SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  59
ASKEP PADA KLIEN
DENGAN GAGAL
NAFAS
Rizky kumara
Pendahuluan
 Gagal nafas yang merupakan kegawatan
medis
 Merupakan stadium akhir dari penyakit paru
kronis.
 Dapat disebabkan karena suatu kondisi yang
parah, atau penyakit paru-paru mendadak
misalnya pada ARDS.
 Hampir setiap kondisi yang mempengaruhi
pernafasan atau paru-paru dapat memicu
terjadinya gagal nafas.
Fungsi Paru :
Fungsi Paru :
 - Pertukaran gas
 - Metabolisme
Difusi O2 dan CO2 di paru-paru
Alveoli paru Arteriol paru
Gerakan O2
Gerakan CO2
pO2
pCO2
107 mmHg
36 mmHg
40 mmHg
46 mmHg
Difusi
Transportasi
Gagal Napas :
 Gangguan pertukaran gas
 Hipoksemia atau hiperkarbia atau
keduanya
Pengertian
 Gagal nafas adalah ketidakmampuan
sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon
dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat
disebabkan oleh masalah ventilasi
difusi atau perfusi (Susan Martin T,
1997)
Pengertian
 Gagal nafas terjadi bila pertukaran O2
terhadap CO2 dalam paru-paru tidak dapat
memenuhi laju komsumsi O2 dan
pembentukan CO2 dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tekanan O2 kurang
dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan
tekanan CO2 lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)
Definisi
 Berdasarkan hasil Analisa Gas Darah :
• PaCO2 > 45 mmHg dan PaO2 < 60
mmHg
• Rule of Fifty :
PaCO2 > 50 mmHg dan PaO2 < 50
mmHg Pada udara kamar, permukaan
laut, dan keadaan istirahat.
Klasifikasi
 Gagal Napas Tipe I
 Hipoksemia dengan hiperkapnea
 Kegagalan Oksigenasi
 Gagal Napas Tipe II
 Hipoksemia dengan hiperkapnea
 Kegagalan Ventilasi
Patofisiologi
Gagal nafas ada dua yaitu :
 Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbul pada pasien yang parunya normal
secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul.
 Gagal nafas kronik adalah gagal nafas yang
terjadi pada pasien dengan penyakit paru
kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan
penyakit paru hitam (penyakit penambang
batubara).
Patofisiologi
 Pasien mengalami toleransi terhadap
hipoksia dan hiperkapnia yang
memburuk secara bertahap.
 Setelah gagal nafas akut biasanya
paru-paru kembali kekeadaan asalnya.
 Pada gagal nafas kronik struktur paru
alami kerusakan yang ireversibel.
Patofisiologi
 Penyebab gagal nafas yang terpenting
adalah ventilasi akibat :
 Obstruksi jalan nafas atas
 Gangguan pusat pernafasan di batang otak (pons
dan medulla) sehingga pernafasan menjadi lambat
dan dangkal (hipoventilasi)
 Pada kasus pasien dengan anestesi, cedera
kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis,
meningitis, dan obat-obat depresan SSP
dapat menekan pusat pernafasan.
 Hipoventilasi menyebabkan hipoksemia dan
hiperkapnia
18
Patofisiologi
1. Kegagalan Ventilasi : ditemukan pada :
 Paru normal
 Penyakit paru
2. Kegagalan Oksigenasi
Kegagalan Ventilasi
• Paru Normal :  mekanisme hipoventilasi
 Penyakit neuromuskuler :
 GBS (Gullan Barre Syndrom)
 Spinal Cord Injury
 Abnormalitas dinding dada
 Abnormalitas kontrol sistem respirasi:
Overdosis obat, CVA, infeksi atau trauma
SSP
22
Segmental Nervus Spinalis
23
11
Kegagalan Ventilasi
• Penyakit paru :
 Asma bronkial, bronkitis kronis,
emfisema (PPOK)
 dead space
 Ventilasi meningkat PaCO2
meningkat walaupun VE normal atau
meningkat
Kegagalan Oksigenasi
Acute Lung Injury
Membran alveoli-kapiler rusak
Infiltrasi cairan ke interstitial – alveoli
Alveoli kolaps
Difusi
Kegagalan Oksigenasi
Mekanisme hipoksemia :
 Kelainan difusi
 Hipoventilasi
Kegagalan Oksigenasi
• Mekanisme penyebab ditentukan oleh :
 PaCO2  hiperkarbia
 Efek O2 < pada PaO2  hipoksemia
 Jika PaCO2 meningkat  hipoventilasi
Penyebab gagal nafas
berdasar sistem tubuh
 System syaraf : Batang otak, Medula
Spinalis dan Syaraf
 Trauma Kepala;
 Poliomelitis
 Fraktur servikal (C1-C6)
 Over dosis obat (yg menekan / mendepresi
SSP : narkotika, analgesik narkotik (morphin,
petidhin), anti agitasi anti konvulsi (diazepam,
luminal, valium, phenobarbital, phenotizain
dll)
Penyebab gagal nafas
berdasar sistem tubuh
 Sistem otot primer, -diafragma sekunder-
pernafasan
 Miastenia Gravis
 Guillain Barer Syndrom
 Sistem rangka :Thorak
 Flail Chest
 Kifoskoliosis
Penyebab gagal nafas
berdasar sistem tubuh
 Sistem Pernafasan : Jalan nafas,
Alveoli, Sirkulasi paru
 Obstruksi; edema laring; bronchitis; asma;
Empisema; Penumonia; fibrosis, Emboli
paru
 Sistem Kardiovaskuler :
 Gagal jantung kongestif; kelebihan beban
cairan; bedah jantung; infark miokard.
Penyebab gagal nafas
berdasar sistem tubuh
 System gastrointestinal : Aspirasi
 Sistem hematologi : DIC
 Sistem genitourinaria : Gagal ginjal
Tanda dan gejala
 Gagal nafas total
 Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat
didengar/dirasakan.
 Pada gerakan nafas spontan terlihat
retraksi supra klavikula dan sela iga serta
tidak ada pengembangan dada pada
inspirasi
 Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha
memberikan ventilasi buatan
 Gagal nafas parsial
 Terdengar suara nafas tambahan gurgling,
snoring, Growing dan wheezing.
 Terdapat retraksi dada
Tanda dan Gejala
 Hiperkapnia (PCO2 meningkat) yaitu
penurunan kesadaran, Pernafasan
cepat dan dalam
 Gejala Hipoksemia (PO2 menurun)
yaitu takikardia, gelisah, berkeringat
atau sianosis
 Gangguan fungsi otak dan jantung
 Aritmia jantung
GEJALA KLINIS GAGAL NAFAS AKUT
 HIPERKAPNE pO2 ↑:
o Pusing
o Sakit kepala
o Keringat >>
o Takikardi, hipertensi
o Apnea
o Work of Breathing↑↑,
nafas pendek
o Stridor, wheezing
o Gerakan
paradoksikal dinding
dada – abdomen
o Air – entry ↓↓
 HIPOKSEMIA :
o Sianosis
o Bingung, agitasi,
sulit tidur
o Nafas pendek
o Keringat >>
o Takikardi,
hipertensi, disritmia
Diagnosis
• Anamnesa : riwayat penyakit
• Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan umum, vital sign
 Paru, kardiovaskuler, neurologis
• Laboratorium :
 Analisa Gas Darah : hipoksemia dan
hiperkarbia
 Faal Paru : Spirometri
 EKG
• Radiologis : X-foto toraks
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan
gagal nafas akut adalah :
 Membuat oksigenasi arteri adekuat,
dengan meningkatkan perfusi jaringan
 Meniadakan penyebab dasar dari gagal
nafas tersebut
Penatalaksanaan
• Terapi suportif :
 Pertahankan Oksigenasi dan Ventilasi
• Oksigenasi pada Kegagalan Ventilasi :
 Cara sederhana dengan flow rendah
 Sasaran  PaO2 50 – 60 mmHg
 Cara pemberian:
 Nasal kanula
 Masker (venturi mask, Face Mask NRB,
RB)
Penatalaksanaan
• Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :
 Pemberian O2 : PaO2
 Nasal kanula atau masker
 FIO2 40 – 60%
 Ventilator
 Bronkospasme : bronkodilator
Penatalaksanaan
• Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :
 Infeksi : Antibiotika
 Retensi sputum :
 Hidrasi
 Nebulisasi
 Fisioterapi dada
 Suction/penghisapan
Ventilator Mekanik
 Diberikan jika membutuhkan bantuan dalam
usaha pernafasannya.
 Alat ini sangat berguna pada pasien yang
tidak mampu bernafas secara adekuat.
 Pipa plastic yang dimasukan lewat
mulut/hidung (endotrace tube) atau melalui
trachea (tracheastomy tubeI) disambungkan
dengan mesin yang memaksa udara masuk
ke dalam paru.
 Sedangkan ekhalasi terjadi secara passive
karena elastistas paru-paru.
Ventilator Mekanik
 Jika paru-paru tidak berfungsi dengan baik, oksigen
tambahan dapat diberikan melalui ventilator.
 Pada orang yang tidak membutuhkan dukungan
pernafasan secara penuh, masker dapat digunakan
untuk memberikan tekanan positif, sehingga
membantu meringankan usaha seseorang saat
bernafas dan mencegah kelelahan otot-otot
pernafasaan.
 Hampir setengah dari pederita gagal nafas
menggunakan teknik ini (bi-level positive air way
pressure atau CPAP) untuk menghindari kebutuhan
intubasi trachea.
Ventilator Mekanik
 Penggunaan bi-level positive airway
pressure pada malam hari dapat
membantu pasien dengan gagal nafas
karena kelemahan otot pernafasan.
 Otot-otot pernafasan dapat berfungsi
lebih efektive pada siang hari.
INTUBASI
 APNOE
 GAGAL NAFAS AKUT ( PaO2 < 50 mmHg dengan
FiO2 > 0.5 dan PaO2 > 55 mmHg )
 Untuk memberikan O2 ( dengan PEEP, FiO2 > 0.5 )
 Untuk kontrol Ventilasi ( kerja pernafasan ↓, kontrol
PCO2, pemberian obat pelumpuh otot )
 Fungsi dinding dada inadekuat ( SGB, Poliomielitis )
 Obstruksi jalan nafas bagian atas
Penatalaksanaan
• Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :
 Pemberian O2 : PaO2
 Nasal kanula atau masker
 FIO2 40 – 60%
 Ventilator
 Bronkospasme : bronkodilator
 Infeksi : Antibiotika
 Retensi sputum :
 Hidrasi
 Nebulisasi
 Fisioterapi dada
 Suction/penghisapan
Pengkajian
1. Airway
• Peningkatan sekresi pernapasan
• Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
2. Breathing
• Distress pernapasan : pernapasan cuping
hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
• Menggunakan otot aksesori pernapasan
• Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis,
sianosis
Pengkajian
1. Circulation
• Penurunan curah jantung : gelisah,
letargi, takikardia
• Sakit kepala
• Gangguan tingkat kesadaran :
ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
• Penurunan haluaran urine
Diagnosa keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif bd
 Sumbatan jalan nafas (spasme jalan
nafas, eksudat alveoli, dll)
 Factor fisiologis (disfungsi
neuromuscular, penyakit obstruksi paru
kronis, dll)
Diagnosa keperawatan
 Pola nafas tidak efektif bd.
 Disfungsi neuromuscular
 Gangguan musculoskeletal
 Kelelahan otot pernafasan
 Deformitas dinding dada
Diagnosa keperawatan
 Gangguan pertukaran gas bd
 Perubahan membrane alveoli-kapiler
 Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
 Kerusakan ventilasi b.d
 Kelelahan otot pernafasan
 Factor metabolik
Pola nafas tidak efektif b.d.
penurunan ekspansi paru
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien
dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan
• Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
normal
• Adanya penurunan dispneu
• Gas-gas darah dalam batas normal (PaO2 80 - 100
mmHg, PCO2 35 – 45 mmHg)
Pola nafas tidak efektif b.d.
penurunan ekspansi paru
Intervensi :
• Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas
pernapasan serta pola pernapasan.
• Kaji tanda vital dan tingkat kesadaran setiap
jam
• Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2
50 mmHg atau PaO2< 60 mmHg
• Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi
dan humidifier sesuai dengan pesanan
Pola nafas tidak efektif b.d.
penurunan ekspansi paru
• Pantau dan catat gas-gas darah sesuai
indikasi : kaji kecenderungan kenaikan PaCO2
atau kecendurungan penurunan PaO2
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi
nafas setiap 1 jam
• Pertahankan tirah baring dengan kepala
tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 derajat
untuk mengoptimalkan pernapasan
• Berikan dorongan untuk batuk dan napas
dalam, bantu pasien untuk mebebat dada
selama batuk
Pola nafas tidak efektif b.d.
penurunan ekspansi paru
• Instruksikan pasien untuk melakukan
pernapasan diafpragma atau bibir
• Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO
> 60 mmHg. PaO2 dan PCO2 meningkat
dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak
dapat dipertahankan pada 60 mmHg atau lebih,
atau pasien memperlihatkan keletihan atau
depresi mental atau sekresi menjadi sulit untuk
diatasi.
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
 Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan
pasien dapat mempertahankan pertukaran
gas yang adekuat
 Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
• Bunyi paru bersih
• Warna kulit normal
• Gas-gas darah dalam batas normal untuk
usia yang diperkirakan
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
 Intervensi :
• Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan
hiperkapnia
• Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran
setiap[ jam dan prn, laporkan perubahan tinmgkat
kesadaran pada dokter.
• Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji
adanya kecenderungan kenaikan dalam PaCO2 atau
penurunan dalam PaO2
• Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai
indikasi, kaji perlunya CPAP atau PEEP.
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas
setiap jam
• Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian,
perhatikan peningkatan atau penyimpangan
• Pantau irama jantung
• Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
• Berikan obat-obatan sesuai pesanan :
bronkodilator, antibiotik, steroid.
• Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan
penurunan kebutuhan oksigen.
ASKEP GAGAL NAFAS

Contenu connexe

Tendances

Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptrikiab
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCoassTHT
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaGabriella Cereira Angelina
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Penyakit Meniere
Penyakit MenierePenyakit Meniere
Penyakit MeniereAntox Utomo
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 
TERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTYASLARASATI
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahregiregene
 

Tendances (20)

Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Penyakit Meniere
Penyakit MenierePenyakit Meniere
Penyakit Meniere
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Penatalaksanaan gagal nafas pada pasien morbid obesitas dengan penyulit ppok,...
Penatalaksanaan gagal nafas pada pasien morbid obesitas dengan penyulit ppok,...Penatalaksanaan gagal nafas pada pasien morbid obesitas dengan penyulit ppok,...
Penatalaksanaan gagal nafas pada pasien morbid obesitas dengan penyulit ppok,...
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 
TERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.ppt
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
 

En vedette

askep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasaskep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasDanang Prasetio
 
Gagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumoniaGagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumoniaJemirda Sundari
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
 
Penyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpPenyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpIsmail Bara
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Robertus Arian Datusanantyo
 
Acute coronary syndrome
Acute coronary syndromeAcute coronary syndrome
Acute coronary syndromeDolly Jazmi
 
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdejjariza
 
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran KemihJurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran KemihAsma Wati
 

En vedette (15)

Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
askep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasaskep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gas
 
Gagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumoniaGagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumonia
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Henti jantung
Henti jantungHenti jantung
Henti jantung
 
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Makalah sistem urinaria AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem urinaria AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem urinaria AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem urinaria AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmpPenyuluhan dbd sdsmp
Penyuluhan dbd sdsmp
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Acute coronary syndrome
Acute coronary syndromeAcute coronary syndrome
Acute coronary syndrome
 
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
 
Ppt dbd baruuuu
Ppt dbd baruuuuPpt dbd baruuuu
Ppt dbd baruuuu
 
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran KemihJurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
Jurnal Tentang Infeksi Saluran Kemih
 

Similaire à ASKEP GAGAL NAFAS (20)

Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
 
Prinsip terapi oksigen
Prinsip terapi oksigenPrinsip terapi oksigen
Prinsip terapi oksigen
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
GAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptxGAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptx
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Anastesiologi pdf
Anastesiologi pdfAnastesiologi pdf
Anastesiologi pdf
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Gagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasiGagal nafas akut presentasi
Gagal nafas akut presentasi
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
 

Dernier

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Dernier (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

ASKEP GAGAL NAFAS

  • 1. ASKEP PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAFAS Rizky kumara
  • 2. Pendahuluan  Gagal nafas yang merupakan kegawatan medis  Merupakan stadium akhir dari penyakit paru kronis.  Dapat disebabkan karena suatu kondisi yang parah, atau penyakit paru-paru mendadak misalnya pada ARDS.  Hampir setiap kondisi yang mempengaruhi pernafasan atau paru-paru dapat memicu terjadinya gagal nafas.
  • 3. Fungsi Paru : Fungsi Paru :  - Pertukaran gas  - Metabolisme
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Difusi O2 dan CO2 di paru-paru Alveoli paru Arteriol paru Gerakan O2 Gerakan CO2 pO2 pCO2 107 mmHg 36 mmHg 40 mmHg 46 mmHg
  • 10. Gagal Napas :  Gangguan pertukaran gas  Hipoksemia atau hiperkarbia atau keduanya
  • 11. Pengertian  Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
  • 12. Pengertian  Gagal nafas terjadi bila pertukaran O2 terhadap CO2 dalam paru-paru tidak dapat memenuhi laju komsumsi O2 dan pembentukan CO2 dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tekanan O2 kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan CO2 lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)
  • 13. Definisi  Berdasarkan hasil Analisa Gas Darah : • PaCO2 > 45 mmHg dan PaO2 < 60 mmHg • Rule of Fifty : PaCO2 > 50 mmHg dan PaO2 < 50 mmHg Pada udara kamar, permukaan laut, dan keadaan istirahat.
  • 14. Klasifikasi  Gagal Napas Tipe I  Hipoksemia dengan hiperkapnea  Kegagalan Oksigenasi  Gagal Napas Tipe II  Hipoksemia dengan hiperkapnea  Kegagalan Ventilasi
  • 15. Patofisiologi Gagal nafas ada dua yaitu :  Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.  Gagal nafas kronik adalah gagal nafas yang terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).
  • 16. Patofisiologi  Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap.  Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeadaan asalnya.  Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
  • 17. Patofisiologi  Penyebab gagal nafas yang terpenting adalah ventilasi akibat :  Obstruksi jalan nafas atas  Gangguan pusat pernafasan di batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal (hipoventilasi)  Pada kasus pasien dengan anestesi, cedera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, dan obat-obat depresan SSP dapat menekan pusat pernafasan.  Hipoventilasi menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia
  • 18. 18
  • 19. Patofisiologi 1. Kegagalan Ventilasi : ditemukan pada :  Paru normal  Penyakit paru 2. Kegagalan Oksigenasi
  • 20. Kegagalan Ventilasi • Paru Normal :  mekanisme hipoventilasi  Penyakit neuromuskuler :  GBS (Gullan Barre Syndrom)  Spinal Cord Injury  Abnormalitas dinding dada  Abnormalitas kontrol sistem respirasi: Overdosis obat, CVA, infeksi atau trauma SSP
  • 21.
  • 23. 23
  • 24. 11
  • 25. Kegagalan Ventilasi • Penyakit paru :  Asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema (PPOK)  dead space  Ventilasi meningkat PaCO2 meningkat walaupun VE normal atau meningkat
  • 26. Kegagalan Oksigenasi Acute Lung Injury Membran alveoli-kapiler rusak Infiltrasi cairan ke interstitial – alveoli Alveoli kolaps
  • 28. Kegagalan Oksigenasi Mekanisme hipoksemia :  Kelainan difusi  Hipoventilasi
  • 29. Kegagalan Oksigenasi • Mekanisme penyebab ditentukan oleh :  PaCO2  hiperkarbia  Efek O2 < pada PaO2  hipoksemia  Jika PaCO2 meningkat  hipoventilasi
  • 30. Penyebab gagal nafas berdasar sistem tubuh  System syaraf : Batang otak, Medula Spinalis dan Syaraf  Trauma Kepala;  Poliomelitis  Fraktur servikal (C1-C6)  Over dosis obat (yg menekan / mendepresi SSP : narkotika, analgesik narkotik (morphin, petidhin), anti agitasi anti konvulsi (diazepam, luminal, valium, phenobarbital, phenotizain dll)
  • 31. Penyebab gagal nafas berdasar sistem tubuh  Sistem otot primer, -diafragma sekunder- pernafasan  Miastenia Gravis  Guillain Barer Syndrom  Sistem rangka :Thorak  Flail Chest  Kifoskoliosis
  • 32. Penyebab gagal nafas berdasar sistem tubuh  Sistem Pernafasan : Jalan nafas, Alveoli, Sirkulasi paru  Obstruksi; edema laring; bronchitis; asma; Empisema; Penumonia; fibrosis, Emboli paru  Sistem Kardiovaskuler :  Gagal jantung kongestif; kelebihan beban cairan; bedah jantung; infark miokard.
  • 33. Penyebab gagal nafas berdasar sistem tubuh  System gastrointestinal : Aspirasi  Sistem hematologi : DIC  Sistem genitourinaria : Gagal ginjal
  • 34. Tanda dan gejala  Gagal nafas total  Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.  Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi  Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan  Gagal nafas parsial  Terdengar suara nafas tambahan gurgling, snoring, Growing dan wheezing.  Terdapat retraksi dada
  • 35. Tanda dan Gejala  Hiperkapnia (PCO2 meningkat) yaitu penurunan kesadaran, Pernafasan cepat dan dalam  Gejala Hipoksemia (PO2 menurun) yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis  Gangguan fungsi otak dan jantung  Aritmia jantung
  • 36. GEJALA KLINIS GAGAL NAFAS AKUT  HIPERKAPNE pO2 ↑: o Pusing o Sakit kepala o Keringat >> o Takikardi, hipertensi o Apnea o Work of Breathing↑↑, nafas pendek o Stridor, wheezing o Gerakan paradoksikal dinding dada – abdomen o Air – entry ↓↓  HIPOKSEMIA : o Sianosis o Bingung, agitasi, sulit tidur o Nafas pendek o Keringat >> o Takikardi, hipertensi, disritmia
  • 37. Diagnosis • Anamnesa : riwayat penyakit • Pemeriksaan fisik :  Pemeriksaan umum, vital sign  Paru, kardiovaskuler, neurologis • Laboratorium :  Analisa Gas Darah : hipoksemia dan hiperkarbia  Faal Paru : Spirometri  EKG • Radiologis : X-foto toraks
  • 38. Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan pasien dengan gagal nafas akut adalah :  Membuat oksigenasi arteri adekuat, dengan meningkatkan perfusi jaringan  Meniadakan penyebab dasar dari gagal nafas tersebut
  • 39. Penatalaksanaan • Terapi suportif :  Pertahankan Oksigenasi dan Ventilasi • Oksigenasi pada Kegagalan Ventilasi :  Cara sederhana dengan flow rendah  Sasaran  PaO2 50 – 60 mmHg  Cara pemberian:  Nasal kanula  Masker (venturi mask, Face Mask NRB, RB)
  • 40. Penatalaksanaan • Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :  Pemberian O2 : PaO2  Nasal kanula atau masker  FIO2 40 – 60%  Ventilator  Bronkospasme : bronkodilator
  • 41. Penatalaksanaan • Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :  Infeksi : Antibiotika  Retensi sputum :  Hidrasi  Nebulisasi  Fisioterapi dada  Suction/penghisapan
  • 42. Ventilator Mekanik  Diberikan jika membutuhkan bantuan dalam usaha pernafasannya.  Alat ini sangat berguna pada pasien yang tidak mampu bernafas secara adekuat.  Pipa plastic yang dimasukan lewat mulut/hidung (endotrace tube) atau melalui trachea (tracheastomy tubeI) disambungkan dengan mesin yang memaksa udara masuk ke dalam paru.  Sedangkan ekhalasi terjadi secara passive karena elastistas paru-paru.
  • 43. Ventilator Mekanik  Jika paru-paru tidak berfungsi dengan baik, oksigen tambahan dapat diberikan melalui ventilator.  Pada orang yang tidak membutuhkan dukungan pernafasan secara penuh, masker dapat digunakan untuk memberikan tekanan positif, sehingga membantu meringankan usaha seseorang saat bernafas dan mencegah kelelahan otot-otot pernafasaan.  Hampir setengah dari pederita gagal nafas menggunakan teknik ini (bi-level positive air way pressure atau CPAP) untuk menghindari kebutuhan intubasi trachea.
  • 44. Ventilator Mekanik  Penggunaan bi-level positive airway pressure pada malam hari dapat membantu pasien dengan gagal nafas karena kelemahan otot pernafasan.  Otot-otot pernafasan dapat berfungsi lebih efektive pada siang hari.
  • 45. INTUBASI  APNOE  GAGAL NAFAS AKUT ( PaO2 < 50 mmHg dengan FiO2 > 0.5 dan PaO2 > 55 mmHg )  Untuk memberikan O2 ( dengan PEEP, FiO2 > 0.5 )  Untuk kontrol Ventilasi ( kerja pernafasan ↓, kontrol PCO2, pemberian obat pelumpuh otot )  Fungsi dinding dada inadekuat ( SGB, Poliomielitis )  Obstruksi jalan nafas bagian atas
  • 46. Penatalaksanaan • Oksigenasi pada Kegagalan Oksigenasi :  Pemberian O2 : PaO2  Nasal kanula atau masker  FIO2 40 – 60%  Ventilator  Bronkospasme : bronkodilator  Infeksi : Antibiotika  Retensi sputum :  Hidrasi  Nebulisasi  Fisioterapi dada  Suction/penghisapan
  • 47. Pengkajian 1. Airway • Peningkatan sekresi pernapasan • Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi 2. Breathing • Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi. • Menggunakan otot aksesori pernapasan • Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
  • 48. Pengkajian 1. Circulation • Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia • Sakit kepala • Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk • Penurunan haluaran urine
  • 49. Diagnosa keperawatan  Bersihan jalan nafas tidak efektif bd  Sumbatan jalan nafas (spasme jalan nafas, eksudat alveoli, dll)  Factor fisiologis (disfungsi neuromuscular, penyakit obstruksi paru kronis, dll)
  • 50. Diagnosa keperawatan  Pola nafas tidak efektif bd.  Disfungsi neuromuscular  Gangguan musculoskeletal  Kelelahan otot pernafasan  Deformitas dinding dada
  • 51. Diagnosa keperawatan  Gangguan pertukaran gas bd  Perubahan membrane alveoli-kapiler  Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi  Kerusakan ventilasi b.d  Kelelahan otot pernafasan  Factor metabolik
  • 52. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan • Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal • Adanya penurunan dispneu • Gas-gas darah dalam batas normal (PaO2 80 - 100 mmHg, PCO2 35 – 45 mmHg)
  • 53. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru Intervensi : • Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan. • Kaji tanda vital dan tingkat kesadaran setiap jam • Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau PaO2< 60 mmHg • Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan
  • 54. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru • Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2 • Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam • Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan • Berikan dorongan untuk batuk dan napas dalam, bantu pasien untuk mebebat dada selama batuk
  • 55. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru • Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diafpragma atau bibir • Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2 meningkat dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan pada 60 mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi mental atau sekresi menjadi sulit untuk diatasi.
  • 56. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi  Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat  Kriteria Hasil : Pasien mampu menunjukkan : • Bunyi paru bersih • Warna kulit normal • Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
  • 57. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi  Intervensi : • Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia • Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn, laporkan perubahan tinmgkat kesadaran pada dokter. • Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan dalam PaCO2 atau penurunan dalam PaO2 • Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP atau PEEP.
  • 58. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi • Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam • Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau penyimpangan • Pantau irama jantung • Berikan cairan parenteral sesuai pesanan • Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid. • Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan kebutuhan oksigen.