4. Hadits Anas Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai
dosa-dosa besar, kemudian beliau bersabda: “Syirik
kepada Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh
seseorang dan persaksian palsu.” (HR Bukhari, Muslim)
5. syirik
kata syirik berasal dari kata syarika, yasyriku
yang artinya bersekutu, atau menduakan.
Sedangkan menurut istilah menjadikan sekutu
bagi Allah, baik dalam zat-Nya, sifat-Nya,
perbuatan-Nya, maupun dalam ketaatan yang
seharusnya ditujukan hanya untuk Allah
semata. Dalam hadis disebutka nsyirik dalam
posisi pertama karena syirik merupakan dosa
yang sangat besar dan Allah tidak akan
mengampuni bagi orang yang melakukan
syirik.
6. Durhaka terhadap orang tua
Durhaka kepada orang tua merupakan dosa
besar yang selanjutnya. Allah juga melarang
orang yang berbuat durhaka kepada kedua
orang tuanya,
sebagaimana firman Allah:
7. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan „ah‟ dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan
yang mulia.”
8. Membunuh
Yang dimaksud disini yaitu membunuh
seseorang dengan sengaja dengan tanpa
sebab apapun. Dalam fiqih jinayat ada yang
namanya Qatlul ‘amd yaitu pembunuhan yang
dilakukan secara sengaja dengan niat ingin
membunuh dan menggunakan alat yang
mematikan.
9. Persaksian palsu
Melakukan suatu kesaksian yang bohong atau
mengada-ngada. Orang yang melakukan
kesaksian palsu maka itu ditolak, Nabi
bersabda dari Nu‟man r.a yang artinya “ Nabi
menolak seseorang yang melakukan kesaksia
palsu.”
Adapula kitab syarah shahih bukhari yang
dimaksud dengan kata
yaitu syirik
kepada Allah.
11. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda, “Jauhilah tujuh dosa besar yang dapat
merusak amal-amal kebaikan.” Para sahabat bertanya, “Apa saja itu,
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu mempersekutukan Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan
haknya, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari
barisan perang, dan menuduh berzina wanita-wanita menjaga
kehormatan yang lengah lagi beriman.” (HR Bukhari Muslim)
12. SIHIR
Mayoritas ulama berpendapat sihir itu hukumnya
haram.
Mempraktekkan,
mempelajari,
dan
mengajarkan sihir itu termasuk dosa besar. Namun
menurut sebagian ulama dari kalangan mazhab
Syafi‟i, mempelajari sihir itu hukumnya tidak haram.
Tetapi boleh saja jika hanya sekedar untuk
pengetahuan dan untuk mengembalikan sihir
kepada pelakunya dan untuk membedakannya
dengan karomah para wali. Orang yang
berpendapat seperti itu mungkin mengartikan
bahwa yang dimaksud dalam hadits ialah
mempraktekkan sihir.
13. MENUDUH MUSLIMAH TAAT BERZINA
menuduh
berzina
wanita
yang
mejaga
kehormatan yang (tidak pernah mempunyai
pikiran untuk berzina) lagi beriman, yaitu
menuduh berzina wanita-wanita yang baik, lurus,
yang telah berkeluarga, yang berstatus merdeka,
dan beriman. Predikat-predikat tersebut tercakup
dalam pengertian sifat terhormat. Dan pada
hakikatnya, seorang wanita itu terhormat karena
Islam, ia menjaga kesuciannya, menikah, dan
berstatus merdeka.
sebagaimana firman Allah:
14. “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita
yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali
dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka
buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orangorang yang fasik.” – an-Nur: 4
15. Memakan riba
Allah pula mengancam orang-orang yang memakan
harta riba dengan berbagai jenis siksaan pada hari
kiamat nanti,
sebagaimana
firman-Nya:
“Orang-orang
yang
memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu
sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual-beli dan mengharamkan riba.” - QS Al-Baqarah:
275
16. Memakan harta anak yatim
Memakan harta anak yatim. Sesungguhnya
Allah sangat mengharamkan perbuatan
tersebut.
Al-Qur‟an
mnyuruh
untuk
memuliakan anak yatim, mengembangkan
hartanya, dan mengurusnya dengan baik,
supaya ia tumbuh menjadi orang yang kuat,
mulia, dan saleh.
Allah Ta‟ala juga berfirman:
17. “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kau
berlaku sewenang-wenang” dan “Dan berikanlah
kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta
mereka, jangan kau menukar yang baik dengan
yang buruk dan jangan kau makan karta mereka
bersama
hartamu.
Sesungguhnya
tindakan
(menukar dan memakan) itu adalah dosa yang
besar.” - QS Adh-Dhuha: 9
18. Lari dari barisan perang
Berpaling dari barisan perang, yaitu melarikan
diri dari medan pertempuran alias tidak berani
maju. Sesungguhnya Al-Qur‟an mengancam
orang yang melakukan perbuatan tercela seperti
itu.
Allah Ta‟ala berfirman:
19. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kau
bertemu dengan orang-orang yang kafir yang
sedang menyerangmu, maka janganlah kau
membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa
yang membelakangi mereka (mundur) di
waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri
dengan
pasukan
yang
lain,
maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan
membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat
buruklah tempat kembalinya.” – al-Anfal: 15-16
21. Dari Abdullah bin Mas‟ud Radhiyallahu anhu berkata: aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “engkau menjadikan
sekutu bagi Allah padahal Allah yang telah menciptakanmu.” “Kemudian
apa lagi?” beliau menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena
khawatir ia akan memakan makananmu.” “Kemudian apa lagi?” beliau
menjawab, “engkau berzina dengan istri tetanggamu.” (HR Bukhari)
22. Membunuh anak sendiri karena khawatir ia akan memakan
makananmu, merupakan salah satu dosa besar. Karena
sudah menjadi tradisi bangsa Arab di zaman Jahiliyah
adalah membunuh anak-anak mereka karena takut miskin
dan aib. Kemudian Allah Ta’ala menjelaskan bahwa yang
menanggung dan memberi rizki anak-anak adalah Allah
semata,
sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya:
23. “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu
karena khawatir akan miskin. Kami-lah yang akan
memberikan rizqi kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar” – al-Isra: 31
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu
karena sebab kemiskinan. Kami-lah yang akan
memberi rizqi kepadamu dan juga kepada mereka.”
– Al-An‟am:151
24. PENJELASAN KETIGA HADITS
Syirik, durhaka terhadap orang tua, membunuh,
persaksian palsu, memakan harta riba, memakan harta
anak yatim, lari dari barisan perang, menuduh wanita
berzina, dan membunuh anak takut miskin.
Notes de l'éditeur
الإشراكmenyekutukan
Syirik yg terus dilakukan sampai mati Syirik kecil bukan termasuk dosa besar, tetapi yang diharamkan : riya, sum’ah,
KBBI: tidak beribu/berayah yang ditinggal mati. Piatu: tidak berayah&beribu. Tradisi yang mengurus anak adalah ayah.
Orang yang ketika negaranya diserbu musuh, tetapi ia tidak ikut serta utk menyerbu musuh. Menganut hak yang dilanggar oleh satu pihak. Al-quran adalah wahyu terakhir, tidak ada nabi pula setelah Muhammad (maka aliran Muhammadiyah adalah menyeleweng dari ajaran Islam) maka tidak boleh pergi haji ke Makah.
Membunuh dengan membuang anak: qiyas musawi (setara).Uff: kotoran kuku yang ada pada binatang, yang biasa lafaz ini digunakan untuk melecehkan. Ungkapan yang merendahkan/melecehkan Qiyas mulawi : memukul, meludahi,