Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia telah menjadi masalah kesehatan selama 41 tahun terakhir dengan peningkatan jumlah provinsi dan kabupaten yang terdampak. Di Jawa Tengah, angka kesakitan dan kematian DBD antara 2008-2012 dipantau. Beberapa faktor lingkungan seperti kepadatan rumah, ketersediaan rumah sehat, keberadaan jentik, curah hujan, dan tempat perindukan nyamuk berkontribusi terhadap
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Epid ling
1.
2. PERSEBARAN KASUS DI INDONESIA
• Di indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun
terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan
• Persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2
provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%)
• Kabupaten/kota pada tahun 2009. Provinsi maluku, dari tahun 2002 sampai tahun 2009
tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadi
• Juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi
158.912 kasus pada tahun 2009.
3.
4. SITUASI KEADAAN PENYAKIT DBD DI
PROVINSI JAWA TENGAH (2012)
Angka Kesakitan DBD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008–2012
Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008–2012
5. PETA CFR DBD KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2008–2012
6. SITUASI KEADAAN PENYAKIT DBD DI
KABUPATEN KEBUMEN
•Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini sebagian
besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang
orang dewasa. Pada tahun 2011, kabupaten kebumen terdapat 30 kasus
demam berdarah dengue. Dengan demikian, IR DBD pada tahun 2011
adalah 2,4 per 100.000.
7. HIPOTESIS SEMENTARA
“Terdapat hubungan antara fartor lingkungan (kepadatan rumah,
Rumah sehat, bangunan bebas jentik, kepadatan nyamuk, curah
hujan, perencanaan ruangan, tempat perindukan) dengan kejadian
penyakit demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten kebumen
tahun 2011”
9. KEPADATAN RUMAH
•Kepadatan rumah dan bangunan indikator kepadatan penduduk.
•Jumlah penduduk kabupaten kebumen (2011) 1.258.947 jiwa 26
kecamatan,
•326.388 rumah tangga/KK atau rata-rata 3 jiwa per rumah tangga.
•Persebaran penduduk tidak merata
•Tingkat kepadatan penduduk mencapai 983/ km²
•Persebaran penduduk yang tidak merata menjadi faktor penting dalam
meningkatkan angka kejadian demam berdarah dengue (DBB).
•Hasil penelitian : padatan hunian dengan kejadian DBD (P>0,05)
10. RUMAH SEHAT
•Bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang
tidak terbuat dari tanah/ kedap air
11. CAKUPAN RUMAH SEHAT PER PUSKESMAS
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011
•Cakupan kabupaten adalah
65,76%, masih kurang dari
target yang ditetapkan yaitu
70%.
•Kondisi geografis, kesadaran
masyarakat adalah beberapa
penyebab cakupan rumah sehat
di kabupaten kebumen masih
rendah.
12. BANGUNAN BEBAS JENTIK
•Laporan bidang pengendalian masalah kesehatan hasil pemeriksaan jentik
berkala persentase bangunan/ rumah bebas jentik : 79,05 % (407.741 rumah
dari 211.541 rumah yang diperiksa).
•Sedangkan cakupan rumah ang diperiksa hanya 12,32 % dari 50.321
bangunan yang ada
•Target program angka bebas jentik > 95 % masih dibawah target.
•Rendahnya angka bebas jentik sangat berhubungan erat dengan
peningkatan kasus dbd, diharapkan dengan meningkatnya cakupan angka
bebas jentik dapat menekan insiden penyakit demam berdarah.
13. KEPADATAN NYAMUK
•Rendahnya cakupan bangunan bebas jentik di kabupaten
kebumen dan jauh dari target yang sudah ditetapkan dapat
menimbulkan munculnya perindukan baru bagi nyamuk yang
berakibat meningkatkan potensial angka pada kejadian demam
berdarah dengue (DBD).
•Hasil perhitungan hubungan antara keberadaan jentik dengan
kejadian DBD di Kota Purwokerto (p = 0,017)
14. CURAH HUJAN
•Tidak menentunya musim curah hujan yang terjadi lebih tinggi
tempat perindukan baru bagi vektor penyakit demam
berdarah dengue (DBD), yaitu nyamuk aedes aegypty
meningkatkan potensial angka pada kejadian demam berdarah
dengue (DBD).
15. PENCAHAYAAN RUANGAN
•Wilayah kerja puskesmas srondol, kecamatan banyumanik,
kota semarang (2010)
•Hubungan pencahayaan ruangan dengan kejadian DBD (p-
value = 0,013)
•Hasil perhitungan OR = 1,460
•Kebumen tidak dijelaskan
16. TEMPAT PERINDUKAN (BREEDING PLACE)
•Bak kamar mandi, tandon air, ember, tempayan, tempat air
curahan kulkas dan vas bunga.
•Wilayah kerja puskesmas srondol (p-value = 0,048), or = 2,185
•Kota mataram (p<0,05), risiko relatif (rr) = 2,96
•Kota purwokerto (p = 0,037)
•Kebumen tidak dijelaskan
17. UPAYA-UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN
PEMERINTAH
•Manajemen lingkungan penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk
(gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta
pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.