2. STRUKTUR DAN METABOLISME
MANFAAT MIKROBIOLOGI KEBIDANAN
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003).hal ini dipelajari dalam mikrobiologi. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya
yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan
demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-
enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan
makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dan dalam pengelolaan mulai dari penambilan pengiriman dan lain-lainnya juga berkaaitan
dengan mikroorganisme yang ada didalam feses atau darah tersebut maka pembahasan dalam
makalah ini merupakan hal yang saling berkaitan karena salah cara atau metode dalam
pengelolaan specimen maka akan menimbulkan infeksi oleh specimen yang mengandung
nmikroorganisme tersebut
Obat oksitosin
SYNTOCINON
Cara Kerja
(FARMAKOKINETIK)
Bila diberikan melalui injeksi IV atau IM sebagai pencegahan atau pengobatan terhadap HPP,
3. Syntocinon bereaksi cepat dengan masa laten kurang dari 1 menit untuk injeksi IV, dan 2-4
menit untuk injeksi IM.
Respon Oksitosik berlangsung selama 30-60 menit setelah pemberian melalui IM, proses ini
akan lebih singkat dengan Injeksi IV.
Bila Syntocinon di berikan dengan infus IV secara terus-menerus dengan dosis yang tepat untuk
induksi atau perangsang persalinan, reaksi uterus timbul secara bertahap dan biasa nya mencapai
keadaan yang tetap dalam 20-40 menit.
Kadar Oksitosin dalam plasma sebanding dengan yang terukur selama kala pertama persalinan
spontan.
Bila infus di hentikan atau kecepatan infus di kurangi banyak misalnya dalam kasus stimulasi
yang berlebihan kegiatan uterus turun dengan cepat, tetapi berlangsung terus sampai pada kadar
lebih rendah yang memadai.
KONTRA INDIKASI
(HIPERSENSITIVITAS PADA OBAT)
Kontraksi uterus yang hipertonik, keadaan gawat janin pada kelahiran belum saatnya. Keadaan di
mana untuk alasan keselamatan janin atau si ibu, persalinan spontan tidak di anjurkan dan atau
kelahiran melalui vagina merupakan kontraindikasi misalnya :
Disproporsi sefalopelvik yang nyata
malpresentasi janin
plasenta previa
abrupsi plasenta
grand multipariti
riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar
toksemia berat
gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat.
EFEK SAMPING OBAT (ESO)
Bila oksitosin di pergunakan dengan infus IV untuk induksi atau perangsangan persalinan,
pemberian pada dosis yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan perangsangan yanng berlebihan
pada uterus yang akan mengakibatkan keadaan gawat janin, asfiksia dan kematian atau
kecenderungan Hipertonisitas, kontraksi tetanik atau pecah nya uterus.
Intoksitasi air sehubungan dengan hiponatrenia maternal dan neonatal di laporkan terjadi pada
kasus kasus di mana oksitosin dosis tinggi di berikan bersama2 dengan cairan bebas elektrolit
dalam jumlah besar dan di berikan dalam jangka waktu yang lama.
Injeksi cepat Oksitosin melalui bolus IV pada dosis sejumlah IU dapat mengakibatkan hipotensi
akut yang di ikuti wajah memerah dan takikardi refleks.
Pada keadaan salah cara pemberian, oksitosin kadang dapat menyebabkan mual, muntah, atau
aritmia jantung. Pada kasus kasus yang jarang, di laporkan terjadi ruam pada kulit dan reaksi
anafilaksis berkaitan dengan dispnue, hipootensi atau shock
Syarat Pemberian
Untuk infus tetes, di anjurkan untuk menambahkan Syntocinon 5 IU pada 500 ml RL. Kecepatan
infus awal haruslah 1-4mU/menit ( 2-8 tetes/menit). Kecepatan ini secara bertahap di tingkatkan
pada interval yang tidak lebih singkat dari 20menit, sampai pola kontraksi yang sama dengan
persalinan normal tercapai. Pada kehamilan yang sudah hampir waktu, hal ini bisa tercapai
dengan infus yang kurang dari 10mU/menit atau 20 tetes/menit, dan kecepatan yang maksimum
yang dianjurkan adalah 20mU/menit (40 tetes/menit).
Bila uterus kurang sensitif terhadap Oksitosin, dianjurkan menggunakan larutan syntocinon yang
4. lebih pekat misalnya 10 IU dalam 500 ml RL.
Frekuensi, kekuatan dan lamanya kontraksi serta denyut jantung janin harus di awasi dengan
seksama selama pemberian infus. Pada saat tingkat kegiatan uterus yang tepat tercapai,
kecepatan pemberian infus dapat di kurangi pada kejadian hiperaktivitas uterus dan atau dalam
keadaan gawat janin, pemberian infus harus segera dihentikan.
Pada wanita yang akan atau sudah saatnya melahirkan,kontraksi teratur tidak tercapai setelah
pemberian infus setelah infus syntocinon dianjurkan agar usaha untuk merangsang persalinan
dihentikan usaha ini dapat diulangi pada keesokan harinya dimulai kembali pada kecepatan 1-4
mU/menit.
Jiga gagal diulangi esok harinya,
DOSIS OBAT
DOSIS
Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit.
Kala 3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat.
Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramuskular setelah melahirkan.
Tindakan Bila Terjadi Keracunan Obat
Infus harus segera dihentikan dan segera beri oksigen.
Bila terjadi intoksikasi air sangat perlu utk tidak memberikan cairan.
Meningkatkan diuresis.
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit.
Mengendalikan kejang yg kadang bisa terjadi dengan pemberian Diazepam.
Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam bahasa Jerman dan Skandinavia)
menunjukkan sekelompok lipofilik, vitamin hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi
posttranslational protein tertentu, sebagian besar diperlukan untuk pembekuan darah. Kimia
mereka adalah 2-metil-1 derivatif.
Vitamin K 1 juga dikenal sebagai phylloquinone atau phytomenadione (juga disebut
phytonadione). Vitamin K 2 (menaquinone, menatetrenone) biasanya diproduksi oleh bakteri
dalam usus besar, dan defisiensi makanan sangat jarang kecuali usus rusak berat, tidak mampu
menyerap molekul, atau karena produksi menurun oleh flora normal, seperti yang terlihat dalam
antibiotik spektrum luas digunakan.
Ada tiga bentuk vitamin K sintetik, vitamin K 3, K 4, dan K 5, yang digunakan di berbagai bidang
termasuk industri makanan hewan peliharaan (vitamin K 3) dan untuk menghambat pertumbuhan
jamur (vitamin K 5).
Jumlah Rekomendasi
Referensi US Intake (DRI) untuk Intake memadai (AI) Vitamin K untuk seorang pria berusia 25
tahun adalah 120 mikrogram / hari. Intake memadai (AI) ini phytonutrisi untuk wanita dewasa
adalah 90 mikrogram / hari, untuk bayi adalah 10-20 mikrogram / hari, untuk anak-anak dan
remaja 15-100 mikrogram / hari. Pada tahun 2002 ditemukan bahwa untuk mendapatkan
karboksilasi maksimum osteocalcin, seseorang mungkin harus mengambil sampai 1000 ug
5. vitamin K1. Seperti vitamin liposoluble lainnya (A, D, E), vitamin K disimpan dalam jaringan
lemak tubuh manusia.
Toksisitas
Meskipun reaksi alergi dari suplemen adalah mungkin, tidak ada toksisitas dikenal terkait dengan
dosis tinggi phylloquinone tersebut (vitamin K 1) atau menaquinone (vitamin K 2) bentuk vitamin
K dan karenanya tidak ditoleransi Tingkat Intake (UL) telah ditetapkan.
Namun, bentuk sintetis dari vitamin K, vitamin K3 (menadione), adalah terbukti beracun.
Bahkan, FDA telah melarang bentuk sintetis dari vitamin dari over-the-counter suplemen karena
dosis besar telah terbukti menyebabkan reaksi alergi, anemia hemolitik, dan sitotoksisitas dalam
sel hati.
Interaksi Obat
Menaquinone (K 2) yang mampu memblokir aksi pengencer darah seperti warfarin antikoagulan,
yang bekerja dengan mengganggu aksi dari Vitamin K 1. Hal ini juga membalikkan
kecenderungan obat ini menyebabkan kalsifikasi arteri dalam jangka panjang.
Lidokain
Lidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan
anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi.
Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block).
Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain dan merupakan obat
terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin.
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih
luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap
anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan
tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak
digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
6. Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran
gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa
vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga
toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi,
tersedia susunan pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan
dari lidokaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Susunan ini secara umum digunakan untuk
prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.