Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani meliputi proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
2. • Pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan
• Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas
jasmani itu sendiri, tetapi untuk
mengembangkan potensi siswa melalu
aktivitas jasmani
• Pendidikan jasmani, yakni menunjuk proses
pendidikan tentang aktivitas-aktivitas yang
mengembangkan dan memelihara tubuh
manusia
3. A. HAKEKAT PENJAS
• Istilah “Pendidikan” walaupun tidak asing dimasy bahkan
di kalangan akademisi ttp istilah tsb diartikan berbeda dari
masa ke masa. Bisa diartikan: proses latihan, sejumlah
pengalaman yg memungkinkan seseorang mendptkan
pemahaman atau pengetahuan baru, dsb.
• John Dewey: pend sbg “rekonstruksi aneka pengalaman
dan peristiwa yg dialami dlm kehidupan individu shg sgl
sstu yg baru mjd lebih terarah dan bermakna.
• Filsafat modern menerapkan pd pendidikan jaman skrg
lbh banyak menekankan pd pengemb individu secara
total yg menekankan pd pengemb individu secara utuh.
4. Keragaman Pandangan-pandangan
Penjas:
1. Pandangan Tradisional
Menganggap bahwa Penjas hanya semata-mata
mendidik jasmani atau sebagai pelengkap,
penyeimbang, atau penyelaras pend rohani manusia.
Penjas hanya sbg pelengkap saja.
Di AS, pandangan dikotomi ini muncul pd akhir abad
19 (1885-1900), yg dipengaruhi oleh sistem Eropa,
spt sistem Jerman dan Swedia; yang menekankan
pd perkemb aspek fisik, kehalusan gerak, dan
karakter peserta didik, dg gymnastik sbg medianya.
5. Penjas lebih berperan sbg “medicine” (obat)
drpd pendidikan. OKI para pengajar Penjas
berlatarbelakang akademis kedokteran
dasar, shg dlm merumuskan tujuan, program
pelaks, dan penilaian mjd salah kaprah. Yaitu
cenderung kpd upaya memperkuat badan,
memperhebat ketr fisik yg mengabaikan
kepentingan jasmani itu sendiri.
6. 2. Pandangan Modern (sering disbt Pandangan
Holistik)
Manusia bukan sesuatu yg terdiri dari bagian-
bagian yg terpilah-pilah. Manusia adl kesatuan dr
berbagai bagian yg terpadu. OKI Penjas tdk hanya
berorientasi pd jasmani (satu komponen saja).
Di AS dipelopori oleh Wood dilanjutkan
Hetherington th 1910. Penjas dipengaruhi
“progressive education” bahwa semua pendd hrs
memberi kontribusi thd perkemb anak secara
menyeluruh, dan penjas memp peranan yg sangat
penting thd perkemb tsb.
7. 3. Pandangan Indonesia
Pandangan holistik oleh Jawatan Pend Jas th 1960:
“Penjas adl pend yg mengaktualisasikan potensi-
potensi akt manusia berupa sikap, tindak, dan karya
yg diberi bentuk isi, dan arah menuju kebulatan pribadi
sesuai dg cita-cita kemanusiaan”.
Definisi yg relatif sama, oleh Pangrazi dan Dauer
(1992) Penjas mrpk bagian dari program pend umum
yg memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman
gerak, thd pertumb dan perkemb anak secara
menyeluruh. Penjas didefinisikan sebagai pendidikan
dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan
cara-cara yg tepat agar memiliki makna bagi anak.
8. AK Ateng (1993) mengemukakan; Penjas mrpk
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan
melalui berbagai kegiatan jasmani yg bertujuan
mengembangkan secara organik, neuromuskuler,
intelektual dan emosional.
Wall dan Murray (1994) mengemukakan lbh spesifik,
“masa kanak-kanak adl masa yg sangat kompleks,
dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu
berubah-ubah. Oleh krn sifat anak-anak yg sll dinamis
pd saat mereka tumbuh dan berkembang, maka
perubahan satu element sering kali mempengaruhi
perubahan pd element lainnya. Oleh krn itulah, adl
anak scr keseluruhan yg hrs dididik, tdk hanya
mendidik jasmani atau tubuhnya saja”.
9. Menuruta BNSP Pendidikan jasmani adalah
suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani
yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap
peserta didik.
10. Oleh krn itu dpt dikatan bahwa PENJAS pada
dasarnya mrpk pend melalui akt jasmani utk
mencapai perkemb individu secara menyeluruh.
Namun demikian, perolehan ketrp dan perkemb lain
yg bersifat jasmaniah itu jg sekaligus sbg tujuan.
Melalui PENJAS peserta didik disosialisasikan ke
dalam akt jasmani termasuk ketrp berolahraga. OKI
tidak mengherankan apabila banyak yg menyakini
dan mengatakan bahwa PENJAS mrpk bagian dari
pend menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yg
strategis utk mendidik.
11. B. RASIONAL
PENJASORKES mrpk bagian integrasi dari pend
secara keseluruhan, bertujuan utk mengemb
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat, dan pengenalan
lingkungan bersih melalui akt jasmani, olahraga
dan kesehatan
12. PENJASORKES mrpk media utk mendorong
pertumbuhan fisik, perkemb psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-
mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yg bermuara
utk merangsang pertumb dan perkemb kualitas
fisik dan psikis yg seimbang.
13. MAKNA OLAHRAGA
• Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia
adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang
atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate
Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik
untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
14. • Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses
sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak
dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
15. • Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut
Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep
bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain
mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari
rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d.
Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang
lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada
kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik,
strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup
sport; permainan yang dilembagakan.
16. Perbedaan Penjas dan Olahraga
• Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus
juga mempertimbangkan hubungan antara bermain
(play) dan olahraga (sport),
• Bermain pada intinya adalah aktivitas yang
digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan
bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang
tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus
selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen
dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
17. • Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk
bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa
olahraga semata-mata suatu bentuk
permainan yang terorganisasi, yang
menempatkannya lebih dekat kepada istilah
pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian
yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara
tradisional, olahraga melibatkan aktivitas
kompetitif.
18. • Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah
aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat
mengartikan olahraga tanpa memikirkan
kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu,
olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya
pada satu saat menjadi olahraga, tetapi
sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya
semata-mata bermain; karena aspek
kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
19. • Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani
melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat melumat secara pas dalam
konteks pendidikan jika digunakan untuk
tujuan-tujuan kependidikan
• Bermain dapat membuat rileks dan
menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan,
seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada
tujuan kependidikan
20. PERBEDAAN PENJAS DAN OLAHRAGA
Pendidilkan Jasmani Olahraga
Objek: Seluruh siswa Objek: Siswa yang berminat/berbakat dalam cabang olahraga
tertentu, calon atlet/atlet
Subjek: Subjek:
Guru Pelatih
Tujuan: Tujuan:
Untuk mencapai tujuan pendidikan Untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya
Materi: Materi:
Semua aktivitas fisik/gerak (termasuk olahraga) Cabang-cabang olahraga
Sasaran: Sasaran:
Aktivitas fisik/gerak sebagai alat Terkuasainya cabang olahraga tertentu/yang diminati
Sifat: Sifat:
Wajib Sukarela
Waktu pelaksanaan: Waktu pelaksanaan:
Intrakurikuler Ekstrakurikuler
21. Proporsi penjas dan olahraga di sekolah
Komponen Pendidikan Jasmani Sport (Olahraga)
Kinerja motorik (motor
Pendidikan keseluruhan, kepribadian
Tujuan performance/kinerja gerak untuk
dan emosional
prestasi
Child centered (sesuai dengan
Subject centered (berpusat pada
Materi kebutuhan anak/individualized)
materi)
Fungsional untuk cabang olahraga
Teknik gerak Seluas gerak kehidupan sehari-hari
bersangkutan
Disesuaikan dengan keperluan (tidak Peraturannya baku (standar) agar
Peraturan
dibakukan) dapat dipertandingkan
Ditinggalkan/untuk milih cabang
Anak yang lamban Harus diberi perhatian ekstra
olahraga lain
Untuk mengukur kemampuan awal Untuk cari atlit berbakat
Talen Skating (TS)
Mutilateral (latihan yang menyangkut
Latihannya semua otot) Spesifik
Partisipasi Wajib Bebas
22. TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Berdasarkan perkembangan pendidikan jasmani di
negara-negara maju dan mempertimbangkan
tantangan dan kebutuhan bangsa, Rusli Luthan dkk.
(2000) menyusun rumusan tujuan umum pendidikan
jasmani sebagai berikut:
• Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui
internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
• Membangun landasan kepribadian yang kuat,
sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan
agama.
23. Lanjutan ...
Lanjutan ...
• Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk
melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan
orang lain.
• Menumbuhkan cara pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup
sehat.
• Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk
berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas fisik
dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
• Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan
mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang
bersifat rekreatif.
24. • Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui
pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan
jasmani.
• Mengembangkan keterampilan untuk melakukan
aktivitas jasmani dan olahraga, serta memahami
alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
• Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan
terhadap hak-hak asasi orang lain melalui
pengamalan fair play dan sportivitas.
• Menumbuhkan self esteem sebagai landasan
kepribadian melalui pengembangan kesadaran
terhadap kemampuan dan pengendalian gerak
tubuh.
25. Berdasarkan KTSP tujuan Penjasorkes
adalah:
• Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis
yang lebih baik.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan
jasmani, olahrgaga dan kesehatan.
26. Lanjutan…
• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olehraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
27. FUNGSI PENJAS
Fungsi pendidikan jasmani Annarino, Cowell,
and Hazelton (1980: 62-63) mengklasifikasikan
ke dalam enam aspek, yaitu:
(1) organik;
(2) neuromuskuler;
(3) perseptual;
(4) kognitif;
(5) sosial; dan
(6) emosi.
28. Kontribusi Nilai-nilai Aktivitas Fisik Terhadap Perkembangan
Anak, menurut Gabbard, LeBlanc dan Lowy (1987: 5)
KOGNITIF:
• Stimulus untuk berpikir (inkuiri, kreativitas)
• Kemampuan Perseptual
• Kesadaran Gerak
• Penguatan akademik*)
29. AFEKTIF:
• Kesenangan
• Konsep diri
• Sosialisasi (Hubungan dengan teman sebaya)
• Sikap
• Apresiasi untuk aktivitas fisik
PSIKOMOTOR :
• Pertumbuhan biologis
• Kesegaran, kesehatan dan yang berkaitan dengan
keterampilan
• Efisiensi gerak
30. Pelaksanaan kurikulum 2006, pendidikan jasmani di
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA adalah mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Ruang
lingkup penjasorkes meliputi tujuh aspek antara lain:
• Permainan dan olahraga
• Aktivitas ritmik
• Aktivitas uji diri (senam)
• Aktivitas pengembangan
• Aktivitas air (akuatik)
• Aktivitas di luar kelas (outdoor activity)
• Pendidikan kesehatan.
31. Materi Pokok Penjas di SD
• Struktur materi Penjas dikemb dg menggunakan
model kurikulum kebugaran jasmani dan pend
olahrga (Jewtt, Ennis, & Bain, 1995). Asumsi yg
digunakan kedua model ini adl utk mencipatakan
gaya hidup sehat dan aktif, maka manusia perlu
memahami hakekat kebugaran jasmani dg
menggunakan konsep latihan yg benar
• Utk TK s.d SD kelas 3 meliputi: Kesadaran akan
tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerak
ritmit, permainan, akuatik, senam, kebugaran
jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku.
32. • Utk SD kelas 4 s.d 6 adl aktivitas pembentukan
tubuh, permainan dan modifikasi olahraga,
kecakapan hidup di alam bebas, dan
kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani
serta pembentukan sikap dan perilaku)