Pengembangan e-government bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien dengan mengoptimalkan teknologi informasi untuk pengolahan data secara elektronik dan memberikan akses publik yang mudah terhadap layanan pemerintah. Tujuan khususnya adalah membentuk jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik nasional serta hubungan antara pemerintah dan dunia usaha/masyarakat.
2. MARI KITA MENGENALNYA?
Pemerintahan elektronik atau e-government (berasal
dari kata Bahasa Inggris electronics government, juga
disebut e-gov, digital government, online government atau
dalam konteks tertentu transformational government)
adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi
warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat
diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi
publik, untuk meningkatkan efisiensi internal,
menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian
yang utama adalah Government-to-Citizen atau
Government-to-Customer (G2C), Government-toBusiness (G2B) serta Government-to-Government (G2G).
Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government
adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta
aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.
3. MARI KITA MENGENALNYA?
Jika e-government seringkali dianggap sebagai pemerintahan
online ("online government") atau pemerintahan berbasis
internet ("Internet-based government"), banyak teknologi
pemerintahan elektronik non-internet yang dapat digunakan
dalam konteks ini. Beberapa bentuk non-internet termasuk
telepon, faksimil, PDA, SMS, MMS, jaringan dan layanan
nirkabel (wireless networks and services), Bluetooth, CCTV,
sistem penjejak (tracking systems), RFID, indentifikasi
biometrik, manajemen dan penegakan peraturan lalu lintas
jalan, kartu identitas (KTP), kartu pintar (smart card) serta
aplikasi NFC lainnya; ; teknologi polling station (dimana e-voting
non-online kini dipertimbangkan), penyampaian penyampaian
layanan pemerintahan berbasis TV dan radio, surat-e, fasilitas
komunitas online, newsgroup dan electronic mailing list, chat
online, serta teknologi pesan instan (instant messenger). Ada
pula sejumlah sub-kategori dari e-government spesifik seperti
m-government (mobile government), u-government (ubiquitous
government), dan g-government (aplikasi GIS/GPS untuk egovernment).
4. MARI KITA MENGENALNYA?
Salah satu perkembangan dalam dunia Teknologi
Informasi, khususnya pada pemakaian Internet
yang berhubungan dengan proses pemerintahan
dan pelayanan publik adalah e-Government. EGovernment, sebagai sebuah konsep memiliki
prinsip-prinsip dasar yang universal, tetapi
pengertian maupun penerapannya di sebuah
negara tidak dapat dipisahkan dari sejarah,
budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi
ekonomi masing-masing negara. E-Government
didefinisikan sebagai suatu mekanisme interaksi
baru antara pemerintah dengan masyarakat dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan, dimana
pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi dengan tujuan meningkatkan kualitas
pelayanan publik (Indrajit, 2002).
5. Inpres 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan eGovernment, telah mengamanatkan, diantaranya kepada setiap Gubernur dan
Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah konkret yang diperlukan
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing guna
terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional. Menurut Inpres
No 3/2003:
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen
dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan
pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut
mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :
1.
pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis;
2.
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah
negara.
6. Di dalama cetak biru (Blueprint) Sistem
Aplikasi e-Government, terdapat 2
acuan normatif tertinggi sebagai
keharusan menerapkan E-Government:
(1) UU 32/2004 (Perubahan UU
22/1999)
Tentang Pemerintah
Daerah
(2) Inpres 3/2003 Tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan
e-Government
7. KERANGKA PIKIR DASAR PENERAPAN EGOVERMENT DI INDONESIA
Mengingat pengembangan e-Government merupakan sebuah proses transformasi dari
manual ke elektronik, maka dibutuhkan upaya-upaya sistematis yang menyangkut
subyek, obyek dan metoda yang terkait dengan proses transformasi tersebut. Proses
transformasi ini mengacu pada tiga hal, yaitu:
Mengacu pada perundangundangan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi
pengaruh lingkungan yang
bersumber pada tuntutan layanan
publik dan kemajuan teknlogi
informasi dan komunikasi
kondisi saat ini
Tahapan pengembangan mengarah
pada pembangunan ekonomi nasional
jangka panjang (layanan pada kalangan
bisnis, pemasok, dan lembaga
pemerintah lainnya)-layanannya
dilewatkan LAN/WAN; belum semuanya
lewat internet (ekstranet).
8. E-GOVERNMENT SEBAGAI
REFORMASI PELAYANAN
PUBLIK saat ini menghadapi perubahan
Organisasi
lingkungan yang amat cepat, seperti
perubahan politik, ekonomi, tehnologi, sosial,
perubahan bisnis, dan lain-lain. Dalam konteks
lingkungan organisasi yang terus berubah,
maka bisa saja terjadi pengetahuan hari ini
yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah organisasi saat ini akan usang atau
bahkan mungkin bisa menjadi masalah pada
masa mendatang. Perubahan-perubahan itu
menuntut agar pengelolaan organisasi
dilakukan dengan cara-cara yang baru
sehingga tujuan organisasi lebih efektif dalam
lingkungan yang terus berubah.
10. PERUBAHAN PARADIGMA PEMERINTAHAN
perubahan dari orientasi sistem pemerintahan yang sarwa
negara ke orientasi sistem pasar (market).
perubahan dari orientasi lembaga pemerintahan yang kuat,
besar dan otoritarian menjadi berorientasi pada small dan less
government, egalitarian dan demokratis.
Perubahan paradigma
administrasi pada
pemerintahan yang
memunculkan nilainilai sebagai berikut:
perubahan dari sentralistis kekuasaan menjadi desentralisasi
kewenangan.
perubahan menajemen pemerintahan yang menekankan batasbatas dan aturan yang berlaku hanya untuk satu negara saja, ke
arah boundaryless organization, akibat globalisasi
perubahan dari tatanan birokrasi Weberian menjadi tatanan
birokrasi yang post bureucratic government (Rouke, 1992), dan
post bureucartic organization (Heckscher dan Donnellon, 1994),
atau perubahan dari manajemen pemerintahan yang mengikuti
stuktur fisik (physical structure) ke tatanan manajemen
pemerintahan yang berdasarkan logical structure (Henry Lucas,
1996)
perubahan dari a low trust society ke arah a high trust society
(Fukuyama, 1995).
11. Paradigma lama lebih mencerminkan warna lembaga pemerintahan yang kurang demokratis yang
jauh dari nilai-nilai paradigma pemerintahan dan juga masyarakat madani. Sementara itu runutan
pergeseran paradigma birokrasi juga terjadi, dimulai dari old public adm sampai sampai NPS,
secara ringkas tersarikan dalam tabel berikut :
21. TUNTUTAN DALAM
PENGEMBANGAN EGOVERNMENT
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan
kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah
dan pemerintah daerah otonom, dengan mengoptimasikan
pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan
yaitu: (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronis; (2)
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan
publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat
di seluruh wilayah negara.
22. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan
publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat
memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di
seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi
oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
pengembangan egovernment
diarahkan untuk
mencapai 4 (empat)
tujuan,
Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha
untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional
dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan
persaingan perdagangan internasional.
Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan
lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog
publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam
perumusan kebijakan negara.
Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang
transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan
layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah
otonom.