SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
                   No. 49 Tahun 1990
        Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Izin
          Penggunaan Air Dan Atau Sumber Air


                      MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang :
     a.    bahwa berhubung dengan semakin meningkatnya permintaan
           pelayanan air baik secara kuantitas maupun kualitas sebagai
           akibat adanya perkembangan penduduk. sedangkan kuantitas
           dan kualitas dari sumber air memiliki keterbatasan, maka
           dipandang perlu menertibkan penggunaan air dan atau sumber
           air melalui usaha perizinan agar terpenuhi kebutuhan akan air
           yang sesuai dengan waktu, ruang, jumlah dan mutu;
     b.    bahwa berhubung dengan hal tersebut sebagai tindak lanjut
           Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
           Pengaturan Air, khususnva yang tercantum pada Pasal 23, perlu
           diatur dan ditetapkan ketentuan-ketentuan tentang Tata Cara
           dan persyaratan izin penggunaan air dan/atau sumber air untuk
           berbagai keperluan;
     c.    bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (4) Peraturan
           Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982, pengaturan mengenai
           tersebut huruf a diatas menjadi wewenang Menteri Pekerjaan
           Umum;
     d.    bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dan ditetapkan
           dengan Peraturan menteri.

Mengingat :
     1.     Undang-undang R.I. Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok
            Pemerintah di Daerah;
     2.     Undang-undang R.I. Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan;
     3.     Undang-undang R.I. Nomor 4 Tahun 1982, tentang Pokok-pokok
            Pengelolaan Lingkungan Hidup;
     4.     Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
            Pengaturan Air;
     5.     Peraturan Pemerintah R.I. Nornor 23 Tahun 1982 tentang
            Irigasi;
     6.     Peraturan Pemerintah R.I. Nornor 29 Tahun 1986 tentang
            Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
     7.     Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 20 Tahun 1990 tentang
            Pengendalian Pencemaran Air;
     8.     Keputusan Presiden R.I. Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-
            Pokok Organisasi Departemen;
9.    Keputusan Presiden R.I. Nomor 15 Tahun 1984, tentang
            Susunan Organisasi Departemen;
      10.   Keputusan Presiden R.I. Nomor 64/M/l9988 tentang Kabinet
            Pembangunan V;
      11.   Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
            Hidup Nomor KEP.02/MEN KLH/I/1988 tentang Pedoman
            Penerapan Baku Mutu Lingkungan;
      12.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRT/1989
            tentang Pembagian Wilayah Sungai;
      13.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990
            tentang Pengelolaan Atas Air dan atau Sumber Air pada Wilayah
            Sungai;


MEMUTUSKAN

Menetapkan:
     PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG TATA CARA DAN
     PERSYARATAN IZIN PENGGUNAAN AIR DAN ATAU SUMBER AIR


                                 BAB I
                              PENGERTIAN

                                   Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.   Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum;
2.   Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal peangairan, Departemen
     Pekerjaan Umum;
3.   Gubernur adalah Kepala Daerah Tingkat I / Daerah Khusus / Daerah
     Istimewa;
4.   Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Tingkat I / Daerah
     Khusus / Daerah Istimewa;
5.   Pihak yang berwenang adalah Menteri atau Gubernur;
6.   Badan Hukum Tertentu adalah Badan Hukum sebagaimana dimaksud
     Pasal 4 Undang-Undang R.I. Nomor 11 Tahun 1974 yang berstatus
     sebagai Badan Usaha Milik Negara dibawah pembinaan Menteri, dan
     mempunyai yugas pokok mengembangkan dan mengusahakan air dan
     atau sumber air untuk digunakan bagi kesejahteraan masyarakat
     dengan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup;
7.   Air adalah semua air yang terdapat diatas permukaan tanah, termasuk
     dalam pengertian ini air laut yang dimanfaatkan di darat;
8.   Sumber air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air yang terdapat
     di atas permukaan tanah, yang terdiri dari sumber air alamiah berupa
     sungai, danau, rawa, mata air dan sumber air buatan berupa waduk
     dan bangunan pengairan lainnya;
9.   Bangunan pengairan adalah bangunan prasarana pengairan baik yang
     berujud saluran ataupun bangunan liar;
10.   Izin penggunaan air dan atau sumber air, adalah izin yang diberikan
      baik bagi pengambilan air, pemanfaatan sumber air maupun
      pemanfaatan air berikut sumbernya;
11.   Keperluan yang bersifat komersial adalah kegiatan atau usaha yang
      dilakukan dengan menggunakan manfaat air dan atau sumber air,
      yang bertujuan atau bersifat mencari keuntungan;
12.   adalah ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
      Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan:
13.   luran adalah iuran jasa air dan atau sumber air.


                                 BAB II
                 Izin Penggunaan Air dan Atau Sumber Air

                              Bagian Pertama
                                   Azaz

                                  Pasal 2
(1)   Setiap penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan-keperluan
      tertentu menurut ketentuan Pasal-Pasal dalam Peraturan ini wajib
      memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang.
2)    Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
      terutama bagi penggunaan air dan atau sumber air yang dapat
      mempengaruhi keseimbangan tata air, harus didasarkan pada rencana
      perlindung, pengembangan dan penggunaan air dan atau sumber air
      pada tiap yang bersangkutan yang telah ditetapkan pihak yang
      berwenang, sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercanturn pada
      Pasal 7 Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982.
(3)   Dalam hal rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
      belum ditetapkan, maka pemberian izin tersebut didasarkan pada hasil
      yang terkait dengan penggunaan dimaksud, dengan dikoordinasikan
      oleh pihak yang berwenang.
(4)   Direktur Jenderal menetapkan pedoman umurn mengenai persyaratan
      teknis yang minimal harus diberikan pada setiap penerbitan surat izin
      penggunaan air dan atau surnber air.


                               Bagian Kedua
                               Pemohon Izin

                                    Pasal 3
Penggunaan air dan atau sumber air dengan izin sebagaimana dimaksud
pada Pasal 2 Peraturan ini dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah, Badan
Hukum, Badan Sosial atau perorangan.
Bagian Ketiga
         Penggunaan Air dan atau Sumber air yang dikenakan Izin

                                    Pasal 4
Izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 diwajibkandalam hal pengunaan air
dan atau sumber air untuk :
a.     Penyediaan air bersih / air minurn
b.     usaha perkotaan dan kawasan pemukiman
c.     penyediaan air irigasi untuk pertanian
d.     peternakan
e.     perkebunan
f.     perikanan
g.     industri
h.     pertambangan
i.     ketenagaan
j.     pengapungan
k.     perendaman
l.     lalu lintas Air
m.     rekreasi
n.     pembuangan air limbah
o.     pembangunan, perubahan atau pembongkaran segala bangunan yang
       dilakukan pada di atas dan dibawah sumber air.

                              BAB III
                       WEWENANG PEMBERIAN IJIN

                                 Pasal 5

(1)   Wewenang pemberian ijin penggunaan air dan atau sumber air berada
      pada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangan masing-
      masing atas sumber air yang bersangkutan
(2)   Ijin yang menjadi wewenang menteri terdiri dari :
      a.     Ijin sebagaimana dimaksud pada pasal 4 yang dilakukan pada
             sumber air yang berada di wilayah sungai yang wewenang
             pengelolaan air dan atau sumber airnya berada pada menteri.
      b.     Ijin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan
             ketenagaan kecuali untuk pusat listrik tenaga mikrohidro pada
             sumber air yang dilimpahkan kepada pemerintah
(3)   Ijin yang menjadi wewenang Gubernur terdiri dari :
      a.     Ijin sebagaimana dimaksud pada pasal 4 yang dilakukan pada
             sumber air yang berada di wilayah sungai yang wewenang
             pengelolaan air dan atau sumber airnya dilimpahkan kepada
             Pemerintah Daerah.
      b.     Ijin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan
             ketenagaan khusus untuk pusat listrik tenaga mikrohidro yang
             dilakukan pada sumber air yang berada dibawah wewenang
             Pemerintah Daerah.
(4)    Dalam hal wewenang pengelolaan atas air dan atau sumber air pada
       suatu wilayah sungai dilimpahkan kepada Badan Hukum tertentu,
       maka ijin penggunaan air dan atau sumber air pada wilayah sungai
       tersebut tetap diberikan oleh Menteri atau Pemerintah Daerah, kecuali
       ditetapkan lain oleh Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang
       pembentukannya.


                                   Pasal 6
(1)    Wewenang Menteri dalam pemberian izin penggunaan air dan atau
       sumber air dilaksanakan oleh Direktur Jenderal kecuali ditentukan lain
       oleh Menteri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
       berlaku.
(2)    Direktur Jenderal mengatur lebih lanjut pelaksanaan pemberian izin
       sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini.

                                     Pasal 7
Wewenang Gubernur dalam pemberian izin penggunaan air dan atau sumber
air diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah.


                               BAB IV
      TATA CARA DAN PERSYARATAN PERMOHONAN DAN PEMBERIAN IZIN

                              Bagian Pertama
                 Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Izin

                                     Pasal 8
(1)    Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air diajukan secara
       tertulis kepada pihak yang berwenang, dengan mengisi formulir
       permohonan serta melampirkan persyaratan yang akan ditetapkan
       lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
(2)    Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air harus diajukan
       selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal dimulainya
       penggunaan air dan atau sumber air.


                               Bagian Kedua
                  Tata Cara dan Persyaratan Pemberian lain

                                   Pasal 9
(1)    Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan izin
       penggunaan air dan atau sumber air dengan persyaratan-persyaratan
       lengkap, pihak yang berwenang memberikan persetujuan atau
       menolak permohonan.
(2)    Izin penggunaan air dan atau sumber air dapat diberikan oleh pihak
       yang berwenang apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
       a.     permohonan tersebut tidak akan berakibat mengganggu dan
atau merugikan kepentingan umum dan kelestarian lingkungan.
      b.      permohonan izin telah memenuhi persyaratan baik teknis
              maupun adminisiratif yang ditetapkan menurut Peraturan ini.

                                    Pasal 10
(1)   Persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2) b Peraturan
      ini tercantum dalam rekomendasi teknis yang merupakan kesatuan
      yang tidak terpisahkan dengan surat izin penggunaan air dan atau
      sumber air.
(2)   Rekomendasi teknis bagi surat izin penggunaan air dan atau sumber
      air yang dikeluarkan oleh Menteri diatur sebagai berikut:
      a.      bila izin tersebut menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan
              air dan sumber airnya tetap menjadi wewenang Menteri, maka
              rekomendasi teknis diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
      b       bila izin tersebut menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan
              air dan sumber airnya dilimpahkan kepada Badan Hukum
              Tertentu, maka rekomendasi teknis diberikan oleh Badan
              Hukum Tertentu.
(3)   Rekomendasi teknis bagi surat izin penggunaan air dan atau sumber
      air yang dikeluarkan Gubernur diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan
      Umum Daerah Tingkat I Bidang Pengairan / Kepala Sub. Dinas
      Pengairan Daerah Tingkat I.

                                  Pasal 11
(1)   Surat izin penggunaan air dan atau sumber air diberikan untuk jangka
      waktu sesuai dengan pertimbangan keperluannya, dan dapat
      dimintakan perpanjangannya oleh pemegang izin.
(2)   Permohonan perpanjangan surat izin penggunaan air dan atau sumber
      air harus diajukan secara tertulis kepada pihak yang berwenang
      selarnbat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu surat izin
      tersebut berakhir.

                                    Pasal 12
Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat proses pemberian izin
tersebut diatas dibebankan kepada pemohon izin yang pengaturannya
ditetapkan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang.


                                 BAB V
           HAK, KEWAJIBAN DAN LARANCAN BAGI PEMEGANGAN IZIN

                              Bagian Pertama
                                   Hak

                                  Pasal 13
(1)   Pemegang Izin berhak menggunakan air dan atau sumber air
      sesuai dengan izin yang diberikan.
(2)   Penggunaan air dan atau sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat
      (1) disesuaikan dengan kondisi sumber air dan tersedianya air.

                              Bagian Kedua
                               Kewajiban

                                  Pasal 14
(1)   Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan
      yang bersifat komersil sebagaimana dimaksud Pasal 4 berkewajiban
      mernbayar iuran.
(2)   Pada dasarnya penerimaan luran oleh pihak yang berwenang
      dimaksudkan untuk eksploitasi dan pemelirahaan bangunan pengairan
      serta menjaga kelestarian fungsi sumber air yang penyetorannya
      dilaksanakan sebagai berikut:
      a.     luran yang diperoleh dan izin penggunaan air dan atau sumber
             air yang menjadi wewenang Menteri disetorkan ke Kas Negara,
             kecuali dalam hal wewenang pengelolaan suatu wilayah sungai
             dilimpahkan kepada Badan Hukum Tertentu maka iuran tersebut
             disetorkan ke Kas Badan Hukum Tertentu dimaksud.
      b.     luran yang diperoleh dan izin penggunaan air dan atau sumber
             air yang menjadi wewenan Gubernur disetorkan ke Kas Daerah.

                                   Pasal 15
(1)   Besarnya luran atas penggunaan air dan atau sumber air untuk
      keperluan ketenagaan selain pusat listrik tenaga mikrohydro yang
      menjadi wewenang Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Menteri.
(2)   Besarnya iuran untuk keperluan lain selain yang tercantum pada ayat
      (1) Pasal ini untukmasing-masing Propinsi ditetapkan oleh Menteri
      dengan mempertimbangkan usulan dan saran Pemerintah Daerah
      yang bersangkutan.
(3)   Penetapan besarnya iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
      (2) Pasal ini dilakukan secara berkala 5 (lima) tahun, kecuali ada
      perubahan kebijaksanaan moneter Pemerintah R.I.

                                 Pasal 16
Pemerintah Daerah dan badan Hukum Tertentu diberikan wewenang
untuk menetapkan sendiri pengaturan lebih lanjut pelaksanaan
pemungutan iuran dengan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan ini, dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat

                                  Pasal 17
Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air wajib memberikan
sebagian air yang diperolehnya untuk kepentingan masyarakat lingkungan
sekitarnya apabila diperlukan sesuai dengan izin yang diberikan.
Bagian Ketiga
                                Larangan

                                  Pasal 18
(1)   Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dilarang
      memindahtangankan izin tersebut kepada pihak lain tanpa persetujuan
      pemberi izin.
(2)   Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dilarang menjual
      izin kepada pihak lain kecuali ditentukan dalam surat izin.


                           BAB VI
 PERUBAHAN PEMBEKUAN SEMENTARA, PENCABUTAN DAN BATALNYA IZIN

                                    Pasal9
(1)   Dalam hal tertentu pihak yang berwenang dapat rnengadakan
      perubahan, pembekuan sementara, pencabutan dan pembatalan izin
      penggunaan air dan atau sumber air yang telah dikeluarkan
(2)   Tata cara perubahan, pembekuan sementara, pencabutan dan
      pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diatur
      lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

                                 BAB VII
                              PENGAWASAN

                                    Pasal 20
(1)   Pelaksanaan pengawasan terhadap Peraturan ini dilakukan oleh
      a.     Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum sepanjang
             menyangkut penggunaan air dan atau sumber air yang menjadi
             wewenang Menteri.
      b.     Kepala Dinas Pekerjaan Umum daerah Tingkat I Bidang
             Pengairan/Kepala Sub Dinas Pengairan Daerah Tingkat I
             sepanjang rnenyangkut izin penggunaan air dan atau sumber air
             yang menjadi wewenang Gubernur.
(2)   Pengawasan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini meliputi :
      a.     pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan-persyartan yang
             tercantum dalam surat izin penggunaan air dan atau sumber air.
      b.     penertiban penggunaan air dan atau sumber air yang belum
             memperoleh izin.
(3)   Pelaporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
      Pasal ini diatur sebagai berikut :
      a.     Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum
             melaporkan basil pengawasannya kepada Menteri dan kepada
             Direktur Jenderal dengan tembusannya kepada Gubernur dan
             Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I Bidang
             Pengairan / Sub dinas Pengairan Daerah Tingkat I.
      b.     Kepala dinas Pekerjaan umum Tingkat I Bidang Pengairan / Sub
             Dinas Pengiran Daerah Tingkat I melaporkan hasil
pengawasannlya kepada Menteri melalui Gubernur dengan
            tembusan kepada Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan
            Umum.
(4)   Apabila laporan hasil pengawasan terhadap hal-hal menyimpang dan
      persyaratan yang tercantum dalam surat izin penggunaan air dan atau
      sumber air, maka pihak yang berwenang dapat mengambil tindakan
      yang diperlukan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

                               BAB VIII
                         KETENTUAN PERALIHAN

                                 Pasal 21
(1)   Semua pihak yang tanpa izin telah melaksanakan penggunaan air dan
      atau sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada pasal 5
      Peraturan ini, selambat-lambatnya 9 (sembilan) bulan sejak Peraturan
      ini berlaku, harus mengajukan permohonan izin kepada pihak yang
      berwenang.
(2)   Para pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dalam waktu
      selambat-lambatnya 9 (sembilan) bulan sejak Peraturan ini berlaku
      harus mendaftarkan kembali izinnya untuk memperbarui dan
      disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
      Peraturan ini.
(3)   Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah yang mengatur hal-hal yang
      berhubungan dengan tata cara dan persyaratan pemberian izin
      penggunaan air dan atau sumber air tetap berlaku sepanjang tidak
      bertentangan dengan peraturan ini.

                                BAB IX
                          KETENTUAN PENUTUP

                                  Pasal 22
(1)   Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2)   Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetakan lebih
      lanjut oleh pihak yang berwenang.
(3)   Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada yang bersangkutan untuk
      diketahui dan dilaksanakan


Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal : 5 Desember 199O

Menteri Pekerjaan Umum

Ttd

Radinal Moochtar.

              ______________________________________
PERATURAN IZIN AIR

Contenu connexe

Tendances

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPT.Jasa Prima Perkasa
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...infosanitasi
 
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minum
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minumOcr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minum
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minumMRFerguson
 
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanah
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanahPermenkes no 528 thn 82 kualitas air tanah
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanahDickdick Maulana
 
Peraturan tentang Air
Peraturan tentang AirPeraturan tentang Air
Peraturan tentang AirElka Simbolon
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPenataan Ruang
 
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minumPermenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minumArina Priyanka
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...infosanitasi
 
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirUndang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirJoy Irman
 
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungaiinfosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanahinfosanitasi
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airIsnaeni Widiastuti
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumJoy Irman
 

Tendances (19)

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas airPP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
PP NO 82 Tahun 2001 Tentang Kualitas air
 
Pp82 air (revisi)
Pp82 air (revisi)Pp82 air (revisi)
Pp82 air (revisi)
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minum
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minumOcr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minum
Ocr permenkes 492 2010 persyaratan kualitas air minum
 
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanah
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanahPermenkes no 528 thn 82 kualitas air tanah
Permenkes no 528 thn 82 kualitas air tanah
 
Peraturan tentang Air
Peraturan tentang AirPeraturan tentang Air
Peraturan tentang Air
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
 
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minumPermenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum
Permenkes ri no. 907 tahun 2002 syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
 
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirUndang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
 
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
 

En vedette

Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Fery Kurniadi
 
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningAlat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningTri Anggoro Broto
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanRizki Darmawan
 
Perjanjian kerja-sama-apa-psa
Perjanjian kerja-sama-apa-psaPerjanjian kerja-sama-apa-psa
Perjanjian kerja-sama-apa-psawisnu prabowo
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaJohn Manullang
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 

En vedette (9)

Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006
 
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningAlat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
 
surat surat Sipa
surat surat Sipasurat surat Sipa
surat surat Sipa
 
Perjanjian kerja-sama-apa-psa
Perjanjian kerja-sama-apa-psaPerjanjian kerja-sama-apa-psa
Perjanjian kerja-sama-apa-psa
 
Draft perjanjian kerja sama
Draft perjanjian kerja samaDraft perjanjian kerja sama
Draft perjanjian kerja sama
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 

Similaire à PERATURAN IZIN AIR

Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna air
Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna airPp nomor 69 tahun 2014 hak guna air
Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna airWinarto Winartoap
 
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016SDADPUTANGSEL
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Airinfosanitasi
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...ushfia
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPenataan Ruang
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiinfosanitasi
 
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdf
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdfc2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdf
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdfRITAMULYANDARI1
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Penataan Ruang
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanCITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Airushfia
 
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasiinfosanitasi
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 
Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021HarisFadhil
 
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)Ical Reza
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtaniandian haryanto
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineMarita Purnama Sari
 
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasiNo. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasippbkab
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...infosanitasi
 

Similaire à PERATURAN IZIN AIR (20)

Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna air
Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna airPp nomor 69 tahun 2014 hak guna air
Pp nomor 69 tahun 2014 hak guna air
 
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
 
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdf
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdfc2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdf
c2e7b_04._Penggunaan_dan_Pengusahaan_SDA.pdf
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Perda 21 2011
Perda 21 2011Perda 21 2011
Perda 21 2011
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
 
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang IrigasiPeraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
 
Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021
 
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)Kepmen pu no 390 2007 (status di)
Kepmen pu no 390 2007 (status di)
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanian
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
 
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasiNo. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi da...
 
Makalah pp (uu)
Makalah pp (uu)Makalah pp (uu)
Makalah pp (uu)
 

Plus de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

Plus de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

PERATURAN IZIN AIR

  • 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49 Tahun 1990 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Izin Penggunaan Air Dan Atau Sumber Air MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan semakin meningkatnya permintaan pelayanan air baik secara kuantitas maupun kualitas sebagai akibat adanya perkembangan penduduk. sedangkan kuantitas dan kualitas dari sumber air memiliki keterbatasan, maka dipandang perlu menertibkan penggunaan air dan atau sumber air melalui usaha perizinan agar terpenuhi kebutuhan akan air yang sesuai dengan waktu, ruang, jumlah dan mutu; b. bahwa berhubung dengan hal tersebut sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air, khususnva yang tercantum pada Pasal 23, perlu diatur dan ditetapkan ketentuan-ketentuan tentang Tata Cara dan persyaratan izin penggunaan air dan/atau sumber air untuk berbagai keperluan; c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (4) Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982, pengaturan mengenai tersebut huruf a diatas menjadi wewenang Menteri Pekerjaan Umum; d. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan menteri. Mengingat : 1. Undang-undang R.I. Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah; 2. Undang-undang R.I. Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan; 3. Undang-undang R.I. Nomor 4 Tahun 1982, tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air; 5. Peraturan Pemerintah R.I. Nornor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi; 6. Peraturan Pemerintah R.I. Nornor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 7. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air; 8. Keputusan Presiden R.I. Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Organisasi Departemen;
  • 2. 9. Keputusan Presiden R.I. Nomor 15 Tahun 1984, tentang Susunan Organisasi Departemen; 10. Keputusan Presiden R.I. Nomor 64/M/l9988 tentang Kabinet Pembangunan V; 11. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP.02/MEN KLH/I/1988 tentang Pedoman Penerapan Baku Mutu Lingkungan; 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai; 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Atas Air dan atau Sumber Air pada Wilayah Sungai; MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN PENGGUNAAN AIR DAN ATAU SUMBER AIR BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum; 2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal peangairan, Departemen Pekerjaan Umum; 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Tingkat I / Daerah Khusus / Daerah Istimewa; 4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Tingkat I / Daerah Khusus / Daerah Istimewa; 5. Pihak yang berwenang adalah Menteri atau Gubernur; 6. Badan Hukum Tertentu adalah Badan Hukum sebagaimana dimaksud Pasal 4 Undang-Undang R.I. Nomor 11 Tahun 1974 yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara dibawah pembinaan Menteri, dan mempunyai yugas pokok mengembangkan dan mengusahakan air dan atau sumber air untuk digunakan bagi kesejahteraan masyarakat dengan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup; 7. Air adalah semua air yang terdapat diatas permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air laut yang dimanfaatkan di darat; 8. Sumber air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air yang terdapat di atas permukaan tanah, yang terdiri dari sumber air alamiah berupa sungai, danau, rawa, mata air dan sumber air buatan berupa waduk dan bangunan pengairan lainnya; 9. Bangunan pengairan adalah bangunan prasarana pengairan baik yang berujud saluran ataupun bangunan liar;
  • 3. 10. Izin penggunaan air dan atau sumber air, adalah izin yang diberikan baik bagi pengambilan air, pemanfaatan sumber air maupun pemanfaatan air berikut sumbernya; 11. Keperluan yang bersifat komersial adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dengan menggunakan manfaat air dan atau sumber air, yang bertujuan atau bersifat mencari keuntungan; 12. adalah ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan: 13. luran adalah iuran jasa air dan atau sumber air. BAB II Izin Penggunaan Air dan Atau Sumber Air Bagian Pertama Azaz Pasal 2 (1) Setiap penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan-keperluan tertentu menurut ketentuan Pasal-Pasal dalam Peraturan ini wajib memperoleh izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang. 2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, terutama bagi penggunaan air dan atau sumber air yang dapat mempengaruhi keseimbangan tata air, harus didasarkan pada rencana perlindung, pengembangan dan penggunaan air dan atau sumber air pada tiap yang bersangkutan yang telah ditetapkan pihak yang berwenang, sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercanturn pada Pasal 7 Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 22 Tahun 1982. (3) Dalam hal rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini belum ditetapkan, maka pemberian izin tersebut didasarkan pada hasil yang terkait dengan penggunaan dimaksud, dengan dikoordinasikan oleh pihak yang berwenang. (4) Direktur Jenderal menetapkan pedoman umurn mengenai persyaratan teknis yang minimal harus diberikan pada setiap penerbitan surat izin penggunaan air dan atau surnber air. Bagian Kedua Pemohon Izin Pasal 3 Penggunaan air dan atau sumber air dengan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan ini dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah, Badan Hukum, Badan Sosial atau perorangan.
  • 4. Bagian Ketiga Penggunaan Air dan atau Sumber air yang dikenakan Izin Pasal 4 Izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 diwajibkandalam hal pengunaan air dan atau sumber air untuk : a. Penyediaan air bersih / air minurn b. usaha perkotaan dan kawasan pemukiman c. penyediaan air irigasi untuk pertanian d. peternakan e. perkebunan f. perikanan g. industri h. pertambangan i. ketenagaan j. pengapungan k. perendaman l. lalu lintas Air m. rekreasi n. pembuangan air limbah o. pembangunan, perubahan atau pembongkaran segala bangunan yang dilakukan pada di atas dan dibawah sumber air. BAB III WEWENANG PEMBERIAN IJIN Pasal 5 (1) Wewenang pemberian ijin penggunaan air dan atau sumber air berada pada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangan masing- masing atas sumber air yang bersangkutan (2) Ijin yang menjadi wewenang menteri terdiri dari : a. Ijin sebagaimana dimaksud pada pasal 4 yang dilakukan pada sumber air yang berada di wilayah sungai yang wewenang pengelolaan air dan atau sumber airnya berada pada menteri. b. Ijin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan ketenagaan kecuali untuk pusat listrik tenaga mikrohidro pada sumber air yang dilimpahkan kepada pemerintah (3) Ijin yang menjadi wewenang Gubernur terdiri dari : a. Ijin sebagaimana dimaksud pada pasal 4 yang dilakukan pada sumber air yang berada di wilayah sungai yang wewenang pengelolaan air dan atau sumber airnya dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah. b. Ijin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan ketenagaan khusus untuk pusat listrik tenaga mikrohidro yang dilakukan pada sumber air yang berada dibawah wewenang Pemerintah Daerah.
  • 5. (4) Dalam hal wewenang pengelolaan atas air dan atau sumber air pada suatu wilayah sungai dilimpahkan kepada Badan Hukum tertentu, maka ijin penggunaan air dan atau sumber air pada wilayah sungai tersebut tetap diberikan oleh Menteri atau Pemerintah Daerah, kecuali ditetapkan lain oleh Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pembentukannya. Pasal 6 (1) Wewenang Menteri dalam pemberian izin penggunaan air dan atau sumber air dilaksanakan oleh Direktur Jenderal kecuali ditentukan lain oleh Menteri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Direktur Jenderal mengatur lebih lanjut pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini. Pasal 7 Wewenang Gubernur dalam pemberian izin penggunaan air dan atau sumber air diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah. BAB IV TATA CARA DAN PERSYARATAN PERMOHONAN DAN PEMBERIAN IZIN Bagian Pertama Tata Cara dan Persyaratan Permohonan Izin Pasal 8 (1) Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air diajukan secara tertulis kepada pihak yang berwenang, dengan mengisi formulir permohonan serta melampirkan persyaratan yang akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. (2) Permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air harus diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal dimulainya penggunaan air dan atau sumber air. Bagian Kedua Tata Cara dan Persyaratan Pemberian lain Pasal 9 (1) Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan izin penggunaan air dan atau sumber air dengan persyaratan-persyaratan lengkap, pihak yang berwenang memberikan persetujuan atau menolak permohonan. (2) Izin penggunaan air dan atau sumber air dapat diberikan oleh pihak yang berwenang apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. permohonan tersebut tidak akan berakibat mengganggu dan
  • 6. atau merugikan kepentingan umum dan kelestarian lingkungan. b. permohonan izin telah memenuhi persyaratan baik teknis maupun adminisiratif yang ditetapkan menurut Peraturan ini. Pasal 10 (1) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2) b Peraturan ini tercantum dalam rekomendasi teknis yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dengan surat izin penggunaan air dan atau sumber air. (2) Rekomendasi teknis bagi surat izin penggunaan air dan atau sumber air yang dikeluarkan oleh Menteri diatur sebagai berikut: a. bila izin tersebut menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan air dan sumber airnya tetap menjadi wewenang Menteri, maka rekomendasi teknis diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. b bila izin tersebut menyangkut wilayah sungai yang pengelolaan air dan sumber airnya dilimpahkan kepada Badan Hukum Tertentu, maka rekomendasi teknis diberikan oleh Badan Hukum Tertentu. (3) Rekomendasi teknis bagi surat izin penggunaan air dan atau sumber air yang dikeluarkan Gubernur diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I Bidang Pengairan / Kepala Sub. Dinas Pengairan Daerah Tingkat I. Pasal 11 (1) Surat izin penggunaan air dan atau sumber air diberikan untuk jangka waktu sesuai dengan pertimbangan keperluannya, dan dapat dimintakan perpanjangannya oleh pemegang izin. (2) Permohonan perpanjangan surat izin penggunaan air dan atau sumber air harus diajukan secara tertulis kepada pihak yang berwenang selarnbat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu surat izin tersebut berakhir. Pasal 12 Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat proses pemberian izin tersebut diatas dibebankan kepada pemohon izin yang pengaturannya ditetapkan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang. BAB V HAK, KEWAJIBAN DAN LARANCAN BAGI PEMEGANGAN IZIN Bagian Pertama Hak Pasal 13 (1) Pemegang Izin berhak menggunakan air dan atau sumber air sesuai dengan izin yang diberikan.
  • 7. (2) Penggunaan air dan atau sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kondisi sumber air dan tersedianya air. Bagian Kedua Kewajiban Pasal 14 (1) Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan yang bersifat komersil sebagaimana dimaksud Pasal 4 berkewajiban mernbayar iuran. (2) Pada dasarnya penerimaan luran oleh pihak yang berwenang dimaksudkan untuk eksploitasi dan pemelirahaan bangunan pengairan serta menjaga kelestarian fungsi sumber air yang penyetorannya dilaksanakan sebagai berikut: a. luran yang diperoleh dan izin penggunaan air dan atau sumber air yang menjadi wewenang Menteri disetorkan ke Kas Negara, kecuali dalam hal wewenang pengelolaan suatu wilayah sungai dilimpahkan kepada Badan Hukum Tertentu maka iuran tersebut disetorkan ke Kas Badan Hukum Tertentu dimaksud. b. luran yang diperoleh dan izin penggunaan air dan atau sumber air yang menjadi wewenan Gubernur disetorkan ke Kas Daerah. Pasal 15 (1) Besarnya luran atas penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan ketenagaan selain pusat listrik tenaga mikrohydro yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Menteri. (2) Besarnya iuran untuk keperluan lain selain yang tercantum pada ayat (1) Pasal ini untukmasing-masing Propinsi ditetapkan oleh Menteri dengan mempertimbangkan usulan dan saran Pemerintah Daerah yang bersangkutan. (3) Penetapan besarnya iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini dilakukan secara berkala 5 (lima) tahun, kecuali ada perubahan kebijaksanaan moneter Pemerintah R.I. Pasal 16 Pemerintah Daerah dan badan Hukum Tertentu diberikan wewenang untuk menetapkan sendiri pengaturan lebih lanjut pelaksanaan pemungutan iuran dengan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan ini, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat Pasal 17 Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air wajib memberikan sebagian air yang diperolehnya untuk kepentingan masyarakat lingkungan sekitarnya apabila diperlukan sesuai dengan izin yang diberikan.
  • 8. Bagian Ketiga Larangan Pasal 18 (1) Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dilarang memindahtangankan izin tersebut kepada pihak lain tanpa persetujuan pemberi izin. (2) Pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dilarang menjual izin kepada pihak lain kecuali ditentukan dalam surat izin. BAB VI PERUBAHAN PEMBEKUAN SEMENTARA, PENCABUTAN DAN BATALNYA IZIN Pasal9 (1) Dalam hal tertentu pihak yang berwenang dapat rnengadakan perubahan, pembekuan sementara, pencabutan dan pembatalan izin penggunaan air dan atau sumber air yang telah dikeluarkan (2) Tata cara perubahan, pembekuan sementara, pencabutan dan pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. BAB VII PENGAWASAN Pasal 20 (1) Pelaksanaan pengawasan terhadap Peraturan ini dilakukan oleh a. Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum sepanjang menyangkut penggunaan air dan atau sumber air yang menjadi wewenang Menteri. b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum daerah Tingkat I Bidang Pengairan/Kepala Sub Dinas Pengairan Daerah Tingkat I sepanjang rnenyangkut izin penggunaan air dan atau sumber air yang menjadi wewenang Gubernur. (2) Pengawasan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini meliputi : a. pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan-persyartan yang tercantum dalam surat izin penggunaan air dan atau sumber air. b. penertiban penggunaan air dan atau sumber air yang belum memperoleh izin. (3) Pelaporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diatur sebagai berikut : a. Kepala Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum melaporkan basil pengawasannya kepada Menteri dan kepada Direktur Jenderal dengan tembusannya kepada Gubernur dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I Bidang Pengairan / Sub dinas Pengairan Daerah Tingkat I. b. Kepala dinas Pekerjaan umum Tingkat I Bidang Pengairan / Sub Dinas Pengiran Daerah Tingkat I melaporkan hasil
  • 9. pengawasannlya kepada Menteri melalui Gubernur dengan tembusan kepada Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum. (4) Apabila laporan hasil pengawasan terhadap hal-hal menyimpang dan persyaratan yang tercantum dalam surat izin penggunaan air dan atau sumber air, maka pihak yang berwenang dapat mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan kewenangan masing-masing. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 (1) Semua pihak yang tanpa izin telah melaksanakan penggunaan air dan atau sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 Peraturan ini, selambat-lambatnya 9 (sembilan) bulan sejak Peraturan ini berlaku, harus mengajukan permohonan izin kepada pihak yang berwenang. (2) Para pemegang izin penggunaan air dan atau sumber air dalam waktu selambat-lambatnya 9 (sembilan) bulan sejak Peraturan ini berlaku harus mendaftarkan kembali izinnya untuk memperbarui dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan ini. (3) Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara dan persyaratan pemberian izin penggunaan air dan atau sumber air tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 (1) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetakan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang. (3) Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 5 Desember 199O Menteri Pekerjaan Umum Ttd Radinal Moochtar. ______________________________________