SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
Kebutuhan Gizi pada Pasien dengan
Berbagai Gangguan Sistem Tubuh
Semester 01
Kegiatan Belajar III
DIET PADA PENYAKIT
SALURAN PENCERNAAN
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa
pencernaan
Saluran cerna
Penyakit Saluran
Diet Disfagia. Disfagia adalah kesulitan menelan
karena adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna
Pencernaan
1
1) Menurunkan risiko aspirasi akibat
masuknya makanan ke dalam saluran
pernafasan,
Tujuan Diet Disfagia
2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat
gizi dan cairan.
1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya
2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering
diberikan
3) Cukup cairan
4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan
menelan, diberikan secara bertahap
Syarat diet Disfagia
5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan aspirasi
6) Cara pemberian makanan dapat per oral
atau melalui pipa atau sonde
Syarat diet Disfagia
Suatu keadaan muntah dan buang air
besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada saluran cerna.
DietPasca Hematemisis-Melena
“ “
Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan
istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan
ulang, dan mencegah aspirasi,
Diet
Tujuan
Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
1
2
Tidak merangsang saluran cerna
Syarat Diet
Pasca Hematemisis-Melena
Tidak meninggalkan sisa
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral
saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat
pada saluran cerna
Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau
duodenum sudah tidak ada
1
2
3
4
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis,
ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan
“dumping syndrome” dan kanker lambung
Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
Memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.
Tujuan Diet
Penyakit lambung
Syarat Diet
Penyakit Lambung
1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan
2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya
3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara
bertahap
5) Cairan cukup, terutama bila ada
muntah.
6) Tidak mengandung bahan
makanan atau bumbu yang tajam,
baik secara termis, mekanis,
maupun kimia
7) Laktosa rendah bila ada gejala
intoleransi laktosa, umumnya tidak
di anjurkan minum susu terlalu
banyak,
8) Makan secara perlahan di
lingkunan yang tenang,
9) Pada fase akut dapat diberikan
makan parenteral saja selama 24 –
48 jam untuk member istirahat
pada lambung
Diet lambung diberikan pada pasien
dengan Gastritis, Ulkus Peptikum, Tifus
Abdominalis, dan paska bedah saluran
cerna atas.
Macam Diet
Indikasi Pemberian& “
“
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis
akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus
abdominalis berat
Diet I
Lambung
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan
dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus
pektikum atau gastritis kronis dan tifus
abdominalis ringan
Diet II
Lambung
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Dan Tidak Dianjurkan pada diet
Lambung I & II :
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat
Sumber protein hewani
Sumber protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit;
krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur.
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur,
ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur
dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu
siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis.
Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
Sirup, teh.
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong,
tales; cake, dodol,dan berbagai kue yang terlalu manis dan beremak
tinggi.
Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok
atau digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti
daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji,
nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak hewan, santan kental.
Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
LomBok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan
dari diet lambung II pada pasien dengan ukus
pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis
yang hampir sembuh
Diet III
Lambung
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan
Tidak Dianjurkan
Diet Lambung III adalah :
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat
Sumber protein hewani
Sumber protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti,
biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur
ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam,
buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan
ditumis, disetup dan diberi santan.
Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng.
Margarine, minyak untuk, santan encer.
Sirup, the encer.
Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi,
laos, saam sereh.
Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi,
singkong, tales; cake, kentang digoreng, dodol dan sebagainya.
Daging, ikan ,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi
bumbu-bumbu tajam; daging babi; telur digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang
polo.
Sayuran dikeringkan.
Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti
jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak hewan, santan kental.
Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi,
ice cream.
Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
Penyakit usus inflamatorik adalah
peradangan terutama pada ileum dan usus
besar dengan gejala diare disertai darah,
lendir, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang,
demam, dan kemungkinan terjadi steatore
(adanya lemak dalam feses)
Diet Saluran
Cerna Bawah
Diet Penyakit Usus Inflamatorik
( Inflammatory Bowel Disease )
Memperbaiki ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit,
Mengganti kehilangan zat gizi dan
memperbaiki status gizi kurang,
Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut,
Mengistirahatkan usus pada masa akut
Kolitis Ulseratif dan
Chron’s Disease
Tujuan Diet penyakit inflamasi usus
1
2
3
4
Pada fase akut dipuasakan dan diberikan makanan secara
perenteral saja,
Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap,
mulai dari bentuk cair (peroral atau perenteral), kemudian
meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat Rendah,
Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa,
Kebutuhan energi, yaitu Energi tinggi dan protein tinggi rendah
atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai
sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa
dan malabsobsi lemak,
Syarat Diet Penyakit Inflamasi Usus
1
2
3
4
Cukup cairan dan elektrolit
Menghindari makanan yang menimbulkan gas,
Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa. Jenis
diet dan Indikasi pemberian, sesuai dengan gejala penyakit, dapat
diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diet Sisa Rendah
dengan Modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak
trigliserida rantai sedang
6
7
8
Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong
kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang
terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi
pada konstipasi kronik.
Diet Penyakit
Divertikulosis
Meningkatkan volume dan konsistensi feses
Menurunkan tekanan intra luminal
Mencegah Infeksi
Tujuan DietPenyakit Divertikulosis
Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal
Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari
Serat tinggi
Syarat Diet penyakit Divertikulosis
Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa
makanan pada divertikular menyebabkan
peradangan
Diet Penyakit Divertikulitis
Mengistirahatkan usus untuk mencegah
perforasi
Mencegah akibat laksatif dari makanan
berserat tinggi.
Tujuan Diet Penyakit
Divertikulitis
Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi
cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan,
Bila ada perdarahan, dimulai dengan Makanan
Cair Jernih,
Makanan diberikan secara bertahap, mulai
dari Diet Sisa Rendah I ke iet Sisa Rendah II
dengan konsistensi yang sesuai.
Syarat Diet Penyakit
Divertikulitis
Hindari makanan yang banyak mengandung
biji-bijian kecil seperti tomat, jambu biji, dan
stroberi, yang dapat menumpuk dalam
divertikular
Bila perlu diberikan Makanan Enteral Rendah
atau Bebas Laktosa, 6) Untuk mencegah
konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.
Sumber Refrensi Gambar
http://www.animalport.com/img/Animal-Cell.jpg
http://www.daviddarling.info/images/types_of_connective_tissue.jpg
http://1.bp.blogspot.com/dJSTdklO4W0/T9Yio9nv9QI/AAAAAAAAAD4/BPHFKyV2N1c/s1600/jari
nganepitel.jpg
https://lh6.googleusercontent.com/Su9IIyURC0/TYVhUb3zzgI/AAAAAAAAABc/rOsXwzwFMKc/s6
40/MUS1ATL+%25281%2529.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://www.medicaltourismselangor.com/wpcontent/uploads/2012/07/Gastroenterology_1200
x740.jpg

Contenu connexe

Tendances

Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
Cahya
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Indri Wati
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
sis mkes
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
dinartanti
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
Cahya
 
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
pjj_kemenkes
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
suhandono
 

Tendances (19)

Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH  DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
Makanan untuk diet
Makanan untuk dietMakanan untuk diet
Makanan untuk diet
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
 
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahDiit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
 
Diet demam typhoid
Diet demam typhoidDiet demam typhoid
Diet demam typhoid
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
 
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
 
13 pesan dasar gizi seimbang 1
13 pesan dasar gizi seimbang 113 pesan dasar gizi seimbang 1
13 pesan dasar gizi seimbang 1
 
Diet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cernaDiet pada penyakit saluran cerna
Diet pada penyakit saluran cerna
 

En vedette (7)

Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 

Similaire à Modul iii gizi kb 3

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
AvianiHarfika2
 
Leaflet gastroentritis
Leaflet gastroentritisLeaflet gastroentritis
Leaflet gastroentritis
askep33
 
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
lenyjamal
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
OlaMajene
 
Food in hospitals
Food in hospitalsFood in hospitals
Food in hospitals
Hesti Arini
 
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
ArriantiFrandhiMeliz1
 
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.pptmakanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
melbrymel
 

Similaire à Modul iii gizi kb 3 (20)

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Gizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptxGizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptx
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
 
diet-penyakit-lambung_compress.pdf
diet-penyakit-lambung_compress.pdfdiet-penyakit-lambung_compress.pdf
diet-penyakit-lambung_compress.pdf
 
Leaflet gastro entritis
Leaflet gastro entritisLeaflet gastro entritis
Leaflet gastro entritis
 
Leaflet gastroentritis
Leaflet gastroentritisLeaflet gastroentritis
Leaflet gastroentritis
 
Kesehatan lambung
Kesehatan lambungKesehatan lambung
Kesehatan lambung
 
DM.pptx
DM.pptxDM.pptx
DM.pptx
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
 
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.pptMAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
 
Gizi pada lansia
Gizi pada lansiaGizi pada lansia
Gizi pada lansia
 
Food in hospitals
Food in hospitalsFood in hospitals
Food in hospitals
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
 
DIET HATI.pptx
DIET HATI.pptxDIET HATI.pptx
DIET HATI.pptx
 
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
3. ARRIANTI FRANDHI MELIZZA_MEDIA (1) DIET PASIEN SEHAT_KELAS XI ASKEP.pdf
 
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.pptmakanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
 
Presentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansiaPresentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansia
 

Plus de ljjkesehatanpael

Plus de ljjkesehatanpael (20)

Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus pelayanan kesehatan
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus pelayanan kesehatanKlb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus pelayanan kesehatan
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus pelayanan kesehatan
 
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus di populasi
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus di populasiKlb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus di populasi
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus di populasi
 
Klb 5 menentukan sumber & cara penularan
Klb 5 menentukan sumber & cara penularanKlb 5 menentukan sumber & cara penularan
Klb 5 menentukan sumber & cara penularan
 
Petunjuk penggunaan modul
Petunjuk penggunaan modulPetunjuk penggunaan modul
Petunjuk penggunaan modul
 
Membuat form input data
Membuat form input dataMembuat form input data
Membuat form input data
 
Entry data
Entry dataEntry data
Entry data
 
Dasar manajemen analisis data
Dasar manajemen analisis dataDasar manajemen analisis data
Dasar manajemen analisis data
 
Analisis data lanjutan
Analisis data lanjutanAnalisis data lanjutan
Analisis data lanjutan
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Modul 3 kb 6
Modul 3 kb 6Modul 3 kb 6
Modul 3 kb 6
 
Modul 3 kb 5
Modul 3 kb 5Modul 3 kb 5
Modul 3 kb 5
 
Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 
Modul 3 kb 2
Modul 3 kb 2Modul 3 kb 2
Modul 3 kb 2
 
Modul 3 kb 1
Modul 3 kb 1Modul 3 kb 1
Modul 3 kb 1
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 

Dernier

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 

Dernier (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 

Modul iii gizi kb 3

  • 1. Kebutuhan Gizi pada Pasien dengan Berbagai Gangguan Sistem Tubuh Semester 01 Kegiatan Belajar III DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Jakarta 2013 Prodi Keperawatan
  • 2. Saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa pencernaan Saluran cerna
  • 3. Penyakit Saluran Diet Disfagia. Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna Pencernaan 1
  • 4. 1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernafasan, Tujuan Diet Disfagia 2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
  • 5. 1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya 2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan 3) Cukup cairan 4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan, diberikan secara bertahap Syarat diet Disfagia
  • 6. 5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan aspirasi 6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa atau sonde Syarat diet Disfagia
  • 7. Suatu keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna. DietPasca Hematemisis-Melena “ “
  • 8. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi, Diet Tujuan Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin 1 2
  • 9. Tidak merangsang saluran cerna Syarat Diet Pasca Hematemisis-Melena Tidak meninggalkan sisa Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat pada saluran cerna Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada 1 2 3 4
  • 10. Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
  • 11. Memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Tujuan Diet Penyakit lambung
  • 12. Syarat Diet Penyakit Lambung 1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan 2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya 3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan 4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap
  • 13. 5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah. 6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia 7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak, 8) Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang, 9) Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada lambung
  • 14. Diet lambung diberikan pada pasien dengan Gastritis, Ulkus Peptikum, Tifus Abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas. Macam Diet Indikasi Pemberian& “ “
  • 15. Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat Diet I Lambung
  • 16. Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan Diet II Lambung
  • 17. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan pada diet Lambung I & II : Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Sumber protein hewani Sumber protein nabati Sayuran Buah-buahan Lemak Minuman Bumbu Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur. Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan. Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis. Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng. Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer. Sirup, teh. Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh. Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, dodol,dan berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi. Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng. Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo. Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus. Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Lemak hewan, santan kental. Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream. LomBok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
  • 18. Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh Diet III Lambung
  • 19. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan Diet Lambung III adalah : Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Sumber protein hewani Sumber protein nabati Sayuran Buah-buahan Lemak Minuman Bumbu Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus. Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis, disetup dan diberi santan. Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng. Margarine, minyak untuk, santan encer. Sirup, the encer. Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh. Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, kentang digoreng, dodol dan sebagainya. Daging, ikan ,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging babi; telur digoreng. Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo. Sayuran dikeringkan. Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Lemak hewan, santan kental. Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream. Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
  • 20. Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatore (adanya lemak dalam feses) Diet Saluran Cerna Bawah Diet Penyakit Usus Inflamatorik ( Inflammatory Bowel Disease )
  • 21. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang, Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut, Mengistirahatkan usus pada masa akut Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease Tujuan Diet penyakit inflamasi usus 1 2 3 4
  • 22. Pada fase akut dipuasakan dan diberikan makanan secara perenteral saja, Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair (peroral atau perenteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat Rendah, Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa, Kebutuhan energi, yaitu Energi tinggi dan protein tinggi rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsobsi lemak, Syarat Diet Penyakit Inflamasi Usus 1 2 3 4
  • 23. Cukup cairan dan elektrolit Menghindari makanan yang menimbulkan gas, Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa. Jenis diet dan Indikasi pemberian, sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diet Sisa Rendah dengan Modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak trigliserida rantai sedang 6 7 8
  • 24. Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik. Diet Penyakit Divertikulosis
  • 25. Meningkatkan volume dan konsistensi feses Menurunkan tekanan intra luminal Mencegah Infeksi Tujuan DietPenyakit Divertikulosis
  • 26. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari Serat tinggi Syarat Diet penyakit Divertikulosis
  • 27. Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan Diet Penyakit Divertikulitis
  • 28. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi. Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis
  • 29. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan, Bila ada perdarahan, dimulai dengan Makanan Cair Jernih, Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari Diet Sisa Rendah I ke iet Sisa Rendah II dengan konsistensi yang sesuai. Syarat Diet Penyakit Divertikulitis
  • 30. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-bijian kecil seperti tomat, jambu biji, dan stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular Bila perlu diberikan Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa, 6) Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.