3. ANAMNESIS
KU
: NYERI TENGGOROKAN
RPS
nyeri ditenggorokan yang telah dirasakan ± 1 bulan dan dirasakan terusmenerus. Rasa sakit diperberat jika makan cair dan padat serta saat
pasien menunduk, leher terasa seperti tertarik dan terasa penuh. Pasien
berobat dan disarankan untuk operasi
Gejala penyerta adalah
demam kadang-kadang
badan meriang
telinga terasa berdenging namun untuk mendengar masih jelas
Ngorok saat tidur
Mulut terasa lebih bau
Kebiasaan minum air es dan sering makan-makanan yang gurih seperti
keripik dan lainnya.
RPD : keluhan serupa (+), alergi (-), asma (-)
ISPA (-), gangguan di telinga (-)
RPK : keluhan serupa (-), alergi (-), asma (-), ISPA (-), gangguan di
telinga (-)
7. PEMERIKSAAN
RONGGA MULUT DAN TENGGOROK
Oral
Mukosa bukal
Ginggiva
Gigi geligi
Lidah 2/3 anterior
Arkus faring
Palatum durum
Palatum mole
: dapat membuka mulut dengan baik
: merah muda
: merah muda
: karies (-)
: merah muda
: simetris, merah muda
: merah muda
: merah muda
10. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Garpu Tala
Rinne
Weber
: + / + (N)
: Tidak ada
Lateralisasi
(N)
Schwabah
: sama
dengan
pemeriksa (N)
Kesimpulan : telinga
kanan dan kiri normal
DIAGNOSIS
Tonsilitis Kronis
Corpus alienum (Cotton
bud) di telinga kiri
TERAPI
Bed Rest
Makan bergizi dan hindari
minum es serta makanan
yang terlalu gurih
Ekstraksi corpus alienum di
telinga kiri
Analgesik : Ibu profen 250
mg 3x1
Antibiotik : Amoxicilin 500
mg 3x1
11. RESUME ANAMNESIS DAN PX
Pasien mengeluh nyeri ditenggorokan yang telah
dirasakan ± 1 bulan dan dirasakan terus-menerus. Rasa
sakit diperberat jika makan cair dan padat serta saat
pasien menunduk, leher terasa seperti tertarik dan terasa
penuh. Gejala yang menyertai adalah demam kadangkadang, badan meriang, dan telinga terasa
berdenging, jika tidur ngorok dan mulut terasa lebih bau.
Pasien memiliki kebiasaan minum air es dan sering
makan-makanan yang gurih seperti keripik dan lainnya.
Sering mengeluh sakit tenggorokan sebelumnya dan
dirasakan hilang timbul.
Pemeriksaan Generalis : kesan normal
Pemeriksaan Telinga
: kesan terdapat corpus
alienum ditelinga
kiri dan telinga
kanan normal
Pemeriksaan Hidung
: Kesan normal
Pemeriksaan Tenggorok : Kesan tonsil membesar T3 pada
kanan
dan kiri
12. RENCANA TINDAKAN
Cek laboratorium darah
lengkap
Tonsilektomi
SARAN KEPADA PASIEN
Hindari minum air es
dan makanan yang
gurih-gurih
Jaga kebersihan mulut
dan gigi dan makanmakanan bergizi
Istirahat cukup dan
banyak minum air putih
Jaga kebersihan mulut
dan gigi
Minum obat teratur
13. TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin Waldeyer.Cincin
Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut
14. ANATOMI DAN FISIOLOGI
TONSIL
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid
dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di
dalamnya.
Jaringan limfoid yang membentuk cicin waldeyer
tonsil palatina
tonsil faringeal (adenoid) => hilang pada usia 3 – 7 tahun
mencapai ukuran maksimal lalu mengalami regresi
tonsil lingual
tonsil tubal
Tonsil bagian dari MALT (Mucosa Associated
Lympoid Tissue), terdapat 50% dari seluruh limfosit
permukaan mukosa (karna mukosa tempat pertama
masuk benda asing)
15. TONSIL PALATINA (TONSIL)
Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus
Kripta berisi leukosit, limfosit, epitel yang
terkelupas, bakteri dan sisa makanan
Kripta-kripta ini lebih berlekuk-lekuk pada bagian
kutub atas tonsila sehingga menjadi mudah
tersumbat oleh folikel makanan, mukus sel epitel
yang terlupas, leukosit, dan bakteri, dan juga tempat
utama pertumbuhan bakteri pathogen
Sistim kripta yang kompleks dalam tonsila palatina
menyebabkan tonsila palatine lebih sering terkena
penyakit
18. Tonsilitis Akut
Tonsilitis Kronik
Onset cepat, terjadi dalam Onset lama, beberapa bulan
beberapa hari, hingga beberapa beberapa tahun (menahun)
minggu
hingga
Penyebab kuman streptokokus
beta hemolitikus grup A,
pneumokokus, streptokokus
viridian, dan streptokokus
piogenes.
Penyebab tonsillitis kronik sama halnya
dengan tonsillitis akut, namun kadangkadang bakteri berubah menjadi bakteri
golongan gram negatif
Tonsil hiperemis & edema
Tonsil membesar / mengecil tidak edema
Kripte tidak melebar
Kripte melebar
Detritus + / -
Detritus +
19. TONSILITIS AKUT
PENYEBAB TERSERING
VIRUS
virus Epstein Barr
Hemofillus influenza (tonsilitis supuratif)
coxschakie ( tampak luka-luka kecil di Tonsil dan rongga
mulut)
BAKERI
grup A streptococcus ß hemolitikus (strept throat)
Pneumokokus
Streptococcus viridan dan streptococcus piogenes.
20. PATOGENESIS TONSILITIS BAKTERI
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil
menimbulkan reaksi peradangan
keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga
terbentuk detritus
Detritus adalah kumpulan leukosit, bakteri yang mati
dan epitel yang terlepas
Bercak detritus dapat melebar
sehingga terbentuk Pseudomembran
21. GEJALA DAN TANDA TONSILITIS AKUT
VIRAL
Gejala Common cold
nyeri tenggorokan
tonsil dan jaringan sekitarnya mengalami hiperemia, edem, dan
tanpa eksudat.
BAKTERI
Nyeri tenggorokan dan nyeri untuk menelanMalaise
Demam dengan suhu tubuh yang tinggi
Lesu, nyeri disendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di
telinga (otalgia), rasa nyeri ditelinga (nyeri alih/komplikasi
OMA)
tampak tonsil yang membengkak,hiperemia dan terdapat
detritus berbentuk folikel/lakuna/pseudomembran
Kelenjar submandibulan juga dapat membengkak
24. TONSILITIS KRONIS
Tonsilitis kronis pula adalah Tonsilitis
yang berlangsung lama (bulan atau tahun) atau
dikenal sebagai penyakit menahun
faktor predisposisi tonsilitis kronis
rangsangan kronis rokok
makanan tertentu
higiene mulut yang buruk
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
25. GEJALA DAN TANDA TONSILITIS KRONIS
nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan
mulut berbau
badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan
menurun
ngorok saat tidur, nyeri kepala dan badan terasa
meriang
tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata, kripta lebar berisi detritus
bentuk atrofi, tonsil kecil seperti terpendam dalam
fosa tonsilaris.
26. TERAPI TONSILITIS
Pengobatan suportif
Pengobatan kausatif
Tirah baring (bed rest)
Pemberian cairan yang adekuat dengan minum air putih yang
cukup
Diet ringan/ makan makanan yg lunak agar nyeri tenggorakan
tidak bertambah
Antibiotik spektrum luasdapat diberikan pada kasus tonsilitis
akut. Penisilin masih menjadi obat pilihan untuk penderita
tonsilitis (Amoxicilin 500 mg 3x1/Ampisilin 500 mg 4x1/Inj
penisilin benzatin 1.2 juta unit im, dosis tunggal)
diberikan antara 5 – 10 hari
Pengobatan simptomatis
Analgesis dan antipiretik (parcetamol 500 mg 3x1 (anak 10
mg/kgbb/hari) atau ibu profen 250 mg 3x1)
Obat kumur yang mengandung desinfektan (anjuran tiap 2 jam)
27. TONSILITIS MEMBERANOSA
TONSILITIS DIFTERI
TONSILITIS SEPTIK
Penyebab : streptococcus hemolitikus yang sering berada di susu
sapi
TONSILITIS AKIBAT STOMATITIS ULSERO MEMBRANOSA
Penyebab : coryne bakterium diphteriae
Sering pada anak < 10 tahun (puncak 2-5tahun)
Tonsil bengkak dengan pseudomembran yang meluas juga ke
jaringan sekitarnya
Pseudomembran melekat erat dan saat diangkat akan berdarah
terapi : ADS di beri tanpa menungu hasil kultur 20.000 – 100.000
unit, antibiotik, dan kortikosteroid
Penyebab : bakteri spirochaeta/triponemayg sering pada pasien
dengan higienitas mulut yang buruk dan kurang vit.C
TONSILITIS AKIBAT KELAINAN DARAH
29. INDIKASI TONSILEKTOMI
Berdasarkan The American Academy of Otolaryngology- Head and
Neck Surgery ( AAO-HNS) tahun 1995 indikasi tonsilektomi terbagi
menjadi :
Indikasi absolut
menyebabkan sumbatan jalan napas atas,disfagia berat,gangguan
tidur, atau terdapat komplikasi kardiopulmonal
abses peritonsiler yang tidak respon terhadap pengobatan medik dan
drainase, kecuali jika dilakukan fase akut.
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Tonsil yang dicurigai keganasan
Indikasi relatif
Terjadi 3 kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun tidak diberikan
pengobatan medik yang adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap
pengobatan medik
Tonsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus
Nafas bau,
30. DAFTAR PUSTAKA
Adams, G.L. (1997), Penyakit-penyakit Nasofaring
dan Orofaring,dalam Harjanto, E. dkk (ed)
Boies Buku Ajar Penyakit THT, edisi ke6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Efiaty, Soepardi, 2001, Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi 5,
Jakarta, FK-UI