SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
Penentuan Kinetika Ester Saponifikasi dengan Metode Konduktometri
Intisari
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Penentuan Kinetika Ester Saponifikasi dengan
Metode Konduktometri”. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi, konstanta
laju reaksi, dan energy aktivasi dari saponifikasi ester dengan metode konduktometri. Metode
ini dilakukan berdasarkan pada daya hantar listrik suatu larutan. Saponifikasi di percobaan ini
dilakukan antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ yang dihitung daya hantarnya pada suhu
27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh reaksi mengikuti orde
kedua dengan konstanta laju reaksi (kr) pada suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷, pada suhu 30:C
yakni 5 x 10⁻⁷, pada suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶, dan pada suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸.
Sedangkan energy aktivasinya diperoleh -67,023 kJ/mol.
Kata kunci: energy aktivasi, konduktometri, konstanta laju reaksi, saponifikasi
PENENTUAN KINETIKA ESTER SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI

TUJUAN
Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan orde reaksi, konstanta laju reaksi, dan energy
aktivasi dari saponifikasi ester dengan metoda konduktometri.

DASAR TEORI
Kinetika reaksi adalah jumlah mol zat yang bereaksi per liter yang diubah menjadi zat
lain dalam suatu satuan waktu tertentu. Suatu reaksi kimia berlangsung karena atom-atom
bersenyawa membentuk molekul-molekul baru dengan cara pembentukan electron octet
dalam masing-masing atom. Laju berlangsungnya proses kimia dan energy-energi yang
bertalian dengan proses ini secara mekanisme reaksi kimia dipelajari dalam kinetika.
Mekanisme reaksi adalah rangkaian reaksi setingkat demi setingkat yang terjadi berurutan
(Endahwati, 2007).
Hukum laju dapat ditentukan dengan melakukan serangkain eksperimen secara
sistematik pada reaksi A + B → C, untuk menentukan orde reaksi terhadap A maka konsentrasi
A dibuat tetap sementara konsentrasi B divariasi kemudian ditentukan laju reaksinya pada
variasi konsentrasi tersebut. Sedangkan untuk menentukan orde reaksi B, maka konsentrasi B
dibuat tetap sementara itu konsentrasi A divariasi kemudian diukur laju reaksinya pada variasi
konsentrasi tersebut. Jika suhu dinaikkan maka laju reaksi semakin besar karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya jumlah dari energi
tumbukan bertambah besar, begitu pun sebaliknya (Phatalina, 2013).
Secara umum analisis kinetika reaksu terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, dua dan
tiga. Orde satu menyatakan grafik hubungan antara ln C dengan t yang merupakan garis lurus
dengan slope k dan intersep ln Co. Orde dua menyatakan grafik hubungan antara 1/C dengan t
yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep 1/Co. Orde tiga menyatakan grafik
hubungan antara 1/C2 dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope 2 k dan intersep
1/Co2 (Tony, 1987).
Konduktometri merupakan metode analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar
listrik suatu larutan analat. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion
didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Salah satu
bagian penting dari konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat
dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi dengan logam platina
untuk menambah efektifitas permukaan elektroda (Khopkar,1990).
Factor-faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi (Endahwati, 2007):







Sifat dan bahan. Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat karena adanya
gaya tarik yang kuat antar ion dengan muatan yang berlawanan, sehingga hampir
seluruh tumbukan yang terjadi menghasilkan perubahan.
Konsentrasi. Semakin besar konsentrasi zat yang bereaksi makin cepat reaksi
berlangsung, sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan, sehingga makin
besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Suhu. Penurunan suhu memperlambat reaksi, sedangkan kenaikan suhu akan
mempercepatnya.
Katalisator. Merupakan zat lain dalam system reaksi, tetapi pada akhir reaksi diperoleh
kembali. Yang mempercepat reaksi adalah katalisa positif, yang memperlambat reaksi
adalah katalisa negative.

METODE PERCOBAAN


Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi alat komduktometer,
gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, labu takar, stopwatch, gelas arloji, dan pipet tetes.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan
NaOH 0,5 N, larutan CH₃COOC₂H₅ pekat, dan akuades.



Cara Kerja
25 ml larutan NaOH 0,5 N diencerkan menjadi 500 ml. Selain itu diambil pula 1,2
ml larutan CH₃COOC₂H₅ pekat diencerkan menjadi 500 ml. Kemudian diambil 100 ml
larutan NaOH dan dimasukkan ke dalam gelas beker. Mula-mula dihitung besar daya
hantar NaOH sebelum dicampur CH₃COOC₂H₅ pada suhu 27:C. Setelah itu, larutan
CH₃COOC₂H₅ dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan dicatat daya hantar larutan
setiap 30 detik selama 7,5 menit. Perlakuan yang sama dilakukan untuk suhu 30:C, 40:C,
dan 50:C.

HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
Waktu
(s)
0
30
60

27⁰C
7790
3710
3480

Daya Hantar (μs)
30⁰C
40⁰C
8050
8570
3120
2750
3120
2370

50⁰C
8540
1790
1790
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450



3330
3210
3120
3040
2965
2908
2851
2798
2751
2708
2668
2631
2599

3080
3050
3010
2966
2922
2878
2837
2794
2740
2715
2679
2645
2611

2140
1960
1860
1760
1730
1700
1680
1670
1670
1670
1670
1660
1660

1770
1760
1760
1750
1760
1760
1770
1770
1770
1770
1770
1770
1770

PEMBAHASAN
Pada percobaan ini ditentukan besarnya konstanta laju reaksi dan energy
aktivasi dari suatu reaksi saponifikasi antara alkali basa dan ester. Dalam percobaan ini
digunakan larutan basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ sebagai reaktannya dengan
menggunakan metode konduktometri (menggunakan daya hantar listrik) dalam variasi
suhu, di mana akan ditentukan besarnya daya hantar antara reaksi NaOH dengan
CH₃COOC₂H₅ pada suhu 27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C setiap 30 detik selama 7,5 menit
(450 detik)
Larutan NaOH maupun CH₃COOC₂H₅ perlu dincerkan terlebih dahulu sebelum
digunakan. Tujuan pengenceran NaOH yakni agar dapat lebih berinteraksi dengan
senyawa air yang bersifat polar. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Berdasarkan reaksi di atas, terlihat bahwa dengan mengencerkan NaOH
menyebabkan senyawa NaOH akan terionisasi menjadi Na⁺ dan OH⁻, di mana ion-ion ini
dapat memberikan respon positif saat diuji dengan konduktometer dengan
menunjukkan adanya daya hantar. Sementara itu, pengenceran CH₃COOC₂H₅ karena
CH₃COOC₂H₅ yang digunakan berbentuk pekat, maka hal tersebut bertujuan untuk
mengurangi kepekatan dari larutan tersebut. Sehingga perubahan-perubahan yang
terjadi selama reaksi dapat teramati dengan baik.
Sebelum larutan NaOH dicampur dengan larutan CH₃COOC₂H₅, daya hantar
NaOH diukur terlebih dahulu dengan konduktometer. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui besarnya daya hantar NaOH sebelum ditambahkan CH₃COOC₂H₅. Besarnya
daya hantar ini dinyatakan sebagai daya hantar (A) pada waktu nol. Berdasarkan hasil
percobaan diperoleh nilai daya hantar NaOH sebelum dicampur dengan CH₃COOC₂H₅
yakni pada suhu 27:C yaitu 7790 μs, pada suhu 30:C yaitu 8050 μs, pada suhu 40:C
yaitu 8570 μs, dan pada suhu 30:C yaitu 8540 μs.
Konduktometer dapat menentukan besarnya daya hatar suatu larutan karena
alat ini dilengkapi oleh konduktor (yang dicelupkan ke dalam larutan). Konduktor ini
akan menerima rangsangan dari suatu ion-ion (ion Na⁺ dan OH⁻) yang menyentuh
permukaan konduktor dan hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outpunya
berupa angka/bilangan.
Larutan NaOH yang telah dicampur dengan CH₃COOC₂H₅ akan membentuk suatu
reaksi saponifikasi yang kemudian diukur daya hantarnya menggunakan alat
konduktometer. Reaksi saponifikasi antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ tersebut
menghasilkan produk berupa natrium asetat (CH₃COONa) dan etil alcohol/etanol
(CH₃CH₂OH).
Persamaan reaksi antara keduanya adalah sebagai berikut.
Pada alat konduktometer akan menunjukkan daya hantar yang diberikan
campuran larutan tersebut, di mana berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa daya
hantar larutan sebelum bercampur (saat hanya larutan NaOH saja) cukup tinggi. Namun,
saat dicampurkan dengan larutan CH₃COOC₂H₅ seiring bertambahnya waktu akan
semakin menurun nilai daya hantarnya. Misalnya saja pada saat suhu 27:C, daya hantar
NaOH sebelum dicampur yakni 7790 μs. Namun, saat telah bercampur dengan
CH₃COOC₂H₅ pada 30 detik pertama menjadi 3710 μs dan semakin lama akan semakin
menurun sampai pada menit ke 7,5 menjadi 2599 μs bahkan sampai pada keadaan tak
terhingga yakni 1228 μs.
Peristiwa di atas dapat terjadi karena sebenarnya yang memiliki daya hantar
yang kuat yakni NaOH yang mana dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan OH⁻. Ion-ion inilah
yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar. Namun, setelah ditambahkan larutan
CH₃COOC₂H₅ ke dalam NaOH, daya hantarnya menurun karena antara NaOH dan
CH₃COOC₂H₅ akan bereaksi yang disebut sebagai reaksi saponifikasi (antara basa dan
ester).
Dalam sebuah reaksi tentunya akan terjadi pengurangan jumlah reaktan dan
bertambahnya jumlah produk. Sehingga, reaksi keduanyalah yang menyebabkan
konsentrasi reaktan OH⁻ yang berasal dari NaOH berkurang dan digantikan dengan
bertambahnya konsentrasi produk hasil saponifikasi salah satunya natrium asetat
(CH₃COONa). Ion OH⁻ telah diketahui sebagai ion yang kuat (daya hantarnya besar),
sementara itu diketahui pula bahwa ion CH₃COO⁻ merupakan ion yang lemah (daya
hantarnya kecil). Sehingga, dengan begitu konduktometri dapat digunakan untuk reaksi
saponifikasi pada percobaan ini, di mana saat daya hantar larutan berkurang
menandakan kedua senyawa telah bereaksi dan telah menghasilkan produk saponifikasi
berupa natrium asetat dan etanol.
Selain perbandingan daya hantar pada waktu tertentu, perbandingan daya
hantar juga dilihat dari perbedaan suhunya. Pada percobaan ini dilakukan variasi pada
suhu larutan, yakni pada suhu 27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C. Pertambahan suhu
mengindikasikan pertambahan kalor dalam pencampurannya yang mana bertujuan
untuk mempengaruhi laju reaksinya. Berdasarkan hasil percobaan terlihat bahwa pada
suhu yang semakin tinggi menunjukkan daya hantarnya semakin besar. Misalnya pada
suhu 27:C daya hantar saat waktu 450 detik daya hantarnya 2599μs, sedangkan pada
suhu 30:C daya hantarnya pada waktu yang sama yaitu 2611μs.
Peristiwa di atas dapat terjadi karena senyawa pada suhu yang tinggi maka
partikel tersebut secara tidak langsung akan mendapat tambahan energy dari luar,
sehingga energy kinetic yang dimiliki suatu partikel akan bertambah besar. Hal ini yang
menyebabkan pergerakan partikel akan semakin cepat, sehingga partikel akan lebih
sering menyentuh/mengenai konduktor pada konduktometri, sehingga daya hantar
yang dihasilkan pun semakin besar.
Akan tetapi, terdapat ketidaksesuaian yakni pada saat suhu 40:C dan 50:C justru
daya hantarnya semakin kecil. Misalnya, saat 450 detik pada suhu 40:C daya hantarnya
1660μs dan pada suhu 50:C daya hantarnya 1770μs, sedangkan jika dibandingkan
dengan saat suhu 27:C pada waktu yang sama daya hantarnya 2599μs. Padahal
seharusnya, berdasarkan teori yang ada daya hantarnya harus lebih besar karena suhu
yang tinggi menyebabkan pergerakan partikel semakin cepat.
Kejadian di atas dimungkinkan karena saat proses percobaan, larutan harus
dipanaskan dahulu (disesuaikan temperaturnya) sampai suhu yang diinginkan. Tapi,
larutan yang dipanaskan hanya larutan NaOH saja, sedangkan larutan CH₃COOC₂H₅ tidak
dipanaskan. Sehingga, saat larutan CH₃COOC₂H₅ dicampurkan ke dalam NaOH, yang
terjadi yakni antara kedua larutan tersebut akan mengalami perpindahan panas, di
mana larutan NaOH akan melepaskan panas sedangkan larutan CH₃COOC₂H₅ akan
menerima panas. Hal ini menyebabkan suhu campuran yang seharusnya bersuhu 40:C
dan 50:C menjadi tidak seperti yang diinginkan (suhunya lebih rendah), sehingga
penghitungan daya hantarpun bisa menjadi lebih rendah bahkan lebih rendah dari yang
suhu 27:C.
Selain itu, pada suhu 50:C juga terjadi ketidaksesuaian, di mana saat detik ke210 daya hantarnya 1750 μs, namun mulai detik ke-240 dan seterusnya justru daya
hantar meningkat. Hal ini juga dapat disebabkan oleh suhu yang tidak sama antara
NaOH dan CH₃COOC₂H₅ saat dicampurkan. Hal ini karena saat awal-awal kemungkinan
suhu antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ belum tercampur sepenuhnya.
Nilai konstanta laju reaksi ( ) dapat diketahui dengan dibuat grafik antara t vs
pada setiap suhunya, di mana pada grafik ini akan terbentuk garis lurus dengan
gradient

. Sehingga, berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai

pada suhu 27:C

yakni
, pada suhu 30:C yakni
, pada suhu 40:C yakni
, dan
pada suhu 50:C yakni
. Sementara itu, nilai energy aktivasi (Ea) dapat
diperoleh dengan dibuat grafik antara
dengan gradient

vs ln k, di mana akan terbentuk garis lurus

. Sehingga, diperoleh besarnya Ea yaitu -67,023 kJ/mol.

Selain itu, untuk orde reaksi saponifikasi ester CH₃COOC₂H₅ dan basa NaOH yakni
mengikuti orde dua. Hal ini karena dalam reaksi laju reaksinya bergantung pada
konsentrasi dari dua reaktan berbeda (CH₃COOC₂H₅ dan NaOH) yang masing-masing
dipangkatkan dengan bilangan satu.

KESIMPULAN
Pada reaksi saponifikasi antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ diperoleh:
 Orde reaksi mengikuti orde dua
 Konstanta laju reaksi
o Suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷
o Suhu 30:C yakni 5 x 10⁻⁷
o Suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶
o Suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸
 Energy aktivasi diperoleh -67,023 kJ/mol

DAFTAR PUSTAKA
Endahwati, L,. 2007, Kinetika Reaksi Pembuatan NaOH dari Soda Ash dan Ca(OH)₂, Jurnal
Penelitian Ilmu Teknik, No 2, Vol 7, Hal 55-63.
Khopkhar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, (diterjemahkan oleh: Saptorihardjo A), UI
Press, Jakarta.
Phatalina, dkk., 2013, Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika
Reaksi Kimia, Jurnal Teknik Kimia, No 2, Vol 19, Hal 42-48.
Tony, B., 1987, Kimia Fisika Untuk Universitas, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

GRAFIK


Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 27:C
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs
Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis
Persamaan garis tersebut menyatakan
menyatakan


, sehingga nilai

pada suhu 27:C.
.
. Gradient garis

pada suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷.

Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 30:C

Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs

pada suhu 30:C.

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis
Persamaan garis tersebut menyatakan

.
. Gradient garis

menyatakan

, sehingga nilai

pada suhu 30:C yakni 5 x 10⁻⁷.


Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 40:C

Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs

pada suhu 40:C.

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis
Persamaan garis tersebut menyatakan

.
. Gradient garis

menyatakan


, sehingga nilai

pada suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶.

Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 50:C

Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs

pada suhu 50:C.

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis
Persamaan garis tersebut menyatakan

.
. Gradient garis

menyatakan

, sehingga nilai

pada suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸.


Energy Aktivasi



Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln k pada reaksi saponifikasi
antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh
persamaan garis
. Persamaan garis tersebut menyatakan
. Gradient garis menyatakan
energy aktivasi (Ea) yakni -67,023 kJ/mol.

, sehingga diperoleh nilai

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)samira_fa34
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)UIN Alauddin Makassar
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)Nurmalina Adhiyanti
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarAnindia Larasati
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 

Tendances (20)

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square PlanarReaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
Reaksi Redoks pada Mekanisme Reaksi Square Planar
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 

Similaire à Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri

laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimiarendrafauzi
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiDian Mustikasari
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPutri Yusril
 
Media pembelajaran laju reaksi
Media pembelajaran laju reaksiMedia pembelajaran laju reaksi
Media pembelajaran laju reaksiguest9a7413
 
Media Pembelajaran Laju Reaksi
Media Pembelajaran Laju ReaksiMedia Pembelajaran Laju Reaksi
Media Pembelajaran Laju Reaksiguest2ef754c
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhanafirst last
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoQuina Fathonah
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikainimfh
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Rivaldi Julian
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
9 Stoikiometri
9 Stoikiometri9 Stoikiometri
9 StoikiometriRodo Pekok
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 

Similaire à Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri (20)

laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
 
Media pembelajaran laju reaksi
Media pembelajaran laju reaksiMedia pembelajaran laju reaksi
Media pembelajaran laju reaksi
 
Media Pembelajaran Laju Reaksi
Media Pembelajaran Laju ReaksiMedia Pembelajaran Laju Reaksi
Media Pembelajaran Laju Reaksi
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Lapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadroLapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadro
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
 
Modul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometriModul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometri
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medik
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Praktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetriPraktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetri
 
Bab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometriBab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometri
 
Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)
 
9 Stoikiometri
9 Stoikiometri9 Stoikiometri
9 Stoikiometri
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 

Plus de qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulqlp
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletqlp
 

Plus de qlp (19)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Dernier

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Dernier (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri

  • 1. Penentuan Kinetika Ester Saponifikasi dengan Metode Konduktometri Intisari Telah dilakukan percobaan dengan judul “Penentuan Kinetika Ester Saponifikasi dengan Metode Konduktometri”. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi, konstanta laju reaksi, dan energy aktivasi dari saponifikasi ester dengan metode konduktometri. Metode ini dilakukan berdasarkan pada daya hantar listrik suatu larutan. Saponifikasi di percobaan ini dilakukan antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ yang dihitung daya hantarnya pada suhu 27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh reaksi mengikuti orde kedua dengan konstanta laju reaksi (kr) pada suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷, pada suhu 30:C yakni 5 x 10⁻⁷, pada suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶, dan pada suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸. Sedangkan energy aktivasinya diperoleh -67,023 kJ/mol. Kata kunci: energy aktivasi, konduktometri, konstanta laju reaksi, saponifikasi
  • 2. PENENTUAN KINETIKA ESTER SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI TUJUAN Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan orde reaksi, konstanta laju reaksi, dan energy aktivasi dari saponifikasi ester dengan metoda konduktometri. DASAR TEORI Kinetika reaksi adalah jumlah mol zat yang bereaksi per liter yang diubah menjadi zat lain dalam suatu satuan waktu tertentu. Suatu reaksi kimia berlangsung karena atom-atom bersenyawa membentuk molekul-molekul baru dengan cara pembentukan electron octet dalam masing-masing atom. Laju berlangsungnya proses kimia dan energy-energi yang bertalian dengan proses ini secara mekanisme reaksi kimia dipelajari dalam kinetika. Mekanisme reaksi adalah rangkaian reaksi setingkat demi setingkat yang terjadi berurutan (Endahwati, 2007). Hukum laju dapat ditentukan dengan melakukan serangkain eksperimen secara sistematik pada reaksi A + B → C, untuk menentukan orde reaksi terhadap A maka konsentrasi A dibuat tetap sementara konsentrasi B divariasi kemudian ditentukan laju reaksinya pada variasi konsentrasi tersebut. Sedangkan untuk menentukan orde reaksi B, maka konsentrasi B dibuat tetap sementara itu konsentrasi A divariasi kemudian diukur laju reaksinya pada variasi konsentrasi tersebut. Jika suhu dinaikkan maka laju reaksi semakin besar karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya jumlah dari energi tumbukan bertambah besar, begitu pun sebaliknya (Phatalina, 2013). Secara umum analisis kinetika reaksu terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, dua dan tiga. Orde satu menyatakan grafik hubungan antara ln C dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep ln Co. Orde dua menyatakan grafik hubungan antara 1/C dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep 1/Co. Orde tiga menyatakan grafik hubungan antara 1/C2 dengan t yang merupakan garis lurus dengan slope 2 k dan intersep 1/Co2 (Tony, 1987). Konduktometri merupakan metode analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik suatu larutan analat. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Salah satu bagian penting dari konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi dengan logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda (Khopkar,1990). Factor-faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi (Endahwati, 2007):
  • 3.     Sifat dan bahan. Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat karena adanya gaya tarik yang kuat antar ion dengan muatan yang berlawanan, sehingga hampir seluruh tumbukan yang terjadi menghasilkan perubahan. Konsentrasi. Semakin besar konsentrasi zat yang bereaksi makin cepat reaksi berlangsung, sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan, sehingga makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi. Suhu. Penurunan suhu memperlambat reaksi, sedangkan kenaikan suhu akan mempercepatnya. Katalisator. Merupakan zat lain dalam system reaksi, tetapi pada akhir reaksi diperoleh kembali. Yang mempercepat reaksi adalah katalisa positif, yang memperlambat reaksi adalah katalisa negative. METODE PERCOBAAN  Alat dan Bahan Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi alat komduktometer, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, labu takar, stopwatch, gelas arloji, dan pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan NaOH 0,5 N, larutan CH₃COOC₂H₅ pekat, dan akuades.  Cara Kerja 25 ml larutan NaOH 0,5 N diencerkan menjadi 500 ml. Selain itu diambil pula 1,2 ml larutan CH₃COOC₂H₅ pekat diencerkan menjadi 500 ml. Kemudian diambil 100 ml larutan NaOH dan dimasukkan ke dalam gelas beker. Mula-mula dihitung besar daya hantar NaOH sebelum dicampur CH₃COOC₂H₅ pada suhu 27:C. Setelah itu, larutan CH₃COOC₂H₅ dicampurkan ke dalam larutan NaOH dan dicatat daya hantar larutan setiap 30 detik selama 7,5 menit. Perlakuan yang sama dilakukan untuk suhu 30:C, 40:C, dan 50:C. HASIL DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN Waktu (s) 0 30 60 27⁰C 7790 3710 3480 Daya Hantar (μs) 30⁰C 40⁰C 8050 8570 3120 2750 3120 2370 50⁰C 8540 1790 1790
  • 4. 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450  3330 3210 3120 3040 2965 2908 2851 2798 2751 2708 2668 2631 2599 3080 3050 3010 2966 2922 2878 2837 2794 2740 2715 2679 2645 2611 2140 1960 1860 1760 1730 1700 1680 1670 1670 1670 1670 1660 1660 1770 1760 1760 1750 1760 1760 1770 1770 1770 1770 1770 1770 1770 PEMBAHASAN Pada percobaan ini ditentukan besarnya konstanta laju reaksi dan energy aktivasi dari suatu reaksi saponifikasi antara alkali basa dan ester. Dalam percobaan ini digunakan larutan basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ sebagai reaktannya dengan menggunakan metode konduktometri (menggunakan daya hantar listrik) dalam variasi suhu, di mana akan ditentukan besarnya daya hantar antara reaksi NaOH dengan CH₃COOC₂H₅ pada suhu 27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C setiap 30 detik selama 7,5 menit (450 detik) Larutan NaOH maupun CH₃COOC₂H₅ perlu dincerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan pengenceran NaOH yakni agar dapat lebih berinteraksi dengan senyawa air yang bersifat polar. Reaksinya adalah sebagai berikut. Berdasarkan reaksi di atas, terlihat bahwa dengan mengencerkan NaOH menyebabkan senyawa NaOH akan terionisasi menjadi Na⁺ dan OH⁻, di mana ion-ion ini dapat memberikan respon positif saat diuji dengan konduktometer dengan menunjukkan adanya daya hantar. Sementara itu, pengenceran CH₃COOC₂H₅ karena CH₃COOC₂H₅ yang digunakan berbentuk pekat, maka hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kepekatan dari larutan tersebut. Sehingga perubahan-perubahan yang terjadi selama reaksi dapat teramati dengan baik. Sebelum larutan NaOH dicampur dengan larutan CH₃COOC₂H₅, daya hantar NaOH diukur terlebih dahulu dengan konduktometer. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya daya hantar NaOH sebelum ditambahkan CH₃COOC₂H₅. Besarnya daya hantar ini dinyatakan sebagai daya hantar (A) pada waktu nol. Berdasarkan hasil
  • 5. percobaan diperoleh nilai daya hantar NaOH sebelum dicampur dengan CH₃COOC₂H₅ yakni pada suhu 27:C yaitu 7790 μs, pada suhu 30:C yaitu 8050 μs, pada suhu 40:C yaitu 8570 μs, dan pada suhu 30:C yaitu 8540 μs. Konduktometer dapat menentukan besarnya daya hatar suatu larutan karena alat ini dilengkapi oleh konduktor (yang dicelupkan ke dalam larutan). Konduktor ini akan menerima rangsangan dari suatu ion-ion (ion Na⁺ dan OH⁻) yang menyentuh permukaan konduktor dan hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outpunya berupa angka/bilangan. Larutan NaOH yang telah dicampur dengan CH₃COOC₂H₅ akan membentuk suatu reaksi saponifikasi yang kemudian diukur daya hantarnya menggunakan alat konduktometer. Reaksi saponifikasi antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ tersebut menghasilkan produk berupa natrium asetat (CH₃COONa) dan etil alcohol/etanol (CH₃CH₂OH). Persamaan reaksi antara keduanya adalah sebagai berikut. Pada alat konduktometer akan menunjukkan daya hantar yang diberikan campuran larutan tersebut, di mana berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa daya hantar larutan sebelum bercampur (saat hanya larutan NaOH saja) cukup tinggi. Namun, saat dicampurkan dengan larutan CH₃COOC₂H₅ seiring bertambahnya waktu akan semakin menurun nilai daya hantarnya. Misalnya saja pada saat suhu 27:C, daya hantar NaOH sebelum dicampur yakni 7790 μs. Namun, saat telah bercampur dengan CH₃COOC₂H₅ pada 30 detik pertama menjadi 3710 μs dan semakin lama akan semakin menurun sampai pada menit ke 7,5 menjadi 2599 μs bahkan sampai pada keadaan tak terhingga yakni 1228 μs. Peristiwa di atas dapat terjadi karena sebenarnya yang memiliki daya hantar yang kuat yakni NaOH yang mana dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan OH⁻. Ion-ion inilah yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar. Namun, setelah ditambahkan larutan CH₃COOC₂H₅ ke dalam NaOH, daya hantarnya menurun karena antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ akan bereaksi yang disebut sebagai reaksi saponifikasi (antara basa dan ester). Dalam sebuah reaksi tentunya akan terjadi pengurangan jumlah reaktan dan bertambahnya jumlah produk. Sehingga, reaksi keduanyalah yang menyebabkan konsentrasi reaktan OH⁻ yang berasal dari NaOH berkurang dan digantikan dengan bertambahnya konsentrasi produk hasil saponifikasi salah satunya natrium asetat (CH₃COONa). Ion OH⁻ telah diketahui sebagai ion yang kuat (daya hantarnya besar), sementara itu diketahui pula bahwa ion CH₃COO⁻ merupakan ion yang lemah (daya hantarnya kecil). Sehingga, dengan begitu konduktometri dapat digunakan untuk reaksi saponifikasi pada percobaan ini, di mana saat daya hantar larutan berkurang
  • 6. menandakan kedua senyawa telah bereaksi dan telah menghasilkan produk saponifikasi berupa natrium asetat dan etanol. Selain perbandingan daya hantar pada waktu tertentu, perbandingan daya hantar juga dilihat dari perbedaan suhunya. Pada percobaan ini dilakukan variasi pada suhu larutan, yakni pada suhu 27:C, 30:C, 40:C, dan 50:C. Pertambahan suhu mengindikasikan pertambahan kalor dalam pencampurannya yang mana bertujuan untuk mempengaruhi laju reaksinya. Berdasarkan hasil percobaan terlihat bahwa pada suhu yang semakin tinggi menunjukkan daya hantarnya semakin besar. Misalnya pada suhu 27:C daya hantar saat waktu 450 detik daya hantarnya 2599μs, sedangkan pada suhu 30:C daya hantarnya pada waktu yang sama yaitu 2611μs. Peristiwa di atas dapat terjadi karena senyawa pada suhu yang tinggi maka partikel tersebut secara tidak langsung akan mendapat tambahan energy dari luar, sehingga energy kinetic yang dimiliki suatu partikel akan bertambah besar. Hal ini yang menyebabkan pergerakan partikel akan semakin cepat, sehingga partikel akan lebih sering menyentuh/mengenai konduktor pada konduktometri, sehingga daya hantar yang dihasilkan pun semakin besar. Akan tetapi, terdapat ketidaksesuaian yakni pada saat suhu 40:C dan 50:C justru daya hantarnya semakin kecil. Misalnya, saat 450 detik pada suhu 40:C daya hantarnya 1660μs dan pada suhu 50:C daya hantarnya 1770μs, sedangkan jika dibandingkan dengan saat suhu 27:C pada waktu yang sama daya hantarnya 2599μs. Padahal seharusnya, berdasarkan teori yang ada daya hantarnya harus lebih besar karena suhu yang tinggi menyebabkan pergerakan partikel semakin cepat. Kejadian di atas dimungkinkan karena saat proses percobaan, larutan harus dipanaskan dahulu (disesuaikan temperaturnya) sampai suhu yang diinginkan. Tapi, larutan yang dipanaskan hanya larutan NaOH saja, sedangkan larutan CH₃COOC₂H₅ tidak dipanaskan. Sehingga, saat larutan CH₃COOC₂H₅ dicampurkan ke dalam NaOH, yang terjadi yakni antara kedua larutan tersebut akan mengalami perpindahan panas, di mana larutan NaOH akan melepaskan panas sedangkan larutan CH₃COOC₂H₅ akan menerima panas. Hal ini menyebabkan suhu campuran yang seharusnya bersuhu 40:C dan 50:C menjadi tidak seperti yang diinginkan (suhunya lebih rendah), sehingga penghitungan daya hantarpun bisa menjadi lebih rendah bahkan lebih rendah dari yang suhu 27:C. Selain itu, pada suhu 50:C juga terjadi ketidaksesuaian, di mana saat detik ke210 daya hantarnya 1750 μs, namun mulai detik ke-240 dan seterusnya justru daya hantar meningkat. Hal ini juga dapat disebabkan oleh suhu yang tidak sama antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ saat dicampurkan. Hal ini karena saat awal-awal kemungkinan suhu antara NaOH dan CH₃COOC₂H₅ belum tercampur sepenuhnya.
  • 7. Nilai konstanta laju reaksi ( ) dapat diketahui dengan dibuat grafik antara t vs pada setiap suhunya, di mana pada grafik ini akan terbentuk garis lurus dengan gradient . Sehingga, berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai pada suhu 27:C yakni , pada suhu 30:C yakni , pada suhu 40:C yakni , dan pada suhu 50:C yakni . Sementara itu, nilai energy aktivasi (Ea) dapat diperoleh dengan dibuat grafik antara dengan gradient vs ln k, di mana akan terbentuk garis lurus . Sehingga, diperoleh besarnya Ea yaitu -67,023 kJ/mol. Selain itu, untuk orde reaksi saponifikasi ester CH₃COOC₂H₅ dan basa NaOH yakni mengikuti orde dua. Hal ini karena dalam reaksi laju reaksinya bergantung pada konsentrasi dari dua reaktan berbeda (CH₃COOC₂H₅ dan NaOH) yang masing-masing dipangkatkan dengan bilangan satu. KESIMPULAN Pada reaksi saponifikasi antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅ diperoleh:  Orde reaksi mengikuti orde dua  Konstanta laju reaksi o Suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷ o Suhu 30:C yakni 5 x 10⁻⁷ o Suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶ o Suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸  Energy aktivasi diperoleh -67,023 kJ/mol DAFTAR PUSTAKA Endahwati, L,. 2007, Kinetika Reaksi Pembuatan NaOH dari Soda Ash dan Ca(OH)₂, Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, No 2, Vol 7, Hal 55-63. Khopkhar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, (diterjemahkan oleh: Saptorihardjo A), UI Press, Jakarta. Phatalina, dkk., 2013, Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia, Jurnal Teknik Kimia, No 2, Vol 19, Hal 42-48. Tony, B., 1987, Kimia Fisika Untuk Universitas, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. GRAFIK  Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 27:C
  • 8. Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis Persamaan garis tersebut menyatakan menyatakan  , sehingga nilai pada suhu 27:C. . . Gradient garis pada suhu 27:C yakni 7 x 10⁻⁷. Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 30:C Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs pada suhu 30:C. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis Persamaan garis tersebut menyatakan . . Gradient garis menyatakan , sehingga nilai pada suhu 30:C yakni 5 x 10⁻⁷.
  • 9.  Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 40:C Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs pada suhu 40:C. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis Persamaan garis tersebut menyatakan . . Gradient garis menyatakan  , sehingga nilai pada suhu 40:C yakni 3 x 10⁻⁶. Konstanta Laju Reaksi pada Suhu 50:C Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara t vs pada suhu 50:C. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis Persamaan garis tersebut menyatakan . . Gradient garis menyatakan , sehingga nilai pada suhu 50:C yakni 5 x 10⁻⁸.
  • 10.  Energy Aktivasi  Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln k pada reaksi saponifikasi antara basa NaOH dan ester CH₃COOC₂H₅. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis . Persamaan garis tersebut menyatakan . Gradient garis menyatakan energy aktivasi (Ea) yakni -67,023 kJ/mol. , sehingga diperoleh nilai