SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
MAKALAH PARASITOLOGI
“TOXOPLASMA GONDII”

Oleh :

RAHMA JUNITA
RAHMAYANA
POPPY ANISTA

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
FAJAR PAKANBARU
2013

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul: “TOXOPLASMA
GONDII” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dan memberi pengarahan selama dalam menyelesaikan makalah ini.
Kemudian kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat
kepada penulis.
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar
pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih. Sebagaimana
yang lebih baik dalam tujuan belajar.
Mengingat penulisan makalah ini penulis merasa jauh dari kesempurnaan
maka dari itu penulis membuka diri untuk menerima berbagai kritik sehingga
makalah ini kelak menjadi sempurna dan bermanfaat.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
C. Rumusan masalah ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
A. Morfologi Toxoplasma gondii ........................................................ 2
B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii .................................................... 2
C. Epidemiologi ................................................................................... 3
D. Cara Penularan ................................................................................ 4
E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam.................................... 4
F. Manifestasi Klinik ........................................................................... 4
G. Diagnosis ......................................................................................... 5
H. Pengobatan ...................................................................................... 6
I. Pencegahan ..................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan pada
binatang pengerat yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu laboratorium di Tunisia
dan pada seekor kelinci di suatu laboratorium di Brazil (Nicolle & Splendore).
Pada tahun 1937, parasit ini ditemukan pada neonatus dengan enfalitis.
Walaupun trransmisi secara intrauterin transplasental sudah diketahui, tetapi
baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan
daur seksualnya pada kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi
yang sensitif oleh Sabin dan Feldman (1948), zat anti Toxoplasma gondii
ditemukan kosmopolit, terutama di daerah beriklim panas dan lembab.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1. Memenuhi tugas dari matakuliah parasitologi
2. Mengetahui pa yang dimaksud dengan Toxoplasma gondii

C. RUMUSAN MASALAH
1. Morfologi Toxoplasma gondii
2. Siklus Hidup Toxoplasma gondii
3. Epidemiologi
4. Cara Penularan

1
5. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :
6. Manifestasi Klinik
7. Diagnosis
8. Pengobatan
9. Pencegahan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi Toxoplasma gondii
Bentuknya seperti pisang dan ujung anteriornya agak meruncing
Mempunyai ukuran 4-6 mikron x 2-3 mikron
Ujung posterior tumpul
Kadang ditemukan bentuk ovale
Nucleus yang mempunyai kariosom terletak sentrik di bagian yang
tumpul/agak posterior
Mempunyai para nucleus

B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip
dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual
dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja.
Ookista menhasilkan 2 sporokista yang masing-masing mengandung 4
sporozoit. Bila ookista ditelan oleh mamalia lain atau burung (hospes
perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara dibentuk kelompok
tropozoit yang membelah secara aktif yang disebut takzoit. Kemudian berubah
menjadi bradizoit yang merupakan masa infeksi klinis menahun yang biasanya
merupakan infeksi latent. Pada hospes perantara hanya terdapat sebagai kista
jaringan.

3
Bila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes
perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel
usus kecilnya. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasama,
maka masa prepatennya adalah 3-5 hari, sedang bila kucing makan tikus yang
mengandung takizoit, masa prepatennya bisa 5-10 hari. Tetapi bila ookista
langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah 20-24 hari.
Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan tropozoit dan kista
jaringan. Pada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat
memasuki tiap sel yang berinti.
Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh
dengan takizoit, maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di
sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. Kista jaringan dibentuk di
dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Kista
jaringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama di otak, otot
jantung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lonjong atau bulat,
sedangkan di otot kista mengikuti bentuk sel
Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase
yaitu:
1. Fase Aseksual (skizogoni)
Pada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau
binnary fission.
2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)

4
Hanya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv
host).

C. Epidemiologi
Prevalensi zat anti T.gondii pada binatang di Indonesia adalah sebagai
berikut, 35-73% pada kucing, 11-36% pada babi, 11-61% pada kambing, 75%
pada anjing, dan kurang dari 10% pada ternak lain.
Prevalensi toksoplasmosis konginetal di berbagai Negara diperkirakan
sebagai berikut : Nederland 6,5 dari 1000 kelahiran hidup, New York 1,3%,
Paris 3%, danvietnam 6-7%.
Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah ditentukan oleh banyak factor,
sepertikebiasaan makan daging kurang matang, adanya kucing yang terutama
dipelihara sebagai hewan kesayangan, adanya tikus dan burung yang sebagai
hospes perantara, adanya lipas atau lalat yang sebagai vector untuk
memindahkan ookista dari tinja kucing.
D. Cara Penularan
a. Pada toksoplasmosis konginetal transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi
in utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primerwaktu ia
hamil.
b. Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging
mentah atau kurang matang (misalnya : sate) kalau daging tersebut
mengandung kista jaringan atau takizoit toxoplasma.

5
c. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium bila seseorang bekerja dengan
hewan percobaan yang terinfeksi T.gondii, melalui jarum suntik atau alat
laboratorium lain.
d. Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita
toksoplasmosis
e. Tranfusi darah lengkap juga dapat mengakibatkan infeksi.

E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :
1. Sel endotil
2. Leukosit mononukler
3. Cairan tubuh
4. Sel jaringan hospes/tuan rumah

F. Manifestasi Klinik
Gejala-gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan
dengan penyakit lain, beberapa gejala klinis yang sering dihubungkan dengan
Toksoplasmosis diantaranya adalah :
1. Limfadenitis/Limfadenopati (radang limfa)
Limfadenitis adalah manifestasi klinis yang sering dijumpai pada
Toksoplasmosis akuisita akut. Kalenjer leher prosterior yang paling sering
terkena tetapi kalenjar-kalenjar lainpun dapat terlihat. Pada Toksoplasmosis
akuisita yang ringan terkadang menyerupai Mononukleusis infeksiosa,

6
limfoma atau suatu tumor ganas. Dapat disertai panas badan atau tidak dan
biasanya sembuh sendiri
2. Kelainan pada organ-organ visera
Peningkatan suhu yang akut sering dijumpai bersama-sama dengan
adanya proses pneumonia, hepatitis atau miokarditi. Berbagai derajat
bronkopneumoniae sering disebabkan oleh karena adanya suprainfeksi
dengan penyebab yang lain.
Ikterus merupakan salah satu tanda terkenanya hepar. Di hepar
walaupun dijumpai daerah dengan degenerasi sel-sel hepar yang luas,
namun pada kebanyakan kasus tidak ditemukan parasitnya. Sedangkan di
otot jantung Toksoplasma gondii hamper selalu dapat dijumpai dalam
bentuk kista dalam serat-serat kista dalam serat-serat miokardi.

G. Diagnosis
Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dipastikanbila menemukan
takizoit dalam biopsy otak atau sumsum tulang, cairan serebrospinal dan
ventrikel.
Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis. Tes yang
dapat dipakai adalah tes warna Sabin Feldman(“Sabin-Feldman dye test”) dan
test hemaglutinasi tidak langsung (IHA), untuk antibody IgG , tes zat anti
fluoresentidak langsung (IFA) dan tes ELISA untuk deteksi antibody IgG dan
IgM.

7
Prinsip tes warna adalah Toxoplasma yang hidup (dari cairan
peritoneum tikus) bila dicampur dengan serum normal mudah diwarnai dengan
biru metilen. Tetapibila dicampur dengan serumkebal, parasit tidak dapat
mengambil warna lagi. Titer tes warna ialah pengenceran tertinggi dengan 50%
dari jumlah Toxoplasmatidak diwarai. Titer zat anti IgG cepat naik dan tetap
tinggi selama setahun atau lebih pada tes warna maupun tes IHA, IHF dan
ELISA. Pada tes warna diperlukan parasit hidup sehingga tes ini sekarang
jarang dipakai.
Pada tes IFA dan ELISA tidak diperlukan parasit hidup. Tes ini
digunakan untuk deteksi zat anti IgM Toxoplasma. Adanya zat anti IgM pada
neonates menunjukkan bahwa zat anti ini dibuat oleh janin yang terinfeksi
dalam uterus, karena zat anti IgM dari ibu yang berukuran lebih besar tidak
dapat melalui plasenta, tidak seperti halnya zat anti IgG. Maka jika ditemukan
zat anti IgM Toxoplasma pada neonates, diagnose toksoplasmosis konginetal
sudah dapat dipastikan.
Tes serologik tidak selalu dipakai untuk menegakkan diagnosis
toksoplasmosis akut dengan cepat dan tepat. Karena IgM tidak selalu dapat
ditemukan pada neonates, atau karena IgM dapat ditemukan selama berbulanbulan,bahkan smapai lebih dari setahun. Sedangkan pada penderita
imunodefisiensi tidak dibentuk IgM dan tidak dapat ditemukan titer IgG yang
meningkat.

8
Akhir-akhir ini dikembangkan PCR untuk deteksi DNA,yang dapat
memberikandiagnosis dini yang cepat dan tepat untuk toksoplasmosis
konginetal prenatal dan postnatal.

H. Pengobatan
Primetamin dan sulfonamid bekerja secara sinergistik, maka dipakai
sebagai kombinasi selama 3 minggu atau sebulan. Primetamin dapat
mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia, bahkan bagi wanita hamil
bersifat teratogenik. Pencegahan akan efek samping ini adalah dengan
penambahan folinik atau ragi.
Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria.
Spiramisin adalah antibiotika macrolide, yang tidak menembus plasenta, tetapi
ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta. Spiramisin dapat diberikan
pada wanita hamil yang medapat infeksi primer.
Klindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis, tetapi dapat
menyebabkan klitis pseudomembranosa ( colitis ulserative ), sehingga tidak
dianjurkan pada bayi dan wanita hamil.
Toksoplasmosis

akuisita

yang

asimtomatik

tidak

perlu

diberi

pengobatan. Seorang ibu hamil dengan infeksi primer harus diberi pengobatan
profilaktik. Toksoplasmosis konginetal harus diberi pengobatan sedikitnya 1
tahun. Penderita imunokompromais (AIDS,keganasan) yang terjangkit
toksoplasmosis harus diberi pengobatan

9
I. Pencegahan
1. Menghindari mengkonsumsi daging yang kurang matang (memasak daging
dengan cara yang benar dan harus sampai matang sebelum dikonsumsi),
2. Mencuci tangan setelah memegang daging mentah (biasanya untuk para
penjual daging),
3. Selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan(memandikan dan membawa ke
dokter hewan secara rutin),
4. Membasmi vector, misalnya tikus dan lalat,
5. Menutup rapat makanan sehingga tidak dijamah lalat atau lipas,
6. Member makan hewan peliharaan (terutama kucing) diberi makanan yang
matang, dan dicegah agar tidak berburu tikus atau burung.
7. Pada orang yang bekerja di laboratorium, lebih berhati-hati, gunakan APD
dengan benar.
8. Berhati-hati dalam melakukan tranfusi darah serta transplantasi organ.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemahasan diatas dapat disimpulkan
Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip
dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual
dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja.
Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu:
1. Fase Aseksual (skizogoni
2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan :

11
DAFTAR PUSTAKA

Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. 1998. Jakarta. UI
Soejoto dan Drs. Soebari, PARASITOLOGI MEDIK JILID 1 PROTOZOOLOGI
dan HELMINTOLOGI. 1996. Jakarta. UI

12

Contenu connexe

Tendances

Power point interaktif ciri ciri virus medtek
Power point interaktif ciri ciri virus medtekPower point interaktif ciri ciri virus medtek
Power point interaktif ciri ciri virus medtekIsti Q
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaWayan Permadi
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranrupbasanjaksel
 
Biokimia Karbohidrat
Biokimia KarbohidratBiokimia Karbohidrat
Biokimia Karbohidratpure chems
 
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"Biologi sel "sifat fisika protoplasma"
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"Jessy Damayanti
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiDokter Tekno
 
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrPertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrSaerozi Arrizky
 
3. biologi molekuler (rpl)
3. biologi molekuler (rpl)3. biologi molekuler (rpl)
3. biologi molekuler (rpl)khusumaari
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77sinupid
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Budi Supriyono
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 

Tendances (20)

Power point interaktif ciri ciri virus medtek
Power point interaktif ciri ciri virus medtekPower point interaktif ciri ciri virus medtek
Power point interaktif ciri ciri virus medtek
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
1. sejarah gerakan pm & bsmi
1. sejarah gerakan pm & bsmi1. sejarah gerakan pm & bsmi
1. sejarah gerakan pm & bsmi
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
 
Biokimia Karbohidrat
Biokimia KarbohidratBiokimia Karbohidrat
Biokimia Karbohidrat
 
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"Biologi sel "sifat fisika protoplasma"
Biologi sel "sifat fisika protoplasma"
 
Jaringan Permanen
Jaringan PermanenJaringan Permanen
Jaringan Permanen
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi Fisiologi
 
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksrPertanyaan wawancara calon anggota ksr
Pertanyaan wawancara calon anggota ksr
 
3. biologi molekuler (rpl)
3. biologi molekuler (rpl)3. biologi molekuler (rpl)
3. biologi molekuler (rpl)
 
Nematoda
NematodaNematoda
Nematoda
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Histologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan PankreasHistologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan Pankreas
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 

En vedette

4237125 corporate-governance
4237125 corporate-governance4237125 corporate-governance
4237125 corporate-governanceperumal g
 
Full Service Airline Fleet Maintenance
Full Service Airline Fleet MaintenanceFull Service Airline Fleet Maintenance
Full Service Airline Fleet Maintenancecurt013
 
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social Network
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social NetworkThe Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social Network
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social NetworkSabine Bennett
 
Parousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newParousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newpopimerg
 
Teaching children and young people at GPCC
Teaching children and young people at GPCCTeaching children and young people at GPCC
Teaching children and young people at GPCCKeepSinging
 
English tea
English teaEnglish tea
English teapopimerg
 
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015Logicités
 
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioCatalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioLalis Madrid
 
Office storage systems
Office storage systemsOffice storage systems
Office storage systemsZara David
 

En vedette (19)

4237125 corporate-governance
4237125 corporate-governance4237125 corporate-governance
4237125 corporate-governance
 
Full Service Airline Fleet Maintenance
Full Service Airline Fleet MaintenanceFull Service Airline Fleet Maintenance
Full Service Airline Fleet Maintenance
 
International education
International educationInternational education
International education
 
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social Network
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social NetworkThe Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social Network
The Benefits of Collaborating in a Real-Time Enterprise Social Network
 
Car rental india
Car rental indiaCar rental india
Car rental india
 
Parousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newParousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon new
 
Production Log
Production LogProduction Log
Production Log
 
Teaching children and young people at GPCC
Teaching children and young people at GPCCTeaching children and young people at GPCC
Teaching children and young people at GPCC
 
English tea
English teaEnglish tea
English tea
 
Makalah pyelonephritis
Makalah pyelonephritisMakalah pyelonephritis
Makalah pyelonephritis
 
NIKAIA
NIKAIANIKAIA
NIKAIA
 
GSSD Solution Forum 4 ( ILO ) SENAI GSSD 2023
GSSD Solution Forum 4 ( ILO ) SENAI GSSD 2023GSSD Solution Forum 4 ( ILO ) SENAI GSSD 2023
GSSD Solution Forum 4 ( ILO ) SENAI GSSD 2023
 
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015
Article Revue Générale des Chemins de Fer décembre2015
 
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioCatalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
 
Pengertian anemia
Pengertian anemiaPengertian anemia
Pengertian anemia
 
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-csTeknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
 
Functions in business and economics
Functions in business and economicsFunctions in business and economics
Functions in business and economics
 
Logam Alkali
Logam AlkaliLogam Alkali
Logam Alkali
 
Office storage systems
Office storage systemsOffice storage systems
Office storage systems
 

Similaire à Makalah parasitologi

Similaire à Makalah parasitologi (20)

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
 
Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps spp
 
Maklah Echinococcus Granulosus
Maklah Echinococcus GranulosusMaklah Echinococcus Granulosus
Maklah Echinococcus Granulosus
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Makalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondiMakalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondi
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur.
 
Modul batuk
Modul batuk Modul batuk
Modul batuk
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Latihan Soal dan Pembahasan Biologi Kelas 11 #4
Latihan Soal dan Pembahasan Biologi Kelas 11 #4Latihan Soal dan Pembahasan Biologi Kelas 11 #4
Latihan Soal dan Pembahasan Biologi Kelas 11 #4
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Biologi-Sel
Biologi-SelBiologi-Sel
Biologi-Sel
 
3. sel
3. sel3. sel
3. sel
 

Plus de dery laskar/ kahadari (20)

Propsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanitaPropsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanita
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
KTI ISMA
KTI ISMAKTI ISMA
KTI ISMA
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Abstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnyaAbstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnya
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Daftar pustaka
Daftar pustaka Daftar pustaka
Daftar pustaka
 
Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja
 
Bersih itu indan
Bersih itu indan Bersih itu indan
Bersih itu indan
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif
 
Serahterima
SerahterimaSerahterima
Serahterima
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Daftar hadir responden
Daftar hadir respondenDaftar hadir responden
Daftar hadir responden
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Leaflet kanker serviks
Leaflet kanker serviksLeaflet kanker serviks
Leaflet kanker serviks
 

Makalah parasitologi

  • 1. MAKALAH PARASITOLOGI “TOXOPLASMA GONDII” Oleh : RAHMA JUNITA RAHMAYANA POPPY ANISTA PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN FAJAR PAKANBARU 2013 1
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul: “TOXOPLASMA GONDII” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan memberi pengarahan selama dalam menyelesaikan makalah ini. Kemudian kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis. Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih. Sebagaimana yang lebih baik dalam tujuan belajar. Mengingat penulisan makalah ini penulis merasa jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis membuka diri untuk menerima berbagai kritik sehingga makalah ini kelak menjadi sempurna dan bermanfaat. Pekanbaru, Oktober 2013 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar belakang ................................................................................ 1 B. Tujuan ............................................................................................ 1 C. Rumusan masalah ........................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2 A. Morfologi Toxoplasma gondii ........................................................ 2 B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii .................................................... 2 C. Epidemiologi ................................................................................... 3 D. Cara Penularan ................................................................................ 4 E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam.................................... 4 F. Manifestasi Klinik ........................................................................... 4 G. Diagnosis ......................................................................................... 5 H. Pengobatan ...................................................................................... 6 I. Pencegahan ..................................................................................... 7 BAB III PENUTUP ................................................................................... 8 A. Kesimpulan .................................................................................... 8 B. Saran ............................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan pada binatang pengerat yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci di suatu laboratorium di Brazil (Nicolle & Splendore). Pada tahun 1937, parasit ini ditemukan pada neonatus dengan enfalitis. Walaupun trransmisi secara intrauterin transplasental sudah diketahui, tetapi baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan daur seksualnya pada kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi yang sensitif oleh Sabin dan Feldman (1948), zat anti Toxoplasma gondii ditemukan kosmopolit, terutama di daerah beriklim panas dan lembab. B. TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah : 1. Memenuhi tugas dari matakuliah parasitologi 2. Mengetahui pa yang dimaksud dengan Toxoplasma gondii C. RUMUSAN MASALAH 1. Morfologi Toxoplasma gondii 2. Siklus Hidup Toxoplasma gondii 3. Epidemiologi 4. Cara Penularan 1
  • 5. 5. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam : 6. Manifestasi Klinik 7. Diagnosis 8. Pengobatan 9. Pencegahan 2
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Morfologi Toxoplasma gondii Bentuknya seperti pisang dan ujung anteriornya agak meruncing Mempunyai ukuran 4-6 mikron x 2-3 mikron Ujung posterior tumpul Kadang ditemukan bentuk ovale Nucleus yang mempunyai kariosom terletak sentrik di bagian yang tumpul/agak posterior Mempunyai para nucleus B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista menhasilkan 2 sporokista yang masing-masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista ditelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara dibentuk kelompok tropozoit yang membelah secara aktif yang disebut takzoit. Kemudian berubah menjadi bradizoit yang merupakan masa infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi latent. Pada hospes perantara hanya terdapat sebagai kista jaringan. 3
  • 7. Bila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel usus kecilnya. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasama, maka masa prepatennya adalah 3-5 hari, sedang bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prepatennya bisa 5-10 hari. Tetapi bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah 20-24 hari. Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan tropozoit dan kista jaringan. Pada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti. Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan takizoit, maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. Kista jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Kista jaringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lonjong atau bulat, sedangkan di otot kista mengikuti bentuk sel Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu: 1. Fase Aseksual (skizogoni) Pada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau binnary fission. 2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni) 4
  • 8. Hanya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv host). C. Epidemiologi Prevalensi zat anti T.gondii pada binatang di Indonesia adalah sebagai berikut, 35-73% pada kucing, 11-36% pada babi, 11-61% pada kambing, 75% pada anjing, dan kurang dari 10% pada ternak lain. Prevalensi toksoplasmosis konginetal di berbagai Negara diperkirakan sebagai berikut : Nederland 6,5 dari 1000 kelahiran hidup, New York 1,3%, Paris 3%, danvietnam 6-7%. Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah ditentukan oleh banyak factor, sepertikebiasaan makan daging kurang matang, adanya kucing yang terutama dipelihara sebagai hewan kesayangan, adanya tikus dan burung yang sebagai hospes perantara, adanya lipas atau lalat yang sebagai vector untuk memindahkan ookista dari tinja kucing. D. Cara Penularan a. Pada toksoplasmosis konginetal transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi in utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primerwaktu ia hamil. b. Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau kurang matang (misalnya : sate) kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit toxoplasma. 5
  • 9. c. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium bila seseorang bekerja dengan hewan percobaan yang terinfeksi T.gondii, melalui jarum suntik atau alat laboratorium lain. d. Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita toksoplasmosis e. Tranfusi darah lengkap juga dapat mengakibatkan infeksi. E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam : 1. Sel endotil 2. Leukosit mononukler 3. Cairan tubuh 4. Sel jaringan hospes/tuan rumah F. Manifestasi Klinik Gejala-gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain, beberapa gejala klinis yang sering dihubungkan dengan Toksoplasmosis diantaranya adalah : 1. Limfadenitis/Limfadenopati (radang limfa) Limfadenitis adalah manifestasi klinis yang sering dijumpai pada Toksoplasmosis akuisita akut. Kalenjer leher prosterior yang paling sering terkena tetapi kalenjar-kalenjar lainpun dapat terlihat. Pada Toksoplasmosis akuisita yang ringan terkadang menyerupai Mononukleusis infeksiosa, 6
  • 10. limfoma atau suatu tumor ganas. Dapat disertai panas badan atau tidak dan biasanya sembuh sendiri 2. Kelainan pada organ-organ visera Peningkatan suhu yang akut sering dijumpai bersama-sama dengan adanya proses pneumonia, hepatitis atau miokarditi. Berbagai derajat bronkopneumoniae sering disebabkan oleh karena adanya suprainfeksi dengan penyebab yang lain. Ikterus merupakan salah satu tanda terkenanya hepar. Di hepar walaupun dijumpai daerah dengan degenerasi sel-sel hepar yang luas, namun pada kebanyakan kasus tidak ditemukan parasitnya. Sedangkan di otot jantung Toksoplasma gondii hamper selalu dapat dijumpai dalam bentuk kista dalam serat-serat kista dalam serat-serat miokardi. G. Diagnosis Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dipastikanbila menemukan takizoit dalam biopsy otak atau sumsum tulang, cairan serebrospinal dan ventrikel. Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis. Tes yang dapat dipakai adalah tes warna Sabin Feldman(“Sabin-Feldman dye test”) dan test hemaglutinasi tidak langsung (IHA), untuk antibody IgG , tes zat anti fluoresentidak langsung (IFA) dan tes ELISA untuk deteksi antibody IgG dan IgM. 7
  • 11. Prinsip tes warna adalah Toxoplasma yang hidup (dari cairan peritoneum tikus) bila dicampur dengan serum normal mudah diwarnai dengan biru metilen. Tetapibila dicampur dengan serumkebal, parasit tidak dapat mengambil warna lagi. Titer tes warna ialah pengenceran tertinggi dengan 50% dari jumlah Toxoplasmatidak diwarai. Titer zat anti IgG cepat naik dan tetap tinggi selama setahun atau lebih pada tes warna maupun tes IHA, IHF dan ELISA. Pada tes warna diperlukan parasit hidup sehingga tes ini sekarang jarang dipakai. Pada tes IFA dan ELISA tidak diperlukan parasit hidup. Tes ini digunakan untuk deteksi zat anti IgM Toxoplasma. Adanya zat anti IgM pada neonates menunjukkan bahwa zat anti ini dibuat oleh janin yang terinfeksi dalam uterus, karena zat anti IgM dari ibu yang berukuran lebih besar tidak dapat melalui plasenta, tidak seperti halnya zat anti IgG. Maka jika ditemukan zat anti IgM Toxoplasma pada neonates, diagnose toksoplasmosis konginetal sudah dapat dipastikan. Tes serologik tidak selalu dipakai untuk menegakkan diagnosis toksoplasmosis akut dengan cepat dan tepat. Karena IgM tidak selalu dapat ditemukan pada neonates, atau karena IgM dapat ditemukan selama berbulanbulan,bahkan smapai lebih dari setahun. Sedangkan pada penderita imunodefisiensi tidak dibentuk IgM dan tidak dapat ditemukan titer IgG yang meningkat. 8
  • 12. Akhir-akhir ini dikembangkan PCR untuk deteksi DNA,yang dapat memberikandiagnosis dini yang cepat dan tepat untuk toksoplasmosis konginetal prenatal dan postnatal. H. Pengobatan Primetamin dan sulfonamid bekerja secara sinergistik, maka dipakai sebagai kombinasi selama 3 minggu atau sebulan. Primetamin dapat mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia, bahkan bagi wanita hamil bersifat teratogenik. Pencegahan akan efek samping ini adalah dengan penambahan folinik atau ragi. Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria. Spiramisin adalah antibiotika macrolide, yang tidak menembus plasenta, tetapi ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta. Spiramisin dapat diberikan pada wanita hamil yang medapat infeksi primer. Klindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis, tetapi dapat menyebabkan klitis pseudomembranosa ( colitis ulserative ), sehingga tidak dianjurkan pada bayi dan wanita hamil. Toksoplasmosis akuisita yang asimtomatik tidak perlu diberi pengobatan. Seorang ibu hamil dengan infeksi primer harus diberi pengobatan profilaktik. Toksoplasmosis konginetal harus diberi pengobatan sedikitnya 1 tahun. Penderita imunokompromais (AIDS,keganasan) yang terjangkit toksoplasmosis harus diberi pengobatan 9
  • 13. I. Pencegahan 1. Menghindari mengkonsumsi daging yang kurang matang (memasak daging dengan cara yang benar dan harus sampai matang sebelum dikonsumsi), 2. Mencuci tangan setelah memegang daging mentah (biasanya untuk para penjual daging), 3. Selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan(memandikan dan membawa ke dokter hewan secara rutin), 4. Membasmi vector, misalnya tikus dan lalat, 5. Menutup rapat makanan sehingga tidak dijamah lalat atau lipas, 6. Member makan hewan peliharaan (terutama kucing) diberi makanan yang matang, dan dicegah agar tidak berburu tikus atau burung. 7. Pada orang yang bekerja di laboratorium, lebih berhati-hati, gunakan APD dengan benar. 8. Berhati-hati dalam melakukan tranfusi darah serta transplantasi organ. 10
  • 14. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pemahasan diatas dapat disimpulkan Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu: 1. Fase Aseksual (skizogoni 2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni) B. SARAN Saran yang dapat diberikan : 11
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. 1998. Jakarta. UI Soejoto dan Drs. Soebari, PARASITOLOGI MEDIK JILID 1 PROTOZOOLOGI dan HELMINTOLOGI. 1996. Jakarta. UI 12