SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Télécharger pour lire hors ligne
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
MATA KULIAH FEATURE AND DOCUMENTARY
PROPOSAL DISAIN PROGRAM
PROGRAM FEATURE AND DOCUMENTARY
“24 HOURS in JAKARTA”
Dibuat Oleh :
Nama : Lukman Prabowo (1271510115)
Ahmad Vijay Sani (1171511841)
Syahroni (1271510024)
Kelas :
Periode : 0714
Dosen Pengampu : Priadi Soefjanto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan film memiliki perjalanan cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi
seperti film di masa kini yang kaya dengan efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media
hiburan. Dalam kenyataannya saat ini film mempunyai banyak jenis dan terus berkembang,
diantaranya adalah Feature and Documentary. Pada dasarnya feature dan documenter
mempunyai pengertian yang sama akan tetapi perbedaan terletak pada hasil yang diciptakan,
jika feature itu menghasilkan realita yang diimajinasikan kembali sedangkan documenter
menghasilkan tampilan realita yang sesuai dengan data dan fakta yang sebenarnya. Disini
kami akan membuat sebuah Film documenter yang mengakat sebuah fakta dan realita dalam
kemasan yang kreatif dan terstruktur.
Duapuluh empat (24) jam adalah waktu yang ada dalam satu hari, terkadang dari waktu
itu kita sudah membagi-bagi untuk rutinitas kita sehari-hari. Ada waktu untuk bekerja,
bermain, makan, berjalan-jalan, istirahat dan lain-lain. Banyak kegiatan yang dapat kita
lakukan dalam waktu tersebut. Di Indonesia terdapat banyak daerah yang menyajikan
kegiatan 24 jam setiap harinya, salah satunya adalah Jakarta. Jakarta sebuah daerah yang
menjadi pusat perekonomian di Indoensia menjadi sebuah tempat yang selalu beraktifitas
selama 24 Jam. Tanpa henti, kegiatan terus berjalan dari matahari terbit sampai matahari
terbenam dan melewati gelap malam sampai matahari kembali terbit, Jakarta tidak pernah
“tertidur”. Hal ini sangat menarik untuk diangkat dalam sebuah cerita, karena kami melihat
sesuatu yang berbeda dari sebuah kota yang sangat padat penduduknya yang berasal dari
budaya yang berbeda.
Oleh karena itu, kami membuat film documenter yang berjudul “24 Hours in Jakarta”,
kami akan mengangkat kegiatan Jakarta selama 24 jam tanpa henti, kami akan mengambil
beberapa wilayah dijakarta yang sangat aktif baik di pagi, siang, dan malam hari.
1.2.Rumusan Ide Penciptaan
Ide merupakan sebuah hal yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh para pembuat film,
dari segala jenis film yang medasari kesuksesan film adalah ide-ide yang kratif dan inovatif.
Pada dasarnya ide yang kreatif harus membutuhkan riset dan penelitan untuk mendukung ide-
ide tersebut akan dapat diterima oleh khalayak. Dalam film yang akan kami buat bermula dari
sebuah ide dan pemikiran untuk mengakat kehidupan malam kota Jakarta yang disebut
sebagai kota yang terproduktif di Indonesia. Nuansa malam dijakarta membuat kami
berfikiruntuk mengangkat menjadi sebuah film documenter. Kami menilai nuansa di Jakarta
sangat beragam kegiatan dari mulai kegiatan-kegiatan yang positif sampai dengan kegiatan
yang memiliki unsur negative. Dengan melandasi pemikiran tersebut kami kembangkan
dengan membuat sebuah perbandingan kegiatan malam dan siang hari di Jakarta. Beberapa
hasil yang kami dapat menunjukan bahwa Jakarta tidak pernah berhenti beraktifitas.
Oleh karena itu kami akhirnya membuat sebuah tema yang mengangkat kegiatan Jakarta
dari pagi, siang malam hingga pagi kembali. Judul yang kami pakai adalah “24 Hours in
Jakarta”, film documenter yang akan mengisahkan kegiatan Jakarta selam 24 jam dari mulai
padatnya perkotaan karena produktifitas pekerja yang ada di Jakarta hingga kepadatan malam
dengan aktifitas mencari hiburan.
1.3.Tujuan Karya
Karya ini dibuat untuk menggambarkan sebuah kota dengan rutinitasnya yang sangat
padat selama 24 Jam. Sebuah kota yang produktif di siang hari belum tentu produktif pada
malam hari, sangat jarang kami temui kegiatan di sebuah kota yang sangat produktif selama
24 jam dengan rutinitasnya. Dengan pandangan tersebut kami bertujuan untuk
memperlihatkan bahwa kota terproduktif pada siang hari di Indonesia tetap produktif di
malam hari. Jakarta tidak pernah tidur, dan Jakarta selalu ada 24 jam tanpa henti.
1.4.Manfaat Karya
Manfaat umun dalam karya ini dapat menujukan Jakarta dari segala suasana dengan
perhitungan waktu. Manfaat praktis dapat menambah wawasan perfilman di Indonesia
dengan kategori yang bertemakan Jakarta. Manfaat secara akademis dapat menjadi acuan
untuk pembuatan-pembuatan film documenter terkait dengan Jakarta.
1.5.Sistematika Penulisan
Makalah ini dibuat berdasarkan sistematika penulisan berikut :
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar dan atau Ucapan Terimakasih
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Isi Laporan
- Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Ide Penciptaan
1.3.Tujuan Karya
1.4.Manfaat Karya
1.5.Sistematika Penulisan
- Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.Kajian Sumber Penciptaan
2.2.Landasan Teori
- Bab III Metodologi Penciptaan Karya
3.1.Deskripsi Karya
3.2.Sinopsis
3.3.Perencanaan Budget dan Jadwal Kerja
3.4.Obyek Karya dan Analisa Obyek
- Bab IV Pembahasan dan Implementasi Karya
4.1.Laporan Pelaksanaan Penciptaan Karya
- Bab V Penutup
5.1.Rekomendasi dan Evaluasi
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kajian Sumber Penciptaan
2.2.Landasan Teori
2.2.1. Deskripsi Media massa
Pada dasarnya media massa menjadi sebuah media informasi untuk seluruh khalayak.
Adapun beberapa ahli menjabarkan penjelasan tentang media massa :
2.2.1.1 Menurut Bittner
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni:
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a
large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu
harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan
puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi
massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan 6cenario-
keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya disebut
dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film
bioskop.
2.2.1.2 Menurut Gebner
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain,
yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and
institutionally based production and distribution of the most broadly shared scenario flow of
messages in industrial scenario”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat indonesia). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi
massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu
yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi
pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan
membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan
oleh masyarakat 7cenario.
2.2.2. Deskripsi Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah “documenter”
pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The
Moviegoer, nama tenar John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Di
Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai
perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah
film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun.
Pada dasarnya, film documenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film documenter
berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. John Grierson pertama-tama
menemukan istilah documenter dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty,
Moana(1925), yang mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen
visual suatu kejadian tertentu.
Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’ potongan rekaman
sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara,
kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara. Walaupun kadang
menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi
bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus
diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya.
2.2.3. Tugas dan tanggung jawab Produser / Sutradara / Penulis Naskah
2.2.3.1.Tugas dan Tanggung Jawab Produser
Produser adalah seorang yang bertanggungjawab terhadap perencanaan suatu acara
siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara, timbul suatu ide.
Beberapa tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan konsep gagasan
- Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.
- Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau 8cenario film.
- Menyusun rancangan produksi.
- Menyusun rencana pemasaran.
- Menyusun anggaran-dana untuk produksi.
- Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua
departemen.
- Bertanggung jawab atas seluruh produksi dan mampu Memimpin dan
mengkordinasikan seluruh rencana produksi.
2.2.3.2.Tugas dan Tanggung Jawab Sutradara
Sutradara atau pembuat film adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai
dengan manuskrip, pembuat film juga digunakan untuk merujuk pada produser film.
Manuskrip 8cenario digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama. Pada masa
yang sama, sutradara mengawal petugas atau pekerja teknik dan pemeran untuk memenuhi
wawasan pengarahannya. Seorang sutradara juga berperan dalam membimbing kru teknisi
dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya. Adapun beberapa
tugas dan tanggung jawabnya adalah :
- Mengawal pelaksanaan pengambilan gambar.
- Mengkordinasikan seluruh kru saat film sedang diproduksi.
- Membuat rencana pengambilan gambar.
- Membuat rencana dan mengawasi proses editing.
- Membuat pendekatan sinematografi.
- Mengarahkan kreativitas kepada seluruh kru dalam pengambilan gambar.
- Bertanggung jawab atas segala teknis yang terjadi dilapangan dari tahapan pra
produksi, produksi dan pasca produksi.
2.2.3.3.Tugas dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Penulis naskah pada dasarnya menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pembuatan film
dalam bentuk (format) naskah (skenario). Penulis naskah biasanya mempunyai keahlian
membuat film dalam bentuk tertulis. Adapun beebrapa tugas dan tanggung jawab penulis
naskah adalah:
- Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah/9cenario atas dasar ide
cerita sendiri atau dari pihak lain.
- Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita,
9cenario (basic story), treatment dan 9cenario, atau bisa langsung menjadi 9cenario.
- Bekerja dari tahap pengembangan ide (development) sampai jangka waktu terakhir
(praproduksi).
- Membuat 9cenario dengan format yang telah ditentukan.
- Mengambarkan Konsep dan Eksplorasi Naskah di dalam tulisan.
- Membuat narasi untuk dijadikan Voice Over dalam film.
BAB III
METODOLOGI PENCIPTAAN KARYA
3.1. Deskripsi Karya
3.1.1. Kategori Film
Saya mengkategorikan film ini sebagai Film Dokumenter, dikarenakan Film ini diangkat
dari sebuah fakta dan riset yang telah ada. Media yang akan digunakan adalah media
Televisi.
3.1.2. Judul Film
Saya mengambil judul film documenter tersebut adalah “24 Hours in Jakarta”, jika
dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “24 Jam di Jakarta” atau “Satu Hari di Jakarta”.
Dengan berpandang pada latar belakang pembuatan film ini maka kami melihat kalimat
tersebut melambangkan film yang akan kami buat.
3.1.3. Durasi Program
Waktu yang akan ditampilkan dalam Film ini adalah 24 menit ( 1440 second ) dengan
perincian 8 menit untuk Segmen Satu, kemudian 8 menit untuk Segmen Dua dan 8 menit
untuk Segmen Tiga.
3.1.4. Target Audience :
 Geografis : Indonesia.
 Demografis : Dewasa ( 18 – 35 ) sampai Orang Tua (36 – Keatas), Jenis
kelamin pria dan wanita, status sosial B (menengah keatas).
 Psikografis : Pendidikan minimal SMA dan Sederajat, Pekerja Kantoran
dan Mahasiswa/i.
3.1.5. Jam tayang + Alasan
Film ini akan direncanakan tayang pada hari Jumat dari jam 20:00 WIB sampai dengan
20:30 WIB. Waktu ini dipilih karena waktu yang tepat untuk orang yang sedang beristirahat
sehabis pulang kerja dan butuh penyegaran untuk semangat yang baru. Jam tersebut dinilai
jam rekonsiliasi diri karena terkadang banyak orang bersantai di jam tersebut dan memikirkan
banyak hal di jam tersebut.
3.2. Sinopsis
Film ini akan mengisahkan tentang keadaan Jakarta pada waktu malam. Seperti kita
ketahui bahwa Jakarta sebuah kota yang sangat produktif. Setiap detik di kota Jakarta selalu
dipadati dengan kegiatan-kegiatan masyarakat. Siang hari Jakarta menjadi sebuah kota yang
sangat padat penduduk dikarenakan banyak orang dari berabagai macam daerah datang ke
Jakarta untuk bekerja. Akan tetapi tidak hanya siang, pada malam haripun Jakarta masih
diselimuti kegiatan-kegiatan. Film ini mengisahkan kegiatan-kegiatan yang ada di Jakarta
pada waktu malam. Waktu dimana orang-orang menikmati tidur akan tetapi masih ada
beberapa orang melakukan kegiatan-kegiatan di waktu malam. Dari mulai, mencari makan
sampai hanya sekedar berjalan malam di daerah-daerah yang nyaman. Oleh karena itu film
ini akan dikemas melihat hirup pikuk Jakarta di waktu malam dengan Judul 24 HOURS in
JAKARTA.
Film ini akan mengambil beberapa daerah di Jakarta. Kami akan mengambil beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. dari waktu sore menjelang malam sampai malam
menjelang pagi. Kegiatan yang akan direkam antara lain adalah, suasana kerja, kuliner,
taman, tempat “nongkrong”, minimarket dan jalan-jalan di Pusat Kota Jakarta. Adapaun
nantinya film ini akan dibagi menjadi 3 segmen :
 Segmen 1 menceritakan tentang kisah Jakarta yang diawali dengan time lips dan
dilanjutkan dengan hirup pikuk Jakarta di pagi hari dengan menunjukan waktu kejadian.
Di segmen ini Jakarta akan ditampilkan secara visual dari kepadatan sampai kegiatan di
pagi sampai siang hari.
 Segmen 2 menceritakan kegiatan yang terjadi dijakarta, bahwa tidak semua orang bekerja
dijakarta ada didalam ruangan gedung yang dingin, akan tetapi akan ditunjukan visual
kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang diluar gedung. Dalam segmen ini Jakarta
akan ditampilkan dengan kepadatannya disiang hari sampai menjelang sore.
 Segmen 3 dibuka dengan time lips sore ke malam membuat suasan perpindahan yang dari
pada sampai sedikit lenggang, akan tetapi menjelang jam-jam tertentu masyarakat Jakarta
mulai beraktifitas malam hari. Dalam segmen ini akan meonjolkan kegiatan-kegiatan
Jakarta pada malam hari.
Disetiap segmen yang dibuat akan ditampilkan Voice Mop yang akan menjadi narasumber
adalah masyarakat.
3.3. Perencanaan Budget dan Jadwal Kerja
3.3.1. Rencana Anggaran
Berdasarkan dengan jadwal yang teah disuse kami akan melakukan beberapa rencana anggaran :
a. Pengeluaran
No. NAMA ANGGARAN BIAYA
1. Biaya Sewa Lighting 4 Hari Rp. 400.000,-
2. Biaya Oprasional (Bensin dan Parkir) Rp. 300.000,-
3. Biaya Sewa Bump Untuk Wawancara 3 Hari Rp. 300.000,-
4. Biaya Sewa Kamera Selama Pengambilan Gambar (1 minggu) Rp. 1.000.000,-
5. Biaya Sewa Tripod (1 minggu) Rp. 300.000,-
6. Biaya Cadangan Rp. 250.000,-
TOTAL PENGELUARAN Rp. 2.550.000,-
b. Pemasukan
No. NAMA ANGGARAN BIAYA
1. Pemasukan dari 3 Orang @Rp. 750.000,- Rp. 2.550.000,-
TOTAL PEMASUKAN Rp. 2.550.000,-
3.3.2. Jadwal Kerja
NO. NAMA KEGIATAN
TANGGAL
09 10 11 13 15 16 17 22
1 Pembuatan rancangan Program
2 Pembuatan Dispro
3 Penentuan Spot
4 Pengambilan Video
5 Pengeditan Video
6 Perekaman Voice Over
7 Pembuatan Laporan Karya
8 Pengumpulan Karya
3.4. Analisa Obyek
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara
Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat
provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Sebagai pusat bisnis, politik, dan
kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan
swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga
pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN.
Jakarta menjadi kota megapolitan terpadat urutan keenam dunia versi majalah TIME
dengan jumlah penduduk mencapai 18,19 juta jiwa. Posisi pertama diduduki Tokyo dengan
32,5 juta penduduk. Dengan penduduk yang begitu banyak, maka Jakarta menjadi kota yang
mempunyai aktifitas terbanyak dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Kepadatan
di Jakarta bukan hanya dikarenakan penduduk asli melainkan banyak penduduk luar kota
ataupun luar negri yang beraktifitas di Jakarta.
Setiap harinya Jakarta selalu dipenuhi ratusan ribu orang yang beraktifitas di kota yang
berukuran 625 Km2
. Dari waktu pagi sampai sore wilayah Jakarta dipadati oleh para pekerja
yang beraktifitas di Jakarta setelah sore menjelang malam mulailah Jakarta berubah menjadi
kota yang padat akan hiburan. Begitu banyak orang pendatang yang ada di Jakarta sehingga
banyak dari mereka seusai bekerja mencari makan ataupun sekedar pergi bersama teman-
teman. Yang menjadi analisa film ini nanti adalah kehidupan Jakarta dalam satu hari penuh
yang selalu beraktifitas.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA
Film documenter memang seharusnya nejadi film yang factual dan terpercaya, karena
mengemas fakta sesuai dengan realita dengan tampilan audio visual. Karya yang kami buat
sebagai documenter adalah terkait dengan fakta tentang Jakarta yang selalu hidup 24 jam
dalam satu hari. Didalam film ini kami menunjukan beberapa fakta mengenai kehidupan dan
realita Jakarta yang memang banyak orang belum tahu. Pertumbuhan ekonomi yang begitu
cepat di Jakarta seakan membuat Jakarta menjadi sebuah kota yang sangat padat peduduk
sehingga begitu banyak kegiatan yang terjadi. Jakarta menajdi sebuah motor perekonomian
bukan hanya di Indonesia melainkan dunia. Banyak dunia luar mengakui bahwa Jakarta salah
satu kota yang terproduktif dalam banyak aspek termasuk ekonomi.
Film ini membuat sebuah implementasi penggambaran kota Jakarta dari banyak aspek
sehingga banyak orang yang dapat melihat Jakarta dari berbagai sudut pandang. Adapun
kmai mencoba menganalisa karya kami dengan metode SWOT. Analisis SWOT adalah
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek.
 Kekuatan (Strength)
Film ini dibuat di kota yang besar dan padat penduduk, film ini juga mengisahkan kota
tersebut dari berbagai macam sudut pandang. Sehingga banyak orang yang akan menonton
film ini dengan melihat wilayah geografis dan kekuatan nama Jakarta tersebut. Hal tersebut
menjadi kekuatan untuk kami yakin bahwa film ini akan ditonton oleh khalayak luas.
 Kelemahan (Weaknesses)
Disetiap produksi film selalu akan timbul kelemahan, beberapa kelemahan dalam film ini
adalah ketajaman hasil gambaryang dilakukan pada malam hari. Film ini ditayangkan tanpa
ada iklan sehingga harus membuat penataan gambar yang benar-benar teratur dan menarik.
Harus tetap mempertahankan fakta sesuai dengan realita, tanpa bisa menambahkan atau
mengurangi.
 Peluang (Opportunities)
Film ini dapat dikomersilkan masuk kedalam acara televise, karena melihat yang
mempunyai sifat general dan film ini juga mengisahkan hal yang sangat menarik, yaitu
keadaan sebuah kota yang menajdi kebanggaan Indoensia dari segala aspek pembangunan.
Hal ini dapat mempengaruhi investor berinvestasi di Jakarta setelah melihat film ini.
 Ancaman (threats)
Ketika kita melihat sebuah peluang dalam setiap kegiatan selalu ada ancaman yang
mengikuti. Dalam aspek perfilman selalu ada ancaman dari segi penghargaan setiap karya
anak bangsa. Banyak kasus yang terjadi perfilman Indonesia selalu tidak berkembang karna
ancama tersebut. Oleh karena itu harapan besar dari para pembuat film adalah penghargaan
dari pemerintah serta support agar perfilman terus berkembang seiiring dengan
perkembangan teknologi dan modernsasi.
BAB V
PENUTUP
Mengingat sebuah film dapat menjadi media yang efektif dalam penyampaian pesan.
Dasar pemikiran inilah yang membuat sebuah film yang mengandung pesan keadaan Jakarta
melalui penataan gambar secara visual dan audio. Pada dasarnya sudah banyak yang
membuat fil dengan tema yang sama yaitu mengangkat kisah Jakarta, akan tetapi kami
melihat banyak sudut pandang disana. Sehingga kami berfikir membuat hal yang sama
dengan sudut pandang berbeda. Beberapa film yang ada sudah menunjukan keindahan
Jakarta, Batavia di masa lampau, budaya Betawi dan lain-lain menjadi refrensi kami untuk
membuat film ini. Seiring dengan pembuatan film ini banyakhambatan dan kesan yang kami
dapat, sungguh besar kota ini jika kita jelajahi dan banyak informasi yang tidak bisa kita
dapatkan di kota lain. Jakarta selalu mempunyai kesan “ramai” disetiap sudutnya.
Dengan mengedepankan pesan dan didasari pada fakta serta realita, kami mengajak
para pembuat film nantinya untuk kembali mengekporasi Jakarta dengan sudat pandang
berbeda, karena banyak sekali sudut pandang yang dapat diambil dan dijadikan sebuah karya
film.
DAFTAR PUSTAKA
Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Penerbit Kanisius, Bandung, Mei, 2003
Bustat Nawawi. Mba, Diktat Manajemen Produksi Film, Penerbit Yayasan Citra
Joseph M. Boggs, terjemahan Drs. Asrul Sani, Cara Menilai Sebuah Film, (The Art Watching
Film), Penerbit Yayasan Citra, Jakarta, 11 Maret 1992
Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Jakarta, 2002
Imaji MM. Workshop Film Dokumenter. 2006. “Teknologi Dasar Film, Ide dan Teknologi,
Gaya dalam Film Dokumenter, dan Elemen Artistik dalam Film Dokumenter”. Serang.
Liliweri, Alo. 2003.
Levine, Deena R. and Mara B. Adelman “Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1982
Beyond Language. Intercultural Communication for English as a Second Language.
American Language Institute. San Diego State University. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Prakosa, Gatot. 1997.
Rabiger,Michael. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film
Dokumenter. Jakarta : FFTV-IKJ dan YLP. 1997.

Contenu connexe

En vedette (8)

Semiotika dan Warna
Semiotika dan WarnaSemiotika dan Warna
Semiotika dan Warna
 
Tugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasiTugas semiotika komunikasi
Tugas semiotika komunikasi
 
Pengantar semiotika
Pengantar semiotikaPengantar semiotika
Pengantar semiotika
 
Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1Semiotika dan komunikasi 1
Semiotika dan komunikasi 1
 
Presentasi Semiotika
Presentasi SemiotikaPresentasi Semiotika
Presentasi Semiotika
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
 
Komunikasi Semiotika
Komunikasi SemiotikaKomunikasi Semiotika
Komunikasi Semiotika
 
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitosSemiotika: denotasi, konotasi, mitos
Semiotika: denotasi, konotasi, mitos
 

Similaire à Disain program TV (24 jam jakarta)

Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografikatarinaardela
 
Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografikatarinaardela
 
Simdig pra produktif
Simdig pra produktifSimdig pra produktif
Simdig pra produktifAdamPikacu
 
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)irlindarahma
 
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)wulanyogi
 
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdf
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdfKD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdf
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdfSuzyMulyawan
 
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdfTeknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdfcitanduypost
 
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaras Kun Rahmanti Putri
 
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxPPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxakunbelajar37
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksiFilmIndie
 
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"Ahmad Saktia Yunus
 
cover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdfcover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdfSellyAZega
 

Similaire à Disain program TV (24 jam jakarta) (20)

Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografi
 
Materi pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografiMateri pengenalan sinematografi
Materi pengenalan sinematografi
 
Artikel 10
Artikel 10Artikel 10
Artikel 10
 
2729-6251-1-SP.docx
2729-6251-1-SP.docx2729-6251-1-SP.docx
2729-6251-1-SP.docx
 
Simdig pra produktif
Simdig pra produktifSimdig pra produktif
Simdig pra produktif
 
Makalah kelompok-6
Makalah kelompok-6Makalah kelompok-6
Makalah kelompok-6
 
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)
Makalah Video Pembelajaran (Stand Alone and Streaming)
 
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)
VIDEO PEMBELAJARAN (STAND ALONE AND STREAMING)
 
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdf
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdfKD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdf
KD. 3.1 Memahami alur proses produksi multimedia.pdf
 
Kelompok wilda
Kelompok wildaKelompok wilda
Kelompok wilda
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
Audiovisual
AudiovisualAudiovisual
Audiovisual
 
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdfTeknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
 
ProposalSponsor
ProposalSponsorProposalSponsor
ProposalSponsor
 
Kuliah 7_Visual Research.pdf
Kuliah 7_Visual Research.pdfKuliah 7_Visual Research.pdf
Kuliah 7_Visual Research.pdf
 
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
 
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptxPPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
PPT-UEU PSD314-Pertemuan9.pptx
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
 
cover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdfcover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdf
 

Plus de Jurnal Go-Blog

Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Jurnal Go-Blog
 
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era GlobalisasiKomunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era GlobalisasiJurnal Go-Blog
 
Analisis Pelanggaran Iklan Susu Bayi
Analisis Pelanggaran Iklan Susu BayiAnalisis Pelanggaran Iklan Susu Bayi
Analisis Pelanggaran Iklan Susu BayiJurnal Go-Blog
 
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaAnalisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaJurnal Go-Blog
 
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"Jurnal Go-Blog
 

Plus de Jurnal Go-Blog (8)

Laporan kkp ok
Laporan kkp okLaporan kkp ok
Laporan kkp ok
 
Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)
 
Laporan Investigasi
Laporan InvestigasiLaporan Investigasi
Laporan Investigasi
 
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era GlobalisasiKomunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era Globalisasi
 
Hakikat Jurnalistik
Hakikat JurnalistikHakikat Jurnalistik
Hakikat Jurnalistik
 
Analisis Pelanggaran Iklan Susu Bayi
Analisis Pelanggaran Iklan Susu BayiAnalisis Pelanggaran Iklan Susu Bayi
Analisis Pelanggaran Iklan Susu Bayi
 
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaAnalisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
 
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"
Analisis Karakter Tokoh "Martin Luther"
 

Dernier

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Dernier (20)

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Disain program TV (24 jam jakarta)

  • 1. UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) MATA KULIAH FEATURE AND DOCUMENTARY PROPOSAL DISAIN PROGRAM PROGRAM FEATURE AND DOCUMENTARY “24 HOURS in JAKARTA” Dibuat Oleh : Nama : Lukman Prabowo (1271510115) Ahmad Vijay Sani (1171511841) Syahroni (1271510024) Kelas : Periode : 0714 Dosen Pengampu : Priadi Soefjanto
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan film memiliki perjalanan cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film di masa kini yang kaya dengan efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Dalam kenyataannya saat ini film mempunyai banyak jenis dan terus berkembang, diantaranya adalah Feature and Documentary. Pada dasarnya feature dan documenter mempunyai pengertian yang sama akan tetapi perbedaan terletak pada hasil yang diciptakan, jika feature itu menghasilkan realita yang diimajinasikan kembali sedangkan documenter menghasilkan tampilan realita yang sesuai dengan data dan fakta yang sebenarnya. Disini kami akan membuat sebuah Film documenter yang mengakat sebuah fakta dan realita dalam kemasan yang kreatif dan terstruktur. Duapuluh empat (24) jam adalah waktu yang ada dalam satu hari, terkadang dari waktu itu kita sudah membagi-bagi untuk rutinitas kita sehari-hari. Ada waktu untuk bekerja, bermain, makan, berjalan-jalan, istirahat dan lain-lain. Banyak kegiatan yang dapat kita lakukan dalam waktu tersebut. Di Indonesia terdapat banyak daerah yang menyajikan kegiatan 24 jam setiap harinya, salah satunya adalah Jakarta. Jakarta sebuah daerah yang menjadi pusat perekonomian di Indoensia menjadi sebuah tempat yang selalu beraktifitas selama 24 Jam. Tanpa henti, kegiatan terus berjalan dari matahari terbit sampai matahari terbenam dan melewati gelap malam sampai matahari kembali terbit, Jakarta tidak pernah “tertidur”. Hal ini sangat menarik untuk diangkat dalam sebuah cerita, karena kami melihat sesuatu yang berbeda dari sebuah kota yang sangat padat penduduknya yang berasal dari budaya yang berbeda.
  • 3. Oleh karena itu, kami membuat film documenter yang berjudul “24 Hours in Jakarta”, kami akan mengangkat kegiatan Jakarta selama 24 jam tanpa henti, kami akan mengambil beberapa wilayah dijakarta yang sangat aktif baik di pagi, siang, dan malam hari. 1.2.Rumusan Ide Penciptaan Ide merupakan sebuah hal yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh para pembuat film, dari segala jenis film yang medasari kesuksesan film adalah ide-ide yang kratif dan inovatif. Pada dasarnya ide yang kreatif harus membutuhkan riset dan penelitan untuk mendukung ide- ide tersebut akan dapat diterima oleh khalayak. Dalam film yang akan kami buat bermula dari sebuah ide dan pemikiran untuk mengakat kehidupan malam kota Jakarta yang disebut sebagai kota yang terproduktif di Indonesia. Nuansa malam dijakarta membuat kami berfikiruntuk mengangkat menjadi sebuah film documenter. Kami menilai nuansa di Jakarta sangat beragam kegiatan dari mulai kegiatan-kegiatan yang positif sampai dengan kegiatan yang memiliki unsur negative. Dengan melandasi pemikiran tersebut kami kembangkan dengan membuat sebuah perbandingan kegiatan malam dan siang hari di Jakarta. Beberapa hasil yang kami dapat menunjukan bahwa Jakarta tidak pernah berhenti beraktifitas. Oleh karena itu kami akhirnya membuat sebuah tema yang mengangkat kegiatan Jakarta dari pagi, siang malam hingga pagi kembali. Judul yang kami pakai adalah “24 Hours in Jakarta”, film documenter yang akan mengisahkan kegiatan Jakarta selam 24 jam dari mulai padatnya perkotaan karena produktifitas pekerja yang ada di Jakarta hingga kepadatan malam dengan aktifitas mencari hiburan.
  • 4. 1.3.Tujuan Karya Karya ini dibuat untuk menggambarkan sebuah kota dengan rutinitasnya yang sangat padat selama 24 Jam. Sebuah kota yang produktif di siang hari belum tentu produktif pada malam hari, sangat jarang kami temui kegiatan di sebuah kota yang sangat produktif selama 24 jam dengan rutinitasnya. Dengan pandangan tersebut kami bertujuan untuk memperlihatkan bahwa kota terproduktif pada siang hari di Indonesia tetap produktif di malam hari. Jakarta tidak pernah tidur, dan Jakarta selalu ada 24 jam tanpa henti. 1.4.Manfaat Karya Manfaat umun dalam karya ini dapat menujukan Jakarta dari segala suasana dengan perhitungan waktu. Manfaat praktis dapat menambah wawasan perfilman di Indonesia dengan kategori yang bertemakan Jakarta. Manfaat secara akademis dapat menjadi acuan untuk pembuatan-pembuatan film documenter terkait dengan Jakarta. 1.5.Sistematika Penulisan Makalah ini dibuat berdasarkan sistematika penulisan berikut : Halaman Sampul Halaman Judul Halaman Pernyataan Orisinalitas Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan Kata Pengantar dan atau Ucapan Terimakasih Abstrak Daftar Isi
  • 5. Daftar Gambar Daftar Lampiran Isi Laporan - Bab I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang 1.2.Rumusan Ide Penciptaan 1.3.Tujuan Karya 1.4.Manfaat Karya 1.5.Sistematika Penulisan - Bab II Tinjauan Pustaka 2.1.Kajian Sumber Penciptaan 2.2.Landasan Teori - Bab III Metodologi Penciptaan Karya 3.1.Deskripsi Karya 3.2.Sinopsis 3.3.Perencanaan Budget dan Jadwal Kerja 3.4.Obyek Karya dan Analisa Obyek - Bab IV Pembahasan dan Implementasi Karya 4.1.Laporan Pelaksanaan Penciptaan Karya - Bab V Penutup 5.1.Rekomendasi dan Evaluasi Daftar Pustaka Lampiran
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Sumber Penciptaan 2.2.Landasan Teori 2.2.1. Deskripsi Media massa Pada dasarnya media massa menjadi sebuah media informasi untuk seluruh khalayak. Adapun beberapa ahli menjabarkan penjelasan tentang media massa : 2.2.1.1 Menurut Bittner Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan 6cenario- keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. 2.2.1.2 Menurut Gebner Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared scenario flow of
  • 7. messages in industrial scenario”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat 7cenario. 2.2.2. Deskripsi Dokumenter Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah “documenter” pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama tenar John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. Pada dasarnya, film documenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film documenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. John Grierson pertama-tama menemukan istilah documenter dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty, Moana(1925), yang mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen visual suatu kejadian tertentu. Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’ potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara. Walaupun kadang
  • 8. menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya. 2.2.3. Tugas dan tanggung jawab Produser / Sutradara / Penulis Naskah 2.2.3.1.Tugas dan Tanggung Jawab Produser Produser adalah seorang yang bertanggungjawab terhadap perencanaan suatu acara siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara, timbul suatu ide. Beberapa tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: - Mengembangkan konsep gagasan - Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi. - Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau 8cenario film. - Menyusun rancangan produksi. - Menyusun rencana pemasaran. - Menyusun anggaran-dana untuk produksi. - Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen. - Bertanggung jawab atas seluruh produksi dan mampu Memimpin dan mengkordinasikan seluruh rencana produksi. 2.2.3.2.Tugas dan Tanggung Jawab Sutradara Sutradara atau pembuat film adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan manuskrip, pembuat film juga digunakan untuk merujuk pada produser film. Manuskrip 8cenario digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama. Pada masa yang sama, sutradara mengawal petugas atau pekerja teknik dan pemeran untuk memenuhi wawasan pengarahannya. Seorang sutradara juga berperan dalam membimbing kru teknisi
  • 9. dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya. Adapun beberapa tugas dan tanggung jawabnya adalah : - Mengawal pelaksanaan pengambilan gambar. - Mengkordinasikan seluruh kru saat film sedang diproduksi. - Membuat rencana pengambilan gambar. - Membuat rencana dan mengawasi proses editing. - Membuat pendekatan sinematografi. - Mengarahkan kreativitas kepada seluruh kru dalam pengambilan gambar. - Bertanggung jawab atas segala teknis yang terjadi dilapangan dari tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi. 2.2.3.3.Tugas dan Tanggung Jawab Penulis Naskah Penulis naskah pada dasarnya menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pembuatan film dalam bentuk (format) naskah (skenario). Penulis naskah biasanya mempunyai keahlian membuat film dalam bentuk tertulis. Adapun beebrapa tugas dan tanggung jawab penulis naskah adalah: - Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah/9cenario atas dasar ide cerita sendiri atau dari pihak lain. - Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita, 9cenario (basic story), treatment dan 9cenario, atau bisa langsung menjadi 9cenario. - Bekerja dari tahap pengembangan ide (development) sampai jangka waktu terakhir (praproduksi). - Membuat 9cenario dengan format yang telah ditentukan. - Mengambarkan Konsep dan Eksplorasi Naskah di dalam tulisan. - Membuat narasi untuk dijadikan Voice Over dalam film.
  • 10. BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN KARYA 3.1. Deskripsi Karya 3.1.1. Kategori Film Saya mengkategorikan film ini sebagai Film Dokumenter, dikarenakan Film ini diangkat dari sebuah fakta dan riset yang telah ada. Media yang akan digunakan adalah media Televisi. 3.1.2. Judul Film Saya mengambil judul film documenter tersebut adalah “24 Hours in Jakarta”, jika dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “24 Jam di Jakarta” atau “Satu Hari di Jakarta”. Dengan berpandang pada latar belakang pembuatan film ini maka kami melihat kalimat tersebut melambangkan film yang akan kami buat. 3.1.3. Durasi Program Waktu yang akan ditampilkan dalam Film ini adalah 24 menit ( 1440 second ) dengan perincian 8 menit untuk Segmen Satu, kemudian 8 menit untuk Segmen Dua dan 8 menit untuk Segmen Tiga. 3.1.4. Target Audience :  Geografis : Indonesia.  Demografis : Dewasa ( 18 – 35 ) sampai Orang Tua (36 – Keatas), Jenis kelamin pria dan wanita, status sosial B (menengah keatas).  Psikografis : Pendidikan minimal SMA dan Sederajat, Pekerja Kantoran dan Mahasiswa/i.
  • 11. 3.1.5. Jam tayang + Alasan Film ini akan direncanakan tayang pada hari Jumat dari jam 20:00 WIB sampai dengan 20:30 WIB. Waktu ini dipilih karena waktu yang tepat untuk orang yang sedang beristirahat sehabis pulang kerja dan butuh penyegaran untuk semangat yang baru. Jam tersebut dinilai jam rekonsiliasi diri karena terkadang banyak orang bersantai di jam tersebut dan memikirkan banyak hal di jam tersebut. 3.2. Sinopsis Film ini akan mengisahkan tentang keadaan Jakarta pada waktu malam. Seperti kita ketahui bahwa Jakarta sebuah kota yang sangat produktif. Setiap detik di kota Jakarta selalu dipadati dengan kegiatan-kegiatan masyarakat. Siang hari Jakarta menjadi sebuah kota yang sangat padat penduduk dikarenakan banyak orang dari berabagai macam daerah datang ke Jakarta untuk bekerja. Akan tetapi tidak hanya siang, pada malam haripun Jakarta masih diselimuti kegiatan-kegiatan. Film ini mengisahkan kegiatan-kegiatan yang ada di Jakarta pada waktu malam. Waktu dimana orang-orang menikmati tidur akan tetapi masih ada beberapa orang melakukan kegiatan-kegiatan di waktu malam. Dari mulai, mencari makan sampai hanya sekedar berjalan malam di daerah-daerah yang nyaman. Oleh karena itu film ini akan dikemas melihat hirup pikuk Jakarta di waktu malam dengan Judul 24 HOURS in JAKARTA. Film ini akan mengambil beberapa daerah di Jakarta. Kami akan mengambil beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. dari waktu sore menjelang malam sampai malam menjelang pagi. Kegiatan yang akan direkam antara lain adalah, suasana kerja, kuliner, taman, tempat “nongkrong”, minimarket dan jalan-jalan di Pusat Kota Jakarta. Adapaun nantinya film ini akan dibagi menjadi 3 segmen :
  • 12.  Segmen 1 menceritakan tentang kisah Jakarta yang diawali dengan time lips dan dilanjutkan dengan hirup pikuk Jakarta di pagi hari dengan menunjukan waktu kejadian. Di segmen ini Jakarta akan ditampilkan secara visual dari kepadatan sampai kegiatan di pagi sampai siang hari.  Segmen 2 menceritakan kegiatan yang terjadi dijakarta, bahwa tidak semua orang bekerja dijakarta ada didalam ruangan gedung yang dingin, akan tetapi akan ditunjukan visual kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang diluar gedung. Dalam segmen ini Jakarta akan ditampilkan dengan kepadatannya disiang hari sampai menjelang sore.  Segmen 3 dibuka dengan time lips sore ke malam membuat suasan perpindahan yang dari pada sampai sedikit lenggang, akan tetapi menjelang jam-jam tertentu masyarakat Jakarta mulai beraktifitas malam hari. Dalam segmen ini akan meonjolkan kegiatan-kegiatan Jakarta pada malam hari. Disetiap segmen yang dibuat akan ditampilkan Voice Mop yang akan menjadi narasumber adalah masyarakat. 3.3. Perencanaan Budget dan Jadwal Kerja 3.3.1. Rencana Anggaran Berdasarkan dengan jadwal yang teah disuse kami akan melakukan beberapa rencana anggaran : a. Pengeluaran No. NAMA ANGGARAN BIAYA 1. Biaya Sewa Lighting 4 Hari Rp. 400.000,- 2. Biaya Oprasional (Bensin dan Parkir) Rp. 300.000,- 3. Biaya Sewa Bump Untuk Wawancara 3 Hari Rp. 300.000,- 4. Biaya Sewa Kamera Selama Pengambilan Gambar (1 minggu) Rp. 1.000.000,- 5. Biaya Sewa Tripod (1 minggu) Rp. 300.000,- 6. Biaya Cadangan Rp. 250.000,- TOTAL PENGELUARAN Rp. 2.550.000,- b. Pemasukan
  • 13. No. NAMA ANGGARAN BIAYA 1. Pemasukan dari 3 Orang @Rp. 750.000,- Rp. 2.550.000,- TOTAL PEMASUKAN Rp. 2.550.000,- 3.3.2. Jadwal Kerja NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL 09 10 11 13 15 16 17 22 1 Pembuatan rancangan Program 2 Pembuatan Dispro 3 Penentuan Spot 4 Pengambilan Video 5 Pengeditan Video 6 Perekaman Voice Over 7 Pembuatan Laporan Karya 8 Pengumpulan Karya 3.4. Analisa Obyek Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta menjadi kota megapolitan terpadat urutan keenam dunia versi majalah TIME dengan jumlah penduduk mencapai 18,19 juta jiwa. Posisi pertama diduduki Tokyo dengan 32,5 juta penduduk. Dengan penduduk yang begitu banyak, maka Jakarta menjadi kota yang mempunyai aktifitas terbanyak dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Kepadatan di Jakarta bukan hanya dikarenakan penduduk asli melainkan banyak penduduk luar kota ataupun luar negri yang beraktifitas di Jakarta.
  • 14. Setiap harinya Jakarta selalu dipenuhi ratusan ribu orang yang beraktifitas di kota yang berukuran 625 Km2 . Dari waktu pagi sampai sore wilayah Jakarta dipadati oleh para pekerja yang beraktifitas di Jakarta setelah sore menjelang malam mulailah Jakarta berubah menjadi kota yang padat akan hiburan. Begitu banyak orang pendatang yang ada di Jakarta sehingga banyak dari mereka seusai bekerja mencari makan ataupun sekedar pergi bersama teman- teman. Yang menjadi analisa film ini nanti adalah kehidupan Jakarta dalam satu hari penuh yang selalu beraktifitas.
  • 15. BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA Film documenter memang seharusnya nejadi film yang factual dan terpercaya, karena mengemas fakta sesuai dengan realita dengan tampilan audio visual. Karya yang kami buat sebagai documenter adalah terkait dengan fakta tentang Jakarta yang selalu hidup 24 jam dalam satu hari. Didalam film ini kami menunjukan beberapa fakta mengenai kehidupan dan realita Jakarta yang memang banyak orang belum tahu. Pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat di Jakarta seakan membuat Jakarta menjadi sebuah kota yang sangat padat peduduk sehingga begitu banyak kegiatan yang terjadi. Jakarta menajdi sebuah motor perekonomian bukan hanya di Indonesia melainkan dunia. Banyak dunia luar mengakui bahwa Jakarta salah satu kota yang terproduktif dalam banyak aspek termasuk ekonomi. Film ini membuat sebuah implementasi penggambaran kota Jakarta dari banyak aspek sehingga banyak orang yang dapat melihat Jakarta dari berbagai sudut pandang. Adapun kmai mencoba menganalisa karya kami dengan metode SWOT. Analisis SWOT adalah Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek.  Kekuatan (Strength) Film ini dibuat di kota yang besar dan padat penduduk, film ini juga mengisahkan kota tersebut dari berbagai macam sudut pandang. Sehingga banyak orang yang akan menonton film ini dengan melihat wilayah geografis dan kekuatan nama Jakarta tersebut. Hal tersebut menjadi kekuatan untuk kami yakin bahwa film ini akan ditonton oleh khalayak luas.
  • 16.  Kelemahan (Weaknesses) Disetiap produksi film selalu akan timbul kelemahan, beberapa kelemahan dalam film ini adalah ketajaman hasil gambaryang dilakukan pada malam hari. Film ini ditayangkan tanpa ada iklan sehingga harus membuat penataan gambar yang benar-benar teratur dan menarik. Harus tetap mempertahankan fakta sesuai dengan realita, tanpa bisa menambahkan atau mengurangi.  Peluang (Opportunities) Film ini dapat dikomersilkan masuk kedalam acara televise, karena melihat yang mempunyai sifat general dan film ini juga mengisahkan hal yang sangat menarik, yaitu keadaan sebuah kota yang menajdi kebanggaan Indoensia dari segala aspek pembangunan. Hal ini dapat mempengaruhi investor berinvestasi di Jakarta setelah melihat film ini.  Ancaman (threats) Ketika kita melihat sebuah peluang dalam setiap kegiatan selalu ada ancaman yang mengikuti. Dalam aspek perfilman selalu ada ancaman dari segi penghargaan setiap karya anak bangsa. Banyak kasus yang terjadi perfilman Indonesia selalu tidak berkembang karna ancama tersebut. Oleh karena itu harapan besar dari para pembuat film adalah penghargaan dari pemerintah serta support agar perfilman terus berkembang seiiring dengan perkembangan teknologi dan modernsasi.
  • 17. BAB V PENUTUP Mengingat sebuah film dapat menjadi media yang efektif dalam penyampaian pesan. Dasar pemikiran inilah yang membuat sebuah film yang mengandung pesan keadaan Jakarta melalui penataan gambar secara visual dan audio. Pada dasarnya sudah banyak yang membuat fil dengan tema yang sama yaitu mengangkat kisah Jakarta, akan tetapi kami melihat banyak sudut pandang disana. Sehingga kami berfikir membuat hal yang sama dengan sudut pandang berbeda. Beberapa film yang ada sudah menunjukan keindahan Jakarta, Batavia di masa lampau, budaya Betawi dan lain-lain menjadi refrensi kami untuk membuat film ini. Seiring dengan pembuatan film ini banyakhambatan dan kesan yang kami dapat, sungguh besar kota ini jika kita jelajahi dan banyak informasi yang tidak bisa kita dapatkan di kota lain. Jakarta selalu mempunyai kesan “ramai” disetiap sudutnya. Dengan mengedepankan pesan dan didasari pada fakta serta realita, kami mengajak para pembuat film nantinya untuk kembali mengekporasi Jakarta dengan sudat pandang berbeda, karena banyak sekali sudut pandang yang dapat diambil dan dijadikan sebuah karya film.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Penerbit Kanisius, Bandung, Mei, 2003 Bustat Nawawi. Mba, Diktat Manajemen Produksi Film, Penerbit Yayasan Citra Joseph M. Boggs, terjemahan Drs. Asrul Sani, Cara Menilai Sebuah Film, (The Art Watching Film), Penerbit Yayasan Citra, Jakarta, 11 Maret 1992 Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Jakarta, 2002 Imaji MM. Workshop Film Dokumenter. 2006. “Teknologi Dasar Film, Ide dan Teknologi, Gaya dalam Film Dokumenter, dan Elemen Artistik dalam Film Dokumenter”. Serang. Liliweri, Alo. 2003. Levine, Deena R. and Mara B. Adelman “Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1982 Beyond Language. Intercultural Communication for English as a Second Language. American Language Institute. San Diego State University. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Prakosa, Gatot. 1997. Rabiger,Michael. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film Dokumenter. Jakarta : FFTV-IKJ dan YLP. 1997.