SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
STRUKTUR DAN METABOLISME
DI SUSUN OLEH :
SALMA WATI
12306039
2 A
STRUKTUR DAN METABOLISME
MANFAAT MIKROBIOLOGI KEBIDANAN
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003).hal ini dipelajari dalam mikrobiologi. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya
yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan
demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-
enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan
makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik
yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dan dalam pengelolaan mulai dari penambilan pengiriman dan lain-lainnya juga berkaaitan
dengan mikroorganisme yang ada didalam feses atau darah tersebut maka pembahasan dalam
makalah ini merupakan hal yang saling berkaitan karena salah cara atau metode dalam
pengelolaan specimen maka akan menimbulkan infeksi oleh specimen yang mengandung
nmikroorganisme tersebut
Obat oksitosin
SYNTOCINON
Cara Kerja
(FARMAKOKINETIK)
Bila diberikan melalui injeksi IV atau IM sebagai pencegahan atau pengobatan terhadap HPP,
Syntocinon bereaksi cepat dengan masa laten kurang dari 1 menit untuk injeksi IV, dan 2-4
menit untuk injeksi IM.
Respon Oksitosik berlangsung selama 30-60 menit setelah pemberian melalui IM, proses ini
akan lebih singkat dengan Injeksi IV.
Bila Syntocinon di berikan dengan infus IV secara terus-menerus dengan dosis yang tepat untuk
induksi atau perangsang persalinan, reaksi uterus timbul secara bertahap dan biasa nya mencapai
keadaan yang tetap dalam 20-40 menit.
Kadar Oksitosin dalam plasma sebanding dengan yang terukur selama kala pertama persalinan
spontan.
Bila infus di hentikan atau kecepatan infus di kurangi banyak misalnya dalam kasus stimulasi
yang berlebihan kegiatan uterus turun dengan cepat, tetapi berlangsung terus sampai pada kadar
lebih rendah yang memadai.
KONTRA INDIKASI
(HIPERSENSITIVITAS PADA OBAT)
Kontraksi uterus yang hipertonik, keadaan gawat janin pada kelahiran belum saatnya. Keadaan di
mana untuk alasan keselamatan janin atau si ibu, persalinan spontan tidak di anjurkan dan atau
kelahiran melalui vagina merupakan kontraindikasi misalnya :
Disproporsi sefalopelvik yang nyata
malpresentasi janin
plasenta previa
abrupsi plasenta
grand multipariti
riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar
toksemia berat
gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat.
EFEK SAMPING OBAT (ESO)
Bila oksitosin di pergunakan dengan infus IV untuk induksi atau perangsangan persalinan,
pemberian pada dosis yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan perangsangan yanng berlebihan
pada uterus yang akan mengakibatkan keadaan gawat janin, asfiksia dan kematian atau
kecenderungan Hipertonisitas, kontraksi tetanik atau pecah nya uterus.
Intoksitasi air sehubungan dengan hiponatrenia maternal dan neonatal di laporkan terjadi pada
kasus kasus di mana oksitosin dosis tinggi di berikan bersama2 dengan cairan bebas elektrolit
dalam jumlah besar dan di berikan dalam jangka waktu yang lama.
Injeksi cepat Oksitosin melalui bolus IV pada dosis sejumlah IU dapat mengakibatkan hipotensi
akut yang di ikuti wajah memerah dan takikardi refleks.
Pada keadaan salah cara pemberian, oksitosin kadang dapat menyebabkan mual, muntah, atau
aritmia jantung. Pada kasus kasus yang jarang, di laporkan terjadi ruam pada kulit dan reaksi
anafilaksis berkaitan dengan dispnue, hipootensi atau shock
Syarat Pemberian
Untuk infus tetes, di anjurkan untuk menambahkan Syntocinon 5 IU pada 500 ml RL. Kecepatan
infus awal haruslah 1-4mU/menit ( 2-8 tetes/menit). Kecepatan ini secara bertahap di tingkatkan
pada interval yang tidak lebih singkat dari 20menit, sampai pola kontraksi yang sama dengan
persalinan normal tercapai. Pada kehamilan yang sudah hampir waktu, hal ini bisa tercapai
dengan infus yang kurang dari 10mU/menit atau 20 tetes/menit, dan kecepatan yang maksimum
yang dianjurkan adalah 20mU/menit (40 tetes/menit).
Bila uterus kurang sensitif terhadap Oksitosin, dianjurkan menggunakan larutan syntocinon yang
lebih pekat misalnya 10 IU dalam 500 ml RL.
Frekuensi, kekuatan dan lamanya kontraksi serta denyut jantung janin harus di awasi dengan
seksama selama pemberian infus. Pada saat tingkat kegiatan uterus yang tepat tercapai,
kecepatan pemberian infus dapat di kurangi pada kejadian hiperaktivitas uterus dan atau dalam
keadaan gawat janin, pemberian infus harus segera dihentikan.
Pada wanita yang akan atau sudah saatnya melahirkan,kontraksi teratur tidak tercapai setelah
pemberian infus setelah infus syntocinon dianjurkan agar usaha untuk merangsang persalinan
dihentikan usaha ini dapat diulangi pada keesokan harinya dimulai kembali pada kecepatan 1-4
mU/menit.
Jiga gagal diulangi esok harinya,
DOSIS OBAT
DOSIS
Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit.
Kala 3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat.
Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramuskular setelah melahirkan.
Tindakan Bila Terjadi Keracunan Obat
Infus harus segera dihentikan dan segera beri oksigen.
Bila terjadi intoksikasi air sangat perlu utk tidak memberikan cairan.
Meningkatkan diuresis.
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit.
Mengendalikan kejang yg kadang bisa terjadi dengan pemberian Diazepam.
Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam bahasa Jerman dan Skandinavia)
menunjukkan sekelompok lipofilik, vitamin hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi
posttranslational protein tertentu, sebagian besar diperlukan untuk pembekuan darah. Kimia
mereka adalah 2-metil-1 derivatif.
Vitamin K 1 juga dikenal sebagai phylloquinone atau phytomenadione (juga disebut
phytonadione). Vitamin K 2 (menaquinone, menatetrenone) biasanya diproduksi oleh bakteri
dalam usus besar, dan defisiensi makanan sangat jarang kecuali usus rusak berat, tidak mampu
menyerap molekul, atau karena produksi menurun oleh flora normal, seperti yang terlihat dalam
antibiotik spektrum luas digunakan.
Ada tiga bentuk vitamin K sintetik, vitamin K 3, K 4, dan K 5, yang digunakan di berbagai bidang
termasuk industri makanan hewan peliharaan (vitamin K 3) dan untuk menghambat pertumbuhan
jamur (vitamin K 5).
Jumlah Rekomendasi
Referensi US Intake (DRI) untuk Intake memadai (AI) Vitamin K untuk seorang pria berusia 25
tahun adalah 120 mikrogram / hari. Intake memadai (AI) ini phytonutrisi untuk wanita dewasa
adalah 90 mikrogram / hari, untuk bayi adalah 10-20 mikrogram / hari, untuk anak-anak dan
remaja 15-100 mikrogram / hari. Pada tahun 2002 ditemukan bahwa untuk mendapatkan
karboksilasi maksimum osteocalcin, seseorang mungkin harus mengambil sampai 1000 ug
vitamin K1. Seperti vitamin liposoluble lainnya (A, D, E), vitamin K disimpan dalam jaringan
lemak tubuh manusia.
Toksisitas
Meskipun reaksi alergi dari suplemen adalah mungkin, tidak ada toksisitas dikenal terkait dengan
dosis tinggi phylloquinone tersebut (vitamin K 1) atau menaquinone (vitamin K 2) bentuk vitamin
K dan karenanya tidak ditoleransi Tingkat Intake (UL) telah ditetapkan.
Namun, bentuk sintetis dari vitamin K, vitamin K3 (menadione), adalah terbukti beracun.
Bahkan, FDA telah melarang bentuk sintetis dari vitamin dari over-the-counter suplemen karena
dosis besar telah terbukti menyebabkan reaksi alergi, anemia hemolitik, dan sitotoksisitas dalam
sel hati.
Interaksi Obat
Menaquinone (K 2) yang mampu memblokir aksi pengencer darah seperti warfarin antikoagulan,
yang bekerja dengan mengganggu aksi dari Vitamin K 1. Hal ini juga membalikkan
kecenderungan obat ini menyebabkan kalsifikasi arteri dalam jangka panjang.
Lidokain
Lidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan
anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi.
Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block).
Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain dan merupakan obat
terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin.
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih
luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap
anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan
tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak
digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran
gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa
vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga
toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi,
tersedia susunan pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan
dari lidokaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Susunan ini secara umum digunakan untuk
prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.

Contenu connexe

En vedette

Chlamydia Treatment
Chlamydia TreatmentChlamydia Treatment
Chlamydia Treatmentthortonmelli
 
Azzahra e commerce 6
Azzahra   e commerce 6Azzahra   e commerce 6
Azzahra e commerce 65uryo
 
6 c flat plans
6 c   flat plans6 c   flat plans
6 c flat plansMattyLane
 
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Use
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of UseNET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Use
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Uselauraclairecapel
 
Balance Management Konference 2014
Balance Management Konference 2014Balance Management Konference 2014
Balance Management Konference 2014Engage Hill
 
Parousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newParousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newpopimerg
 
Week 6 - Apomediation
Week 6 - ApomediationWeek 6 - Apomediation
Week 6 - ApomediationNurseMike42
 
Pitch voorzieningencoöperatie
Pitch voorzieningencoöperatiePitch voorzieningencoöperatie
Pitch voorzieningencoöperatieVloedlijn
 
Questionnaire Analysis 2
Questionnaire Analysis 2Questionnaire Analysis 2
Questionnaire Analysis 2MissKylieLee
 
международный день воды
международный день водымеждународный день воды
международный день водыEkateryna Goreanu
 

En vedette (16)

Chlamydia Treatment
Chlamydia TreatmentChlamydia Treatment
Chlamydia Treatment
 
Azzahra e commerce 6
Azzahra   e commerce 6Azzahra   e commerce 6
Azzahra e commerce 6
 
Biblialk15,11 32
Biblialk15,11 32Biblialk15,11 32
Biblialk15,11 32
 
6 c flat plans
6 c   flat plans6 c   flat plans
6 c flat plans
 
Coaching
CoachingCoaching
Coaching
 
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Use
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of UseNET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Use
NET 303 Policy Primer - Instagram's Terms of Use
 
Balance Management Konference 2014
Balance Management Konference 2014Balance Management Konference 2014
Balance Management Konference 2014
 
Nutrizino prozezua
Nutrizino prozezuaNutrizino prozezua
Nutrizino prozezua
 
Parousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon newParousiash synanthsh goneon new
Parousiash synanthsh goneon new
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Fórmulas para Bioestadística - Probabilidad
Fórmulas para Bioestadística - ProbabilidadFórmulas para Bioestadística - Probabilidad
Fórmulas para Bioestadística - Probabilidad
 
Week 6 - Apomediation
Week 6 - ApomediationWeek 6 - Apomediation
Week 6 - Apomediation
 
Biblialk15,11 32
Biblialk15,11 32Biblialk15,11 32
Biblialk15,11 32
 
Pitch voorzieningencoöperatie
Pitch voorzieningencoöperatiePitch voorzieningencoöperatie
Pitch voorzieningencoöperatie
 
Questionnaire Analysis 2
Questionnaire Analysis 2Questionnaire Analysis 2
Questionnaire Analysis 2
 
международный день воды
международный день водымеждународный день воды
международный день воды
 

Similaire à Struktur dan metabolisme

Similaire à Struktur dan metabolisme (20)

OBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptxOBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptx
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilanPemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
Pemberian obat dan suplemen dalam kehamilan
 
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
 
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxFarmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptx
 
pptantibiotik-160425132213.pptx
pptantibiotik-160425132213.pptxpptantibiotik-160425132213.pptx
pptantibiotik-160425132213.pptx
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
 
Kuinolon dan floro
Kuinolon dan floroKuinolon dan floro
Kuinolon dan floro
 
Hormon sintetik dalam kelahiran
Hormon sintetik dalam kelahiran Hormon sintetik dalam kelahiran
Hormon sintetik dalam kelahiran
 
ppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptxppt fartok 3 TB 2.pptx
ppt fartok 3 TB 2.pptx
 
Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin
 
Wb tocolytics
Wb tocolyticsWb tocolytics
Wb tocolytics
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
 
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiKonsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
 
PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN IBU MENYUSUI
PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN IBU MENYUSUIPENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN IBU MENYUSUI
PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN DAN IBU MENYUSUI
 
ABORTUS
ABORTUSABORTUS
ABORTUS
 
Membran Transpor
Membran TransporMembran Transpor
Membran Transpor
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
RESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptxRESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptx
 

Plus de dery laskar/ kahadari (20)

Propsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanitaPropsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanita
 
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-csTeknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
KTI ISMA
KTI ISMAKTI ISMA
KTI ISMA
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Abstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnyaAbstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnya
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Daftar pustaka
Daftar pustaka Daftar pustaka
Daftar pustaka
 
Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja
 
Bersih itu indan
Bersih itu indan Bersih itu indan
Bersih itu indan
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif
 
Serahterima
SerahterimaSerahterima
Serahterima
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Daftar hadir responden
Daftar hadir respondenDaftar hadir responden
Daftar hadir responden
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 

Dernier

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Dernier (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

Struktur dan metabolisme

  • 1. STRUKTUR DAN METABOLISME DI SUSUN OLEH : SALMA WATI 12306039 2 A
  • 2. STRUKTUR DAN METABOLISME MANFAAT MIKROBIOLOGI KEBIDANAN Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003).hal ini dipelajari dalam mikrobiologi. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim- enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Dan dalam pengelolaan mulai dari penambilan pengiriman dan lain-lainnya juga berkaaitan dengan mikroorganisme yang ada didalam feses atau darah tersebut maka pembahasan dalam makalah ini merupakan hal yang saling berkaitan karena salah cara atau metode dalam pengelolaan specimen maka akan menimbulkan infeksi oleh specimen yang mengandung nmikroorganisme tersebut Obat oksitosin SYNTOCINON Cara Kerja (FARMAKOKINETIK) Bila diberikan melalui injeksi IV atau IM sebagai pencegahan atau pengobatan terhadap HPP,
  • 3. Syntocinon bereaksi cepat dengan masa laten kurang dari 1 menit untuk injeksi IV, dan 2-4 menit untuk injeksi IM. Respon Oksitosik berlangsung selama 30-60 menit setelah pemberian melalui IM, proses ini akan lebih singkat dengan Injeksi IV. Bila Syntocinon di berikan dengan infus IV secara terus-menerus dengan dosis yang tepat untuk induksi atau perangsang persalinan, reaksi uterus timbul secara bertahap dan biasa nya mencapai keadaan yang tetap dalam 20-40 menit. Kadar Oksitosin dalam plasma sebanding dengan yang terukur selama kala pertama persalinan spontan. Bila infus di hentikan atau kecepatan infus di kurangi banyak misalnya dalam kasus stimulasi yang berlebihan kegiatan uterus turun dengan cepat, tetapi berlangsung terus sampai pada kadar lebih rendah yang memadai. KONTRA INDIKASI (HIPERSENSITIVITAS PADA OBAT) Kontraksi uterus yang hipertonik, keadaan gawat janin pada kelahiran belum saatnya. Keadaan di mana untuk alasan keselamatan janin atau si ibu, persalinan spontan tidak di anjurkan dan atau kelahiran melalui vagina merupakan kontraindikasi misalnya : Disproporsi sefalopelvik yang nyata malpresentasi janin plasenta previa abrupsi plasenta grand multipariti riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar toksemia berat gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat. EFEK SAMPING OBAT (ESO) Bila oksitosin di pergunakan dengan infus IV untuk induksi atau perangsangan persalinan, pemberian pada dosis yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan perangsangan yanng berlebihan pada uterus yang akan mengakibatkan keadaan gawat janin, asfiksia dan kematian atau kecenderungan Hipertonisitas, kontraksi tetanik atau pecah nya uterus. Intoksitasi air sehubungan dengan hiponatrenia maternal dan neonatal di laporkan terjadi pada kasus kasus di mana oksitosin dosis tinggi di berikan bersama2 dengan cairan bebas elektrolit dalam jumlah besar dan di berikan dalam jangka waktu yang lama. Injeksi cepat Oksitosin melalui bolus IV pada dosis sejumlah IU dapat mengakibatkan hipotensi akut yang di ikuti wajah memerah dan takikardi refleks. Pada keadaan salah cara pemberian, oksitosin kadang dapat menyebabkan mual, muntah, atau aritmia jantung. Pada kasus kasus yang jarang, di laporkan terjadi ruam pada kulit dan reaksi anafilaksis berkaitan dengan dispnue, hipootensi atau shock Syarat Pemberian Untuk infus tetes, di anjurkan untuk menambahkan Syntocinon 5 IU pada 500 ml RL. Kecepatan infus awal haruslah 1-4mU/menit ( 2-8 tetes/menit). Kecepatan ini secara bertahap di tingkatkan pada interval yang tidak lebih singkat dari 20menit, sampai pola kontraksi yang sama dengan persalinan normal tercapai. Pada kehamilan yang sudah hampir waktu, hal ini bisa tercapai dengan infus yang kurang dari 10mU/menit atau 20 tetes/menit, dan kecepatan yang maksimum yang dianjurkan adalah 20mU/menit (40 tetes/menit). Bila uterus kurang sensitif terhadap Oksitosin, dianjurkan menggunakan larutan syntocinon yang
  • 4. lebih pekat misalnya 10 IU dalam 500 ml RL. Frekuensi, kekuatan dan lamanya kontraksi serta denyut jantung janin harus di awasi dengan seksama selama pemberian infus. Pada saat tingkat kegiatan uterus yang tepat tercapai, kecepatan pemberian infus dapat di kurangi pada kejadian hiperaktivitas uterus dan atau dalam keadaan gawat janin, pemberian infus harus segera dihentikan. Pada wanita yang akan atau sudah saatnya melahirkan,kontraksi teratur tidak tercapai setelah pemberian infus setelah infus syntocinon dianjurkan agar usaha untuk merangsang persalinan dihentikan usaha ini dapat diulangi pada keesokan harinya dimulai kembali pada kecepatan 1-4 mU/menit. Jiga gagal diulangi esok harinya, DOSIS OBAT DOSIS Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit. Kala 3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat. Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramuskular setelah melahirkan. Tindakan Bila Terjadi Keracunan Obat Infus harus segera dihentikan dan segera beri oksigen. Bila terjadi intoksikasi air sangat perlu utk tidak memberikan cairan. Meningkatkan diuresis. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit. Mengendalikan kejang yg kadang bisa terjadi dengan pemberian Diazepam. Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam bahasa Jerman dan Skandinavia) menunjukkan sekelompok lipofilik, vitamin hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi posttranslational protein tertentu, sebagian besar diperlukan untuk pembekuan darah. Kimia mereka adalah 2-metil-1 derivatif. Vitamin K 1 juga dikenal sebagai phylloquinone atau phytomenadione (juga disebut phytonadione). Vitamin K 2 (menaquinone, menatetrenone) biasanya diproduksi oleh bakteri dalam usus besar, dan defisiensi makanan sangat jarang kecuali usus rusak berat, tidak mampu menyerap molekul, atau karena produksi menurun oleh flora normal, seperti yang terlihat dalam antibiotik spektrum luas digunakan. Ada tiga bentuk vitamin K sintetik, vitamin K 3, K 4, dan K 5, yang digunakan di berbagai bidang termasuk industri makanan hewan peliharaan (vitamin K 3) dan untuk menghambat pertumbuhan jamur (vitamin K 5). Jumlah Rekomendasi Referensi US Intake (DRI) untuk Intake memadai (AI) Vitamin K untuk seorang pria berusia 25 tahun adalah 120 mikrogram / hari. Intake memadai (AI) ini phytonutrisi untuk wanita dewasa adalah 90 mikrogram / hari, untuk bayi adalah 10-20 mikrogram / hari, untuk anak-anak dan remaja 15-100 mikrogram / hari. Pada tahun 2002 ditemukan bahwa untuk mendapatkan karboksilasi maksimum osteocalcin, seseorang mungkin harus mengambil sampai 1000 ug
  • 5. vitamin K1. Seperti vitamin liposoluble lainnya (A, D, E), vitamin K disimpan dalam jaringan lemak tubuh manusia. Toksisitas Meskipun reaksi alergi dari suplemen adalah mungkin, tidak ada toksisitas dikenal terkait dengan dosis tinggi phylloquinone tersebut (vitamin K 1) atau menaquinone (vitamin K 2) bentuk vitamin K dan karenanya tidak ditoleransi Tingkat Intake (UL) telah ditetapkan. Namun, bentuk sintetis dari vitamin K, vitamin K3 (menadione), adalah terbukti beracun. Bahkan, FDA telah melarang bentuk sintetis dari vitamin dari over-the-counter suplemen karena dosis besar telah terbukti menyebabkan reaksi alergi, anemia hemolitik, dan sitotoksisitas dalam sel hati. Interaksi Obat Menaquinone (K 2) yang mampu memblokir aksi pengencer darah seperti warfarin antikoagulan, yang bekerja dengan mengganggu aksi dari Vitamin K 1. Hal ini juga membalikkan kecenderungan obat ini menyebabkan kalsifikasi arteri dalam jangka panjang. Lidokain Lidokain (xylocaine, lignocain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block). Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain dan merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga epinefrin. Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
  • 6. Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi, tersedia susunan pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan dari lidokaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Susunan ini secara umum digunakan untuk prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.