Makalah ini membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mendukung pendidikan Indonesia. TIK diyakini dapat membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan seperti akses, kualitas, dan relevansi. Pemanfaatan TIK dalam pendidikan perlu diatur dengan kebijakan dan standarisasi mutu agar efektif. Pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dengan
1. BAB II
PEMBAHASAN
PEMANFAATAN ICT/TIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENDUKUNG PENDIDIKAN INDONESIA
1. Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti
kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen
pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas,
tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK/ICT. Pendidikan berbasis TIK/ICT merupakan
sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh
pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas,
produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.
Perkembangan TIK/ICT atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia
pendidikan masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Terdapat
beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik
dan profesional pendidikan untuk memanfaatkan TIK/ICT di berbagai jenjang pendidikan baik
formal maupun non formal. Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan,
standarisasi, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di
lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan baik
pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan TIK dalam pendidikan sangat mutlak
dilakukan secara terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan.
2. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK/ICT)
Dalam lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal TIK/ICT meliputi
komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital,
2
2. tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian, bahwa peran TIK/ICT adalah
sebagai alat untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK/ICT
merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dan sebenarnya TIK/ICT
memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di bidang pendidikan.
Rencana cetak biru TIK Depdiknas, paling tidak menyebutkan tujuh fungsi TIK dalam
pendidikan , yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard
kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, dan sebagai infrastruktur.
UNESCO telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi
TIK/ICT, yaitu :
1) Tahap emerging; yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga
kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, maupun menerima donasi untuk pengadaan
sarana dan prasarana (supporting work performance)
2) Tahap applying; yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan kontribusi
TIK/ICT. Pendidik dan tenaga kependidikan menggunakan TIK/ICT dalam manajemen sekolah
dan kurikulum (enhancing traditional teaching)
3) Tahap infusing; yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK/ICT. Perguruan
tinggi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab, kelas, dan administrasi.
Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui pemahaman baru, dimana TIK/ICT
mengubah produktivitas professional (facilitating learning).
4) Tahap Transforming; yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK/ICT dalam
seluruh organisasi. Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar yang
integratif dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK.
3. Kebijakan Pemanfaatan TIK/ICT Pendidikan
3.1. Kurangnya Pemanfaatan TIK/ICT
3
3. Kurangnya pemanfaatan TIK/ICT pada pendidikan, memiliki banyak tantangan baik dari sisi
input, proses maupun output untuk Pendidikan Nasional di Indonesia. Beberapa tantangan
pendidikan nasional tersebut adalah sebagai berikut:
Banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun.
Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah sebagai contoh:
tidak semua sekolah memiliki telepon, apalagi koneksi internet itu terjadi pada pedesaan
biasanya.
Tidak seragamnya dan rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah yang
ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat kelulusan Ujian Nasional dan nilai Ujian
Nasional.
Rendahnya jumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Rendahnya daya tampung dan tingkat partisipasi kuliah.
Rendahnya Tenaga Pengajar Non Formal.
Rendahnya tenaga pendidik(Guru) yang belum memenuhi syarat sertifikasi.
Rendahnya tingkat pemanfaatan TIK/ICT di sekolah maupun kampus, yang ditunjukkan
dengan kondisi dimana tidak semua sekolah mempunyai sarana TIK/ICT. Sekalipun ada,
jumlahnya terbatas dan pemanfaatannya masih belum optimal.
3.2. Peran Strategis TIK/ICT untuk Pendidikan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan pemanfaatan TIK dalam pendidikan melalui Pendidikan Jarak Jauh bahwa
“(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, (2)
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat
yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler, (3) Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan dalam bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan
belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Jadi, sistem pendidikan jarak jauh telah menjadi suatu inovasi yang berarti dalam
dunia pendidikan nasional.
4
4. Sistem pendidikan jarak jauh yang dimulai dengan generasi pertama korespondensi
(cetak), generasi kedua multimedia (Audio, VCD, DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak
jauh (telekonferensi/TV), generasi keempat pembelajaran fleksibel (multimedia interaktif) dan
generasi kelima e-Learning (web based course), akhirnya generasi keenam pembelajaran mobile
(www).
TIK/ICT memiliki peran penting dalam menunjang tiga kebijakan pendidikan nasional,
yaitu:(1) perluasan dan pemerataan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan
(3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu, akuntabel, murah, merata dan terjangkau rakyat banyak.
4. Pembelajaran Berbasis TIK/ICT (e_Learning)
Menurut Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning ialah yang pertama, e-learning
merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-
learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan
berbasis komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-
learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi
pendidikan. Keempat, kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan
cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya
belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi hasil
yang lebih baik.
Pembelajaran berbasis TIK/ICT atau e-Learning adalah sumber pembelajaran baik
secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti Internet,
CDROM, video tape, DVD, TV, Handphone, dan PDA. Pola-pola seperti itu semua berbeda
satu dengan yang lain. E-learning lebih luas dibandingkan dengan online learning. Online
learning hanya menggunakan Internet/intranet/LAN/WAN tidak termasuk menggunakan CD
ROM.
5
5. Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara pembelajaran
langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous), dengan sebuah terminologi untuk
mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung.
4.1. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)
Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu
yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada pada tempat
yang berbeda satu sama lain. Contohnya :
1. Mendengarkan siaran Radio.
2. Menonton siaran Televisi
3. Telepon Internet dan Chatting
5. Siaran langsung Satelite dua arah.
4.2. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)
Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan
adanya delay waktu (waktu yang berbeda). Pendidik(Guru) dan peserta didik secara fisik
berada pada tempat yang berbeda. Contohnya :
1. Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.
2. Kelas belajar menggunakan video tape.
3. Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.
4. Rekaman suara, mentoring tanya jawab.
5. Membaca pesan e-mail,mengakses content onlinedan forum diskusi.
6
6. Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidik(Guru)
harus mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar mengajar
berlangsung. Peserta didik bebas menentukan kapan akan mempelajari materi belajar tersebut.
Contoh TIK/ICT yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan
asyncronous sebagai berikut:
Asyncronous Learning Syncronous Learning
(Pembelajaran secara Langsung) (Pembelajaran secara Tidak Langsung)
Fax Telephone
E-Mail Screen Sharing
Knowledge Base Chat
Newsgroups Web conferences
Computer Based Training Online Seminar
Quick Reference Guide Compressed video classes
Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut:
Karakteristik Penjelasan
Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk
memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan
pemakai.
Self Managing Pemakai dapat mengelola sendiri proses pembelajaran
dengan mengikuti struktur yang telah dibuat.
Feedback-Interactivity Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan
disediakan feedback pada proses pembelajaran.
7
7. 5. Standarisasi Pendidikan Berbasis TIK/ICT
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 35,
menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standarisasi
pendidikan mutlak diperlukan untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan. Pada dasarnya
SNP merupakan persyaratan minimum yang ditetapkan Undang-Undang.
Pentingnya standard dan spesifikasi dalam pendidikan berbasis TIK/ICT, karena
memungkinkan terjadinya pembelajaran sebagai berikut: 1) Interoperability, sistem berinteraksi
dengan sistem lain dalam organisasi, 2) Reusability, sumber / objek belajar mudah digunakan
dalam kurikulum, latat, profil peserta didik yang berbeda, 3) Manageability, sistem telusur
informasi tentang peserta didik dan konten, 4) Accessibility, semua peserta didik memiliki
kemudahan menerima konten setiap saat, dan 5) Sustainability, teknologi terus berkembang
sesuai standar untuk menghindari keusangan.
8
8. BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi
dalam pendidikan mutlak dilakukan untuk menjawab permasalahan di bidang pendidikan
terutama akses dan pemerataan serta mutu pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu
pendidikan menjadi pondasi yang harus dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis TIK
yang efektif dan efisien. Implementasi pendidikan berbasis TIK dapat dilakukan melalui model
hybrid (dual system) yang mengkombinasikan pembelajaran klasikal (face 2 face) dengan belajar
terbuka dan jarak jauh (on line). Sedangkan pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan
secara lansung (syncronous learning) dan tidak langsung (asyncronous Learning). Hal ini
tergantung dengan kondisi teknologi dan jaringan yang tersedia. Standarisasi dalam pemanfaatan
TIK dalam pendidikan sangat penting untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan berbasis TIK, khususnya di Indonesia sebagai berikut :
1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan baik di
sekolah atau perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan
pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan berbasis TIK hanya akan berhasil apabila
dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis dan terintegrasi.
2. Perencanaan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang 8ntegrative meliputi
kebijakan, standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur SDM
pendidikan menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan efisien.
3. Penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh (e-
Learning), membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah, swasta
serta masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan investasi pendidikan yang
memadai.
4. Standarisasi mutu penyelenggaran pendidikan berbasis TIK perlu ditindaklanjuti dengan
standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas program
pendidikan berbasis TIK.
9
9. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan itu merupakan hal yang sangat penting bagi tiap individu terutama yang
masih dalam usia sekolah. Mengapa anak (manusia) perlu dan harus dididik? Pertanyaaan ini
menuntut jawaban yang tidak berbeda dengan pertanyaan mengapa anak (manusia) harus
belajar? Sebagai jawaban terhadap pertanyaan ini, agaknya kita sependapat bahwa di dunia
ini tak ada makhluk hidup yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti
bayi manusia. Sebaliknya, tidak ada makhluk lain di dunia ini yang setelah dewasa mampu
menciptakan apa yang telah diciptakan manusia dewasa. Oleh karena itu saya membuat
makalah ini agar anak-anak maupun mahasiswa lebih mengerti dan memehami pemakaian
ataupun pemanfaatan ICT/TIK dengan sebaik mungkin agar menjadi lebih baik dalam
pemakaian tehnologi khususnya di Indonesia. Oleh karena itu saya membuat makalah ini
agar pemanfaatan maupun pemakaian ICT/TIK digunakan dengan baik dalam pendidikan di
Indonesia karena banyak sekolah-sekolah ketinggalan dalam tehnologi.
1.2 Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk
mahasiswa maupun pendidik agar pemanfaatan tehnologi digunakan dengan benar,
diantaranya :
a. Mahasiswa/pendidik maupun yang membaca makalah ini dapat memanfaatkan
tehnologi dengan sebaik mungkin sehingga pendidikan di Indonesia lebih
berkembang lagi.
b. Semoga mahasiswa/pendidik maupun yang akan membaca makalah ini lebih
berkembang pengetahuan nya tentang tehnologi.
c. Semoga dengan adanya makalah ini orang-orang khususnya Pendidik Nasional dapat
memahami pendidikan di Indonesia yang kurang baik khususnya di bidang tehnologi
menjadi baik apalagi dalam bidang tehnologi.
1
10. .MAKALAH INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY
PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG
KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Information Communication and Technology
Disusun oleh:
Intan Widya Putri 0311 12 007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2012
11. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………..1
I.I Latar Belakang ………………………………………………………….1
I.II Manfaat …………………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan ………………………………………………………………….2
Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mendukung
Kemajuan Pendidikan Indonesia ……………………………………………..2
Bab III Kesimpulan …………………………………………………………………..9
Daftar Pustaka
ii
12. KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemanfaatan ICT Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Mendukung Kemajuan Pendidikan Indonesia“.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Information Communication and Technology. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Bogor, 21 Oktober 2012
Penyusun
i
13. DAFTAR PUSTAKA
http : // www.google.com/karyailmiah.com
http://teknologikinerja.wordpress.com/2010/03/11/pemanfaatan-ict-dalam-pendidikan/
iii