2. Suku Asmat
• Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua
• Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya
yang unik.
• Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka
yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang
tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini
saling berbeda satu sama lain dalam hal
dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual.
3. Ciri – ciri Suku Asmat
• Jika dilihat secara fisik, orang-orang suku Asmat memiliki
tubuh tinggi, besar dan tegap dengan kulit dan rambut
berwarna gelap. Bentuk rambut pada umumnya keriting dan
memiliki hidung yang mancung.
• Mata pencaharian penduduk suku Asmat pada umumnya
adalah berladang seperti ubi, wortel, jagung atau menanam
sagu. Salain itu juga beternak ayam dan babi. Seringkali pada
suatu waktu orang Asmat melakukan perburuan binatang di
dalam hutan dengan hasil buruan adalah babi hutan, burung
atau ayam hutan. Kadangkala juga memancing ikan dan
mencari udang.
4. Ciri – ciri Suku Asmat
• Orang suku Asmat biasanya menghias tubuh
mereka dengan warna merah, hitam dan putih.
Warna merah didapat dari tanah merah, hitam
dari arang dan putih dari kulit kerang yang
dihancurkan.
5. Bahasa Suku Asmat
• Suku Asmat memiliki bahasa sendiri kebanyakan
hanya dimengerti oleh kalangan sendiri.
• Bahasa yang digunakan adalah bahasa nenek moyang
yang sudah berumur ribuan tahun.
• Contoh bahasa suku Asmat :
Iguana = sejenis kapal
Pomerem = emas kawin
Owen = Berkelahi
7. Tarian
• Tarian tradisional :
Tari Selamat Datang
Untuk menyambut tamu agung
Tari Musyoh
Untuk mengusir arwah
8. Upacara Adat
• Kelahiran
Pada saat ada kelahiran, tidak ada hal yang khusus seperti pada
umumnya suku lain. Bayi yang baru lahir hanya dibersihkan lali
tali pusarnya dipotong dengan bambu yang disebut dengan
sembilu.
• Pernikahan
Seorang pria suku Asmat yang ingin menikahi seorang wanita
harus “membelinya” dengan menawarkan mas kawin berupa
piring antik dan uang yang nilainya disamakan dengan perahu
Johnson. Perahu ini biasanya digunakan untuk melaut. Jika
seorang pria memberikan mas kawin yang kurang dari harga
kapal Johnson, maka ia masih boleh menikah, hanya saja harus
tetap membayar sisa hutang mas kawin tersebut.
9. Upacara Adat
• Kematian
Mayat kepala suku akan dimumikan dan dipajang di depan rumah adat. Namun
jika masyarakat biasa yang meninggal akan dikuburkan seperti biasa. Upacara
kematian diiringi dengan tangisan dan nyanyian dalam bahasa Asmat.
Dahulu, salah satu anggota keluarga orang yang meninggal akan dipotong satu ruas
jarinya. Namun saat ini kebiasaan tersebut sudah mulai ditinggalkan.
• Sistem Pemerintahan
Suku Asmat memiliki satu kepala suku dan kepala adat yang sangat
dihormati. Akan segala tugas kepala suku harus sesuai dengan kesepakatan
masyarakat, sehingga hubungan antara kepala suku dengan masyarakat
cukup harmonis. Jika kepala suku meninggal dunia, maka kepemimpinan
diserahkan pada marga keluarga lain yang dihormati oleh warga.
Kepemimpinan juga bisa diserahkan kepada orang yang berhasil
mendapatkan kemenangan dalam perang.
10. Upacara Adat
• Peperangan
Suku Asmat memakai senjata berupa busur dan panah. Di masa
lalu ada suatu kesepakatan bahwa musuh yang sudah mati akan
dibawa ke kampung oleh pemenang perang lalu mayatnya akan
dipotong dan dimakan bersama-sama. Kepalanya akan dijadikan
hiasan. Suku Asmat percaya bahwa kekuatan mereka akan
bertambah jika memakan daging musuh. Namun saat ini praktek
tersebut sudah tidak ada lagi.
11. Rumah Adat
• Suku Asmat memiliki rumah adat yang
bernama Jew (Rumah Bujang).
• Rumah Jew memang memiliki posisi yang
istimewa dalam struktur suku Asmat. Di rumah
bujang ini, dibicarakan segala urusan yang
menyangkut kehidupan warga, mulai dari
perencanaan perang, hingga keputusan
menyangkut desa mereka.
12. Pakaian Daerah
• Pakaian daerahnya adalah KOTEKA
• Koteka biasa dikenakan oleh kaum lelaki yang tinggal
di sekitar wilayah Wamena.Koteka terbuat dari kulit
labu yang panjang dan sempit, berfungsi untuk
menutup bagian alat reproduksi kaum lelaki.
Penggunaannya diikatkan pada tali yang melingkar di
pinggang.
13. Pakaian daerah
• Kaum perempuan mereka hanya menutup bagian tubuh
di sekitar organ reproduksi. Mereka mengenakan
pakaian seperti rok dari bahan akar tanaman kering
yang dipilin atau dirajut seperti benang-benang kasar
yang dijadikan sebagai bawahan atau bisa dikatakan
seperti rok yang menutup badan mereka.
• Perempuan Suku Asmat bertelanjang dada, sama persis
seperti para lelakinya. Mereka sudah terbiasa dengan
hal ini sehingga tidak melanggar norma-norma
kesusilaan seperti layaknya di daerah lain.
14. Kuliner
• Makanan khas :
Papeda
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan
pokok masyarakat Papua. Makanan ini terdapat
di hampir semua daerah di Papua. Papeda dibuat
dari tepung sagu.
15. Kuliner
• Aunu Senebre
Makanan khas Papua ini mudah ditemukan di
Papua. makanan ini adalah olahan dari ikan
teri nasi yang digoreng, lalu dicampur dengan
daun talas dan kelapa lalu proses terakhirnya
dikukus.