SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
2010
      LAPORAN TAHUNAN
PENGADILAN AGAMA BALIGE




                PENGADILAN AGAMA BALIGE
                Jln. Adhyaksa No. 4 Balige Toba Samosir
                Telp. (0632) 21165 Fax. (0632) 21066
                Homepage: http://pa-balige.net
KATA PENGANTAR


                                   Bismillahirrahmanirrahim




       Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan Rahmat dan Taufiq-Nya kepada
kita semua. Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing kita ke
jalan yang benar.
       Alhamdulillah Laporan Tahunan Pengadilan Agama Balige ini telah selesai dilaksanakan
sebagai tindak lanjut dari surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 584/SEK/01/X/2010
tanggal 29 Oktober 2010 tentang Penyusunan dan Jadwal Pelaporan Laporan Tahunan Tahun 2010,
yang meliputi pelaksanaan tugas Administrasi Peradilan, baik bidang Administrasi Yustisial,
Administrasi Non Yustisial maupun bidang yang lainnya.
       Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas-tugas yang kami laksanakan masih belum
sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan petunjuk, bimbingan dan saran untuk
peningkatan kinerja pada masa yang akan datang.
       Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan Laporan Tahunan ini kami
ucapkan terima kasih, semoga mendapat limpahan Rahmat dari Allah SWT, Amin.




                                                  Balige, 31 Desember 2010
                                                  Pengadilan Agama Balige
                                                  An. Ketua.
                                                  Wakil Ketua,




                                                  Drs. Al- Azhary, SH., MH.
LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN AGAMA BALIGE
                                          TAHUN 2010

Kata Pengantar ....................................................................................................... : -

Daftar Isi............................................................................................................   :-

Bab I         Pendahuluan.......................................................................................         :1
              A. Kebijakan Umum Peradilan .......................................................                        :1
              B. Visi dan Misi ..............................................................................            :3
              C. Renstra .......................................................................................         :3

Bab II        Struktur Organisasi (Tupoksi)..............................................................                : 11
              A. Penyusunan alur Tupoksi
              B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Bab III Keadaan Perkara (dilampirkan matrik terlampir)..................................... : 34

Bab IV Pengawasan Internal ..........................................................................                    : 37

Bab V         Pembinaan dan Pengelolaan ..............................................................                   : 38
              A. Sumber Daya Manusia ............................................................                        : 38
                 1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial .............................                                    : 38
                 2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial .......................                                      : 38
                 3. Promosi dan Mutasi ..............................................................                    : 39
                 4. Pengisian Jabatan Struktural .................................................                       : 39

              B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ……………………………                                   : 39
                 1. Sarana dan Prasarana Prasarana Gedung...................................... : 39
                    a) Pengadaan
                    b) Pemeliharaan
                    c) Pengahapusan

                    2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung .............................                               : 40
                      a) Pengadaan
                      b) Pemeliharaan
                      c) Penghapusan

              C. Pengeloalaan Keuangan ..........................................................                        : 41
                  1. Belanja Pegawai (dilampirkan matrik terlampir)
                     - Pagu
                     - Realisasi
                     - Sisa

                      2. Belanja Barang (dilampirkan matrik terlampir)....................                               : 41
                         - Pagu
                         - Realisasi
                         - Sisa

                  3. Belanja Modal (dilampirkan matrik terlampir).................                                       :41
                     - Pagu
                     - Realisasi
                     - Sisa
              D. Pengelolaan Administrasi................................................................                : 42
                  1. Administrasi Perkara (dilampirkan matrik terlampir)...........                                      : 42
                  2. Administrasi Umum.........................................................                          : 44

Bab VI                Kesimpulan dan Rekomendasi...............................................                          : 49
BAB I
                                        PENDAHULUAN


A. Kebijakan Umum Peradilan
        Pengadilan Agama Balige sebagai Pengadilan Agama yang berkedudukan diwilayah Tingkat
II (Kota atau Kabupaten) adalah salah satu badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI dan salah
satu pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama sesuai Undang-Undang Nomor :
4 Tahun 2004, tentang kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, Jo UU No
50 Tahun 2009 dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya mengacu kepada arah kebijakan
Nasional Negara RI yakni Mewujudkan Kekuasaan Kehakiman yang Mandiri Merdeka dan
Transparan.
        Dalam melaksanakan Tugas, Fungsi dan Kewenangan tersebut Pengadilan Agama Balige
masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara dengan daerah hukumnya
meliputi 2 (dua) daerah Tingkat II, yaitu wilayah Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah hukum
kurang lebih 2.021.80 Km2 dengan jumlah penduduk seluruhnya pada Tahun 2010 berjumlah sebanyak
210.323 jiwa, dengan penduduk Mayoritas beragama Kristen, penduduk Kristen 197.840 jiwa,
Penduduk Muslim 12.483 jiwa dan Kabupaten Samosir dengan luas wilayah 1.616.90 Km2 dengan
jumlah penduduk seluruhnya pada Tahun 2010 berjumlah sebanyak 133.349 jiwa, dengan penduduk
Mayoritas beragama Kristen, penduduk Kristen 131.828 jiwa Penduduk Muslim 1.521 jiwa yang
terbagi dalam 16 Kecamatan di Toba Samosir dan 9 Kecamatan di Samosir yang terbagi dari :


a. Kabupaten Toba Samosir :
  1. Kecamatan Balige dengan 29 Desa 6 Kelurahan
  2. Kecamatan Tampahan dengan 6 desa;
  3. Kecamatan Laguboti dengan 21 Desa 1 Kelurahan;
  4. Kecamatan Habinsaran dengan 16 Desa 1 Kelurahan;
  5. Kecamatan Borbor dengan 7 desa;
  6. Kecamatan Nassau dengan 10 Desa;
  7. Kecamatan Silaen dengan 19 Desa;
  8. Kecamatan Sigumpar dengan 9 Desa 1 Kelurahan;
  9. Kecamatan Porsea dengan 12 Desa 3 Kelurahan;
  10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti dengan 7 Desa;
  11. Kecamatan Siantar Narumonda dengan 13 Desa;
  12. Kecamatan Lumban Julu dengan 11 Desa;
  13. Kecamatan Uluan dengan 15 Desa;
  14. Kecamatan Ajibata 8 Desa 1 Kelurahan;


                                                1
15. Kecamatan Parmaksian dengan 10 Desa;
     16. Kecamatan Bonatua Lunasi dengan 10 Desa;


b. Kabupaten Samosir
     1. Kecamatan Simanindo dengan 14 desa;
     2. Kecamatan Ronggur Nihuta dengan 8 desa;
     3. Kecamatan Pangururan dengan 25 desa;
     4. Kecamatan Palipi dengan 17 desa;
     5. Kecamatan Onan Runggu dengan 12 desa;
     6. Kecamatan Nainggolan
     7. Kecamatan Sianjur Mula-mula dengan 11 desa;
     8. Kecamatan Harian dengan 13 desa;
     9. Kecamatan Sitiotio.


           Pengadilan Agama Balige sebagai salah satu Pelaksana Kakuasaan Kehakiman yang bersifat
mandiri dan bebas dari pengaruh pihak manapun harus dapat memberikan rasa keadilan bagi
masyarakat pencari keadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut
perlu ditempuh hal-hal sebagai berikut :
1.    Transparansi yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
      membutuhkan dan disediakan secara memadai, serta mudah dimengerti masyarakat.
2.    Akuntabilitas yaitu suatu bentuk kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
      ketentuan yang berlaku.


           Untuk dapat tercapainya kinerja yang baik dalam penyelenggaraan Peradilan, baik Teknis
maupun non teknis di Pengadilan Agama Balige yang merupakan badan Peradilan dibawah Mahkamah
Agung RI, sudah tentunya akan tetap konsisten dan konsekwen mengikuti dan menegakkan segala
kebijakan yang telah digariskan dan ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI, maupun Pengadilan Tinggi
Agama Sumatera Utara yang merupakan kawal depan dari Mahkamah Agung RI, Walaupun dengan
sarana dan prasarana yang belum mencukupi, Pengadilan Agama Balige tetap berupaya seoptimal
mungkin melaksanakan tugas-tugas Peradilan dan memberi pelayanan yang baik kepada publik demi
meningkatkan martabat dan wibawa Pengadilan Agama Balige secara khusus dan penyelenggaraan
Peradilan pada umumnya. Tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu menjadi
perhatian untuk diatasi demi kelancaran pelaksanaan tugas baik dalam penyelenggaran Peradilan
maupun dalam pengelolaan administrasi Peradilan dan administrasi umum.




                                                  2
B. Visi dan Misi
         Untuk tercapainya Penegakan Hukum yang memenuhi rasa Keadilan berdasarkan Hukum
bagi para pencari Keadilan, maka Pengadilan Agama Balige tetap berpedoman kepada Visi yang telah
diterapkan oleh Mahkamah Agung RI, yaitu Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”
         Untuk mencapai Visi tersebut Pengadilan Agama Balige, menetapkan beberapa Misi yaitu :
- Menjaga Kemandirian Badan Peradilan;
- Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkaedah Kepada Pencari Keadilan;
- Meningkatkan Keadilan Kredibilitas dan Transpransi Badan Peradilan.


                                           Dengan Motto :
                                 ”Santun Melayani Tegas Mengadili.”


C. Renstra


         Berdasarkan kepada Visi dan Misi tersebut Pengadilan Agama Balige bertekat membangun
sistem Peradilan yang Merdeka, Bermartabat dan Berwibawah, maka Pengadilan Agama Balige
membuat Rencana Strategi ( Renstra ) sebagai berikut :




                                                  3
PERENCANAAN STRATEGIS PENGADILAN AGAMA BALIGE
NO              VISI                  MISI                  TUJUAN                      SASARAN                            CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN                                   KET
                                                                                                              KEBIJAKAN                      PROGRAM                  KEGIATAN

1                2                      3                       4                            5                      6                             7                         8                   9
I        KEPANITERAAN
1    Mewujudkan putusan yang      Menerima,        Terwjudnya kualitas            Berkas Perkara          - Melaksanakan proses      1 Melakukan eksaminasi         Memilih/mengambil      1. Bidang
     adil dan berwibawa           memeriksa,       Putusan yang semakin baik,                               prosedur sesuai dengan     berkas perkara untuk                                   yustisial
                                                                                                                                                                    satu berkas yang
     sehingga kehidupan           mengadili,dan    sesuai dengan ketentuan dan                              petunjuk Pola              Ketua Majelis oleh Ketua                               Peradilan
     masyarakat menjadi tenang,   menyelesaika     perundang-undangan yang                                  Bindalmin.                 PA.                          telah berkekuatan         Agama
     tertib dan damai dibawah     n perkara        berlaku.
                                                                                                                                                                    hukum tetap bagi
     lindungan Allah SWT.         yang diajukan                                                           - Menciptakan pegawai
                                  oleh Umat                                                                 bidang kepaniteraan                                     setiap ketua Majelis
                                  Islam di                                                                  yang profesional dalam
                                                                                                                                                                    guna dieksaminasi
                                  bidang                                                                    bidang masing-masing
                                  perkawinan,
                                  waris, wasiat,
                                  wakaf,           Terciptanya tertib prosedur    Para Pencari Keadilan   - Melaksanakan             2 Meningkatkan Pelayanan       Memberikan
                                  shadakah dan     penerimaan dan                                           pelayanan yang baik        kepada masyarakat pencari    bimbingan dan
                                  ekonomi          penyelesaian setiap perkara.                             bagi pencari keadilan      keadilan dalam manerima      petunjuk kepada
                                  syariah                                                                   yang datang ke PA.         dan menyelesaikan perkara    pencari keadilan
                                  secara cepat                                                                                         sesuai dengan ketentuan.     dalam hal
                                  sederhana dan                                                                                                                     mengajukan perkara.
                                  biaya ringan.
                                                   Terwujudnya perkara            Para pencari keadilan   - Menjelaskan kepada       3 Mengupayakan agar            Memberikan
                                                   penetapan ahli waris                                     pencari keadilan agar      permohonan penetapan         bimbingan dan
                                                   menjadi perkara volunter                                 perkara penetapan ahli     Ahli waris menjadi perkara   petunjuk kepada
                                                                                                            waris sebagai perkara      volunter di lingkungan PA.   pencari keadilan
                                                                                                            volunter.                                               supaya perkara
                                                                                                                                                                    penetapan ahli waris
                                                                                                                                                                    dijadikan perkara
                                                                                                                                                                    volunter.

                                                   Terwujudnya hubungan           Instansi terkait        - Memenuhi undangan        4 Mengadakan koordinasi        Melakukan
                                                   yang harmonis dan serasi                                 instansi terkait           lintas sektoral dengan       koordinasi dengan
                                                   dengan instansi terkait.                                                            instansi terkait dibawah     instansi terkait
                                                                                                                                       pimpinan Ketua.              dalam setiap
                                                                                                                                                                    kegiatan




                                                                                                     4
2   3              4                         5                        6                                    7                                8                    9


          Terlaksananya pe        Pejabat kepaniteraan    - Memberikan bimbingan         1   Menyelenggarakana                       Menerima guga-        2. bidang sarana
                                                                                                                                                              dan
          nerapan keten-                                   kepada pejabat kepaniteraan       pembinaan yang in-                      tan/permohonan
                                                                                                                                                              prasarana
          tuan pola Bindal-                                                                  sentif terhadap para                    verzet,Banding,
          min yang semakin                                                                   pejabat kepaniteraan                    Kasasi, PK dan
          mantap,baik dan                                                                    untuk meningkatkan                      eksekusi sesuai
          Tepat                                                                              sistem penerimaan/                      dengan pola Bin-
                                                                                             pendaftaran perkara                     dalmin.
                                                                                             pada PA. sesuai dgn.
                                                                                             pola Bindalmin.

        Terwujudnya              Kasir dan Bendaharawan   - Memberikan petunjuk              Mengoftimalkan penelolaan keuangan      - Melakukan pem
                                                                                         2
        pengelolaan keuangan     Penerima                   lepada kasir dan                 perkara, pembukuan biaya perkara
                                                                                                                                       binaan dan peme
        perkara yang baik dan                               Bendaharawan penerima            tingkat pertama, banding, Kasasi,PK
        tertib                                                                               dan pertanggung jawaban laporan           riksaan serta pe-
                                                                                                                                       ngawasan terha
                                                                                                                                       dap bendahara-
                                                                                                                                       wan penerima.
                                 Petugas Register         Memonitor pengisian buku-      3                                           - Membuat laporan
        Terwujudnya pengisian                                                                Meningkatkan pengisian Register
                                                          buku register perkara                                                         keuangan perkara
        buku register dengan                                                                 Perkara Gugatan Permohonan,
        baik, rapi dan tertib                                                                Banding, Kasasi, PK, Register Surat
                                                                                             Kuasa, Register Penyitaan, Register     -Melakukan pe-
                                                                                             Eksekusi, Register Akta Cerai dan         ngawasan oleh
                                                                                             Permohonan Pembagian Harta                hakim pengawas
                                                                                             Peninggalan diluar Sengketa.,Register
                                                                                             Somasi, Register Surat Keterangan         bidang.
                                                                                             Ahli Waris.                             - Melakukan pem-
                                                                                                                                       binaan perkara
                                                                                                                                       pada setiap pe-
                                                                                                                                       ngawasan .



                                                                                                                                     Mengirimkan salinan
                                                          Mempersiapkan Putusan Untuk    4   Meningkatkan pelaksanaan                putusan kepada Para
        Terwujudnya pengiriman   Panmud. Hukum
                                                          diberikan Kepada Para Pihak        Penyampaian                             Pihak
        salinan/ putusan
                                                          Perkara.                           salinan putusan kepada Para Pihak
        penetapan lepada Para
                                                                                             Sesuai Waktu yang ditentukan
        Pihak Perkara.

                                                                5
.
        3               4                           5                              6                5                     7                                               9
1   2
                                                                                                                                                          8
                                       Panmud . Hukum                - Meneliti, memeriksa surat-       Mengitensifkan pelaksanaan
            Terwujudnya data                                                                            pembuatan laporan perkara, mengelola
                                                                       surat yang akan
            perkara baik yang                                                                           dan menganalisa data laporan serta
                                                                       dikirim/laporan dan                                                     - Membuat dan
            diterima maupun yang                                                                        menyajikan dalam statistik perkara.
                                                                       pengisiannya.                                                             mengirimkan laporan
            diputus.
                                                                                                                                                 yang akurat dan tepat
                                                                                                                                                 waktu setiap bulan .


                                                                                                                                               - Menuliskan penyajian
                                                                                                                                                 data perkara dalam
                                                                                                                                                 bentuk statistik.
            Terwujudnya                Sarana dan prasarana arsip.   - Menyediakan boks-boks
                                                                                                    6   Penentuan berkas arsip sesuai dengan
            pengamanan dan                                             arsip perkara yang telah
                                                                       berkekuatan hukum.               Pola Bindalmin
            penataaan berkas arsip
                                                                                                                                               Menata arsip perkara
            perkara pada ruangan
                                                                                                                                               yang telah berkekuatan
            arsip sesuai dengan Pola
                                                                                                                                               hukum tetap dalam
            Bindalmin.
                                                                                                                                               lemari arsip sesuai
                                                                                                                                               dengan peratuaran pola
                                                                                                                                               Bindalmin.
            Terwujudnya                                              - Meneliti surat-surat
                                       Advokat/Pengacara                                            7   Meningkatkan registrasi
            administrasi                                               Advokat/Pengacara praktek
                                       praktek.                                                         Advokat/Pengacara praktek yang
            Advokat/Pengacara                                          yang ingin beracara di PA.
                                                                       Balige.                          beracara di PA. Balige yang telah      Meregistrasi setiap
            praktek di PA. Balige.
                                                                                                        terdaftar di PTA. Medan                Advokat/Pengacara
                                                                                                                                               praktek yang beracara di
                                                                                                                                               PA.balige.


            Terwujudnya disiplin       Hakim dan Pegawai PA                                             Mengupayakan agar Hakim /Pegawai       Memotifasi para Hakim
                                                                     - Memberikan kesempatan        8
            Ilmu yang lebih tinggi     yang berminat.                  bagi para pegawai PA yang        dapat Mengikuti jenjang Pendidikan     dan pegawai yang
            dan baik.                                                  ingin Pendidikan S-1, S-2,       yang lebih Tinggi                      lainnya untuk mengikuti
                                                                       S-3.                                                                    Pendidikan S-1, S-2 dan
                                                                                                                                               S-3.

                                                                     -   Menciptakan Pegawai yang   9   Membuat CPP 1 dan CPP 2, EVA 1         Mengisi dan menilai
                                                                         profesional dan memiliki       dan EVA 2, WAS 1 dan WAS 2, dari       EVA 1 dan EVA 2,
                                                                         SDM yang handal sesuai         Hakim dan Panitera Pengganti           WAS 1 dan WAS 2,
                                                                         dengan bidangnya masing-                                              CPP 1 dan CPP 2 Hakim
                                                                         masing                                                                dan Panitera Pengganti.




                                                                           6
NO                  VISI                      MISI                TUJUAN             SASARAN                              CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SARAN                                       KET

                                                                                                          KEBIJAKAN                    PROGRAM                       KEGIATAN
 1                    2                         3                     4                   5                      6                          7                              8                    9
 II   KESEKRETARIATAN


 1    Terciptanya tertib administrasi   Pembinaan pejabat   Terwujudnya tertib      Terlaksananya   1. pelaksanaan prosedur      1. Meningkatkan            1. Melaksanakan pencatatan
      untuk kesekretariatan untuk       struktural dan      administrasi            administrasi       tata persuratan sesuaii      pelaksanaan tata cara      dan pembukuan surat-surat
      terlaksananya arsip dinamis       pegawai pada        kesekretariatan yang    umum,              dengan arsip dinamis         persuratan sesuai          masuk sesuai dengan arsip
      sesuai dengan                     bagian              dapat mendukung tugas   kepegawaian        serta inventarisasi          dengan petunjuk            dinamis serta
                                        kesekretariatan     pokok PA. Balige        dan keuangan       Barang Milik Negara.         pelaksanaan                mandelegasikannya
                                                                                    secara baik                                     Mahkamah Agung RI          kepada pejabat yang
                                                                                                                                    serta Peraturan            berwenang dengan
                                                                                                                                    Perlaksanaan lainnya       memakai lembar disposisi.


                                                                                                                                                            2. Melaksanakan pencatatan
                                                                                                                                                               dan pembukuan serta
                                                                                                                                                               pemberian nomor surat
                                                                                                                                                               keluar dan
                                                                                                                                                               mengirimkannya ke
                                                                                                                                                               instansi terkait secara tepat
                                                                                                                                                               waktu

                                                                                                                                                            3. Mengarsipkan surat masuk
                                                                                                                                                               dan keluar secara baik dan
                                                                                                                                                               benar.

                                                                                                                                 2. meningkatkan            1.   Melaksanakan
                                                                                                                                    pelaksanaan                  pemutakhiran data
                                                                                                                                    penatausahaan Barang         Inventaris Barang serta
                                                                                                                                    Milik Negara sesuai          melaksanakan
                                                                                                                                    dengan SK. Sekretaris        pemeliharaan dan
                                                                                                                                    Mahkamah Agung RI            perawatannya dengan
                                                                                                                                    Nomor :                      baik.
                                                                                                                                    MA/SEK/173ª/SK/XI/
                                                                                                                                    2005
                                                                                                                                                            2.   membuat daftar barang
                                                                                                                                                                 Ruangan (DBR) untuk
                                                                                                                                                                 Tahun 2010 sesuai
                                                                                                                                                                 dengan Peraturan yang
                                                                                                                                                                 berlaku.

                                                                                               7
1   2   3   4   5                6                        7                            8                 9
                                               3. Meningkatkan            1. Mendata buku-buku
                                                  pengelolaan                yang masuk serta
                                                  administrasi               penomorannya sesuai
                                                  Perpustakaan penataan      dengan sistem CDC
                                                  Perpustakaan dan
                                                  mengusulkan             2. Membuat Kartu Tanda
                                                  penambahan buku –          Anggota Perpustakaan,
                                                  buku literatur serta       Katalog buku
                                                  mengupayakan tenaga        perpustakaan,
                                                  Pustakawan.                mengusulkan
                                                                             pengangkatan tenaga
                                                                             Pustakawan.


                                               4. Meningkatkan            1. Melaksanakan
                                                  Kesadara lingkungan        kebersihan ruangan dan
                                                  bersih, sehat dan          halaman kantor PA.
                                                  nyaman serta               Balige setiap hari dan
                                                  mengaktifkan gerakan       melaksanakan gotong
                                                  jumat bersih baik          royong setiap hari jumat.
                                                  didalam maupun diluar
                                                  kantor.

                        2. Menciptakan         1. Membuat dengan          1.Mengisi dan menilai DP
                           Pegawai yang           Akurat nilai DP 3.        3 pegawai sesuai dengan
                           profesional dan        dari Hakim dan            kemampuan dan
                           memiliki SDM yang      Pegawai secara tepat      kecakapannya dalam
                           handal sesuai          Waktu                     melaksanakan tugas.
                           dengan bidangnya
                           masing-masing       2. Menyempurnakan          1. Membuat dan
                                                  penyusunan DUK dan         mempersiapkan data
                                                  Job Discription serta      Kepegawaian untuk
                                                  membuat data Pegawai       kelengkapan pembuatan
                                                  dengan benar.              DUK, Berzetting
                                                                             Formasi serta Senioritas
                                                                             Hakim, Panitera dan
                                                                             Jurusita Pengganti.




                    8
1   2   3   4   5                6                         7                           8                9
                                                                           2.   Membuat Job
                                                                                Diskription seluruh
                                                                                Pegawai dengan tugas
                                                                                masing-masing.

                                                                           3.   Mengawasi setiap saat
                                                                                pelaksanaan Job
                                                                                Diskription


                        3. Pelaksanaan          1. Membuat Rencana         1.   Mendata kebutuhan
                           Pemanfaatan Daftar      Pengguanaan Uang             barang dan ATK dari
                           Isian Penggunaan        (RPU) DIPA tahun             setiap ruangan.
                           Anggaran (DIPA)         2009 bekerja sama dan   2.   Menentukan Perioritas
                           sesuai dengan           Kordinasi dengan             kebutuhan sesuai
                           petunjuk                KPPN Balige dan BRI          dengan kemampuan
                           Operasionalnya.         Balige.                      dana dalam DIPA serta
                                                                                menyiapkan rencana
                                                                                penggunaan DIPA.
                                                                           3.   Mengkonsultasikan
                                                                                pencairan dana dalam
                                                                                DIPA Tahun Anggaran
                                                                                2009 kepada KPPN
                                                                                Balige dan BRI
                                                                                cabang. Balige.




                    9
Berdasarkan SEMA No. 5 Tahun
1996 Tanggal 13 Agustus 1996
Tentang Bagan Susunan Pengadilan


                                                                                KETUA

                                                                           Drs. Mazharuddin, MH

                                                                              WAKIL KETUA
                    HAKIM
                                                                       Drs. Al Azhary, SH, MH
           1. M. Shalahudin H,SH,MA
           2. Drs. Irmantasir, MHI
           3. M. Afif, SHI                                             PANITERA / SEKRETARIS
           4. Lanka Asmar, SHI
                                                                             Dra. Zuhaira, SH




                                WAKIL PANITERA                                                                               WAKIL SEKRETARIS

                            Dra. Hj. Nurlela Br. Ginting                                                                        Supriono, SH



  PANMUD. PERMOHONAN          PANMUD. GUGATAN              PANMUD. HUKUM                        KAUR. KEPEGAWAIAN            KAUR. KEUANGAN             KAUR. UMUM

           -                Sriwati Br. Siregar, SH              -                                Mairiza Yulianti, S.Si   Khairuna Nasution, SH              -

                                                                                                                                  STAF                     STAF

                                                                           PANITERA PENGGANTI                                  Nur Ilmayati        Sri Melda Sitorus, A.Md
                                                                                    -


                                                                           JURUSITA PENGGANTI

                                                                      1. Supriono, SH
                                                                      2. Khairuna Nasution, SH
     Keterangan :                Garis Kordinasi
                                 Garis Tanggung Jawab
                                                                                    10
BAB II
                              STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)




A. Penyusunan Alur Tupoksi
   Bagan Struktur


           Struktur Organisasi Pengadilan Agama Balige adalah berpedoman kepada SEMA Nomor 5
   Tahun 1996 tanggal 13 Agustus 1996 Tentang Bagan Susunan Pengadilan, dimana disebutkan
   bahwa unsur pimpinan adalah Ketua dan Wakil Ketua kemudian ada kelompok fungsional Hakim
   dan kelompok fungsional Panitera Pengganti.
           Selanjutnya secara struktural dibawah Ketua ada Panitera/ Sekretaris dibantu oleh Wakil
   Panitera dan Wakil Sekretaris.
           Kemudian Wakil Panitera dibantu oleh Panitera Muda Gugatan, Panitera Muda Permohonan
   dan Panitera Muda Hukum serta Wakil Sekretaris dibantu oleh Kepala Urusan Kepegawaian,
   Kepala Urusan Keuangan dan Kepala Urusan Umum.
           Adapun bagan struktur Pengadilan Agama Balige untuk lengkapnya sperti bagan berikut :
   1.    Nama Unit Organisasi Pengadilan Agama Balige.
   2.    Tugas : Melaksanakan kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
        kewenangannya mengacu pada arah kebijakan Nasional Negara Republik Indonesia yakni
        mewujudkan kekuasaan Kehakiman yang merdeka, mandiri dan transparan.
   3.    Fungsi :Pengadilan Agama Balige adalah salah satu lembaga peradilan dibawah Pengadilan
        Tinggi Agama Medan yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
        a. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama yang berwenang menerima, memeriksa dan mengadili
           serta menyelesaikan perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan dibidang Perkawinan,
           Kewarisan, Hibah, Wasiat, Wakaf, Zakat, P3HP dan Ekonomi Syari’ah.
        b. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama yang melakukan pengawasan yang mencakup 2 (dua)
           jenis pengawasan yaitu pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Maksud
           pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang
           terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan
           replesif, agar bawahan melaksanakan tugas tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai
           dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan
           Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang khusus
           ditunjuk untuk melaksanakan tugas tersebut dalam satuan kerja tersendiri yang
           diperuntukkan untuk itu.




                                                  11
B. Penyusunan Standart Operasional (SOP).
   I. SOP Administrasi Umum Sesuai dengan :




              KEPUTUSAN SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE
                           NOMOR : W2-A8/498/OT.01.3/VI/2010


                                          TENTANG


             STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI UMUM
                               DI PENGADILAN AGAMA BALIGE


                     SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE


 Menimbang     :   1. Bahwa Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu organisasi
                     harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok dimana peranan
                     Pengadilan adalah membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala
                     hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan dengan standar
                     pelayanan yang maksimal;
                   2. Bahwa untuk menunjang tugas pokok peradilan perlu didukung dengan suatu
                     sistem dan tatanan kerja yang efektif;
                   3. Bahwa sehubungan dengan butir (2) di atas perlu dibuat ketentuan-ketentuan
                     yang berkaitan dengan pelayanan dan standar prosedur kerja di lingkungan
                     kesekretariatan, dengan berpedoman pada segala ketentuan peraturan
                     perundang-undangan lainnya;
                   4. Bahwa untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1), (2), dan (3) di atas
                     perlu ditetapkan suatu keputusan;


Mengingat      :   1. Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung RI,
                     sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2009
                     tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang          Nomor : 14 Tahun 1985
                     tentang Mahkamah Agung;
                   2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
                     Pajak ;
                   3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
                     Bersih dan Bebas KKN;
                   4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
                   5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
                   6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
                     Tanggung Jawab Keuangan Negara;

                                               12
7. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
8. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
      Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
      Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah terakhir
      dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;
11. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi,
       Administrasi dan Finansial di Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan
       Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung.
12. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah
       Agung RI;
13. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas
       Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
       Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
14. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 001/KMA/SK/I/2010, tentang
       Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang di
       Lingkungan Mahkamah Agung RI;
15.    Keputusan    Ketua   Mahkamah       Agung   Republik   Indonesia   Nomor
       KMA/032/SK/IV/2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pemberlakuan Buku I,
       II dan III tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan;
16. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 134/KMK.06/2005 Tanggal 27
       Desember 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran
       Pendapatan dan Belanja Negara;
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.06/2006 tentang Petunjuk
       Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar ISisan Pelaksanaan
       Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007;
18. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 001/Sek/SK/I/2010
       tentang Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran di Lingkungan
       Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya;
19. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 002/Sek/SK/I/2009
       tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Pendapatan dan
       Belanja Negara Tahun 2009 di Lingkungan Mahkamah Agung;
20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 Tanggal
       28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban
       Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.




                             13
MEMUTUSKAN


Menetapkan          : KEPUTUSAN SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE
                      TENTANG STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN ADMINISTRASI
                      UMUM DI PENGADILAN AGAMA BALIGE


                                                 BAB I
                                        PENGERTIAN UMUM
                                                 Pasal 1


Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1.   Pengadilan adalah Pengadilan Agama Balige.
2.   Pengadilan Tinggi Agama adalah Pengadilan Tinggi Agama Medan.
3.   Kaur Kepegawaian adalah jabatan struktural di Pengadilan Agama Balige yang melaksanakan
     tugas-tugas bidang Kepegawaian;
4.   Penangung jawab Pekerjaan Keuangan adalah seluruh Tim Pengelola keuangan sesuai dengan job
     description sebagaimana telah tertuang dalam uraian tugas;
5.   Penanggung jawab Pekerjaan Urusan Umum adalah seluruh Tim Pengelola urusan Umum sesuai
     dengan job description sebagai mana telah tertuang dalam uraian tugas;
6.   Teknologi Informasi adalah semua sistem otomatisasi yang memberikan solusi dokumen dengan
     bantuan sistem komputerisasi atau sistem digital lainnya;
7.   Standar pelayanan adalah ukuran baku dalam penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh
     pemberi dan atau penerima layanan di Pengadilan Agama Balige.
8.   Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang
     dibuat oleh Sekretaris Mahkamah Agung atas nama Ketua Mahkamah Agung dan disahkan oleh
     Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen
     pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
9.   Pengguna Anggaran / Pengguna Barang adalah Ketua Mahkamah Agung dan atau Pejabat yang
     ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan Mahkamah Agung.
10. Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna Barang adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah
     Agung selaku Pengguna Anggaran untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di
     lingkungan Mahkamah Agung.
11. Penanggung jawab kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat yang melakukan tindakan
     yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.
12. Pejabat Penguji Surat Permintaan Pembayaran dan Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
     adalah Pejabat yang bertugas melakukan pengujian terhadap Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
     dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).
13. Bendahara Penerimaan adalah setiap orang atau Badan yang melaksanakan tugas kebendaharaan
     dalam rangka Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).



                                                   14
14. Bendahara Pengeluaran adalah orang atau badan yang ditunjuk melaksanakan kebendaharaan dalam
    pelaksanaan anggaran belanja.
15. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Pengguna
    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari
    DIPA.




                                                  BAB II
                            PELAYANAN BIDANG KEPEGAWAIAN
                                                  Pasal 2
                                            Disiplin Kerja


1. Membuat daftar hadir dan pulang setiap hari;
2. Membuat rekap absen setiap akhir bulan
3. Membuat jadwal pemakaian seragam dinas
  a. Setiap hari Senin s.d Kamis bagi pegawai memakai seragam hijau sedangkan Hakim memakai jas
    mini berwarna gelap
  b. Setiap hari Jum’at pagi berpakaian olahraga dan siang memakai batik.
4. Membuat jadwal apel setiap hari
5. Mendata pegawai yang berprestasi dan mengusulkan untuk :
  a. Promosi Jabatan
  b. Kenaikan Pangkat Pilihan
6. Mendata pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku dengan memberikan peringatan :
  a. Lisan
  b. Tulisan
  c. Pelanggaran
7. Membuat daftar catatan penilaian pegawai dan hakim sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
  DP3 setiap tahun
8. Mendata pegawai yang telah memenuhi syarat masa kerja :
  a. 10 Tahun
  b. 20 tahun
  c. 30 Tahun
  Agar dapat memperoleh Satya Lancana dari Presiden RI
9. Menerbitkan Surat Usulan bagi pegawai yang telah memenuhi syarat untuk menerima tanda jasa;
10. Mendata pegawai yang berminat untuk melanjutkan jenjang pendidikan;
11. Menyempurnakan sarana tata usaha kepegawaian setiap terjadi mutasi seperti :
   a. Buku Kendali Kepegawaian;
   b. Mesin Absen;
   c. File Kepegawaian;
  d. Buku Induk Kepegawaian;

                                                    15
e. Menata Arsip Kepegawaian;
  f. Membuat SPMT, SPMJ;
  g. Membuat KP4;
  h. Membuat Laporan Tahunan paling lambat tanggal 7 tahun berikutnya;
  i. Membuat Laporan per April dan Oktober;
  j. Membuat DUK dan Bezetting;
  k. Membuat usulan penerbitan ASKES, TASPEN, KARIS/KARSU;
  i. Membuat usulan pengangkatan PNS;
  m. Membuat BAP dan melaksanakan pelantikan PNS;
  n. Membuat dan melaksanakan sumpah/pelantikan jabatan bagi pejabat baru;
  o. Membuat surat perintah tugas bagi pegawai yang akan dinas luar;
  p. Membuat surat izin cuti bagi pegawai yang akan melaksanakan cuti tahunan;
  q. Menindaklanjuti surat kepegawaian yang perlu ditindaklanjuti paling lambat 2 hari;
  r. Membuat usulan bagi pegawai yang akan pensiun;
  s. Membuat uraian tugas;
  t. Membuat dan merevisi SK di Kepegawaian dalam jangan waktu 7 hari pada wal tahun berjalan bagi
  yg telah habis masa berlakunya;
  u. Membuat buku catatan Penilaian Pegawai pada akhir tahun.
12. Menerbitkan usul Surat Kenaikan Pangkat bagi yang telah memenuhi syarat;
13. Menerbitkan surat Kenaikan Gaji Berkala (KGB) bagi yang memenuhi syarat;
14. Menyempurnakan administrasi pegawai dalam aplikasi SIMPEG pada saat ada mutasi;
15. Membuat jadwal Diskusi dan Bintal sekali setahun;
16. Melaksanakan Diskusi dan Bintal sekali dua minggu;
17. Mengkoordinasikan untuk penyampaian materi dari hasil pelatihan dan penataran bagi peserta yang
   mengikuti




                                               BAB III
                              PELAYANAN BIDANG KEUANGAN
                                               Pasal 3


                                    Pengajuan Belanja Pegawai


1. Membuat daftar belanja pegawai paling lambat tanggal 10 setiap bulannya;
2. Memeriksa daftar gaji/kekurangan gaji/uang makan dan membuat SPP Pembayaran Gaji oleh
  Penanggung Jawab kegiatan;
3. Memperhatikan kelengkapan berkas dan menerbitkan SPM oleh Pejabat Penanda Tangan SPM;
4. Mengajukan SPM ke KPPN.




                                                  16
Pasal 4
                                       Realisasi Belanja Pegawai


1. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya SP2D;
2. Memeriksa nominal uang sesuai dengan SP2D dan Daftar Gaji pada rekening masing-masing
   pegawai;
3. Menandatangani tanda terima daftar gaji.


                                                 Pasal 5
                                          Pencairan Lembur


   1. Kuasa Pengguna Anggaran membuat Surat Perintah Kerja Lembur;
   2. Membuat Daftar Hadir Kerja Lembur;
   3. Menghitung dana lembur yang ada tertera dalam DIPA sesuai dengan Daftar Hadir Pegawai
         yang lembur;
   4. Merekap daftar hadir Kerja Lembur;
   5. Membuat pengajuan SPP uang lembur selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya;
   6. Memperhatikan kelengkapan berkas dan menerbitkan SPM oleh Pejabat Penanda Tangan SPM;
   7. Mengajukan SPM ke KPPN;
   8. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya
         SP2D;
   9. Memeriksa nominal uang sesuai dengan SP2D dan Daftar Uang Lembur pada rekening masing-
         masing pegawai;
   10. Menandatangani tanda terima uang lembur.
   11.
                                                 Pasal 6
                                              Belanja barang


   1. Membuat rencana penggunaan uang dan pembelian barang dengan mempertimbangkan masukan
         dari setiap bagian sesuai dengan DIPA yang tersedia pada awal tahun;
   2. Mengajukan uang muka kerja ke KPPN;
   3. Membuat daftar belanja barang sesuai dengan rencana penggunaan uang DIPA 2 hari setelah
         terbitnya SP2D;
   4. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya
         SP2D oleh bendaharawan;
   5. Membelanjakan uang DIPA sesuai dengan rencana belanja barang dan buku pengawasan kredit
         oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
   6. Memeriksa tanda bukti belanja barang dan kelengkapan berkas oleh Pejabat Pembuat Komitmen
         dan KPA;



                                                   17
7. Mengajukan SPP kepada Pejabat Penandatangan SPM untuk pengajuan penggantian uang
   persediaan;
8. Pejabat Penandatanganan SPM meneliti/memeriksa kelengkapan berkas selanjutnya menerbitkan
   SPM selambat-lambatnya tanggal 2 setiap bulannya.




                                            Pasal 7
                                        Belanja Modal


1. Membuat rencana penggunaan uang untuk belanja modal sesuai dengan DIPA yang tersedia pada
   awal tahun;
2. Membuat jadwal belanja modal sesuai dengan rencana penggunaan uang oleh Pejabat Pembuat
   Komitmen;
3. Menerbitkan SK Panitia untuk pelaksanaan belanja modal oleh Kuasa Pengguna Anggaran;
4. Mempersiapkan dan memeriksa kelengkapan berkas pengajuan belanja modal;
5. Mengajukan SPP kepada Pejabat Penandatangan SPM untuk pengajuan penggantian uang
   persediaan;
6. Pejabat Penandatanganan SPM meneliti/memeriksa kelengkapan berkas selanjutnya menerbitkan
   SPM.
                                            Pasal 8
                                         Rekonsiliasi


1. Meneliti kebenaran setiap transaksi yang telah dilakukan selama 1 bulan setiap akhir bulan
   berjalan;
2. Memasukkan data transaksi berdasarkan SP2D ke dalam aplikasi SAKPA;
3. Merekonsiliasi data ke KPPN Balige untuk mendapatkan Berita Acara Rekonsiliasi.


                                            Pasal 9
                                     Laporan Keuangan


1. Membuat dan mengirimkan laporan bulanan selambat-lambatnya tanggal 3 bulan berikutnya
   yaitu :
   a. Buku Besar SAI dan RTH sesuai kode MAK Laporan Realisasi Anggaran secara Manual dan
      Aplikasi yang telah direkonsiliasi beserta ADK ke korwil;
   b. Mengirimkan foto kopi rekening telepon, internet, faxmile dan air ke PTA Medan;
   c. Laporan Extra Daftar Gaji;
   d. Laporan kekurangan Gaji;
   e. Laporan Cash Forecasting;
   f. Laporan pajak yang terdiri dari formulir 1721, 1721-II;
   g. Daftar Rekening ke KPPN Balige.

                                               18
2. Membuat dan mengirimkan laporan triwulan setiap tanggal 3 awal triwulan berikutnya yaitu :
     a. Laporan Rencana Penarikan Dana;
     b. Laporan PP 39 Tahun 2006 oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Membuat dan mengirimkan laporan semester Keuangan beserta Calk (Catatan atas Laporan
     Keuangan) tanggal 7 pada bulan berikutnya;
4. Membuat dan mengirimkan laporan tahunan (Pajak 1721, 1721 A2).




                                            BAB III
                               PELAYANAN BIDANG UMUM


                                            Pasal 10
                                       Pengelolaan Surat


1. Mencatat semua jenis surat masuk dan surat keluar dengan memilah-milah bentuk, sifat dan
     jenisnya ;
2. Melakukan prosedur arsip dinamis terhadap seluruh surat masuk / keluar dengan tertib dan
     menata, menyimpan sesuai dengan aturan yg berlaku;
3. Menyimpan data, dokumen yang bersifat rahasia ditempat yang aman.
4.


                                            Pasal 11
                                           Inventaris


1. Membuat , mencatat seluruh barang Inventarisasi yang terdapat dalam setiap ruangan dalam
     Daftar Inventaris Ruangan setiap adanya mutasi barang/ setiap awal tahun;
2. Membuat, dan mencatat Inventaris tanah, bangunan dan kenderaan bermotor kedalam Kartu
     Inventaris Barang dan memperbaharui setiap awal tahun;
3. Melakukan pencatatan mutasi barang setiap tiga bulan sekali kedalam Buku Inventaris
     Intrakomtabel, Ekstrakomtabel, buku barang bersejarah, dan SIMAK- BMN;
4. Melakukan pencatatan terhadap barang persediaan setiap bulan kedalam Buku Persediaan dan
     Aplikasi barang persediaan;
5. Melakukan pemeriksaan terhadap penambahan barang adakan klarifikasi tentang kebenaran
     barang, kewajaran harga, mutu dan kwalitas serta kemanfaatannya( 3E);
6. Pada akhir tahun melakukan penghitungan posisi seluruh barang yang ada dalam kantor dalam
     waktu lima hari dan selanjutnya dibuatkan laporan tahunan dalam waktu lima hari;
7. Melakukan rekonsiliasi terhadap nilai asset barang setiap enam bulan sekali ke KPKNL;
8. Laporan yang telah direkonsiliasi dalam waktu dua hari dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama
     Medan.



                                               19
Pasal 12
                                         Perpustakaan


1. Melakukan registerisasi terhadap seluruh buku yang diterima kedalam register Induk, register
   pengelompokan dan register peminjaman secara tertib dan teratur;
2. Membuat kode terhadap setiap buku perpustakaan;
3. Membuat kartu catalog untuk seluruh buku perpustakaan;
4. Melaporkan buku perpustakaan yg diterima tiga bulan sekali;
5. Melakukan penutupan buku register induk setiap tutup tahun;


                                            Pasal 13
                                      Kebersihan Kantor


1. Memeriksa dan berkoordinasi dengan pegawai honor untuk tugas kebersihan dan kerapian
   gedung dan halaman kantor;
2. Mengkoordinasikan petugas piket untuk keamanan kantor.


Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.




                                                          Ditetapkan di   : Balige
                                                          Pada tanggal    : 24 Juni 2010
                                                          Sekretaris Pengadilan Agama Balige




                                                          Dra. ZUHAIRA, SH.
                                                          NIP. 19700529 199403 2 004




                                               20
II. SOP Administrasi Penerimaan Perkara Sesuai dengan :


                 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BALIGE
                        NOMOR : W2-A8/52/HK.05/I/2011
                                         TENTANG
                   STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
              PELAYANAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA BALIGE

                        KETUA PENGADILAN AGAMA BALIGE

Menimbang      : 1. Bahwa fungsi dan peranan Pengadilan adalah membantu pencari keadilan dan
                    berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya
                    peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;
                 2. Bahwa untuk membantu para pencari keadilan sebagaimana tersebut pada butir
                    (1) di atas, pelayanan menjadi unsur yang sangat penting dan vital;
                 3. Bahwa sehubungan dengan butir (2) di atas perlu dibuat ketentuan-ketentuan
                    yang berkaitan dengan Standar Operasional Prosedur pelayanan bagi
                    masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Balige, dengan berpedoman
                    pada segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
                 4. Bahwa untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1), (2), dan (3) di atas
                    perlu ditetapkan suatu keputusan;

Mengingat      : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
                    Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;
                 2. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;
                 3. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
                    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
                 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
                    Penyelesaian Sengketa;
                 5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
                 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
                    Bersih dan Bebas KKN;
                 7. Stb. 1927-227 Reglement Tot Regeling Van Het Rechtswezen In De Gewesten
                    Buiten Java En Madura (R. Bg.);
                 8. Stb. 1847-52 jo. 1849-63 Reglemen Acara Perdata Reglement op de
                    Rechtsvordering (Rv.);
                 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
                    Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
                 10. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :
                     KMA/032/SK/IV/2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pemberlakuan Buku II
                     tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan;
                 11. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :
                     144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan;
                 12. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2008
                     tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan;

                                   MEMUTUSKAN

Menetapkan     : Keputusan Ketua Pengadilan Agama Balige Tentang Standar Operasional Prosedur
                 (SOP) Pelayanan Perkara di Pengadilan Agama Balige ;


                                              21
BAB I
                                           KETENTUAN UMUM
                                                     Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Pengadilan adalah Pengadilan Agama Balige selaku Pengadilan Tingkat Pertama.
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan adalah ukuran baku dalam penyelenggaraan
   pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan/atau penerima layanan di Pengadilan.
3. Pengadilan Tingkat Banding adalah Pengadilan Tinggi Agama Medan.
4. Para pihak adalah pencari keadilan, terdiri dari Penggugat/Pemohon dan Tergugat/ Termohon.
5. Majelis Hakim adalah hakim-hakim yang ditetapkan Ketua Pengadilan dalam Penetapan Majelis
   Hakim (PMH) untuk memeriksa dan memutus perkara.
6. Panitera Pengganti disebut juga Panitera Sidang adalah jabatan fungsional dalam penanganan
   perkara yang bertugas mendampingi majelis hakim dalam pemeriksaan perkara dan mencatat segala
   hal ihwal dalam persidangan.
7. Jurusita/Jurusita Pengganti adalah jabatan fungsional dalam penanganan perkara yang bertugas
   melaksanakan perintah Hakim Ketua Majelis atau Ketua Pengadilan dalam kaitannya dengan
   penanganan perkara.
8. Penetapan Hari Sidang (PHS) adalah penetapan hari, tanggal dan waktu penyelengaraan sidang yang
   dibuat Hakim Ketua Majelis.
9. SKUM (surat Kuasa Untuk Membayar) adalah kuitansi yang dikeluarkan Pengadilan berisikan
   jumlah uang yang harus dibayar Penggugat/Pemohon ke Kasir dalam kaitan dengan perkara.
10. Minutasi adalah pemberkasan/pengaslian berkas perkara yang telah diputus.
11. Arsip terdiri dari arsip aktif dan arsip tidak aktif.
12. Pengarsipan adalah penyimpanan berkas perkara yang sudah tidak aktif dalam ruang arsip.
13. Bank adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Balige.
14. Penyitaan adalah tindakan hukum menempatkan objek perkara kepada keadaan status quo.
15. Sita Jaminan adalah menyita barang milik Tergugat (Conservatoir Beslag) atau barang milik
    Penggugat yang berada dalam penguasaan Tergugat (Revindicatoir Beslag) ataupun barang milik
    bersama/harta bersama (maritale beslag) agar barang-barang tersebut tidak digelapkan/
    dipindahtangankan selama masa proses persidangan.
16. Sita eksekusi (executorial beslag) adalah tindakan menyita guna melakukan pelelangan atas benda
    milik Tergugat guna memenuhi putusan pengadilan yang menghukum Tergugat membayar sejumlah
    uang.
17. Eksekusi adalah pelaksanaan isi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

18. Teknologi Informasi (TI) adalah otomatisasi berdasarkan sistem komputerisasi/sistem digital lainnya
    dalam hal mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan menganalisis
    dan/atau menyebarkan informasi.

                                                    BAB II
                                        PENERIMAAN PERKARA
                                                     Pasal 2
                                       Tahapan Pendaftaran Perkara

(1) Prosedur penerimaan perkara dilakukan berdasarkan sistem meja.
(2) Penerimaan perkara dilakukan oleh Petugas Meja I di bawah koordinasi Panitera Muda
    Gugatan/Permohonan.


                                                       22
(3) Pihak yang akan mengajukan perkara (Penggugat/Pemohon) datang menghadap langsung Petugas
    Meja I untuk menyerahkan surat gugatan/permohonan dalam jumlah 4 (empat) rangkap ditambah
    jumlah pihak berperkara.
(4) Petugas Meja I wajib memperhatikan kelengkapan syarat formil dan materil gugatan/ permohonan
    yang diajukan pihak.
(5) Petugas Meja I menaksir panjar biaya perkara selanjutnya menuangkannya dalam lembaran Surat
    Kuasa Untuk Membayar (SKUM) panjar biaya perkara.
(6) Besarnya panjar biaya perkara dihitung sesuai dengan Keputusan Ketua Pengadilan Agama Balige
    Tentang Panjar Biaya Perkara Pada Pengadilan Agama Balige.
(7) Penggugat/Pemohon membawa dan menyerahkan surat gugatan/permohonan beserta lembaran
    SKUM kepada Kasir.
(8) Penggugat/Pemohon menyetorkan biaya perkara ke BRI Cabang Balige dengan Nomor Rekening
    0314-01-011919-50-0 An. Penampungan Biaya Perkara Pengadilan Agama Balige, selanjutnya resi
    (bukti setor) diserahkan kembali kepada Kasir.
(9) Kasir merigisterasi surat gugatan/permohonan pada sudut kiri atas lembar pertama dan
    memparafnya, kemudian memberi penomoran, penanggalan sesuai tertera pada surat
    gugatan/permohonan dan menandatangani serta memberikan cap Lunas pada SKUM.
(10) Penggugat/Pemohon menyerahkan surat gugatan/permohonan yang telah diregister kepada Petugas
     Meja II berikut SKUM yang telah dtandatangani Kasir dan diberi Cap Lunas, kemudian Petugas
     Meja II menyerahkan 1 (satu) rangkap surat gugatan/ permohonan dan Lembar pertama SKUM
     kepada Penggugat/Pemohon.
(11) Pelayanan penerimaan perkara dilakukan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) menit.

                                               Pasal 3
(1) Penggugat/Pemohon yang tidak dapat membuat surat gugatan/permohonan dapat meminta bantuan
    pada Koperasi Al-Hikmah Pengadilan Agama Balige.
(2) Penggugat/Pemohon yang tidak dapat membaca dan/atau menulis, Ketua Pengadilan atau Hakim
    yang ditunjuk Ketua Pengadilan dapat membuat catatan gugatan/permohonan.
(3) Pelayanan penerimaan perkara bagi pihak yang memohon bantuan pembuatan surat gugatan/
    permohonan atau pencatatan gugatan/permohonan dilakukan selambat-lambatnya 120 (seratus dua
    puluh) menit.
                             Berperkara Secara Cuma-Cuma (Prodeo)
                                               Pasal 4

(1) Penggugat/Pemohon yang miskin dan tidak mampu membayar biaya perkara dapat mengajukan
    perkara secara cuma-cuma (prodeo) yang diajukan bersamaan dengan pengajuan
    gugatan/permohonan;
(2) Dalam mengajukan permohonan berperkara secara Cuma-Cuma (prodeo) Penggugat/ Pemohon
    harus melengkapinya dengan Asli Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa tempat tinggal
    Penggugat/Pemohon yang diketahui Camat dan telah dinazegelen Kantor Pos atau Fotocopy Kartu
    Tanda Penduduk Miskin atau sejenisnya yang telah dinazegelen oleh Kantor Pos dan menunjukkan
    asli Kartu Tanda Miskin dalam persidangan;
(3) Para pihak yang beracara secara cuma-cuma (prodeo) mendapatkan pelayanan yang sama, tanpa
    dibeda-bedakan.
                                            Pasal 5

(1) Petugas Meja II bertugas mencatat data-data perkara yang telah diberi nomor register ke dalam
    register perkara.
(2) Data-data tentang jalannya persidangan dicatat dalam register perkara oleh Petugas Meja II
    berdasarkan instrumen yang tersedia.
(3) Pencatatan dalam register perkara dilakukan pada hari bersangkutan.


                                                  23
BAB III
        PENUGASAN PANITERA SIDANG DAN JURUSITA/ JURUSITA PENGGANTI
                                               Pasal 6
                                    Penugasan Panitera Sidang

(1) Penugasan Panitera Pengganti sebagai Panitera sidang untuk membantu Majelis Hakim dalam
    menangani perkara dibuat oleh Panitera selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah perkara
    didaftar.
(2) Panitera sidang membantu Majelis Hakim dalam persidangan.
(3) Panitera sidang harus melaporkan hari sidang pertama, penundaan sidang beserta alasannya dan
    perkara putus kepada petugas Meja II untuk dilakukan pencatatan dengan menggunakan lembaran
    instrument yang ditandatangani Hakim Ketua Majelis.

                                               Pasal 7
                              Penugasan Jurusita/Jurusita Pengganti


(1) Panitera menugaskan Jurusita/Jurusita Pengganti untuk melaksanakan pemanggilan / pemberitahuan
    kepada pihak yang berperkara.
(2) Jurusita/Jurusita Pengganti melaksanakan tugas tersebut pada hari kerja dimulai jam 08.30 WIB.
(3) Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil para pihak selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah
    PHS atau 1(satu) hari setelah penundaan sidang untuk panggilan sidang lanjutan.
(4) Dalam melaksanakan tugas tersebut Jurusita/Jurusita Pengganti bertanggup jawab kepada Ketua
    Majelis Hakim.


                                               BAB IV
     PENETAPAN MAJELIS HAKIM (PMH) DAN PENENTAPAN HARI SIDANG (PHS)
                                               Pasal 8
                                 Penetapan Majelis Hakim (PMH)

(1) Ketua Pengadilan menetapkan susunan Majelis Hakim dalam tingkat pertama selambat-lambatnya 3
    (tiga) hari kerja setelah pendaftaran perkara.
(2) Penetapan Majelis Hakim ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah sisa perkara yang sedang
    ditangani masing-masing Majelis Hakim.

                                               Pasal 9

                                   Penetapan Hari Sidang (PHS)

(1) Hakim Ketua Majelis membuat Penetapan Hari Sidang selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja
    setelah Penetapan Majelis Hakim.
(2) Dalam menentukan sidang pertama, Hakim Ketua Majelis bermusyawarah dengan para Hakim
    Anggota Majelis.
(3) Hari/tanggal sidang pertama ditetapkan dengan mempertimbangkan asas ”cepat” dan jarak
    jauh/dekatnya domisili pihak-pihak berperkara dengan tempat pelaksanaan sidang.
(4) Pelaksanaan sidang pertama dilaksanakan dengan :
    a. Pihak-pihak yang berdomisili di wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige
       dilaksanakan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah pendaftaran perkara.
    b. Pihak-pihak yang berdomisili di luar wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige, baik
       masih dalam wilayah Pengadilan Tinggi Agama maupun di luar kewenangan relatif Pengadilan

                                                  24
Tinggi Agama, dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pendaftaran
       perkara.
    c. Pihak-pihak yang berdomisili di luar negeri dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
       sejak tanggal pendaftaran perkara.
    d. Pihak-pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara perceraian dilaksanakan
       sekurang-kurangnya 4 (empat) bulan setelah pengumuman pertama atau 3 (tiga) bulan setelah
       pengumuman kedua.
    e. Pihak-pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara selain perceraian
       dilaksanakan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sejak diumumkan pada Papan
       Pengumuman Kantor Bupati Toba Samosir bagi pihak yang terakhir terdaftar sebagai penduduk
       Kabupaten Toba Samosir, atau diumumkan pada Papan Pengumuman Kantor Bupati Samosir
       bagi pihak yang terakhir terdaftar sebagai penduduk Kabupaten Samosir.


                                              BAB V
                                   PANGGILAN PARA PIHAK
                                              Pasal 10

(1) Pemanggilan para pihak yang berdomisili di yurisdiksi Pengadilan dilakukan oleh Jurusita/Jurusita
    Pengganti di tempat yang dipanggil dengan jarak pemanggilan dan hari sidang sekurang-kurangnya
    3 (tiga) hari untuk perkara perceraian dan 3 (tiga) hari kerja untuk perkara selain perceraian.
(2) Apabila yang dipanggil tidak berada ditemui di alamat yang ditunjuk dalam gugatan/ permohonan,
    surat panggilan disampaikan melalui Lurah/Kepada Desa atau Sekretarisnya dengan menterakan
    nama dan tandatangan penerima serta diberi cap (stempel) jabatannya.
(3) Surat panggilan sidang pertama kepada Tergugat/Termohon dilampiri dengan surat gugatan atau
    permohonan.
(4) Pemanggilan pihak yang berdomisili di luar kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige
    didelegasikan kepada Pengadilan Agama tempat domisili para pihak.
(5) Pemanggilan pihak yang berada di luar negeri dikirim melalui Departemen Luar Negeri cq.
    Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri yang tembusannya
    disampaikan kepada Kedutaan Besar/Konsul Republik Indonesia di Negara tempat pihak berada.
(6) Pemanggilan pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara selain perceraian
    dilaksanakan melalui Kantor Bupati Toba Samosir atau Kantor Bupati Samosir dan ditempelkan
    pada papan pengumuman Pengadilan Agama Balige. Sedangkan dalam perkara perceraian
    dilaksanakan melalui Radio “Kharisma FM Balige” sebanyak dua kali, jarak pemanggilan pertama
    dengan pemanggilan kedua satu bulan dan jarak pemanggilan kedua dengan hari sidang sekurang-
    kurangnya tiga bulan.
(7) Apabila dalam persidangan pertama perkara belum putus, maka dalam persidangan berikutnya
    Tergugat/Termohon dipanggil melalui Kantor Bupati Toba Samosir atau Kabupaten Samosir dan
    ditempelkan pada papan pengumuman Pengadilan dengan jarak pemanggilan kedua dengan hari
    sidang sekurang-kurang 14 (empat belas) hari.
(8) Pemanggilan terhadap orang yang telah meninggal dunia disampaikan kepada ahli warisnya dengan
    ketentuan:
    a. Jika ahli waris yang bersangkutan dikenal, panggilan disampaikan kepada ahli waris tanpa
       menyebutkan nama dan alamat ahli waris satu persatu.
    b. Jika ahli waris tidak dikenal, panggilan disampaikan melalui Lurah/Kepala Desa di tempat
       tinggal terakhir Pewaris untuk diteruskan kepada ahli waris;
    c. Jika Lurah/Kepala Desa tidak mengetahui/tidak mengenal ahli waris, panggilan dikembalikan
       kepada Jurusita/Jurusita Pengganti dengan melampirkan surat keterangan Lurah/Kepala Desa
       yang menerangkan tidak mengenal/tidak mengetahui ahli waris yang bersangkutan guna
       ditempuh dengan jalan panggilan umum.



                                                 25
(9) Pemanggilan yang tidak sah disebabkan kesalahan Jurusita/Jurusita Pengganti, maka
    Jurusita/Jurusita Pengganti yang bersangkutan dihukum untuk memanggil kembali tanpa diberikan
    biaya panggilan;
(10) Jurusita/Jurusita Pengganti menyerahkan Relaas Panggilan yang telah dilaksanakan kepada Hakim
     Ketua Majelis melalui Panitera Sidang perkara yang bersangkutan selambat-lambatnya 1 (satu) hari
     kerja sebelum tanggal pelaksanaan sidang.



                                               BAB VI
                                          PERSIDANGAN
                                               Pasal 11

(1) Pengadilan mengumumkan daftar perkara yang akan disidangkan pada hari bersangkutan di papan
    Jadwal Sidang dan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang di website Pengadilan.
(2) Persidangan dilaksanakan hari Senin sampai dengan hari Kamis yang dimulai secepat-cepatnya
    pukul 09.00 WIB, pada hari yang bersangkutan dengan mempertimbangkan jauh dekat jarak
    kediaman pihak dengan tempat persidangan.
(3) Urutan persidangan dilakukan berdasarkan daftar urutan kehadiran para pihak.
(4) Apabila pada sidang pertama dalam perkara contentius (termasuk verzet) dihadiri oleh kedua belah
    pihak, Hakim mewajibkan kepada para pihak untuk melakukan mediasi.
(5) Mekanisme/tata cara mediasi akan diatur dalam bab tersendiri.
(6) Apabila salah satu pihak tidak hadir pada sidang pertama, maka Majelis Hakim dapat melanjutkan
    pemeriksaan perkara hingga menjatuhkan putusan (verstek).
(7) Apabila dalam keadaan seperti ayat (6) di atas Majelis Hakim beranggapan perlu untuk memanggil
    pihak kembali dengan menunda sidang, maka penundaan sidang dilakukan sesuai ketentuan tentang
    PHS, kecuali terhadap perkara yang pihaknya berada di luar kewenangan relatif Pengadilan Tinggi.

                                               Pasal 12

(1) Persidangan suatu perkara diselesaikan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
    pendaftaran perkara.
(2) Jika waktu 6 (enam) bulan telah terlampaui sedangkan perkara belum diputus, maka Hakim Ketua
    Majelis melalui Ketua Pengadilan membuat Laporan yang ditujukan kepada Ketua Mahkamah
    Agung RI berikut alasan/penyebab perkara belum diputus.

                                               Pasal 13
                                     Berita Acara Persidangan

(1) Panitera Sidang wajib membuat berita acara persidangan.
(2) Pembuatan Berita Acara Persidangan dilaksanakan pada hari sidang bersangkutan atau selambat-
    lambatnya 1 (satu) hari setelah pelaksanaan sidang.
(3) Ketua Majelis bertanggung jawab atas kebenaran Berita Acara Persidangan yang dibuat Panitera
    Sidang.
(4) Berita Acara Persidangan ditanda tangani selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum sidang
    berikutnya.




                                                  26
BAB VII

                                              MEDIASI

                                               Pasal 14

                                      Prosedur Sebelum Mediasi

(1) Pada Hari Sidang Pertama yang dihadiri oleh kedua belah pihak Hakim mewajibkan para pihak
    untuk menempuh mediasi.
(2) Kewajiban mediasi tetap melekat meskipun dalam sidang verzet.
(3) Hakim wajib menjelaskan tentang prosedur mediasi kepada para pihak.
(4) Para pihak memilih Mediator dari daftar nama yang telah tersedia, pada hari Sidang Pertama atau
    paling lama 2 (dua) hari kerja sejak pelaksanaan sidang tersebut.
(5) Apabila dalam jangka waktu tersebut dalam point 3 (tiga) di atas para pihak tidak tercapai
    kesepakatan memilih Mediator, Hakim Ketua Majelis berwenang menunjuk Hakim bukan pemeriksa
    pokok perkara untuk menjalankan fungsi Mediator.
(6) Untuk kepentingan mediasi, Hakim memberikan kesempatan dengan menunda sidang paling lama
    40 (empat puluh) hari kerja.
                                               Pasal 15

                                            Proses Mediasi

(1) Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak menunjuk Mediator yang disepakati
    atau setelah ditunjuk oleh Hakim Ketua Majelis, masing-masing pihak telah menyerahkan
    catatan/usulan dan/atau rumusan perdamaian kepada Mediator.
(2) Mediator wajib mempersiapkan jadwal pertemuan Mediasi kepada para pihak untuk disepakati.
(3) Apabila dianggap perlu Mediator dapat melakukan “Kaukus” (pertemuan secara terpisah dengan
    salah satu pihak).
(4) Proses Mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja terhitung sejak hari kesepakatan
    pihak tentang Mediator yang dipilih atau ditunjuk oleh Hakim Ketua Majelis.
(5) Jika disepakati para pihak, waktu pelaksanaan mediasi dapat diperpanjang paling lama 14 (empat
    belas) hari kerja terhitung sejak berakhirnya masa 40 (empat puluh) hari kerja seperti dimaksud ayat
    (4) di atas.
(6) Mediator berkewajiban menyatakan mediasi telah Gagal jika salah satu pihak atau para pihak atau
    Kuasa Hukumnya telah 2 kali berturut–turut tidak menghadiri pertemuan Mediasi sesuai jadwal yang
    telah disepakati tanpa alasan setelah dipanggil secara patut.

                                               Pasal 16

                                 Tempat Penyelenggaraan Mediasi.

(1) Mediator dari kalangan Hakim tidak boleh menyelenggarakan Mediasi di luar Pengadilan.
(2) Pelaksanaan mediasi oleh Mediator dari kalangan hakim tidak dikenakan biaya.

                                               Pasal 17

                                            Hasil Mediasi

(1) Jika dikehendaki para pihak, dalam perkara yang menyangkut tentang “orang” dapat juga dibuat
    kesepakatan tertulis yang ditandatangani oleh para pihak dan Mediator.
(2) Jika mediasi diwakili oleh Kuasa Hukum para maka pihak wajib menyatakan secara tertulis
    persetujuan atau kesepakatan yang dicapai.
(3) Para pihak wajib menghadap kembali ke persidangan yang telah ditentukan untuk memberitahukan
    kesepakatan perdamaian tersebut.
                                               27
(4) Atas kesepakatan perdamaian tersebut, Majelis hakim menganjurkan agar mencabut perkara.
(5) Dalam sengketa menyangkut hukum “kebendaan” para pihak dapat mengajukan kesepakatan
    perdamaian kepada Majelis Hakim untuk dikukuhkan dalam bentuk “Akta Perdamaian”.
(6) Apabila para pihak tidak menghendaki kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam bentuk Akta
    perdamaian maka harus memuat klausula pencabutan Gugatan dan/atau klausula yang menyatakan
    perkara telah selesai dalam Surat Kesepakatan Perdamaian yang ditandatangani pihak-pihak dan
    Mediator.
(7) Atas hasil mediasi gagal atau berhasil secara keseluruhan atau sebahagian berhasil dan sebagian
    gagal, Mediator wajib membuat laporan tentang hasil mediasi yang diserahkan kepada Majelis
    Hakim.
(8) Gagalnya mediasi tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam persidangan.


                                               Pasal 18

                  Perdamaian pada tingkat Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali

(1) Apabila terjadi kesepakatan tentang keinginan pihak-pihak melakukan perdamaian setelah proses
    perkara berada pada tingkat Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali, pihak-pihak wajib mengirimkan
    kesepakatan tertulis kepada tingkat Peradilan yang sedang memeriksa perkara melalui Pengadilan
    yang memeriksa pada tingkat pertama.
(2) Ketua Pengadilan yang mengadili segera memberitahukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi jika
    dalam proses Banding, atau Ketua Mahkamah Agung jika proses memasuki tahap Kasasi ataupun
    Peninjauan Kembali tentang kehendak para pihak untuk melakukan perdamaian.
(3) Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali yang memeriksa perkara pihak-pihak wajib
    menunda pemeriksaan perkara yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
    menerima pemberitahuan tersebut.
(4) Para pihak melalui Ketua Pengadilan dapat mengajukan Surat Kesepakatan Perdamaian kepada
    Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali melalui Ketua Tingkat Peradilan yang
    bersangkutan untuk dikukuhkan dalam Akta Perdamaian.
(5) Akta Perdamaian ditanda tangani oleh Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali dalam
    waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak Surat Kesepakatan Perdamaian
    diterima.


                                              BAB VIII
                                     PUTUSAN PENGADILAN
                                               Pasal 19

(1) Putusan Pengadilan dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum.
(2) Putusan diambil berdasarkan hasil musyawarah Majelis Hakim.

                                               Pasal 20

(1) Majelis Hakim membacakan putusan yang telah jadi (dalam bentuk hard copy).
(2) Setelah putusan dibacakan, Majelis Hakim dan Panitera Sidang menandatangani Putusan.
(3) Dalam perkara verstek, Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan dengan terlebih dahulu
    mempersiapkan amar putusan.




                                                  28
Pemberitahuan Amar Putusan
                                               Pasal 21

Bagi pihak yang tidak hadir dalam sidang pembacaan putusan, Jurusita/Jurusita Pengganti
menyampaikan pemberitahuan amar putusan secara tertulis (relaas) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak Putusan Pengadilan dibacakan.

                                    Penyerahan Salinan Putusan
                                               Pasal 22

(1) Pengadilan wajib menyerahkan Salinan Putusan kepada pihak-pihak.
(2) Salinan putuisan diserahkan apabila putusan telah ditandatangani oleh Majelis Hakim yang
    menyidangkan serta panitera sidang yang mencatat jalan persidangan perkara tersebut.
(3) Terhadap putusan perkara yang dihadiri kedua belah pihak, salinan putusan diserahkan pada hari
    pembacaan putusan melalui Petugas Meja III.
(4) Terhadap pihak yang tidak hadir dalam sidang pembacaan putusan, salinan putusan diserahkan
    selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak putusan dibacakan/diucapkan.
(5) Jika pihak tidak datang mengambil salinan putusan, pengadilan wajib mengirimkan salinan putusan
    melalui Pos dengan surat tercatat.
(6) Biaya pengiriman salinan putusan diambil dari biaya proses perkara.



                                               BAB IX
                             SIDANG PENYAKSIAN IKRAR TALAK
                                               Pasal 23

(1) Terhadap putusan perkara Cerai Talak yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Hakim Ketua
    Majelis menetapkan hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak.
(2) Penetapan hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 2
    (dua) hari kerja setalah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap.
(3) Untuk kepentingan persidangan, hakim Ketua Majelis memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti
    memanggil Pemohon dan Termohon sesuai ketentuan tentang Pemanggilan Pihak.
(4) Jika Pemohon tidak hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan, Majelis Hakim menunda
    persidangan hingga waktu yang akan ditentukan kemudian, dengan ketentuan selambat-lambatnya 6
    (enam) bulan terhitung sejak tanggal Penetapan Hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak sebagaimana
    ketentuan ayat (2) di atas.
(5) Apabila masa waktu sebagaimana maksud ayat (4) di atas terlampaui, Ketua Pengadilan membuat
    Penetapan Gugur yang menyatakan bahwa putusan perkara tersebut tidak lagi berkekuatan hukum.
(6) Ketidakhadiran Termohon yang telah dipanggil secara sah, tidak mengakibatkan penundaan Sidang
    Penyaksian Ikrar Talak.


                                               BAB X
                      PENGEMBALIAN SISA PANJAR BIAYA PERKARA
                                               Pasal 24
(1) Pengadilan wajib mengembalikan sisa panjar melalui Kasir setelah semua biaya perkara dikeluarkan.
(2) Pemberitahuan tentang panjar yang tersisa dilakukan oleh Ketua Majelis setelah putusan perkara
    diucapkan dan mencantumkannya dalam instrumen yang tersedia di ruang sidang.
(3) Dalam perkara selain cerai talak yang dihadiri kedua belah pihak dalam sidang pembacaan putusan,
    sisa panjar dikembalikan pada hari bersangkutan.

                                                  29
(4) Dalam perkara Cerai talak, sisa panjar dikembalikan setelah pelaksanaan sidang Penyaksian Ikrar
    Talak.
(5) Apabila dalam sidang pembacaan putusan terdapat pihak yang tidak hadir, sisa panjar biaya perkara
    dikembalikan setelah dikeluarkan biaya Pemberitahuan Isi Putusan.
(6) Sisa panjar yang tidak diambil pihak Penggugat/Pemohon dalam waktu 180 (seratus delapan puluh)
    hari sejak tanggal putusan, akan distor ke Kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak
    (PNBP).


                                              BAB XI

                                      MINUTASI PERKARA

                                             Pasal 25

(1) Minutasi perkara dilaksanakan oleh Panitera Sidang selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
    terhitung sejak perkara diputus.
(2) Berkas perkara yang telah diminutasi diserahkan kepada petugas Meja II untuk pencatatan tanggal
    minutasi.
(3) Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, berkas perkara yang telah diminutasi diserahkan kepada
    Meja III selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal minutasi untuk pengarsipan.
(4) Panitera sidang yang tidak menyelesaikan minutasi hingga batas waktu yang ditentukan, akan diberi
    teguran lisan oleh atasan yang bersangkutan.


                                             BAB XII
                                  PENERBITAN AKTA CERAI
                                             Pasal 26

(1) Dalam Perkara Cerai Talak, Akta Cerai diterbitkan pada hari sidang Penyaksian Ikrar Talak
    dilaksanakan.
(2) Dalam perkara Cerai Gugat, Akta Cerai diterbitkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
    putusan berkekuatan hukum tetap.
(3) Pihak-pihak yang mengambil Akta Cerai dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
    Rp.5.000,- (lima ribu rupiah) yang akan distor ke Kas Negara.

                                             BAB XIII

                                         UPAYA HUKUM

                                              Pasal 27

(1) Penerimaan perkara banding/kasasi/peninjauan kembali dilakukan oleh Petugas Meja I.
(2) Pengiriman berkas Banding ke Pengadilan Tinggi Agama Medan dan Kasasi atau Peninjauan
    Kembali ke Mahkamah Agung dilakukan dengan ketentuan waktu:
   a. Bagi para pihak yang berdomisili di wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige, maka
      pengiriman berkas dilaksanakan pada 30 (tiga puluh) hari;
   b. Jika para pihak atau salah satu pihak berdomisili di luar wilayah kompetensi relatif Pengadilan
      Agama Balige, maka pengiriman berkas dilaksanakan sesuai dengan masa jadwal pemberitahuan
      kepada pihak-pihak secara patut dan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
(3) Putusan Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali disampaikan oleh Jurusita/Jurusita Pengadilan
    selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak Pengadilan menerima pengiriman berkas dari
    Pengadilan Tinggi/Mahkamah Agung.
                                                 30
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE
OPTIMASI PA BALIGE

More Related Content

What's hot

Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...National Cheng Kung University
 
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawati
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawatiContoh dok.kelengkapan pilkades_pancawati
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawatirena ramaharta
 
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaKelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaBPD Ajakkang
 
Administrasi bk
Administrasi bkAdministrasi bk
Administrasi bkeurekaok
 
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...FandyFajaruddin
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahanAdul Imau
 
Laporan kkn lailatus sa'adah
Laporan kkn lailatus sa'adahLaporan kkn lailatus sa'adah
Laporan kkn lailatus sa'adahLailatusSaadah11
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014Mellianae Merkusi
 
Laporan Tahunan PN Batang 2010
Laporan Tahunan PN Batang 2010Laporan Tahunan PN Batang 2010
Laporan Tahunan PN Batang 2010pn_batang
 
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)endahnurfebriyanti
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...OktavianiDwiAstuti
 
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)M Handoko
 

What's hot (19)

Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
 
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawati
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawatiContoh dok.kelengkapan pilkades_pancawati
Contoh dok.kelengkapan pilkades_pancawati
 
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaKelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
 
FORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RTFORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RT
 
Administrasi bk
Administrasi bkAdministrasi bk
Administrasi bk
 
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...
Laporan pelaksanaan aktualisasi latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XII P...
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
Laporan kkn anggita
Laporan kkn anggitaLaporan kkn anggita
Laporan kkn anggita
 
Laporan kkn lailatus sa'adah
Laporan kkn lailatus sa'adahLaporan kkn lailatus sa'adah
Laporan kkn lailatus sa'adah
 
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014
RKPD Kota Palangka Raya Tahun 2014
 
Laporan Tahunan PN Batang 2010
Laporan Tahunan PN Batang 2010Laporan Tahunan PN Batang 2010
Laporan Tahunan PN Batang 2010
 
Draft lampiran perbup bpd oki
Draft lampiran perbup bpd okiDraft lampiran perbup bpd oki
Draft lampiran perbup bpd oki
 
Depan
DepanDepan
Depan
 
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
 
Makalah mulok ipa 4 broo
Makalah mulok ipa 4 brooMakalah mulok ipa 4 broo
Makalah mulok ipa 4 broo
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...
KEGIATAN PROMOSI PADA SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI PASAR DINAS PERINDUSTRIAN D...
 
Proposal usb
Proposal usbProposal usb
Proposal usb
 
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
 

Similar to OPTIMASI PA BALIGE

Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010
Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010
Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010pn_batang
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Dewi Kartika
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDEKPD
 
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdf
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdfPENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdf
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdfDjokoPoerwanto1
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011A Harisman
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandLaporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandEKPD
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdmegiriandi
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...Oswar Mungkasa
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanKajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiLaporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiEKPD
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantardekanfkip
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...Uofa_Unsada
 

Similar to OPTIMASI PA BALIGE (20)

Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010
Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010
Laporan Tahunan PN Batang Th. 2010
 
Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013
 
Laporan Kkl Awal
Laporan Kkl AwalLaporan Kkl Awal
Laporan Kkl Awal
 
Modul rba blu
Modul rba bluModul rba blu
Modul rba blu
 
Makalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansiMakalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansi
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
 
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdf
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdfPENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdf
PENYELARASAN-NASKAH-AKADEMIK-PERAMPASAN-ASET.pdf
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandLaporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanKajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiLaporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
 
040 Model P Diri
040 Model P Diri040 Model P Diri
040 Model P Diri
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
 
cover & daftar isi
cover & daftar isicover & daftar isi
cover & daftar isi
 
Tugas daftar isi & Cover
Tugas daftar isi & CoverTugas daftar isi & Cover
Tugas daftar isi & Cover
 

More from khairu_zikri

Ca lk pa.blg smt2 2010
Ca lk pa.blg smt2 2010Ca lk pa.blg smt2 2010
Ca lk pa.blg smt2 2010khairu_zikri
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997khairu_zikri
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003khairu_zikri
 
Uu no 13 tahun 1985
Uu no 13 tahun 1985Uu no 13 tahun 1985
Uu no 13 tahun 1985khairu_zikri
 
Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989khairu_zikri
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009khairu_zikri
 
Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006khairu_zikri
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974khairu_zikri
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008khairu_zikri
 
Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000khairu_zikri
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975khairu_zikri
 
Uu no 50 tahun 2009
Uu no 50 tahun 2009Uu no 50 tahun 2009
Uu no 50 tahun 2009khairu_zikri
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009khairu_zikri
 
Uu no 30 tahun 1999
Uu no 30 tahun 1999Uu no 30 tahun 1999
Uu no 30 tahun 1999khairu_zikri
 

More from khairu_zikri (15)

Ca lk pa.blg smt2 2010
Ca lk pa.blg smt2 2010Ca lk pa.blg smt2 2010
Ca lk pa.blg smt2 2010
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003
 
Uu no 13 tahun 1985
Uu no 13 tahun 1985Uu no 13 tahun 1985
Uu no 13 tahun 1985
 
Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989Uu no 7 tahun 1989
Uu no 7 tahun 1989
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009
 
Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006Uu no 3 tahun 2006
Uu no 3 tahun 2006
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974
 
Skkma 144
Skkma 144Skkma 144
Skkma 144
 
Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008Pp no 53 tahun 2008
Pp no 53 tahun 2008
 
Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000Pp no 24 tahun 2000
Pp no 24 tahun 2000
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975
 
Uu no 50 tahun 2009
Uu no 50 tahun 2009Uu no 50 tahun 2009
Uu no 50 tahun 2009
 
Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009Uu no 48 tahun 2009
Uu no 48 tahun 2009
 
Uu no 30 tahun 1999
Uu no 30 tahun 1999Uu no 30 tahun 1999
Uu no 30 tahun 1999
 

OPTIMASI PA BALIGE

  • 1. 2010 LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN AGAMA BALIGE PENGADILAN AGAMA BALIGE Jln. Adhyaksa No. 4 Balige Toba Samosir Telp. (0632) 21165 Fax. (0632) 21066 Homepage: http://pa-balige.net
  • 2. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan Rahmat dan Taufiq-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing kita ke jalan yang benar. Alhamdulillah Laporan Tahunan Pengadilan Agama Balige ini telah selesai dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : 584/SEK/01/X/2010 tanggal 29 Oktober 2010 tentang Penyusunan dan Jadwal Pelaporan Laporan Tahunan Tahun 2010, yang meliputi pelaksanaan tugas Administrasi Peradilan, baik bidang Administrasi Yustisial, Administrasi Non Yustisial maupun bidang yang lainnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas-tugas yang kami laksanakan masih belum sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan petunjuk, bimbingan dan saran untuk peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan Laporan Tahunan ini kami ucapkan terima kasih, semoga mendapat limpahan Rahmat dari Allah SWT, Amin. Balige, 31 Desember 2010 Pengadilan Agama Balige An. Ketua. Wakil Ketua, Drs. Al- Azhary, SH., MH.
  • 3. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN AGAMA BALIGE TAHUN 2010 Kata Pengantar ....................................................................................................... : - Daftar Isi............................................................................................................ :- Bab I Pendahuluan....................................................................................... :1 A. Kebijakan Umum Peradilan ....................................................... :1 B. Visi dan Misi .............................................................................. :3 C. Renstra ....................................................................................... :3 Bab II Struktur Organisasi (Tupoksi).............................................................. : 11 A. Penyusunan alur Tupoksi B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bab III Keadaan Perkara (dilampirkan matrik terlampir)..................................... : 34 Bab IV Pengawasan Internal .......................................................................... : 37 Bab V Pembinaan dan Pengelolaan .............................................................. : 38 A. Sumber Daya Manusia ............................................................ : 38 1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial ............................. : 38 2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial ....................... : 38 3. Promosi dan Mutasi .............................................................. : 39 4. Pengisian Jabatan Struktural ................................................. : 39 B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana …………………………… : 39 1. Sarana dan Prasarana Prasarana Gedung...................................... : 39 a) Pengadaan b) Pemeliharaan c) Pengahapusan 2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung ............................. : 40 a) Pengadaan b) Pemeliharaan c) Penghapusan C. Pengeloalaan Keuangan .......................................................... : 41 1. Belanja Pegawai (dilampirkan matrik terlampir) - Pagu - Realisasi - Sisa 2. Belanja Barang (dilampirkan matrik terlampir).................... : 41 - Pagu - Realisasi - Sisa 3. Belanja Modal (dilampirkan matrik terlampir)................. :41 - Pagu - Realisasi - Sisa D. Pengelolaan Administrasi................................................................ : 42 1. Administrasi Perkara (dilampirkan matrik terlampir)........... : 42 2. Administrasi Umum......................................................... : 44 Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi............................................... : 49
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Pengadilan Agama Balige sebagai Pengadilan Agama yang berkedudukan diwilayah Tingkat II (Kota atau Kabupaten) adalah salah satu badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI dan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama sesuai Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 2004, tentang kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, Jo UU No 50 Tahun 2009 dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya mengacu kepada arah kebijakan Nasional Negara RI yakni Mewujudkan Kekuasaan Kehakiman yang Mandiri Merdeka dan Transparan. Dalam melaksanakan Tugas, Fungsi dan Kewenangan tersebut Pengadilan Agama Balige masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara dengan daerah hukumnya meliputi 2 (dua) daerah Tingkat II, yaitu wilayah Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah hukum kurang lebih 2.021.80 Km2 dengan jumlah penduduk seluruhnya pada Tahun 2010 berjumlah sebanyak 210.323 jiwa, dengan penduduk Mayoritas beragama Kristen, penduduk Kristen 197.840 jiwa, Penduduk Muslim 12.483 jiwa dan Kabupaten Samosir dengan luas wilayah 1.616.90 Km2 dengan jumlah penduduk seluruhnya pada Tahun 2010 berjumlah sebanyak 133.349 jiwa, dengan penduduk Mayoritas beragama Kristen, penduduk Kristen 131.828 jiwa Penduduk Muslim 1.521 jiwa yang terbagi dalam 16 Kecamatan di Toba Samosir dan 9 Kecamatan di Samosir yang terbagi dari : a. Kabupaten Toba Samosir : 1. Kecamatan Balige dengan 29 Desa 6 Kelurahan 2. Kecamatan Tampahan dengan 6 desa; 3. Kecamatan Laguboti dengan 21 Desa 1 Kelurahan; 4. Kecamatan Habinsaran dengan 16 Desa 1 Kelurahan; 5. Kecamatan Borbor dengan 7 desa; 6. Kecamatan Nassau dengan 10 Desa; 7. Kecamatan Silaen dengan 19 Desa; 8. Kecamatan Sigumpar dengan 9 Desa 1 Kelurahan; 9. Kecamatan Porsea dengan 12 Desa 3 Kelurahan; 10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti dengan 7 Desa; 11. Kecamatan Siantar Narumonda dengan 13 Desa; 12. Kecamatan Lumban Julu dengan 11 Desa; 13. Kecamatan Uluan dengan 15 Desa; 14. Kecamatan Ajibata 8 Desa 1 Kelurahan; 1
  • 5. 15. Kecamatan Parmaksian dengan 10 Desa; 16. Kecamatan Bonatua Lunasi dengan 10 Desa; b. Kabupaten Samosir 1. Kecamatan Simanindo dengan 14 desa; 2. Kecamatan Ronggur Nihuta dengan 8 desa; 3. Kecamatan Pangururan dengan 25 desa; 4. Kecamatan Palipi dengan 17 desa; 5. Kecamatan Onan Runggu dengan 12 desa; 6. Kecamatan Nainggolan 7. Kecamatan Sianjur Mula-mula dengan 11 desa; 8. Kecamatan Harian dengan 13 desa; 9. Kecamatan Sitiotio. Pengadilan Agama Balige sebagai salah satu Pelaksana Kakuasaan Kehakiman yang bersifat mandiri dan bebas dari pengaruh pihak manapun harus dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat pencari keadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu ditempuh hal-hal sebagai berikut : 1. Transparansi yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai, serta mudah dimengerti masyarakat. 2. Akuntabilitas yaitu suatu bentuk kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk dapat tercapainya kinerja yang baik dalam penyelenggaraan Peradilan, baik Teknis maupun non teknis di Pengadilan Agama Balige yang merupakan badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI, sudah tentunya akan tetap konsisten dan konsekwen mengikuti dan menegakkan segala kebijakan yang telah digariskan dan ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI, maupun Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara yang merupakan kawal depan dari Mahkamah Agung RI, Walaupun dengan sarana dan prasarana yang belum mencukupi, Pengadilan Agama Balige tetap berupaya seoptimal mungkin melaksanakan tugas-tugas Peradilan dan memberi pelayanan yang baik kepada publik demi meningkatkan martabat dan wibawa Pengadilan Agama Balige secara khusus dan penyelenggaraan Peradilan pada umumnya. Tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu menjadi perhatian untuk diatasi demi kelancaran pelaksanaan tugas baik dalam penyelenggaran Peradilan maupun dalam pengelolaan administrasi Peradilan dan administrasi umum. 2
  • 6. B. Visi dan Misi Untuk tercapainya Penegakan Hukum yang memenuhi rasa Keadilan berdasarkan Hukum bagi para pencari Keadilan, maka Pengadilan Agama Balige tetap berpedoman kepada Visi yang telah diterapkan oleh Mahkamah Agung RI, yaitu Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung” Untuk mencapai Visi tersebut Pengadilan Agama Balige, menetapkan beberapa Misi yaitu : - Menjaga Kemandirian Badan Peradilan; - Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkaedah Kepada Pencari Keadilan; - Meningkatkan Keadilan Kredibilitas dan Transpransi Badan Peradilan. Dengan Motto : ”Santun Melayani Tegas Mengadili.” C. Renstra Berdasarkan kepada Visi dan Misi tersebut Pengadilan Agama Balige bertekat membangun sistem Peradilan yang Merdeka, Bermartabat dan Berwibawah, maka Pengadilan Agama Balige membuat Rencana Strategi ( Renstra ) sebagai berikut : 3
  • 7. PERENCANAAN STRATEGIS PENGADILAN AGAMA BALIGE NO VISI MISI TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KET KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I KEPANITERAAN 1 Mewujudkan putusan yang Menerima, Terwjudnya kualitas Berkas Perkara - Melaksanakan proses 1 Melakukan eksaminasi Memilih/mengambil 1. Bidang adil dan berwibawa memeriksa, Putusan yang semakin baik, prosedur sesuai dengan berkas perkara untuk yustisial satu berkas yang sehingga kehidupan mengadili,dan sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Pola Ketua Majelis oleh Ketua Peradilan masyarakat menjadi tenang, menyelesaika perundang-undangan yang Bindalmin. PA. telah berkekuatan Agama tertib dan damai dibawah n perkara berlaku. hukum tetap bagi lindungan Allah SWT. yang diajukan - Menciptakan pegawai oleh Umat bidang kepaniteraan setiap ketua Majelis Islam di yang profesional dalam guna dieksaminasi bidang bidang masing-masing perkawinan, waris, wasiat, wakaf, Terciptanya tertib prosedur Para Pencari Keadilan - Melaksanakan 2 Meningkatkan Pelayanan Memberikan shadakah dan penerimaan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat pencari bimbingan dan ekonomi penyelesaian setiap perkara. bagi pencari keadilan keadilan dalam manerima petunjuk kepada syariah yang datang ke PA. dan menyelesaikan perkara pencari keadilan secara cepat sesuai dengan ketentuan. dalam hal sederhana dan mengajukan perkara. biaya ringan. Terwujudnya perkara Para pencari keadilan - Menjelaskan kepada 3 Mengupayakan agar Memberikan penetapan ahli waris pencari keadilan agar permohonan penetapan bimbingan dan menjadi perkara volunter perkara penetapan ahli Ahli waris menjadi perkara petunjuk kepada waris sebagai perkara volunter di lingkungan PA. pencari keadilan volunter. supaya perkara penetapan ahli waris dijadikan perkara volunter. Terwujudnya hubungan Instansi terkait - Memenuhi undangan 4 Mengadakan koordinasi Melakukan yang harmonis dan serasi instansi terkait lintas sektoral dengan koordinasi dengan dengan instansi terkait. instansi terkait dibawah instansi terkait pimpinan Ketua. dalam setiap kegiatan 4
  • 8. 2 3 4 5 6 7 8 9 Terlaksananya pe Pejabat kepaniteraan - Memberikan bimbingan 1 Menyelenggarakana Menerima guga- 2. bidang sarana dan nerapan keten- kepada pejabat kepaniteraan pembinaan yang in- tan/permohonan prasarana tuan pola Bindal- sentif terhadap para verzet,Banding, min yang semakin pejabat kepaniteraan Kasasi, PK dan mantap,baik dan untuk meningkatkan eksekusi sesuai Tepat sistem penerimaan/ dengan pola Bin- pendaftaran perkara dalmin. pada PA. sesuai dgn. pola Bindalmin. Terwujudnya Kasir dan Bendaharawan - Memberikan petunjuk Mengoftimalkan penelolaan keuangan - Melakukan pem 2 pengelolaan keuangan Penerima lepada kasir dan perkara, pembukuan biaya perkara binaan dan peme perkara yang baik dan Bendaharawan penerima tingkat pertama, banding, Kasasi,PK tertib dan pertanggung jawaban laporan riksaan serta pe- ngawasan terha dap bendahara- wan penerima. Petugas Register Memonitor pengisian buku- 3 - Membuat laporan Terwujudnya pengisian Meningkatkan pengisian Register buku register perkara keuangan perkara buku register dengan Perkara Gugatan Permohonan, baik, rapi dan tertib Banding, Kasasi, PK, Register Surat Kuasa, Register Penyitaan, Register -Melakukan pe- Eksekusi, Register Akta Cerai dan ngawasan oleh Permohonan Pembagian Harta hakim pengawas Peninggalan diluar Sengketa.,Register Somasi, Register Surat Keterangan bidang. Ahli Waris. - Melakukan pem- binaan perkara pada setiap pe- ngawasan . Mengirimkan salinan Mempersiapkan Putusan Untuk 4 Meningkatkan pelaksanaan putusan kepada Para Terwujudnya pengiriman Panmud. Hukum diberikan Kepada Para Pihak Penyampaian Pihak salinan/ putusan Perkara. salinan putusan kepada Para Pihak penetapan lepada Para Sesuai Waktu yang ditentukan Pihak Perkara. 5
  • 9. . 3 4 5 6 5 7 9 1 2 8 Panmud . Hukum - Meneliti, memeriksa surat- Mengitensifkan pelaksanaan Terwujudnya data pembuatan laporan perkara, mengelola surat yang akan perkara baik yang dan menganalisa data laporan serta dikirim/laporan dan - Membuat dan diterima maupun yang menyajikan dalam statistik perkara. pengisiannya. mengirimkan laporan diputus. yang akurat dan tepat waktu setiap bulan . - Menuliskan penyajian data perkara dalam bentuk statistik. Terwujudnya Sarana dan prasarana arsip. - Menyediakan boks-boks 6 Penentuan berkas arsip sesuai dengan pengamanan dan arsip perkara yang telah berkekuatan hukum. Pola Bindalmin penataaan berkas arsip Menata arsip perkara perkara pada ruangan yang telah berkekuatan arsip sesuai dengan Pola hukum tetap dalam Bindalmin. lemari arsip sesuai dengan peratuaran pola Bindalmin. Terwujudnya - Meneliti surat-surat Advokat/Pengacara 7 Meningkatkan registrasi administrasi Advokat/Pengacara praktek praktek. Advokat/Pengacara praktek yang Advokat/Pengacara yang ingin beracara di PA. Balige. beracara di PA. Balige yang telah Meregistrasi setiap praktek di PA. Balige. terdaftar di PTA. Medan Advokat/Pengacara praktek yang beracara di PA.balige. Terwujudnya disiplin Hakim dan Pegawai PA Mengupayakan agar Hakim /Pegawai Memotifasi para Hakim - Memberikan kesempatan 8 Ilmu yang lebih tinggi yang berminat. bagi para pegawai PA yang dapat Mengikuti jenjang Pendidikan dan pegawai yang dan baik. ingin Pendidikan S-1, S-2, yang lebih Tinggi lainnya untuk mengikuti S-3. Pendidikan S-1, S-2 dan S-3. - Menciptakan Pegawai yang 9 Membuat CPP 1 dan CPP 2, EVA 1 Mengisi dan menilai profesional dan memiliki dan EVA 2, WAS 1 dan WAS 2, dari EVA 1 dan EVA 2, SDM yang handal sesuai Hakim dan Panitera Pengganti WAS 1 dan WAS 2, dengan bidangnya masing- CPP 1 dan CPP 2 Hakim masing dan Panitera Pengganti. 6
  • 10. NO VISI MISI TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SARAN KET KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 II KESEKRETARIATAN 1 Terciptanya tertib administrasi Pembinaan pejabat Terwujudnya tertib Terlaksananya 1. pelaksanaan prosedur 1. Meningkatkan 1. Melaksanakan pencatatan untuk kesekretariatan untuk struktural dan administrasi administrasi tata persuratan sesuaii pelaksanaan tata cara dan pembukuan surat-surat terlaksananya arsip dinamis pegawai pada kesekretariatan yang umum, dengan arsip dinamis persuratan sesuai masuk sesuai dengan arsip sesuai dengan bagian dapat mendukung tugas kepegawaian serta inventarisasi dengan petunjuk dinamis serta kesekretariatan pokok PA. Balige dan keuangan Barang Milik Negara. pelaksanaan mandelegasikannya secara baik Mahkamah Agung RI kepada pejabat yang serta Peraturan berwenang dengan Perlaksanaan lainnya memakai lembar disposisi. 2. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan serta pemberian nomor surat keluar dan mengirimkannya ke instansi terkait secara tepat waktu 3. Mengarsipkan surat masuk dan keluar secara baik dan benar. 2. meningkatkan 1. Melaksanakan pelaksanaan pemutakhiran data penatausahaan Barang Inventaris Barang serta Milik Negara sesuai melaksanakan dengan SK. Sekretaris pemeliharaan dan Mahkamah Agung RI perawatannya dengan Nomor : baik. MA/SEK/173ª/SK/XI/ 2005 2. membuat daftar barang Ruangan (DBR) untuk Tahun 2010 sesuai dengan Peraturan yang berlaku. 7
  • 11. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3. Meningkatkan 1. Mendata buku-buku pengelolaan yang masuk serta administrasi penomorannya sesuai Perpustakaan penataan dengan sistem CDC Perpustakaan dan mengusulkan 2. Membuat Kartu Tanda penambahan buku – Anggota Perpustakaan, buku literatur serta Katalog buku mengupayakan tenaga perpustakaan, Pustakawan. mengusulkan pengangkatan tenaga Pustakawan. 4. Meningkatkan 1. Melaksanakan Kesadara lingkungan kebersihan ruangan dan bersih, sehat dan halaman kantor PA. nyaman serta Balige setiap hari dan mengaktifkan gerakan melaksanakan gotong jumat bersih baik royong setiap hari jumat. didalam maupun diluar kantor. 2. Menciptakan 1. Membuat dengan 1.Mengisi dan menilai DP Pegawai yang Akurat nilai DP 3. 3 pegawai sesuai dengan profesional dan dari Hakim dan kemampuan dan memiliki SDM yang Pegawai secara tepat kecakapannya dalam handal sesuai Waktu melaksanakan tugas. dengan bidangnya masing-masing 2. Menyempurnakan 1. Membuat dan penyusunan DUK dan mempersiapkan data Job Discription serta Kepegawaian untuk membuat data Pegawai kelengkapan pembuatan dengan benar. DUK, Berzetting Formasi serta Senioritas Hakim, Panitera dan Jurusita Pengganti. 8
  • 12. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Membuat Job Diskription seluruh Pegawai dengan tugas masing-masing. 3. Mengawasi setiap saat pelaksanaan Job Diskription 3. Pelaksanaan 1. Membuat Rencana 1. Mendata kebutuhan Pemanfaatan Daftar Pengguanaan Uang barang dan ATK dari Isian Penggunaan (RPU) DIPA tahun setiap ruangan. Anggaran (DIPA) 2009 bekerja sama dan 2. Menentukan Perioritas sesuai dengan Kordinasi dengan kebutuhan sesuai petunjuk KPPN Balige dan BRI dengan kemampuan Operasionalnya. Balige. dana dalam DIPA serta menyiapkan rencana penggunaan DIPA. 3. Mengkonsultasikan pencairan dana dalam DIPA Tahun Anggaran 2009 kepada KPPN Balige dan BRI cabang. Balige. 9
  • 13. Berdasarkan SEMA No. 5 Tahun 1996 Tanggal 13 Agustus 1996 Tentang Bagan Susunan Pengadilan KETUA Drs. Mazharuddin, MH WAKIL KETUA HAKIM Drs. Al Azhary, SH, MH 1. M. Shalahudin H,SH,MA 2. Drs. Irmantasir, MHI 3. M. Afif, SHI PANITERA / SEKRETARIS 4. Lanka Asmar, SHI Dra. Zuhaira, SH WAKIL PANITERA WAKIL SEKRETARIS Dra. Hj. Nurlela Br. Ginting Supriono, SH PANMUD. PERMOHONAN PANMUD. GUGATAN PANMUD. HUKUM KAUR. KEPEGAWAIAN KAUR. KEUANGAN KAUR. UMUM - Sriwati Br. Siregar, SH - Mairiza Yulianti, S.Si Khairuna Nasution, SH - STAF STAF PANITERA PENGGANTI Nur Ilmayati Sri Melda Sitorus, A.Md - JURUSITA PENGGANTI 1. Supriono, SH 2. Khairuna Nasution, SH Keterangan : Garis Kordinasi Garis Tanggung Jawab 10
  • 14. BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI) A. Penyusunan Alur Tupoksi Bagan Struktur Struktur Organisasi Pengadilan Agama Balige adalah berpedoman kepada SEMA Nomor 5 Tahun 1996 tanggal 13 Agustus 1996 Tentang Bagan Susunan Pengadilan, dimana disebutkan bahwa unsur pimpinan adalah Ketua dan Wakil Ketua kemudian ada kelompok fungsional Hakim dan kelompok fungsional Panitera Pengganti. Selanjutnya secara struktural dibawah Ketua ada Panitera/ Sekretaris dibantu oleh Wakil Panitera dan Wakil Sekretaris. Kemudian Wakil Panitera dibantu oleh Panitera Muda Gugatan, Panitera Muda Permohonan dan Panitera Muda Hukum serta Wakil Sekretaris dibantu oleh Kepala Urusan Kepegawaian, Kepala Urusan Keuangan dan Kepala Urusan Umum. Adapun bagan struktur Pengadilan Agama Balige untuk lengkapnya sperti bagan berikut : 1. Nama Unit Organisasi Pengadilan Agama Balige. 2. Tugas : Melaksanakan kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya mengacu pada arah kebijakan Nasional Negara Republik Indonesia yakni mewujudkan kekuasaan Kehakiman yang merdeka, mandiri dan transparan. 3. Fungsi :Pengadilan Agama Balige adalah salah satu lembaga peradilan dibawah Pengadilan Tinggi Agama Medan yang mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama yang berwenang menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan dibidang Perkawinan, Kewarisan, Hibah, Wasiat, Wakaf, Zakat, P3HP dan Ekonomi Syari’ah. b. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama yang melakukan pengawasan yang mencakup 2 (dua) jenis pengawasan yaitu pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Maksud pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan replesif, agar bawahan melaksanakan tugas tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang khusus ditunjuk untuk melaksanakan tugas tersebut dalam satuan kerja tersendiri yang diperuntukkan untuk itu. 11
  • 15. B. Penyusunan Standart Operasional (SOP). I. SOP Administrasi Umum Sesuai dengan : KEPUTUSAN SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE NOMOR : W2-A8/498/OT.01.3/VI/2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI UMUM DI PENGADILAN AGAMA BALIGE SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE Menimbang : 1. Bahwa Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu organisasi harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok dimana peranan Pengadilan adalah membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan dengan standar pelayanan yang maksimal; 2. Bahwa untuk menunjang tugas pokok peradilan perlu didukung dengan suatu sistem dan tatanan kerja yang efektif; 3. Bahwa sehubungan dengan butir (2) di atas perlu dibuat ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan dan standar prosedur kerja di lingkungan kesekretariatan, dengan berpedoman pada segala ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya; 4. Bahwa untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1), (2), dan (3) di atas perlu ditetapkan suatu keputusan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung RI, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak ; 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 12
  • 16. 7. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman 8. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; 11. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung. 12. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung RI; 13. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 14. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 001/KMA/SK/I/2010, tentang Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang di Lingkungan Mahkamah Agung RI; 15. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor KMA/032/SK/IV/2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pemberlakuan Buku I, II dan III tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan; 16. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 134/KMK.06/2005 Tanggal 27 Desember 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.06/2006 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar ISisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007; 18. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 001/Sek/SK/I/2010 tentang Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran di Lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya; 19. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 002/Sek/SK/I/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009 di Lingkungan Mahkamah Agung; 20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 Tanggal 28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 13
  • 17. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS PENGADILAN AGAMA BALIGE TENTANG STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN ADMINISTRASI UMUM DI PENGADILAN AGAMA BALIGE BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pengadilan adalah Pengadilan Agama Balige. 2. Pengadilan Tinggi Agama adalah Pengadilan Tinggi Agama Medan. 3. Kaur Kepegawaian adalah jabatan struktural di Pengadilan Agama Balige yang melaksanakan tugas-tugas bidang Kepegawaian; 4. Penangung jawab Pekerjaan Keuangan adalah seluruh Tim Pengelola keuangan sesuai dengan job description sebagaimana telah tertuang dalam uraian tugas; 5. Penanggung jawab Pekerjaan Urusan Umum adalah seluruh Tim Pengelola urusan Umum sesuai dengan job description sebagai mana telah tertuang dalam uraian tugas; 6. Teknologi Informasi adalah semua sistem otomatisasi yang memberikan solusi dokumen dengan bantuan sistem komputerisasi atau sistem digital lainnya; 7. Standar pelayanan adalah ukuran baku dalam penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan di Pengadilan Agama Balige. 8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Sekretaris Mahkamah Agung atas nama Ketua Mahkamah Agung dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. 9. Pengguna Anggaran / Pengguna Barang adalah Ketua Mahkamah Agung dan atau Pejabat yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan Mahkamah Agung. 10. Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna Barang adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung selaku Pengguna Anggaran untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan Mahkamah Agung. 11. Penanggung jawab kegiatan / Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja. 12. Pejabat Penguji Surat Permintaan Pembayaran dan Penanda Tangan Surat Perintah Membayar adalah Pejabat yang bertugas melakukan pengujian terhadap Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM). 13. Bendahara Penerimaan adalah setiap orang atau Badan yang melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 14
  • 18. 14. Bendahara Pengeluaran adalah orang atau badan yang ditunjuk melaksanakan kebendaharaan dalam pelaksanaan anggaran belanja. 15. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA. BAB II PELAYANAN BIDANG KEPEGAWAIAN Pasal 2 Disiplin Kerja 1. Membuat daftar hadir dan pulang setiap hari; 2. Membuat rekap absen setiap akhir bulan 3. Membuat jadwal pemakaian seragam dinas a. Setiap hari Senin s.d Kamis bagi pegawai memakai seragam hijau sedangkan Hakim memakai jas mini berwarna gelap b. Setiap hari Jum’at pagi berpakaian olahraga dan siang memakai batik. 4. Membuat jadwal apel setiap hari 5. Mendata pegawai yang berprestasi dan mengusulkan untuk : a. Promosi Jabatan b. Kenaikan Pangkat Pilihan 6. Mendata pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku dengan memberikan peringatan : a. Lisan b. Tulisan c. Pelanggaran 7. Membuat daftar catatan penilaian pegawai dan hakim sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP3 setiap tahun 8. Mendata pegawai yang telah memenuhi syarat masa kerja : a. 10 Tahun b. 20 tahun c. 30 Tahun Agar dapat memperoleh Satya Lancana dari Presiden RI 9. Menerbitkan Surat Usulan bagi pegawai yang telah memenuhi syarat untuk menerima tanda jasa; 10. Mendata pegawai yang berminat untuk melanjutkan jenjang pendidikan; 11. Menyempurnakan sarana tata usaha kepegawaian setiap terjadi mutasi seperti : a. Buku Kendali Kepegawaian; b. Mesin Absen; c. File Kepegawaian; d. Buku Induk Kepegawaian; 15
  • 19. e. Menata Arsip Kepegawaian; f. Membuat SPMT, SPMJ; g. Membuat KP4; h. Membuat Laporan Tahunan paling lambat tanggal 7 tahun berikutnya; i. Membuat Laporan per April dan Oktober; j. Membuat DUK dan Bezetting; k. Membuat usulan penerbitan ASKES, TASPEN, KARIS/KARSU; i. Membuat usulan pengangkatan PNS; m. Membuat BAP dan melaksanakan pelantikan PNS; n. Membuat dan melaksanakan sumpah/pelantikan jabatan bagi pejabat baru; o. Membuat surat perintah tugas bagi pegawai yang akan dinas luar; p. Membuat surat izin cuti bagi pegawai yang akan melaksanakan cuti tahunan; q. Menindaklanjuti surat kepegawaian yang perlu ditindaklanjuti paling lambat 2 hari; r. Membuat usulan bagi pegawai yang akan pensiun; s. Membuat uraian tugas; t. Membuat dan merevisi SK di Kepegawaian dalam jangan waktu 7 hari pada wal tahun berjalan bagi yg telah habis masa berlakunya; u. Membuat buku catatan Penilaian Pegawai pada akhir tahun. 12. Menerbitkan usul Surat Kenaikan Pangkat bagi yang telah memenuhi syarat; 13. Menerbitkan surat Kenaikan Gaji Berkala (KGB) bagi yang memenuhi syarat; 14. Menyempurnakan administrasi pegawai dalam aplikasi SIMPEG pada saat ada mutasi; 15. Membuat jadwal Diskusi dan Bintal sekali setahun; 16. Melaksanakan Diskusi dan Bintal sekali dua minggu; 17. Mengkoordinasikan untuk penyampaian materi dari hasil pelatihan dan penataran bagi peserta yang mengikuti BAB III PELAYANAN BIDANG KEUANGAN Pasal 3 Pengajuan Belanja Pegawai 1. Membuat daftar belanja pegawai paling lambat tanggal 10 setiap bulannya; 2. Memeriksa daftar gaji/kekurangan gaji/uang makan dan membuat SPP Pembayaran Gaji oleh Penanggung Jawab kegiatan; 3. Memperhatikan kelengkapan berkas dan menerbitkan SPM oleh Pejabat Penanda Tangan SPM; 4. Mengajukan SPM ke KPPN. 16
  • 20. Pasal 4 Realisasi Belanja Pegawai 1. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya SP2D; 2. Memeriksa nominal uang sesuai dengan SP2D dan Daftar Gaji pada rekening masing-masing pegawai; 3. Menandatangani tanda terima daftar gaji. Pasal 5 Pencairan Lembur 1. Kuasa Pengguna Anggaran membuat Surat Perintah Kerja Lembur; 2. Membuat Daftar Hadir Kerja Lembur; 3. Menghitung dana lembur yang ada tertera dalam DIPA sesuai dengan Daftar Hadir Pegawai yang lembur; 4. Merekap daftar hadir Kerja Lembur; 5. Membuat pengajuan SPP uang lembur selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya; 6. Memperhatikan kelengkapan berkas dan menerbitkan SPM oleh Pejabat Penanda Tangan SPM; 7. Mengajukan SPM ke KPPN; 8. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya SP2D; 9. Memeriksa nominal uang sesuai dengan SP2D dan Daftar Uang Lembur pada rekening masing- masing pegawai; 10. Menandatangani tanda terima uang lembur. 11. Pasal 6 Belanja barang 1. Membuat rencana penggunaan uang dan pembelian barang dengan mempertimbangkan masukan dari setiap bagian sesuai dengan DIPA yang tersedia pada awal tahun; 2. Mengajukan uang muka kerja ke KPPN; 3. Membuat daftar belanja barang sesuai dengan rencana penggunaan uang DIPA 2 hari setelah terbitnya SP2D; 4. Membukukan SP2D ke dalam buku kas umum dan buku bantu lainnya pada hari diterimanya SP2D oleh bendaharawan; 5. Membelanjakan uang DIPA sesuai dengan rencana belanja barang dan buku pengawasan kredit oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 6. Memeriksa tanda bukti belanja barang dan kelengkapan berkas oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan KPA; 17
  • 21. 7. Mengajukan SPP kepada Pejabat Penandatangan SPM untuk pengajuan penggantian uang persediaan; 8. Pejabat Penandatanganan SPM meneliti/memeriksa kelengkapan berkas selanjutnya menerbitkan SPM selambat-lambatnya tanggal 2 setiap bulannya. Pasal 7 Belanja Modal 1. Membuat rencana penggunaan uang untuk belanja modal sesuai dengan DIPA yang tersedia pada awal tahun; 2. Membuat jadwal belanja modal sesuai dengan rencana penggunaan uang oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 3. Menerbitkan SK Panitia untuk pelaksanaan belanja modal oleh Kuasa Pengguna Anggaran; 4. Mempersiapkan dan memeriksa kelengkapan berkas pengajuan belanja modal; 5. Mengajukan SPP kepada Pejabat Penandatangan SPM untuk pengajuan penggantian uang persediaan; 6. Pejabat Penandatanganan SPM meneliti/memeriksa kelengkapan berkas selanjutnya menerbitkan SPM. Pasal 8 Rekonsiliasi 1. Meneliti kebenaran setiap transaksi yang telah dilakukan selama 1 bulan setiap akhir bulan berjalan; 2. Memasukkan data transaksi berdasarkan SP2D ke dalam aplikasi SAKPA; 3. Merekonsiliasi data ke KPPN Balige untuk mendapatkan Berita Acara Rekonsiliasi. Pasal 9 Laporan Keuangan 1. Membuat dan mengirimkan laporan bulanan selambat-lambatnya tanggal 3 bulan berikutnya yaitu : a. Buku Besar SAI dan RTH sesuai kode MAK Laporan Realisasi Anggaran secara Manual dan Aplikasi yang telah direkonsiliasi beserta ADK ke korwil; b. Mengirimkan foto kopi rekening telepon, internet, faxmile dan air ke PTA Medan; c. Laporan Extra Daftar Gaji; d. Laporan kekurangan Gaji; e. Laporan Cash Forecasting; f. Laporan pajak yang terdiri dari formulir 1721, 1721-II; g. Daftar Rekening ke KPPN Balige. 18
  • 22. 2. Membuat dan mengirimkan laporan triwulan setiap tanggal 3 awal triwulan berikutnya yaitu : a. Laporan Rencana Penarikan Dana; b. Laporan PP 39 Tahun 2006 oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 3. Membuat dan mengirimkan laporan semester Keuangan beserta Calk (Catatan atas Laporan Keuangan) tanggal 7 pada bulan berikutnya; 4. Membuat dan mengirimkan laporan tahunan (Pajak 1721, 1721 A2). BAB III PELAYANAN BIDANG UMUM Pasal 10 Pengelolaan Surat 1. Mencatat semua jenis surat masuk dan surat keluar dengan memilah-milah bentuk, sifat dan jenisnya ; 2. Melakukan prosedur arsip dinamis terhadap seluruh surat masuk / keluar dengan tertib dan menata, menyimpan sesuai dengan aturan yg berlaku; 3. Menyimpan data, dokumen yang bersifat rahasia ditempat yang aman. 4. Pasal 11 Inventaris 1. Membuat , mencatat seluruh barang Inventarisasi yang terdapat dalam setiap ruangan dalam Daftar Inventaris Ruangan setiap adanya mutasi barang/ setiap awal tahun; 2. Membuat, dan mencatat Inventaris tanah, bangunan dan kenderaan bermotor kedalam Kartu Inventaris Barang dan memperbaharui setiap awal tahun; 3. Melakukan pencatatan mutasi barang setiap tiga bulan sekali kedalam Buku Inventaris Intrakomtabel, Ekstrakomtabel, buku barang bersejarah, dan SIMAK- BMN; 4. Melakukan pencatatan terhadap barang persediaan setiap bulan kedalam Buku Persediaan dan Aplikasi barang persediaan; 5. Melakukan pemeriksaan terhadap penambahan barang adakan klarifikasi tentang kebenaran barang, kewajaran harga, mutu dan kwalitas serta kemanfaatannya( 3E); 6. Pada akhir tahun melakukan penghitungan posisi seluruh barang yang ada dalam kantor dalam waktu lima hari dan selanjutnya dibuatkan laporan tahunan dalam waktu lima hari; 7. Melakukan rekonsiliasi terhadap nilai asset barang setiap enam bulan sekali ke KPKNL; 8. Laporan yang telah direkonsiliasi dalam waktu dua hari dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama Medan. 19
  • 23. Pasal 12 Perpustakaan 1. Melakukan registerisasi terhadap seluruh buku yang diterima kedalam register Induk, register pengelompokan dan register peminjaman secara tertib dan teratur; 2. Membuat kode terhadap setiap buku perpustakaan; 3. Membuat kartu catalog untuk seluruh buku perpustakaan; 4. Melaporkan buku perpustakaan yg diterima tiga bulan sekali; 5. Melakukan penutupan buku register induk setiap tutup tahun; Pasal 13 Kebersihan Kantor 1. Memeriksa dan berkoordinasi dengan pegawai honor untuk tugas kebersihan dan kerapian gedung dan halaman kantor; 2. Mengkoordinasikan petugas piket untuk keamanan kantor. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Balige Pada tanggal : 24 Juni 2010 Sekretaris Pengadilan Agama Balige Dra. ZUHAIRA, SH. NIP. 19700529 199403 2 004 20
  • 24. II. SOP Administrasi Penerimaan Perkara Sesuai dengan : KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BALIGE NOMOR : W2-A8/52/HK.05/I/2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA BALIGE KETUA PENGADILAN AGAMA BALIGE Menimbang : 1. Bahwa fungsi dan peranan Pengadilan adalah membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan; 2. Bahwa untuk membantu para pencari keadilan sebagaimana tersebut pada butir (1) di atas, pelayanan menjadi unsur yang sangat penting dan vital; 3. Bahwa sehubungan dengan butir (2) di atas perlu dibuat ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Standar Operasional Prosedur pelayanan bagi masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Balige, dengan berpedoman pada segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Bahwa untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam butir (1), (2), dan (3) di atas perlu ditetapkan suatu keputusan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung; 2. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; 3. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa; 5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN; 7. Stb. 1927-227 Reglement Tot Regeling Van Het Rechtswezen In De Gewesten Buiten Java En Madura (R. Bg.); 8. Stb. 1847-52 jo. 1849-63 Reglemen Acara Perdata Reglement op de Rechtsvordering (Rv.); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; 10. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/032/SK/IV/2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pemberlakuan Buku II tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan; 11. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan; 12. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; MEMUTUSKAN Menetapkan : Keputusan Ketua Pengadilan Agama Balige Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perkara di Pengadilan Agama Balige ; 21
  • 25. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pengadilan adalah Pengadilan Agama Balige selaku Pengadilan Tingkat Pertama. 2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan adalah ukuran baku dalam penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan/atau penerima layanan di Pengadilan. 3. Pengadilan Tingkat Banding adalah Pengadilan Tinggi Agama Medan. 4. Para pihak adalah pencari keadilan, terdiri dari Penggugat/Pemohon dan Tergugat/ Termohon. 5. Majelis Hakim adalah hakim-hakim yang ditetapkan Ketua Pengadilan dalam Penetapan Majelis Hakim (PMH) untuk memeriksa dan memutus perkara. 6. Panitera Pengganti disebut juga Panitera Sidang adalah jabatan fungsional dalam penanganan perkara yang bertugas mendampingi majelis hakim dalam pemeriksaan perkara dan mencatat segala hal ihwal dalam persidangan. 7. Jurusita/Jurusita Pengganti adalah jabatan fungsional dalam penanganan perkara yang bertugas melaksanakan perintah Hakim Ketua Majelis atau Ketua Pengadilan dalam kaitannya dengan penanganan perkara. 8. Penetapan Hari Sidang (PHS) adalah penetapan hari, tanggal dan waktu penyelengaraan sidang yang dibuat Hakim Ketua Majelis. 9. SKUM (surat Kuasa Untuk Membayar) adalah kuitansi yang dikeluarkan Pengadilan berisikan jumlah uang yang harus dibayar Penggugat/Pemohon ke Kasir dalam kaitan dengan perkara. 10. Minutasi adalah pemberkasan/pengaslian berkas perkara yang telah diputus. 11. Arsip terdiri dari arsip aktif dan arsip tidak aktif. 12. Pengarsipan adalah penyimpanan berkas perkara yang sudah tidak aktif dalam ruang arsip. 13. Bank adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Balige. 14. Penyitaan adalah tindakan hukum menempatkan objek perkara kepada keadaan status quo. 15. Sita Jaminan adalah menyita barang milik Tergugat (Conservatoir Beslag) atau barang milik Penggugat yang berada dalam penguasaan Tergugat (Revindicatoir Beslag) ataupun barang milik bersama/harta bersama (maritale beslag) agar barang-barang tersebut tidak digelapkan/ dipindahtangankan selama masa proses persidangan. 16. Sita eksekusi (executorial beslag) adalah tindakan menyita guna melakukan pelelangan atas benda milik Tergugat guna memenuhi putusan pengadilan yang menghukum Tergugat membayar sejumlah uang. 17. Eksekusi adalah pelaksanaan isi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. 18. Teknologi Informasi (TI) adalah otomatisasi berdasarkan sistem komputerisasi/sistem digital lainnya dalam hal mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan menganalisis dan/atau menyebarkan informasi. BAB II PENERIMAAN PERKARA Pasal 2 Tahapan Pendaftaran Perkara (1) Prosedur penerimaan perkara dilakukan berdasarkan sistem meja. (2) Penerimaan perkara dilakukan oleh Petugas Meja I di bawah koordinasi Panitera Muda Gugatan/Permohonan. 22
  • 26. (3) Pihak yang akan mengajukan perkara (Penggugat/Pemohon) datang menghadap langsung Petugas Meja I untuk menyerahkan surat gugatan/permohonan dalam jumlah 4 (empat) rangkap ditambah jumlah pihak berperkara. (4) Petugas Meja I wajib memperhatikan kelengkapan syarat formil dan materil gugatan/ permohonan yang diajukan pihak. (5) Petugas Meja I menaksir panjar biaya perkara selanjutnya menuangkannya dalam lembaran Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) panjar biaya perkara. (6) Besarnya panjar biaya perkara dihitung sesuai dengan Keputusan Ketua Pengadilan Agama Balige Tentang Panjar Biaya Perkara Pada Pengadilan Agama Balige. (7) Penggugat/Pemohon membawa dan menyerahkan surat gugatan/permohonan beserta lembaran SKUM kepada Kasir. (8) Penggugat/Pemohon menyetorkan biaya perkara ke BRI Cabang Balige dengan Nomor Rekening 0314-01-011919-50-0 An. Penampungan Biaya Perkara Pengadilan Agama Balige, selanjutnya resi (bukti setor) diserahkan kembali kepada Kasir. (9) Kasir merigisterasi surat gugatan/permohonan pada sudut kiri atas lembar pertama dan memparafnya, kemudian memberi penomoran, penanggalan sesuai tertera pada surat gugatan/permohonan dan menandatangani serta memberikan cap Lunas pada SKUM. (10) Penggugat/Pemohon menyerahkan surat gugatan/permohonan yang telah diregister kepada Petugas Meja II berikut SKUM yang telah dtandatangani Kasir dan diberi Cap Lunas, kemudian Petugas Meja II menyerahkan 1 (satu) rangkap surat gugatan/ permohonan dan Lembar pertama SKUM kepada Penggugat/Pemohon. (11) Pelayanan penerimaan perkara dilakukan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) menit. Pasal 3 (1) Penggugat/Pemohon yang tidak dapat membuat surat gugatan/permohonan dapat meminta bantuan pada Koperasi Al-Hikmah Pengadilan Agama Balige. (2) Penggugat/Pemohon yang tidak dapat membaca dan/atau menulis, Ketua Pengadilan atau Hakim yang ditunjuk Ketua Pengadilan dapat membuat catatan gugatan/permohonan. (3) Pelayanan penerimaan perkara bagi pihak yang memohon bantuan pembuatan surat gugatan/ permohonan atau pencatatan gugatan/permohonan dilakukan selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) menit. Berperkara Secara Cuma-Cuma (Prodeo) Pasal 4 (1) Penggugat/Pemohon yang miskin dan tidak mampu membayar biaya perkara dapat mengajukan perkara secara cuma-cuma (prodeo) yang diajukan bersamaan dengan pengajuan gugatan/permohonan; (2) Dalam mengajukan permohonan berperkara secara Cuma-Cuma (prodeo) Penggugat/ Pemohon harus melengkapinya dengan Asli Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa tempat tinggal Penggugat/Pemohon yang diketahui Camat dan telah dinazegelen Kantor Pos atau Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Miskin atau sejenisnya yang telah dinazegelen oleh Kantor Pos dan menunjukkan asli Kartu Tanda Miskin dalam persidangan; (3) Para pihak yang beracara secara cuma-cuma (prodeo) mendapatkan pelayanan yang sama, tanpa dibeda-bedakan. Pasal 5 (1) Petugas Meja II bertugas mencatat data-data perkara yang telah diberi nomor register ke dalam register perkara. (2) Data-data tentang jalannya persidangan dicatat dalam register perkara oleh Petugas Meja II berdasarkan instrumen yang tersedia. (3) Pencatatan dalam register perkara dilakukan pada hari bersangkutan. 23
  • 27. BAB III PENUGASAN PANITERA SIDANG DAN JURUSITA/ JURUSITA PENGGANTI Pasal 6 Penugasan Panitera Sidang (1) Penugasan Panitera Pengganti sebagai Panitera sidang untuk membantu Majelis Hakim dalam menangani perkara dibuat oleh Panitera selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah perkara didaftar. (2) Panitera sidang membantu Majelis Hakim dalam persidangan. (3) Panitera sidang harus melaporkan hari sidang pertama, penundaan sidang beserta alasannya dan perkara putus kepada petugas Meja II untuk dilakukan pencatatan dengan menggunakan lembaran instrument yang ditandatangani Hakim Ketua Majelis. Pasal 7 Penugasan Jurusita/Jurusita Pengganti (1) Panitera menugaskan Jurusita/Jurusita Pengganti untuk melaksanakan pemanggilan / pemberitahuan kepada pihak yang berperkara. (2) Jurusita/Jurusita Pengganti melaksanakan tugas tersebut pada hari kerja dimulai jam 08.30 WIB. (3) Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil para pihak selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah PHS atau 1(satu) hari setelah penundaan sidang untuk panggilan sidang lanjutan. (4) Dalam melaksanakan tugas tersebut Jurusita/Jurusita Pengganti bertanggup jawab kepada Ketua Majelis Hakim. BAB IV PENETAPAN MAJELIS HAKIM (PMH) DAN PENENTAPAN HARI SIDANG (PHS) Pasal 8 Penetapan Majelis Hakim (PMH) (1) Ketua Pengadilan menetapkan susunan Majelis Hakim dalam tingkat pertama selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pendaftaran perkara. (2) Penetapan Majelis Hakim ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah sisa perkara yang sedang ditangani masing-masing Majelis Hakim. Pasal 9 Penetapan Hari Sidang (PHS) (1) Hakim Ketua Majelis membuat Penetapan Hari Sidang selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah Penetapan Majelis Hakim. (2) Dalam menentukan sidang pertama, Hakim Ketua Majelis bermusyawarah dengan para Hakim Anggota Majelis. (3) Hari/tanggal sidang pertama ditetapkan dengan mempertimbangkan asas ”cepat” dan jarak jauh/dekatnya domisili pihak-pihak berperkara dengan tempat pelaksanaan sidang. (4) Pelaksanaan sidang pertama dilaksanakan dengan : a. Pihak-pihak yang berdomisili di wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige dilaksanakan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah pendaftaran perkara. b. Pihak-pihak yang berdomisili di luar wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige, baik masih dalam wilayah Pengadilan Tinggi Agama maupun di luar kewenangan relatif Pengadilan 24
  • 28. Tinggi Agama, dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pendaftaran perkara. c. Pihak-pihak yang berdomisili di luar negeri dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sejak tanggal pendaftaran perkara. d. Pihak-pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara perceraian dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 (empat) bulan setelah pengumuman pertama atau 3 (tiga) bulan setelah pengumuman kedua. e. Pihak-pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara selain perceraian dilaksanakan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sejak diumumkan pada Papan Pengumuman Kantor Bupati Toba Samosir bagi pihak yang terakhir terdaftar sebagai penduduk Kabupaten Toba Samosir, atau diumumkan pada Papan Pengumuman Kantor Bupati Samosir bagi pihak yang terakhir terdaftar sebagai penduduk Kabupaten Samosir. BAB V PANGGILAN PARA PIHAK Pasal 10 (1) Pemanggilan para pihak yang berdomisili di yurisdiksi Pengadilan dilakukan oleh Jurusita/Jurusita Pengganti di tempat yang dipanggil dengan jarak pemanggilan dan hari sidang sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari untuk perkara perceraian dan 3 (tiga) hari kerja untuk perkara selain perceraian. (2) Apabila yang dipanggil tidak berada ditemui di alamat yang ditunjuk dalam gugatan/ permohonan, surat panggilan disampaikan melalui Lurah/Kepada Desa atau Sekretarisnya dengan menterakan nama dan tandatangan penerima serta diberi cap (stempel) jabatannya. (3) Surat panggilan sidang pertama kepada Tergugat/Termohon dilampiri dengan surat gugatan atau permohonan. (4) Pemanggilan pihak yang berdomisili di luar kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige didelegasikan kepada Pengadilan Agama tempat domisili para pihak. (5) Pemanggilan pihak yang berada di luar negeri dikirim melalui Departemen Luar Negeri cq. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri yang tembusannya disampaikan kepada Kedutaan Besar/Konsul Republik Indonesia di Negara tempat pihak berada. (6) Pemanggilan pihak yang tidak diketahui alamatnya di Indonesia dalam perkara selain perceraian dilaksanakan melalui Kantor Bupati Toba Samosir atau Kantor Bupati Samosir dan ditempelkan pada papan pengumuman Pengadilan Agama Balige. Sedangkan dalam perkara perceraian dilaksanakan melalui Radio “Kharisma FM Balige” sebanyak dua kali, jarak pemanggilan pertama dengan pemanggilan kedua satu bulan dan jarak pemanggilan kedua dengan hari sidang sekurang- kurangnya tiga bulan. (7) Apabila dalam persidangan pertama perkara belum putus, maka dalam persidangan berikutnya Tergugat/Termohon dipanggil melalui Kantor Bupati Toba Samosir atau Kabupaten Samosir dan ditempelkan pada papan pengumuman Pengadilan dengan jarak pemanggilan kedua dengan hari sidang sekurang-kurang 14 (empat belas) hari. (8) Pemanggilan terhadap orang yang telah meninggal dunia disampaikan kepada ahli warisnya dengan ketentuan: a. Jika ahli waris yang bersangkutan dikenal, panggilan disampaikan kepada ahli waris tanpa menyebutkan nama dan alamat ahli waris satu persatu. b. Jika ahli waris tidak dikenal, panggilan disampaikan melalui Lurah/Kepala Desa di tempat tinggal terakhir Pewaris untuk diteruskan kepada ahli waris; c. Jika Lurah/Kepala Desa tidak mengetahui/tidak mengenal ahli waris, panggilan dikembalikan kepada Jurusita/Jurusita Pengganti dengan melampirkan surat keterangan Lurah/Kepala Desa yang menerangkan tidak mengenal/tidak mengetahui ahli waris yang bersangkutan guna ditempuh dengan jalan panggilan umum. 25
  • 29. (9) Pemanggilan yang tidak sah disebabkan kesalahan Jurusita/Jurusita Pengganti, maka Jurusita/Jurusita Pengganti yang bersangkutan dihukum untuk memanggil kembali tanpa diberikan biaya panggilan; (10) Jurusita/Jurusita Pengganti menyerahkan Relaas Panggilan yang telah dilaksanakan kepada Hakim Ketua Majelis melalui Panitera Sidang perkara yang bersangkutan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan sidang. BAB VI PERSIDANGAN Pasal 11 (1) Pengadilan mengumumkan daftar perkara yang akan disidangkan pada hari bersangkutan di papan Jadwal Sidang dan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang di website Pengadilan. (2) Persidangan dilaksanakan hari Senin sampai dengan hari Kamis yang dimulai secepat-cepatnya pukul 09.00 WIB, pada hari yang bersangkutan dengan mempertimbangkan jauh dekat jarak kediaman pihak dengan tempat persidangan. (3) Urutan persidangan dilakukan berdasarkan daftar urutan kehadiran para pihak. (4) Apabila pada sidang pertama dalam perkara contentius (termasuk verzet) dihadiri oleh kedua belah pihak, Hakim mewajibkan kepada para pihak untuk melakukan mediasi. (5) Mekanisme/tata cara mediasi akan diatur dalam bab tersendiri. (6) Apabila salah satu pihak tidak hadir pada sidang pertama, maka Majelis Hakim dapat melanjutkan pemeriksaan perkara hingga menjatuhkan putusan (verstek). (7) Apabila dalam keadaan seperti ayat (6) di atas Majelis Hakim beranggapan perlu untuk memanggil pihak kembali dengan menunda sidang, maka penundaan sidang dilakukan sesuai ketentuan tentang PHS, kecuali terhadap perkara yang pihaknya berada di luar kewenangan relatif Pengadilan Tinggi. Pasal 12 (1) Persidangan suatu perkara diselesaikan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pendaftaran perkara. (2) Jika waktu 6 (enam) bulan telah terlampaui sedangkan perkara belum diputus, maka Hakim Ketua Majelis melalui Ketua Pengadilan membuat Laporan yang ditujukan kepada Ketua Mahkamah Agung RI berikut alasan/penyebab perkara belum diputus. Pasal 13 Berita Acara Persidangan (1) Panitera Sidang wajib membuat berita acara persidangan. (2) Pembuatan Berita Acara Persidangan dilaksanakan pada hari sidang bersangkutan atau selambat- lambatnya 1 (satu) hari setelah pelaksanaan sidang. (3) Ketua Majelis bertanggung jawab atas kebenaran Berita Acara Persidangan yang dibuat Panitera Sidang. (4) Berita Acara Persidangan ditanda tangani selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum sidang berikutnya. 26
  • 30. BAB VII MEDIASI Pasal 14 Prosedur Sebelum Mediasi (1) Pada Hari Sidang Pertama yang dihadiri oleh kedua belah pihak Hakim mewajibkan para pihak untuk menempuh mediasi. (2) Kewajiban mediasi tetap melekat meskipun dalam sidang verzet. (3) Hakim wajib menjelaskan tentang prosedur mediasi kepada para pihak. (4) Para pihak memilih Mediator dari daftar nama yang telah tersedia, pada hari Sidang Pertama atau paling lama 2 (dua) hari kerja sejak pelaksanaan sidang tersebut. (5) Apabila dalam jangka waktu tersebut dalam point 3 (tiga) di atas para pihak tidak tercapai kesepakatan memilih Mediator, Hakim Ketua Majelis berwenang menunjuk Hakim bukan pemeriksa pokok perkara untuk menjalankan fungsi Mediator. (6) Untuk kepentingan mediasi, Hakim memberikan kesempatan dengan menunda sidang paling lama 40 (empat puluh) hari kerja. Pasal 15 Proses Mediasi (1) Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak menunjuk Mediator yang disepakati atau setelah ditunjuk oleh Hakim Ketua Majelis, masing-masing pihak telah menyerahkan catatan/usulan dan/atau rumusan perdamaian kepada Mediator. (2) Mediator wajib mempersiapkan jadwal pertemuan Mediasi kepada para pihak untuk disepakati. (3) Apabila dianggap perlu Mediator dapat melakukan “Kaukus” (pertemuan secara terpisah dengan salah satu pihak). (4) Proses Mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja terhitung sejak hari kesepakatan pihak tentang Mediator yang dipilih atau ditunjuk oleh Hakim Ketua Majelis. (5) Jika disepakati para pihak, waktu pelaksanaan mediasi dapat diperpanjang paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak berakhirnya masa 40 (empat puluh) hari kerja seperti dimaksud ayat (4) di atas. (6) Mediator berkewajiban menyatakan mediasi telah Gagal jika salah satu pihak atau para pihak atau Kuasa Hukumnya telah 2 kali berturut–turut tidak menghadiri pertemuan Mediasi sesuai jadwal yang telah disepakati tanpa alasan setelah dipanggil secara patut. Pasal 16 Tempat Penyelenggaraan Mediasi. (1) Mediator dari kalangan Hakim tidak boleh menyelenggarakan Mediasi di luar Pengadilan. (2) Pelaksanaan mediasi oleh Mediator dari kalangan hakim tidak dikenakan biaya. Pasal 17 Hasil Mediasi (1) Jika dikehendaki para pihak, dalam perkara yang menyangkut tentang “orang” dapat juga dibuat kesepakatan tertulis yang ditandatangani oleh para pihak dan Mediator. (2) Jika mediasi diwakili oleh Kuasa Hukum para maka pihak wajib menyatakan secara tertulis persetujuan atau kesepakatan yang dicapai. (3) Para pihak wajib menghadap kembali ke persidangan yang telah ditentukan untuk memberitahukan kesepakatan perdamaian tersebut. 27
  • 31. (4) Atas kesepakatan perdamaian tersebut, Majelis hakim menganjurkan agar mencabut perkara. (5) Dalam sengketa menyangkut hukum “kebendaan” para pihak dapat mengajukan kesepakatan perdamaian kepada Majelis Hakim untuk dikukuhkan dalam bentuk “Akta Perdamaian”. (6) Apabila para pihak tidak menghendaki kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam bentuk Akta perdamaian maka harus memuat klausula pencabutan Gugatan dan/atau klausula yang menyatakan perkara telah selesai dalam Surat Kesepakatan Perdamaian yang ditandatangani pihak-pihak dan Mediator. (7) Atas hasil mediasi gagal atau berhasil secara keseluruhan atau sebahagian berhasil dan sebagian gagal, Mediator wajib membuat laporan tentang hasil mediasi yang diserahkan kepada Majelis Hakim. (8) Gagalnya mediasi tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam persidangan. Pasal 18 Perdamaian pada tingkat Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali (1) Apabila terjadi kesepakatan tentang keinginan pihak-pihak melakukan perdamaian setelah proses perkara berada pada tingkat Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali, pihak-pihak wajib mengirimkan kesepakatan tertulis kepada tingkat Peradilan yang sedang memeriksa perkara melalui Pengadilan yang memeriksa pada tingkat pertama. (2) Ketua Pengadilan yang mengadili segera memberitahukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi jika dalam proses Banding, atau Ketua Mahkamah Agung jika proses memasuki tahap Kasasi ataupun Peninjauan Kembali tentang kehendak para pihak untuk melakukan perdamaian. (3) Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali yang memeriksa perkara pihak-pihak wajib menunda pemeriksaan perkara yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima pemberitahuan tersebut. (4) Para pihak melalui Ketua Pengadilan dapat mengajukan Surat Kesepakatan Perdamaian kepada Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali melalui Ketua Tingkat Peradilan yang bersangkutan untuk dikukuhkan dalam Akta Perdamaian. (5) Akta Perdamaian ditanda tangani oleh Majelis Hakim Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak Surat Kesepakatan Perdamaian diterima. BAB VIII PUTUSAN PENGADILAN Pasal 19 (1) Putusan Pengadilan dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum. (2) Putusan diambil berdasarkan hasil musyawarah Majelis Hakim. Pasal 20 (1) Majelis Hakim membacakan putusan yang telah jadi (dalam bentuk hard copy). (2) Setelah putusan dibacakan, Majelis Hakim dan Panitera Sidang menandatangani Putusan. (3) Dalam perkara verstek, Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan dengan terlebih dahulu mempersiapkan amar putusan. 28
  • 32. Pemberitahuan Amar Putusan Pasal 21 Bagi pihak yang tidak hadir dalam sidang pembacaan putusan, Jurusita/Jurusita Pengganti menyampaikan pemberitahuan amar putusan secara tertulis (relaas) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak Putusan Pengadilan dibacakan. Penyerahan Salinan Putusan Pasal 22 (1) Pengadilan wajib menyerahkan Salinan Putusan kepada pihak-pihak. (2) Salinan putuisan diserahkan apabila putusan telah ditandatangani oleh Majelis Hakim yang menyidangkan serta panitera sidang yang mencatat jalan persidangan perkara tersebut. (3) Terhadap putusan perkara yang dihadiri kedua belah pihak, salinan putusan diserahkan pada hari pembacaan putusan melalui Petugas Meja III. (4) Terhadap pihak yang tidak hadir dalam sidang pembacaan putusan, salinan putusan diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak putusan dibacakan/diucapkan. (5) Jika pihak tidak datang mengambil salinan putusan, pengadilan wajib mengirimkan salinan putusan melalui Pos dengan surat tercatat. (6) Biaya pengiriman salinan putusan diambil dari biaya proses perkara. BAB IX SIDANG PENYAKSIAN IKRAR TALAK Pasal 23 (1) Terhadap putusan perkara Cerai Talak yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Hakim Ketua Majelis menetapkan hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak. (2) Penetapan hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setalah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap. (3) Untuk kepentingan persidangan, hakim Ketua Majelis memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil Pemohon dan Termohon sesuai ketentuan tentang Pemanggilan Pihak. (4) Jika Pemohon tidak hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan, Majelis Hakim menunda persidangan hingga waktu yang akan ditentukan kemudian, dengan ketentuan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal Penetapan Hari Sidang Penyaksian Ikrar Talak sebagaimana ketentuan ayat (2) di atas. (5) Apabila masa waktu sebagaimana maksud ayat (4) di atas terlampaui, Ketua Pengadilan membuat Penetapan Gugur yang menyatakan bahwa putusan perkara tersebut tidak lagi berkekuatan hukum. (6) Ketidakhadiran Termohon yang telah dipanggil secara sah, tidak mengakibatkan penundaan Sidang Penyaksian Ikrar Talak. BAB X PENGEMBALIAN SISA PANJAR BIAYA PERKARA Pasal 24 (1) Pengadilan wajib mengembalikan sisa panjar melalui Kasir setelah semua biaya perkara dikeluarkan. (2) Pemberitahuan tentang panjar yang tersisa dilakukan oleh Ketua Majelis setelah putusan perkara diucapkan dan mencantumkannya dalam instrumen yang tersedia di ruang sidang. (3) Dalam perkara selain cerai talak yang dihadiri kedua belah pihak dalam sidang pembacaan putusan, sisa panjar dikembalikan pada hari bersangkutan. 29
  • 33. (4) Dalam perkara Cerai talak, sisa panjar dikembalikan setelah pelaksanaan sidang Penyaksian Ikrar Talak. (5) Apabila dalam sidang pembacaan putusan terdapat pihak yang tidak hadir, sisa panjar biaya perkara dikembalikan setelah dikeluarkan biaya Pemberitahuan Isi Putusan. (6) Sisa panjar yang tidak diambil pihak Penggugat/Pemohon dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak tanggal putusan, akan distor ke Kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). BAB XI MINUTASI PERKARA Pasal 25 (1) Minutasi perkara dilaksanakan oleh Panitera Sidang selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak perkara diputus. (2) Berkas perkara yang telah diminutasi diserahkan kepada petugas Meja II untuk pencatatan tanggal minutasi. (3) Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, berkas perkara yang telah diminutasi diserahkan kepada Meja III selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal minutasi untuk pengarsipan. (4) Panitera sidang yang tidak menyelesaikan minutasi hingga batas waktu yang ditentukan, akan diberi teguran lisan oleh atasan yang bersangkutan. BAB XII PENERBITAN AKTA CERAI Pasal 26 (1) Dalam Perkara Cerai Talak, Akta Cerai diterbitkan pada hari sidang Penyaksian Ikrar Talak dilaksanakan. (2) Dalam perkara Cerai Gugat, Akta Cerai diterbitkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah putusan berkekuatan hukum tetap. (3) Pihak-pihak yang mengambil Akta Cerai dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah) yang akan distor ke Kas Negara. BAB XIII UPAYA HUKUM Pasal 27 (1) Penerimaan perkara banding/kasasi/peninjauan kembali dilakukan oleh Petugas Meja I. (2) Pengiriman berkas Banding ke Pengadilan Tinggi Agama Medan dan Kasasi atau Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dilakukan dengan ketentuan waktu: a. Bagi para pihak yang berdomisili di wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige, maka pengiriman berkas dilaksanakan pada 30 (tiga puluh) hari; b. Jika para pihak atau salah satu pihak berdomisili di luar wilayah kompetensi relatif Pengadilan Agama Balige, maka pengiriman berkas dilaksanakan sesuai dengan masa jadwal pemberitahuan kepada pihak-pihak secara patut dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. (3) Putusan Banding/Kasasi/Peninjauan Kembali disampaikan oleh Jurusita/Jurusita Pengadilan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak Pengadilan menerima pengiriman berkas dari Pengadilan Tinggi/Mahkamah Agung. 30