SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
Psikologi Umum 1
Kode Etik Psikologi

1
 Kode Etik Psikologi Indonesia
 Kode Etik Psikologi Barat
 PRINSIP KODE ETIK PSIKOLOGI MENURUT APA
(American Psychological Association)

2
Pengertian Kode Etik
• Pengertian Kode Etik Berdasarkan Kamus bahasa
Indonesia, kode Etik adalah:

“norma dan asas yg diterima oleh kelompok tertentu sbg
landasan tingkah laku”
• Pengertian Kode Etik berdasarkan
WIKIPEDIA, Kode Etik Profesi adalah:
• “suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu

kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik
yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk
dalam kategori norma hukum”.

3
Pengertian Kode Etik
• Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode
etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis

anggota profesi

• Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata
cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.

4
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota
suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam
standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama
adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas
etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu :
• (1). Menghargai harkat dan martabat
• (2). Peduli dan bertanggung jawab
• (3). Integritas dalam hubungan
• (4). Tanggung jawab terhadap masyarakat

5
FUNGSI KODE ETIK
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode
etik yaitu :
• Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
• Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu
profesi.
• Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

6
Terapan Kode etik Psikologi
Indonesia
Kode Etik Psikologi Indonesia menjadi pedoman bagi para
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam melaksanakan
profesinya dan menjadi acuan bagi Majelis Psikologi dalam
menafsirkan terapannya pada kasus/kejadian/permasalahan
yang ditangani. Kode Etik Psikologi Indonesia juga menjadi
acuan bagi pihakpihak lain di masyarakat dalam
mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
terapan psikologi di Indonesia, termasuk lembaga peradilan
dan institusi/lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi
masyarakat lainnya.
7
Penyebaran Kode Etik Psikologi Indonesia

Kode Etik Psikologi Indonesia disebarluaskan kepada seluruh Ilmuwan
Psikologi dan Psikolog Indonesia melalui berbagai jalur. Di antaranya
adalah melalui pendidikan psikologi. Diharapkan sejak menjadi
mahasiswa psikologi Kode Etik Psikologi Indonesia sudah diketahui
dan dipahami. Pada saat lulus, semua sarjana yang sudah
menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Psikologi diharapkan
memahami Kode Etik Psikologi Indonesia. Cara penyebaran lainnya
adalah melalui organisasi profesi. Penyebaran kode etik ini perlu
diperhatikan karena semua Ilmuwan Psikologi dan Psikolog
mempunyai kewajiban untuk memahami kode etik, atau penjelasan
kode etik, dan terapannya dalam pelaksanaan tugas mereka.

8
Pengertian
ILMUWAN PSIKOLOGI adalah para lulusan perguruan tinggi dan
universitas di dalam maupun di luar negeri, yaitu mereka yang telah
mengikuti pendidikan dengan kurikulum nasional (SK Mendikbud
No.18/D/O/1993) untuk pendidikan program akademik (Sarjana
Psikologi); lulusan pendidikan tinggi strata 2 (S2) dan strata 3 (S3)
dalam bidang psikologi, yang pendidikan strata (S1) diperoleh bukan dari
fakultaspsikologi. Ilmuwan Psikologi yang tergolong kriteria tersebut
dinyatakan DAPAT MEMBERIKAN JASA PSIKOLOGI TETAPI TIDAK
BERHAK DAN TIDAK BERWENANG UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK
PSIKOLOGI DI INDONESIA.

9
PSIKOLOG adalah Sarjana Psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi
psikologi strata 1 (S1) dengan :
kurikulum lama (Sistem Paket Murni)
Perguruan Tinggi Negeri (PTN); atau
 Sistem Kredit Semester (SKS) PTN; atau
Kurikulum Nasional (SK Mendikbud No. 18/D/O/1993)
•yang meliputi pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi) dan program
pendidikan profesi (Psikolog); atau kurikulum lama Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
yang sudah mengikuti ujian negara sarjana psikologi; atau pendidikan tinggi psikologi
di luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dan disetarakan dengan psikolog
Indonesia oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas RI).
• Sarjana Psikologi dengan kriteria tersebut dinyatakan BERHAK DAN
BERWENANG untuk melakukan PRAKTIK PSIKOLOGI di wilayah hukum Negara
Republik Indonesia.
• Sarjana Psikologi menurut kriteria ini juga dikenal dan disebut sebagai
PSIKOLOG.
• Untuk melakukan praktik psikologi maka Sarjana Psikologi yang tergolong
• kriteria ini DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI sesuai
• dengan ketentuan yang berlaku.

10
JASA PSIKOLOGI adalah jasa kepada
perorangan atau kelompok/ organisasi/institusi
yang diberikan oleh ilmuwan psikologi Indonesia
sesuai kompetensi dan kewenangan keilmuan
psikologi di bidang
pengajaran,pendidikan,pelatihan,penelitian,penyul
uhanmasyarakat

11
Syarat-syarat Psikodiagnostikus
1) Syarat Materil:
Mempunyai pandangan tentang manusia ( Mens
Beschowing ) yang matang.
Mempunyai lapangan pengetahuan dalam bidang psikologi
yang cukup luas.
Mempunyai kecekatan yang cukup dalam menggunakan
berbagai tekhnik diagnosis psikologis.
2) Syarat Formil
Memiliki derajat ( degree ) dalam lapangan psikologi.
Memiliki sertifikat dalam lapangan psikodiagnostik
Untuk metode-metode tertentu harus memiliki brevet.
12
PRAKTIK PSIKOLOGI adalah kegiatan yang dilakukan
oleh psikolog dalam memberikan jasa dan praktik
kepada masyarakat dalam pemecahan masalah
psikologis yang bersifat individual maupun kelompok
dengan menerapkan prinsip psikodiagnostik. Termasuk
dalam pengertian praktik psikologi tersebut adalah
terapan prinsip psikologi yang berkaitan dengan
melakukan kegiatan
DIAGNOSIS, PROGNOSIS, KONSELING, dan
PSIKOTERAPI
13
TANGGUNG JAWAB Psikologi
Dalam melaksanakan kegiatannya, Ilmuwan
Psikologi dan Psikolog mengutamakan
kompetensi, obyektivitas, kejujuran, menju
njung tinggi integritas dan norma-norma
keahlian serta menyadari konsekuensi
tindakannya.

14
SIKAP PROFESIONAL
DAN
PERLAKUAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU
KLIEN
a) Mengutamakan dasar-dasar profesional
b) Memberikan jasa/praktik kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c) Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai
dampak jasa/praktik yang diterimanya.
d) Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa
atau
klien dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e) Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan
terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian
jasa/praktik psikologi yang dilakukan oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog
maka pemakai jasa atau klien tersebut harus diberitahu.
15
KERAHASIAAN DATA DAN
HASIL PEMERIKSAAN
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang
menyangkut klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan
pelaksanaan kegiatannya. Dalam hal ini keterangan atau data mengenai
klien
yang diperoleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam rangka pemberian
jasa/praktik psikologi wajib mematuhi hal-hal sebagai berikut:
• Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya
memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian
jasa/praktik psikologi.
• Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara
langsung berwenang atas diri klien atau pemakai jasa psikologi.

16
• Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan
atau tertulis kepada pihak ketiga hanya bila
pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan
klien, profesi, dan akademisi. Dalam kondisi tersebut
identitas orang atau klien yang bersangkutan tetap
dirahasiakan.
• Keterangan atau data klien dapat diberitahukan kepada
orang lain atas persetujuan klien atau penasehat
hukumnya.
• Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang
tidak mampu untuk memberikan persetujuan secara
sukarela, maka Psikolog wajib melindungi orang-orang ini
agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan.
Kode Etik Indonesia

17
Kode Etik Psikologi Barat
Kode etik psikologi di Eropa yang dikeluarkan
oleh EFPA (Europian Federation of
Psychologist's Associations)

18
Pembukaan
EFPA memberikan panduan berisi Kode Etik Asosiasi
anggotanya. Kode etik Asosiasi harusmencakup semua aspek
dari perilaku profesional anggotanya. Pedoman tentang Isi
Kode Etika harus dibaca dalam hubungannya dengan Prinsipprinsip Etis.
Kode Etik Asosiasi anggota harus berdasarkan, dan tidak
bertentangan dengan Prinsip Etis yang akan ditentukan di
bawah ini.
Asosiasi nasional harus memiliki prosedur untuk menyelidiki
dan memutuskan pengaduan terhadap anggota, dan
mediasi, prosedur perbaikan dan disiplin untuk menentukan
tindakan yang diperlukan dengan mempertimbangkan sifat
dan keseriusan keluhan

19
Prinsip Etis

1.
2.
3.
4.

Menghormati Hak dan Martabat Orang Lain
Kompetensi
Tanggung Jawab
Integritas

20
Menghormati Hak dan Martabat Orang
Lain
Psikolog sepakat dengan menghormati yang
sesuai dan mempromosikan pengembangan martabat,
hak-hak dasar dan nilai dari semua orang. Mereka
menghormati hak-hak individu untuk privasi,
kerahasiaan, penentuan diri dan otonomi, konsisten
dengan kewajiban profesional psikolog lainnya dan
dengan hukum

21
Kompetensi
Psikolog berusaha untuk memastikan dan
mempertahankan standar kompetensi yang tinggi
dalam pekerjaan mereka. Mereka mengakui batasbatas kompetensi tertentu dan keterbatasan keahlian
mereka. Mereka menyediakan layanan dan
menggunakan teknik-teknik mereka yang telah
memenuhi syarat dengan pendidikan, pelatihan atau
pengalaman

22
Tanggung Jawab
Psikolog menyadari tanggung jawab profesional dan
ilmiah untuk klien mereka, dan masyarakat di mana
mereka bekerja dan tinggal. Psikolog
menghindari perilaku merugikan dan bertanggung
jawab atas tindakan mereka sendiri, serta meyakinkan
diri mereka sendiri, sejauh mungkin, bahwa layanan
mereka tidak disalahgunakan

23
Integritas

Psikolog berusaha untuk meningkatkan integritas dalam
pengajaran, ilmu pengetahuan dan praktek psikologi. Dalam
kegiatan ini psikolog jujur, adil dan menghormati orang lain.
Mereka berusaha untuk memperjelas peran yang mereka
lakukan dan berfungsi tepat sesuai dengan peran-peran itu.

24
Isi Kode Etik Anggota Asosiasi
Dalam Kode-Meta berikut, 'klien' adalah istilah yang mengacu
pada seseorang, pasien, orangyang memiliki ketergantungan atau
organisasi dimana psikolog memiliki hubungan
profesional, termasuk hubungan tidak langsung.
Kode etik psikolog profesional harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
• Perilaku professional Psikolog 'harus dipertimbangkan dalam
peran profesional, yang ditandai dengan hubungan profesional.
• Ketimpangan pengetahuan dan kekuasaan selalu mempengaruhi
hubungan profesional psikolog dengan klien dan kolega.
• Semakin besar kesenjangan dalam hubungan profesional dan
semakin besar ketergantungan klien, maka lebih berat adalah
tanggung jawab seorang psikolog profesional.
• Tanggung jawab psikolog harus dipertimbangkan dalam konteks 25
tahap hubungan profesional.
PRINSIP KODE ETIK PSIKOLOGI MENURUT
APA (American Psychological Association)
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Mengenai Tanggung jawab
Mengenai Kompetensi
Mengenai Standar Moral dan Hukum
Mengenai Pertanyaan Publik
Mengenai Konfidensialitas
Mengenai Kesejahteraaan Pengguna
Mengenai Relasi Profesional
Mengenai Penggunaan Teknik-Teknik Asesmen
Mengenai Pencarian Dalam Aktivitas Riset
26
Persamaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik
APA
•
•
•
•
•
•

Keduanya Membahas pelayanan Psikologi sesuai dengan etika
Keduanya membahas hubungan antar manusia
Keduanya menjelaskan Hubungan majemuk
Keduanya Membahas bagaimana peningkatan Kompetensi
Keduanya Membahas bagaimana pemberian asesmen
Keduanya Membahas kerahasiaan data

27
Perbedaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik
APA
1.
Kode Etik HIMPSI menjelaskan tentang batasan Kompetensi, sedangkan
APA tidak
2.
Dalam pasal Konflik Kepentingan ; HIMPSI lebih rinci dan jelas dari APA
3.
Dalam Kode Etik HIMPSI, terdapat pasal manipulasi penelitian, sedangkan
dalam Kode Etik APA tidak. Mungkin karena di Indonesia banyak Plagiat :D
4.
Penghormatan harkat dan martabat dalam Kode Etik Himpsi lebih rinci dari
APA. Mungkin karena disini adalah budaya Timur dan banyaknya Kebudayaan di
Negara ini
5.
Informed Konsen dalam Kode Etik Himpsi lwbih rinci
6.
Isu Etika Kode Etik HIMPSI lebih rinci, mungkin alasannya sama dengan
poin 4
7.
Bentuk-bentuk, jenis-jenis, dan segala macam tentang pelanggaran lebih
detail dalam Kode Etik Himpsi
8.
Dan ini yang paling membedakan mungkin, dalam Kode Etik HIMPSI terdapat
pasal Psikologi Forensik. Pasal ini muncul akibat dari kecerobohan dalam
profesionalisme yang terjadi pasa kasus RYAN (pria homoseksual yang memutilasi
pasangan-pasangannya)

28
Terima Kasih
29

Contenu connexe

Tendances

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdBagasBlogger
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyRyan Advan
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010swirawan
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalDiana Amelia Bagti
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersfati_mah
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakuM Sultan Almaududi
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 

Tendances (20)

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horney
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Ppt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisisPpt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisis
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 

Similaire à Psikologi umum 1, kode etik

Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfswirawan
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruswirawan
 
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
 Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum  Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum siskaseptianus1
 
Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010swirawan
 
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptxKelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptxKristinaYelni12
 
Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)Nisha Umriyana
 
Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)BidangTFBBPKCiloto
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananaulia rahmah
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptxReynaldi Wahyu
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongresswirawan
 
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika  dan kode etik dosen dan bidan baruEtika  dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika dan kode etik dosen dan bidan baruevi munawir
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.pptRules141
 
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Amelia Febiani
 
Makalah Etika dan Profesional
Makalah Etika dan ProfesionalMakalah Etika dan Profesional
Makalah Etika dan ProfesionalRirin Febriyanti
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaRaja Matridi Aeksalo
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptxSyedMuhammadZulfikar
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02May Lim
 

Similaire à Psikologi umum 1, kode etik (20)

Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdf
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaru
 
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
 Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum  Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
Kode Etik Psikologi Indonesia | Bab I: Pedoman Umum
 
Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010
 
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptxKelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx
Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx
 
Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)
 
Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidanan
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
 
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika  dan kode etik dosen dan bidan baruEtika  dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
 
Handout etika&hukum yuni
Handout etika&hukum yuniHandout etika&hukum yuni
Handout etika&hukum yuni
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.ppt
 
Kod etika
Kod etikaKod etika
Kod etika
 
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
 
Lpt etika&hukum yuni
Lpt etika&hukum yuniLpt etika&hukum yuni
Lpt etika&hukum yuni
 
Makalah Etika dan Profesional
Makalah Etika dan ProfesionalMakalah Etika dan Profesional
Makalah Etika dan Profesional
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
 

Psikologi umum 1, kode etik

  • 1. Psikologi Umum 1 Kode Etik Psikologi 1
  • 2.  Kode Etik Psikologi Indonesia  Kode Etik Psikologi Barat  PRINSIP KODE ETIK PSIKOLOGI MENURUT APA (American Psychological Association) 2
  • 3. Pengertian Kode Etik • Pengertian Kode Etik Berdasarkan Kamus bahasa Indonesia, kode Etik adalah: “norma dan asas yg diterima oleh kelompok tertentu sbg landasan tingkah laku” • Pengertian Kode Etik berdasarkan WIKIPEDIA, Kode Etik Profesi adalah: • “suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum”. 3
  • 4. Pengertian Kode Etik • Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi • Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. 4
  • 5. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu : • (1). Menghargai harkat dan martabat • (2). Peduli dan bertanggung jawab • (3). Integritas dalam hubungan • (4). Tanggung jawab terhadap masyarakat 5
  • 6. FUNGSI KODE ETIK Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : • Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. • Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. • Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi. 6
  • 7. Terapan Kode etik Psikologi Indonesia Kode Etik Psikologi Indonesia menjadi pedoman bagi para Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam melaksanakan profesinya dan menjadi acuan bagi Majelis Psikologi dalam menafsirkan terapannya pada kasus/kejadian/permasalahan yang ditangani. Kode Etik Psikologi Indonesia juga menjadi acuan bagi pihakpihak lain di masyarakat dalam mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan terapan psikologi di Indonesia, termasuk lembaga peradilan dan institusi/lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat lainnya. 7
  • 8. Penyebaran Kode Etik Psikologi Indonesia Kode Etik Psikologi Indonesia disebarluaskan kepada seluruh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog Indonesia melalui berbagai jalur. Di antaranya adalah melalui pendidikan psikologi. Diharapkan sejak menjadi mahasiswa psikologi Kode Etik Psikologi Indonesia sudah diketahui dan dipahami. Pada saat lulus, semua sarjana yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Psikologi diharapkan memahami Kode Etik Psikologi Indonesia. Cara penyebaran lainnya adalah melalui organisasi profesi. Penyebaran kode etik ini perlu diperhatikan karena semua Ilmuwan Psikologi dan Psikolog mempunyai kewajiban untuk memahami kode etik, atau penjelasan kode etik, dan terapannya dalam pelaksanaan tugas mereka. 8
  • 9. Pengertian ILMUWAN PSIKOLOGI adalah para lulusan perguruan tinggi dan universitas di dalam maupun di luar negeri, yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan dengan kurikulum nasional (SK Mendikbud No.18/D/O/1993) untuk pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi); lulusan pendidikan tinggi strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) dalam bidang psikologi, yang pendidikan strata (S1) diperoleh bukan dari fakultaspsikologi. Ilmuwan Psikologi yang tergolong kriteria tersebut dinyatakan DAPAT MEMBERIKAN JASA PSIKOLOGI TETAPI TIDAK BERHAK DAN TIDAK BERWENANG UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK PSIKOLOGI DI INDONESIA. 9
  • 10. PSIKOLOG adalah Sarjana Psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dengan : kurikulum lama (Sistem Paket Murni) Perguruan Tinggi Negeri (PTN); atau  Sistem Kredit Semester (SKS) PTN; atau Kurikulum Nasional (SK Mendikbud No. 18/D/O/1993) •yang meliputi pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi) dan program pendidikan profesi (Psikolog); atau kurikulum lama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sudah mengikuti ujian negara sarjana psikologi; atau pendidikan tinggi psikologi di luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dan disetarakan dengan psikolog Indonesia oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI). • Sarjana Psikologi dengan kriteria tersebut dinyatakan BERHAK DAN BERWENANG untuk melakukan PRAKTIK PSIKOLOGI di wilayah hukum Negara Republik Indonesia. • Sarjana Psikologi menurut kriteria ini juga dikenal dan disebut sebagai PSIKOLOG. • Untuk melakukan praktik psikologi maka Sarjana Psikologi yang tergolong • kriteria ini DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI sesuai • dengan ketentuan yang berlaku. 10
  • 11. JASA PSIKOLOGI adalah jasa kepada perorangan atau kelompok/ organisasi/institusi yang diberikan oleh ilmuwan psikologi Indonesia sesuai kompetensi dan kewenangan keilmuan psikologi di bidang pengajaran,pendidikan,pelatihan,penelitian,penyul uhanmasyarakat 11
  • 12. Syarat-syarat Psikodiagnostikus 1) Syarat Materil: Mempunyai pandangan tentang manusia ( Mens Beschowing ) yang matang. Mempunyai lapangan pengetahuan dalam bidang psikologi yang cukup luas. Mempunyai kecekatan yang cukup dalam menggunakan berbagai tekhnik diagnosis psikologis. 2) Syarat Formil Memiliki derajat ( degree ) dalam lapangan psikologi. Memiliki sertifikat dalam lapangan psikodiagnostik Untuk metode-metode tertentu harus memiliki brevet. 12
  • 13. PRAKTIK PSIKOLOGI adalah kegiatan yang dilakukan oleh psikolog dalam memberikan jasa dan praktik kepada masyarakat dalam pemecahan masalah psikologis yang bersifat individual maupun kelompok dengan menerapkan prinsip psikodiagnostik. Termasuk dalam pengertian praktik psikologi tersebut adalah terapan prinsip psikologi yang berkaitan dengan melakukan kegiatan DIAGNOSIS, PROGNOSIS, KONSELING, dan PSIKOTERAPI 13
  • 14. TANGGUNG JAWAB Psikologi Dalam melaksanakan kegiatannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog mengutamakan kompetensi, obyektivitas, kejujuran, menju njung tinggi integritas dan norma-norma keahlian serta menyadari konsekuensi tindakannya. 14
  • 15. SIKAP PROFESIONAL DAN PERLAKUAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU KLIEN a) Mengutamakan dasar-dasar profesional b) Memberikan jasa/praktik kepada semua pihak yang membutuhkannya. c) Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai dampak jasa/praktik yang diterimanya. d) Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut. e) Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian jasa/praktik psikologi yang dilakukan oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog maka pemakai jasa atau klien tersebut harus diberitahu. 15
  • 16. KERAHASIAAN DATA DAN HASIL PEMERIKSAAN Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya. Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam rangka pemberian jasa/praktik psikologi wajib mematuhi hal-hal sebagai berikut: • Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian jasa/praktik psikologi. • Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara langsung berwenang atas diri klien atau pemakai jasa psikologi. 16
  • 17. • Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien, profesi, dan akademisi. Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang bersangkutan tetap dirahasiakan. • Keterangan atau data klien dapat diberitahukan kepada orang lain atas persetujuan klien atau penasehat hukumnya. • Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang tidak mampu untuk memberikan persetujuan secara sukarela, maka Psikolog wajib melindungi orang-orang ini agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan. Kode Etik Indonesia 17
  • 18. Kode Etik Psikologi Barat Kode etik psikologi di Eropa yang dikeluarkan oleh EFPA (Europian Federation of Psychologist's Associations) 18
  • 19. Pembukaan EFPA memberikan panduan berisi Kode Etik Asosiasi anggotanya. Kode etik Asosiasi harusmencakup semua aspek dari perilaku profesional anggotanya. Pedoman tentang Isi Kode Etika harus dibaca dalam hubungannya dengan Prinsipprinsip Etis. Kode Etik Asosiasi anggota harus berdasarkan, dan tidak bertentangan dengan Prinsip Etis yang akan ditentukan di bawah ini. Asosiasi nasional harus memiliki prosedur untuk menyelidiki dan memutuskan pengaduan terhadap anggota, dan mediasi, prosedur perbaikan dan disiplin untuk menentukan tindakan yang diperlukan dengan mempertimbangkan sifat dan keseriusan keluhan 19
  • 20. Prinsip Etis 1. 2. 3. 4. Menghormati Hak dan Martabat Orang Lain Kompetensi Tanggung Jawab Integritas 20
  • 21. Menghormati Hak dan Martabat Orang Lain Psikolog sepakat dengan menghormati yang sesuai dan mempromosikan pengembangan martabat, hak-hak dasar dan nilai dari semua orang. Mereka menghormati hak-hak individu untuk privasi, kerahasiaan, penentuan diri dan otonomi, konsisten dengan kewajiban profesional psikolog lainnya dan dengan hukum 21
  • 22. Kompetensi Psikolog berusaha untuk memastikan dan mempertahankan standar kompetensi yang tinggi dalam pekerjaan mereka. Mereka mengakui batasbatas kompetensi tertentu dan keterbatasan keahlian mereka. Mereka menyediakan layanan dan menggunakan teknik-teknik mereka yang telah memenuhi syarat dengan pendidikan, pelatihan atau pengalaman 22
  • 23. Tanggung Jawab Psikolog menyadari tanggung jawab profesional dan ilmiah untuk klien mereka, dan masyarakat di mana mereka bekerja dan tinggal. Psikolog menghindari perilaku merugikan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, serta meyakinkan diri mereka sendiri, sejauh mungkin, bahwa layanan mereka tidak disalahgunakan 23
  • 24. Integritas Psikolog berusaha untuk meningkatkan integritas dalam pengajaran, ilmu pengetahuan dan praktek psikologi. Dalam kegiatan ini psikolog jujur, adil dan menghormati orang lain. Mereka berusaha untuk memperjelas peran yang mereka lakukan dan berfungsi tepat sesuai dengan peran-peran itu. 24
  • 25. Isi Kode Etik Anggota Asosiasi Dalam Kode-Meta berikut, 'klien' adalah istilah yang mengacu pada seseorang, pasien, orangyang memiliki ketergantungan atau organisasi dimana psikolog memiliki hubungan profesional, termasuk hubungan tidak langsung. Kode etik psikolog profesional harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : • Perilaku professional Psikolog 'harus dipertimbangkan dalam peran profesional, yang ditandai dengan hubungan profesional. • Ketimpangan pengetahuan dan kekuasaan selalu mempengaruhi hubungan profesional psikolog dengan klien dan kolega. • Semakin besar kesenjangan dalam hubungan profesional dan semakin besar ketergantungan klien, maka lebih berat adalah tanggung jawab seorang psikolog profesional. • Tanggung jawab psikolog harus dipertimbangkan dalam konteks 25 tahap hubungan profesional.
  • 26. PRINSIP KODE ETIK PSIKOLOGI MENURUT APA (American Psychological Association) • • • • • • • • • Mengenai Tanggung jawab Mengenai Kompetensi Mengenai Standar Moral dan Hukum Mengenai Pertanyaan Publik Mengenai Konfidensialitas Mengenai Kesejahteraaan Pengguna Mengenai Relasi Profesional Mengenai Penggunaan Teknik-Teknik Asesmen Mengenai Pencarian Dalam Aktivitas Riset 26
  • 27. Persamaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik APA • • • • • • Keduanya Membahas pelayanan Psikologi sesuai dengan etika Keduanya membahas hubungan antar manusia Keduanya menjelaskan Hubungan majemuk Keduanya Membahas bagaimana peningkatan Kompetensi Keduanya Membahas bagaimana pemberian asesmen Keduanya Membahas kerahasiaan data 27
  • 28. Perbedaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik APA 1. Kode Etik HIMPSI menjelaskan tentang batasan Kompetensi, sedangkan APA tidak 2. Dalam pasal Konflik Kepentingan ; HIMPSI lebih rinci dan jelas dari APA 3. Dalam Kode Etik HIMPSI, terdapat pasal manipulasi penelitian, sedangkan dalam Kode Etik APA tidak. Mungkin karena di Indonesia banyak Plagiat :D 4. Penghormatan harkat dan martabat dalam Kode Etik Himpsi lebih rinci dari APA. Mungkin karena disini adalah budaya Timur dan banyaknya Kebudayaan di Negara ini 5. Informed Konsen dalam Kode Etik Himpsi lwbih rinci 6. Isu Etika Kode Etik HIMPSI lebih rinci, mungkin alasannya sama dengan poin 4 7. Bentuk-bentuk, jenis-jenis, dan segala macam tentang pelanggaran lebih detail dalam Kode Etik Himpsi 8. Dan ini yang paling membedakan mungkin, dalam Kode Etik HIMPSI terdapat pasal Psikologi Forensik. Pasal ini muncul akibat dari kecerobohan dalam profesionalisme yang terjadi pasa kasus RYAN (pria homoseksual yang memutilasi pasangan-pasangannya) 28