Dokumen tersebut membahas tentang asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas. Dokumen ini menjelaskan standar pelayanan untuk bayi baru lahir dan neonatus, termasuk pencegahan infeksi, pemberian ASI, imunisasi, dan penimbangan berkala untuk memantau pertumbuhan bayi.
1. ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN
NEONATUS DI KOMUNITAS
Dosen pengampu : Henik Istiqomah
2. ANGGOTA :
1. FAUZIA ISNAINI P 27224012 140
2. FITA SEPTIANA P 27224012 141
3. INTAN KURNIAWATI P 27224012
4. ISMI PUJI ASTUTI P 27224012
5. JAYANI PUTRI LESTARINI P 27224012
6. KARISNA SETYOWATI P 27224012
3. Asuhan bayi baru lahir dan neonatus
di komunitas
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
komprehensif bagi bayi baru lahir dimulai sejak janin
dalam kandungan sampai dengan bayi berumur 28
hari di puskesmas dan jaringannya, maka setiap tenaga
kesehatan harus mematuhi standar pelayanan yang
sudah ditetapkan. Standar yang dijadikan acuan antara
lain : Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), Pedoman
Asuhan Persalinan Normal (APN), dan Pelayanan
Neonatal Esensial Dasar .
4. Penyebab utama kematian neonatus adalah tetanus
neonatorum, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan asfiksia.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatus
diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin,
pertolongan persalinan 3 bersih (bersih tangan penolong,
alat pemotong tali pusat dan alas tempat tidur ibu).
Perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk
perawatan tali pusat yang higienis. Selain itu dilakukan pula
upaya deteksi dini neonatus resiko tinggi agar segera dapat
diberikan pelayanan yang diperlukan.
5. STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1.Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan
infeksi
2. Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia
sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan
atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah dan menangani hipotermia
6. 3. Hasil
a. Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat
segera menerima perawatan yang tepat.
b. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat dan
dapat bernafas dengan baik
c. Penurunan angka kejadian hipotermia
7. 4. Prasyarat
1) Bidan mampu untuk:
a. Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dan menggunakan apgar
skor
b. Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi bayi
c. Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan
pencegahan dan penangannya
2) Adanya alat/bahan yang diperlukan, misalnya sabun, air bersih dan
handuk untuk mencuci tangan, handuk lembut yang bersih untuk
bayi, kain yang bersih dan kering untuk bayi, thermometer dan
timbangan bayi.
3) Obat tetes mata : salep mata tetrasiklin 1%, klorampenikol 1%
atau eritromisin 0,5%
4) Kartu Ibu
8. 5. Proses
Bidan harus :
1) Segera sesudah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas
dengan baik.
2) Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih dan
hangat, kemudian pakaikan kain kering yang hangat.
Berikan bayi kepada ibunya untuk di dekap di dadanya
serta diberi ASI
3) Klem tali pusat dilakukan pada dua tempat. Pengikatan
dilakukan dengan dua tempat, yang pertama berjarak 5
cm dari jarak umbilicus dan pengikatan yang kedua 10
cm dari umbilicus.
9. 4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan
dengan handuk bersih. Usahankan ruangan tetap hangat
(supaya bayi tidak mengalami hipotermi).
5) Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi
secara umum dengan menggunakan apgar score.
6) Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari
kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah
kemaluan.
7) Timbang bayi dan ukur panjangnya.
8) Periksa tanda vital bayi
9) Berikan bayi kepada ibu untuk disusui dengan ASI segera
setelah lahir, paling lambat dalam 2 jam pertama
10. 10) Pastikan bahwa bayi tetap terbungkus/mengenakan
pakaian hangat dan tutup kepala. Bantulah ibu untuk
menyusui bayinya, terutama ibu yang baru pertama kali
menyusui.
11) Cuci tangan sekali lagi dengan sabun, air bersih, dan
keringkan tangan dengan handuk bersih. Berikan salep mata
pada mata bayi.
12) Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium bayi dalam 24
jam pertama.
13) Lakukan pencatatan semua yang ditemukan dalam kartu ibu
dan kartu bayi, rujuk ke rumah sakit bila ada kelainan.
11. PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
1.Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir
dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau
rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar , bayi
berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
• Pencegahan infeksi (PI)
• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama
6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan
tubuh bayi.
12. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di
paha kiri
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata
antibiotika dosis tunggal
Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemberian ASI eksklusif
13. Pencegahan infeksi
1) Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu ;
eritromysin 0,5% / tetrasiklin 1%.
2) Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat / neosporin dan langsung diteteskan
pd mata bayi segera setelah bayi lahir.
3) BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam
perawatannya.
· Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi
· Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang blm dimandikan
· Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika
menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih
· Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi
dalam keadaan bersih
· Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda – benda
lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi
setelah digunakan)
14. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan/gangguan oleh karena itu penting diperhatikan dalam
memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak
antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.
Membersihkan jalan nafas
Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas
perut ibu
Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa
Periksa ulang pernafasan
Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan :
Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
ekstensi.
Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
15. Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.Caranya :
1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5%
untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.
2. Bilas tangan dengan air matang /DTT.
3. Keringkan tangan (bersarung tangan)
4. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan klem tali
pusat atau benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan, jika menggunakan
benang tali pusat, lakukan pengikatan tali pusat dengan tekni 2,2. Lingkarkan
benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan simpul
kunci dibagian tali pusat pd sisi yang berlawanan.
6. Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%
7. Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :
Keringkan bayi secara seksama
Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan hangat
Tutup bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
16.
17. IMD
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD.
Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):
1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar
bersalin
2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa
menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di
dada ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan
mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan
bayi diberi topi.
18. 4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan
biarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu.
5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali
perilaku bayi sebelum menyusu.
6. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu
minimal selama SATU JAM; bila menyusu awal terjadi
sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
7. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam
posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan
biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 MENIT
atau 1 JAM berikutnya.
19.
20. Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:
Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah
Baru lahir sebelum usia 6 jam.
Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari
Minggu ke 2 pasca lahir
Baru lahir sebelum usia 6 jam.
Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari
Minggu ke 2 pasca lahir
Langkah langkah pemeriksaan:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi.
21. Anamnesis:
1. Keluhan tentang bayinya
2. Masalah kesehatan pada ibu yang mungkin berdampak
pada bayi (TBC, demam saat persalinan, KPD > 18 jam,
hepatitis B atau C, sifilis, HIV/AIDS, penggunaan obat).
3. Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang diberikan
pada bayi jika ada.
4. Warna air ketuban
5. Riwayat bayi buang air kecil dan besar
6. Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
24. Cara menjaga kesehatan bayi :
a.Amati pertumbuhan bayi baru lahir dan neonatus secara teratur
Timbang BB bayi baru lahir dan neonatus sebulan sekali sejak usia 1 bulan
sampai 5 tahun di posyandu
Tanya hasil penimbangan dan minta pada kader mencatat di KMS
Jika bayi baru lahir dan neonatus tumbuh kurang sehat minta nasehat gizi
kepetugas kesehatan
Bermain dan bercakap – cakap pada bayi baru lahir dan neonatus sangat
penting bagi perkembangan bayi baru lahir dan neonatus
b. Minta imunisasi sesuai jadual di posyandu, Rumah Sakit atau praktek swasta
bayi baru lahir dan neonatus harus diimunisasi lengkap sebelum berusia 1
tahun
Imunisasi mencegah penyakitTBC, Hepatitis, Polio, Difteri, batuk 100 hari,
tetanus dan campak
25. Kunjungan neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
• Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
• Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
• Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi
pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka
dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang
optimal
26. Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan
dipuskesmas atau melalui kunjungan rumah.Pelayanan yang diberikan mengacu
padapedoman ManajemenTerpadu Balita Sakit(MTBS) pada algoritma bayi
muda (ManajemenTerpadu Bayi Muda/MTBM).
Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
PemberianVitamin K1, Imunisasi Hepatitis B-0 bila belum diberikan pada
waktu
perawatan bayi baru lahir
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah
termasuk perawatan tali pusat dengan menggunakan Buku KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
27. 6- 48 jam setelah bayi lahir
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Perhatikan intake dan output bayi
4) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
5) Komunikasikan kepada orang tua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat.
6) Dokumentasikan
b. Minggu pertama setelah bayi lahir
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat
badan saat bayi lahir
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Perhatikan intake dan output bayi
4) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
5) Dokumentasikan
Jadwal Kunjungan neonatal
28. c. Minggu kedua setelah bayi lahir
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat
badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Perhatikan intake dan output bayi
4) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
5) dokumentasikan
29. Tatalaksana kunjungan rumah bayi
baru lahir oleh bidan diantaranya :
1. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah sampai tali pusat lepas, bila
mungkin selama satu minggu pertama sesudah bayi lahir.
2. Kartu anak (buku KIA) harus diisi lengkap dan kelahiran bayi harus di daftar atau
dibawa ke puskesmas.
3. Bidan hendaknya meneliti apakah petugas yang melayani persalinan sudah
memberikan perhatian terhadap semua hal.
Pada tiap kunjungan rumah :
Periksalah kemungkinan infeksi mata.
Periksa tanda vital bayi
Periksa tali pusat
Periksalah alat kelamin dengan kebersihannya
Amatilah bahwa urine dan feses normal.
Tanyakan pada ibu apakah terdapat penyulit pada bayinya
30. Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu bersalin
Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang sedemikian
rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan dan
memberikan kehangatan di atas tempat resusitasi
Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir
Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
Sarung tangan bersih
Kain bersih dan hangat
Stetoskop infant dan dewasa
Stop watch atau jam dengan jarum detik
Termometer
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Pengukur lingkar kepala 30
Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
Senter
Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
Salep mata Oxytetrasiklin 1%
Vaksin Hepatitis B (HB) 0
Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register kohort bayi)
Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir harus
tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi:
31. Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan
kunjungan neonatal meliputi:
Tempat periksa bayi
Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
Air bersih, sabun dan handuk kering
Sarung tangan bersih
Kain bersih
Stetoskop
Stop watch atau jam dengan jarum detik
Termometer
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Pengukur lingkar kepala
Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1 ml/cc
Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
Salep mata Oxytetrasiklin 1%
Vaksin Hepatitis B (HB 0)
Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM, Partograf,
Formulir register kohort bayi)