SlideShare a Scribd company logo
1 of 135
Download to read offline
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008
                                                                                                                          PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
                                                                                                                                  NOMOR : 24/PRT/M/2008
                                                                                                                                TANGGAL 30 DESEMBER 2008


                                                                                                                                         TENTANG

                                                                                                                      PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
                                                                                                                               BANGUNAN GEDUNG




                                                             Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung




DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
                                                                                                                                  DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
                                                                                                                                  DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
          NOMOR : 24/PRT/M/2008
         TANGGAL 30 DESEMBER 2008


                  TENTANG



PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
         BANGUNAN GEDUNG




            DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
            DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
                        NOMOR: 24/PRT/M/2008

                                TENTANG

    PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

                DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                       MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang   : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 73 ayat (6), dan Pasal
              76 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang
              Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
              tentang Bangunan Gedung, perlu menetapkan Peraturan Menteri
              Pekerjaan Umum tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
              Bangunan Gedung;
Mengingat   : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
                 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
                 Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532);
               2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005
                  tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan
                  Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
               3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
                  2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;
               4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008
                  tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan
                  Umum;


                             MEMUTUSKAN :

Menetapkan :   PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG
               PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN
               GEDUNG.




                                     1
BAB I
                              KETENTUAN UMUM

                                 Bagian Kesatu
                                  Pengertian

                                     Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
   dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan /
   atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
   melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
   keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan
   gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik
   fungsi.
3. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti
   bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan
   sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi.
4. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
   budaya dan fungsi khusus adalah ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan
   administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung.
5. Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung
   berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administrasi dan persyaratan
   teknisnya.
6. Persyaratan teknis bangunan gedung adalah ketentuan mengenai persyaratan tata
   bangunan dan persyaratan kendalan bangunan gedung.
7. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi
   proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta          kegiatan
   pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.
8. Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau
   perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik gedung.
9. Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung, dan/atau bukan
   pemilik bangunan gedung berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan
   gedung, yang menggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian
   bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.
10. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan hukum atau usaha dan lembaga
   atau organisasi yang kegiatannya di bidang bangunan gedung, termasuk
   masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan
   penyelenggaraan bangunan
11. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik

                                        2
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
   sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
   Tahun 1945.
12. Pemerintah daerah adalah Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
   unsur penyelenggara pemerintahan daerah, kecuali untuk Provinsi Daerah Khusus
   Ibukota Jakarta adalah Gubernur.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
   pekerjaan umum.


                               Bagian Kedua
                         Maksud, Tujuan, dan Lingkup

                                     Pasal 2
(1) Pedoman ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah,
    khususnya instansi teknis pembina penyelenggaraan bangunan gedung, dalam
    melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung agar
    selalu laik fungsi.
(2) Pedoman ini bertujuan untuk terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang
    memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
    serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
(3) Lingkup pedoman ini meliputi pengelolaan pemeliharaan dan perawatan, tata cara
    dan metode, sistem dan program, perlengkapan, peralatan dan standar kinerja
    pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, serta pembinaan.


                                     BAB II
              MANAJEMEN, LINGKUP, TATA CARA DAN METODE

                              Bagian Kesatu
          Manajemen Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

                                     Pasal 3
(1) Manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi:
    a. manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung;
    b. persyaratan penyedia jasa dan tenaga ahli/terampil pemeliharaan dan
       perawatan bangunan gedung.

(2) Rincian manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan menteri
    ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan peraturan
    menteri ini.

(3) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah
    dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan

                                        3
bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
   pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini.


                                Bagian Kedua
                     Lingkup Pemeliharaan dan Perawatan
                              Bangunan Gedung

                                    Pasal 4
(1) Lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi:
    a. pemeliharaan bangunan gedung;
    b. perawatan bangunan gedung.
(2) Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi persyaratan yang terkait
    dengan:
    a. keselamatan bangunan gedung;
    b. kesehatan bangunan gedung;
    c. kenyamanan bangunan gedung; dan
    d. kemudahan bangunan gedung.
(3) Rincian lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan menteri ini, yang
    merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan peraturan menteri
    ini.
(4) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah
    dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan
    bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
    pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini.


                               Bagian Ketiga
                           Tata Cara dan Metode
               Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

                                    Pasal 5
(1) Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi:
    a. prosedur dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung;
    b. program kerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung;
    c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan
       bangunan gedung; dan
    d. standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung.
(2) Rincian lingkup tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan
    gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan
    menteri ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
    peraturan menteri ini.



                                       4
(3) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah
    dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan
    bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
    pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini.


                                     BAB III
                             PEMBINAAN TEKNIS

                                    Pasal 6
(1) Pembinaan pelaksanaan pedoman ini dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka
    meningkatkan kemampuan dan kemandirian pemerintah daerah dan masyarakat
    dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengaturan,
    pemberdayaan dan pengawasan kepada pemerintah kabupaten/kota yang dapat
    dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dalam rangka pelaksanaan tugas
    dekonsentrasi.


                                    BAB IV
                           KETENTUAN PERALIHAN

                                    Pasal 7
Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan
menteri ini.

                                     BAB V
                            KETENTUAN PENUTUP

                                    Pasal 8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
diketahui dan dilaksanakan.

                                               Ditetapkan di Jakarta
                                               pada tanggal 30 Desember 2008




                                       5
Lampiran
PERATURAN MENTERI NOMOR 24/PRT/M/2008 TENTANG
PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

DAFTAR ISI                                                  i


BAGIAN I
KETENTUAN UMUM

I.   PENGERTIAN                                             1
     A. UMUM                                                1
     B. TEKNIS                                              1
     C. ISTILAH KHUSUS                                      4

II. MAKSUD DAN TUJUAN                                       6
     A. MAKSUD                                              6
     B. TUJUAN                                              6


BAGIAN II
MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG

I.   MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG   7
     A. BATASAN ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
        BANGUNAN GEDUNG                                     7
     B. STRUKTUR ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
        BANGUNAN GEDUNG                                     7
     C. FUNGSI, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN                8
     D. NISBAH SUMBER DAYA MANUSIA                          10
     E. PROGRAM PEMBEKALAN, PELATIHAN DAN PEMAGANGAN        11

II. PERSYARATAN PENYEDIA JASA DAN TENAGA AHLI/TERAMPIL
    PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG              11
     A. PERSYARATAN PENYEDIA JASA                           11
     B. PERSYARATAN TENAGA AHLI/TERAMPIL                    12


BAGIAN III
LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

I.   LINGKUP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG                   13
     A. ARSITEKTURAL                                        13
     B. STRUKTURAL                                          13
     C. MEKANIKAL                                           13



                                                            i
D. ELEKTRIKAL                                              14
     E. TATA RUANG LUAR                                         14
     F. TATA GRHA (HOUSE KEEPING)                               15

II. LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG                          15
     A. REHABILITASI                                            16
     B. RENOVASI                                                16
     C. RESTORASI                                               16
     D. TINGKAT KERUSAKAN                                       16


BAGIAN IV
TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG

I.   PROSEDUR DAN METODE PEMELIHARAAN, PERAWATAN DAN
     PEMERIKSAAN PERIODIK BANGUNAN GEDUNG                       18
     A. KOMPONEN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG                     18
     B. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG                       22
     C. KOMPONEN MEKANIKAL BANGUNAN GEDUNG                      30
     D. KOMPONEN ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG                     73
     E. KOMPONEN RUANG LUAR BANGUNAN GEDUNG                     88
     F. KOMPONEN TATA GRHA                                      93

II. PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
    BANGUNAN GEDUNG                                            113
     A. PEMBERSIHAN HARIAN                                     113
     B. PEMBERSIHAN PADA WAKTU JAM KERJA                       114
     C. PEMBERSIHAN DI LUAR JAM KERJA                          115
     D. PEMBERSIHAN MINGGUAN                                   115
     E. PEMBERSIHAN BULANAN                                    116
     F. PEMBERSIHAN TIGA BULANAN                               116

III. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN UNTUK PEKERJAAN PEMELIHARAAN
     DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG                             117
     A. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN SESUAI KONDISI PEKERJAAN    117
     B. PERALATAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL                     120
     C. PERALATAN TATA GRHA                                    120

IV. STANDAR DAN KINERJA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
    BANGUNAN GEDUNG                                            121
     A. STANDAR KEBERSIHAN                                     121
     B. STANDAR MUTU RUANGAN                                   122



ii
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -
                                    BAGIAN I
                          KETENTUAN UMUM

I.   PENGERTIAN

     A. UMUM
       Dalam pedoman teknis ini yang dimaksud dengan:
       1. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan
          bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan
          gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance).
       2. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau
          mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan,
          dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi
          (currative maintenance).

     B. TEKNIS
       1. Air Limbah adalah semua air yang berasal dari buangan proses rumah
          tangga (limbah domestik) dan proses industri (limbah industri).
       2. Air kotor adalah semua air yang bercampur dengan kotoran-kotoran
          dapur, kamar mandi, kakus dan peralatan-peralatan pembuangan lainnya.
       3. Atrium adalah suatu ruang dalam suatu bangunan yang menghubungkan
          2 atau lebih tingkat/ lantai, di mana :
          a. Seluruh atau sebagian ruangnya tertutup pada bagian atasnya oleh
             lantai atau atap, termasuk struktur atap kaca;
          b. Termasuk setiap ruang yang berbatasan/ berdekatan tetapi tidak
             terpisahkan oleh pembatas;
          c. Tidak termasuk lorong tangga, lorong ramp, atau ruang dalam saf.
       4. Bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan dan atau diletakkan
          dalam suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya pada, di atas, atau di
          dalam tanah dan/atau perairan secara tetap yang berfungsi sebagai
          tempat manusia untuk melakukan kegiatan bertempat tinggal, berusaha,
          bersosial-budaya, dan kegiatan lainnya.
       5. Bangunan turutan adalah bangunan sebagai               tambahan       atau
          pengembangan dari bangunan yang sudah ada.
       6. Bangunan umum adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat manusia
          berkumpul, mengadakan pertemuan, dan melaksanakan kegiatan yang
          bersifat publik lainnya, seperti keagamaan, pendidikan, rekreasi, olah
          raga, perbelanjaan, dsb.
       7. Bangunan Induk adalah bangunan yang mempunyai fungsi dominan
          dalam suatu persil.



                                                                                  1
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -




    8. Baku Tingkat Getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal
       tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dan usaha atau kegiatan
       pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
       kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.
    9. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan
       yang diperbolehkan dituang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan
       sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
       kenyamanan lingkungan.
    10. Daerah Hijau Bangunan, yang selanjutnya disebut DHB adalah ruang
        terbuka pada bangunan yang dimanfaatkan untuk penghijauan.
    11. Dinding Pembatas adalah dinding yang menjadi pembatas antara
        bangunan.
    12. Dinding Luar adalah suatu dinding bangunan terluar yang bukan
        merupakan dinding pembatas.
    13. Dinding Luar Non-struktural adalah suatu dinding luar yang tidak
        memikul beban dan bukan merupakan dinding panel.
    14. Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari
        bidang terluar suatu massa bangunan terhadap :
       a. Batas lahan yang dikuasai,
       b. Batas tepi sungai/pantai,
       c. Antar masa bangunan lainnya, atau
       d. Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas dan
           sebagainya.
    15. Garis sempadan pagar adalah garis bagian luar dari pagar persil atau
        pagar pekarangan.
    16. Garis sempadan loteng adalah garis yang terhitung dari tepi jalan
        berbatasan yang tidak diperkenankan didirikan tingkat bangunan.
    17. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
        seimbang terhadap suatu titik acuan.
    18. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan
        sesaat.
    19. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
        peralatan kegiatan manusia.
    20. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa
        alam dan kegiatan manusia.
    21. Jarak antara bangunan adalah jarak terkecil antara bangunan yang
        diukur antara permukaan-permukaan denah bangunan.




2
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -




22. Jaringan persil adalah jaringan sanitasi dan jaringan drainasi dalam
    persil.
23. Jaringan saluran umum kota adalah jaringan sarana dan prasarana
    saluran umum perkotaan, seperti jaringan sanitasi dan jaringan drainasi.
24. Kamar adalah ruangan yang tertutup seluruhnya atau sebagian, untuk
    tempat kegiatan manusia, selain kamar untuk MCK dan dapur.
25. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
    dalam tingkat dan waktu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
    manusia dan kenyamanan lingkungan.
26. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara
    luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok
    peruntukan.
27. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka prosentase perbandingan
    antara luas ruang terbuka di luar bangunan yang diperuntukkan bagi
    pertamanan/ penghijauan dengan luas tanah perpetakan/ daerah
    perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan tata bangunan
    yang ada.
28. Koefisien Lantai Besmen (KLB) adalah koefisien perbandingan antara
    luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok
    peruntukan.
29. Koefiesien Tapak Besmen (KTB) adalah angka prosentasi perbandingan
    luas tapak besmen dengan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan
    yang dikuasai sesuai dengan rencana tata ruang dan tata bangunan yang
    ada.
30. Lubang Atrium adalah ruang dari suatu atrium yang dikelilingi oleh batas
    pinggir bukaan lantai atau oleh batas pinggir lantai dan dinding luar.
31. Mendirikan Bangunan
   a. Mendirikan, memperbaiki, memperluas, mengubah bentuk atau
       membongkar secara keseluruhan atau sebagian suatu bangunan;
   b. Melakukan pekerjaan tanah untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan yang
       dimaksud pada butir a di atas.
32. Pekarangan adalah bagian yang kosong dari suatu persil/ kaveling/ blok
    peruntukan bangunan.
33. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah pedoman
    rencana teknik, program tata bangunan dan lingkungan, serta pedoman
    pengendalian pelaksanaan yang umumnya meliputi suatu lingkungan/
    kawasan (urban design and development guidelines).




                                                                          3
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -




      34. Ruang persiapan adalah ruang yang berhubungan dengan, dan
          berbatasan ke suatu panggung yang dipergunakan untuk barang-barang
          dekorasi panggung, peralatan, ruang ganti, atau sejenisnya.
      35. Sambungan jaringan adalah penghubung antara sesuatu jaringan persil
          dengan jaringan saluran umum kota.
      36. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam
          satuan desibel disingkat dB.
      37. Tingkat Ketahanan Api (TKA), adalah tingkat ketahanan api yang
          dipersyaratakan pada bagian atau komponen bangunan ukuran waktu
          satuan menit, dengan kriteria-kriteria berurut yaitu aspek ketahanan
          struktural, integritas, dan insulasi. Contoh : TKA 90/-/60 berarti hanya
          terdapat persyaratan TKA untuk ketahanan struktural 90 menit dan
          insulasi 60 menit.
      38. Tinggi bangunan adalah jarak antara garis potong permukaan atap
          dengan muka bangunan bagian luar dan permukaan lantai denah bawah.
      39. Tinggi efektif adalah tinggi ke lantai tingkat paling atas (tidak termasuk
          lantai atap), bila hanya terdiri atas mesin lif, tangki air atau unit pelayanan
          lainnya dari lantai dasar/tanah (ground floor) yang menyediakan jalan
          keluar langsung menuju jalan atau ruang terbuka.

    C. ISTILAH KHUSUS
      1. Buffing adalah cara membersihkan lantai dengan mesin, termasuk
         menggosok dengan menggunakan bulu atau kain, dan penggunaan
         secara berkala dengan steel wool atau spon nylon untuk menghilangkan
         bekas kaki atau lumpur, sampai permukaan lantai benar-benar bersih,
         merata dan mengkilap.
      2. Pembersihan dinding adalah cara membersihkan cat, kertas atau dinding
         kayu dengan tidak menggunakan air, kecuali dengan instruksi khusus dan
         dibersihkan dengan menggunakan bulu ayam (kemoceng) setinggi
         dinding.
      3. Damp mopping adalah membersihkan lantai atau permukaan lainnya
         dengan pengepel benang atau spon, dan deterjen atau obat pembersih
         kotoran bila diperlukan, serta menggunakan air seminim mungkin sampai
         permukaan yang dipel bebas dari kotoran, debu dan air yang berlebih.
      4. Damp wiping adalah cara untuk menghilangkan minyak, bercak tangan
         pada permukaan yang dicat atau lainnya menggunakan kain lembut yang
         bersih dengan deterjen yang lembut dan air hangat yang diperas sebelum
         digunakan.




4
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -




5. Dry moping adalah cara penggosokan ringan pada daerah yang jarang
   dilalui, atau lantai licin dengan mop penggosok yang tebal.
6. Pembersihan debu adalah cara penggunaan duster lembab atau hand
   mop yang tebal dan berbulu, atau vacuum pembersih debu dengan
   nozzle-nya yang cocok sampai permukaan yang berdebu bebas dari debu,
   sarang laba-laba, bercak kotoran atau debu-debu lainnya yang dapt
   dilihat.
7. Floor dry cleaning adalah cara membersihkan lantai dengan mesin
   pembersih untuk menghilangkan bercak-bercak kaki dan kotoran yang
   keras melekat dengan menggunakan steel wool atau spoon nylon dan
   emulsi atau spirit wax. Mesin disesuaikan dengan daya isap
   menghilangkan pasir debu dan lain-lain, sehingga menghasilkan lantai
   bersih dan bercahaya.
8. High dusting adalah cara menghilangkan debu, sarang laba-laba, dll dari
   dinding, langit-langit dan permukaan lainnya yang sukar dijangkau dari
   lantai dengan menggunakan dry mop, pembersih.
9. Pembersih logam adalah cara membersihkan permukaan metal dengan
   tangan, khususnya pintu, jendela serta langit-langit tertentu, hingga
   permukaan tersebut bersih dari kerak, noda atau kotoran lainnya,
   sehingga peralatan logam-logam tersebut terlihat terang dan bercahaya
   (obat penggosok metal yang digunakan adalah yang mempunyai efek
   tertentu pada logam yang digosok).
10. Primary waxing adalah cara pemakaian dengan menggunakan pelapis
    emulsi dasar atau emulsi air/minyak dengan kuas pembersih atau dua
    lapisan cair spiritus atau pasta minyak pada saluran permukaan sesudah
    minyak di antara dua lapisan dihilangkan dengan menggosoknya secara
    ringan.
11. Penggosokan adalah cara pembersihan dengan menggunakan spon
    nylon atau sink swabs dengan bubuk atau cairan pembersih yang tidak
    merusak, untuk menghapus semua bercak dan kotoran yang terakumulasi
    (tidak menggunakan cairan keras kecuali dengan instruksi khusus).
12. Penyikat adalah cara pembersihan lantai atau permukaan lainnya dengan
    sikat nylon atau mesin pembersih yang kuat dengan deterjen pilihan diikuti
    dengan pembilasan air bersih dan pengangkatan cairan hingga
    permukaan yang dicuci bersih tanpa kotoran, bekas tapak, bercak-bercak
    dan sisa air yang tertinggal.
13. Pengepelan adalah cara penyikatan dengan tangan tanpa adanya debu
    yang menempel dengan penyikat atau penyikat listrik/vacuum.




                                                                            5
- BAGIAN I KETENTUAN UMUM -




II.   MAKSUD DAN TUJUAN

      A. MAKSUD
        Pedoman Teknik Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung ini
        dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam mengatur dan
        mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung dalam rangka proses
        pemanfaatan bangunan.

      B. TUJUAN
        Pedoman Teknis ini bertujuan untuk dapat terwujudnya bangunan gedung
        sesuai fungsi yang ditetapkan dan yang memenuhi persyaratan teknis:
        keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian
        lingkungan.




 6
BAGIAN II
              - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -

     MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN
         DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG


I.   MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

     A. BATASAN   ORGANISASI                       PEMELIHARAAN                    DAN         PERAWATAN
        BANGUNAN GEDUNG
       Organisasi pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung dipengaruhi
       oleh tingkat kompleksitas bangunan yang meliputi luas dan dimensi
       bangunan, sistem bangunan yang digunakan, teknologi yang diterapkan,
       serta aspek teknis dan non teknis lainnya, seperti:
       1. Ukuran fisik bangunan gedung.
       2. Jumlah bangunan.
       3. Jarak antar bangunan.
       4. Moda transportasi yang digunakan oleh pekerja dan penyelia.
       5. Kinerja produksi atau opersional dari tiap lokasi.
       6. Jenis peralatan dan perlengkapan.
       7. Jenis dan fungsi bangunan gedung.
       Organisasi ini yang bertanggung jawab atas kelancaran operasional
       bangunan, pelaksanaan pengoperasian dan perawatan sesuai dengan
       prosedur yang sudah ditetapkan secara efisien dan efektif. Untuk itu,
       dibutuhkan organisasi dengan ketentuan:
       1. Seluruh personil mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang
          jelas dan terukur.
       2. Seluruh personil merupakan tenaga trampil dan handal, sudah terlatih dan
          siap pakai.
       3. Manajemen menerapkan pemberian imbalan dan sanksi yang adil.

     B. STRUKTUR  ORGANISASI                        PEMELIHARAAN                   DAN         PERAWATAN
        BANGUNAN GEDUNG
       1. Dipimpin oleh seorang manajer bangunan (building manager).
       2. Sekurang-kurangnya memiliki empat departemen: Teknik (engineering),
          tata grha (house keeping), Layanan Pelanggan, dan Administrasi &
          Keuangan.
       3. Departemen engineering dan tata grha mempunyai penyelia (supervisor).
       4. Departemen umum dibantu oleh beberapa staf.
       5. Setiap penyelia mempunyai tim pelaksana.




                                                                                                       7
- BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




    C. FUNGSI, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
      1. Manajer Bangunan (Building Manager).Mengkoordinir pekerjaan Kepala
         Departemen Teknik (Chief Engineering), Kepala Departemen Tata Grha
         (Chief House Keeping), Kepala Departemen Administrasi & Keuangan,
         dan Layanan Pelanggan (Chief Finance & Administration dan Chief
         Customer Care).
         a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan dan
            perawatan peralatan/perlengkapan gedung, instalasi dan utilitas
            bangunan.
         b. Mengadakan inspeksi langsung secara teratur ke seluruh
            ruangan/bangunan      untuk   memeriksa    kondisi  mesin,
            peralatan/perlengkapan bangunan dan instalasi serta utilitas
            bangunan.
         c. Menerapkan sistem pengarsipan yang teratur untuk seluruh dokumen,
            surat-surat, buku-buku manual pengoperasian, pemeliharaan dan
            perawatan, serta laporan-laporan yang ada.
         d. Memelihara dan membina hubungan kerja internal dan eksternal.
      2. Kepala Departemen Teknik (Chief Engineering).
         a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan penyelia dan
            pelaksana yang berada di bawah kewenangannya.
         b. Menyusun rencana anggaran operasional.
         c. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan,
            perawatan dan perbaikan peralatan/perlengkapan bangunan dan
            instalasi serta utilitas bangunan.
         d. Mengevaluasi dan memberi masukan tentang penggunaan bahan dan
            energi serta biaya operasinal.
         e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata
            laksana baku (standard operation procedure).
      3. Kepala Departemen Tata Grha (Chief House Keeping).
         a. Mengkoordinir dan memberi arahan kepada penyelia (supervisor).
         b. Menyusun rencana anggaran kebersihan.
         c. Memeriksa kebersihan secara rutin.
         d. Mengendalikan penggunaan bahan dan peralatan pembersih.
         e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata
            laksana baku (standard operation procedure).
      4. Kepala Departemen Layanan Pelanggan (Chief Customer Care).



8
- BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan kerja yang
      berada di bawah koordinasinya.
   b. Menyusun rencana kerja dan anggaran operasional untuk periode
      tertentu.
   c. Meneliti laporan dan usulan yang disampaikan oleh pelanggan
      dan/atau pimpinan.
   d. Membahas bersama Manajer Bangunan masalah internal dan
      eksternal untuk mengatasi keluhan dan usulan pelanggan.
   e. Membina hubungan harmonis baik internal maupun eksternal.
   f.   Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi serta
        mengawsai proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan
        administrasi gedung.
5. Kepala Departemen Administrasi & Keuangan (Chief Finance &
   Administration).
   a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan kerja yang
      berada di bawah koordinasinya, agar tercapai efektivitas dan efisiensi
      kerja.
   b. Menyusun rencana kerja dan anggaran operasional manajemen untuk
      periode tertentu.
   c. Meneliti laporan dan usulan permintaan alokasi dana.
   d. Membahas bersama Manajer Bangunan tentang penggunaan dana
      taktis operasional.
   e. Menyusun dan melaporkan penggunaan dana operasional.
   f.   Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi serta
        mengawasi proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan
        realisasi anggaran.
   g. Memeriksa pembelian, pengadaan barang/jasa serta pengeluaran
      uang sesuai wewenang yang ditetapkan.
6. Penyelia Teknik (Engineering Supervisor).
   a. Mengadakan pemeriksaan ke seluruh bagian bangunan untuk melihat
      kondisi peralatan/perlengkapan bangunan, instalasi dan utilitas
      bangunan.
   b. Memeriksa dan memantau pengoperasian peralatan mekanikal dan
      elektrikal secara rutin.
   c. Memantau hasil pekerjaan penyedia jasa (kontraktor) mekanikal dan
      elektrikal secara rutin.




                                                                                             9
- BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




          d. Melakukan kegiatan khusus tertentu, misalnya sistem kelistrikan,
             proteksi kebakaran, dll.
          e. Menyusun dan menyampaikan laporan sesuai dengan bidangnya.
       7. Penyelia Tata Grha (House Keeping Supervisor).
          a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebersihan.
          b. Mengatur dan memberikan arahan kepada pemimpin kelompok kerja.
          c. Mengatur jadwal kerja harian, mingguan dan bulanan.
          d. Menyusun dan menyampaikan laporan sesuai dengan bidangnya.
       8. Pekerja plambing (fitter).
          a. Memperbaiki katup yang bocor.
          b. Memperbaiki sistem plambing.
          c. Memperbaiki sambungan pipa yang bocor dan/atau rusak.
          d. Memperbaiki saluran yang tersumbat.
       9. Montir (mechanic).
          a. Memperbaiki mesin-mesin yang rusak.
          b. Memberi minyak dan pelumas secara periodik.
          c. Memeriksa kondisi peralatan/perlengkapan mekanik secara periodik.
          d. Mengganti suku cadang yang rusak/tidak berfungsi.
       10. Pekerja elektrikal (electrician).
          a. Memperbaiki instalasi listrik yang rusak.
          b. Memeriksa kondisi peralatan/perlengkapan elektrikal secara periodik.
          c. Mengganti suku cadang yang rusak/tidak berfungsi.

     D. NISBAH SUMBER DAYA MANUSIA
       1. Satu orang pengawas/pelaksana untuk setiap 15 orang pekerja.
       2. Satu orang penyelia                     (supervisor)          untuk        setiap         lima   orang
          pengawas/pelaksana.
       3. Satu orang manajer pemeliharaan/perawatan untuk setiap tiga sampai
          lima orang penyelia.
       4. Satu orang maintenance engineer untuk setiap 30 sampai 70 orang
          pekerja.
       5. Satu orang tenaga administrasi untuk setiap 100 orang pekerja.




10
- BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




 E. PROGRAM PEMBEKALAN, PELATIHAN DAN PEMAGANGAN
    1. Program pembekalan diberikan pada saat pekerja memulai bekerja di
       bagian pemeliharaan dan perawatan, yang mencakup materi:
       a. Kebijakan perusahaan/lembaga/institusi dan manual prosedur.
       b. Deskripsi pekerjaan.
       c. Peraturan kerja.
       d. Kontrak kerja.
       e. Panduan keselamatan.
       f.   Program pemberian bonus dan insentif.
       g. Panduan kesejahteraan pekerja.
       h. Struktur organisasi.
       i.   Tata letak bangunan gedung.
    2. Program pelatihan di dalam (untuk meningkatkan pengetahuan dan
       ketrampilan) dan/atau di luar tempat kerja (untuk menambah pengetahuan
       dan ketrampilan) dilakukan secara berkala, mencakup materi:
       a. Untuk bidang keahlian.
       b. Untuk bidang ketrampilan.
    3. Program pemagangan merupakan gabungan antara pelatihan di dalam
       institusi (in-house training) dan pelatihan di tempat kerja (on-the-job
       training), dengan jumlah jam latih minimum 100 jam per mata
       pelajaran/latihan, dengan total lama pemagangan 8.000 jam kerja, serta
       persyaratan peserta, sebagi berikut:
       a. Usia peserta sesuai ketentuan perundangan.
       b. Menandatangani perjanjian pemagangan.
       c. Lama program minimum satu tahun.
       d. Instruksi diberikan juga di dalam kelas.
       e. Setelah selesai program pemagangan, atas rekomendasi instruktur
          dan manajemen, peserta diberikan sertifikat.


II. PERSYARATAN PENYEDIA JASA DAN TENAGA AHLI/TERAMPIL
    PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

 A. PERSYARATAN PENYEDIA JASA
    Penyedia jasa bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung adalah
    badan usaha yang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai kompetensi




                                                                                                 11
- BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




       bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai ketentuan
       peraturan perundangan-undangan.

     B. PERSYARATAN TENAGA AHLI/TERAMPIL
       Tenaga ahli/terampil bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
       adalah orang perorangan yang memliki kompetensi keahlian/kompetensi
       keterampilan bidang pemeliharan dan perawatan bangunan gedung sesuai
       ketentuan peraturan perundangan-undangan.




12
BAGIAN III
        LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
                 BANGUNAN GEDUNG


I.   LINGKUP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
     Pekerjaan permeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan,
     pengujian, perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan bangunan
     gedung, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan
     pemeliharaan bangunan gedung.

     A. ARSITEKTURAL
        1. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana
           penyelamat (egress) bagi pemilik dan pengguna bangunan.
        2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan
           sehingga tetap rapih dan bersih.
        3. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta
           perlengkapannya.
        4. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan
           berfungsi secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat
           bantu kerja (tools).
        5. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang
           benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di
           bidangnya.

     B. STRUKTURAL
        1. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan
           gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di
           luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.
        2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
        3. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif
           (preventive maintenance).
        4. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan
           yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan
           gedung, di luar batas beban yang direncanakan.
        5. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh
           petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya
        6. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang
           direncanakan.

     C. MEKANIKAL (TATA UDARA, SANITASI, PLAMBING DAN RANSPORTASI)
        1. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata udara, agar



                                                                                13
- BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




          mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan
          kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama dan
          saluran udara.
       2. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem distribusi air yang
          meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem hidran,
          sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah.
       3. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi
          dalam gedung, baik berupa lif, eskalator, travelator, tangga, dan peralatan
          transportasi vertikal lainnya.

     D. ELEKTRIKAL (CATU DAYA, TATA CAHAYA, TELEPON, KOMUNIKASI
        DAN ALARM)
       1. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
          pembangkit daya listrik cadangan.
       2. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
          penangkal petir.
       3. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik,
          baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan.
       4. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata
          suara dan komunikasi (telepon) serta data.
       5. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda
          bahaya dan alarm.

     E. TATA RUANG LUAR
       1. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah
          dan/atau halaman luar bangunan gedung.
       2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan di
          dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan
          (hardscape), perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran
          pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta
          pos/gardu jaga.
       3. Menjaga kebersihan di luar                   bangunan gedung, pekarangan dan
          lingkungannya.
       4. Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang
          mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.




14
- BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




  F. TATA GRHA (HOUSE KEEPING)
     Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas hal-hal terkait
     dengan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, di antaranya
     mengenai Cleaning Service, Landscape, Pest Control, General Cleaning
     mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai kepada hasil kerja
     akhir.
     1. Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service).
        Program kerja pemeliharaan kerja gedung meliputi program kerja harian,
        mingguan, bulanan dan tahunan yang bertujuan untuk memelihara
        kebersihan gedung yang meliputi kebersihan ‘Public Area’, ‘Office Area’
        dan ‘Toilet Area’ serta kelengkapannya.
     2. Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service.
        Program kerja ‘Hygiene Service meliputi program pemeliharaan dan
        perawatan untuk pengharum ruangan dan anti septik yang memberikan
        kesan bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor, lobby, lif, ruang rapat
        maupun toilet yang disesuaikan dengan fungsi dan keadaan ruangan.
     3. Pemeliharaan Pest Control.
        Program kerja pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ‘Pest Control’
        bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola kerja
        bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan
        tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan dengan cara
        penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan (fogging) atau
        fumigasi, baik ‘indoor’ maupun ‘outdoor’ untuk memberikan kenyamanan
        kepada pengguna gedung .
     4. Program General Cleaning.
        Program pemeliharaan kebersihan yang dilakukan secara umum untuk
        sebuah gedung dilakukan untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan
        maupun performance gedung yang dikerjakan pada hari hari tertentu atau
        pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat atau mengupas kotoran
        pada suatu objek tertentu, misalnya lantai, kaca bagian dalam, dinding,
        toilet dan perlengkapan kantor.


II. LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
  Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan,
  komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan
  dokumen     rencana   teknis     perawatan    bangunan     gedung,    dengan
  mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi.




                                                                                    15
- BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




     A. REHABILITASI
       Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud
       menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur
       maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula,
       sedang utilitas dapat berubah.

     B. RENOVASI
       Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud
       menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik
       arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

     C. RESTORASI
       Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud
       menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan
       tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan
       utilitas bangunannya dapat berubah.

     D. TINGKAT KERUSAKAN
       1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan
          gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah
          dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh
          pemerintah daerah.
       2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen
          bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat
          ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih,
          kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.
       3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat
          kerusakan, yaitu:
          a. Kerusakan ringan
             1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-
                struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan
                dinding pengisi.
             2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum
                adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan
                bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi
                yang sama.
          b. Kerusakan sedang
             1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen




16
- BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




         non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap,
         lantai, dan lain-lain.
      2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum
      adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan
      bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang
      sama.
   c. Kerusakan berat
      1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar
         komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang
         apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik
         sebagaimana mestinya.
      2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan
         tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk
         tipe/klas dan lokasi yang sama.
   d. Perawatan Khusus
      Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam
      usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau
      restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung
      bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan
      kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi
      Teknis setempat.
4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi
   dengan Instansi Teknis setempat.
5. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan
   yang memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat
   pertimbangan tim ahli bangunan gedung.
6. Pekerjaan  perawatan ditentukan berdasarkan                                  bagian   mana   yang
   mengalami perubahan atau perbaikan.




                                                                                                 17
BAGIAN IV
     TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN
          PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG


I.   PROSEDUR DAN METODE PEMELIHARAAN,                       PERAWATAN         DAN
     PEMERIKSAAN PERIODIK BANGUNAN GEDUNG
     Meliputi aktivitas pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan dan perawatan untuk
     seluruh komponen bangunan gedung.
     A. KOMPONEN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
        1. Sarana jalan keluar.
           Sarana jalan keluar (egress) harus dilengkapi dengan tanda EKSIT dan
           tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
        2. Dinding Kaca /Tempered Glass.
           Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca
           dibagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah.
           Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 (satu) tahun sekali.
           Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
           a. Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai
              dengan prosedur yang ditetapkan.
           b. Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan,
              bila terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki
              dengan sealent baru dengan tipe yang sesuai.
           c. Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat
              karet. Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung
              tinner atau benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent.
        3. Dinding Keramik /Mozaik.
           Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau
           tempat wudhu.
           Pemeliharaannya:
           a. Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 (dua) kali.
           b. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat
              keramik. Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat.
              1) Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas
                 dengan air bersih.
              2) Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai
                 atau dinding yang bersangkutan minimal 2 (dua) bulan sekali.
              3) Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
        4. Dinding Lapis Marmer.




18
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   Pemeliharaannya:
   a. Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 (dua) kali
   b. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat
      keramik, disarankan yang tidak mengandung air keras.
   c. Sikat permukaan marmer dengan sikat plastik halus dan bilas dengan
      air bersih tambahkan dengan menggunakan deterjen atau sabun.
   d. Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau
      dinding yang bersangkutan minimal 2 (dua) bulan sekali.
   e. Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
5. Dinding dengan penutup Clading Alluminium Composit.
   Pemeliharaannya:
   a. Periksa sealant dan backup pada sambungan komponen, bila ada
      bagian yang mengelupas perbaiki dengan sealant yang sama.
   b. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.
   c. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak Allumunium dan
      Sealant seperti bahan-bahan yang mengandung thiner/benzenat, air
      keras dan asam kuat.
   d. Bersihkan permukaan komponen dengan sabun dan deterjen
      kemudian bilas dengan air bersih dengan alat penyemprot manual.
   e. Keringkan permukaan dengan menggunakan                                       karet   pengering
      permukaan yang masih rata ujungnya.
6. Pemeliharaan Plafon Tripleks.
   a. Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar bangunan
      gedung setelah lebih dari 10 (sepuluh) tahun penggunaan.
   b. Bersihkan kotoran yang melekat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
      sekali dari kotoran yang melekat.
   c. Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
   d. Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti
      dengan yang baru
   e. Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian
      dicat dengan cat emulsi yang serupa.
   f.   Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan
        pengecatan ulang.
7. Pemeliharaan Plafon Akustik.
   a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya:



                                                                                                 19
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




           absolute Sprayer, Activator, Enzyme /Deterjen, spons, ember, kain
           majun, check mesin harus siap laik pakai, bila kedapatan ada kabel
           yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya
           bagi keselamatan.
        b. Semprotkan formula enzyme / deterjen ke permukaan plafon akustik,
           tunggu beberapa detik, kemudian sapukan merata, gunakan extension
           poles pasang spons (drop clothes), sehingga kotoran yang melekat
           akan terangkat sampai ke pori-porinya. Ulangi lagi apabila masih
           kotor.
        c. Campurkan formula activator untuk memudahkan pengangkatan
           kotoran kuat, tunggu beberapa detik lalu disapukan dengan spons, dan
           spons yang telah kotor dibilas air bersih setelah itu dapat digunakan
           lagi.
        d. Untuk menjaga kebersihan lantai, jangan terlalu banyak menggunakan
           cairan, gunakanlah secara bertahap atau gunakan alas plastik di
           bawahnya.
        e. Lakukan pembersihan setiap 2 (dua) bulan sekali.
     8. Pemeliharaan Plafon Gipsum.
        Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung,
        bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru
        atau diperbaiki.
        Cara memperbaikinya:
        a. Kupas/korek bagian yang telah rusak karena air.
        b. Tutup dengan bahan serbuk gipsum (gypsum powder) yang telah
           diaduk dengan air.
        c. Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata
           dengan permukaan di sekitarnya.
        d. Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas no. 2.
        e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna
           yang dikehendaki.
     9. Pemeliharaan Plafon Kayu.
        a. Bersihkan permukaan kayu dengan menggunakan kuas atau sapu
           atau alat lain serupa, dari kotoran yang melekat. Lakukan setiap 2
           (dua) bulan sekali.
        b. Perindah kembali dengan menggunakan teak oil bila perlu dipolitur
           atau dicat kembali.




20
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




10. Pemeliharaan Plafon Metal.
   a. Bersihkan permukaan metal dengan menggunakan kuas atau sapu
      atau alat lain serupa, dari kotoran yang melekat.
   b. Lakukan setiap 2 (dua) bulan sekali
   c. Bersihkan permukaan komponen dengan cairan sabun atau deterjen
      kemudian bilas dengan air bersih dengan alat penyemprot manual
      (bottle sprayer)
11. Pemeliharaan Kunci, Grendel, dan Engsel.
   a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
      penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
      sebagainya.
   b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
      menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca/debu.
   c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan sekali.
   d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
      lainnya.
12. Pemeliharaan sliding door, rolling door, falding door.
   a. Bersihkan sliding door, rolling door, falding door dengan alat yang
      lembut untuk menghilangkan debu yang melekat.
   b. Gunakan kuas lebar 4” (10 cm) untuk permukaan dan bagian lekuk
      yang ada pada permukaan pintu, agar bersih.
   c. Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air bersih serta keringkan.
   d. Lakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan warna tetap baik dan
      berkesan terpelihara.
   e. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas yang berkualitas baik
      pada setiap bagian yang bergerak dan pertemuan antar komponen
      pintu.
13. Pemeliharaan Kusen Aluminium.
   a. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit kaca
      (sealant).
   b. Kusen aluminum ”harus dibersihkan” dengan finishing powder coating
      setiap 1 (satu) buan sekali.
   c.    Pada tempat-tempat               yang       menghasilkan            debu,     pembersihan
        dilakukan setiap hari.
   d. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali dengan




                                                                                               21
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




          sabun cair atau pembersih kaca.
       14. Pemeliharaan Kusen Kayu.
          a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari.
          b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran
             kembali setiap 6 (enam) bulan sebagai pemeliharaan permukaan.
          c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan
             dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk
             membersihkannya.
       15. Pemeliharaan Kusen Plastik dan Kusen Besi.
         a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari.
         b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang
            dekat dengan lantai.
         c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih.
         d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
            sekurangnya setahun sekali, dengan cara:
             1) Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air.
             2) Ampelas hingga bersih.
             3) Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas.
             4) Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai.
       16. Pemeliharaan Door Closer.
          a. Buka tutup door closer, isi kembali minyak yang ada di dalamnya.
          b. Bila bocor ganti dengan seal karet yang berukuran sama dengan yang
             telah ada.
          c. Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut pengikat secara baik.

     B. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
       1. Pemeliharaan Pondasi Bangunan
          Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di
          atasnya.
          Pemeliharaan yang dilakukan:
          a. Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi
             diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak pondasi.
          b. Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi.
          c. Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi
             persyaratan yang berlaku.



22
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   d. Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang
      mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi
      sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah.
   e. Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar pondasi
      dengan bahan kimia seperti :
        1) Aldrien
        2) Chlordane
        3) Dieldrin
        4) Heptaclor
        5) Lindane
   f.   Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai dengan
        2,0%.
   g. Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar tidak
      berdampak pada lingkungan sekitar.
2. Pondasi Tiang Pancang
   Biasanya tiang pancang kayu dipergunakan untuk bangunan gedung atau
   perumahan di daerah pasang surut (misal: Kalimantan, dsb), yang
   menggunakan kayu sebagai bahan utama.
   Pemeliharaan yang dilakukan:
   a. Tiang pancang dari bahan beton bertulang atau besi tidak memerlukan
      pemeliharaan
   b. Untuk ujung tiang pancang kayu yang pada saat tertentu air surut
      terkena panas matahari dan air secara berganti-ganti, tiang kayu
      secara periodik diberikan cat emulsi yang tahan air dan panas.
   c. Pada permukaan tiang pancang kayu harus bersih dari lumut atau
      binatang air yang menempel pada tiang yang bersangkutan.
3. Pondasi Sumuran Batu kali
   Pondasi ini dipakai untuk pembangunan gedung pada keadaan lokasi dan
   pertimbangan ekonomis tertentu. Pondasi tipe ini untuk bangunan tingkat
   rendah sampai 2 (dua) lantai.
   Pemeliharaan yang dilakukan:
   a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan
      dengan baik selama bangunan dioperasikan.
   b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat
      merusak.




                                                                                       23
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




        c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak
           tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi
           bangunan.
     4. Pondasi Menerus Batu kali
        Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan
        untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya.
        Pemeliharaan yang dilakukan :
        a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan
           dengan baik selama bangunan dioperasikan.
        b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat
           merusak.
        c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak
           tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi
           bangunan.
     5. Pondasi Menerus Bahan Beton/ Monolitik
        Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan
        untuk menahan beban yang ada di atasnya pada dengan kondisi tanah
        lembek.
        Pemeliharaan yang dilakukan:
        a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan
           dengan baik selama bangunan dioperasikan.
        b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat
           merusak.
        c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak
           tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi
           bangunan.
     6. Struktur Bangunan Baja
        Bagian Bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi
        kuda-kuda atau konstruksi atap bangunan atau tiang dan bagian
        pelengkapnya seperti batang diagonal antar tiang.
        Pemeliharaan yang dilakukan:
        a. Usahakan permukaan bahan struktur baja tidak terkena bahan yang
           mengandung garam, atau bahan lain yang bersifat korosif.
        b. Untuk bagian konstruksi yang terkena langsung air dan panas secara
           bergant-ganti dalam waktu lama harus diberi lapisan cat atau meni besi
           yang berkualitas baik.




24
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   c. Usahakan pada titik pertemuan konstruksi tidak ada air yang
      menggenang atau tertampung oleh sambungan komponen atau
   d. Bersihkan kotoran pada lubang pembuangan air pada konstruksi
      sehingga tidak terjadi karat atau oksidasi.
   Cara pelaksanaan:
   a. Bersihkan permukaan dari kotoran dan debu dengan sabun atau
      deterjen atau bahan pembersih lain yang tidak korosif atau dengan
      menggunakan sikat besi dan amplas atau kertas gosok/sand paper.
   b. Apabila permukaan yang kotor pada konstruksi dapat mempergunakan
      metode sand blasting dengan peralatan khusus.
   c. Bersihkan permukaan baja sampai pada permukaan asli.
   d. Bilamana kondisi konstruksi tidak terlalu kotor, maka bersihkan
      permukaan dan segera beri lapisan meni yang sesuai dengan kondisi
      daerah dimana konstruksi berada.
   e. Beri lapisan meni/primary coat yang sesuai dengan peruntukkannya
      sebanyak 2~3 kali lapisan.
   f.   Bila dikehendaki dapat dicat dengan cat besi yang sesuai warna yang
        diinginkan.
   g. Untuk bagian tiang bagian bawah usahakan agar tidak terjadi
      genangan air pada ujung tiang yang bersangkutan. Apabila ini terjadi,
      maka bersihkan dan berikan lapisan kedap air atau dapat
      dipergunakan jenis cat emulsi yang menggunakan bahan tahan air dan
      asam (misal:jenis cat pencegah bocor).
7. Struktur Bangunan Beton
   Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi
   tiang, lantai/plat lantai atau atap. Biasanya kebocoran yang terjadi pada
   plat lantai karena adanya retak rambut pada konstruksi plat, sehingga air
   kamar mandi atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian
   lain bangunan sebagai kebocoran.
   Pemeliharaan yang dilakukan:
   a. Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara
      merata
   b. Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada
      permukaannya.
   c. Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan
      benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan




                                                                                       25
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




           kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan
           spesi/mortar semen-pasir.
        d. Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy
           Grouts seperti:
           1) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan celah
              antara 0,25 – 10 mm.
           2) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan beton
              dengan celah antara 10 – 40 mm.
           3) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi keretakan
              beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm.
     8. Struktur Bangunan Komposit
        Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi
        lantai/plat lantai. Biasanya kebocoran yang terjadi pada plat lantai
        semacam ini karena adanya retak rambut pada konstruksi plat akibat
        beban bangunan yang melebihi kapasitas yang seharusnya atau
        disebabkan oleh cara pengecoran beton yang tidak sempurna. Dengan
        demikian air kamar atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke
        bagian lain bangunan sebagai kebocoran, menggenang di bagian rongga
        antara bahan beton dan plat gelombang.
     9. Dinding Bata Merah atau Conblock
        Dinding berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pula sebagai
        penahan beban (wall bearing). Di lapangan kondisi dinding bata berbeda-
        beda. Kadang ditemui dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga
        memungkinkan tumbuhnya lumut dipermukaannya. Kondisi ini kerap
        terjadi di daerah dengan muka tanah tinggi atau letak dinding bangunan
        yang berfungsi sebagai penahan tanah seperti diperbukitan (misal:
        villa/rumah peristirahatan). Hal tersebut disebabkan mortar dinding yang
        diletakkan di antara batu bata, tidak menggunakan mortar yang kedap air.
        Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
        a. Bila dinding rembes air atau selalu basah:
           1) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
           2) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada
              ke arah vertikal.
           3) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang
              terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata,
              dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.




26
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




       4) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar
          kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir).
       5) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
       6) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal
          serupa.
       7) Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
   b. Bila dinding retak :
       (diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh faktor
       muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur
       bangunan gedung)
       Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka:
       1) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan
       2) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3
          Pasir)
       3) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan
          bahan yang serupa
   c. Bila dinding basah karena saluran air bocor:
       (Perbaiki saluran terlebih dahulu)
10. Dinding Batu Kali
   Dinding batu kali biasanya hanya digunakan pada bagian bangunan
   dibagian luar sebagai pelengkap (mis: untuk taman). Agar penampilan
   bangunan tetap terjaga maka bagian luar pondasi taman ini harus
   dilakukan pemeliharaan.
   Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
   a. Pembersihan permukaan batu dengan menggunakan peralatan sikat
      dan air, secara periodik sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
      setahun.
   b. Bila diinginkan selanjutnya dicat dengan bahan vernis atau disemprot
      dengan bahan cat transparan untuk mencegah lumut dan kotoran dan
      lumpur yang menempel.
   c. Dinding batu tempel untuk hiasan pada bangunan dapat dilakukan
      pemeliharaan serupa.
11. Dinding Beton
   Pada bangunan yang menggunakan expose concrete seperti pada dinding
   luar bangunan, lapisan luar kolom.




                                                                                       27
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




        Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
        a. Bersihkan permukaan expose concrete dengan menggunakan sabun,
           bilas sampai bersih, lakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.
        b. Lakukan pemberian cat transparan dengan warna ‘doff/un-glossy’
           pada permukaan yang ada sebanyak 2 (dua) lapis.
     12. Dinding Kayu
        Dinding lapis kayu biasanya dipergunakan hanya pada komponen
        arsitekur/interior. Bagian ini perlu dipelihara agar interior bangunan tidak
        terkesan kusam.
        Pemeliharaan yang dilakukan:
        a. Bersihkan bagian permukaan kayu dari debu secara periodik
           sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
        b. Bila warna telah kusam karena usia pemakaian yang lama, permukaan
           setelah dibersihkan rawat dengan menggunakan politur atau teak-oil
           yang sesuai. Lakukan dengan menggunakan kuas atau kain kaos
           (tapas) secara merata beberapa kali berlapis.
        Dinding kayu dengan finishing cat kayu, untuk pengecatan kembali setelah
        beberapa kali dicat ulang maka:
        a. Sebaiknya sebelum pengecatan kembali untuk memperbaharui
           tampilan cat sebaiknya dikerok hingga kelihatan urat kayunya lagi.
        b. Tutup bagian yang tidak rata dengan plamur kayu, ampelas dan
           berikan cat dasar.
        c. Sebagai finishing akhir cat kembali dengan warna yang sesuai.
     13. Pemeliharaan Dan Perawatan Kebersihan Pekerjaan Sipil
        a. Sistem Pelaksanaan
           1) Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
               a) Tidak mengganggu aktivitas kantor
               b) Hasil   perbaikan    atau    penggantian                             seperti   kondisi
                  semula/aslinya (mutu dan jumlahnya).
               c) Memenuhi spesifikasi teknis pelaksanaan sesuai dengan
                  material yang diperbaiki.
               d) Menjaga kebersihan dalam pelaksanaan pekerjaan.
               e) Petugas berseragam dan memakai tanda pengenal.
           2) Peralatan dan Bahan yang Digunakan




28
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




      a) Jenis bahan pengganti harus disesuaikan terhadap bahan yang
         terpasang sebelumnya.
      b) Pelaksana Pekerjaan harus mengikuti perkembangan teknologi
         dalam hal:
          -    Bahan bangunan dan metoda pemasangannya.
          -    Peralatan yang digunakan untuk perbaikan.
      c) Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan contoh bahan,
         rencana kerja/perbaikan kepada Pemberi Tugas sebelum
         memulai pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu Kegiatan
   1) Untuk kerusakan yang terdapat di area yang bisa mengganggu
      aktivitas kantor, maka perbaikan harus dilaksanakan di luar jam
      kerja atau pada saat ruangan tidak dipakai untuk kerja dengan
      seijin Pemberi Tugas.
   2) Untuk kerusakan yang terdapat di luar area yang ditempati
      karyawan atau area yang tidak mengganggu aktivitas kantor, maka
      perbaikan boleh dilaksanakan pada jam kerja kantor dengan seijin
      Pemberi Tugas.
c. Tenaga Kerja
   1) 1 (satu) orang penyelia (supervisor) untuk gedung dengan
      kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur.
   2) Tenaga Honorer meliputi: tukang batu, tukang kayu, dsb dengan
      pengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun. Jumlah disesuaikan
      dengan luasan/volume pekerjaan.
d. Tujuan Perbaikan
   Memelihara penampilan gedung agar selalu dalam keadaan terbebas
   dari kerusakan akibat pemakaian, cuaca dan pudar karena kondisi
   waktu.
e. Standar Teknis Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Bahan
   Bangunan sebagai berikut :
   1) Mendata semua komponen bangunan yang ada pada gedung.
   2) Pemeriksaan dan Memasukan ke dalam borang-borang Daftar
      Simak (Check List) kondisi Komponen Bangunan.
   3) Menyusun Program Pemeliharaan Komponen Bangunan.
   4) Menentukan Jadwal Pemeliharaan Komponen Bangunan.
   5) Menentukan Skala Prioritas Pelaksanaan Perbaikan




                                                                                  29
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




             6) Menentukan Usulan Teknis Pelaksanaan Perawatan Pekerjaan.
             7) Membuat Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
                Perawatan.
             8) Mengajukan Rencana Anggaran Biaya Perawatan disertai Jadwal
                Pelaksanaan untuk mendapat persetujuan.
             9) Menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada jajaran
                terkait
            10) Melakukan Pengawasan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
            11) Menyiapkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
            12) Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

     C. KOMPONEN MEKANIKAL BANGUNAN GEDUNG

       1. Pemeliharaan Saluran Air Kotor
          a. Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang
             menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang
             menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat
             kebocoran segera tutup kembali.
             Cara perbaikannya:
             1) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
                sambungan.
             2) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung.
             3) Sambungkan kembali bagian tersebut.
          b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari
             barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran,
             sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
          c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,
             beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran
             tidak tersumbat.

       2. Pemeliharaan Saluran Air Bersih
          a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC
             yang tidak terlindung dari panas matahari.
          b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
             menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.
          c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal-
             hal:




30
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




      1) Matikan aliran air dari stop kran yang ada.
      2) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut
         dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat
         (bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.
      3) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.

3. Pemeliharaan Peralatan Sanitair
   Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk dan
   kloset jongkok.
   a. Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain
      yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat
      dari metal.
   b. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut.
   c. Bilas dengan air bersih.
   d. Keringkan dengan kain lap yang bersih.

4. Pemeliharaan Pemanas Air
   a. Matikan aliran listrik atau gas.
   b. Alirkan dari kran air panas, air selama 10 (sepuluh) menit agar kotoran
      yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih.
   c. Lakukan pembersihan/service sesuai dengan petunjuk pemasangan
      setiap 4 (empat) tahun sekali.
   d. Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang
      tidak diolah terlebih dahulu.

5. Pemeliharaan Kran Air
   a. Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) bulan setiap kran yang ada
   b. Kencangkan baut pengikat putaran kran
   c. Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran

6. Pemeliharan Bak Cuci Piring
   a. Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang-kurangnya
      setiap hari
   b. Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
      deterjen.
   c. Jangan menggunakan ampelas/sand paper untuk membersihkan
      permukaan bak cuci.




                                                                                      31
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




     7. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Tata Udara
        Pemeliharaan dan perawatan sistem tata udara harus memperhatikan
        mutu udara dalam bangunan agar tidak menimbulkan dampak pada
        kesehatan dan kenyamanan manusia, seperti terlihat pada Gambar 4.1
        dan 4.2.


            Gambar 4.1. Tingkat Kelembaban Relatif dalam Ruang




                             Gambar 4.2. Daerah Nyaman




32
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




Pemeliharaan yang baik terhadap salah satu peralatan akan
menentukan bagaimana kesiapan dan kelangsungan operasi
peralatan tersebut. Dengan pemeliharaan yang baik, maka diharapkan
life time dari suatu peralatan akan menjadi lebih panjang, dan
dioperasikan setiap saat.
a. Chiller
   Unit Chiller dapat dibagi menjadi beberapa bagian besar seperti:
   1) Compressor
   2) Condenser
   3) Metering Device
   4) Evaporator
   5) Panel Control / Power
   Pemeriksaan/pemeliharaan secara rutin terhadap item di atas
   menjadi penentu beroperasinya peraltan chiller tersebut dengan
   baik.
b. Compressor
   Merupakan jantung dari unit chiller yang hampir semua bagian
   dalamnya bergerak. Oleh sebab itu pemeriksaan kompresinya
   secara berkala adalah suatu keharusan. Kompresi dari compressor
   diukur di sisi tekanan tinggi (disharge) dan di sisi tekanan rendah
   (suction). Tekanan diukur dengan menggunakan pressure gauge.
   Demikian juga dengan motor compressor sebagai penggerak, arus
   yang masuk dan tegangannya diukur dengan menggunakan Tang
   Ampere dan harus diukur secara berkala, dan juga harus di-
   Megger apabila diperlukan.
   Dengan menggunakan pressure gauge tekanan oli sebagai
   pelumas bagian yang bergerak dalam kompresor diukur secara
   periodik. Sedangkan level oli yang dapat dilihat pada Sight Glass
   secara visual harus diperhatikan dan tidak boleh lebih rendah dari
   yang diisyaratkan oleh pabrik.
c. Condenser / Cooler
   Unit Chiller. Apabila perpindahan panas pada kedua heat
   exchanger ini tidak baik, maka temperatur yang diinginkan tidak
   akan tercapai.
   Untuk mengetahui perpindahan panas baik atau tidak maka
   tekanan refrigerant pada condensor dan cooler harus diukur secara
   rutin. Dan khusus untuk condensor, motor fan yang berfungsi untuk



                                                                                   33
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




          menggerakkan udara pendingin harus diperiksa. Untuk Cooler,
          temperatur air yang masuk dan keluar diukur secara rutin.
     d. Metering Device
          Apabila metering device terganggu, maka aliran refrigerant
          terganggu, sehingga alat ini harus diperiksa rutin dan diset ulang
          apabila terjadi perubahan pada aliran refrigerant. Masalah yang
          bisa timbul adalah tersumbatnya orifice pada alat ini.
     e. Panel Control / Power
          Komponen pada panel power diperiksa secara rutin terutama
          contact shoe dari kontaktor apakah baik atau sudah tidak baik.
          Demikian juga terminal-terminal kabel apakah ada yang kendor
          atau tidak.
          Sedang untuk panel control, semua setting point harus diperiksa
          dan di-readjust secara berkala. Terutama komponen yang
          berhubungan dengan safety device.
     f.   AHU / FCU / Ducting
          Dengan menggunakan Air Flow Meter harus diyakinkan bahwa
          udara yang dipasok dari Air Handling Unit (AHU) / Fan Coil Unit
          (FCU) masih sesuai dengan yang diisyaratkan. Dan untuk
          mengetahui operasi dari AHU / FCU harus diperiksa tekanan air
          dingin masuk dan keluar AHU dengan menggunakan pressure
          gauge dan juga temperatur air dingin masuk dan keluar AHU
          dengan menggunakan Thermometer. Dari data ini dapat diketahui
          bagaimana operasi dari AHU dan FCU. Demikian juga dengan arus
          motor penggerak AHU dan FCU diukur secara berkala dengan
          menggunakan Tang Ampere atau Multimeter. Untuk AHU, V belt
          harus diperiksa ketegangannya secara rutin.
          Ducting yang merupakan saluran udara harus diperiksa apakah
          ada kebocoran atau tidak khususnya flexible duct dan main duct,
          dan juga distribusi ke setiap ruangan harus sesuai dengan masing-
          masing kebutuhan. Ini dapat diketahui dengan mengukur
          temperatur     udara    tiap ruangan      dengan     menggunakan
          thermometer.
     g. Pompa
          Motor dan Starter pompa harus diperiksa secara rutin, yaitu arus
          dan tegangannya harus sesuai dengan nominal. Demikian juga
          alignment coupling-nya harus diperiksa dengan menggunakan dial
          gauge. Seal harus diperiksa dan diganti secara rutin.



34
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   h. Instalasi Pipa
      Instalasi pipa chiller harus diperiksa secara rutin apakah pipanya
      berkarat dan isolasinya masih cukup baik atau tidak.
      Kegiatan pemeliharaan berupa inspeksi, service, dan penggantian
      suku cadang terhadap sub sistem/peralatan sistem pengkondisian
      udara disesuaikan dengan jadwal.

8. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Transportasi Vertikal
   Pada dasarnya Pemeliharaan dan Perawatan sistem transportasi
   dalam gedung mengikuti standar pemeliharaan yang ditetapkan oleh
   pabrik pembuat peralatan yang terpasang.
   Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Transportasi Dalam Gedung,
   meliputi peralatan/perlengkapan :
   a. Lift penumpang
   b. Lift barang
   c. Lift kebakaran
   d. Eskalator
   e. Travelator
   Setiap lif perlu dipelihara dan diperiksa:
   a. Kamar mesin, ruang luncur dan pit harus dijaga kebersihannya dan
      bebas dari sampah, debu, dan cecaran minyak.
   b. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu,
      mesin, penyangga (buffer) dan peralatannya harus dirawat dan
      dilumasi secara teratur, dengan jenis pelumas yang sesuai dengan
      jenis dan merknya.
   c. Tali baja yang memperlihatkan tanda-tanda retak, putus, atau patah
      pada beberapa komponen kawat ataupun berkarat, dan atau
      diameternya susut lebih dari 10% dari ukuran semula, harus segera
      diganti dengan yang baru.
   d. Tali baja yang kering atau menunjukkan adanya tanda-tanda korosi,
      harus dilumasi dengan minyak pelumas khusus.
   e. Atap Kereta (Top of Car)
      Pemeriksaan meliputi:
      1) Akses ke pintu darurat di atas kereta (emergency exit)
      2) Saklar pengaman kecepatan lebih (safety operated switch)
      3) Broken tape switch




                                                                                       35
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




          4) Saklar henti darurat (emergency stop switch)
          5) Limit switch di ujung atas ruang luncur
          6) Kontak-kontak pintu (door contacts)
     f.   Kamar Mesin
          Pemeriksaan meliputi:
          1) Besaran nilai sekring (Ampere)
          2) Power rating Motor (kW)
          3) Putaran motor (rpm)
          4) Frekuensi (Hertz)
          5) Temperatur Rise Motor
          6) Isolasi motor
          7) Dengan menggunakan tachometer, periksa kecepatan putar puli
             roda tarik (traction sheave)
     g. Pit
          Pemeriksaan meliputi:
          1) Plat tabir pemisah bobot imbang (counter weight)
          2) Tangga monyet
          3) Kebersihan dasar pit
          4) Final limit switch
          5) Directional limit switch
     h. Lantai lobby lif
          Pemeriksaan meliputi:
          1) Kondisi pintu lantai (hoistway entrance)
              a) tidak berbunyi
              b) tidak bergetar
              c) posisi tidak miring
                -   Pertemuan daun pintu
                -   Fungsi tombol-tombol
                -   Fungsi lampu-lampu indikator tiap lantai
                -   Fungsi emergency key device
     Setiap eskalator/travelator perlu dipelihara dan diperiksa:
     a. Pit harus dijaga kebersihannya dan bebas dari sampah, debu, dan
        cecaran minyak.




36
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




   b. Step & Roller, motor, dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi
      secara teratur, dengan jenis pelumas yang sesuai dengan jenis dan
      merknya.
   c. Ban pegangan yang memperlihatkan tanda-tanda retak, atau putus,
      harus segera diganti dengan yang baru.
   d. Landasan dan Combplate yang rusak atau patah/retak, harus segera
      diganti dengan yang baru.

9. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Proteksi Kebakaran
   Pemeliharaan dan pengoperasian Sistem Proteksi Kebakaran termasuk
   menjaga berfungsinya semua peralatan/perlengkapan pencegahan api
   (fire stop):
   a. Umum
      Pedoman ini menetapkan persyaratan minimum pemeliharaan dan
      perawatan sistem proteksi kebakaran. Jenis sistem meliputi:
      1) Kerumahtanggaan                  keselamatan             kebakaran           (fire   safety
         housekeeping).
      2) Sarana jalan ke luar (means of access).
      3) Sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem komunikasi suara
         darurat.
      4) Alat pemadam api ringan (APAR) (fire extinguisher).
      5) Sistem pompa kebakaran terpasang tetap.
      6) Sistem pipa tegak dan slang atau hidran bangunan.
      7) Sistem sprinkler otomatik.
      8) Sistem pemadam kebakaran terpasang tetap lain.
      9) Sistem pengendalian dan manajemen asap.
   b. Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran (fire safety housekeeping)
      1) Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran meliputi:
         a) Pemeliharaan dan perawatan bangunan, termasuk:
              -    Lantai: Perawatan umum lantai seperti pembersihan,
                   penanganan dan sebagainya dapat memberikan bahaya
                   kebakaran bila pelarut atau pelapis yang mempunyai sifat
                   mudah terbakar digunakan, atau bila sisa (residu) yang
                   mudah terbakar dihasilkan.
                   •    Kompon sapu (sweeping compound):
                   •    Minyak lantai (floor oil):



                                                                                                 37
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




               •    Lilin lantai (floor wax):
               •    Semir perabotan (furniture polish):
               •    Gunakan selalu bahan pembersih tidak berbahaya
                    (nonhazardous cleaning agent):
          -    Debu dan kain tiras (dust & lint): Dalam banyak fungsi /
               hunian bangunan diperlukan prosedur pembersihan /
               pembuangan debu dan kain tiras mudah terbakar yang
               terakumulasi dari dinding, langit-langit, lantai dan komponen
               struktur terbuka. Kecuali prosedur ini dijalankan dengan
               aman menggunakan penyedot debu (vacuum cleaner) atau
               sistem penggerak udara (blower & exhaust system), dapat
               menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan. Pada
               beberapa kasus di mana atmosfir penuh dengan debu,
               peralatan penyedot harus dilengkapi dengan motor tahan
               penyalaan (ignition-proof motor) untuk menjamin operasi
               yang aman.
          -    Dakting pembuangan dan peralatan terkait: Dakting
               pembuangan dari cerobong (kitchen hood) di atas peralatan
               masak seperti terdapat di restoran dan kafetaria,
               memberikan masalah yang menyusahkan karena lemak
               terkondensasi di bagian dalam dakting dan di peralatan
               pembuangan. Lemak yang terakumulasi ini dapat menyala
               oleh bunga api dari peralatan masak atau oleh kebakaran
               kecil minyak / lemak masak yang terlalu panas, yang
               sebetulnya mudah dipadamkan bila tidak ada masalah
               lemak yang terakumulasi di bagian dalam dakting dan di
               peralatan pembuangan:
               •    Alat penyaring lemak (grease filter, grease removal
                    device) harus diinspeksi setiap hari dan kalau perlu
                    dibersihkan.
               •    Dakting pembuangan dan peralatan terkait harus
                    diinspeksi mengikuti Tabel 1-2 Frekuensi sistem
                    pembuangan asap dapur komersial di dalam Lampiran
                    buku pedoman ini. Bila ditemui deposit lemak, maka
                    seluruh sistem dakting pembuangan harus dibersihkan.
               •    Sistem dakting yang lain: Semua sistem dakting dapat
                    mengakumulasi kotoran dan bahan apa saja yang
                    beredar di bangunan. Outlet yang kotor di langit-langit




38
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




               dan dinding adalah bukti akibat tidak dipelihara.
               Pembersihan berkala sistem adalah perlu untuk
               kesehatan dan kerumahtanggaan yang baik. Semua
               filter harus secara berkala dibersihkan.
b) Kerumahtanggaan hunian dan proses, kuncinya di sini adalah
   tidak memberikan kebakaran tempat untuk mulai:
     -    Pembuangan sampah
          •    Tempat sampah: Tempat sampah yang terbuat dari
               bahan tidak mudah terbakar harus digunakan untuk
               pembuangan limbah dan sampah. Termasuk untuk
               tempat sampah kecil seperti asbak dan keranjamg
               sampah, dan juga tempat sampah besar seperti yang
               digunakan di hunian perdagangan dan industri. Tempat
               limbah industri harus terbuat dari metal dan mempunyai
               tutup, dan kehati-hatian diperlukan untuk menghindari
               pencampuran limbah yang dapat menimbulkan bahaya
               tersendiri.
          •    Pemilahan/segregasi limbah: Sebaiknya sampah yang
               mudah terbakar dipisahkan dari sampah yang tidak
               mudah terbakar.
     -    Pengendalian/kontrol sumber penyalaan
          •    Kontrol kebiasaan merokok: pengaturan merokok harus
               spesifik tentang tempat, dan kalau dapat, waktunya.
               Daerah di mana merokok diperbolehkan, juga daerah di
               mana merokok dibatasi atau sama sekali dilarang, harus
               ditandai dengan jelas oleh tanda yang sesuai yang
               memberikan tanpa kompromi apa dan di mana yang
               diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Kontrol
               kebiasaan merokok juga memerlukan tempat yang
               cukup untuk puntung rokok. Asbak dengan rancangan
               khusus sangat penting untuk merokok yang aman.
               Asbak harus terbuat dari bahan tidak mudah terbakar
               dan mempunyai alur lekuk yang memegang sigaret
               dengan kuat, dan sisinya harus cukup curam untuk
               memaksa perokok menempatkan seluruh sigaret ke
               dalam asbak. Pada bangunan umum atau industri, asbak
               besar berisi pasir disediakan untuk secara mudah
               digunakan mematikan atau membuang puntung rokok.




                                                                             39
- BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG -




               •    Kontrol listrik statik: Tindakan pencegahan terhadap
                    bunga api listrik statis harus dilakukan di lokasi di mana
                    terdapat uap, gas, debu yang mudah menyala dan
                    material lainnya yang mudah terbakar. Tindakan
                    pencegahannya        adalah     mempertahankan        relatif
                    humiditas yag tinggi, pembumian dan ikatan antara dua
                    obyek metalik (grounding & bonding), lantai / keset yang
                    konduktif, atau kombinasi cara-cara tersebut. Program
                    pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
                    bangunan harus meliputi inspeksi / pemeriksaan dan uji
                    coba tahunan dari semua pembumian termasuk
                    pembumian dan bonding bangunan gedung.
               •    Kontrol friksi/gesekan: Sebuah program pemeliharaan
                    pencegahan (preventive maintenance) harus ada untuk
                    mengidentifikasi dan mengeliminasi potensi sumber
                    friksi/ gesekan.
               •    Kontrol bahaya elektrikal: Program inspeksi/pemeriksaan
                    secara berkala harus ada untuk mengidentifikasi sirkit
                    listrik yang kelebihan beban, sambungan pengawatan
                    peralatan yang ditumpuk terlalu banyak, pengawatan
                    peralatan    yang    rusak,    tutup   kontak/stopkontak
                    pembumian yang hilang, dan sebagainya.
          -    Bahaya kerumahtanggaan industri: Beberapa hunian
               industri mempunyai masalah kerumahtanggaan yang
               khusus yang melekat kepada sifat operasionalnya. Untuk
               masalah khusus ini, diperlukan perencanaan dan
               pengaturan spesifik.
               •    Lap dan spon pembersih: Lap yang masih bersih pada
                    umumnya digolongkan sebagai bahaya ringan, karena
                    mudah menyala bila terpisah tidak berupa satu bal /
                    bungkus lagi, dan selalu ada kemungkinan bahwa lap
                    bersih tercampur dengan lap kotor yang sudah
                    mengandung minyak. Terdapatnya limbah kotor atau
                    sejumlah kecil minyak tertentu dapat menuju ke
                    pemanasan spontan (spontaneous heating). Baik lap
                    yang masih bersih dan yang sudah dipakai sebaiknya
                    secara terpisah disimpan dalam kotak metal, atau kayu
                    dengan lapisan dalam metal, yang mempunyai tutup
                    yang dibuat sedemikian rupa sehingga selalu menutup




40
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung

More Related Content

What's hot

6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambutnefertitieanggen
 
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...inideedee
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiNurul Angreliany
 
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Gremons
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Buku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunanBuku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunanRenol Doang
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxSeunuddonInfras
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongroxzjack
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranSaeful Fajri
 
Laporan kemajuan pekerjaan
Laporan kemajuan pekerjaanLaporan kemajuan pekerjaan
Laporan kemajuan pekerjaanannasidik
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedunginfosanitasi
 
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcmBintek
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksijajankjos
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptPERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptssuser8c914e
 

What's hot (20)

6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
 
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Buku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunanBuku perawatan bangunan
Buku perawatan bangunan
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
 
Analisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjongAnalisa harga pekerjaan bronjong
Analisa harga pekerjaan bronjong
 
Analisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaranAnalisa pekerjaan bongkaran
Analisa pekerjaan bongkaran
 
Laporan kemajuan pekerjaan
Laporan kemajuan pekerjaanLaporan kemajuan pekerjaan
Laporan kemajuan pekerjaan
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
 
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
k3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.pptk3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.ppt
 
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.pptPERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
PERMEN PUPR NO 22 TAHUN 2018.ppt
 

Similar to Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung

Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Joy Irman
 
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaranPedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaraninfosanitasi
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006herimul
 
PerMenPU29-2006.pdf
PerMenPU29-2006.pdfPerMenPU29-2006.pdf
PerMenPU29-2006.pdfKusnulFatik1
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxAnastasiaMarjorie1
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Ido JH Simatupang
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxAnastasiaMarjorie1
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...GeorgeArdiandaCr
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007Nia Octora
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiinfosanitasi
 
Permen pu no. 6 th.2007 tt pedoman rtbl
Permen pu  no. 6 th.2007 tt pedoman rtblPermen pu  no. 6 th.2007 tt pedoman rtbl
Permen pu no. 6 th.2007 tt pedoman rtblDeki Zulkarnain
 
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPermen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantaiDeki Zulkarnain
 
Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Alif Adityawan
 
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraPetunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraDina Pramudianti
 
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung NegaraPermenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negarainideedee
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007Aas Jaz
 

Similar to Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung (20)

Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
Peraturan Menteri PU No. 603 Tabun 2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendal...
 
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaranPedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
Pedoman teknis penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006
 
PerMenPU29-2006.pdf
PerMenPU29-2006.pdfPerMenPU29-2006.pdf
PerMenPU29-2006.pdf
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
 
Pedoman umum rtbl
Pedoman umum rtblPedoman umum rtbl
Pedoman umum rtbl
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
 
Permen pu no. 6 th.2007 tt pedoman rtbl
Permen pu  no. 6 th.2007 tt pedoman rtblPermen pu  no. 6 th.2007 tt pedoman rtbl
Permen pu no. 6 th.2007 tt pedoman rtbl
 
Perpu pu
Perpu puPerpu pu
Perpu pu
 
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPermen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Permen40 th 2007 tt pedoman perencanan tata ruang kawasan reklamasi pantai
 
Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007Permen pu no. 45 prt-m-2007
Permen pu no. 45 prt-m-2007
 
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negaraPetunjuk teknis pembangunan gedung negara
Petunjuk teknis pembangunan gedung negara
 
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung NegaraPermenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Permenpu 45 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
 
Permen 45 2007
Permen 45 2007Permen 45 2007
Permen 45 2007
 

More from infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

More from infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung

  • 1. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008 TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
  • 2. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008 TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
  • 3. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 24/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 73 ayat (6), dan Pasal 76 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG. 1
  • 4. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan : 1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan / atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. 2. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi. 3. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. 4. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya dan fungsi khusus adalah ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung. 5. Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administrasi dan persyaratan teknisnya. 6. Persyaratan teknis bangunan gedung adalah ketentuan mengenai persyaratan tata bangunan dan persyaratan kendalan bangunan gedung. 7. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung. 8. Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik gedung. 9. Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung, dan/atau bukan pemilik bangunan gedung berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan gedung, yang menggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan. 10. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan hukum atau usaha dan lembaga atau organisasi yang kegiatannya di bidang bangunan gedung, termasuk masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan penyelenggaraan bangunan 11. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik 2
  • 5. Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 12. Pemerintah daerah adalah Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, kecuali untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Gubernur. 13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. Bagian Kedua Maksud, Tujuan, dan Lingkup Pasal 2 (1) Pedoman ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi teknis pembina penyelenggaraan bangunan gedung, dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung agar selalu laik fungsi. (2) Pedoman ini bertujuan untuk terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya. (3) Lingkup pedoman ini meliputi pengelolaan pemeliharaan dan perawatan, tata cara dan metode, sistem dan program, perlengkapan, peralatan dan standar kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, serta pembinaan. BAB II MANAJEMEN, LINGKUP, TATA CARA DAN METODE Bagian Kesatu Manajemen Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Pasal 3 (1) Manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi: a. manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung; b. persyaratan penyedia jasa dan tenaga ahli/terampil pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. (2) Rincian manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan menteri ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan peraturan menteri ini. (3) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan 3
  • 6. bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini. Bagian Kedua Lingkup Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Pasal 4 (1) Lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi: a. pemeliharaan bangunan gedung; b. perawatan bangunan gedung. (2) Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi persyaratan yang terkait dengan: a. keselamatan bangunan gedung; b. kesehatan bangunan gedung; c. kenyamanan bangunan gedung; dan d. kemudahan bangunan gedung. (3) Rincian lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan menteri ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan peraturan menteri ini. (4) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini. Bagian Ketiga Tata Cara dan Metode Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Pasal 5 (1) Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi: a. prosedur dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung; b. program kerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung; c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung; dan d. standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. (2) Rincian lingkup tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan menteri ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan peraturan menteri ini. 4
  • 7. (3) Setiap orang atau badan termasuk instansi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan administrasi dan manajemen pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung ini. BAB III PEMBINAAN TEKNIS Pasal 6 (1) Pembinaan pelaksanaan pedoman ini dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kemandirian pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan kepada pemerintah kabupaten/kota yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dalam rangka pelaksanaan tugas dekonsentrasi. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 7 Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan menteri ini. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2008 5
  • 8. Lampiran PERATURAN MENTERI NOMOR 24/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG DAFTAR ISI i BAGIAN I KETENTUAN UMUM I. PENGERTIAN 1 A. UMUM 1 B. TEKNIS 1 C. ISTILAH KHUSUS 4 II. MAKSUD DAN TUJUAN 6 A. MAKSUD 6 B. TUJUAN 6 BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 7 A. BATASAN ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 7 B. STRUKTUR ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 7 C. FUNGSI, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN 8 D. NISBAH SUMBER DAYA MANUSIA 10 E. PROGRAM PEMBEKALAN, PELATIHAN DAN PEMAGANGAN 11 II. PERSYARATAN PENYEDIA JASA DAN TENAGA AHLI/TERAMPIL PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 11 A. PERSYARATAN PENYEDIA JASA 11 B. PERSYARATAN TENAGA AHLI/TERAMPIL 12 BAGIAN III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. LINGKUP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG 13 A. ARSITEKTURAL 13 B. STRUKTURAL 13 C. MEKANIKAL 13 i
  • 9. D. ELEKTRIKAL 14 E. TATA RUANG LUAR 14 F. TATA GRHA (HOUSE KEEPING) 15 II. LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 15 A. REHABILITASI 16 B. RENOVASI 16 C. RESTORASI 16 D. TINGKAT KERUSAKAN 16 BAGIAN IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. PROSEDUR DAN METODE PEMELIHARAAN, PERAWATAN DAN PEMERIKSAAN PERIODIK BANGUNAN GEDUNG 18 A. KOMPONEN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG 18 B. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 22 C. KOMPONEN MEKANIKAL BANGUNAN GEDUNG 30 D. KOMPONEN ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG 73 E. KOMPONEN RUANG LUAR BANGUNAN GEDUNG 88 F. KOMPONEN TATA GRHA 93 II. PROGRAM KERJA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 113 A. PEMBERSIHAN HARIAN 113 B. PEMBERSIHAN PADA WAKTU JAM KERJA 114 C. PEMBERSIHAN DI LUAR JAM KERJA 115 D. PEMBERSIHAN MINGGUAN 115 E. PEMBERSIHAN BULANAN 116 F. PEMBERSIHAN TIGA BULANAN 116 III. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN UNTUK PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 117 A. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN SESUAI KONDISI PEKERJAAN 117 B. PERALATAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL 120 C. PERALATAN TATA GRHA 120 IV. STANDAR DAN KINERJA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 121 A. STANDAR KEBERSIHAN 121 B. STANDAR MUTU RUANGAN 122 ii
  • 10. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - BAGIAN I KETENTUAN UMUM I. PENGERTIAN A. UMUM Dalam pedoman teknis ini yang dimaksud dengan: 1. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance). 2. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance). B. TEKNIS 1. Air Limbah adalah semua air yang berasal dari buangan proses rumah tangga (limbah domestik) dan proses industri (limbah industri). 2. Air kotor adalah semua air yang bercampur dengan kotoran-kotoran dapur, kamar mandi, kakus dan peralatan-peralatan pembuangan lainnya. 3. Atrium adalah suatu ruang dalam suatu bangunan yang menghubungkan 2 atau lebih tingkat/ lantai, di mana : a. Seluruh atau sebagian ruangnya tertutup pada bagian atasnya oleh lantai atau atap, termasuk struktur atap kaca; b. Termasuk setiap ruang yang berbatasan/ berdekatan tetapi tidak terpisahkan oleh pembatas; c. Tidak termasuk lorong tangga, lorong ramp, atau ruang dalam saf. 4. Bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan dan atau diletakkan dalam suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya pada, di atas, atau di dalam tanah dan/atau perairan secara tetap yang berfungsi sebagai tempat manusia untuk melakukan kegiatan bertempat tinggal, berusaha, bersosial-budaya, dan kegiatan lainnya. 5. Bangunan turutan adalah bangunan sebagai tambahan atau pengembangan dari bangunan yang sudah ada. 6. Bangunan umum adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat manusia berkumpul, mengadakan pertemuan, dan melaksanakan kegiatan yang bersifat publik lainnya, seperti keagamaan, pendidikan, rekreasi, olah raga, perbelanjaan, dsb. 7. Bangunan Induk adalah bangunan yang mempunyai fungsi dominan dalam suatu persil. 1
  • 11. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - 8. Baku Tingkat Getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dan usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan. 9. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dituang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. 10. Daerah Hijau Bangunan, yang selanjutnya disebut DHB adalah ruang terbuka pada bangunan yang dimanfaatkan untuk penghijauan. 11. Dinding Pembatas adalah dinding yang menjadi pembatas antara bangunan. 12. Dinding Luar adalah suatu dinding bangunan terluar yang bukan merupakan dinding pembatas. 13. Dinding Luar Non-struktural adalah suatu dinding luar yang tidak memikul beban dan bukan merupakan dinding panel. 14. Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap : a. Batas lahan yang dikuasai, b. Batas tepi sungai/pantai, c. Antar masa bangunan lainnya, atau d. Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas dan sebagainya. 15. Garis sempadan pagar adalah garis bagian luar dari pagar persil atau pagar pekarangan. 16. Garis sempadan loteng adalah garis yang terhitung dari tepi jalan berbatasan yang tidak diperkenankan didirikan tingkat bangunan. 17. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. 18. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat. 19. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia. 20. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia. 21. Jarak antara bangunan adalah jarak terkecil antara bangunan yang diukur antara permukaan-permukaan denah bangunan. 2
  • 12. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - 22. Jaringan persil adalah jaringan sanitasi dan jaringan drainasi dalam persil. 23. Jaringan saluran umum kota adalah jaringan sarana dan prasarana saluran umum perkotaan, seperti jaringan sanitasi dan jaringan drainasi. 24. Kamar adalah ruangan yang tertutup seluruhnya atau sebagian, untuk tempat kegiatan manusia, selain kamar untuk MCK dan dapur. 25. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. 26. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok peruntukan. 27. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka prosentase perbandingan antara luas ruang terbuka di luar bangunan yang diperuntukkan bagi pertamanan/ penghijauan dengan luas tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan tata bangunan yang ada. 28. Koefisien Lantai Besmen (KLB) adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok peruntukan. 29. Koefiesien Tapak Besmen (KTB) adalah angka prosentasi perbandingan luas tapak besmen dengan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana tata ruang dan tata bangunan yang ada. 30. Lubang Atrium adalah ruang dari suatu atrium yang dikelilingi oleh batas pinggir bukaan lantai atau oleh batas pinggir lantai dan dinding luar. 31. Mendirikan Bangunan a. Mendirikan, memperbaiki, memperluas, mengubah bentuk atau membongkar secara keseluruhan atau sebagian suatu bangunan; b. Melakukan pekerjaan tanah untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud pada butir a di atas. 32. Pekarangan adalah bagian yang kosong dari suatu persil/ kaveling/ blok peruntukan bangunan. 33. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah pedoman rencana teknik, program tata bangunan dan lingkungan, serta pedoman pengendalian pelaksanaan yang umumnya meliputi suatu lingkungan/ kawasan (urban design and development guidelines). 3
  • 13. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - 34. Ruang persiapan adalah ruang yang berhubungan dengan, dan berbatasan ke suatu panggung yang dipergunakan untuk barang-barang dekorasi panggung, peralatan, ruang ganti, atau sejenisnya. 35. Sambungan jaringan adalah penghubung antara sesuatu jaringan persil dengan jaringan saluran umum kota. 36. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel disingkat dB. 37. Tingkat Ketahanan Api (TKA), adalah tingkat ketahanan api yang dipersyaratakan pada bagian atau komponen bangunan ukuran waktu satuan menit, dengan kriteria-kriteria berurut yaitu aspek ketahanan struktural, integritas, dan insulasi. Contoh : TKA 90/-/60 berarti hanya terdapat persyaratan TKA untuk ketahanan struktural 90 menit dan insulasi 60 menit. 38. Tinggi bangunan adalah jarak antara garis potong permukaan atap dengan muka bangunan bagian luar dan permukaan lantai denah bawah. 39. Tinggi efektif adalah tinggi ke lantai tingkat paling atas (tidak termasuk lantai atap), bila hanya terdiri atas mesin lif, tangki air atau unit pelayanan lainnya dari lantai dasar/tanah (ground floor) yang menyediakan jalan keluar langsung menuju jalan atau ruang terbuka. C. ISTILAH KHUSUS 1. Buffing adalah cara membersihkan lantai dengan mesin, termasuk menggosok dengan menggunakan bulu atau kain, dan penggunaan secara berkala dengan steel wool atau spon nylon untuk menghilangkan bekas kaki atau lumpur, sampai permukaan lantai benar-benar bersih, merata dan mengkilap. 2. Pembersihan dinding adalah cara membersihkan cat, kertas atau dinding kayu dengan tidak menggunakan air, kecuali dengan instruksi khusus dan dibersihkan dengan menggunakan bulu ayam (kemoceng) setinggi dinding. 3. Damp mopping adalah membersihkan lantai atau permukaan lainnya dengan pengepel benang atau spon, dan deterjen atau obat pembersih kotoran bila diperlukan, serta menggunakan air seminim mungkin sampai permukaan yang dipel bebas dari kotoran, debu dan air yang berlebih. 4. Damp wiping adalah cara untuk menghilangkan minyak, bercak tangan pada permukaan yang dicat atau lainnya menggunakan kain lembut yang bersih dengan deterjen yang lembut dan air hangat yang diperas sebelum digunakan. 4
  • 14. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - 5. Dry moping adalah cara penggosokan ringan pada daerah yang jarang dilalui, atau lantai licin dengan mop penggosok yang tebal. 6. Pembersihan debu adalah cara penggunaan duster lembab atau hand mop yang tebal dan berbulu, atau vacuum pembersih debu dengan nozzle-nya yang cocok sampai permukaan yang berdebu bebas dari debu, sarang laba-laba, bercak kotoran atau debu-debu lainnya yang dapt dilihat. 7. Floor dry cleaning adalah cara membersihkan lantai dengan mesin pembersih untuk menghilangkan bercak-bercak kaki dan kotoran yang keras melekat dengan menggunakan steel wool atau spoon nylon dan emulsi atau spirit wax. Mesin disesuaikan dengan daya isap menghilangkan pasir debu dan lain-lain, sehingga menghasilkan lantai bersih dan bercahaya. 8. High dusting adalah cara menghilangkan debu, sarang laba-laba, dll dari dinding, langit-langit dan permukaan lainnya yang sukar dijangkau dari lantai dengan menggunakan dry mop, pembersih. 9. Pembersih logam adalah cara membersihkan permukaan metal dengan tangan, khususnya pintu, jendela serta langit-langit tertentu, hingga permukaan tersebut bersih dari kerak, noda atau kotoran lainnya, sehingga peralatan logam-logam tersebut terlihat terang dan bercahaya (obat penggosok metal yang digunakan adalah yang mempunyai efek tertentu pada logam yang digosok). 10. Primary waxing adalah cara pemakaian dengan menggunakan pelapis emulsi dasar atau emulsi air/minyak dengan kuas pembersih atau dua lapisan cair spiritus atau pasta minyak pada saluran permukaan sesudah minyak di antara dua lapisan dihilangkan dengan menggosoknya secara ringan. 11. Penggosokan adalah cara pembersihan dengan menggunakan spon nylon atau sink swabs dengan bubuk atau cairan pembersih yang tidak merusak, untuk menghapus semua bercak dan kotoran yang terakumulasi (tidak menggunakan cairan keras kecuali dengan instruksi khusus). 12. Penyikat adalah cara pembersihan lantai atau permukaan lainnya dengan sikat nylon atau mesin pembersih yang kuat dengan deterjen pilihan diikuti dengan pembilasan air bersih dan pengangkatan cairan hingga permukaan yang dicuci bersih tanpa kotoran, bekas tapak, bercak-bercak dan sisa air yang tertinggal. 13. Pengepelan adalah cara penyikatan dengan tangan tanpa adanya debu yang menempel dengan penyikat atau penyikat listrik/vacuum. 5
  • 15. - BAGIAN I KETENTUAN UMUM - II. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Pedoman Teknik Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung dalam rangka proses pemanfaatan bangunan. B. TUJUAN Pedoman Teknis ini bertujuan untuk dapat terwujudnya bangunan gedung sesuai fungsi yang ditetapkan dan yang memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian lingkungan. 6
  • 16. BAGIAN II - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG A. BATASAN ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG Organisasi pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas bangunan yang meliputi luas dan dimensi bangunan, sistem bangunan yang digunakan, teknologi yang diterapkan, serta aspek teknis dan non teknis lainnya, seperti: 1. Ukuran fisik bangunan gedung. 2. Jumlah bangunan. 3. Jarak antar bangunan. 4. Moda transportasi yang digunakan oleh pekerja dan penyelia. 5. Kinerja produksi atau opersional dari tiap lokasi. 6. Jenis peralatan dan perlengkapan. 7. Jenis dan fungsi bangunan gedung. Organisasi ini yang bertanggung jawab atas kelancaran operasional bangunan, pelaksanaan pengoperasian dan perawatan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan secara efisien dan efektif. Untuk itu, dibutuhkan organisasi dengan ketentuan: 1. Seluruh personil mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan terukur. 2. Seluruh personil merupakan tenaga trampil dan handal, sudah terlatih dan siap pakai. 3. Manajemen menerapkan pemberian imbalan dan sanksi yang adil. B. STRUKTUR ORGANISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG 1. Dipimpin oleh seorang manajer bangunan (building manager). 2. Sekurang-kurangnya memiliki empat departemen: Teknik (engineering), tata grha (house keeping), Layanan Pelanggan, dan Administrasi & Keuangan. 3. Departemen engineering dan tata grha mempunyai penyelia (supervisor). 4. Departemen umum dibantu oleh beberapa staf. 5. Setiap penyelia mempunyai tim pelaksana. 7
  • 17. - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - C. FUNGSI, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN 1. Manajer Bangunan (Building Manager).Mengkoordinir pekerjaan Kepala Departemen Teknik (Chief Engineering), Kepala Departemen Tata Grha (Chief House Keeping), Kepala Departemen Administrasi & Keuangan, dan Layanan Pelanggan (Chief Finance & Administration dan Chief Customer Care). a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan peralatan/perlengkapan gedung, instalasi dan utilitas bangunan. b. Mengadakan inspeksi langsung secara teratur ke seluruh ruangan/bangunan untuk memeriksa kondisi mesin, peralatan/perlengkapan bangunan dan instalasi serta utilitas bangunan. c. Menerapkan sistem pengarsipan yang teratur untuk seluruh dokumen, surat-surat, buku-buku manual pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan, serta laporan-laporan yang ada. d. Memelihara dan membina hubungan kerja internal dan eksternal. 2. Kepala Departemen Teknik (Chief Engineering). a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan penyelia dan pelaksana yang berada di bawah kewenangannya. b. Menyusun rencana anggaran operasional. c. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan, perawatan dan perbaikan peralatan/perlengkapan bangunan dan instalasi serta utilitas bangunan. d. Mengevaluasi dan memberi masukan tentang penggunaan bahan dan energi serta biaya operasinal. e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata laksana baku (standard operation procedure). 3. Kepala Departemen Tata Grha (Chief House Keeping). a. Mengkoordinir dan memberi arahan kepada penyelia (supervisor). b. Menyusun rencana anggaran kebersihan. c. Memeriksa kebersihan secara rutin. d. Mengendalikan penggunaan bahan dan peralatan pembersih. e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata laksana baku (standard operation procedure). 4. Kepala Departemen Layanan Pelanggan (Chief Customer Care). 8
  • 18. - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan kerja yang berada di bawah koordinasinya. b. Menyusun rencana kerja dan anggaran operasional untuk periode tertentu. c. Meneliti laporan dan usulan yang disampaikan oleh pelanggan dan/atau pimpinan. d. Membahas bersama Manajer Bangunan masalah internal dan eksternal untuk mengatasi keluhan dan usulan pelanggan. e. Membina hubungan harmonis baik internal maupun eksternal. f. Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi serta mengawsai proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan administrasi gedung. 5. Kepala Departemen Administrasi & Keuangan (Chief Finance & Administration). a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan kerja yang berada di bawah koordinasinya, agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja. b. Menyusun rencana kerja dan anggaran operasional manajemen untuk periode tertentu. c. Meneliti laporan dan usulan permintaan alokasi dana. d. Membahas bersama Manajer Bangunan tentang penggunaan dana taktis operasional. e. Menyusun dan melaporkan penggunaan dana operasional. f. Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi serta mengawasi proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan realisasi anggaran. g. Memeriksa pembelian, pengadaan barang/jasa serta pengeluaran uang sesuai wewenang yang ditetapkan. 6. Penyelia Teknik (Engineering Supervisor). a. Mengadakan pemeriksaan ke seluruh bagian bangunan untuk melihat kondisi peralatan/perlengkapan bangunan, instalasi dan utilitas bangunan. b. Memeriksa dan memantau pengoperasian peralatan mekanikal dan elektrikal secara rutin. c. Memantau hasil pekerjaan penyedia jasa (kontraktor) mekanikal dan elektrikal secara rutin. 9
  • 19. - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - d. Melakukan kegiatan khusus tertentu, misalnya sistem kelistrikan, proteksi kebakaran, dll. e. Menyusun dan menyampaikan laporan sesuai dengan bidangnya. 7. Penyelia Tata Grha (House Keeping Supervisor). a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebersihan. b. Mengatur dan memberikan arahan kepada pemimpin kelompok kerja. c. Mengatur jadwal kerja harian, mingguan dan bulanan. d. Menyusun dan menyampaikan laporan sesuai dengan bidangnya. 8. Pekerja plambing (fitter). a. Memperbaiki katup yang bocor. b. Memperbaiki sistem plambing. c. Memperbaiki sambungan pipa yang bocor dan/atau rusak. d. Memperbaiki saluran yang tersumbat. 9. Montir (mechanic). a. Memperbaiki mesin-mesin yang rusak. b. Memberi minyak dan pelumas secara periodik. c. Memeriksa kondisi peralatan/perlengkapan mekanik secara periodik. d. Mengganti suku cadang yang rusak/tidak berfungsi. 10. Pekerja elektrikal (electrician). a. Memperbaiki instalasi listrik yang rusak. b. Memeriksa kondisi peralatan/perlengkapan elektrikal secara periodik. c. Mengganti suku cadang yang rusak/tidak berfungsi. D. NISBAH SUMBER DAYA MANUSIA 1. Satu orang pengawas/pelaksana untuk setiap 15 orang pekerja. 2. Satu orang penyelia (supervisor) untuk setiap lima orang pengawas/pelaksana. 3. Satu orang manajer pemeliharaan/perawatan untuk setiap tiga sampai lima orang penyelia. 4. Satu orang maintenance engineer untuk setiap 30 sampai 70 orang pekerja. 5. Satu orang tenaga administrasi untuk setiap 100 orang pekerja. 10
  • 20. - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - E. PROGRAM PEMBEKALAN, PELATIHAN DAN PEMAGANGAN 1. Program pembekalan diberikan pada saat pekerja memulai bekerja di bagian pemeliharaan dan perawatan, yang mencakup materi: a. Kebijakan perusahaan/lembaga/institusi dan manual prosedur. b. Deskripsi pekerjaan. c. Peraturan kerja. d. Kontrak kerja. e. Panduan keselamatan. f. Program pemberian bonus dan insentif. g. Panduan kesejahteraan pekerja. h. Struktur organisasi. i. Tata letak bangunan gedung. 2. Program pelatihan di dalam (untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan) dan/atau di luar tempat kerja (untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan) dilakukan secara berkala, mencakup materi: a. Untuk bidang keahlian. b. Untuk bidang ketrampilan. 3. Program pemagangan merupakan gabungan antara pelatihan di dalam institusi (in-house training) dan pelatihan di tempat kerja (on-the-job training), dengan jumlah jam latih minimum 100 jam per mata pelajaran/latihan, dengan total lama pemagangan 8.000 jam kerja, serta persyaratan peserta, sebagi berikut: a. Usia peserta sesuai ketentuan perundangan. b. Menandatangani perjanjian pemagangan. c. Lama program minimum satu tahun. d. Instruksi diberikan juga di dalam kelas. e. Setelah selesai program pemagangan, atas rekomendasi instruktur dan manajemen, peserta diberikan sertifikat. II. PERSYARATAN PENYEDIA JASA DAN TENAGA AHLI/TERAMPIL PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG A. PERSYARATAN PENYEDIA JASA Penyedia jasa bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung adalah badan usaha yang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai kompetensi 11
  • 21. - BAGIAN II MANAJEMEN DAN PERSYARATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. B. PERSYARATAN TENAGA AHLI/TERAMPIL Tenaga ahli/terampil bidang pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung adalah orang perorangan yang memliki kompetensi keahlian/kompetensi keterampilan bidang pemeliharan dan perawatan bangunan gedung sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. 12
  • 22. BAGIAN III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. LINGKUP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG Pekerjaan permeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan bangunan gedung, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung. A. ARSITEKTURAL 1. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat (egress) bagi pemilik dan pengguna bangunan. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan sehingga tetap rapih dan bersih. 3. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya. 4. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja (tools). 5. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya. B. STRUKTURAL 1. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur. 3. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive maintenance). 4. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan gedung, di luar batas beban yang direncanakan. 5. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya 6. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan. C. MEKANIKAL (TATA UDARA, SANITASI, PLAMBING DAN RANSPORTASI) 1. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata udara, agar 13
  • 23. - BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara. 2. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem hidran, sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah. 3. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi dalam gedung, baik berupa lif, eskalator, travelator, tangga, dan peralatan transportasi vertikal lainnya. D. ELEKTRIKAL (CATU DAYA, TATA CAHAYA, TELEPON, KOMUNIKASI DAN ALARM) 1. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan. 2. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan penangkal petir. 3. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik, baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan. 4. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata suara dan komunikasi (telepon) serta data. 5. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda bahaya dan alarm. E. TATA RUANG LUAR 1. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah dan/atau halaman luar bangunan gedung. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan di dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan (hardscape), perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta pos/gardu jaga. 3. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan lingkungannya. 4. Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya. 14
  • 24. - BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - F. TATA GRHA (HOUSE KEEPING) Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas hal-hal terkait dengan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, di antaranya mengenai Cleaning Service, Landscape, Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai kepada hasil kerja akhir. 1. Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service). Program kerja pemeliharaan kerja gedung meliputi program kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan gedung yang meliputi kebersihan ‘Public Area’, ‘Office Area’ dan ‘Toilet Area’ serta kelengkapannya. 2. Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service. Program kerja ‘Hygiene Service meliputi program pemeliharaan dan perawatan untuk pengharum ruangan dan anti septik yang memberikan kesan bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor, lobby, lif, ruang rapat maupun toilet yang disesuaikan dengan fungsi dan keadaan ruangan. 3. Pemeliharaan Pest Control. Program kerja pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ‘Pest Control’ bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola kerja bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan dengan cara penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan (fogging) atau fumigasi, baik ‘indoor’ maupun ‘outdoor’ untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna gedung . 4. Program General Cleaning. Program pemeliharaan kebersihan yang dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan maupun performance gedung yang dikerjakan pada hari hari tertentu atau pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan kantor. II. LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi. 15
  • 25. - BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - A. REHABILITASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. B. RENOVASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya C. RESTORASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah. D. TINGKAT KERUSAKAN 1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah. 2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. 3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu: a. Kerusakan ringan 1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non- struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. b. Kerusakan sedang 1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen 16
  • 26. - BAB III LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. c. Kerusakan berat 1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. 2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. d. Perawatan Khusus Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat. 4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi Teknis setempat. 5. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli bangunan gedung. 6. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang mengalami perubahan atau perbaikan. 17
  • 27. BAGIAN IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG I. PROSEDUR DAN METODE PEMELIHARAAN, PERAWATAN DAN PEMERIKSAAN PERIODIK BANGUNAN GEDUNG Meliputi aktivitas pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan dan perawatan untuk seluruh komponen bangunan gedung. A. KOMPONEN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG 1. Sarana jalan keluar. Sarana jalan keluar (egress) harus dilengkapi dengan tanda EKSIT dan tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI. 2. Dinding Kaca /Tempered Glass. Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca dibagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah. Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 (satu) tahun sekali. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain: a. Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. b. Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan, bila terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan sealent baru dengan tipe yang sesuai. c. Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat karet. Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent. 3. Dinding Keramik /Mozaik. Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat wudhu. Pemeliharaannya: a. Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 (dua) kali. b. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik. Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat. 1) Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air bersih. 2) Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau dinding yang bersangkutan minimal 2 (dua) bulan sekali. 3) Keringkan permukaan dengan kain pel kering. 4. Dinding Lapis Marmer. 18
  • 28. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - Pemeliharaannya: a. Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 (dua) kali b. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik, disarankan yang tidak mengandung air keras. c. Sikat permukaan marmer dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air bersih tambahkan dengan menggunakan deterjen atau sabun. d. Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau dinding yang bersangkutan minimal 2 (dua) bulan sekali. e. Keringkan permukaan dengan kain pel kering. 5. Dinding dengan penutup Clading Alluminium Composit. Pemeliharaannya: a. Periksa sealant dan backup pada sambungan komponen, bila ada bagian yang mengelupas perbaiki dengan sealant yang sama. b. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali. c. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak Allumunium dan Sealant seperti bahan-bahan yang mengandung thiner/benzenat, air keras dan asam kuat. d. Bersihkan permukaan komponen dengan sabun dan deterjen kemudian bilas dengan air bersih dengan alat penyemprot manual. e. Keringkan permukaan dengan menggunakan karet pengering permukaan yang masih rata ujungnya. 6. Pemeliharaan Plafon Tripleks. a. Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar bangunan gedung setelah lebih dari 10 (sepuluh) tahun penggunaan. b. Bersihkan kotoran yang melekat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dari kotoran yang melekat. c. Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih d. Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan yang baru e. Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat dengan cat emulsi yang serupa. f. Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan ulang. 7. Pemeliharaan Plafon Akustik. a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya: 19
  • 29. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - absolute Sprayer, Activator, Enzyme /Deterjen, spons, ember, kain majun, check mesin harus siap laik pakai, bila kedapatan ada kabel yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan. b. Semprotkan formula enzyme / deterjen ke permukaan plafon akustik, tunggu beberapa detik, kemudian sapukan merata, gunakan extension poles pasang spons (drop clothes), sehingga kotoran yang melekat akan terangkat sampai ke pori-porinya. Ulangi lagi apabila masih kotor. c. Campurkan formula activator untuk memudahkan pengangkatan kotoran kuat, tunggu beberapa detik lalu disapukan dengan spons, dan spons yang telah kotor dibilas air bersih setelah itu dapat digunakan lagi. d. Untuk menjaga kebersihan lantai, jangan terlalu banyak menggunakan cairan, gunakanlah secara bertahap atau gunakan alas plastik di bawahnya. e. Lakukan pembersihan setiap 2 (dua) bulan sekali. 8. Pemeliharaan Plafon Gipsum. Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung, bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau diperbaiki. Cara memperbaikinya: a. Kupas/korek bagian yang telah rusak karena air. b. Tutup dengan bahan serbuk gipsum (gypsum powder) yang telah diaduk dengan air. c. Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan permukaan di sekitarnya. d. Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas no. 2. e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang dikehendaki. 9. Pemeliharaan Plafon Kayu. a. Bersihkan permukaan kayu dengan menggunakan kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari kotoran yang melekat. Lakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. b. Perindah kembali dengan menggunakan teak oil bila perlu dipolitur atau dicat kembali. 20
  • 30. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 10. Pemeliharaan Plafon Metal. a. Bersihkan permukaan metal dengan menggunakan kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari kotoran yang melekat. b. Lakukan setiap 2 (dua) bulan sekali c. Bersihkan permukaan komponen dengan cairan sabun atau deterjen kemudian bilas dengan air bersih dengan alat penyemprot manual (bottle sprayer) 11. Pemeliharaan Kunci, Grendel, dan Engsel. a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain sebagainya. b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca/debu. c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan sekali. d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair lainnya. 12. Pemeliharaan sliding door, rolling door, falding door. a. Bersihkan sliding door, rolling door, falding door dengan alat yang lembut untuk menghilangkan debu yang melekat. b. Gunakan kuas lebar 4” (10 cm) untuk permukaan dan bagian lekuk yang ada pada permukaan pintu, agar bersih. c. Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air bersih serta keringkan. d. Lakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan warna tetap baik dan berkesan terpelihara. e. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas yang berkualitas baik pada setiap bagian yang bergerak dan pertemuan antar komponen pintu. 13. Pemeliharaan Kusen Aluminium. a. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit kaca (sealant). b. Kusen aluminum ”harus dibersihkan” dengan finishing powder coating setiap 1 (satu) buan sekali. c. Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan dilakukan setiap hari. d. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali dengan 21
  • 31. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - sabun cair atau pembersih kaca. 14. Pemeliharaan Kusen Kayu. a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari. b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali setiap 6 (enam) bulan sebagai pemeliharaan permukaan. c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya. 15. Pemeliharaan Kusen Plastik dan Kusen Besi. a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari. b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat dengan lantai. c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih. d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik sekurangnya setahun sekali, dengan cara: 1) Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air. 2) Ampelas hingga bersih. 3) Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas. 4) Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai. 16. Pemeliharaan Door Closer. a. Buka tutup door closer, isi kembali minyak yang ada di dalamnya. b. Bila bocor ganti dengan seal karet yang berukuran sama dengan yang telah ada. c. Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut pengikat secara baik. B. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG 1. Pemeliharaan Pondasi Bangunan Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di atasnya. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak pondasi. b. Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi. c. Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi persyaratan yang berlaku. 22
  • 32. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - d. Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah. e. Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar pondasi dengan bahan kimia seperti : 1) Aldrien 2) Chlordane 3) Dieldrin 4) Heptaclor 5) Lindane f. Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai dengan 2,0%. g. Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar tidak berdampak pada lingkungan sekitar. 2. Pondasi Tiang Pancang Biasanya tiang pancang kayu dipergunakan untuk bangunan gedung atau perumahan di daerah pasang surut (misal: Kalimantan, dsb), yang menggunakan kayu sebagai bahan utama. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Tiang pancang dari bahan beton bertulang atau besi tidak memerlukan pemeliharaan b. Untuk ujung tiang pancang kayu yang pada saat tertentu air surut terkena panas matahari dan air secara berganti-ganti, tiang kayu secara periodik diberikan cat emulsi yang tahan air dan panas. c. Pada permukaan tiang pancang kayu harus bersih dari lumut atau binatang air yang menempel pada tiang yang bersangkutan. 3. Pondasi Sumuran Batu kali Pondasi ini dipakai untuk pembangunan gedung pada keadaan lokasi dan pertimbangan ekonomis tertentu. Pondasi tipe ini untuk bangunan tingkat rendah sampai 2 (dua) lantai. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan dengan baik selama bangunan dioperasikan. b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat merusak. 23
  • 33. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan. 4. Pondasi Menerus Batu kali Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya. Pemeliharaan yang dilakukan : a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan dengan baik selama bangunan dioperasikan. b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat merusak. c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan. 5. Pondasi Menerus Bahan Beton/ Monolitik Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan untuk menahan beban yang ada di atasnya pada dengan kondisi tanah lembek. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan dengan baik selama bangunan dioperasikan. b. Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat merusak. c. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan. 6. Struktur Bangunan Baja Bagian Bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi kuda-kuda atau konstruksi atap bangunan atau tiang dan bagian pelengkapnya seperti batang diagonal antar tiang. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Usahakan permukaan bahan struktur baja tidak terkena bahan yang mengandung garam, atau bahan lain yang bersifat korosif. b. Untuk bagian konstruksi yang terkena langsung air dan panas secara bergant-ganti dalam waktu lama harus diberi lapisan cat atau meni besi yang berkualitas baik. 24
  • 34. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - c. Usahakan pada titik pertemuan konstruksi tidak ada air yang menggenang atau tertampung oleh sambungan komponen atau d. Bersihkan kotoran pada lubang pembuangan air pada konstruksi sehingga tidak terjadi karat atau oksidasi. Cara pelaksanaan: a. Bersihkan permukaan dari kotoran dan debu dengan sabun atau deterjen atau bahan pembersih lain yang tidak korosif atau dengan menggunakan sikat besi dan amplas atau kertas gosok/sand paper. b. Apabila permukaan yang kotor pada konstruksi dapat mempergunakan metode sand blasting dengan peralatan khusus. c. Bersihkan permukaan baja sampai pada permukaan asli. d. Bilamana kondisi konstruksi tidak terlalu kotor, maka bersihkan permukaan dan segera beri lapisan meni yang sesuai dengan kondisi daerah dimana konstruksi berada. e. Beri lapisan meni/primary coat yang sesuai dengan peruntukkannya sebanyak 2~3 kali lapisan. f. Bila dikehendaki dapat dicat dengan cat besi yang sesuai warna yang diinginkan. g. Untuk bagian tiang bagian bawah usahakan agar tidak terjadi genangan air pada ujung tiang yang bersangkutan. Apabila ini terjadi, maka bersihkan dan berikan lapisan kedap air atau dapat dipergunakan jenis cat emulsi yang menggunakan bahan tahan air dan asam (misal:jenis cat pencegah bocor). 7. Struktur Bangunan Beton Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi tiang, lantai/plat lantai atau atap. Biasanya kebocoran yang terjadi pada plat lantai karena adanya retak rambut pada konstruksi plat, sehingga air kamar mandi atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian lain bangunan sebagai kebocoran. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara merata b. Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada permukaannya. c. Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan 25
  • 35. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan spesi/mortar semen-pasir. d. Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy Grouts seperti: 1) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm. 2) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan beton dengan celah antara 10 – 40 mm. 3) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm. 8. Struktur Bangunan Komposit Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi lantai/plat lantai. Biasanya kebocoran yang terjadi pada plat lantai semacam ini karena adanya retak rambut pada konstruksi plat akibat beban bangunan yang melebihi kapasitas yang seharusnya atau disebabkan oleh cara pengecoran beton yang tidak sempurna. Dengan demikian air kamar atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian lain bangunan sebagai kebocoran, menggenang di bagian rongga antara bahan beton dan plat gelombang. 9. Dinding Bata Merah atau Conblock Dinding berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pula sebagai penahan beban (wall bearing). Di lapangan kondisi dinding bata berbeda- beda. Kadang ditemui dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga memungkinkan tumbuhnya lumut dipermukaannya. Kondisi ini kerap terjadi di daerah dengan muka tanah tinggi atau letak dinding bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah seperti diperbukitan (misal: villa/rumah peristirahatan). Hal tersebut disebabkan mortar dinding yang diletakkan di antara batu bata, tidak menggunakan mortar yang kedap air. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain: a. Bila dinding rembes air atau selalu basah: 1) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu. 2) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah vertikal. 3) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata, dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter. 26
  • 36. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 4) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir). 5) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya. 6) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa. 7) Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai. b. Bila dinding retak : (diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur bangunan gedung) Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka: 1) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan 2) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir) 3) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan bahan yang serupa c. Bila dinding basah karena saluran air bocor: (Perbaiki saluran terlebih dahulu) 10. Dinding Batu Kali Dinding batu kali biasanya hanya digunakan pada bagian bangunan dibagian luar sebagai pelengkap (mis: untuk taman). Agar penampilan bangunan tetap terjaga maka bagian luar pondasi taman ini harus dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain: a. Pembersihan permukaan batu dengan menggunakan peralatan sikat dan air, secara periodik sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. b. Bila diinginkan selanjutnya dicat dengan bahan vernis atau disemprot dengan bahan cat transparan untuk mencegah lumut dan kotoran dan lumpur yang menempel. c. Dinding batu tempel untuk hiasan pada bangunan dapat dilakukan pemeliharaan serupa. 11. Dinding Beton Pada bangunan yang menggunakan expose concrete seperti pada dinding luar bangunan, lapisan luar kolom. 27
  • 37. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - Pemeliharaan yang dilakukan antara lain: a. Bersihkan permukaan expose concrete dengan menggunakan sabun, bilas sampai bersih, lakukan setiap 6 (enam) bulan sekali. b. Lakukan pemberian cat transparan dengan warna ‘doff/un-glossy’ pada permukaan yang ada sebanyak 2 (dua) lapis. 12. Dinding Kayu Dinding lapis kayu biasanya dipergunakan hanya pada komponen arsitekur/interior. Bagian ini perlu dipelihara agar interior bangunan tidak terkesan kusam. Pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan bagian permukaan kayu dari debu secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. b. Bila warna telah kusam karena usia pemakaian yang lama, permukaan setelah dibersihkan rawat dengan menggunakan politur atau teak-oil yang sesuai. Lakukan dengan menggunakan kuas atau kain kaos (tapas) secara merata beberapa kali berlapis. Dinding kayu dengan finishing cat kayu, untuk pengecatan kembali setelah beberapa kali dicat ulang maka: a. Sebaiknya sebelum pengecatan kembali untuk memperbaharui tampilan cat sebaiknya dikerok hingga kelihatan urat kayunya lagi. b. Tutup bagian yang tidak rata dengan plamur kayu, ampelas dan berikan cat dasar. c. Sebagai finishing akhir cat kembali dengan warna yang sesuai. 13. Pemeliharaan Dan Perawatan Kebersihan Pekerjaan Sipil a. Sistem Pelaksanaan 1) Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan a) Tidak mengganggu aktivitas kantor b) Hasil perbaikan atau penggantian seperti kondisi semula/aslinya (mutu dan jumlahnya). c) Memenuhi spesifikasi teknis pelaksanaan sesuai dengan material yang diperbaiki. d) Menjaga kebersihan dalam pelaksanaan pekerjaan. e) Petugas berseragam dan memakai tanda pengenal. 2) Peralatan dan Bahan yang Digunakan 28
  • 38. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - a) Jenis bahan pengganti harus disesuaikan terhadap bahan yang terpasang sebelumnya. b) Pelaksana Pekerjaan harus mengikuti perkembangan teknologi dalam hal: - Bahan bangunan dan metoda pemasangannya. - Peralatan yang digunakan untuk perbaikan. c) Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan contoh bahan, rencana kerja/perbaikan kepada Pemberi Tugas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. b. Waktu Kegiatan 1) Untuk kerusakan yang terdapat di area yang bisa mengganggu aktivitas kantor, maka perbaikan harus dilaksanakan di luar jam kerja atau pada saat ruangan tidak dipakai untuk kerja dengan seijin Pemberi Tugas. 2) Untuk kerusakan yang terdapat di luar area yang ditempati karyawan atau area yang tidak mengganggu aktivitas kantor, maka perbaikan boleh dilaksanakan pada jam kerja kantor dengan seijin Pemberi Tugas. c. Tenaga Kerja 1) 1 (satu) orang penyelia (supervisor) untuk gedung dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur. 2) Tenaga Honorer meliputi: tukang batu, tukang kayu, dsb dengan pengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun. Jumlah disesuaikan dengan luasan/volume pekerjaan. d. Tujuan Perbaikan Memelihara penampilan gedung agar selalu dalam keadaan terbebas dari kerusakan akibat pemakaian, cuaca dan pudar karena kondisi waktu. e. Standar Teknis Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Bahan Bangunan sebagai berikut : 1) Mendata semua komponen bangunan yang ada pada gedung. 2) Pemeriksaan dan Memasukan ke dalam borang-borang Daftar Simak (Check List) kondisi Komponen Bangunan. 3) Menyusun Program Pemeliharaan Komponen Bangunan. 4) Menentukan Jadwal Pemeliharaan Komponen Bangunan. 5) Menentukan Skala Prioritas Pelaksanaan Perbaikan 29
  • 39. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 6) Menentukan Usulan Teknis Pelaksanaan Perawatan Pekerjaan. 7) Membuat Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Perawatan. 8) Mengajukan Rencana Anggaran Biaya Perawatan disertai Jadwal Pelaksanaan untuk mendapat persetujuan. 9) Menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada jajaran terkait 10) Melakukan Pengawasan pada saat pelaksanaan pekerjaan. 11) Menyiapkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 12) Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan C. KOMPONEN MEKANIKAL BANGUNAN GEDUNG 1. Pemeliharaan Saluran Air Kotor a. Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali. Cara perbaikannya: 1) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan. 2) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung. 3) Sambungkan kembali bagian tersebut. b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat. 2. Pemeliharaan Saluran Air Bersih a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang tidak terlindung dari panas matahari. b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas. c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal- hal: 30
  • 40. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 1) Matikan aliran air dari stop kran yang ada. 2) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan. 3) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada. 3. Pemeliharaan Peralatan Sanitair Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk dan kloset jongkok. a. Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat dari metal. b. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut. c. Bilas dengan air bersih. d. Keringkan dengan kain lap yang bersih. 4. Pemeliharaan Pemanas Air a. Matikan aliran listrik atau gas. b. Alirkan dari kran air panas, air selama 10 (sepuluh) menit agar kotoran yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih. c. Lakukan pembersihan/service sesuai dengan petunjuk pemasangan setiap 4 (empat) tahun sekali. d. Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang tidak diolah terlebih dahulu. 5. Pemeliharaan Kran Air a. Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) bulan setiap kran yang ada b. Kencangkan baut pengikat putaran kran c. Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran 6. Pemeliharan Bak Cuci Piring a. Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang-kurangnya setiap hari b. Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau deterjen. c. Jangan menggunakan ampelas/sand paper untuk membersihkan permukaan bak cuci. 31
  • 41. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 7. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Tata Udara Pemeliharaan dan perawatan sistem tata udara harus memperhatikan mutu udara dalam bangunan agar tidak menimbulkan dampak pada kesehatan dan kenyamanan manusia, seperti terlihat pada Gambar 4.1 dan 4.2. Gambar 4.1. Tingkat Kelembaban Relatif dalam Ruang Gambar 4.2. Daerah Nyaman 32
  • 42. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - Pemeliharaan yang baik terhadap salah satu peralatan akan menentukan bagaimana kesiapan dan kelangsungan operasi peralatan tersebut. Dengan pemeliharaan yang baik, maka diharapkan life time dari suatu peralatan akan menjadi lebih panjang, dan dioperasikan setiap saat. a. Chiller Unit Chiller dapat dibagi menjadi beberapa bagian besar seperti: 1) Compressor 2) Condenser 3) Metering Device 4) Evaporator 5) Panel Control / Power Pemeriksaan/pemeliharaan secara rutin terhadap item di atas menjadi penentu beroperasinya peraltan chiller tersebut dengan baik. b. Compressor Merupakan jantung dari unit chiller yang hampir semua bagian dalamnya bergerak. Oleh sebab itu pemeriksaan kompresinya secara berkala adalah suatu keharusan. Kompresi dari compressor diukur di sisi tekanan tinggi (disharge) dan di sisi tekanan rendah (suction). Tekanan diukur dengan menggunakan pressure gauge. Demikian juga dengan motor compressor sebagai penggerak, arus yang masuk dan tegangannya diukur dengan menggunakan Tang Ampere dan harus diukur secara berkala, dan juga harus di- Megger apabila diperlukan. Dengan menggunakan pressure gauge tekanan oli sebagai pelumas bagian yang bergerak dalam kompresor diukur secara periodik. Sedangkan level oli yang dapat dilihat pada Sight Glass secara visual harus diperhatikan dan tidak boleh lebih rendah dari yang diisyaratkan oleh pabrik. c. Condenser / Cooler Unit Chiller. Apabila perpindahan panas pada kedua heat exchanger ini tidak baik, maka temperatur yang diinginkan tidak akan tercapai. Untuk mengetahui perpindahan panas baik atau tidak maka tekanan refrigerant pada condensor dan cooler harus diukur secara rutin. Dan khusus untuk condensor, motor fan yang berfungsi untuk 33
  • 43. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - menggerakkan udara pendingin harus diperiksa. Untuk Cooler, temperatur air yang masuk dan keluar diukur secara rutin. d. Metering Device Apabila metering device terganggu, maka aliran refrigerant terganggu, sehingga alat ini harus diperiksa rutin dan diset ulang apabila terjadi perubahan pada aliran refrigerant. Masalah yang bisa timbul adalah tersumbatnya orifice pada alat ini. e. Panel Control / Power Komponen pada panel power diperiksa secara rutin terutama contact shoe dari kontaktor apakah baik atau sudah tidak baik. Demikian juga terminal-terminal kabel apakah ada yang kendor atau tidak. Sedang untuk panel control, semua setting point harus diperiksa dan di-readjust secara berkala. Terutama komponen yang berhubungan dengan safety device. f. AHU / FCU / Ducting Dengan menggunakan Air Flow Meter harus diyakinkan bahwa udara yang dipasok dari Air Handling Unit (AHU) / Fan Coil Unit (FCU) masih sesuai dengan yang diisyaratkan. Dan untuk mengetahui operasi dari AHU / FCU harus diperiksa tekanan air dingin masuk dan keluar AHU dengan menggunakan pressure gauge dan juga temperatur air dingin masuk dan keluar AHU dengan menggunakan Thermometer. Dari data ini dapat diketahui bagaimana operasi dari AHU dan FCU. Demikian juga dengan arus motor penggerak AHU dan FCU diukur secara berkala dengan menggunakan Tang Ampere atau Multimeter. Untuk AHU, V belt harus diperiksa ketegangannya secara rutin. Ducting yang merupakan saluran udara harus diperiksa apakah ada kebocoran atau tidak khususnya flexible duct dan main duct, dan juga distribusi ke setiap ruangan harus sesuai dengan masing- masing kebutuhan. Ini dapat diketahui dengan mengukur temperatur udara tiap ruangan dengan menggunakan thermometer. g. Pompa Motor dan Starter pompa harus diperiksa secara rutin, yaitu arus dan tegangannya harus sesuai dengan nominal. Demikian juga alignment coupling-nya harus diperiksa dengan menggunakan dial gauge. Seal harus diperiksa dan diganti secara rutin. 34
  • 44. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - h. Instalasi Pipa Instalasi pipa chiller harus diperiksa secara rutin apakah pipanya berkarat dan isolasinya masih cukup baik atau tidak. Kegiatan pemeliharaan berupa inspeksi, service, dan penggantian suku cadang terhadap sub sistem/peralatan sistem pengkondisian udara disesuaikan dengan jadwal. 8. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Transportasi Vertikal Pada dasarnya Pemeliharaan dan Perawatan sistem transportasi dalam gedung mengikuti standar pemeliharaan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat peralatan yang terpasang. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Transportasi Dalam Gedung, meliputi peralatan/perlengkapan : a. Lift penumpang b. Lift barang c. Lift kebakaran d. Eskalator e. Travelator Setiap lif perlu dipelihara dan diperiksa: a. Kamar mesin, ruang luncur dan pit harus dijaga kebersihannya dan bebas dari sampah, debu, dan cecaran minyak. b. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu, mesin, penyangga (buffer) dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur, dengan jenis pelumas yang sesuai dengan jenis dan merknya. c. Tali baja yang memperlihatkan tanda-tanda retak, putus, atau patah pada beberapa komponen kawat ataupun berkarat, dan atau diameternya susut lebih dari 10% dari ukuran semula, harus segera diganti dengan yang baru. d. Tali baja yang kering atau menunjukkan adanya tanda-tanda korosi, harus dilumasi dengan minyak pelumas khusus. e. Atap Kereta (Top of Car) Pemeriksaan meliputi: 1) Akses ke pintu darurat di atas kereta (emergency exit) 2) Saklar pengaman kecepatan lebih (safety operated switch) 3) Broken tape switch 35
  • 45. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - 4) Saklar henti darurat (emergency stop switch) 5) Limit switch di ujung atas ruang luncur 6) Kontak-kontak pintu (door contacts) f. Kamar Mesin Pemeriksaan meliputi: 1) Besaran nilai sekring (Ampere) 2) Power rating Motor (kW) 3) Putaran motor (rpm) 4) Frekuensi (Hertz) 5) Temperatur Rise Motor 6) Isolasi motor 7) Dengan menggunakan tachometer, periksa kecepatan putar puli roda tarik (traction sheave) g. Pit Pemeriksaan meliputi: 1) Plat tabir pemisah bobot imbang (counter weight) 2) Tangga monyet 3) Kebersihan dasar pit 4) Final limit switch 5) Directional limit switch h. Lantai lobby lif Pemeriksaan meliputi: 1) Kondisi pintu lantai (hoistway entrance) a) tidak berbunyi b) tidak bergetar c) posisi tidak miring - Pertemuan daun pintu - Fungsi tombol-tombol - Fungsi lampu-lampu indikator tiap lantai - Fungsi emergency key device Setiap eskalator/travelator perlu dipelihara dan diperiksa: a. Pit harus dijaga kebersihannya dan bebas dari sampah, debu, dan cecaran minyak. 36
  • 46. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - b. Step & Roller, motor, dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur, dengan jenis pelumas yang sesuai dengan jenis dan merknya. c. Ban pegangan yang memperlihatkan tanda-tanda retak, atau putus, harus segera diganti dengan yang baru. d. Landasan dan Combplate yang rusak atau patah/retak, harus segera diganti dengan yang baru. 9. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Proteksi Kebakaran Pemeliharaan dan pengoperasian Sistem Proteksi Kebakaran termasuk menjaga berfungsinya semua peralatan/perlengkapan pencegahan api (fire stop): a. Umum Pedoman ini menetapkan persyaratan minimum pemeliharaan dan perawatan sistem proteksi kebakaran. Jenis sistem meliputi: 1) Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran (fire safety housekeeping). 2) Sarana jalan ke luar (means of access). 3) Sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem komunikasi suara darurat. 4) Alat pemadam api ringan (APAR) (fire extinguisher). 5) Sistem pompa kebakaran terpasang tetap. 6) Sistem pipa tegak dan slang atau hidran bangunan. 7) Sistem sprinkler otomatik. 8) Sistem pemadam kebakaran terpasang tetap lain. 9) Sistem pengendalian dan manajemen asap. b. Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran (fire safety housekeeping) 1) Kerumahtanggaan keselamatan kebakaran meliputi: a) Pemeliharaan dan perawatan bangunan, termasuk: - Lantai: Perawatan umum lantai seperti pembersihan, penanganan dan sebagainya dapat memberikan bahaya kebakaran bila pelarut atau pelapis yang mempunyai sifat mudah terbakar digunakan, atau bila sisa (residu) yang mudah terbakar dihasilkan. • Kompon sapu (sweeping compound): • Minyak lantai (floor oil): 37
  • 47. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - • Lilin lantai (floor wax): • Semir perabotan (furniture polish): • Gunakan selalu bahan pembersih tidak berbahaya (nonhazardous cleaning agent): - Debu dan kain tiras (dust & lint): Dalam banyak fungsi / hunian bangunan diperlukan prosedur pembersihan / pembuangan debu dan kain tiras mudah terbakar yang terakumulasi dari dinding, langit-langit, lantai dan komponen struktur terbuka. Kecuali prosedur ini dijalankan dengan aman menggunakan penyedot debu (vacuum cleaner) atau sistem penggerak udara (blower & exhaust system), dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan. Pada beberapa kasus di mana atmosfir penuh dengan debu, peralatan penyedot harus dilengkapi dengan motor tahan penyalaan (ignition-proof motor) untuk menjamin operasi yang aman. - Dakting pembuangan dan peralatan terkait: Dakting pembuangan dari cerobong (kitchen hood) di atas peralatan masak seperti terdapat di restoran dan kafetaria, memberikan masalah yang menyusahkan karena lemak terkondensasi di bagian dalam dakting dan di peralatan pembuangan. Lemak yang terakumulasi ini dapat menyala oleh bunga api dari peralatan masak atau oleh kebakaran kecil minyak / lemak masak yang terlalu panas, yang sebetulnya mudah dipadamkan bila tidak ada masalah lemak yang terakumulasi di bagian dalam dakting dan di peralatan pembuangan: • Alat penyaring lemak (grease filter, grease removal device) harus diinspeksi setiap hari dan kalau perlu dibersihkan. • Dakting pembuangan dan peralatan terkait harus diinspeksi mengikuti Tabel 1-2 Frekuensi sistem pembuangan asap dapur komersial di dalam Lampiran buku pedoman ini. Bila ditemui deposit lemak, maka seluruh sistem dakting pembuangan harus dibersihkan. • Sistem dakting yang lain: Semua sistem dakting dapat mengakumulasi kotoran dan bahan apa saja yang beredar di bangunan. Outlet yang kotor di langit-langit 38
  • 48. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - dan dinding adalah bukti akibat tidak dipelihara. Pembersihan berkala sistem adalah perlu untuk kesehatan dan kerumahtanggaan yang baik. Semua filter harus secara berkala dibersihkan. b) Kerumahtanggaan hunian dan proses, kuncinya di sini adalah tidak memberikan kebakaran tempat untuk mulai: - Pembuangan sampah • Tempat sampah: Tempat sampah yang terbuat dari bahan tidak mudah terbakar harus digunakan untuk pembuangan limbah dan sampah. Termasuk untuk tempat sampah kecil seperti asbak dan keranjamg sampah, dan juga tempat sampah besar seperti yang digunakan di hunian perdagangan dan industri. Tempat limbah industri harus terbuat dari metal dan mempunyai tutup, dan kehati-hatian diperlukan untuk menghindari pencampuran limbah yang dapat menimbulkan bahaya tersendiri. • Pemilahan/segregasi limbah: Sebaiknya sampah yang mudah terbakar dipisahkan dari sampah yang tidak mudah terbakar. - Pengendalian/kontrol sumber penyalaan • Kontrol kebiasaan merokok: pengaturan merokok harus spesifik tentang tempat, dan kalau dapat, waktunya. Daerah di mana merokok diperbolehkan, juga daerah di mana merokok dibatasi atau sama sekali dilarang, harus ditandai dengan jelas oleh tanda yang sesuai yang memberikan tanpa kompromi apa dan di mana yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Kontrol kebiasaan merokok juga memerlukan tempat yang cukup untuk puntung rokok. Asbak dengan rancangan khusus sangat penting untuk merokok yang aman. Asbak harus terbuat dari bahan tidak mudah terbakar dan mempunyai alur lekuk yang memegang sigaret dengan kuat, dan sisinya harus cukup curam untuk memaksa perokok menempatkan seluruh sigaret ke dalam asbak. Pada bangunan umum atau industri, asbak besar berisi pasir disediakan untuk secara mudah digunakan mematikan atau membuang puntung rokok. 39
  • 49. - BAB IV TATA CARA DAN METODE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG - • Kontrol listrik statik: Tindakan pencegahan terhadap bunga api listrik statis harus dilakukan di lokasi di mana terdapat uap, gas, debu yang mudah menyala dan material lainnya yang mudah terbakar. Tindakan pencegahannya adalah mempertahankan relatif humiditas yag tinggi, pembumian dan ikatan antara dua obyek metalik (grounding & bonding), lantai / keset yang konduktif, atau kombinasi cara-cara tersebut. Program pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) bangunan harus meliputi inspeksi / pemeriksaan dan uji coba tahunan dari semua pembumian termasuk pembumian dan bonding bangunan gedung. • Kontrol friksi/gesekan: Sebuah program pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) harus ada untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi potensi sumber friksi/ gesekan. • Kontrol bahaya elektrikal: Program inspeksi/pemeriksaan secara berkala harus ada untuk mengidentifikasi sirkit listrik yang kelebihan beban, sambungan pengawatan peralatan yang ditumpuk terlalu banyak, pengawatan peralatan yang rusak, tutup kontak/stopkontak pembumian yang hilang, dan sebagainya. - Bahaya kerumahtanggaan industri: Beberapa hunian industri mempunyai masalah kerumahtanggaan yang khusus yang melekat kepada sifat operasionalnya. Untuk masalah khusus ini, diperlukan perencanaan dan pengaturan spesifik. • Lap dan spon pembersih: Lap yang masih bersih pada umumnya digolongkan sebagai bahaya ringan, karena mudah menyala bila terpisah tidak berupa satu bal / bungkus lagi, dan selalu ada kemungkinan bahwa lap bersih tercampur dengan lap kotor yang sudah mengandung minyak. Terdapatnya limbah kotor atau sejumlah kecil minyak tertentu dapat menuju ke pemanasan spontan (spontaneous heating). Baik lap yang masih bersih dan yang sudah dipakai sebaiknya secara terpisah disimpan dalam kotak metal, atau kayu dengan lapisan dalam metal, yang mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa sehingga selalu menutup 40