1. TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
REVIEW MAKALAH
JOKO SOEBAGYO
782612081
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2013
2. Working Memory and Intelligence: A Brief Review
(Weng – Think Chooi, Advanced Medical & Dental Institute, Universiti Sains
Malaysia, Journal of Educational and Development Psychology, Vol.2 No. 2; 3
Agustus 2012)
A. Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan adalah sebuah studi literatur untuk menjawab
pertanyaan para peneliti tentang hubungan working memory (WM) dan
intelligence (g). WM dan g adalah dua hal yang berbeda dimana WM adalah
konsepsi psikologi yang fokus terhadap perhatian dan umumnya dilihat sebagai
penyimpanan sementara yang menahan dan menggerakkan informasi, sedangkan
g adalah kemampuan kognitif secara umum yang terkait dengan efisiensi
pemikiran tingkat tinggi seperti penalaran dan keterampilan pemecahan masalah.
Para psikolog kognitif sangat tertarik dengan WM yang mengartikannya sebagai
kemampuan mental yang aktif menjaga dan menggerakkan informasi dari segala
gangguan sebagai alat untuk memahami hubungan antara WM dan g.
Untuk mengetahui dan mengukur cara kerja WM, A.D. Baddeley dan Hitch
(1974) mengusulkan suatu model untuk mengukur WM dan membuat dalil bahwa
ada tiga komponen model untuk mengukur WM yaitu: “2 sistem budak” yang
terdiri: dari the phonological loop dan the visuo-spatial sketch pad, dan “1 sistem
penggerak” yaitu the central executive. The phonologila loop bertugas
memelihara dan menjaga informasi dari kerusakan akibat latihan, sementara the
visuo-spatial sketch pad bertugas menyimpan informasi visual dan spasial.
Sedangkan the central executive bertugas mengkoordinasikan informasi dari the
phonological loop dan the visuo-spatial sketch pad dengan mengarahkan
perhatian pada informasi yang relevan dan menekan informasi yang tidak relevan.
Di tahun 2000, A.D. Baddeley menambahkan satu komponen lagi yaitu the
episodic buffer yang bertugas mengintegrasikan informasi dari the phonological
loop dan the visuo-spatial sketch pad dan informasi dari long term memory (LTM)
apabila diperlukan.
3. Untuk mengukur g, Cattell (1943) dan Horn (1976) berelaborsi mengusulkan
penggunaan model the fluidcrystallized intelligence. Fluid intelligence adalah
karakteristik secara umum kemampuan bawaan untuk memecahkan masalah baru
dan sebagai kemampuan yang bertanggung jawab atas inter-korelasi antara tes
kemampuan mental. Crystallized intelligence adalah berkaitan dengan kapasitas
untuk memecahkan masalah dan membedakan hubungan antara elemen fisik atau
abstrak di bidang khusus atau bidang umum. Kemampuan untuk memecahkan
maslah dengan menggunakan akumulasi pengetahuan sebelumnya yang disebut
crystallized mental abilities (kemampuan mental yang mengkristal).Meskipun
teori yang diusulkan Cattell dan Horn tidak mendukung faktor kesatuan
kecerdasan (g) secara umum, perbedaan antara fluida dan kemampuan
mengkristal melekat dalam teori mereka, dan telah memainkan peranan penting
dalam pemahaman dan menggambarkan perbedaan individu dalam kecerdasan
(g)manusia.
Tinjauan ini meringkas pekerjaan-pekerjaan yang telah dan masih dilakukan
dalam membangun hubungan antara WM dan g, serta upaya yang memanipulasi
hubungan antara dua konsepsi dalam rangka mencapai pemahaman yang
mendalam dari keduanya. Untuk memahami hubungandua konsepsi tersebut
maka dilakukan studi literatur dimana perhatian peneliti difokuskan pada hasil-
hasil penelitianbasic, empiric, brain behavior dan modifiability of the construct
mengenai WM dan g yang cukup mendalam, dengan judul penelitian yaitu
“Working Memory and Intelligence: A Brief Review”
B. Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah mencari keterkaitan antara
hubungan WM dan g. Tujuan dari studi literatur ini adalh mencari ide “how” dan
“why” antara WM dan g bisa saling terkait guna memberikan harapan dan
pemahaman sebagai suatu kekuatan untuk memprediksi hasil kehidupan manusia
yang lebih baik.
4. C. Metodelogi
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang ditunjukkan dengan
proses pencarian melalui ISI Web of Knowledge dan Scopus menggunakan
keyword seperti “working memory”, ”intelligence”, ”general/intelectual ability”,
“neural network” dan “training” yang diorganisir menjadi 4 bagian yaitu: basic
processes involved, empirical studies, brain behavior studies dan modifiability of
the construct.
1. Basic Processes Involved
Pada bagian ini ada 5 hasil penelitian dasar yang meliputi dasar-dasar WM
dan g yaitu:
1) Penelitian yang telah dilakukan Baddeley dan Hitch yang menyatakan ada
2 proses yang mendasar untuk menentukan proses WM yaitu:
penyimpanan short term memory (STM) dan kecepatan dalam
pemrosesan informasi. Hasil penelitian memyatakan bahwa kecepatan
pengolahan yang tinggi mempengaruhi kecepatan proses WM sehingga
dapat mengkoordinasikan informasi yang ada dalam STM pada saat
informasi diperlukan.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Kyllonen dan Christal (1990) menyatakan
bahwa individu yang memelihara dan memanipulasi informasi dalam
WM-nya adalah dasar dari kemampuan penalaran yang merupakan
keterampilan tingkat tinggi yang berkaitan dengan g.
3) Penelitian Jensen dan Munro (1979) yang menyatakan bahwa kecepatan
pemrosesan informasi dan waktu bereaksi WMdalam mengerjakan tugas,
secara signifikan berkorelasi dengan g.
4) Penelitian oleh Colom, Abad, Quiroga, dan Flores Mendoza (2008)
mengeksplorasi alasan dibalik tingginya korelasi antara WM dan g.
5) Penelitian Fry dan Hale (1996) menyatakan bahwa kecepatan pemrosesan
berperan dalam WM dan fluid intelligence.
Jadi secara mendasar dinyatakan oleh 5 hasil penelitian bahwa ada
keterkaitan antara WM dan g.
5. 2. Empirical Studies
Banyak penelitian yang memberikan kontribusi dalam membangun
hubungan antara WM dan g untuk mencari data korelasi antara keduanya,
diantaranya:
1) Kyllonen dan Christal yang mendapatkan nilai korelasi yang tinggi yaitu r
= 0,8 sampai 0,9 antara WM capacity dan faktor-faktor kemampuan
penalaran.
2) Ackerman, Beier, dan Boyle (2005) mendapatkan nilai korelasi sebesar r
= 0,48 antara WM dan g.
3) Colom, Flores Mendoza, dan Rebollo (2003); Fry dan Hale (1996);
Jurden (1995); Salthouse, Miitchell, Skovronek, dan Babcook (1989);
Stauffer, Ree dan Carretta (1996); Tucker dan Warr (1996); Vergust dan
De Boek (2001), mereka semua secar mengejutkan mendapatkan nilai
korelasi yang sama yaitu r = 0,50 sampai 0,90 antara WM dan g.
4) Kane et al. (2005) dan Obreauer et al. (2003) mendapat nilai korelasi r =
0,85 antara WM dan g.
5) Engle et al. (1999) mendapatkan nilai korelasi r = 0,49 antaraWM dan g.
Dari kelima penelitian empiris diatas, secara signifikan dengan mendapatkan
nilai korelasi r = 0,49 – 0,90 antara WM dan g.
3. Brain Behavior Studies
Salah satu penelitian psikologi kognitif dan neuroscience yang mencoba
untuk menjelaskan relasi antara WM dan g adalah penelitian Holford, Cowan dan
Andrews (2007) yang menyatakan bahwa WM dan kemampuan penalaran saling
berbagi relasi dalam batas-batas kapasitas tertentu.
Penelitian dalam bidang neuroscience menyatakan bahwa attention
(perhatian) adalah sebuah fungsi dari prefrontal cortex dan menegaskan bahwa
hubungan antara WM dan g dimediasikan oleh aktifitas di dalam the lateral
prefrontal dan parietal region(Gray et. al., 2003). Kane dan Engle (2002)
6. melaporkan bahwa dorsolateral prefrontal cortex mungkin mempunyai peranan
dalam WM khususnya relasi terhadap kontrol perhatian (attention).
Conway et. al. (2003) mendukung hipotesis Gray et. al. bahwa rentang waktu
dalam penyelesaian tugas-tugas di WM mengaktifkan daerah di prefrontal cortex
ketika mekanisme eksekutif kontrol terlibat dalam memerangi gangguan selama
pemeliharaan dan manipulasi proses.
Jung dan Haier (2007) mengkaji 37 studi tentang neuroimaging yang
mempelajari tentang lokasi-lokasi g di otak dan hasilnya menyatakan bahwa g
kemungkinan besar di distribusikan ke beberapa daerah di otak khususnya daerah
yang paling relevan denga kecerdasan.
Dari beberpa penelitian dalam bidang brain behavior menyatakan bahwa
hubungan antara WM dan g adalah WM merupakan sub komponen penting dari
kemampuan kognitif secara umum bila dilihat dari sudut pandang biologis dan ini
semakin memperkuat prinsip-prinsip dalam membangun hubungan antara WM
dan g.
4. Modifiability of The Construct
Akumulasi dan minat dalam bidang penelitian dua konsepsi itu memunculkan
pelatihan-pelatihan dalam bidang kognitif terutama dalam pelatihan WM (Morrison
dan Chain, 2011). Sejumlah penelitian telah melaporkan efek pelatihan dan
transfer sebagai akibat dari WM, executive function, dan attention yang sebagian
besar dilakukan terhadap anak-anak atau orang dewasa. Penelitian-penelitian yang
dimaksud diantaranya:
1) Klingberg dan rekan (2002;2005) mengamati perbaikan dalam tugas-tugas
penalaran matriks untuk mengurangi kelalaian dalam pengerjaan terhadap
anak-anak dengan gejala Attentin Deficit Hyperctivity Disorder (ADHD).
2) Borella, Carretti, Riboldi dan De Beni (2010); Schmieldek, Lovden dan
Lindenberger (2010) hasil penelitian keduanya menemukan perbaikan dalam
fluid penalaran setelah pelatihan pada WM pada orang dewasa.
7. 3) Buschkuehl et. al. (2008) dalam studi pelatihan WM yang dilakukan terhadap
orang dewasa menyatakan adanya perbaikan yang signifikan terhadap g
akibat dari efek perpindahan dekat.
4) Van der Molen dan rekan (2010) menemukan perbaikan short term memory
dan tidak menemukan perbaikan nilai Intelligence Quetion (IQ) pada remaja
dengan cacat intelektual ringan.
5) Li dan rekan (2008) melaporkan tidak ada efek transfer jauh dari pelatihan
WM dalam tugas yang kompleks dan tidak melaporkan adanya perbaikan
dalam pengukuran IQ.
Dari beberapa penelitian terhadap pelatihan WM ternyata ada perbaikan
terhadap cognitif ability walaupun hasilnya belum terlihat secara signifikan.
D. Landasan Teori
Penelitian studi literatur ini berdasarkan atas teori bahwa kecerdasan (g)
memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari (Gottfredson, 1997).
Kemampuan kognitif seperti penalaran dan pemecahan masalah dalam diri
seseorang dapat dilihat dari faktor kecerdasan (g) orang tersebut. Menurut
Spearmen (1904) menuliskan bahwa kecerdasan faktor penentu dalam
kemampuan kognitif.
Banyak peneliti yang menyatakan bahwa kecerdasan (g) dapat diperbaiki dan
ditingkatkan dengan cara melihat kapasitas WMC (Working Memory Capacity).
Seperti hasil penelitian oleh Conway, Cowan, Bunting, Therriault dan Mihoff
(2002), Engle, Langklin, Tukolski dan Conway (1999) yang menyatakan bahwa
kecerdasan dapat diprediksi dengan melihat WMC.
Penelitian dalam bidang WM memunculkan ide untuk mengukur sejauh mana
proses WM berlangsung dalam otak seseorang. Menurut A.D. Baddeley dan Hitch
(1974) yang telah menelurkan suatu ide dalam bentuk suatu model
WMmenyatakan ada3 komponen model WM untuk mengukur WM seseorang,
yaitu: the phonological loop dan the visuo-spatial sketch pad, dan “1 sistem
penggerak” yaitu the central executive.
8. Penelitian dalam bidang brain behavior lebih jauh lagi memperlihatkan hasil
yang lebih spesifik mengenai hubungan antara WM dan g. Menurut Jaeggi,
Buschkuehl, Jonides, dan Perrig (2008) menyatakan bahwa kemampuan kognitif
tingkat tinggi dipengaruhi oleh hubungan antara WM dan g.
Berdasarkan teori-teori diatas, peneliti melakukan studi literatur untuk
memahami secara mendalam hubungan antara WM dan g.
E. Hasil
Hasil dari studi literatur pada jurnal ini adalah sebagai berikut:
1) Secara mendasar ada hubungan yang kuat antara WM dan g sehingga
diharapkan dengan mempelajari proses WM dapat menghasilkan individu-
individu yang cerdas (g).
2) Sebagian besar penelitian empiris dari literatur yang dijadikan acuan
menyatakan bahwa hubungan antara WM dan g memiliki nilai korelasi
yang tinggi yaitu r = 0,49 – 0,90.
3) Upaya untuk meningkatkan g dilakukan dengan cara melakukan pelatihan-
pelatihan WM, walaupun hasilnya hasil perbaikan belum terlihat secara
siginifikan namun memiliki harapan yang cukup kuat untuk memperbaiki
g. Sehingga diperlukan perbaikan-perbaikan dalam pelatihan-pelatihan
WM tersebut.
F. Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)
1) Keunggulan
Menurut pendapat saya kelebihan dari studi literatur ini adalah adanya
data-data yang melimpah pada bagian metodelogi dan peneliti melakukan
penelusuran dan pengorganisasian yang cukup baik, sehingga hasil penelitian
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Keunggulan lainnya yaitu adanya data empiris yang cukup siginifikan
sesuai dengan tujuan literatur ini dan adanya tinjauan dari brain
9. behaviorsehingga sedikit banyak memberikan wawasan tentang bagaimana
memori diproses serta pelatihan tentang WM yang diduga dapat diperbaiki
dan ditingkatkan.
2) Kekurangan
Menurut pendapat saya, kekurangan dari studi literatur ini adalah tidak
adanya data yang pasti mengenai responden dalam penelitian-penelitian yang
di jadikan literatur, sehingga tidak dapat diketahui dengan jelas WM dan g
untuk usia tertentu. Menurut Gottfredson (1997) kecerdasan (g) memiliki
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang pada usia
berapapun pasti ingin memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari,
namun peneliti tidak menampilkan data-data pada usia-usia tertentu.