Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Lindya 1113500111
1. Nama : Lindya Fatkha
NPM : 1113500111
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Dalam sebuah institusi kelembagaan sosok seorang pemimpin sangatlah penting untuk
dapat mengongtrol anggota maupun program kerja yang telah di buat sehingga akan tercapai
sebuah tujuan yang diharapkan.
Untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik tentu kita harus mengerti apa itu dan
tugas kepemimpinan. Menurut Purwanto (1993:27) kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat – sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk
dijadikan sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas – tugas yang di bebabkan kepadanya dengan rela, penuh semangat dan
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Model – model kepemimpinan, beberapa model kepemimpinan yang ada disini adalah
model kepemimpinan kontingen fielder, model kepemimpinan tiga dimensi, dan model
kepemimpinan lima factor.
Tipe dan gaya kepemimpin bermacam – macam, adapun gaya yang pokok atau dapat juga
disebut ekstrim ada tiga, yaitu : (1) kepemimpinan yang otokratis/diktaktor (2) kepemimpinan
yang laissez faire, (3) kepemimpinan yang demokratis.
Setiap orang yang di angkat pemimpin didasarkan atas kelebihan – kelebihan yang
dimilikinya dari pada orang – orang yang dipimpi. Untuk menjadi pemimpin di perlukan adanya
syarat – syarat tertentu, yang syarat dan sifatnya bebeda sesuai dengan apa yang di pimpinnya.
Dalam kepemimpinan pendidikan syarat dan sifat yang harus dimiliknya yaitu:
a. Rendah hati dan sederhana
b. Suka menolong
c. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
d. Percaya kepada diri sendiri
e. Jujur, adil, dan dapat di percaya
2. f. Keahlian dalam jabatan.
Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab terhadap kepemimpinannya.
Demikian pula pemimpin pendidikan. Seorang inspektur pendidikan sudah tentu memikul
tanggung jawab yang lebih besar dan luas dan berat dari pada kepala sekolah. Begitu pula kepala
sekolah yang memiliki tanggung jawab lebih besar dibandingkan dengan seorang guru.
Tugas kepala sekolah, di samping mengatur jalannya sekolah, juga harus dapat bekerja
sama dan berhubungan erat dengan masyarakat, membangun dan memelihara kekompakan dan
persatuan antara guru – guru dan pegawai serta murid – muridnya, mengembangkan kurikulum
serta mengetahui rencana sekolah dan bagaimana rencana menjalankannya.
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Supervise dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan
bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau tehnik sepervisi dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan tehnik kelompok.
1. Tehnik perorangan
a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
b. Mengadakan kunjungan observasi
c. Membimbing guru – guru tentang cara mempelajari pribadi siswa dan atau
mengatasi problem yang dialami siswa.
d. Membimbing guru – guru dalam hal – hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
kurikulum di sekolah
2. Teknik kelompok
a. Mengadakan pertemuan atau rapat
b. Mengadakan diskusi kelompok
c. Mengadakan penataran – penataran
Mutu adalah perasaan menghargai bahwa sesuatu lebih baik daripada yang lain. Perasaan
iyu berubah sepanjang waktu dan berubah dari generasi ke generasi, serta bervariasi dengan
aspek aktivitas manusia.
Mutu juga berarti memfokuskan pada kemampuan menghasilkan produk dan jasa yang
semakin lebih baik dengan harga yang semakin bersaing.
3. Kepemimpinan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut
http://www.taqwimislaminya.com/index.php/en Kemampuan pemimpin dalam menciptakan visi
dan menerjemahkannya pada kenyataan yang disebut visionary leadership merupakan sasaran
yang menarik sehingga terjadi komitmen dan seluruh personel untuk meraihnya. Pemimpin harus
merumuskan visi sendiri dengan melibatkan orang atau tim untuk membantu merumuskannya.
Visi dapat memuat sasaran kuantitatif misalnya target yang dinyatakan dengan prosentasi.
Pedoman pembentukan visi seorang pemimpin sekolah mencakup :
a. Gambaran tentang masa depan sekolah yang diinginkan.
b. Visi akan membentuk pandangan pemimpin tentang apa yang menyebabkan
keunggulan sekolah.
c. Gambaran sekolah yang diinginkan sekolah dan masyarakat.
d. Proses perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan terbaik yang ingin di
capai.
Kunci keberhasilan suatu madrasah pada hakekatnya terletak pada efisiensi dan
efektivitas penampilan seorang kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
berhasilnya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakan bawahan kearah pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala madrasah bertanggung jawab
melaksanakan fungsi – fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim madrasah yang kondusif bagi terlaksananya proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tanggung jawab ini tidak serta merta hanya kepala
sekolah tetapi tanggung jawab para stakeholder, para pengguna pendidikan secara langsung
maupun tidak langsung.
Karakteristik kepemimpinan visioner tersebut terdapat 10 kompetensi yang harus dimiliki
oleh pemimpin visioner, yaitu sebgai berikut :
a. Visualizing, yaitu mempunyai gambaran yang jelas terhadap apa yang hendak dicapai
dan mempunyai gambaran kapan hal itu akan dicapai.
b. Futuristic thinking, yaitu pemimpin visioner tidak hanya memikirkan dimana posisi
bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan dimana posisi yang diinginkan pada
masa yang akan datang
c. Showing Foresight, yaitu perencanaan yang dapat memperkirakan masa depan.
d. Proactive Planning, yaitu menetapkan sasaran.
4. Pada dasarnya untuk meningkatkan sebuah mutu dalam pendidikan perlu adanya kepedulian
dan peran yang signifikan dai pemimpin pendidikan maupun struktur – struktur yang ada di
bawahnya.
Daftar Pustaka
http://www.taqwimislami.com/index.php/en/20-frontpage/581-kepemimpinan-kepala
sekolah dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan-bagian-2/diunduh/21/04/2015.
http://www.wikipedia/pengertian-mutu/21/04/2015
Purwanto, Ngalim. 1993. Administrasi dan supervise pendidikan. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya