Dokumen tersebut membahas tentang masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, dan mutu guru. Dokumen ini juga menyarankan solusi seperti peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penerapan manajemen pendidikan yang baik.
1. EFISIENSI PENDIDIKAN DI INDONESIA
06.38
chindy chefyana
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang
lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang
baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita
kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih stendar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan
dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di
Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga
pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free
cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan
di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidiakan.
Posted in Pendidikan
Diposkan oleh chindy chefyana
2. MASALAH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN RELEVANSI
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
MANAJEMEN PENDIDIKAN 14/04/2009
Posted by ebekunt in Pendidikan.
Tags: Pendidikan
trackback
Oleh : Kuntjojo
A. Peranan Pendidikan dalam Era Globalisasi
Usaha mengembangkan kualitas sumber daya manusia menjadi
semakin penting bagi setiap bangsa dalam menghadapi era persaingan
global. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, suatu bangsa pasti
akan tertinggal dari bangsa lain dalam percaturan dan persaingan kehidupan
dunia internasional yang semakin kompetitif.
Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas
menjadi
tanggung
jawab
pendidikan
nasional,
terutama
dalam
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi subjek yang memiliki peran
penting dalam menampilkan dirinya sebagai manusia yang tangguh, kreatif,
mandiri, dan profesional pada bidangnya (Mulyasa, 2002:3). Berkenaan
dengan upaya pengembangan sumber daya manusia Indonesia, Depdiknas
sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional
telah mengembangkan visi insan Indonesia yang cerdas dan kreatif dan
misimewujudkan pendidikan yang mampumembangun insan Indonesia
cerdas dan kompetitif dengan adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan
masyarakat global (www. ktsp.diknas.co.id/ktsp sd/ppt3). Visi dan misi
tersebut
selanjutnya
dijadikan
kerangka
pembaharuan sistem pendidikan nasional.
B. Masalah-masalah Pendidikan di Indonesia
acuan
dalam
melakukan
3. Upaya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut mengalami kesulitan
jika berbagai masalah dalam proses pendidikan muncul. Masalah dapat
diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang
terjadi. Jika apa yang terjadi atau yang tercapai dalam pendidikan tidak
seperti yang diharapkan maka masalah pendidikan telah terjadi.
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi 4, yaitu: masalah partisipasi/kesempatan memperoleh pendidikan,
masalah
efisiensi,
masalah
efektivitas,
dan
masalah
relevansi
pendidikan (Redja Mudyahardjo, 2001: 496)
a. Masalah partisipasi pendidikan
Masalah partisipasi atau kesempatan memperoleh pendidikan
adalah rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan (raw
input) atau jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan
pendidikan. Keberadaan masalah ini dapat diketahui dari individuindividu yang mestinya menjadi peserta didik pada satuan
pendidikan tertentu tetapi kenyataannya tidak demikian. Misalnya
saja di berbagai daerah masih banyak anak-anak yang mestinya
menjadi peserta didik pada satuan pendidikan TK tetapi belum
menjadi bagian dari satuan pendidikan tersebut. Hal demikian
tentunya akan menimbulkan masalah pada saat mereka masuk
sekolah dasar. Demikian juga banyaknya individu lulusan SMA
yang tidak melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi. Untuk
bekerja mereka belum memiliki bekal yang mamadai.
b. Masalah efisiensi pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses
pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi
produk (output). Salah satu cara menentukan mutu transformasi
pendidikan adalah mengitung besar kecilnya penghamburan
pendidikian (educational wastage), dalam arti mengitung jumlah
4. murid/mahasiswa/peserta didik yangputus sekolah, meng-ulang
atau selesai tidak tepat waktu.
Jika peserta didik sebenarnya memiliki potensi yang memadai
tetapi mereka tidak naik kelas, putus sekolah, tidak lulus berarti ada
masalah dalam efisiensi pendidikan. Masalah efisiensi pendidikan
juga terjadi di perguruan tinggi. Masalah tersebut dapat diketahui
dari adanya para mahasiswa yang sebenarnya potensial tetapi
putus kuliah dan gagal menyelesaikan pendidikannya pada waktu
yang tepat.
c. Masalah efektivitas pendidikan
Masalah efektivitas pendidikan berkenaan dengan rasio antara
tujuan pendidian dengan dengan hasil pendidikan (output), artinya
sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal kuantitas maupun
kualitas. Pendidikan merupakan proses yang bersifat teleologis,
yaitu diarahkan pada tujuan tertentu, yaitu berupa kualifikasi ideal.
Jika peserta didik telah menyelesaikan pendidikannya namun
belum menunjukkan kemampuan dan karakteristik sesuai dengan
kualifiksi yang diharapkan berarti adalah masalah efektivitas
pendidikan.
d. Masalah relevansi pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang
dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga
kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan
pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan
teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya.
Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari
5. satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan
tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja
C. Fakta dan Penyebab Masalah Pendidikan di Indonesia
1. Fakta adanya masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan
Dari ke empat masalah pendidikan sebagaimana disebutkan di atas,
hanya masalah partisipasi yang sekarang mengecil. Hal ini disebabkan
karena semakin meningkatnya warga masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan semakin banyaknya satuan-satuan pendidikan yang
didirikan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan. Sedangkan ketiga
masalah pendidikan berikutnya, yaitu masalah efisiensi, efektivitas, dan
relevansi sampai sekarang masih terjadi dan ada kecenderungan bahwa
masalah-masalah pendidikan tersebut semakin besar. Ketiga masalah
pendidikan
tersebut
tidak
saling
terpisahkan.
Masalah
efiseinsi
berpeluang menimbulkan masalah efektivitas, dan selanjutnya berpeluang
pula menimbulkan masalah relevansi.
Masalah pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang serius.
Bukti untuk hal itu dapat disimak dari peringkat Human Development
Index (HDI) yang dipantau oleh UNDP yang menunjukkan kualitas
pendidikan di Indonesia dari tahun 1996 bearada pada eringkat 102 dari
174 negara, tahun 1999 peringkat 105 dari 174 negara, dan tahun 2000
peringkat 109 dari 174 negara dan dalam prestasi belajar yang dipantau
oleh IAEA (International Association for the Evaluation of Educational
Achievement) di bidang kemampuan membaca siswa SD, Indonesia
berada pada urutan ke-26 dari 27 negara; kemampuan matematika siswa
SLTP berada di urutan 34 dari 38 negara; kemampuan bidang IPA siswa
SLTP berada pada urutan ke 32 dari 38 negara (T. Raka Joni, 2005).
2. Faktor penyebab terjadinya masalah pendidikan di Indonesia
Masalah efisiensi pendidikan dapat terjadi karena berbagai faktor,
yaitu tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum, program belajar dan
6. pembelajaran, sarana/prasarana pendidikan, dan suasana sosial budaya.
Demikian pula masalah efektivitas pendidikan juga dapat terjadi karena
faktor tenaga kependidikan, peserta didik, kurukulum, program belajar
dan pembelajaran, serta sarana/prasarana pendidikan.
Masalah relevansi pendidikan berhubungan dengan : tuntutan satuan
pendidikan yang lebih atas yang terus meningkat dalam upaya mencapai
pendidikan yang lebih berkualitas, aspirasi dan tuntutan masyarakat yang
terus meningkat dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas,
ketersediaan lapangan pekerjaan di masyarakat. Kesenjangan terjadi jika
komponen-komponen sistem pendidikan yang telah disebutkan di atas
tidak mampu memenuhi tuntutan dan aspiranya yang ada.
D. Solusi untuk Mengatasi Masalah Pendidikan di Indonesia dari Perspektif
Manajemen Pendidikan
1. Tenaga Kependidikan sebagai figur utama proses pendidikan
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan merupakan masalah
yang sangat mendesak untuk mendapatkan pemecahan. Sebab jika
masalah tersebut dibiarkan agar lahir generasi-genarasi penerus yang
yang tidak bisa diandalkan untuk menghadapi kompetisi global. Jika hal
demikian betul-betul terjadi maka bangsa Indonesia akan semakin
terpuruk.
Upaya memecahkan masalah pendidikan hendaknya dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sistem. Dengan pendekatan ini
pendidikan dipandang sebagai suatu sistem, suatu kesatuan yang terdiri
dari berbagai komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan. Dari berbagai komponen system pendidikan, yaitu : peserta didik
(raw
input), instrumental
kependidkian,
inpu,t termasuk
danenvironmental
di
dalamnya
tenaga
input, dari perspektif manajemen
pendidikan komponen tenaga kependidikan merupakan komponen yang
penting untuk dibahas.
7. Sampai sekarang dan juga untuk waktu-waktu yang akan datang figur
tenaga kependidikan, termasuk para guru, kepala sekolah, dosen, dan
pimpinan perguruan tinggi merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem pendidikan meskipun konsep yang dianut sekarang adalah
pendidikan berpusat pada peserta didik. Fakta menunjukkan bahwa
meskipun raw input berkualitas tetapi jika ada masalah pada tenaga
kependidikan, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menyebabkan
rendahnya kualitas output .
Kenyataan sebagaimana tersebut di atas juga dipertegas dengan
adanya fakta bahwa untuk menilai tingkat kelayakan atau kualitas institusi
pendidikan salah satu komponen penting yang dijadikan sasaran adalah
komponen tenaga kependidikan baik dari segi kuantitas dan terutama dari
segi kualitas.
2. Tenaga kependidikan sebagai manajer pendidikan
Tenaga kependidikan, terutama kepala sekolah atau pimpinan institusi
pendidikan merupakan manajer-manajer pendidikan. Sebagai manajer
pendidikan tugas utama mereka adalah mengupayakan agar kegiatan
pendidikan dapat menghasilkan tujuan-tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien, melalui proses yaitu manajemen pendidikan.
Menurut Terry (Ngalim Purwanto, 2006: 7), manajemen adalah suatu
proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan
manusia dan sumber daya lainnya. Jika proses tersebut dilakukan dalam
bidang pendidikan dan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan maka
disebut sebagai manajemen pendidikan.
Manajemen merupakan inti dari administrasi (Ngalim Purwanto, 2006:
8). Sedangkan administrasi pendidikan adalah proses pengerahan dan
pengintegrasian segala sesuatu, baik personil, spiritual, maupun matrial,
8. yang bersangkuta paut dengan pencapaian tujuan pendidikan (Ngalim
Purwanto, 2006: 3). Dengan demikian setiap tenaga kependidikan
berperanan sebagai administrator. Dan sebagai administrator dirinya
harus mampu berperan sebagai manajer pendidikan.
Dari perspektif manajemen pendidikan, masalah-masalah pendidikan
dapat terjadi jika tenaga kependidikan tidak mampu menjalankan
perannya dengan baik sebagai manajer pendidikan. Sebagai manajer
pendidikan setiap tenaga kependidikan terlebih lagi untuk setiap
pemimpin institusi pendidikan harus mengembangkan kemahiran dasar
yang oleh Rex F. Harlow (Sarwoto, 1998: 47) dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
a. Kemahiran teknis (technical skill) yang cukup untuk melakukan
upaya dari tugas khusus yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Kemahiran yang bercorak kemanusiaan (human skill), yang
diperlukan untuk bekerja dengan sesamanya guna menciptakan
keserasian
kelompok
yang
efektif
dan
yang
mampu
menumbuhkan kerja sama diantara anggota-anggota bawahan
yang dia pimpin.
c. Kemahiran menganalisis situasi dan permasalahan dengan konsepkonsep ilmiah yang relevan (conceptual skill), yang dapat dijadikan
dasar dalam mengambil keputusan dan bertindak secara tetap.
3. Masalah pendidikan dan kualitas manajemen pendidikan
Dari perspektif manajemen pendidikan, masalah pendidikan dapat
terjadi jika kepala sekolah dan juga para guru tidak mampu menjadi
manajer-manajer pendidikan yang baik. Masalah tersebut bisa saja
terjadi karena : a. dirinya tidak memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai konsep-konsep manajemen pendidikan, b.dirinya kurang
memahami konsep-konsep dasar pendidikan, dan c. dirinya tidak atau
kurang memiliki kemampuan dan karakteristik sebagai manajer
9. pendidikan, sehingga tidak mampu menjalankan peran sesuai dengan
statusnya. Masalah kualitas manajer pendidikan seperti itu bisa terjadi
karena kesalahan dalam penempatan. Seorang yang sebenarnya
belum atau tidak siap untuk menjadi pemimpin karena faktor tertentu
dia diangkat menjadi kepala sekolah.
Masalah-masalah pendidikan juga dapat terjadi jika para
pemimpin institusi pendidikan lebih banyak menempatkan dirinya
sebagai kepala dan bukan sebagai pemimpin. Sebagai kepala mereka
bertindak sebagai penguasa, hanya bertanggung jawab pada pihak
atasan, dan melakukan tugas-tugas karena perimintaan atasan. Jika
kepala sekolah lebih banyak bertindak sebagai kepala maka dirinya
akan kesulitan memberdayakan semua personal yang ada agar tujuan
pendidikan tercapai.
4. Solusi
terhadap
masalah
pendidikan
dengan
manajemen kinerja guru
Jika
masalah-masalah
pendidikan
disebabkan
oleh
faktor
manajemen maka upaya yang paling tepat untuk mencegah dan
mengatasi
adalah
dengan
meningkatkan
kualitas
manajemen
pendidikan. Kualitas manajemen dapat meningkat jika para manajermanajer pendidikan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya.
Seringkali terlontar pernyataan bahwa kualitas pendidikan sulit
untuk ditingkatkan karena kurangnya dukungan dana. Namun ada
fakta yang menunjukkan bahwa dana yang cukup bahkan lebih
ternyata tidak berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan. Hal
demikian dapat terjadi karena kepala sekolah tidak atau kurang
mampu memberdayakan semua sumber yang ada, khusunya sumber
daya manusia. Demikian juga halnya dengan peranan guru di sekolah
sebagai manajer pendidikan, hambatan yang terjadi adalah kurangnya
10. kemampuan untuk memberdayakan semua sumber belajar yang ada
agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Untuk mengatasi masalah di atas salah satu upaya yang dapat
ditempuh adalah melalui peningkatan manajemen kinerja kepala
sekolah dan guru. Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru
dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka
dibutuhkan
suatu
manajemen
kinerja
(performance
management) yang baik. .
Referensi
Depdiknas. “Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005- 2009”. Tersedia
pada : http://www. ktsp.diknas.co.id/ktsp sd/ppt3.
Joni, T. Raka. (2005) Resureksi Pendidikan Profesional Guru. Malang: LP3 UM-Cakrawala Indonesia.
Mulyasa. (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi . Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. (2006) Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Redja Mudyahardjo. (2001) Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan
pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
Sarwoto. (1998) Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain:
a.
b.
c.
d.
bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
Bagaimana pendidikan diselenggarakan
Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
12. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. BAB V PERMASALAHAN PENDIDIKAN A. Permasalahan Pokok Pendidikan B.
Keterikatan Antara Jenis Masalah C. Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah
Pendidikan Diketik Oleh : SUSI NOVITA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU
PENDIDIKAN STKIP DHARMA BHAKTI LUBUK ALUNG TAHUN 2012
2. A. Permasalahan pokok pendidikan Pemerataanθ Mutuθ Efisien/efektifitasθ Relevansiθ
B. Keterkaitan antara jenis masalah C. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan Perkembangan IPTEKθ & seni Laju pertumbuhan pendudukθ Aspirasi
masyarakatθ Keterbelakangan budayaθ & sastra PERMASALAHAN PENDIDIKAN
3. Pengertian Masalah Pendidikan Istilah permasalahan diterjemahkan dari istilah “problem”
(bahasa Inggris) yang berarti : perbedaan (discrapancy/different) antara sesuatu yang
diharapkan (what should be/ das solen) dengan sesuatu yang terlihat/ terdapat sebagaimana
adanya (what is/ Das Sain), tentang sesuatu. Permasalahan adalah “perbedaan/jarak/
kesenjangan antara sesuatu yang dicita-citakan (idealita) dengan sesuatu yang ternyata ada
(realita).
4. A. MASALAH POKOK PENDIDIKAN
5. 1. Masalah Pemerataan Pendidikan Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan
bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi
seluruh warga negara memperoleh pendidikan. Solusinya adalah dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya , dengan begini diharapkan pendidikan akan semakin
merata.
6. 2. Masalah Mutu Pendidikan Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah
pemerataan mutu pendidikan. Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya
meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
pendidikan.
7. Ada dua faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan: gerakan perluasan pendidikan
untuk melayani• pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan
penghimpunan dan pengarahan dana dan daya. kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat•
demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu
banyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
8. 3. Masalah Efisiensi Dan Efektivitas • Masalah efisiensi Efisiensi bisa dikatakan juga
penghematan. Pendidikan dikatakan efisiensi bila semua fasilitas pendidikan dimanfaatkan
secara optimal. Masalah yang sering dihadapi di lapangan adalah penyelenggaraan
pendidikan kurang memanfaatkan tenaga yang ada, sementara waktu kurang dimanfaatkan
sedemikian rupa sehingga waktu terbuang sia-sia sedangkan biaya yang dikeluarkan banyak.
9. Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain: Bagaimana
memfungsikan tenaga pendidikan. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
10. • Masalah efektivitas Efektivitas artinya apa yang direncanakan terlaksana sesuai yang
diharapkan. Dalam pendidikan masalah efektivitas ini terjadi bila tidak tercapainya hasil
yang diharapkan dari program pendidikan. Masalah yang sering terjadi di lapangan adalah
tidak tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tersebut.
11. 4. Masalah Relevansi Pendidikan Pendidikan dikatakan relevan ialah bila sistem
pendidikan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Sementara yang terjadi adalah tenaga yang dihasilkan oleh dunia pendidikan tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Bahkan materi yang diberikan di lembaga
pendidikan tidak terpakai di lapangan kerja.
13. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
12. B. KETERKAITAN ANTARA JENIS MASALAH
13. Permasalahan pendidikan pada kenyataannya tidak berdiri sendiri. Semua permasalahan
pokok pendidikan saling terkait satu sama lain. Contoh : Bila pemerataan pendidikan di
laksanakan, maka mutu pendidikan terabaikan, efisiensi akan bermasalah begitu juga dengan
relevansi pendidikan akan mengalami penurunan.
14. C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA PERMASALAHAN
PENDIDIKAN
15. 1. Perkembangan IPTEK & Seni • IP (Ilmu Pengetahuan) Berkembangnya IP (science),
baik dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, dan sebagainya akan membawa masalah dalam
bidang pendidikan. Contoh: materi/bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum sudah harus
dirubah/disesuaikan.
16. • TEK (Teknologi) Perkembangan teknologi menjadi masalah dalam bidang pendidikan.
Contoh: teknologi yang digunakan dalam proses produksi yang menimbulkan kondisi
ekonomi sosial baru. Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja akan bertambah sesuai
berkembangnya teknologi. Untuk itu sistem pendidikan harus diperbaharui dan disesuaikan
dengan perkembangan teknologi.
17. • S (Seni) Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara
terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program
lain dalam sistem pendidikan.
18. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada
2 hal yaitu: pertambahan penduduk Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka jumlah
anak usia sekolah akan semakin besar/banyak. penyebaran penduduk Penyebaran penuduk
yang tidak merata akan menimbulkan masalah baru. Sarana pendidikan harus disesuaikan
dengan jumlah penduduk di suatu daerah.
19. 3. Aspirasi Masyarakat Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut
menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup
setelah mereka menjalani proses pendidikan.
20. 4. Keterbelakangan Budaya & Sastra Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal
misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap
unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan
ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut
21. D. PENANGGULANGAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN
22. Penggulangan Permasalahan Pendidikan Secara Umum a) Pendidikan harus senantiasa
diperbaharui (direnovasi) sesuai dengan perkembangan zaman b) Pendidikan (bersama
bidang terkait) berusaha menahan laju pertumbuhan penduduk atau mencari sistem baru
yang dapat melayani semua orang yang memerlukan pendidikan. c) Aspirasi masyarakat
terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi. d) Sistem
pendidikan meningkatkan peran/fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh
pelosok tanah air
23. Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan • Cara Konvesional Membangun gedung
sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar Menggunakan gedung sekolah untuk
double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
24. • Cara Inovatif Sistem Pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau
Inpacts System (Instructional Management by Parent, Community and, Teacher) SD kecil
pada daerah terpencil Sistem Guru Kunjung SMP Terbuka (ISOSA – In School Out off
School Approach) Kejar Paket A, B, dan C Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka
14. •
•
•
•
25. Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan Seleksi yang rasional terhadap peserta didik yang
melanjutkan pendidikannya Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan, seperti
pelatihan, penataran dan seminar Penyempurnaan kurikulum, memberikan materi yang
menantang peserta didik untuk giat belajar Pengembangan prasarana yang menciptakan
lingkungan yang tenteram untuk belajar Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket,
media pembelajaran, dan peralatan laboratorium
26. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran Kegiatan
pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan Laporan penyelenggaraan pendidikan
oleh♦ semua lembaga pendidikan Supervisi dan monitoring pendidikan oleh♦ penilik dan
pengawas Sistem ujian nasional/Negara seperti♦ Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN Akreditasi
terhadap lembaga pendidikan untuk♦ menetapkan status suatu lembaga
27. Masalah Pendidikan Dikatakan Teratasi Jika Pendidikan Dapat menyediakan
kesempatan pemerataan♣ belajar, artinya semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat
ditampung dalam suatu satuan pendidikan Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya♣
perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
Dapat terlaksana secara efisien, artinya♣28. pemrosesan pendidikan sesuai dengan
rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan Produknya yang bermutu tersebut♣
relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan