SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  372
Modul 1
Risiko, Proses Manajemen Risiko,
dan Enterprise Risk Management
Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA.
PENDAHULUAN
odul satu ini membicarakan risiko, proses manajemen risiko, dan
enterprise risk management. Secara singkat, pengertian dan definisi
risiko cukup beragam. Sumber risiko pada dasarnya adalah ketidakpastian.
Ketidakpastian memunculkan risiko. Proses manajemen risiko adalah tahapan
yang dilakukan untuk mengelola risiko secara sistematis. Enterprise Risk
Management (ERM) adalah manajemen risiko dalam suatu organisasi. Modul
satu berikut ini membicarakan lebih lanjut ketiga konsep dasar manajemen
risiko tersebut. Setelah mempelajari Modul 1 ini, secara umum Anda
diharapkan dapat menjelaskan gambaran secara umum mengenai risiko dan
pengelolaan risiko tersebut. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 1 ini,
Anda diharapkan bisa menjelaskan:
1. Beberapa pengertian dan definisi risiko.
2. Kondisi ketidakpastian sebagai sumber risiko.
3. Beberapa contoh kerugian yang dialami organisasi akibat kegagalan
mengelola risiko.
4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko.
5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu
organisasi).
6. Komponen-komponen dalam Enterprise Risk Management.
1.2 Manajemen Risiko •
Kegiatan Belajar 1
Risiko, Kondisi Ketidakpastian,
dan Proses Manajemen Risiko
A. RISIKO DAN KONDISI KETIDAKPASTIAN
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari.
Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak
kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika kita jalan
keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil
lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada
risiko harga saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga kita tidak
memperoleh keuntungan (kejadian yang tidak kita harapkan). Jika bank
memberikan kredit kepada suatu perusahaan, maka ada kemungkinan
perusahaan tersebut gagal bayar (tidak membayar bunga dan/atau cicilan
pinjamannya).
Apa yang dimaksud dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan dengan
berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian
yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi,
adalah kemungkinan basil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan untuk
mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.
Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalami
kecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas terjadinya
kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk orang
dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi
dibandingkan untuk orang dewasa.
Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi
ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita
menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa
hujan, bisa juga tidak hujan. lnvestasi kita bisa mendatangkan keuntungan
(harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian
dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut
menyebabkan munculnya risiko. Ketidakpastian itu sendiri ada banyak
• EKMA4262/MODUL 1 1.3
tingkatannya. Tabel berikut ini menunjukkan tingkatan ketidakpastian dengan
karakteristiknya.
Tabel 1.1.
Tingkatan Ketidakpastian
TINGKAT
KETIDAKPASTIAN
KARAKTERISTIK CONTOH
TIDAK ADA (PASTI) HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN PASTI HUKUM ALAM
KETIDAKPASTIAN HASIL BISA DIIDENTIFIKASI DAN PERMAINAN
OBJEKTIF PROBABILITAS DIKETAHUI DADU,KARTU
KETIDAKPASTIAN HASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPI KEBAKARAN,
SUBJEKTIF PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI KECELAKAAN
MOBIL, INVESTASI
SANGAT TIDAK PASTI HASIL TIDAK BISA DIIDENTIFIKASI DAN EKSPLORASI
PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI ANGKASA
Pada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi. Hasil bisa
diprediksi dengan relatif pasti. Hukum alam merupakan contob kepastian
tersebut. Sebagai contob, kita bisa memprediksi dengan pasti babwa bumi
mengitari matabari selama 360 bari (satu tabun). Tingkatan selanjutnya
adalab ketidakpastian objektif, dengan contob adalab dadu, jika kita
melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada
enam kemungkinan basil). Kita bisa mengbitung probabilitas masing-masing
angka untuk keluar, yaitu 1/6.
Tingkatan berikutnya adalab ketidakpastian subjektif, dengan contob
adalab kecelakaan mobil. ldentifikasi basil dan probabilitas (kemungkinan)
yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebib sulit dilakukan. Sebagai
contob, jika kita pergi keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita
mengalami kecelakaan mobil? Dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau
kerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudab untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Tingkatan berikutnya adalab kondisi sangat
tidak pasti, dengan contob eksplorasi angkasa. Kita tidak tabu apa basil yang
akan diperoleb dari eksplorasi angkasa, apakab akan bertemu dengan
makhluk asing (alien), ataukab menemukan planet yang mirip bumi, atau apa
1.4 Manajemen Risiko •
yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi
basil yang barangkali bisa diperoleb dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentu
saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing
kemungkinan basil tersebut.
Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi;
Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya. Bagan
berikut ini menunjukkan fluktuasi barga beberapa instrumen (dibitung
berdasarkan deviasi standar tabunan). Terlibat babwa semua barga instrumen
berfluktuasi. Sebagai contob, sabam mempunyai fluktuasi sebesar 14%,
sementara barga listrik mernpunyai fluktuasi sebesar 228%.
Hasil empiris pada hagan di atas menunjukkan babwa di dunia ini
semuanya serba tidak pasti. Sabam, valas (FX), barga minyak, sampai dengan
barga listrik, mempunyai fluktuasi, meskipun dengan tingkat fluktuasi yang
berbeda-beda. Kepastian adalab ketidakpastian itu sendiri. Dengan demikian
risiko ada di mana-mana, mencakup semua instrumen.
Annualized Volatility by Product/Instrument Type
121°/o
36o/o
9o/o
Stocks Real Estate Bond FX Oil
(S&P SOO) (Dow Jones (Lehman (DM/$US) (WTI Oil)
US Real Corporate
Gas Electricity
(Henry Hub) (Palo Verde)
Estate Index) Bond Index)
Gambar 1.1.
Fluktuasi Tahunan Berdasarakn Tipe lnstrumen
• EKMA4262/MODUL 1 1.5
Selain itu, fluktuasi harga cenderung semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Sebagai ilustrasi, Indonesia mengalami perubahan sistem kurs dari
tetap menjadi mengambang pada pertengahan tahun 1997. Sebelum krisis
pada tahun 1997, Indonesia menganut sistem kurs tetap, dengan menetapkan
kurs Rp/$ pada tingkat sekitar Rp2.500/$. Pada pertengahan tahun 1997,
untuk mengurangi tekanan terhadap kurs karena ada krisis ekonomi,
pemerintah mengambangkan kurs Rp/$. Sistem kurs mengambang tersebut
masih berlaku sampai saat ini. Kurs Rp/$ tidak lagi tetap, tetapi bisa berubah
tergantung mekanisme pasar. Sistem kurs mengambang tersebut
mengakibatkan fluktuasi kurs Rp/$ jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
fluktuasi kurs Rp/$ pada sistem kurs tetap.
Mengapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor yang
mendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti:
1. Globalisasi dunia.
2. Liberalisasi dunia.
3. Proses Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin
cepat.
Globalisasi dunia membuat keterkaitan perekonomian dunia lebih erat.
Kejadian di suatu negara akan lebih cepat mempengaruhi negara lain.
Dengan kondisi seperti itu, fluktuasi akan cenderung meningkat. Liberalisasi
dunia (membuka pasar domestik terhadap investor asing) mempunyai efek
yang sama dengan globalisasi. Hambatan antar negara menjadi berkurang.
Aliran modal menjadi lebih mudah untuk masuk atau keluar. Hal semacam
ini akan meningkatkan fluktuasi dunia. Sebagai ilustrasi, krisis ekonomi di
Thailand pada tahun 1997, memicu terjadinya krisis ekonomi di negara-
negara sekitarnya (Indonesia, Filipina, Malaysia) dengan cepat. Investor
dengan cepat memindahkan dananya dari Thailand dan negara-negara
sekitarnya ke negara-negara lain yang dianggap lebih aman. Terbukanya
perekonomian dunia memungkinkan pergerakan modal yang cepat semacam
itu.
Teknologi yang semakin maju membuat investor atau pelaku pasar
semakin canggih dalam memproses informasi. Kecanggihan tersebut akan
mendorong pelaku pasar untuk lebih cepat memperoleh informasi dan
bertindak lebih cepat atas informasi tersebut. Kemudahan informasi dan
reaksi yang cepat dari investor akan mendorong fluktuasi harga yang semakin
tinggi.
1.6 Manajemen Risiko •
Globalisasi, liberalisasi, dan teknologi yang semakin canggih akan
semakin meningkatkan fluktuasi harga, semakin meningkatkan
ketidakpastian. Fluktuasi tersebut ternyata praktis dialami oleh semua atau
sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan
demikian bisa diambil kesimpulan bahwa risiko ada di mana-mana, dan
risiko cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun.
B. TIPE-TIPE RISIKO
Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko
kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untuk
memudahkan pemahaman dan analisis terhadap risiko, kita bisa memetakan
atau mengelompokkan risiko-risiko tersebut. Salah satu cara untuk
mengelompokkan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Bagan
berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa dikelompokkan ke dalam dua tipe
risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan
dinamis dan statis.
RISIKO
PURE SPEKULAT.IF
STATIS D.INAMIS STATI.S DINAMIS.
SUBJEKTIF SUBJEKTIF SUBJEKTI'F SUBjEKTIF
OBJEKTIF OBJEKTIF OBJE.KTIF OBJEKTIF
Gambar 1.2.
Kategorisasi Risiko
• EKMA4262/MODUL 1 1.7
Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif
dengan penjelasan sebagai berikut ini.
1. Risiko mumi (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian
ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan
potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini
adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain
adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan
merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara
langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran
atau banjir, di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakat
secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak
berurusan dengan risiko murni.
2. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya
kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan
dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha
bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun
ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli)
saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa
juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah
turun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatifjuga bisa dinamakan
sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan
individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkan
suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya turun,
perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi
tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif
tersebut.
Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan
antara risiko yang dinamis dan yang statis.
1. Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh,
risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam
yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke
waktu.
2. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh,
perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan
jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akan
haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul karena masyarakat
1.8 Manajemen Risiko •
lebih berani mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap perusahaan,
akan semakin besar.
Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif
dengan penjelasan sebagai berikut ini.
1. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter
yang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan
investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal
standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.
2. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko.
Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan
kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk
standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan
kepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda.
Orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi di pasar modal
terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di
pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang
tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi
return sebesar 25% per tahun.
Berikut ini contoh-contoh risiko yang biasa dihadapi oleh suatu
organisasi. Risiko-risiko tersebut dikelompokkan ke dalam risiko murni dan
spekulatif.
TIPE RISIKO
Risiko Aset Fisik
Risiko karyawan
Risiko legal
Tabel 1.2.
Contoh-contoh Risiko Murni
DEFINISI
Risiko yang terjadi karena
kejadian tertentu berakibat
buruk (kerugian) pada aset
fisik organisasi.
Risiko karena karyawan
organisasi mengalami
peristiwa yang merugikan
Risiko kontrak tidak sesuai
yang diharapkan,
dokumentasi yang tidak
benar
ILUSTRASI
Kebakaran yang melanda gudang atau
bangunan perusahaan.
Banjir mengakibatkan kerusakan pada
bangunan dan peralatan
Kecelakaan kerja mengakibatkan
karyawan cedera, kegiatan operasional
perusahaan terganggu
Terjadi perselisihan sehingga perusahaan
lain menuntut ganti rugi yang signifikan
• EKMA4262/MODUL 1 1.9
Tabel 1.3.
Contoh-Contoh Risiko Spekulatif
TIPE RISIKO
Risiko pasar
Risiko kredit
Risiko Likuiditas
DEFINISI
Risiko yang terjadi dari
pergerakan harga atau
volatilitas harga pasar
Risiko karena counter party
gagal memenuhi
kewajibannya kepada
perusahaan
Risiko tidak bisa memenuhi
kebutuhan kas, risiko tidak
bisa menjual dengan cepat
karena ketidaklikuidan atau
gangguan pasar
ILUSTRASI
Harga pasar saham dalam portofolio
perusahaan mengalami penurunan, yang
mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.
Debitur tidak bisa membayar cicilan dan
bunga hutang, sehingga perusahaan
mengalami kerugian.
Piutang dagang tidak terbayar.
Perusahaan tidak mempunyai kas untuk
membayar kewajibannya (misal melunasi
hutang).
Perusahaan terpaksa menjual tanah
dengan harga murah (di bawah standar)
karena suiit menjual tanah tersebut (tidak
likuid), padahal perusahaan
membutuhkan kas den an cepat.
~----------4----------------- ----------~
Risiko operasional Risiko kegiatan operasional
tidak berjalan lancar dan
mengakibatkan kerugian:
kegagalan sistem, human
error, pengendalian dan
prosedur yang kurang
Komputer perusahaan terkena virus
sehingga operasi perusahaan terganggu.
Prosedur pengendalian perusahaan tidak
memadai sehingga terjadi pencurian
barang-barang yang dimiliki perusahaan.
Pembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan risiko
spekulatif, barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada beberapa jenis
risiko yang barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni maupun spekulatif.
Sebagai contoh, risiko tuntutan hukum bisa dimasukkan ke dalam risiko
murni, tetapi jika dilihat sebagai konsekuensi kegiatan bisnis, maka risiko
tersebut bisa dimasukkan ke dalam risiko spekulatif. Pembagian semacam itu
bukan 'harga mati'. Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan kita
memahami jenis-jenis risiko dan karakteristiknya.
C. PROSES MANAJEMEN RISIKO
Risiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari.
Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa
1.10 Manajemen Risiko •
mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut
bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting
untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut
sehingga kita bisa memperoleh basil yang paling optimal. Dalam konteks
organisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika organisasi
tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut
bisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapi
oleh organisasi tersebut juga harus dikelola, agar organisasi bisa bertahan,
atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan sering kali secara sengaja
mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko
tersebut.
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses
berikut ini.
1. Identifikasi risiko.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan
3. Pengelolaan risiko.
1. ldentifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja
yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu
organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan
meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi
risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa
yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan
minyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat
minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan,
bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.
Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan
(peril). ldentifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber
risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi,
risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bank
menghadapi risiko terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidak
melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan
sekuritas, maka bank tersebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis
akan menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya.
• EKMA4262/MODUL 1 1.11
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi
risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik
risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik,
maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis
dilakukan untuk 'mengukur' risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko
tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas
(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas
tersebut kita berusaha 'mengukur' risiko. Sebagai contoh, ada risiko
perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko
semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidak
perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan probabilitas
(misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perlu
diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko,
sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyai
kemungkinan yang besar untuk terjadi.
Contoh lain adalah membuat matriks dengan sumbu mendatar
adalah probabilitas terjadinya risiko, dan sumbu vertikal adalah tingkat
keseriusan konsekuensi risiko tersebut (severity, atau besarnya kerugian yang
timbul akibat risiko tersebut). Setiap risiko bisa dievaluasi kemudian
dimasukkan ke dalam matriks tersebut. Sebagai contoh, risiko kebakaran
mempunyai probabilitas 0,6 (tinggi). Jika kebakaran terjadi, maka kerugian
yang diakibatkan akan besar juga (tinggi). Dengan demikian risiko kebakaran
akan ditempatkan pada kuadran probabilitas tinggi dan severity tinggi.
Selanjutnya langkah yang lebih tepat bisa dirumuskan. Sebagai contoh, untuk
risiko kebakaran seperti itu, langkah yang lebih aktif bisa ditujukan untuk
menangani risiko kebakaran tersebut.
Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan.
Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa diukur dengan teknik
duration (durasi). Modul identifikasi dan pengukuran risiko spekulatif akan
banyak membicarakan pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko
pasar bisa dievaluasi dengan menggunakan teknik VAR (Value At Risk).
Pemahaman kita terhadap beberapa risiko sudah cukup baik sehingga teknik
pengukuran risiko tersebut sudah berkembang. Sementara pemahaman kita
terhadap risiko lain belum begitu baik sehingga teknik pengukuran risiko
tersebut belum begitu berkembang.
1.12 Manajemen Risiko •
Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan mengevaluasi dampak
risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
3. Pengelolaan Risiko
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah
mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola
risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian
yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran,
ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat
kaitannya dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk
control), dan pendanaan risiko (risk financing).
a. Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko
adalah menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal.
Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh keuntungan dari bisnis,
maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut.
Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut.
b. Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita
menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut, atau risk
retention). Sebagai contoh, misalkan seseorang akan keluar rumah
membeli sesuatu dari supermarket terdekat, dengan menggunakan
kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan. Orang tersebut
merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia akan mengendarai
kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh tersebut, orang
tersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan, retention)
risiko kecelakaan.
c. Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki
sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai
contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapi
pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan
sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut
diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
d. Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita
bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu
menghadapi risiko tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi
kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan
menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
• EKMA4262/MODUL 1 1.13
e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah
atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak
kita inginkan. Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran,
kita memasang alarm asap di bangunan kita. Alarm tersebut merupakan
salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana
'mendanai' kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai
contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian akibat
kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah menggunakan dana
cadangan? Isu semacam itu masuk dalam wilayah pendanaan risiko.
Di samping proses manajemen risiko seperti yang disebutkan di muka,
manajemen risiko suatu organisasi juga memerlukan infrastruktur baik keras
maupun lunak. Sebagai contoh, manajemen risiko barangkali akan
memerlukan sistem komputer untuk analisis risiko. Manajemen risiko juga
memerlukan staf dan struktur organisasi yang tepat. Infrastruktur manajemen
risiko tidak dibahas secara khusus dalam modul ini. Modul enam menyajikan
ilustrasi bagaimana perusahaan terkemuka dunia mengembangkan
manajemen risiko dalam organisasinya.
•
---- ~ -
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan kenapa risiko muncul? Apakah di dunia ini tidak ada sesuatu
yang pasti? Jelaskan!
2) Jelaskan tipe-tipe risiko. Kenapa tipe-tipe risiko penting dipelajari?
3) Jelaskan proses manajemen risiko, kenapa proses manajemen risiko
penting dipelajari?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Risiko muncul karena kondisi ketidakpastian. Sebagai contoh, kita
mengharapkan memperoleh tingkat keuntungan sebesar 10%, tetapi
ternyata kita hanya memperoleh 5%. Dengan demikian harapan kita
tidak terpenuhi. Kondisi ketidakpastian membuat harapan kita meleset.
1.14 Manajemen Risiko •
Hampir semua yang ada di dunia ini mengandung elemen ketidakpastian.
Sebagai contoh, besok bisa hujan, bisa juga tidak. Bahkan kematian,
sesuatu yang pasti bagi makhluk yang bernyawa, mempunyai elemen
ketidakpastian, yaitu timing dari kematian tersebut. Semua makhluk
hidup akan mati, itu pasti. Kapan matinya? Waktu kematian merupakan
hal yang tidak pasti. Ketidakpastian timing tersebut memunculkan risiko
kematian. Sebagai ilustrasi, jika kita memperkirakan kematian kita, maka
kita melakukan persiapan yang secukupnya. Sayang kita tidak tahu pasti
timing tersebut, sehingga kita menghadapi risiko kematian.
2) Risiko bisa dikelompokkan dengan berbagai kategori, seperti risiko
bisnis dan risiko spekulatif, risiko objektif dan risiko subjektif, risiko
dinamis dan statis. Setelah melakukan pengelompokan semacam itu,
diharapkan kita bisa mempelajari karakteristik risiko lebih baik. Jika kita
bisa mengetahui karakteristik risiko dengan baik, maka diharapkan kita
bisa mengelola risiko lebih baik. Mengenali sesuatu dengan baik
merupakan kunci untuk mengendalikan atau menaklukkan sesuatu
tersebut. Jika kita bisa mempelajari risiko dengan baik, maka kita bisa
mengelola atau 'menaklukkan' risiko tersebut dengan baik.
3) Proses manajemen dilakukan melalui tahapan-tahapan: (1) ldentifikasi
risiko, (2) Evaluasi dan pengukuran risiko, dan (3) Pengelolaan risiko.
Risiko banyak dan ada di mana-mana. Melalui identifikasi risiko, kita
bisa mengenali risiko yang relevan yang kita hadapi. Kemudian kita
mempelajari risiko tersebut dengan melakukan evaluasi dan pengukuran
risiko. Setelah kita memperoleh pemahaman yang baik mengenai risiko
tersebut, kita bisa mengelola risiko tersebut lebih baik. Manajemen risiko
penting dipelajari, karena banyak contoh kerugian yang dialami oleh
organisasi karena kegagalannya mengelola risiko, Bahkan beberapa
organisasi mengalami kerugian yang signifikan, bahkan kebangkrutan,
karena organisasi tersebut 'gagal' mengelola risiko.
Kegiatan belajar satu ini membicarakan risiko dan proses
manajemen risiko. Risiko ada di mana-mana, dengan berbagai tipe dan
jenis risiko. Risiko muncul karena ada ketidakpastian. Banyak cara
untuk mempelajari risiko. Salah satunya adalah dengan
mengelompokkan risiko. Risiko bisa dikategorikan sebagai risiko murni
• EKMA4262/MODUL 1 1.15
dan spekulatif (bisnis). Risiko juga bisa dikategorikan sebagai risiko
objektif dan subjektif, dan risiko dinamis dan statis.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan
mengelola risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap
organisasi. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko,
evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan
tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan
baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik. Di samping itu,
manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya, baik
keras maupun lunak.
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini contoh risiko bisnis ....
A. risiko kematian
B. risiko beneana alam
C. risiko banjir
D. risiko pasar
2) Mengevaluasi seberapa besar dampak risiko terhadap organisasi,
merupakan kegiatan ....
A. identifikasi risiko
B. pengukuran risiko
C. pengelolaan risiko
D. manajemen risiko terpadu
3) Membeli asuransi kendaraan merupakan contoh pengelolaan risiko
dengan cara ....
A. penghindaran risiko
B. transfer risiko
C. penahanan risiko
D. pendanaan risiko
4) Misalkan kita memiliki saham, kemudian harga saham tersebut
kemudian turun sehingga mengakibatkan kerugian. Dalam situasi
tersebut kita menghadapi risiko ....
A. pasar
B. kredit
C. perubahan tingkat bunga
D. murni
1.16 Manajemen Risiko •
5) Berikut ini faktor yang cenderung meningkatkan risiko ....
A. globalisasi
B. liberalisasi
C. teknologi yang semakin tinggi
D. sistem kurs tetap
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
• EKMA4262/MODUL 1 1.17
Kegiatan Belajar 2
Enterprise Risk Management
akhluk hidup secara natural akan mengantisipasi dan 'mengelola'
risiko. Sebagai contoh, jika kita keluar mengendarai mobil, maka kita
akan waspada dengan kondisi sekitamya. Jika dari arah yang berlawanan ada
mobil yang agak ke tengah jalannya, kita akan menghindari mobil tersebut
dengan jalan mengendarainya agak ke kiri, supaya tidak terjadi tabrakan.
Konon binatang mempunyai indera keenam yang bisa mendeteksi risiko lebih
baik dibandingkan manusia. Pada waktu tsunami melanda wilayah Asia pada
tahun 2004, binatang (gajah, dan sebagainya) yang menjadi korban tsunami
jauh lebih kecil dibandingkan manusia. Binatang tersebut sepertinya mampu
mendeteksi datangnya bahaya, kemudian menyingkir sebelum bahaya
tersebut datang. Konon manusia dulu juga mempunyai kemampuan yang
serupa, tetapi karena tidak banyak digunakan, karena manusia lebih banyak
mengandalkan otak mereka, kemampuan indera keenam tersebut menghilang.
Bagaimana dengan organisasi? Organisasi tidak mempunyai kemampuan
mengelola risiko seperti halnya manusia atau makhluk hidup mengelola
risiko, karena organisasi bukan makhluk hidup. Tugas dari manajer suatu
organisasi adalah membuat agar organisasi bisa mengantisipasi dan
mengelola risiko sebagaimana halnya makhluk hidup mengelola risiko yang
dihadapinya. Dengan kata lain, tugas manajer adalah membuat organisasi
menjadi sadar risiko, sehingga risiko bisa diantisipasi dan dikelola dengan
baik.
Tabel 1.4 berikut ini menyajikan konsekuensi merugikan jika suatu
organisasi gagal mengelola risiko
Tabel 1.4.
Beberapa Contoh Kegagalan Mengelola Risiko
Tahun Penjelasan
1997 Trader Bank Baring (Nick Leeson) membeli instrument derivative saham Jepang
(futures Nikkei). Bank Baring adalah Bank dari lnggris. Ekonomi Jepang turun
drastic karena ada bencana gempa Kobe. Akibatnya dia mengalami kerugian
besar. Transaksi selanjutnya Oual opsi) tidak mengurangi kerugian, tetapi
memperparah kerugian. Pada akhirnya Bank Baring mengalami kerugian
sebesar $1,3 miliar. Bank Baring terpaksa bangkrut karena kerugiannya sudah
melebihi modalnva.
1.18
Tahun
1997
2001
1980-an
1995
Manajemen Risiko •
Pen"elasan
Long Term Capital (LTC), perusahaan investasi di Amerika Serikat, mempunyai
posisi pada mata uang Rusia Rubel yang cukup besar. Mereka memperkirakan
Rusia tidak akan bangkrut. Tetapi Rusia ternyata bangkrut, mendeklarasikan
tidak mampu dan tidak akan membayar hutang-hutangnya. Akibatnya Long Term
Capital mengalami kerugian yang sangat besar, sekitar $3,5 miliar, dan pada
akhirn 'a LTC ter:)aksa ban krut.
Enron merupakan perusahaan yang memperdagangkan energi Uual beli energi).
Mereka juga masuk ke kontrak derivative energi. Usaha mereka cukup kompleks
sehingga transparansi menjadi lebih sulit. Transparansi yang kompleks
dimanfaatkan untuk menjalankan sistem akuntansi yang tidak wajar. Di samping
itu Enron melakukan beberapa manuever agar laporan keuangannya kelihatan
baik. Akhirnya investor mengetahui trik-trik mereka. Keuntungan mereka yang
sesungguhnya ternyata tidak sebesar yang dilaporkan. Harga saham Enron jatuh
dari $80 per lembar menjadi hanya $0,5. Mereka mempunyai kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Mereka tidak bisa memperoleh bantuan dana.
Tidak ada yang percaya dengan mereka. Enron akhirnya bangkrut.
Saving Loan (S &L) Association (bank yang memberi pinjaman kredit rumah di
Amerika Serikat) mempunyai struktur neraca: memberi kredit rumah dengan
bunga tetap jangka panjang (misal 20 tahun), sementara memperoleh dana
melalui deposito jangka pendek (misal 1 tahun). Struktur semacam itu rentan
terhadap risiko perubahan tingkat bunga. Pada waktu tingkat bunga di Amerika
Serikat naik signifikan pada tahun 1980-an, banyak S & L yang mengalami
masalah dan puluhan S& Lban krut karenanva.
Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena mereka
melakukan perdagangan valas dan mengalami kerugian besar dari perdagangan
valas tersebut.
Pertanyaan yang muncul adalah bisakah organisasi-organisasi di atas
menghindari kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut?
Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme
dalam organisasi sehingga risiko yang bisa merugikan organisasi bisa
diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Pentingnya pengelolaan risiko juga bisa dilihat melalui Bagan 1.1
berikut ini. Bagan 1.1 tersebut menggambarkan pandangan lama (sebelah
kiri) dan baru (sebelah kanan) dalam kaitannya antara risiko dengan tingkat
keuntungan. Pandangan lama menganggap ada hubungan positif antara risiko
dengan tingkat keuntungan. Semakin tinggi risiko, akan semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika suatu organisasi ingin
meningkatkan tingkat keuntungannya, maka organisasi tersebut harus
menaikkan risikonya.
• EKMA4262/MODUL 1 1.19
Pandangan baru mengatakan bahwa hubungan antara risiko dengan
tingkat keuntungan tidak bersifat linear, tetapi non-linear. Pada wilayah satu,
risiko yang diambil oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga keuntungan yang
diperoleh juga kecil. Pada tahap ini, risiko masih bisa ditingkatkan untuk
meningkatkan tingkat keuntungan. Contoh ekstrem situasi ini adalah jika
manajer hanya tinggal di rumah, tidak pergi ke mana-mana. Dia bisa
menghindari banyak risiko (risiko kecelakaan, dan sebagainya), tetapi dia
juga tidak mendapatkan banyak keuntungan. Di tahap ini, pengelolaan risiko
belum optimal.
Returr1
Higher Risk leads
to lhigher return.
Risk
PANDANGAN LAMA: SEMAKIN
TlNGGI RISIK01 SEMAKIN IINGGI
TIN.GKAT KEUNTU.NGAN
RJsk-
Adjust~d
Return
Zone ·1
l.nsufficien.t
Ris~ Takrng
Zone2
Optimal Risk
Taking Zone 3
Exo(!"ssive
Risk Taking
Risk
PANDANGAN BARUz
RISIKO HARtiS·DfKEILOLAH
Gambar 1.3.
Hubungan Risiko dan Tingkat Keuntungan (Return): Pandangan Lama dan
Baru
Pada tahap berikutnya (zona 2), penambahan risiko tidak banyak
meningkatkan tingkat keuntungan. Tahap ini merupakan tahap optimal.
Tahap berikutnya (zona 3), risiko yang diambil organjsasi terlalu tinggi,
sehingga penambahan risiko akan berakibat negatif terhadap organisasi.
Sebagai contoh, bank memberi pinjaman pada sektor-sektor yang risikonya
terlalu tinggi, misal usaha burung walet, usaha perjudian. Risiko yang terlalu
tinggi menjadi sulit untuk dikendalikan, sehingga hisa berakibat
membahayakan dan merugikan perusahaan. Berdasarkan kerangka tersebut,
pengelolaan risiko organisasi seharusnya berada pada wilayah tengah (zona
2), yang merupakan zona optimal.
1.20 Manajemen Risiko •
Pengelolaan risiko yang digambarkan dalam hagan di atas bisa
diilustrasikan melalui perjalanan dengan menggunakan kendaraan (mobil).
Mobil yang berjalan terlalu lambat barangkali tidak menguntungkan, karena
beberapa hal, misal terlalu lama, atau bahkan bisa membahayakan kendaraan
lainnya. Mobil tersebut perlu dipacu lebih cepat. Jika mobil berjalan terlalu
cepat (misal, ngebut), maka risiko bertabrakan atau kehilangan kendali
menjadi semakin besar. Tentu saja hal ini tidak menguntungkan. Yang paling
optimal adalah mobil berjalan dengan kecepatan optimal, yaitu cukup cepat
tetapi bisa dikendalikan. Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan sebagai
kombinasi penekanan gas (mempercepat kendaraan) dan penekanan rem
(memperlambat kendaraan). Kombinasi yang ideal bisa membuat mobil
berjalan kencang tetapi tetap terkendali.
B. DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko
yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan
meningkatkan nilai perusahaan. Meskipun pengertian manajemen risiko
organisasi adalah seperti yang disebutkan di atas, tetapi ada banyak definisi
dan pengertian manajemen risiko organisasi. Berikut ini beberapa definisi
manajemen risiko organisasi.
Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap,
yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan
eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk
Management, Euromoney Book, 2004)
Enterprise Risk Management adalah kerangka yang komprehensif,
terintegrasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis,
transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Lam, James,
Enterprise Risk Management, Wiley, 2004)
Manajemen risiko organisasi mempunyai elemen-elemen berikut ini:
Identifikasi Misi: Menetapkan Tujuan manajemen risiko.
Penilaian Risiko dan Ketidakpastian: Mengidentifikasi dan mengukur risiko.
•
Pengendalian Risiko: Mengendalikan risiko melalui diversifikasi,
hedging, penghindaran, dan lain-lain.
asuransz,
• EKMA4262/MODUL 1 1.21
Pendanaan Risiko: Bagaimana membiayai manajemen risiko.
Administrasi program: Administrasi organisasi, seperti manual, dan
sebagainya.
(Williams, Smith, Young, Risk Management and Insurance, McGraw Hill,
1998)
Enterprise Risk Management (ERM) adalah suatu proses, yang dipengaruhi
oleh manajemen, board ofdirectors, dan personel lain dari suatu organisasi,
diterapkan dalam setting strategi, dan mencakup organisasi secara
keseluruhan, didisain untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang
mempengaruhi suatu organisasi, mengelola risiko dalam toleransi suatu
organisasi, untuk memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan
pencapaian tujuan organisasi. (COSO, COSO Enterprise Risk Management
-Integrated Framework. COSO, 2004) .
Selanjutnya COSO menampilkan format berikut ini yang menunjukkan
bahwa ERM adalah manajemen risiko yang komprehensif (Lihat bagan
berikut ini).
Gambar 1.4.
COSO - Enterprise Risk Management
1.22 Manajemen Risiko •
Gamhar 1.4 tersehut menunjukkan delapan komponen ERM yaitu (1)
lingkungan internal, (2) penentuan tujuan, (3) Identifikasi kejadian, (4)
Evaluasi (assessment) risiko, (5) Respons terhadap risiko, (6) Aktivitas
pengendalian, (7) Informasi dan komunikasi, (8) Monitoring. Risiko yang
dikelola mencakup risiko strategis, operasi, pelaporan, dan kepatuhan
(compliance). Kemudian ERM mencakup keseluruhan organisasi, mulai dari
level perusahaan keseluruhan (entity level), level divisi, level unit hisnis, dan
level anak perusahaan (subsidiary).
Perhatikan hahwa definisi-definisi tersehut menggunakan istilah yang
heragam untuk menjelaskan manajemen risiko organisasi, seperti terlihat
pada hagan herikut ini.
RISE RISK MANAG. · r • •• {E.RM)
ORGANTZATION RISK tviANAGEMENT (ORM)
INTEGRATED RISK MANAGEMENT
TOTAl RISK MANAGEMENT- . .
Gambar 1.5.
Beberapa lstilah Manajemen Risiko Organisasi
RJSIKG
Kemudian, ciri lain dari definisi tersehut adalah pengelolaan risiko yang
komprehensif, dan hertujuan mencapai tujuan organisasi. Dengan
menggahungkan heherapa karakteristik tersehut, hagan herikut ini
menyajikan pengertian manajemen risiko suatu organisasi yang menjadi
acuan modul ini.
• EKMA4262/MODUL 1
PRASARAN.A.LUNA.K:r-__,
Buday,a Risiko
Dukuti'gan 'Manajemen
.PRASAR:6lNA KERAS.~
Teknologllrn1foremasi ...--------J
Pra fislk la1nnya
I
PROS.Es·MANAJEMEN RIS.IKO
0RGANISA_SI:
1. PERENCANAAN:
Peneta_pan tujuan, IJW~isi;
1.23
.Penelapan target, penyusunan ke'bijakafl~
,· pro.sedurr.
2. PELAKSANAAN·:
Jdentlfikas1 dan Peng_ukuran Risiko.
Manaj'emen Risi~o.: asurarts1,.div.ersiffk~sl,
.Hedg'ir;.gj pengMJn·d~ran J dsb
.. Or@a.t:ttsasi M.an~ajemen Risiko: struktur
orQEltnsast ·staffintiJ1 msentlt, ~1c.
S. PENGENDA~:
E~a.h,Jasi t pefaplotam, korrnunlkasi
umpan..;baUk
·~AKSIMI'S;ASI MILA1 P.ERUSAtLJAAN
Gambar 1.6.
Kerangka Manajemen Risiko Organisasi
Gambar 1.6 tersebut menunjukkan manajemen risiko organisasi
(enterprise risk management) terdiri dari dua elemen besar: (1) Infrastruktur
atau prasarana, yang terdiri dari prasarana lunak dan keras, dan (2) Proses
Manajemen Risiko. Kemudian manajemen risiko organisasi bertujuan
membantu pencapaian tujuan organisasi, dalam hal ini dirumuskan secara
eksplisit menjadi memaksimumkan nilai perusahaan.
C. ELEMEN MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI
Misalkan kita ditugaskan untuk membuat dan memimpin departemen
manajemen risiko suatu perusahaan, bagaimana kita memulainya? Bagan di
atas menunjukkan kerangka yang bisa digunakan untuk memulai membangun
departemen manajemen risiko. Pertama, kita harus menyiapkan prasarana
yang diperlukan untuk memulai pekerjaan manajemen risiko, yang meliputi
prasarana lunak (non-fisik) dan prasarana keras (fisik).
1.24 Manajemen Risiko •
1. Prasarana Manajemen Risiko
Salah satu hal yang penting dikerjakan untuk mempersiapkan
manajemen risiko adalah menyiapkan prasarana yang mendukung
manajemen risiko, yang meliputi prasarana lunak dan keras.
a. Prasarana lunak
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak
untuk manajemen risiko, yaitu: (1) Mengembangkan budaya sadar risiko
untuk anggota organisasi, (2) Dukungan manajemen.
Mengembangkan Budaya Sadar Risiko. Tujuan dari budaya sadar
risiko adalah agar setiap anggota organisasi sadar adanya risiko, dan
mengambil keputusan tertentu dengan mempertimbangkan aspek risikonya.
Dengan singkat, tujuan budaya sadar risiko adalah agar anggota lebih berhati-
hati dalam pengambilan keputusan. Jika anggota tersebut sadar akan risiko,
maka organisasi (yang terdiri dari kumpulan individu) akan menjadi lebih
peka terhadap risiko.
Bagaimana mengembangkan perilaku yang sadar risiko untuk anggota
organisasi? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memaksa
mereka untuk berpikir risiko untuk setiap keputusan yang akan diambil.
Pebisnis secara natural adalah orang yang optimis (karena itu mereka berani
terjun ke dunia bisnis), dan cenderung melupakan aspek risiko (yang
mendorong mereka untuk lebih berhati-hati). Jika dipaksa untuk berpikir
mengenai risiko, maka mereka akan lebih seimbang dalam memutuskan
sesuatu.
Sebagai contoh, hagan berikut ini menunjukkan tiga aspek yang harus
dipikirkan oleh manajer dalam pengambilan keputusan, yaitu aspek strategis,
operasi, dan risiko. Evaluasi terhadap risiko yang mungkin terjadi harus
dipikirkan dan dilaporkan secara eksplisit.
• EKMA4262/MODUL 1
Strategic
Management
Operation
Management
R.i.s1
k
Management
Gambar 1.7.
Risiko
secara
ekspli$tt
dimuncul
kan
Aspek Risiko Yang Dimunculkan Secara Eksplisit
1.25
Misalkan seorang manajer akan meluncurkan produk baru. Dia harus
memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, dengan pertanyaan seperti
berikut ini.
1) Aspek Strategis: Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan
konsumen? Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan
perusahaan (mencapai target keuntungan tertentu)?
2) Aspek Operasi: Bagaimana memproduksi produk ini? Apakah
perusahaan mempunyai kemampuan memproduksi produk ini?
Bagaimana memasarkan dan mengembangkan jaringan distribusi untuk
produk ini?
3) Aspek Risiko: Risiko apa saja yang bisa muncul berkaitan dengan
peluncuran produk ini? Bagaimana perusahaan bisa mengendalikan
risiko-risiko tersebut?
Perhatikan pertanyaan aspek risiko secara eksplisit dimunculkan.
Misalkan seorang manajer akan meluncurkan program promosi/iklan. Dia
harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, melalui pertanyaan-
pertanyaan berikut ini.
1) Aspek Strategis: Bagaimana strategi promosi yang efektif? Bagaimana
kontribusi promosi ini terhadap tujuan organisasi?
2) Aspek Operasi: Bagaimana menjalankan program promosi ini? Media
apa yang paling efektif? Bagaimana timing (waktu yang tepat) untuk
promosi ini? Bagaimana aspek detillainnya dari promosi ini? Bagaimana
1.26 Manajemen Risiko •
mengendalikan risiko-risiko yang barangkali muncul akibat peluncuran
program promosi ini?
3) Aspek Risiko: Risiko apa yang potensial muncul akibat dari program
promosi ini? Apakah promosi ini bisa menimbulkan gugatan hukum?
Apakah promosi ini sudah etis? Pihak-pihak mana saja yang barangkali
berkeberatan dengan promosi ini?
Perhatikan bahwa sama seperti sebelumnya, aspek risiko secara eksplisit
perlu dipikirkan dan dimunculkan. Jika manajer terbiasa berpikir secara
eksplisit mengenai risiko-risiko yang mungkin muncul, maka manajer
tersebut akan semakin sadar terhadap risiko. Jika semua anggota organisasi
sadar akan risiko, maka organisasi menjadi lebih sadar dan lebih peka
terhadap risiko.
Mengembangkan kesadaran risiko juga bisa dilakukan melalui workshop
atau pertemuan secara berkala antar manajer atau anggota organisasi. Agenda
dalam workshop tersebut adalah membicarakan kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan dampak yang negatif terhadap organisasi, alternatif-alternatif
pemecahannya. Workshop tersebut bisa dikelola oleh manajer risiko
perusahaan atau departemen risiko perusahaan. Melalui workshop atau
pertemuan yang regular yang membicarakan risiko dengan segala aspeknya
yang relevan, anggota organisasi diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko
yang dihadapi organisasi.
Teknik lain yang bisa digunakan adalah memasukkan risiko ke dalam
elemen penilaian kinerja. Sebagai contoh, alokasi modal diberikan kepada
usulan investasi yang memberikan risk-adjusted return (tingkat keuntungan
setelah disesuaikan dengan risikonya) yang paling tinggi. Jika kriteria
semacam itu yang akan dipakai, maka organisasi akan secara langsung
'menghukum' manajer yang berperilaku risiko tinggi. Risiko tinggi bisa
dibenarkan sepanjang memberikan tingkat keuntungan yang diharapkan yang
lebih tinggi juga. Dengan mekanisme evaluasi semacam itu, manajer
diharapkan akan lebih sadar mengenai risiko, dan budaya risiko di organisasi
akan menjadi semakin baik (semakin sadar akan risiko).
Dukungan Manajemen. Sarna seperti program lainnya, dukungan
manajemen khususnya manajemen puncak terhadap program manajemen
risiko penting diberikan. Bentuk dukungan bisa eksplisit maupun implisit.
Dukungan manajemen puncak bisa dituangkan antara lain ke dalam
pernyataan tertulis, misal manajemen puncak mendukung atau ikut
• EKMA4262/MODUL 1 1.27
merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan, yang
berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen juga bisa
ditunjukkan melalui partisipasi manajemen pada program-program
manajemen risiko.
b. Prasarana keras
Di samping prasaran lunak, prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh
prasarana keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, komputer,
dan prasarana fisik lainnya. Prasarana fisik tersebut perlu dipersiapkan agar
pekerjaan manajemen risiko berjalan sebagaimana mestinya.
2. Proses Manajemen Risiko
Elemen yang lebih penting lagi adalah proses manajemen risiko. Proses
atau fungsi manajemen sering diterjemahkan ke dalam tiga langkah:
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Mengikuti kebiasaan tersebut,
proses manajemen risiko juga bisa dibagi ke dalam tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian manajemen risiko.
a. Perencanaan
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi,
misi, dan tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian
perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan target,
kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan
lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan
secara tertulis. Dokumen tertulis semacam itu memudahkan pengarahan,
sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen
risiko.
Berikut ini beberapa contoh misi atau kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan manajemen risiko dari beberapa perusahaan/organisasi.
PERNYATAAN MISI MANAJEMEN RISIKO GOLDMAN SACH:
Misi dari departemen risiko adalah mengumpulkan, menganalisis,
memonitor, dan mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan risiko
pasar dari posisi perusahaan supaya traders, manajer, dan personel lain
dalam organisasi dan terutama komite risiko memahami dan membuat
keputusan berdasarkan informasi (informed decisions) mengenai
manajemen dan pengendalian risiko yang diambil.
(Goldman Sach adalah perusahaan sekuritas Amerika Serikat)
1.28 Manajemen Risiko •
PERNYATAAN MISI SWISS BANK CORPORATION:
Pengendalian risiko Swiss Bank memfokuskan pada perlindungan
terhadap modal dan memungkinkan pengambilan risiko yang sesuai.
Kepentingan investor Swiss Bank adalah hal yang utama. Modal yang
mereka investasikan harus dikompensasi untuk risiko yang ditanggung,
baik untuk transaksi individual maupun portofolio.
Setelah misi dan kebijakan serta prosedur yang umum ditetapkan,
langkah berikutnya adalah menyusun kebijakan serta prosedur yang lebih
spesifik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang
berkaitan dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran
risiko, kemudian diteruskan dengan manajemen (pengelolaan) risiko
merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen risiko.
Identifikasi, pengukuran, dan manajemen risiko akan dibicarakan lebih detil
di bagian dua, tiga, dan empat, dari modul ini. Bagian empat khusus
membicarakan ilustrasi bagaimana perusahaan menerapkan manajemen risiko
secara terencana dan sistematis di organisasinya.
Untuk melaksanakan pekerjaan manajemen risiko, diperlukan organisasi
(struktur organisasi) dan staffing (personel). Struktur organisasi manajemen
risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Berikut ini contoh
struktur organisasi manajemen risiko.
Direlk1tur
1UI1.al1ll1a
Chii.ef:Risk
..cJ ... Dixektmnr
Officetr IL.ini
un&tt 1lJlil)itt;
Ma~majem.ellm ..-: .. }vAI'an.ajem.m
Rink5 . :o lL.. .,ID1
Gambar 1.8.
Struktur Organisasi Manajemen Risiko
• EKMA4262/MODUL 1 1.29
Dalam Gambar 1.8 di atas, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke
manajer risiko yang disebut sebagai chief risk officer (CRO). CRO kemudian
melapor (bertanggung jawab) langsung ke direktur utama. Pemisahan unit
manajemen risiko menjadi bagian sendiri diharapkan mampu menjaga
independensi unit manajemen risiko. Unit manajemen risiko mempunyai
kedudukan yang sejajar dengan unit lini (pemasaran, keuangan, produksi).
Status sebagai unit lini memungkinkan kekuatan yang cukup dalam
organisasi untuk mendorong praktek manajemen risiko yang baik dalam
suatu organisasi. Unit lini berkomunikasi dengan unit manajemen risiko
(seperti ditunjukkan panah dua arab). Komunikasi semacam itu penting agar
unit manajemen risiko memperoleh gambaran yang lengkap mengenai risiko
yang dihadapi oleh perusahaan.
Aspek perilaku dari struktur organisasi manajemen risiko juga perlu
diperhatikan. Pekerjaan manajemen risiko cenderung bertentangan dengan
pekerjaan manajemen lini. Manajemen lini (misal pemasaran) ingin berjalan
cepat tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko cenderung menahan
keinginan semacam itu dengan mengingatkan risiko-risiko yang mungkin
muncul. Struktur organisasi bisa diakomodasi untuk mengatasi potensi
konflik semacam itu. Sebagai contoh, unit manajemen risiko bisa dibuat
untuk melapor ke manajer risiko dan manajer lini sekaligus. Tetapi cara
semacam itu barangkali tidak sempurna, karena pelaporan menjadi tidak jelas
(ambigu). Contoh lain, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer
lini dan memberikan laporan (hubungan garis terputus) kepada manajer
risiko. Contoh lain adalah sebaliknya, unit lini bertanggung jawab ke manajer
lini dan memberikan laporan ke manajer risiko. Contoh terakhir mirip seperti
struktur organisasi pada hagan di atas.
Berikut ini dua contoh variasi dari struktur manajemen risiko.
1.30 Manajemen Risiko •
DewaJmtDiu:e;lk:si +~ -~ -· - -·-~ -·-··-·--·_, Ko;mlite
M~mjemen
Riisik:o1
;
1DJitrektu1r ~Uzmagjen·
][)lfurekm,rr·
l.iimrii.Kep~tmlhlm
ru "k.S] Q1
..•"
:
Unitt 1Jni~: BiiSill.lUJs ...~
urut
Kepmwfulm MZ!imjeme.nm
Rii.sik:«:i)
Gambar 1.9.
Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank
Pada struktur di atas, komite manajemen risiko mengawasi manajemen
risiko organisasi. Direktur risiko mengelola kegiatan operasional manajemen
risiko. Unit bisnis berkomunikasi dengan unit manajemen risiko untuk
melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan risiko organisasi. Direktur risiko
mempunyai garis keanggotaan kepada komite manajemen risiko.
Contoh Risk Managemen·t St11uctute (Bank)
'
Board of
DJre€Jt(;)rs
~ecutfve
C.Gmmittee:
Mead of Rlsk' . .
I ,
Securities.
trading.
'
.Rrmwide risk committee:
head ·Of risk
Matk.et risk
O.redit ri.sk
S'ettlement risk
Liquidltidsk -
Operational rl
Legal risk
sk_
riskRepli:t~fjpr)al
Other rtsks
B'usfnes.s·Unit 'Risk M.amagem:ent C.omr:nitees
-
,
Fund
I
Corporate:
Priv.ate·clfe
finance .management nts
Gambar 1.10.
Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank (2)
• EKMA4262/MODUL 1 1.31
c. Pengendalian
Tahap berikutnya dari proses manajemen risiko adalah pengendalian
yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, output
pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik
(feedback). Format pelaporan manajemen risiko bervariasi dari satu
organisasi ke organisasi lainnya, dan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya.
Sebagai contoh, bagan berikut ini menampilkan laporan profil risiko regular
(misal bulanan).
G:ross_L_osses
•
Current Y'TD~
Operational Lo.s.ses
Oredlt L,osses
Market Losses
Other Losses
Sub-Totar.:
Loss/Re.ven~e. Ratio~
l.!..osses
Accoufltl.,g for
~ualloss~s
.Incurred
1'997' 1998 1999 2000 ~001 !2002
Monthly Risk Rep.ort
Risk ln.cid~nt
.Incident Exgosure Be.sppnse
1.
2.
3,
4.
Report pf risk
Incidents, exposure,
cwnd near mts_'&d
Gambar 1.11 .
Contoh Laporan Risiko Bulanan
Man_ag-emenlAssessment
1.
2.
3.
-------
11.8nagei:n8Jlt
~~~-"'-~til
m•Jil$)
{JsueJS '~at
b'eps·roe upat
J)ighl!"'l
Gambar 1.11 tersebut menunjukkan laporan kerugian (keuntungan) di
sebelah kiri. Gambar di tengah menunjukkan laporan mengenai kejadian-
kejadian penting yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian, atau
hampir rugi, eksposur perusahaan terhadap kejadian tersebut, dan respons
yang dilakukan oleh organisasi. Sebagai contoh, perusahaan barangkali
melaporkan kejadian naiknya tingkat bunga sebesar 1% (cukup tinggi).
Kemudian perusahaan melaporkan eksposur yaitu posisi obligasi dengan nilai
$10 juta (sepuluh juta dolar AS). Jika tingkat bunga naik, maka nilai obligasi
akan turun (yang berarti perusahaan mengalami kerugian). Kolom berikutnya
menyajikan respons yang dilakukan perusahaan dalam situasi tersebut (misal
1.32 Manajemen Risiko •
melakukan hedging). Bagan paling kanan menunjukkan evaluasi dan diskusi
oleh manajemen terhadap risiko-risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan.
Unit manajemen risiko bisajuga menampilkan laporan berikut ini.
VAR Analyst's
/ ~ ~..................,._ VAR
~~~~-·=- ~~- ~/-----~'~-----• Limit
Waktu
Trading Error
- - - - - - - - - - - - - - - - - Waktu
Gambar 1.12.
Contoh Laporan Risiko Untuk VAR dan Trading Error
Kedua bagan tersebut menunjukkan perkembangan VAR (Value At Risk,
yang merupakan indikator risiko pasar) dan kesalahan perdagangan dari
waktu ke waktu. Perusahaan juga menampilkan batas untuk masing-masing
variabel risiko tersebut. Jika variabel risiko tersebut masih berada di bawah
batas toleransi, maka risiko tersebut belum menunjukkan tingkat keseriusan
yang tinggi. Tetapi jika variabel yang diamati tersebut bergerak melewati
batas toleransi perusahaan, maka perusahaan harus lebih aktif untuk
mengelola risiko tersebut.
Manajer risiko bisa juga menampilkan profil risiko untuk kegiatan
tertentu. Sebagai contoh tabel berikut ini menunjukkan profil risiko untuk
dua proyek A dan B. Risiko dilihat berdasarkan dimensi keuangan, sosial,
dan politik.
• EKMA4262/MODUL 1 1.33
Tabel 1.4.
Profil Risiko Usulan lnvestasi
Keuangan Sosial Politik
Proyek A 1) Tinggi 3) Tinggi 5) Tinggi
4 Tin 1~ i
Proyek B 1) Medium 3) Medium 5) Rendah
2 Rendah 4 Rendah
Keuangan: (1) Risiko kesulitan akses dana, (2) Risiko perubahan kurs
Sosial: (3) Penerimaan masyarakat sekitar, (4) Dukungan pemerintah lokal
Politik: (5) Stabilitas politik, (6) Perubahan Peraturan
Tabel 1.4 tersebut menunjukkan beberapa item risiko untuk keuangan,
sosial, dan politik yang dievaluasi. Sebagai contoh, untuk keuangan ada dua
item yang dievaluasi, yaitu risiko kesulitan akses dana dan risiko perubahan
kurs. Proyek A tidak mempunyai risiko perubahan kurs karena lebih banyak
beroperasi di pasar domestik. Dari tabel tersebut terlihat bahwa proyek A
nampaknya mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan dengan proyek
B. Semua item risiko untuk proyek A mempunyai penilaian risiko yang
tinggi. Sedangkan untuk proyek B, kebanyakan item risiko dinilai medium
atau rendah. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa proyek A
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B.
Jika pelaporan tersebut belum memuaskan (misal belum cukup
informatif), maka format pelaporan bisa di rubah-rubah lagi. Proses umpan
balik (feedback) harus dijamin bisa berjalan sebagaimana mestinya. Di
samping itu basil evaluasi dari manajemen risiko harus dikomunikasikan ke
pihak-pihak yang berkepentingan dan relevan (stakeholders). Komunikasi
yang baik menjamin disclosure dan transparansi yang baik, yang merupakan
elemen manajemen risiko yang baik. Kasus Enron yang bangkrut pada tahun
2001 menunjukkan bahwa organisasi tersebut gagal membangun komunikasi
dan transparansi yang baik. Manajemen risiko yang baik harus menjamin
terjadinya good corporate governance, diantaranya terjaminnya disclosure
dan transparansi yang baik.
1.34
____........
Manajemen Risiko •
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan komponen-komponen enterprise risk management!
2) Manajemen risiko membuat manajer menjadi berhati-hati, konservatif.
Hal semacam itu tidak menguntungkan perusahaan. Beri komentar atas
pernyataan tersebut!
3) Jelaskan beberapa cara untuk meningkatkan budaya risiko!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Enterprise risk management mempunyai komponen-komponen: (1)
Proses manajemen risiko, (2) prasarana lunak dan keras, dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan. Enterprise risk management merupakan
kegiatan manajemen risiko yang dilakukan dalam organisasi secara
komprehensif, terintegrasi, dan formal (terstruktur). Dikatakan
terintegrasi, karena mencakup semua aspek dalam organisasi.
Manajemen risiko tidak hanya tugas manajer risiko, tetapi juga tugas dari
manajer lini (yang membuat keputusan bisnis). Terintegrasi
menunjukkan bahwa kegiatan manajemen risiko dilakukan secara
terpadu, tidak terpisah-pisah. Formal menunjukkan bahwa kegiatan
manajemen risiko merupakan aktivitas resmi yang dilakukan oleh
perusahaan, dan dilakukan secara terstruktur.
2) Manajemen risiko diharapkan membuat organisasi menjadi sadar risiko
dan menjadi berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Hasil yang
diharapkan dari perilaku tersebut adalah keputusan yang optimal.
Keputusan tersebut lebih baik dibandingkan dengan keputusan yang
diambil tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko diibaratkan
dengan mengendarai kendaraan dengan cepat, tetapi tetap terkendali
sehingga pada waktu menikung, mobil kita akan tetap jalan. Jika tidak
ada manajemen risiko, perusahaan bisa berlari terlalu kencang. Pada
waktu belok, mobil tersebut bisa oleng, keluar jalur, dan menabrak
sekitarnya. Hal semacam itu tentu saja tidak diinginkan.
• EKMA4262/MODUL 1 1.35
3. Banyak cara membuat pelaku dalam organisasi menjadi sadar akan
risiko, seperti workshop dan penilaian kerja yang memasukkan risiko.
Workshop dilakukan untuk mendiskusikan kejadian-kejadian atau risiko
yang dianggap bisa merugikan perusahaan. Kemudian dilakukan diskusi
untuk menentukan akar atau sumber permasalahan, dan bagaimana
perusahaan bisa mengatasi kejadian tersebut jika menimpa perusahaan.
Melalui diskusi semacam itu, pelaku dalam organisasi diharapkan
menjadi sadar akan risiko. Penilaian kerja yang memasukkan risiko juga
bisa dikembangkan. Pada intinya penilaian tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan risiko secara eksplisit. Sebagai ilustrasi, manajer
yang akan menggunakan sumber daya perusahaan untuk melakukan
kegiatan bisnis yang lebih berisiko, akan dikenakan tingkat keuntungan
minimal yang lebih tinggi dibandingkan dengan manajer yang
melakukan kegiatan bisnis yang kurang berisiko. Contoh lain, karyawan
yang sering melakukan kesalahan operasional (rnisal, teller bank sering
salah menghitung uang) bisa ditegur atau diberi peringatan. Melalui cara
tersebut, manajer dan karyawan dalam perusahaan akan semakin berhati-
hati, karena kehati-hatian tersebut akan mempengaruhi kinerja mereka.
RANGKUMAN
Kegiatan belajar ini membicarakan manajemen risiko organisasi.
Manajemen risiko tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar
akan risiko, sehingga laju organisasi bisa dikendalikan. Organisasi bisa
melaju dengan kencang tetapi tetap terkendali. Manajemen risiko
organisasi mempunyai banyak istilah. Pada intinya, manajemen
organisasi terdiri dari prasarana (lunak dan keras), dan proses
manajemen risiko.
Proses manajemen risiko pada intinya mencakup: identifikasi risiko,
pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko mencakup
aktivitas perencanaan (penyusunan visi, rnisi, dan sebagainya),
pengelolaan risiko (diversifikasi, asuransi, dan sebagainya), aspek
governance (struktur organisasi, staf, dan semacamnya), dan sistem
pelaporan (umpan balik). Elemen-elemen tersebut bertujuan membuat
organisasi menjadi sadar risiko untuk meningkatkan nilai organisasi.
1.36 Manajemen Risiko •
I TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini elemen-elemen dalam Enterprise Risk Management,
kecuali ....
A. infrastruktur lunak
B. infrastruktur keras
C. proses manajemen risiko
D. COSO Enterprise Risk Management
2) Berikut ini kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran risiko (budaya
risiko) ....
A. workshop
B. pengukuran risiko
C. spesialisasi
D. staffing
3) Berikut ini contoh prasarana lunak dalam Enterprise Risk
Management ....
A. komputer
B. model analisis risiko
C. budaya risiko
D. gedung dan peralatan untuk departemen manajemen risiko
4) Analisis profil risiko dilakukan dengan ....
A. menghitung Value At Risk
b. mengevaluasi risiko dan menentukan tingkatannya (tinggi, medium,
rendah)
C. mengidentifikasi dan menjalankan pengelolaan risiko melalui
diversifikasi, asuransi, dan lainnya
D. merumuskan format pelaporan
5) Berikut ini contoh manajemen risiko yang baik ....
A. melakukan pengelolaan risiko secara terpisah sehingga spesialisasi
bisa dilakukan
B. memfokuskan pada aspek analitis manajemen risiko
C. mengembangkan infrastruktur lunak
D. memasukkan pertimbangan risiko ke dalam keputusan bisnis
• EKMA4262/MODUL 1 1.37
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% = cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.38 Manajemen Risiko •
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1 Tes Formatif2
1) D 1) D
2) B 2) A
3) B 3) c
4) A 4) B
5) D 5) D
• EKMA4262/MODUL 1 1.39
Daftar Pustaka
Anderson, Sweeny, and Williams. (1999). Statistics for Business and
Economics, South-Western Publishing, Cincinnati.
Barton, Thomas, William G. Shenkir, Paul L. Walker. (2002). Making
Enterprise Risk Management Pay Off New Jersey: Prentice Hall.
Boodie, Zvi and Robert C. Merton. (2000). Finance. New Jersey: Prentice
Hall.
Doherty, Neil. (2000). Integrated Risk Management. New York: McGraw
Hill.
Hanafi, Mamduh. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Hanafi, Mamduh. (2004). Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta:
BPFE.
Harrington, Scott E., dan Gregory R. Niehaus. (2003). Risk Management and
Insurance. Boston: McGraw Hill.
Lam, James. (2004). Enterprise Risk Management. Wiley.
Marshall, John F., dan Vipul K. Bansal. (1992). Financial Engineering, A
Complete Guide to Financial Innovation. New York: Institute of
Finance.
Pande, Pete and Larry Holpp. (2002). What is Six Sigma. New York.
Risk Group (ed.). (2001). Advances in Operational Risk. London: Risk Water
Group Ltd.
Saunders and Cornett. (2003). Financial Institutions Management, A Risk
Management Approach, McGraw Hill.
1.40 Manajemen Risiko •
SBC Warburg. (2004). The Practice ofRisk Management, Euromoney Book.
Stulz, Rene M. (2003). Risk Management and Derivatives. Thomson-South
Western.
Trieschmann, dan Gustavson. (1995). Risk Management and Insurance,
South Western College Publishing.
Williams, C. Arthur, Michael Smith, and Peter C. Young. (1998). Risk
Management and Insurance, Boston: McGraw Hill.
http ://www. wikip edia. corn.
Kembali ke Daftar lsi
Modul 2
ldentifikasi,Pengukuran Risiko
dan Beberapa Tipe Risiko Murni
Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA.
PENDAHULUAN
odul dua ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko secara
umum dan beberapa jenis risiko murni. Bagian pertama modul ini
membicarakan teknik identifikasi dan pengukuran risiko secara umum. Jika
kita ingin mengelola risiko dengan baik, maka kita harus bisa
mengidentifikasi risiko tersebut. Setelah risiko bisa diidentifikasi, kita bisa
mempelajari karakteristik risiko tersebut, dan kemudian bisa mengukur risiko
tersebut. Pengukuran risiko tersebut meliputi pengembangan indikator besar
kecilnya risiko dan pengukuran dampak risiko tersebut terhadap kinerja
(misal laba/rugi) organisasi. Jika kita memperoleh pemahaman yang baik
mengenai suatu risiko, maka kita bisa mengelola risiko tersebut lebih baik.
Pengukuran risiko menambah manfaat lain karena kita bisa memperoleh
gambaran risiko dengan lebih obyektif dengan tingkat presisi (akurasi) yang
lebih baik lagi. Untuk mengukur risiko, teknik kuantitatif seperti statistik,
merupakan alat yang sangat bermanfaat. Pengukuran risiko akan banyak
menggunakan teknik statistik seperti probabilitas, deviasi standar, distribusi
normal, dan lainnya. Bagian berikutnya dari modul dua ini membicarakan
beberapa jenis risiko murni. Risiko murni didefinisikan sebagai risiko di
mana kita tidak mengharapkan keuntungan dari risiko tersebut, tetapi kita
akan memperoleh kerugian dari risiko tersebut. Beberapa jenis risiko mumi
yang dibahas adalah risiko kematian, risiko gugatan hukum, risiko kerusakan
aset (property), dan risiko kecelakaan.
Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan bisa
menjelaskan teknik identifikasi dan pengukuran risiko secara umum dan
menjelaskan karakteristik beberapa risiko murni, seperti risiko kematian,
risiko kerusakan aset, dan risiko gugatan hukum. Secara khusus, setelah
mempelajari modul ini, Anda diharapkan bisa menjelaskan
2.2 Manajemen Risiko •
1. Identifikasi risiko dengan teknik analisis sekuen risiko.
2. Identifikasi risiko dengan teknik lainnya.
3. Teknik pengukuran risiko secara umum.
4. Tabel mortalitas dan perhitungan probabilitas kematian dengan
menggunakan tabel mortalitas.
5. Eksposur dari risiko kematian.
6. Karakteristik risiko gugatan hukum.
7. Pelanggaran hukum yang bisa menimbulkan gugatan hukum.
8. Karakteristik risiko kerusakan harta benda.
9. Eksposur dari risiko kerusakan harta benda.
• EKMA4262/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
ldentifikasi dan Pengukuran Risiko
egiatan belajar ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko.
Tiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga
pengukurannya juga akan berbeda-beda. Pembicaraan dalam bagian ini
dimulai dengan teknik mengidentifikasi risiko, yang kemudian diteruskan
dengan pengukuran risiko. Bagian akhir membicarakan ilustrasi bagaimana
suatu perusahaan penerbangan Unggul Air mengidentifikasi risiko yang
dianggap penting dan melakukan pengukuran terhadap risiko tersebut.
A. IDENTIFIKASI RISIKO
Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan pengukuran risiko
adalah sebagai berikut ini.
1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut
2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut
terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas risiko tersebut.
Bagan berikut ini menggambarkan siklus mapping risiko. Pertama kali,
risiko perlu diidentifikasikan. Kemudian kita perlu mempelajari karakteristik
risiko tersebut, serta melakukan evaluasi. Pemahaman yang baik terhadap
karakteristik tersebut akan bermanfaat untuk merumuskan metode yang tepat
untuk mengelola risiko tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan
prioritisasi risiko, di mana kuantifikasi risiko merupakan salah satu
komponen penting dalam langkah tersebut. Melalui kuantifikasi tersebut, kita
bisa mengukur tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampak risiko tersebut
terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya kita bisa memfokuskan pada risiko
yang paling relevan (misal, mempunyai dampak paling besar dan probabilitas
yang besar) bagi perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengelola risiko.
Langkah berikutnya adalah revisit, yaitu mengevaluasi ulang langkah-
langkah yang sudah dilakukan, untuk meningkatkan efektivitas manajemen
risiko.
2.4 Manajemen Risiko •
MEMAHAMI
: EV.ALUA .
REVISIT
KELOL.A
Gambar 2.1.
S1klus Manajemen R1s1ko (Proses Mapping R1s1ko)
Bagaimana mengidentifikasi risiko, mengidentifikasi bahwa perusahaan
atau organisasi mempunyai eksposur terhadap risiko tertentu? Beberapa
teknik bisa digunakan. Bagian berikut ini membicarakan teknik-teknik
tersebut.
1. Analisis Sekuen Risiko
Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian
munculnya kerugian karena risiko tersebut. Bagan berikut ini
menggambarkan sekuen semacam itu disertai dengan ilustrasi analisis sekuen
risiko untuk risiko kebakaran.
• EKMA4262/MODUL 2
EKSPOSUR
SUMBER RISIK,Q :> RJSK FACTORS 1 ~' TERHADAP
KQN,DISI YANG MEW(IKKAJN RISIKO
KEMUN~G.KINAN :KcRUGIAN .
,lr ,..
~
, MINYAATAN.AH ¥1NG GUDANG.,.._
API DfT~Rl!J~ DIDEKAT
. - -
=> YANG BISAI
KOMP<!JR TERBAKAR-
_.,.
~
Jt<ERUGIAN
...------'1 TERJADI KEBAKARAN
PERIL~ KEJADlAN
YAN.G.MENGAKIBATKAN
IKERUGIAN
Gambar 2.2.
Sekuen Risiko
2.5
Gambar di atas menunjukkan, pertama ada sumber risiko yaitu api. Api
bisa menyebabkan kebakaran dan kerugian bagi organisasi. Kemudian ada
risk factors (faktor risiko) yang menjadi katalis (catalyst), yaitu yang
mempercepat atau memperbesar kemungkinan munculnya kejadian yang
tidak diinginkan. Dalam contoh di atas, risk factor tersebut adalah minyak
tanah yang ditaruh di dekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung yang
ditempati kompor tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut
menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian terjadi kejadian
yang tidak kita inginkan (peril), yaitu kebakaran. Kebakaran tersebut
mengakibatkan kerugian.
Setelah melakukan analisis sekuen semacam itu, kita bisa melakukan
pencegahan munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan memfokuskan
pada sekuen yang terjadi. Sebagai contoh, api barangkali tidak bisa
dihilangkan. Api selalu ada, dan keberadaannya dalam beberapa situasi bisa
membantu manusia. Tetapi kita bisa melakukan sesuatu misal terhadap risk
factors atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap kebakaran.
Sebagai contoh, kita bisa mengendalikan risiko (risk control) dengan jalan
2.6 Manajemen Risiko •
menjauhkan minyak tanah dari kompor. Altematif lain, kita bisa
menggunakan kompor listrik yang tidak akan terpengaruh oleh minyak tanah.
Kita juga bisa melakukan sesuatu terhadap gedung yang ditempati kompor
tersebut. Misal, kita membuat gedung yang tahan api, sehingga bisa
mengurangi kemungkinan kerusakan karena kebakaran. Kita juga bisa
memasang tabung pemadam kebakaran di gedung tersebut, sehingga jika api
muncul, pencegahan bisa dilakukan dengan cepat.
Analisis semacam itu sangat sesuai untuk eksposur aset fisik seperti
gedung yang rentan terhadap kebakaran, bangunan yang rentan terhadap
kebanjiran, dan sebagainya. Tetapi meskipun demikian, analisis sekuen
semacam itu juga bisa dipakai untuk risiko lainnya. Sebagai contoh, Fidelity
Investment (sebuah bank di Amerika Serikat) mempunyai program risk event
log, di mana setiap kerugian yang signifikan dicatat di database perusahaan.
Kemudian manajer risiko menganalisis akar permasalahannya
(penyebabnya), dan alternatif pencegahan yang bisa dilakukan. Analisis
semacam itu pada dasarnya sama dengan analisis sekuen risiko seperti dalam
hagan di atas. Program tersebut diklaim cukup sukses karena bisa
mengurangi potensi kerugian sampai 72%.
2. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Risiko
Teknik lain adalah dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-
sumber risiko. Setelah sumber-sumber risiko tadi diidentifikasi, kita mencoba
melihat risiko-risiko apa saja yang bisa muncul dari sumber-sumber risiko
tersebut. Berikut ini sumber-sumber risiko dari lingkungan di sekitar kita.
a. LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi
rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan,
vandalism (pengrusakan).
b. LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik
dengan masyarakat lokal, pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.
c. LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan
peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk
perusahaan.
d. LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan
perundangan yang berlaku.
e. LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan mesin,
kegagalan sistem komputer, serangan virus terhadap komputer.
• EKMA4262/MODUL 2 2.7
f. LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang
tidak terkendali.
Dengan mengamati sumber-sumber risiko semacam itu, kita bisa
memperoleh gambaran risiko-risiko apa saja yang mungkin muncul dan
membahayakan organisasi. Alternatif kategori sumber risiko adalah sebagai
berikut ini.
a. KONSUMEN: keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan
dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan, konsumen merasa
dirugikan kemudian menuntut perusahaan.
b SUPLIER: pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang
diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda).
c PESAING: pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing
menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga yang
menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.
d. REGULATOR: perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan
yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku yang mengakibatkan
perusahaan merugi (misal upah minimum naik, aturan pesangon, dan
sebagainya).
Kita juga bisa menggabungkan sumber di atas dengan sumber risiko
sebelumnya. Nampak bahwa dengan mengamati sumber-sumber risiko
tersebut, risiko yang dihadapi oleh perusahaan menjadi tidak terbatas. Daftar
risiko tersebut akan sangat banyak, di luar kendali perusahaan. Tahap
berikutnya adalah melakukan prioritisasi, yaitu menetapkan risiko mana saja
yang paling relevan terhadap organisasi.
3. Teknik Pendukung Lainnya
Di samping teknik identifikasi risiko yang telah dijelaskan di atas,
berikut ini teknik pendukung lainnya untuk mengidentifikasi risiko.
a. Metode laporan keuangan
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dalam
laporan keuangan. Dari rekening tersebut, kemudian dianalisis risiko-risiko
apa saja yang bisa muncul dari rekening atau transaksi yang melibatkan
rekening tersebut. Sebagai contoh, kas merupakan salah satu rekening di
neraca. Risiko apa saja yang bisa muncul dari atau yang melibatkan kas?
2.8 Manajemen Risiko •
Tentu saja banyak, misal, pencurian kas, penyelewengan kas, dan seterusnya.
Ada istilah yang mengatakan bahwa cash is a king. Kas merupakan item
yang paling banyak memicu kejahatan. Contoh lain adalah utang bank.
Risiko apa saja yang bisa muncul dari utang bank. Sarna seperti sebelumnya,
banyak risiko yang melibatkan utang bank, seperti risiko gagal membayar
kewajibanlbunga dan cicilan pada saat jatuh tempo. Dengan melihat rekening
laporan keuangan satu persatu dan melihat risiko yang bisa muncul dari
rekening tersebut, kita bisa memperoleh gambaran risiko apa saja yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan.
b. Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan
Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart
kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini terutama sangat sesuai untuk
risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi. Proses produksi dimulai
dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai menjadi
output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut, ada
kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal kecelakaan
kerja, kerusakan mesin, dan sebagainya. Dengan mengamati rangkaian
prosesnya, kita akan bisa melihat atau melokalisir terjadinya kejadian
tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan
kejadian negatif tersebut.
c. Analisis kontrak
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena
kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan hukum.
Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah
yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena itu
sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa yang jelas (hitam putih),
menyeluruh, untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntutan hukum atau
ganti rugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta
departemen hukum atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam
kontrak, menganalisis kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hukum jika
suatu kontrak dituliskan dengan redaksi yang tertentu.
d. Catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa
mencatat kerugian-kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa
• EKMA4262/MODUL 2 2.9
menetapkan standar ke-normal-an yang tertentu untuk setiap kejadian. Jika
suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak normal, maka manajer
risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidaknormalan tersebut
bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu sering (lebih sering dibandingkan
dengan frekuensi normal), atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kerugian yang normal). Analisis terhadap
penyimpangan bisa membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko.
e. Survey atau wawancara terhadap manajer
Manajer merupakan pihak paling tahu operasi perusahaan, termasuk
risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Karena itu mereka bisa diminta
bantuannya untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh
organisasi. Yang diperlukan adalah metodologi yang sistematis yang bisa
memfasilitasi sesi diskusi tersebut.
Sebagai ilustrasi, United Grain Growers yang merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pertanian di Kanada melakukan sesi 'brainstorming'
antara manajernya dengan konsultan manajemen risiko, untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang paling penting yang dihadapi oleh
perusahaan. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada enam tipe risiko yang
paling penting, dengan urutan sebagai berikut.
1) Risiko komoditas: harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan
memegang komoditas tersebut.
2) Risiko cuaca: cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan
panen, dan kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan
oleh perusahaan (penjualan menurun).
3) Risiko counterparty: yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi
kontraknya terhadap perusahaan.
4) Risiko lingkungan: yaitu perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena
perusahaan dituduh merusak lingkungan (seperti mencemarkan
lingkungan).
5) Risiko persediaan: yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan
(misal membusuk).
6) Risiko kredit: yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan.
Diskusi selanjutnya menyimpulkan bahwa risiko komoditas merupakan
risiko yang dianggap paling penting oleh manajer UGG.
2.10 Manajemen Risiko •
B. MENGUKUR RISIKO
Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko.
Jika risiko bisa diukur, kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi oleh perusahaan. Kemudian bisa melihat dampak dari risiko tersebut
terhadap kinerja perusahaan, sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko
(risiko mana yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan
melalui kuantifikasi risiko. Kuantifikasi bisa dilakukan dengan metode yang
sederhana sampai metode yang sangat kompleks. Pengukuran dan
kuantifikasi risiko akan sangat tergantung dari karakteristik risiko tersebut.
Sebagai contoh, risiko pasar dengan risiko kredit akan menghasilkan teknik
kuantifikasi yang berbeda, dan dengan demikian pengukuran yang berbeda.
Tabel berikut ini menyajikan ringkasan tipe-tipe risiko dan teknik
pengukurannya yang berbeda-beda.
Tabel 2.1.
Pengukuran Untuk Beberapa Risiko
Tipe Risiko Definisi Teknik Pen ukuran
Risiko pasar Harga pasar bergerak ke arah yang Value At Risk (VAR), stress-
tidak men untun~ kan meru~ikan testing
Risiko kredit Counterparty tidak bisa membayar Credit rating, Creditmetrics
kewajibannya (gagal bayar) ke
perusahaan
Risiko perubahan Tingkat bunga berubah yang Metoda pengukuran jangka
tingkat bunga mengakibatkan kerugian pada waktu, Durasi
portofolio :)erusahaan
Risiko Kerugian yang terjadi melalui operasi Matriks frekuensi dan
Operasional perusahaan (misal sistem yang gagaI, signifikansi kerugian, VAR
seran an teroris operasional
Risiko kematian Manusia mengalami kematian dini Probabilitas kematian dengan
lebih cepat dari usia kematian wa·ar tabel mortalitas
Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit
dengan menggunakan tabel
morbiditas
Risiko Teknologi Perubahan teknologi mempunyai Analisis skenario
konsekuensi negatif terhadap
perusahaan
Tabel di atas menunjukkan tipe risiko yang berbeda menghadirkan
teknik pengukuran yang berbeda juga. Teknik pengukuran berbeda tingkat
kecanggihannya (tingkat kuantifikasinya), mulai dari yang paling sederhana,
• EKMA4262/MODUL 2 2.11
yaitu matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, sampai pada stress-testing
yang lebih rumit. Beberapa tipe risiko lebih sulit di kuantifikasi, misal risiko
teknologi. Untuk tipe risiko tersebut, kita bisa menggunakan teknik analisis
skenario, yaitu mengembangkan beberapa skenario dan melihat dampaknya
terhadap organisasi.
1. Matriks Frekuensi dan Signifikansi Risiko
Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu melibatkan
kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua
dimensi yaitu frekuensi dan signifikansi. Proses tersebut pada dasarnya
melakukan dua hal: (1) mengembangkan standar risiko, dan (2) menerapkan
standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi. Sebagai contoh,
manajer risiko membuat standar frekuensi munculnya kejadian yang
merugikan dengan menggunakan tiga kriteria, misal frekuensi rendah,
sedang, dan menengah. Manajer tersebut juga bisa membuat standar
signifikansi kerugian dengan menggunakan, misal, tiga kriteria yaitu normal,
menengah, dan serius. Setelah kita menetapkan standar untuk dua dimensi
tersebut, langkah berikutnya adalah menerapkan teknik tersebut untuk
mengevaluasi risiko tertentu.
Sebagai contoh, misal kita menggunakan dua standar untuk frekuensi
dan signifikansi, yaitu tinggi dan rendah. Kemudian kita ingin mengevaluasi
risiko kesalahan manusia (human error) dalam pemrosesan transaksi.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, kejadian seperti itu sering terjadi.
Manusia gampang melakukan kesalahan jika mereka kelelahan atau tidak
konsentrasi. Tetapi kerugian yang ditimbulkan biasanya tidak terlalu besar.
Berdasarkan informasi tersebut, risiko kesalahan manusia dalam pemrosesan
transaksi bisa dikategorikan sebagai frekuensi tinggi, signifikansi rendah.
Bagan berikut ini meringkaskan basil tersebut.
2.12 Manajemen Risiko •
-~-·
Oll
D)
c• ;- J
, _
~f1B1J
c
~j
.::£
I1.M=
·-c:
a }
·- RisiikoOOJ
~esala.lha.rnl
.c: "
m ma;niLJlsua
"'CJ
"c
0
0a!:
Tiimlggi FrrekUieJrnlsii
Gambar 2.3.
Matriks Frekuensi dan Signifikansi
Penentuan tinggi rendah untuk frekuensi dan signifikansi bisa diperoleh
melalui survei terhadap manajer. Sebagai ilustrasi yang lain, misalkan ada 50
manajer yang berpartisipasi dalam sesi untuk mengevaluasi risiko peraturan
(regulatory) dan lingkungan. Masing-masing manajer akan memberikan skor
untuk dimensi signifikansi dan kemungkinan untuk risiko peraturan dan
lingkungan tersebut. Misalkan saja rata-rata dari skor tersebut adalah 2 untuk
frekuensi dan 6 untuk signifikansi. Dengan kata lain, nampaknya risiko
tersebut mempunyai kemungkinan terjadi yang jarang (frekuensi yang
rendah), dan mempunyai dampak yang serius (signifikansi tinggi). Dampak
yang serius tersebut barangkali disebabkan karena munculnya tuntutan ganti
rugi dengan nilai yang signifikan. Bagan berikut ini meringkaskan hasil
analisis tersebut. Terlihat bahwa risiko regulatory dan lingkungan terlihat
berada pada kuadran signifikansi tinggi dan frekuensi rendah.
• EKMA4262/MODUL 2
- .., 15~
~ o ·~. .'
i2! -
~
ff
~-
• ·::I
.,.,......-·
1' ~~­
LJkiiUr ®II' .
Gambar 2.4.
Map Risiko Untuk Risiko Pengrusakan Lingkungan
2.13
Matriks frekuensi dan signifikansi merupakan salah satu contoh
bagaimana kita berusaha mengkuantifisir risiko. Setelah kita bisa mengetahui
posisi dari risiko yang kita evaluasi, kita bisa merancang tindakan yang lebih
tepat untuk menghadapi risiko tersebut (menentukan prioritas risiko). Sebagai
contoh, jika suatu risiko berada dalam kuadran frekuensi rendah dan
signifikansi rendah, maka monitoring secara berkala barangkali cukup. Jika
suatu risiko berada dalam kuadran frekuensi tinggi dan signifikansi tinggi,
maka risiko tersebut sangat serius. Organisasi harus cepat-cepat mengatasi
permasalahan tersebut. Jika tidak, risiko seperti itu bisa mengakibatkan
kehancuran perusahaan dengan cepat.
2. Teknik Kuantifikasi Risiko Lainnya
Selain matriks frekuensi dan signifikansi, masih banyak teknik
pengukuran atau kuantifikasi risiko lainnya. Penggunaan teknik tersebut akan
tergantung dari karakteristik risiko yang kita evaluasi. Lihat Tabel 2.1 di
muka sebagai ilustrasi teknik pengukuran risiko yang beragam. Bagian
2.14 Manajemen Risiko •
berikut ini memberikan ilustrasi bagaimana identifikasi risiko dilakukan
dengan mempelajari karakteristik bisnis. Kemudian pengukuran terhadap
risiko yang diidentifikasi dilakukan dengan melihat dampak risiko tersebut
terhadap kinerja perusahaan, yang dilihat melalui EPS (Earning Per Share)-
nya.
C. ILUSTRASI: IDENTIFIKASI RISIKO UNGGUL AIRLINES
Unggul Airlines adalah perusahaan penerbangan yang berdiri sepuluh
tahun yang lalu. Perusahaan tersebut didirikan oleh dua orang bersaudara,
yang tertarik dengan bisnis penerbangan. Mereka memperkirakan bahwa
suatu saat akan terjadi deregulasi di hidang penerbangan. Deregulasi tersebut
memunculkan kesempatan bisnis, karena salah satu komponen deregulasi
adalah membolehkan perusahaan penerbangan baru untuk terjun di bisnis
tersebut. Antisipasi mereka temyata benar, lalu PT Unggul Airlines akhirnya
berdiri.
Joko Muryanto merupakan staf yang baru saja masuk. Dia lulusan
program Magister Manajemen universitas ternama di negeri ini. Atasannya
meminta Joko untuk mengevaluasi risiko yang dihadapi oleh perusahaan
penerbangan Unggul Airlines, dan mengembangkan solusi untuk menghadapi
risiko tersebut. Secara spesifik, atasannya meminta Joko untuk
mengidentifikasi risiko strategis (strategic risks), yaitu risiko yang dianggap
secara signifikan mempengaruhi bisnis penerbangan PT Unggul Airlines.
Joko kemudian mencoba melakukan analisis yang mendalam mengenai
bisnis PT Unggul Airlines. Hasil dari analisis tersebut diringkaskan sebagai
berikut ini.
1. PT Unggul Airline menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena
biaya sewa dan biaya pembelian (sebagian dibeli oleh PT Unggul
Airlines) lebih murah. Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros bahan
baker. Diperkirakan bahan bakar mencapai sekitar 30% dari komponen,
sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%. Dengan
struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi lebih
rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk melihat
seberapa besar pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot pengaruh
perubahan harga bahan bakar terhadap EPS (Earning PerShare) PT
Unggul Airlines, seperti berikut ini.
• EKMA4262/MODUL 2
Hiawga1BalimrnltB~a2~
(peJ:r·gal}]_(j)l11J)
5..4-5 1!------------------: ~--------
'
$0..50 $0..60 .. ·. $tt10 $0.80
-3>..45 t--
Gambar 2.5.
Pengaruh Harga Bahan Bakar Terhadap EPS
2.15
Terlihat bahwa jika harga bahan bakar meningkat, maka EPS perusahaan
mengalami penurunan, dan sebaliknya. Untuk melihat seberapa besar
pengaruh tersebut, Joko kemudian mencoba membandingkan pengaruh harga
bakar terhadap EPS untuk PT Unggul Airlines dan perusahaan penerbangan
lainnya. Perbandingan tersebut bisa dilihat pada bagan berikut ini.
E.PS-----r--------r---.....-----------r----~--
_ Unggul Airlines
~-
16'.4.7
j
20..00
Con.fidenc.e
Jnteryal
Gambar 2.6.
Penerbangan
Lain
23.53- ._ ·~'
I
R.ataRata
Har@a
Baban Ba.kar
Perbandingan Pengaruh Harga Bahan Bakar: Unggul Airlines dan
Penerbangan Lainnya
2.16 Manajemen Risiko •
Bagan di atas menunjukkan bahwa EPS Unggul Airlines lebih sensitif
terhadap perubahan harga bahan bakar. Jika harga bahan bakar rendah,
maka EPS Unggul Airlines cenderung lebih tinggi dibandingkan EPS
perusahaan penerbangan lain. Tetapi jika harga bahan bakar bergerak
naik, maka EPS Unggul Airlines akan jatuh cukup signifikan. Analisis
tersebut menunjukkan bahwa Unggul Airlines mempunyai eksposur
terhadap perubahan harga bahan bakar yang lebih besar dibandingkan
dengan pesaingnya.
2. PT Unggul Airlines mempunyai rute penerbangan luar negeri (terutama
ke Australia, Malaysia, Hongkong). Selama ini PT Unggul Airlines lebih
banyak mengandalkan wisatawan domestik atau pebisnis domestik yang
akan bepergian ke luar negeri untuk rute-rute tersebut. Yang menjadi
masalah, jika Rupiah melemah terhadap mata uang asing maka, harga
tiket yang biasanya ditetapkan dalam dolar Amerika Serikat ($) menjadi
lebih mahal. Penetapan harga dalam $ dilakukan karena PT Unggul
Airlines harus membayar biaya dalam $ untuk operasi luar negeri
mereka. Sebagai contoh, biaya parkir pesawat di airport, membayar
tenaga kerja di Australia, Hongkong, dan lainnya, menggunakan dolar.
Jika Rupiah melemah terhadap dolar, maka biaya dalam Rupiah (setelah
dikonversi ke Rupiah) akan meningkat. Peningkatan biaya tersebut akan
menurunkan tingkat keuntungan perusahaan. Perusahaan dengan
demikian menghadapi masalah ganda jika Rupiah menguat, yaitu
menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, dan meningkatnya biaya
operasional rute luar negeri. Tabel berikut ini mengilustrasikan efek
depresiasi Rupiah terhadap dolar.
Harga tiket ($) Kurs Harga tiket (Rp)
Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp1.000.000
Akhir periode $100 Rp20.000/$ Rp2.000.000
Bia,,a Operasional $ Kurs Bia 1a Operasional Rp
Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp1.000.000
Akhir periode $100 R:>20.000/$ RJ2.000.000
Panel A tabel di atas menunjukkan efek perubahan kurs terhadap
penumpang domestik. Misalkan harga tiket ditetapkan $100. Jika kurs
• EKMA4262/MODUL 2 2.17
adalah Rp10.000/$, maka harga tiket dalam Rupiah adalah Rp1 juta. Jika
Rupiah terdepresiasi terhadap dolar, misal menjadi Rp20.000/$, maka
harga tiket sekarang menjadi Rp2 juta. Dengan kata lain, harga
meningkat hanya karena perubahan kurs. Peningkatan harga tersebut
akan menurunkan minat penumpang domestik untuk bepergian ke luar
•
neger1.
Panel B menunjukkan efek perubahan kurs terhadap biaya operasional
rute luar negeri. Misalkan biaya operasional adalah $100. Sebelum
perubahan kurs, biaya tersebut dalam Rp adalah Rp1 juta. Jika Rupiah
melemah terhadap dolar, biaya tersebut akan meningkat menjadi Rp2
juta.
Rute penerbangan luar negeri dengan demikian rentan terhadap
perubahan kurs. PT Unggul Airlines mempunyai eksposur terhadap
perubahan kurs yang signifikan.
3. PT Unggul Airlines saat ini menggunakan utang yang cukup signifikan.
Utang tersebut terdiri dari dua tipe: (1) membayar bunga secara tetap,
dan (2) membayar bunga mengambang. Joko Muryanto kemudian
mencoba menganalisis efek perubahan tingkat bunga terhadap EPS PT
Unggul Airlines. Bagan berikut ini menyajikan efek tersebut.
EPS
5.45
3o/o 7°/o
Libor
Gambar 2.7.
Pengaruh Utang Bunga Mengambang Terhadap EPS
11o/o
Catatan: LIBOR adalah London Interbank Offering Rate, tingkat bunga
yang dijadikan patokan di pasar Euro dolar (Eropa).
2.18 Manajemen Risiko •
EPS
•
5.45
11o/o
Gambar 2.8.
Pengaruh Utang Bunga Tetap Terhadap EPS
Dari kedua bagan tersebut terlihat bahwa jika tingkat bunga naik, EPS
Unggul Airlines juga mengalami kenaikan. Analisis selanjutnya
menunjukkan bahwa tingkat bunga meningkat pada kondisi perekonomian
baik, di mana lebih banyak penumpang yang memanfaatkan jasa
penerbangan (karena pendapatan mereka meningkat). Karena itu meskipun
biaya bunga naik, efek bersih yang terjadi adalah kenaikan EPS. Analisis
selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh utang dengan bunga tetap
terhadap EPS ternyata lebih besar dibandingkan pengaruh utang dengan
bunga variabel (mengambang). Sekilas nampaknya hasil tersebut tidak masuk
akal, karena bunga tetap membayarkan bunga yang tetap, sementara bunga
mengambang membayarkan bunga yang berubah. Dengan bunga
mengambang, biaya bunga bisa meningkat pada saat tingkat bunga
meningkat. Tetapi analisis lanjutan menunjukkan terjadinya 'hedging' secara
alamiah dari utang mengambang. Pada saat kondisi ekonomi membaik, lebih
banyak penumpang yang memanfaatkan jasa penerbangan. Penjualan
perusahaan akan meningkat dalam situasi tersebut. Jika perekonomian
meningkat, ancaman inflasi menjadi lebih besar. Bank sentral biasanya tidak
suka dengan peningkatan inflasi, karena dikhawatirkan mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Bank sentral cenderung menaikkan tingkat bunga
dalam situasi tersebut, untuk mengendalikan inflasi. Dengan demikian pada
saat tingkat bunga meningkat, perusahaan sudah punya kas yang lebih
banyak, yang bisa digunakan untuk membayar utang.
• EKMA4262/MODUL 2 2.19
Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT Unggul Airlines
menghadapi tiga jenis risiko strategis yaitu: (1) risiko kenaikan harga bahan
bakar, (2) risiko perubahan kurs (Rupiah melemah), dan (3) risiko perubahan
tingkat bunga. Joko kemudian membuat laporan ke atasannya untuk
ditindaklanjuti.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) PT A merupakan perusahaan sekuritas yang baru saja mengalami
kebangkrutan karena ada kerugian yang diakibatkan salah seorang
trademya (pedagang saham). Trader tersebut memegang dua fungsi
sekaligus yaitu fungsi perdagangan dan fungsi pencatatannya.
Akibatnya, jika ada kerugian, manajer tersebut tidak mencatat kerugian
tersebut. Pada waktu untung, dia akan mencatatkan keuntungan tersebut.
Perusahaan sekuritas tersebut merupakan perusahaan yang masih kecil,
sehingga kerugian yang dialami langsung menghabiskan modal
perusahaan tersebut, yang mengakibatkan kebangkrutan. Analisis situasi
tersebut dengan menggunakan teknik analisis sekuen risiko. Informasi
yang kurang bisa ditambahkan sendiri.
2) Jelaskan metode pengukuran dengan menggunakan matriks frekuensil
signifikansi. Beri ilustrasi bagaimana metode tersebut bisa digunakan.
3) Jelaskan bagaimana PT Unggul Airlines mengidentifikasi risiko strategis
mereka. Risiko-risiko apa saja yang menjadi kekhawatiran mereka?
Bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengukur risiko tersebut?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Berikut ini alternatifjawaban untuk pertanyaan tersebut.
Sumber risiko: Sifat manusia yang tamak
Risk factors: tidak adanya pemisahan antara fungsi pencatatan dengan
fungsi trading
Eksposur terhadap risiko: modal perusahaan sekuritas yang tidak terlalu
besar
Peril: terjadi peristiwa tidak adanya pencatatan transaksi yang benar,
2.20 Manajemen Risiko •
Kemudian terjadi kerugian.
2) Metode frekuensi/dampak mengelompokkan risiko ke dalam dua
dimensi tersebut. Sebagai contoh, misalkan kita akan mengevaluasi
risiko kesalahan pencatatan oleh teler suatu bank. Kita bisa mengamati
frekuensi kesalahan tersebut. Misalkan kesalahan semacam itu sering
terjadi. Kemudian kita mengamati dampak dari kesalahan tersebut.
Misalkan kerugian dari kesalahan tersebut. Misalkan kerugian yang
ditimbulkan tidak terlalu besar. Dengan informasi tersebut, kita bisa
mengelompokkan risiko kesalahan tersebut ke dalam kuadran frekuensi
sering dan dampak rendah.
3) PT Unggul Airlines mengidentifikasi risiko dengan jalan mendalami
kegiatan bisnis yang dilakukan. Dari analisis terhadap kegiatan bisnis
tersebut, diperoleh kesimpulan ada tiga risiko strategis: risiko kenaikan
harga bahan bakar, risiko perubahan kurs, dan risiko kenaikan tingkat
bunga. Selanjutnya PT Unggul Airlines melakukan pengukuran risiko
tersebut dengan jalan mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap
kinerja perusahaan, dengan cara melihat pengaruh risiko tersebut
terhadap EPSnya. Jika harga bahan bakar naik 10%, berapa besar EPS
yang baru (berapa besar penurunan EPSnya). Melalui analisis tersebut
akan terlihat risiko mana yang paling besar dampaknya terhadap EPS PT
Unggul Airlines.
RANGKUMAN
Kegiatan Belajar 1 ini membicarakan identifikasi dan pengukuran
risiko secara umum. Jika kita ingin mengelola risiko dengan baik, maka
risiko harus bisa diidentifikasi, dipelajari karakteristiknya, dan kemudian
diukur. Pengukuran tersebut ingin melihat indikator tinggi rendahnya
risiko, dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. Jika kita bisa
melakukan langkah-langkah tersebut, pengelolaan risiko bisa dilakukan
lebih baik. Identifikasi risiko bisa dilakukan melalui berbagai teknik,
seperti menganalisis sekuen sumber risiko ~ risk factors ~ peril ~
kerugian, mengidentifikasi sumber-sumber risiko dari lingkungan dan
menganalisis risiko yang barangkali bisa muncul dari setiap sumber
tersebut, mewawancarai manajer mengenai risiko-risiko yang dianggap
penting bagi organisasi.
Setiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga
pengukuran risikonya juga berbeda. Sebagai contoh, risiko pasar banyak
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko

Contenu connexe

Tendances

Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...padlah1984
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiHan Doko
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditJudianto Nugroho
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganJudianto Nugroho
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanSyafril Djaelani,SE, MM
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementJudianto Nugroho
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenNurul_Hayati
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 

Tendances (20)

manajemen risiko kepatuhan
manajemen risiko kepatuhanmanajemen risiko kepatuhan
manajemen risiko kepatuhan
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
 
Manajemen Resiko
Manajemen ResikoManajemen Resiko
Manajemen Resiko
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 
manajemen risiko operasional
manajemen risiko operasionalmanajemen risiko operasional
manajemen risiko operasional
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 

En vedette

BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiMang Engkus
 
PPT Pengukuran Resiko
PPT Pengukuran ResikoPPT Pengukuran Resiko
PPT Pengukuran Resikosssf
 
Proses manajemen risiko
Proses manajemen risikoProses manajemen risiko
Proses manajemen risikodianwl
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranMang Engkus
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMMang Engkus
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
 
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIBMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIMang Engkus
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiMang Engkus
 

En vedette (20)

BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
 
PPT Pengukuran Resiko
PPT Pengukuran ResikoPPT Pengukuran Resiko
PPT Pengukuran Resiko
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
Proses manajemen risiko
Proses manajemen risikoProses manajemen risiko
Proses manajemen risiko
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
 
BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
 
BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIBMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 Manajemen
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 

Similaire à BMP EKMA4262 Manajemen Risiko

01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptxDianFauzi3
 
Manajemen Risiko 2.pptx
Manajemen Risiko 2.pptxManajemen Risiko 2.pptx
Manajemen Risiko 2.pptxsrinovidasari
 
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...idmac2015
 
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tegar Wicaksana
 
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tegar Wicaksana
 
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGO
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGOMANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGO
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGOAFIFTRIYOGO
 
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29 Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29 OniJunjungan
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarnur_asifah
 
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdfHendarko Ari
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3Lutvi_Tjia_Xie
 
01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptx01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptxSafaBian
 
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptx
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptxppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptx
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptxlaboratorium6
 

Similaire à BMP EKMA4262 Manajemen Risiko (20)

Risiko Dan Enterprise Risk Management
Risiko Dan Enterprise Risk ManagementRisiko Dan Enterprise Risk Management
Risiko Dan Enterprise Risk Management
 
Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01
 
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
01. Konsep Risiko dan Ketidakpastian.pptx
 
Manajemen Risiko 2.pptx
Manajemen Risiko 2.pptxManajemen Risiko 2.pptx
Manajemen Risiko 2.pptx
 
BAB 1.ppt
BAB 1.pptBAB 1.ppt
BAB 1.ppt
 
Resiko dan ketidak pastian
Resiko dan ketidak pastianResiko dan ketidak pastian
Resiko dan ketidak pastian
 
Man risk ospm
Man risk ospm Man risk ospm
Man risk ospm
 
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...
Nurhanai Romli, Mohd Faiz Mohamed Yusof, Fahimah Mohd Razif & Ahmad Aznan Sul...
 
Manajemen resiko
Manajemen resikoManajemen resiko
Manajemen resiko
 
Manajemen risiko 1
Manajemen risiko 1Manajemen risiko 1
Manajemen risiko 1
 
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
 
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
Tugas Akhir-Tegar Satria Wicaksana-4EA29
 
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGO
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGOMANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGO
MANAJEMEN RISIKO - KELAS 4EA29 - BAB 10 - PROFILING AND HEDGING - AFIF TRIYOGO
 
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29 Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29
Tugas Akhir - Oni Junjungan Pasaribu - 4EA29
 
Ekonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besarEkonomi teknik tugas besar
Ekonomi teknik tugas besar
 
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf
270922_Mitigasi Risiko PBJP_iapiwebinar.pdf
 
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
RISK ANALYSIS - JAMES L. PAPPAS ; CHAPTER 3
 
Materi 2 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 2 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 2 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 2 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
 
01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptx01-RISK and Ketidapastian.pptx
01-RISK and Ketidapastian.pptx
 
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptx
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptxppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptx
ppt KLASIFIKASI MANAJEMEN RESIKxcbO.pptx
 

Plus de Mang Engkus

BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaMang Engkus
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenMang Engkus
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukMang Engkus
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaMang Engkus
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialMang Engkus
 

Plus de Mang Engkus (20)

BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
 
BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
BMP MKDU4221
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
 
BMP EKMA4570
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
 
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
 

Dernier

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

BMP EKMA4262 Manajemen Risiko

  • 1. Modul 1 Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. PENDAHULUAN odul satu ini membicarakan risiko, proses manajemen risiko, dan enterprise risk management. Secara singkat, pengertian dan definisi risiko cukup beragam. Sumber risiko pada dasarnya adalah ketidakpastian. Ketidakpastian memunculkan risiko. Proses manajemen risiko adalah tahapan yang dilakukan untuk mengelola risiko secara sistematis. Enterprise Risk Management (ERM) adalah manajemen risiko dalam suatu organisasi. Modul satu berikut ini membicarakan lebih lanjut ketiga konsep dasar manajemen risiko tersebut. Setelah mempelajari Modul 1 ini, secara umum Anda diharapkan dapat menjelaskan gambaran secara umum mengenai risiko dan pengelolaan risiko tersebut. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan bisa menjelaskan: 1. Beberapa pengertian dan definisi risiko. 2. Kondisi ketidakpastian sebagai sumber risiko. 3. Beberapa contoh kerugian yang dialami organisasi akibat kegagalan mengelola risiko. 4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko. 5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu organisasi). 6. Komponen-komponen dalam Enterprise Risk Management.
  • 2. 1.2 Manajemen Risiko • Kegiatan Belajar 1 Risiko, Kondisi Ketidakpastian, dan Proses Manajemen Risiko A. RISIKO DAN KONDISI KETIDAKPASTIAN Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang tidak kita harapkan). Jika bank memberikan kredit kepada suatu perusahaan, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal bayar (tidak membayar bunga dan/atau cicilan pinjamannya). Apa yang dimaksud dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan basil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas. Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalami kecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas terjadinya kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk orang dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan untuk orang dewasa. Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. lnvestasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. Ketidakpastian itu sendiri ada banyak
  • 3. • EKMA4262/MODUL 1 1.3 tingkatannya. Tabel berikut ini menunjukkan tingkatan ketidakpastian dengan karakteristiknya. Tabel 1.1. Tingkatan Ketidakpastian TINGKAT KETIDAKPASTIAN KARAKTERISTIK CONTOH TIDAK ADA (PASTI) HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN PASTI HUKUM ALAM KETIDAKPASTIAN HASIL BISA DIIDENTIFIKASI DAN PERMAINAN OBJEKTIF PROBABILITAS DIKETAHUI DADU,KARTU KETIDAKPASTIAN HASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPI KEBAKARAN, SUBJEKTIF PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI KECELAKAAN MOBIL, INVESTASI SANGAT TIDAK PASTI HASIL TIDAK BISA DIIDENTIFIKASI DAN EKSPLORASI PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI ANGKASA Pada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi. Hasil bisa diprediksi dengan relatif pasti. Hukum alam merupakan contob kepastian tersebut. Sebagai contob, kita bisa memprediksi dengan pasti babwa bumi mengitari matabari selama 360 bari (satu tabun). Tingkatan selanjutnya adalab ketidakpastian objektif, dengan contob adalab dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada enam kemungkinan basil). Kita bisa mengbitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar, yaitu 1/6. Tingkatan berikutnya adalab ketidakpastian subjektif, dengan contob adalab kecelakaan mobil. ldentifikasi basil dan probabilitas (kemungkinan) yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebib sulit dilakukan. Sebagai contob, jika kita pergi keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? Dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudab untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tingkatan berikutnya adalab kondisi sangat tidak pasti, dengan contob eksplorasi angkasa. Kita tidak tabu apa basil yang akan diperoleb dari eksplorasi angkasa, apakab akan bertemu dengan makhluk asing (alien), ataukab menemukan planet yang mirip bumi, atau apa
  • 4. 1.4 Manajemen Risiko • yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi basil yang barangkali bisa diperoleb dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentu saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing kemungkinan basil tersebut. Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi; Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya. Bagan berikut ini menunjukkan fluktuasi barga beberapa instrumen (dibitung berdasarkan deviasi standar tabunan). Terlibat babwa semua barga instrumen berfluktuasi. Sebagai contob, sabam mempunyai fluktuasi sebesar 14%, sementara barga listrik mernpunyai fluktuasi sebesar 228%. Hasil empiris pada hagan di atas menunjukkan babwa di dunia ini semuanya serba tidak pasti. Sabam, valas (FX), barga minyak, sampai dengan barga listrik, mempunyai fluktuasi, meskipun dengan tingkat fluktuasi yang berbeda-beda. Kepastian adalab ketidakpastian itu sendiri. Dengan demikian risiko ada di mana-mana, mencakup semua instrumen. Annualized Volatility by Product/Instrument Type 121°/o 36o/o 9o/o Stocks Real Estate Bond FX Oil (S&P SOO) (Dow Jones (Lehman (DM/$US) (WTI Oil) US Real Corporate Gas Electricity (Henry Hub) (Palo Verde) Estate Index) Bond Index) Gambar 1.1. Fluktuasi Tahunan Berdasarakn Tipe lnstrumen
  • 5. • EKMA4262/MODUL 1 1.5 Selain itu, fluktuasi harga cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai ilustrasi, Indonesia mengalami perubahan sistem kurs dari tetap menjadi mengambang pada pertengahan tahun 1997. Sebelum krisis pada tahun 1997, Indonesia menganut sistem kurs tetap, dengan menetapkan kurs Rp/$ pada tingkat sekitar Rp2.500/$. Pada pertengahan tahun 1997, untuk mengurangi tekanan terhadap kurs karena ada krisis ekonomi, pemerintah mengambangkan kurs Rp/$. Sistem kurs mengambang tersebut masih berlaku sampai saat ini. Kurs Rp/$ tidak lagi tetap, tetapi bisa berubah tergantung mekanisme pasar. Sistem kurs mengambang tersebut mengakibatkan fluktuasi kurs Rp/$ jauh lebih tinggi dibandingkan dengan fluktuasi kurs Rp/$ pada sistem kurs tetap. Mengapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti: 1. Globalisasi dunia. 2. Liberalisasi dunia. 3. Proses Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin cepat. Globalisasi dunia membuat keterkaitan perekonomian dunia lebih erat. Kejadian di suatu negara akan lebih cepat mempengaruhi negara lain. Dengan kondisi seperti itu, fluktuasi akan cenderung meningkat. Liberalisasi dunia (membuka pasar domestik terhadap investor asing) mempunyai efek yang sama dengan globalisasi. Hambatan antar negara menjadi berkurang. Aliran modal menjadi lebih mudah untuk masuk atau keluar. Hal semacam ini akan meningkatkan fluktuasi dunia. Sebagai ilustrasi, krisis ekonomi di Thailand pada tahun 1997, memicu terjadinya krisis ekonomi di negara- negara sekitarnya (Indonesia, Filipina, Malaysia) dengan cepat. Investor dengan cepat memindahkan dananya dari Thailand dan negara-negara sekitarnya ke negara-negara lain yang dianggap lebih aman. Terbukanya perekonomian dunia memungkinkan pergerakan modal yang cepat semacam itu. Teknologi yang semakin maju membuat investor atau pelaku pasar semakin canggih dalam memproses informasi. Kecanggihan tersebut akan mendorong pelaku pasar untuk lebih cepat memperoleh informasi dan bertindak lebih cepat atas informasi tersebut. Kemudahan informasi dan reaksi yang cepat dari investor akan mendorong fluktuasi harga yang semakin tinggi.
  • 6. 1.6 Manajemen Risiko • Globalisasi, liberalisasi, dan teknologi yang semakin canggih akan semakin meningkatkan fluktuasi harga, semakin meningkatkan ketidakpastian. Fluktuasi tersebut ternyata praktis dialami oleh semua atau sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa risiko ada di mana-mana, dan risiko cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. B. TIPE-TIPE RISIKO Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untuk memudahkan pemahaman dan analisis terhadap risiko, kita bisa memetakan atau mengelompokkan risiko-risiko tersebut. Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa dikelompokkan ke dalam dua tipe risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis. RISIKO PURE SPEKULAT.IF STATIS D.INAMIS STATI.S DINAMIS. SUBJEKTIF SUBJEKTIF SUBJEKTI'F SUBjEKTIF OBJEKTIF OBJEKTIF OBJE.KTIF OBJEKTIF Gambar 1.2. Kategorisasi Risiko
  • 7. • EKMA4262/MODUL 1 1.7 Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut ini. 1. Risiko mumi (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran atau banjir, di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni. 2. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatifjuga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut. Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara risiko yang dinamis dan yang statis. 1. Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu. 2. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul karena masyarakat
  • 8. 1.8 Manajemen Risiko • lebih berani mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap perusahaan, akan semakin besar. Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif dengan penjelasan sebagai berikut ini. 1. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun. 2. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25% per tahun. Berikut ini contoh-contoh risiko yang biasa dihadapi oleh suatu organisasi. Risiko-risiko tersebut dikelompokkan ke dalam risiko murni dan spekulatif. TIPE RISIKO Risiko Aset Fisik Risiko karyawan Risiko legal Tabel 1.2. Contoh-contoh Risiko Murni DEFINISI Risiko yang terjadi karena kejadian tertentu berakibat buruk (kerugian) pada aset fisik organisasi. Risiko karena karyawan organisasi mengalami peristiwa yang merugikan Risiko kontrak tidak sesuai yang diharapkan, dokumentasi yang tidak benar ILUSTRASI Kebakaran yang melanda gudang atau bangunan perusahaan. Banjir mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan peralatan Kecelakaan kerja mengakibatkan karyawan cedera, kegiatan operasional perusahaan terganggu Terjadi perselisihan sehingga perusahaan lain menuntut ganti rugi yang signifikan
  • 9. • EKMA4262/MODUL 1 1.9 Tabel 1.3. Contoh-Contoh Risiko Spekulatif TIPE RISIKO Risiko pasar Risiko kredit Risiko Likuiditas DEFINISI Risiko yang terjadi dari pergerakan harga atau volatilitas harga pasar Risiko karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan Risiko tidak bisa memenuhi kebutuhan kas, risiko tidak bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuidan atau gangguan pasar ILUSTRASI Harga pasar saham dalam portofolio perusahaan mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian yang dialami perusahaan. Debitur tidak bisa membayar cicilan dan bunga hutang, sehingga perusahaan mengalami kerugian. Piutang dagang tidak terbayar. Perusahaan tidak mempunyai kas untuk membayar kewajibannya (misal melunasi hutang). Perusahaan terpaksa menjual tanah dengan harga murah (di bawah standar) karena suiit menjual tanah tersebut (tidak likuid), padahal perusahaan membutuhkan kas den an cepat. ~----------4----------------- ----------~ Risiko operasional Risiko kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan mengakibatkan kerugian: kegagalan sistem, human error, pengendalian dan prosedur yang kurang Komputer perusahaan terkena virus sehingga operasi perusahaan terganggu. Prosedur pengendalian perusahaan tidak memadai sehingga terjadi pencurian barang-barang yang dimiliki perusahaan. Pembagian risiko ke dalam dua tipe, yaitu risiko murni dan risiko spekulatif, barangkali tidak sepenuhnya memuaskan. Ada beberapa jenis risiko yang barangkali bisa masuk ke dalam risiko murni maupun spekulatif. Sebagai contoh, risiko tuntutan hukum bisa dimasukkan ke dalam risiko murni, tetapi jika dilihat sebagai konsekuensi kegiatan bisnis, maka risiko tersebut bisa dimasukkan ke dalam risiko spekulatif. Pembagian semacam itu bukan 'harga mati'. Pembagian semacam itu diharapkan memudahkan kita memahami jenis-jenis risiko dan karakteristiknya. C. PROSES MANAJEMEN RISIKO Risiko ada di mana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa
  • 10. 1.10 Manajemen Risiko • mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh basil yang paling optimal. Dalam konteks organisasi, organisasi juga akan menghadapi banyak risiko. Jika organisasi tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh organisasi tersebut juga harus dikelola, agar organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan sering kali secara sengaja mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini. 1. Identifikasi risiko. 2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan 3. Pengelolaan risiko. 1. ldentifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan minyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan. Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan (peril). ldentifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis akan menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya.
  • 11. • EKMA4262/MODUL 1 1.11 2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk 'mengukur' risiko tersebut. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha 'mengukur' risiko. Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko, sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi. Contoh lain adalah membuat matriks dengan sumbu mendatar adalah probabilitas terjadinya risiko, dan sumbu vertikal adalah tingkat keseriusan konsekuensi risiko tersebut (severity, atau besarnya kerugian yang timbul akibat risiko tersebut). Setiap risiko bisa dievaluasi kemudian dimasukkan ke dalam matriks tersebut. Sebagai contoh, risiko kebakaran mempunyai probabilitas 0,6 (tinggi). Jika kebakaran terjadi, maka kerugian yang diakibatkan akan besar juga (tinggi). Dengan demikian risiko kebakaran akan ditempatkan pada kuadran probabilitas tinggi dan severity tinggi. Selanjutnya langkah yang lebih tepat bisa dirumuskan. Sebagai contoh, untuk risiko kebakaran seperti itu, langkah yang lebih aktif bisa ditujukan untuk menangani risiko kebakaran tersebut. Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan. Sebagai contoh, risiko perubahan tingkat bunga bisa diukur dengan teknik duration (durasi). Modul identifikasi dan pengukuran risiko spekulatif akan banyak membicarakan pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko pasar bisa dievaluasi dengan menggunakan teknik VAR (Value At Risk). Pemahaman kita terhadap beberapa risiko sudah cukup baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut sudah berkembang. Sementara pemahaman kita terhadap risiko lain belum begitu baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut belum begitu berkembang.
  • 12. 1.12 Manajemen Risiko • Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. 3. Pengelolaan Risiko Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko (risk financing). a. Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut. b. Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut, atau risk retention). Sebagai contoh, misalkan seseorang akan keluar rumah membeli sesuatu dari supermarket terdekat, dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan. Orang tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh tersebut, orang tersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan, retention) risiko kecelakaan. c. Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya. d. Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
  • 13. • EKMA4262/MODUL 1 1.13 e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alarm asap di bangunan kita. Alarm tersebut merupakan salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran. f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana 'mendanai' kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana menanggung kerugian akibat kebakaran tersebut, apakah dari asuransi, ataukah menggunakan dana cadangan? Isu semacam itu masuk dalam wilayah pendanaan risiko. Di samping proses manajemen risiko seperti yang disebutkan di muka, manajemen risiko suatu organisasi juga memerlukan infrastruktur baik keras maupun lunak. Sebagai contoh, manajemen risiko barangkali akan memerlukan sistem komputer untuk analisis risiko. Manajemen risiko juga memerlukan staf dan struktur organisasi yang tepat. Infrastruktur manajemen risiko tidak dibahas secara khusus dalam modul ini. Modul enam menyajikan ilustrasi bagaimana perusahaan terkemuka dunia mengembangkan manajemen risiko dalam organisasinya. • ---- ~ - LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan kenapa risiko muncul? Apakah di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti? Jelaskan! 2) Jelaskan tipe-tipe risiko. Kenapa tipe-tipe risiko penting dipelajari? 3) Jelaskan proses manajemen risiko, kenapa proses manajemen risiko penting dipelajari? Petunjuk Jawaban Latihan 1) Risiko muncul karena kondisi ketidakpastian. Sebagai contoh, kita mengharapkan memperoleh tingkat keuntungan sebesar 10%, tetapi ternyata kita hanya memperoleh 5%. Dengan demikian harapan kita tidak terpenuhi. Kondisi ketidakpastian membuat harapan kita meleset.
  • 14. 1.14 Manajemen Risiko • Hampir semua yang ada di dunia ini mengandung elemen ketidakpastian. Sebagai contoh, besok bisa hujan, bisa juga tidak. Bahkan kematian, sesuatu yang pasti bagi makhluk yang bernyawa, mempunyai elemen ketidakpastian, yaitu timing dari kematian tersebut. Semua makhluk hidup akan mati, itu pasti. Kapan matinya? Waktu kematian merupakan hal yang tidak pasti. Ketidakpastian timing tersebut memunculkan risiko kematian. Sebagai ilustrasi, jika kita memperkirakan kematian kita, maka kita melakukan persiapan yang secukupnya. Sayang kita tidak tahu pasti timing tersebut, sehingga kita menghadapi risiko kematian. 2) Risiko bisa dikelompokkan dengan berbagai kategori, seperti risiko bisnis dan risiko spekulatif, risiko objektif dan risiko subjektif, risiko dinamis dan statis. Setelah melakukan pengelompokan semacam itu, diharapkan kita bisa mempelajari karakteristik risiko lebih baik. Jika kita bisa mengetahui karakteristik risiko dengan baik, maka diharapkan kita bisa mengelola risiko lebih baik. Mengenali sesuatu dengan baik merupakan kunci untuk mengendalikan atau menaklukkan sesuatu tersebut. Jika kita bisa mempelajari risiko dengan baik, maka kita bisa mengelola atau 'menaklukkan' risiko tersebut dengan baik. 3) Proses manajemen dilakukan melalui tahapan-tahapan: (1) ldentifikasi risiko, (2) Evaluasi dan pengukuran risiko, dan (3) Pengelolaan risiko. Risiko banyak dan ada di mana-mana. Melalui identifikasi risiko, kita bisa mengenali risiko yang relevan yang kita hadapi. Kemudian kita mempelajari risiko tersebut dengan melakukan evaluasi dan pengukuran risiko. Setelah kita memperoleh pemahaman yang baik mengenai risiko tersebut, kita bisa mengelola risiko tersebut lebih baik. Manajemen risiko penting dipelajari, karena banyak contoh kerugian yang dialami oleh organisasi karena kegagalannya mengelola risiko, Bahkan beberapa organisasi mengalami kerugian yang signifikan, bahkan kebangkrutan, karena organisasi tersebut 'gagal' mengelola risiko. Kegiatan belajar satu ini membicarakan risiko dan proses manajemen risiko. Risiko ada di mana-mana, dengan berbagai tipe dan jenis risiko. Risiko muncul karena ada ketidakpastian. Banyak cara untuk mempelajari risiko. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan risiko. Risiko bisa dikategorikan sebagai risiko murni
  • 15. • EKMA4262/MODUL 1 1.15 dan spekulatif (bisnis). Risiko juga bisa dikategorikan sebagai risiko objektif dan subjektif, dan risiko dinamis dan statis. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik. Di samping itu, manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya, baik keras maupun lunak. TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Berikut ini contoh risiko bisnis .... A. risiko kematian B. risiko beneana alam C. risiko banjir D. risiko pasar 2) Mengevaluasi seberapa besar dampak risiko terhadap organisasi, merupakan kegiatan .... A. identifikasi risiko B. pengukuran risiko C. pengelolaan risiko D. manajemen risiko terpadu 3) Membeli asuransi kendaraan merupakan contoh pengelolaan risiko dengan cara .... A. penghindaran risiko B. transfer risiko C. penahanan risiko D. pendanaan risiko 4) Misalkan kita memiliki saham, kemudian harga saham tersebut kemudian turun sehingga mengakibatkan kerugian. Dalam situasi tersebut kita menghadapi risiko .... A. pasar B. kredit C. perubahan tingkat bunga D. murni
  • 16. 1.16 Manajemen Risiko • 5) Berikut ini faktor yang cenderung meningkatkan risiko .... A. globalisasi B. liberalisasi C. teknologi yang semakin tinggi D. sistem kurs tetap Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 17. • EKMA4262/MODUL 1 1.17 Kegiatan Belajar 2 Enterprise Risk Management akhluk hidup secara natural akan mengantisipasi dan 'mengelola' risiko. Sebagai contoh, jika kita keluar mengendarai mobil, maka kita akan waspada dengan kondisi sekitamya. Jika dari arah yang berlawanan ada mobil yang agak ke tengah jalannya, kita akan menghindari mobil tersebut dengan jalan mengendarainya agak ke kiri, supaya tidak terjadi tabrakan. Konon binatang mempunyai indera keenam yang bisa mendeteksi risiko lebih baik dibandingkan manusia. Pada waktu tsunami melanda wilayah Asia pada tahun 2004, binatang (gajah, dan sebagainya) yang menjadi korban tsunami jauh lebih kecil dibandingkan manusia. Binatang tersebut sepertinya mampu mendeteksi datangnya bahaya, kemudian menyingkir sebelum bahaya tersebut datang. Konon manusia dulu juga mempunyai kemampuan yang serupa, tetapi karena tidak banyak digunakan, karena manusia lebih banyak mengandalkan otak mereka, kemampuan indera keenam tersebut menghilang. Bagaimana dengan organisasi? Organisasi tidak mempunyai kemampuan mengelola risiko seperti halnya manusia atau makhluk hidup mengelola risiko, karena organisasi bukan makhluk hidup. Tugas dari manajer suatu organisasi adalah membuat agar organisasi bisa mengantisipasi dan mengelola risiko sebagaimana halnya makhluk hidup mengelola risiko yang dihadapinya. Dengan kata lain, tugas manajer adalah membuat organisasi menjadi sadar risiko, sehingga risiko bisa diantisipasi dan dikelola dengan baik. Tabel 1.4 berikut ini menyajikan konsekuensi merugikan jika suatu organisasi gagal mengelola risiko Tabel 1.4. Beberapa Contoh Kegagalan Mengelola Risiko Tahun Penjelasan 1997 Trader Bank Baring (Nick Leeson) membeli instrument derivative saham Jepang (futures Nikkei). Bank Baring adalah Bank dari lnggris. Ekonomi Jepang turun drastic karena ada bencana gempa Kobe. Akibatnya dia mengalami kerugian besar. Transaksi selanjutnya Oual opsi) tidak mengurangi kerugian, tetapi memperparah kerugian. Pada akhirnya Bank Baring mengalami kerugian sebesar $1,3 miliar. Bank Baring terpaksa bangkrut karena kerugiannya sudah melebihi modalnva.
  • 18. 1.18 Tahun 1997 2001 1980-an 1995 Manajemen Risiko • Pen"elasan Long Term Capital (LTC), perusahaan investasi di Amerika Serikat, mempunyai posisi pada mata uang Rusia Rubel yang cukup besar. Mereka memperkirakan Rusia tidak akan bangkrut. Tetapi Rusia ternyata bangkrut, mendeklarasikan tidak mampu dan tidak akan membayar hutang-hutangnya. Akibatnya Long Term Capital mengalami kerugian yang sangat besar, sekitar $3,5 miliar, dan pada akhirn 'a LTC ter:)aksa ban krut. Enron merupakan perusahaan yang memperdagangkan energi Uual beli energi). Mereka juga masuk ke kontrak derivative energi. Usaha mereka cukup kompleks sehingga transparansi menjadi lebih sulit. Transparansi yang kompleks dimanfaatkan untuk menjalankan sistem akuntansi yang tidak wajar. Di samping itu Enron melakukan beberapa manuever agar laporan keuangannya kelihatan baik. Akhirnya investor mengetahui trik-trik mereka. Keuntungan mereka yang sesungguhnya ternyata tidak sebesar yang dilaporkan. Harga saham Enron jatuh dari $80 per lembar menjadi hanya $0,5. Mereka mempunyai kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Mereka tidak bisa memperoleh bantuan dana. Tidak ada yang percaya dengan mereka. Enron akhirnya bangkrut. Saving Loan (S &L) Association (bank yang memberi pinjaman kredit rumah di Amerika Serikat) mempunyai struktur neraca: memberi kredit rumah dengan bunga tetap jangka panjang (misal 20 tahun), sementara memperoleh dana melalui deposito jangka pendek (misal 1 tahun). Struktur semacam itu rentan terhadap risiko perubahan tingkat bunga. Pada waktu tingkat bunga di Amerika Serikat naik signifikan pada tahun 1980-an, banyak S & L yang mengalami masalah dan puluhan S& Lban krut karenanva. Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena mereka melakukan perdagangan valas dan mengalami kerugian besar dari perdagangan valas tersebut. Pertanyaan yang muncul adalah bisakah organisasi-organisasi di atas menghindari kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Manajemen risiko organisasi bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme dalam organisasi sehingga risiko yang bisa merugikan organisasi bisa diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Pentingnya pengelolaan risiko juga bisa dilihat melalui Bagan 1.1 berikut ini. Bagan 1.1 tersebut menggambarkan pandangan lama (sebelah kiri) dan baru (sebelah kanan) dalam kaitannya antara risiko dengan tingkat keuntungan. Pandangan lama menganggap ada hubungan positif antara risiko dengan tingkat keuntungan. Semakin tinggi risiko, akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika suatu organisasi ingin meningkatkan tingkat keuntungannya, maka organisasi tersebut harus menaikkan risikonya.
  • 19. • EKMA4262/MODUL 1 1.19 Pandangan baru mengatakan bahwa hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan tidak bersifat linear, tetapi non-linear. Pada wilayah satu, risiko yang diambil oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga keuntungan yang diperoleh juga kecil. Pada tahap ini, risiko masih bisa ditingkatkan untuk meningkatkan tingkat keuntungan. Contoh ekstrem situasi ini adalah jika manajer hanya tinggal di rumah, tidak pergi ke mana-mana. Dia bisa menghindari banyak risiko (risiko kecelakaan, dan sebagainya), tetapi dia juga tidak mendapatkan banyak keuntungan. Di tahap ini, pengelolaan risiko belum optimal. Returr1 Higher Risk leads to lhigher return. Risk PANDANGAN LAMA: SEMAKIN TlNGGI RISIK01 SEMAKIN IINGGI TIN.GKAT KEUNTU.NGAN RJsk- Adjust~d Return Zone ·1 l.nsufficien.t Ris~ Takrng Zone2 Optimal Risk Taking Zone 3 Exo(!"ssive Risk Taking Risk PANDANGAN BARUz RISIKO HARtiS·DfKEILOLAH Gambar 1.3. Hubungan Risiko dan Tingkat Keuntungan (Return): Pandangan Lama dan Baru Pada tahap berikutnya (zona 2), penambahan risiko tidak banyak meningkatkan tingkat keuntungan. Tahap ini merupakan tahap optimal. Tahap berikutnya (zona 3), risiko yang diambil organjsasi terlalu tinggi, sehingga penambahan risiko akan berakibat negatif terhadap organisasi. Sebagai contoh, bank memberi pinjaman pada sektor-sektor yang risikonya terlalu tinggi, misal usaha burung walet, usaha perjudian. Risiko yang terlalu tinggi menjadi sulit untuk dikendalikan, sehingga hisa berakibat membahayakan dan merugikan perusahaan. Berdasarkan kerangka tersebut, pengelolaan risiko organisasi seharusnya berada pada wilayah tengah (zona 2), yang merupakan zona optimal.
  • 20. 1.20 Manajemen Risiko • Pengelolaan risiko yang digambarkan dalam hagan di atas bisa diilustrasikan melalui perjalanan dengan menggunakan kendaraan (mobil). Mobil yang berjalan terlalu lambat barangkali tidak menguntungkan, karena beberapa hal, misal terlalu lama, atau bahkan bisa membahayakan kendaraan lainnya. Mobil tersebut perlu dipacu lebih cepat. Jika mobil berjalan terlalu cepat (misal, ngebut), maka risiko bertabrakan atau kehilangan kendali menjadi semakin besar. Tentu saja hal ini tidak menguntungkan. Yang paling optimal adalah mobil berjalan dengan kecepatan optimal, yaitu cukup cepat tetapi bisa dikendalikan. Pengelolaan risiko bisa diilustrasikan sebagai kombinasi penekanan gas (mempercepat kendaraan) dan penekanan rem (memperlambat kendaraan). Kombinasi yang ideal bisa membuat mobil berjalan kencang tetapi tetap terkendali. B. DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Meskipun pengertian manajemen risiko organisasi adalah seperti yang disebutkan di atas, tetapi ada banyak definisi dan pengertian manajemen risiko organisasi. Berikut ini beberapa definisi manajemen risiko organisasi. Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney Book, 2004) Enterprise Risk Management adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Lam, James, Enterprise Risk Management, Wiley, 2004) Manajemen risiko organisasi mempunyai elemen-elemen berikut ini: Identifikasi Misi: Menetapkan Tujuan manajemen risiko. Penilaian Risiko dan Ketidakpastian: Mengidentifikasi dan mengukur risiko. • Pengendalian Risiko: Mengendalikan risiko melalui diversifikasi, hedging, penghindaran, dan lain-lain. asuransz,
  • 21. • EKMA4262/MODUL 1 1.21 Pendanaan Risiko: Bagaimana membiayai manajemen risiko. Administrasi program: Administrasi organisasi, seperti manual, dan sebagainya. (Williams, Smith, Young, Risk Management and Insurance, McGraw Hill, 1998) Enterprise Risk Management (ERM) adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh manajemen, board ofdirectors, dan personel lain dari suatu organisasi, diterapkan dalam setting strategi, dan mencakup organisasi secara keseluruhan, didisain untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi suatu organisasi, mengelola risiko dalam toleransi suatu organisasi, untuk memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. (COSO, COSO Enterprise Risk Management -Integrated Framework. COSO, 2004) . Selanjutnya COSO menampilkan format berikut ini yang menunjukkan bahwa ERM adalah manajemen risiko yang komprehensif (Lihat bagan berikut ini). Gambar 1.4. COSO - Enterprise Risk Management
  • 22. 1.22 Manajemen Risiko • Gamhar 1.4 tersehut menunjukkan delapan komponen ERM yaitu (1) lingkungan internal, (2) penentuan tujuan, (3) Identifikasi kejadian, (4) Evaluasi (assessment) risiko, (5) Respons terhadap risiko, (6) Aktivitas pengendalian, (7) Informasi dan komunikasi, (8) Monitoring. Risiko yang dikelola mencakup risiko strategis, operasi, pelaporan, dan kepatuhan (compliance). Kemudian ERM mencakup keseluruhan organisasi, mulai dari level perusahaan keseluruhan (entity level), level divisi, level unit hisnis, dan level anak perusahaan (subsidiary). Perhatikan hahwa definisi-definisi tersehut menggunakan istilah yang heragam untuk menjelaskan manajemen risiko organisasi, seperti terlihat pada hagan herikut ini. RISE RISK MANAG. · r • •• {E.RM) ORGANTZATION RISK tviANAGEMENT (ORM) INTEGRATED RISK MANAGEMENT TOTAl RISK MANAGEMENT- . . Gambar 1.5. Beberapa lstilah Manajemen Risiko Organisasi RJSIKG Kemudian, ciri lain dari definisi tersehut adalah pengelolaan risiko yang komprehensif, dan hertujuan mencapai tujuan organisasi. Dengan menggahungkan heherapa karakteristik tersehut, hagan herikut ini menyajikan pengertian manajemen risiko suatu organisasi yang menjadi acuan modul ini.
  • 23. • EKMA4262/MODUL 1 PRASARAN.A.LUNA.K:r-__, Buday,a Risiko Dukuti'gan 'Manajemen .PRASAR:6lNA KERAS.~ Teknologllrn1foremasi ...--------J Pra fislk la1nnya I PROS.Es·MANAJEMEN RIS.IKO 0RGANISA_SI: 1. PERENCANAAN: Peneta_pan tujuan, IJW~isi; 1.23 .Penelapan target, penyusunan ke'bijakafl~ ,· pro.sedurr. 2. PELAKSANAAN·: Jdentlfikas1 dan Peng_ukuran Risiko. Manaj'emen Risi~o.: asurarts1,.div.ersiffk~sl, .Hedg'ir;.gj pengMJn·d~ran J dsb .. Or@a.t:ttsasi M.an~ajemen Risiko: struktur orQEltnsast ·staffintiJ1 msentlt, ~1c. S. PENGENDA~: E~a.h,Jasi t pefaplotam, korrnunlkasi umpan..;baUk ·~AKSIMI'S;ASI MILA1 P.ERUSAtLJAAN Gambar 1.6. Kerangka Manajemen Risiko Organisasi Gambar 1.6 tersebut menunjukkan manajemen risiko organisasi (enterprise risk management) terdiri dari dua elemen besar: (1) Infrastruktur atau prasarana, yang terdiri dari prasarana lunak dan keras, dan (2) Proses Manajemen Risiko. Kemudian manajemen risiko organisasi bertujuan membantu pencapaian tujuan organisasi, dalam hal ini dirumuskan secara eksplisit menjadi memaksimumkan nilai perusahaan. C. ELEMEN MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI Misalkan kita ditugaskan untuk membuat dan memimpin departemen manajemen risiko suatu perusahaan, bagaimana kita memulainya? Bagan di atas menunjukkan kerangka yang bisa digunakan untuk memulai membangun departemen manajemen risiko. Pertama, kita harus menyiapkan prasarana yang diperlukan untuk memulai pekerjaan manajemen risiko, yang meliputi prasarana lunak (non-fisik) dan prasarana keras (fisik).
  • 24. 1.24 Manajemen Risiko • 1. Prasarana Manajemen Risiko Salah satu hal yang penting dikerjakan untuk mempersiapkan manajemen risiko adalah menyiapkan prasarana yang mendukung manajemen risiko, yang meliputi prasarana lunak dan keras. a. Prasarana lunak Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen risiko, yaitu: (1) Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota organisasi, (2) Dukungan manajemen. Mengembangkan Budaya Sadar Risiko. Tujuan dari budaya sadar risiko adalah agar setiap anggota organisasi sadar adanya risiko, dan mengambil keputusan tertentu dengan mempertimbangkan aspek risikonya. Dengan singkat, tujuan budaya sadar risiko adalah agar anggota lebih berhati- hati dalam pengambilan keputusan. Jika anggota tersebut sadar akan risiko, maka organisasi (yang terdiri dari kumpulan individu) akan menjadi lebih peka terhadap risiko. Bagaimana mengembangkan perilaku yang sadar risiko untuk anggota organisasi? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memaksa mereka untuk berpikir risiko untuk setiap keputusan yang akan diambil. Pebisnis secara natural adalah orang yang optimis (karena itu mereka berani terjun ke dunia bisnis), dan cenderung melupakan aspek risiko (yang mendorong mereka untuk lebih berhati-hati). Jika dipaksa untuk berpikir mengenai risiko, maka mereka akan lebih seimbang dalam memutuskan sesuatu. Sebagai contoh, hagan berikut ini menunjukkan tiga aspek yang harus dipikirkan oleh manajer dalam pengambilan keputusan, yaitu aspek strategis, operasi, dan risiko. Evaluasi terhadap risiko yang mungkin terjadi harus dipikirkan dan dilaporkan secara eksplisit.
  • 25. • EKMA4262/MODUL 1 Strategic Management Operation Management R.i.s1 k Management Gambar 1.7. Risiko secara ekspli$tt dimuncul kan Aspek Risiko Yang Dimunculkan Secara Eksplisit 1.25 Misalkan seorang manajer akan meluncurkan produk baru. Dia harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, dengan pertanyaan seperti berikut ini. 1) Aspek Strategis: Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen? Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan perusahaan (mencapai target keuntungan tertentu)? 2) Aspek Operasi: Bagaimana memproduksi produk ini? Apakah perusahaan mempunyai kemampuan memproduksi produk ini? Bagaimana memasarkan dan mengembangkan jaringan distribusi untuk produk ini? 3) Aspek Risiko: Risiko apa saja yang bisa muncul berkaitan dengan peluncuran produk ini? Bagaimana perusahaan bisa mengendalikan risiko-risiko tersebut? Perhatikan pertanyaan aspek risiko secara eksplisit dimunculkan. Misalkan seorang manajer akan meluncurkan program promosi/iklan. Dia harus memikirkan tiga aspek yang disebutkan di atas, melalui pertanyaan- pertanyaan berikut ini. 1) Aspek Strategis: Bagaimana strategi promosi yang efektif? Bagaimana kontribusi promosi ini terhadap tujuan organisasi? 2) Aspek Operasi: Bagaimana menjalankan program promosi ini? Media apa yang paling efektif? Bagaimana timing (waktu yang tepat) untuk promosi ini? Bagaimana aspek detillainnya dari promosi ini? Bagaimana
  • 26. 1.26 Manajemen Risiko • mengendalikan risiko-risiko yang barangkali muncul akibat peluncuran program promosi ini? 3) Aspek Risiko: Risiko apa yang potensial muncul akibat dari program promosi ini? Apakah promosi ini bisa menimbulkan gugatan hukum? Apakah promosi ini sudah etis? Pihak-pihak mana saja yang barangkali berkeberatan dengan promosi ini? Perhatikan bahwa sama seperti sebelumnya, aspek risiko secara eksplisit perlu dipikirkan dan dimunculkan. Jika manajer terbiasa berpikir secara eksplisit mengenai risiko-risiko yang mungkin muncul, maka manajer tersebut akan semakin sadar terhadap risiko. Jika semua anggota organisasi sadar akan risiko, maka organisasi menjadi lebih sadar dan lebih peka terhadap risiko. Mengembangkan kesadaran risiko juga bisa dilakukan melalui workshop atau pertemuan secara berkala antar manajer atau anggota organisasi. Agenda dalam workshop tersebut adalah membicarakan kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan dampak yang negatif terhadap organisasi, alternatif-alternatif pemecahannya. Workshop tersebut bisa dikelola oleh manajer risiko perusahaan atau departemen risiko perusahaan. Melalui workshop atau pertemuan yang regular yang membicarakan risiko dengan segala aspeknya yang relevan, anggota organisasi diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko yang dihadapi organisasi. Teknik lain yang bisa digunakan adalah memasukkan risiko ke dalam elemen penilaian kinerja. Sebagai contoh, alokasi modal diberikan kepada usulan investasi yang memberikan risk-adjusted return (tingkat keuntungan setelah disesuaikan dengan risikonya) yang paling tinggi. Jika kriteria semacam itu yang akan dipakai, maka organisasi akan secara langsung 'menghukum' manajer yang berperilaku risiko tinggi. Risiko tinggi bisa dibenarkan sepanjang memberikan tingkat keuntungan yang diharapkan yang lebih tinggi juga. Dengan mekanisme evaluasi semacam itu, manajer diharapkan akan lebih sadar mengenai risiko, dan budaya risiko di organisasi akan menjadi semakin baik (semakin sadar akan risiko). Dukungan Manajemen. Sarna seperti program lainnya, dukungan manajemen khususnya manajemen puncak terhadap program manajemen risiko penting diberikan. Bentuk dukungan bisa eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemen puncak bisa dituangkan antara lain ke dalam pernyataan tertulis, misal manajemen puncak mendukung atau ikut
  • 27. • EKMA4262/MODUL 1 1.27 merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen juga bisa ditunjukkan melalui partisipasi manajemen pada program-program manajemen risiko. b. Prasarana keras Di samping prasaran lunak, prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh prasarana keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, komputer, dan prasarana fisik lainnya. Prasarana fisik tersebut perlu dipersiapkan agar pekerjaan manajemen risiko berjalan sebagaimana mestinya. 2. Proses Manajemen Risiko Elemen yang lebih penting lagi adalah proses manajemen risiko. Proses atau fungsi manajemen sering diterjemahkan ke dalam tiga langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Mengikuti kebiasaan tersebut, proses manajemen risiko juga bisa dibagi ke dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian manajemen risiko. a. Perencanaan Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis semacam itu memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen risiko. Berikut ini beberapa contoh misi atau kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko dari beberapa perusahaan/organisasi. PERNYATAAN MISI MANAJEMEN RISIKO GOLDMAN SACH: Misi dari departemen risiko adalah mengumpulkan, menganalisis, memonitor, dan mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan risiko pasar dari posisi perusahaan supaya traders, manajer, dan personel lain dalam organisasi dan terutama komite risiko memahami dan membuat keputusan berdasarkan informasi (informed decisions) mengenai manajemen dan pengendalian risiko yang diambil. (Goldman Sach adalah perusahaan sekuritas Amerika Serikat)
  • 28. 1.28 Manajemen Risiko • PERNYATAAN MISI SWISS BANK CORPORATION: Pengendalian risiko Swiss Bank memfokuskan pada perlindungan terhadap modal dan memungkinkan pengambilan risiko yang sesuai. Kepentingan investor Swiss Bank adalah hal yang utama. Modal yang mereka investasikan harus dikompensasi untuk risiko yang ditanggung, baik untuk transaksi individual maupun portofolio. Setelah misi dan kebijakan serta prosedur yang umum ditetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kebijakan serta prosedur yang lebih spesifik. b. Pelaksanaan Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran risiko, kemudian diteruskan dengan manajemen (pengelolaan) risiko merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen risiko. Identifikasi, pengukuran, dan manajemen risiko akan dibicarakan lebih detil di bagian dua, tiga, dan empat, dari modul ini. Bagian empat khusus membicarakan ilustrasi bagaimana perusahaan menerapkan manajemen risiko secara terencana dan sistematis di organisasinya. Untuk melaksanakan pekerjaan manajemen risiko, diperlukan organisasi (struktur organisasi) dan staffing (personel). Struktur organisasi manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Berikut ini contoh struktur organisasi manajemen risiko. Direlk1tur 1UI1.al1ll1a Chii.ef:Risk ..cJ ... Dixektmnr Officetr IL.ini un&tt 1lJlil)itt; Ma~majem.ellm ..-: .. }vAI'an.ajem.m Rink5 . :o lL.. .,ID1 Gambar 1.8. Struktur Organisasi Manajemen Risiko
  • 29. • EKMA4262/MODUL 1 1.29 Dalam Gambar 1.8 di atas, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer risiko yang disebut sebagai chief risk officer (CRO). CRO kemudian melapor (bertanggung jawab) langsung ke direktur utama. Pemisahan unit manajemen risiko menjadi bagian sendiri diharapkan mampu menjaga independensi unit manajemen risiko. Unit manajemen risiko mempunyai kedudukan yang sejajar dengan unit lini (pemasaran, keuangan, produksi). Status sebagai unit lini memungkinkan kekuatan yang cukup dalam organisasi untuk mendorong praktek manajemen risiko yang baik dalam suatu organisasi. Unit lini berkomunikasi dengan unit manajemen risiko (seperti ditunjukkan panah dua arab). Komunikasi semacam itu penting agar unit manajemen risiko memperoleh gambaran yang lengkap mengenai risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek perilaku dari struktur organisasi manajemen risiko juga perlu diperhatikan. Pekerjaan manajemen risiko cenderung bertentangan dengan pekerjaan manajemen lini. Manajemen lini (misal pemasaran) ingin berjalan cepat tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko cenderung menahan keinginan semacam itu dengan mengingatkan risiko-risiko yang mungkin muncul. Struktur organisasi bisa diakomodasi untuk mengatasi potensi konflik semacam itu. Sebagai contoh, unit manajemen risiko bisa dibuat untuk melapor ke manajer risiko dan manajer lini sekaligus. Tetapi cara semacam itu barangkali tidak sempurna, karena pelaporan menjadi tidak jelas (ambigu). Contoh lain, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer lini dan memberikan laporan (hubungan garis terputus) kepada manajer risiko. Contoh lain adalah sebaliknya, unit lini bertanggung jawab ke manajer lini dan memberikan laporan ke manajer risiko. Contoh terakhir mirip seperti struktur organisasi pada hagan di atas. Berikut ini dua contoh variasi dari struktur manajemen risiko.
  • 30. 1.30 Manajemen Risiko • DewaJmtDiu:e;lk:si +~ -~ -· - -·-~ -·-··-·--·_, Ko;mlite M~mjemen Riisik:o1 ; 1DJitrektu1r ~Uzmagjen· ][)lfurekm,rr· l.iimrii.Kep~tmlhlm ru "k.S] Q1 ..•" : Unitt 1Jni~: BiiSill.lUJs ...~ urut Kepmwfulm MZ!imjeme.nm Rii.sik:«:i) Gambar 1.9. Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank Pada struktur di atas, komite manajemen risiko mengawasi manajemen risiko organisasi. Direktur risiko mengelola kegiatan operasional manajemen risiko. Unit bisnis berkomunikasi dengan unit manajemen risiko untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan risiko organisasi. Direktur risiko mempunyai garis keanggotaan kepada komite manajemen risiko. Contoh Risk Managemen·t St11uctute (Bank) ' Board of DJre€Jt(;)rs ~ecutfve C.Gmmittee: Mead of Rlsk' . . I , Securities. trading. ' .Rrmwide risk committee: head ·Of risk Matk.et risk O.redit ri.sk S'ettlement risk Liquidltidsk - Operational rl Legal risk sk_ riskRepli:t~fjpr)al Other rtsks B'usfnes.s·Unit 'Risk M.amagem:ent C.omr:nitees - , Fund I Corporate: Priv.ate·clfe finance .management nts Gambar 1.10. Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank (2)
  • 31. • EKMA4262/MODUL 1 1.31 c. Pengendalian Tahap berikutnya dari proses manajemen risiko adalah pengendalian yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, output pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik (feedback). Format pelaporan manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya, dan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Sebagai contoh, bagan berikut ini menampilkan laporan profil risiko regular (misal bulanan). G:ross_L_osses • Current Y'TD~ Operational Lo.s.ses Oredlt L,osses Market Losses Other Losses Sub-Totar.: Loss/Re.ven~e. Ratio~ l.!..osses Accoufltl.,g for ~ualloss~s .Incurred 1'997' 1998 1999 2000 ~001 !2002 Monthly Risk Rep.ort Risk ln.cid~nt .Incident Exgosure Be.sppnse 1. 2. 3, 4. Report pf risk Incidents, exposure, cwnd near mts_'&d Gambar 1.11 . Contoh Laporan Risiko Bulanan Man_ag-emenlAssessment 1. 2. 3. ------- 11.8nagei:n8Jlt ~~~-"'-~til m•Jil$) {JsueJS '~at b'eps·roe upat J)ighl!"'l Gambar 1.11 tersebut menunjukkan laporan kerugian (keuntungan) di sebelah kiri. Gambar di tengah menunjukkan laporan mengenai kejadian- kejadian penting yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian, atau hampir rugi, eksposur perusahaan terhadap kejadian tersebut, dan respons yang dilakukan oleh organisasi. Sebagai contoh, perusahaan barangkali melaporkan kejadian naiknya tingkat bunga sebesar 1% (cukup tinggi). Kemudian perusahaan melaporkan eksposur yaitu posisi obligasi dengan nilai $10 juta (sepuluh juta dolar AS). Jika tingkat bunga naik, maka nilai obligasi akan turun (yang berarti perusahaan mengalami kerugian). Kolom berikutnya menyajikan respons yang dilakukan perusahaan dalam situasi tersebut (misal
  • 32. 1.32 Manajemen Risiko • melakukan hedging). Bagan paling kanan menunjukkan evaluasi dan diskusi oleh manajemen terhadap risiko-risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan. Unit manajemen risiko bisajuga menampilkan laporan berikut ini. VAR Analyst's / ~ ~..................,._ VAR ~~~~-·=- ~~- ~/-----~'~-----• Limit Waktu Trading Error - - - - - - - - - - - - - - - - - Waktu Gambar 1.12. Contoh Laporan Risiko Untuk VAR dan Trading Error Kedua bagan tersebut menunjukkan perkembangan VAR (Value At Risk, yang merupakan indikator risiko pasar) dan kesalahan perdagangan dari waktu ke waktu. Perusahaan juga menampilkan batas untuk masing-masing variabel risiko tersebut. Jika variabel risiko tersebut masih berada di bawah batas toleransi, maka risiko tersebut belum menunjukkan tingkat keseriusan yang tinggi. Tetapi jika variabel yang diamati tersebut bergerak melewati batas toleransi perusahaan, maka perusahaan harus lebih aktif untuk mengelola risiko tersebut. Manajer risiko bisa juga menampilkan profil risiko untuk kegiatan tertentu. Sebagai contoh tabel berikut ini menunjukkan profil risiko untuk dua proyek A dan B. Risiko dilihat berdasarkan dimensi keuangan, sosial, dan politik.
  • 33. • EKMA4262/MODUL 1 1.33 Tabel 1.4. Profil Risiko Usulan lnvestasi Keuangan Sosial Politik Proyek A 1) Tinggi 3) Tinggi 5) Tinggi 4 Tin 1~ i Proyek B 1) Medium 3) Medium 5) Rendah 2 Rendah 4 Rendah Keuangan: (1) Risiko kesulitan akses dana, (2) Risiko perubahan kurs Sosial: (3) Penerimaan masyarakat sekitar, (4) Dukungan pemerintah lokal Politik: (5) Stabilitas politik, (6) Perubahan Peraturan Tabel 1.4 tersebut menunjukkan beberapa item risiko untuk keuangan, sosial, dan politik yang dievaluasi. Sebagai contoh, untuk keuangan ada dua item yang dievaluasi, yaitu risiko kesulitan akses dana dan risiko perubahan kurs. Proyek A tidak mempunyai risiko perubahan kurs karena lebih banyak beroperasi di pasar domestik. Dari tabel tersebut terlihat bahwa proyek A nampaknya mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan dengan proyek B. Semua item risiko untuk proyek A mempunyai penilaian risiko yang tinggi. Sedangkan untuk proyek B, kebanyakan item risiko dinilai medium atau rendah. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa proyek A mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B. Jika pelaporan tersebut belum memuaskan (misal belum cukup informatif), maka format pelaporan bisa di rubah-rubah lagi. Proses umpan balik (feedback) harus dijamin bisa berjalan sebagaimana mestinya. Di samping itu basil evaluasi dari manajemen risiko harus dikomunikasikan ke pihak-pihak yang berkepentingan dan relevan (stakeholders). Komunikasi yang baik menjamin disclosure dan transparansi yang baik, yang merupakan elemen manajemen risiko yang baik. Kasus Enron yang bangkrut pada tahun 2001 menunjukkan bahwa organisasi tersebut gagal membangun komunikasi dan transparansi yang baik. Manajemen risiko yang baik harus menjamin terjadinya good corporate governance, diantaranya terjaminnya disclosure dan transparansi yang baik.
  • 34. 1.34 ____........ Manajemen Risiko • LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan komponen-komponen enterprise risk management! 2) Manajemen risiko membuat manajer menjadi berhati-hati, konservatif. Hal semacam itu tidak menguntungkan perusahaan. Beri komentar atas pernyataan tersebut! 3) Jelaskan beberapa cara untuk meningkatkan budaya risiko! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Enterprise risk management mempunyai komponen-komponen: (1) Proses manajemen risiko, (2) prasarana lunak dan keras, dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Enterprise risk management merupakan kegiatan manajemen risiko yang dilakukan dalam organisasi secara komprehensif, terintegrasi, dan formal (terstruktur). Dikatakan terintegrasi, karena mencakup semua aspek dalam organisasi. Manajemen risiko tidak hanya tugas manajer risiko, tetapi juga tugas dari manajer lini (yang membuat keputusan bisnis). Terintegrasi menunjukkan bahwa kegiatan manajemen risiko dilakukan secara terpadu, tidak terpisah-pisah. Formal menunjukkan bahwa kegiatan manajemen risiko merupakan aktivitas resmi yang dilakukan oleh perusahaan, dan dilakukan secara terstruktur. 2) Manajemen risiko diharapkan membuat organisasi menjadi sadar risiko dan menjadi berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Hasil yang diharapkan dari perilaku tersebut adalah keputusan yang optimal. Keputusan tersebut lebih baik dibandingkan dengan keputusan yang diambil tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko diibaratkan dengan mengendarai kendaraan dengan cepat, tetapi tetap terkendali sehingga pada waktu menikung, mobil kita akan tetap jalan. Jika tidak ada manajemen risiko, perusahaan bisa berlari terlalu kencang. Pada waktu belok, mobil tersebut bisa oleng, keluar jalur, dan menabrak sekitarnya. Hal semacam itu tentu saja tidak diinginkan.
  • 35. • EKMA4262/MODUL 1 1.35 3. Banyak cara membuat pelaku dalam organisasi menjadi sadar akan risiko, seperti workshop dan penilaian kerja yang memasukkan risiko. Workshop dilakukan untuk mendiskusikan kejadian-kejadian atau risiko yang dianggap bisa merugikan perusahaan. Kemudian dilakukan diskusi untuk menentukan akar atau sumber permasalahan, dan bagaimana perusahaan bisa mengatasi kejadian tersebut jika menimpa perusahaan. Melalui diskusi semacam itu, pelaku dalam organisasi diharapkan menjadi sadar akan risiko. Penilaian kerja yang memasukkan risiko juga bisa dikembangkan. Pada intinya penilaian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan risiko secara eksplisit. Sebagai ilustrasi, manajer yang akan menggunakan sumber daya perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnis yang lebih berisiko, akan dikenakan tingkat keuntungan minimal yang lebih tinggi dibandingkan dengan manajer yang melakukan kegiatan bisnis yang kurang berisiko. Contoh lain, karyawan yang sering melakukan kesalahan operasional (rnisal, teller bank sering salah menghitung uang) bisa ditegur atau diberi peringatan. Melalui cara tersebut, manajer dan karyawan dalam perusahaan akan semakin berhati- hati, karena kehati-hatian tersebut akan mempengaruhi kinerja mereka. RANGKUMAN Kegiatan belajar ini membicarakan manajemen risiko organisasi. Manajemen risiko tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar akan risiko, sehingga laju organisasi bisa dikendalikan. Organisasi bisa melaju dengan kencang tetapi tetap terkendali. Manajemen risiko organisasi mempunyai banyak istilah. Pada intinya, manajemen organisasi terdiri dari prasarana (lunak dan keras), dan proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko pada intinya mencakup: identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko mencakup aktivitas perencanaan (penyusunan visi, rnisi, dan sebagainya), pengelolaan risiko (diversifikasi, asuransi, dan sebagainya), aspek governance (struktur organisasi, staf, dan semacamnya), dan sistem pelaporan (umpan balik). Elemen-elemen tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar risiko untuk meningkatkan nilai organisasi.
  • 36. 1.36 Manajemen Risiko • I TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Berikut ini elemen-elemen dalam Enterprise Risk Management, kecuali .... A. infrastruktur lunak B. infrastruktur keras C. proses manajemen risiko D. COSO Enterprise Risk Management 2) Berikut ini kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran risiko (budaya risiko) .... A. workshop B. pengukuran risiko C. spesialisasi D. staffing 3) Berikut ini contoh prasarana lunak dalam Enterprise Risk Management .... A. komputer B. model analisis risiko C. budaya risiko D. gedung dan peralatan untuk departemen manajemen risiko 4) Analisis profil risiko dilakukan dengan .... A. menghitung Value At Risk b. mengevaluasi risiko dan menentukan tingkatannya (tinggi, medium, rendah) C. mengidentifikasi dan menjalankan pengelolaan risiko melalui diversifikasi, asuransi, dan lainnya D. merumuskan format pelaporan 5) Berikut ini contoh manajemen risiko yang baik .... A. melakukan pengelolaan risiko secara terpisah sehingga spesialisasi bisa dilakukan B. memfokuskan pada aspek analitis manajemen risiko C. mengembangkan infrastruktur lunak D. memasukkan pertimbangan risiko ke dalam keputusan bisnis
  • 37. • EKMA4262/MODUL 1 1.37 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% =kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 38. 1.38 Manajemen Risiko • Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif1 Tes Formatif2 1) D 1) D 2) B 2) A 3) B 3) c 4) A 4) B 5) D 5) D
  • 39. • EKMA4262/MODUL 1 1.39 Daftar Pustaka Anderson, Sweeny, and Williams. (1999). Statistics for Business and Economics, South-Western Publishing, Cincinnati. Barton, Thomas, William G. Shenkir, Paul L. Walker. (2002). Making Enterprise Risk Management Pay Off New Jersey: Prentice Hall. Boodie, Zvi and Robert C. Merton. (2000). Finance. New Jersey: Prentice Hall. Doherty, Neil. (2000). Integrated Risk Management. New York: McGraw Hill. Hanafi, Mamduh. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Hanafi, Mamduh. (2004). Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE. Harrington, Scott E., dan Gregory R. Niehaus. (2003). Risk Management and Insurance. Boston: McGraw Hill. Lam, James. (2004). Enterprise Risk Management. Wiley. Marshall, John F., dan Vipul K. Bansal. (1992). Financial Engineering, A Complete Guide to Financial Innovation. New York: Institute of Finance. Pande, Pete and Larry Holpp. (2002). What is Six Sigma. New York. Risk Group (ed.). (2001). Advances in Operational Risk. London: Risk Water Group Ltd. Saunders and Cornett. (2003). Financial Institutions Management, A Risk Management Approach, McGraw Hill.
  • 40. 1.40 Manajemen Risiko • SBC Warburg. (2004). The Practice ofRisk Management, Euromoney Book. Stulz, Rene M. (2003). Risk Management and Derivatives. Thomson-South Western. Trieschmann, dan Gustavson. (1995). Risk Management and Insurance, South Western College Publishing. Williams, C. Arthur, Michael Smith, and Peter C. Young. (1998). Risk Management and Insurance, Boston: McGraw Hill. http ://www. wikip edia. corn. Kembali ke Daftar lsi
  • 41. Modul 2 ldentifikasi,Pengukuran Risiko dan Beberapa Tipe Risiko Murni Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. PENDAHULUAN odul dua ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko secara umum dan beberapa jenis risiko murni. Bagian pertama modul ini membicarakan teknik identifikasi dan pengukuran risiko secara umum. Jika kita ingin mengelola risiko dengan baik, maka kita harus bisa mengidentifikasi risiko tersebut. Setelah risiko bisa diidentifikasi, kita bisa mempelajari karakteristik risiko tersebut, dan kemudian bisa mengukur risiko tersebut. Pengukuran risiko tersebut meliputi pengembangan indikator besar kecilnya risiko dan pengukuran dampak risiko tersebut terhadap kinerja (misal laba/rugi) organisasi. Jika kita memperoleh pemahaman yang baik mengenai suatu risiko, maka kita bisa mengelola risiko tersebut lebih baik. Pengukuran risiko menambah manfaat lain karena kita bisa memperoleh gambaran risiko dengan lebih obyektif dengan tingkat presisi (akurasi) yang lebih baik lagi. Untuk mengukur risiko, teknik kuantitatif seperti statistik, merupakan alat yang sangat bermanfaat. Pengukuran risiko akan banyak menggunakan teknik statistik seperti probabilitas, deviasi standar, distribusi normal, dan lainnya. Bagian berikutnya dari modul dua ini membicarakan beberapa jenis risiko murni. Risiko murni didefinisikan sebagai risiko di mana kita tidak mengharapkan keuntungan dari risiko tersebut, tetapi kita akan memperoleh kerugian dari risiko tersebut. Beberapa jenis risiko mumi yang dibahas adalah risiko kematian, risiko gugatan hukum, risiko kerusakan aset (property), dan risiko kecelakaan. Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan bisa menjelaskan teknik identifikasi dan pengukuran risiko secara umum dan menjelaskan karakteristik beberapa risiko murni, seperti risiko kematian, risiko kerusakan aset, dan risiko gugatan hukum. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan bisa menjelaskan
  • 42. 2.2 Manajemen Risiko • 1. Identifikasi risiko dengan teknik analisis sekuen risiko. 2. Identifikasi risiko dengan teknik lainnya. 3. Teknik pengukuran risiko secara umum. 4. Tabel mortalitas dan perhitungan probabilitas kematian dengan menggunakan tabel mortalitas. 5. Eksposur dari risiko kematian. 6. Karakteristik risiko gugatan hukum. 7. Pelanggaran hukum yang bisa menimbulkan gugatan hukum. 8. Karakteristik risiko kerusakan harta benda. 9. Eksposur dari risiko kerusakan harta benda.
  • 43. • EKMA4262/MODUL 2 2.3 Kegiatan Belajar 1 ldentifikasi dan Pengukuran Risiko egiatan belajar ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko. Tiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga pengukurannya juga akan berbeda-beda. Pembicaraan dalam bagian ini dimulai dengan teknik mengidentifikasi risiko, yang kemudian diteruskan dengan pengukuran risiko. Bagian akhir membicarakan ilustrasi bagaimana suatu perusahaan penerbangan Unggul Air mengidentifikasi risiko yang dianggap penting dan melakukan pengukuran terhadap risiko tersebut. A. IDENTIFIKASI RISIKO Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan pengukuran risiko adalah sebagai berikut ini. 1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut 2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas risiko tersebut. Bagan berikut ini menggambarkan siklus mapping risiko. Pertama kali, risiko perlu diidentifikasikan. Kemudian kita perlu mempelajari karakteristik risiko tersebut, serta melakukan evaluasi. Pemahaman yang baik terhadap karakteristik tersebut akan bermanfaat untuk merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan prioritisasi risiko, di mana kuantifikasi risiko merupakan salah satu komponen penting dalam langkah tersebut. Melalui kuantifikasi tersebut, kita bisa mengukur tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya kita bisa memfokuskan pada risiko yang paling relevan (misal, mempunyai dampak paling besar dan probabilitas yang besar) bagi perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengelola risiko. Langkah berikutnya adalah revisit, yaitu mengevaluasi ulang langkah- langkah yang sudah dilakukan, untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko.
  • 44. 2.4 Manajemen Risiko • MEMAHAMI : EV.ALUA . REVISIT KELOL.A Gambar 2.1. S1klus Manajemen R1s1ko (Proses Mapping R1s1ko) Bagaimana mengidentifikasi risiko, mengidentifikasi bahwa perusahaan atau organisasi mempunyai eksposur terhadap risiko tertentu? Beberapa teknik bisa digunakan. Bagian berikut ini membicarakan teknik-teknik tersebut. 1. Analisis Sekuen Risiko Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian karena risiko tersebut. Bagan berikut ini menggambarkan sekuen semacam itu disertai dengan ilustrasi analisis sekuen risiko untuk risiko kebakaran.
  • 45. • EKMA4262/MODUL 2 EKSPOSUR SUMBER RISIK,Q :> RJSK FACTORS 1 ~' TERHADAP KQN,DISI YANG MEW(IKKAJN RISIKO KEMUN~G.KINAN :KcRUGIAN . ,lr ,.. ~ , MINYAATAN.AH ¥1NG GUDANG.,.._ API DfT~Rl!J~ DIDEKAT . - - => YANG BISAI KOMP<!JR TERBAKAR- _.,. ~ Jt<ERUGIAN ...------'1 TERJADI KEBAKARAN PERIL~ KEJADlAN YAN.G.MENGAKIBATKAN IKERUGIAN Gambar 2.2. Sekuen Risiko 2.5 Gambar di atas menunjukkan, pertama ada sumber risiko yaitu api. Api bisa menyebabkan kebakaran dan kerugian bagi organisasi. Kemudian ada risk factors (faktor risiko) yang menjadi katalis (catalyst), yaitu yang mempercepat atau memperbesar kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan. Dalam contoh di atas, risk factor tersebut adalah minyak tanah yang ditaruh di dekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung yang ditempati kompor tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian terjadi kejadian yang tidak kita inginkan (peril), yaitu kebakaran. Kebakaran tersebut mengakibatkan kerugian. Setelah melakukan analisis sekuen semacam itu, kita bisa melakukan pencegahan munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan memfokuskan pada sekuen yang terjadi. Sebagai contoh, api barangkali tidak bisa dihilangkan. Api selalu ada, dan keberadaannya dalam beberapa situasi bisa membantu manusia. Tetapi kita bisa melakukan sesuatu misal terhadap risk factors atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap kebakaran. Sebagai contoh, kita bisa mengendalikan risiko (risk control) dengan jalan
  • 46. 2.6 Manajemen Risiko • menjauhkan minyak tanah dari kompor. Altematif lain, kita bisa menggunakan kompor listrik yang tidak akan terpengaruh oleh minyak tanah. Kita juga bisa melakukan sesuatu terhadap gedung yang ditempati kompor tersebut. Misal, kita membuat gedung yang tahan api, sehingga bisa mengurangi kemungkinan kerusakan karena kebakaran. Kita juga bisa memasang tabung pemadam kebakaran di gedung tersebut, sehingga jika api muncul, pencegahan bisa dilakukan dengan cepat. Analisis semacam itu sangat sesuai untuk eksposur aset fisik seperti gedung yang rentan terhadap kebakaran, bangunan yang rentan terhadap kebanjiran, dan sebagainya. Tetapi meskipun demikian, analisis sekuen semacam itu juga bisa dipakai untuk risiko lainnya. Sebagai contoh, Fidelity Investment (sebuah bank di Amerika Serikat) mempunyai program risk event log, di mana setiap kerugian yang signifikan dicatat di database perusahaan. Kemudian manajer risiko menganalisis akar permasalahannya (penyebabnya), dan alternatif pencegahan yang bisa dilakukan. Analisis semacam itu pada dasarnya sama dengan analisis sekuen risiko seperti dalam hagan di atas. Program tersebut diklaim cukup sukses karena bisa mengurangi potensi kerugian sampai 72%. 2. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Risiko Teknik lain adalah dengan memperluas pengamatan terhadap sumber- sumber risiko. Setelah sumber-sumber risiko tadi diidentifikasi, kita mencoba melihat risiko-risiko apa saja yang bisa muncul dari sumber-sumber risiko tersebut. Berikut ini sumber-sumber risiko dari lingkungan di sekitar kita. a. LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan). b. LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat lokal, pemogokan pegawai, pencurian, perampokan. c. LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk perusahaan. d. LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku. e. LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem komputer, serangan virus terhadap komputer.
  • 47. • EKMA4262/MODUL 2 2.7 f. LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali. Dengan mengamati sumber-sumber risiko semacam itu, kita bisa memperoleh gambaran risiko-risiko apa saja yang mungkin muncul dan membahayakan organisasi. Alternatif kategori sumber risiko adalah sebagai berikut ini. a. KONSUMEN: keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut perusahaan. b SUPLIER: pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda). c PESAING: pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan. d. REGULATOR: perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi (misal upah minimum naik, aturan pesangon, dan sebagainya). Kita juga bisa menggabungkan sumber di atas dengan sumber risiko sebelumnya. Nampak bahwa dengan mengamati sumber-sumber risiko tersebut, risiko yang dihadapi oleh perusahaan menjadi tidak terbatas. Daftar risiko tersebut akan sangat banyak, di luar kendali perusahaan. Tahap berikutnya adalah melakukan prioritisasi, yaitu menetapkan risiko mana saja yang paling relevan terhadap organisasi. 3. Teknik Pendukung Lainnya Di samping teknik identifikasi risiko yang telah dijelaskan di atas, berikut ini teknik pendukung lainnya untuk mengidentifikasi risiko. a. Metode laporan keuangan Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan. Dari rekening tersebut, kemudian dianalisis risiko-risiko apa saja yang bisa muncul dari rekening atau transaksi yang melibatkan rekening tersebut. Sebagai contoh, kas merupakan salah satu rekening di neraca. Risiko apa saja yang bisa muncul dari atau yang melibatkan kas?
  • 48. 2.8 Manajemen Risiko • Tentu saja banyak, misal, pencurian kas, penyelewengan kas, dan seterusnya. Ada istilah yang mengatakan bahwa cash is a king. Kas merupakan item yang paling banyak memicu kejahatan. Contoh lain adalah utang bank. Risiko apa saja yang bisa muncul dari utang bank. Sarna seperti sebelumnya, banyak risiko yang melibatkan utang bank, seperti risiko gagal membayar kewajibanlbunga dan cicilan pada saat jatuh tempo. Dengan melihat rekening laporan keuangan satu persatu dan melihat risiko yang bisa muncul dari rekening tersebut, kita bisa memperoleh gambaran risiko apa saja yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. b. Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini terutama sangat sesuai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi. Proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut, ada kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal kecelakaan kerja, kerusakan mesin, dan sebagainya. Dengan mengamati rangkaian prosesnya, kita akan bisa melihat atau melokalisir terjadinya kejadian tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif tersebut. c. Analisis kontrak Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa yang jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntutan hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta departemen hukum atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak, menganalisis kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan redaksi yang tertentu. d. Catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa mencatat kerugian-kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa
  • 49. • EKMA4262/MODUL 2 2.9 menetapkan standar ke-normal-an yang tertentu untuk setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidaknormalan tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu sering (lebih sering dibandingkan dengan frekuensi normal), atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerugian yang normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko. e. Survey atau wawancara terhadap manajer Manajer merupakan pihak paling tahu operasi perusahaan, termasuk risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Karena itu mereka bisa diminta bantuannya untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi. Yang diperlukan adalah metodologi yang sistematis yang bisa memfasilitasi sesi diskusi tersebut. Sebagai ilustrasi, United Grain Growers yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian di Kanada melakukan sesi 'brainstorming' antara manajernya dengan konsultan manajemen risiko, untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang paling penting yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada enam tipe risiko yang paling penting, dengan urutan sebagai berikut. 1) Risiko komoditas: harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang komoditas tersebut. 2) Risiko cuaca: cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen, dan kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan menurun). 3) Risiko counterparty: yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya terhadap perusahaan. 4) Risiko lingkungan: yaitu perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan (seperti mencemarkan lingkungan). 5) Risiko persediaan: yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan (misal membusuk). 6) Risiko kredit: yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan. Diskusi selanjutnya menyimpulkan bahwa risiko komoditas merupakan risiko yang dianggap paling penting oleh manajer UGG.
  • 50. 2.10 Manajemen Risiko • B. MENGUKUR RISIKO Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko. Jika risiko bisa diukur, kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Kemudian bisa melihat dampak dari risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko (risiko mana yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui kuantifikasi risiko. Kuantifikasi bisa dilakukan dengan metode yang sederhana sampai metode yang sangat kompleks. Pengukuran dan kuantifikasi risiko akan sangat tergantung dari karakteristik risiko tersebut. Sebagai contoh, risiko pasar dengan risiko kredit akan menghasilkan teknik kuantifikasi yang berbeda, dan dengan demikian pengukuran yang berbeda. Tabel berikut ini menyajikan ringkasan tipe-tipe risiko dan teknik pengukurannya yang berbeda-beda. Tabel 2.1. Pengukuran Untuk Beberapa Risiko Tipe Risiko Definisi Teknik Pen ukuran Risiko pasar Harga pasar bergerak ke arah yang Value At Risk (VAR), stress- tidak men untun~ kan meru~ikan testing Risiko kredit Counterparty tidak bisa membayar Credit rating, Creditmetrics kewajibannya (gagal bayar) ke perusahaan Risiko perubahan Tingkat bunga berubah yang Metoda pengukuran jangka tingkat bunga mengakibatkan kerugian pada waktu, Durasi portofolio :)erusahaan Risiko Kerugian yang terjadi melalui operasi Matriks frekuensi dan Operasional perusahaan (misal sistem yang gagaI, signifikansi kerugian, VAR seran an teroris operasional Risiko kematian Manusia mengalami kematian dini Probabilitas kematian dengan lebih cepat dari usia kematian wa·ar tabel mortalitas Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit dengan menggunakan tabel morbiditas Risiko Teknologi Perubahan teknologi mempunyai Analisis skenario konsekuensi negatif terhadap perusahaan Tabel di atas menunjukkan tipe risiko yang berbeda menghadirkan teknik pengukuran yang berbeda juga. Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat kuantifikasinya), mulai dari yang paling sederhana,
  • 51. • EKMA4262/MODUL 2 2.11 yaitu matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, sampai pada stress-testing yang lebih rumit. Beberapa tipe risiko lebih sulit di kuantifikasi, misal risiko teknologi. Untuk tipe risiko tersebut, kita bisa menggunakan teknik analisis skenario, yaitu mengembangkan beberapa skenario dan melihat dampaknya terhadap organisasi. 1. Matriks Frekuensi dan Signifikansi Risiko Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu melibatkan kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi dan signifikansi. Proses tersebut pada dasarnya melakukan dua hal: (1) mengembangkan standar risiko, dan (2) menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi. Sebagai contoh, manajer risiko membuat standar frekuensi munculnya kejadian yang merugikan dengan menggunakan tiga kriteria, misal frekuensi rendah, sedang, dan menengah. Manajer tersebut juga bisa membuat standar signifikansi kerugian dengan menggunakan, misal, tiga kriteria yaitu normal, menengah, dan serius. Setelah kita menetapkan standar untuk dua dimensi tersebut, langkah berikutnya adalah menerapkan teknik tersebut untuk mengevaluasi risiko tertentu. Sebagai contoh, misal kita menggunakan dua standar untuk frekuensi dan signifikansi, yaitu tinggi dan rendah. Kemudian kita ingin mengevaluasi risiko kesalahan manusia (human error) dalam pemrosesan transaksi. Berdasarkan pengalaman masa lalu, kejadian seperti itu sering terjadi. Manusia gampang melakukan kesalahan jika mereka kelelahan atau tidak konsentrasi. Tetapi kerugian yang ditimbulkan biasanya tidak terlalu besar. Berdasarkan informasi tersebut, risiko kesalahan manusia dalam pemrosesan transaksi bisa dikategorikan sebagai frekuensi tinggi, signifikansi rendah. Bagan berikut ini meringkaskan basil tersebut.
  • 52. 2.12 Manajemen Risiko • -~-· Oll D) c• ;- J , _ ~f1B1J c ~j .::£ I1.M= ·-c: a } ·- RisiikoOOJ ~esala.lha.rnl .c: " m ma;niLJlsua "'CJ "c 0 0a!: Tiimlggi FrrekUieJrnlsii Gambar 2.3. Matriks Frekuensi dan Signifikansi Penentuan tinggi rendah untuk frekuensi dan signifikansi bisa diperoleh melalui survei terhadap manajer. Sebagai ilustrasi yang lain, misalkan ada 50 manajer yang berpartisipasi dalam sesi untuk mengevaluasi risiko peraturan (regulatory) dan lingkungan. Masing-masing manajer akan memberikan skor untuk dimensi signifikansi dan kemungkinan untuk risiko peraturan dan lingkungan tersebut. Misalkan saja rata-rata dari skor tersebut adalah 2 untuk frekuensi dan 6 untuk signifikansi. Dengan kata lain, nampaknya risiko tersebut mempunyai kemungkinan terjadi yang jarang (frekuensi yang rendah), dan mempunyai dampak yang serius (signifikansi tinggi). Dampak yang serius tersebut barangkali disebabkan karena munculnya tuntutan ganti rugi dengan nilai yang signifikan. Bagan berikut ini meringkaskan hasil analisis tersebut. Terlihat bahwa risiko regulatory dan lingkungan terlihat berada pada kuadran signifikansi tinggi dan frekuensi rendah.
  • 53. • EKMA4262/MODUL 2 - .., 15~ ~ o ·~. .' i2! - ~ ff ~- • ·::I .,.,......-· 1' ~~­ LJkiiUr ®II' . Gambar 2.4. Map Risiko Untuk Risiko Pengrusakan Lingkungan 2.13 Matriks frekuensi dan signifikansi merupakan salah satu contoh bagaimana kita berusaha mengkuantifisir risiko. Setelah kita bisa mengetahui posisi dari risiko yang kita evaluasi, kita bisa merancang tindakan yang lebih tepat untuk menghadapi risiko tersebut (menentukan prioritas risiko). Sebagai contoh, jika suatu risiko berada dalam kuadran frekuensi rendah dan signifikansi rendah, maka monitoring secara berkala barangkali cukup. Jika suatu risiko berada dalam kuadran frekuensi tinggi dan signifikansi tinggi, maka risiko tersebut sangat serius. Organisasi harus cepat-cepat mengatasi permasalahan tersebut. Jika tidak, risiko seperti itu bisa mengakibatkan kehancuran perusahaan dengan cepat. 2. Teknik Kuantifikasi Risiko Lainnya Selain matriks frekuensi dan signifikansi, masih banyak teknik pengukuran atau kuantifikasi risiko lainnya. Penggunaan teknik tersebut akan tergantung dari karakteristik risiko yang kita evaluasi. Lihat Tabel 2.1 di muka sebagai ilustrasi teknik pengukuran risiko yang beragam. Bagian
  • 54. 2.14 Manajemen Risiko • berikut ini memberikan ilustrasi bagaimana identifikasi risiko dilakukan dengan mempelajari karakteristik bisnis. Kemudian pengukuran terhadap risiko yang diidentifikasi dilakukan dengan melihat dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, yang dilihat melalui EPS (Earning Per Share)- nya. C. ILUSTRASI: IDENTIFIKASI RISIKO UNGGUL AIRLINES Unggul Airlines adalah perusahaan penerbangan yang berdiri sepuluh tahun yang lalu. Perusahaan tersebut didirikan oleh dua orang bersaudara, yang tertarik dengan bisnis penerbangan. Mereka memperkirakan bahwa suatu saat akan terjadi deregulasi di hidang penerbangan. Deregulasi tersebut memunculkan kesempatan bisnis, karena salah satu komponen deregulasi adalah membolehkan perusahaan penerbangan baru untuk terjun di bisnis tersebut. Antisipasi mereka temyata benar, lalu PT Unggul Airlines akhirnya berdiri. Joko Muryanto merupakan staf yang baru saja masuk. Dia lulusan program Magister Manajemen universitas ternama di negeri ini. Atasannya meminta Joko untuk mengevaluasi risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan Unggul Airlines, dan mengembangkan solusi untuk menghadapi risiko tersebut. Secara spesifik, atasannya meminta Joko untuk mengidentifikasi risiko strategis (strategic risks), yaitu risiko yang dianggap secara signifikan mempengaruhi bisnis penerbangan PT Unggul Airlines. Joko kemudian mencoba melakukan analisis yang mendalam mengenai bisnis PT Unggul Airlines. Hasil dari analisis tersebut diringkaskan sebagai berikut ini. 1. PT Unggul Airline menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena biaya sewa dan biaya pembelian (sebagian dibeli oleh PT Unggul Airlines) lebih murah. Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros bahan baker. Diperkirakan bahan bakar mencapai sekitar 30% dari komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%. Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk melihat seberapa besar pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot pengaruh perubahan harga bahan bakar terhadap EPS (Earning PerShare) PT Unggul Airlines, seperti berikut ini.
  • 55. • EKMA4262/MODUL 2 Hiawga1BalimrnltB~a2~ (peJ:r·gal}]_(j)l11J) 5..4-5 1!------------------: ~-------- ' $0..50 $0..60 .. ·. $tt10 $0.80 -3>..45 t-- Gambar 2.5. Pengaruh Harga Bahan Bakar Terhadap EPS 2.15 Terlihat bahwa jika harga bahan bakar meningkat, maka EPS perusahaan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Untuk melihat seberapa besar pengaruh tersebut, Joko kemudian mencoba membandingkan pengaruh harga bakar terhadap EPS untuk PT Unggul Airlines dan perusahaan penerbangan lainnya. Perbandingan tersebut bisa dilihat pada bagan berikut ini. E.PS-----r--------r---.....-----------r----~-- _ Unggul Airlines ~- 16'.4.7 j 20..00 Con.fidenc.e Jnteryal Gambar 2.6. Penerbangan Lain 23.53- ._ ·~' I R.ataRata Har@a Baban Ba.kar Perbandingan Pengaruh Harga Bahan Bakar: Unggul Airlines dan Penerbangan Lainnya
  • 56. 2.16 Manajemen Risiko • Bagan di atas menunjukkan bahwa EPS Unggul Airlines lebih sensitif terhadap perubahan harga bahan bakar. Jika harga bahan bakar rendah, maka EPS Unggul Airlines cenderung lebih tinggi dibandingkan EPS perusahaan penerbangan lain. Tetapi jika harga bahan bakar bergerak naik, maka EPS Unggul Airlines akan jatuh cukup signifikan. Analisis tersebut menunjukkan bahwa Unggul Airlines mempunyai eksposur terhadap perubahan harga bahan bakar yang lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya. 2. PT Unggul Airlines mempunyai rute penerbangan luar negeri (terutama ke Australia, Malaysia, Hongkong). Selama ini PT Unggul Airlines lebih banyak mengandalkan wisatawan domestik atau pebisnis domestik yang akan bepergian ke luar negeri untuk rute-rute tersebut. Yang menjadi masalah, jika Rupiah melemah terhadap mata uang asing maka, harga tiket yang biasanya ditetapkan dalam dolar Amerika Serikat ($) menjadi lebih mahal. Penetapan harga dalam $ dilakukan karena PT Unggul Airlines harus membayar biaya dalam $ untuk operasi luar negeri mereka. Sebagai contoh, biaya parkir pesawat di airport, membayar tenaga kerja di Australia, Hongkong, dan lainnya, menggunakan dolar. Jika Rupiah melemah terhadap dolar, maka biaya dalam Rupiah (setelah dikonversi ke Rupiah) akan meningkat. Peningkatan biaya tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan. Perusahaan dengan demikian menghadapi masalah ganda jika Rupiah menguat, yaitu menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, dan meningkatnya biaya operasional rute luar negeri. Tabel berikut ini mengilustrasikan efek depresiasi Rupiah terhadap dolar. Harga tiket ($) Kurs Harga tiket (Rp) Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp1.000.000 Akhir periode $100 Rp20.000/$ Rp2.000.000 Bia,,a Operasional $ Kurs Bia 1a Operasional Rp Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp1.000.000 Akhir periode $100 R:>20.000/$ RJ2.000.000 Panel A tabel di atas menunjukkan efek perubahan kurs terhadap penumpang domestik. Misalkan harga tiket ditetapkan $100. Jika kurs
  • 57. • EKMA4262/MODUL 2 2.17 adalah Rp10.000/$, maka harga tiket dalam Rupiah adalah Rp1 juta. Jika Rupiah terdepresiasi terhadap dolar, misal menjadi Rp20.000/$, maka harga tiket sekarang menjadi Rp2 juta. Dengan kata lain, harga meningkat hanya karena perubahan kurs. Peningkatan harga tersebut akan menurunkan minat penumpang domestik untuk bepergian ke luar • neger1. Panel B menunjukkan efek perubahan kurs terhadap biaya operasional rute luar negeri. Misalkan biaya operasional adalah $100. Sebelum perubahan kurs, biaya tersebut dalam Rp adalah Rp1 juta. Jika Rupiah melemah terhadap dolar, biaya tersebut akan meningkat menjadi Rp2 juta. Rute penerbangan luar negeri dengan demikian rentan terhadap perubahan kurs. PT Unggul Airlines mempunyai eksposur terhadap perubahan kurs yang signifikan. 3. PT Unggul Airlines saat ini menggunakan utang yang cukup signifikan. Utang tersebut terdiri dari dua tipe: (1) membayar bunga secara tetap, dan (2) membayar bunga mengambang. Joko Muryanto kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat bunga terhadap EPS PT Unggul Airlines. Bagan berikut ini menyajikan efek tersebut. EPS 5.45 3o/o 7°/o Libor Gambar 2.7. Pengaruh Utang Bunga Mengambang Terhadap EPS 11o/o Catatan: LIBOR adalah London Interbank Offering Rate, tingkat bunga yang dijadikan patokan di pasar Euro dolar (Eropa).
  • 58. 2.18 Manajemen Risiko • EPS • 5.45 11o/o Gambar 2.8. Pengaruh Utang Bunga Tetap Terhadap EPS Dari kedua bagan tersebut terlihat bahwa jika tingkat bunga naik, EPS Unggul Airlines juga mengalami kenaikan. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa tingkat bunga meningkat pada kondisi perekonomian baik, di mana lebih banyak penumpang yang memanfaatkan jasa penerbangan (karena pendapatan mereka meningkat). Karena itu meskipun biaya bunga naik, efek bersih yang terjadi adalah kenaikan EPS. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh utang dengan bunga tetap terhadap EPS ternyata lebih besar dibandingkan pengaruh utang dengan bunga variabel (mengambang). Sekilas nampaknya hasil tersebut tidak masuk akal, karena bunga tetap membayarkan bunga yang tetap, sementara bunga mengambang membayarkan bunga yang berubah. Dengan bunga mengambang, biaya bunga bisa meningkat pada saat tingkat bunga meningkat. Tetapi analisis lanjutan menunjukkan terjadinya 'hedging' secara alamiah dari utang mengambang. Pada saat kondisi ekonomi membaik, lebih banyak penumpang yang memanfaatkan jasa penerbangan. Penjualan perusahaan akan meningkat dalam situasi tersebut. Jika perekonomian meningkat, ancaman inflasi menjadi lebih besar. Bank sentral biasanya tidak suka dengan peningkatan inflasi, karena dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Bank sentral cenderung menaikkan tingkat bunga dalam situasi tersebut, untuk mengendalikan inflasi. Dengan demikian pada saat tingkat bunga meningkat, perusahaan sudah punya kas yang lebih banyak, yang bisa digunakan untuk membayar utang.
  • 59. • EKMA4262/MODUL 2 2.19 Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT Unggul Airlines menghadapi tiga jenis risiko strategis yaitu: (1) risiko kenaikan harga bahan bakar, (2) risiko perubahan kurs (Rupiah melemah), dan (3) risiko perubahan tingkat bunga. Joko kemudian membuat laporan ke atasannya untuk ditindaklanjuti. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) PT A merupakan perusahaan sekuritas yang baru saja mengalami kebangkrutan karena ada kerugian yang diakibatkan salah seorang trademya (pedagang saham). Trader tersebut memegang dua fungsi sekaligus yaitu fungsi perdagangan dan fungsi pencatatannya. Akibatnya, jika ada kerugian, manajer tersebut tidak mencatat kerugian tersebut. Pada waktu untung, dia akan mencatatkan keuntungan tersebut. Perusahaan sekuritas tersebut merupakan perusahaan yang masih kecil, sehingga kerugian yang dialami langsung menghabiskan modal perusahaan tersebut, yang mengakibatkan kebangkrutan. Analisis situasi tersebut dengan menggunakan teknik analisis sekuen risiko. Informasi yang kurang bisa ditambahkan sendiri. 2) Jelaskan metode pengukuran dengan menggunakan matriks frekuensil signifikansi. Beri ilustrasi bagaimana metode tersebut bisa digunakan. 3) Jelaskan bagaimana PT Unggul Airlines mengidentifikasi risiko strategis mereka. Risiko-risiko apa saja yang menjadi kekhawatiran mereka? Bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengukur risiko tersebut? Petunjuk Jawaban Latihan 1) Berikut ini alternatifjawaban untuk pertanyaan tersebut. Sumber risiko: Sifat manusia yang tamak Risk factors: tidak adanya pemisahan antara fungsi pencatatan dengan fungsi trading Eksposur terhadap risiko: modal perusahaan sekuritas yang tidak terlalu besar Peril: terjadi peristiwa tidak adanya pencatatan transaksi yang benar,
  • 60. 2.20 Manajemen Risiko • Kemudian terjadi kerugian. 2) Metode frekuensi/dampak mengelompokkan risiko ke dalam dua dimensi tersebut. Sebagai contoh, misalkan kita akan mengevaluasi risiko kesalahan pencatatan oleh teler suatu bank. Kita bisa mengamati frekuensi kesalahan tersebut. Misalkan kesalahan semacam itu sering terjadi. Kemudian kita mengamati dampak dari kesalahan tersebut. Misalkan kerugian dari kesalahan tersebut. Misalkan kerugian yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Dengan informasi tersebut, kita bisa mengelompokkan risiko kesalahan tersebut ke dalam kuadran frekuensi sering dan dampak rendah. 3) PT Unggul Airlines mengidentifikasi risiko dengan jalan mendalami kegiatan bisnis yang dilakukan. Dari analisis terhadap kegiatan bisnis tersebut, diperoleh kesimpulan ada tiga risiko strategis: risiko kenaikan harga bahan bakar, risiko perubahan kurs, dan risiko kenaikan tingkat bunga. Selanjutnya PT Unggul Airlines melakukan pengukuran risiko tersebut dengan jalan mengevaluasi dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dengan cara melihat pengaruh risiko tersebut terhadap EPSnya. Jika harga bahan bakar naik 10%, berapa besar EPS yang baru (berapa besar penurunan EPSnya). Melalui analisis tersebut akan terlihat risiko mana yang paling besar dampaknya terhadap EPS PT Unggul Airlines. RANGKUMAN Kegiatan Belajar 1 ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko secara umum. Jika kita ingin mengelola risiko dengan baik, maka risiko harus bisa diidentifikasi, dipelajari karakteristiknya, dan kemudian diukur. Pengukuran tersebut ingin melihat indikator tinggi rendahnya risiko, dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. Jika kita bisa melakukan langkah-langkah tersebut, pengelolaan risiko bisa dilakukan lebih baik. Identifikasi risiko bisa dilakukan melalui berbagai teknik, seperti menganalisis sekuen sumber risiko ~ risk factors ~ peril ~ kerugian, mengidentifikasi sumber-sumber risiko dari lingkungan dan menganalisis risiko yang barangkali bisa muncul dari setiap sumber tersebut, mewawancarai manajer mengenai risiko-risiko yang dianggap penting bagi organisasi. Setiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga pengukuran risikonya juga berbeda. Sebagai contoh, risiko pasar banyak