SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar sudah tidak asing
lagi jika mendengar kata bank. Bahkan sekarang ini sebagian masyarakat pedesaanpun sudah
terbiasa mendengar kata bank, terlebih lagi hingar bingar dunia perbankan semenjak Indonesia
dilanda krisis moneter beberapa waktu yang lalu yang diikuti dengan dibubarkannya puluhan
bank pada masa itu.
Hanya saja perlu diingat bahwa pengenalan bank dari sebagian masyarakat ini baru
sebatas dalam artian sempit. Masyarakat mengenal bank masih sebatas yang ada kaitannya
dengan tabungan atau kredit, selebihnya banyak tidak tahu aspek-aspek perbankan lainnya
terlebih mengenai bagaimana cara penyelesaian kredit macet.
Hal yang wajar jika sebagian masyarakat kita tidak mengenal bank, padahal setiap hari
sebenarnyamerekasudahberhubungan denganproduk perbankan.Ketidaktahuan masyarakat
tentang bank secara utuh lebih diakibatkan kurangnya informasi dan pengetahuan yang
diberikan oleh berbagai pihak kepada berbagai lapisan masyarakat, baik yang hidup dikota
maupun di pelosok pedesaan. Bahkan di era informasi yang berkembang demikian cepat
dewasaini yang seharusnyapengetahuan masyarakat tentang bank semakinbertambah,belum
juga banyak tersentuh.
Suka atau tidak suka, sesungguhnya dunia perbankan memang memegang peranan
sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dirasakan bahwa aktivitas yang
dijalankan masyarakat sebenarnya selalu berhubungan dengan bank. Terlebih apabila
masyarakat yang telah mencairkan kredit pada suatu bank baik itu bank pemerintah maupun
bank swasta, dan suatu saat ia melakukan wanprestasi sehingga pihak perbankan memvonis
kredit tersebut masuk kepada kategori kredit macet yang cara penyelesaiannya ada yang
2
melalui Pengadilan, Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), dan ada yang melalui Badan
Penyehatana Perbankan Nasional (BPPN).
Untuk membantu memasyarakatkan perbankan dengan segala aktivitasnya terlebih
berkenaan dengan kredit bermasalah, kami mencoba menulis tentang dunia perbankan yang
berjudul ”Penilaian, Prosedur dan Penyelesaian Kredit Macet.”
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENILAIAN KREDIT MACET
Perkreditan merupakan salah satu usaha penting bagi bank dalam memberikan
keuntungan, tetapi berbagai masalah atas penyaluran kredit harus dihadapi perbankan. Akhir-
akhir ini banyak kritikan terhadap kinerja perbankan nasional yang dilakukan oleh praktisi
keuangan ataupun lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini sehubungan dengan adanya kredit
bermasalah yang biasa disebut Non Performance Loan (NPL) dengan jumlah yang cukup
signifikan di sejumlah bank tersebut.
2.1.1. Analisis 5C & 7P
Penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah
yang benar-benar layak untuk diberikan kredit, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
1) Penilaian dengan analisis 5C
1. Character
Sifat atau watak calon debitur dapatdilihat dari latar belakang si nasabah.
Dari sifat dan watak dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan
nasabah untuk membayar.
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola bisnis.
4
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal efektif ataukah tidak dapat dilihat dari
laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti
dari segi likuiditas.
4. Condition
Hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada
sekarang dan prediksi yang akan datang sehingga kemungkinan kredit
tersebut bemasalah relatif kecil.
5. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan.
2) Penilaian dengan analisis 7P
1. Personality
Menilainasabah darisegikepribadiannyajugatindakan dalammenghadapi
masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu .
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredittermasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak.
5. Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikankredityang telah diambil
atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
5
7. Protection
Bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan
perlindungan sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.
2.1.2. Aspek-Aspek Penilaian Kredit
1) Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki
perusahaan yang mengajukan kredit.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Menilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang
dan masa datang sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut.
Yang perlu diteliti dalam aspek ini mencakup :
 Hasil pejualan atau produksi
 Rencana penjualan dan produksi
 Peta kekuatan pesaing yang ada
 Prospek produk secara keseluruhan.
3) Aspek Keuangan
Menilai sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan
bagaimana penggunaan dana tersebut. Cash flow keuangan perusahaan
diperlukan untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut.
4) Aspek Teknis/ Operasi
Aspek yang membahas masalah berkaitan dengan produksi,lokasi dan layout.
5) Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, SDM yang dimiliki serta latar
belakang pendidikan dan pengalaman SDM nya. Serta pengalaman
perusahaan mengelola proyek yang ada.
6
6) Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap
perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat seperti mengurangi
pengangguran.
7) Aspek Amdal
Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan sehingga
proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan sekitarnya
2.2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
Seiring dengan semakin pesatnya persaingan usaha bank dalam penyaluran kredit,
sehingga bank dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan produk kredityang disesuaikan
dengan perkembangan dan kondisi kebutuhan masyarakat. Dengan beragamnya produk kredit
ini, masyarakat konsumen mempunyai banyak kesempatan untuk memilih produk yang sesuai
dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian aktivitas perekonomian dalam masyarakat
pun meningkat, yang juga akan mendorong peningkatan kinerja perbankan.
Setiap bank memiliki segmen pasar tersendiri dalam penyaluran kredit. Prioritas
pembiayaan pada bidang usaha tertentu diatur dalam kebijakan internal perusahaan. Ada bank
yang orientasi bisnis kreditnya adalah retail banking, seperti fokus pembiayaan pada usaha
mikro, kecil dan menengah tanpa melihatsektor usaha yang dibiayai. Ada juga bank yang fokus
bisnisnya kepada corporate banking yakni orientasi pembiayaan pada perusahaan ataupun
proyek-proyek yang berskala besar.
Proses pemberian dan penilaian kredit secara umum antar bank tidak jauh berbeda.
Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara bank tersebut
menilai serta persyaratan yang diterapkan dengan pertimbangan masing-masing bank.
7
Secara umum proses pemberian kredit oleh badan hukum :
1. Pengajuan berkas-berkas
Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam pengajuan
proposal.
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Untuk mengetahui apakah berkas sudah lengkap sesuai persyaratan termasuk
menyelidiki keabsahan berkas.
3. Wawancara Awal
Wawancara merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan calon peminjam.
4. On The Spot
Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek ang akan
dijadikan usaha atau jaminan.
5. Wawancara II
Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan
setelah on the spot.
6. Keputusan Kredit
Untuk menentukan apakah kredit diterima atau ditolak. Keputusan kredit biasanya
merupakan keputusan tim.
7. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya
Calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan
surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu baik penandatanganan langsung
atau dengan melalui notaris.
8. Realisasi Kredit
9. Penyaluran/ Penarikan Dana
8
2.3. PENYELESAIAN KREDIT MACET
2.3.1. Penyebab Timbulnya Kredit Macet
Dana pinjaman atau kredityang disalurkan bank lebih banyak bersumber dari
dana simpanan nasabah pada bank. Laba yang diperoleh bank merupakan selisih dari
pemberiansukubungasimpanan denganpembebanan sukubungakreditkreditsetelah
dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank, seperti biaya operasional, gaji
karyawan dan biaya-biaya lainnya.
Namun pada kenyataannya tidak semua kredit yang diberikan itu memberi
keuntungan atau laba pada bank. Hal ini disebabkan dimana kredityang telah diberikan
bank menjadi macet. Kredit macet ini merupakan beban bagi bank karena akan
mempengaruhi kelangsungan usaha dan tingkat kesehatan bank. Semakin besar
jumlah persentase kredit macet pada bank maka semakin menyulitkan bank tersebut
dalam menjalankan usahanya. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kredit
menjadi macet, secara garis besar dapat dibedakan berikut ini.
1) Faktor Dari Debitur
Tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat mengajukan kredit
ataupun pada saatkredityang diberikansedang berjalan.Itikad tidak baik inilah
memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak bank, karena hal ini
menyangkut soal moral ataupun akhlak dari debitur. Bisa saja debitur saat
mengajukan kreditmenutup-nutupi kebobrokan keuangan perusahaannya dan
hanya mengharapkan dana segar dari bank, atau debitur memberikan data
keuangan palsu atau berbagai tindakan-tindakan lainnya.
2) Faktor Dari Kreditor
Berbagai ketentuan perundang-undangan yang menjadi koridor bagi bank
dalam melakukan kegiatan usaha penyaluran dana. Seperti ketentuan
mengenai batas maksimum pemberian kredit atau BMPK, rasio pemberian
kredit dilihat dari nilai jaminan yang diberikan dan berbagai aturan lainnya.
9
3) Faktor Dari Luar Debitor dan Kreditor (Ekstern)
Kredit macet bisa terjadi karena faktor diluar dari pihak debitur maupun
kreditur. Faktor eksternal ini misalnya karena terjadinya krisis moneter,
kerusuhan massal, terjadinya bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran
dan kejadian-kejadian lainnya. Pengaruh kondisi ekonomi global juga bisa
berdampak terhadap perputaran perekonomian dalam negeri, seperti naiknya
harga minyak dunia yang berimbas kepada mandeknya kegiatan usaha para
pengusahasehinggakeadaanperekonomianmenjadilesukarenamenurunnya
daya beli masyarakat atau konsumen.
2.3.2. Penyelesaian Kredit Macet
Apabila sampai terjadi kredit macet, maka harus melakukan upaya-upaya
dalam mengatasi kredit macet sampai tidak ada alternatif lainnya, serta melakukan
penghapusankreditdan pengelolaankredityaitu telah dihapus bukukan. Penyelamatan
kredit bermasalah tersebut dilakukan dengan cara (Recedulling, Reconditioning,
Retructuring).
1) Penjadwalan kembali (Rescheduling)
Rescheduling yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut
jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya. Debitur diberi keringanan
dalam masalah jangka waktu pembayaran kredit misalnya dengan
perpanjangan jangka waktu kredit.
2) Persyaratan kembali (Reconditioning)
Reconditioning yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit
yang tidak terbatas padaperubahan jadwal pembayaran,jangka waktu dan
atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum saldo
kredit. Bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :
 Kapitalisasi bunga
10
 Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
 Penurunan suku bunga
 Pembebasan bunga
3) Penataan kembali (Restructuring)
Restructuring yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang
meliputi reschedulling, reconditioning. Tindakan bank kepada nasabah
dengan cara menambah modal dengan petimbangan nasabah memang
membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai masih layak.
4) Kombinasi
Kombinasi merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas.
5) Penyitaan Jaminan
Jalan terakhir apabila nasabah sudah tidak ada itikad baik ataupun tidak
mampu lagi membayar semua hutang.
Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank
dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui :
a. Penurunan suku bunga kredit.
b. Perpanjangan jangka waktu kredit.
c. Pengurangan tunggakan bunga kredit.
d. Pengurangan tunggakan pokok kredit.
e. Penambahan fasilitas kredit.
f. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara.
Sebagaimana diketahui dalam praktek penyelesaian masalah kredit macet
diawali dengan upaya – upaya dari bank sebagai pihak kreditur dengan berbagai cara
antara lain dengan melakukan penagihan langsung oleh bank kepada debitur yang
bersangkutan atau mengupayakan agar debitur menjual agunan kreditnya sendiri untuk
pelunasan kreditnya di bank.
11
Apabilapenyelesaiansebagaimanatersebutdiatas tidak berhasildilaksanakan,
pada umumnya upaya yang dilakukan bank dilakukan melalui prosedur hukum.
Sehubungan denganhal tersebut,sesuaidenganperaturan perundang-undanganyang
berlaku terdapat beberapa lembaga dan berbagai sarana hukum yang dapat
dipergunakan untuk mempercepat penyelesaian masalah kredit macet perbankan.
Pengaruh kelembagaan terhadap kelancaran penyelesaian krisis perbankan
menunujukkan pengaruh yang penting. Krisis perbankan membebani fiskal terutama
apabiladilaksanakan kebijakansepertirekapitalisasiperbankan,bantuan likuiditas,dan
jaminan pemerintah yang eksplisit terhadap lembaga-lembaga keuangan, serta
penerapan kelonggaran atas peraturan prudensial.
Kelembagaanyang lebihbaik yang melaksanakanpenguranganpraktik korupsi
dan memperbaiki hukum dan ketentuan, sistem hukum, dan birokrasi, maka akan
dihasilkan teknik yang lebih berkesinambungan untuk memonitor dan mengawasi
dampak lingkungan yang kurang baik dari kelembagaan dalam menghadapi
kemungkinan krisis keuangan dan besarnya biaya fiskal. Disarankan agar negara-
negara menerapkan kebijakan yang ketat dalam menyelesaikan krisis dan
menggunakan krisis sebagai kesempatan untuk melaksanakan reformasi struktural
jangkah menengah yang sekaligus diharapkan dapat membantu mencegah krisis
sistemik yang akan datang.
Adapun lembaga yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah kredit macet
perbankan dapat diuraikan pada sub bagian dibawah ini.
a) Pengadilan Negeri
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 10 Undang-
Undang No.14 Tahun 1970, badan peradilan merupakan lembaga yang
sah dan berwenang untuk menyelesaikan sengketa. Sebagai tindak lanjut
dari Undang-Undang No.14 tahun 1970 ditetapkan berbagai peraturan
perundang-undangan yang menentukan batas yurisdiksi untuk setiap
badan peradilan.
12
Khusus berkenaan dengan permasalahan sengketa perkreditan,
yurisdiksinyatermasuk kewenanganlingkunganperadilanumum, sehingga
badan peadilan yang secara resmi bertugas menyelesaikan kredit macet
bila disengketakan adalah Pengadilan Negeri. Penyelesaian sengketa
kredit macet bank-bank swasta dapat diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri dengan 2 (dua) cara:
a. Bank menggugat nasabah karena telah melakukan wanprestasi
atas perjanjian kredit yang telah disepakati. Bank dapat
menggugat debitur yang melakukan wanprestasi dengan tidak
membayar utang pokok maupun bunga ke Pengadilan Negeri.
Pengadilan Negeri dalam hal ini akan memproses gugatan
tersebut dengan mempertimbangkan bukti-bukti dan sanggahan-
sanggahan yang diajukan oleh kedua belah pihak. Apabila proses
pemeriksaan selesai dilakukan, Pengadilan Negeri akan
mengeluarkan putusan. Putusan tersebut dilaksanakan dengan
sita eksekusi atas agunan yang diberikan untuk kepentingan
pelunasan kredit.
b. Bank meminta penetapan sita eksekusi terhadap barang agunan
debitur yang telah diikat secara sempurna. Terhadap barang
agunan yang telah diikat secara sempurna, seperti dengan cara
hipotik (sekarang Hak Tanggungan) atau credietverband, maka
bank dapat langsung mengajukan permohonan penetapan sita
eksekusi barang agunan untuk dapat memperoleh pelunasan
piutangnya tanpa harus melalui proses gugatan biasa di
Pengadilan.
b) Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
Dengan Undang-Undang No.49 Prp. Tahun 1960, Panitia Urusan
Piutang Negara (PUPN) bertugas menyelesaikan piutang negara yang
telah diserahkan kepadanya oleh instansi pemerintah atau badan-badan
13
negara. Dengan demikian bagi bank milik negara penyelesaian masalah
kredit macetnya harus dilakukan melalui Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN), dimana denganadanya penyerahan piutang macetkepadabadan
tersebut secara hukum wewenang penguasaan atas hak tagih dialihkan
kepadanya.
Pengurusan piutang negara dimaksud dilakukan dengan membuat
Pernyataan Bersama antara PUPN dan debitur tentang besarnya jumlah
hutang dan kesanggupan debitur untuk menyelesaikannya. Pernyataan
Bersama tersebut mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti putusan
hakim dalam perkara perdata yang berkekuatan pasti, sehingga
pernyataan tersebut mempunyai titel eksekutorial. Jika debitur menolak
membuat Pernyataan Bersama, maka Ketua PUPN dapat menetapkan
besarnya jumlah hutang sendiri. Dalam hal Pernyataan Bersama tidak
dipenuhi oleh debitur, PUPN dapat memaksa debitur untuk membayar
sejumlah hutang dengan surat paksa, sehingga selanjutnya penyitaan dan
pelelangannya disamakan dengan penagihan pajak negara (pasal 11
UU No.49 Prp.tahun 1960). Dengan demikian penagihan piutang negara
dilakukan sesuai dengan parate eksekusi. SuratPaksa dikeluarkan dalam
bentuk keputusan Ketua PUPN dengan titel eksekutorial yang mempunyai
kekuatan seperti grosse putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak
dapat diajukan banding lagi.
c) Kejaksaan
Berdasarkan UU No.5 Tahun 1991 dan Keputusan
Presiden No.55 tahun 1991, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak didalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas nama negara
atau pemerintah. Oleh karena itu peranan Kejaksaan dalam bidang hukum
perdata tersebutdapatdisejajarkan dengan Government’s Law Office atau
Advokat/Pengacara Negara.
14
Dengan demikian Kejaksaan dapat mewakili bank-bank milik negara
dalam menyelesaikanmasalah-masalah hukum, termasuk masalah hukum
yang timbul dari hubungan pemberian kredit antara bank dengan debitur
bilamana debitur tidak memenuhi kewajiibannya (wanprestasi) kepada
bank.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan penyelesaian
masalah hukum yang timbul dalam hubungan antara bank dengan nasabahnya antara
lain dalam hubungan pemberian kredit, perlu dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Untuk menangani masalah hukum yang bersifatperdata dalam hubungan bank
dengan nasabahnya, bank dapat memberikan surat kuasa khusus kepada
kejaksaan.
2. Dengan surat kuasa khusus tersebut,kejaksaantermasuk dalam kategoripihak
terafiliasi yang berkewajiban mematuhi ketentuan Undang-Undang no.7 tahun
1992 tentang Perbankan termasuk ketentuan rahasia bank.
3. Sebagaipenerimakuasa,kejaksaanbertindak untuk dan atas nama bank tanpa
adanya pelepasan/pengalihan hak tagih bank terhadap debitur.
4. Sebagai pengacara, kejaksaan akan menghormati rahsia klien termasuk bank
yang telah memberikan kuasa kepadanya.
Lembaga-Lembaga yang dapat menyelesaikan kredit macet telah diuraikan
diatas, sedangkan sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat
penyelesaiaan masalah kredit macet perbankan yaitu :
1. Pelaksanaan Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata
Menurut pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata Kreditur pemegang Hipotik
pertama (sekarang dikenal dengan Pemegang Hak Tanggungan sesuai
dengan Undang-Undang No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan) dapat
diberi kuasa untuk menjual barang agunan dimuka umum untuk melunasi
15
hutang pokok atau bunga yang tidak dibayar oleh debitur sebagaimana
mestinya. Dengan demikian pelaksanaannya tidak memerlukan
fiat/persetujuan Ketuan Pengadilan Negeri atau proses penyitaan serta tidak
memerlukan adanya grosse akte. Namun pelaksanaan pasal dimaksud harus
dilakukan dengan memperhatikan pasal 1211 KUH Perdata yaitu melalui
Kantor Lelang Negara sekarang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL).
2. Grosse Akte Pengakuan Hutang
Tujuan pemanfaatan grosse akte pengakuan hutang sebagaimana
diatur dalam pasal 224 HIR adalah memberikan kekuatan hukum yang sama
dengan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap agar
langsung dapat dieksekusi. Dengan demikian pemegang grosse akte
pengakuan hutang cukup mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan
Negeri setempatagar bunyi atau isi grosse akte dimaksud dapatdilaksanakan.
3. Putusan Yang Bersifat Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad)
Putusan Yang Bersifat Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad)
sebagaimana diatur dalam pasal 191 Rbg/pasal 180 HIR merupakan suatu
proses khusus yang memungkinkan dapatdilaksanakannya eksekusi sebelum
putusan Hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Adanya kreditbermasalah akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank,
selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba. Kredit bermasalah dapat
dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan system “pengenalan diri” yang
berupa suatu daftar kejadian atau gejala yaitu diperkirakan dapat menyebabkan suatu
pinjaman berkembang menjadi kredit bermasalah. kepadanya.
Dengan deteksi dan pengenalan diri akan sangatpenting untuk mengantisipasi
kemungkinan masalah yang timbul, baik secara individual maupun secara portofolio
kreditdan menyusun rencana serta mengambil langkah sebelum masalah benar-benar
terjadi.
16
BAB III
KUMPULAN SOAL
1. Analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit disebut…
a. Character c. Capital
b. Capacity d. Condition
2. Menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak disebut…
a. Party c. Prospect
b. Purpose d. Payment
3. Dibawah ini merupakan aspek-aspek penilaian kredit, kecuali…
a. Aspek Yuridis c. Aspek Pasar
b. Aspek Teknologi d. Aspek Manajemen
4. Berikut ini yang bukan merupakan prosedur pemberian kredit adalah…
a. Pengumpulan data c. Wawancara Awal
b. Pengajuan berkas-berkas d. Keputusan Kredit
5. Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek ang akan
dijadikan usaha atau jaminan dalam prosedur pemberian kredit disebut..
a. Realisasi Kredit c. Penarikan Dana
b. Pengajuan berkas-berkas d. On The Spot
6. Yang dimaksud penyelidikan berkas pinjaman dalam prosedur pemberian kredit
adalah…
a. Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan setelah on the spot
b. Penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan calon
peminjam
c. Kegiatan untuk mengetahui apakah berkas sudah lengkap sesuai persyaratan
termasuk menyelidiki keabsahan berkas
17
d. Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang
akan dijadikan usaha atau jaminan
7. Dibawah ini yang bukan termasuk teknik penyelesaian kredit macet adalah…
a. Reschedulling c. Restructuring
b. Reconditioning d. Recovering
8. Perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas disebut…
a. Reschedulling c. Restructuring
b. Reconditioning d. Recovering
9. Lembaga yang bukan berfungsi untuk menyelesaikan masalah kredit macet adalah…
a. Kepolisian c. Pengadilan Negeri
b. Kejaksaan d. PUPN
10. Untuk menangani masalah hukum yang bersifat perdata dalam hubungan bank dengan
nasabahnya, bank dapat memberikan surat kuasa khusus kepada…
a. Kepolisian c. Pengadilan Negeri
b. Kejaksaan d. PUPN
18
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pemaparan penulis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Adanya kredit bermasalah (Non Performing Loan) akan menyebabkan
menurunnya pendapatan bank, selanjutnya memungkinkan terjadinya
penurunan laba, yang pada akhirnya berindikasi pada sektor perekonomian
secara makro.
2. Penanganan kreditbermasalah sebelumdiselesaikansecarayudisialdilakukan
melalui penjadwalan (rescheduling), persyaratan (reconditioning), dan
penataan kembali (restructuring). Penanganan dapat melalui salah satu cara
ataupun gabungan dari ketiga cara tersebut. Setelah ditempuh dengan cara
tersebut dan tetap tidak ada kemajuan penanganan, selanjutnya diselesaikan
secara yudisial melalui jalur pengadilan, pengadilan Niaga, melalui PUPN, dan
melalui Lembaga Paksa Badan.
3. Sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepatpenyelesaiaan
masalah kreditmacetperbankanmelalui pelaksanaanpasal 1178 ayat (2) KUH
Perdata Kreditur Pemegang Hak Tanggungan Pertama dapat diberi kuasa
untuk menjual barang agunan dimukaumum untuk melunasihutang pokok atau
bungayang tidak dibayarolehdebitursebagaimanamestinya,dandengancara
pemegang grosse akte dapat mengajukan permohonan kepada Ketua
Pengadilan Negeri setempat.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Victor, Iwan. “Cara Penyelesaian Kredit Macet”. 9 Juni 2010.
https://iwanvictorleonardo.wordpress.com/2010/06/09/cara-penyelesaian-kredit-macet/
2. Luky. “Kredit Macet”. 7 Maret 2011.
https://kuclukcluky.wordpress.com/2011/03/07/kredit-macet/
3. Muiz, Aunul. “Penanggulangan Kredit Macet”. 12 Maret 2012.
http://aunull.blogspot.com/2012/10/5-kriteria-nasabah-dan-penanggulangan.html

Contenu connexe

Tendances

Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...
Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...
Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan Perbankan
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan PerbankanPenilaian Kinerja Rasio Keuangan Perbankan
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan PerbankanArif Gunawan
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankAfdal Adam
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganM Nasution
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salamcitra Joni
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah12345mimi
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Laporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankanLaporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankanahmad muhoriah
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabahlutfiahanna
 
Audit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAudit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAjeng Pipit
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuanganProposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuanganMarobo United
 
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Pengukuran Kinerja Sektor PublikPengukuran Kinerja Sektor Publik
Pengukuran Kinerja Sektor PublikSujatmiko Wibowo
 

Tendances (20)

TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBANTEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
TEORI AKUNTANSI KEWAJIBAN
 
Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...
Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...
Bab. 18 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Bab.19 A...
 
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan Perbankan
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan PerbankanPenilaian Kinerja Rasio Keuangan Perbankan
Penilaian Kinerja Rasio Keuangan Perbankan
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Laporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankanLaporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankan
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
 
Sejarah perkembangan manajemen
Sejarah perkembangan manajemenSejarah perkembangan manajemen
Sejarah perkembangan manajemen
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farmaLaporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Laporan sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
 
Audit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAudit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatan
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuanganProposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan
Proposal analisis roa dan roe untuk mengukur kinerja keuangan
 
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Pengukuran Kinerja Sektor PublikPengukuran Kinerja Sektor Publik
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
 

En vedette

021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan
021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan
021-22705212 Vendor Pelatihan PerbankanPT Azecotama
 
Skripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validSkripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validDhe Dhe Sulistio
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 
ancaman dibidang sosial budaya
ancaman dibidang sosial budayaancaman dibidang sosial budaya
ancaman dibidang sosial budayanoviasaharani
 

En vedette (9)

021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan
021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan
021-22705212 Vendor Pelatihan Perbankan
 
Skripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validSkripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum valid
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 
ancaman dibidang sosial budaya
ancaman dibidang sosial budayaancaman dibidang sosial budaya
ancaman dibidang sosial budaya
 

Similaire à Kredit Macet

PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxrifqi80
 
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...bank bjb
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMartunisSyarra
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneterachmad_29
 
Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Eka Wahyuliana
 
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...Rennykoer
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKANKanaidi ken
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...SRI GUSTINI
 
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfKel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfNovaIndriyani025
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditRachardy Andriyanto
 
Collectabilitas pembiayaan
Collectabilitas pembiayaanCollectabilitas pembiayaan
Collectabilitas pembiayaanSaKinatun NisSa
 
Metpen2
Metpen2Metpen2
Metpen2stiemb
 

Similaire à Kredit Macet (20)

17981045.ppt
17981045.ppt17981045.ppt
17981045.ppt
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
 
RESIKO KREDIT MACET
RESIKO KREDIT MACETRESIKO KREDIT MACET
RESIKO KREDIT MACET
 
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...
SIM, Novia Rosiana, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anal...
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 
Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)
 
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Peranca...
 
Bab 07 Bank, LKBB & OJK
Bab 07 Bank, LKBB & OJKBab 07 Bank, LKBB & OJK
Bab 07 Bank, LKBB & OJK
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 
P-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptxP-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...
Analisis Pengendalian Intern Dalam Rangka Pemberian Kredit Dalam Mengatasi Te...
 
Jurnal manajemen jumania septariani
Jurnal manajemen jumania septarianiJurnal manajemen jumania septariani
Jurnal manajemen jumania septariani
 
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdfKel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
Kel 4 - manajemen risiko perbankan.pdf
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
 
Collectabilitas pembiayaan
Collectabilitas pembiayaanCollectabilitas pembiayaan
Collectabilitas pembiayaan
 
Bank dan LKBB
Bank dan LKBB Bank dan LKBB
Bank dan LKBB
 
Metpen2
Metpen2Metpen2
Metpen2
 

Plus de Ismi Islamia

Slide Sidang Skripsi Sistem Informasi
Slide Sidang Skripsi Sistem InformasiSlide Sidang Skripsi Sistem Informasi
Slide Sidang Skripsi Sistem InformasiIsmi Islamia
 
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...Ismi Islamia
 
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007Ismi Islamia
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Ismi Islamia
 
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & php
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & phpmodul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & php
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & phpIsmi Islamia
 
Makalah Analisis Risiko Perbankan
Makalah Analisis Risiko PerbankanMakalah Analisis Risiko Perbankan
Makalah Analisis Risiko PerbankanIsmi Islamia
 
Database Terdistribusi
Database TerdistribusiDatabase Terdistribusi
Database TerdistribusiIsmi Islamia
 
Imk usability heuristik
Imk usability heuristikImk usability heuristik
Imk usability heuristikIsmi Islamia
 
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek Sosiologi
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek SosiologiInteraksi Manusia dan Komputer dalam Aspek Sosiologi
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek SosiologiIsmi Islamia
 

Plus de Ismi Islamia (10)

Slide Sidang Skripsi Sistem Informasi
Slide Sidang Skripsi Sistem InformasiSlide Sidang Skripsi Sistem Informasi
Slide Sidang Skripsi Sistem Informasi
 
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...
Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Men...
 
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007
Metodologi penelitian Ilmu Komputer (zainal a.h, ph.d) 2007
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul
 
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & php
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & phpmodul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & php
modul pemrograman web dengan dreamweaver, sql & php
 
Makalah Analisis Risiko Perbankan
Makalah Analisis Risiko PerbankanMakalah Analisis Risiko Perbankan
Makalah Analisis Risiko Perbankan
 
Database Terdistribusi
Database TerdistribusiDatabase Terdistribusi
Database Terdistribusi
 
Imk usability heuristik
Imk usability heuristikImk usability heuristik
Imk usability heuristik
 
Tugas imk hta
Tugas imk htaTugas imk hta
Tugas imk hta
 
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek Sosiologi
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek SosiologiInteraksi Manusia dan Komputer dalam Aspek Sosiologi
Interaksi Manusia dan Komputer dalam Aspek Sosiologi
 

Kredit Macet

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar sudah tidak asing lagi jika mendengar kata bank. Bahkan sekarang ini sebagian masyarakat pedesaanpun sudah terbiasa mendengar kata bank, terlebih lagi hingar bingar dunia perbankan semenjak Indonesia dilanda krisis moneter beberapa waktu yang lalu yang diikuti dengan dibubarkannya puluhan bank pada masa itu. Hanya saja perlu diingat bahwa pengenalan bank dari sebagian masyarakat ini baru sebatas dalam artian sempit. Masyarakat mengenal bank masih sebatas yang ada kaitannya dengan tabungan atau kredit, selebihnya banyak tidak tahu aspek-aspek perbankan lainnya terlebih mengenai bagaimana cara penyelesaian kredit macet. Hal yang wajar jika sebagian masyarakat kita tidak mengenal bank, padahal setiap hari sebenarnyamerekasudahberhubungan denganproduk perbankan.Ketidaktahuan masyarakat tentang bank secara utuh lebih diakibatkan kurangnya informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada berbagai lapisan masyarakat, baik yang hidup dikota maupun di pelosok pedesaan. Bahkan di era informasi yang berkembang demikian cepat dewasaini yang seharusnyapengetahuan masyarakat tentang bank semakinbertambah,belum juga banyak tersentuh. Suka atau tidak suka, sesungguhnya dunia perbankan memang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dirasakan bahwa aktivitas yang dijalankan masyarakat sebenarnya selalu berhubungan dengan bank. Terlebih apabila masyarakat yang telah mencairkan kredit pada suatu bank baik itu bank pemerintah maupun bank swasta, dan suatu saat ia melakukan wanprestasi sehingga pihak perbankan memvonis kredit tersebut masuk kepada kategori kredit macet yang cara penyelesaiannya ada yang
  • 2. 2 melalui Pengadilan, Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), dan ada yang melalui Badan Penyehatana Perbankan Nasional (BPPN). Untuk membantu memasyarakatkan perbankan dengan segala aktivitasnya terlebih berkenaan dengan kredit bermasalah, kami mencoba menulis tentang dunia perbankan yang berjudul ”Penilaian, Prosedur dan Penyelesaian Kredit Macet.”
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENILAIAN KREDIT MACET Perkreditan merupakan salah satu usaha penting bagi bank dalam memberikan keuntungan, tetapi berbagai masalah atas penyaluran kredit harus dihadapi perbankan. Akhir- akhir ini banyak kritikan terhadap kinerja perbankan nasional yang dilakukan oleh praktisi keuangan ataupun lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini sehubungan dengan adanya kredit bermasalah yang biasa disebut Non Performance Loan (NPL) dengan jumlah yang cukup signifikan di sejumlah bank tersebut. 2.1.1. Analisis 5C & 7P Penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 1) Penilaian dengan analisis 5C 1. Character Sifat atau watak calon debitur dapatdilihat dari latar belakang si nasabah. Dari sifat dan watak dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar. 2. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis.
  • 4. 4 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal efektif ataukah tidak dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas. 4. Condition Hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi yang akan datang sehingga kemungkinan kredit tersebut bemasalah relatif kecil. 5. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 2) Penilaian dengan analisis 7P 1. Personality Menilainasabah darisegikepribadiannyajugatindakan dalammenghadapi masalah dan menyelesaikannya. 2. Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu . 3. Purpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredittermasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak. 5. Payment Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikankredityang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
  • 5. 5 7. Protection Bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. 2.1.2. Aspek-Aspek Penilaian Kredit 1) Aspek Yuridis/Hukum Yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. 2) Aspek Pasar dan Pemasaran Menilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang dan masa datang sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek ini mencakup :  Hasil pejualan atau produksi  Rencana penjualan dan produksi  Peta kekuatan pesaing yang ada  Prospek produk secara keseluruhan. 3) Aspek Keuangan Menilai sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Cash flow keuangan perusahaan diperlukan untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut. 4) Aspek Teknis/ Operasi Aspek yang membahas masalah berkaitan dengan produksi,lokasi dan layout. 5) Aspek Manajemen Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, SDM yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman SDM nya. Serta pengalaman perusahaan mengelola proyek yang ada.
  • 6. 6 6) Aspek Sosial Ekonomi Menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat seperti mengurangi pengangguran. 7) Aspek Amdal Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan sekitarnya 2.2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Seiring dengan semakin pesatnya persaingan usaha bank dalam penyaluran kredit, sehingga bank dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan produk kredityang disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi kebutuhan masyarakat. Dengan beragamnya produk kredit ini, masyarakat konsumen mempunyai banyak kesempatan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian aktivitas perekonomian dalam masyarakat pun meningkat, yang juga akan mendorong peningkatan kinerja perbankan. Setiap bank memiliki segmen pasar tersendiri dalam penyaluran kredit. Prioritas pembiayaan pada bidang usaha tertentu diatur dalam kebijakan internal perusahaan. Ada bank yang orientasi bisnis kreditnya adalah retail banking, seperti fokus pembiayaan pada usaha mikro, kecil dan menengah tanpa melihatsektor usaha yang dibiayai. Ada juga bank yang fokus bisnisnya kepada corporate banking yakni orientasi pembiayaan pada perusahaan ataupun proyek-proyek yang berskala besar. Proses pemberian dan penilaian kredit secara umum antar bank tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara bank tersebut menilai serta persyaratan yang diterapkan dengan pertimbangan masing-masing bank.
  • 7. 7 Secara umum proses pemberian kredit oleh badan hukum : 1. Pengajuan berkas-berkas Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam pengajuan proposal. 2. Penyelidikan Berkas Pinjaman Untuk mengetahui apakah berkas sudah lengkap sesuai persyaratan termasuk menyelidiki keabsahan berkas. 3. Wawancara Awal Wawancara merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan calon peminjam. 4. On The Spot Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek ang akan dijadikan usaha atau jaminan. 5. Wawancara II Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan setelah on the spot. 6. Keputusan Kredit Untuk menentukan apakah kredit diterima atau ditolak. Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan tim. 7. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya Calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu baik penandatanganan langsung atau dengan melalui notaris. 8. Realisasi Kredit 9. Penyaluran/ Penarikan Dana
  • 8. 8 2.3. PENYELESAIAN KREDIT MACET 2.3.1. Penyebab Timbulnya Kredit Macet Dana pinjaman atau kredityang disalurkan bank lebih banyak bersumber dari dana simpanan nasabah pada bank. Laba yang diperoleh bank merupakan selisih dari pemberiansukubungasimpanan denganpembebanan sukubungakreditkreditsetelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank, seperti biaya operasional, gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya. Namun pada kenyataannya tidak semua kredit yang diberikan itu memberi keuntungan atau laba pada bank. Hal ini disebabkan dimana kredityang telah diberikan bank menjadi macet. Kredit macet ini merupakan beban bagi bank karena akan mempengaruhi kelangsungan usaha dan tingkat kesehatan bank. Semakin besar jumlah persentase kredit macet pada bank maka semakin menyulitkan bank tersebut dalam menjalankan usahanya. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kredit menjadi macet, secara garis besar dapat dibedakan berikut ini. 1) Faktor Dari Debitur Tidak semua debitur mempunyai itikad baik pada saat mengajukan kredit ataupun pada saatkredityang diberikansedang berjalan.Itikad tidak baik inilah memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak bank, karena hal ini menyangkut soal moral ataupun akhlak dari debitur. Bisa saja debitur saat mengajukan kreditmenutup-nutupi kebobrokan keuangan perusahaannya dan hanya mengharapkan dana segar dari bank, atau debitur memberikan data keuangan palsu atau berbagai tindakan-tindakan lainnya. 2) Faktor Dari Kreditor Berbagai ketentuan perundang-undangan yang menjadi koridor bagi bank dalam melakukan kegiatan usaha penyaluran dana. Seperti ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit atau BMPK, rasio pemberian kredit dilihat dari nilai jaminan yang diberikan dan berbagai aturan lainnya.
  • 9. 9 3) Faktor Dari Luar Debitor dan Kreditor (Ekstern) Kredit macet bisa terjadi karena faktor diluar dari pihak debitur maupun kreditur. Faktor eksternal ini misalnya karena terjadinya krisis moneter, kerusuhan massal, terjadinya bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan kejadian-kejadian lainnya. Pengaruh kondisi ekonomi global juga bisa berdampak terhadap perputaran perekonomian dalam negeri, seperti naiknya harga minyak dunia yang berimbas kepada mandeknya kegiatan usaha para pengusahasehinggakeadaanperekonomianmenjadilesukarenamenurunnya daya beli masyarakat atau konsumen. 2.3.2. Penyelesaian Kredit Macet Apabila sampai terjadi kredit macet, maka harus melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kredit macet sampai tidak ada alternatif lainnya, serta melakukan penghapusankreditdan pengelolaankredityaitu telah dihapus bukukan. Penyelamatan kredit bermasalah tersebut dilakukan dengan cara (Recedulling, Reconditioning, Retructuring). 1) Penjadwalan kembali (Rescheduling) Rescheduling yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya. Debitur diberi keringanan dalam masalah jangka waktu pembayaran kredit misalnya dengan perpanjangan jangka waktu kredit. 2) Persyaratan kembali (Reconditioning) Reconditioning yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas padaperubahan jadwal pembayaran,jangka waktu dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum saldo kredit. Bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :  Kapitalisasi bunga
  • 10. 10  Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu  Penurunan suku bunga  Pembebasan bunga 3) Penataan kembali (Restructuring) Restructuring yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang meliputi reschedulling, reconditioning. Tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal dengan petimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai masih layak. 4) Kombinasi Kombinasi merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas. 5) Penyitaan Jaminan Jalan terakhir apabila nasabah sudah tidak ada itikad baik ataupun tidak mampu lagi membayar semua hutang. Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui : a. Penurunan suku bunga kredit. b. Perpanjangan jangka waktu kredit. c. Pengurangan tunggakan bunga kredit. d. Pengurangan tunggakan pokok kredit. e. Penambahan fasilitas kredit. f. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara. Sebagaimana diketahui dalam praktek penyelesaian masalah kredit macet diawali dengan upaya – upaya dari bank sebagai pihak kreditur dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan penagihan langsung oleh bank kepada debitur yang bersangkutan atau mengupayakan agar debitur menjual agunan kreditnya sendiri untuk pelunasan kreditnya di bank.
  • 11. 11 Apabilapenyelesaiansebagaimanatersebutdiatas tidak berhasildilaksanakan, pada umumnya upaya yang dilakukan bank dilakukan melalui prosedur hukum. Sehubungan denganhal tersebut,sesuaidenganperaturan perundang-undanganyang berlaku terdapat beberapa lembaga dan berbagai sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat penyelesaian masalah kredit macet perbankan. Pengaruh kelembagaan terhadap kelancaran penyelesaian krisis perbankan menunujukkan pengaruh yang penting. Krisis perbankan membebani fiskal terutama apabiladilaksanakan kebijakansepertirekapitalisasiperbankan,bantuan likuiditas,dan jaminan pemerintah yang eksplisit terhadap lembaga-lembaga keuangan, serta penerapan kelonggaran atas peraturan prudensial. Kelembagaanyang lebihbaik yang melaksanakanpenguranganpraktik korupsi dan memperbaiki hukum dan ketentuan, sistem hukum, dan birokrasi, maka akan dihasilkan teknik yang lebih berkesinambungan untuk memonitor dan mengawasi dampak lingkungan yang kurang baik dari kelembagaan dalam menghadapi kemungkinan krisis keuangan dan besarnya biaya fiskal. Disarankan agar negara- negara menerapkan kebijakan yang ketat dalam menyelesaikan krisis dan menggunakan krisis sebagai kesempatan untuk melaksanakan reformasi struktural jangkah menengah yang sekaligus diharapkan dapat membantu mencegah krisis sistemik yang akan datang. Adapun lembaga yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah kredit macet perbankan dapat diuraikan pada sub bagian dibawah ini. a) Pengadilan Negeri Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 10 Undang- Undang No.14 Tahun 1970, badan peradilan merupakan lembaga yang sah dan berwenang untuk menyelesaikan sengketa. Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No.14 tahun 1970 ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menentukan batas yurisdiksi untuk setiap badan peradilan.
  • 12. 12 Khusus berkenaan dengan permasalahan sengketa perkreditan, yurisdiksinyatermasuk kewenanganlingkunganperadilanumum, sehingga badan peadilan yang secara resmi bertugas menyelesaikan kredit macet bila disengketakan adalah Pengadilan Negeri. Penyelesaian sengketa kredit macet bank-bank swasta dapat diselesaikan melalui Pengadilan Negeri dengan 2 (dua) cara: a. Bank menggugat nasabah karena telah melakukan wanprestasi atas perjanjian kredit yang telah disepakati. Bank dapat menggugat debitur yang melakukan wanprestasi dengan tidak membayar utang pokok maupun bunga ke Pengadilan Negeri. Pengadilan Negeri dalam hal ini akan memproses gugatan tersebut dengan mempertimbangkan bukti-bukti dan sanggahan- sanggahan yang diajukan oleh kedua belah pihak. Apabila proses pemeriksaan selesai dilakukan, Pengadilan Negeri akan mengeluarkan putusan. Putusan tersebut dilaksanakan dengan sita eksekusi atas agunan yang diberikan untuk kepentingan pelunasan kredit. b. Bank meminta penetapan sita eksekusi terhadap barang agunan debitur yang telah diikat secara sempurna. Terhadap barang agunan yang telah diikat secara sempurna, seperti dengan cara hipotik (sekarang Hak Tanggungan) atau credietverband, maka bank dapat langsung mengajukan permohonan penetapan sita eksekusi barang agunan untuk dapat memperoleh pelunasan piutangnya tanpa harus melalui proses gugatan biasa di Pengadilan. b) Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) Dengan Undang-Undang No.49 Prp. Tahun 1960, Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) bertugas menyelesaikan piutang negara yang telah diserahkan kepadanya oleh instansi pemerintah atau badan-badan
  • 13. 13 negara. Dengan demikian bagi bank milik negara penyelesaian masalah kredit macetnya harus dilakukan melalui Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), dimana denganadanya penyerahan piutang macetkepadabadan tersebut secara hukum wewenang penguasaan atas hak tagih dialihkan kepadanya. Pengurusan piutang negara dimaksud dilakukan dengan membuat Pernyataan Bersama antara PUPN dan debitur tentang besarnya jumlah hutang dan kesanggupan debitur untuk menyelesaikannya. Pernyataan Bersama tersebut mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti putusan hakim dalam perkara perdata yang berkekuatan pasti, sehingga pernyataan tersebut mempunyai titel eksekutorial. Jika debitur menolak membuat Pernyataan Bersama, maka Ketua PUPN dapat menetapkan besarnya jumlah hutang sendiri. Dalam hal Pernyataan Bersama tidak dipenuhi oleh debitur, PUPN dapat memaksa debitur untuk membayar sejumlah hutang dengan surat paksa, sehingga selanjutnya penyitaan dan pelelangannya disamakan dengan penagihan pajak negara (pasal 11 UU No.49 Prp.tahun 1960). Dengan demikian penagihan piutang negara dilakukan sesuai dengan parate eksekusi. SuratPaksa dikeluarkan dalam bentuk keputusan Ketua PUPN dengan titel eksekutorial yang mempunyai kekuatan seperti grosse putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diajukan banding lagi. c) Kejaksaan Berdasarkan UU No.5 Tahun 1991 dan Keputusan Presiden No.55 tahun 1991, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak didalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. Oleh karena itu peranan Kejaksaan dalam bidang hukum perdata tersebutdapatdisejajarkan dengan Government’s Law Office atau Advokat/Pengacara Negara.
  • 14. 14 Dengan demikian Kejaksaan dapat mewakili bank-bank milik negara dalam menyelesaikanmasalah-masalah hukum, termasuk masalah hukum yang timbul dari hubungan pemberian kredit antara bank dengan debitur bilamana debitur tidak memenuhi kewajiibannya (wanprestasi) kepada bank. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan penyelesaian masalah hukum yang timbul dalam hubungan antara bank dengan nasabahnya antara lain dalam hubungan pemberian kredit, perlu dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk menangani masalah hukum yang bersifatperdata dalam hubungan bank dengan nasabahnya, bank dapat memberikan surat kuasa khusus kepada kejaksaan. 2. Dengan surat kuasa khusus tersebut,kejaksaantermasuk dalam kategoripihak terafiliasi yang berkewajiban mematuhi ketentuan Undang-Undang no.7 tahun 1992 tentang Perbankan termasuk ketentuan rahasia bank. 3. Sebagaipenerimakuasa,kejaksaanbertindak untuk dan atas nama bank tanpa adanya pelepasan/pengalihan hak tagih bank terhadap debitur. 4. Sebagai pengacara, kejaksaan akan menghormati rahsia klien termasuk bank yang telah memberikan kuasa kepadanya. Lembaga-Lembaga yang dapat menyelesaikan kredit macet telah diuraikan diatas, sedangkan sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat penyelesaiaan masalah kredit macet perbankan yaitu : 1. Pelaksanaan Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata Menurut pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata Kreditur pemegang Hipotik pertama (sekarang dikenal dengan Pemegang Hak Tanggungan sesuai dengan Undang-Undang No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan) dapat diberi kuasa untuk menjual barang agunan dimuka umum untuk melunasi
  • 15. 15 hutang pokok atau bunga yang tidak dibayar oleh debitur sebagaimana mestinya. Dengan demikian pelaksanaannya tidak memerlukan fiat/persetujuan Ketuan Pengadilan Negeri atau proses penyitaan serta tidak memerlukan adanya grosse akte. Namun pelaksanaan pasal dimaksud harus dilakukan dengan memperhatikan pasal 1211 KUH Perdata yaitu melalui Kantor Lelang Negara sekarang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). 2. Grosse Akte Pengakuan Hutang Tujuan pemanfaatan grosse akte pengakuan hutang sebagaimana diatur dalam pasal 224 HIR adalah memberikan kekuatan hukum yang sama dengan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap agar langsung dapat dieksekusi. Dengan demikian pemegang grosse akte pengakuan hutang cukup mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempatagar bunyi atau isi grosse akte dimaksud dapatdilaksanakan. 3. Putusan Yang Bersifat Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) Putusan Yang Bersifat Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) sebagaimana diatur dalam pasal 191 Rbg/pasal 180 HIR merupakan suatu proses khusus yang memungkinkan dapatdilaksanakannya eksekusi sebelum putusan Hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Adanya kreditbermasalah akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank, selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba. Kredit bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan system “pengenalan diri” yang berupa suatu daftar kejadian atau gejala yaitu diperkirakan dapat menyebabkan suatu pinjaman berkembang menjadi kredit bermasalah. kepadanya. Dengan deteksi dan pengenalan diri akan sangatpenting untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang timbul, baik secara individual maupun secara portofolio kreditdan menyusun rencana serta mengambil langkah sebelum masalah benar-benar terjadi.
  • 16. 16 BAB III KUMPULAN SOAL 1. Analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit disebut… a. Character c. Capital b. Capacity d. Condition 2. Menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak disebut… a. Party c. Prospect b. Purpose d. Payment 3. Dibawah ini merupakan aspek-aspek penilaian kredit, kecuali… a. Aspek Yuridis c. Aspek Pasar b. Aspek Teknologi d. Aspek Manajemen 4. Berikut ini yang bukan merupakan prosedur pemberian kredit adalah… a. Pengumpulan data c. Wawancara Awal b. Pengajuan berkas-berkas d. Keputusan Kredit 5. Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek ang akan dijadikan usaha atau jaminan dalam prosedur pemberian kredit disebut.. a. Realisasi Kredit c. Penarikan Dana b. Pengajuan berkas-berkas d. On The Spot 6. Yang dimaksud penyelidikan berkas pinjaman dalam prosedur pemberian kredit adalah… a. Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan setelah on the spot b. Penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan calon peminjam c. Kegiatan untuk mengetahui apakah berkas sudah lengkap sesuai persyaratan termasuk menyelidiki keabsahan berkas
  • 17. 17 d. Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan 7. Dibawah ini yang bukan termasuk teknik penyelesaian kredit macet adalah… a. Reschedulling c. Restructuring b. Reconditioning d. Recovering 8. Perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas disebut… a. Reschedulling c. Restructuring b. Reconditioning d. Recovering 9. Lembaga yang bukan berfungsi untuk menyelesaikan masalah kredit macet adalah… a. Kepolisian c. Pengadilan Negeri b. Kejaksaan d. PUPN 10. Untuk menangani masalah hukum yang bersifat perdata dalam hubungan bank dengan nasabahnya, bank dapat memberikan surat kuasa khusus kepada… a. Kepolisian c. Pengadilan Negeri b. Kejaksaan d. PUPN
  • 18. 18 BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN Dari pemaparan penulis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Adanya kredit bermasalah (Non Performing Loan) akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank, selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba, yang pada akhirnya berindikasi pada sektor perekonomian secara makro. 2. Penanganan kreditbermasalah sebelumdiselesaikansecarayudisialdilakukan melalui penjadwalan (rescheduling), persyaratan (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring). Penanganan dapat melalui salah satu cara ataupun gabungan dari ketiga cara tersebut. Setelah ditempuh dengan cara tersebut dan tetap tidak ada kemajuan penanganan, selanjutnya diselesaikan secara yudisial melalui jalur pengadilan, pengadilan Niaga, melalui PUPN, dan melalui Lembaga Paksa Badan. 3. Sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepatpenyelesaiaan masalah kreditmacetperbankanmelalui pelaksanaanpasal 1178 ayat (2) KUH Perdata Kreditur Pemegang Hak Tanggungan Pertama dapat diberi kuasa untuk menjual barang agunan dimukaumum untuk melunasihutang pokok atau bungayang tidak dibayarolehdebitursebagaimanamestinya,dandengancara pemegang grosse akte dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA 1. Victor, Iwan. “Cara Penyelesaian Kredit Macet”. 9 Juni 2010. https://iwanvictorleonardo.wordpress.com/2010/06/09/cara-penyelesaian-kredit-macet/ 2. Luky. “Kredit Macet”. 7 Maret 2011. https://kuclukcluky.wordpress.com/2011/03/07/kredit-macet/ 3. Muiz, Aunul. “Penanggulangan Kredit Macet”. 12 Maret 2012. http://aunull.blogspot.com/2012/10/5-kriteria-nasabah-dan-penanggulangan.html