SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
Télécharger pour lire hors ligne
IV. DIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN
A.Konsep Diagnosis, Identifikasi, dan
Deteksi
B.Arti Penting
C.Pendekatan Sistematik Diagnosis
Penyakit Tanaman
D.Diagnosis Penyakit Tanaman di
Lapangan
E. Diagnosis Penyakit Tanaman di Klinik
A. Konsep Diagnosis, Identifikasi, dan Deteksi
۩ Diagnosis:
 Penentuan jenis pengganggu tumbuhan bdsk pd tanda dan gejala
dg menggunakan cara dan peralatan lab., foto, dan klinik tanaman.
 Proses identifikasi pengganggu tumbuhan.
 Aplikasi seni dan ilmu unt menentukan penyebab dan faktor-faktor
yg mempengaruhi
۩ Identifikasi:
Studi karakter organisme untuk menentukan namanya.
۩ Deteksi:
Identifikasi penyebab penyakit tanaman.
Pendiagnosis yg baik:
 Memerlukan pengetahuan pertumbuhan dan
produksi tanaman
 Pengalaman yg luas
 Mendeskripsikan permasalahan yg mempengaruhi
tanaman
unt menentukan apakah pertumbh tan tdk
normal dan apakah gejala mengganggu produksi
tan
۩ Diagnosis penyakit tanaman dimulai dari mengenal
faktor penyebab penyakit utama
B. Arti Penting
 Pengembangan strategi pengelolaan pengganggu
tumbuhan
 Mendeteksi ledakan pengganggu tumbuhan pada
tahap awal
 Menentukan pemilihan perlakuan
 Membantu predisposisi thd penyakit dan memonitor
penurunan pengganggu tumbuhan sesudah terapi
C. Pendekatan Sistematik Diagnosis Penyakit Tanaman
1. Observasi Permasalahan
a. Pencatatan gejala dg hati-hati dan akurat
b. Pencatatan tanda organisme
c. Menentukan penyebaran penyakit dalam jaringan,
tanaman, dan diantara individu dalam populasi
tanaman
2. Memformulasi hipotesis unt menjelaskan observasi
(hipotesis umum dan spesifik)
3. Analisis
4. Penerimaan atau perbaikan hipotesis
Antraknosa
Patogen: Gloeosporium piperatum Ell. Et Ev.
Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. Et. Bisby
Bulai
Patogen: Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw
Sclerospora maydis (Rac.) Butl.
Bercak Daun Besar
Patogen: Coniella castaneicola (E. e Ev.) Sutton
D. Diagnosis Penyakit Tanaman di Lapangan
Diagnosis penyakit tan di lapangan yg diamati yi:
 Gejala penyakit tanaman
 Pola lahan/lapangan
 Sejarah penyakit tanaman
hand lens, pisau, mikroskop,
pH meter
Laboratorium
(Perkembangan gejala pada jar, sel, dan proses fisiologi
tanpa menunjukkan gejala)
D.1. Tanda penyakit di lapangan
 Diagnosis lapangan didasarkan pada kenyataan
bahwa penyakit tanaman disebabkan oleh patogen
yg berbeda menurut pola tertentu dis tanda penyakit
lapangan.
 Penyebab penyakit tan dikelompokkan dalam bbrp
kategori untuk didiagnosis
 Kategori tsb mengikuti pola penyebaran, waktu
munculnya gejala, kecepatan perkembangan gejala,
spesies tan, dan gejala tan.
 Tanda penyakit tan di lapangan ditunjukkan pada
Gambar di bawah: (Tabel 4.1)
Typical field signature
Plant
disease
agent
Number of
hosts
Time of
apperence
Symptomat
ic tissues
Field
distrributio
n
Comments
Air borne
pathogens
1
Gradual,
late
Older
shoots
Uniform,
topographi
c random
plants
High
weather
interaction
Soil borne
pathogens
1
Gradual
early
Root, stem
Topographi
c, soil type
.......
Air
pollution
Several to
many
Sudden,
fast
One age of
foliage;
intervenial
Topographi
c, uniform
Look for
indicator
plants
Nutritional
deficiency
or excess
Many Slow Variable
Uniform,
soil type
Worse
during wet
periods
and in
sandy loam
D.2. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan
penyebabnya
 Penyebaran tan sakit dapat memberikan banyak
informasi penyebab permasalahan
Mis:
- Penyakit tan yg disebabkan oleh soilborne
pathogens (host spesific, memp. interaksi kuat dg
karekteristik tanah).
- Penyakit soilborne berkaitan erat dg tan dan sering
menyebar scr luas, circular sampai irregular yang
dapat merefleksikan tipe tanah, sejarah
pertanaman, penggunaan herbisida atau ciri
topografi
RANDOM AGGREGATION
REGULAR PATCH
FLATGRADIENT
STEEPGRADIENT
Distribution Possible cause
Random, individual
plants
Seedborne disease
Long distance spore shower
Insect-vectored pathogen
Random “hot spot” Herbicide injury
Seedborne disease
Insec-vectored pathogen
Nematode
Soilborne disease
Edges of field Insec-vectored disease
Windborne pathogens from adjacent fields
Pesticide drift from adjacent fields
Improper lime, fertilizer, or pesticide
application in soil
Shade area
Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan
penyebabnya
Distribution Possible cause
Low areas Soilborne disease
Herbicide concentration
Cold injury
Excess moisture
High areas Moisture stress
High soil soluble salts level
Lightning
Linear, often
repetitive
Malfucntion of equipment (deep of seeder,
adjusment or plugging of a fertilizer or
pesticide applicator)
Infectious disease spread by contact
Carryover of soil herbicide
Linear Chemical spill
Movement of soilborne pathogen from high
to lower ground
Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan
penyebabnya
Distribution Possible cause
Uniform Spore shower
Air pollution injury
Volatile herbicide injury
Herbicide injury
Excessive fertility or a nutrition deficiency
Seedborne disease
Large, linear section
of field
Field sections have a different cropping
history(often a carryover herbicide problem)
Limited to one
species
Infectious disease
Several species
involved
Air pollution injury
Herbicide injury
Many species
involved
Herbicide injury
Soil toxicant injury
Cold injury
Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan
penyebabnya
D.3. Terjadinya penyakit tanaman dan kemungkinan
penyebabnya
 Pengamatan terjadinya dan intensitas penyakit
digunakan untuk memperbaiki strategi pengendalian
penyakit. Misalnya: peramalan penyakit, pengelolaan
hama dan penyakit terpadu.
 Terjadinya penyakit scr normal dan faktor-faktor
(terutama cuaca) yg mendukung perkembangan
penyakit sangat baik untuk diagnosis penyakit.
Mis:
- Penyakit late blight pd tan kentang, terjadi sesudah
cuaca dingin dan basah. Jika cuaca panas (> 32o C)
dan kering, maka penyakit late blight terbatas
CROP DISEASE
SPRING AND SUMMER
CONDITION
WET NORMAL DRY
All plants
Crown and root rots,
leaf spot and blights,
seed rot, damping-off
Severe
Light to
moderate
Doubtful
Corn
(maize)
Foliar rusts, scab,
glume blotch Moderate Light Doubtful
Soybeans
Foliar disease,
Phytophthora root
and stem root, pod
and stem blight
Severe Light Doubtful
Potato,
tomato,
and vine
crops
Blights, leaf spots,
antrachnoses,
fruit/tuber rots, white
mold.
Severe Light Doubtful
D.4. Bagian tanaman sakit dan kemungkinan
penyebabnya
 Lokasi jar bergejala pada tan digunakan sebagai
indikator penyebab abnormalitas
 Patogen dapat tdk menghasilkan gejala di tempat
masuknya.
 Defisiensi nutrisi dan kerusakan karena herbisida
dan racun tanah
 Dg mengenal bagian tanaman sakit, maka dapat
digunakan untuk mengetahui posisi gejala pada
tanaman shg membantu menentukan kemungkinan
penyebab permasalahan.
Part affected Possible cause
Roots Soilborne disease; Waterlogged soil;
Toxic substance in soil; Insect
Stems Infectious disease; Cold or heat injury
Terminal shoots Infectious disease; Nutritional problems;
Herbicide injury; Cold injury; Insect
Young leaves Infectious disease; Cold or heat injury;
Insect, mites; Spore shower; moisture
stress, herbicide injury, air pollution
Old leaves Infectious disease, systemic (e.g. Wilts);
Infectious disease, localized (e.g. Leaf spot
or blight); Herbicide injury; Soluble salts;
Moisture stress.
Tabel. Bagian tanaman sakit dan kemungkinan
penyebabnya
D.5. Gejala tanaman dan kemungkinan penyebabnya
 Gejala pada individu tan digunakan untuk diagnosis
patogen tan
 Masing-masing patogen (biotik dan abiotik)
menghasilkan gejala spesifik dan bervariasi tgt pd
intensitas, tahap pertumb tan, dan kondisi
lingkungan
 Kunci identifikasi penyakit tan didasarkan pada
gejala tanaman secara indivudu atau kelonpok.
 Identifikasi hanya bdsk gejala tdk cukup karena
kadang-kadang beberapa patogen menghasilkan
gejala yg sama.
Symptom Possible cause
Blast Freezing injury
Very high temperature
Drought
Severe infectious disease
Damping-off Soilborne fungi (Pythium sp.)
Insect
Very high soil soluble salts levels
Hihg soil temperature injury mimics damping-off
Leaf mottling Air pollution
Mites
Thrips
Viral infection
Herbicide injury
Rot Fungal or bacterial infection (may be secondary
to injury)
Tabel. Gejala penyakit tanaman sakit dan kemungkinan
penyebabnya
Contoh lain lihat di buku PLANT DISEASE CLINIC AND
FIELD DIAGNOOSIS OF ABIOTIC DISEASES hal. 56-58.
E. Diagnosis Penyakit Tanaman di Klinik
 Diagnosis di lab klinik dilakukan selama fase awal
setelah diagnosis lapangan
Diagnosis lapangan
Sampel
Lab. klinik
 Klinik tan diharapkan untuk mendiagnosis penyakit yg
disebabkan oleh bakteri, jamur, nematoda, virus dan patogen-
patogen yg berhubungan.
 Dg bantuan konsultan dan petani, maka diagnosis klinik
berguna dlm menentukan permasalahan lapangan scr nyata
Membandingkan tanda
lapangan dan gejala penyakit
dg menggunakan buletin,
compendia, host indexes, dan
buku
pH tanah, DHL, Uji tan
E.1. Penanganan Tanaman
Sistem yg digunakan untuk membantu penerimaan
dan penanganan spesimen yi:
1. Buka bungkus dan cek informasi lapangan spt nama dan
alamat petani
2. Catat semua permasalahan
3. Sampel diletakkan di meja dan dipisahkan sesuai dg yg
diuji.
4. Standar awal uji klinik
a) Sampel tanah
(1) determinasi pH tanah
(2) determinasi DHL
(3) uji nematoda
(4) uji patogen
4. Standar awal uji klinik
b) Daun
(1) tempatkan pd moist chamber
(2) pengujian dg mikroskop
(3) uji virus
(4) biakan atau uji-uji yg lain
c) Perkecambahan
(1) tempatkan pd moist chamber
(2) pengujian dg mikroskop
(3) biakan atau uji-uji yg lain
4. Standar awal uji klinik
d) Buah berdaging dan sayuran
(1) tempatkan pd moist chamber
(2) pengujian dg mikroskop
(3) biakan atau uji-uji yg lain
e) Tan pd pot
(1) menjaga kelembapan tanah atau tempatkan pd tas
plastik besar
(2) Perlakukan spt pada 4b dan 4d
E.2. Teknik dan Pengujian Tanaman
Spesimen
Akar batang Daun Bungan dan buah
IDENTIFIKASI PATOGEN
JAMUR BAKTERI VIRUS NEMATODA
Selanjutnya identifikasi jamur, bakteri, dan virus patogen
tanaman dibahas tersendiri
GEJALA
MORFOLOGI
CEK DI HOST INDEKS
ISOLASI
POSTULAT KOCH
E.3. Identifikasi jamur patogen

Contenu connexe

Tendances

Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
sudiono
 
Penyakit pasca panen pisang
Penyakit pasca panen pisangPenyakit pasca panen pisang
Penyakit pasca panen pisang
sepha20
 
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
Sri Nopitasari
 
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
xie_yeuw_jack
 
Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1
SLIM_FKM
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Sarah Kartika
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Fadloli Akhmad
 

Tendances (20)

Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Taksonoi dan klasifikasi
Taksonoi dan klasifikasiTaksonoi dan klasifikasi
Taksonoi dan klasifikasi
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikroba
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
Penyakit pasca panen pisang
Penyakit pasca panen pisangPenyakit pasca panen pisang
Penyakit pasca panen pisang
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti
 
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
 
Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Test
TestTest
Test
 

Similaire à Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik

Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
Kustam Ktm
 
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Fauzia Hidayati
 
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii  pengumpulan informasi klinik tanamanBab iii  pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
Kustam Ktm
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt
Kabayan Baduy
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
edhie noegroho
 
Minggu V Vii
Minggu V ViiMinggu V Vii
Minggu V Vii
sudiono
 
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Askar Sohoku
 

Similaire à Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik (20)

1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
 
Hpkebun6
Hpkebun6Hpkebun6
Hpkebun6
 
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
 
penyakit 1.ppt
penyakit 1.pptpenyakit 1.ppt
penyakit 1.ppt
 
penyakit 1.ppt
penyakit 1.pptpenyakit 1.ppt
penyakit 1.ppt
 
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii  pengumpulan informasi klinik tanamanBab iii  pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
Minggu V Vii
Minggu V ViiMinggu V Vii
Minggu V Vii
 
Bahan pembekalan PPPK 2024 khusus POPT "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN...
Bahan pembekalan PPPK 2024 khusus POPT "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN...Bahan pembekalan PPPK 2024 khusus POPT "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN...
Bahan pembekalan PPPK 2024 khusus POPT "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN...
 
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdfOrganisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada BENIH.pdf
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGENAcara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
 

Plus de Kustam Ktm

Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Kustam Ktm
 
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Kustam Ktm
 
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Kustam Ktm
 
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotikBab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Kustam Ktm
 
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotikBab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Kustam Ktm
 
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotikBab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Kustam Ktm
 
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotikBab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Kustam Ktm
 
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanamanBab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Kustam Ktm
 

Plus de Kustam Ktm (20)

Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotikBab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotikBab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotikBab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotikBab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
 
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanamanBab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
 
Bab vi rekomendasi
Bab vi  rekomendasiBab vi  rekomendasi
Bab vi rekomendasi
 
Selamat datang
Selamat datangSelamat datang
Selamat datang
 
Pengawetan makanan
Pengawetan makananPengawetan makanan
Pengawetan makanan
 
Kuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasi
 
Etilen
EtilenEtilen
Etilen
 
9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen rev9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen rev
 
8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buah8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buah
 
7 pengepakan
7 pengepakan7 pengepakan
7 pengepakan
 
7 pelilinan
7 pelilinan7 pelilinan
7 pelilinan
 
7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jeruk7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jeruk
 
6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahan6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahan
 
5 perkembangan
5 perkembangan5 perkembangan
5 perkembangan
 

Dernier

Dernier (10)

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik

  • 1. IV. DIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN A.Konsep Diagnosis, Identifikasi, dan Deteksi B.Arti Penting C.Pendekatan Sistematik Diagnosis Penyakit Tanaman D.Diagnosis Penyakit Tanaman di Lapangan E. Diagnosis Penyakit Tanaman di Klinik
  • 2. A. Konsep Diagnosis, Identifikasi, dan Deteksi ۩ Diagnosis:  Penentuan jenis pengganggu tumbuhan bdsk pd tanda dan gejala dg menggunakan cara dan peralatan lab., foto, dan klinik tanaman.  Proses identifikasi pengganggu tumbuhan.  Aplikasi seni dan ilmu unt menentukan penyebab dan faktor-faktor yg mempengaruhi ۩ Identifikasi: Studi karakter organisme untuk menentukan namanya. ۩ Deteksi: Identifikasi penyebab penyakit tanaman.
  • 3. Pendiagnosis yg baik:  Memerlukan pengetahuan pertumbuhan dan produksi tanaman  Pengalaman yg luas  Mendeskripsikan permasalahan yg mempengaruhi tanaman unt menentukan apakah pertumbh tan tdk normal dan apakah gejala mengganggu produksi tan ۩ Diagnosis penyakit tanaman dimulai dari mengenal faktor penyebab penyakit utama
  • 4. B. Arti Penting  Pengembangan strategi pengelolaan pengganggu tumbuhan  Mendeteksi ledakan pengganggu tumbuhan pada tahap awal  Menentukan pemilihan perlakuan  Membantu predisposisi thd penyakit dan memonitor penurunan pengganggu tumbuhan sesudah terapi
  • 5. C. Pendekatan Sistematik Diagnosis Penyakit Tanaman 1. Observasi Permasalahan a. Pencatatan gejala dg hati-hati dan akurat b. Pencatatan tanda organisme c. Menentukan penyebaran penyakit dalam jaringan, tanaman, dan diantara individu dalam populasi tanaman 2. Memformulasi hipotesis unt menjelaskan observasi (hipotesis umum dan spesifik) 3. Analisis 4. Penerimaan atau perbaikan hipotesis
  • 6. Antraknosa Patogen: Gloeosporium piperatum Ell. Et Ev. Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. Et. Bisby
  • 7. Bulai Patogen: Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw Sclerospora maydis (Rac.) Butl.
  • 8. Bercak Daun Besar Patogen: Coniella castaneicola (E. e Ev.) Sutton
  • 9.
  • 10. D. Diagnosis Penyakit Tanaman di Lapangan Diagnosis penyakit tan di lapangan yg diamati yi:  Gejala penyakit tanaman  Pola lahan/lapangan  Sejarah penyakit tanaman hand lens, pisau, mikroskop, pH meter Laboratorium (Perkembangan gejala pada jar, sel, dan proses fisiologi tanpa menunjukkan gejala)
  • 11. D.1. Tanda penyakit di lapangan  Diagnosis lapangan didasarkan pada kenyataan bahwa penyakit tanaman disebabkan oleh patogen yg berbeda menurut pola tertentu dis tanda penyakit lapangan.  Penyebab penyakit tan dikelompokkan dalam bbrp kategori untuk didiagnosis  Kategori tsb mengikuti pola penyebaran, waktu munculnya gejala, kecepatan perkembangan gejala, spesies tan, dan gejala tan.  Tanda penyakit tan di lapangan ditunjukkan pada Gambar di bawah: (Tabel 4.1)
  • 12. Typical field signature Plant disease agent Number of hosts Time of apperence Symptomat ic tissues Field distrributio n Comments Air borne pathogens 1 Gradual, late Older shoots Uniform, topographi c random plants High weather interaction Soil borne pathogens 1 Gradual early Root, stem Topographi c, soil type ....... Air pollution Several to many Sudden, fast One age of foliage; intervenial Topographi c, uniform Look for indicator plants Nutritional deficiency or excess Many Slow Variable Uniform, soil type Worse during wet periods and in sandy loam
  • 13. D.2. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan penyebabnya  Penyebaran tan sakit dapat memberikan banyak informasi penyebab permasalahan Mis: - Penyakit tan yg disebabkan oleh soilborne pathogens (host spesific, memp. interaksi kuat dg karekteristik tanah). - Penyakit soilborne berkaitan erat dg tan dan sering menyebar scr luas, circular sampai irregular yang dapat merefleksikan tipe tanah, sejarah pertanaman, penggunaan herbisida atau ciri topografi
  • 15.
  • 16. Distribution Possible cause Random, individual plants Seedborne disease Long distance spore shower Insect-vectored pathogen Random “hot spot” Herbicide injury Seedborne disease Insec-vectored pathogen Nematode Soilborne disease Edges of field Insec-vectored disease Windborne pathogens from adjacent fields Pesticide drift from adjacent fields Improper lime, fertilizer, or pesticide application in soil Shade area Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan penyebabnya
  • 17. Distribution Possible cause Low areas Soilborne disease Herbicide concentration Cold injury Excess moisture High areas Moisture stress High soil soluble salts level Lightning Linear, often repetitive Malfucntion of equipment (deep of seeder, adjusment or plugging of a fertilizer or pesticide applicator) Infectious disease spread by contact Carryover of soil herbicide Linear Chemical spill Movement of soilborne pathogen from high to lower ground Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan penyebabnya
  • 18. Distribution Possible cause Uniform Spore shower Air pollution injury Volatile herbicide injury Herbicide injury Excessive fertility or a nutrition deficiency Seedborne disease Large, linear section of field Field sections have a different cropping history(often a carryover herbicide problem) Limited to one species Infectious disease Several species involved Air pollution injury Herbicide injury Many species involved Herbicide injury Soil toxicant injury Cold injury Tabel. Penyebaran penyakit tanaman dan kemungkinan penyebabnya
  • 19. D.3. Terjadinya penyakit tanaman dan kemungkinan penyebabnya  Pengamatan terjadinya dan intensitas penyakit digunakan untuk memperbaiki strategi pengendalian penyakit. Misalnya: peramalan penyakit, pengelolaan hama dan penyakit terpadu.  Terjadinya penyakit scr normal dan faktor-faktor (terutama cuaca) yg mendukung perkembangan penyakit sangat baik untuk diagnosis penyakit. Mis: - Penyakit late blight pd tan kentang, terjadi sesudah cuaca dingin dan basah. Jika cuaca panas (> 32o C) dan kering, maka penyakit late blight terbatas
  • 20. CROP DISEASE SPRING AND SUMMER CONDITION WET NORMAL DRY All plants Crown and root rots, leaf spot and blights, seed rot, damping-off Severe Light to moderate Doubtful Corn (maize) Foliar rusts, scab, glume blotch Moderate Light Doubtful Soybeans Foliar disease, Phytophthora root and stem root, pod and stem blight Severe Light Doubtful Potato, tomato, and vine crops Blights, leaf spots, antrachnoses, fruit/tuber rots, white mold. Severe Light Doubtful
  • 21. D.4. Bagian tanaman sakit dan kemungkinan penyebabnya  Lokasi jar bergejala pada tan digunakan sebagai indikator penyebab abnormalitas  Patogen dapat tdk menghasilkan gejala di tempat masuknya.  Defisiensi nutrisi dan kerusakan karena herbisida dan racun tanah  Dg mengenal bagian tanaman sakit, maka dapat digunakan untuk mengetahui posisi gejala pada tanaman shg membantu menentukan kemungkinan penyebab permasalahan.
  • 22. Part affected Possible cause Roots Soilborne disease; Waterlogged soil; Toxic substance in soil; Insect Stems Infectious disease; Cold or heat injury Terminal shoots Infectious disease; Nutritional problems; Herbicide injury; Cold injury; Insect Young leaves Infectious disease; Cold or heat injury; Insect, mites; Spore shower; moisture stress, herbicide injury, air pollution Old leaves Infectious disease, systemic (e.g. Wilts); Infectious disease, localized (e.g. Leaf spot or blight); Herbicide injury; Soluble salts; Moisture stress. Tabel. Bagian tanaman sakit dan kemungkinan penyebabnya
  • 23. D.5. Gejala tanaman dan kemungkinan penyebabnya  Gejala pada individu tan digunakan untuk diagnosis patogen tan  Masing-masing patogen (biotik dan abiotik) menghasilkan gejala spesifik dan bervariasi tgt pd intensitas, tahap pertumb tan, dan kondisi lingkungan  Kunci identifikasi penyakit tan didasarkan pada gejala tanaman secara indivudu atau kelonpok.  Identifikasi hanya bdsk gejala tdk cukup karena kadang-kadang beberapa patogen menghasilkan gejala yg sama.
  • 24. Symptom Possible cause Blast Freezing injury Very high temperature Drought Severe infectious disease Damping-off Soilborne fungi (Pythium sp.) Insect Very high soil soluble salts levels Hihg soil temperature injury mimics damping-off Leaf mottling Air pollution Mites Thrips Viral infection Herbicide injury Rot Fungal or bacterial infection (may be secondary to injury) Tabel. Gejala penyakit tanaman sakit dan kemungkinan penyebabnya Contoh lain lihat di buku PLANT DISEASE CLINIC AND FIELD DIAGNOOSIS OF ABIOTIC DISEASES hal. 56-58.
  • 25. E. Diagnosis Penyakit Tanaman di Klinik  Diagnosis di lab klinik dilakukan selama fase awal setelah diagnosis lapangan Diagnosis lapangan Sampel Lab. klinik  Klinik tan diharapkan untuk mendiagnosis penyakit yg disebabkan oleh bakteri, jamur, nematoda, virus dan patogen- patogen yg berhubungan.  Dg bantuan konsultan dan petani, maka diagnosis klinik berguna dlm menentukan permasalahan lapangan scr nyata Membandingkan tanda lapangan dan gejala penyakit dg menggunakan buletin, compendia, host indexes, dan buku pH tanah, DHL, Uji tan
  • 26. E.1. Penanganan Tanaman Sistem yg digunakan untuk membantu penerimaan dan penanganan spesimen yi: 1. Buka bungkus dan cek informasi lapangan spt nama dan alamat petani 2. Catat semua permasalahan 3. Sampel diletakkan di meja dan dipisahkan sesuai dg yg diuji. 4. Standar awal uji klinik a) Sampel tanah (1) determinasi pH tanah (2) determinasi DHL (3) uji nematoda (4) uji patogen
  • 27. 4. Standar awal uji klinik b) Daun (1) tempatkan pd moist chamber (2) pengujian dg mikroskop (3) uji virus (4) biakan atau uji-uji yg lain c) Perkecambahan (1) tempatkan pd moist chamber (2) pengujian dg mikroskop (3) biakan atau uji-uji yg lain
  • 28. 4. Standar awal uji klinik d) Buah berdaging dan sayuran (1) tempatkan pd moist chamber (2) pengujian dg mikroskop (3) biakan atau uji-uji yg lain e) Tan pd pot (1) menjaga kelembapan tanah atau tempatkan pd tas plastik besar (2) Perlakukan spt pada 4b dan 4d
  • 29. E.2. Teknik dan Pengujian Tanaman Spesimen Akar batang Daun Bungan dan buah IDENTIFIKASI PATOGEN JAMUR BAKTERI VIRUS NEMATODA Selanjutnya identifikasi jamur, bakteri, dan virus patogen tanaman dibahas tersendiri
  • 30. GEJALA MORFOLOGI CEK DI HOST INDEKS ISOLASI POSTULAT KOCH E.3. Identifikasi jamur patogen