3. Isu krisis ekonomi Uni Eropa masih menjadi katalis utama untuk pertumbuhan global. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di 2012 sebesar +4% , sama seperti pertumbuhan 2011.
4. Beberapa katalis lainnya yang dampaknya masih akan terasa adalah masa pemulihan bencana Jepang dan memanasnya keadaan negara penghasil minyak
5. Unemployment rate: prancis menduduki peringkat teratas untuk kawasan negara ekonomi maju dengan tingkat pengangguran 9.1% , turun dari tahun sebelumnya 9.5% . Sedangkan amerika serikat menduduki peringkat kedua 9.04% naik dibandingkan tahun sebelumnya 8.6% Pendapatan Negara: Amerika serikat naik dari 31.60% pada tahun 2011 menjadi 32.65% di tahun 2012. kawasan eropa masih dipimpin oleh prancis dengan kenaikan 51.19% dibandingkan tahun sebelumnya. GDP: jepang diperkirakan akan pulih dengan peningkatan GDP sebesar 2.30% . Amerika serikat naik 1.78% dibandingkan periode sebelumnya.
6. IMF memproyeksikan pertumbuhan rata rata ekonomi kawasan negara berkembang akan naik 5.81% pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5.56% . indonesia berada pada peringkat kedua dengan peningkatn 6.30% dibawah india dengan peningkatan GDP terbesar 7.53%. Peningkatan persentase rata rata total investasi yang masuk untuk kawasan negara berkembang akan naik sekitar 29.34% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2011 pada level 28.98%
8. IHSG mencatatkan kinerja terbaik kedua asia setelah bursa efek philipina PSE IHSG melanjutkan trend bullish- nya di tahun 2011, naik 3.2% dengan penutupan tertinggi 4193.44.
9. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, mencatat pertumbuhan ekonomi (PDB) mencapai 6,5% 2011 ditopang faktor produksi dan pengeluaran. Sebagai perbandingan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2011 adalah 4%. Inflasi indonesia 2011 berada pada level 3,79% merupakan pencapaian terendah kedua sejak 1998. Angka tersebut cukup jauh di bawah target pemerintah dalam APBNP 2011 yaitu 5,65% 6,5% 3,7%
10. Seperti tidak mau ketinggalan dana asing yang masuk sampai pada akhir tahun mencapai Rp. 23.87 T atau naik 13.77% dibanding periode serupa pada tahun 2010 sebesar Rp. 20.98 T . Keinginan investasi di indonesia masih terlihat cukup besar terlihat dari kapitalisasi pasar saham BEI yang mengalami kenaikan sebesar 8,54% dari Rp3.247,10 T pada akhir tahun 2010 menjadi Rp3.524,48 T pada akhir 2011. 1,000 T 3,000 T 2011 2010 10 T 20 T 2011 2010 2,000 T
11. PASAR OBLIGASI Transaksi surat utang Indonesia sepanjang 2011 mencapai Rp 4.141,66 T . Dengan imbal hasil (yield) SUN 10 tahun sudah pada kisaran 6– 6,5% . Dengan catatan BI rate di angka 6% per awal tahun ini maka harga SUN sudah relatif mahal. Diperkirakan total penerbitan obligasi korporasi Rp 35-40 T di 2012 atau naik 8% dari periode sebelumnya. 2010 2009 2011 2012 2 1 3 4
12. KOMODITAS Dari sektor komoditas timah mencatat kenaikan paling tinggi sebesar 29% , emas spot naik 10% , lalu Rotterdam CPO naik 25% . Sementara itu, kinerja terendah dicatatkan oleh komoditas minyak mentah dan nikel , dimana harga WTI crude oil naik +19% dan harga LME nickel hanya tumbuh sebesar +6%.
15. FUNDAMENTAL EPS IHSG pada 2012 proyeksikan akan tumbuh sebesar +11% ke level IDR 250.80 /saham. TECHNICAL Harga IHSG saat ini berada pada standar deviasi atas BB240 tahunan walaupun pada beberapa bulan berakhir tutup tahun IHSG sempat terkoreksi cukup dalam ke area bawah BB tahunan. Harga rata rata bulanan pun sudah kembali berpotongan dengan rata rata tahunan (golden cross) pada Nov 2011. Target realistis IHSG tahun 2012 menurut kami terdapat pada retracement 123.6% dengan rentang harga Rp. 4,400 - Rp. 4,555 dimana target tersebut hanya 1 level diatas harga tertinggi pada tahun 2011. * 1 2 3
17. SEKTORAL OUTLOOK Sektor Aneka Industry merupakan sektor yang mencatatkan pertumbuhan terbaik, dimana sektor ini tumbuh +30.4% . Sementara itu sektor dengan kinerja terburuk dicatatkan oleh sektor Pertambangan yang terkorksi -23.9%. Sebagai Catatan IHSG hingga tutup tahun 2011 mencatatkan kenaikan tipis sebesar +3,2%.
18. Dari sisi valuation, hingga 9 December, sektor Perdagangan & Jasa mencatatkan trailing P/E tertinggi sebesar 25.61 x, sementara sektor Perkebunan mencatatkan trailing P/E terendah sebesar 11.17x. Trailing P/E IHSG pada periode yang sama tercatat sebesar 16.68 x. Sebanyak empat (4) sektor mencatatkan trailing P/E lebih tinggi dari IHSG sementara itu sebanyak lima (5) sektor memiliki trailing P/E lebih rendah dari IHSG. * * *
19. Rekomendasi Sektoral 2012 : BANKING Kredit perbankan nasional mencapai 23.8% per sept 2011. Perkiraan pertumbuhan kredit tahun 2012 berada di level 18-20% Net interest margin berpotensi turun seiring turunnya BI rate menjadi 6% , yang menyebabkan suku bunga kredit turun. Kondisi sektor bank di indonesia cukup aman dari pengaruh ekonomi eropa. Pertumbuhan net income terbesar masih didominasi bank bank pemerintah seperti BBRI, BMRI dan BBNI Yang terpenting dari pertumbuhan kredit adalah sustainability-nya, tidak terlalu tinggi bahkan harus diredam. 20 – 25% adalah angka yang cukup untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi di level 6% “ Ekspansi kredit 2008 sangat cepat. Sampai 35-37%. Kalau terjadi bertahun-tahun, bisa kayak China, jadi overheating, kalau basis nggak kuat” - Sri Mulyani 10 20 30 40 2008 2009 2010 2011 2012E
20. Bank BRI Tbk Latar Belakang Perusahaan : Bank BRI adalah bank aset yang terbesar kedua, dengan jaringan yang luas Yang tersebar di seluruh Indonesia. Bank yang fokus kepada mikro banking ini,,tetap fokus melayani kredit kepada petani dan UKM yang tersebar di Seluruh desa di Indonesia. Ekspansi di bidang IT memberikan efek positif bagi BRI, dengan basis nasabah kredit mikro, saat ini BRI mampu meningkatkan Pendapatan sebagai transaction banking . Dasar Investasi : Kami memilih Bank BRI sebagai saham pilihan, karena BRI konsistance mampu meningkatkan pertumbuhan kredit nya rata-rata 25%-30% per tahun, selain itu BRI juga tetap mampu mempertahankan Net Interest Marjin yang berada di atas average industri. BRI selalu memberikan ROE yang tinggi rata-rata 5 tahun terakhir diatas 30%, sehingga kami melihat saham ini sangat menarik dan murah dibandingkan dengan PEER. Tahun 2012 dengan target EPS 2012 sebesar Rp.667/saham dan PBV 2012 Rp.1894/saham. Dilevel Rp.6600 per saham, Bank BRI diperdagangkan dengan PER 2012 10,31x dan PBV 4,76x. Dengan menggunakan gordon growth model harga wajar saham Bank BRI tahun 2012 sebesar Rp.9000/saham atau masih berpotensi naik 36.36%. Harga : Rp. 6,600 Target Price : Rp. 9,000
21. Bank BNI Tbk Latar Belakang Perusahaan : Bank BNI merupakan bank terbesar keempat dengan total aset sebanyak US$ 28 miliar, dengan market share loan sebanyak 8%. Fokus perusahaan pada bisnis korporasi dan kredit konsumsi. Bank BNI mempuyai 1175 cabang dengan 11,4 juta pelanggan Bank BNI dimiliki oleh pemerintah 60%. Dasar Investasi : Bank BNI mempuyai CAR Tier 1 yang cukup tinggi dengan CAR 15,1%. LDR bank 78% untuk rupiah, dan 84% untuk kredit dalam bentuk US$. Pertumbuhan yang kuat di 14%-17% disebabkan oleh meningkatnya leverage. Bank BNI saat ini mempuyai nilai kredit yang sesuai dengan aturan BI, sehingga market value dari loan sudah sesuai dengan aturan, sehingga tidak akan menimbulkan kejutan-kejutan dalan laporan keuangan perusahaan kedepan. Dilevel Rp.3925/saham Bank BNI diperdagangkan dengan PE 2012 9,05x. Dengan PBV 1,92x. Dengan menggunakan Gordon Growth Model harga wajar saham Bank BNI tahun 2012 sebesar Rp.5080/saham. Atau memberikan potensi kenaikan sebesar 29,4% Harga : Rp. 3,925 Target Price : Rp. 5,080
22. Bank BJB Tbk Latar Belakang Perusahaan : Bank Jabar Banten atau Bank BJB Tbk merupakan Bank terbesar ke 10 berdasarkan total aset pada tahun 2010. Bank ini dimiliki oleh pemda pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten serta pemegang saham lainnya yang total berjumlah 51 pihak, menguasai 75% dan sisanya 25% saham dipegang oleh investor publik. 73% kredit Bank BJB tahun 2010 masih diberikan kepada karyawan pemda atau swasta yang memang mempuyai fasilitas payrol melalui Bank BJB. Tahun 2010 Bank BJB mempuyai 51 cabang dan 151 cabang pembantu. Dasar Investasi : Bank BJB fokus pada pengembangan pasar kredit, melalui model channeling dengan bekerjasama atau membeli aset kredit Bank BPD lain yang membutuhkan. Fokus kedua BJB menggali potensi mikro banking, diwilayah kekuasaan mereka di Jabar Banten, tetapi tetap fokus menjaga biaya, sehingga struktur karyawan BJB 60% adalah kontrak, sehingga bila ekspansi tidak berhasil BJB tetap mempuyai biaya yang rendah. BJBR dilevel Rp.900/saham diperdagangkan dengan PER 2012 7,4x dan PBV 1,4x. Menurut kami harga ini under value, lebih disebabkan posisi BJB sebagai company yang small cap, sehingga belum masuk ke investment radar fund-fund yang besar. Dengan menggunakan Gordon Growth Model harga wajar saham BJBR tahun 2012 sebesar Rp.1350/saham. Harga : Rp. 900 Target Price : Rp. 1,350
23. Rekomendasi Sektoral 2012 : KONSUMSI Sektor konsumsi akan terdorong dengan ekspansi kredit dan bunga murah, sehingga sektor otomotif, property, semen, retailer dan konsumsi akan meningkat permintaannya. Pertumbuhan ekonomi Tanah Air didukung oleh tiga faktor utama yaitu konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Diperkirakan ekspor dan investasi pada 2012 akan melandai dengan berlanjutnya krisis ekonomi dunia. Sementara untuk konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Sektor konsumsi memiliki saham-saham berkarakter defensif di 2012 1 2 3 4 5 Berdasarkan data Bappenas, konsumsi masyarakat meningkat 4,7% pada 2011. Peningkatan tersebut menyumbang 2,7% dari total pertumbuhan sebesar 6,5% pada 2011. 2010 2011 2012E
24. Mitra Adiperkasa Tbk Latar Belakang Perusahaan : Mitra Adi Perkasa (MAPI) adalah perusahaan retail yang mempuyai dan memegang banyak merk : Tas, Sepatu, Baju, F&B. Perusahaan didirikan tahun 1991 dan menjadi perusahaan Tbk ditahun 2004. Saat ini perusahaan memiliki 931 toko dengan luas lahan sebanyak 436,477 meter2. Dasar Investasi : MAPI saat ini memegang 90 merk terkenal didunia, dan MAPI menguasai 30% square meter dari rata-rata mall besar di Indonesia. MAPI diuntungkan dengan adanya kenaikan GDP Indonesia menjadi US$ 3000/orang per tahun. MAPI diuntungkan karena sebagai penyewa terbesar mendapatkan harga sewa yang paling murah, sehingga membuat MAPI dapat memaintain biayanya. Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di kota besar, membuat MAPI yakin bahwa pertumbuhan penjualan naik 18% per tahun dan pertumbuhan same store growth tumbuh 8%. Tahun 2012 dengan EPS Rp.255/saham, makan dilevel Rp.5300/saham MAPI diperdagangkan dengan PE 20,7x. Harga : Rp. 5,300 Target Price : Rp. 7,000
25.
26. Rekomendasi Sektoral 2012 : SEMEN Proyeksi penjualan semen pada tahun 2012 tumbuh 13.95% mencapai 49 juta ton Penurunan harga komoditi dan minyak memberikan benefit bagi sektor semen, marjin meningkat. Harga semen tahun 2012 akan naik, seriring meningkatnya permintaan sektor property dan infrastruktur. SMGR dan INTP diproyeksikan akan menguasai pasar semen nasional dengan market share sebesar 37% dan 34%. 2009 2010 2011 2012E 10 20 30 40 Konsumsi semen Nasional dalam juta ton 50
27.
28.
29. Rekomendasi Sektoral 2012 : AGRIBISNIS Kebutuhan akan minyak nabati bertumbuh 10-15% pertahun, sedangkan supply dunia hanya bisa bertumbuh sedikit, bahkan melambat karena faktor cuaca, dan adanya moratorium dibidang perkebunan dimana dibatasi pembukaan lahan baru sejak tahun 2011-2013 Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, volume produksi nasional CPO tahun 2012 akan tumbuh 6% menjadi 25 juta ton dibanding produksi tutup tahun 2011 yang mencapai 23,5 juta ton . Untuk volume ekspor jika ditahun 2011 ekspor CPO Indonesia mencapai 16,5 juta ton , maka pada 2012 diperkirakan eskpor CPO Indonesia naik sekitar 8% menjadi 17,5-18 juta ton . 2009 2010 2011 2012E 10 20 30 40 Volume produksi CPO Nasional dalam juta ton
30.
31. DISCLAIMER The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of P.T. Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue hereof. This document does not constitute, nor is it calculated to invite, an offer or invitation to subscribe for or purchase any securities or financial instruments and neither this document nor anything contained herein shall form the basis for or be relied upon in connection with any contract or commitment whatsoever. To the extent that any securities or financial instruments or issues are discussed in this report, please note that P.T. Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents may from time to time make markets in such securities or financial instruments, hold share options, rights and/or warrants in respect thereof and may, as principal or agent, buy or sell such securities or financial instruments. No action has been or will be taken in any country or jurisdiction that would permit a public offering of any investments referred to in this document, or possession or distribution of this document, or any other offering or publicity material relating to any company or investment mentioned in this document, in any country or jurisdiction where action for that purpose is required. We have no responsibility to update this report in respect of events and circumstances occurring after the date of this report. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of P.T. Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, actions, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither P.T. Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents accepts liability for any errors, omissions or mis-statements, negligent or otherwise, in this report and any liability in respect of this report or any inaccuracy herein or omission herefrom which might otherwise arise is hereby expressly disclaimed. Accordingly, none of P.T Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents shall be liable for any direct, indirect or consequential loss or damage suffered by any person as a result of relying on any statement or omission in any information contained in this report. The information contained in this report is not to be taken as any recommendation made by P.T. Erdikha Elit Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their employees and/or agents to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regard to the specific person who may receive this report. In considering any investment you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.