SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
BAB 27
MERJER DAN AKUISISI
1. Takeover, Merjer, dan Akuisisi: Pendahuluan
Takeover merupakan istilah yang lebih umum yang
mengacu pada transfer kendali suatu perusahaan dari
satu kelompok investor ke kelompok investor lain.
Pengambilalihan bisa dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu: (1) akuisisi, (2) kontes proksi, dan (3) going
private.
1.1. Bentuk-bentuk Akuisisi:
(1) Merjer dan akuisisi, (2) Akuisisi saham, dan
(3) Akuisisi aset.
1.1. Merjer dan Akuisisi: Beberapa Istilah
Merjer: Satu perusahaan diabsorpsi oleh perusahaan lain.
Pengakuisisi mempertahankan nama dan identitasnya,
dan mengambil alih aset dan kewajiban perusahaan yang
diakuisis.
Akuisisi:Mirip dengan merjer, kecuali perusahaan baru
akan terbentuk. Pengakuisisi dan yang diakuisisi ‘hilang’
dan menjadi perusahaan baru.
Akuisisi Saham: membeli saham dengan hak voting (voting
stock) dengan kas, saham, atau sekuritas lainnya.
Private Offer: Tidak langsung ke pemegang saham, misal
ke manajemen
Tender Offer: Penawaran publik untuk membeli saham dari
perusahaan target
Akuisisi Aset: membeli semua aset perusahaan yang
diakuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham
perusahaan yang menjual diperlukan. Pendekatan ini
menghindari problem pemegang saham minoritas seperti
pada situasi akuisisi saham.
Merjer dan akuisis bisa menjadi alat realokasi sumber daya
dan untuk menjalankan strategi perusahaan.
1.2.
Analisis Keputusan Merjer dan Akuisisi:
Kerangka Awal
Misalkan perusahaan X ingin membeli perusahaan Y. Dari
sudut pandang X, keputusan pembelian Y bisa dilihat
sebagai keputusan penganggaran modal biasa.
Keputusan tersebut layak dilakukan jika NPV (Net
Present Value) dari keputusan tersebut adalah positif.
Sebaliknya, jika NPV dari keputusan tersebut negatif.
Membeli perusahaan lain tidak sama dengan membeli
pabrik atau peralatan tertentu. Beberapa hal yang
membedakan pembelian perusahaan dari pembelian
pabrik, seperti masalah akuntansi, pajak, hukum, dan
masalah menggabungkan dua unit yang bisa berbeda satu
sama lain. Sukses tidaknya suatu proyek pembelian
perusahaan akan tergantung banyak hal, yang lebih
kompleks dibandingkan dengan sukses tidaknya
keputusan investasi biasa.
Analisis merjer dan akuisisi bisa dimulai dengan
mengidentifikasi PV manfaat dan PV biaya. Manfaat
diperoleh dari sinergi atau penghematan lainnya, yang
muncul dari penggabungan dua unit usaha tersebut.
Istilah sinergi sering dilambangkan sebagai 1 + 1 = 3,
bukannya 2. Tambahan satu diperoleh dari sinergi yang
dihasilkan. Misalkan nilai X dan nilai Y adalah PVX dan
PVY, nilai gabungan X dan Y diberi simbol PVXY.
Manfaat akan diperoleh jika PVXY > ( PVX + PVY).
Manfaat

=

PVXY – (PVX + PVY)

Jika manfaat bernilai positif, maka merjer secara ekonomis
bisa dilakukan. Biaya muncul dari upaya memperoleh Y.
Misalkan Y dibeli dengan menggunakan kas. Biaya bisa
dihitung sebagai berikut ini.
Biaya

=

Kas – PVX
NPV dari merjer tersebut dengan demikian bisa dihitung
sebagai:
NPV = Manfaat – Biaya
PVY) ] – [ Kas – PVX ]

=

[ PVXY – (PVX +

Jika NPV adalah positif, maka merjer tersebut layak
dilakukan. Perhatikan bahwa sudut pandang tersebut
adalah perusahaan X. Dengan demikian manfaat dan
biaya
yang
dihitung
adalah
yang
akan
diperoleh/ditanggung oleh perusahaan X. Dalam merjer
dan akuisisi, manfaat akan dibagi untuk X dan Y.
2. Implementasi dan Manajemen Merjer dan Akuisisi
Merjer dan Akuisisi yang baik harus sesuai dengan
kerangka proses perencanaan strategis
perusahaan/organisasi. Merjer dan akuisisi bisa dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu perusahaan.
Dalam kerangka proses strategi, dan kaitannya antara
strategi dan struktur, langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk merjer dan akuisisi yang baik adalah
sebagai berikut ini. Langkah-langkah tersebut bisa
dikelompokan kedalam strategi, transaksi, dan
implementasi.
1. Proses strategis untuk pertumbuhan nilai
2. Analisis karakteristik industri
3. Sistem organisasi perusahaan
4. Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai
5. Proses pencarian
6. Melihat potensi ekonomis melalui sinergi
7. Meliat potensi ekonomis melalui restrukturisasi
8. Due diligence – hukum dan bisnis
9. Faktor budaya
10. Penilaian
11. Negosiasi
12. Struktur deal
13. Impelementasi
14. Review dan proses baru lagi.
Langkah-langkah tersebut merupakan langkah yang
sifatnya interaktif satu sama lainnya (berkaitan).
Proses strategis mempunyai karakteristik berikut ini: (1)
Melakukan analisis lingkungan meliputi analisis
teknologi baru, industri baru, pesaing baru atau bentuk
persaingan baru, (2) Kemampuan, misi, dan interaksinya
dengan lingkungan, dilihat dari sudut pandang
perusahaan, (3) Tujuan perusahaan, (4) Penekanan pada
proses, kebutuhan akan koordinasi dan konsistensi, (5)
Pengakuan akan kebutuhan untuk bisa beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan, dan (6) Integrasi
perencanaan kedalam sistem kompensasi. Proses strategi
bisa dipandang sebagai mengerjakan sesuatu agar gap
strategis bisa dihilangkan (antara kebutuhan di masa
mendatang dengan yang ada sekarang ini). Alternatif lain
untuk melihat proses strategi adalah upaya agar aliansi
perusahaan dengan lingkungannya dan konstituennya
semakin efektif.
Perusahaan perlu mencari beberapa alternatif untuk
pertumbuhan nilai seperti pertumbuhan internal
maupun eksternal. Pertumbuhan eksternal bisa dicapai
melalui merjer dan akuisisi.
4. Merjer dan Akuisisi yang Baik dan yang Tidak
Baik
4.1. Alasan yang Masuk Akal (Benar)
4.1.1. Skala Ekonomi
Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih besar, lebih
baik”. Contoh, jika kita memesan barang dalam jumlah
besar, kita akan memperoleh potongan kuantitas, atau
harga yang lebih rendah. Jika kita ingin menyewa
tenaga profesional, maka volume penjualan perusahaan
harus cukup besar untuk bisa memanfaatkan tenaga
profesional tersebut.
Meskipun skala ekonomi bisa menjadi alasan merjer, tetapi
skala ekonomi bisa dicapai tidak harus melalui merjer.
Bahkan dalam beberapa situasi, cara terbaik untuk
mencapai skala ekonomi jutsru bukan melalui merjer.
Dalam merjer, jika penggabungan (pengintegrasian)
tidak bisa dilakukan dengan baik, maka unit usaha yang
bergabung tersebut barangkali akan berjalan sendiri, dan
tidak bisa memanfaatkan skala ekonomi.
4.1.2. Pengendalian
Beberapa perusahaan melakukan merjer untuk memperoleh
pengendalian yang lebih baik terhadap jalur
produksi/distribusi. Merjer vertikal dilakukan biasanya
dengan tujuan semacam itu.
4.1.3. Pajak
Merjer bisa dilakukan dengan tujuan memanfaatkan
penghematan pajak. Misalkan perusahaan yang membeli
atau yang dibeli mengalami akumuluasi kerugian yang
cukup besar. Akumulasi kerugian tersebut, jika tidak
dimanfaatkan tidak bisa dipakai untuk mengurangi pajak.
Merjer juga memunculkan potensi restrukturisasi aset
dengan, misal, menghapus aset tertentu (write off).
Penghapusan bisa dilakukan dengan menambah
depresiasi.
4.1.4. Menggabungkan Sumber Daya
Perusahaan bisa membeli perusahaan lain yang mempunyai
sumber daya yang bisa komplemen (melengkapi) sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan pembeli. Sebagai
contoh, Microsoft membeli software yang bisa
melakukan pengecekan grammar bahasa Inggris (apakah
bahasa Inggris yang ditulis sudah baik atau belum,
apakah kata-katanya sudah benar apa belum).
4.1.5. Menghilangkan Ketidakefisienan
Jika manajer tidak kompeten menjalankan perusahaannya,
perusahaan menjadi tidak efisien. Merjer atau akuisisi
menjadi alternatif untuk menghilangkan manajer yang
tidak kompeten.
4.1.6. Memaksa Pendistribusian Kas
Merjer dan akuisisi merupakan salah satu cara untuk
memaksa manajer membayar kas ke pemegang saham
atau investors lainnya (misal pemegang hutang).
4.2. Alasan yang Tidak Masuk Akal
4.2.1. Diversifikasi
Diversifikasi bisa mengurangi risiko. Tetapi dari sisi
investor, diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan
tidak bernilai karena investor bisa melakukannya secara
langsung (level personal) dengan relatif mudah. Sebagai
contoh, dengan menggabungkan sekitar 15-20 saham
bisa diperoleh portofolio yang bisa menghapus sebagian
besar risiko.
4.2.2. Meningkatkan Pertumbuhan
Petumbuhan akan memperbesar perusahaan. Tetapi tanpa
peningkatan efisiensi atau sinergi, maka tidak ada
pengaruh positif terhadap pemegang saham.
4.2.3. Meningkatkan EPS
Tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang
tidak masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu
memberikan nilai tambah terhadap pemegang saham.
Peningkatan EPS tanpa melalui peningkatan
efisiensi/sinergi hanya akan menciptakan perangkap bagi
perusahaan, karena untuk meningkatkan EPS, maka
hanya bisa dilakukan melalui merjer.
4.3. Alasan Lainnya yang Tidak Nampak
Salah satu motif adalah keinginan manajer untuk
mempertahankan sumber daya perusahaan. Caranya
adalah dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas
tidak jatuh ke tangan pihak lain. Tentu saja merjer dan
akuisisi dengan motif semacam itu bukanlah merjer yang
baik bagi pemegang saham. Perusahaan yang suka
melakukan merjer semacam itu pada akhirnya menjadi
target akuisisi oleh perusahaan lain.
Dengan demikian merjer dan akuisisi bisa dipandang
sebagai pemecahan terhadap agency problem of free
cash flow di satu sisi. Di sisi lain, agency problem of free
cash flow bisa menyebabkan merjer dan akuisisi yang
tidak sehat.
4.4. Siapa Untung, Siapa Rugi dari Merjer dan
Akuisisi?
Studi untuk melihatnya bisa menggunakan dua kerangka
yaitu kerangka ex-ante (masa depan) dan ex-post (masa
lalu).
4.4.1. Studi Ex-ante
Melihat reaksi harga saham. Studi tersebut biasa dilakukan
oleh kalangan akademisi. Asumsi: pasar efisien, bisa
memperkirakan potensi sinergi, harga yang dibayar,
kemampuan integrasi.
Berikut ini beberapa ciri transaksi merjer dan akuisisi yang
baik.
1.Penciptaan nilai yang lebih besar. Jika penciptaan nilai
dalam transaksi cukup signifikan, maka probabilitas
untuk transaksi yang sukses akan semakin besar.
2.Premium yang dibayarkan rendah. Pengakuisisi yang
membayar premium rendah (10% atau tidak ada
premium) akan mengalami tiga kali lebih besar
kemungkinan memperoleh reaksi positif dari pasar.
Pengakuisisi yang membeli divisi, bukan perusahaan
secara keseluruhan, mengalami kemungkinan yang
lebih besar memperoleh respon positif. Beberapa
alasan: (1) data harga pasar perusahaan keseluruhan
yang bisa dipakai dasar negosiasi relatif kurang, dan
(2) integrasi divisi bisa dilakukan lebih cepat.
3.Pengakuisisi yang baik. Pengakuisisi yang baik, dengan
ROIC di atas rata-rata industri, akan mempunyai
kemungkinan reaksi yang positif, sementara yang
dibawah akan mengalami penurunan harga saham.
Bandingkan dengan karakteristik akuisisi yang tidak sukses
berikut ini.
1.Kandidat discreen dengan basis pertumbuhan
perusahaan dan industri
2.Satu atau dua ditolak dengan analisis DCF
3.Frustrasi masuk, tekanan untuk deal semakin tinggi,
DCF dirusak oleh eskpektasi sinergi yang tak realistis
4.Deal dijalankan dengan premi yang terlalu tinggi
5.Pos-akuisisi menunjukkan bahwa sinergi ternyata
ilusi
4.4.2. Hasil Ex-post
Hasil ex-post memfokuskan merjer dan akuisisi dengan
menggunakan data masa lalu. Studi oleh McKinsey
terhadap 116 akuisisi di US dan UK. 61% gagal, 23%
sukses. Untuk 97 sampel yang clear winners atau losers,
probabilitas sukses terbesar (45%) adalah pengakuisisi
yang membeli perusahaan yang lebih kecil dengan
kegiatan bisnis yang berkaitan.
4.5. Kenapa Merjer dan Akuisis Gagal?
Ada paling sedikit dua kemungkinan penyebabnya, yaitu:
(1) Membayar terlalu mahal
(2) Manajemen post-akuisisi yang kurang baik.
Kenapa membayar terlalu mahal?” Ada beberapa
kemungkinan jawabannya sebagai berikut ini.
1. Terlalu optimis terhadap potensi pasar
2. Overestimasi sinergi
3. Tidak memperhatikan potensi problem
4. Overbidding
5. Integrasi post-akuisisi yang kurang baik.
Langkah-langkah untuk Merjer dan Akuisisi yang sukses
adalah.
1. Langkah pre-akuisisi
Memperjelas visi bagaimana meningkatkan nilai. Tiga
jalan:
a. Memperkuat core business dengan memperoleh akses
ke konsumen baru atau produk/jasa yang komplemen
b. Memanfaatkan economic of scale (distribusi atau
manufaktur)
c. Memanfaatkan transfer teknologi.
2. Mengidentifikasi kandidat
Harus lebih aktif, jangan menunggu tawaran dari bank.
Bisa membuat semacam database, baik perusahaan
yang public atau private, target yang ideal bisa
diidentifikasi:
bisnis
yang
berkaitan,
bisa
diintegrasikan dengan lebih mudah, bisa dijangkau
harganya, dan bisa dibeli.
3. Menilai kanditat lebih mendalam
Nilai yang akan diperoleh dibandingkan dengan harga
yang akan dibayar. Sinergi dikelompokkan dalam:
a. Universal: bisa dimanfaatkan oleh setiap pengakuisisi
b. Endemic: bisa dimanfaatkan hanya oleh beberapa
pengakuisisi, misal yang sama di dalam industri
c. Unique: hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
4. Melakukan kontak, negosiasi
Melakukan kontak untuk kandidat yang utama. Sekaligus
negosiasi dan mempelajari situasi target. Negosiasi
lebih merupakan seni dibandingkan ilmu (meskipun
ada ilmunya).
5. Manajemen integrasi post-merjer
Integrasi target.
5. Penilaian dalam Merjer dan Akuisisi
Persoalan penilaian dalam merjer dan akuisisi (menaksir
nilai perusahaan yang menjadi target) pada dasarnya
sama dengan persoalan penganggaran modal dalam
keputusan investasi. Kemudian, persoalan
penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi
persoalan nilai waktu uang.
5.1. Metode Aliran Kas yang Didiskontokan:
Pendahuluan
5.2. Pendekatan Kelipatan
Alternatif penilaian lain adalah dengan menggunakan
pendekatan kelipatan (multiple approach). Basis yang
dipakai bisa berupa pendapatan bersih, earning pershare, penjualan, nilai buku, dan untuk bisnis tertentu
berdasarkan jumlah pelanggan (misal untuk TV kabel,
operator seluler). Disamping Earning, EBITDA (Earning
Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization)
juga sering dipakai (misal untuk perusahaan internet).
5.3.

Metode Aliran Kas yang Didiskontokan: Analisis
Lebih Lanjut
Variasi lain dalam metode aliran kas yang didiskontokan
adalah memasukkan biaya bunga, sehingga aliran kas
yang tersedia tidak hanya untuk pemegang saham, tetapi
juga untuk pemegang hutang. Kemudian biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC atau weighted average cost
of capital) dipakai sebagai discount rate. Cara semacam
itu punya keuntungan karena kita bisa memfokuskan
pada keterkaitan antara strategi, kebijakan, pengendalian
biaya, dan operasi perusahaan. Tentu kita bisa
memasukkan judgment sehingga persentase komponen
terhadap revenue tak harus bersifat mekanis. Keuntungan
lain adalah kita bisa melakukan uji sensitivitas, jika rasio
berubah apa efeknya terhadap nilai. Variasi lain adalah
menggunakan EBIT (Earning Befor Interest and Taxes).
6. Strategi dan Taktik Merjer dan Akuisisi
Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau
menggabungkan diri dengan perusahaan lain, maka ia
akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya,
jika perusahaan yang diincar (target) tidak mau dibeli
atau bergabung, maka perusahaan tersebut bisa
mengembangkan langkah-langkah mempertahankan
diri dari serangan tersebut.
6.1. Strategi dan Taktik Ofensif
Pertama perusahaan bisa melakukan langkah awal dengan
jalan membeli saham perusahaan target (yang akan
dibeli) melalui pasar saham.
Langkah berikutnya, perusahaan bisa melakukan tender
offer atau tetap melakukan pembelian di pasar saham.
Dalam tender offer, perusahaan mengumumkan akan
membeli saham dengan harga tertentu. Perusahan juga
bisa melakukan kombinasi antara keduanya, bisa juga
digabungkan dengan kontes proksi. Dalam kontes proksi,
perusahaan membujuk pemegang saham lain untuk
mewakilkan suaranya kepada perusahaan pengakuisisi.
Beberapa strategi dikembangkan untuk membantu ofensif
merjer/akuisisi, seperti LBO (leveraged buy out, yaitu
membeli perusahaan lain dengan menggunakan hutang
yang tinggi), junk bond (obligasi yang tidak dirating
karena risikonya tinggi).
6.2. Strategi dan Taktik Defensif
Strategi Pencegahan
Secara umum, strategi pencegahan bertujuan menjadikan
target menjadi tidak menarik untuk diambil alih oleh
perusahaan lain. Ketidakmenarikan tersebut bisa
dilakukan dengan beberapa cara.
Berikut ini karakteristik perusahaan yang punya potensi
tinggi untuk diambil alih (bukan perusahaan yang baik):
• Q-rasio yang rendah
• Neraca yang sangat likuid, dengan excess cash yang
besar
• Rasio P/EPS yang rendah
• Anak perusahaan atau aset yang bisa dijual tanpa
menggangu aliran kas
• Kepemilikan manajemen yang rendah.
Perusahaan bisa menghindari akuisisi dengan menjadi
perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih.
Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh:
• Menaikkan hutang untuk membeli saham sehingga
terkonsentrasi
• Menaikkan dividen
• Perjanjian hutang: pembayaran dipercepat jika terjadi
takeover
• Invest excess cash ke proyek dengan NPV positif
• Beli perusahaan lain
• Undervalue asset: sell-off atau restrukturisasi untuk
meningkatkan nilai.
Mengamati Perdagangan Saham. Perusahaan bisa secara
kontinyu mengamati perdagangan saham. Jika ada tandatanda akumulasi saham, apakah ada pihak yang sengaja
mengakumulasi saham. Monitoring bisa dilakukan
dengan mengamati volume perdagangan harian.
Perubahan pada AD/ART. Perusahan bisa menetapkan
beberapa peraturan dalam AD/ART yang bertujuan
untuk mempersulit pengambilalihan. Sebagai contoh,
perusahaan bisa menetapkan bahwa penggabungan
perusahaan harus disetujui oleh minimal 90% pemegang
saham (super majority provision).
Poison Pills. Poison pill adalah tehnik dimana pemegang
saham perusahaan target mempunyai hak untuk membeli
perusahaan target (tipe flip-in) atau membeli perusahaan
pengakuisisi (flip-over) jika terjadi upaya
pengambilalihan.
Golden Parachute (GP). GP merupakan perjanjian, dimana
jika perusahaan diambilalih, maka manajer akan diberi
pesangon yang besar jika dia disingkirkan (biasanya
manajer
target
akan
dilepas
jika
terjadi
pengambilalihan).
Strategi Pertahanan Aktif:
Litigations: Target bisa menghindari pengambilalihan
melalui jalur hukum. Target bisa antitrust, discolure
tidak cukup, fraud.
Greenmail. Pembelian blok saham dari pemegang saham
tertentu dengan premium. Transaksi tersebut disertai
dengan perjanjian bahwa pemegang saham tertentu
tersebut
akan
berhenti
melakukan
upaya
pengambilalihan perusahaan untuk jangka waktu tertentu
(misal, selama 10 tahun). Perjanjian tersebut dinamakan
sebagai standstill agreement.
Pac Man Defense. Dalam strategi ini, perusahaan target
melakukan pembalasan dengan jalan membeli bidder.
Strategi tersebut akan efektif jika target lebih besar
dibandingkan dengan pengakuisisi. Strategi tersebut bisa
menjadi tidak terkendali, karena keduanya akan
mengeluarkan biaya yang besar untuk saling
“menggigit”.
White knight. Target mungkin tidak suka dengan calon
pengakuisisi. Target bisa mencari partner yang lebih
friendly (dipilih), mungkin karena lebih cocok atau janji
tidak memecah target, kemudian dijadikan partner untuk
menggagalkan upaya pengambilalihan oleh pihak yang
tidak disukai oleh target. Misal, target menjual sahamnya
ke white knight tersebut, sehingga kendali ada ditangan
target dan white knight.
White squire. Berbeda dengan white knight, dalam white
squire, partner tidak perlu memiliki kontrol (memiliki)
atas target. Target menjual blok saham kepada white
squire, kemudian partner tersebut akan mendukung
manajemen dari perusahaan target.

Contenu connexe

Tendances

Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiYasmin Pambudi Putri
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porterAdityoDwinanto
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointFarrelfebrinal
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisEko Mardianto
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 

Tendances (20)

Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit Bisnis
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 

Similaire à Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi

Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdf
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdfPPL IKPI Merger SPIN OFF.pdf
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdfrichardagungk
 
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1. tujuan dan fungsi manajemen keuanganRatih Aryati
 
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)syafii_ahmad
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeuluePutra Meunafa
 
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan Fungsi
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan FungsiManajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan Fungsi
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan FungsiNadya Febrina Suci Utami
 
Laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasiLaporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasikhajen
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANkecepirit
 
Merger dan Akuisisi _ Materi Training "Business Analysis and Valuation"
Merger dan Akuisisi _ Materi Training  "Business Analysis and Valuation" Merger dan Akuisisi _ Materi Training  "Business Analysis and Valuation"
Merger dan Akuisisi _ Materi Training "Business Analysis and Valuation" Kanaidi ken
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...Universitas Mercu Buana
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Lia Ivvana
 
Norma Selestia-43222120010-TM07.docx
Norma Selestia-43222120010-TM07.docxNorma Selestia-43222120010-TM07.docx
Norma Selestia-43222120010-TM07.docxNormaSelestia
 
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah Assagaf
 

Similaire à Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi (20)

Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdf
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdfPPL IKPI Merger SPIN OFF.pdf
PPL IKPI Merger SPIN OFF.pdf
 
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
Implementasi manajemen keuangan pada perusahaan (pertemuan 13)
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
 
Artikel arief
Artikel ariefArtikel arief
Artikel arief
 
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan Fungsi
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan FungsiManajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan Fungsi
Manajemen Keuangan: Pengertian, Peran, dan Fungsi
 
Laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasiLaporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
 
Merger dan Akuisisi _ Materi Training "Business Analysis and Valuation"
Merger dan Akuisisi _ Materi Training  "Business Analysis and Valuation" Merger dan Akuisisi _ Materi Training  "Business Analysis and Valuation"
Merger dan Akuisisi _ Materi Training "Business Analysis and Valuation"
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Gcg theory of the firm
Gcg theory of the firmGcg theory of the firm
Gcg theory of the firm
 
Merger dan akuisisi
Merger dan akuisisiMerger dan akuisisi
Merger dan akuisisi
 
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...
Sm, rinalto hutabarat, hapzi ali, vision and company mission, longterm object...
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01
 
Norma Selestia-43222120010-TM07.docx
Norma Selestia-43222120010-TM07.docxNorma Selestia-43222120010-TM07.docx
Norma Selestia-43222120010-TM07.docx
 
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
 

Plus de Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 

Plus de Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi

  • 1. BAB 27 MERJER DAN AKUISISI 1. Takeover, Merjer, dan Akuisisi: Pendahuluan Takeover merupakan istilah yang lebih umum yang mengacu pada transfer kendali suatu perusahaan dari satu kelompok investor ke kelompok investor lain. Pengambilalihan bisa dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: (1) akuisisi, (2) kontes proksi, dan (3) going private. 1.1. Bentuk-bentuk Akuisisi: (1) Merjer dan akuisisi, (2) Akuisisi saham, dan (3) Akuisisi aset.
  • 2. 1.1. Merjer dan Akuisisi: Beberapa Istilah Merjer: Satu perusahaan diabsorpsi oleh perusahaan lain. Pengakuisisi mempertahankan nama dan identitasnya, dan mengambil alih aset dan kewajiban perusahaan yang diakuisis. Akuisisi:Mirip dengan merjer, kecuali perusahaan baru akan terbentuk. Pengakuisisi dan yang diakuisisi ‘hilang’ dan menjadi perusahaan baru. Akuisisi Saham: membeli saham dengan hak voting (voting stock) dengan kas, saham, atau sekuritas lainnya. Private Offer: Tidak langsung ke pemegang saham, misal ke manajemen Tender Offer: Penawaran publik untuk membeli saham dari perusahaan target
  • 3. Akuisisi Aset: membeli semua aset perusahaan yang diakuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham perusahaan yang menjual diperlukan. Pendekatan ini menghindari problem pemegang saham minoritas seperti pada situasi akuisisi saham. Merjer dan akuisis bisa menjadi alat realokasi sumber daya dan untuk menjalankan strategi perusahaan. 1.2. Analisis Keputusan Merjer dan Akuisisi: Kerangka Awal Misalkan perusahaan X ingin membeli perusahaan Y. Dari sudut pandang X, keputusan pembelian Y bisa dilihat sebagai keputusan penganggaran modal biasa. Keputusan tersebut layak dilakukan jika NPV (Net Present Value) dari keputusan tersebut adalah positif. Sebaliknya, jika NPV dari keputusan tersebut negatif.
  • 4. Membeli perusahaan lain tidak sama dengan membeli pabrik atau peralatan tertentu. Beberapa hal yang membedakan pembelian perusahaan dari pembelian pabrik, seperti masalah akuntansi, pajak, hukum, dan masalah menggabungkan dua unit yang bisa berbeda satu sama lain. Sukses tidaknya suatu proyek pembelian perusahaan akan tergantung banyak hal, yang lebih kompleks dibandingkan dengan sukses tidaknya keputusan investasi biasa. Analisis merjer dan akuisisi bisa dimulai dengan mengidentifikasi PV manfaat dan PV biaya. Manfaat diperoleh dari sinergi atau penghematan lainnya, yang muncul dari penggabungan dua unit usaha tersebut.
  • 5. Istilah sinergi sering dilambangkan sebagai 1 + 1 = 3, bukannya 2. Tambahan satu diperoleh dari sinergi yang dihasilkan. Misalkan nilai X dan nilai Y adalah PVX dan PVY, nilai gabungan X dan Y diberi simbol PVXY. Manfaat akan diperoleh jika PVXY > ( PVX + PVY). Manfaat = PVXY – (PVX + PVY) Jika manfaat bernilai positif, maka merjer secara ekonomis bisa dilakukan. Biaya muncul dari upaya memperoleh Y. Misalkan Y dibeli dengan menggunakan kas. Biaya bisa dihitung sebagai berikut ini. Biaya = Kas – PVX
  • 6. NPV dari merjer tersebut dengan demikian bisa dihitung sebagai: NPV = Manfaat – Biaya PVY) ] – [ Kas – PVX ] = [ PVXY – (PVX + Jika NPV adalah positif, maka merjer tersebut layak dilakukan. Perhatikan bahwa sudut pandang tersebut adalah perusahaan X. Dengan demikian manfaat dan biaya yang dihitung adalah yang akan diperoleh/ditanggung oleh perusahaan X. Dalam merjer dan akuisisi, manfaat akan dibagi untuk X dan Y.
  • 7. 2. Implementasi dan Manajemen Merjer dan Akuisisi Merjer dan Akuisisi yang baik harus sesuai dengan kerangka proses perencanaan strategis perusahaan/organisasi. Merjer dan akuisisi bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu perusahaan. Dalam kerangka proses strategi, dan kaitannya antara strategi dan struktur, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merjer dan akuisisi yang baik adalah sebagai berikut ini. Langkah-langkah tersebut bisa dikelompokan kedalam strategi, transaksi, dan implementasi. 1. Proses strategis untuk pertumbuhan nilai 2. Analisis karakteristik industri 3. Sistem organisasi perusahaan 4. Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai
  • 8. 5. Proses pencarian 6. Melihat potensi ekonomis melalui sinergi 7. Meliat potensi ekonomis melalui restrukturisasi 8. Due diligence – hukum dan bisnis 9. Faktor budaya 10. Penilaian 11. Negosiasi 12. Struktur deal 13. Impelementasi 14. Review dan proses baru lagi. Langkah-langkah tersebut merupakan langkah yang sifatnya interaktif satu sama lainnya (berkaitan).
  • 9. Proses strategis mempunyai karakteristik berikut ini: (1) Melakukan analisis lingkungan meliputi analisis teknologi baru, industri baru, pesaing baru atau bentuk persaingan baru, (2) Kemampuan, misi, dan interaksinya dengan lingkungan, dilihat dari sudut pandang perusahaan, (3) Tujuan perusahaan, (4) Penekanan pada proses, kebutuhan akan koordinasi dan konsistensi, (5) Pengakuan akan kebutuhan untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan (6) Integrasi perencanaan kedalam sistem kompensasi. Proses strategi bisa dipandang sebagai mengerjakan sesuatu agar gap strategis bisa dihilangkan (antara kebutuhan di masa mendatang dengan yang ada sekarang ini). Alternatif lain untuk melihat proses strategi adalah upaya agar aliansi perusahaan dengan lingkungannya dan konstituennya semakin efektif.
  • 10. Perusahaan perlu mencari beberapa alternatif untuk pertumbuhan nilai seperti pertumbuhan internal maupun eksternal. Pertumbuhan eksternal bisa dicapai melalui merjer dan akuisisi. 4. Merjer dan Akuisisi yang Baik dan yang Tidak Baik 4.1. Alasan yang Masuk Akal (Benar) 4.1.1. Skala Ekonomi Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih besar, lebih baik”. Contoh, jika kita memesan barang dalam jumlah besar, kita akan memperoleh potongan kuantitas, atau harga yang lebih rendah. Jika kita ingin menyewa tenaga profesional, maka volume penjualan perusahaan harus cukup besar untuk bisa memanfaatkan tenaga profesional tersebut.
  • 11. Meskipun skala ekonomi bisa menjadi alasan merjer, tetapi skala ekonomi bisa dicapai tidak harus melalui merjer. Bahkan dalam beberapa situasi, cara terbaik untuk mencapai skala ekonomi jutsru bukan melalui merjer. Dalam merjer, jika penggabungan (pengintegrasian) tidak bisa dilakukan dengan baik, maka unit usaha yang bergabung tersebut barangkali akan berjalan sendiri, dan tidak bisa memanfaatkan skala ekonomi. 4.1.2. Pengendalian Beberapa perusahaan melakukan merjer untuk memperoleh pengendalian yang lebih baik terhadap jalur produksi/distribusi. Merjer vertikal dilakukan biasanya dengan tujuan semacam itu.
  • 12. 4.1.3. Pajak Merjer bisa dilakukan dengan tujuan memanfaatkan penghematan pajak. Misalkan perusahaan yang membeli atau yang dibeli mengalami akumuluasi kerugian yang cukup besar. Akumulasi kerugian tersebut, jika tidak dimanfaatkan tidak bisa dipakai untuk mengurangi pajak. Merjer juga memunculkan potensi restrukturisasi aset dengan, misal, menghapus aset tertentu (write off). Penghapusan bisa dilakukan dengan menambah depresiasi.
  • 13. 4.1.4. Menggabungkan Sumber Daya Perusahaan bisa membeli perusahaan lain yang mempunyai sumber daya yang bisa komplemen (melengkapi) sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan pembeli. Sebagai contoh, Microsoft membeli software yang bisa melakukan pengecekan grammar bahasa Inggris (apakah bahasa Inggris yang ditulis sudah baik atau belum, apakah kata-katanya sudah benar apa belum). 4.1.5. Menghilangkan Ketidakefisienan Jika manajer tidak kompeten menjalankan perusahaannya, perusahaan menjadi tidak efisien. Merjer atau akuisisi menjadi alternatif untuk menghilangkan manajer yang tidak kompeten.
  • 14. 4.1.6. Memaksa Pendistribusian Kas Merjer dan akuisisi merupakan salah satu cara untuk memaksa manajer membayar kas ke pemegang saham atau investors lainnya (misal pemegang hutang). 4.2. Alasan yang Tidak Masuk Akal 4.2.1. Diversifikasi Diversifikasi bisa mengurangi risiko. Tetapi dari sisi investor, diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak bernilai karena investor bisa melakukannya secara langsung (level personal) dengan relatif mudah. Sebagai contoh, dengan menggabungkan sekitar 15-20 saham bisa diperoleh portofolio yang bisa menghapus sebagian besar risiko.
  • 15. 4.2.2. Meningkatkan Pertumbuhan Petumbuhan akan memperbesar perusahaan. Tetapi tanpa peningkatan efisiensi atau sinergi, maka tidak ada pengaruh positif terhadap pemegang saham. 4.2.3. Meningkatkan EPS Tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang tidak masuk akal, karena peningkatan EPS belum tentu memberikan nilai tambah terhadap pemegang saham. Peningkatan EPS tanpa melalui peningkatan efisiensi/sinergi hanya akan menciptakan perangkap bagi perusahaan, karena untuk meningkatkan EPS, maka hanya bisa dilakukan melalui merjer.
  • 16. 4.3. Alasan Lainnya yang Tidak Nampak Salah satu motif adalah keinginan manajer untuk mempertahankan sumber daya perusahaan. Caranya adalah dengan membeli perusahaan lain, yang berarti kas tidak jatuh ke tangan pihak lain. Tentu saja merjer dan akuisisi dengan motif semacam itu bukanlah merjer yang baik bagi pemegang saham. Perusahaan yang suka melakukan merjer semacam itu pada akhirnya menjadi target akuisisi oleh perusahaan lain. Dengan demikian merjer dan akuisisi bisa dipandang sebagai pemecahan terhadap agency problem of free cash flow di satu sisi. Di sisi lain, agency problem of free cash flow bisa menyebabkan merjer dan akuisisi yang tidak sehat.
  • 17. 4.4. Siapa Untung, Siapa Rugi dari Merjer dan Akuisisi? Studi untuk melihatnya bisa menggunakan dua kerangka yaitu kerangka ex-ante (masa depan) dan ex-post (masa lalu). 4.4.1. Studi Ex-ante Melihat reaksi harga saham. Studi tersebut biasa dilakukan oleh kalangan akademisi. Asumsi: pasar efisien, bisa memperkirakan potensi sinergi, harga yang dibayar, kemampuan integrasi.
  • 18. Berikut ini beberapa ciri transaksi merjer dan akuisisi yang baik. 1.Penciptaan nilai yang lebih besar. Jika penciptaan nilai dalam transaksi cukup signifikan, maka probabilitas untuk transaksi yang sukses akan semakin besar. 2.Premium yang dibayarkan rendah. Pengakuisisi yang membayar premium rendah (10% atau tidak ada premium) akan mengalami tiga kali lebih besar kemungkinan memperoleh reaksi positif dari pasar. Pengakuisisi yang membeli divisi, bukan perusahaan secara keseluruhan, mengalami kemungkinan yang lebih besar memperoleh respon positif. Beberapa alasan: (1) data harga pasar perusahaan keseluruhan yang bisa dipakai dasar negosiasi relatif kurang, dan (2) integrasi divisi bisa dilakukan lebih cepat.
  • 19. 3.Pengakuisisi yang baik. Pengakuisisi yang baik, dengan ROIC di atas rata-rata industri, akan mempunyai kemungkinan reaksi yang positif, sementara yang dibawah akan mengalami penurunan harga saham. Bandingkan dengan karakteristik akuisisi yang tidak sukses berikut ini. 1.Kandidat discreen dengan basis pertumbuhan perusahaan dan industri 2.Satu atau dua ditolak dengan analisis DCF 3.Frustrasi masuk, tekanan untuk deal semakin tinggi, DCF dirusak oleh eskpektasi sinergi yang tak realistis 4.Deal dijalankan dengan premi yang terlalu tinggi 5.Pos-akuisisi menunjukkan bahwa sinergi ternyata ilusi
  • 20. 4.4.2. Hasil Ex-post Hasil ex-post memfokuskan merjer dan akuisisi dengan menggunakan data masa lalu. Studi oleh McKinsey terhadap 116 akuisisi di US dan UK. 61% gagal, 23% sukses. Untuk 97 sampel yang clear winners atau losers, probabilitas sukses terbesar (45%) adalah pengakuisisi yang membeli perusahaan yang lebih kecil dengan kegiatan bisnis yang berkaitan. 4.5. Kenapa Merjer dan Akuisis Gagal? Ada paling sedikit dua kemungkinan penyebabnya, yaitu: (1) Membayar terlalu mahal (2) Manajemen post-akuisisi yang kurang baik.
  • 21. Kenapa membayar terlalu mahal?” Ada beberapa kemungkinan jawabannya sebagai berikut ini. 1. Terlalu optimis terhadap potensi pasar 2. Overestimasi sinergi 3. Tidak memperhatikan potensi problem 4. Overbidding 5. Integrasi post-akuisisi yang kurang baik.
  • 22. Langkah-langkah untuk Merjer dan Akuisisi yang sukses adalah. 1. Langkah pre-akuisisi Memperjelas visi bagaimana meningkatkan nilai. Tiga jalan: a. Memperkuat core business dengan memperoleh akses ke konsumen baru atau produk/jasa yang komplemen b. Memanfaatkan economic of scale (distribusi atau manufaktur) c. Memanfaatkan transfer teknologi.
  • 23. 2. Mengidentifikasi kandidat Harus lebih aktif, jangan menunggu tawaran dari bank. Bisa membuat semacam database, baik perusahaan yang public atau private, target yang ideal bisa diidentifikasi: bisnis yang berkaitan, bisa diintegrasikan dengan lebih mudah, bisa dijangkau harganya, dan bisa dibeli. 3. Menilai kanditat lebih mendalam Nilai yang akan diperoleh dibandingkan dengan harga yang akan dibayar. Sinergi dikelompokkan dalam: a. Universal: bisa dimanfaatkan oleh setiap pengakuisisi b. Endemic: bisa dimanfaatkan hanya oleh beberapa pengakuisisi, misal yang sama di dalam industri c. Unique: hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
  • 24. 4. Melakukan kontak, negosiasi Melakukan kontak untuk kandidat yang utama. Sekaligus negosiasi dan mempelajari situasi target. Negosiasi lebih merupakan seni dibandingkan ilmu (meskipun ada ilmunya). 5. Manajemen integrasi post-merjer Integrasi target. 5. Penilaian dalam Merjer dan Akuisisi Persoalan penilaian dalam merjer dan akuisisi (menaksir nilai perusahaan yang menjadi target) pada dasarnya sama dengan persoalan penganggaran modal dalam keputusan investasi. Kemudian, persoalan penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi persoalan nilai waktu uang.
  • 25. 5.1. Metode Aliran Kas yang Didiskontokan: Pendahuluan 5.2. Pendekatan Kelipatan Alternatif penilaian lain adalah dengan menggunakan pendekatan kelipatan (multiple approach). Basis yang dipakai bisa berupa pendapatan bersih, earning pershare, penjualan, nilai buku, dan untuk bisnis tertentu berdasarkan jumlah pelanggan (misal untuk TV kabel, operator seluler). Disamping Earning, EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) juga sering dipakai (misal untuk perusahaan internet).
  • 26. 5.3. Metode Aliran Kas yang Didiskontokan: Analisis Lebih Lanjut Variasi lain dalam metode aliran kas yang didiskontokan adalah memasukkan biaya bunga, sehingga aliran kas yang tersedia tidak hanya untuk pemegang saham, tetapi juga untuk pemegang hutang. Kemudian biaya modal rata-rata tertimbang (WACC atau weighted average cost of capital) dipakai sebagai discount rate. Cara semacam itu punya keuntungan karena kita bisa memfokuskan pada keterkaitan antara strategi, kebijakan, pengendalian biaya, dan operasi perusahaan. Tentu kita bisa memasukkan judgment sehingga persentase komponen terhadap revenue tak harus bersifat mekanis. Keuntungan lain adalah kita bisa melakukan uji sensitivitas, jika rasio berubah apa efeknya terhadap nilai. Variasi lain adalah menggunakan EBIT (Earning Befor Interest and Taxes).
  • 27. 6. Strategi dan Taktik Merjer dan Akuisisi Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan perusahaan lain, maka ia akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya, jika perusahaan yang diincar (target) tidak mau dibeli atau bergabung, maka perusahaan tersebut bisa mengembangkan langkah-langkah mempertahankan diri dari serangan tersebut. 6.1. Strategi dan Taktik Ofensif Pertama perusahaan bisa melakukan langkah awal dengan jalan membeli saham perusahaan target (yang akan dibeli) melalui pasar saham.
  • 28. Langkah berikutnya, perusahaan bisa melakukan tender offer atau tetap melakukan pembelian di pasar saham. Dalam tender offer, perusahaan mengumumkan akan membeli saham dengan harga tertentu. Perusahan juga bisa melakukan kombinasi antara keduanya, bisa juga digabungkan dengan kontes proksi. Dalam kontes proksi, perusahaan membujuk pemegang saham lain untuk mewakilkan suaranya kepada perusahaan pengakuisisi. Beberapa strategi dikembangkan untuk membantu ofensif merjer/akuisisi, seperti LBO (leveraged buy out, yaitu membeli perusahaan lain dengan menggunakan hutang yang tinggi), junk bond (obligasi yang tidak dirating karena risikonya tinggi).
  • 29. 6.2. Strategi dan Taktik Defensif Strategi Pencegahan Secara umum, strategi pencegahan bertujuan menjadikan target menjadi tidak menarik untuk diambil alih oleh perusahaan lain. Ketidakmenarikan tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini karakteristik perusahaan yang punya potensi tinggi untuk diambil alih (bukan perusahaan yang baik): • Q-rasio yang rendah • Neraca yang sangat likuid, dengan excess cash yang besar • Rasio P/EPS yang rendah • Anak perusahaan atau aset yang bisa dijual tanpa menggangu aliran kas • Kepemilikan manajemen yang rendah.
  • 30. Perusahaan bisa menghindari akuisisi dengan menjadi perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih. Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh: • Menaikkan hutang untuk membeli saham sehingga terkonsentrasi • Menaikkan dividen • Perjanjian hutang: pembayaran dipercepat jika terjadi takeover • Invest excess cash ke proyek dengan NPV positif • Beli perusahaan lain • Undervalue asset: sell-off atau restrukturisasi untuk meningkatkan nilai.
  • 31. Mengamati Perdagangan Saham. Perusahaan bisa secara kontinyu mengamati perdagangan saham. Jika ada tandatanda akumulasi saham, apakah ada pihak yang sengaja mengakumulasi saham. Monitoring bisa dilakukan dengan mengamati volume perdagangan harian. Perubahan pada AD/ART. Perusahan bisa menetapkan beberapa peraturan dalam AD/ART yang bertujuan untuk mempersulit pengambilalihan. Sebagai contoh, perusahaan bisa menetapkan bahwa penggabungan perusahaan harus disetujui oleh minimal 90% pemegang saham (super majority provision). Poison Pills. Poison pill adalah tehnik dimana pemegang saham perusahaan target mempunyai hak untuk membeli perusahaan target (tipe flip-in) atau membeli perusahaan pengakuisisi (flip-over) jika terjadi upaya pengambilalihan.
  • 32. Golden Parachute (GP). GP merupakan perjanjian, dimana jika perusahaan diambilalih, maka manajer akan diberi pesangon yang besar jika dia disingkirkan (biasanya manajer target akan dilepas jika terjadi pengambilalihan). Strategi Pertahanan Aktif: Litigations: Target bisa menghindari pengambilalihan melalui jalur hukum. Target bisa antitrust, discolure tidak cukup, fraud. Greenmail. Pembelian blok saham dari pemegang saham tertentu dengan premium. Transaksi tersebut disertai dengan perjanjian bahwa pemegang saham tertentu tersebut akan berhenti melakukan upaya pengambilalihan perusahaan untuk jangka waktu tertentu (misal, selama 10 tahun). Perjanjian tersebut dinamakan sebagai standstill agreement.
  • 33. Pac Man Defense. Dalam strategi ini, perusahaan target melakukan pembalasan dengan jalan membeli bidder. Strategi tersebut akan efektif jika target lebih besar dibandingkan dengan pengakuisisi. Strategi tersebut bisa menjadi tidak terkendali, karena keduanya akan mengeluarkan biaya yang besar untuk saling “menggigit”. White knight. Target mungkin tidak suka dengan calon pengakuisisi. Target bisa mencari partner yang lebih friendly (dipilih), mungkin karena lebih cocok atau janji tidak memecah target, kemudian dijadikan partner untuk menggagalkan upaya pengambilalihan oleh pihak yang tidak disukai oleh target. Misal, target menjual sahamnya ke white knight tersebut, sehingga kendali ada ditangan target dan white knight.
  • 34. White squire. Berbeda dengan white knight, dalam white squire, partner tidak perlu memiliki kontrol (memiliki) atas target. Target menjual blok saham kepada white squire, kemudian partner tersebut akan mendukung manajemen dari perusahaan target.