broiler merupakan ayam yang
memiliki pertumbuhan yang cepat serta dapat menghasilkan lebih besar
dibandingkan jenis unggas lainnya sehingga peternak lebih gemar mengusahakan
peternak ayam broiler. Pada data ayam ras pedaging memiliki pertumbuhan yang
positif yaitu terus meningkat kecuali pada tahun 2006. Pada umumnya tahun 2006
merupakan tahun kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil sehingga
berdampak pada tingkat usaha secara keseluruhan. Populasi ayam broiler akan
berdampak pada tingkat produksi daging ayam broiler. Pada umumnya produksi
daging mengalami peningkatan yang positif pada setiap provinsinya yang ada di
Indonesia, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2. Adanya peningkatan
produksi ayam broiler pada setiap provinsinya maka akan berdampak terhadap
produksi nasional. Berikut adalah jumlah produksi ayam broiler di Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2005-2009
  No.           Tahun                 Jumlah (Ton)       Pertumbuhan (%)
   1              2005                         779.100                 -
   2              2006                         861,300              1,74
   3              2007                         942.800              1,73
   4              2008                       1.018.700              1,61
   5              2009                       1.101.800              1,76
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2011




                                                                                  4
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa jumlah produksi ayam pedaging
atau ayam broiler setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan
bahwa komoditi ayam dijadikan oleh masyarakat Indonesia sebagai penambah
nilai gizi yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Oleh karena itu, jumlah
produksinya setiap tahun terus mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan
setiap tahunnya relatif stabil, namun pada tahun 2009 merupakan tingkat
pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun
sebelumnya. Hal itu tersebut karena masyarakat semakin sadar akan pentingnya
mengkonsumsi daging guna memenuhi kebutuhan gizi. Berikut dapat dilihat
tingkat konsumsi konsumen terhadap daging ayam broiler pada Tabel 5.

Tabel 5. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007
  No.           Tahun                Jumlah (ekor)     Pertumbuhan (%)
   1             2003                        1.368.200                -
   2             2004                        1.425.300             2,01
   3             2005                        1.573.000             4,93
   4             2006                        1.486.100            -2,00
   5             2007                        1.564.200             2,56
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2008

       Table 5 menunjukkan tingkat konsumsi terhadap produksi ayam broiler
terus mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi pada
tahun 2005 sebesar 4,93 persen sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan
hal sebesar 2,00 persen. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi
ekonomi dalam negeri tidak stabil sehingga menurunkan tingkat daya beli
masyakat dan akan mempengaruhi tingkat konsumsi secara nasional. Pada tahun
2007 konsumsi terhadap ayam broiler mengalami peningkatan kembali karena
kondisi sudah stabil dan meningkatkan pendapatan serta adanya daya beli
masyakat terhadap barang juga meningkat.
       Berdasarkan   uraian Tabel 3 dan lampiran 1 yaitu tingkat populasi
peternakan ayam broiler dari tingkat provinsi sampai pada tingkat nasional,
tingkat produksi nasional maupun di wilayah Jawa Barat, tingkat konsumsi ayam
broiler secara nasional pada umumnya usaha tersebut terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pengembangan usaha ternak ayam broiler akan
berhasil apabila peternak tersebut mampu mengelola usaha ternaknya dengan



                                                                            5
baik, yaitu pengelolaan dalam bidang manajemen maupun teknis dilapangan.
Dalam bidang manajemen maka perusahaan harus mampu memanaje disektor
produksi, sumber daya manusia, keuangan serta pemasarannya dengan baik.
Sedangkan dalam bidang teknis maka peternak harus mengetahui secara detail
tentang budaya ayam broiler.
       Selain manajemen yang baik, diperlukan juga sistem infrastruktur yang
baik. Jika infrastruktur memadai maka dalam proses pendistribusian produk dalam
memasarkan serta mengirim input atau bahan baku sapronak (Sarana Produksi
Peternakan) tepat pada waktunya sehingga tidak mengurangi nilai dari suatu
produk tersebut. Infrastruktur yang diperlukan dalam menunjang kelancaran usaha
peternakan adalah kemudahan akses terhadap jalan, sumber air, jaringan listrik,
dan lain sabagainya. Infrastruktur ini juga salah satu faktor yang diperhitungkan
dalam usaha peternakan ayam broiler.
       Pada dasarnya semua usaha tidak terlepas dengan kendala-kendala dalam
menjalankan usahanya, salah satunya adalah usaha peternakan ayam broiler.
Kendala tersebut berasal dari baik itu teknis maupun non teknis. Kendala yang
sering muncul dalam usaha peternakan ayam broiler ini adalah non teknis, yaitu
tingginya tingkat risiko yang dihadapi, risiko yang dihadapi oleh peternak ayam
broiler ini adalah risiko harga, baik itu harga-harga input seperti Day Old Chick
(DOC), pakan dan obat-obatan, maupun harga jual output. Risiko yang lainnya
adalah risiko produksi berupa teknis (yang dipengaruhi oleh iklim dan cuaca) serta
risiko sosial atau lingkungan sekitar.
       Risiko yang dihadapi oleh peternak ayam broiler ini dapat dilihat dari
indikator yaitu adanya fluktuatif harga input seperti harga DOC, pakan dan obat-
obatan, yang merupakan variabel-variabel utama untuk berlangsungnya proses
produksi, serta harga jual output. Selain itu juga adanya fluktuasi terhadap tingkat
konversi pakan dengan bobot ayam serta tingkat kematian ayam (Survival Rate)
dalam setiap periode atau peternak sangat bervariasi.
        Pengelolaan usaha ternak ayam broiler dihadapkan pada tingkat risiko
yang tinggi, maka harus disertai dengan pengetahuan peternak untuk dapat
meminimalkan risiko tersebut. Sehingga peternak dapat menghasilkan produksi
yang maksimal. Manajemen risiko merupakan salah satu alat bantu dalam proses



                                                                                  6
pengambilan keputusan untuk mengurangi risiko yang dihadapi dan harus
diterapkan secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.
       Pengelolaan risiko dapat dilakukan salah satunya adalah dengan
menggunakan bermitra dengan perusahaan inti. Perusahaan inti semakin lama
semakin berkembang seiring dengan semakin bertambah banyaknya peternak
ayam broiler. Daerah Darmaga terdapat berbagai macam jenis inti plasma salah
satunya adalah Dramaga Ungga Farm (DUF). DUF merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan ayam broiler yang bertindak
sebagai inti. Perusahaan inti ini memberikan beberapa kemudahan kepada
peternak dalam menjalankan usaha ayam broiler. Dengan adanya kemudahan
tersebut dapat mengurangi risiko yang akan ditanggung oleh peternak. Peternak
ayam broiler pada umumnya berada pada skala kecil sehingga jika menjalankan
usaha sering terkendala dalam hal permodalan. Dengan adanya perusahaan inti
maka usaha dapat dijalankan karena mendapat bantuan seperti kemudahan dalam
membeli pakan, DOC, vitamin, vaksin, obat-obatan, peralatan kandang,
perlengkatan serta pasca panen.
       Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diartikan bahwa usaha ternak ayam
broiler memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan karena ada
permintaan yang terus berkembang setiap tahunnya, akan tetapi disamping
perkembangan tersebut terdapat kendala yang dihadapi oleh peternak ayam broiler
dalam proses produksinya, yaitu adanya risiko produksi yang dihadapi peternak.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian yang menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko produksi dan manajemen risiko dalam peternakan ayam
broiler. Kajian ini diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor produksi apa saja
yang sangat mempengaruhi produksi dan seberapa besar faktor-faktor produksi
tersebut menimbulkan risiko, kemudian dilakukan penanganan risiko produksi
tersebut agar risiko yang ditimbulkan menjadi kecil. Kajian ini diharapkan
peternak dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga peternak ayam broiler
dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik di masa yang akan datang.




                                                                             7
1.2. Perumusan Masalah
         Ayam broiler merupakan komoditas peternakan yang paling berkembang
setiap tahunnya, baik dari tingkat populasi maupun produksi daging ayam broiler
itu sendiri. Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang produksi ayam broiler
terbesar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, serta Kota Bogor merupakan
salah satu penyumbang ayam broiler khususnya daerah Dramaga. Untuk melihat
jumlah produksi ayam broiler berdasarkan Kabupaten yang ada di Bogor dapat
dilihat pada Lampiran 3.
         Peternak ayam broiler yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian
adalah peternak ayam broiler yang bekerjasama dengan CV Dramaga Unggas
Farm (DUF), walaupun peternak tersebut bekerjasama dengan perusahaan inti
namun peternak tersebut tidak dapat menghindari risiko produksi yang terjadi.
Indikator adanya risiko produksi dapat dilihat pada tingkat kematian ayam pada
peternak plasma DUF sangat bervariasi dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Standar tingkat kematian yang ditetapkan adalah 3-4 persen. Variasi tingkat
kematian yang terjadi pada peternak plasma di DUF dapat dilihat pada Gambar 1.

                       28

                       24

                       20
      Mortalitas (%)




                       16
                                                                      Standar
                       12
                                                                      Mortalitas
                       8

                       4

                       0
                            1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29


Gambar 1. Tingkat Kematian Ayam Broiler Pada Peternak Plasma DUF yang
          Panen di Bulan Mei dan Juni 2011




                                                                                   8
Gambar 1 menunjukkan adanya variasi tingkat kematian ayam yang terjadi
pada peternak broiler. Adanya perbedaan antara standar mortalitas yang
ditetapkan oleh peternak berdasarkan Dinas Peternakan Bogor dengan tingkat
mortalitas aktual yang dihasilkan oleh peternak plasma DUF digunakan sebagai
indikasi adanya risiko produksi. Gambar 1 terlihat pada responden ke-11 memiliki
tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peternak lainnya.
Tingginya mortalitas tersebut dikarenakan penyakit yang menyerang seluruh
ternak ayam. Variasi tingkat mortalitas juga disebabkan oleh adanya perlakuan
yang tidak teratur atau disiplin terhadap perubahan cuaca yang terjadi. dengan
adanya risiko produksi maka akan mempengaruhi hasil produksi yang diharapkan.
       Risiko produksi juga dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor produksi
yang tepat. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti
luasan kandang, DOC, pakan, sekam, pemanas DOC, tenaga kerja, air, vitamin,
obat-obatan dan vaksin. Jika penggunaan input yang tidak tepat waktu dan takaran
maka akan mempengaruhi risiko produksi. Selain itu, risiko produksi juga dapat
terjadi dari sumber risiko. Sumber risiko tersebut adalah seperti adanya perubahan
cuaca yang tidak menentu, sumber daya manusia yang tidak terampil, serta hama
yang menimpa peternak ayam broiler. Jika keadaan cuaca lembab maka
diperlukan penanganan kandang yang baik. Hal tersebut dilakukan agar sirkulasi
udara tetap terjaga dan kandang tetap dalam keadaan kering, karena jika keadaan
kandang kering atau tidak lembab maka hama tidak cepat berkembang biak dan
ayam juga tidak mudah terserang penyakit.
       Selain dari tingkat kematian, indikasi adanya terdapatnya risiko produksi
adalah melihat adanya fluktuasi produktivitas. Produktivitas yang dihasilkan pada
setiap peternak plasma pada CV DUF bervariasi antara satu peternak dengan
peternak lainnya. Tingkat fluktuasi yang terjadi pada produktivitas ayam broiler
yang ada di peternakan dapat dilihat pada gambar 2.




                                                                                9
30

                              25
     Produktivitas (Kg/m2)
                              20

                              15                                                   Standar
                                                                                   Produktivitas
                              10

                               5

                               0
                                   1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
                                           Peternak Ayam Broiler

Gambar 2. Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam Broiler di
           Kabupaten Darmaga 2011


                             Gambar 2 menunjukkan bahwa produktivitas yang dihasilkan pada
masing-masing peternak memiliki hasil bervariasi terhadap produktivitas aktual
yang terjadi. Produktivitas standar berdasarkan ketentuan perusahaan inti berlaku
adalah 14 kg/m2 , dimana bobot satu ekor ayam yang standard adalah 1,75 kg dan
1 m2 layak ditempati oleh 8 ekor ayam broiler untuk mendapatkan hasil ayam
yang baik, sehingga ayam tidak berdesakan. Pada peternak ke-29 terdapat tingkat
produktivitas yang sangat rendah yaitu sekitar 6 kg/m2. Rendahnya produktivitas
disebabkan oleh terhambatnya laju pertumbuhan setiap harinya. Terhambatnya
pertumbuhan disebabkan oleh banyak faktor seperti penggunaan input produksi.
Selain penggunaan input produksi, perubahan cuaca yang tidak menentu dan
terjangkit oleh hama penyakit juga dapat menghambat pertumbuhan produktivitas
ayam broiler.
                             Berdasarkan uraian di atas maka risiko-risiko tersebut harus dikelola
dengan baik agar risiko produksi dapat diminimalkan, sehingga diharapkan
adanya kelangsungan usaha ternak ayam broiler. Sehingga yang menjadi
perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :




                                                                                                   10
1.   Faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi rata-rata dan
     variance produksi ayam broiler pada peternak plasma DUF ?
2.   Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi rata-rata dan
     variance produksi peternak ayam broiler pada peternak plasma DUF ?

1.3. Tujuan
        Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1.   Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan
     variance produksi ayam broiler yang dihasilkan para peternak plasma DUF
2.   Menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi ayam broiler yang digunakan
     terhadap risiko produksi ayam broiler yang dihasilkan peternak plasama DUF
     di Kecamatan Dramaga.

1.4. Manfaat Penelitian
        Penelitian ini diharapakan nantinya akan bermafaat bagi beberapa elemen,
yaitu antara lain :
1.   Untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang sangat berpengaruh
     terhadap produksi ayam broiler.
2.   Sebagai bahan infomasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan
     harapan penelitian yang akan datang dapat menyempurnakan dan bisa
     menganalisis lebih dalam lagi khususnya yang berkaitan dengan penulisan
     ilmiah tentang risiko dalam peternakan ayam broiler.
3.   Sebagai sarana bagi penulis untuk menuangkan ilmu yang telah didapat pada
     perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian, dan memberikan pengetahuan
     kepada penulis tentang peternakan ayam broiler. Harapannya adalah agar
     penulis bisa mengapresiasikan hasil tulisannya dengan mencoba merintis
     usaha peternakan ayam broiler di masa yang akan datang.
4.   Bagi pembaca karangan ilmiah ini bermanfaat untuk menambah lagi wawasan
     tentang ayam broiler serta kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan
     dihadapi pada saat menjalankan usaha ayam broiler tersebut.
5.   Bagi pembuat kebijakan agar sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
     kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan peternak ayam broiler.



                                                                               11
1.5. Ruang Lingkup
        Penelitian   ini   memiliki    keterbatasan    ruang    lingkup,   adapun
keterbatasannya adalah :
1.   Menganalisis faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai pendugaan
     parameter.
2.   Menjelaskan secara diskriptif tentang sumber-sumber risiko karena sumber-
     sumber risiko tersebut tidak memiliki nilai sehingga tidak dapat di modelkan.
3.   Penanganan risiko yang dilakukan hanya pencegahan karena masih peternak
     rakyat yang belum memiliki badan hukum serta manajemen yang baik.
4.   Responden dipilih yang dapat mewakili peternak lainnya.




                                                                                12
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler
       Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya
ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada
saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 4-5 minggu sudah
bisa   dipanen.   Dengan   waktu    pemeliharaan    yang   relatif   singkat   dan
menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
       Ayam broiler mulai dirintis pada tahun 50-an, pada tahun 1950-1961
merupakan tahap perintisan ayam broiler di Indonesia. Usaha peternakan ayam
broiler ini merupakan usaha yang paling berfluktuatif, mulai dari harga input
seperti harga DOC maupun pakan ternak tersebut sampai kepada harga jual
produknya yaitu daging ayam. Selain itu juga dalam proses pembudidayaannya
membutuhkan perhatian yang khusus agar ayam tersebut terlindungi dari hama
dan penyakit. Biasanya ayam broiler lebih membutuhkan perlakuan khusus pada
saat musim penghujan tiba. Hal itu disebabkan karena pada saat musim penghujan
tiba kondisi kandang juga akan dapat berubah jika tidak diperhatikan seperti
kandang menjadi lembab yang dikarenakan suhu didalam kandang menurun.
Sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menjaga kestabilan suhu di kandang.
       Seiring waktu berjalan ayam broiler semakin berkembang setiap tahunnya,
hal tersebut diiringi dengan semakin banyaknya produsen input seperti pakan
ternak, DOC, serta input lainnya yang menawarkan produk. Dengan semakin
banyaknya peternak ayam broiler maka harga juga mulai bersaing terhadap
peternak. Pada awal perkembangan ayam broiler tersebut harga dipeternak kecil
berbeda dengan harga yang ditetapkan peternak besar, sehingga peternak kecil
mengalami ketidakstabilan harga ayam dan biaya input yang dikeluaran juga
terlalu tingga karena peternak kecil membeli input dengan harga satuan.



                                                                                13
Dengan keadaan demikian maka pemerintah ikut serta dalam menjaga
kestabilan usaha peternakan ayam broiler dengan cara membuat kebijakan yang
dapat membantu meringankan dalam memproduksi usaha peternakan tersebut.
Kebijakan tersebut diatur dalam Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1981 tentang
Pembinaan Usaha Peternakan Ayam, yang jiwanya menganut pemerataan
kesempatan usaha dengan keseragaman skala usaha. Secara keseluruhan
Pembinaan Usaha Peternakan Ayam menurut Keppres No. 50 Tahun 1981
sungguh melegakan para penganut pemerataan kesempatan usaha dengan
keseragaman maksimal skala usaha. Sehingga konflik antara peternak kecil dan
peternak besar dapat teratasi karena mereka sudah memiliki wilayahnya masing-
masing.
       Setelah Keputusan Presiden dibentuk tidak lama kemudian untuk
menyempurnakan pembinaan peternak langsung ke lapangannya maka dilakukan
dengan sistem Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Dengan kedatangan PIR ini
diharapkan akan mendukung semakin membaiknya kondisi peternakan ayam
broiler di Indonesia karena mendapatkan penyuluhan langsung tentang usaha
peternakan ayam broiler. Pendampingan para penyuluh ini sangan membantu
peternak ayam tersebut. Hal ini dikarenakan peternak ayam broiler rata-rata
berskala kecil sehingga masih membutuhkan pengarahan tentang usaha
peternakan ini. Keberadaan PIR ini juga sangat membantu peternak ayam sebagai
plasma dalam bentuk penyediaan faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan,
obat-obatan, vaksinasi dan vitamin.
       Plasma mendapatkan faktor produksi tersebut dengan harga yang lebih
murah dibandingkan jika peternak membelinya dengan harga eceran kepada
grosir. Pemakaian faktor produksi tersebut dilakukan selama proses produksi
berlangsung sampai masa panen tiba sedangkan pembayaran faktor produksi
tersebut dapat dilakukan pada saat panen dipotong dari hasil panen yang telah
didapat. Kegiatan tersebut lebih membantu dibandingkan dengan peternak ayam
broiler mandiri, peternak mandiri merupakan peternak yang berdiri sendiri tanpa
bantuan dari instansi atau lembaga lain. Semua kegiatan yang dilakukan dengan
kebijakan peternak itu sendiri. Mulai kegiatan penyediaan faktor produksi sampai
kepada proses pendistribusian dagingnya dilakukan dengan sendiri.



                                                                             14
Usaha    peternakan    dapat   digolongkan    menjadi    beberapa   bagian.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96,
usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Peternakan Rakyat,
Pengusaha Kecil Peternakan dan Pengusaha Peternakan. Peternakan Rakyat
adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam broiler dengan kapasitas
maksimal sebesar 15.000 ekor per periode. Peternakan rakyat mempunyai
beberapa karakter yaitu modal terbatas, adanya masa istrahat kandang, kandang
dibangun dengan sederhana, tenaga kerja biasanya dari rumah tangga.
       Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam
broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 65.000 ekor per periode, peternakan ini
sudah mulai baik dibandingkan dengan peternakan rakyat dibidang manajemen,
tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman dan biasanya sudah memiliki
legalitas hukum berupa perseorangan. Selain itu, pengusaha peternakan adalah
peternakan yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas melebihi 65.000
ekor per periode. Selain kapasitas produksi, perusahaan peternakan dapat dilihat
dari teknologi yang serba modern dalam melakukan budidayanya, sudah memiliki
legalitas hukum berupa perusahaan, memiliki manajemen yang baik dan memiliki
tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya.
       Pengusaha peternakan ini memiliki kelebihan yaitu mendapatkan
bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut telah ditegaskan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang Usaha
Peternakan. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa menteri yang
bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk
berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan
peternakan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan peternakan. Perundang-
undangan yang menjadi payung hukum bagi agribisnis usaha ayam broiler adalah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Adapun tujuan umum
pembentukan undang-undang ini adalah untuk pemeliharaan kesehatan hewan.
Tujuan utama penambahan produksi adalah untuk meningkatkan taraf hidup
peternak Indonesia dan untuk memenuhi keperluan bahan makanan yang berasal
dari ternak bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata.



                                                                               15
2.2. Risiko Produksi Ayam Broiler
       Risiko produksi adalah kemungkinan peluang terjadinya penurunan
produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Risiko tersebut
terjadi dari berbagai sumber risiko yang dapat menurunkan produksi, seperti
kondisi alam yang tidak stabil yang dapat menyebabkan ayam broiler terserang
penyakit dan dapat meningkatkan kematian pada ayam broiler tersebut. adanya
indikasi bahwa risiko produksi adalah dengan melihat tingkat bobot ayam
terhadap pakan sehingga menghasilkan produksi yang tidak stabil.
       Ada beberapa penelitian yang menganalisis tentang risiko produksi,
diantaranya Aziz (2009) Robi’ah (2006), dan Solihin (2009). Ketiga penelitian
tersebut menganalisis risiko produksi ayam broiler, Aziz di daerah Desa Tapos,
Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Solihin di daerah CV AB Farm Bojong
Genteng, dan Robi’ah di Sunan Kudus Farm, Bogor. Berdasarkan analisis ketiga
peneliti tersebut kondisi alam merupakan salah satu faktor risiko utama dalam
risiko produksi. Kondisi alam yang tidak stabil akan dapat berdampak kondisi
kandang   menjadi    mudah    penyakit   berkembang     biak   sehingga   banyak
menyebabkan ayam terkena penyakit. Penyakit yang sering muncul pada saat
musim hujan tiba adalah Coccidiosis (berak darah), Newcastle Disease (tetelo),
kekerdilan, kurang nutrisi serta mudah terserang penyakit. Kejadian ini juga
mengakibatkan tidak efesiennya dalam hal konversi pakan terhadap bobot ayam.
Hal ini dikarenakan kondisi tubuh ayam yang kedinginan sedangkan alat pemanas
jauh dari jangkauan sehingga menimbulkan rangsangan terhadap keluarnya bulu
ayam yang menjadikan pertumbuhan ayam terhambat.
       Hasil analisis Aziz, Robi’ah, dan Solihin, risiko produksi pada ayam
broiler adalah tinggi. Aziz menyatakan risiko produksi sangat tinggi dengan nilai
CV 1,75, risiko tersebut berasal dari risiko cuaca dan iklim yang menyebabkan
tingginya tingkat kematian sampai pada 10 persen. Selain dari faktor cuaca risiko
produksi berasal dari adanya fluktuasi harga yaitu harga pakan, obat-obatan,
DOC, dan harga jual produksi. Tingkat risiko yang dianalisis oleh Robi’ah
memiliki tingakt risiko sebesar 1,3 dan di sebabkan oleh adanya fluktuasi
sapronak serta adanya kenaikan harga input maupun stabilnya harga output.
Sedangkan tingkat risiko yang dianalisis oleh Solihin sangat tinggi dibandingkan



                                                                              16
Aziz dan Robi’ah yaitu dengan CV 2,63. Risiko ini sangat tinggi bagi peternak,
dan risiko tersebut timbul berasal dari harga sapronak (pakan, DOC, pemanas)
terus meningkat sementara harga jualnya relatif tetap. Paramter kesuksesan proses
produksi menurut Solihin adalah Indeks Prestasi Produksi. Solihin juga
menjelaskan adanya pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan sedangkan
Aziz dan Robi’ah tidak menjelaskan dampak risiko terhadap pendapatan. Adanya
risiko disebabkan karena adanya penyimpangan indeks prestasi standar dengan
indeks prestasi yang telah dijalankan. Maka pendapatan untuk setiap periodenya
juga berfluktuasi. Rata-rata penyimpangan yang terjadi sebesar 32,6 persen yang
berisiko mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar 157,1 persen atau Rp
342.290.546. adanya penyimpangan ini disebabkan oleh fluktuasi harga sarana
produksi ternak dan fluktuasi harga jual. Sehingga perbandingan satu risiko
nilainya semakin meningkat bila dikonversikan terhadap biaya.
       Hasil analisis Fariyanti (2008) yang berjudul “Perilaku Ekonomi Rumah
Tangga Petani Sayuran Pada Kondisi Risiko Produksi dan Harga di Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung”. Penelitian tersebut menggunakan model
Garch untuk melihat nilai dari risiko produksi pada komoditi kubis dan kentang.
Pada komoditi kentang dihasilkan error kuadrat periode sebelumnya memiliki
taraf nyata dibawah satu persen, sedangkan variance error produksi musim
sebelumnya mempunyai taraf nyata dibawah lima persen. Parameter tersebut
bertanda positif menandakan bahwa semakin tinggi risiko produksi kentang pada
musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya.
       Hubungan     penggunaan     input   dengan   variance    error   produksi
menunjukkan bahwa benih memiliki taraf nyata dibawah lima persen dan pupuk
urea memiliki taraf nyata dibawah 10 persen, sedangkan lahan garapan kentang,
pupuk TSP, KCL, tenaga kerja, dan obat-obatan (pestisida, insektisida,) tidak
mempunyai pengaruh nyata. Dengan demikian, pada usahatani kentang,
penggunaan benih, luas garapan, dan obat-obatan merupakan factor yang dapat
mengurangi risiko produksi. Sedangkan pupuk urea, TSP, KCl, dan tenaga kerja
merupakan faktor yang menimbulkan adanya risiko produksi. Untuk komoditas
kubis dari enam parameter yang diduga terdapat empat parameter yang
mempunyai taraf nyata dibawah satu persen, yaitu luas lahan garapan kubis,



                                                                              17
pupuk urea, tenaga kerja, dan obat-obatan (pestisida dan insektisida). Sedangkan
benih kubis mempunyai taraf nyata dibawah 15 persen, dan pupuk majemuk NPK
memiliki taraf nyata dibawah 20 persen. dengan demikian luas lahan garapan
kubus dan obat-obatan menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi.
Sebaliknya, benih kubis, pupuk urea, pupuk majemuk NPK, dan tenaga kerja
menjadi faktor pengurang risiko produksi.

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler
       Faktor-faktor produksi merupakan semua masukan atau input yang
dilakukan untuk melakukan proses produksi untuk menghasilkan keluaran atau
output. Faktor produksi merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
suatu produksi yang akan diperoleh. Menurut Soekartawi (2002), berdasarkan
berbagai pengalaman yang menjadi faktor-faktor produksi adalah luasan lahan,
modal, bibit, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen.
       Penelitian yang menjelaskan tentang faktor-faktor produksi adalah Merina
(2004) dan Anggraini (2003). Merina meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko usaha peternakan ayam broiler di Bekasi sedangkan
Anggraini meneliti tentang risiko sapi perah dengan melihat faktor-faktor
penyebab risiko dari sapi perah tersebut. Anggraini menjelaskan bahwa tingkat
risiko yang pada usaha ayam broiler berfluktuatif setiap periodenya, hal tersebut
dapat dilihat dari tingkat CV 0,92 dan tingkat pengembaliannya yang rendah.
Sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dari perusahaan tersebut pada
setiap periodenya. Keuntungan yang dihasilkan selalu bernilai positif namun
hanya pada dua periode dari 12 periode yang mengalami kerugian dikarenakan
adanya penyakit dan harga jual ayam turun.
       Berdasarkan analisis Merina risiko produksi dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan usaha ayam broiler. Variabel-variabel yang digunakan untuk melihat
pengaruhnya terhadap risiko adalah fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatan,
mortalitas, bonus karyawan, jumlah produksi, jumlah DOC yang dipelihara, harga
ayam broiler, dan luas lahan. Dari hasil analisis regresi didapat tingkat
kepercayaan 90,6 persen, namun tidak diikuti dengan ada variabel-variabel yang
signifikan terhadap tingkat risiko tersebut. Hal ini disebabkan karena didalam
variabel tersebut terdapat variabel yang memiliki multikolinier. Dan kemudian


                                                                              18
dilakukan analisis regresi komponen utama 1, 2, dan 3 dengan tingkat keragaman
39,1 persen, 62,7 persen, dan 78,5 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatan/vitamin, harga ayam, waktu penjualan
dan mortalitas merupakan variabel yang signifikan terhadap risiko usaha ayam
broiler.
           Menurut Anggraini bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat risiko
dalam usaha peternakan sapi perah di Kebon Pedes, Bogor adalah fluktuasi
keuntungan di musim hujan, fluktuasi keuntungan di musim kemarau, fluktuasi
harga susu, fluktuasi harga pakan, skala usaha, dan saluran pemasaran. Dan hasil
analisis risiko didapat tingkat risiko sebesar 0,2 atau 20 persen dari pendapatan
bersih rata-rata (return) yang diperoleh.
           Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan yang dimiliki adalah semua
literatur menggunakan komoditas yang sama kecuali Anggraini menganalisis sapi
perah dengan menggunakan analisis risiko untuk melihat tingkat risiko usaha.
Sedangkan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Aziz,
Solihin, dan Robi’ah tidak menjelaskan seberapa besar faktor produksi dalam
menimbulkan risiko produksi dan dalam menganalisis faktor-faktor produksinya
berbeda, mereka menggunakan deskriptif sedangkan penelitian sekarang
menggunakan        Cobb-Douglass.   Untuk   penelitian Merina    dan   Anggraini
menjelaskan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pendapatan sedangkan
penelitian yang sekarang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ayam broiler. Perbedaan dengan penelitian Farianti adalah pada komoditas,
penelitian ini dilakukan pada komoditas ayam broiler sedangkan Anna komoditas
sayuran, penelitian ini hanya untuk menganalisis pengaruh input terhadap
produksi serta melihat input-input yang dapat mengurangi atau menimbulkan
risiko produksi, sedangkan penelitian Farianti sampai pada pengaruhnya terhadap
ekonomi rumah tangga.




                                                                              19
Tabel 6. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian yang dilakukan
         Nama                                                      Metode
 No.                  Tahun           Judul Penelitian
         Penulis                                                  Analisis

                               Analisis Risiko dalam Usaha    Analisis Risiko
                               Ternak Ayam Broiler (Studi     (Kuantitatif
        Faishal
  1                   2009     Kasus Peternakan X di Desa     dan Kualitatif)
       Abdul Aziz
                               Tapos, Kecamatan Tenjo,
                               Kabupaten Bogor)

                               Risiko Produksi dan Harga      Analisi Risiko,
                               Serta Pengaruhnya Terhadap     Analisis
                               Pendapatan Peternakan Ayam     Pendapatan,
       Muhamad
  2                   2009     Broiler CV AB Farm,            Analisis R/C,
        Solihin
                               Kecamatan Bojonggenteng-       Indeks
                               Sukabumi                       Prestasi
                                                              Produksi

                               Perilaku Ekonomi Rumah         Arch-Garch
                               Tangga Petani Sayuran dalam
         Anna                  Menghadapi Risiko Produksi
  3                   2008
        Fariyanti              dan Harga Produk di
                               Kecamatan Pengalengan,
                               Kabupaten Bandung

                               Manajemen Risiko Usaha         Analisis
                               Peternakan Broiler pada        Risiko, dan
          Siti
  4                   2006     Sunan Kudus Farm di            Analisis
        Robi’ah
                               Kecamatan Ciampea              Deskriptif
                               Kabupaten Bogor

                               Analisis Pendapatan Tunai,     Analisis
                               Risiko dan Faktor-Faktor       Risiko,
          Desi
  5                   2004     yang Mempengaruhi Risiko       Pendapatan
         Merina
                               Usaha Peternakan Broiler di    Tunai, dan
                               Perusahaan X, Bekasi           Regresi.

                               Analisis Risiko Usaha          Analisis Risiko
       Puspitasri
                               Peternakan Sapi Perah (Studi   dan Analisis
  6      Dewi         2003
                               Kasus di Kelurahan Kebon       Regresi
       Anggraini
                               Pedes, Bogor)




                                                                            20
III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Risiko
       Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha pasti memiliki
risiko. Para pakar memiliki pemahaman tersendiri dalam mengartikan sebuah
risiko. Menurut Kountur (2006), risiko adalah kemungkinan kejadian yang
merugikan. Menurut Vaughan yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi (1997 :
18) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut :
1. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian)
       Chance of Loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan
dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan.
Kerugian, sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam statistik,
maka chance sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan
munculnya situasi tertentu.
2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian).
       Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di
antara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian
risiko yang dipakai sehari-hari, akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok
dipakai dalam analisis secara kuantitatif
3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian)
       Tampaknya      ada     kesepakatan   bahwa       risiko   berhubungan dengan
ketidakpastian. Karena itulah ada penulis yang mengatakan bahwa risiko itu sama
artinya dengan ketidakpastian.
       Menurut Kountur (2006), Robison dan Barry (1987), sikap seseorang
dalam menghadapi risiko berbeda-beda. Teori ini menjelaskan bahwa ada tiga
kelompok sikap orang dalam menghadapi risiko yaitu:
1.   Risk Aversion merupakan sikap dalam pengambilan keputusan yang takut
     akan risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam
     (variance) dari keuntungan maka pengambil keputusan akan mengimbangi
     dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan.
2.   Risk Taker merupakan sikap yang berani mengambil keputusan suatu usaha
     walaupun usaha tersebut berisiko tinggi, sikap ini ditunjukkan jika terjadi


                                                                                 21
kenaikan ragam suatu usaha dari keuntungan maka pengambil keputusan akan
     menurunkan keuntungan sehingga merasa puas jika dapat menangani risiko
     yang tinggi.
3.   Risk Netral merupakan sikap yang netral terhadap risiko yang dihadapi. Sikap
     ini ditunjukkan jika terjadi kenaikan atau penurunan ragam dari keuntungan
     maka pengambil keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan atau
     menurunkan keuntungan yang diharapkan.

3.1.2. Jenis Risiko
       Menurut Kountur (2006), perusahaan akan menghadapi berbagai macam
risiko. Risiko-risiko tersebut berada di hampir setiap tempat dan kegiatan yang
ada di dalam perusahaan. Karena begitu banyak macam risiko maka risiko-risiko
tersebut perlu dikelompokkan kedalam kelompok risiko yang mempunyai
kemiripan satu sama lain. Dengan mengelompokkan, risiko-risiko tersebut akan
lebih mudah ditangani. Risiko-risiko yang memiliki persamaan atau kemiripan
satu sama lain pada umumnya ditangani dengan cara yang mirip pula. Begitu
sebaliknya, jika risiko-risiko yang berbeda maka akan ditangani dengan cara yang
berbeda juga. Gambar 3 menunjukkan jenis-jenis risiko yang dihadapi.




                                                        Risiko
                                                       Spekulatif
                       Berdasarkan
                        Akibatnya
                                                         Risiko
                                                         Murni
     Risiko

                                                        Risiko
                                                       Keuangan
                       Berdasarkan
                       Penyebabnya
                                                         Risiko
                                                       Operasional

Gambar 3. Jenis-Jenis Risiko
         Sumber : Kountur, 2006




                                                                              22
Gambar 3 menunjukkan bahwa risiko dapat dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan atau melihat risiko dari
penyebabnya. Melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan, risiko dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko spekulatif dan risiko murni. Risiko
spekulatif adalah jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga
memberikan keuntungan atau kemungkinan kejadian yang bisa berakibat
merugikan atau jika tidak merugikan sebaliknya bisa memberikan keuntungan,
sedangkan risiko murni adalah jenis risiko dimana akibatnya tidak memungkinkan
untuk memperoleh keuntungan dan yang ada hanyalah kemungkinan rugi.
       Sedangkan jenis risiko lainnya dilihat dari berdasarkan penyebabnya. Jenis
risiko ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko keuangan dan risiko
operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-
faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, perubahan tingkat
bunga. Sedangkan risiko operasional adalah jenis risiko yang disebabkan oleh
faktor-faktor operasional. Seperti faktor manusia, teknologi dan alam.

3.1.3. Teori Produksi
       Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya)
menjadi satu atau lebih output (produk). Menurut Joesron dan Fathorozi (2003)( 1)
Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input. Pengertian ini dapat dipahami
bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan
untuk menghasilkan output.
       Menurut Soekartawi (2002) adalah perangkat prosedur dan kegiatan yang
terjadi dalam menciptakan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha
lainnya yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Input
merupakan masukan atau bahan baku yang diperlukan untuk menciptakan suatu
produk. Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi
cirri khusus berupa suatu fungsi produksi.
       Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan
jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang


1
       http://www.google.com//fungsi produksi// (April 2011)


                                                                              23
digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah
faktor produksinya sebagai “independent variabel”Faktor produksi merupakan
semua korbanan yang diberikan pada komoditas agar komoditas tersebut mampu
menghasilkan produk.
       Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
                       Y = f (X1, X2, X3, X4, X5........,Xn)
Dimana :
Y      = Jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap siklus produksi
f      = Mentransformasikan faktor-faktor produksi kedalam hasil produksi
X      = Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi

       Pada rumus di atas dapat dilihat bahwa produksi (Y) yang dihasilkan
sangat tergantung dari peranan X1, X2, X3,.....Xn. Fungsi produksi pada kondisi
tersebut termasuk kedalam kondisi model Neo-klasik dimana sifat-sifat dari fungsi
produksi Neo-klasik dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Fungsi yang berkesinambungan dan dapat dibedakan
2) Berlaku “Law of Deminishing Return” dimana hukum tersebut menjelaskan
    bahwa jika suatu faktor produksi terus ditambah dalam suatu proses produksi,
    sedangkan faktor produksi lainnya tetap maka tambahan jumlah produksi per
    satuan faktor produksi akan menurun. Hal tersebut menggambarkan adanya
    kenaikan hasil yang negatif dalam kurva produksi.
3) Tanpa input tidak dapat berproduksi, dan semakin banyak input yang
    digunakan akan semakin banyak juga output yang dihasilkan.
       Gambar 4 tersebut merupakan “Kurva Produksi” yang berlaku umum dan
banyak ditulis dalam buku-buku teori ekonomi yang membahas perilaku produksi.
Kurva produksi itu memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam
produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus (kontinue) pada suatu
input yang tetap (misalnya X3, X4 dan X5). Pada proses pertama, setiap tambahan
input akan memberikan tambahan produk yang semakin bertambah atau
“Increasing Return”. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang
semakin berkurang pada setiap tambahan input atau “Diminishing Return”. Pada
proses ke tiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau
“Decreasing Return”.



                                                                              24
Suatu contoh perilaku produksi tersebut adalah pemberian obat-obatan
dalam pakan ayam untuk menaikkan produksi bobot daging ayam. Pemberian
dosis tahap pertama yang relatif dari dosis nol sampai dosis agak tinggi
menyebabkan adanya tambahan bobot daging yang semakin bertambah. Jika dosis
ditingkatkan lagi maka sifat obat akan menjadi racun mulai tampak dengan
ditandai tambahan bobot daging menjadi semakin berkurang. Pada proses akhir,
jika dosis obat menjadi sangat berlebihan maka sifat racun obat berpengaruh kuat
dan menyebabkan tidak ada tambahan bobot daging tetapi justru ada penurunan
bobot daging tersebut.
       Dalam fungsi proses produksi dapat dijelaskan pada Gambar 4 tentang
tahapan dari suatu proses produksi.


      Output (Y)




                                                      Total Produksi




                                    Stage II
                          Stage 1               Stage III


                                                            Produk Rata-Rata
                                                                  Input (X)

Gambar 4. Tahapan Proses Produksi              Produk Marjinal
          Sumber : Soekartawi, 1986

       Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa hubungan fungsi produksi dengan
produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (PR) terhadap tingkat produksi suatu
komoditas. Selain itu juga menjelaskan didaerah yang mana produksi tersebut
berada apakah daerah irrasional atau rasional. Produk Marjinal adalah tambahan
satu-satuan input (X) yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan
satu-satuan output (Y). Dengan demikian PM dapat dituliskan dengan ∆Y/∆X.
Kalau terjadi PM konstan maka dapat diartikan bahwa setiap tambahan unit input
dapat menyebabkan tambahan satu-satuan unit output secara proporsional. Bila
terjadi suatu tambahan satu-satuan unit input yang menurun, maka PM akan


                                                                               25
menurun. Jika penambahan satu-satuan unit input yang menyebabkan satu-satuan
unit output yang semakin menaik secara tidak proporsional, maka peristiwa ini
disebut dengan produktivitas yang menaik.
        Produk rata-rata (PR) adalah perbandingan tingkat produksi total (PT)
dengan jumlah input yang digunakan. Sehingga dapat di tulis dengan rumus Y/X.
Dengan demikian hubungan PM dengan PR adalah sebagai berikut :
a)   Bila PM lebih besar dari PR, maka proporsi PR masih dalam keadaan menaik.
b) Bila PM lebih kecil dari PR, maka proporsi PR dalam keadaan menurun.
c)   Bila terjadi PM sama dengan PR, maka dalam keadaan maksimum.
        Perubahan dari jumlah produksi yang disebabkan oleh faktor produksi
yang digunakan dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi
(Ep) merupakan persentasi perbandingan output yang dihasilkan sebagai akibat
dari persentase dari input yang digunakan atau PM/PR. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan hubungan antara PM dan PT serta PM dan PR dengan besar kecilnya
(Ep) adalah sebagai berikut :
1) Ep=1, bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya.
2) Bila PM=0, dalam situasi PR sedang menurun, maka Ep=0
3) Ep >1 bila PT menaik pada tahapan “increasing rate” dan PR juga menaik di
     stage 1. Disini peternak masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang
     cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambah.
4) Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1<Ep<0, dalam
     keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak di imbangi secara
     proposrsional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa ini terjadi pada
     stage 2, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap menaik
     pada tahapan “decreasing rate”.
5) Nilai Ep < 0 yang berada pada stage 3, pada situasi demikian PT dalam
     keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun.
     Dalam kondisi ini maka setiap upaya untuk meningkatkan sejumlah input
     tetap akan merugikan bagi peternak.
        Sebagai produsen yang rasional akan berproduksi pada tahap II, hal ini
disebabkan pada daerah ini tambahan satu unit faktor produksi akan member
tambahan produksi total (TP), walaupun produksi rata-rata (AP) dan Produk



                                                                               26
Marginal (MP) menurun tapi masih positif dan pada tahap ini akan dicapai
pendapatan yang maksimum.
       Menurut Soekartawi (2002) fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan
suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atu lebih variabel. Variabel
yang dijelaskan disebut variabel dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan
disebut variabel independen (X). Dimana variabel dependen berupa output dan
variabel independen berupa input. Adapun persamaan mematis dari fungsi Cobb-
Douglas secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

                         𝑌 = 𝑏0 𝑋1𝑏1 𝑋2𝑏2 𝑋3𝑏3 , … . . , 𝑋 𝑖 𝑏𝑖 𝑒 𝑢
Dimana
Y        = Variabel Dependen
X        = Variabel Independen
 𝑏0 , 𝑏1 = Besaran yang akan diduga
u        = Unsur sisa
e        = Logaritma natural (e = 2,718)

3.1.4. Model Just and Pope
       Untuk menghasilkan sebuah produk melalui proses produksi yang
membutuhkan masukan (input) untuk menjadikan sebuah produk tidak lepas
dengan ketidakpastian, sehingga mengalami risiko produksi. Just dan Pope
merupakan ahli ekonometrika dalam Phoebe Koundouri dan Celine Naugas
(2005) mengembangkan model umum untuk penanganan risiko produksi
ekonometri. Pendekatan mereka telah cukup populer di kalangan ekonom
pertanian.
       Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Just dan Pope adalah untuk
membangun fungsi produksi sebagai jumlah dari dua komponen, satu berkaitan
dengan tingkat output, dan satu lagi berkaitan dengan variabilitas output.
Spesifikasi ekonometrika ini memungkinkan untuk menjelaskan dampak dari
proses produksi yang berasal dari input dan output berpengaruh terhadap risiko.
Dengan demikian, dalam Just dan Pope dalam fungsi produksi tidak mengabaikan
unsur risiko karena dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah pada koefisien
variabel. Hal ini dapat dilihat dari output galat standar (error term) yang salah
dengan menunjukkan hasil yang jauh lebih besar dalam estimasi dari pada
kenyataan yang diperoleh.


                                                                              27
Pendekatan dengan menggunakan model Just and Pope ini untuk
mengetahui faktor-faktor produksi yang dapat menyebabkan peningkatan atau
penurunan produksi. Selain melihat pengaruhnya terhadap produksi, model ini
juga dapat melihat pengaruh faktor produksi terhadap risiko. Untuk melihat faktor
produksi yang mengurangi dan meningkatkan risiko dapat dilihat pada nilai
koefisiennya, jika koefisien bertanda positif maka menimbulkan risiko sedangkan
yang bertanda negatif mengurangi risiko produksi (Fariyanti, 2008).

3.1.5 Sumber-Sumber Risiko
        Risiko timbul bukan karena pengaruh dari faktor-faktor produksi yang
digunakan. Sumber-sumber risiko menurut Harwood (1999) adalah sebagai
berikut.
1.   Risiko Produksi
     Risiko produksi terjadi pada saat proses penggunaan input untuk
     dikonversikan menjadi output, saat proses ini risiko produksi biasanya
     muncul. Risiko produksi terjadi seperti gagal panen, produksi rendah, kualitas
     kurang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh hama dan penyakit, curah hujan,
     maupun teknologi serta penggunaan sumber daya yang kurang kompeten.
2.   Risiko Pasar (harga)
     Risiko pasar terjadi pada saat produk telah dihasilkan dan siap untuk
     didistribusikan ke tangan konsumen, saat proses perpindahan dari produsen
     ke konsumen ini terjadi risiko pasar. Risiko pasar bisa terjadi karena produk
     tidak dapat terjual, disebabkan oleh perubahan harga output, permintaan
     rendah, ataupun banyak produk substitusi. Risiko pasar ini berhubungan
     dengan mekanisme antara konsumen dengan produsen yang dapat
     menimbulkan permintaan dan penawaran.
3.   Risiko Kelembagaan
     Risiko kelembagaan ini adalah lebih melihat peran dari kelembagaan terkait
     apakah memiliki hubungan positif atau negatif. Hubungan tersebut akan
     mempengaruhi risiko kelembagaan. Risiko kelembagaan terjadi karena
     perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah, baik dari segi penggunaan
     pestisida dan obat-obatan, pajak dan kredit.




                                                                                28
4.   Risiko Finansial
     Risiko finansial ini berhubungan dengan alur keuangan yang digunakan untuk
     kelangsungan usaha tersebut. Risiko finansial terjadi karena tidak mampu
     membayar hutang jangka pendek, kenaikan tingkat suku bunga pinjaman,
     piutang tak tertagih sehingga menyebabkan penerimaan produksi menjadi
     rendah.
3.1.6. Manajemen Risiko
       Manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk
menangani berbagai permasalah yang disebabkan oleh adanya risiko, juga berarti
suatu cara untuk menangani masalah-masalah yang mungkin timbul disebabkan
karena adanya ketidakpastian (Kountur, 2004). Untuk menangani risiko
diperlukan strategi pencegahan risiko agar risiko dapat ditangani dengan baik.
Menurut Kountur (2006), dalam menangani risiko perlu strategi dalam
penanganan agar risiko tersebut dapat diminimalkan. Strategi penanganan risiko
menurut Kountur (2006) ada lima strategi yang digunakan yaitu menghindari,
mencegah, mengurangi kerugian, mangalihkan, dan mendanai.
       Strategi menghindar dilakukan jika risiko yang dihadapi terlalu besar,
yaitu kemungkinan terjadinya besar serta akibat yang ditimbulkan juga besar dan
risiko yang dihadapi tidak dapat dikendalikan oleh manajemen dan tidak dapat
ditangani dengan strategi-strategi penanganan risiko lainnya. namun tidak semua
risiko dapat dihindari dan menghindar kadang-kadang bukan cara yang terbaik.
Strategi menghindar sulit dilakukan jika menghindar dari suatu risiko namun
menghadapi risiko lain yang mungkin lebih besar dan risiko tersebut memberikan
upah yang sulit untuk ditolak. Strategi kedua adalah pencegahan, strategi
pencegahan adalah strategi yang digunakan untuk membuat kemungkinan
terjadinya risiko sekecil-kecilnya. Pencegahan risiko dapat dilakukan dengan cara
memperbaiki sistem dan prosedur, memperbaiki fasilitas, memperbaiki sumber
daya manusia, membuat aturan dan kebijakan. Strategi ini membuat risiko yang
berada di kwadran kanan-atas bergeser ke kanan-bawah; atau risiko yang berada
pada kwadran kiri-atas berpindah ke kiri-bawah, seperti yang digambarkan pada
Gambar 5.




                                                                              29
Kemungkinan (%)


                         X                       Y
     10%

                          X                      Y
     0
                          Rp 100jt           Akibat (Rp)
Gambar 5. Strategi Pencegahan Risiko
          Sumber : Kountur ,2006

               Strategi penanganan berikutnya adalah dengan pengurangan kerugian yang
dialami. Dalam strategi ini dilakukan untuk melakukan sesuatu agar sebelum
terjadi suatu kejadian kemungkinan terjadinya dibuat sekecil-kecilnya, strategi
pengurangan kerugian dimaksudkan untuk mengurangi kerugian setelah kejadian.
Pengurangan kerugian dilakukan pada risiko-risiko yang berada pada kwadran
kanan-atas dan kawan-bawah. Risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-atas
diusahakan ke kwadran kiri-atas, dan risiko-risiko yang berada pada kwadran
kanan-bawah berpindah ke kwadran kiri-bawah. Berikut dijelaskan pada Gambar
6.

kemungkinan (%)



         10%                 Y                   Y
                              X                  X
           0
                                  Rp 100jt   Akibat (Rp)
Gambar 6. Strategi Pengurangan Risiko
          Sumber : Kountur, 2006

               Strategi berikutnya adalah strategi mengalihkan risiko. Risiko-risiko yang
dapat dikendalikan dilakukan penanganan pencegahan dan pengurangan risiko,
sedangkan risiko yang tidak dapat dikendalikan penanganannya dilakukan dengan
pengalihan ke pihak lain. Risiko-risiko dapat dialihkan ke pihak lain yang
menanggung akibatnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk




                                                                                      30
mengalihkan risiko ke pihak lain diantaranya dengan mengalihkan risiko melalui
asuransi, hedging, leasing, factoring, dan outsourching.
       Strategi terakhir adalah dengan melakukan pendanaan kepada risiko yang
dihadapi. Perusahaan mempersiapkan dana sekiranya terjadinya kejadian yang
merugikan sehingga perusahaan memiliki dana untuk membiayai kerugian-
kerugian tersebut dengan demikian operasional perusahaan dapat terus berjalan.
Perusahaan dapat melakukan beberapa cara untuk mendanai risiko-risiko
operasionalnya. Cara-cara tersebut adalah menggunakan kas kecil, menyediakan
dana cadangan, melakukan self-insurance, dan membuat captive insurer.

3.2. Kerangka Operasional
       Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras pedaging yang mampu tumbuh
cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat. Broiler
juga mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani yang
dibutuhkan oleh manusia yang relative mudah dijangkau oleh semua kalangan.
Ayam broiler sangat potensial untuk dikembangkan hal tersebut dilihat dengan
semakin meningkatnya tingkat konsumsi terhadap daging ayam broiler seperti
yang telah dijelaskan dipendahuluan. Peningkatan konsumsi daging ayam broiler
seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia setiap
tahunnya. Selain itu juga daging ayam broiler menjadi pilihan untuk memenuhi
kebutuhan hewani karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan
daging ternak lainnya. Namun, dibalik potensi dari ayam broiler tersebut pada
umumnya peternak dihadapkan dengan ketidakpastian atau risiko dalam
menjalankan usaha ayam broilernya. Risiko yang dihadapkan adalah risiko
produksi. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak plasma dari perusahaan
Dramaga Unggas Farm (DUF) sebanyak 30 responden yang dipilih dengan
representative. Sistem budidaya yang diterapkan oleh peternak masih bersifat
tradisional yaitu masih menggunakan sistem kandang panggung serta penggunaan
peralatan yang masih tradisional.
       Penelitian yang dilakukan diidentifikasi bahwa dalam menjalankan proses
produksi peternak didampingi dengan risiko produksi. Indikasi yang menyatakan
bahwa peternak ayam broiler tersebut mengalami risiko produksi adalah dengan
adanya fluktuasi tingkat kematian dan produktivitas ayam broiler yang tidak


                                                                           31
sesuai antara aktual dan standar yang telah ditetapkan berdasarkan titik aman
dalam menjalankan suatu usaha. Tingkat kematian dan produktivitas yang
dihasilkan oleh peternak plasma DUF sangat beragam, ada yang tidak mencapai
standard normal dan ada juga peternak yang aktualnya melebihi standar yang
ditentukan. Keberagaman tersebut dapat dijadikan bahwa peternak plasma DUF
mengalami risiko produksi.
       Risiko produksi tersebut diduga berasal dari beberapa sumber risiko
produksi, seperti penggunaan faktor-faktor produksi maupun faktor cuaca/iklim.
Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menjalankan usaha ayam broiler
adalah DOC, pakan, sekam, vitamin, vaksin, obat-obatan, pemanas dan tenaga
kerja. Namun, faktor-faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas dan tenaga
kerja. Pemilihan faktor-faktor tersebut berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh
Merina serta berdasarkan hasil pengamatan selama dilapang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Just and Pope yang menyatakan bahwa didalam fungsi
produksi terdapat juga fungsi variance produksi. Sehingga pendekatan ini
memiliki dua fungsi. Fungsi produksi yang digunakan adalah dalam bentuk
logaritma natural. Pendekatan Just and Pope dilakukan adalah untuk mengetahui
faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi serta apa
pengaruhnya terhadap variance produksi. Untuk menilai apakah faktor-faktor
tersebut mengurangi atau menimbulkan variance produksi digunakan alat analisis
yaitu eviews 6. Alat analisis tersebut dapat menjelaskan sekaligus faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi serta melihat
pengaruhnya apakah faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan risiko produksi
atau menurunkan risiko produksi.
       Selain faktor-faktor produksi tersebut diduga ada faktor lain yang
mempengaruhi risiko produksi yaitu adanya perubahan cuaca/iklim yang tidak
menentu. Cuaca/iklim tidak masuk dalam model kareana faktor tersebut tidak
dapat dihitung nilainya sehingga dalam penilaiannya dilakukan secara pendugaan
deskriptif. Setelah diketahui faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi
risiko produksi dan variance produksi serta pengaruhnya terhadap produksi maka
dilakukan rekomendasi oleh peneliti agar faktor-faktor produksi tersebut dapat



                                                                               32
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler

Contenu connexe

Tendances

Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)fathriska
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxduniaimaji
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuNuruliswati
 
skripsi tepung telur
skripsi tepung telurskripsi tepung telur
skripsi tepung telurGombloh Agung
 
Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Dokter Tekno
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryEmi Suhaemi
 
Proposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingProposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingSuratno X-fRiend
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4PPGhybrid3
 
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak DasarHeritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak DasarLusia Komala Widiastuti
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERIRatna Arditya
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakDediKusmana2
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKMuhammad Eko
 

Tendances (20)

Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
 
Kambing boer
Kambing boerKambing boer
Kambing boer
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi PotongPemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
skripsi tepung telur
skripsi tepung telurskripsi tepung telur
skripsi tepung telur
 
Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)Buku bumil kek (57 72)
Buku bumil kek (57 72)
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for Poultry
 
Proposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingProposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam daging
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4AT Modul 2 kb 4
AT Modul 2 kb 4
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak DasarHeritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
 
Mentega
MentegaMentega
Mentega
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERI
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Dadih [autosaved]
Dadih [autosaved]Dadih [autosaved]
Dadih [autosaved]
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
 

En vedette

Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Poetra Chebhungsu
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...yoan santoso
 
Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Akuntan Syariah
 
contoh pendahuluan ayam broiler
contoh pendahuluan ayam broilercontoh pendahuluan ayam broiler
contoh pendahuluan ayam broilerbiehanzie
 
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...Rahayu Susanti
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Muhammad Ramlan
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanMarobo United
 
Kondisi tubuh
Kondisi tubuhKondisi tubuh
Kondisi tubuhBBPP_Batu
 
Form rekording di kandang unt warsubi
Form rekording di kandang unt warsubiForm rekording di kandang unt warsubi
Form rekording di kandang unt warsubimuhammad zamroni
 
Penyakit Stress Ruminansia
Penyakit Stress RuminansiaPenyakit Stress Ruminansia
Penyakit Stress RuminansiaAlfi Tawakal
 
Penelitian Terdahulu
Penelitian TerdahuluPenelitian Terdahulu
Penelitian Terdahuluchoirul61
 
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya fakultas peternakan
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya  fakultas peternakan ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya  fakultas peternakan
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya fakultas peternakan Arif Hakim
 
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierKasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierIU Mb
 

En vedette (20)

Pridarsanti
PridarsantiPridarsanti
Pridarsanti
 
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
 
Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1Skripsi achyar (revisi) 1
Skripsi achyar (revisi) 1
 
contoh pendahuluan ayam broiler
contoh pendahuluan ayam broilercontoh pendahuluan ayam broiler
contoh pendahuluan ayam broiler
 
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...PENGARUH AUDIT TENURE,  REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE,  UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...
 
Feli
FeliFeli
Feli
 
Tesis agussalim
Tesis agussalimTesis agussalim
Tesis agussalim
 
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
Skripsi muhammad ramlan analisis kesulitan keuangan (financial distress) peru...
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
 
Kondisi tubuh
Kondisi tubuhKondisi tubuh
Kondisi tubuh
 
Riset
RisetRiset
Riset
 
Form rekording di kandang unt warsubi
Form rekording di kandang unt warsubiForm rekording di kandang unt warsubi
Form rekording di kandang unt warsubi
 
Penyakit Stress Ruminansia
Penyakit Stress RuminansiaPenyakit Stress Ruminansia
Penyakit Stress Ruminansia
 
My Skripsweet
My SkripsweetMy Skripsweet
My Skripsweet
 
Penelitian Terdahulu
Penelitian TerdahuluPenelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
 
1 ilmu repro kebuntingan
1 ilmu repro kebuntingan1 ilmu repro kebuntingan
1 ilmu repro kebuntingan
 
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya fakultas peternakan
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya  fakultas peternakan ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya  fakultas peternakan
ayam pedaging (broiler) manfaat dan kandungannya fakultas peternakan
 
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierKasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
 

Similaire à Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler

HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...
HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...
HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...Repository Ipb
 
4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdfnagaganas1
 
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsihRifqi Cahyo
 
Kertas diskusi transgenik indonesia
Kertas diskusi transgenik indonesiaKertas diskusi transgenik indonesia
Kertas diskusi transgenik indonesiaWahyu Yuns
 
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...Tata Naipospos
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganBudinta Lubizz
 
Morfologi ayam boiler
Morfologi ayam boilerMorfologi ayam boiler
Morfologi ayam boilerputri kembar
 

Similaire à Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (11)

HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...
HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...
HUBUNGAN PARAMETER AGROKLIMAT LlNGKUNGAN TUMBUH ORTET TERHADAP KALOGENESIS IN...
 
4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf
 
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
 
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
2013 mirnawati-soedarwanto-surachmi-setiyaningsih
 
Kertas diskusi transgenik indonesia
Kertas diskusi transgenik indonesiaKertas diskusi transgenik indonesia
Kertas diskusi transgenik indonesia
 
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...
Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka Avian Influenza - IMAKAHI dan...
 
Slide Seminar Hasil
Slide Seminar HasilSlide Seminar Hasil
Slide Seminar Hasil
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapangan
 
11716456
1171645611716456
11716456
 
Morfologi ayam boiler
Morfologi ayam boilerMorfologi ayam boiler
Morfologi ayam boiler
 
Mas Taufiqqurrahman_EKKH.pptx
Mas Taufiqqurrahman_EKKH.pptxMas Taufiqqurrahman_EKKH.pptx
Mas Taufiqqurrahman_EKKH.pptx
 

Dernier

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Dernier (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler

  • 1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor) SKRIPSI IMAN SATRA NUGRAHA H34096045 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i
  • 2. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor) SKRIPSI IMAN SATRA NUGRAHA H34096045 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ii
  • 3. RINGKASAN IMAN SATRA NUGRAHA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA). Ayam broiler merupakan jenis unggas yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jenis unggas lainnya. Ayam broiler dapat dipanen kisaran 28-32 hari. Ayam broiler memiliki peluang yang sangat luas untuk dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan populasi ternak ayam broiler yang ada di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan populasi tersebut didukung dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun serta adanya kandungan gizi yang terkandung pada daging ayam broiler cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Ayam broiler memiliki penyebaran dari Sabang hingga Marauke, namun jumlah yang paling besar berada di pulau Jawa. Jawa Barat merupakan penyumbang terbanyak dalam memproduksi ayam broiler. Peternakan ayam broiler pada umumnya tidak melakukan usaha secara mandiri, karena peternak yang ada di Indonesia kebanyakan masih bersifat tradisional sehingga masih membutuhkan bantuan pihak lain. Kerja sama ini salah satu untuk mengurangi kerugian yang ditanggung oleh peternak ayam tersebut. Salah satunya adalah Peternakan ayam broiler yang ada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Dramaga tidak berdiri sendiri, melainkan melakukan kerjasama dengan perusahaan inti yang menyediakan semua faktor-faktor produksi. Peternak hanya mempersiapkan kandang , alat pemanas, sekam, serta peralatan lainnya seperti tempat pakan dan minum. Hal tersebut membuat beban peternak semakin berkurang, karena tidak lagi memikirkan faktor-faktor produksi serta pemasaran produknya, walaupun peternak melakukan kerjasama dengan perusahaan inti, peternak tidak terlepas dari risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi adalah produktivitas masih berfluktuasi pada setiap peternak, selain itu juga adanya tingkat kematian yang bervariasi. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1). Faktor- faktor produksi apa saja yang mempengaruhi Produksi Rata-rata dan variance produksi ayam broiler pada peternak plasma DUF ? dan 2). Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi rata-rata dan variance produksi peternak ayam broiler pada peternak plasma DUF ?. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1). Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi ayam broiler yang dihasilkan para peternak plasma DUF dan 2). Menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi ayam broiler yang digunakan terhadap risiko produksi ayam broiler yang dihasilkan peternak plasama DUF di Kecamatan Dramaga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dan observasi kepada peternak ayam broiler serta penyuluh di perusahaan inti. Data sekunder berasal dari internet, buku, penelitian terdahulu dan perpustakaan. Data yang digunakan iii
  • 4. adalah data panel yaitu gabungan antara data time series dan cross section. Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk penanganan risiko dan sumber risiko produksi, sedangkan kuantitatif digunakan untuk melihat faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan pengaruhnya terhadap variance produksi. Pengolahan data digunakan dengan program minitab 14 dan eviews 6. Peternak yang digunakan sebagai responden sebanyak 30 responden yang representative dan satu responden terdiri dari dua periode. Skala usaha satu peternak dengan peternak lainnya juga beraneka ragam, mulai dari 1.500-9.000 ekor ayam. Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, maka diperlukan faktor-faktor produksi sebagai parameter. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam pengolahan data adalah jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas serta tenaga kerja. Faktor-faktor produksi tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan pada kondisi lapangan yaitu semua peternak menggunakan jenis variabel produksi tersebut. Berdasarkan hasil pendugaan parameter menunjukkan bahwa secara umum semua variabel memiliki pengaruh signifikan terdapat produktivitas dan variance produksi. Untuk melihat pengaruh dari semua input terhadap produktivitas dan variance produksi digunakan dari nilai F. Nilai F hitung harus lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel, jika nilai F-hitung > F-tabel maka tolak H0. Penolakan H0 tersebut menunjukkan bahwa secara umum semua variabel produksi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap perubahan produktivitas dan variacen produksi. Selain dapat dilihat nilai F, penolakan H0 dapat dilihat dari nila P-value. Nilai P-value harus lebih kecil dengan taraf nyata yang digunakan. Taraf nyata yang digunakan sebagai acuan batas kewajaran adalah 20 persen. Hasil pendugaan parameter dapat disimpulkan secara bersama semua variabel yang digunakan berpengaruh signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F-hitung > F-tabel yaitu F-hitung sebesar 241 sedangkan F-tabel sebesar 2,18, atau dapat dilihat dari nilai P-value sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf nyata lima persen. Untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel terhadap produksi rata-rata dan variance produksi dapat dilihat dari uji t. Kriteria variabel berpengaruh terhadap produksi dan variance produksi dapat dilihat pada nilai P- value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan sebagai acuan yaitu 20 persen. Berdasarkan uji t dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas dibawah taraf nyara satu persen adalah jumlah DOC, pakan, pemanas serta tenaga kerja. Variabel yang signifikan pada taraf nyata dibawah dua persen adalah Doxerin Plus, dan yang tidak berpengaruh signifikan adalah Protect Enro, Neocamp dan vaksin. Variabel tersebut berada pada taraf nyata dibawah 93, 39 dan 43 persen. Untuk hasil pendugaan parameter variance produksi, faktor-faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap variance produksi hanya tenaga kerja dengan taraf nyata dibawah enam persen. Sedangkan variabel yang lainnya seperti jumlah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin serta pemanas tidak berpengaruh nyata terhadap variance produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai P-value diatas 61 persen. Namun, jika dilihat dari tanda koefisien variabelnya ada yang bertanda positif dan bertanda negatif. Jika koefisien variabel bertanda positif maka variabel tersebut termasuk variabel yang menimbulkan iv
  • 5. variance produksi. Dengan demikian variabel tersebut digunakan lebih banyak maka variance yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sedangkan jika koefisien variabel bertanda negatif maka variabel tersebut termasuk faktor produksi yang dapat mengurangi variance produksi. Hal ini berarti jika variabel tersebut semakin banyak digunakan maka variance yang dihasilkan akan semakin menurun. Faktor-faktor produksi yang termasuk menimbulkan variance produksi adalah jumlah DOC, Protect Enro dan tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi yang dapat mengurangi risiko adalah pakan, Doxerin Plus, Neocamp, vaksin serta pemanas. Sumber risiko produksi yang dialami oleh para peternak ayam broiler yang ada di Kabupaten Dramaga adalah sumber daya manusia atau pegawai dan cuaca/iklim yang tidak menentu. Untuk mengurangi risiko produksi tersebut dilakukan penanganan risiko dengan cara pencegahan risiko yaitu dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusianya dengan cara memberikan penyuluhan serta dengan membuat atau memperbaiki fasilitas agar cuaca yang tidak menentu dapat diatasi dengan fasilitas yang memadai. v
  • 6. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramga Unggas Farm Kabupaten Bogor) IMAN SATRA NUGRAHA H34096045 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 vi
  • 7. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor) Nama : Iman Satra Nugraha NIM : H34096045 Menyetujui, Pembimbing Ir. Netti Tinaprilla, MM. NIP. 19690410 1995 1220 1 Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus : vii
  • 8. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma pada CV DUF Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, September 2011 Iman Satra Nugraha H34096045 viii
  • 9. RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Desa Teluk Pulai Dalam, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatra Utara pada tanggal 24 September 1988. Penulis anak ke lima dari lima bersaudara yang berasal dari hasil pernikahan Bapak Syahlan dan Ibu Tarwini. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres No.115457 Teluk Pulai Dalam pada tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Plus Al-Azhar Medan pada tahun 2003. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2006 di SMA Al-Azhar Medan. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan keperguruan tinggi melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Program Diploma Program Studi Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 juga penulis melanjutkan ketingkat Sarjana melalui Program Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. ix
  • 10. KATA PENGANTAR Alhamduliilahihirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memproleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang ditulis dengan topik risiko dan fakor produksi ayam broiler yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Ayam Broiler (Studi Kasus Peternak Plasma Ayam Broiler Pada CV Dramaga Unggas Farm Kabupaten Bogor)”. Skripsi ini mengkaji faktor-faktor yang digunakan dalam menjalankan usaha ayam pedaging, seperti pakan, obat-obatan, vitamin, vaksin, tenaga kerja, sekam, pemanas, luas kandang, serta jumlah DOC. Input-input tersebut akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan dan dapat menimbulkan risiko yang akan mempengaruhi produksi ayam pedaging tersebut. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan yang baik terhadap faktor- faktor produksi ayam broiler agar menghasilkan produksi yang baik dan risiko produksinya juga menjadi rendah. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi pertimbangan bagi pihak pengambilan keputusan dalam penggunaan faktor-faktor produksi sehingga mendapatkan produksi yang maksimal dan dapat menghidari risiko yang mungkin akan terjadi selam proses produksi. Bogor, September 2011 Iman Satra Nugraha x
  • 11. UCAPAN TERIMAKASIH Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT dan menyampaikan terimakasih kepada : 1. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabarannya yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen penguji utama atas masukan, arahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini lebih mudah dimengerti pembaca. 3. Dra. Yusalina, Msi selaku dosen komi pendidikan atas saran dan masukkan terhadap format penulisan dan penggunaan kata-kata sehingga skripsi ini lebih baik. 4. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada seminar proposal yang telah memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini. 5. Dr. Rita Nurmalina, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dalam hal perkuliahan. 6. Ayahanda Syahlan dan Ibunda Tarwini tercinta, serta kakak tersayang (Rosita Harmaini, Heri Syafitri, Nova Febriansyah, Tia), dan abang (Kholik, Amru, dan Yazali), serta keponakan tersayang (Upi, Fifa, Yaya, dan Runah) atas doa, dorongan moril, materi, kesabaran, pengertian, motivasi, dan kasih sayangnya. 7. Pak Asep, Pak Rofi, Neng Gina dan Mbak Dewi yang telah memberikan bantuan dalam pengumpulan data responden selama penelitian. 8. Fitri Puspitasari yang telah memberikan motivasi serta dukungan selama penelitian sampai penulisan skripsi selesai. 9. Fahmi Abidin, Vela Rostwentivaivi Sinaga, Citra Kirana, Debina, Tiwi dan Amri sebagai teman kelompok yang memberikan informasi, saran, kritikan selama penulisan skripsi ini selesai. 10. Iqbal, Rahmat Wahyudin, Dian Saputra, Evin Eka Saputra, Bg Amli, Bg Hot, Bg Oki, Tika Ayu dan Kiki sebagai kawan seperantauan yang memberikan dukungan serta motivasi. xi
  • 12. 11. Rahma, Nanda, Roselina, Junita dan Eva Christy sebagai teman yang memberikan dukungan serta seperantauan. 12. Staf pegawai ekstensi agribisnis yang sabar melayani keperluan penulis mulai dari awal kuliah sampai dengan penelitian selesai. 13. Teman-teman jurusan agribisnis angkatan VII yang memberikan saran serta kritikan demi perbaikan penulisan skripsi. 14. Para peternak ayam broiler yang menjadi responden dalam penelitian ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi sehingga penelitian ini dapat selesai. 15. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semuga Allah SWT membalas dan memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Bogor, September 2011 Iman Satra Nugraha xii
  • 13. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 8 1.3. Tujuan ................................................................................................... 11 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11 1.5. Ruang Lingkup..................................................................................... 12 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 13 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler........................................................ 13 2.2. Risiko Produksi Ayam Broiler ............................................................ 16 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler ................ 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................... 21 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 21 3.1.1. Konsep Risiko ...................................................................... 21 3.1.2. Jenis Risiko ........................................................................... 22 3.1.3. Teori Produksi....................................................................... 23 3.1.4. Model Just and Pope .............................................................. 27 3.1.5 Sumber-Sumber Risiko ........................................................... 28 3.1.6. Manajemen Risiko ................................................................ 29 3.2. Kerangka Operasional .......................................................................... 31 IV. METODE PENELITIAN .......................................................................... 34 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 34 4.2. Data dan Instrumentasi ......................................................................... 34 4.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35 4.4. Metode Pengolahan Data ..................................................................... 35 4.4.1. Analisis Risiko Produksi Just dan Pope ................................ 35 4.4.2. Model ARCH-GARCH ........................................................ 38 4.5. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 40 4.6. Hipotesis ................................................................................................ 42 V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................ 44 5.1. Kondisi Geografi................................................................................... 44 5.2. Kondisi Demografi ............................................................................... 44 5.3 Karakteristik Responden ........................................................................ 47 5.3.1. Umur Responden ................................................................. 47 5.3.2. Tingkat Pendidikan ............................................................... 48 5.3.3. Pengalaman Pembudidaya Ayam Broiler .............................. 48 5.3.4. Luas Kandang dan Status Kepemilikan Lahan ....................... 49 5.3.5. Skala Usaha Ayam Broiler .................................................... 51 xiii
  • 14. 5.4. Proses Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Dramagav ................... 52 5.4.1. Pra Produksi .......................................................................... 52 5.4.2. Produksi Ayam Broiler.......................................................... 53 VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI ............................... 57 6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi ............................................... 57 6.1.1. Analisis Faktor-Faktor Pada Fungsi Produksi Rata-Rata .................................................. 60 6.1.2. Analisis Faktor-Faktor pada Fungsi Variance Produksi.................................................... 67 6.2. Sumber dan Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi ................... 74 VII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 79 7.1. Kesimpulan ........................................................................................... 79 7.2. Saran ..................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 81 LAMPIRAN ............................................................................................................. 83 KUISIONER PENELITIAN ................................................................................. 90 xiv
  • 15. DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 ............ 1 2. Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2005-2011 (ekor) ................. 3 3. Populasi Unggas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2008 (ekor) .. 4 4. Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2005-2011 ................... 4 5. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007 ................. 5 6. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian yang dilakukan ............................................................... 20 7. Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan Kelompok Umur Pada Tahun 2009 ................................................. 45 8. Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Tahun 2009 ................................................... 46 9. Distribusi Penduduk Dramaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2009 ............................................. 46 10. Jumlah Responden Peternak Ayam Broiler Berdasarkan Umur di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ................. 47 11. Tingkat Pendidikan Responden pada Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ......................... 48 12. Sebaran Responden Berdasarkan Lamanya Peternak Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 .......... 49 13. Jumlah Responden Berdasarkan Luas Kandang di Peternak Ayam Broiler Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ............................. 50 14. Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pada Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ......................... 51 15. Pengujian Mulitikolinieritas Terhadap Antar Variabel .................... 58 16. Ringkasan Hasil Uji Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey. ....................................................... 58 17. Hasil Pendugaan Persamaan Fungsi Produksi dan Variance Produksi Ayam Broiler Pada Kabupaten Bogor Tahun 2011........................... 59 18. Hasil Pendugaan Produksi Rata-Rata Terhadap Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam di Kabupaten Bogor Tahun 2011.... 61 19. Hasil Pendugaan Produksi Rata-Rata Terhadap Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam di Kabupaten Bogor Tahun 2011..... 68 xv
  • 16. DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Tingkat Kematian Ayam Broiler Pada Peternak Plasma DUF yang Panen di Bulan Mei dan Juni 2011 ...................................... 8 2. Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam Broiler di Kabupaten Darmaga 2011 .................................................. …. 10 3. Jenis-Jenis Risiko ........................................................................ 22 4. Tahapan Proses Produksi ............................................................. 25 5. Strategi Pencegahan Risiko .......................................................... 30 6. Strategi Pengurangan Risiko ........................................................ 30 7. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Ayam Broiler .......... 33 8. Skala Usaha Pada Responden Ayam Broiler di Kecamatan Dramaga Tahun 2011 ............................................ 51 xvi
  • 17. DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Populasi Ayam Broiler Per Provinsi Tahun 2004-2007 (ekor) ....... 83 2. Produksi Daging Nasional Per Provinsi Ayam Ras Pedaging Tahun 2004 - 2008 (Ton).............................. 85 3. Populasi Ayam Pedaging di Kabupaten Bogor Tahun 2010 ......... 86 4. Perkembangan Produksi Daging Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009 ........................................ 87 5. Faktor-Faktor Produksi dan Jumlah Pemakaian Faktor Produksi ......................................................... 88 6. Hasil Olahan ARCH-GARCH (1,1) .............................................. 94 7. Nama Responden Serta Identitas Usaha ........................................ 95 8. Penyebaran Lokasi Responden ..................................................... 96 9. Gambar Dokumentasi Penelitian Ayam Broiler ………………… 97 xvii
  • 18. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu perkekebunan, perikanan, tanaman pangan dan holtikultura. Sektor tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam kontribusi terhadap perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontribusi pertanian dapat dilihat pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB), dari hasil pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan atas dasar harga konstan Rp 2000 adalah sebesar 284,6 Triliun pada tahun 2008 dan 296,4 Ttriliun pada tahun 2009 atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Adapun peranan sektor pertanian terhadap PDB Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, sehingga sektor pertanian berada pada ranking kedua yang memiliki kontribusi terhadap PDB setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 26,4 persen. Struktur PDB dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 2009 2010 Lapangan Usaha 2008 2009 Triw I Triw II Triw I Pertanian, Peternakan, Kehutanan, 14,5 15,3 15,6 13,7 16,0 Perikanan Pertambangan dan Penggalian 10,9 10,5 10,0 11,3 11,2 Industri Pengolahan 27,9 26,4 27,0 26,4 25,4 Listrik, air bersih dan gas 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 Konstruksi 8,5 9,9 9,6 10,3 10 Perdagangan, Hotel dan restoran 14 13,4 13,3 13,9 13,9 Komunikasi dan pengangkutan 6,3 6,3 6,4 6,3 6,2 Keuangan dan real estet 7,4 7,2 7,5 7,1 7,2 Jasa-jasa 9,7 10,2 9,8 10,2 9,3 PDB 100 100 100 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi pada sektor pertanian sangat berpengaruh dalam meningkatkan PDB kedua setelah industri pengolahan. Peningkatan ini akan berdampak positif terhadap tingkat penggunaan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada umumnya masyarakat Indonesia banyak diserap tenaga kerjanya pada sektor pertanian dibandingkan 1
  • 19. pada sektor industri. Sektor pertanian tersebut meliputi perikanan, kehutanan, serta peternakan. Salah satu sektor pertanian yang setiap tahunnya relatif mengalami pertumbuhan adalah pada subsektor peternakan. Sumbangan subsektor peternakan dalam PDB sebesar Rp 34.530,7 milyar atau 1,60 persen pada tahun 2007 dan masih menyumbang 1,60 persen pemasukan negara pada tahun 2008 (Dinas Peternakan 2010). Hal tersebut membuktikan bahwa subsektor peternakan memiliki peran tersendiri dalam menyumbangkan PDB serta memiliki peran dalam pembangunan pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Selain itu, dengan meningkatnya bidang peternakan maka akan lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja, sehingga menurunkan tingkat penggangguran yang ada di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2007) menyatakan bahwa komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga relatif murah dan mudah diperoleh karena sudah merupakan barang publik. Dengan demikian, prospek yang sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di pedesaan melalui pemanfaatan sumberdaya secara lebih optimal. Prospek pasar dan pengembangan agribisnis ayam ras pedaging di Indonesia baik pada subsistem hulu, subsistem budidaya, maupun subsistem hilir sangat terbuka lebar. Perkembangan populasi ayam ras pedaging di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir senantiasa mengalami peningkatan, meskipun pada tahun 1997-1999 saat terjadinya krisis ekonomi populasi ayam sempat mengalami guncangan cukup besar yang mengakibatkan komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan populasi ayam mengalami penurunan hingga 50 persen. Pada awal tahun 2000 usaha ternak ayam ras pedaging mulai bangkit kembali karena kondisi perekonomian beranjak stabil. Pengusaha ayam broiler mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Selain itu juga, ayam broiler merupakan jenis unggas yang paling tinggi tingkat pertumbuhannya dibandingkan dengan jenis unggas lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada jumlah populasi ternak unggas Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2. 2
  • 20. Tabel 2. Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2005-2009 (ekor) Jenis Tahun Unggas 2005 2006 2007 2008 2009 Ayam Buras 278.954 291.085 272.251 243.423 249.963 Ayam Ras 84.790 100.202 111.489 107.955 111.418 Peterlur Ayam Ras 811.189 797.527 891.659 902.052 1.026.379 Pedaging Itik 32.405 32.481 35.867 39.840 40.680 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2011 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa angka yang ada pada ayam ras pedaging setiap tahunnya relatif mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 populasi unggas mengalami penurunan yang disebabkan meningkatnya harga- harga input seperti harga pakan yang meningkat. Karena harga pakan terjadi peningkatan maka akan meningkatkan biaya produksi sehingga secara global akan berdampak pada tingkat usaha sehingga jumlah populasi ayam pada saat itu mengalami penurunan. Tahun 2007-2009, jumlah populasi unggas khususnya ayam ras pedaging mengalami peningkatan secara signifikan. Tingkat populasi unggas khususnya ayam broiler hampir merata di setiap provinsi yang ada di Indonesia, namun ada beberapa provinsi yang memiliki tingkat populasi yang lebih signifikan. Hal tersebut dikarenakan adanya kesesuaian kondisi geografis dalam pembudidayaan serta tingkat permintaan di suatu wilayah tersebut. Untuk melihat populasi di setiap provinsi dapat dilihat pada Lampiran 1. Jawa Barat merupakan salah satu sentral terbesar dalam jumlah populasi di bidang peternakan yang salah satunya pada jenis perunggasan. Hal ini didukung oleh kondisi alam yang menyakinkan serta merupakan tempat strategis dalam mendistribusikan ke wilayah-wilayah lainnya. Populasi perunggasan di Indonesia pada umumnya terus mengalami peningkatan khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelasnya tingkat pertumbuhan perunggasan yang terjadi di wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 3. 3
  • 21. Tabel 3. Populasi Unggas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2008 (ekor) Jenis Tahun Unggas 2004 2005 2006 2007 2008 Ayam 30,779,120 30,989,812 29,319,161 27,789,274 27,761,015 Buras Ayam Ras 9,720,685 10,169,284 10,351,105 11,462,744 10,303,478 Petelur Ayam Ras 328,015,536 352,434,300 343,954,090 377,549,055 417,373,596 Pedaging Itik 4,880,019 5,305,485 5,296,757 6,534,753 7,962,095 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2008 Tabel 3 menunjukan pertumbuhan perunggasan di wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2004 sampai dengan 2008. Data tersebut menunjukan ayam ras pedaging memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan jenis unggas lainnya, serta memiliki populasinya yang konsisten dibandingkan dengan jenis unggas lainnya. Hal ini disebabkan oleh ayam broiler merupakan ayam yang memiliki pertumbuhan yang cepat serta dapat menghasilkan lebih besar dibandingkan jenis unggas lainnya sehingga peternak lebih gemar mengusahakan peternak ayam broiler. Pada data ayam ras pedaging memiliki pertumbuhan yang positif yaitu terus meningkat kecuali pada tahun 2006. Pada umumnya tahun 2006 merupakan tahun kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil sehingga berdampak pada tingkat usaha secara keseluruhan. Populasi ayam broiler akan berdampak pada tingkat produksi daging ayam broiler. Pada umumnya produksi daging mengalami peningkatan yang positif pada setiap provinsinya yang ada di Indonesia, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2. Adanya peningkatan produksi ayam broiler pada setiap provinsinya maka akan berdampak terhadap produksi nasional. Berikut adalah jumlah produksi ayam broiler di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2005-2009 No. Tahun Jumlah (Ton) Pertumbuhan (%) 1 2005 779.100 - 2 2006 861,300 1,74 3 2007 942.800 1,73 4 2008 1.018.700 1,61 5 2009 1.101.800 1,76 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2011 4
  • 22. Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa jumlah produksi ayam pedaging atau ayam broiler setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan bahwa komoditi ayam dijadikan oleh masyarakat Indonesia sebagai penambah nilai gizi yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Oleh karena itu, jumlah produksinya setiap tahun terus mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan setiap tahunnya relatif stabil, namun pada tahun 2009 merupakan tingkat pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Hal itu tersebut karena masyarakat semakin sadar akan pentingnya mengkonsumsi daging guna memenuhi kebutuhan gizi. Berikut dapat dilihat tingkat konsumsi konsumen terhadap daging ayam broiler pada Tabel 5. Tabel 5. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007 No. Tahun Jumlah (ekor) Pertumbuhan (%) 1 2003 1.368.200 - 2 2004 1.425.300 2,01 3 2005 1.573.000 4,93 4 2006 1.486.100 -2,00 5 2007 1.564.200 2,56 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2008 Table 5 menunjukkan tingkat konsumsi terhadap produksi ayam broiler terus mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi pada tahun 2005 sebesar 4,93 persen sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan hal sebesar 2,00 persen. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi ekonomi dalam negeri tidak stabil sehingga menurunkan tingkat daya beli masyakat dan akan mempengaruhi tingkat konsumsi secara nasional. Pada tahun 2007 konsumsi terhadap ayam broiler mengalami peningkatan kembali karena kondisi sudah stabil dan meningkatkan pendapatan serta adanya daya beli masyakat terhadap barang juga meningkat. Berdasarkan uraian Tabel 3 dan lampiran 1 yaitu tingkat populasi peternakan ayam broiler dari tingkat provinsi sampai pada tingkat nasional, tingkat produksi nasional maupun di wilayah Jawa Barat, tingkat konsumsi ayam broiler secara nasional pada umumnya usaha tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengembangan usaha ternak ayam broiler akan berhasil apabila peternak tersebut mampu mengelola usaha ternaknya dengan 5
  • 23. baik, yaitu pengelolaan dalam bidang manajemen maupun teknis dilapangan. Dalam bidang manajemen maka perusahaan harus mampu memanaje disektor produksi, sumber daya manusia, keuangan serta pemasarannya dengan baik. Sedangkan dalam bidang teknis maka peternak harus mengetahui secara detail tentang budaya ayam broiler. Selain manajemen yang baik, diperlukan juga sistem infrastruktur yang baik. Jika infrastruktur memadai maka dalam proses pendistribusian produk dalam memasarkan serta mengirim input atau bahan baku sapronak (Sarana Produksi Peternakan) tepat pada waktunya sehingga tidak mengurangi nilai dari suatu produk tersebut. Infrastruktur yang diperlukan dalam menunjang kelancaran usaha peternakan adalah kemudahan akses terhadap jalan, sumber air, jaringan listrik, dan lain sabagainya. Infrastruktur ini juga salah satu faktor yang diperhitungkan dalam usaha peternakan ayam broiler. Pada dasarnya semua usaha tidak terlepas dengan kendala-kendala dalam menjalankan usahanya, salah satunya adalah usaha peternakan ayam broiler. Kendala tersebut berasal dari baik itu teknis maupun non teknis. Kendala yang sering muncul dalam usaha peternakan ayam broiler ini adalah non teknis, yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi, risiko yang dihadapi oleh peternak ayam broiler ini adalah risiko harga, baik itu harga-harga input seperti Day Old Chick (DOC), pakan dan obat-obatan, maupun harga jual output. Risiko yang lainnya adalah risiko produksi berupa teknis (yang dipengaruhi oleh iklim dan cuaca) serta risiko sosial atau lingkungan sekitar. Risiko yang dihadapi oleh peternak ayam broiler ini dapat dilihat dari indikator yaitu adanya fluktuatif harga input seperti harga DOC, pakan dan obat- obatan, yang merupakan variabel-variabel utama untuk berlangsungnya proses produksi, serta harga jual output. Selain itu juga adanya fluktuasi terhadap tingkat konversi pakan dengan bobot ayam serta tingkat kematian ayam (Survival Rate) dalam setiap periode atau peternak sangat bervariasi. Pengelolaan usaha ternak ayam broiler dihadapkan pada tingkat risiko yang tinggi, maka harus disertai dengan pengetahuan peternak untuk dapat meminimalkan risiko tersebut. Sehingga peternak dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Manajemen risiko merupakan salah satu alat bantu dalam proses 6
  • 24. pengambilan keputusan untuk mengurangi risiko yang dihadapi dan harus diterapkan secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengelolaan risiko dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan bermitra dengan perusahaan inti. Perusahaan inti semakin lama semakin berkembang seiring dengan semakin bertambah banyaknya peternak ayam broiler. Daerah Darmaga terdapat berbagai macam jenis inti plasma salah satunya adalah Dramaga Ungga Farm (DUF). DUF merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan ayam broiler yang bertindak sebagai inti. Perusahaan inti ini memberikan beberapa kemudahan kepada peternak dalam menjalankan usaha ayam broiler. Dengan adanya kemudahan tersebut dapat mengurangi risiko yang akan ditanggung oleh peternak. Peternak ayam broiler pada umumnya berada pada skala kecil sehingga jika menjalankan usaha sering terkendala dalam hal permodalan. Dengan adanya perusahaan inti maka usaha dapat dijalankan karena mendapat bantuan seperti kemudahan dalam membeli pakan, DOC, vitamin, vaksin, obat-obatan, peralatan kandang, perlengkatan serta pasca panen. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diartikan bahwa usaha ternak ayam broiler memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan karena ada permintaan yang terus berkembang setiap tahunnya, akan tetapi disamping perkembangan tersebut terdapat kendala yang dihadapi oleh peternak ayam broiler dalam proses produksinya, yaitu adanya risiko produksi yang dihadapi peternak. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi dan manajemen risiko dalam peternakan ayam broiler. Kajian ini diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang sangat mempengaruhi produksi dan seberapa besar faktor-faktor produksi tersebut menimbulkan risiko, kemudian dilakukan penanganan risiko produksi tersebut agar risiko yang ditimbulkan menjadi kecil. Kajian ini diharapkan peternak dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga peternak ayam broiler dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik di masa yang akan datang. 7
  • 25. 1.2. Perumusan Masalah Ayam broiler merupakan komoditas peternakan yang paling berkembang setiap tahunnya, baik dari tingkat populasi maupun produksi daging ayam broiler itu sendiri. Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang produksi ayam broiler terbesar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, serta Kota Bogor merupakan salah satu penyumbang ayam broiler khususnya daerah Dramaga. Untuk melihat jumlah produksi ayam broiler berdasarkan Kabupaten yang ada di Bogor dapat dilihat pada Lampiran 3. Peternak ayam broiler yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian adalah peternak ayam broiler yang bekerjasama dengan CV Dramaga Unggas Farm (DUF), walaupun peternak tersebut bekerjasama dengan perusahaan inti namun peternak tersebut tidak dapat menghindari risiko produksi yang terjadi. Indikator adanya risiko produksi dapat dilihat pada tingkat kematian ayam pada peternak plasma DUF sangat bervariasi dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Standar tingkat kematian yang ditetapkan adalah 3-4 persen. Variasi tingkat kematian yang terjadi pada peternak plasma di DUF dapat dilihat pada Gambar 1. 28 24 20 Mortalitas (%) 16 Standar 12 Mortalitas 8 4 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Gambar 1. Tingkat Kematian Ayam Broiler Pada Peternak Plasma DUF yang Panen di Bulan Mei dan Juni 2011 8
  • 26. Gambar 1 menunjukkan adanya variasi tingkat kematian ayam yang terjadi pada peternak broiler. Adanya perbedaan antara standar mortalitas yang ditetapkan oleh peternak berdasarkan Dinas Peternakan Bogor dengan tingkat mortalitas aktual yang dihasilkan oleh peternak plasma DUF digunakan sebagai indikasi adanya risiko produksi. Gambar 1 terlihat pada responden ke-11 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peternak lainnya. Tingginya mortalitas tersebut dikarenakan penyakit yang menyerang seluruh ternak ayam. Variasi tingkat mortalitas juga disebabkan oleh adanya perlakuan yang tidak teratur atau disiplin terhadap perubahan cuaca yang terjadi. dengan adanya risiko produksi maka akan mempengaruhi hasil produksi yang diharapkan. Risiko produksi juga dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor produksi yang tepat. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti luasan kandang, DOC, pakan, sekam, pemanas DOC, tenaga kerja, air, vitamin, obat-obatan dan vaksin. Jika penggunaan input yang tidak tepat waktu dan takaran maka akan mempengaruhi risiko produksi. Selain itu, risiko produksi juga dapat terjadi dari sumber risiko. Sumber risiko tersebut adalah seperti adanya perubahan cuaca yang tidak menentu, sumber daya manusia yang tidak terampil, serta hama yang menimpa peternak ayam broiler. Jika keadaan cuaca lembab maka diperlukan penanganan kandang yang baik. Hal tersebut dilakukan agar sirkulasi udara tetap terjaga dan kandang tetap dalam keadaan kering, karena jika keadaan kandang kering atau tidak lembab maka hama tidak cepat berkembang biak dan ayam juga tidak mudah terserang penyakit. Selain dari tingkat kematian, indikasi adanya terdapatnya risiko produksi adalah melihat adanya fluktuasi produktivitas. Produktivitas yang dihasilkan pada setiap peternak plasma pada CV DUF bervariasi antara satu peternak dengan peternak lainnya. Tingkat fluktuasi yang terjadi pada produktivitas ayam broiler yang ada di peternakan dapat dilihat pada gambar 2. 9
  • 27. 30 25 Produktivitas (Kg/m2) 20 15 Standar Produktivitas 10 5 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Peternak Ayam Broiler Gambar 2. Produktivitas Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam Broiler di Kabupaten Darmaga 2011 Gambar 2 menunjukkan bahwa produktivitas yang dihasilkan pada masing-masing peternak memiliki hasil bervariasi terhadap produktivitas aktual yang terjadi. Produktivitas standar berdasarkan ketentuan perusahaan inti berlaku adalah 14 kg/m2 , dimana bobot satu ekor ayam yang standard adalah 1,75 kg dan 1 m2 layak ditempati oleh 8 ekor ayam broiler untuk mendapatkan hasil ayam yang baik, sehingga ayam tidak berdesakan. Pada peternak ke-29 terdapat tingkat produktivitas yang sangat rendah yaitu sekitar 6 kg/m2. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh terhambatnya laju pertumbuhan setiap harinya. Terhambatnya pertumbuhan disebabkan oleh banyak faktor seperti penggunaan input produksi. Selain penggunaan input produksi, perubahan cuaca yang tidak menentu dan terjangkit oleh hama penyakit juga dapat menghambat pertumbuhan produktivitas ayam broiler. Berdasarkan uraian di atas maka risiko-risiko tersebut harus dikelola dengan baik agar risiko produksi dapat diminimalkan, sehingga diharapkan adanya kelangsungan usaha ternak ayam broiler. Sehingga yang menjadi perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 10
  • 28. 1. Faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi rata-rata dan variance produksi ayam broiler pada peternak plasma DUF ? 2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi rata-rata dan variance produksi peternak ayam broiler pada peternak plasma DUF ? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi ayam broiler yang dihasilkan para peternak plasma DUF 2. Menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi ayam broiler yang digunakan terhadap risiko produksi ayam broiler yang dihasilkan peternak plasama DUF di Kecamatan Dramaga. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan nantinya akan bermafaat bagi beberapa elemen, yaitu antara lain : 1. Untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang sangat berpengaruh terhadap produksi ayam broiler. 2. Sebagai bahan infomasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian yang akan datang dapat menyempurnakan dan bisa menganalisis lebih dalam lagi khususnya yang berkaitan dengan penulisan ilmiah tentang risiko dalam peternakan ayam broiler. 3. Sebagai sarana bagi penulis untuk menuangkan ilmu yang telah didapat pada perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian, dan memberikan pengetahuan kepada penulis tentang peternakan ayam broiler. Harapannya adalah agar penulis bisa mengapresiasikan hasil tulisannya dengan mencoba merintis usaha peternakan ayam broiler di masa yang akan datang. 4. Bagi pembaca karangan ilmiah ini bermanfaat untuk menambah lagi wawasan tentang ayam broiler serta kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan dihadapi pada saat menjalankan usaha ayam broiler tersebut. 5. Bagi pembuat kebijakan agar sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan peternak ayam broiler. 11
  • 29. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini memiliki keterbatasan ruang lingkup, adapun keterbatasannya adalah : 1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai pendugaan parameter. 2. Menjelaskan secara diskriptif tentang sumber-sumber risiko karena sumber- sumber risiko tersebut tidak memiliki nilai sehingga tidak dapat di modelkan. 3. Penanganan risiko yang dilakukan hanya pencegahan karena masih peternak rakyat yang belum memiliki badan hukum serta manajemen yang baik. 4. Responden dipilih yang dapat mewakili peternak lainnya. 12
  • 30. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 4-5 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Ayam broiler mulai dirintis pada tahun 50-an, pada tahun 1950-1961 merupakan tahap perintisan ayam broiler di Indonesia. Usaha peternakan ayam broiler ini merupakan usaha yang paling berfluktuatif, mulai dari harga input seperti harga DOC maupun pakan ternak tersebut sampai kepada harga jual produknya yaitu daging ayam. Selain itu juga dalam proses pembudidayaannya membutuhkan perhatian yang khusus agar ayam tersebut terlindungi dari hama dan penyakit. Biasanya ayam broiler lebih membutuhkan perlakuan khusus pada saat musim penghujan tiba. Hal itu disebabkan karena pada saat musim penghujan tiba kondisi kandang juga akan dapat berubah jika tidak diperhatikan seperti kandang menjadi lembab yang dikarenakan suhu didalam kandang menurun. Sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menjaga kestabilan suhu di kandang. Seiring waktu berjalan ayam broiler semakin berkembang setiap tahunnya, hal tersebut diiringi dengan semakin banyaknya produsen input seperti pakan ternak, DOC, serta input lainnya yang menawarkan produk. Dengan semakin banyaknya peternak ayam broiler maka harga juga mulai bersaing terhadap peternak. Pada awal perkembangan ayam broiler tersebut harga dipeternak kecil berbeda dengan harga yang ditetapkan peternak besar, sehingga peternak kecil mengalami ketidakstabilan harga ayam dan biaya input yang dikeluaran juga terlalu tingga karena peternak kecil membeli input dengan harga satuan. 13
  • 31. Dengan keadaan demikian maka pemerintah ikut serta dalam menjaga kestabilan usaha peternakan ayam broiler dengan cara membuat kebijakan yang dapat membantu meringankan dalam memproduksi usaha peternakan tersebut. Kebijakan tersebut diatur dalam Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1981 tentang Pembinaan Usaha Peternakan Ayam, yang jiwanya menganut pemerataan kesempatan usaha dengan keseragaman skala usaha. Secara keseluruhan Pembinaan Usaha Peternakan Ayam menurut Keppres No. 50 Tahun 1981 sungguh melegakan para penganut pemerataan kesempatan usaha dengan keseragaman maksimal skala usaha. Sehingga konflik antara peternak kecil dan peternak besar dapat teratasi karena mereka sudah memiliki wilayahnya masing- masing. Setelah Keputusan Presiden dibentuk tidak lama kemudian untuk menyempurnakan pembinaan peternak langsung ke lapangannya maka dilakukan dengan sistem Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Dengan kedatangan PIR ini diharapkan akan mendukung semakin membaiknya kondisi peternakan ayam broiler di Indonesia karena mendapatkan penyuluhan langsung tentang usaha peternakan ayam broiler. Pendampingan para penyuluh ini sangan membantu peternak ayam tersebut. Hal ini dikarenakan peternak ayam broiler rata-rata berskala kecil sehingga masih membutuhkan pengarahan tentang usaha peternakan ini. Keberadaan PIR ini juga sangat membantu peternak ayam sebagai plasma dalam bentuk penyediaan faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi dan vitamin. Plasma mendapatkan faktor produksi tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika peternak membelinya dengan harga eceran kepada grosir. Pemakaian faktor produksi tersebut dilakukan selama proses produksi berlangsung sampai masa panen tiba sedangkan pembayaran faktor produksi tersebut dapat dilakukan pada saat panen dipotong dari hasil panen yang telah didapat. Kegiatan tersebut lebih membantu dibandingkan dengan peternak ayam broiler mandiri, peternak mandiri merupakan peternak yang berdiri sendiri tanpa bantuan dari instansi atau lembaga lain. Semua kegiatan yang dilakukan dengan kebijakan peternak itu sendiri. Mulai kegiatan penyediaan faktor produksi sampai kepada proses pendistribusian dagingnya dilakukan dengan sendiri. 14
  • 32. Usaha peternakan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96, usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Peternakan Rakyat, Pengusaha Kecil Peternakan dan Pengusaha Peternakan. Peternakan Rakyat adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 15.000 ekor per periode. Peternakan rakyat mempunyai beberapa karakter yaitu modal terbatas, adanya masa istrahat kandang, kandang dibangun dengan sederhana, tenaga kerja biasanya dari rumah tangga. Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 65.000 ekor per periode, peternakan ini sudah mulai baik dibandingkan dengan peternakan rakyat dibidang manajemen, tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman dan biasanya sudah memiliki legalitas hukum berupa perseorangan. Selain itu, pengusaha peternakan adalah peternakan yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas melebihi 65.000 ekor per periode. Selain kapasitas produksi, perusahaan peternakan dapat dilihat dari teknologi yang serba modern dalam melakukan budidayanya, sudah memiliki legalitas hukum berupa perusahaan, memiliki manajemen yang baik dan memiliki tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya. Pengusaha peternakan ini memiliki kelebihan yaitu mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut telah ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa menteri yang bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan peternakan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan peternakan. Perundang- undangan yang menjadi payung hukum bagi agribisnis usaha ayam broiler adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Adapun tujuan umum pembentukan undang-undang ini adalah untuk pemeliharaan kesehatan hewan. Tujuan utama penambahan produksi adalah untuk meningkatkan taraf hidup peternak Indonesia dan untuk memenuhi keperluan bahan makanan yang berasal dari ternak bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata. 15
  • 33. 2.2. Risiko Produksi Ayam Broiler Risiko produksi adalah kemungkinan peluang terjadinya penurunan produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Risiko tersebut terjadi dari berbagai sumber risiko yang dapat menurunkan produksi, seperti kondisi alam yang tidak stabil yang dapat menyebabkan ayam broiler terserang penyakit dan dapat meningkatkan kematian pada ayam broiler tersebut. adanya indikasi bahwa risiko produksi adalah dengan melihat tingkat bobot ayam terhadap pakan sehingga menghasilkan produksi yang tidak stabil. Ada beberapa penelitian yang menganalisis tentang risiko produksi, diantaranya Aziz (2009) Robi’ah (2006), dan Solihin (2009). Ketiga penelitian tersebut menganalisis risiko produksi ayam broiler, Aziz di daerah Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Solihin di daerah CV AB Farm Bojong Genteng, dan Robi’ah di Sunan Kudus Farm, Bogor. Berdasarkan analisis ketiga peneliti tersebut kondisi alam merupakan salah satu faktor risiko utama dalam risiko produksi. Kondisi alam yang tidak stabil akan dapat berdampak kondisi kandang menjadi mudah penyakit berkembang biak sehingga banyak menyebabkan ayam terkena penyakit. Penyakit yang sering muncul pada saat musim hujan tiba adalah Coccidiosis (berak darah), Newcastle Disease (tetelo), kekerdilan, kurang nutrisi serta mudah terserang penyakit. Kejadian ini juga mengakibatkan tidak efesiennya dalam hal konversi pakan terhadap bobot ayam. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh ayam yang kedinginan sedangkan alat pemanas jauh dari jangkauan sehingga menimbulkan rangsangan terhadap keluarnya bulu ayam yang menjadikan pertumbuhan ayam terhambat. Hasil analisis Aziz, Robi’ah, dan Solihin, risiko produksi pada ayam broiler adalah tinggi. Aziz menyatakan risiko produksi sangat tinggi dengan nilai CV 1,75, risiko tersebut berasal dari risiko cuaca dan iklim yang menyebabkan tingginya tingkat kematian sampai pada 10 persen. Selain dari faktor cuaca risiko produksi berasal dari adanya fluktuasi harga yaitu harga pakan, obat-obatan, DOC, dan harga jual produksi. Tingkat risiko yang dianalisis oleh Robi’ah memiliki tingakt risiko sebesar 1,3 dan di sebabkan oleh adanya fluktuasi sapronak serta adanya kenaikan harga input maupun stabilnya harga output. Sedangkan tingkat risiko yang dianalisis oleh Solihin sangat tinggi dibandingkan 16
  • 34. Aziz dan Robi’ah yaitu dengan CV 2,63. Risiko ini sangat tinggi bagi peternak, dan risiko tersebut timbul berasal dari harga sapronak (pakan, DOC, pemanas) terus meningkat sementara harga jualnya relatif tetap. Paramter kesuksesan proses produksi menurut Solihin adalah Indeks Prestasi Produksi. Solihin juga menjelaskan adanya pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan sedangkan Aziz dan Robi’ah tidak menjelaskan dampak risiko terhadap pendapatan. Adanya risiko disebabkan karena adanya penyimpangan indeks prestasi standar dengan indeks prestasi yang telah dijalankan. Maka pendapatan untuk setiap periodenya juga berfluktuasi. Rata-rata penyimpangan yang terjadi sebesar 32,6 persen yang berisiko mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar 157,1 persen atau Rp 342.290.546. adanya penyimpangan ini disebabkan oleh fluktuasi harga sarana produksi ternak dan fluktuasi harga jual. Sehingga perbandingan satu risiko nilainya semakin meningkat bila dikonversikan terhadap biaya. Hasil analisis Fariyanti (2008) yang berjudul “Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran Pada Kondisi Risiko Produksi dan Harga di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung”. Penelitian tersebut menggunakan model Garch untuk melihat nilai dari risiko produksi pada komoditi kubis dan kentang. Pada komoditi kentang dihasilkan error kuadrat periode sebelumnya memiliki taraf nyata dibawah satu persen, sedangkan variance error produksi musim sebelumnya mempunyai taraf nyata dibawah lima persen. Parameter tersebut bertanda positif menandakan bahwa semakin tinggi risiko produksi kentang pada musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya. Hubungan penggunaan input dengan variance error produksi menunjukkan bahwa benih memiliki taraf nyata dibawah lima persen dan pupuk urea memiliki taraf nyata dibawah 10 persen, sedangkan lahan garapan kentang, pupuk TSP, KCL, tenaga kerja, dan obat-obatan (pestisida, insektisida,) tidak mempunyai pengaruh nyata. Dengan demikian, pada usahatani kentang, penggunaan benih, luas garapan, dan obat-obatan merupakan factor yang dapat mengurangi risiko produksi. Sedangkan pupuk urea, TSP, KCl, dan tenaga kerja merupakan faktor yang menimbulkan adanya risiko produksi. Untuk komoditas kubis dari enam parameter yang diduga terdapat empat parameter yang mempunyai taraf nyata dibawah satu persen, yaitu luas lahan garapan kubis, 17
  • 35. pupuk urea, tenaga kerja, dan obat-obatan (pestisida dan insektisida). Sedangkan benih kubis mempunyai taraf nyata dibawah 15 persen, dan pupuk majemuk NPK memiliki taraf nyata dibawah 20 persen. dengan demikian luas lahan garapan kubus dan obat-obatan menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi. Sebaliknya, benih kubis, pupuk urea, pupuk majemuk NPK, dan tenaga kerja menjadi faktor pengurang risiko produksi. 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Ayam Broiler Faktor-faktor produksi merupakan semua masukan atau input yang dilakukan untuk melakukan proses produksi untuk menghasilkan keluaran atau output. Faktor produksi merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suatu produksi yang akan diperoleh. Menurut Soekartawi (2002), berdasarkan berbagai pengalaman yang menjadi faktor-faktor produksi adalah luasan lahan, modal, bibit, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen. Penelitian yang menjelaskan tentang faktor-faktor produksi adalah Merina (2004) dan Anggraini (2003). Merina meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi risiko usaha peternakan ayam broiler di Bekasi sedangkan Anggraini meneliti tentang risiko sapi perah dengan melihat faktor-faktor penyebab risiko dari sapi perah tersebut. Anggraini menjelaskan bahwa tingkat risiko yang pada usaha ayam broiler berfluktuatif setiap periodenya, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat CV 0,92 dan tingkat pengembaliannya yang rendah. Sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dari perusahaan tersebut pada setiap periodenya. Keuntungan yang dihasilkan selalu bernilai positif namun hanya pada dua periode dari 12 periode yang mengalami kerugian dikarenakan adanya penyakit dan harga jual ayam turun. Berdasarkan analisis Merina risiko produksi dapat mempengaruhi tingkat pendapatan usaha ayam broiler. Variabel-variabel yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap risiko adalah fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatan, mortalitas, bonus karyawan, jumlah produksi, jumlah DOC yang dipelihara, harga ayam broiler, dan luas lahan. Dari hasil analisis regresi didapat tingkat kepercayaan 90,6 persen, namun tidak diikuti dengan ada variabel-variabel yang signifikan terhadap tingkat risiko tersebut. Hal ini disebabkan karena didalam variabel tersebut terdapat variabel yang memiliki multikolinier. Dan kemudian 18
  • 36. dilakukan analisis regresi komponen utama 1, 2, dan 3 dengan tingkat keragaman 39,1 persen, 62,7 persen, dan 78,5 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fluktuasi harga DOC, pakan, obat-obatan/vitamin, harga ayam, waktu penjualan dan mortalitas merupakan variabel yang signifikan terhadap risiko usaha ayam broiler. Menurut Anggraini bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat risiko dalam usaha peternakan sapi perah di Kebon Pedes, Bogor adalah fluktuasi keuntungan di musim hujan, fluktuasi keuntungan di musim kemarau, fluktuasi harga susu, fluktuasi harga pakan, skala usaha, dan saluran pemasaran. Dan hasil analisis risiko didapat tingkat risiko sebesar 0,2 atau 20 persen dari pendapatan bersih rata-rata (return) yang diperoleh. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan yang dimiliki adalah semua literatur menggunakan komoditas yang sama kecuali Anggraini menganalisis sapi perah dengan menggunakan analisis risiko untuk melihat tingkat risiko usaha. Sedangkan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Aziz, Solihin, dan Robi’ah tidak menjelaskan seberapa besar faktor produksi dalam menimbulkan risiko produksi dan dalam menganalisis faktor-faktor produksinya berbeda, mereka menggunakan deskriptif sedangkan penelitian sekarang menggunakan Cobb-Douglass. Untuk penelitian Merina dan Anggraini menjelaskan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pendapatan sedangkan penelitian yang sekarang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler. Perbedaan dengan penelitian Farianti adalah pada komoditas, penelitian ini dilakukan pada komoditas ayam broiler sedangkan Anna komoditas sayuran, penelitian ini hanya untuk menganalisis pengaruh input terhadap produksi serta melihat input-input yang dapat mengurangi atau menimbulkan risiko produksi, sedangkan penelitian Farianti sampai pada pengaruhnya terhadap ekonomi rumah tangga. 19
  • 37. Tabel 6. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian yang dilakukan Nama Metode No. Tahun Judul Penelitian Penulis Analisis Analisis Risiko dalam Usaha Analisis Risiko Ternak Ayam Broiler (Studi (Kuantitatif Faishal 1 2009 Kasus Peternakan X di Desa dan Kualitatif) Abdul Aziz Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Risiko Produksi dan Harga Analisi Risiko, Serta Pengaruhnya Terhadap Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Pendapatan, Muhamad 2 2009 Broiler CV AB Farm, Analisis R/C, Solihin Kecamatan Bojonggenteng- Indeks Sukabumi Prestasi Produksi Perilaku Ekonomi Rumah Arch-Garch Tangga Petani Sayuran dalam Anna Menghadapi Risiko Produksi 3 2008 Fariyanti dan Harga Produk di Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung Manajemen Risiko Usaha Analisis Peternakan Broiler pada Risiko, dan Siti 4 2006 Sunan Kudus Farm di Analisis Robi’ah Kecamatan Ciampea Deskriptif Kabupaten Bogor Analisis Pendapatan Tunai, Analisis Risiko dan Faktor-Faktor Risiko, Desi 5 2004 yang Mempengaruhi Risiko Pendapatan Merina Usaha Peternakan Broiler di Tunai, dan Perusahaan X, Bekasi Regresi. Analisis Risiko Usaha Analisis Risiko Puspitasri Peternakan Sapi Perah (Studi dan Analisis 6 Dewi 2003 Kasus di Kelurahan Kebon Regresi Anggraini Pedes, Bogor) 20
  • 38. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha pasti memiliki risiko. Para pakar memiliki pemahaman tersendiri dalam mengartikan sebuah risiko. Menurut Kountur (2006), risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut Vaughan yang diterjemahkan oleh Herman Darmawi (1997 : 18) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut : 1. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian) Chance of Loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan. Kerugian, sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam statistik, maka chance sering dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. 2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari, akan tetapi definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif 3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Karena itulah ada penulis yang mengatakan bahwa risiko itu sama artinya dengan ketidakpastian. Menurut Kountur (2006), Robison dan Barry (1987), sikap seseorang dalam menghadapi risiko berbeda-beda. Teori ini menjelaskan bahwa ada tiga kelompok sikap orang dalam menghadapi risiko yaitu: 1. Risk Aversion merupakan sikap dalam pengambilan keputusan yang takut akan risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pengambil keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan. 2. Risk Taker merupakan sikap yang berani mengambil keputusan suatu usaha walaupun usaha tersebut berisiko tinggi, sikap ini ditunjukkan jika terjadi 21
  • 39. kenaikan ragam suatu usaha dari keuntungan maka pengambil keputusan akan menurunkan keuntungan sehingga merasa puas jika dapat menangani risiko yang tinggi. 3. Risk Netral merupakan sikap yang netral terhadap risiko yang dihadapi. Sikap ini ditunjukkan jika terjadi kenaikan atau penurunan ragam dari keuntungan maka pengambil keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan. 3.1.2. Jenis Risiko Menurut Kountur (2006), perusahaan akan menghadapi berbagai macam risiko. Risiko-risiko tersebut berada di hampir setiap tempat dan kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Karena begitu banyak macam risiko maka risiko-risiko tersebut perlu dikelompokkan kedalam kelompok risiko yang mempunyai kemiripan satu sama lain. Dengan mengelompokkan, risiko-risiko tersebut akan lebih mudah ditangani. Risiko-risiko yang memiliki persamaan atau kemiripan satu sama lain pada umumnya ditangani dengan cara yang mirip pula. Begitu sebaliknya, jika risiko-risiko yang berbeda maka akan ditangani dengan cara yang berbeda juga. Gambar 3 menunjukkan jenis-jenis risiko yang dihadapi. Risiko Spekulatif Berdasarkan Akibatnya Risiko Murni Risiko Risiko Keuangan Berdasarkan Penyebabnya Risiko Operasional Gambar 3. Jenis-Jenis Risiko Sumber : Kountur, 2006 22
  • 40. Gambar 3 menunjukkan bahwa risiko dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan atau melihat risiko dari penyebabnya. Melihat risiko dari akibat yang ditimbulkan, risiko dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko spekulatif dan risiko murni. Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga memberikan keuntungan atau kemungkinan kejadian yang bisa berakibat merugikan atau jika tidak merugikan sebaliknya bisa memberikan keuntungan, sedangkan risiko murni adalah jenis risiko dimana akibatnya tidak memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dan yang ada hanyalah kemungkinan rugi. Sedangkan jenis risiko lainnya dilihat dari berdasarkan penyebabnya. Jenis risiko ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor- faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, perubahan tingkat bunga. Sedangkan risiko operasional adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional. Seperti faktor manusia, teknologi dan alam. 3.1.3. Teori Produksi Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Menurut Joesron dan Fathorozi (2003)( 1) Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Menurut Soekartawi (2002) adalah perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam menciptakan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha lainnya yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Input merupakan masukan atau bahan baku yang diperlukan untuk menciptakan suatu produk. Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi cirri khusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang 1 http://www.google.com//fungsi produksi// (April 2011) 23
  • 41. digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah faktor produksinya sebagai “independent variabel”Faktor produksi merupakan semua korbanan yang diberikan pada komoditas agar komoditas tersebut mampu menghasilkan produk. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3, X4, X5........,Xn) Dimana : Y = Jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap siklus produksi f = Mentransformasikan faktor-faktor produksi kedalam hasil produksi X = Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi Pada rumus di atas dapat dilihat bahwa produksi (Y) yang dihasilkan sangat tergantung dari peranan X1, X2, X3,.....Xn. Fungsi produksi pada kondisi tersebut termasuk kedalam kondisi model Neo-klasik dimana sifat-sifat dari fungsi produksi Neo-klasik dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Fungsi yang berkesinambungan dan dapat dibedakan 2) Berlaku “Law of Deminishing Return” dimana hukum tersebut menjelaskan bahwa jika suatu faktor produksi terus ditambah dalam suatu proses produksi, sedangkan faktor produksi lainnya tetap maka tambahan jumlah produksi per satuan faktor produksi akan menurun. Hal tersebut menggambarkan adanya kenaikan hasil yang negatif dalam kurva produksi. 3) Tanpa input tidak dapat berproduksi, dan semakin banyak input yang digunakan akan semakin banyak juga output yang dihasilkan. Gambar 4 tersebut merupakan “Kurva Produksi” yang berlaku umum dan banyak ditulis dalam buku-buku teori ekonomi yang membahas perilaku produksi. Kurva produksi itu memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus (kontinue) pada suatu input yang tetap (misalnya X3, X4 dan X5). Pada proses pertama, setiap tambahan input akan memberikan tambahan produk yang semakin bertambah atau “Increasing Return”. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang semakin berkurang pada setiap tambahan input atau “Diminishing Return”. Pada proses ke tiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau “Decreasing Return”. 24
  • 42. Suatu contoh perilaku produksi tersebut adalah pemberian obat-obatan dalam pakan ayam untuk menaikkan produksi bobot daging ayam. Pemberian dosis tahap pertama yang relatif dari dosis nol sampai dosis agak tinggi menyebabkan adanya tambahan bobot daging yang semakin bertambah. Jika dosis ditingkatkan lagi maka sifat obat akan menjadi racun mulai tampak dengan ditandai tambahan bobot daging menjadi semakin berkurang. Pada proses akhir, jika dosis obat menjadi sangat berlebihan maka sifat racun obat berpengaruh kuat dan menyebabkan tidak ada tambahan bobot daging tetapi justru ada penurunan bobot daging tersebut. Dalam fungsi proses produksi dapat dijelaskan pada Gambar 4 tentang tahapan dari suatu proses produksi. Output (Y) Total Produksi Stage II Stage 1 Stage III Produk Rata-Rata Input (X) Gambar 4. Tahapan Proses Produksi Produk Marjinal Sumber : Soekartawi, 1986 Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa hubungan fungsi produksi dengan produk marjinal (PM) dan produk rata-rata (PR) terhadap tingkat produksi suatu komoditas. Selain itu juga menjelaskan didaerah yang mana produksi tersebut berada apakah daerah irrasional atau rasional. Produk Marjinal adalah tambahan satu-satuan input (X) yang dapat menyebabkan pertambahan atau pengurangan satu-satuan output (Y). Dengan demikian PM dapat dituliskan dengan ∆Y/∆X. Kalau terjadi PM konstan maka dapat diartikan bahwa setiap tambahan unit input dapat menyebabkan tambahan satu-satuan unit output secara proporsional. Bila terjadi suatu tambahan satu-satuan unit input yang menurun, maka PM akan 25
  • 43. menurun. Jika penambahan satu-satuan unit input yang menyebabkan satu-satuan unit output yang semakin menaik secara tidak proporsional, maka peristiwa ini disebut dengan produktivitas yang menaik. Produk rata-rata (PR) adalah perbandingan tingkat produksi total (PT) dengan jumlah input yang digunakan. Sehingga dapat di tulis dengan rumus Y/X. Dengan demikian hubungan PM dengan PR adalah sebagai berikut : a) Bila PM lebih besar dari PR, maka proporsi PR masih dalam keadaan menaik. b) Bila PM lebih kecil dari PR, maka proporsi PR dalam keadaan menurun. c) Bila terjadi PM sama dengan PR, maka dalam keadaan maksimum. Perubahan dari jumlah produksi yang disebabkan oleh faktor produksi yang digunakan dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi (Ep) merupakan persentasi perbandingan output yang dihasilkan sebagai akibat dari persentase dari input yang digunakan atau PM/PR. Sehingga dapat ditarik kesimpulan hubungan antara PM dan PT serta PM dan PR dengan besar kecilnya (Ep) adalah sebagai berikut : 1) Ep=1, bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya. 2) Bila PM=0, dalam situasi PR sedang menurun, maka Ep=0 3) Ep >1 bila PT menaik pada tahapan “increasing rate” dan PR juga menaik di stage 1. Disini peternak masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambah. 4) Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1<Ep<0, dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak di imbangi secara proposrsional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa ini terjadi pada stage 2, dimana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap menaik pada tahapan “decreasing rate”. 5) Nilai Ep < 0 yang berada pada stage 3, pada situasi demikian PT dalam keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun. Dalam kondisi ini maka setiap upaya untuk meningkatkan sejumlah input tetap akan merugikan bagi peternak. Sebagai produsen yang rasional akan berproduksi pada tahap II, hal ini disebabkan pada daerah ini tambahan satu unit faktor produksi akan member tambahan produksi total (TP), walaupun produksi rata-rata (AP) dan Produk 26
  • 44. Marginal (MP) menurun tapi masih positif dan pada tahap ini akan dicapai pendapatan yang maksimum. Menurut Soekartawi (2002) fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atu lebih variabel. Variabel yang dijelaskan disebut variabel dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan disebut variabel independen (X). Dimana variabel dependen berupa output dan variabel independen berupa input. Adapun persamaan mematis dari fungsi Cobb- Douglas secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 𝑌 = 𝑏0 𝑋1𝑏1 𝑋2𝑏2 𝑋3𝑏3 , … . . , 𝑋 𝑖 𝑏𝑖 𝑒 𝑢 Dimana Y = Variabel Dependen X = Variabel Independen 𝑏0 , 𝑏1 = Besaran yang akan diduga u = Unsur sisa e = Logaritma natural (e = 2,718) 3.1.4. Model Just and Pope Untuk menghasilkan sebuah produk melalui proses produksi yang membutuhkan masukan (input) untuk menjadikan sebuah produk tidak lepas dengan ketidakpastian, sehingga mengalami risiko produksi. Just dan Pope merupakan ahli ekonometrika dalam Phoebe Koundouri dan Celine Naugas (2005) mengembangkan model umum untuk penanganan risiko produksi ekonometri. Pendekatan mereka telah cukup populer di kalangan ekonom pertanian. Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Just dan Pope adalah untuk membangun fungsi produksi sebagai jumlah dari dua komponen, satu berkaitan dengan tingkat output, dan satu lagi berkaitan dengan variabilitas output. Spesifikasi ekonometrika ini memungkinkan untuk menjelaskan dampak dari proses produksi yang berasal dari input dan output berpengaruh terhadap risiko. Dengan demikian, dalam Just dan Pope dalam fungsi produksi tidak mengabaikan unsur risiko karena dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah pada koefisien variabel. Hal ini dapat dilihat dari output galat standar (error term) yang salah dengan menunjukkan hasil yang jauh lebih besar dalam estimasi dari pada kenyataan yang diperoleh. 27
  • 45. Pendekatan dengan menggunakan model Just and Pope ini untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi. Selain melihat pengaruhnya terhadap produksi, model ini juga dapat melihat pengaruh faktor produksi terhadap risiko. Untuk melihat faktor produksi yang mengurangi dan meningkatkan risiko dapat dilihat pada nilai koefisiennya, jika koefisien bertanda positif maka menimbulkan risiko sedangkan yang bertanda negatif mengurangi risiko produksi (Fariyanti, 2008). 3.1.5 Sumber-Sumber Risiko Risiko timbul bukan karena pengaruh dari faktor-faktor produksi yang digunakan. Sumber-sumber risiko menurut Harwood (1999) adalah sebagai berikut. 1. Risiko Produksi Risiko produksi terjadi pada saat proses penggunaan input untuk dikonversikan menjadi output, saat proses ini risiko produksi biasanya muncul. Risiko produksi terjadi seperti gagal panen, produksi rendah, kualitas kurang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh hama dan penyakit, curah hujan, maupun teknologi serta penggunaan sumber daya yang kurang kompeten. 2. Risiko Pasar (harga) Risiko pasar terjadi pada saat produk telah dihasilkan dan siap untuk didistribusikan ke tangan konsumen, saat proses perpindahan dari produsen ke konsumen ini terjadi risiko pasar. Risiko pasar bisa terjadi karena produk tidak dapat terjual, disebabkan oleh perubahan harga output, permintaan rendah, ataupun banyak produk substitusi. Risiko pasar ini berhubungan dengan mekanisme antara konsumen dengan produsen yang dapat menimbulkan permintaan dan penawaran. 3. Risiko Kelembagaan Risiko kelembagaan ini adalah lebih melihat peran dari kelembagaan terkait apakah memiliki hubungan positif atau negatif. Hubungan tersebut akan mempengaruhi risiko kelembagaan. Risiko kelembagaan terjadi karena perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah, baik dari segi penggunaan pestisida dan obat-obatan, pajak dan kredit. 28
  • 46. 4. Risiko Finansial Risiko finansial ini berhubungan dengan alur keuangan yang digunakan untuk kelangsungan usaha tersebut. Risiko finansial terjadi karena tidak mampu membayar hutang jangka pendek, kenaikan tingkat suku bunga pinjaman, piutang tak tertagih sehingga menyebabkan penerimaan produksi menjadi rendah. 3.1.6. Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk menangani berbagai permasalah yang disebabkan oleh adanya risiko, juga berarti suatu cara untuk menangani masalah-masalah yang mungkin timbul disebabkan karena adanya ketidakpastian (Kountur, 2004). Untuk menangani risiko diperlukan strategi pencegahan risiko agar risiko dapat ditangani dengan baik. Menurut Kountur (2006), dalam menangani risiko perlu strategi dalam penanganan agar risiko tersebut dapat diminimalkan. Strategi penanganan risiko menurut Kountur (2006) ada lima strategi yang digunakan yaitu menghindari, mencegah, mengurangi kerugian, mangalihkan, dan mendanai. Strategi menghindar dilakukan jika risiko yang dihadapi terlalu besar, yaitu kemungkinan terjadinya besar serta akibat yang ditimbulkan juga besar dan risiko yang dihadapi tidak dapat dikendalikan oleh manajemen dan tidak dapat ditangani dengan strategi-strategi penanganan risiko lainnya. namun tidak semua risiko dapat dihindari dan menghindar kadang-kadang bukan cara yang terbaik. Strategi menghindar sulit dilakukan jika menghindar dari suatu risiko namun menghadapi risiko lain yang mungkin lebih besar dan risiko tersebut memberikan upah yang sulit untuk ditolak. Strategi kedua adalah pencegahan, strategi pencegahan adalah strategi yang digunakan untuk membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil-kecilnya. Pencegahan risiko dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem dan prosedur, memperbaiki fasilitas, memperbaiki sumber daya manusia, membuat aturan dan kebijakan. Strategi ini membuat risiko yang berada di kwadran kanan-atas bergeser ke kanan-bawah; atau risiko yang berada pada kwadran kiri-atas berpindah ke kiri-bawah, seperti yang digambarkan pada Gambar 5. 29
  • 47. Kemungkinan (%) X Y 10% X Y 0 Rp 100jt Akibat (Rp) Gambar 5. Strategi Pencegahan Risiko Sumber : Kountur ,2006 Strategi penanganan berikutnya adalah dengan pengurangan kerugian yang dialami. Dalam strategi ini dilakukan untuk melakukan sesuatu agar sebelum terjadi suatu kejadian kemungkinan terjadinya dibuat sekecil-kecilnya, strategi pengurangan kerugian dimaksudkan untuk mengurangi kerugian setelah kejadian. Pengurangan kerugian dilakukan pada risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-atas dan kawan-bawah. Risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-atas diusahakan ke kwadran kiri-atas, dan risiko-risiko yang berada pada kwadran kanan-bawah berpindah ke kwadran kiri-bawah. Berikut dijelaskan pada Gambar 6. kemungkinan (%) 10% Y Y X X 0 Rp 100jt Akibat (Rp) Gambar 6. Strategi Pengurangan Risiko Sumber : Kountur, 2006 Strategi berikutnya adalah strategi mengalihkan risiko. Risiko-risiko yang dapat dikendalikan dilakukan penanganan pencegahan dan pengurangan risiko, sedangkan risiko yang tidak dapat dikendalikan penanganannya dilakukan dengan pengalihan ke pihak lain. Risiko-risiko dapat dialihkan ke pihak lain yang menanggung akibatnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 30
  • 48. mengalihkan risiko ke pihak lain diantaranya dengan mengalihkan risiko melalui asuransi, hedging, leasing, factoring, dan outsourching. Strategi terakhir adalah dengan melakukan pendanaan kepada risiko yang dihadapi. Perusahaan mempersiapkan dana sekiranya terjadinya kejadian yang merugikan sehingga perusahaan memiliki dana untuk membiayai kerugian- kerugian tersebut dengan demikian operasional perusahaan dapat terus berjalan. Perusahaan dapat melakukan beberapa cara untuk mendanai risiko-risiko operasionalnya. Cara-cara tersebut adalah menggunakan kas kecil, menyediakan dana cadangan, melakukan self-insurance, dan membuat captive insurer. 3.2. Kerangka Operasional Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras pedaging yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat. Broiler juga mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia yang relative mudah dijangkau oleh semua kalangan. Ayam broiler sangat potensial untuk dikembangkan hal tersebut dilihat dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi terhadap daging ayam broiler seperti yang telah dijelaskan dipendahuluan. Peningkatan konsumsi daging ayam broiler seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya. Selain itu juga daging ayam broiler menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan hewani karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lainnya. Namun, dibalik potensi dari ayam broiler tersebut pada umumnya peternak dihadapkan dengan ketidakpastian atau risiko dalam menjalankan usaha ayam broilernya. Risiko yang dihadapkan adalah risiko produksi. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak plasma dari perusahaan Dramaga Unggas Farm (DUF) sebanyak 30 responden yang dipilih dengan representative. Sistem budidaya yang diterapkan oleh peternak masih bersifat tradisional yaitu masih menggunakan sistem kandang panggung serta penggunaan peralatan yang masih tradisional. Penelitian yang dilakukan diidentifikasi bahwa dalam menjalankan proses produksi peternak didampingi dengan risiko produksi. Indikasi yang menyatakan bahwa peternak ayam broiler tersebut mengalami risiko produksi adalah dengan adanya fluktuasi tingkat kematian dan produktivitas ayam broiler yang tidak 31
  • 49. sesuai antara aktual dan standar yang telah ditetapkan berdasarkan titik aman dalam menjalankan suatu usaha. Tingkat kematian dan produktivitas yang dihasilkan oleh peternak plasma DUF sangat beragam, ada yang tidak mencapai standard normal dan ada juga peternak yang aktualnya melebihi standar yang ditentukan. Keberagaman tersebut dapat dijadikan bahwa peternak plasma DUF mengalami risiko produksi. Risiko produksi tersebut diduga berasal dari beberapa sumber risiko produksi, seperti penggunaan faktor-faktor produksi maupun faktor cuaca/iklim. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menjalankan usaha ayam broiler adalah DOC, pakan, sekam, vitamin, vaksin, obat-obatan, pemanas dan tenaga kerja. Namun, faktor-faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC, pakan, Protect Enro, Neocamp, Doxerin Plus, vaksin, pemanas dan tenaga kerja. Pemilihan faktor-faktor tersebut berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Merina serta berdasarkan hasil pengamatan selama dilapang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Just and Pope yang menyatakan bahwa didalam fungsi produksi terdapat juga fungsi variance produksi. Sehingga pendekatan ini memiliki dua fungsi. Fungsi produksi yang digunakan adalah dalam bentuk logaritma natural. Pendekatan Just and Pope dilakukan adalah untuk mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi produksi serta apa pengaruhnya terhadap variance produksi. Untuk menilai apakah faktor-faktor tersebut mengurangi atau menimbulkan variance produksi digunakan alat analisis yaitu eviews 6. Alat analisis tersebut dapat menjelaskan sekaligus faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan variance produksi serta melihat pengaruhnya apakah faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan risiko produksi atau menurunkan risiko produksi. Selain faktor-faktor produksi tersebut diduga ada faktor lain yang mempengaruhi risiko produksi yaitu adanya perubahan cuaca/iklim yang tidak menentu. Cuaca/iklim tidak masuk dalam model kareana faktor tersebut tidak dapat dihitung nilainya sehingga dalam penilaiannya dilakukan secara pendugaan deskriptif. Setelah diketahui faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi risiko produksi dan variance produksi serta pengaruhnya terhadap produksi maka dilakukan rekomendasi oleh peneliti agar faktor-faktor produksi tersebut dapat 32