SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Télécharger pour lire hors ligne
ILO Education and Skills Training project

                              Usulan Kerangka Pendidikan Kewirausahaan

                                     Draft Nota Konsep untuk Diskusi




      I. Latar Belakang: Mengapa pendidikan kewirausahaan?

Terlepas dari catatan laju pertumbuhan 6.2 persen pada tahun 2008, di tengah-tengah krisis
keuangan global, peningkatan PDB tidak diterjemahkan menjadi jumlah lapangan kerja yang
memadai untuk menyerap angkatan kaum muda baru Indonesia di pasar kerja. Indonesia
menghadapai angka penangguran terbuka sebesar 8,39 persen dan angka setengah menganggur
27,8 persen,1 dan 61 persen orang Indonesia yan menganggur berusia antara 15 sampai 24 tahun.
Setiap tahunnya hampir 2 juta kaum muda perempuan dan laki-laki masuk ke pasar kerja
Indonesia. Kombinasi dari kurangnya kesempatan di pasar tenaga kerja dan kurangnya
keterampilan berakibat pada banyak kaum muda tidak dapat mendapatkan pekerjaan di sektor
ekonomi formal. Banyak di antara mereka yang akhirnya bekerja di ekonomi informal, tetapi
produktifitas mereka terbatas karena kurangnya persiapan di sekolah.




Kenyataan bahwa sebagian besar pelajar Indonesia nantinya akan mendapatkan penghidupan dari
ekonomi informal tidak tercermin sepenuhnya dalam pembelajaran di sekolah dan luar sekolah
dan modul-modul pelatihan. Sebagian besar sekolah di Indonesia tidak memberikan pendidikan
kewirausahaan sama sekali yang dibutuhkan kaum muda untuk memulai usaha, bergabung ke
dan meningkatkan produktifitas usaha keluarga, atau secara lebih umum mengembangkan sikap
kewirausahaan yang proaktif dalam karir profesional mereka.




1
    Trend dari beberapa indikator sosio-ekonomi Indonesia, BPS, Maret 2009
Teori-teori pengembangan ekonomi memasukkan pendidikan kewirausahaan sebagai perangkat
penting untuk pengembangan sektor usaha mikro dan kecil yang vibran. Di Indonesia Usaha
Kecil dan Menengah berkontribusi terhadap 53,6 persen PDB nasional,2 dan mempekerjakan
lebih dari 91,8 juta orang. Terlepas dari peran yang dimainkan oleh usaha kecil dalam
perekonomian, banyak usaha yang tidak dapat berkembang karena antara lain kurangnya sumber
daya manusia yang handal. Menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan pelajar dan
kaum muda tidak hanya akan berkontribusi untuk mengurangi pengangguran, tetapi juga dapat
membantu mendorong produktifitas dan daya saing dalam UKM.




Terdapat berbagai upaya untuk mengkonseptualisasikan pendidikan kewirausahaan, tetapi
sampai saat ini belum muncul definisi yang disepakati bersama. Untuk dokumen ini, pendidikan
kewirausahaan berarti “dalam kerangka pembelajaran seumur hidup, proses memberikan
seseorang konsep dan keterampilan praktis untuk mengenali kesempatan, sumber daya-sumber
daya utama dan mungkin juga memulai dan mengelola suatu usaha.” Definisi ini meliputi
pendidikan kewirausahaan yang bertujuan untuk penciptaan usaha dan yang bertujuan untuk
memperbaiki sikap siswa terhadap kehidupan profesionalnya. Pendidikan kewirausahaan
dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran seumumr hidup untuk memastikan bahwa
individu dapat berkembang secara koheren dalam mendapatkan kompetensi kewirausahaan dan
meningkatkan sikap kewirausahaan mereka baik di dalam maupun di luar sistem pendidikan.




Keterbatasan dari pendidikan kewirausahaan juga harus disadari:

•     Tidak semua orang dapat menjadi wirausaha. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk
      menjadikan    individu   wirausaha     dan   memiliki    jiwa   kewirausahaan.     Pendidikan
      kewirausahaan juga tidak hanya bertujuan untuk penciptaan usaha. Tujuannya adalah juga
      untuk mendorong sifat-sifat seperti kreatifitas, otonomi, dan inisiatif di dalam diri seseorang
      (sebagai bagian dari keterampilan hidup).

2
    BPS
•   Untuk menjadi efektif dalam penciptaan usaha, pendidikan kewirausahaan harus diikuti
    dengan komponen-komponen layanan/ coaching/ mentoring paska pelatihan yang bagus dan/
    atau menghubungkan dengan layanan pengembangan usaha (business development services).
•   Untuk memaksimalkan kesempatan bekerja, pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian
    dari fokus yang lebih luas untuk memperkuat usaha mikro dan kecil di Indonesia, bersama-
    sama dengan upaya untuk memperbaiki iklim usaha.




Dokumen ini dibagi menjadi enam bagian. Bagian ke dua menggambarkan inisiatif-inisiatif
utama yang sejauh ini dilaksanakan dalam pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Bagian ke
tiga mencoba untuk menarik pelajaran awal dari pengalaman ini, dan bagian keempat
menjabarkan tujuh rekomendasi kebijakan untuk pendidikan kewirausahaan yang komprehensif
di Indonesia. Bagian ke lima dan ke enam memberikan rekomendasi lebih lanjut lagi untuk
pendidikan guru, dan pemantauan dan evaluasi.




    II. Kerangkan sistem pendidikan kewirausahaan saat ini di Indonesia

A. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melaksanakan pendidikan kewirausahaan
sejak tahun 1994 di Sekolah Menengah Kejuruan. Pengenalan kurikulum kewirausahaan di SMK
dilihat sebagai suatu kesempatan untuk mengkombinasikan pembelajaran kewiausahaan dengan
keterampilan teknis untuk mendorong siswa untuk menjadi wirausaha. Sebagai tambahan,
banyak SMK membuat “Unit Produksi” tetapi masih berfokus pada mempraktekkan
keterampilan kejuruan mereka. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK –
Depdiknas) juga telah memulai kegiatan ekstra kurikuler untuk kewirausahan, di mana beberapa
siswa mendapatkan manfaat dari (a) satu minggu pelatihan bisnis intensif (dengan paket
pelatihan Start Your Business ILO), dan (b) modal awal untuk usaha berbasis kelompok di
sekolah.
B. Pendidikan Kewirausahaan di Sistem Politeknik

Dalam sistem politeknik, ASPI (Asosiasi Politeknik Indonesia) melaksanakan Proyek
Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan (ESDP) yang didanai oleh NUFFIC, Belanda.
Proyek   ini   bertujuan   antara   lain    untuk
mengarusutamakan      kewirausahaan        melalui
                                                     Selayang Pandang mengenai Proyek
pengembangan kurikulum kewirausahaan dan             Percontohan Pendidikan Kewirausahaan
pembentukan Unit Pelatihan Kewirausahaan.            Departemen Pendidikan Nasional – ILO

Kurikulum kewirausahaan dikembangkan oleh            ILO bekerjasama dengan Departemen
                                                     Pendidikan Nasional, terutama Direktorat
TRIODOS FACET, berdasarkan paket pelatihan           Pendidikan Menengah Kejuruan sejak tahun
Know About Business ILO, Permainan Bisnis            2002 melalui uji coba program Start Your
                                                     Business Programme (SYB). SYB sekarang
ILO, dan CEFE GTZ. International Training            telah digunakan di seluruh Indonesia dan telah
                                                     ada jaringan pelatih-pelatih SYB di delapan
Centre ILO di Turin memberikan bantuan teknis        propinsi.
untuk pendirian Unit Pelatihan Kewirausahaan.
                                                     Pada tahun 2005/2006, Depdiknas dan ILO
                                                     memperkenalkan        program      pelatihan
                                                     kewirausahaan Know About Business (KAB) di
                                                     dalam sistem pendidikan menengah kejuruan
                                                     dan teknis dalam tahap uji coba. Indonesia
C. Pendidikan         Kewirausahaan             di   bergabung dengan 30 negara untuk
                                                     menggunakan paket pelatihan KAB. Untuk
    Pendidikan Tinggi                                memastikan keberlanjutan proyek dan juga rasa
                                                     kepemilikan nasional, ILO telah menguatkan
                                                     kapasitas dari Pusat Pemberdayaan Pendidik
Beberapa universitas negeri dan swasta telah         dan Tenaga Kependidikan (P4TK) dalam
menggunakan kurikulum kewirausahaan sebagai          memberikan pelaihan kewirausahaan. 33
                                                     Master Trainer dari enam P4TKs saat ini
mata kuliah wajib untuk satu semester. Sebagai       menggunakan KAB sebagai bagian dari
                                                     program pelatihan kelembagaan reguler
tambahan, semenjak tahun 2007 Direktorat             mereka.
Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan dana
bagi beberapa universitas untuk memberikan
dana bagi mahasiswa mereka untuk memulai usaha.




D. Pendidikan Kewirausahaan di Balai Latihan Kerja.
Beberapa Balai Latihan Kerja (BLKI) seperti BLKI
Lembang, Bekasi, BLK Lombok, dan Sulawesi
Selatan telah mulai menggunakan kurikulum Start      Program Start and Improve Your
                                                     Business ILO
Your Business untuk peserta yang tertarik untuk
memulai usaha mereka. Sebagai contoh, BLKI           Program Start and Improve Your Business
                                                     ILO dibagi menjadi tiga: i) Generate Your
Lembang memperkenalkan program Start Your            Business Idea, ii) Start Your Business, iii)
                                                     Improve Your Business. Program SIYB
Business untuk sector Pertanian sedangkan BLKI       telah dilaksanakan di lebih dari 90 negara
Bekasi menggunakan program SYB untuk peserta         dengan lebih dari 80 Master Trainer dan
                                                     4.500 pelatih. SIYB memiliki system
mereka yang merupakan calon tenaga kerja ke          penjaminan mutu yang kuat, dengan badan
                                                     sertifikasi   yang      tersentralisasi  di
Jepang.                                              International Training Center ILO di
                                                     Turin. Di Indonesia program ini
                                                     diperkenalkan pada tahun 2002 bekerja
                                                     sama dengan Departemen Pendidikan
                                                     Nasional. Enam master trainer, lebih dari
E. Pendidikan Kewirausahaan untuk Kaum               230 pelatih dan 35 organisasi mitra secara
                                                     aktif mempromosikan dan melaksanakan
    Muda yang Tidak Bersekolah                       program SIYB, termasuk KADIN dan
                                                     APINDO.
Pendidikan kewirausahaan untuk kaum muda yang
tidak bersekolah sebagian besar ditujukan untuk
membantu kaum muda dalam memulai usaha mereka sendiri. Pemerintah secara aktif
mempromosikan program-program untuk menstimulasi penciptaan usaha baru untuk kaum
muda. Sebagai contoh, Kementerian Pemuda dan Olah Raga di bawah Deputi Menteri untuk
Kewirausahaan secara aktif mempromosikan kewirausahaan dengan mentargetkan kaum muda di
daerah pedesaan. Pemerintah memberikan dukungan pendanaan kepada lembaga-lembaga yang
melatih kaum muda mengenai keterampilan kejuruan dan kewirausahaan. Sebagai tambahan,
modal awal juga diberikan untuk membantu kaum muda memulai usaha mereka. Kementerian
Koperasi dan UKM memiliki skema yang serupa seperti Program Kewirausahaan Kaum Muda
melalui Gerakan Koperasi dan Agro Bisnis. Direktur Jenderal PNFI, Departemen Pendidikan
Nasional juga sedang dalam proses untuk mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan untuk
kaum muda yang tidak bersekolah. Hal ini ditujukan untuk memberikan sikap, keterampilan dan
pengetahuan kewirausahaan bagi siswa.
F. Pendidikan kewirausahaan yang diadaptasi untuk kelompok-kelompok spesifik

Organisasi pekerja migrant dan BLK Malang telah melaksanakan Program SYB yang menyasar
pekerja rumah tangga yang kembali dari luar negeri. Pelatihan ini juga meliputi anggota-anggota
keluarga dari pekerja. Secara keseluruhan terdapat 39 pelatih SIYB yang bekerja dengan
organisasi-organisasi ini untuk mendukung para pekerja migrant dan keluarga mereka untuk
menggunakan tabungan mereka secara produktif. KSBSI Aceh menggunakan program SIYB
untuk memberikan dukungan bagi anggota mereka yang pensiun atau yang diperkirakan akan di-
PHK. Di Surabaya, UKM Center Dinas Koperasi dan UKM melatih pekerja-pekerja yang sudah
pensiun dari salah satu perusahaan rokok tentang SYB untuk memungkinkan mereka memulai
usaha sendiri dengan menggunakan tabungan dan pesangon. Beberapa BDS juga menggunakan
program SYB untuk melatih warga binaan pemasyarakatan yang akan dikeluarkan dari tahanan.
Terdapat pula contoh-contoh penyedia BDS memasarkan pendidikan kewirausahaan di pusat
rehabilitasi narkoba termasuk untuk ODHA. Di Papua, ILO bekerja sama dengan Pemerintah
Propinsi dan Kabupaten untuk melatih masyarakat Papua, juga berdasarkan adapt (tradisi local).




    III. Pembelajaran

Di bawah ini adalah pembelajaran-pembelajaran utama dari inisiatif pendidikan kewirausahaan
di Indonesia:

•   Kebutuhan untuk kerangka menyeluruh dengan tanggungjawab-tanggungjawab spesifik –
    Terdapat banyak penekanan dalam pengembangan dan perbaikan kurikulum kewirausahaan.
    Sebagai contoh, PSMK (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan) telah merevisi
    kurikulum kewirausahaan setiap empat tahun sekali (1994, 1999, 2002 dan 2007). ILO juga
    telah membantu mengadaptasi dan mengujicoba modul-modul pelatihan internasional.
    Namun lebih sedikit sumber daya yang digunakan untuk meluncurkan pelatihan untuk guru
    dan instruktur, sebagai bagian dari rencana komprehensif. Sebagian besar kegiatan
    pendidikan kewirausahaan sejauh ini merupakan inisiatif dari Pemerintah Pusat, sementara
    hanya beberapa pemerintah Propinsi dan Kabupaten yang memberikan kontribusi keuangan
    untuk pelatihan guru.
•   Pendidikan kewirausahaan memerlukan pergesertan paradigm dalam metodologi
    pengajaran – Untuk kasus-kasus tersebut di mana pelatihan individu-individu berpusat pada
    siswa dan diikuti oleh dukungan coaching dan penghubungan ke sector swasta, dampak yang
    lebih besar terlihat, terkait dengan: (a) pendekatan-pendekatan praktis, b) jumlah siswa yang
    mempertimbangkan untuk membuka usaha di masa yang akan dating, c) jumlah siswa yang
    dapat menghubungkan pembelajaran mereka sekarang dan pekerjaan mereka di masa yang
    akan datang.
•   Kaum muda memerlukan lebih banyak lagi bantuan dalam memformulasikan ide-ide
    bisnis, dorongan dan motivasi, sementara orang dewasa memerlukan lebih banyak bantuan
    yang terkait dengan pengelolaan bisnis (sumber evaluasi SIYB di Aceh).
•   Pendidikan kewirausahaan di sekolah berjalan lebih baik lagi dengan pendekatan
    keseluruhan sekolah – Pengalaman juga menunjukkan bahwa penting untuk melatih guru-
    guru bersama-sama dengan kepala sekolah, pengawas pendidikan, komite sekolah, dan/atau
    perwakilan dari sector swasta untuk melaksanakan modul kewirausahaan yang berhasil dan
    dinamis.
•   Pendekatan yang terintegrasi yaitu akses ke pelatihan keterampilan praktis, pengetahuan
    mengenai pengelolaan bisnis dan akses ke lembaga keuangan merupakan pendekatan
    yang efektif untuk penciptaan usaha – Penilaian Dampak Start Your Business di Aceh pada
    tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 41,5% dari total responden memulai usaha (27%)
    atau kegiatan yang menghasilkan pendapatan (14,5%). Tantangan-tantangan yang dihadapi
    oleh sebagian besar responden dalam memulai usaha mereka meliputi menarik pelanggan,
    mendapatkan bahan baku, mengelola keuangan, dan mengakses keuangan eksternal.
    Keterlibatan BDS dikaitkan secara langsung ke keberlanjutan usaha mikro.

IV Tujuh Usulan Prioritas untuk Pendidikan Kewirausahaan

o Memastikan dukungan politik di semua departemen dan propinsi dan kabupaten untuk
    pendidikan kewirausahaan sebagai kompetensi kunci untuk semua warga Indonesia,
    sebagai bagian dari kebijakan untuk mengurangi angka setengah menganggur dan
memberikan dukungan bagi usaha-usaha kecil dan menengah. Dukungan politik yang luas
   ini juga harus diterjemahkan ke dalam
          Pendanaan yang berkelanjutan dan terkoordinasi untuk program,
          suatu model pendidikan bisnis untuk disesuaikan dengan perbedaan budaya di
          tingkat propinsi.
o Menetapkan tujuan yang jelas mengenai apa yang harus dicapai, melalui proses
   pembelajaran seumur hidup termasuk untuk kaum muda yang bersekolah maupun tidak
   bersekolah, untuk pekerja yang di-PHK, dengan anggaran yang terkait dan indicator-
   indikator dampak. Insentif-insentif praktis diperlukan, terutama karena sekolah dan guru-
   guru memiliki kewenangan yang lebih luas di bawah system yang ada pada saat ini
   (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penting bahwa manajemen sekolah dan guru-guru
   diyakinkan untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ini dan bahwa lingkungan sekolah
   mendukung pendidikan kewirausahaan.
o Setelah kajian pengalaman di masa lampau dan berdasarkan kompetensi-kompetensi yang
   disepakati (lihat draft di Lampiran 1),
          Merekomendasikan kurikulum sebagai bagian dari kurikulum SMP, SMA, SMK dan
          kaum muda, dan untuk pekerja yang di-PHK,
          mengkaji bagaimana kewirausahaan dapat diarusutamakan ke dalam mata
          pelajaran yang ada pada saat ini;
o Membangun kemitraan public-swasta yang inovatif dengan (a) penyedia pelatihan, (b)
   perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk meng-sub-kontrak-kan sebagian produksi/
   produksi mereka, dan (c) serikat pekerja (untuk pendidikan pekerja). Sebagai bagian dari
   rekomendasi yang sama, penting untuk:
          Merekrut badan-badan yang berpartisipasi untuk kewirausahaan untuk kaum muda
          yang tidak bersekolah berdasarkan kinerja dan kapasitas mereka dan bukan karena
          status mereka (PKBM, LSM, swasta..);
          Menyadari dan memaksimalkan peran pendidik selain guru (orang tua, praktisi,
          pengusaha, siswa sendiri);
          Menetapkan insentif untuk perusahaan-perusahaan yang mengkontribusikan waktu
          dan sumber daya untuk pendidikan bisnis,
Menghubungkan siswa ke perusahaan dan pelaku bisnis, untuk memastikan hubungan
           mentoring/coaching yang erat dengan para pelaku usaha.
o Membangun kapasitas guru-guru kewirausahaan dan memutuskan suatu system sertifikasi
   yang seragam. Pembangunan kapasitas guru harus berfokus pada mempelajarai dengan
   melakukan. Hal ini tidak boleh dibatasi hanya pada pelatihan satu kali saja, tetapi meliputi
   coaching dan dukungan setelah pelatihan, pemagangan ke perusahaan kecil dan kunjungan
   studi ke sekolah-sekolah yang berhasil agar guru-guru terlibat sepenuhnya dan untuk
   membangun kompetensi mereka. Peran educator dilihat sebagai
           Menyediakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk merasa terberdayakan
           untuk mengambil resiko,
           Memfasilitasi perubahan perilaku di kalangan siswa menjadi pendekatan yang lebih
           dinamis terhadap dunia kerja dan kehidupan profesionalnya.
o Membangun satu atau lebih Unit untuk Pendidikan Kewirausahaan yang terdesentralisasi,
   dengan focal point di propinsi yang bertanggungjawab untuk:
           Menstimulasi cara-cara yang inovatif untuk membawakan pendiidikan kewirausahaan
           melalui block grant dengan sasaran yang jelas,
           Melaksanakan studi pelacakan dan mendokumentasikan dampak,
           Mendokumentasikan, memvalidasi dan menyebarkan pembelajaran-pembelajaran
           spesifik melalui praktek online,
           Memberikan label “sekolah kewirausahaan” ke sekolah-sekolah yang telah
           menunjukkan capaian yang luar biasa.
o Mendukung proyek-proyek bisnus sekolah dan incubator bisnis, bermitra dengan sector
   swasta, di mana siswa dilibatkan dalam kegiatan usaha konkrit baik pada tingkat produksi
   dan manajemen (dengan memperhatikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dengan
   mengakui kinerja mereka melalui nilai dan kompetisi.

V Usulan Pelatihan dan Sertifikasi Guru

Master trainer yang memiliki kualifikasi adalah factor utama untuk keefektifan pendidikan
kewirausahaan di suatu Negara. Dengan menggunakan pengalaman ILO, diusulkan untuk
memiliki tiga tingkat system pelatihan untuk menciptakan sekelompok pakar pendidikan
kewirausahaan. Ketiga lapisan ini adalah 1) master trainer, 2) fasilitator utama dan 3)fasilitator
(guru). Masing-masing akan dilatih dan didukung dengan coaching dan pelatihan peningkatan
keterampilan regular, untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing. Tugas-tugas yang
diusulkan untuk masing-masing adalah sebagai berikut:

            a. Peran master trainer di P4TK adalah:

-   Untuk memastikan bahwa para fasilitator utama menggunakan metode pengajaran yang
    berpusat pada peserta didik pada saat melaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi guru-guru.
-   Untuk     membangun      metodologi    pengajaran    yang      inovatif   mengenai   pendidikan
    kewirausahaan baik di kelas dan ekstra-kurikuler.
-   Untuk mengumpulkan praktek-praktek yang baik mengenai keefektifan pendidikan
    kewirausahaan, dan untuk mendiseminasikannya melalui berbagai media.

            b. Peran dari fasilitator utama di tingkat propinsi:

-   Untuk mempromosikan program pelatihan pendidikan kewirausahaan untuk sekolah dan
    guru dan memasarkan program ke pemerintah propinsi/ nasional.
-   Untuk melatih guru-guru mengenai pendidikan kewirausahaan dengan menggunakan
    kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

    Untuk memberikan dukungan paska pelatihan untuk guru-guru seperti keterampilan
    mengajar baru mengenai kewirausahaan, coaching, dll.

            c. Peran fasilitator/ guru

-   Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa di ruangan kelas
    mereka.
-   Untuk melaksanakan pemantauan berkala mengenai kepuasan peserta yang berpartisipasi
    dalam program pendidikan kewirausahaan.
-   Untuk memotivasi siswa untuk mendirikan klub bisnis, dll.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74/2008, terdapat dua cara untuk mendapatkan sertifikasi
guru, yaitu: 1) uji kompetensi melalui penilaian portofolio, dan 2) sertifikasi langsung untuk
mereka yang memiliki gelar master dan doktor.

Penilaian portofolio meliputi 1) kualifikasi akademis, 2) pelatihan dan pendidikan, 3)
pengalaman guru, 4) rencana pembelajaran dan pelaksanaan, 5) penilaian dari pengawas dan
inspektur, 6) pencapaian akademis, 7) pengembangan pencapaian professional, sebagai contoh,
melaksanakan penelitian, 8) partisipasi dalam lokakarya, 9) pengalaman organisasional yang
terkait dengan pendidikan dan isu-isu social, dan 10) penghargaan yang terkait dengan
pendidikan. Komponen-komponen dari potofolio meliputi empat kompetensi inti guru yaitu 1)
Kompetensi pedagogis, 2) kompetensi personal, 3) kompetensi social, 4) kompetensi profesional.

Setiap tahunnya, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan target untuk sertifikasi guru yang
meliputi semua subyek pengajaran. Guru yang mengajar kewirausahaan harus didorong untuk
mendaftarkan diri untk sertifikasi. Partisipasi mereka dalam pelatihan kewirausahaan
internasional seperti KAB dan SYB akan berkontribusi untuk memberikan mereka skor yang
lebih tinggi.

No   Komponen portofolio          Usulan criteria untuk sertifikasi guru kewirausahaan
1    Kualifikasi akademis         Guru-guu harus memiliki kualifikasi akademis yang
                                  disyaratkan. Depdiknas mungkin perlu untuk membantu
     -   Diploma IV atau S1
                                  guru-guru yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan
                                  minimum pada saat ini untuk mendapatkan sedikitnya
                                  kualifikasi Diploma IV.
2    Pelatihan dan Pendidikan     Guru-guru harus berpartisipasi dalam program pelatihan
                                  kewirausahaan yang berfokus pada metode pengajaran
                                  modern. Program pelatihan KAB dapat digunakan sebagai
                                  referensi untuk lembaga-lembaga pelatihan guru.
3    Pengalaman mengajar          Tidak ada
4    Rencana pengajaran dan Kepala sekolah/ manajemen memastikan bahwa guru
     pelaksanaan                  mempersiapkan     rencana    ajar   dengan    menggnakan
                                  metodologi pengajaran modern.
5    Penilaian dari pengawas Terdapat dua bidang yang dapat dinilai terkait dengan gaya
     dan kepala sekolah         pengajaran.     Pengawas        dan     kepala     sekolah   dapat
                                memainkan       peran       penting     untuk     mengkaji    guru
                                kewirausahaan dalam:

                                -   Inovasi dan kreatifitas terkait kewirausahaan.
                                -   Keterampilan komunikasi.
                                -   Keterampilan berjejaring dengan bisnis dan asosiasi.

6    Pencapaian Akademis        -   Skor    dapat     diberikan       apabila    guru-guru   dapat
                                    membantu          siswa       memenangkan            kompetisi
                                    keterampilan kewirausahaan

7    Pencapaian Profesional     -   Guru-guru harus didorong untuk menulis artikel di
                                    Koran     mengenai        kisah     keberhasilan     mengenai
                                    kewirausahaan
                                -   Guru-guru       harus     didorong     untuk    melaksanakan
                                    penelitian mengenai kewirausahaan

8    Keikutsertaan        dalam -   Mendorong dinas pendidikan propinsi/ kabupaten untuk
     lokakarya                      melakukan        lokakarya        pertukaran       pengetahuan
                                    mengenai kewirausahaan.

9    Pengalaman      organisasi -   Mendorong        guru-guru        untuk     membentuk     atau
     yang terkait dengan isu        berpartisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
     pendidikan dan social      -   Mendorong guru-guru untuk membentuk klub bisnis
                                    yang terkait dengan kewirausahaan.

10   Penghargaan yang terkait Tidak ada
     dengan subyek pendidikan
6. Pemantauan dan Evaluasi

Untuk menjamin pengembangan Pendidikan Kewirausahaan yang cepat dan mantap, diusulkan
untuk membentuk system standard untuk Pemantauan dan Evaluasi, untuk memungkinkan
pembuat kebijakan nasional dan propinsi, guru dan lainnya untuk menilai dampak dan
mengadaptasi strategi secara sesuai. Indikator-indikator yang diusulkan diringkas dalam table di
bawah ini.

Indikator Kinerja Program

Fokus                             Siswa
                                                                                                Fasilitator Kunci (P4TK,
                                                                      Sekolah
                                                                                                LPMP3)

                                  Jumlah        siswa       yang Jumlah         guru     yang Jumlah propinsi di mana
                                  mendapatkan           program dilatih             mengenai fasilitator utama tersedia
                                  pendidikan                          pendidikan
                                                                                                Jumlah fasilitator utama
                                  kewirausahaan                       kewirausahaan
                                                                                                yang    bekerja      dalam
                                  Jumlah        siswa       yang Jumlah         guru     yang kegiatan            program
                                  berpartisipasi           dalam mendapatkan                    pendidikan
Skala                             usaha       yang      dikelola sertifikasi keguruan           kewirausahaan
                                  siswa
                                                                      Jumlah    propinsi   di
                                                                      mana         pendidikan
                                                                      kewirausahaan tersedia
                                  Kepuasan siswa akan Kepuasan                         sekolah Kepuasan guru dengan
                                  layanan yang diberukan dengan                 ketersediaan pelatihan dan layanan
                                  oleh guru dan sekolah               layanan dan kepusaan paska         pelatihan    yang
                                                                      terhadap bahan.           diberikan oleh fasilitator
                                  Kepuasan                 siswa
                                                                                                utama
                                  terhadap       materi-materi
Mutu

3
    Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (Education Quality Assurance Body)
yang           diproduksi
                         (permainan bisnis, buku
                         teks, buku kerja)
                         Sikap siswa berubah          Persentase            sekolah
                                                      yang berubah menjadi
        Dampak           Peningkatan kompetensi
                                                      lingkungan             belajar
                         personal meningkat
                                                      yang kondusif

                         Transisi dari pendidikan
                         ke     lingkungan    kerja
                         difasilitasi          dan
                         diterapkan
                                                      Biaya          per       guru Biaya      per   organisasi/
                                                      (pelatihan,             paska fasilitator yang dikaitkan
Keefektifan dari segi
                                                      pelatihan                 dan dengan             penilaian
biaya
                                                      sertifikasi)         dikaitkan dampak
                                                      dengan               penilaian
                                                      untuk           memantau
                                                      dampak
                                                      Persentase guru dan Sistem nasional untuk
                                                      sekolah yang secara pengendalian                      mutu,
Keberlanjutan
                                                      aktif     melaksanakan dukungan terus-menerus
                                                      pembelajaran             yang dan pelatihan fasilitator
                                                      berpusat pada siswa
                                                                                       Dukungan             terus-
                                                                                       menerus dari pemerintah
                                                                                       propinsi/ nasional




Perangkat yang digunakan untuk keperluan pemantauan dapat meliputi Focus Group Discussion
dengan siswa untuk mengkaji sikap kewirausahaan pra dan paska pelatihan, evaluasi proses
pengajaran              (persiapan,             metodologi,                     partisipasi             siswa).
Lampiran 1 Usulan Kompetensi Kewirausahaan berdasarkan Sasaran Peserta

Sasaran Peserta    Kompetensi kunci             Modul           yang Untuk
                                                diujicobakan       di ditindaklanjuti
                                                Indonesia               segera
SMP                Mengetahui           peran
                   bisnis dan wirausaha di
                   masyarakat
SMA                -   Mendemonstrasikan        Know            About -     Untuk
                       karakteristik-           Business         yang       mengembangkan
                       karakteristik            dimodifikasi.               kurikulum sebagai
                       kewirausahaan                                        bagian      dari   life
                   -   Memahami                                             skill,    bimbingan
                       keterampilan yang                                    karir atau muatan
                       diperlukan       untuk                               lokal.
                       memulai usaha                                    -   Untuk
                                                                            memberikan
                                                                            pengembangan
                                                                            kapasitas      secara
                                                                            terus-menerus
                                                                            untuk      guru-guru
                                                                            terutama       dalam
                                                                            mengembangkan
                                                                            lingkungan
                                                                            pembelajaran
                                                                            yang kondusif.
                                                                        -   Untuk
                                                                            menghubungkan
                                                                            sekolah       dengan
                                                                            sector swasta.
                                                                        -   Untuk
menghubungkan
                                                         sekolah      dengan
                                                         penyedia Business
                                                         Development
                                                         Services         –
                                                         Layanan
                                                         Pengembangan
                                                         Usaha



SMK   •   Menunjukkan            Know About Business -   Untuk
          semangat                                       memberikan
          kewirausahaan                                  pembangunan
          yang dinamis                                   kapasitas    secara
      •   Menunjukkan                                    terus-menerus
          pemahaman       akan                           kepada guru-guru
          struktur                                       terutama     dalam
          perencanaan usaha.                             mengembangkan
                                                         lingkungan
                                                         pembelajaran
                                                         yang kondusif.
                                                     -   Untuk
                                                         menghubungkan
                                                         sekolah      dengan
                                                         swasta
                                                     -   Untuk
                                                         menghubungkan
                                                         sekolah      dengan
                                                         penyedia Business
                                                         Development
                                                         Services         –
Layanan
                                                    Pengembangan
                                                    Usaha          untuk
                                                    kebutuhan di masa
                                                    yang akan datang.


Pendidikan Tinggi   -   Mendemonstrasikan       -   Untuk
                        keterampilan untuk          mengembangkan
                        mengubah masalah            modul
                        menjadi                     percontohan
                        kesempatan.                 dengan
                    -   Mampu                       menggunakan
                        menerapkan                  praktek
                        prinsip-prinsip             pembelajaran
                        pengelolaan                 langsung        bagi
                        hubungan manusia            siswa.
                    -   Mendemonstrasikan       -   Untuk
                        penerapan                   memberikan
                        keterampilan teknis         pelatihan        bagi
                        dalam         konteks       para dosen dalam
                        kewirausahaan               mengembangkan
                    -   Mampu merancang             lingkungan
                        rencana usaha               pembelajaran
                                                    dengan        praktek
                                                    langsung.
                                                -   Untuk
                                                    membangun
                                                    kerjasama       yang
                                                    lebih kuat antara
                                                    universitas      dan
                                                    masyarakat bisnis,
terutama        usaha
                                                                                                kecil              dan
                                                                                                menengah.
                                                                                            -   Untuk
                                                                                                mengembangkan
                                                                                                incubator bisnis.



Di luar sekolah              -    Memahami                   -    GET Ahead4                -   Untuk
                                  karakteristik              -    Generate         Your         memperkuat
                                  kewirausahaan                   Business Ideas                kapasitas business
                             -    Memahami                   -    Start            Your         development
                                  keterampilan yang               business                      services        dalam
                                  diperlukan        untuk -       Improve          Your         program pelatihan
                                  memulai usaha.                  Business                      kewirausahaan
                             -    Memahami            dan                                       dan      pengelolaan
                                  mendemonstrasikan                                             usaha.
                                  keterampilan yang                                         -   Untuk
                                  dibutuhkan        untuk                                       menetapkan
                                  meningkatkan suatu                                            proses     sertifikasi
                                  usaha                                                         untuk
                             -    Mampu             untuk                                       pelatih/instruktur
                                  membuat        rencana                                        dengan
                                  usaha                                                         bekerjasama
                                                                                                dengan          Badan
                                                                                                Nasional


 4
   GET Ahead adalah paket pelatihan untuk perempuan-perempuan miskin yang melakukan atau berniat untuk memulai usaha
 kecil. GET Ahead berbeda dengan bahan-bahan bisnis konvensional karena menekankan pada keterampilan kewirausahaan dari
 sudut pandang gender. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan bisnis dan manajemen dasar dari pesertanya.
 Pelatihan ini menunjukkan kepada perempuan bagaimana mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan bagaimana
 mendapatkan dukungan melalui kelompok, jejaring, dan lembaga-lembaga yang menangani pengembangan usaha. Silahkan
 menghubungi ILO Jakarta untuk informasi lebih lanjut.
Sertifikasi Profesi
    dan Kementerian
    Negara     Koperasi
    dan UKM.
-   Untuk
    membangun
    kerjasama      yang
    lebih kuat dengan
    LSM dan sector
    swasta       untuk
    penjangkauan
    yang lebih baik.
-   Untuk      membuat
    hubungan dengan
    lembaga keuangan
    dan kemungkinan
    untuk
    megumpulkan
    dana         untuk
    jaminan      kredit
    untuk      memulai
    usaha          yang
    dimiliki       oleh
    kaum muda.

Contenu connexe

Tendances

prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
Nadia Bohari
 
Kv jpn sarawak-email
Kv  jpn sarawak-emailKv  jpn sarawak-email
Kv jpn sarawak-email
rahman2012
 
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
Rawiyah Hamid
 
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruan
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruanReview jurnal pendidikan teknologi kejuruan
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruan
ismail syam
 
A) rasional kv
A)  rasional kvA)  rasional kv
A) rasional kv
Arman Mohd
 

Tendances (20)

prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
 
PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIR
PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIRPENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIR
PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIR
 
Program Training for Trainer (TFT) untuk Pemuda dari CerdasMulia Institute
Program Training for Trainer (TFT) untuk Pemuda dari CerdasMulia InstituteProgram Training for Trainer (TFT) untuk Pemuda dari CerdasMulia Institute
Program Training for Trainer (TFT) untuk Pemuda dari CerdasMulia Institute
 
Masalah sldn
Masalah sldnMasalah sldn
Masalah sldn
 
Institusi dan sistem dalam ptv- RBTS3013
Institusi dan sistem dalam ptv- RBTS3013Institusi dan sistem dalam ptv- RBTS3013
Institusi dan sistem dalam ptv- RBTS3013
 
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaBuku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
 
Kv jpn sarawak-email
Kv  jpn sarawak-emailKv  jpn sarawak-email
Kv jpn sarawak-email
 
Pra Asas Vokasional
Pra Asas VokasionalPra Asas Vokasional
Pra Asas Vokasional
 
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
Sistem latihan dual nasional, noor azyani, rawiyah, ijlal, hazwani husna(1)
 
Kertas cadangan kursus mobile repairing course
Kertas cadangan kursus mobile repairing courseKertas cadangan kursus mobile repairing course
Kertas cadangan kursus mobile repairing course
 
Tugas 4 ptk
Tugas 4 ptkTugas 4 ptk
Tugas 4 ptk
 
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruan
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruanReview jurnal pendidikan teknologi kejuruan
Review jurnal pendidikan teknologi kejuruan
 
PENDAHULUAN-LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM 2015
PENDAHULUAN-LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM 2015PENDAHULUAN-LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM 2015
PENDAHULUAN-LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM 2015
 
14 (Seminar Transformasi TVET)
14 (Seminar Transformasi TVET)14 (Seminar Transformasi TVET)
14 (Seminar Transformasi TVET)
 
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
 
Review jurnal pendidikan kejuruan denmark
Review jurnal pendidikan kejuruan denmarkReview jurnal pendidikan kejuruan denmark
Review jurnal pendidikan kejuruan denmark
 
4 makalah ani
4 makalah ani4 makalah ani
4 makalah ani
 
CERAMAH PROFESIONAL PROGRAM PERSEDIAAN SKM 4/SKM 5 PENSYARAH KOLEJ VOKASIONAL
CERAMAH PROFESIONAL  PROGRAM PERSEDIAAN SKM 4/SKM 5 PENSYARAH KOLEJ VOKASIONAL CERAMAH PROFESIONAL  PROGRAM PERSEDIAAN SKM 4/SKM 5 PENSYARAH KOLEJ VOKASIONAL
CERAMAH PROFESIONAL PROGRAM PERSEDIAAN SKM 4/SKM 5 PENSYARAH KOLEJ VOKASIONAL
 
Renstra smk negeri 1 peusangan (tata busana)
Renstra smk negeri 1 peusangan (tata busana)Renstra smk negeri 1 peusangan (tata busana)
Renstra smk negeri 1 peusangan (tata busana)
 
A) rasional kv
A)  rasional kvA)  rasional kv
A) rasional kv
 

En vedette

Securus Swiss Cloud Storage Solutions
Securus Swiss Cloud Storage SolutionsSecurus Swiss Cloud Storage Solutions
Securus Swiss Cloud Storage Solutions
securusvault
 
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notasHow ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
Alvi
 
職災勞工保護法 行政院版
職災勞工保護法 行政院版職災勞工保護法 行政院版
職災勞工保護法 行政院版
Willy Chen
 
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
Damian T. Gordon
 
Tips for Students to Maintain their Motivation
Tips for Students to Maintain their MotivationTips for Students to Maintain their Motivation
Tips for Students to Maintain their Motivation
Damian T. Gordon
 
Bridge metrics channel marketing overview 2013
Bridge metrics channel marketing overview 2013Bridge metrics channel marketing overview 2013
Bridge metrics channel marketing overview 2013
Chris May
 
Purdue Writing Lab
Purdue Writing LabPurdue Writing Lab
Purdue Writing Lab
cynthia9109
 

En vedette (20)

Mind tools for project managers
Mind tools for project managersMind tools for project managers
Mind tools for project managers
 
Securus Swiss Cloud Storage Solutions
Securus Swiss Cloud Storage SolutionsSecurus Swiss Cloud Storage Solutions
Securus Swiss Cloud Storage Solutions
 
Enriching Faculty for Student Success
Enriching Faculty for Student SuccessEnriching Faculty for Student Success
Enriching Faculty for Student Success
 
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notasHow ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
How ramón gómez de la serna became a twitter fan final con notas
 
CCAO Presentation
CCAO PresentationCCAO Presentation
CCAO Presentation
 
Winkelcentrum boven 't Y, Amsterdam-Noord, Toekomstplannen
Winkelcentrum boven 't Y, Amsterdam-Noord, ToekomstplannenWinkelcentrum boven 't Y, Amsterdam-Noord, Toekomstplannen
Winkelcentrum boven 't Y, Amsterdam-Noord, Toekomstplannen
 
Instantes
InstantesInstantes
Instantes
 
職災勞工保護法 行政院版
職災勞工保護法 行政院版職災勞工保護法 行政院版
職災勞工保護法 行政院版
 
Praktek dokter
Praktek dokterPraktek dokter
Praktek dokter
 
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
3-Minute Critical Thinking Advert - final draft
 
Large organisations large intranets: where to start a redevelopment project
Large organisations large intranets: where to start a redevelopment projectLarge organisations large intranets: where to start a redevelopment project
Large organisations large intranets: where to start a redevelopment project
 
Inleiding Milieurecht
Inleiding MilieurechtInleiding Milieurecht
Inleiding Milieurecht
 
Software Testing 3/5
Software Testing 3/5Software Testing 3/5
Software Testing 3/5
 
Tips for Students to Maintain their Motivation
Tips for Students to Maintain their MotivationTips for Students to Maintain their Motivation
Tips for Students to Maintain their Motivation
 
Bridge metrics channel marketing overview 2013
Bridge metrics channel marketing overview 2013Bridge metrics channel marketing overview 2013
Bridge metrics channel marketing overview 2013
 
Plat 01
Plat 01Plat 01
Plat 01
 
Frenchslideshow
FrenchslideshowFrenchslideshow
Frenchslideshow
 
Purdue Writing Lab
Purdue Writing LabPurdue Writing Lab
Purdue Writing Lab
 
BPCO IPERTENSIONE POLMONARE-PH COPD
BPCO IPERTENSIONE POLMONARE-PH COPDBPCO IPERTENSIONE POLMONARE-PH COPD
BPCO IPERTENSIONE POLMONARE-PH COPD
 
kansen en knelpunten boven 't Y winkelcentrum Amsterdam-Noord
kansen en knelpunten boven 't Y winkelcentrum Amsterdam-Noord kansen en knelpunten boven 't Y winkelcentrum Amsterdam-Noord
kansen en knelpunten boven 't Y winkelcentrum Amsterdam-Noord
 

Similaire à 05 framework for entrepreneurship education bahasa indonesia

Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
TawonNakal
 

Similaire à 05 framework for entrepreneurship education bahasa indonesia (20)

Peta Jalan SMK Revitalisasi SMK Negeri 2 Ketapang.Kalimantan Barat. SAPRIYUN,...
Peta Jalan SMK Revitalisasi SMK Negeri 2 Ketapang.Kalimantan Barat. SAPRIYUN,...Peta Jalan SMK Revitalisasi SMK Negeri 2 Ketapang.Kalimantan Barat. SAPRIYUN,...
Peta Jalan SMK Revitalisasi SMK Negeri 2 Ketapang.Kalimantan Barat. SAPRIYUN,...
 
Panduan wirausaha-pengusaha-mahasiswa-akadusyifa
Panduan wirausaha-pengusaha-mahasiswa-akadusyifaPanduan wirausaha-pengusaha-mahasiswa-akadusyifa
Panduan wirausaha-pengusaha-mahasiswa-akadusyifa
 
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
 
Pkmwirausaha
PkmwirausahaPkmwirausaha
Pkmwirausaha
 
Kertas cadangan program pembangunan usahawan telekomunikasi
Kertas cadangan program pembangunan usahawan telekomunikasiKertas cadangan program pembangunan usahawan telekomunikasi
Kertas cadangan program pembangunan usahawan telekomunikasi
 
Laporan l.i
Laporan l.iLaporan l.i
Laporan l.i
 
BISNISUKM.ID: PUSAT PELATIHAN UKM & UMKM INDONESIA
BISNISUKM.ID: PUSAT PELATIHAN UKM & UMKM INDONESIABISNISUKM.ID: PUSAT PELATIHAN UKM & UMKM INDONESIA
BISNISUKM.ID: PUSAT PELATIHAN UKM & UMKM INDONESIA
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
inkubasi bisnis.pdf
inkubasi bisnis.pdfinkubasi bisnis.pdf
inkubasi bisnis.pdf
 
PPT_KEL2_PKWU_SMA_SMK_1.pptx
PPT_KEL2_PKWU_SMA_SMK_1.pptxPPT_KEL2_PKWU_SMA_SMK_1.pptx
PPT_KEL2_PKWU_SMA_SMK_1.pptx
 
SAI Leadership Centre
SAI Leadership CentreSAI Leadership Centre
SAI Leadership Centre
 
4 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 3103174 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 310317
 
Company Profile GoUKM Group.pdf
Company Profile GoUKM Group.pdfCompany Profile GoUKM Group.pdf
Company Profile GoUKM Group.pdf
 
Pedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smkPedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smk
 
Skkni 2019 144.pdf (1)
Skkni 2019 144.pdf (1)Skkni 2019 144.pdf (1)
Skkni 2019 144.pdf (1)
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Be the global certified professional training firm
Be the global certified professional training firmBe the global certified professional training firm
Be the global certified professional training firm
 
Pedoman pmw-2015
Pedoman pmw-2015Pedoman pmw-2015
Pedoman pmw-2015
 
PROPOSAL PKL KELOMPOK DINDA, SYAVIRA, VIKA (4).pdf
PROPOSAL PKL KELOMPOK DINDA, SYAVIRA, VIKA (4).pdfPROPOSAL PKL KELOMPOK DINDA, SYAVIRA, VIKA (4).pdf
PROPOSAL PKL KELOMPOK DINDA, SYAVIRA, VIKA (4).pdf
 

Plus de imecommunity

Plus de imecommunity (20)

Exp imp-bab-03
Exp imp-bab-03Exp imp-bab-03
Exp imp-bab-03
 
Exp imp-bab-02
Exp imp-bab-02Exp imp-bab-02
Exp imp-bab-02
 
0167 surat diknas kab bondowoso
0167 surat diknas kab bondowoso0167 surat diknas kab bondowoso
0167 surat diknas kab bondowoso
 
0165 surat diknas kab banyuwangi
0165 surat diknas kab banyuwangi0165 surat diknas kab banyuwangi
0165 surat diknas kab banyuwangi
 
0164 surat diknas kab sumenep
0164 surat diknas kab sumenep0164 surat diknas kab sumenep
0164 surat diknas kab sumenep
 
Proyeksi keuangan office building
Proyeksi keuangan office buildingProyeksi keuangan office building
Proyeksi keuangan office building
 
Perhotelan
PerhotelanPerhotelan
Perhotelan
 
Perhotelan
PerhotelanPerhotelan
Perhotelan
 
Steel sm
Steel smSteel sm
Steel sm
 
Steel 3
Steel 3Steel 3
Steel 3
 
Steel 1
Steel 1Steel 1
Steel 1
 
Steel
SteelSteel
Steel
 
File 2 office building
File 2 office buildingFile 2 office building
File 2 office building
 
Exp imp-rks
Exp imp-rksExp imp-rks
Exp imp-rks
 
Exp imp-di
Exp imp-diExp imp-di
Exp imp-di
 
Exp imp-bab-05
Exp imp-bab-05Exp imp-bab-05
Exp imp-bab-05
 
Exp imp-bab-04
Exp imp-bab-04Exp imp-bab-04
Exp imp-bab-04
 
Exp imp-bab-01
Exp imp-bab-01Exp imp-bab-01
Exp imp-bab-01
 
Sekolah menengah umum
Sekolah menengah umumSekolah menengah umum
Sekolah menengah umum
 
Sekolah menengah umum
Sekolah menengah umumSekolah menengah umum
Sekolah menengah umum
 

05 framework for entrepreneurship education bahasa indonesia

  • 1. ILO Education and Skills Training project Usulan Kerangka Pendidikan Kewirausahaan Draft Nota Konsep untuk Diskusi I. Latar Belakang: Mengapa pendidikan kewirausahaan? Terlepas dari catatan laju pertumbuhan 6.2 persen pada tahun 2008, di tengah-tengah krisis keuangan global, peningkatan PDB tidak diterjemahkan menjadi jumlah lapangan kerja yang memadai untuk menyerap angkatan kaum muda baru Indonesia di pasar kerja. Indonesia menghadapai angka penangguran terbuka sebesar 8,39 persen dan angka setengah menganggur 27,8 persen,1 dan 61 persen orang Indonesia yan menganggur berusia antara 15 sampai 24 tahun. Setiap tahunnya hampir 2 juta kaum muda perempuan dan laki-laki masuk ke pasar kerja Indonesia. Kombinasi dari kurangnya kesempatan di pasar tenaga kerja dan kurangnya keterampilan berakibat pada banyak kaum muda tidak dapat mendapatkan pekerjaan di sektor ekonomi formal. Banyak di antara mereka yang akhirnya bekerja di ekonomi informal, tetapi produktifitas mereka terbatas karena kurangnya persiapan di sekolah. Kenyataan bahwa sebagian besar pelajar Indonesia nantinya akan mendapatkan penghidupan dari ekonomi informal tidak tercermin sepenuhnya dalam pembelajaran di sekolah dan luar sekolah dan modul-modul pelatihan. Sebagian besar sekolah di Indonesia tidak memberikan pendidikan kewirausahaan sama sekali yang dibutuhkan kaum muda untuk memulai usaha, bergabung ke dan meningkatkan produktifitas usaha keluarga, atau secara lebih umum mengembangkan sikap kewirausahaan yang proaktif dalam karir profesional mereka. 1 Trend dari beberapa indikator sosio-ekonomi Indonesia, BPS, Maret 2009
  • 2. Teori-teori pengembangan ekonomi memasukkan pendidikan kewirausahaan sebagai perangkat penting untuk pengembangan sektor usaha mikro dan kecil yang vibran. Di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah berkontribusi terhadap 53,6 persen PDB nasional,2 dan mempekerjakan lebih dari 91,8 juta orang. Terlepas dari peran yang dimainkan oleh usaha kecil dalam perekonomian, banyak usaha yang tidak dapat berkembang karena antara lain kurangnya sumber daya manusia yang handal. Menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan pelajar dan kaum muda tidak hanya akan berkontribusi untuk mengurangi pengangguran, tetapi juga dapat membantu mendorong produktifitas dan daya saing dalam UKM. Terdapat berbagai upaya untuk mengkonseptualisasikan pendidikan kewirausahaan, tetapi sampai saat ini belum muncul definisi yang disepakati bersama. Untuk dokumen ini, pendidikan kewirausahaan berarti “dalam kerangka pembelajaran seumur hidup, proses memberikan seseorang konsep dan keterampilan praktis untuk mengenali kesempatan, sumber daya-sumber daya utama dan mungkin juga memulai dan mengelola suatu usaha.” Definisi ini meliputi pendidikan kewirausahaan yang bertujuan untuk penciptaan usaha dan yang bertujuan untuk memperbaiki sikap siswa terhadap kehidupan profesionalnya. Pendidikan kewirausahaan dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran seumumr hidup untuk memastikan bahwa individu dapat berkembang secara koheren dalam mendapatkan kompetensi kewirausahaan dan meningkatkan sikap kewirausahaan mereka baik di dalam maupun di luar sistem pendidikan. Keterbatasan dari pendidikan kewirausahaan juga harus disadari: • Tidak semua orang dapat menjadi wirausaha. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk menjadikan individu wirausaha dan memiliki jiwa kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan juga tidak hanya bertujuan untuk penciptaan usaha. Tujuannya adalah juga untuk mendorong sifat-sifat seperti kreatifitas, otonomi, dan inisiatif di dalam diri seseorang (sebagai bagian dari keterampilan hidup). 2 BPS
  • 3. Untuk menjadi efektif dalam penciptaan usaha, pendidikan kewirausahaan harus diikuti dengan komponen-komponen layanan/ coaching/ mentoring paska pelatihan yang bagus dan/ atau menghubungkan dengan layanan pengembangan usaha (business development services). • Untuk memaksimalkan kesempatan bekerja, pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian dari fokus yang lebih luas untuk memperkuat usaha mikro dan kecil di Indonesia, bersama- sama dengan upaya untuk memperbaiki iklim usaha. Dokumen ini dibagi menjadi enam bagian. Bagian ke dua menggambarkan inisiatif-inisiatif utama yang sejauh ini dilaksanakan dalam pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Bagian ke tiga mencoba untuk menarik pelajaran awal dari pengalaman ini, dan bagian keempat menjabarkan tujuh rekomendasi kebijakan untuk pendidikan kewirausahaan yang komprehensif di Indonesia. Bagian ke lima dan ke enam memberikan rekomendasi lebih lanjut lagi untuk pendidikan guru, dan pemantauan dan evaluasi. II. Kerangkan sistem pendidikan kewirausahaan saat ini di Indonesia A. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melaksanakan pendidikan kewirausahaan sejak tahun 1994 di Sekolah Menengah Kejuruan. Pengenalan kurikulum kewirausahaan di SMK dilihat sebagai suatu kesempatan untuk mengkombinasikan pembelajaran kewiausahaan dengan keterampilan teknis untuk mendorong siswa untuk menjadi wirausaha. Sebagai tambahan, banyak SMK membuat “Unit Produksi” tetapi masih berfokus pada mempraktekkan keterampilan kejuruan mereka. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK – Depdiknas) juga telah memulai kegiatan ekstra kurikuler untuk kewirausahan, di mana beberapa siswa mendapatkan manfaat dari (a) satu minggu pelatihan bisnis intensif (dengan paket pelatihan Start Your Business ILO), dan (b) modal awal untuk usaha berbasis kelompok di sekolah.
  • 4. B. Pendidikan Kewirausahaan di Sistem Politeknik Dalam sistem politeknik, ASPI (Asosiasi Politeknik Indonesia) melaksanakan Proyek Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan (ESDP) yang didanai oleh NUFFIC, Belanda. Proyek ini bertujuan antara lain untuk mengarusutamakan kewirausahaan melalui Selayang Pandang mengenai Proyek pengembangan kurikulum kewirausahaan dan Percontohan Pendidikan Kewirausahaan pembentukan Unit Pelatihan Kewirausahaan. Departemen Pendidikan Nasional – ILO Kurikulum kewirausahaan dikembangkan oleh ILO bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, terutama Direktorat TRIODOS FACET, berdasarkan paket pelatihan Pendidikan Menengah Kejuruan sejak tahun Know About Business ILO, Permainan Bisnis 2002 melalui uji coba program Start Your Business Programme (SYB). SYB sekarang ILO, dan CEFE GTZ. International Training telah digunakan di seluruh Indonesia dan telah ada jaringan pelatih-pelatih SYB di delapan Centre ILO di Turin memberikan bantuan teknis propinsi. untuk pendirian Unit Pelatihan Kewirausahaan. Pada tahun 2005/2006, Depdiknas dan ILO memperkenalkan program pelatihan kewirausahaan Know About Business (KAB) di dalam sistem pendidikan menengah kejuruan dan teknis dalam tahap uji coba. Indonesia C. Pendidikan Kewirausahaan di bergabung dengan 30 negara untuk menggunakan paket pelatihan KAB. Untuk Pendidikan Tinggi memastikan keberlanjutan proyek dan juga rasa kepemilikan nasional, ILO telah menguatkan kapasitas dari Pusat Pemberdayaan Pendidik Beberapa universitas negeri dan swasta telah dan Tenaga Kependidikan (P4TK) dalam menggunakan kurikulum kewirausahaan sebagai memberikan pelaihan kewirausahaan. 33 Master Trainer dari enam P4TKs saat ini mata kuliah wajib untuk satu semester. Sebagai menggunakan KAB sebagai bagian dari program pelatihan kelembagaan reguler tambahan, semenjak tahun 2007 Direktorat mereka. Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan dana bagi beberapa universitas untuk memberikan dana bagi mahasiswa mereka untuk memulai usaha. D. Pendidikan Kewirausahaan di Balai Latihan Kerja.
  • 5. Beberapa Balai Latihan Kerja (BLKI) seperti BLKI Lembang, Bekasi, BLK Lombok, dan Sulawesi Selatan telah mulai menggunakan kurikulum Start Program Start and Improve Your Business ILO Your Business untuk peserta yang tertarik untuk memulai usaha mereka. Sebagai contoh, BLKI Program Start and Improve Your Business ILO dibagi menjadi tiga: i) Generate Your Lembang memperkenalkan program Start Your Business Idea, ii) Start Your Business, iii) Improve Your Business. Program SIYB Business untuk sector Pertanian sedangkan BLKI telah dilaksanakan di lebih dari 90 negara Bekasi menggunakan program SYB untuk peserta dengan lebih dari 80 Master Trainer dan 4.500 pelatih. SIYB memiliki system mereka yang merupakan calon tenaga kerja ke penjaminan mutu yang kuat, dengan badan sertifikasi yang tersentralisasi di Jepang. International Training Center ILO di Turin. Di Indonesia program ini diperkenalkan pada tahun 2002 bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Enam master trainer, lebih dari E. Pendidikan Kewirausahaan untuk Kaum 230 pelatih dan 35 organisasi mitra secara aktif mempromosikan dan melaksanakan Muda yang Tidak Bersekolah program SIYB, termasuk KADIN dan APINDO. Pendidikan kewirausahaan untuk kaum muda yang tidak bersekolah sebagian besar ditujukan untuk membantu kaum muda dalam memulai usaha mereka sendiri. Pemerintah secara aktif mempromosikan program-program untuk menstimulasi penciptaan usaha baru untuk kaum muda. Sebagai contoh, Kementerian Pemuda dan Olah Raga di bawah Deputi Menteri untuk Kewirausahaan secara aktif mempromosikan kewirausahaan dengan mentargetkan kaum muda di daerah pedesaan. Pemerintah memberikan dukungan pendanaan kepada lembaga-lembaga yang melatih kaum muda mengenai keterampilan kejuruan dan kewirausahaan. Sebagai tambahan, modal awal juga diberikan untuk membantu kaum muda memulai usaha mereka. Kementerian Koperasi dan UKM memiliki skema yang serupa seperti Program Kewirausahaan Kaum Muda melalui Gerakan Koperasi dan Agro Bisnis. Direktur Jenderal PNFI, Departemen Pendidikan Nasional juga sedang dalam proses untuk mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan untuk kaum muda yang tidak bersekolah. Hal ini ditujukan untuk memberikan sikap, keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan bagi siswa.
  • 6. F. Pendidikan kewirausahaan yang diadaptasi untuk kelompok-kelompok spesifik Organisasi pekerja migrant dan BLK Malang telah melaksanakan Program SYB yang menyasar pekerja rumah tangga yang kembali dari luar negeri. Pelatihan ini juga meliputi anggota-anggota keluarga dari pekerja. Secara keseluruhan terdapat 39 pelatih SIYB yang bekerja dengan organisasi-organisasi ini untuk mendukung para pekerja migrant dan keluarga mereka untuk menggunakan tabungan mereka secara produktif. KSBSI Aceh menggunakan program SIYB untuk memberikan dukungan bagi anggota mereka yang pensiun atau yang diperkirakan akan di- PHK. Di Surabaya, UKM Center Dinas Koperasi dan UKM melatih pekerja-pekerja yang sudah pensiun dari salah satu perusahaan rokok tentang SYB untuk memungkinkan mereka memulai usaha sendiri dengan menggunakan tabungan dan pesangon. Beberapa BDS juga menggunakan program SYB untuk melatih warga binaan pemasyarakatan yang akan dikeluarkan dari tahanan. Terdapat pula contoh-contoh penyedia BDS memasarkan pendidikan kewirausahaan di pusat rehabilitasi narkoba termasuk untuk ODHA. Di Papua, ILO bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten untuk melatih masyarakat Papua, juga berdasarkan adapt (tradisi local). III. Pembelajaran Di bawah ini adalah pembelajaran-pembelajaran utama dari inisiatif pendidikan kewirausahaan di Indonesia: • Kebutuhan untuk kerangka menyeluruh dengan tanggungjawab-tanggungjawab spesifik – Terdapat banyak penekanan dalam pengembangan dan perbaikan kurikulum kewirausahaan. Sebagai contoh, PSMK (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan) telah merevisi kurikulum kewirausahaan setiap empat tahun sekali (1994, 1999, 2002 dan 2007). ILO juga telah membantu mengadaptasi dan mengujicoba modul-modul pelatihan internasional. Namun lebih sedikit sumber daya yang digunakan untuk meluncurkan pelatihan untuk guru dan instruktur, sebagai bagian dari rencana komprehensif. Sebagian besar kegiatan pendidikan kewirausahaan sejauh ini merupakan inisiatif dari Pemerintah Pusat, sementara hanya beberapa pemerintah Propinsi dan Kabupaten yang memberikan kontribusi keuangan untuk pelatihan guru.
  • 7. Pendidikan kewirausahaan memerlukan pergesertan paradigm dalam metodologi pengajaran – Untuk kasus-kasus tersebut di mana pelatihan individu-individu berpusat pada siswa dan diikuti oleh dukungan coaching dan penghubungan ke sector swasta, dampak yang lebih besar terlihat, terkait dengan: (a) pendekatan-pendekatan praktis, b) jumlah siswa yang mempertimbangkan untuk membuka usaha di masa yang akan dating, c) jumlah siswa yang dapat menghubungkan pembelajaran mereka sekarang dan pekerjaan mereka di masa yang akan datang. • Kaum muda memerlukan lebih banyak lagi bantuan dalam memformulasikan ide-ide bisnis, dorongan dan motivasi, sementara orang dewasa memerlukan lebih banyak bantuan yang terkait dengan pengelolaan bisnis (sumber evaluasi SIYB di Aceh). • Pendidikan kewirausahaan di sekolah berjalan lebih baik lagi dengan pendekatan keseluruhan sekolah – Pengalaman juga menunjukkan bahwa penting untuk melatih guru- guru bersama-sama dengan kepala sekolah, pengawas pendidikan, komite sekolah, dan/atau perwakilan dari sector swasta untuk melaksanakan modul kewirausahaan yang berhasil dan dinamis. • Pendekatan yang terintegrasi yaitu akses ke pelatihan keterampilan praktis, pengetahuan mengenai pengelolaan bisnis dan akses ke lembaga keuangan merupakan pendekatan yang efektif untuk penciptaan usaha – Penilaian Dampak Start Your Business di Aceh pada tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 41,5% dari total responden memulai usaha (27%) atau kegiatan yang menghasilkan pendapatan (14,5%). Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sebagian besar responden dalam memulai usaha mereka meliputi menarik pelanggan, mendapatkan bahan baku, mengelola keuangan, dan mengakses keuangan eksternal. Keterlibatan BDS dikaitkan secara langsung ke keberlanjutan usaha mikro. IV Tujuh Usulan Prioritas untuk Pendidikan Kewirausahaan o Memastikan dukungan politik di semua departemen dan propinsi dan kabupaten untuk pendidikan kewirausahaan sebagai kompetensi kunci untuk semua warga Indonesia, sebagai bagian dari kebijakan untuk mengurangi angka setengah menganggur dan
  • 8. memberikan dukungan bagi usaha-usaha kecil dan menengah. Dukungan politik yang luas ini juga harus diterjemahkan ke dalam Pendanaan yang berkelanjutan dan terkoordinasi untuk program, suatu model pendidikan bisnis untuk disesuaikan dengan perbedaan budaya di tingkat propinsi. o Menetapkan tujuan yang jelas mengenai apa yang harus dicapai, melalui proses pembelajaran seumur hidup termasuk untuk kaum muda yang bersekolah maupun tidak bersekolah, untuk pekerja yang di-PHK, dengan anggaran yang terkait dan indicator- indikator dampak. Insentif-insentif praktis diperlukan, terutama karena sekolah dan guru- guru memiliki kewenangan yang lebih luas di bawah system yang ada pada saat ini (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penting bahwa manajemen sekolah dan guru-guru diyakinkan untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ini dan bahwa lingkungan sekolah mendukung pendidikan kewirausahaan. o Setelah kajian pengalaman di masa lampau dan berdasarkan kompetensi-kompetensi yang disepakati (lihat draft di Lampiran 1), Merekomendasikan kurikulum sebagai bagian dari kurikulum SMP, SMA, SMK dan kaum muda, dan untuk pekerja yang di-PHK, mengkaji bagaimana kewirausahaan dapat diarusutamakan ke dalam mata pelajaran yang ada pada saat ini; o Membangun kemitraan public-swasta yang inovatif dengan (a) penyedia pelatihan, (b) perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk meng-sub-kontrak-kan sebagian produksi/ produksi mereka, dan (c) serikat pekerja (untuk pendidikan pekerja). Sebagai bagian dari rekomendasi yang sama, penting untuk: Merekrut badan-badan yang berpartisipasi untuk kewirausahaan untuk kaum muda yang tidak bersekolah berdasarkan kinerja dan kapasitas mereka dan bukan karena status mereka (PKBM, LSM, swasta..); Menyadari dan memaksimalkan peran pendidik selain guru (orang tua, praktisi, pengusaha, siswa sendiri); Menetapkan insentif untuk perusahaan-perusahaan yang mengkontribusikan waktu dan sumber daya untuk pendidikan bisnis,
  • 9. Menghubungkan siswa ke perusahaan dan pelaku bisnis, untuk memastikan hubungan mentoring/coaching yang erat dengan para pelaku usaha. o Membangun kapasitas guru-guru kewirausahaan dan memutuskan suatu system sertifikasi yang seragam. Pembangunan kapasitas guru harus berfokus pada mempelajarai dengan melakukan. Hal ini tidak boleh dibatasi hanya pada pelatihan satu kali saja, tetapi meliputi coaching dan dukungan setelah pelatihan, pemagangan ke perusahaan kecil dan kunjungan studi ke sekolah-sekolah yang berhasil agar guru-guru terlibat sepenuhnya dan untuk membangun kompetensi mereka. Peran educator dilihat sebagai Menyediakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk merasa terberdayakan untuk mengambil resiko, Memfasilitasi perubahan perilaku di kalangan siswa menjadi pendekatan yang lebih dinamis terhadap dunia kerja dan kehidupan profesionalnya. o Membangun satu atau lebih Unit untuk Pendidikan Kewirausahaan yang terdesentralisasi, dengan focal point di propinsi yang bertanggungjawab untuk: Menstimulasi cara-cara yang inovatif untuk membawakan pendiidikan kewirausahaan melalui block grant dengan sasaran yang jelas, Melaksanakan studi pelacakan dan mendokumentasikan dampak, Mendokumentasikan, memvalidasi dan menyebarkan pembelajaran-pembelajaran spesifik melalui praktek online, Memberikan label “sekolah kewirausahaan” ke sekolah-sekolah yang telah menunjukkan capaian yang luar biasa. o Mendukung proyek-proyek bisnus sekolah dan incubator bisnis, bermitra dengan sector swasta, di mana siswa dilibatkan dalam kegiatan usaha konkrit baik pada tingkat produksi dan manajemen (dengan memperhatikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dengan mengakui kinerja mereka melalui nilai dan kompetisi. V Usulan Pelatihan dan Sertifikasi Guru Master trainer yang memiliki kualifikasi adalah factor utama untuk keefektifan pendidikan kewirausahaan di suatu Negara. Dengan menggunakan pengalaman ILO, diusulkan untuk memiliki tiga tingkat system pelatihan untuk menciptakan sekelompok pakar pendidikan kewirausahaan. Ketiga lapisan ini adalah 1) master trainer, 2) fasilitator utama dan 3)fasilitator
  • 10. (guru). Masing-masing akan dilatih dan didukung dengan coaching dan pelatihan peningkatan keterampilan regular, untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing. Tugas-tugas yang diusulkan untuk masing-masing adalah sebagai berikut: a. Peran master trainer di P4TK adalah: - Untuk memastikan bahwa para fasilitator utama menggunakan metode pengajaran yang berpusat pada peserta didik pada saat melaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi guru-guru. - Untuk membangun metodologi pengajaran yang inovatif mengenai pendidikan kewirausahaan baik di kelas dan ekstra-kurikuler. - Untuk mengumpulkan praktek-praktek yang baik mengenai keefektifan pendidikan kewirausahaan, dan untuk mendiseminasikannya melalui berbagai media. b. Peran dari fasilitator utama di tingkat propinsi: - Untuk mempromosikan program pelatihan pendidikan kewirausahaan untuk sekolah dan guru dan memasarkan program ke pemerintah propinsi/ nasional. - Untuk melatih guru-guru mengenai pendidikan kewirausahaan dengan menggunakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk memberikan dukungan paska pelatihan untuk guru-guru seperti keterampilan mengajar baru mengenai kewirausahaan, coaching, dll. c. Peran fasilitator/ guru - Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa di ruangan kelas mereka. - Untuk melaksanakan pemantauan berkala mengenai kepuasan peserta yang berpartisipasi dalam program pendidikan kewirausahaan. - Untuk memotivasi siswa untuk mendirikan klub bisnis, dll.
  • 11. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74/2008, terdapat dua cara untuk mendapatkan sertifikasi guru, yaitu: 1) uji kompetensi melalui penilaian portofolio, dan 2) sertifikasi langsung untuk mereka yang memiliki gelar master dan doktor. Penilaian portofolio meliputi 1) kualifikasi akademis, 2) pelatihan dan pendidikan, 3) pengalaman guru, 4) rencana pembelajaran dan pelaksanaan, 5) penilaian dari pengawas dan inspektur, 6) pencapaian akademis, 7) pengembangan pencapaian professional, sebagai contoh, melaksanakan penelitian, 8) partisipasi dalam lokakarya, 9) pengalaman organisasional yang terkait dengan pendidikan dan isu-isu social, dan 10) penghargaan yang terkait dengan pendidikan. Komponen-komponen dari potofolio meliputi empat kompetensi inti guru yaitu 1) Kompetensi pedagogis, 2) kompetensi personal, 3) kompetensi social, 4) kompetensi profesional. Setiap tahunnya, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan target untuk sertifikasi guru yang meliputi semua subyek pengajaran. Guru yang mengajar kewirausahaan harus didorong untuk mendaftarkan diri untk sertifikasi. Partisipasi mereka dalam pelatihan kewirausahaan internasional seperti KAB dan SYB akan berkontribusi untuk memberikan mereka skor yang lebih tinggi. No Komponen portofolio Usulan criteria untuk sertifikasi guru kewirausahaan 1 Kualifikasi akademis Guru-guu harus memiliki kualifikasi akademis yang disyaratkan. Depdiknas mungkin perlu untuk membantu - Diploma IV atau S1 guru-guru yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan minimum pada saat ini untuk mendapatkan sedikitnya kualifikasi Diploma IV. 2 Pelatihan dan Pendidikan Guru-guru harus berpartisipasi dalam program pelatihan kewirausahaan yang berfokus pada metode pengajaran modern. Program pelatihan KAB dapat digunakan sebagai referensi untuk lembaga-lembaga pelatihan guru. 3 Pengalaman mengajar Tidak ada 4 Rencana pengajaran dan Kepala sekolah/ manajemen memastikan bahwa guru pelaksanaan mempersiapkan rencana ajar dengan menggnakan metodologi pengajaran modern.
  • 12. 5 Penilaian dari pengawas Terdapat dua bidang yang dapat dinilai terkait dengan gaya dan kepala sekolah pengajaran. Pengawas dan kepala sekolah dapat memainkan peran penting untuk mengkaji guru kewirausahaan dalam: - Inovasi dan kreatifitas terkait kewirausahaan. - Keterampilan komunikasi. - Keterampilan berjejaring dengan bisnis dan asosiasi. 6 Pencapaian Akademis - Skor dapat diberikan apabila guru-guru dapat membantu siswa memenangkan kompetisi keterampilan kewirausahaan 7 Pencapaian Profesional - Guru-guru harus didorong untuk menulis artikel di Koran mengenai kisah keberhasilan mengenai kewirausahaan - Guru-guru harus didorong untuk melaksanakan penelitian mengenai kewirausahaan 8 Keikutsertaan dalam - Mendorong dinas pendidikan propinsi/ kabupaten untuk lokakarya melakukan lokakarya pertukaran pengetahuan mengenai kewirausahaan. 9 Pengalaman organisasi - Mendorong guru-guru untuk membentuk atau yang terkait dengan isu berpartisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran) pendidikan dan social - Mendorong guru-guru untuk membentuk klub bisnis yang terkait dengan kewirausahaan. 10 Penghargaan yang terkait Tidak ada dengan subyek pendidikan
  • 13. 6. Pemantauan dan Evaluasi Untuk menjamin pengembangan Pendidikan Kewirausahaan yang cepat dan mantap, diusulkan untuk membentuk system standard untuk Pemantauan dan Evaluasi, untuk memungkinkan pembuat kebijakan nasional dan propinsi, guru dan lainnya untuk menilai dampak dan mengadaptasi strategi secara sesuai. Indikator-indikator yang diusulkan diringkas dalam table di bawah ini. Indikator Kinerja Program Fokus Siswa Fasilitator Kunci (P4TK, Sekolah LPMP3) Jumlah siswa yang Jumlah guru yang Jumlah propinsi di mana mendapatkan program dilatih mengenai fasilitator utama tersedia pendidikan pendidikan Jumlah fasilitator utama kewirausahaan kewirausahaan yang bekerja dalam Jumlah siswa yang Jumlah guru yang kegiatan program berpartisipasi dalam mendapatkan pendidikan Skala usaha yang dikelola sertifikasi keguruan kewirausahaan siswa Jumlah propinsi di mana pendidikan kewirausahaan tersedia Kepuasan siswa akan Kepuasan sekolah Kepuasan guru dengan layanan yang diberukan dengan ketersediaan pelatihan dan layanan oleh guru dan sekolah layanan dan kepusaan paska pelatihan yang terhadap bahan. diberikan oleh fasilitator Kepuasan siswa utama terhadap materi-materi Mutu 3 Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (Education Quality Assurance Body)
  • 14. yang diproduksi (permainan bisnis, buku teks, buku kerja) Sikap siswa berubah Persentase sekolah yang berubah menjadi Dampak Peningkatan kompetensi lingkungan belajar personal meningkat yang kondusif Transisi dari pendidikan ke lingkungan kerja difasilitasi dan diterapkan Biaya per guru Biaya per organisasi/ (pelatihan, paska fasilitator yang dikaitkan Keefektifan dari segi pelatihan dan dengan penilaian biaya sertifikasi) dikaitkan dampak dengan penilaian untuk memantau dampak Persentase guru dan Sistem nasional untuk sekolah yang secara pengendalian mutu, Keberlanjutan aktif melaksanakan dukungan terus-menerus pembelajaran yang dan pelatihan fasilitator berpusat pada siswa Dukungan terus- menerus dari pemerintah propinsi/ nasional Perangkat yang digunakan untuk keperluan pemantauan dapat meliputi Focus Group Discussion dengan siswa untuk mengkaji sikap kewirausahaan pra dan paska pelatihan, evaluasi proses pengajaran (persiapan, metodologi, partisipasi siswa).
  • 15. Lampiran 1 Usulan Kompetensi Kewirausahaan berdasarkan Sasaran Peserta Sasaran Peserta Kompetensi kunci Modul yang Untuk diujicobakan di ditindaklanjuti Indonesia segera SMP Mengetahui peran bisnis dan wirausaha di masyarakat SMA - Mendemonstrasikan Know About - Untuk karakteristik- Business yang mengembangkan karakteristik dimodifikasi. kurikulum sebagai kewirausahaan bagian dari life - Memahami skill, bimbingan keterampilan yang karir atau muatan diperlukan untuk lokal. memulai usaha - Untuk memberikan pengembangan kapasitas secara terus-menerus untuk guru-guru terutama dalam mengembangkan lingkungan pembelajaran yang kondusif. - Untuk menghubungkan sekolah dengan sector swasta. - Untuk
  • 16. menghubungkan sekolah dengan penyedia Business Development Services – Layanan Pengembangan Usaha SMK • Menunjukkan Know About Business - Untuk semangat memberikan kewirausahaan pembangunan yang dinamis kapasitas secara • Menunjukkan terus-menerus pemahaman akan kepada guru-guru struktur terutama dalam perencanaan usaha. mengembangkan lingkungan pembelajaran yang kondusif. - Untuk menghubungkan sekolah dengan swasta - Untuk menghubungkan sekolah dengan penyedia Business Development Services –
  • 17. Layanan Pengembangan Usaha untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Pendidikan Tinggi - Mendemonstrasikan - Untuk keterampilan untuk mengembangkan mengubah masalah modul menjadi percontohan kesempatan. dengan - Mampu menggunakan menerapkan praktek prinsip-prinsip pembelajaran pengelolaan langsung bagi hubungan manusia siswa. - Mendemonstrasikan - Untuk penerapan memberikan keterampilan teknis pelatihan bagi dalam konteks para dosen dalam kewirausahaan mengembangkan - Mampu merancang lingkungan rencana usaha pembelajaran dengan praktek langsung. - Untuk membangun kerjasama yang lebih kuat antara universitas dan masyarakat bisnis,
  • 18. terutama usaha kecil dan menengah. - Untuk mengembangkan incubator bisnis. Di luar sekolah - Memahami - GET Ahead4 - Untuk karakteristik - Generate Your memperkuat kewirausahaan Business Ideas kapasitas business - Memahami - Start Your development keterampilan yang business services dalam diperlukan untuk - Improve Your program pelatihan memulai usaha. Business kewirausahaan - Memahami dan dan pengelolaan mendemonstrasikan usaha. keterampilan yang - Untuk dibutuhkan untuk menetapkan meningkatkan suatu proses sertifikasi usaha untuk - Mampu untuk pelatih/instruktur membuat rencana dengan usaha bekerjasama dengan Badan Nasional 4 GET Ahead adalah paket pelatihan untuk perempuan-perempuan miskin yang melakukan atau berniat untuk memulai usaha kecil. GET Ahead berbeda dengan bahan-bahan bisnis konvensional karena menekankan pada keterampilan kewirausahaan dari sudut pandang gender. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan bisnis dan manajemen dasar dari pesertanya. Pelatihan ini menunjukkan kepada perempuan bagaimana mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan bagaimana mendapatkan dukungan melalui kelompok, jejaring, dan lembaga-lembaga yang menangani pengembangan usaha. Silahkan menghubungi ILO Jakarta untuk informasi lebih lanjut.
  • 19. Sertifikasi Profesi dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. - Untuk membangun kerjasama yang lebih kuat dengan LSM dan sector swasta untuk penjangkauan yang lebih baik. - Untuk membuat hubungan dengan lembaga keuangan dan kemungkinan untuk megumpulkan dana untuk jaminan kredit untuk memulai usaha yang dimiliki oleh kaum muda.