SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
PERSAMAAN DIFFERENSIAL (PD)
1. Pengertian Persamaan diferensial
Definisi 1.
Persamaan Differensial adalah suatu persamaan yang mengandung turunan pertama atau
lebih dari fungsi. Atau persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang meliputi turunan fungsi
dari satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas.
(A differential equation is any equation which contains derivatives, either ordinary derivatives or
partial derivatives.)
Persamaan differrensial disingkat dengan PD , diklasifikasikan dalam: tipe, tingkat (ordo),
derajat (pangkat), sebagai berikut :
Tipe PD :
1. PD biasa (Ordinary Differential Equation), yaitu jika PD memuat turunan dari suatu fungsi
satu peubah.
2. PD Parsial (Partial Differential Equation), yaitu jika PD memuat turunan parsial dari suatu
fungsi dengan dua atau lebih peubah bebas.
Tingkat (Ordo)
Tingkat dari suatu PD adalah bilangan yang menunjukkan tingkat tertinggi dari turunan yang
terdapat dalam PD tersebut.
Derajat (Pangkat) atau Degree
Pangkat suatu PD adalah pangkat tertinggi dari turunan tingkat tertinggi yang terdapat dalam
PD tersebut.
Contoh 1:
1. x
dx
dy
4 adalah PD biasa tingkat 1 pangkat 1
2. 03
3
3
y
dx
yd
adalah PD biasa tingkat 3 pangkat 1
3. x
dx
dy
dx
yd
63
2
2
adalah PD biasa tingkat 2 pangkat 3
4. 0
2
2
2
2
xy
adalah PD parsial tingkat 2 pangkat 1
Penyelesaian PD Biasa
Penyelesaian PD biasa adalah suatu hubungan fungsional antara peubah-peubahnya yang
tidak mengandung lagi differensial atau turunan yang memenuhi PD. Penyelesaian PD dapat
berbentuk fungsi eksplisit atau fungsi implisit.
Penyelesaian Umum (PU) atau general solution dari PD pangkat n adalah penyelesaian yang
memuat n konstanta dari hasil integrasi.
Penyelesaian partikulir dari suatu PD adalah suatu penyelesaian yang diperoleh dari PU
dengan memberi suatu nilai pada konstanta dari PU.
Pada integrasi sederhana, konstanta dari hasil integrasi dari PD dapat mempunyai nilai
tertentu dengan adanya syarat batas atau syarat awal yang diberikan. Misalnya pada suatu PD
diketahui untuk nilai x=x0 maka y = y0 , hal ini disebut syarat batas.
Kejadian khusus jika diketahui x = x0 maka y = 0, disebut syarat awal.
2. PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT SATU
PD ordo satu derajat satu dapat dinyatakan dalam bentuk :
),( yxf
dx
dy
……………………………….. (1)
Jika f(x,y) suatu konstanta, maka penyelesaian didapat dengan mengintegralkan f(x,y) tersebut. Jika
f(x,y) fungsi dengan peubah x dan y, misalkan f(x,y) =
),(
),(
yxN
yxM
biasanya PD dirubah kebentuk :
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 ……………… (2)
Penyelesaiannya merupakan fungsi implisit, berbeda dengan bentuk persamaan (1). Metode
penyelesaian PD tergantung dari klasifikasi bentuk PD kadang-kadang dapat diselesaikan dengan
lebih dari satu metode.
Pada umumnya PD ordo satu derajat satu dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk :
1. Peubah dapat dipisahkan dalam ruas persamaan yang berbeda atau dapat dikelompokkan
dalam 2 kelompok, kelompok peubah x saja dan kelompok y saja sehingga bentuknya menjadi
: f1(x)g1(y) dx + f2(x)g2(y) dy = 0 atau
0
)(
)(
)(
)(
1
2
2
1 dy
yg
yg
dx
xf
xf
atau dy
yg
yg
dx
xf
xf
)(
)(
)(
)(
1
2
2
1
……..(3)
Hal ini biasa disebut PD dengan peubah yang dapat dipisahkan.
Contoh
1. dx
2. dy/dx
0
)(
)(
)(
)(
1
2
2
1 dy
yg
yg
dx
xf
xf
3.
4.
dengan mengintegralkan (3) akan diperoleh :
…….(4)
5. Contoh:
Selesaikan PD 0)1( 2
xy
dx
dy
x
Jawab :
0)1( 2
xy
dx
dy
x bila dikali dengan dx, maka :
0)1( 2
dxxydyx dibagi dengan yx )1( 2
maka :
0
)1( 2
x
dxx
y
dy
dengan mengintegralkan kedua ruas, maka :
0
)1( 2
x
dxx
y
dy
ln y +
2
1
ln (1 + x2
) = C
ln y(1 + x2
)1/2
= C
y(1 + x2
)1/2
= eC
jika ruas kanan diambil ln C, hal ini boleh karena ln C juga merupakan konstanta,
maka penyelesaian menjadi :
ln y(1 + x2
)1/2
= ln C
y(1 + x2
)1/2
= C
y/x= atau y= adalah solusinya
2. PD Homogen, bila fungsi M(x,y) dan fungsi N(x,y) keduanya merupakan fungsi homogen
dengan derajat sama .
Fungsi f(x,y) disebut fungsi homogen pangkat n jika memenuhi fungsi
f( tx,ty ) =t n
f(x,y), dengan t adalah konstanta.
Contoh :
a. f(x,y) = 3 x2
y3
- 2 x4
y
f(tx,ty) = 3 (tx)2
(ty)3
- 2 (tx)4
(ty)
= t5
(3 x2
y3
- 2 x4
y)
= t5
f(x,y)
Jadi, f(x,y) disebut homogen derajat 5.
b. g(x,y) = 4 x y2
+ 2 x2
y2
g(tx,ty)= 4 (tx) (ty)2
+ 2 (tx)2
(ty)2
= t3
(4x y2
) + t4
(2 x2
y2
)
Jadi, g(x,y) bukan fungsi homogen
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika jumlah pangkat peubah x dan
peubah y sama pada setiap suku dari f(x,y), maka fungsi tersebut adalah homogen.
PD yang berbentuk :
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 ......................... (5)
Disebut PD homogen jika M(x,y) dan N(x,y) keduanya fungsi homogen dengan derajat sama.
Penyelesaian PD homogen yaitu dengan mengandaikan y = Vx atau x = Vy, sehingga
PD tersebut dapat diselesaikan dengan metode peubah dapat dipisahkan.
Jika diandaikan y = Vx maka dy = V dx + x dV ......................... (6)
atau x = Vy maka dx = V dy + y dV ......................... (7)
selanjutnya (6) atau (7) substitusi ke (5) sehingga diperoleh PD dengan peubah dapat
dipisahkan.
6
c.
Persamaan diferensial ini homogen orde 2, karena
Dan untuk N(x,y) = 2xy
Misalkan y=vx maka
dy= v dx + x dv. Kemudian substitusikan ke soal
2x (vx) ( v dx + x dv) = (x2
-v2
x2
) dx
Bagi dengan x2
d. Selesaikan PD : (y2
+ xy) dx + x2
dy = 0
Jawab :
M(x,y) = y2
– xy homogen berpangkat 2
N(x,y) = x2
homogen berpangkat 2
Jadi PD tersebut di atas adalah PD homogen
Misalkan y = Vx maka dy = V dx + x dV, PD menjadi :
(V2
x2
– x Vx) dx + x2
(V dx + x dV) = 0
x2
(V2
– V) dx + x2
V dx + x3
dV = 0
x2
(V2
– V + V) dx + x3
dV = 0
x2
V2
dx + x3
dV = 0 kedua ruas dikalikan dengan 32
1
xv
0
11
2
dV
V
dx
x
sehingga CdV
V
dx
x 2
11
ln x –
V
1
= C atau ln x –
y
x
= C atau
Cx
x
y
ln
3. PD Eksak, jika memenuhi turunan parsial M(x,y) terhadap y sama dengan turunan parsial
N(x,y) terhadap x, atau dapat dinyatakan dengan : ),(),( yxN
x
yxM
y
Atau jika diberikan persamaan M dx + N dy = 0 maka PD tersebut persamaan
eksak jika :
y
M
=
x
N
Contoh
1. Apakah PD (x2
– y) dx – x dy = 0 merupakan PD eksak atau bukan?
Solusi
M = (x2
– y),
N = -x,
Karena maka PD eksak
2. Diberikan PD ( 3y2
+ 8x ) dx + ( 6xy + 9y2
) dy = 0, apakah PD tersebut
eksak atau bukan ?
Jawab :
eksakPD
y
dx
dN
dy
dM
y
x
N
yxyN
y
y
M
xyM
6
6),96(
6),83(
2
2
4. PD linier jika PD (1) dapat dibawa ke dalam bentuk persamaan :
)()( xQxPy
dx
dy
atau )()( yQyPx
dx
dy
Contoh
1. Apakah PD berikut : + y = 2 + 2x merupakan PD linear ?
Solusi
PD tersebut merupakan PD linear karena memenuhi )()( xQxPy
dx
dy
: dimana
P(x) = 1, Q(x) = 2 + 2x
2. Ubah PD : 2(y – 4x2
) dx + x dy = 0 ke bentuk PD linear !
Jawab :
PD dapat diubah ke bentuk :
+ 2y = 8 x2
atau + = 8 x , bentuk umum PD linier.
dimana P(X) = dan Q(x) = 8x
contoh lain PD Linear
3. 124y
dx
dy
4. 22
3 xyx
dx
dy
5. xxy
dx
dy
64 6. 23
822 xyx
dx
dy
6.
2
2 x
exy
dx
dy
8. xy
dx
dy
63
9. y’ = x3
– 2xy,
3. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen
Pertambahan populasi yaitu kelahiran dikurangi kematian dalam jangka waktu yang pendek
sebanding dengan banyaknya penduduk pada awal jangka waktu itu dan sebanding dengan
panjangnya jangka waktu itu sendiri. Jadi atau
Dalam bentuk limit, ini memberikan persamaan diferensial , K > 0 populasi bertambah.
K < 0 populasi berkurang. Untuk populasi dunia, sejarah menunjukkan bahwa k sekitar 0,0132
4. Menyelesaikan Persamaan Differensial
dengan syarat awal y = y0 apabila t = 0 . Dengan memisahkan peubah dan
mengintegrasikan, kita peroleh
Syarat y = y0 pada saat t = 0 akan menghasilkan C = ln y0 Sehingga,
Ketika k > 0 jenis pertumbuhannya disebut pertumbuhan eksponensial, dan ketika k < 0
disebut peluruhan eksponensial.
Peluruhan Radioaktif
Tentunya tidak semuanya tumbuh. Beberapa ada yang mengalami penurunan. Khususnya,
zat-zat radioaktif mengalami peluruhan. Persamaan diferensialnya tetap. Hanya saja sekarang untuk k
< 0
Teorema
= e
Bukti
Pertama ingat kembali bahwa jika f(x) = ln x maka f’(x)= dan khususnya, f’(1) = 1
Kemudian, dari definisi turunan dan sifat-sifat ln , diperoleh
Jadi . Karena g(x)= = exp x adalah fungsi yang kontinu, ini berarti kita
dapat melewatkan limit ke dalam eksponen argumentasi berikut
Contoh : Jamil menyimpan uang 500 di bank dengan bunga harian majemuk sebesar 4 % . Andaikan
bunga majemuknya kontinu, berapakah uang Jamil pada akhir tahun ketiga?
Penyelesaian :
A(t)= A0 = 500 = 563,75
Perhatikan bahwa walaupun beberapa bank mencoba mendapatkan promosi iklan dengan
menawarkan bunga majemuk kontinu, beda hasil antara bunga majemuk secara kontinu dan yang
secara harian (yang ditawarkan banyak bank) ternyata sangat kecil.
Berikut pendekatan lain terhadap masalah pemajemukan bunga secara kontinu. Andaikan
Aadalah nilai pada saat t uang sebesar A0 rupiah yang diinvestasikan dengan suku bunga r
mengatakan bahwa bunga majemuk secar kontinu berarti bahwa laju perubahan sesaat dari A
terhadap waktu adalah rA , yakni
Persamaan diferensial ini adalah A= A0
Persamaan Differensial Linear Orde-Satu
Tidak semua persamaan linear dapat dipisahkan. Contohnya dalam persamaan differensial
Tidak ada cara untuk memisahkan peubah sedemikian rupa sehingga memiliki dy dan seluruh
ungkapan yang melibatkan y pada satu sisi dan dx beserta seluruh ungkapan yang melibatkan x
pada sisi lainnya.
Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk
Dimana P(x) dan Q(x) hanyalah fungsi-fungsi x saja. Persamaan differensial dalam bentuk ini
dinamakan sebagai persamaan differensial orde-satu.
Menyelesaikan Persamaan Linear Orde-Satu
Untuk menyelesaikan persamaan linear orde-satu, pertama kita mengalikan kedua sisi dengan
factor integrasi
Didapatkan
Sisi kiri adalah turunan hasil kali y . , maka persamaannya mengambil bentuk
Integrasi kedua sisi menghasilkan
Contoh : Carilah penyelesaian umum dari
Penyelesaian : Faktor integrasi yang tepat adalah =
Di bawah perkalian dengan factor ini, persamaannya akan berbentuk
Jadi penyelesaian umumnya adalah
atau
Tugas Kelompok
MATEMATIKA DASAR II
“ PERSAMAAN DIFFERENSIAL 1 ”
OLEH:
KELOMPOK II
JAMALUDDIN H22112011
AKMAL H22112268
MUH. IQBAL MAULANA H22112289
AHMAD JAMIL H12110290
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
Persamaan differensial part 1

Contenu connexe

Tendances

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
Meiky Ayah
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
Faried Doank
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Dian Arisona
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Kelinci Coklat
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
Bogor
 

Tendances (20)

Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
Pemisahan variabel
Pemisahan variabelPemisahan variabel
Pemisahan variabel
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 

En vedette

Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
Indah Wijayanti
 
Diferensial parsial
Diferensial parsialDiferensial parsial
Diferensial parsial
yenisaja
 
Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11
tahank
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
Dhifa Tasrif
 
Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan Diferensial
Dian Arisona
 
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
Dyas Arientiyya
 
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang EkonomiAplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
State University of Medan
 

En vedette (20)

Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
 
Diferensial parsial
Diferensial parsialDiferensial parsial
Diferensial parsial
 
Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
persamaan diferensial
 persamaan diferensial  persamaan diferensial
persamaan diferensial
 
Persamaan diferensial eksak kel 5 1
Persamaan diferensial eksak kel 5 1Persamaan diferensial eksak kel 5 1
Persamaan diferensial eksak kel 5 1
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan Diferensial
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
FAKTOR INTEGRASI YANG BERGANTUNG PADA (X+Y) DAN (X.Y)
 
Penggunaan integral
Penggunaan integralPenggunaan integral
Penggunaan integral
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
 
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang EkonomiAplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
 
Pt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-revPt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-rev
 

Similaire à Persamaan differensial part 1

PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satu
bagus222
 
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
topihijaucom
 
Fisika pd firdayanti
Fisika pd firdayantiFisika pd firdayanti
Fisika pd firdayanti
tasinit
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Rozaq Fadlli
 

Similaire à Persamaan differensial part 1 (20)

makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematika
 
Persamaan differensial
Persamaan differensialPersamaan differensial
Persamaan differensial
 
persamaan differensial
persamaan differensialpersamaan differensial
persamaan differensial
 
Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
 
Pers diff
Pers diffPers diff
Pers diff
 
sasasada
sasasadasasasada
sasasada
 
PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satu
 
Persamaan Diferensial.ppt
Persamaan Diferensial.pptPersamaan Diferensial.ppt
Persamaan Diferensial.ppt
 
Pt 5 p-difflinier-d4
Pt 5 p-difflinier-d4Pt 5 p-difflinier-d4
Pt 5 p-difflinier-d4
 
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
1 - Konsep Dasar Persamaan Diferensial - MatTek I.pptx
 
Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensial
 
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdfPERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
 
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial FirdayantiFisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
Fisika Dasar I Persamaan Diferensial Firdayanti
 
Fisika pd firdayanti
Fisika pd firdayantiFisika pd firdayanti
Fisika pd firdayanti
 
Fisika. Hasnur
Fisika. HasnurFisika. Hasnur
Fisika. Hasnur
 
Fisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi MawardiFisika Dasar Ardi Mawardi
Fisika Dasar Ardi Mawardi
 
Pt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-revPt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-rev
 
Kuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialKuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensial
 
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmMmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 

Persamaan differensial part 1

  • 1. PERSAMAAN DIFFERENSIAL (PD) 1. Pengertian Persamaan diferensial Definisi 1. Persamaan Differensial adalah suatu persamaan yang mengandung turunan pertama atau lebih dari fungsi. Atau persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang meliputi turunan fungsi dari satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas. (A differential equation is any equation which contains derivatives, either ordinary derivatives or partial derivatives.) Persamaan differrensial disingkat dengan PD , diklasifikasikan dalam: tipe, tingkat (ordo), derajat (pangkat), sebagai berikut : Tipe PD : 1. PD biasa (Ordinary Differential Equation), yaitu jika PD memuat turunan dari suatu fungsi satu peubah. 2. PD Parsial (Partial Differential Equation), yaitu jika PD memuat turunan parsial dari suatu fungsi dengan dua atau lebih peubah bebas. Tingkat (Ordo) Tingkat dari suatu PD adalah bilangan yang menunjukkan tingkat tertinggi dari turunan yang terdapat dalam PD tersebut. Derajat (Pangkat) atau Degree Pangkat suatu PD adalah pangkat tertinggi dari turunan tingkat tertinggi yang terdapat dalam PD tersebut. Contoh 1: 1. x dx dy 4 adalah PD biasa tingkat 1 pangkat 1 2. 03 3 3 y dx yd adalah PD biasa tingkat 3 pangkat 1 3. x dx dy dx yd 63 2 2 adalah PD biasa tingkat 2 pangkat 3 4. 0 2 2 2 2 xy adalah PD parsial tingkat 2 pangkat 1
  • 2. Penyelesaian PD Biasa Penyelesaian PD biasa adalah suatu hubungan fungsional antara peubah-peubahnya yang tidak mengandung lagi differensial atau turunan yang memenuhi PD. Penyelesaian PD dapat berbentuk fungsi eksplisit atau fungsi implisit. Penyelesaian Umum (PU) atau general solution dari PD pangkat n adalah penyelesaian yang memuat n konstanta dari hasil integrasi. Penyelesaian partikulir dari suatu PD adalah suatu penyelesaian yang diperoleh dari PU dengan memberi suatu nilai pada konstanta dari PU. Pada integrasi sederhana, konstanta dari hasil integrasi dari PD dapat mempunyai nilai tertentu dengan adanya syarat batas atau syarat awal yang diberikan. Misalnya pada suatu PD diketahui untuk nilai x=x0 maka y = y0 , hal ini disebut syarat batas. Kejadian khusus jika diketahui x = x0 maka y = 0, disebut syarat awal. 2. PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT SATU PD ordo satu derajat satu dapat dinyatakan dalam bentuk : ),( yxf dx dy ……………………………….. (1) Jika f(x,y) suatu konstanta, maka penyelesaian didapat dengan mengintegralkan f(x,y) tersebut. Jika f(x,y) fungsi dengan peubah x dan y, misalkan f(x,y) = ),( ),( yxN yxM biasanya PD dirubah kebentuk : M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 ……………… (2) Penyelesaiannya merupakan fungsi implisit, berbeda dengan bentuk persamaan (1). Metode penyelesaian PD tergantung dari klasifikasi bentuk PD kadang-kadang dapat diselesaikan dengan lebih dari satu metode. Pada umumnya PD ordo satu derajat satu dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk : 1. Peubah dapat dipisahkan dalam ruas persamaan yang berbeda atau dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, kelompok peubah x saja dan kelompok y saja sehingga bentuknya menjadi : f1(x)g1(y) dx + f2(x)g2(y) dy = 0 atau 0 )( )( )( )( 1 2 2 1 dy yg yg dx xf xf atau dy yg yg dx xf xf )( )( )( )( 1 2 2 1 ……..(3) Hal ini biasa disebut PD dengan peubah yang dapat dipisahkan. Contoh 1. dx 2. dy/dx
  • 3. 0 )( )( )( )( 1 2 2 1 dy yg yg dx xf xf 3. 4. dengan mengintegralkan (3) akan diperoleh : …….(4) 5. Contoh: Selesaikan PD 0)1( 2 xy dx dy x Jawab : 0)1( 2 xy dx dy x bila dikali dengan dx, maka : 0)1( 2 dxxydyx dibagi dengan yx )1( 2 maka : 0 )1( 2 x dxx y dy dengan mengintegralkan kedua ruas, maka : 0 )1( 2 x dxx y dy ln y + 2 1 ln (1 + x2 ) = C ln y(1 + x2 )1/2 = C y(1 + x2 )1/2 = eC jika ruas kanan diambil ln C, hal ini boleh karena ln C juga merupakan konstanta, maka penyelesaian menjadi : ln y(1 + x2 )1/2 = ln C y(1 + x2 )1/2 = C
  • 4. y/x= atau y= adalah solusinya 2. PD Homogen, bila fungsi M(x,y) dan fungsi N(x,y) keduanya merupakan fungsi homogen dengan derajat sama . Fungsi f(x,y) disebut fungsi homogen pangkat n jika memenuhi fungsi f( tx,ty ) =t n f(x,y), dengan t adalah konstanta. Contoh : a. f(x,y) = 3 x2 y3 - 2 x4 y f(tx,ty) = 3 (tx)2 (ty)3 - 2 (tx)4 (ty) = t5 (3 x2 y3 - 2 x4 y) = t5 f(x,y) Jadi, f(x,y) disebut homogen derajat 5. b. g(x,y) = 4 x y2 + 2 x2 y2 g(tx,ty)= 4 (tx) (ty)2 + 2 (tx)2 (ty)2 = t3 (4x y2 ) + t4 (2 x2 y2 ) Jadi, g(x,y) bukan fungsi homogen Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika jumlah pangkat peubah x dan peubah y sama pada setiap suku dari f(x,y), maka fungsi tersebut adalah homogen. PD yang berbentuk : M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 ......................... (5) Disebut PD homogen jika M(x,y) dan N(x,y) keduanya fungsi homogen dengan derajat sama. Penyelesaian PD homogen yaitu dengan mengandaikan y = Vx atau x = Vy, sehingga PD tersebut dapat diselesaikan dengan metode peubah dapat dipisahkan. Jika diandaikan y = Vx maka dy = V dx + x dV ......................... (6) atau x = Vy maka dx = V dy + y dV ......................... (7) selanjutnya (6) atau (7) substitusi ke (5) sehingga diperoleh PD dengan peubah dapat dipisahkan. 6
  • 5. c. Persamaan diferensial ini homogen orde 2, karena Dan untuk N(x,y) = 2xy Misalkan y=vx maka dy= v dx + x dv. Kemudian substitusikan ke soal 2x (vx) ( v dx + x dv) = (x2 -v2 x2 ) dx Bagi dengan x2 d. Selesaikan PD : (y2 + xy) dx + x2 dy = 0 Jawab : M(x,y) = y2 – xy homogen berpangkat 2 N(x,y) = x2 homogen berpangkat 2 Jadi PD tersebut di atas adalah PD homogen Misalkan y = Vx maka dy = V dx + x dV, PD menjadi : (V2 x2 – x Vx) dx + x2 (V dx + x dV) = 0 x2 (V2 – V) dx + x2 V dx + x3 dV = 0 x2 (V2 – V + V) dx + x3 dV = 0 x2 V2 dx + x3 dV = 0 kedua ruas dikalikan dengan 32 1 xv 0 11 2 dV V dx x sehingga CdV V dx x 2 11 ln x – V 1 = C atau ln x – y x = C atau Cx x y ln
  • 6. 3. PD Eksak, jika memenuhi turunan parsial M(x,y) terhadap y sama dengan turunan parsial N(x,y) terhadap x, atau dapat dinyatakan dengan : ),(),( yxN x yxM y Atau jika diberikan persamaan M dx + N dy = 0 maka PD tersebut persamaan eksak jika : y M = x N Contoh 1. Apakah PD (x2 – y) dx – x dy = 0 merupakan PD eksak atau bukan? Solusi M = (x2 – y), N = -x, Karena maka PD eksak 2. Diberikan PD ( 3y2 + 8x ) dx + ( 6xy + 9y2 ) dy = 0, apakah PD tersebut eksak atau bukan ? Jawab : eksakPD y dx dN dy dM y x N yxyN y y M xyM 6 6),96( 6),83( 2 2 4. PD linier jika PD (1) dapat dibawa ke dalam bentuk persamaan : )()( xQxPy dx dy atau )()( yQyPx dx dy Contoh 1. Apakah PD berikut : + y = 2 + 2x merupakan PD linear ? Solusi PD tersebut merupakan PD linear karena memenuhi )()( xQxPy dx dy : dimana P(x) = 1, Q(x) = 2 + 2x
  • 7. 2. Ubah PD : 2(y – 4x2 ) dx + x dy = 0 ke bentuk PD linear ! Jawab : PD dapat diubah ke bentuk : + 2y = 8 x2 atau + = 8 x , bentuk umum PD linier. dimana P(X) = dan Q(x) = 8x contoh lain PD Linear 3. 124y dx dy 4. 22 3 xyx dx dy 5. xxy dx dy 64 6. 23 822 xyx dx dy 6. 2 2 x exy dx dy 8. xy dx dy 63 9. y’ = x3 – 2xy,
  • 8. 3. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen Pertambahan populasi yaitu kelahiran dikurangi kematian dalam jangka waktu yang pendek sebanding dengan banyaknya penduduk pada awal jangka waktu itu dan sebanding dengan panjangnya jangka waktu itu sendiri. Jadi atau Dalam bentuk limit, ini memberikan persamaan diferensial , K > 0 populasi bertambah. K < 0 populasi berkurang. Untuk populasi dunia, sejarah menunjukkan bahwa k sekitar 0,0132 4. Menyelesaikan Persamaan Differensial dengan syarat awal y = y0 apabila t = 0 . Dengan memisahkan peubah dan mengintegrasikan, kita peroleh Syarat y = y0 pada saat t = 0 akan menghasilkan C = ln y0 Sehingga, Ketika k > 0 jenis pertumbuhannya disebut pertumbuhan eksponensial, dan ketika k < 0 disebut peluruhan eksponensial. Peluruhan Radioaktif Tentunya tidak semuanya tumbuh. Beberapa ada yang mengalami penurunan. Khususnya, zat-zat radioaktif mengalami peluruhan. Persamaan diferensialnya tetap. Hanya saja sekarang untuk k < 0 Teorema = e Bukti Pertama ingat kembali bahwa jika f(x) = ln x maka f’(x)= dan khususnya, f’(1) = 1 Kemudian, dari definisi turunan dan sifat-sifat ln , diperoleh
  • 9. Jadi . Karena g(x)= = exp x adalah fungsi yang kontinu, ini berarti kita dapat melewatkan limit ke dalam eksponen argumentasi berikut Contoh : Jamil menyimpan uang 500 di bank dengan bunga harian majemuk sebesar 4 % . Andaikan bunga majemuknya kontinu, berapakah uang Jamil pada akhir tahun ketiga? Penyelesaian : A(t)= A0 = 500 = 563,75 Perhatikan bahwa walaupun beberapa bank mencoba mendapatkan promosi iklan dengan menawarkan bunga majemuk kontinu, beda hasil antara bunga majemuk secara kontinu dan yang secara harian (yang ditawarkan banyak bank) ternyata sangat kecil. Berikut pendekatan lain terhadap masalah pemajemukan bunga secara kontinu. Andaikan Aadalah nilai pada saat t uang sebesar A0 rupiah yang diinvestasikan dengan suku bunga r mengatakan bahwa bunga majemuk secar kontinu berarti bahwa laju perubahan sesaat dari A terhadap waktu adalah rA , yakni Persamaan diferensial ini adalah A= A0 Persamaan Differensial Linear Orde-Satu Tidak semua persamaan linear dapat dipisahkan. Contohnya dalam persamaan differensial Tidak ada cara untuk memisahkan peubah sedemikian rupa sehingga memiliki dy dan seluruh ungkapan yang melibatkan y pada satu sisi dan dx beserta seluruh ungkapan yang melibatkan x pada sisi lainnya. Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk Dimana P(x) dan Q(x) hanyalah fungsi-fungsi x saja. Persamaan differensial dalam bentuk ini dinamakan sebagai persamaan differensial orde-satu.
  • 10. Menyelesaikan Persamaan Linear Orde-Satu Untuk menyelesaikan persamaan linear orde-satu, pertama kita mengalikan kedua sisi dengan factor integrasi Didapatkan Sisi kiri adalah turunan hasil kali y . , maka persamaannya mengambil bentuk Integrasi kedua sisi menghasilkan Contoh : Carilah penyelesaian umum dari Penyelesaian : Faktor integrasi yang tepat adalah = Di bawah perkalian dengan factor ini, persamaannya akan berbentuk Jadi penyelesaian umumnya adalah atau
  • 11. Tugas Kelompok MATEMATIKA DASAR II “ PERSAMAAN DIFFERENSIAL 1 ” OLEH: KELOMPOK II JAMALUDDIN H22112011 AKMAL H22112268 MUH. IQBAL MAULANA H22112289 AHMAD JAMIL H12110290 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013