SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

DALAM BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

   MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON

     SISWA KELAS IV SDN SUMBERBENDO 01

   KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN

         TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013




                    Oleh :

             PUPUT NOVITASARI

                  09141167




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

         FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

              IKIP PGRI MADIUN

                    2013
KATA PENGANTAR

       Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga saya dapat mengerjakan tugas Penelitian
Tindakan Kelas yang merupakan salah satu mata kuliah di semester VII Progam S-1 PGSD
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

       Adapun judul dari tugas Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika dalam Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional
Dakon Siswa Kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.

       Saya menyadari dalam penyusunan tugas ini, tidak akan berjalan lancar dan dapat
terselesaikan dengan tepat waktu tanpa bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Untuk itu saya
ingin menyampaikan terima kasih kepada:

   1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Madiun.

   2. Bapak Drs. Vitalis Djarot S, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

   3. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.P., selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Guru
       Sekolah Dasar IKIP PGRI Madiun.

   4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberika
       pembimbingan.

   5. Bapak Murkanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Sumberbendo 01 yang telah
       memberikan ijin bagi saya untuk melakukan penelitian di sekolah.

   6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk saya sehingga
       dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.




              Dengan iringan doa “ Jazaakumullohu Khoirron Katsirro”, semoga Allah SWT
       memeberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu saya.

       Akhirnya saya berharap tugas ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca,
       khususnya pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang peningkatan mutu
       pendidikan. Amin
Madiun, Januari 2013

                                                                                                            Penulis

                                                         DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang Masalah............................................................................................

     B. Rumusan Masalah......................................................................................................

     C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................

     D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

     A. Kajian Pustaka ..........................................................................................................

          1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.......................................................

          2. Pengertian Prestasi...............................................................................................

          3. Pengertian Belajar................................................................................................

          4. Prestasi Belajar.....................................................................................................

          5. Pengertian Matematika........................................................................................

          6. Permainan Tradisional.........................................................................................

          7. Permainan Dakon.................................................................................................

     B. Kerangka Berpikir .....................................................................................................

     C. Hipotesis Tindakan ...................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian.........................................................

B. Subjek Penelitian.......................................................................................................

C. Desain dan Prosedur Penelitian.................................................................................

D. Metode Pengumpulan Data........................................................................................

E. Instrument Penilaian..................................................................................................

F. Metode Analisii Data.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

                                                        BAB I

                                               PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

               Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,
     mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai
     guru yang mengajarkan matematika, tentunya harus dapat meyakinkan siswa mengapa
     matematika dipilih untuk diajarkan di sekolah. Guru yang salah satunya berperan
     sebagai pentransfer ilmu dalam hal ini nmatematika, tampaknya turut memberikan
     andil dalam rendahnya pencapaian prestasi matematika siswa. Diyakini saat ini
     umumnya guru mengajarkan matematika masih dengan cara yang kurang menarik
     bahkan cenderung galak.

               Secara        umum         tujuan      pembelajaran           matematika           di    sekolah,        selain
     menumbuhkembangkan kemampuan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal
     belajar lebih lanjut, adalah membantu siswa dalam mengembangkan berbagai cara
     atau metode yang sesuai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan
     konsep matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa
     siswa tidak hanya mampu mendemonstrasikan kecakapan keterampilan tentang
     konsep-konsep matematika di kelas, melainkan siswa juga diberi kesempatan untuk
     menggunakan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan tersebut dalam dunia
     nyata, sehingga konsep dan keterampilan yang dipelajarinya menjadi bermakna.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang
bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping
pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang
sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa. Guru perlu merancang
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penggunaan media yang
sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar.

       Salah satu indikator materi matematika kelas IV SD yaitu melakukan operasi
hitung bilangan bulat. Umumnya guru hanya menjelaskan materi tanpa mengetahui
apakah siswa benar-benar paham dengan apa yang telah dijelaskan guru. Siswa
biasanya hanya mengingat penjelasan yang dicontohkan oleh guru . Setelah
dihadapkan pada soal yang lebih sulit atau sola cerita yang berkaitan dengan operasi
hitung bilangan bulat bulat khususnya penjumlahan ternyata siswa belum mampu
untuk mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung mendengarkan
penjelasan dari guru sehingga mereka merasa bosan dan tidak bersemangat terhadap
pembelajaran.

       Rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan penjumlahan bilangan bulat
menuntut guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih mengasikkan
serta pemilihan alat peraga atau media yang diharapkan mampu membantu siswa
mengatasi kesulitan melakukan penjumlahan bilangan bulat. Anak – anak biasanya
sangat suka dengan aktifitas yang berkaitan dengan bermain. Bermain merupakan
salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi setiap orang, khususnya pada usia anak-
anak, bermain menjadi suatu ciri yang dominan pada diri mereka. Bahkan bukan
hanya anak-anak orang yang telah dewasa pun senang dengan bermain namun jenis
permainannya yang berbeda. Dengan bermain, anak bebas melakukan apa yang
menurut mereka menyenangkan. Bermain dapat menghilangkan jenuh, rasa capek,
kebosanan, juga rasa lelah setelah seharian belajar. Bermain dapat membantu mereka
untuk berinteraksi dengan orang lain, karena bermain akan lebih asyik jika dilakukan
bersama-sama dengan orang lain, apalagi jika bersama dengan teman sebayanya.
Proses interaksi yang terjadi dalam bermain dapat menjadikan bekal bagi seorang
anak untuk hidup bermasyarakat di kehidupannya

       Oleh karena itu dengan menggunakan media permainan tradisional dakon pada
kelas IV diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami
konsep penjumlahan bilangan bulat sehingga prestasi belajarnya meningkat. Selain itu
   pembelajaran di kelas tidak monoton dan dapat menarik belajar siswa supaya lebih
   aktif dalam mendalami materi yang disampaikan sehingga tujuan yang diharapkan
   dapat tercapai secara optimal.

          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan berupaya
   untuk meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat melalui permainan
   tradisional dakon pada siswa kelas IV. Dengan bantuan permainan dakon diharapkan
   siswa lebih menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat serta mampu
   menyelesaikan soal – soal yang diberikan oleh guru sehingga prestasi belajar menjadi
   meningkat.




B. Rumusan Masalah

          Adapun rumusan masalah yang dapat dikemukan berdasarkan latar belakang
   masalah di atas adalah     “Adakah peningkatan prestasi belajar matematika dalam
   berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui Media Permainan Tradisional Dakon
   siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun
   Pelajaran 2012 /2013?”




C. Tujuan Penelitian

   Penelitian ini bertujuan untuk :

          Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dalam Berhitung Penjumlahan
   Bilangan Bulat kelas IV      SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten
   Madiun Tahun Pelajaran 2012 /2013 dengan menggunakan Media Permainan
   Tradisional Dakon.
D. Manfaat Penelitian

    Manfaat secara Praktis

      1. Bagi Siswa

          a. Meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat.

          b. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran

          c. Siswa merasa senang dengan pelajaran matematika karena disajikan
             dalam permaian.

      2. Bagi Guru

          a. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam menyusun,
             menyajikan, dan menilai program pembelajaran.

          b. Mengatasi permasalahan pembelajaran sehingga guru mampu
             mengendalikan kondisi kelas yang efektif.

      3. Bagi Sekolah

          a. Dengan banyaknya siswa yang berprestasi, maka akan menghasilkan
             lulusan yang berprestasi pula sehingga membawa nama baik sekolah
             tersebut.

          b. Dengan sekolah yang berkualitas, maka meningkatkan kepercayaan para
             orangtua untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar tersebut.

      4. Bagi Peneliti

          a. Mengetahui cara mengatasi eksulitan belajar matematika.

          b. Media permainan tradisional dakon merupakan salah satu media
             pembelajaran     yang   dapat   meningkatkan      kemampuan   berhitung
             penjumlahan bilangan bulat.

    Manfaat secara Teoritis
Menumbuhkan kesadaran pentingnya mempelajari matematika bukan hanya
di lembaga pendidikan namun juga mampu diimplementasikan dalam kehidupan
nyata sehari – hari.
BAB II

                                KAJIAN PUSTAKA




A. Kajian Pustaka

   1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

             Usia siswa di Sekolah Dasar berkisar 6 -12 tahun. Masa ini merupakan
      “masa sekolah”. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah.
      Disebut masa sekolah karena dia telah menyelesaikan tahao pra-sekolahnya yaitu
      taman kanak – kanak. Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia
      sekolah sebenarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai
      studi menunjukkan bahwa usia pra-sekolah ditandai dengan kegiatan bermain
      masih akan berlanjut terus sampai anak berusia 8 tahun ( sekitar kelas 3 SD).

             Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah
      sipa untuk menerima kecakapan baru yang diberikan oleh sekolah. Pada masa pra-
      sekolah sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar lebih difokuskan pada
      “belajar”, sedangkan pasa masa sekolah dasar aspek intelektualitas sudah mulai
      ditekankan.

             Pada masa usia sekolah dasar ini sering pula disebut sebgai masa
      intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini
      secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan
      sesudahnya. Esensi proses pembelajaran pada kelas ini pun sudah dilaksanakan
      secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep dan generalisasi hingga
      penerapannya        (menyelesaikan   soal,   menggabungkan,      menghubungkan,
      memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi).

             Adapun karakteristik siswa di SD kelas tinggi khususnya kelas IV adalah
      sebagai berikut :

             1. Cara atau pola pikir sudah mengalami peralihan dari konkret ke
                 abstrak.
2. Sudah bisa mengendalikan emosi.

          3.   Daya nalar sudah berkembang, amat realistik, ingin tahu dan ingin
               belajar.

          4. Muncul rasa tanggungjawab

          5. Mandiri

          Sri Anita (2007 : 2.35)

2. Pengertian Prestasi

          Menurut Poerwodarminto ( 1991 : 768), prestasi belajar adalah hasil yang
   dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil
   pekerjaan, hasil penciptaan seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
   perjuangan yang menumbuhkan pikiran.

          Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
   mengikuti pembelajaran menjadi meningkat, siswa dapat memahami materi secara
   keseluruhan, nilai siswa menjadi bagus.

3. Pengertian Belajar

          Menurut Sri Anita W, dkk ( 2007 : 2.4 ), belajar merupakn suatu proses
   pengalaman ( Learning is experiencing), artinya belajar itu suatu proses mental,
   intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan,
   dan keterampilan yang dimilikinya.

          Zainal Aqib ( 2002 : 42), berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu bentuk
   pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
   cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang
   baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetahuan baru, serta
   timbul pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila
   dan emosional”.

          Belajar akan lebih efektif apabila dilakukan dalam suasana menyenangkan
   dan dapat secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.belajar juga
   merupakan usaha penambahan pengetahuan dan sebagai suatu proses perubahan
kelaluan berkat pengalaman dan latihan yang akan membawa perubahan pada
   individual.

           Dari berbagai pendapat tentang pengertian belajar di atas, maka dapat
   disimpulkan bahwa yang dikatakan belajar adalah suatu kegiatan dimana
   terjadinya suatu perubahan baik dari segi tingkah laku, kemampuan pengetahuan,
   intelektual, sosial, dan emosional. Belajar terjadi secara bertahap melalui
   pengalaman dan latihan.

4. Prestasi Belajar

           Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku
   yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila
   pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku
   yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui
   evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang
   dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

          Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik
   (2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia,
   aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
   apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.

          Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan
   pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya
   ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009 : 11 ).

          Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau
   kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

          Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha
   yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk
   simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam
   waktu tertentu.

          Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
   hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan
   melalui pembelajaran.

   http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/pengertian-prestasi-belajar.html




5. Pengertian Matematika

          Matematika pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya
   deduktif, formak dan abstrak, harus diberikan pada anak – anak sejak sekolah
   dasar yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi kongkret. Oleh karena itu
   perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep matematika tersebut. Hudoyo
   (2003:24) menyatakan bahwa matematika itu objek-objek penelaahannya abstrak,
   yaitu hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika hanyalah suatu
   hasil karya dari kerja otak manusia.




          Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
   teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
   memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
   informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
   bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
   Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
   matematika yang kuat sejak dini.

          Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
   mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
   berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
   bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
   kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
   bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

          Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
   matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah
   terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
   penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
   menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

           Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
   dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
   Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
   untuk    menguasai   konsep    matematika.    Untuk    meningkatkan    keefektifan
   pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
   komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar
   Kompetensi dan Kompetensi Dasar)

6. Permainan Tradisional

           Menurut Poerwadarminta (1994: 1088), Permainan berasal dari kata main
   yang berarti melakukan perbuatan yang bertujuan untuk bersenang-senang
   (dengan alat-alat tertentu atau tidak); berbuat Sesutu dengan sesuka hati, berbuat
   asal saja.

           Tradisional berasal dari kata tradisi yang berarti segala sesuatu ( seperti
   Adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dsb) yang turun-temurun dari nenek moyang
   (pandangan hidup, keprcayaan, kesenian, tarian, upacara, dsb).




7. Permainan Dakon

            Permainan Dakon merupakan permainan tradisional adat jawa. Menurut
   sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata
   datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah. Biasanya dalam permainan,
   sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada,
   kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, ataupun kerikil.

            Permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang ini dikenal dengan
   berbagai macam nama di penjuru nusantara. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal
   dengan nama dakon, dhakon atau dhakonan serta congklak. Selain itu di Lampung
   permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di
   Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng,
   Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.
Cara bermain dakon :

1. Dimainkan oleh dua orang.

2. Pada umumnya jumlah biji yang dipakai sebanyak 78 biji atau bisa
    menyesuaikan.

3. Lubang papan permainan keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang
    kecil dan 2 lubang tujuan (masing-masing satu untuk setiap pemain).

4. Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan
    tersebut.

5. Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di
    inginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam
    (langkah tersebut dilakukan berulang)

6. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada isinya (lubang
    tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil
    semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan.

7. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain
    tidak dapat melanjutkan langkah dan tidak mendapat apa-apa (giliran untuk
    bermain ke lawan).

8. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi yang dapat diambil
    (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain).

9. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

    http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html




        Dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan permainan tradisional dakon ini, tidak menggunakan aturan
baku seperti dalam permainan dakon pada umumnya, akan tetapi disesuiakan
dengan materi penjumlahan bilangan bulat. Cara pembelajarannya adalah sebagai
berikut :
1. Guru menyediakan papan dakon yang memiliki dua lubang

   Papan dakon tersebut memiliki lubang masing-masing 10 lubang untuk
   meletakkan kelereng.

   Gelas atau kaleng untuk tempat kaleng.

2. Kelereng yang berbeda warna yaitu (putih dan hitam).

   Kelereng warna putih untuk bilangan bulat positif.

   Kelereng warna hitam untuk bilangan bulat negative.




3. Permainan dilakukan oleh dua siswa (secara berpasangan) atau bisa
   dengan teman sebangkunya.

4. Guru memposisikan siswa siapa yang berada di dakon bilangan bulat
   positif dan siapa yang berada pada sisi dakon bilangan bulat negative.

   Kemudian guru memberikan soal latihan penjumlahan bilangan bulat
   kepada siswa.

   Contoh soal :

          -5 + 4 =




   Langkah –langkah mengerjakan :
a. Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil kelereng
      warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada pada sisi dakon
      positif mengambil kelereng warna putih sebanyak 4 butir.

b. Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam (negatif),
      memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi
      dakon negative sampai kelereng yang ada di tangan habis.

c. Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng warna
      putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon positif
      sampai kelereng yang ada di tangan habis.



  +

  -



d. Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan (putih
      dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut diambil, namun
      tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki pasangan dihitung dan
      dilihat jenisnya pada sisi dakon positif atau negative. Kelereng yang
      tidak memiliki pasangan itulah yang menjadi hasil perolehan
      penjumlahan -5 + 4 = 1

e. Siswa mengerjakan soal yang berbeda sesuai dengan penjumlahan
      bilnagan bulat.

f. Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa melakukan
      permainan tersebut.
B. Kerangka Berpikir

            Rendahnya prestasi siswa dapat disebabkan oleh beberapa factor salah
   satunya adalah penjelasan dari guru yang kurang mampu dipahami oleh siswa
   sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan kemudian berpengaruh
   terhadap nilai    mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas IV SDN
   Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun hasil ulangan semester I
   pada mata pelajaran Matematika menunjukkan bahwa 80% belum memenuhi KKM
   (Kriterian Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat terjadi
   karena kurang pahamnya siswa terhadap materi Matematika yang diajarkan oleh guru.

            Salah satu media yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, membantu
   sisiwa untuk lebih mudah menangkap materi matematika adalah dengan
   menggunakan permainan tradisional dakon untuk pembelajaran operasi penjumlahan
   bilangan bulat.

            Dengan permainan tradisional dakon, siswa juga akan lebih antusias
   terhadap matematika karena siswa dapat belajar sambil bermain dakon. Selain itu
   siswa akan lebih tertarik karena mereka dapat secara langsuung menjadi model dalam
   pembelajaran. Berdasarkan hal itulah peneliti menggunakan permainan tradisional
   dakon yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
   pelajaran Matematika khususnya materi penjumlahan bilangan bulat.




C. Hipotesis Tindakan

            Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka peneliti
   dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu “Dengan menggunakan permainan
   tradisional dakon, diharapkan ada peningkatan prestasi belajar mata pelajaran
   matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN
   Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
   2012/2013”.
BAB III

                             METODE PENELITIAN




A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian

   1. Tempat Penelitian

             Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Sumberbendo 01, Kecamatan
      Saradan, Kabupaten Madiun. Secara geografis SDN Sumberbendo 01 terletak di
      Desa Sumberbendo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Jarak SDN
      Sumberbendo 01 dengan Balai Desa ± 0,1 km, dengan Kantor Kecamatan Saradan
      ± 10 km, dengan pusat kota Kabupaten madiun ± 20 km, Ibu Kota Provinsi
      berjarak ± 50 km dan Ibu Kota Negara ± 100 km. SDN Sumberbendo 01 berada di
      daerah perdesaan yang kurang terjangkau oleh sarana transportasi umum karena
      Desa Sumberbendo terletak di tengah hutan perbatasan antara Kabupaten
      Bojonegoro Jawa Tengah dengan kabupaten Madiun dengan medan jalan yang
      belum sepenuhnya di aspal. Alasan peneliti memilih     SDN Sumberbendo 01
      sebagai tempat penelitian. karena prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
      Matematika masih di bawah Standar Kelulusan Minimum (KKM).

   2. Ruang Lingkup Penelitian

             Ruang lingkup penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini
      adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran
      matematika dalam melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat melaui
      permainan tradisional dakon pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 tahun
      pelajaran 2012/2013.

   3. Waktu Penelitian

             Penelitian dilaksanakan selam 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Januari
      2013 sampai dengan April 2013.
B.   Subjek Penelitian

              Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01, Kecamatan
     Saradan, Kabupaten Madiun yang berjumlah 27 siswa. Pertimbangan pemilihan
     kelas IV sebagai subyek penelitian karena di kelas IV tersebut terdapat masalah
     kesulitan belajar dan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
     Matematika.




C.   Desain dan Prosedur Penelitian

              Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu pengamatan terhadap
     kegiatan belajar mengajar dan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan serta
     terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
     atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Adapun tujuan PTK adalah
     untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas sehingga
     terjadi peningkatan prestasi belajar.

            Rencana pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus. Setiap silkus terdiri
     dari 4 tahap yaitu : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting ), Pengamatan
     (Observing), dan Refleksi (Reflecting).

            Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan dapat di lihat
     melalui alur siklus pada gambar 3. 1
SIKLUS

       PENELITIAN TINDAKAN KELAS



               Perencanaan




 Refleksi         Siklus I    Pelaksanaan




               Pengamatan




               Perencanaan




Refleksi         Siklus II    Pelaksanaan




                Pengamatan




                    ?
Gambar 3. 1 Siklus PTK menurut Suharsimi Arikunto (2008)

     Penjelasan untuk masing-masing tahapan siklus I adalah sebagai berikut :

1.   Perencanaan Tindakan

          Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan hal-hal sebagai
     berikut:

          a. Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran

          b. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
                Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator penjumlahan
                bilangan bulat, buku paket Matematika Kelas IV Semester Genap.

          c. Menyusun Soal-Soal Tes Formatif, Lembar Pengamatan Kegiatan
                Siswa, Lembar Hasil Belajar Siswa, Evaluasi, dan Refleksi.

          d. Menyiapakan bahan dan alat-alat penunjang Permainan Dakon.

2.   Pelaksanaan Tindakan

          Setelah tahap perencanaan, tahap yang selanjutnya adalah tahap
     pelaksanaan tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

          a. Kegiatan Awal

                •   Guru mengucapkan salam

                •   Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
                    kepada siswa tentang pengertian “Bilangan Bulat”. Kemudian
                    guru menunjukkan Papan Dakon agar siswa termotivasi untuk
                    mengawali pelajarang dengan penuh antusias.

                •   Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti

   •    Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan belajar
        tentang operasi penjumlahan bilangan bulat positif dan negative
        dengan menggunakan permainana dakon.

   •    Guru mendemostrasikan penggunaan papan dakon untuk
        menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
        positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif,
        bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, bilangan
        bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

   •    Guru menunjuk beberapa siswa untuk mendemostrasikan di
        depan kelas cara penjumlahan bilangan bulat positif dengan
        bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan
        bulat negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
        negatif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

   •    Siswa maju secara berpasangan dengan teman sebangku.

   •    Dengan bimbingan guru mereka menempatkan diri pada sisi
        dakon seorang pada sisi positif dan seorang lagi pada sisi
        negatif.

   •    Guru memberikan sebuah soal untuk dikerjakan dengan
        menggunakan ppan dakon oleh sepasang siswa yang sedang
        maju.

        Contoh soal :

                                   -5 + 4 =

   •    Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil
        kelereng warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada
        pada sisi dakon positif mengambil kelereng warna putih
        sebanyak 4 butir.
•   Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam
        (negatif), memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon
        miliknya yaitu sisi dakon negative sampai kelereng yang ada di
        tangan habis.

    •   Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng
        warna putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi
        dakon positif sampai kelereng yang ada di tangan habis.



+

-



    •   Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan
        (putih dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut
        diambil, namun tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki
        pasangan dihitung dan dilihat jenisnya pada sisi dakon positif
        atau negative. Kelereng yang tidak memiliki pasangan itulah
        yang menjadi hasil perolehan penjumlahan -5 + 4 = 1

    •   Siswa   mengerjakan    soal   yang   berbeda   sesuai     dengan
        penjumlahan bilangan bulat.

    •   Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa
        melakukan permainan tersebut.

    •   Setelah siswa paham bagaimana melakukan penjumlahan
        bilangan bulat menggunakan permainan dakon. Guru kemudian
        memberikan beberapa soal untuk dikerjakan.

    •   Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang masih
        kesulitan menggunakan papan dakon.
•    Setelah selesai mengerjakan, secara bergiliran siswa melaporkan
                    hasil pekerjaannya untuk nilai dan dikoreksi bersama guru dan
                    teman sekelas yang lain.

          c. Kegiatan Akhir

               •    Bersama guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah
                    dipelajari.

               •    Siswa mengerjakn soal latihan individu.

               •    Siswa memberika refleksi tentang kesan apa yang dirasakan
                    setelah belajar penjumlahan bulat menggunakan permainan
                    tradisional dakon.

               •    Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang masih belum
                    mereka ketahui.

               •    Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
                    salam.

3.   Observasi

              Pada saat proses pembelajaran dilakukan observasi yang digunakan
     untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Pada tahap ini yang bertindak
     sebagai pengamat/observer adalah peneliti. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
     mengamati apakah penggunaan media permainan tradisional dakon dapat
     meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penjumlahan bilangan bulat
     terhadap siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan
     Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013.




4. Refleksi

              Dari tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang telah dikemukakan di
     atas, maka tahapan terakhir dari penelitian ini adalah peneliti merefleksi
dengan cara membandingkan nilai yang dicapai oleh siswa pada tes formatif I
dan II. Selain itu peneliti merefleksi hasil observasi untuk mengetahui
keaktifan siswa. Dari perbandingan nilai hasil tes formatif I dan II serta hasil
observasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan apakah media permainan
tradisional dakon dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.

       Adapun penjelasan dari siklus II adalah sebagai berikut :

       Pada siklus II ini rancangan peneliti mengacu pada kekurangan yang
terjadi pada siklus pertama.

1. Menyusun Rancangan Tindakan

   a. Menyusun RPP perbaikan

   b. Memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dan menyusun
       tindakan selanjutnya agak pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat
       berjalan lancar dan lebih baik.

2. Pelaksanaan Tindakan

         Pada tahap ini peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan
   perbaikan RPP yang telah disusun.sehingga dapat mengatasi kekurangan
   terjadi pada saat proses pembelajaran pada siklus yang pertama. Langkah-
   langkah pembelajaran yang ada dalam RPP dilaksanakan hampir sama
   pada siklus I akan tetapi disertai perbaikan dari kekurangan yang ada pada
   silkus I.

3. Observasi

          Dalam pelaksanaan tindakan tidak berbeda dengan siklus I, yaitu
   melakukan pengamatan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
   Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus II, setelah melihat hasilnya,
   maka dilakukan obervasi dengan Check list observasi.

4. Refleksi
Peneliti menganisis semua tindakan yang telah dilakukan pada
                 siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap media yang
                 digunakan dalam tindakan di kelas. Siswa mengalami peningkatan prestasi
                 belajar siswa pada Matematika. Melalui media yang diterapkan dalam
                 tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
                 penjumlahan bilangan bulat.




D. Metode Pengumpulan Data

           Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan peneliti
   untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan atau
   observasi dan tes tulis.

   1.   Metode Observasi

                 Menurut Igak Wardani, dkk ( 2008 : 2.22 ), salah satu cara untuk merekam
        atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Observasi
        merupakan kegiatan pengamatan ( pengambiloan data) untuk memotret seberapa
        jauh tindakan telah mencapai sasaran, efek dari suatu intervensi terus dimonitor
        secara reflektif dan rata- rata yang perlu dikumpulkan.

                 Melalui observasi dapat mengetahui dan mengamati secara langsung
        perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh
        berupa keaktifan dan antusias siswa serta ketepatan siswa dalam mengerjakan
        tugas.

                 Hasil observasi berpedoman pada lembar pengamatan tentang pelaksanaan
        kegiatan belajar mengajar baik kegiatan pada siswa maupun kegiatan pada guru.
        Teknik observasi ini dilakukan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar
        selama kegiatan berlangsung.




   2.   Metode Tes Tulis

                 Setelah pembelajaran selesai, peneliti mengadakan tes tulis yang digunakan
        untuk mengukur kemampuan belajar siswa secara individu baik sebelum atau
sesudah diberikan tindakan. Tes yang diberikan berupa soal penjumlahan
         bilangan bulat sebanyak 10 butir soal.




E. Instrumen Penelitian

     Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdir dari :

     1. Lembar Pengamatan atau Lembar Observasi

               Lembar Observasi digunakan untuk mengamati aktifitas siswa saat
        pembelajaran berlangsung.

     2. Tes Formatif

               Tes formatif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
         digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan Penjumlahan
         Bilangan Bulat. Tes formatif diberikan diakhir siklus. Bentuk soal yang diberikan
         adalah isian.




F.   Metode Analisis Data

            Untuk mengetahui prestasi belajar dalam kegiatan pembelajaran perlu
     diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
     kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
     fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengna tujuan untuk mengetahui prestasi
     belajar yang dicapai siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat dan juga untuk
     memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
     selama proses pembelajaran.

            Data kualitatif berupa cacatan pengamatan, dokumen portofolio siswa,
     dokumen foto, dan rekaman wawancara akan dianalis dengan analisis kualitatif
dengan tahapan : pemaparan data, penyederhanaan data, penggelompokkan data
sesuai focus dan pemaknaan.

       Dalam proses analisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat
dipercaya kebenarannya maka peneliti akan melakukan membercheck (penggecekan
anggota/subjek penelitian), trianggulasi-check dan recheck dari segi sumber data/
subjek dan metode, perpanjangan pengamatan, dan pelacakan data secara mendalam,
dst.
DAFTAR PUSTAKA




Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/
       pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012).

Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
       Terbuka

Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
       Cipta

Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan
       Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia.

Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/
      hakekat-matematika.html)

http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html
DAFTAR PUSTAKA




Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/
       pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012).

Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
       Terbuka

Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
       Cipta

Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan
       Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia.

Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/
      hakekat-matematika.html)

http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html
DAFTAR PUSTAKA




Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/
       pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012).

Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
       Terbuka

Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
       Cipta

Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan
       Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia.

Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/
      hakekat-matematika.html)

http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html

More Related Content

What's hot

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
KarnilaSustrayeni
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
Cowe4
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
shananah
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
AndyJs2
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
Rafidraffa
 

What's hot (20)

Angket kreativitas
Angket kreativitasAngket kreativitas
Angket kreativitas
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
Laporan pkp martia
Laporan  pkp martiaLaporan  pkp martia
Laporan pkp martia
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
Contoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk utContoh sistematika proposal ptk ut
Contoh sistematika proposal ptk ut
 
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelasSoal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
 
LK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docxLK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docx
 
Buku 1 tematik tema 1 Kelas 1
Buku 1 tematik tema 1 Kelas 1Buku 1 tematik tema 1 Kelas 1
Buku 1 tematik tema 1 Kelas 1
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
857718069_HARISH MAWADDAH_PETA KONSEP.pdf
857718069_HARISH MAWADDAH_PETA KONSEP.pdf857718069_HARISH MAWADDAH_PETA KONSEP.pdf
857718069_HARISH MAWADDAH_PETA KONSEP.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2  Eksplorasi Masalah.docxLK 1.2  Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 

Similar to Proposal ptk jadi

Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Dwi Suciati Isdiansyah
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
fitriana416
 

Similar to Proposal ptk jadi (20)

Bener
BenerBener
Bener
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
K11 bg matematika sma kelas xi_[blogerkupang.com]
K11 bg matematika sma kelas xi_[blogerkupang.com]K11 bg matematika sma kelas xi_[blogerkupang.com]
K11 bg matematika sma kelas xi_[blogerkupang.com]
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
LAPORAN_MAGANG_3.pdf
LAPORAN_MAGANG_3.pdfLAPORAN_MAGANG_3.pdf
LAPORAN_MAGANG_3.pdf
 
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Buku Guru matematika_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guru10 matematika buku_prdoman_guru
10 matematika buku_prdoman_guru
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
4
44
4
 
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdfMODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
Buku Pegangan Guru Matematika SMA/SMK Kelas 10 Kurikulum-2013 Edisi Revisi-2014
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-matematika-sma-kelas-10-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru) Matematika (buku guru)
Matematika (buku guru)
 

Proposal ptk jadi

  • 1. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON SISWA KELAS IV SDN SUMBERBENDO 01 KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : PUPUT NOVITASARI 09141167 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga saya dapat mengerjakan tugas Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan salah satu mata kuliah di semester VII Progam S-1 PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Adapun judul dari tugas Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dalam Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Dakon Siswa Kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 / 2013”. Saya menyadari dalam penyusunan tugas ini, tidak akan berjalan lancar dan dapat terselesaikan dengan tepat waktu tanpa bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Untuk itu saya ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Madiun. 2. Bapak Drs. Vitalis Djarot S, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.P., selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar IKIP PGRI Madiun. 4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberika pembimbingan. 5. Bapak Murkanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Sumberbendo 01 yang telah memberikan ijin bagi saya untuk melakukan penelitian di sekolah. 6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Dengan iringan doa “ Jazaakumullohu Khoirron Katsirro”, semoga Allah SWT memeberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu saya. Akhirnya saya berharap tugas ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca, khususnya pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang peningkatan mutu pendidikan. Amin
  • 3. Madiun, Januari 2013 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ B. Rumusan Masalah...................................................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................................................... D. Manfaat Penelitian..................................................................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka .......................................................................................................... 1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar....................................................... 2. Pengertian Prestasi............................................................................................... 3. Pengertian Belajar................................................................................................ 4. Prestasi Belajar..................................................................................................... 5. Pengertian Matematika........................................................................................ 6. Permainan Tradisional......................................................................................... 7. Permainan Dakon................................................................................................. B. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... C. Hipotesis Tindakan ................................................................................................... BAB III METODE PENELITIAN
  • 4. A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian......................................................... B. Subjek Penelitian....................................................................................................... C. Desain dan Prosedur Penelitian................................................................................. D. Metode Pengumpulan Data........................................................................................ E. Instrument Penilaian.................................................................................................. F. Metode Analisii Data................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai guru yang mengajarkan matematika, tentunya harus dapat meyakinkan siswa mengapa matematika dipilih untuk diajarkan di sekolah. Guru yang salah satunya berperan sebagai pentransfer ilmu dalam hal ini nmatematika, tampaknya turut memberikan andil dalam rendahnya pencapaian prestasi matematika siswa. Diyakini saat ini umumnya guru mengajarkan matematika masih dengan cara yang kurang menarik bahkan cenderung galak. Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah, selain menumbuhkembangkan kemampuan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, adalah membantu siswa dalam mengembangkan berbagai cara atau metode yang sesuai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa siswa tidak hanya mampu mendemonstrasikan kecakapan keterampilan tentang konsep-konsep matematika di kelas, melainkan siswa juga diberi kesempatan untuk menggunakan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan tersebut dalam dunia nyata, sehingga konsep dan keterampilan yang dipelajarinya menjadi bermakna.
  • 5. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa. Guru perlu merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar. Salah satu indikator materi matematika kelas IV SD yaitu melakukan operasi hitung bilangan bulat. Umumnya guru hanya menjelaskan materi tanpa mengetahui apakah siswa benar-benar paham dengan apa yang telah dijelaskan guru. Siswa biasanya hanya mengingat penjelasan yang dicontohkan oleh guru . Setelah dihadapkan pada soal yang lebih sulit atau sola cerita yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat bulat khususnya penjumlahan ternyata siswa belum mampu untuk mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung mendengarkan penjelasan dari guru sehingga mereka merasa bosan dan tidak bersemangat terhadap pembelajaran. Rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan penjumlahan bilangan bulat menuntut guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih mengasikkan serta pemilihan alat peraga atau media yang diharapkan mampu membantu siswa mengatasi kesulitan melakukan penjumlahan bilangan bulat. Anak – anak biasanya sangat suka dengan aktifitas yang berkaitan dengan bermain. Bermain merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi setiap orang, khususnya pada usia anak- anak, bermain menjadi suatu ciri yang dominan pada diri mereka. Bahkan bukan hanya anak-anak orang yang telah dewasa pun senang dengan bermain namun jenis permainannya yang berbeda. Dengan bermain, anak bebas melakukan apa yang menurut mereka menyenangkan. Bermain dapat menghilangkan jenuh, rasa capek, kebosanan, juga rasa lelah setelah seharian belajar. Bermain dapat membantu mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, karena bermain akan lebih asyik jika dilakukan bersama-sama dengan orang lain, apalagi jika bersama dengan teman sebayanya. Proses interaksi yang terjadi dalam bermain dapat menjadikan bekal bagi seorang anak untuk hidup bermasyarakat di kehidupannya Oleh karena itu dengan menggunakan media permainan tradisional dakon pada kelas IV diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami
  • 6. konsep penjumlahan bilangan bulat sehingga prestasi belajarnya meningkat. Selain itu pembelajaran di kelas tidak monoton dan dapat menarik belajar siswa supaya lebih aktif dalam mendalami materi yang disampaikan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat melalui permainan tradisional dakon pada siswa kelas IV. Dengan bantuan permainan dakon diharapkan siswa lebih menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat serta mampu menyelesaikan soal – soal yang diberikan oleh guru sehingga prestasi belajar menjadi meningkat. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat dikemukan berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah “Adakah peningkatan prestasi belajar matematika dalam berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui Media Permainan Tradisional Dakon siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 /2013?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dalam Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 /2013 dengan menggunakan Media Permainan Tradisional Dakon.
  • 7. D. Manfaat Penelitian  Manfaat secara Praktis 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat. b. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran c. Siswa merasa senang dengan pelajaran matematika karena disajikan dalam permaian. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam menyusun, menyajikan, dan menilai program pembelajaran. b. Mengatasi permasalahan pembelajaran sehingga guru mampu mengendalikan kondisi kelas yang efektif. 3. Bagi Sekolah a. Dengan banyaknya siswa yang berprestasi, maka akan menghasilkan lulusan yang berprestasi pula sehingga membawa nama baik sekolah tersebut. b. Dengan sekolah yang berkualitas, maka meningkatkan kepercayaan para orangtua untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar tersebut. 4. Bagi Peneliti a. Mengetahui cara mengatasi eksulitan belajar matematika. b. Media permainan tradisional dakon merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan bilangan bulat.  Manfaat secara Teoritis
  • 8. Menumbuhkan kesadaran pentingnya mempelajari matematika bukan hanya di lembaga pendidikan namun juga mampu diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehari – hari.
  • 9. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Usia siswa di Sekolah Dasar berkisar 6 -12 tahun. Masa ini merupakan “masa sekolah”. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah karena dia telah menyelesaikan tahao pra-sekolahnya yaitu taman kanak – kanak. Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia sekolah sebenarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai studi menunjukkan bahwa usia pra-sekolah ditandai dengan kegiatan bermain masih akan berlanjut terus sampai anak berusia 8 tahun ( sekitar kelas 3 SD). Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah sipa untuk menerima kecakapan baru yang diberikan oleh sekolah. Pada masa pra- sekolah sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar lebih difokuskan pada “belajar”, sedangkan pasa masa sekolah dasar aspek intelektualitas sudah mulai ditekankan. Pada masa usia sekolah dasar ini sering pula disebut sebgai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Esensi proses pembelajaran pada kelas ini pun sudah dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi). Adapun karakteristik siswa di SD kelas tinggi khususnya kelas IV adalah sebagai berikut : 1. Cara atau pola pikir sudah mengalami peralihan dari konkret ke abstrak.
  • 10. 2. Sudah bisa mengendalikan emosi. 3. Daya nalar sudah berkembang, amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar. 4. Muncul rasa tanggungjawab 5. Mandiri Sri Anita (2007 : 2.35) 2. Pengertian Prestasi Menurut Poerwodarminto ( 1991 : 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang menumbuhkan pikiran. Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menjadi meningkat, siswa dapat memahami materi secara keseluruhan, nilai siswa menjadi bagus. 3. Pengertian Belajar Menurut Sri Anita W, dkk ( 2007 : 2.4 ), belajar merupakn suatu proses pengalaman ( Learning is experiencing), artinya belajar itu suatu proses mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Zainal Aqib ( 2002 : 42), berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara- cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetahuan baru, serta timbul pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional”. Belajar akan lebih efektif apabila dilakukan dalam suasana menyenangkan dan dapat secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.belajar juga merupakan usaha penambahan pengetahuan dan sebagai suatu proses perubahan
  • 11. kelaluan berkat pengalaman dan latihan yang akan membawa perubahan pada individual. Dari berbagai pendapat tentang pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan belajar adalah suatu kegiatan dimana terjadinya suatu perubahan baik dari segi tingkah laku, kemampuan pengetahuan, intelektual, sosial, dan emosional. Belajar terjadi secara bertahap melalui pengalaman dan latihan. 4. Prestasi Belajar Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik (2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia, aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009 : 11 ). Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
  • 12. diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan melalui pembelajaran. http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/pengertian-prestasi-belajar.html 5. Pengertian Matematika Matematika pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif, formak dan abstrak, harus diberikan pada anak – anak sejak sekolah dasar yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi kongkret. Oleh karena itu perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep matematika tersebut. Hudoyo (2003:24) menyatakan bahwa matematika itu objek-objek penelaahannya abstrak, yaitu hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
  • 13. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) 6. Permainan Tradisional Menurut Poerwadarminta (1994: 1088), Permainan berasal dari kata main yang berarti melakukan perbuatan yang bertujuan untuk bersenang-senang (dengan alat-alat tertentu atau tidak); berbuat Sesutu dengan sesuka hati, berbuat asal saja. Tradisional berasal dari kata tradisi yang berarti segala sesuatu ( seperti Adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dsb) yang turun-temurun dari nenek moyang (pandangan hidup, keprcayaan, kesenian, tarian, upacara, dsb). 7. Permainan Dakon Permainan Dakon merupakan permainan tradisional adat jawa. Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, ataupun kerikil. Permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang ini dikenal dengan berbagai macam nama di penjuru nusantara. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama dakon, dhakon atau dhakonan serta congklak. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.
  • 14. Cara bermain dakon : 1. Dimainkan oleh dua orang. 2. Pada umumnya jumlah biji yang dipakai sebanyak 78 biji atau bisa menyesuaikan. 3. Lubang papan permainan keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang kecil dan 2 lubang tujuan (masing-masing satu untuk setiap pemain). 4. Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan tersebut. 5. Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di inginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam (langkah tersebut dilakukan berulang) 6. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan. 7. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah dan tidak mendapat apa-apa (giliran untuk bermain ke lawan). 8. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). 9. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html Dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan permainan tradisional dakon ini, tidak menggunakan aturan baku seperti dalam permainan dakon pada umumnya, akan tetapi disesuiakan dengan materi penjumlahan bilangan bulat. Cara pembelajarannya adalah sebagai berikut :
  • 15. 1. Guru menyediakan papan dakon yang memiliki dua lubang Papan dakon tersebut memiliki lubang masing-masing 10 lubang untuk meletakkan kelereng. Gelas atau kaleng untuk tempat kaleng. 2. Kelereng yang berbeda warna yaitu (putih dan hitam). Kelereng warna putih untuk bilangan bulat positif. Kelereng warna hitam untuk bilangan bulat negative. 3. Permainan dilakukan oleh dua siswa (secara berpasangan) atau bisa dengan teman sebangkunya. 4. Guru memposisikan siswa siapa yang berada di dakon bilangan bulat positif dan siapa yang berada pada sisi dakon bilangan bulat negative. Kemudian guru memberikan soal latihan penjumlahan bilangan bulat kepada siswa. Contoh soal : -5 + 4 = Langkah –langkah mengerjakan :
  • 16. a. Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil kelereng warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada pada sisi dakon positif mengambil kelereng warna putih sebanyak 4 butir. b. Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam (negatif), memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon negative sampai kelereng yang ada di tangan habis. c. Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng warna putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon positif sampai kelereng yang ada di tangan habis. + - d. Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan (putih dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut diambil, namun tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki pasangan dihitung dan dilihat jenisnya pada sisi dakon positif atau negative. Kelereng yang tidak memiliki pasangan itulah yang menjadi hasil perolehan penjumlahan -5 + 4 = 1 e. Siswa mengerjakan soal yang berbeda sesuai dengan penjumlahan bilnagan bulat. f. Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa melakukan permainan tersebut.
  • 17. B. Kerangka Berpikir Rendahnya prestasi siswa dapat disebabkan oleh beberapa factor salah satunya adalah penjelasan dari guru yang kurang mampu dipahami oleh siswa sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan kemudian berpengaruh terhadap nilai mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun hasil ulangan semester I pada mata pelajaran Matematika menunjukkan bahwa 80% belum memenuhi KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat terjadi karena kurang pahamnya siswa terhadap materi Matematika yang diajarkan oleh guru. Salah satu media yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, membantu sisiwa untuk lebih mudah menangkap materi matematika adalah dengan menggunakan permainan tradisional dakon untuk pembelajaran operasi penjumlahan bilangan bulat. Dengan permainan tradisional dakon, siswa juga akan lebih antusias terhadap matematika karena siswa dapat belajar sambil bermain dakon. Selain itu siswa akan lebih tertarik karena mereka dapat secara langsuung menjadi model dalam pembelajaran. Berdasarkan hal itulah peneliti menggunakan permainan tradisional dakon yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi penjumlahan bilangan bulat. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu “Dengan menggunakan permainan tradisional dakon, diharapkan ada peningkatan prestasi belajar mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013”.
  • 18. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Sumberbendo 01, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Secara geografis SDN Sumberbendo 01 terletak di Desa Sumberbendo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Jarak SDN Sumberbendo 01 dengan Balai Desa ± 0,1 km, dengan Kantor Kecamatan Saradan ± 10 km, dengan pusat kota Kabupaten madiun ± 20 km, Ibu Kota Provinsi berjarak ± 50 km dan Ibu Kota Negara ± 100 km. SDN Sumberbendo 01 berada di daerah perdesaan yang kurang terjangkau oleh sarana transportasi umum karena Desa Sumberbendo terletak di tengah hutan perbatasan antara Kabupaten Bojonegoro Jawa Tengah dengan kabupaten Madiun dengan medan jalan yang belum sepenuhnya di aspal. Alasan peneliti memilih SDN Sumberbendo 01 sebagai tempat penelitian. karena prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih di bawah Standar Kelulusan Minimum (KKM). 2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika dalam melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat melaui permainan tradisional dakon pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 tahun pelajaran 2012/2013. 3. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selam 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Januari 2013 sampai dengan April 2013.
  • 19. B. Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun yang berjumlah 27 siswa. Pertimbangan pemilihan kelas IV sebagai subyek penelitian karena di kelas IV tersebut terdapat masalah kesulitan belajar dan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. C. Desain dan Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan serta terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Adapun tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar. Rencana pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus. Setiap silkus terdiri dari 4 tahap yaitu : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting ), Pengamatan (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan dapat di lihat melalui alur siklus pada gambar 3. 1
  • 20. SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan ?
  • 21. Gambar 3. 1 Siklus PTK menurut Suharsimi Arikunto (2008) Penjelasan untuk masing-masing tahapan siklus I adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran b. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator penjumlahan bilangan bulat, buku paket Matematika Kelas IV Semester Genap. c. Menyusun Soal-Soal Tes Formatif, Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa, Lembar Hasil Belajar Siswa, Evaluasi, dan Refleksi. d. Menyiapakan bahan dan alat-alat penunjang Permainan Dakon. 2. Pelaksanaan Tindakan Setelah tahap perencanaan, tahap yang selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal • Guru mengucapkan salam • Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pengertian “Bilangan Bulat”. Kemudian guru menunjukkan Papan Dakon agar siswa termotivasi untuk mengawali pelajarang dengan penuh antusias. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • 22. b. Kegiatan Inti • Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan belajar tentang operasi penjumlahan bilangan bulat positif dan negative dengan menggunakan permainana dakon. • Guru mendemostrasikan penggunaan papan dakon untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. • Guru menunjuk beberapa siswa untuk mendemostrasikan di depan kelas cara penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. • Siswa maju secara berpasangan dengan teman sebangku. • Dengan bimbingan guru mereka menempatkan diri pada sisi dakon seorang pada sisi positif dan seorang lagi pada sisi negatif. • Guru memberikan sebuah soal untuk dikerjakan dengan menggunakan ppan dakon oleh sepasang siswa yang sedang maju. Contoh soal : -5 + 4 = • Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil kelereng warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada pada sisi dakon positif mengambil kelereng warna putih sebanyak 4 butir.
  • 23. Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam (negatif), memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon negative sampai kelereng yang ada di tangan habis. • Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng warna putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon positif sampai kelereng yang ada di tangan habis. + - • Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan (putih dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut diambil, namun tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki pasangan dihitung dan dilihat jenisnya pada sisi dakon positif atau negative. Kelereng yang tidak memiliki pasangan itulah yang menjadi hasil perolehan penjumlahan -5 + 4 = 1 • Siswa mengerjakan soal yang berbeda sesuai dengan penjumlahan bilangan bulat. • Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa melakukan permainan tersebut. • Setelah siswa paham bagaimana melakukan penjumlahan bilangan bulat menggunakan permainan dakon. Guru kemudian memberikan beberapa soal untuk dikerjakan. • Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang masih kesulitan menggunakan papan dakon.
  • 24. Setelah selesai mengerjakan, secara bergiliran siswa melaporkan hasil pekerjaannya untuk nilai dan dikoreksi bersama guru dan teman sekelas yang lain. c. Kegiatan Akhir • Bersama guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. • Siswa mengerjakn soal latihan individu. • Siswa memberika refleksi tentang kesan apa yang dirasakan setelah belajar penjumlahan bulat menggunakan permainan tradisional dakon. • Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang masih belum mereka ketahui. • Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi Pada saat proses pembelajaran dilakukan observasi yang digunakan untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Pada tahap ini yang bertindak sebagai pengamat/observer adalah peneliti. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati apakah penggunaan media permainan tradisional dakon dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penjumlahan bilangan bulat terhadap siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013. 4. Refleksi Dari tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tahapan terakhir dari penelitian ini adalah peneliti merefleksi
  • 25. dengan cara membandingkan nilai yang dicapai oleh siswa pada tes formatif I dan II. Selain itu peneliti merefleksi hasil observasi untuk mengetahui keaktifan siswa. Dari perbandingan nilai hasil tes formatif I dan II serta hasil observasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan apakah media permainan tradisional dakon dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun penjelasan dari siklus II adalah sebagai berikut : Pada siklus II ini rancangan peneliti mengacu pada kekurangan yang terjadi pada siklus pertama. 1. Menyusun Rancangan Tindakan a. Menyusun RPP perbaikan b. Memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dan menyusun tindakan selanjutnya agak pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat berjalan lancar dan lebih baik. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan perbaikan RPP yang telah disusun.sehingga dapat mengatasi kekurangan terjadi pada saat proses pembelajaran pada siklus yang pertama. Langkah- langkah pembelajaran yang ada dalam RPP dilaksanakan hampir sama pada siklus I akan tetapi disertai perbaikan dari kekurangan yang ada pada silkus I. 3. Observasi Dalam pelaksanaan tindakan tidak berbeda dengan siklus I, yaitu melakukan pengamatan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus II, setelah melihat hasilnya, maka dilakukan obervasi dengan Check list observasi. 4. Refleksi
  • 26. Peneliti menganisis semua tindakan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap media yang digunakan dalam tindakan di kelas. Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar siswa pada Matematika. Melalui media yang diterapkan dalam tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penjumlahan bilangan bulat. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan atau observasi dan tes tulis. 1. Metode Observasi Menurut Igak Wardani, dkk ( 2008 : 2.22 ), salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Observasi merupakan kegiatan pengamatan ( pengambiloan data) untuk memotret seberapa jauh tindakan telah mencapai sasaran, efek dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif dan rata- rata yang perlu dikumpulkan. Melalui observasi dapat mengetahui dan mengamati secara langsung perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh berupa keaktifan dan antusias siswa serta ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas. Hasil observasi berpedoman pada lembar pengamatan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar baik kegiatan pada siswa maupun kegiatan pada guru. Teknik observasi ini dilakukan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar selama kegiatan berlangsung. 2. Metode Tes Tulis Setelah pembelajaran selesai, peneliti mengadakan tes tulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa secara individu baik sebelum atau
  • 27. sesudah diberikan tindakan. Tes yang diberikan berupa soal penjumlahan bilangan bulat sebanyak 10 butir soal. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdir dari : 1. Lembar Pengamatan atau Lembar Observasi Lembar Observasi digunakan untuk mengamati aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung. 2. Tes Formatif Tes formatif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan Penjumlahan Bilangan Bulat. Tes formatif diberikan diakhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah isian. F. Metode Analisis Data Untuk mengetahui prestasi belajar dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengna tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat dan juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data kualitatif berupa cacatan pengamatan, dokumen portofolio siswa, dokumen foto, dan rekaman wawancara akan dianalis dengan analisis kualitatif
  • 28. dengan tahapan : pemaparan data, penyederhanaan data, penggelompokkan data sesuai focus dan pemaknaan. Dalam proses analisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya kebenarannya maka peneliti akan melakukan membercheck (penggecekan anggota/subjek penelitian), trianggulasi-check dan recheck dari segi sumber data/ subjek dan metode, perpanjangan pengamatan, dan pelacakan data secara mendalam, dst.
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/ pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012). Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia. Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/ hakekat-matematika.html) http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/ pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012). Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia. Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/ hakekat-matematika.html) http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/ pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012). Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia. Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http://www,. Majalahpendidikan.com/2012/05/ hakekat-matematika.html) http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html