1. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data
sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu tes dan observasi, yang
digunakan untuk menganalisis lebih lanjut tentang kemampuan dalam
mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya
melalui model cooperative learning type Jigsaw pada siswa kelas IX-C SMP
Negeri 2 Balerejo Madiun.
Hasil Penelitian ini menggunakan 3 siklus, pada masing-masing siklus
ditampilkan mengenai pelaksanaan model cooperative learning type Jigsaw
dalam proses pembelajaran mengapresiasi karya sastra cerita wayang dari unsur
intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi
tokoh, setting dan gaya.
45
2. 2) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
3) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa dan diberi sebuah cerita
wayang untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan
gaya b) siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan
unsur intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan
model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
4) Instrumen penelitian : tes ,dan observasi
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang
.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
46
3. 5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus I ini dapat ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 1
Nilai Siswa dalam Siklus 1
NO. Nama
Nilai
Tes Siklus I
1 Anisa Dwi Mei Sasvita 60
2 Davik Setia Ardi 65
3 Didik Riswanto 60
4 Dwi Haryanti 70
5 Dwi Wahyunugroho 60
6 Dyah Untari 65
7 Ema Kurniawati 65
8 Heri Cahyono 60
9 Irfan Susanto 75
10 Rekma Arum Warsito 75
11 Umi Sarofah 70
12 Widyakartikasari 60
13 Yogi Trihanggoro 60
14 Yunita Setianingrum 65
15 Dedi Pratama 60
16 Depy Ratna Sulistiyowati 60
17 Desta Dwi Prasetya 70
18 Esma Rizki Aditya P 75
47
4. 19 Esmindari 60
20 Johan Angga Saputra 70
21 Ricky Darwanto 65
22 Rika Fatmawati 80
23 Uswatun Umi Kholbibah 80
24 Rama Aifama 75
25 Rika Naristian 70
26 Sunarti 80
27 Ulin Eka Purnamawati 65
28 Zain Mutaqin 60
29 Anjar Ika Yuliana C L 70
30 Diah Ayu Nurmalasari 70
Jumlah 2020
Rata-rata 67.34
Dari tabel 1 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X
N
= 2020 = 67,34
30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata )
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 67,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas adalah 14 orang siswa yang berarti 46,67 % dari sejumlah 30
48
5. orang siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah
diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Data Frekuensi Hasil Tes Siklus I
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
80
75
70
65
60
3
4
7
6
10
10 %
13,34%
23,34 %
20%
33,32 %
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
TOTAL : 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan
terhadap dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning
type Jigsaw selama mengapresiasi cerita wayang .
Dari hasil evaluasi diketahui keefektifan model pembelajaran
cooperative learning type Jigsaw yang telah disusun, untuk memperbaiki
akan diberikan pada siklus II . Selain itu hasil observasi juga memberikan
49
6. petunjuk apakah pengajaran remidi perlu dilakukan pada akhir siklus II.
Adapun hasil observasi pada siklus I dapat dilaporkan sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus I
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan
1 2 3 4
1. Mengapresiasi
cerita wayang
v 1=kurang (40-50)
2=cukup (55-69)
3=baik (70-84)
4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v
3. Keaktifan v
4. Semangat v
Dari data observasi di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam mengapresiasi cerita wayang masih berada pada kriteria cukup. Siswa
terlihat kurang semangat dan kurang aktif dalam kegiatan diskusi.
d. Refleksi
Dalam pembelajaran siklus I , konsep-konsep yang diajarkan
teridentifikasi sebagian . Pemahaman tentang mengapresiasi cerita wayang
dari
unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya melalui model cooperative
learning type Jigsaw banyak mengalami hambatan, diantaranya disebabkan:
1) Instruksi guru dalam memberi tugas kepada kelompok kurang jelas,
sehingga siswa masih banyak yang kebingungan dalam mengerjakan
tugas.
50
7. 2) Penyebaran anak-anak pandai tidak merata dalam setiap kelompok. Hal
ini disebabkan pembagian kelompok diatur secara acak.
3) Kegiatan diskusi belum lancar, karena hanya didominasi oleh siswa-
siswa tertentu sehingga kerjasama kelompok relatif kurang.
4) Waktu kurang cukup bagi siswa untuk memahami isi dari cerita wayang
yang dibagikan secara mendadak.
5) Pada saat representasi hasil diskusi tanggapan dari kelompok lain masih
kurang sehingga tampak kaku dan kurang efektif.
Dengan asumsi kurang efektif dalam proses belajar mengajar yang
meliputi 5 faktor tersebut, maka hal ini diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
2) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
51
8. 3) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 siswa dan diberi sebuah cerita wayang
untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya b)
siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan unsur
intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan model
pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
4) Instrumen penelitian : tes, dan observasi
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
52
9. 9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus II ini dapat ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 4
Nilai Siswa dalam Siklus II
NO. Nama
Nilai
Tes Siklus 2
1 Anisa Dwi Mei Sasvita 70
2 Davik Setia Ardi 70
3 Didik Riswanto 70
4 Dwi Haryanti 75
5 Dwi Wahyunugroho 65
6 Dyah Untari 70
7 Ema Kurniawati 75
8 Heri Cahyono 60
9 Irfan Susanto 75
10 Rekma Arum Warsito 65
11 Umi Sarofah 75
12 Widyakartikasari 65
13 Yogi Trihanggoro 60
14 Yunita Setianingrum 70
15 Dedi Pratama 65
16 Depy Ratna Sulistiyowati 70
17 Desta Dwi Prasetya 75
18 Esma Rizki Aditya P 70
19 Esmindari 75
20 Johan Angga Saputra 75
21 Ricky Darwanto 70
22 Rika Fatmawati 90
23 Uswatun Umi Kholbibah 85
24 Rama Aifama 70
25 Rika Naristian 75
26 Sunarti 75
27 Ulin Eka Purnamawati 70
28 Zain Mutaqin 75
29 Anjar Ika Yuliana C L 80
30 Diah Ayu Nurmalasari 85
Jumlah 2170
53
10. Rata-rata 72.34
Dari tabel 3 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X
N
= 2170 = 72,34
30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata)
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 72,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas ada 24 orang siswa, yang berarti 80 % dari sejmlah 30 orang
siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Data Frekuensi hasil Tes Siklus II
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
90
85
80
75
70
65
1
2
1
10
10
4
3,34 %
6,67 %
3,34%
33,34 %
33,34%
14,60%
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
54
11. 7. 60 2 6,67 % Cukup
TOTAL: 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang, begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Adapun hasil observasi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus II
No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan
1 2 3 4
1. Mengapresiasi
cerita wayang
v 1=kurang (40-50)
2=cukup (55-69)
3=baik (70-84)
4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v
3. Keaktifan v
4. Semangat v
55
12. Dari data observasi di atas menunjukkan bahwa siswa terlihat
semangat dalam mengikuti pelajaran. Hampir semua siswa sudah berusaha ,
namun masih ada siswa yang mengalami kesulitan.
d.Refleksi
Pada siklus II proses kegiatan belajar mengajar sudah lebih baik dari
siklus I hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
diperbaiki antara lain :
1) Penyebaran anak disesuaikan dengan kemampuan anak dalam kelas
tersebut.
2) Kelompok siswa diperbaiki dengan pengertian penyebaran heterogen.
3) Materi bahan bacaan cerita wayang diberikan lebih awal sehingga siswa
lebih siap dalam proses belajar mengajar.
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
5) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
56
13. 6) Tujuan pembelajaran : a) siswa mampu menemukan karakter tokoh
dalam cerita wayang b) siswa dapat menemukan setting dalam cerita
wayang c) siswa dapat menemukan gaya yang digunakan dalam cerita
wayang .
7) Skenario pembelajaran : a) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
tiap kelompok beranggotakan 4 siswa dan diberi sebuah cerita wayang
untuk diapresiasi dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya b)
siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban permasalahan unsur
intrinsik cerita wayang dari segi tokoh, setting dan gaya dengan model
pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
8) Instrumen penelitian : tes , observasi dan angket
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan langkah-langkah dalam mengapresiasi cerita wayang.
2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa.
3) Dalam satu kelompok tersebut diberi sebuah cerita wayang dan
permasalahan yang ada hubungannya dengan apresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
4) Tiap anggota kelompok mendapatkan satu pertanyaan yang ada
hubungannya dengan tokoh, setting dan gaya dalam cerita wayang .
5) Masing-masing siswa mengelompokkan diri sesuai dengan
permasalahannya.
57
14. 6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus III ini dapat ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Tabel 7
Nilai Siswa dalam Siklus III
NO.
Nama
Nilai
Tes Siklus 3
1 Anisa Dwi Mei Sasvita 90
2 Davik Setia Ardi 70
3 Didik Riswanto 80
4 Dwi Haryanti 90
5 Dwi Wahyunugroho 80
6 Dyah Untari 70
7 Ema Kurniawati 80
8 Heri Cahyono 70
9 Irfan Susanto 80
10 Rekma Arum Warsito 70
11 Umi Sarofah 60
12 Widyakartikasari 80
13 Yogi Trihanggoro 80
14 Yunita Setianingrum 90
15 Dedi Pratama 70
16 Depy Ratna Sulistiyowati 80
17 Desta Dwi Prasetya 90
18 Esma Rizki Aditya P 80
19 Esmindari 70
20 Johan Angga Saputra 80
21 Ricky Darwanto 70
22 Rika Fatmawati 100
58
15. 23 Uswatun Umi Kholbibah 70
24 Rama Aifama 60
25 Rika Naristian 90
26 Sunarti 70
27 Ulin Eka Purnamawati 80
28 Zain Mutaqin 90
29 Anjar Ika Yuliana C L 80
30 Diah Ayu Nurmalasari 70
Jumlah 2340
Rata-rata 78
Dari tabel 3 dapat dihitung Mean (rata-rata) sebagai berikut :
M = ∑ X
N
= 2340 = 78
30
Keterangan : M = Mean ( rata-rata)
X = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah sampel
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 78
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 70 ke atas ada 28 orang siswa, yang berarti 93,34 % dari
sejmlah 30 orang siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang
telah diberikan.
59
16. Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai di
atas 60 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Data Frekuensi hasil Tes Siklus III
NO. NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN
1. 100 1 3,33 % Sangat baik
2.
3.
4.
5.
90
80
70
60
6
11
10
2
20%
36,67%
33,33%
6,67%
Sangat baik
Baik
Baik
Cukup
TOTAL: 30 100 %
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang , begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Pada siklus ini siswa terlihat
penuh semangat dalam mengikuti pelajaran, dan juga terlihat lebih aktif pada
saat berdiskusi. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus III
60
17. No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan
1 2 3 4
1. Mengapresiasi
cerita wayang
v 1=kurang (40-50)
2=cukup (55-69)
3=baik (70-84)
4=sangat baik (85-100)
2. Kedisiplinan v
3. Keaktifan v
4. Semangat v
63
d. Refleksi
Pada siklus 3 proses kegiatan belajar mengajar sudah lebih baik dari
siklus 2 hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pada siklus 2 sudah
diperbaiki antara lain :
1) Penyebaran anak disesuaikan dengan kemampuan anak dalam kelas
tersebut.
2) Kelompok siswa diperbaiki dengan pengertian penyebaran heterogen.
3) Materi bahan bacaan cerita wayang diberikan lebih awal sehingga siswa
lebih siap dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran
mengapresiasi cerita wayang melalui model cooperative learning type
Jigsaw, maka pada akhir tindakan siklus III ini dibagikan angket kepada
semua siswa . Hasil dari angket siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
ANGKET SISWA
No. Pertanyaan
Siklus III
Ya Tidak
61
18. 1. Apakah pembelajaran dengan
model cooperatif learning
menyenangkan ?
( 90% ) ( 10 % )
2. Apakah pembelajaran dengan
model cooperatif learning
membuat kamu mudah
mempelajari materi ?
( 93 % ) ( 7 % )
3. Apakah kamu senang menjadi
ketua kelompok, evaluator dan
juru bicaa saat berdiskusi ?
( 75 % ) ( 25 % )
4. Apakah kamu mengalami
kesulitan dalam menjalankan
tugas sebagai ketua
kelompok.evaluator dan juru
bicara ?
( 20 % ) ( 80 % )
5. Apakah kamu sudah
mempelajari materi yang akan
didiskusikan dengan
kelompok?
( 95 % ) ( 5 % )
6. Apakah kamu merasa kesulitan
menerangkan/
mempresentasikan hasil
jawaban kamu dihadapan
siswa dan guru ?
( 15 % ) ( 85 % )
7. Apakah kamu merasa kesulitan
dalam berdiskusi ?
( 10 % ) ( 90 % )
8. Apakah kamu merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal
tes dalam diskusi dan setelah
diskusi ?
( 5 % ) ( 95 % )
B . Pembahasan
Ditinjau dari hasil belajar yang ditunjukkan oleh nilai tes pada siklus I,
siklus 2, dan siklus 3 maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran ini sudah
berhasil. Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 sudah diperbaiki pada siklus 2,
dan kekurangan pada siklus 2 sudah diperbaiki pada siklus 3, sehingga pada saat
62
19. observasi dan refleksi pada siklus 3 sudah diperoleh gambaran yang menunjukkan
peningkatan kualitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan diberikan perlakuan-perlakuan tertentu yang sesuai dengan
materi mengapresiasi cerita wayang yang harus dipelajari oleh siswa, Hal ini juga
nampaknya dipengaruhi oleh gairah belajar yang dimiliki, karena model
pembelajaran yang monoton saja akan membuat siswa bosan dan menganggap
proses pembelajaran bukanlah sustu hal yang menarik. Kegairahan belajar siswa
juga ditunjukkan dengan partisipasi mereka yang meningkat selama diskusi
berlangsung, ataupun juga kesiapan pada saat mereka harus saling bertukar
peran.
Siswa yang memiliki kekurangan juga dapat belajar pada temannya, ini
adalah suatu hal yang menguntungkan, karena dengan keberanian untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui, akan dapat diketahui pula hal-hal yang
belum diketahui dari tingkat pemahaman mereka, sehingga hal ini memungkinkan
adanya penambahan-penambahan/ perbaikan-perbaikan yang dapat diperoleh
melalui model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
Indikator yang jelas terbaca dari penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya nilai rata-rata kelas, tingkat pemahaman siswa, nilai tertinggi dan
terendah yang berhasil dicapai siswa, serta prosentase jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas 70.
63