SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK *)
                      Dra. Juliani Prasetyaningrum, MSi, Psi **)


                                A. PENDAHULUAN

    Sejak lahir hingga menjelang ajal, manusia tidak pernah statis, manusia selalu
mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif (progressive), maupun involutif
(retrograde). Perubahan yang dialami manusia merupakan integrasi dari berbagai
perubahan struktur dan fungsi, karena itu perubahan ini tergantung pada hal-hal yang
dialami sebelumnya dan akan mempengaruhi hal-hal yang terjadi sesudahnya.
    Dalam konteks psikologi ada 2 (dua) macam perubahan, yaitu:
    1. Pertumbuhan, diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif (Soemantri,
        2005). Pendapat tersebut memperkuat pernyataan Monks, dkk (1998) bahwa
        pertumbuhan, khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya
        ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Dari dua pendapat tersebut dapat
        disimpulkan bahwa sifat dari pertumbuhan adalah evolutif.
    2. Perkembangan, diartikan sebagai suatu proses ke arah yang lebih sempurna, dan
        tidak begitu saja dapat diulang kembali (Monks, dkk, 1998). Pendapat ini searah
        dengan Werner (dalam Monks, dkk., 1998) yang menyatakan perkembangan
        menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
        Lebih lanjut Monks, dkk (1998) menjelaskan bahwa perkembangan lebih dapat
        mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul.
        Sedangkan Soemantri (2005) berpendapat, perkembangan adalah perubahan
        kualitatif, yaitu perubahan progressive, koheren, dan teratur. Adapun Santrock
        (2007) memberikan pendapat yang lebih mendasar, yaitu bahwa perkembangan
        adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan berlanjut sepanjang
        rentang hidup. Disini Santrock mendefinisikan perkembangan tidak hanya dalam
        konteks evolusi, tetapi juga involusi
    Berdasar uraian di atas, maka perkembangan psikologi merupakan suatu proses yang
dinamis, yang dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan
tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.


  B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN DAN PERSPEKTIF MASA HIDUP
        Untuk memahami bagaimana proses perkembangan pada anak berlangsung serta
mengetahui gambaran mengenai pola-pola perkembangan yang tepat dan mengapa ada
variasi dalam perkembangan maka orangtua/pengasuh/pendidik perlu memahami tentang
prinsip-prinsip perkembangan (developmental Principles) (Hurlock, dalam Prasetya-
ningrum, 2006 dan 2008) dan perspektif masa hidup (life-span perspectives) (Santrock,
2002). Dengan demikian orangtua/pengasuh/pendidik dapat memahami anak secara
pribadi. Lebih lanjut Hurlock (dalam Prasetyaningrum, 2006 & 2008; dan Baltes, dalam
Santrock, 2002) menjelaskan bahwa bila orangtua/pengasuh/pendidik memahami tentang
prinsip-prinsip perkembangan, maka diharapkan mereka akan: pertama, mengetahui apa
yang diharapkan dari anak, pada usia berapa kira-kira akan muncul berbagai perilaku
yang khas, dan kapan pola-pola perilaku tersebut akan digantikan oleh pola perilaku yang
lebih matang. Kedua, dapat membimbing dan memberikan fasilitas pendukung dalam
proses belajar anak secara tepat. Ketiga, mengetahui pola normal perkembangan,
sehingga memungkinkan orangtua/pengasuh/pendidik untuk membantu anak memper-
siapkan diri ketika proses perkembangan akan dialami.

1. Prinsip-prinsip Perkembangan (Hurlock, dalam Prasetyaningrum, 2006 dan
2008):
         a. Perkembangan awal lebih kritis dibanding sesudahnya
      Proses perkembangan bersifat berkesinambungan, dalam arti proses perkembangan
yang paling awal akan mempengaruhi proses perkembangan berikutnya, sehingga bila
terjadi gangguan di awal perkembangan, maka akan mempengaruhi proses perkembangan
berikutnya.
      b.    Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
      Yang dimaksud kematangan adalah karakteristik yang secara potensial telah
”dibawa” individu sejak lahir, misalnya kemampuan merangkak, duduk, berjalan,
berbicara, membaca, menulis, dsb. Adapun arti belajar dalam konteks ini adalah
perkembangan yang berasal dari adanya latihan dan usaha. Melalui belajar anak
memiliki kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki, agar dapat teraktualisasikan
secara optimal (Mussen, et.al., 1989)
      c.    Pola perkembangan dapat diramalkan
      Setiap spesies mengikuti pola perkembangan yang khas atas spesies tersebut
(Hurlock, 1998). Pada manusia pola perkembangan fisiknya juga mengikuti hukum
cephalocaudal dan proximodistal, yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh
dari kepala sampai kaki, artinya perkembangan fisik individu selalu dimulai dari kepala,
kemudian ke bagian tubuh di bawahnya, hingga berakhir di kaki (cephalocaudal) dan
perkembangan bergerak dari sumbu/pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya, artinya
perkembangan fisik individu selalu dimulai dari pusat tubuh (badan) menuju ke ujung-
ujung badan (jari-jari) (proximodistal)..
      d.    Pola perkembangan memiliki karakteristik tertentu
      Semua anak akan mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju
tahap berikutnya. Misalnya: bayi baru akan dapat berjalan, apabila sebelumnya telah
mampu duduk dan berdiri. Begitu juga pada anak yang berkebutuhan khusus, pada usia-
usia awal mereka akan mengalami perkembangan yang relatif sama dengan anak-anak
normal. Kemudian, pada proses yang lebih lanjut, anak-anak berkebutuhan khusus ini
akan menunjukkan adanya perbedaan, yaitu menunjukkan kelambatan atau percepatan
dalam perkembangan.
      e.    Terdapat individual defferences dalam perkembangan
      Meski pun pola perkembangan berlangsung sama pada semua anak, namun setiap
anak akan mengikuti pola dengan cara dan kecepatannya sendiri. Artinya sebagian besar
anak berkembang dengan lancar, bertahap, dan langkah demi langkah, namun ada
sebagian anak-anak lain yang berkembang dengan kecepatan lebih tinggi atau lebih
rendah. Selain itu ada pula anak-anak yang mengalami penyimpangan dalam proses
perkembangan. Oleh karenanya tidak semua anak dapat mencapai titik perkembangan
yang sama pada usia yang juga sama.
2. Perspektif Masa Hidup (Santrock, 2002):
     a. Perkembangan adalah seumur hidup (life-long)
     Tidak ada periode usia yang mendominasi dalam perkembangan. Individu akan
mengalami orientasi psikologis yang berbeda di setiap periode yang dilalui.
Perkembangan meliputi evolusi dan involusi yang berinteraksi dalam cara yang dinamis
sepanjang siklus kehidupan. Pada masa-masa usia awal (masa bayi sampai dengan masa
anak akhir), mereka lebih banyak mengalami evolusi daripada involusi. Sebaliknya, pada
masa-masa usia lanjut, individu lebih banyak mengalami involusi daripada evolusi.
     b. Perkembangan adalah multidimensi (multidimentional )
     Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif dan sosial. Kadang-kadang
dalam satu dimensi terdapat banyak komponen, misalnya inteligensi/kecerdasan, ada
kecerdasan abstrak, kecerdasan verbal/non verbal, kecerdasan sosial, dsb.
     c. Perkembangan adalah multidireksional (multidirectional)
     Beberapa dimensi/komponen mengalami peningkatan kuantitas dan/atau kualitas
(evolutif), sedangkan komponen yang lain mengalami penurunan (involutif) dalam waktu
yang hampir bersamaan, misalnya: anak mengalami peningkatan dalam kemampuan
kognitifnya, tetapi mengalami penurunan kualitas dalam perilaku sosialnya, seperti: suka
membangkang/membantah, mau menang sendiri/egois, dsb.
     d. Perkembangan adalah lentur (plastic)
     Perkembangan tergantung pada kondisi kehidupan individu sendiri, dengan
berbagai alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi masalah-masalah/hambatan-
hambatan yang dialami, misalnya: kemampuan motorik, bahasa, dan sosial anak dapat
dikembangkan melalui pelatihan/stimulasi lingkungan. Anak yang hidup di lingkungan
wisata dan banyak dikunjungi turis manca negara, maka kemampuan berkomunikasi
dengan orang asing akan lebih baik daripada anak-anak yang hidup hanya di
komunitasnya sendiri.
     e. Perkembangan adalah melekat secara kesejarahan (historically embedded)
     Perkembangan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat anak lahir dan
berkembang. Anak yang hidup pada masa perang, akan mengalami perkembangan
psikologis yang berbeda dengan anak yang lahir di masa damai. Anak yang hidup pada
masa kejayaan secara ekonomi (baik orangtua ataupun negara), akan berbeda dengan
anak yang hidup pada masa sulit.
     f. Perkembangan dipelajari oleh sejumlah disiplin ilmu (multidiscipline)
     Perkembangan manusia dipelajari tidak hanya oleh para ahli psikologi, melainkan
juga sosiolog, antropolog, neurolog, dan saintis lainnya (termasuk arsitek), untuk
membuka misteri perkembangan manusia sepanjang hidup.
     g. Perkembangan adalah kontekstual (contextual)
     Individu secara terus menerus merespons dan bertindak berdasarkan konteks yang
meliputi biologis, lingkungan fisik, konteks sosial, kesejarahan, dan kebudayaan. Dalam
pandangan ini individu dilihat sebagai mahluk yang sedang berubah di dalam dunia yang
sedang berubah.

               C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MASA ANAK
       Havighurst (dikutip Prasetyaningrum, 1999) menyatakan bahwa setiap individu
pada fase-fase tertentu memiliki tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) yang
harus dilaksanakan. Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada suatu
periode usia tertentu dari kehidupan individu yang harus dilaksanakan. Apabila individu
berhasil melaksanakannya, maka akan muncul rasa bahagia dan akan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya bila gagal akan
menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
         Adapun tugas-tugas perkembangan masa anak adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari ketrampilan fisik
    Masa anak adalah masa ketika potensi-potensi fisik sedang mengalami perkembangan
    pesat. Dalam pelaksanaan tugas perkembangan ini, dibutuhkan fasilitas lingkungan
    yang memadai untuk ruang gerak anak yang semakin meluas.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
    sedang tumbuh
    Anak perlu dibantu untuk menyadari pentingnya melaksanakan tugas perkembangan
    ini, agar perkembangan fisik dan psikologisnya berlangsung optimal. Perlu diciptakan
    suasana yang kondusif agar anak memiliki semangat yang tinggi untuk melaksanakan
    tugas perkembangan tersebut, seperti suasana rumah yang bersih, rapi dan nyaman
    agar nafsu makan anak optimal, dan aktivitas anak tidak terganggu.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
    Anak adalah mahluk sosial yang membutuhkan teman bermain untuk mengasah
    kompetensi sosialnya. Oleh karenanya perlu diciptakan erea bermain yang memadai,
    dalam arti cukup luas, aman, nyaman dan masih dalam pantauan orang dewasa.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita secara tepat
    Anak adalah mahluk Tuhan yang masih memiliki masa hidup panjang. Oleh
    karenanya mereka perlu belajar dan menguasai peran sosial yang sesuai dengan jenis
    kelaminnya. Misalnya sebagai anak lelaki, apa yang harus diperankan dimasyarakat.
    Sebagai anak perempuan, peran apa yang paling sesuai untuk dilaksanakan. Dalam
    hal ini mereka membutuhkan ”model” yang tepat dari orang-orang dewasa yang ada
    di sekitarnya.
5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
    berhitung
    Ketrampilan membaca, menulis dan berhitung adalah ketrampilan dasar yang secara
    umum potensinya telah dimiliki anak sejak dilahirkan. Untuk mengembangkannya
    anak membutuhkan pembimbing dan fasilitas yang memadai untuk melaksanakan
    tugas ini. Tugas perkembangan dapat dilaksanakan secara individual maupun
    kelompok.
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
    sehari-hari
    Sebagai mahluk sosial, anak perlu memiliki pengertian dan pemahaman tentang
    kebiasaan dan nilai-nilai (moralitas) masyarakat setempat. Tugas perkembangan ini
    perlu diberikan sedini mungkin, terutama dalam mengantisipasi masuknya moralitas
    pendatang/orang lain.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan nilai
    Tugas ini adalah kelanjutan dari tugas sebelumnya. Anak perlu mengoptimalkan
    fungsi hati nurani, dalam rangka memahami moralitas dan nilai-nilai di masyarakat
    yang kadang bersifat heterogen.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial
   Anak hidup di masyarakat. Oleh karenanya mereka perlu untuk belajar menyesuaikan
   diri dengan berbagai karakteristik kelompok sosial, agar mereka mampu berperan
   secara optimal di masyarakat yang lebih luas.
9. Mencapai kebebasan pribadi
   Anak bukan miniatur orang dewasa, oleh karenanya anak membutuhkan kebebasan
   pribadi untuk mengaktualkan potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Meski
   pun demikian, bukan berarti anak harus diberi kebebasan mutlak, mereka tetap
   membutuhkan bimbingan dari orang dewasa.


                             D. PERKEMBANGAN FISIK
        Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah ekstensif.
Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar bila dibandingkan dengan bagian
tubuh yang lain (1:3). Kepala ini bergerak terus menerus karena refleks. Selain refleks
pada kepala, bayi juga memiliki refleks-refleks lain, seperti: refleks mencari (rooting
reflex), refleks menghisap (sucking-reflex), refleks peluk (moro-reflex), refleks
menggenggam (grasping-reflex), dan refleks genggam kaki (babinski-reflex). Refleks-
refleks tersebut sangat penting karena merupakan mekanisme pertahanan hidupnya.
Biasanya refleks-refleks tersebut akan menghilang ketika bayi berusia antara 3 – 4 bulan
(Santrock, 2002).
        Berat dan panjang badan bayi ketika dilahirkan berkisar antara 2,5-4,0 kg dan 45-
55cm. (S,145). Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap anak, karena
menentukan hal-hal yang dapat/tidak dapat dilakukan oleh anak. Perkembangan fisik
yang normal memungkinkan anak mengadakan penyesuaian diri pada situasi yang ada,
sedangkan perkembangan fisik yang menyimpang akan menghambat penyesuaian diri
anak tersebut (Soemantri, 2005).
        Lebih lanjut Soemantri (2005) menjelaskan bahwa perkembangan fisik meliputi
penambahan tinggi dan berat badan, peningkatan kemampuan psikomotorik,
pertumbuhan otot-otot dan lemak tubuh. Perkembangan fisik ini akan berpengaruh pada
penampilan, koordinasi motorik, kualitas tingkah laku, dan status kematangan anak.
Kerusakan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi penyesuaian dirinya. Anak akan
mengalami gangguan dalam bertingkah laku, mendapatkan reaksi yang berbeda dari
masyarakat sekitar, sehingga anak merasa berbeda dengan anak-anak lain yang ada di
sekitarnya.

                         E. PERKEMBANGAN KOGNITIF
1. Teori Piaget
       Piaget memandang inteligensi/kecerdasan sebagai suatu proses adaptif dan
menekankan bahwa adaptasi melibatkan fungsi intelektual. Menurut Piaget proses
adaptasi adalah keseimbangan antara kegiatan organisme dengan kegiatan
lingkungannya. Dengan demikian lingkungan dipandang sebagai suatu hal yang terus
menerus mendorong organisme untuk menyesuaikan diri terhadap situasi riil, sebaliknya
organisme secara konstan juga menghadapi lingkungannya sebagai suatu struktur yang
merupakan bagian dari dirinya (Gunarsa, 1987; Hurlock, 1991; 1996; Soemantri, 2005;
dan Santrock, 2007)
Piaget mengemukakan tentang adanya tahapan/periodisasi dalam perkembangan
kognitif individu. Adapun tahap-tahap/periode tersebut adalah:
   1. Periode Sensori-Motor (0 – 2 tahun)
        Merupakan periode/tahap pertama perkembangan Piaget. Pada periode ini anak
        membangun pemahaman mengenai dunia ini dengan mengkoordinasikan
        pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar), dengan tindakan fisik dan
        motorik. Pada tahap ini, inteligensi tidak bersifat reflektif, artinya tidak terdapat
        suatu hal yang merupakan usaha untuk mengejar atau memperoleh pengetahuan
        atau kebenaran, melainkan hanya mempersoalkan aspek konkrit tentang dunia
        realitas. Pada masa ini satu kemampuan penting yang dicapai anak adalah object
        permanence (permanensi objek), yaitu suatu pemahaman bahwa objek/benda/
        manusia tetap ”ada” meski pun tidak tampak.
   2. Periode Pra-Operasional (2 – 7 tahun)
        Pada periode ini anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan
        lukisan. Meskipun demikian, menurut Piaget anak masih belum mampu
        melakukan ”operasi” (istilah Piaget untuk menggambarkan tindakan mental yang
        terinternalisasi, yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang
        sebelumnya hanya dapat dilakukan secara fisik). Anak masih cenderung untuk
        memusatkan perhatian (centralized) pada ciri-ciri yang paling menarik dari suatu
        stimulus, anak belum dapat merenungkan dan mengintegrasikan berbagai
        karakteristik stimulus. Selain itu anak juga belum mampu melakukan penalaran
        secara rasional.
   3. Periode Operasional Konkret (7 – 11 tahun)
        Pada periode ini anak dapat melakukan ”operasi”, dan penalaran logis
        menggantikan pikiran intuitif, selama penalaran dapat diterapkan pada contoh
        khusus dan konkret. Pada tahap ini prinsip konservasi (bahwa suatu benda,
        meskipun ditransformasikan dengan cara yang berbeda, benda-benda tersebut
        tetaplah sama), merupakan ciri penting dalam pemikiran anak-anak. Anak pada
        masa ini menghadapi orang lain secara rasional. Mereka mulai mengerti dan
        bahkan merumuskan aturan-aturan logis. Komunikasi anak-anak dengan orang
        lain menjadi semakin tidak egosentris dan lebih bersifat sosial.
   4. Periode Operasional Formal (11 – dst)
        Pada periode ini individu telah melampaui pengalaman konkret dan mampu
        berpikir abstrak dan logis. Pada tahap ini, kadang remaja menciptakan bayangan
        situasi ideal yang diinginkan, seperti orangtua yang ideal, lingkungan yang ideal,
        masyarakat yang juga ideal, kemudian, bayangan ideal tersebut dibandingkan
        dengan apa yang ditemuinya dalam kehidupan nyata. Mereka juga mulai
        mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan masa depan yang akan
        disongsong/dihadapi, serta akan menjadi apa dirinya kelak. Dalam pemecahan
        masalah, mereka sudah lebih sistematis, mengembangkan hipotesis mengenai
        mengapa sesuatu terjadi dengan cara tertentu, kemudian menguji hipotesis ini
        dengan cara deduktif. Dengan demikian pemikiran operasional formal ditandai
        dengan kenyataan bahwa pada dasarnya pemikiran itu bersifat proporsional dan
        hipotetiko-deduktif.
2. Teori Vygotsky
        Menurut Vygotsky, anak secara aktif menciptakan pengalaman mereka sendiri.
Vygotsky memberikan peran yang lebih penting pada interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif anak. Dengan kata lain, perkembangan kognitif anak sebagai
sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Vygotsky percaya bahwa
perkembangan ingatan/memori, atensi, dan penalaran, mencakup belajar menggunakan
penemuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematis, dan strategi ingatan. Menurut
teori ini, pengetahuan tidak dihasilkan dari dalam diri individu, melainkan dibangun
melalui interaksi dengan orang lain dan benda budaya, seperti buku. Ini menunjukkan
bahwa pemahaman dapat ditingkatkan melalui interaksi dengan orang lain dalam
aktivitas yang kooperatif (Santrock, 2002 dan 2008).
        Lebih lanjut Vygotsky (Santrock, 2002 dan 2008) menegaskan bahwa secara aktif
anak-anak menyusun pengetahuan dan mengembangkan konsep-konsep mereka secara
sistematis, logis dan rasional yang diperoleh dari koneksi-koneksi sosial dengan orang
lain yang kompeten. Jadi dalam teori Vygotsky orang lain dan bahasa, memegang
peranan penting dalam perkembangan kognitif anak. Interaksi sosial anak dengan orang
dewasa yang lebih terampil dan teman sebaya, akan meningkatkan perkembangan
kognitifnya. Melalui interaksi ini pula anggota masyarakat yang kurang terampil dapat
belajar dari anggota masyarakat lain untuk beradaptasi dan berhasil di masyarakat yang
lebih luas.

3. Teori Howard Gardner
    Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang
dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia
dilahirkan. Kecerdasan juga merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan
menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia.
    Setiap individu memiliki sembilan ( 9 ) jenis kecerdasan yang berbeda-beda dan
menggunakannya dengan cara-cara yang sangat personal. Pembatasan pada program
pendidikan yang hanya memfokuskan diri pada kecerdasan linguistic dan matematis,
telah meminimalisir arti penting bentuk-bentuk potensi lain yang dimiliki individu
(Gardner, dalam Prasetyaningrum, 2003). Sembilan kecerdasan manusia menurut
Gardner (Prasetyaningrum, 2003) adalah sebagai berikut:
 1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik)
    Yaitu kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa
    untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Para pengarang,
    penyair, jurnalis, pembicara, dan penyiar berita, memiliki tingkat kecerdasan lingu-
    istic yang tinggi.
2. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika)
    Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan
    propo-sisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Para
    ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insinyur, pro-grammer komputer, mereka
    memiliki ke-cerdasan logika-matematika yang kuat.
3. Spatial intelligence (kecerdasan spasial)
    Yaitu kemampuan individu untuk mem-bangkitkan kapasitasnya dalam berpikir tiga
    dimensi. Biasanya dimiliki oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek. Mereka
    mampu merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, meng-ubah,
memodifikasi bayangan, mengemudi-kan diri sendiri dan objek melalui ruangan, dan
    menghasilkan atau menguraikan infor-masi grafik.
4. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh)
    Individu yang memiliki kemampuan ini memungkinkannya untuk menggerakkan
    objek dan ketrampilan-ketrampilan fisik yang halus. Potensi ini biasanya dimiliki
    oleh para atlit, penari, ahli bedah, dan seniman yang memiliki ketrampilan teknik
5. Musical intelligence (kecerdasan musik)
    Individu yang kecerdasan musiknya tinggi memiliki sensitivitas pada pola titinada,
    melodi, ritme dan nada. Mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain: composer,
    konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat musik, dan juga pendengar musik yang
    sensitive.
6. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)
    Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara
    efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, dan politisi yang sukses.
7. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)
    Adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan
    menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan
    kehidupan seseorang. Potensi ini biasanya nampak pada: agamawan, ahli psikologi
    (psikolog), dan ahli filsafat (filosof).
8. Naturalist Intelligence (Kecerdasan Naturalis), adalah kemampuan untuk mengenali,
    membedakan, menggolongkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di
    lingkungan sekitar maupun alam semesta. Inti dari kecerdas-an ini adalah
    kemampuan individu utk mengenali secara detail benda2 buatan manusia (perangko,
    perhiasan, sepatu, mobil, pesawat, dll) maupun benda/mahluk di alam semesta
    (tanaman, hewan, batu dan bagian lain dari alam semesta).
9. Existence Intelligence (Kecerdasan Eksistensial), yaitu kecerdasan yang
    berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan untuk berpikir kosmis atau hal-
    hal yang berhubungan dengan keberadaan, mulai dari keberadaan dan tujuan manusia
    di alam semesta, hingga pada sifat kehidupan itu sendiri, seperti kebahagiaan, tragedi,
    penderitaan, hidup, mati, dan kemana manusia setelah mati.

                             F. PERKEMBANGAN EMOSI
        Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada
pada suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well-
being dirinya (Campos dan Saarni, dkk, dalam Santrock, 2008). Pola perkembangan
emosi dipengaruhi oleh faktor herediter, lingkungan, dan kondisi kesehatan anak. Pola
emosi masa anak menunjukkan kecenderungan untuk tetap bertahan hingga masa dewasa,
kecuali anak mengalami perubahan situasi yang radikal, baik lingkungan (hubungan
personal-sosial) maupun kesehatan fisik (Santrock, 2002, dan Thompson & Lagattuta,
dalam McCartney & Phillips, 2008).
        Untuk mencapai kematangan emosi perlu adanya pelatihan dan pembiasaan untuk
menyeimbangkan dan mengendalikan emosi. Yang dimaksud dengan mengendalikan
emosi adalah mengarahkan energi emosi ke dalam saluran ekspresi yang berguna dan
dapat diterima secara sosial (Hurlock, 1991,1996; Soemantri, 2005; Santrock, 2008).
        Emosi memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak,
antara lain (Hurlock, 1991, Soemantri, 2005, Santrock, 2008):
1. Emosi menimbulkan kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari (after effect:
       efek yang dirasakan anak sesudah mengalami suatu kejadian).
   2. Emosi mempersiapkan tubuh anak untuk memberikan reaksi-reaksi fisiologis
       yang menyertai emosi yang dialami.
   3. Ketegangan emosi menyebabkan terganggunya ketrampilan motorik, misalnya:
       anak menjadi gugup, gagap, dsb.
   4. Emosi juga dapat berperan sebagai bentuk komunikasi. Artinya ketika seorang
       anak menunjukkan emosinya melalui ekspresi maupun reaksi-reaksi fisik, maka
       disitu anak menyampaikan perasaannya kepada orang lain.
   5. Emosi merupakan sumber penilaian sosial dan penilaian diri. Cara individu
       mengekspresikan emosinya akan mempengaruhi penilaian sosial yang pada
       gilirannya akan mempengaruhi penilaian diri.
   6. Emosi mempengaruhi aktivitas mental secara umum. Ketika seseorang
       mengalami kondisi emosi yang tidak menyenangkan, maka sangat memungkinkan
       akan terjadi penurunan prestasi, begitu juga sebaliknya.
   7. Emosi mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kehidupan. Bila seorang
       anak lebih sering mengalami emosi yang menyenangkan (misalnya: affection,
       happiness, dll), maka pandangan anak tentang kehidupan positif, sehingga hal ini
       dapat mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri/kemampuan untuk berinter-
       aksi dengan orang lain.
   8. Respon emosional yang terus menerus akan menjadi kebiasaan/habit. ekspresi
       emosi yang dilakukan berulang-ulang, akan menjadi kebiasaan anak.
   9. Emosi membekas pada ekspresi wajah dan mewarnai tingkah laku seseorang.
       Ketika seseorang mengalami emosi gembira, maka kondisi tersebut akan
       terpancar pada ekspresi wajahnya.
   10. Emosi mempengaruhi iklim psikologis lingkungan sekelilingnya. Apabila dalam
       suatu keluarga terdapat anak yang temper-tantrum, maka kondisi tersebut dapat
       mempengaruhi suasana keluarga.

                                   G. PENUTUP
       Sejak lahir hingga menjelang ajal, manusia tidak pernah statis, manusia selalu
mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif (progressive), maupun involutif
(retrograde). Perubahan yang dialami manusia merupakan integrasi dari berbagai
perubahan struktur dan fungsi.
       Bagaimana memahami berlangsungnya proses perkembangan pada anak, dan
bagaimana cara untuk mengetahui gambaran mengenai pola-pola perkembangan yang
tepat dan mengapa ada variasi dalam perkembangan, maka orangtua/pengasuh/pendidik
perlu memahami tentang prinsip-prinsip perkembangan dan perspektif masa hidup.
Dengan mengetahui proses perkembangan pada anak, maka orangtua akan dapat
mengantisipasi perkembangan yang dialami anak mereka. Dengan demikian diharapkan
mereka dapat ikut berperan dalam membantu mengoptimalkan potensi-potensi spesifik
yang dimiliki anak, melalui pemenuhan fasilitas fisik dan psikologis untuk memberikan
ruang gerak pada anak dalam bereksplorasi/menjelajah rumah dan lingkungan sekitarnya.


                                                         Surakarta, 05 Agustus 2009
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. 1991. Child Development (Alih Bahasa: Tjandrasa dan Zarkasih). Jakarta:
      PT. Gelora Aksara Pratama.

---------------------- 1996. Developmental Psychology (Terjemahan: Estiwidayanti,
         Soedjarwo, dan Sijabat). Jakarta: Penerbit Erlangga

Monks, F.J.; Knoers, A.M.P.; Haditono, S.R., 1998. Psikologi Perkembangan.
      Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjahmada University
      Press.

Mussen, P.H.; Conger, J.J.; Kagan, J.;and Huston, A.C., 1989. Child Development and
      Personality. New York: Harper and Row Publishers.

Prasetyaningrum, J. 1999. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. Intensive Practical
       Psychology Course (IPPI). Jasa Psikologi Indonesia, Surakarta, April 1999.

-----------------------. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. Bimbingan Teknis
         Analisis Medik Sederhana, Pem-Prov Jawa Tengah, Dinas Pendidikan dan
         Kebudayaan Unit Luar Biasa. Semarang, 5-7 Juni.

----------------------- 2006. Multiple Intelligence. Makalah. Disampaikan dalam acara Seminar
Pendidikan Anak Dini Usia, Play Group dan TK RABBANI, Karanganom, Klaten, 16 Juli.

----------------------. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. ”Seminar Mendi-
         dik Anak Melalui Cerita”. Al-Azhar Peduli Ummat, 02-Februari.

Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. (Alih bahasa:
       Chusairi, dan Damanik). Jakarta: Penerbit Erlangga

-------------------- 2008. Child Development, eleventh edition (alih bahasa: Rahmawati
         dan Kuswanti). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soemantri, S. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Thompson, R.A. and Lagattuta, K.H. 2008. Feeling and Understanding: Early Emotional
     Development. dalam Early Childhood Development (Edited by: McCartney, K.
     & Phillips D). Singapore: C.O.S. Printers Pte Ltd.


===============
*) Dipresentasikan dalam acara: WORKSHOP URBAND NEIGHBOURHOOD AND CHILDREN
SPACES. Kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan Universitas Teknologi
Malaysia (UTM) di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, 05 – 07 Agustus 2009.
**) Dosen, Supervisor dan Sekretaris Program Pendidikan Magister Profesi Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Contenu connexe

Tendances

Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologiEman Syukur
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARLutfi Koto
 
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseHakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseRamona Siregar
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranPerkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranLutfi Koto
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuAriefiandra Ariefiandra
 
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikProses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikLutfi Koto
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolah
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolahMemahami tugas perkembangan pada anak sekolah
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolahFridha Rasjid
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismeIr. Zakaria, M.M
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)PuputPamela
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanDewi Atin Surya
 

Tendances (20)

Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]
 
Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
 
Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologi
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
 
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseHakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranPerkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
 
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikProses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolah
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolahMemahami tugas perkembangan pada anak sekolah
Memahami tugas perkembangan pada anak sekolah
 
Tugas m1 kb 1 proffesional
Tugas m1 kb 1 proffesionalTugas m1 kb 1 proffesional
Tugas m1 kb 1 proffesional
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Tugas iad
Tugas iadTugas iad
Tugas iad
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
 

En vedette

En vedette (9)

Membangun web server,_e-mail_server_dan_ftp_server
Membangun web server,_e-mail_server_dan_ftp_serverMembangun web server,_e-mail_server_dan_ftp_server
Membangun web server,_e-mail_server_dan_ftp_server
 
Data encryption standar
Data encryption standarData encryption standar
Data encryption standar
 
Ipv6
Ipv6Ipv6
Ipv6
 
Ipv6
Ipv6Ipv6
Ipv6
 
Konsep dasar jaringan
Konsep dasar jaringanKonsep dasar jaringan
Konsep dasar jaringan
 
Php mysql
Php mysqlPhp mysql
Php mysql
 
Pengantar jaringan komputer1
Pengantar jaringan komputer1Pengantar jaringan komputer1
Pengantar jaringan komputer1
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Membuat mail server di ubuntu
Membuat mail server di ubuntuMembuat mail server di ubuntu
Membuat mail server di ubuntu
 

Similaire à PERKEMBANGAN ANAK

Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxhein30
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantikaIr. Zakaria, M.M
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaAaz M Hafidz Azis
 
psikologi perkembangan
psikologi perkembanganpsikologi perkembangan
psikologi perkembanganEneng Susanti
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanIr. Zakaria, M.M
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikfajar riansyah
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Ir. Zakaria, M.M
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanLilis Fauziah
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptxluthfiajiramdani1
 
3up 5 prinsip
3up 5 prinsip3up 5 prinsip
3up 5 prinsipHusnul I
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinya
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinyaPSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinya
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinyaFirdasari6
 
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganMakalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganmukhlis anshoe
 

Similaire à PERKEMBANGAN ANAK (20)

Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remaja
 
psikologi perkembangan
psikologi perkembanganpsikologi perkembangan
psikologi perkembangan
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
Bab 1 psikobang
Bab 1 psikobangBab 1 psikobang
Bab 1 psikobang
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didik
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
 
Psikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.pptPsikologi perkembangan.ppt
Psikologi perkembangan.ppt
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
Bju irma 855872593_ppd (1)
Bju irma 855872593_ppd (1)Bju irma 855872593_ppd (1)
Bju irma 855872593_ppd (1)
 
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx
1. PERTUMBUHAN & Perkembangan.pptx
 
3up 5 prinsip
3up 5 prinsip3up 5 prinsip
3up 5 prinsip
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinya
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinyaPSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinya
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perkembangan dan Faktor yang mempengaruhinya
 
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganMakalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
 

Plus de Iwan Kurniarasa

implementasi-dan-maintenance
implementasi-dan-maintenanceimplementasi-dan-maintenance
implementasi-dan-maintenanceIwan Kurniarasa
 
metode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whiteboxmetode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whiteboxIwan Kurniarasa
 
metode-pengujian-blackbox
 metode-pengujian-blackbox metode-pengujian-blackbox
metode-pengujian-blackboxIwan Kurniarasa
 
Contoh penggunaan-iptables
Contoh penggunaan-iptablesContoh penggunaan-iptables
Contoh penggunaan-iptablesIwan Kurniarasa
 
Algoritma kriptografi klasik
Algoritma kriptografi klasikAlgoritma kriptografi klasik
Algoritma kriptografi klasikIwan Kurniarasa
 
Dynamic host configuration protokol menggunakan linux
Dynamic host configuration protokol menggunakan linuxDynamic host configuration protokol menggunakan linux
Dynamic host configuration protokol menggunakan linuxIwan Kurniarasa
 
Install dan setting xampp ubuntu 12.04
Install dan setting xampp ubuntu 12.04Install dan setting xampp ubuntu 12.04
Install dan setting xampp ubuntu 12.04Iwan Kurniarasa
 
Object oriented programming ( oop
Object oriented programming ( oopObject oriented programming ( oop
Object oriented programming ( oopIwan Kurniarasa
 
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1Pengajuan judul praktek kerja lapanga1
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1Iwan Kurniarasa
 
Teori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganTeori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganIwan Kurniarasa
 

Plus de Iwan Kurniarasa (15)

implementasi-dan-maintenance
implementasi-dan-maintenanceimplementasi-dan-maintenance
implementasi-dan-maintenance
 
metode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whiteboxmetode-pengujian-whitebox
metode-pengujian-whitebox
 
metode-pengujian-blackbox
 metode-pengujian-blackbox metode-pengujian-blackbox
metode-pengujian-blackbox
 
Contoh penggunaan-iptables
Contoh penggunaan-iptablesContoh penggunaan-iptables
Contoh penggunaan-iptables
 
Keamanan jaringan
Keamanan jaringanKeamanan jaringan
Keamanan jaringan
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Algoritma kriptografi klasik
Algoritma kriptografi klasikAlgoritma kriptografi klasik
Algoritma kriptografi klasik
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Dynamic host configuration protokol menggunakan linux
Dynamic host configuration protokol menggunakan linuxDynamic host configuration protokol menggunakan linux
Dynamic host configuration protokol menggunakan linux
 
Install dan setting xampp ubuntu 12.04
Install dan setting xampp ubuntu 12.04Install dan setting xampp ubuntu 12.04
Install dan setting xampp ubuntu 12.04
 
Object oriented programming ( oop
Object oriented programming ( oopObject oriented programming ( oop
Object oriented programming ( oop
 
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1Pengajuan judul praktek kerja lapanga1
Pengajuan judul praktek kerja lapanga1
 
Teori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganTeori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembangan
 
Aplikasi php mysql
Aplikasi php mysqlAplikasi php mysql
Aplikasi php mysql
 

Dernier

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Dernier (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

PERKEMBANGAN ANAK

  • 1. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK *) Dra. Juliani Prasetyaningrum, MSi, Psi **) A. PENDAHULUAN Sejak lahir hingga menjelang ajal, manusia tidak pernah statis, manusia selalu mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif (progressive), maupun involutif (retrograde). Perubahan yang dialami manusia merupakan integrasi dari berbagai perubahan struktur dan fungsi, karena itu perubahan ini tergantung pada hal-hal yang dialami sebelumnya dan akan mempengaruhi hal-hal yang terjadi sesudahnya. Dalam konteks psikologi ada 2 (dua) macam perubahan, yaitu: 1. Pertumbuhan, diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif (Soemantri, 2005). Pendapat tersebut memperkuat pernyataan Monks, dkk (1998) bahwa pertumbuhan, khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat dari pertumbuhan adalah evolutif. 2. Perkembangan, diartikan sebagai suatu proses ke arah yang lebih sempurna, dan tidak begitu saja dapat diulang kembali (Monks, dkk, 1998). Pendapat ini searah dengan Werner (dalam Monks, dkk., 1998) yang menyatakan perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Lebih lanjut Monks, dkk (1998) menjelaskan bahwa perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul. Sedangkan Soemantri (2005) berpendapat, perkembangan adalah perubahan kualitatif, yaitu perubahan progressive, koheren, dan teratur. Adapun Santrock (2007) memberikan pendapat yang lebih mendasar, yaitu bahwa perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan berlanjut sepanjang rentang hidup. Disini Santrock mendefinisikan perkembangan tidak hanya dalam konteks evolusi, tetapi juga involusi Berdasar uraian di atas, maka perkembangan psikologi merupakan suatu proses yang dinamis, yang dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud. B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN DAN PERSPEKTIF MASA HIDUP Untuk memahami bagaimana proses perkembangan pada anak berlangsung serta mengetahui gambaran mengenai pola-pola perkembangan yang tepat dan mengapa ada variasi dalam perkembangan maka orangtua/pengasuh/pendidik perlu memahami tentang prinsip-prinsip perkembangan (developmental Principles) (Hurlock, dalam Prasetya- ningrum, 2006 dan 2008) dan perspektif masa hidup (life-span perspectives) (Santrock, 2002). Dengan demikian orangtua/pengasuh/pendidik dapat memahami anak secara pribadi. Lebih lanjut Hurlock (dalam Prasetyaningrum, 2006 & 2008; dan Baltes, dalam Santrock, 2002) menjelaskan bahwa bila orangtua/pengasuh/pendidik memahami tentang prinsip-prinsip perkembangan, maka diharapkan mereka akan: pertama, mengetahui apa yang diharapkan dari anak, pada usia berapa kira-kira akan muncul berbagai perilaku yang khas, dan kapan pola-pola perilaku tersebut akan digantikan oleh pola perilaku yang
  • 2. lebih matang. Kedua, dapat membimbing dan memberikan fasilitas pendukung dalam proses belajar anak secara tepat. Ketiga, mengetahui pola normal perkembangan, sehingga memungkinkan orangtua/pengasuh/pendidik untuk membantu anak memper- siapkan diri ketika proses perkembangan akan dialami. 1. Prinsip-prinsip Perkembangan (Hurlock, dalam Prasetyaningrum, 2006 dan 2008): a. Perkembangan awal lebih kritis dibanding sesudahnya Proses perkembangan bersifat berkesinambungan, dalam arti proses perkembangan yang paling awal akan mempengaruhi proses perkembangan berikutnya, sehingga bila terjadi gangguan di awal perkembangan, maka akan mempengaruhi proses perkembangan berikutnya. b. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Yang dimaksud kematangan adalah karakteristik yang secara potensial telah ”dibawa” individu sejak lahir, misalnya kemampuan merangkak, duduk, berjalan, berbicara, membaca, menulis, dsb. Adapun arti belajar dalam konteks ini adalah perkembangan yang berasal dari adanya latihan dan usaha. Melalui belajar anak memiliki kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki, agar dapat teraktualisasikan secara optimal (Mussen, et.al., 1989) c. Pola perkembangan dapat diramalkan Setiap spesies mengikuti pola perkembangan yang khas atas spesies tersebut (Hurlock, 1998). Pada manusia pola perkembangan fisiknya juga mengikuti hukum cephalocaudal dan proximodistal, yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala sampai kaki, artinya perkembangan fisik individu selalu dimulai dari kepala, kemudian ke bagian tubuh di bawahnya, hingga berakhir di kaki (cephalocaudal) dan perkembangan bergerak dari sumbu/pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya, artinya perkembangan fisik individu selalu dimulai dari pusat tubuh (badan) menuju ke ujung- ujung badan (jari-jari) (proximodistal).. d. Pola perkembangan memiliki karakteristik tertentu Semua anak akan mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Misalnya: bayi baru akan dapat berjalan, apabila sebelumnya telah mampu duduk dan berdiri. Begitu juga pada anak yang berkebutuhan khusus, pada usia- usia awal mereka akan mengalami perkembangan yang relatif sama dengan anak-anak normal. Kemudian, pada proses yang lebih lanjut, anak-anak berkebutuhan khusus ini akan menunjukkan adanya perbedaan, yaitu menunjukkan kelambatan atau percepatan dalam perkembangan. e. Terdapat individual defferences dalam perkembangan Meski pun pola perkembangan berlangsung sama pada semua anak, namun setiap anak akan mengikuti pola dengan cara dan kecepatannya sendiri. Artinya sebagian besar anak berkembang dengan lancar, bertahap, dan langkah demi langkah, namun ada sebagian anak-anak lain yang berkembang dengan kecepatan lebih tinggi atau lebih rendah. Selain itu ada pula anak-anak yang mengalami penyimpangan dalam proses perkembangan. Oleh karenanya tidak semua anak dapat mencapai titik perkembangan yang sama pada usia yang juga sama.
  • 3. 2. Perspektif Masa Hidup (Santrock, 2002): a. Perkembangan adalah seumur hidup (life-long) Tidak ada periode usia yang mendominasi dalam perkembangan. Individu akan mengalami orientasi psikologis yang berbeda di setiap periode yang dilalui. Perkembangan meliputi evolusi dan involusi yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Pada masa-masa usia awal (masa bayi sampai dengan masa anak akhir), mereka lebih banyak mengalami evolusi daripada involusi. Sebaliknya, pada masa-masa usia lanjut, individu lebih banyak mengalami involusi daripada evolusi. b. Perkembangan adalah multidimensi (multidimentional ) Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif dan sosial. Kadang-kadang dalam satu dimensi terdapat banyak komponen, misalnya inteligensi/kecerdasan, ada kecerdasan abstrak, kecerdasan verbal/non verbal, kecerdasan sosial, dsb. c. Perkembangan adalah multidireksional (multidirectional) Beberapa dimensi/komponen mengalami peningkatan kuantitas dan/atau kualitas (evolutif), sedangkan komponen yang lain mengalami penurunan (involutif) dalam waktu yang hampir bersamaan, misalnya: anak mengalami peningkatan dalam kemampuan kognitifnya, tetapi mengalami penurunan kualitas dalam perilaku sosialnya, seperti: suka membangkang/membantah, mau menang sendiri/egois, dsb. d. Perkembangan adalah lentur (plastic) Perkembangan tergantung pada kondisi kehidupan individu sendiri, dengan berbagai alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi masalah-masalah/hambatan- hambatan yang dialami, misalnya: kemampuan motorik, bahasa, dan sosial anak dapat dikembangkan melalui pelatihan/stimulasi lingkungan. Anak yang hidup di lingkungan wisata dan banyak dikunjungi turis manca negara, maka kemampuan berkomunikasi dengan orang asing akan lebih baik daripada anak-anak yang hidup hanya di komunitasnya sendiri. e. Perkembangan adalah melekat secara kesejarahan (historically embedded) Perkembangan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi saat anak lahir dan berkembang. Anak yang hidup pada masa perang, akan mengalami perkembangan psikologis yang berbeda dengan anak yang lahir di masa damai. Anak yang hidup pada masa kejayaan secara ekonomi (baik orangtua ataupun negara), akan berbeda dengan anak yang hidup pada masa sulit. f. Perkembangan dipelajari oleh sejumlah disiplin ilmu (multidiscipline) Perkembangan manusia dipelajari tidak hanya oleh para ahli psikologi, melainkan juga sosiolog, antropolog, neurolog, dan saintis lainnya (termasuk arsitek), untuk membuka misteri perkembangan manusia sepanjang hidup. g. Perkembangan adalah kontekstual (contextual) Individu secara terus menerus merespons dan bertindak berdasarkan konteks yang meliputi biologis, lingkungan fisik, konteks sosial, kesejarahan, dan kebudayaan. Dalam pandangan ini individu dilihat sebagai mahluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah. C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MASA ANAK Havighurst (dikutip Prasetyaningrum, 1999) menyatakan bahwa setiap individu pada fase-fase tertentu memiliki tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) yang harus dilaksanakan. Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada suatu
  • 4. periode usia tertentu dari kehidupan individu yang harus dilaksanakan. Apabila individu berhasil melaksanakannya, maka akan muncul rasa bahagia dan akan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya bila gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Adapun tugas-tugas perkembangan masa anak adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari ketrampilan fisik Masa anak adalah masa ketika potensi-potensi fisik sedang mengalami perkembangan pesat. Dalam pelaksanaan tugas perkembangan ini, dibutuhkan fasilitas lingkungan yang memadai untuk ruang gerak anak yang semakin meluas. 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh Anak perlu dibantu untuk menyadari pentingnya melaksanakan tugas perkembangan ini, agar perkembangan fisik dan psikologisnya berlangsung optimal. Perlu diciptakan suasana yang kondusif agar anak memiliki semangat yang tinggi untuk melaksanakan tugas perkembangan tersebut, seperti suasana rumah yang bersih, rapi dan nyaman agar nafsu makan anak optimal, dan aktivitas anak tidak terganggu. 3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya Anak adalah mahluk sosial yang membutuhkan teman bermain untuk mengasah kompetensi sosialnya. Oleh karenanya perlu diciptakan erea bermain yang memadai, dalam arti cukup luas, aman, nyaman dan masih dalam pantauan orang dewasa. 4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita secara tepat Anak adalah mahluk Tuhan yang masih memiliki masa hidup panjang. Oleh karenanya mereka perlu belajar dan menguasai peran sosial yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalnya sebagai anak lelaki, apa yang harus diperankan dimasyarakat. Sebagai anak perempuan, peran apa yang paling sesuai untuk dilaksanakan. Dalam hal ini mereka membutuhkan ”model” yang tepat dari orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. 5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung Ketrampilan membaca, menulis dan berhitung adalah ketrampilan dasar yang secara umum potensinya telah dimiliki anak sejak dilahirkan. Untuk mengembangkannya anak membutuhkan pembimbing dan fasilitas yang memadai untuk melaksanakan tugas ini. Tugas perkembangan dapat dilaksanakan secara individual maupun kelompok. 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari Sebagai mahluk sosial, anak perlu memiliki pengertian dan pemahaman tentang kebiasaan dan nilai-nilai (moralitas) masyarakat setempat. Tugas perkembangan ini perlu diberikan sedini mungkin, terutama dalam mengantisipasi masuknya moralitas pendatang/orang lain. 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan nilai Tugas ini adalah kelanjutan dari tugas sebelumnya. Anak perlu mengoptimalkan fungsi hati nurani, dalam rangka memahami moralitas dan nilai-nilai di masyarakat yang kadang bersifat heterogen.
  • 5. 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial Anak hidup di masyarakat. Oleh karenanya mereka perlu untuk belajar menyesuaikan diri dengan berbagai karakteristik kelompok sosial, agar mereka mampu berperan secara optimal di masyarakat yang lebih luas. 9. Mencapai kebebasan pribadi Anak bukan miniatur orang dewasa, oleh karenanya anak membutuhkan kebebasan pribadi untuk mengaktualkan potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Meski pun demikian, bukan berarti anak harus diberi kebebasan mutlak, mereka tetap membutuhkan bimbingan dari orang dewasa. D. PERKEMBANGAN FISIK Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar bila dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain (1:3). Kepala ini bergerak terus menerus karena refleks. Selain refleks pada kepala, bayi juga memiliki refleks-refleks lain, seperti: refleks mencari (rooting reflex), refleks menghisap (sucking-reflex), refleks peluk (moro-reflex), refleks menggenggam (grasping-reflex), dan refleks genggam kaki (babinski-reflex). Refleks- refleks tersebut sangat penting karena merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Biasanya refleks-refleks tersebut akan menghilang ketika bayi berusia antara 3 – 4 bulan (Santrock, 2002). Berat dan panjang badan bayi ketika dilahirkan berkisar antara 2,5-4,0 kg dan 45- 55cm. (S,145). Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap anak, karena menentukan hal-hal yang dapat/tidak dapat dilakukan oleh anak. Perkembangan fisik yang normal memungkinkan anak mengadakan penyesuaian diri pada situasi yang ada, sedangkan perkembangan fisik yang menyimpang akan menghambat penyesuaian diri anak tersebut (Soemantri, 2005). Lebih lanjut Soemantri (2005) menjelaskan bahwa perkembangan fisik meliputi penambahan tinggi dan berat badan, peningkatan kemampuan psikomotorik, pertumbuhan otot-otot dan lemak tubuh. Perkembangan fisik ini akan berpengaruh pada penampilan, koordinasi motorik, kualitas tingkah laku, dan status kematangan anak. Kerusakan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi penyesuaian dirinya. Anak akan mengalami gangguan dalam bertingkah laku, mendapatkan reaksi yang berbeda dari masyarakat sekitar, sehingga anak merasa berbeda dengan anak-anak lain yang ada di sekitarnya. E. PERKEMBANGAN KOGNITIF 1. Teori Piaget Piaget memandang inteligensi/kecerdasan sebagai suatu proses adaptif dan menekankan bahwa adaptasi melibatkan fungsi intelektual. Menurut Piaget proses adaptasi adalah keseimbangan antara kegiatan organisme dengan kegiatan lingkungannya. Dengan demikian lingkungan dipandang sebagai suatu hal yang terus menerus mendorong organisme untuk menyesuaikan diri terhadap situasi riil, sebaliknya organisme secara konstan juga menghadapi lingkungannya sebagai suatu struktur yang merupakan bagian dari dirinya (Gunarsa, 1987; Hurlock, 1991; 1996; Soemantri, 2005; dan Santrock, 2007)
  • 6. Piaget mengemukakan tentang adanya tahapan/periodisasi dalam perkembangan kognitif individu. Adapun tahap-tahap/periode tersebut adalah: 1. Periode Sensori-Motor (0 – 2 tahun) Merupakan periode/tahap pertama perkembangan Piaget. Pada periode ini anak membangun pemahaman mengenai dunia ini dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar), dengan tindakan fisik dan motorik. Pada tahap ini, inteligensi tidak bersifat reflektif, artinya tidak terdapat suatu hal yang merupakan usaha untuk mengejar atau memperoleh pengetahuan atau kebenaran, melainkan hanya mempersoalkan aspek konkrit tentang dunia realitas. Pada masa ini satu kemampuan penting yang dicapai anak adalah object permanence (permanensi objek), yaitu suatu pemahaman bahwa objek/benda/ manusia tetap ”ada” meski pun tidak tampak. 2. Periode Pra-Operasional (2 – 7 tahun) Pada periode ini anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan lukisan. Meskipun demikian, menurut Piaget anak masih belum mampu melakukan ”operasi” (istilah Piaget untuk menggambarkan tindakan mental yang terinternalisasi, yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya dapat dilakukan secara fisik). Anak masih cenderung untuk memusatkan perhatian (centralized) pada ciri-ciri yang paling menarik dari suatu stimulus, anak belum dapat merenungkan dan mengintegrasikan berbagai karakteristik stimulus. Selain itu anak juga belum mampu melakukan penalaran secara rasional. 3. Periode Operasional Konkret (7 – 11 tahun) Pada periode ini anak dapat melakukan ”operasi”, dan penalaran logis menggantikan pikiran intuitif, selama penalaran dapat diterapkan pada contoh khusus dan konkret. Pada tahap ini prinsip konservasi (bahwa suatu benda, meskipun ditransformasikan dengan cara yang berbeda, benda-benda tersebut tetaplah sama), merupakan ciri penting dalam pemikiran anak-anak. Anak pada masa ini menghadapi orang lain secara rasional. Mereka mulai mengerti dan bahkan merumuskan aturan-aturan logis. Komunikasi anak-anak dengan orang lain menjadi semakin tidak egosentris dan lebih bersifat sosial. 4. Periode Operasional Formal (11 – dst) Pada periode ini individu telah melampaui pengalaman konkret dan mampu berpikir abstrak dan logis. Pada tahap ini, kadang remaja menciptakan bayangan situasi ideal yang diinginkan, seperti orangtua yang ideal, lingkungan yang ideal, masyarakat yang juga ideal, kemudian, bayangan ideal tersebut dibandingkan dengan apa yang ditemuinya dalam kehidupan nyata. Mereka juga mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan masa depan yang akan disongsong/dihadapi, serta akan menjadi apa dirinya kelak. Dalam pemecahan masalah, mereka sudah lebih sistematis, mengembangkan hipotesis mengenai mengapa sesuatu terjadi dengan cara tertentu, kemudian menguji hipotesis ini dengan cara deduktif. Dengan demikian pemikiran operasional formal ditandai dengan kenyataan bahwa pada dasarnya pemikiran itu bersifat proporsional dan hipotetiko-deduktif.
  • 7. 2. Teori Vygotsky Menurut Vygotsky, anak secara aktif menciptakan pengalaman mereka sendiri. Vygotsky memberikan peran yang lebih penting pada interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak. Dengan kata lain, perkembangan kognitif anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Vygotsky percaya bahwa perkembangan ingatan/memori, atensi, dan penalaran, mencakup belajar menggunakan penemuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematis, dan strategi ingatan. Menurut teori ini, pengetahuan tidak dihasilkan dari dalam diri individu, melainkan dibangun melalui interaksi dengan orang lain dan benda budaya, seperti buku. Ini menunjukkan bahwa pemahaman dapat ditingkatkan melalui interaksi dengan orang lain dalam aktivitas yang kooperatif (Santrock, 2002 dan 2008). Lebih lanjut Vygotsky (Santrock, 2002 dan 2008) menegaskan bahwa secara aktif anak-anak menyusun pengetahuan dan mengembangkan konsep-konsep mereka secara sistematis, logis dan rasional yang diperoleh dari koneksi-koneksi sosial dengan orang lain yang kompeten. Jadi dalam teori Vygotsky orang lain dan bahasa, memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif anak. Interaksi sosial anak dengan orang dewasa yang lebih terampil dan teman sebaya, akan meningkatkan perkembangan kognitifnya. Melalui interaksi ini pula anggota masyarakat yang kurang terampil dapat belajar dari anggota masyarakat lain untuk beradaptasi dan berhasil di masyarakat yang lebih luas. 3. Teori Howard Gardner Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia dilahirkan. Kecerdasan juga merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Setiap individu memiliki sembilan ( 9 ) jenis kecerdasan yang berbeda-beda dan menggunakannya dengan cara-cara yang sangat personal. Pembatasan pada program pendidikan yang hanya memfokuskan diri pada kecerdasan linguistic dan matematis, telah meminimalisir arti penting bentuk-bentuk potensi lain yang dimiliki individu (Gardner, dalam Prasetyaningrum, 2003). Sembilan kecerdasan manusia menurut Gardner (Prasetyaningrum, 2003) adalah sebagai berikut: 1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) Yaitu kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Para pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, dan penyiar berita, memiliki tingkat kecerdasan lingu- istic yang tinggi. 2. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan propo-sisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Para ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insinyur, pro-grammer komputer, mereka memiliki ke-cerdasan logika-matematika yang kuat. 3. Spatial intelligence (kecerdasan spasial) Yaitu kemampuan individu untuk mem-bangkitkan kapasitasnya dalam berpikir tiga dimensi. Biasanya dimiliki oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek. Mereka mampu merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, meng-ubah,
  • 8. memodifikasi bayangan, mengemudi-kan diri sendiri dan objek melalui ruangan, dan menghasilkan atau menguraikan infor-masi grafik. 4. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh) Individu yang memiliki kemampuan ini memungkinkannya untuk menggerakkan objek dan ketrampilan-ketrampilan fisik yang halus. Potensi ini biasanya dimiliki oleh para atlit, penari, ahli bedah, dan seniman yang memiliki ketrampilan teknik 5. Musical intelligence (kecerdasan musik) Individu yang kecerdasan musiknya tinggi memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme dan nada. Mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain: composer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat musik, dan juga pendengar musik yang sensitive. 6. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, dan politisi yang sukses. 7. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) Adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Potensi ini biasanya nampak pada: agamawan, ahli psikologi (psikolog), dan ahli filsafat (filosof). 8. Naturalist Intelligence (Kecerdasan Naturalis), adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, menggolongkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di lingkungan sekitar maupun alam semesta. Inti dari kecerdas-an ini adalah kemampuan individu utk mengenali secara detail benda2 buatan manusia (perangko, perhiasan, sepatu, mobil, pesawat, dll) maupun benda/mahluk di alam semesta (tanaman, hewan, batu dan bagian lain dari alam semesta). 9. Existence Intelligence (Kecerdasan Eksistensial), yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan untuk berpikir kosmis atau hal- hal yang berhubungan dengan keberadaan, mulai dari keberadaan dan tujuan manusia di alam semesta, hingga pada sifat kehidupan itu sendiri, seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup, mati, dan kemana manusia setelah mati. F. PERKEMBANGAN EMOSI Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada pada suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well- being dirinya (Campos dan Saarni, dkk, dalam Santrock, 2008). Pola perkembangan emosi dipengaruhi oleh faktor herediter, lingkungan, dan kondisi kesehatan anak. Pola emosi masa anak menunjukkan kecenderungan untuk tetap bertahan hingga masa dewasa, kecuali anak mengalami perubahan situasi yang radikal, baik lingkungan (hubungan personal-sosial) maupun kesehatan fisik (Santrock, 2002, dan Thompson & Lagattuta, dalam McCartney & Phillips, 2008). Untuk mencapai kematangan emosi perlu adanya pelatihan dan pembiasaan untuk menyeimbangkan dan mengendalikan emosi. Yang dimaksud dengan mengendalikan emosi adalah mengarahkan energi emosi ke dalam saluran ekspresi yang berguna dan dapat diterima secara sosial (Hurlock, 1991,1996; Soemantri, 2005; Santrock, 2008). Emosi memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, antara lain (Hurlock, 1991, Soemantri, 2005, Santrock, 2008):
  • 9. 1. Emosi menimbulkan kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari (after effect: efek yang dirasakan anak sesudah mengalami suatu kejadian). 2. Emosi mempersiapkan tubuh anak untuk memberikan reaksi-reaksi fisiologis yang menyertai emosi yang dialami. 3. Ketegangan emosi menyebabkan terganggunya ketrampilan motorik, misalnya: anak menjadi gugup, gagap, dsb. 4. Emosi juga dapat berperan sebagai bentuk komunikasi. Artinya ketika seorang anak menunjukkan emosinya melalui ekspresi maupun reaksi-reaksi fisik, maka disitu anak menyampaikan perasaannya kepada orang lain. 5. Emosi merupakan sumber penilaian sosial dan penilaian diri. Cara individu mengekspresikan emosinya akan mempengaruhi penilaian sosial yang pada gilirannya akan mempengaruhi penilaian diri. 6. Emosi mempengaruhi aktivitas mental secara umum. Ketika seseorang mengalami kondisi emosi yang tidak menyenangkan, maka sangat memungkinkan akan terjadi penurunan prestasi, begitu juga sebaliknya. 7. Emosi mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kehidupan. Bila seorang anak lebih sering mengalami emosi yang menyenangkan (misalnya: affection, happiness, dll), maka pandangan anak tentang kehidupan positif, sehingga hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri/kemampuan untuk berinter- aksi dengan orang lain. 8. Respon emosional yang terus menerus akan menjadi kebiasaan/habit. ekspresi emosi yang dilakukan berulang-ulang, akan menjadi kebiasaan anak. 9. Emosi membekas pada ekspresi wajah dan mewarnai tingkah laku seseorang. Ketika seseorang mengalami emosi gembira, maka kondisi tersebut akan terpancar pada ekspresi wajahnya. 10. Emosi mempengaruhi iklim psikologis lingkungan sekelilingnya. Apabila dalam suatu keluarga terdapat anak yang temper-tantrum, maka kondisi tersebut dapat mempengaruhi suasana keluarga. G. PENUTUP Sejak lahir hingga menjelang ajal, manusia tidak pernah statis, manusia selalu mengalami perubahan, baik yang bersifat evolutif (progressive), maupun involutif (retrograde). Perubahan yang dialami manusia merupakan integrasi dari berbagai perubahan struktur dan fungsi. Bagaimana memahami berlangsungnya proses perkembangan pada anak, dan bagaimana cara untuk mengetahui gambaran mengenai pola-pola perkembangan yang tepat dan mengapa ada variasi dalam perkembangan, maka orangtua/pengasuh/pendidik perlu memahami tentang prinsip-prinsip perkembangan dan perspektif masa hidup. Dengan mengetahui proses perkembangan pada anak, maka orangtua akan dapat mengantisipasi perkembangan yang dialami anak mereka. Dengan demikian diharapkan mereka dapat ikut berperan dalam membantu mengoptimalkan potensi-potensi spesifik yang dimiliki anak, melalui pemenuhan fasilitas fisik dan psikologis untuk memberikan ruang gerak pada anak dalam bereksplorasi/menjelajah rumah dan lingkungan sekitarnya. Surakarta, 05 Agustus 2009
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Hurlock, E. B. 1991. Child Development (Alih Bahasa: Tjandrasa dan Zarkasih). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. ---------------------- 1996. Developmental Psychology (Terjemahan: Estiwidayanti, Soedjarwo, dan Sijabat). Jakarta: Penerbit Erlangga Monks, F.J.; Knoers, A.M.P.; Haditono, S.R., 1998. Psikologi Perkembangan. Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Mussen, P.H.; Conger, J.J.; Kagan, J.;and Huston, A.C., 1989. Child Development and Personality. New York: Harper and Row Publishers. Prasetyaningrum, J. 1999. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. Intensive Practical Psychology Course (IPPI). Jasa Psikologi Indonesia, Surakarta, April 1999. -----------------------. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. Bimbingan Teknis Analisis Medik Sederhana, Pem-Prov Jawa Tengah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Luar Biasa. Semarang, 5-7 Juni. ----------------------- 2006. Multiple Intelligence. Makalah. Disampaikan dalam acara Seminar Pendidikan Anak Dini Usia, Play Group dan TK RABBANI, Karanganom, Klaten, 16 Juli. ----------------------. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. ”Seminar Mendi- dik Anak Melalui Cerita”. Al-Azhar Peduli Ummat, 02-Februari. Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. (Alih bahasa: Chusairi, dan Damanik). Jakarta: Penerbit Erlangga -------------------- 2008. Child Development, eleventh edition (alih bahasa: Rahmawati dan Kuswanti). Jakarta: Penerbit Erlangga. Soemantri, S. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Thompson, R.A. and Lagattuta, K.H. 2008. Feeling and Understanding: Early Emotional Development. dalam Early Childhood Development (Edited by: McCartney, K. & Phillips D). Singapore: C.O.S. Printers Pte Ltd. =============== *) Dipresentasikan dalam acara: WORKSHOP URBAND NEIGHBOURHOOD AND CHILDREN SPACES. Kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan Universitas Teknologi Malaysia (UTM) di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, 05 – 07 Agustus 2009. **) Dosen, Supervisor dan Sekretaris Program Pendidikan Magister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.