SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  232
Télécharger pour lire hors ligne
Pedoman Penyusunan RPIJM 
(Rencana Program Investasi Jangka Menengah) 
Bidang Cipta Karya
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA 
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 
Kabupaten/Kota merupakan dokumen rencana dan program 
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode 
lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, 
Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang 
mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin 
keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan 
mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang 
berkelanjutan. RPIJM telah diinisiasi sejak tahun 2005 melalui 
Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 tanggal 9 Desember 
2005 tentang Penyusunan Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan PU 
Bidang Cipta Karya (Infrastruktur Permukiman) Kabupaten/Kota. 
Sampai dengan akhir tahun 2012, telah tersusun RPIJM sebanyak 489 dokumen, yaitu 
sebanyak 99 % kabupaten/kota di Indonesia telah memiliki RPIJM. Secara kuantitas, 
RPIJM yang disusun telah cukup banyak, namun secara kualitas masih membutuhkan 
penyempurnaan. 
Buku pedoman ini merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya, 
dengan memasukkan isu dan lingkungan strategis terbaru, baik di lingkungan internal 
Cipta Karya maupun dari lingkungan eksternal secara umum. Melalui buku pedoman 
ini, diharapkan penyempurnaan RPIJM dapat dilakukan dengan baik dalam rangka 
peningkatan pembangunan Bidang Cipta Karya di Daerah. 
i 
Jakarta, Desember 2012 
Budi Yuwono 
Direktur Jenderal Cipta Karya 
Kementerian Pekerjaan Umum
ii
KATA PENGANTAR DIREKTUR BINA PROGRAM 
Pada era desentralisasi saat ini, Pemerintah Daerah perlu 
meningkatkan komitmennya dalam pengembangan infrastruktur 
bidang Cipta Karya. Sesuai dengan tugasnya, Direktorat Jenderal 
Cipta Karya memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota serta 
provinsi untuk menyiapkan perencanaan program bidang Cipta 
Karya secara terpadu melalui Rencana Program Investasi Jangka 
Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. 
RPIJM bidang Cipta Karya menjadi acuan bagi pemrograman 
dan penganggaran pembangunan bidang Cipta Karya, sekaligus sebagai rencana 
tindak bagi pemerintah kabupaten/kota serta provinsi untuk membangun infrastruktur 
bidang Cipta Karya secara terpadu, efisien, dan efektif. Keterpaduan ini meliputi 
keterpaduan sektor (pengembangan permukiman, penataan bangunan dan 
lingkungan, pengembangan air minum, dan pengembangan penyehatan lingkungan 
permukiman), serta keterpaduan pendanaan. RPIJM bidang Cipta Karya juga berfungsi 
untuk mengakomodasikan kebutuhan infrastruktur permukiman di daerah serta 
menjawab isu strategis terkini. 
Mengingat fungsinya yang penting, RPIJM bidang Cipta Karya perlu disiapkan oleh 
setiap pemerintah kabupaten/kota bersama pemerintah provinsi dengan kualitas yang 
baik. Untuk itu, buku pedoman ini dibuat sebagai acuan pemerintah kabupaten/kota 
serta pemerintah provinsi untuk menyusun RPIJM bidang Cipta Karya di daerah 
masing-masing. 
Diharapkan melalui penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya yang berkualitas, maka 
akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, 
produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan. 
iii 
Jakarta, Desember 2012 
Antonius Budiono 
Direktur Bina Program 
Direktorat Jenderal Cipta Karya
iv
DAFTAR ISI 
PEDOMAN PENYUSUNAN RPIJM 
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya .......................................................... i 
Kata Pengantar Direktur Bina Program............................................................. iii 
Daftar Isi............................................................................................................... v 
Daftar Gambar ..................................................................................................... xi 
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii 
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM................................................. 2 
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 5 
1.4 Acuan Peraturan dan Perundangan................................................ 6 
1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM ........................................................... 9 
1.6 Muatan Dokumen RPIJM ............................................................... 10 
BAB II MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPIJM......................... 13 
2.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM ............................................. 13 
2.1.1 Unit Pelaksana di Pusat dan Daerah ..................................... 13 
2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas 
RPIJM Provinsi, dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota. ........... 14 
2.2 Langkah Penyusunan RPIJM ......................................................... 19 
2.3 Penilaian Kelayakan RPIJM............................................................ 22 
BAB III PROFIL KABUPATEN/KOTA................................................................. 29 
3.1 Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah ............................... 29 
3.2 Gambaran Demografi ..................................................................... 29 
3.3 Gambaran Topografi....................................................................... 29 
3.4 Gambaran Geohidrologi ................................................................. 29 
v
3.5 Gambaran Geologi ......................................................................... 30 
3.6 Gambaran Klimatologi .................................................................... 30 
3.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi .......................................................... 30 
BAB IV KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 31 
4.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ................. 31 
4.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
Daerah (RPJMD) ............................................................................ 32 
4.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)............. 32 
4.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... 32 
4.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) .............................................. 33 
4.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ............. 34 
4.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur 
Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota ............................................ 34 
4.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ................................... 35 
4.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor ................... 35 
4.9.1 Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota ............................. 35 
4.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan ........................................ 36 
BAB V ASPEK TEKNIS PER SEKTOR .............................................................. 37 
5.1 Pengembangan Permukiman....................................................... 37 
5.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 37 
5.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, 
dan Tantangan.................................................................... 42 
5.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman............... 46 
5.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan 
Permukiman........................................................................ 48 
5.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................ 52 
vi
5.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan......................................... 54 
5.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 54 
5.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, 
dan Tantangan.................................................................... 58 
5.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan .. 64 
5.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL .......... 67 
5.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................ 71 
5.3 Sistem Penyediaan Air Minum..................................................... 74 
5.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 74 
5.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, 
dan Tantangan.................................................................... 76 
5.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ............. 85 
5.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan 
Pendanaan Pengembangan SPAM..................................... 89 
5.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM........ 93 
5.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman ........................................... 97 
5.4.1 Air Limbah........................................................................... 97 
5.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............... 97 
5.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan 
dan Tantangan ...................................................... 98 
5.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah.......... 105 
5.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan 
Air Limbah ............................................................. 107 
5.4.2 Persampahan...................................................................... 110 
5.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............... 110 
5.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan 
Tantangan ............................................................. 112 
5.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan......................... 123 
vii
5.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan 
Persampahan ........................................................ 125 
5.4.3 Drainase.............................................................................. 128 
5.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 128 
5.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan 
dan Tantangan ...................................................... 130 
5.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase................................. 136 
5.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan 
Drainase................................................................ 137 
5.4.4 Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek ... 139 
5.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan 
Sanitasi.................................................................. 139 
5.4.4.2 Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi ....... 140 
BAB VI ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL .................................................... 143 
6.1 Aspek Lingkungan .......................................................................... 143 
6.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ......................... 145 
6.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH ........................................... 156 
6.2 Aspek Sosial................................................................................... 162 
6.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang 
Cipta Karya ........................................................................ 165 
6.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang 
Cipta Karya ......................................................................... 167 
6.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan 
Bidang Cipta Karya ............................................................ 169 
BAB VII ASPEK PEMBIAYAAN......................................................................... 171 
7.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidan Cipta Karya ......................... 171 
viii
7.2 Profil APBD Kabupaten/Kota .......................................................... 175 
7.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ........................ 177 
7.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya 
Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun................................ 177 
7.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya 
Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun................................ 178 
7.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang 
Cipta Karya dalam 5 tahun.................................................. 180 
7.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya 
Bersumber dari Swasta ....................................................... 181 
7.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta 
Karya.............................................................................................. 182 
7.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ....................................... 182 
7.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 
5 tahun ke depan ................................................................ 185 
7.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang 
Cipta Karya 5 tahun ke depan ............................................. 185 
7.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi 
Pembangunan Bidang Cipta Karya ................................................ 185 
7.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah............................. 186 
7.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya ............ 186 
BAB VIII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA................................... 187 
8.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ..................... 187 
8.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini........................................................ 193 
8.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 193 
8.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 194 
8.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya. 195 
8.3 Analisis Kelembagaan .................................................................... 196 
8.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya....................... 196 
ix
8.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya..................... 197 
8.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang 
Cipta Karya ......................................................................... 197 
8.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan ............................................. 198 
8.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ........................................ 200 
8.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian .......................... 200 
8.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ........................ 200 
8.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).... 201 
BAB IX MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 
BIDANG CIPTA KARYA....................................................................... 203 
9.1 Matriks Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota ........................ 203 
9.2 Matriks Keterpaduan Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota ... 205 
Daftar Peristilahan Dan Singkatan ..................................................................... 207 
x
DAFTAR GAMBAR 
Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan 
Infrastruktur Bidang Cipta Karya .............................................................. 4 
Gambar 1.2 Keterkaitan RTRW, SPPIP, RPIJM dan KSPD......................................... 5 
Gambar 2.1 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota .................. 14 
Gambar 2.2 Contoh SK Bupati/Walikota Pembentukan Satgas RPIJM 
Kabupaten/Kota....................................................................................... 18 
Gambar 2.3 Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta 
Karya ....................................................................................................... 20 
Gambar 2.4 Skema Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota........................................... 21 
Gambar 5.1 Alur Program Pengembangan Permukiman ............................................ 49 
Gambar 5.2 Lingkup Tugas PBL ................................................................................. 57 
Gambar 5.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM.................................... 92 
Gambar 5.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat/On-Site dan Komunal ............. 108 
Gambar 5.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota) ................. 110 
Gambar 5.6 Sistem Pengelolaan Sampah................................................................... 128 
Gambar 5.7 Sistem Drainase Perkotaan ..................................................................... 138 
Gambar 7.1 Contoh Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam 
APBD....................................................................................................... 177 
Gambar 7.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD................... 179 
Gambar 8.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota........................................... 188 
Gambar 8.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 dan Cipta 
Karya ....................................................................................................... 191 
xi
xii
DAFTAR TABEL 
Tabel 2.1 Indikator Penilaian RPIJM........................................................................... 23 
Tabel 4.1 Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Kota......................................... 36 
Tabel 4.2 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas...................................... 36 
Tabel 5.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala 
Kota/Kabupaten.......................................................................................... 43 
Tabel 5.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan 
Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman.................... 43 
Tabel 5.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y................................. 44 
Tabel 5.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X Tahun Y ....................................... 44 
Tabel 5.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X ............................................ 44 
Tabel 5.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y..................................... 44 
Tabel 5.7 Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y ................... 44 
Tabel 5.8 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman 
Kabupaten/Kota.......................................................................................... 46 
Tabel 5.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan 
Untuk 5 tahun ............................................................................................. 47 
Tabel 5.10 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di 
Perdesaan yang membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun .................. 47 
Tabel 5.11 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman 
Kabupaten/Kota.......................................................................................... 52 
Tabel 5.12 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek ........................................................... 52 
Tabel 5.13 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman 
Kabupaten/Kota.......................................................................................... 53 
Tabel 5.14 Isu Strategis sektor PBL di Kab/Kota .......................................................... 60 
Tabel 5.15 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan 
Bangunan dan Lingkungan ......................................................................... 61 
Tabel 5.16 Penataan Lingkungan Permukiman ............................................................ 61 
Tabel 5.17 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara ......................... 61 
xiii
Tabel 5.18 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan ................ 62 
Tabel 5.19 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan 
Lingkungan ................................................................................................. 63 
Tabel 5.20 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ..................................... 66 
Tabel 5.21 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ........................... 67 
Tabel 5.22 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan 
Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota............................................... 72 
Tabel 5.23 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota ..................... 78 
Tabel 5.24 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek 
Kelembagaan.............................................................................................. 81 
Tabel 5.25 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis.... 81 
Tabel 5.26 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek 
Pembiayaan................................................................................................ 81 
Tabel 5.27 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Peran 
Serta Masyarakat........................................................................................ 82 
Tabel 5.28 Contoh Analisa Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif 
Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan............ 82 
Tabel 5.29 Contoh Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif 
Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Teknis ....................... 83 
Tabel 5.30 Contoh Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif 
Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan ............. 84 
Tabel 5.31 Contoh Analisa Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif 
Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Peran Serta 
Masyarakat ................................................................................................. 84 
Tabel 5.32 Contoh Analisis Kebutuhan......................................................................... 86 
Tabel 5.33 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM ............................................... 88 
Tabel 5.34 Lingkup Penyusunan RISPAM.................................................................... 90 
Tabel 5.35 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM............................ 92 
Tabel 5.36 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM......... 95 
Tabel 5.37 Kapasitas Pelayanan Eksisting ................................................................... 100 
xiv
Tabel 5.38 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite............................................................. 100 
Tabel 5.39 Cakupan Pelayanan air limbah komunitas berbasis masyarakat................. 101 
Tabel 5.40 Cakupan Pelayanan air limbah Sistem Off-site ........................................... 101 
Tabel 5.41 Parameter Teknis Wilayah.......................................................................... 101 
Tabel 5.42 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi.................. 103 
Tabel 5.43 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU 
No.14/PRT/M/2010 ..................................................................................... 105 
Tabel 5.44 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 106 
Tabel 5.45 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini ................... 114 
Tabel 5.46 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan............................ 115 
Tabel 5.47 Contoh Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi............. 121 
Tabel 5.48 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU 
No.14/PRT/M/2010 ..................................................................................... 122 
Tabel 5.49 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 123 
Tabel 5.50 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase ................................... 132 
Tabel 5.51 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase Yang Dihadapi... 134 
Tabel 5.52 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen 
PU No.14/PRT/M/2010 ............................................................................... 135 
Tabel 5.53 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 136 
Tabel 5.54 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP 
Kabupaten/Kota.......................................................................................... 141 
Tabel 6.1 Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya.............. 146 
Tabel 6.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat 
dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya............................................ 147 
Tabel 6.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta 
Karya ..................................................................................................... 148 
Tabel 6.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP .................................................................... 149 
Tabel 6.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu 
Wilayah....................................................................................................... 150 
Tabel 6.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP ............................................... 151 
xv
Tabel 6.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS ................ 152 
Tabel 6.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL ................................................... 153 
Tabel 6.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL.............................................. 156 
Tabel 6.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL.... 158 
Tabel 6.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program 
Cipta Karya................................................................................................. 162 
Tabel 6.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota/Kabupaten .......... 165 
Tabel 6.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi 
Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten X ........................................ 167 
Tabel 6.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, 
Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman 
Kembali....................................................................................................... 169 
Tabel 6.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan 
Pembangunan Bidang Cipta Karya ............................................................. 170 
Tabel 7.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .................... 175 
Tabel 7.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir............................ 176 
Tabel 7.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir.................... 176 
Tabel 7.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir ........ 178 
Tabel 7.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota ... 
dalam 5 Tahun Terakhir.............................................................................. 178 
Tabel 7.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya 
dalam 5 Tahun Terakhir.............................................................................. 179 
Tabel 7.7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir .......................................... 180 
Tabel 7.8 Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir.............. 181 
Tabel 7.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan............................... 183 
Tabel 7.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke 
Depan......................................................................................................... 185 
Tabel 8.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ............................................. 194 
Tabel 8.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya........................................................ 195 
Tabel 8.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya .......................... 196 
xvi
Tabel 8.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia..................................... 198 
Tabel 8.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan......................................................... 199 
Tabel 8.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya ..................................................................... 201 
Tabel 9.1 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan......................................................... 204 
Tabel 9.2 Pelatihan Bidang Cipta Karya ..................................................................... 205 
xvii
xviii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan 
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah 
satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan 
berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang 
lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana 
permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, 
kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa 
pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan 
kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini 
ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 
(RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam 
bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas 
masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai. 
Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman 
merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah 
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 
2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan 
infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai 
pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di 
Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, 
dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan 
mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya 
bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan 
infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya 
secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. 
Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan 
Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan 
standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah 
kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya 
yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta 
Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam 
1
melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh 
wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat 
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai 
dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. 
Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya. Sebagai tindak 
lanjut dari Surat Edaran tersebut, Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun Buku 
Pedoman Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai panduan bagi pemerintah 
kabupaten/kota dalam menyusun RPIJM. 
RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta 
Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya 
memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh 
karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas RPIJM perlu dilakukan penyempurnaan 
Pedoman Penyusunan RPIJM. Dalam pedoman RPIJM yang baru, substansi dokumen 
akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait 
bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan 
kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunan 
infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan 
adanya Pedoman RPIJM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat 
menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan 
pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus mendukung upaya percepatan 
pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya. 
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM 
Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat 
sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan 
infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara 
terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang 
mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan 
masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya 
yang berkelanjutan. 
Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi 
stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor 
adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu 
Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 
Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun 
maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut 
2
dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan 
dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi 
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan 
maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman 
dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah 
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat. 
RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta 
Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus 
menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam 
penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog 
dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak 
sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka 
pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama 
oleh para pemangku kepentingan. 
RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, 
namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta 
Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. 
RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat 
nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan 
RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD 
Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada 
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan 
Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan 
bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1. 
3
Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan 
Infrastruktur Bidang Cipta Karya 
Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat 
penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), 
Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). 
Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan 
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur 
skala kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana 
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. 
RPIJM perlu mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan 
pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu. Keterkaitan 
substansi antara dokumen teknis dipaparkan pada gambar 1.2. 
RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program 
tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara 
pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu 
Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun. 
4
Sumber : Dit. Bina Program DJCK, 2012 
Gambar 1.2 Keterkaitan RTRW, SPPIP, RPIJM dan KSPD 
1.3 Maksud dan Tujuan 
Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam 
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, 
menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan 
pembangunan nasional. 
Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam 
perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta 
Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, 
APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana 
program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor 
yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, 
Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan 
Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase). 
5
1.4 Acuan Peraturan dan Perundangan 
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM 
Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut: 
Undang – Undang (UU) 
• UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk 
Kepentingan Umum; 
• UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 
• UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun; 
• UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 
• UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; 
• UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 
• UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal; 
• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 
• UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air; 
• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 
• UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 
• UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat 
dan Pemerintah Daerah; 
• UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; 
• UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 
Peraturan Pemerintah (PP) 
• PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah 
Sejenis Sampah Rumah Tangga 
• PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah; 
• PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 
• PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 
• PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 
• PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 
• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 
• PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara 
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota; 
• PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; 
6
• PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau 
Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; 
• PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah; 
• PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan; 
• PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM; 
• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang 
Bangunan Gedung); 
• PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 
• PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem 
Penyediaan Air Minum. 
Peraturan Presiden (Perpres) 
• Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha 
Dalam Penyediaan Infrastruktur; 
• Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
Nasional 2010-2014; 
• Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 
Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam 
Penyediaan Infrastruktur; 
• Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 
• Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 
Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan 
Infrastruktur; 
• Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi 
Papua dan Provinsi Papua Barat; 
• Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan 
Pembangunan Ekonomi Indonesia; 
• Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas 
Rumah Kaca. 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 
• Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan 
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan 
Sendiri; 
• Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian 
Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014; 
• Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan 
Pengembangan SPAM; 
7
• Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan 
Penataan Ruang; 
• Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur; 
• Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala 
Bangunan Gedung; 
• Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM 
Bukan Jaringan Perpipaan; 
• Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha 
dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL; 
• Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional 
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); 
• Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata 
Bangunan dan Lingkungan; 
• Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air 
Minum; 
• Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional 
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); 
• Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional 
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 
• Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional 
Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota). 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) 
• Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 
Wajib AMDAL; 
• Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS; 
• Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH; 
• Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha 
dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum 
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup. 
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 
• Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; 
• Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi 
Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 
• Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi 
Perangkat Daerah; 
8
• Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 
yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. 
Peraturan Kementerian Lainnya 
• Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum 
Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur; 
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang 
Persyaratan Kualitas Air Minum; 
• Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman 
Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka 
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. 
1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM 
Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah: 
1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk 
rencana investasi yang disusun. 
2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan 
permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan 
sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, 
pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan 
kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, 
pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan 
kebakaran dan penataan bangunan gedung. 
3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, 
sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah 
dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana 
swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social 
Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan 
masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa. 
4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta 
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada 
saat pelaksanaan program. 
5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah 
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up). 
Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang 
efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun 
9
program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan 
masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya 
diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam 
dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang 
mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah. 
1.6 Muatan Dokumen RPIJM 
Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu: 
Bab 1 Pendahuluan 
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan 
tujuan RPIJM, dasar hukum penyusunan RPIJM, dan mekanisme penyusunan 
RPIJM. 
Bab 2 Profil Kabupaten/Kota 
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas 
administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, 
klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah. 
Bab 3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota 
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen 
rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana 
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi 
Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan 
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan 
(RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), 
dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), 
serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan 
pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan. 
Bab 4 Aspek Teknis Per Sektor 
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi 
infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, 
rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan 
sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan 
permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi 
eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta 
usulan program dan pembiayaan masing – masing sektor. 
10
Bab 5 Aspek Lingkungan dan Sosial 
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi 
eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti 
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, 
serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun 
pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya. 
Bab 6 Aspek Pembiayaan 
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil 
investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, 
serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya. 
Bab 7 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota 
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di 
daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan 
aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi 
eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya. 
Bab 8 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan 
matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota. 
11
12
BAB II 
MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPIJM 
2.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM 
2.1.1 Unit Pelaksana di Pusat dan Daerah 
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan 
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah 
pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, 
pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota 
merupakan penyusun dari dokumen RPIJM. 
Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di 
Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal yang terdiri dari 
pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan 
Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan 
Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam 
Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yang 
terdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi 
Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan 
Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit 
Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta 
Karya No. 25/KPTS/DC/2012. 
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara 
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas 
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari 
unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait 
pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. 
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang 
bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan 
anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, 
SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. 
Adapun keterkaitan organisasi dalam penyusun RPIJM tercermin pada gambar 2.1. 
13
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2012 
Gambar 2.1 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota 
2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPIJM Provinsi 
dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota 
Setiap tingkatan Satgas RPIJM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya 
masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. 
Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai 
Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam 
penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan 
tanggung jawabnya yaitu: 
1. Tim Pengarah 
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam 
perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta 
Karya; dan 
b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara 
Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar 
Kementerian PU. 
14
2. Kepala Satuan Tugas 
a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian 
program Bidang Cipta Karya; 
b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang 
Cipta Karya; 
c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan 
program Bidang Cipta Karya;dan 
d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia 
Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan 
pengendalian program di Bidang Cipta Karya. 
3. Koordinator Wilayah 
a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota 
melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program 
Bidang Cipta Karya; 
b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta 
Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup 
kemungkinan bagi Kabupaten/Kota; 
c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen 
perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPIJM, Memorandum Program, 
SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL; 
d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana 
Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota; 
e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan 
program Bidang Cipta Karya tahun 2013 yang terpadu dengan berbagai sumber 
pendanaan dan berbasiskan pada RPIJM Kabupaten/Kota; 
f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPIJM Kabupaten/Kota 
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; 
g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam 
menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif 
sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll; 
h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran 
dokumen – dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah 
disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; 
i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari 
pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan 
j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian 
Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat. 
15
4. Sekretariat 
a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan 
dan Pengendalian; 
b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan 
pengendalian program Bidang Cipta Karya; 
c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi 
wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal; 
d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta 
Pemerintah Kabupaten/Kota; 
e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian 
permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan 
pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya; 
f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian 
Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah 
Kabupaten/Kota; 
g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas 
dan Koordinator Wilayah; 
h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan 
dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau 
yang sudah terlaksana; dan 
i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan 
pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal 
Pusat dan Koordinator Wilayah. 
Satgas RPIJM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan 
pendampingan penyusunan RPIJM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di 
wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim 
sekretariat. Adapun tugas dari masing – masing tim tersebut yaitu: 
1. Tim Pengarah 
a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan 
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya 
Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi; 
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan 
instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi; 
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah 
Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan 
d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung 
RPIJM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi. 
16
2. Tim Pelaksana 
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten; 
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di 
tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJM di tingkat 
Kota dan Kabupaten; 
c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten yang 
akan dihasilkan dari proses pendampingan ini; 
d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus 
pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten. 
3. Tim Sekretariat 
a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik 
pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana; 
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan 
evaluasi pelaksanaan RPIJM Kota/Kabupaten; dan 
c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana. 
Peran Satgas RPIJM/Randal Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah sebagai perumus 
dokumen RPIJM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota ini 
ditetapkan oleh Keputusan Bupati/Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, 
Satgas tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung 
jawab masing-masing, yaitu: 
1. Pengarah 
a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJM 
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten/Kota; 
b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan 
instansi terkait mitra kerjasama; dan 
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten/Kota. 
2. Pelaksana 
a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota; 
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia 
tingkat Kabupaten/Kota; 
c. Menyusun RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya ; 
d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota yang 
akan dihasilkan dari proses pendampingan; 
e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus 
menerus Pendampingan RPIJM Kabupaten/Kota. 
17
3. Sekretariat 
a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan 
Pelaksana; 
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan 
evaluasi pelaksanaan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota; dan 
c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana. 
Gambar 2.2 Contoh SK Bupati/Walikota Pembentukan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota 
18
Dalam dokumen RPIJM yang disusun oleh pemerintah kabupaten/kota harus 
dilampirkan SK Bupati/Walikota yang menjadi dasar pembentukan Satgas RPIJM 
Kabupaten/Kota. Adapun contoh dari SK tersebut adalah seperti gambar 2.2. 
2.2 Langkah Penyusunan RPIJM 
Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen 
perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan 
yang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga mengacu pada dokumen 
perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, 
RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah. 
Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi 
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini 
memberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, 
sedangkan RPIJM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut. 
Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, 
dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap 
sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat 
berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting 
infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan ke 
depan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan 
dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program-program 
pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. 
Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah 
teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan 
dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral. 
Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPIJM 
Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan 
serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah 
dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber 
pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah. 
Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan 
sumber daya manusia dalam implementasi RPIJM, dan analisis perlindungan 
lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti 
diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat. 
19
Adapun langkah-langkah penyusunan dokumen RPIJM Kabupaten/Kota terlihat pada 
Gambar 2.3. 
Direktorat Bina Program 
Koordinator 
Wilayah 
(Korwil) 
Satker 
Perencanaan 
dan 
Pengendalian 
Persyaratan/ 
Kelengkapan Waktu Output Ket. 
O U J U / O G C 
No Aktivitas Satgas RPIJM 
Kab/Kota 
Satgas RPIJM 
Provinsi 
Satgas RPIJM Pusat 
Bagian 
Hukum 
(Setditjen CK) 
Direktorat 
Pengembangan 
Permukiman 
Direktorat 
Penataan 
Bangunan 
dan 
Lingkungan 
Direktorat 
Pengembangan 
Penyehatan 
Lingkungan 
Permukiman 
Direktorat 
Pengembangan 
Air Minum 
1 Review Outline Dokumen RPIJM Semua aspek sesuai 
dengan Buku Pedoman 
Penyusunan RPIJM 
1 minggu 
2 Check Terhadap Buku 
Pedoman RPIJM T 
Draft Outline Dokumen 
RPIJM 
Y 
3 Review Strategi/Skenario 
Pengembangan Wilayah 
Sesuai dengan RTRW 
Nasional, Provinsi dan 
Kab/Kota 
1 minggu 
4 Review Strategi/Skenario 
Pengembangan Sektor/Bidang 
PU-CK 
Sesuai dengan dokumen 
Strategi Pembangunan 
Permukiman dan 
Infrastruktur Perkotaan 
(SPPIP) 
1 minggu 
5 Check Terhadap Dokumen 
SPPIP 
T 
Draft Strategi/Skenario 
Pengembangan Wilayah 
dan Sektor Bidang PU-CK 
Y 
6 Review Rencana Program 
Investasi Pengembangan 
Permukiman 
Sesuai dengan dokumen 
Rencana Pembangunan 
Kawasan Permukiman 
Prioritas (RPKPP) 
2 minggu 
7 Check Terhadap Dokumen 
RPKPP 
T 
Draft Rencana Program 
Investasi berdasarkan 
dokumen SPPIP 
Y 
8 Review Rencana Program 
Investasi Penataan Bangunan 
dan Lingkungan 
Sesuai dengan dokumen 
Rencana Tata Bangunan 
dan Lingkungan (RTBL) 
2 minggu 
9 Check Terhadap Dokumen 
RTBL 
T 
Draft Rencana Program 
Investasi berdasarkan 
dokumen RTBL 
Y 
10 Review Rencana Program 
Investasi Penyehatan 
Lingkungan Permukiman 
Sesuai dengan dokumen 
Strategi Sanitasi Kota 
(SSK) dan Masterplan 
Drainase 
2 minggu 
11 Check Terhadap Dokumen SSK 
dan Masterplan Drainase 
T 
Draft Rencana Program 
Investasi berdasarkan 
dokumen SSK dan 
Masterplan Drainase 
Y 
12 Review Rencana Program 
Investasi Sistem Penyediaan Air 
Minum 
Sesuai dengan Rencana 
Induk Sistem (RIS) Air 
Minum 
2 minggu 
13 Check Terhadap RIS Air Minum 
T 
Draft Rencana Program 
Investasi berdasarkan 
dokumen RIS Air Minum 
Y 
14 Review Aspek Sosial dan 
Lingkungan 
Sesuai dengan dokumen 
Amdal Daerah 
2 minggu 
16 Check Terhadap Dokumen 
Perencanaan yang ada 
T 
Draft Rencana Aspek 
Sosial dan Lingkungan 
Y 
17 Review Penetapan Prioritas 
Program Investasi 
3 minggu 
18 Review Memorandum Program Draft Memorandum 
Program 
19 Sinkronisasi, Optimasi dan 
Skala Prioritas 
T 
Y 
20 Review Aspek Legalisasi 4 minggu Dokumen RPIJM 
Kab/Kota berdasarkan 
review tahunan 
Sumber: Subdit Jakstra DJCK 
Gambar 2.3 Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya 
20
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPIJM dirumuskan 
oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas tingkat 
provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPIJM dapat terlihat pada 
gambar dibawah ini. 
SATGAS 
` 
PROVINSI 
SATGAS 
PUSAT 
Penilaian Dokumen 
RPIJM Hasil Review 
Provinsi + Masukan 
Program Sektor 
(Nasional) 
Masukan Sektoral: 
 Bangkim 
 PBL 
 Air Minum 
 PLP 
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 
SATGAS 
KAB/KOTA 
Penyusunan 
Dokumen RPIJM 
Berdasarkan 
Kebutuhan dan 
Kondisi Lokal 
Penilaian 
Kelengkapan 
Dokumen RPIJM + 
Masukan dari 
Provinsi 
Garis Koordinasi, Masukan dan Perbaikan 
Gambar 2.4 Skema Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota 
Adapun alur kegiatan penyusunan RPIJM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas 
adalah sebagai berikut: 
1. Penyusunan Draft I RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) 
Penyusunan RPIJM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan 
dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena 
itu, dalam perumusan Draft I RPIJM ini perlu mengundang tokoh masyarakat 
setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas. 
2. Penyusunan Draft II RPIJM (tingkat Satgas Provinsi) 
Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan 
dokumen RPIJM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan 
infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu 
mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/ 
kota yang berbatasan. 
3. Penyusunan Draft Final RPIJM (tingkat Satgas Pusat) 
Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun 
pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan 
pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya 
21
untuk memadukan program dan investasi dalam RPIJM dengan upaya pencapaian 
sasaran nasional. 
4. Penyusunan RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) 
Setelah direvisi, maka Satgas Kabupaten/Kota melakukan finalisasi dan legalisasi 
dokumen RPIJM setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota. 
2.3 Penilaian Kelayakan RPIJM 
Kelayakan suatu dokumen RPIJM perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi 
dokumen RPIJM kabupaten/kota. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode 
skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. 
Indikator Penilaian Dokumen RPIJM dinilai dari beberapa kriteria yaitu: 
1. Kelengkapan Dokumen 
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM oleh 
Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman 
penyusunan RPIJM. 
2. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan 
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang 
tertuang pada dokumen pendukung RPIJM seperti RTRW, RPJMD, KSPD, SPPIP 
serta dokumen sektoral lainnya. 
3. Kelayakan Program 
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor 
pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana 
program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM. 
4. Kelayakan Lingkungan dan Sosial 
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan 
infrastruktur bidang Cipta Karya. 
5. Kelayakan Pendanaan 
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPIJM 
serta pemanfaatan multi sumber pendanaan. 
6. Kelayakan Kelembagaan 
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk 
menyusun dan mengelola implementasi RPIJM di daerah. 
7. Matriks Program 
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks 
program yang tertuang dalam RPIJM. 
Adapun indikator penilaian kelayakan dokumen RPIJM Kabupaten/Kota beserta nilai 
maksimal dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini. 
22
Tabel 2.1 Indikator Penilaian RPIJM 
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max 
KELENGKAPAN DOKUMEN (13) 
A LEGALISASI 
1 Persetujuan Bupati/Walikota 2.00 
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2.00 
B OUTLINE 
DOKUMEN 
1 Pendahuluan 1.00 
2 Profil Kabupaten/Kota 1.00 
3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 1.00 
4 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 1.00 
5 Perlindungan Lingkungan dan Sosial 1.00 
6 Aspek Pembiayaan 1.00 
7 Aspek Kelembagaan 1.00 
8 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah 
Bidang Cipta Karya 
2.00 
KELAYAKAN RENCANA (14) 
C 
KETERPADUAN 
STRATEGI 
PENGEMBANGAN 
KOTA DAN 
KAWASAN 
1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota 2.00 
2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2.00 
3 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 2.00 
4 Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) 2.00 
5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2.00 
6 
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur 
Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota 
2.00 
7 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas 
(RPKPP) 
2.00 
KELAYAKAN PROGRAM (42) 
D 
RENCANA 
PROGRAM 
INVESTASI 
SEKTOR 
PENGEMBANGA 
N PERMUKIMAN 
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan 
Tantangan 
1.00 
2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2.00 
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 
Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 
2.00 
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 
E 
RENCANA 
PROGRAM 
INVESTASI 
SEKTOR PBL 
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan 
Tantangan 
1.00 
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2.00 
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 
Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 
2.00 
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 
23
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max 
F 
RENCANA 
PROGRAM 
INVESTASI 
SEKTOR PLP 
1 
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan 
Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3.00 
2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, 
Persampahan, Drainase) 
6.00 
3 
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 
Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, 
Persampahan, Drainase) 
6.00 
4 
Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor 
Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6.00 
G 
RENCANA 
PROGRAM 
INVESTASI 
SEKTOR SPAM 
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan 
Tantangan 
1.00 
2 Analisis Kebutuhan Sektor Sistem Penyediaan Air Minum 2.00 
3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness 
Criteria) Sektor Sistem Penyediaan Air Minum 
2.00 
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6) 
H 
PERLINDUNGAN 
LINGKUNGAN 
DAN SOSIAL 
1 
Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL 
dan SPPLH) 3.00 
2 Analisis Perlindungan Sosial 3.00 
KELAYAKAN PENDANAAN (10) 
I 
ASPEK 
PEMBIAYAAN 
1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 2.00 
2 Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, 
APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat) 
2.00 
3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 3.00 
4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 3.00 
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (9) 
J 
ASPEK 
KELEMBAGAAN 
1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3.00 
2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3.00 
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 3.00 
MATRIKS PROGRAM (6) 
L 
MATRIKS 
RENCANA 
PROGRAM 
INVESTASI 
INFRASTRUKTUR 
1 Durasi Perencanaan Jangka Menengah 5 tahun 2.00 
2 
Pengelompokkan Usulan Kegiatan Beserta Outputnya Sesuai 
Renstra DJCK 
2.00 
3 
Telah memuat informasi sumber pembiayaan yang berasal 
dari APBN, APBD, Masyarakat dan Swasta 2.00 
Setelah dilakukan penilaian terhadap kelayakan dokumen RPIJM berdasarkan 
langkah-langkah diatas, maka didapatkan hasil penilaian dokumen RPIJM berupa 
jumlah nilai yang dihitung berdasarkan skoring dari masing – masing indikator 
24
penilaian. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui kualitas suatu dokumen RPIJM. 
Kualitas suatu dokumen RPIJM dapat dilihat berdasarkan status hasil penilaiannya, 
dimana dokumen RPIJM yang memiliki nilai 0 – 50 revisi besar, 51 – 80 revisi kecil, 
dan 81 – 100 revisi penyempurnaan. 
Dalam melakukan revisi dokumen RPIJM Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh RPIJM 
Kabupaten/kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satgas RPIJM Pusat terdapat Standar 
Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan review/revisi dokumen RPIJM Bidang 
Cipta Karya. Pembagaian tugas Satgas RPIJM Kabupaten/Kota, Satgas RPIJM 
Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi serta Satgas RPIJM pusat 
dalam proses review/revisi dokumen RPIJM Kabupaten/Kota yaitu: 
1. Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM 
Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian 
Provinsi; 
2. Pembahasan Progress Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas 
RPIJM Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian 
Provinsi, Satgas RPIJM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari 
Korwil dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan 
Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat 
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat 
Pengembangan Air Minum. Pembahasan progress dokumen RPIJM Kab/Kota ini 
dilakukan secara berkala; 
3. Finalisasi Dokumen RPIJM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Kab/Kota, 
Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi; 
4. Evaluasi Penilaian Dokumen RPIJM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Pusat 
yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan dan 
Pengendalian, Dorektorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan 
Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan 
Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum; dan 
5. Revisi Final Dokumen RPIJM Kab/Kota yang dilakukan oleh Satgas RPIJM 
Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian 
Provinsi. 
Dalam kegiatan penilaian dokumen RPIJM peran Satgas Provinsi yaitu: 
• Memberikan masukan dan arahan pada kegiatan mereview outline dokumen 
RPIJM terhadap buku pedoman RPIJM dimana semua aspek sesuai dengan buku 
pedoman penyusunan; 
• Review strategi / skenario pengembangan wilayah dengan melihat dokumen 
SPPIP; 
25
• Mengkaji dokumen SPPIP dan RPKPP serta mengkaji rencana program investasi 
pengembangan permukiman; 
• Mengkaji dokumen RTBL dengan melihat kesesuaian rencana program investasi 
penataan bangunan dan lingkungan yang ada pada dokumen RPIJM Kab/Kota; 
• Mengkaji dokumen SSK dan Masterplan Drainase lalu mereview rencana program 
investasi penyehatan lingkungan permukiman; 
• Mengkaji RI-SPAM lalu mereview rencana program investasi sistem penyediaan 
air minum; 
• Mengkaji dokumen perencanaan yang ada untuk mereview aspek sosial dan 
lingkungan; 
• Melakukan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk mereview terhadap 
penetapan prioritas program investasi; serta 
• Berkoordinasi dengan Satgas RPIJM Pusat dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota 
untuk aspek legalisasi. 
Untuk Satgas RPIJM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinasi 
Wilayah (Korwil), Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan 
Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat 
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Air 
Minum, dan Setditjen CK, kegiatan yang dilakukan dalam review RPIJM adalah: 
• Mengkaji strategi pengembangan Bidang Cipta Karya untuk memberikan masukan 
terhadap review strategi/ skenario pengembangan wilayah terhadap kesesuaian 
dengan RTRW Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan dokumen strategi 
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP); 
• Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat 
Pengembangan Permukiman pada kegiatan review terhadap rencana program 
investasi pengembangan permukiman terhadap kesesuaian dengan dokumen 
rencana pembangunan kawasan permukiman prioritas (RPKPP); 
• Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat 
Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengecek dokumen RTBL dan 
mereview rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan 
terhadap kesesuaian dengan dokumen RTBL; 
• Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat 
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk mengecek 
kesesuaian dokumen SSK dan Masterplan Drainase dan mereview rencana 
program investasi penyehatan lingkungan permukiman; 
26
• Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat 
Pengembangan Air Minum untuk mengecek kesesuaian terhadap RI-SPAM dan 
mereview Rencana Program Investasi Air Minum; 
• Satker Perencanaan dan Pengendalian dan semua komponen yang termasuk 
dalam Satgas RPIJM Pusat berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam kegiatan 
sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk penetapan prioritas program 
investasi; dan 
• Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinator Wilayah dan Satker 
Perencanaan dan Pengendalian beserta Bagian Hukum (Setditjen CK) 
berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam aspek legalisasi RPIJM. 
27
28
BAB III 
PROFIL KABUPATEN/KOTA 
Profil Kabupaten/Kota menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek. Dari profil 
Kabupaten/Kota tersebut diharapkan dapat tercermin kondisi daerah terkait dengan 
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Profil Kabupaten/Kota terdiri 
dari gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai 
demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, 
gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran 
mengenai kondisi sosial dan ekonomi. 
3.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah 
Gambaran geografis yaitu menjabarkan posisi geografis daerah yang ditandai dengan 
koordinat wilayah kabupaten/kota. Sedangkan, gambaran mengenai administrasi 
wilayah menjabarkan luas wilayah kabupaten/kota, batas-batas wilayah kabupaten/ 
kota, jumlah kecamatan dan kelurahan, serta peta wilayah Kabupaten/Kota dengan 
skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 
3.2 Gambaran Demografi 
Gambaran demografi wilayah kabupaten/kota berisikan penjelasan dan tabel mengenai 
kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk secara keseluruhan, jumlah 
penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan 
penduduk, dan persebaran penduduk. 
3.3 Gambaran Topografi 
Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah 
kabupaten/kota. Selain berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan 
kontur wilayah dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 
3.4 Gambaran Geohidrologi 
Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah, dan wilayah 
DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS 
dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 
29
3.5 Gambaran Geologi 
Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta penjelasan mengenai daerah rawan 
bencana yang ada di wilayah kabupaten/kota. Pada gambaran geologi tidak hanya 
dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh peta jenis tanah, dan peta rawan 
bencana dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 
3.6 Gambaran Klimatologi 
Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim wilayah Kabupaten/Kota, curah 
hujan, temperatur serta peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel. 
3.7 Kondisi Sosial Dan Ekonomi 
Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat masyarakat 
Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi 
kondisi ekonomi daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi 
perkembangan PDRB, laju tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi 
ekonomi (pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata). 
30
BAB IV 
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 
4.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), 
mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan 
penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah 
kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian 
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, 
pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan 
keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah 
sekitarnya. 
RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai: 
a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 
(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); 
b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota; 
c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah 
kabupaten/kota; 
d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, 
masyarakat, dan swasta; 
e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang; 
f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah 
kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan 
disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan 
g. acuan dalam administrasi pertanahan. 
RTRW Kabupaten/Kota merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten/ 
kota. RPIJM sesuai kedudukannya perlu mengacu pada RTRW yang telah disusun 
pemerintah kabupaten/kota. Dalam hal ini RPIJM perlu mengutip intisari dari muatan 
RTRW yang meliputi: 
• tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah; 
• rencana struktur ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya); 
• rencana pola ruang wilayah; dan 
• penetapan kawasan strategis kabupaten/kota. 
31
4.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 
Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang 
tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program 
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan 
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi 
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat 
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai 
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan 
yang bersifat indikatif. 
Penyusunan RPIJM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang 
tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan 
pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip 
dalam RPIJM seperti visi, misi serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah. 
4.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) 
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan 
perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan 
bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan 
Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai: 
a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan; 
b. Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan; 
c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan 
perkotaan; dan 
d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam 
pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. 
Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu 
dikutip dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM sehingga infrastruktur 
permukiman dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota. 
4.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) 
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem 
Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang 
merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan 
32
dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu 
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem 
beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah 
administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk 
pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan 
sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka 
perlindungan dan pelestarian air. 
Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan 
pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana 
Pengembangan SPAM yang terdiri dari: 
a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah; 
b. Rencana Sistem Pelayanan; 
c. Rencana Pengembangan SPAM; dan 
d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum. 
4.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang 
disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang 
berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak 
pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi 
Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. 
Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: 
a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); 
b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); 
c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan 
d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’. 
SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM terutama untuk sektor Penyehatan 
Lingkungan dan Permukiman. Dalam SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada 
bagian ini adalah: 
a. Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang meliputi: Visi dan Misi 
b. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi, yang meliputi: 
- Sub Sektor Air Limbah Domestik; 
- Sub Sektor Persampahan; 
- Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan 
- Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 
33
4.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata 
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun 
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan 
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan 
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana 
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan 
pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan 
dan Lingkungan meliputi: 
a. Program Bangunan dan Lingkungan; 
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; 
c. Rencana Investasi; 
d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan 
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan. 
RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, 
atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM 
yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi: 
a. Visi Pembangunan; 
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; 
c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan 
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya. 
4.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan 
(SPPIP) Kabupaten/Kota 
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu 
dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur 
perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi 
acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta 
Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur 
permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang 
(RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu: 
a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman 
dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program 
pembangunan lainnya yang telah ada; 
b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral 
bidang Cipta Karya di daerah; 
34
c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; 
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan 
permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan 
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan 
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. 
Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan penyusunan RPIJM adalah: 
a. Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur; 
b. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten/Kota; dan 
c. Penetapan kawasan permukiman prioritas. 
4.8 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 
Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana 
operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), 
dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. 
RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan 
permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan 
prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP merupakan 
rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup 
wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang 
dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi sebagai alat 
operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi 
sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPIJM 
perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan 
dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan. 
4.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor 
4.9.1 Strategi Pembangunan Kabupaten / Kota 
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat 
disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi: 
a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial; 
b. RPJMD Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan pembangunan; 
c. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multi-sektor; 
d. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; 
e. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan 
f. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi. 
35
Isi dari dokumen rencana tersebut dirangkum dalam tabel 4.1 di bawah ini. 
Tabel 4.1 Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Kota 
Dokumen Rencana 
Kabupaten/Kota Visi Misi Kebijakan Strategi 
RTRW 
RPJMD 
KSPD 
SPPIP 
RI-SPAM 
SSK 
4.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan 
Beberapa dokumen perencanaan seperti RTBL dan RPKPP memiliki lingkup yang 
lebih kecil, yaitu berskala kawasan. Dokumen tersebut disusun untuk memberikan 
arahan pembangunan lingkungan permukiman di suatu kawasan prioritas. Oleh sebab 
itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen perencanaan kawasan yang ada di 
kabupaten/kota berdasarkan fungsi kawasan dan arahan pengembangan termasuk 
Kawasan Strategis Kabupaten yang diidentifikasi dalam RTRW. Keterpaduan tersebut 
dijabarkan dalam tabel 4.2 berikut ini. 
Tabel 4.2 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas 
Dokumen Rencana Kawasan Fungsi Kawasan Arahan Pengembangan 
KSK RTRW Kota/Kabupaten 
RTBL 
- RTBL kawasan .... 
- RTBL kawasan .... 
- dst 
RPKPP 
- RPKPP kawasan ... 
- RPKPP kawasan ... 
- dst 
36
BAB V 
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang 
mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan 
lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan 
permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran 
perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang 
mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, 
serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah 
analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan 
mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan 
dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan. 
5.1 Pengembangan Permukiman 
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, 
permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih 
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta 
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. 
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman 
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan 
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan 
kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan 
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat 
pertumbuhan, serta desa tertinggal. 
5.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 
Arahan Kebijakan 
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan 
perundangan, antara lain: 
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka 
Panjang Nasional. 
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan 
hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh 
masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya 
kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. 
37
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan 
Permukiman. 
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan 
kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), 
penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan 
(butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh 
dan permukiman kumuh (butir f). 
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. 
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah 
susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah. 
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan 
Kemiskinan. 
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan 
kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh. 
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar 
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. 
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di 
kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. 
Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman 
maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut: 
A. Tugas 
1. Pemerintah Pusat 
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang 
perumahan dan kawasan permukiman. 
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba 
dan Lisiba. 
c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan 
dan kawasan permukiman. 
d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan 
kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian 
dan kawasan permukiman. 
e. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional. 
2. Pemerintah Provinsi 
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di 
bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada 
kebijakan nasional. 
38
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas 
kabupaten/kota. 
c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi 
di bidang perumahan dan kawasan permukiman. 
d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan 
kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan 
hunian, dan kawasan permukiman. 
e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan 
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota. 
f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan 
dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. 
g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi 
masyarakat, terutama bagi MBR. 
h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi. 
3. Pemerintah Kabupaten/Kota 
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat 
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan 
berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi. 
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan 
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. 
c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap 
pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, 
permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. 
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan 
perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan 
dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. 
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota. 
f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan 
dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada 
tingkat kabupaten/kota. 
g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. 
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan 
perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. 
i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan 
dan kawasan permukiman. 
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang 
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. 
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba. 
39
B. Wewenang 
1. Pemerintah Pusat 
a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, 
perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman. 
b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman. 
c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang 
perumahan dan kawasan permukiman. 
d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan 
kawasan permukiman pada tingkat nasional. 
e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan 
perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman. 
f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi 
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional. 
g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan 
kawasan permukiman. 
h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan 
permukiman kumuh. 
i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan 
perumahan dan kawasan permukiman. 
j. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan 
dan kawasan permukiman. 
2. Pemerintah Provinsi 
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman 
pada tingkat provinsi. 
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang 
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. 
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan 
kawasan permukiman pada tingkat provinsi. 
d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan 
perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan 
dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. 
e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi 
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. 
f. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan 
permukiman kumuh pada tingkat provinsi. 
g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan 
perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi. 
40
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal
RPIJM Optimal

Contenu connexe

Tendances

Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Gugum Gumilar
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Joy Irman
 
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)Bagus ardian
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukiman
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukimanPresentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukiman
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukimanBagus ardian
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...Muh Saleh
 
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptBahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptTheAlucard1
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Dadang Solihin
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA93220872
 
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZRingkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZRusman R. Manik
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD 93220872
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususDadang Solihin
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Buku Saku Survei Kampung Sendiri
Buku Saku Survei Kampung SendiriBuku Saku Survei Kampung Sendiri
Buku Saku Survei Kampung SendiriBagus ardian
 

Tendances (20)

Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Penyusunan RPJP Lampung.pdf
Penyusunan RPJP Lampung.pdfPenyusunan RPJP Lampung.pdf
Penyusunan RPJP Lampung.pdf
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)
Paparan Dokumen Pengadaan Tanah (solobalapan-walikukun)
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukiman
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukimanPresentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukiman
Presentasi RTBL dalam rangka penanganan kumuh permukiman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.pptBahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
Bahan Paparan Kepala BAPPEDA.ppt
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZRingkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Buku Saku Survei Kampung Sendiri
Buku Saku Survei Kampung SendiriBuku Saku Survei Kampung Sendiri
Buku Saku Survei Kampung Sendiri
 

Similaire à RPIJM Optimal

222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...radengembull
 
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalDadang Solihin
 
RKPD Tahun 2015
RKPD Tahun 2015RKPD Tahun 2015
RKPD Tahun 2015manafhsb
 
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahModul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahOswar Mungkasa
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
 
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaTPRP Strategic Partner
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...Oswar Mungkasa
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
RENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORARENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORAJhon Blora
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklokmuhfidzilla
 
RENSTRA DINKES.pdf
RENSTRA DINKES.pdfRENSTRA DINKES.pdf
RENSTRA DINKES.pdfNungIlyas2
 
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Dadang Solihin
 
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Dadang Solihin
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek InvestasiPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasiinfosanitasi
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012Mellianae Merkusi
 

Similaire à RPIJM Optimal (20)

Buku 1 infra
Buku 1 infraBuku 1 infra
Buku 1 infra
 
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
222298712 rpi2 jm-5-ksn-ksn-pbts-aceh-sumut-sulut-gorontalo-sulteng-riau-kepr...
 
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Mekanisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
 
RKPD Tahun 2015
RKPD Tahun 2015RKPD Tahun 2015
RKPD Tahun 2015
 
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerahModul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
Modul Peningkatan Kapasitas Pemerintah daerah
 
Panduan pkm 2011
Panduan pkm 2011Panduan pkm 2011
Panduan pkm 2011
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...
Penyusunan Strategi dan Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan. Panduan Operas...
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Kkp renja
Kkp renjaKkp renja
Kkp renja
 
RENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORARENJA DINHUT BLORA
RENJA DINHUT BLORA
 
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
1 laporan pendahuluan rtdr kp rengasdengklok
 
RENSTRA DINKES.pdf
RENSTRA DINKES.pdfRENSTRA DINKES.pdf
RENSTRA DINKES.pdf
 
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek InvestasiPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2012
 

Plus de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

Plus de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

RPIJM Optimal

  • 1. Pedoman Penyusunan RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya
  • 2.
  • 3. SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota merupakan dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan. RPIJM telah diinisiasi sejak tahun 2005 melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 tanggal 9 Desember 2005 tentang Penyusunan Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan PU Bidang Cipta Karya (Infrastruktur Permukiman) Kabupaten/Kota. Sampai dengan akhir tahun 2012, telah tersusun RPIJM sebanyak 489 dokumen, yaitu sebanyak 99 % kabupaten/kota di Indonesia telah memiliki RPIJM. Secara kuantitas, RPIJM yang disusun telah cukup banyak, namun secara kualitas masih membutuhkan penyempurnaan. Buku pedoman ini merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya, dengan memasukkan isu dan lingkungan strategis terbaru, baik di lingkungan internal Cipta Karya maupun dari lingkungan eksternal secara umum. Melalui buku pedoman ini, diharapkan penyempurnaan RPIJM dapat dilakukan dengan baik dalam rangka peningkatan pembangunan Bidang Cipta Karya di Daerah. i Jakarta, Desember 2012 Budi Yuwono Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
  • 4. ii
  • 5. KATA PENGANTAR DIREKTUR BINA PROGRAM Pada era desentralisasi saat ini, Pemerintah Daerah perlu meningkatkan komitmennya dalam pengembangan infrastruktur bidang Cipta Karya. Sesuai dengan tugasnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota serta provinsi untuk menyiapkan perencanaan program bidang Cipta Karya secara terpadu melalui Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM bidang Cipta Karya menjadi acuan bagi pemrograman dan penganggaran pembangunan bidang Cipta Karya, sekaligus sebagai rencana tindak bagi pemerintah kabupaten/kota serta provinsi untuk membangun infrastruktur bidang Cipta Karya secara terpadu, efisien, dan efektif. Keterpaduan ini meliputi keterpaduan sektor (pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman), serta keterpaduan pendanaan. RPIJM bidang Cipta Karya juga berfungsi untuk mengakomodasikan kebutuhan infrastruktur permukiman di daerah serta menjawab isu strategis terkini. Mengingat fungsinya yang penting, RPIJM bidang Cipta Karya perlu disiapkan oleh setiap pemerintah kabupaten/kota bersama pemerintah provinsi dengan kualitas yang baik. Untuk itu, buku pedoman ini dibuat sebagai acuan pemerintah kabupaten/kota serta pemerintah provinsi untuk menyusun RPIJM bidang Cipta Karya di daerah masing-masing. Diharapkan melalui penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya yang berkualitas, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan. iii Jakarta, Desember 2012 Antonius Budiono Direktur Bina Program Direktorat Jenderal Cipta Karya
  • 6. iv
  • 7. DAFTAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN RPIJM Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya .......................................................... i Kata Pengantar Direktur Bina Program............................................................. iii Daftar Isi............................................................................................................... v Daftar Gambar ..................................................................................................... xi Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM................................................. 2 1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 5 1.4 Acuan Peraturan dan Perundangan................................................ 6 1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM ........................................................... 9 1.6 Muatan Dokumen RPIJM ............................................................... 10 BAB II MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPIJM......................... 13 2.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM ............................................. 13 2.1.1 Unit Pelaksana di Pusat dan Daerah ..................................... 13 2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota. ........... 14 2.2 Langkah Penyusunan RPIJM ......................................................... 19 2.3 Penilaian Kelayakan RPIJM............................................................ 22 BAB III PROFIL KABUPATEN/KOTA................................................................. 29 3.1 Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah ............................... 29 3.2 Gambaran Demografi ..................................................................... 29 3.3 Gambaran Topografi....................................................................... 29 3.4 Gambaran Geohidrologi ................................................................. 29 v
  • 8. 3.5 Gambaran Geologi ......................................................................... 30 3.6 Gambaran Klimatologi .................................................................... 30 3.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi .......................................................... 30 BAB IV KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 31 4.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ................. 31 4.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ............................................................................ 32 4.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)............. 32 4.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... 32 4.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) .............................................. 33 4.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ............. 34 4.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota ............................................ 34 4.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ................................... 35 4.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor ................... 35 4.9.1 Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota ............................. 35 4.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan ........................................ 36 BAB V ASPEK TEKNIS PER SEKTOR .............................................................. 37 5.1 Pengembangan Permukiman....................................................... 37 5.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 37 5.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.................................................................... 42 5.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman............... 46 5.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman........................................................................ 48 5.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................ 52 vi
  • 9. 5.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan......................................... 54 5.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 54 5.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.................................................................... 58 5.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan .. 64 5.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL .......... 67 5.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................ 71 5.3 Sistem Penyediaan Air Minum..................................................... 74 5.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan............................. 74 5.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.................................................................... 76 5.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ............. 85 5.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM..................................... 89 5.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM........ 93 5.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman ........................................... 97 5.4.1 Air Limbah........................................................................... 97 5.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............... 97 5.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ...................................................... 98 5.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah.......... 105 5.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah ............................................................. 107 5.4.2 Persampahan...................................................................... 110 5.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............... 110 5.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ............................................................. 112 5.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan......................... 123 vii
  • 10. 5.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Persampahan ........................................................ 125 5.4.3 Drainase.............................................................................. 128 5.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 128 5.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ...................................................... 130 5.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase................................. 136 5.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Drainase................................................................ 137 5.4.4 Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek ... 139 5.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi.................................................................. 139 5.4.4.2 Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi ....... 140 BAB VI ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL .................................................... 143 6.1 Aspek Lingkungan .......................................................................... 143 6.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ......................... 145 6.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH ........................................... 156 6.2 Aspek Sosial................................................................................... 162 6.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ........................................................................ 165 6.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ......................................................................... 167 6.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ............................................................ 169 BAB VII ASPEK PEMBIAYAAN......................................................................... 171 7.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidan Cipta Karya ......................... 171 viii
  • 11. 7.2 Profil APBD Kabupaten/Kota .......................................................... 175 7.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ........................ 177 7.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun................................ 177 7.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun................................ 178 7.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun.................................................. 180 7.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta ....................................................... 181 7.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya.............................................................................................. 182 7.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ....................................... 182 7.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun ke depan ................................................................ 185 7.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 tahun ke depan ............................................. 185 7.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ................................................ 185 7.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah............................. 186 7.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya ............ 186 BAB VIII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA................................... 187 8.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ..................... 187 8.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini........................................................ 193 8.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 193 8.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 194 8.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya. 195 8.3 Analisis Kelembagaan .................................................................... 196 8.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya....................... 196 ix
  • 12. 8.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya..................... 197 8.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ......................................................................... 197 8.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan ............................................. 198 8.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ........................................ 200 8.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian .......................... 200 8.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ........................ 200 8.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).... 201 BAB IX MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA....................................................................... 203 9.1 Matriks Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota ........................ 203 9.2 Matriks Keterpaduan Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota ... 205 Daftar Peristilahan Dan Singkatan ..................................................................... 207 x
  • 13. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya .............................................................. 4 Gambar 1.2 Keterkaitan RTRW, SPPIP, RPIJM dan KSPD......................................... 5 Gambar 2.1 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota .................. 14 Gambar 2.2 Contoh SK Bupati/Walikota Pembentukan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota....................................................................................... 18 Gambar 2.3 Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya ....................................................................................................... 20 Gambar 2.4 Skema Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota........................................... 21 Gambar 5.1 Alur Program Pengembangan Permukiman ............................................ 49 Gambar 5.2 Lingkup Tugas PBL ................................................................................. 57 Gambar 5.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM.................................... 92 Gambar 5.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat/On-Site dan Komunal ............. 108 Gambar 5.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota) ................. 110 Gambar 5.6 Sistem Pengelolaan Sampah................................................................... 128 Gambar 5.7 Sistem Drainase Perkotaan ..................................................................... 138 Gambar 7.1 Contoh Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam APBD....................................................................................................... 177 Gambar 7.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD................... 179 Gambar 8.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota........................................... 188 Gambar 8.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 dan Cipta Karya ....................................................................................................... 191 xi
  • 14. xii
  • 15. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Penilaian RPIJM........................................................................... 23 Tabel 4.1 Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Kota......................................... 36 Tabel 4.2 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas...................................... 36 Tabel 5.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kota/Kabupaten.......................................................................................... 43 Tabel 5.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman.................... 43 Tabel 5.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y................................. 44 Tabel 5.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X Tahun Y ....................................... 44 Tabel 5.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X ............................................ 44 Tabel 5.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y..................................... 44 Tabel 5.7 Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y ................... 44 Tabel 5.8 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota.......................................................................................... 46 Tabel 5.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 tahun ............................................................................................. 47 Tabel 5.10 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun .................. 47 Tabel 5.11 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten/Kota.......................................................................................... 52 Tabel 5.12 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek ........................................................... 52 Tabel 5.13 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota.......................................................................................... 53 Tabel 5.14 Isu Strategis sektor PBL di Kab/Kota .......................................................... 60 Tabel 5.15 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan ......................................................................... 61 Tabel 5.16 Penataan Lingkungan Permukiman ............................................................ 61 Tabel 5.17 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara ......................... 61 xiii
  • 16. Tabel 5.18 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan ................ 62 Tabel 5.19 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan ................................................................................................. 63 Tabel 5.20 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ..................................... 66 Tabel 5.21 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ........................... 67 Tabel 5.22 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota............................................... 72 Tabel 5.23 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota ..................... 78 Tabel 5.24 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan.............................................................................................. 81 Tabel 5.25 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Teknis.... 81 Tabel 5.26 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan................................................................................................ 81 Tabel 5.27 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM Aspek Peran Serta Masyarakat........................................................................................ 82 Tabel 5.28 Contoh Analisa Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Kelembagaan............ 82 Tabel 5.29 Contoh Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Teknis ....................... 83 Tabel 5.30 Contoh Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Pembiayaan ............. 84 Tabel 5.31 Contoh Analisa Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan SPAM Aspek Peran Serta Masyarakat ................................................................................................. 84 Tabel 5.32 Contoh Analisis Kebutuhan......................................................................... 86 Tabel 5.33 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM ............................................... 88 Tabel 5.34 Lingkup Penyusunan RISPAM.................................................................... 90 Tabel 5.35 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM............................ 92 Tabel 5.36 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM......... 95 Tabel 5.37 Kapasitas Pelayanan Eksisting ................................................................... 100 xiv
  • 17. Tabel 5.38 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite............................................................. 100 Tabel 5.39 Cakupan Pelayanan air limbah komunitas berbasis masyarakat................. 101 Tabel 5.40 Cakupan Pelayanan air limbah Sistem Off-site ........................................... 101 Tabel 5.41 Parameter Teknis Wilayah.......................................................................... 101 Tabel 5.42 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi.................. 103 Tabel 5.43 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 ..................................................................................... 105 Tabel 5.44 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 106 Tabel 5.45 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini ................... 114 Tabel 5.46 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan............................ 115 Tabel 5.47 Contoh Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi............. 121 Tabel 5.48 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 ..................................................................................... 122 Tabel 5.49 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 123 Tabel 5.50 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase ................................... 132 Tabel 5.51 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase Yang Dihadapi... 134 Tabel 5.52 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010 ............................................................................... 135 Tabel 5.53 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah....................... 136 Tabel 5.54 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten/Kota.......................................................................................... 141 Tabel 6.1 Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya.............. 146 Tabel 6.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya............................................ 147 Tabel 6.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya ..................................................................................................... 148 Tabel 6.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP .................................................................... 149 Tabel 6.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah....................................................................................................... 150 Tabel 6.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP ............................................... 151 xv
  • 18. Tabel 6.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS ................ 152 Tabel 6.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL ................................................... 153 Tabel 6.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL.............................................. 156 Tabel 6.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL.... 158 Tabel 6.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya................................................................................................. 162 Tabel 6.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota/Kabupaten .......... 165 Tabel 6.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten X ........................................ 167 Tabel 6.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali....................................................................................................... 169 Tabel 6.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ............................................................. 170 Tabel 7.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .................... 175 Tabel 7.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir............................ 176 Tabel 7.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir.................... 176 Tabel 7.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir ........ 178 Tabel 7.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota ... dalam 5 Tahun Terakhir.............................................................................. 178 Tabel 7.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir.............................................................................. 179 Tabel 7.7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir .......................................... 180 Tabel 7.8 Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir.............. 181 Tabel 7.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan............................... 183 Tabel 7.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan......................................................................................................... 185 Tabel 8.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ............................................. 194 Tabel 8.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya........................................................ 195 Tabel 8.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya .......................... 196 xvi
  • 19. Tabel 8.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia..................................... 198 Tabel 8.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan......................................................... 199 Tabel 8.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya ..................................................................... 201 Tabel 9.1 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan......................................................... 204 Tabel 9.2 Pelatihan Bidang Cipta Karya ..................................................................... 205 xvii
  • 20. xviii
  • 21. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai. Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam 1
  • 22. melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya. Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran tersebut, Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun Buku Pedoman Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun RPIJM. RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas RPIJM perlu dilakukan penyempurnaan Pedoman Penyusunan RPIJM. Dalam pedoman RPIJM yang baru, substansi dokumen akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya. 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan. Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut 2
  • 23. dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat. RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan. RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1. 3
  • 24. Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. RPIJM perlu mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu. Keterkaitan substansi antara dokumen teknis dipaparkan pada gambar 1.2. RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun. 4
  • 25. Sumber : Dit. Bina Program DJCK, 2012 Gambar 1.2 Keterkaitan RTRW, SPPIP, RPIJM dan KSPD 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase). 5
  • 26. 1.4 Acuan Peraturan dan Perundangan Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut: Undang – Undang (UU) • UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; • UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; • UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun; • UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; • UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; • UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; • UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal; • UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; • UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air; • UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; • UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; • UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; • UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; • UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Peraturan Pemerintah (PP) • PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga • PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah; • PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; • PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; • PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; • PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; • PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; • PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; • PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; 6
  • 27. • PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; • PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah; • PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan; • PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM; • PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung); • PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; • PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Presiden (Perpres) • Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; • Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014; • Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; • Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; • Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; • Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; • Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia; • Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum • Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri; • Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014; • Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM; 7
  • 28. • Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; • Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur; • Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung; • Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan; • Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL; • Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); • Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; • Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum; • Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); • Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); • Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) • Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL; • Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS; • Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH; • Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) • Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan; • Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; • Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 8
  • 29. • Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Peraturan Kementerian Lainnya • Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur; • Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; • Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. 1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah: 1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun. 2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung. 3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa. 4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program. 5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up). Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun 9
  • 30. program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah. 1.6 Muatan Dokumen RPIJM Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu: Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM, dasar hukum penyusunan RPIJM, dan mekanisme penyusunan RPIJM. Bab 2 Profil Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah. Bab 3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan. Bab 4 Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta usulan program dan pembiayaan masing – masing sektor. 10
  • 31. Bab 5 Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya. Bab 6 Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya. Bab 7 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya. Bab 8 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota. 11
  • 32. 12
  • 33. BAB II MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPIJM 2.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM 2.1.1 Unit Pelaksana di Pusat dan Daerah Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM. Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yang terdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Adapun keterkaitan organisasi dalam penyusun RPIJM tercermin pada gambar 2.1. 13
  • 34. Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2012 Gambar 2.1 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota 2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Satgas Randal Pusat, Satgas RPIJM Provinsi dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota Setiap tingkatan Satgas RPIJM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu: 1. Tim Pengarah a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU. 14
  • 35. 2. Kepala Satuan Tugas a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya; b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya; c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program Bidang Cipta Karya;dan d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya. 3. Koordinator Wilayah a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya; b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota; c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPIJM, Memorandum Program, SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL; d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota; e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2013 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPIJM Kabupaten/Kota; f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPIJM Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll; h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen – dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat. 15
  • 36. 4. Sekretariat a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian; b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya; c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal; d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota; e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya; f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah; h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah terlaksana; dan i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator Wilayah. Satgas RPIJM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPIJM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing – masing tim tersebut yaitu: 1. Tim Pengarah a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi; b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi; c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPIJM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi. 16
  • 37. 2. Tim Pelaksana a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten; b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJM di tingkat Kota dan Kabupaten; c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten yang akan dihasilkan dari proses pendampingan ini; d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten. 3. Tim Sekretariat a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJM Kota/Kabupaten; dan c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana. Peran Satgas RPIJM/Randal Kabupaten/Kota pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPIJM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota ini ditetapkan oleh Keputusan Bupati/Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu: 1. Pengarah a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten/Kota; b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten/Kota. 2. Pelaksana a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota; b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten/Kota; c. Menyusun RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya ; d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota yang akan dihasilkan dari proses pendampingan; e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPIJM Kabupaten/Kota. 17
  • 38. 3. Sekretariat a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJM Daerah Kabupaten/Kota; dan c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana. Gambar 2.2 Contoh SK Bupati/Walikota Pembentukan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota 18
  • 39. Dalam dokumen RPIJM yang disusun oleh pemerintah kabupaten/kota harus dilampirkan SK Bupati/Walikota yang menjadi dasar pembentukan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota. Adapun contoh dari SK tersebut adalah seperti gambar 2.2. 2.2 Langkah Penyusunan RPIJM Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga mengacu pada dokumen perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah. Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPIJM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut. Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan ke depan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program-program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut. Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral. Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah. Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam implementasi RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat. 19
  • 40. Adapun langkah-langkah penyusunan dokumen RPIJM Kabupaten/Kota terlihat pada Gambar 2.3. Direktorat Bina Program Koordinator Wilayah (Korwil) Satker Perencanaan dan Pengendalian Persyaratan/ Kelengkapan Waktu Output Ket. O U J U / O G C No Aktivitas Satgas RPIJM Kab/Kota Satgas RPIJM Provinsi Satgas RPIJM Pusat Bagian Hukum (Setditjen CK) Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Pengembangan Air Minum 1 Review Outline Dokumen RPIJM Semua aspek sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan RPIJM 1 minggu 2 Check Terhadap Buku Pedoman RPIJM T Draft Outline Dokumen RPIJM Y 3 Review Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah Sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi dan Kab/Kota 1 minggu 4 Review Strategi/Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU-CK Sesuai dengan dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) 1 minggu 5 Check Terhadap Dokumen SPPIP T Draft Strategi/Skenario Pengembangan Wilayah dan Sektor Bidang PU-CK Y 6 Review Rencana Program Investasi Pengembangan Permukiman Sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 2 minggu 7 Check Terhadap Dokumen RPKPP T Draft Rencana Program Investasi berdasarkan dokumen SPPIP Y 8 Review Rencana Program Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Sesuai dengan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 2 minggu 9 Check Terhadap Dokumen RTBL T Draft Rencana Program Investasi berdasarkan dokumen RTBL Y 10 Review Rencana Program Investasi Penyehatan Lingkungan Permukiman Sesuai dengan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Masterplan Drainase 2 minggu 11 Check Terhadap Dokumen SSK dan Masterplan Drainase T Draft Rencana Program Investasi berdasarkan dokumen SSK dan Masterplan Drainase Y 12 Review Rencana Program Investasi Sistem Penyediaan Air Minum Sesuai dengan Rencana Induk Sistem (RIS) Air Minum 2 minggu 13 Check Terhadap RIS Air Minum T Draft Rencana Program Investasi berdasarkan dokumen RIS Air Minum Y 14 Review Aspek Sosial dan Lingkungan Sesuai dengan dokumen Amdal Daerah 2 minggu 16 Check Terhadap Dokumen Perencanaan yang ada T Draft Rencana Aspek Sosial dan Lingkungan Y 17 Review Penetapan Prioritas Program Investasi 3 minggu 18 Review Memorandum Program Draft Memorandum Program 19 Sinkronisasi, Optimasi dan Skala Prioritas T Y 20 Review Aspek Legalisasi 4 minggu Dokumen RPIJM Kab/Kota berdasarkan review tahunan Sumber: Subdit Jakstra DJCK Gambar 2.3 Langkah Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya 20
  • 41. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPIJM dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPIJM dapat terlihat pada gambar dibawah ini. SATGAS ` PROVINSI SATGAS PUSAT Penilaian Dokumen RPIJM Hasil Review Provinsi + Masukan Program Sektor (Nasional) Masukan Sektoral:  Bangkim  PBL  Air Minum  PLP Sumber : Dit. Bina Program, DJCK SATGAS KAB/KOTA Penyusunan Dokumen RPIJM Berdasarkan Kebutuhan dan Kondisi Lokal Penilaian Kelengkapan Dokumen RPIJM + Masukan dari Provinsi Garis Koordinasi, Masukan dan Perbaikan Gambar 2.4 Skema Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota Adapun alur kegiatan penyusunan RPIJM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Draft I RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Penyusunan RPIJM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam perumusan Draft I RPIJM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas. 2. Penyusunan Draft II RPIJM (tingkat Satgas Provinsi) Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen RPIJM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/ kota yang berbatasan. 3. Penyusunan Draft Final RPIJM (tingkat Satgas Pusat) Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya 21
  • 42. untuk memadukan program dan investasi dalam RPIJM dengan upaya pencapaian sasaran nasional. 4. Penyusunan RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota) Setelah direvisi, maka Satgas Kabupaten/Kota melakukan finalisasi dan legalisasi dokumen RPIJM setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota. 2.3 Penilaian Kelayakan RPIJM Kelayakan suatu dokumen RPIJM perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen RPIJM kabupaten/kota. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPIJM dinilai dari beberapa kriteria yaitu: 1. Kelengkapan Dokumen Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPIJM. 2. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen pendukung RPIJM seperti RTRW, RPJMD, KSPD, SPPIP serta dokumen sektoral lainnya. 3. Kelayakan Program Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM. 4. Kelayakan Lingkungan dan Sosial Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. 5. Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPIJM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan. 6. Kelayakan Kelembagaan Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPIJM di daerah. 7. Matriks Program Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program yang tertuang dalam RPIJM. Adapun indikator penilaian kelayakan dokumen RPIJM Kabupaten/Kota beserta nilai maksimal dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini. 22
  • 43. Tabel 2.1 Indikator Penilaian RPIJM KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max KELENGKAPAN DOKUMEN (13) A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2.00 2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2.00 B OUTLINE DOKUMEN 1 Pendahuluan 1.00 2 Profil Kabupaten/Kota 1.00 3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 1.00 4 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 1.00 5 Perlindungan Lingkungan dan Sosial 1.00 6 Aspek Pembiayaan 1.00 7 Aspek Kelembagaan 1.00 8 Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2.00 KELAYAKAN RENCANA (14) C KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA DAN KAWASAN 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota 2.00 2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2.00 3 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 2.00 4 Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) 2.00 5 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 2.00 6 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota 2.00 7 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 2.00 KELAYAKAN PROGRAM (42) D RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGA N PERMUKIMAN 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1.00 2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2.00 3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman 2.00 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 E RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1.00 2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2.00 3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 2.00 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 23
  • 44. KRITERIA No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max F RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PLP 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3.00 2 Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6.00 3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6.00 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6.00 G RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR SPAM 1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1.00 2 Analisis Kebutuhan Sektor Sistem Penyediaan Air Minum 2.00 3 Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Sistem Penyediaan Air Minum 2.00 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.00 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6) H PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL 1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) 3.00 2 Analisis Perlindungan Sosial 3.00 KELAYAKAN PENDANAAN (10) I ASPEK PEMBIAYAAN 1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 2.00 2 Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat) 2.00 3 Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 3.00 4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 3.00 KELAYAKAN KELEMBAGAAN (9) J ASPEK KELEMBAGAAN 1 Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3.00 2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM) 3.00 3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 3.00 MATRIKS PROGRAM (6) L MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 1 Durasi Perencanaan Jangka Menengah 5 tahun 2.00 2 Pengelompokkan Usulan Kegiatan Beserta Outputnya Sesuai Renstra DJCK 2.00 3 Telah memuat informasi sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, APBD, Masyarakat dan Swasta 2.00 Setelah dilakukan penilaian terhadap kelayakan dokumen RPIJM berdasarkan langkah-langkah diatas, maka didapatkan hasil penilaian dokumen RPIJM berupa jumlah nilai yang dihitung berdasarkan skoring dari masing – masing indikator 24
  • 45. penilaian. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui kualitas suatu dokumen RPIJM. Kualitas suatu dokumen RPIJM dapat dilihat berdasarkan status hasil penilaiannya, dimana dokumen RPIJM yang memiliki nilai 0 – 50 revisi besar, 51 – 80 revisi kecil, dan 81 – 100 revisi penyempurnaan. Dalam melakukan revisi dokumen RPIJM Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh RPIJM Kabupaten/kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satgas RPIJM Pusat terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melakukan review/revisi dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya. Pembagaian tugas Satgas RPIJM Kabupaten/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi serta Satgas RPIJM pusat dalam proses review/revisi dokumen RPIJM Kabupaten/Kota yaitu: 1. Penyusunan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi; 2. Pembahasan Progress Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi, Satgas RPIJM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum. Pembahasan progress dokumen RPIJM Kab/Kota ini dilakukan secara berkala; 3. Finalisasi Dokumen RPIJM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi; 4. Evaluasi Penilaian Dokumen RPIJM Kab/Kota dilakukan oleh Satgas RPIJM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan dan Pengendalian, Dorektorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan Direktorat Pengembangan Air Minum; dan 5. Revisi Final Dokumen RPIJM Kab/Kota yang dilakukan oleh Satgas RPIJM Kab/Kota, Satgas RPIJM Provinsi, dan Satker Perencanaan dan Pengendalian Provinsi. Dalam kegiatan penilaian dokumen RPIJM peran Satgas Provinsi yaitu: • Memberikan masukan dan arahan pada kegiatan mereview outline dokumen RPIJM terhadap buku pedoman RPIJM dimana semua aspek sesuai dengan buku pedoman penyusunan; • Review strategi / skenario pengembangan wilayah dengan melihat dokumen SPPIP; 25
  • 46. • Mengkaji dokumen SPPIP dan RPKPP serta mengkaji rencana program investasi pengembangan permukiman; • Mengkaji dokumen RTBL dengan melihat kesesuaian rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan yang ada pada dokumen RPIJM Kab/Kota; • Mengkaji dokumen SSK dan Masterplan Drainase lalu mereview rencana program investasi penyehatan lingkungan permukiman; • Mengkaji RI-SPAM lalu mereview rencana program investasi sistem penyediaan air minum; • Mengkaji dokumen perencanaan yang ada untuk mereview aspek sosial dan lingkungan; • Melakukan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk mereview terhadap penetapan prioritas program investasi; serta • Berkoordinasi dengan Satgas RPIJM Pusat dan Satgas RPIJM Kabupaten/Kota untuk aspek legalisasi. Untuk Satgas RPIJM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinasi Wilayah (Korwil), Satker Perencanaan dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Air Minum, dan Setditjen CK, kegiatan yang dilakukan dalam review RPIJM adalah: • Mengkaji strategi pengembangan Bidang Cipta Karya untuk memberikan masukan terhadap review strategi/ skenario pengembangan wilayah terhadap kesesuaian dengan RTRW Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan dokumen strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP); • Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Permukiman pada kegiatan review terhadap rencana program investasi pengembangan permukiman terhadap kesesuaian dengan dokumen rencana pembangunan kawasan permukiman prioritas (RPKPP); • Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mengecek dokumen RTBL dan mereview rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan terhadap kesesuaian dengan dokumen RTBL; • Satker Perencanaan dan Pengendalian berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk mengecek kesesuaian dokumen SSK dan Masterplan Drainase dan mereview rencana program investasi penyehatan lingkungan permukiman; 26
  • 47. • Satker Perencanaan dan Pengendaliaan berkoordinasi dengan Direktorat Pengembangan Air Minum untuk mengecek kesesuaian terhadap RI-SPAM dan mereview Rencana Program Investasi Air Minum; • Satker Perencanaan dan Pengendalian dan semua komponen yang termasuk dalam Satgas RPIJM Pusat berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam kegiatan sinkronisasi, optimalisasi dan skala prioritas untuk penetapan prioritas program investasi; dan • Direktorat Bina Program yang terdiri dari Koordinator Wilayah dan Satker Perencanaan dan Pengendalian beserta Bagian Hukum (Setditjen CK) berkoordinasi dengan Satgas Provinsi dalam aspek legalisasi RPIJM. 27
  • 48. 28
  • 49. BAB III PROFIL KABUPATEN/KOTA Profil Kabupaten/Kota menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek. Dari profil Kabupaten/Kota tersebut diharapkan dapat tercermin kondisi daerah terkait dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Profil Kabupaten/Kota terdiri dari gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi. 3.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Gambaran geografis yaitu menjabarkan posisi geografis daerah yang ditandai dengan koordinat wilayah kabupaten/kota. Sedangkan, gambaran mengenai administrasi wilayah menjabarkan luas wilayah kabupaten/kota, batas-batas wilayah kabupaten/ kota, jumlah kecamatan dan kelurahan, serta peta wilayah Kabupaten/Kota dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 3.2 Gambaran Demografi Gambaran demografi wilayah kabupaten/kota berisikan penjelasan dan tabel mengenai kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk secara keseluruhan, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk miskin, laju pertumbuhan penduduk, dan persebaran penduduk. 3.3 Gambaran Topografi Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah kabupaten/kota. Selain berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan kontur wilayah dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 3.4 Gambaran Geohidrologi Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah, dan wilayah DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 29
  • 50. 3.5 Gambaran Geologi Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta penjelasan mengenai daerah rawan bencana yang ada di wilayah kabupaten/kota. Pada gambaran geologi tidak hanya dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh peta jenis tanah, dan peta rawan bencana dengan skala peta 1:50.000 (Kabupaten) dan 1:25.000 (Kota). 3.6 Gambaran Klimatologi Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim wilayah Kabupaten/Kota, curah hujan, temperatur serta peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel. 3.7 Kondisi Sosial Dan Ekonomi Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat masyarakat Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata). 30
  • 51. BAB IV KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA 4.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai: a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota; c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota; d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta; e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang; f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan g. acuan dalam administrasi pertanahan. RTRW Kabupaten/Kota merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten/ kota. RPIJM sesuai kedudukannya perlu mengacu pada RTRW yang telah disusun pemerintah kabupaten/kota. Dalam hal ini RPIJM perlu mengutip intisari dari muatan RTRW yang meliputi: • tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah; • rencana struktur ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya); • rencana pola ruang wilayah; dan • penetapan kawasan strategis kabupaten/kota. 31
  • 52. 4.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPIJM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPIJM seperti visi, misi serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah. 4.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai: a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan; b. Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan; c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan; dan d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM sehingga infrastruktur permukiman dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota. 4.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan 32
  • 53. dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air. Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari: a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah; b. Rencana Sistem Pelayanan; c. Rencana Pengembangan SPAM; dan d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum. 4.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’. SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM terutama untuk sektor Penyehatan Lingkungan dan Permukiman. Dalam SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada bagian ini adalah: a. Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang meliputi: Visi dan Misi b. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi, yang meliputi: - Sub Sektor Air Limbah Domestik; - Sub Sektor Persampahan; - Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan - Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 33
  • 54. 4.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi: a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi; d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan. RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi: a. Visi Pembangunan; b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya. 4.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kabupaten/Kota Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu: a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada; b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta Karya di daerah; 34
  • 55. c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan penyusunan RPIJM adalah: a. Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur; b. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten/Kota; dan c. Penetapan kawasan permukiman prioritas. 4.8 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPIJM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan. 4.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor 4.9.1 Strategi Pembangunan Kabupaten / Kota Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi: a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial; b. RPJMD Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan pembangunan; c. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multi-sektor; d. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; e. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi. 35
  • 56. Isi dari dokumen rencana tersebut dirangkum dalam tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Matriks Strategi Pembangunan Kabupaten Kota Dokumen Rencana Kabupaten/Kota Visi Misi Kebijakan Strategi RTRW RPJMD KSPD SPPIP RI-SPAM SSK 4.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan Beberapa dokumen perencanaan seperti RTBL dan RPKPP memiliki lingkup yang lebih kecil, yaitu berskala kawasan. Dokumen tersebut disusun untuk memberikan arahan pembangunan lingkungan permukiman di suatu kawasan prioritas. Oleh sebab itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen perencanaan kawasan yang ada di kabupaten/kota berdasarkan fungsi kawasan dan arahan pengembangan termasuk Kawasan Strategis Kabupaten yang diidentifikasi dalam RTRW. Keterpaduan tersebut dijabarkan dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Dokumen Rencana Kawasan Fungsi Kawasan Arahan Pengembangan KSK RTRW Kota/Kabupaten RTBL - RTBL kawasan .... - RTBL kawasan .... - dst RPKPP - RPKPP kawasan ... - RPKPP kawasan ... - dst 36
  • 57. BAB V ASPEK TEKNIS PER SEKTOR Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan. 5.1 Pengembangan Permukiman Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal. 5.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Arahan Kebijakan Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain: 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. 37
  • 58. 2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f). 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah. 4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh. 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut: A. Tugas 1. Pemerintah Pusat a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman. b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba dan Lisiba. c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman. d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman. e. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional. 2. Pemerintah Provinsi a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional. 38
  • 59. b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas kabupaten/kota. c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman. d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota. f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR. h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi. b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota. f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba. 39
  • 60. B. Wewenang 1. Pemerintah Pusat a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman. b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman. c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman. d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional. e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman. f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional. g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman. h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. j. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. 2. Pemerintah Provinsi a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. f. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi. g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi. 40