1. Perilaku Menyimpang , Sikap Anti Sosial , dan
Pengendalian Sosial
By : LIANANDA INDRI PUTRI
SMAN 2 KAYUAGUNG
Proses Sosialisasi yang dibangun melalui interaksi sosial tidak selamanya menghasilkan
pola-pola prilaku yang sesuai dengan yang dikehendaki masyarakat . Apabila terjadi
perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan masyarakat maka akan terjadi suatu
penyimpangan.
Tidak semua prilaku yang menyimpang merupakan perbuatan negative ada juga prilaku
menyimpang , menghasilkan nilai-nilai dan norma yang baru yang berguna bagi
masyarakat dalam upaya memenuhi tuntunan perubahan. Oleh karena itu , diperlukan
adanya pengendalian sosial untuk mengarahkan masyarakat kearah keteraturan dan
ketertiban , sedangkan prilaku yang menyimpang yang bisa menimbulkan dampak
buruk bagi masyarakat dapat dicegah dan diluruskan.
A. Perilaku Menyimpang
Dalam rangka menciptakan kehidupan yang selaras , setiap masyarakat selalu
menerapkan berbagai hal untuk mengatur anggota-anggotanya. Aturan ini banyak
berupa nilai dan norma yang disosialisasikan dari generasi ke generasi demi
keberlangsungan masyarakat itu sendiri , Namun ada saja . Anggota-anggota
masyarakat yang bertingkah berlainan dengan apa yang diharapkan .
2. Perlu diketahui pula bahwa penyimpangan dari suatu masyarakat , Tidak berarti
merupakan penyimpangan dalam masyarakat lain karena , adanya perbedaan norma dan
nilai-nilai .
1. Pengertian Prilaku Menyimpang
Ada Beberapa Definisi Penyimpangan Sosial yang diajukan para Sosiolog
James Vander Zander
Perilaku meyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal yang tercela dan
diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang besar
Robert M.Z . Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma
yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut
Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang merupakan setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap
norma – norma kelompok atau masyarakat .
Dari-Dari definisi diatas , pengertian perilaku penyimpangan dapat
disederhanakan menjadi setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
ada dalam masyarakat . Perilaku ini terjadi karena orang mengabaikan norma atau tidak
mematuhi patokan baku dalam masyarakat sehingga sering dikaitkan dengan istilah
negatif .
2. CIRI-CIRI PERILAKU PENYIMPANGAN
Menurut Paul B. Horton , penyimpangan sosial memiliki 6 ciri sebagai berikut :
a. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
3. Tidak ada satu pun perbuatan yang begitu saja dinilai menyimpang. Suatu
perbuatan yang dikatakan menyimpang jika memang didefinisikan sebagai
menyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata ciri-ciri tindakan yang
dilakukan orang melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan saksi yang
dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut , singkatnya , penilaian
menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.
Berpakaian dengan menganut gaya hidup sebagai funk
b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak
Perilaku menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif . Ada beberapa
penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati , seperti orang jenius yang
mengemukakan pendapat baru yang kadang-kadang bertentangan dengan pendapat
umum atau pahlawan yang gagah berani dan sering terlibat peperangan . Sedangkan
perampokkan , pembunuhan terhadap etnis tertentu termasuk penyimpangan yang
ditolak oleh masyarakat.
c. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Pada kebanyakkan masyarakat modern , tidak ada seorangpun yang masuk
kategori sepenuhnya penurut ( konformois ) ataupun sepenuhnya menyimpang .
Alasannya , orang yang termasuk kedua kategori ini justru akan mengalami kesulitan
dalam kehdiupannya . Oleh sebab itu , pada dasarnya semua orang normal pun sesekali
mengalami penyimpangan , tetapi pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk
4. semua orang. Perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangannya saja.
Orang yang tadinya penyimpangan mutlak lambat laun juga harus berkompromi dengan
lingkungannya.
d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat . Tetapi dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh
terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Antara budaya nyata dengan budaya ideal
selalu terjadi kesenjangan. Artinya , peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum
dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu
perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak orang , maka akan muncul ” norma-
norma penghindaran ”. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan oleh
orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus menentang nilai-nilai tata
kelakuan secara terbuka. Jadi , merupakan penyimpangan perilaku yang bersifat
setengah ( semi – institutionalized ).
Setiap orang pada dasarnya pernah mencotek , yaitu merupakan tindakan yang melakukan penyimpangan
3. Sebab terjadinya Perilaku Menyimpang
a. Sudut Pandang sosiologi
5. Proses interaksi sosial , internalisasi nilai dan kontrol sosial , tidak selalu
sempurna. Selalu ada hal-hal yang bisa mengakibatkan perilaku sosial seseorang tidak
sesuai dengan tuntutan masyarakat . Akibatnya , terjadilah perilaku menyimpang
1. Perilaku menyimpang karena sosialisasi
Dalam sosialisasi , individu menyerap normadan nilai . Perilaku menyimpang
disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai
tersebut
Contoh : Jika seorang remaja bergaul dengan teman-temannya yang berpakaian kurang
sopan dimata masyarakat , lambat laun ia akan terpengaruh melakukan hal serupa.
Pengaruh lingkungan dari teman bermain.
2. ) Perilaku menyimpang karena anomie
Secara sederhana , anomie diartikan sebagai suatu keadaan dimasyarakat tanpa
norma . Menurut Emile Durkheim , anomie adalah suatu situasi tanpa norma dan arah ,
sehingga tidak tercipta keselarasan antara kenyataan yang diharapkan dengan kenyataan
sosial yang ada. Robert K. Merton menganggap anomie disebabkan adanya ketidak
harmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara legal yang disepakati masyarakat
untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton terdapat 5 cara untuk
mencapai tujuan budaya yaitu :
a.) Konformitas yaitu sikap menerima tujuan budaya yang telah disepakati masyarakat
dan berusaha mencapai tujuan tersebut secara legal dan disepakati masyarakat.
Contoh : Seseorang yang ingin kaya berusaha untuk mewujudkannya dengan cara
meraih pendidikan tinggi serta bekerja secara keras dan halal.
6. b.) Inovasi , yaitu sikap menerima tujuan budaya yang telah disepakati namun menolak
untuk memakai cara legal dan telah disepakati guna mencapainya. Biasanya cara ini
dipakai oleh mereka yang memiliki keterbatasan untuk mencapai tujuan budaya secara
legal.
Contoh : Seseorang ingin menjadi kaya namun posisinya dikantor tidak
memungkinkan untuk mendapat gaji besar . Akibatnya , dia mencari jalan dengan
korupsi.
c.) Ritualisme , yaitu sikap menolak tujuan budaya namun tetap mempegunakan cara-
cara legal dan telah disepakati untuk mecapai tujuan.
Contoh : Seseorang yang bekerja bukan untuk memperoleh kekayaan , melainkan
hanya memperoleh rasa aman semata.
d.) Retratisme , yaitu sikap menolak tujuan budaya dan cara legal yang telah disepakati
masyarakat untuk mencapainya . Sebagai solusi , pelakunya memilih untuk berhenti
maju dan mencoba.
Contoh : Para peminum alcohol dan pemakai narkoba seolah-olah berupaya untuk
melarikan diri dari masyarakat dan lingkungannya.
e.) Pemberontakkan , yaitu sikap menolak tujuan budaya dan cara legal untuk
mencapainya , lalu mencoba untuk menciptakan tujuan dan budaya yang baru.
Contoh : Kaum pemberontak yang mencoba gigih untuk memperjuangkan suatu
ideologi melaui perlawanan bersenjata.
3. ) Perilaku menyimpang karena diffrential association
Menurut Edwin H. Sutherland , penyimpangan terjadi akibat adanya
differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap kejahatan . Semakin tinggi
derajat interaksi dengan orang yang berprilaku menyimpang , semakin tinggi pula
kemungkinan sesorang bertingkah laku menyimpang.
Contoh : Seorang anak yang tinggal di lingkungan pencopet akan memiliki
kecenderungan tertinggi untuk mempelajari cara-cara melakukan pencopetan.
4.) Perilaku menyimpang karena pemberian julukan ( labelling )
7. Teori ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang lahir karena adanya batasan
, cap , julukan , sebutan atas suatu perbuatan yang disebut menyimpang . Bila kita
memberikan cap terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang , maka cap
tersebut akan mendorong orang itu berprilaku yang menyimpang . Pendapat ini
dikemukakan oleh Edwin H. Lemert.
Contoh : Seseorang remaja tertangkap basah saat mencoba menghisap ganja. Ia
mendapat label ” pemakai narkoba ” . Walau masih mencoba-coba , ia tertangkap basah
lagi . Maka , masyarakat akan memeberinya label sebagai pecandu narkoba. Akibatnya
ia mengindentifikasi diri dan terlibat dalam kehidupan pecandu narkoba
b. Sudut Pandang Biologi
Sebagian besar ilmuwan abad ke – 19 berpandangan bahwa kebanyakkan
perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor biologis , seperti tipe sel-sel tubuh .
Sejumlah ilmuwan seperti Lombroso , Kretchschmer Hooton , Vaoon Hetig dan
Sehledon. Melakukan berbagai studi yang menyatakan bahwa orang yang mempunyai
tipe tubuh tertentu lebih cenderung melakukan penyimpangan. Shelodn menidentifikasi
tipe tubuh , endo morph ( bundar , halus , gemuk ) , mesomorph ( berotot , atletis ) dan
ectomorphs ( tipis , kurus ) yang kecenderungan sifat dan kepribadian masing-masing ,
misalnya : para pecandu alkohol dan penjahat umumnya mempunyai tipe tubuh
mesomorphs .
c. Sudut Pandang Psikologi
Teori psikologi berpandangan bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian
berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang . Perilaku menyimpang
sering kali dianggap sebagi gejala penyakit mental . Ilmuwan yang terkenal di bidang in
8. adalah Sigmund Freud . Dia membagi diri manusia menjadi 3 bagian penting sebagai
berikut .
• Id , bagian diri yang tidak sadar , naluriah , dan implusif .
• Ego adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional ( penjaga pintu
kepribadian )
• Superego adalah bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan
berfungsi sebagai suara hati.
d. Sudut pandang Kronologi
1. ) Teori Konflik
Dalam teori ini terdapat dua macam konflik , yaitu :
a.) Konflik budaya
Terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus ,
masing-masing cenderung tertutup sehingga mengurangi kemingkinan timbulnya
kesepakatan nilai.
b.) Konflik kelas sosial
Terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi
kepentingannya. Pada kondisi ini , terjadinya eksploitasi kelas atas terhadap kelas
bawah . Mereka yang menentang hak istimewa kelas atas dianggap mempunyai perilaku
menyimpang sehingga dicap sebagai penjahat.
2.) Teori pengendalian .
Kebanyakkan orang meneysuaikan diri dengan nilai dominan karena adanya
pengendalian dari dalam maupun luar. Pengendalian diri dalam berupa norma yang
dihayati dan nilai yang dipelajari seseorang . Pengendalian dari luar berupa imbalan
sosial terhadap konformitas dan sanksi hukuman terhadap tindakan penyimpangan .
Dalam masyarakat konvensional , terdapat 4 hal yaitu :
a.) kepercayaan mengacu pada norma yang dihayati .
b.) ketanggapan , yakni sikap tanggap seseorang , terhadap pendapat orang lain , berupa
sejauh mana kepekaan seseorang terhadap kadar penerimaan orang konformis.
c.) Keterikatan ( komitmen ) , berhubungan dengan berupa banyak imbalan yang
diterima seseorang atas perilakunya yang konformis .
d.) Keterlibatan , mengacu pada kegiatan seseorang dalam berbagai lembaga
masyarakat , seperti majelis ta`lim , sekolah dan organisasi setempat.
4. Jenis-Jenis perilaku menyimpang
a. Berdasarkan kekerapannya
9. Sebagai makhluk social dan makhluk yang berpikir manusia mempunyai pola-
pola perilaku yang tidak tetap . Ada kalanya manusia berprilaku sesuai kehendak umum
, tetapi di lain kesempatan ia bertindak menentangnya . Oleh karena itu , dikenal dua
penyimpangan yaitu :
1.) Penyimpangan social primer
Penyimpangan social primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara
( temporer ) . Orang yang melakukannya masih tetap dapat diterima oleh kelompok
socialnya karena tidak terus-menerus melanggar peraturan . Misalnya beberapa kali
melanggar rambu lalu lintas.
2.) Penyimpangan social sekunder
Penyimpangan social sekunder adalah penyimpangan sosial yang dialkukan oleh
pelakunya secara terus-menerus meskipun telah diberikan sanksi-sanksi . oleh karen situ
, pelakunya secara umum dikenal sebagai orang yang berprilaku penuyimpangan .
Misalnya , seseorang yang tiap hari meminum –minuman keras dimanapun ia berada
atau seorang siswa SMA yang terus-menerus mencotek pekerjaan teman sekelasnya.
b. Berdasarkan Jumlah orang yang terlibat
1. ) Penyimpangan individu
Penyimpangan dilakukan sendiri tanpa orang lain. Hanya satu individu yang
melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan norma-norma umum yang berlaku .
2.) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok terjadi apabila perilaku menyimpang tersebut
dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok tertentu . individu yang termasuk
dalam situasi ini bertidak sesuai dalam situasi seperti ini bertindak sesuai dengan norma
sub kebudayaannya yaitu ” kebudayaan kelompok ” yang jelas –jelas bertentangan atau
bahkan tidak mau menerima norma-norma umum yang berlaku dalam masyarakat
sekitanya.
10. Terjadi di kota Mardid Spanyol , menyebabkan teror yang merupakan perbuatan
menyimpang.
Contoh :
• Kelompok ( gang ) kejahatan terorganisir yang melakukan penyelundupan dan
perampokkan
• Kelompok pengacau keamanan dengan tujuan –tujuan tertentu ( teroris )
5. Bentuk –Bentuk Perilaku penyimpangan
a. Penyalahgunaan Narkoba
Pada awalnya , sebagian narkotika dan obat-obatan terlarang dipergunakan oleh
kalangan dokter sebagai usaha –usaha untuk mengurangi rasa sakit berlebihan yang
dialami oleh pasien-pasiennya . Akan tetapi , obat tersebut akhirnya mrnjadi ”obat
terlarang ” karena digunakan oleh orang-orang yang sehat secara jasmani untuk
mengurangi tingkat kesadaran dan memperoleh perasaan nikmat meskipun sesaat. Obat
terlarang seperti extasy pada mulanya dimaksudkan untuk merangsang gerak-gerak
orang penyakit lumpuh , tetapi kemudian dipakai untuk merangsang daya tahan tubuh .
11. b. Perkelahian terpelajar
Perkelahian antar pelajar , seiring disebut pula tawuran antar pelajar , pada
mulanya hanya menjadi fenomena yang terdapat pada pelajar dikawasan perkotaan .
Sekarang ini gejala tawuran ini telah pula menjadi mode bagi pelajar-pelajar yang jauh
dari perkotaan . Perkelahian , baik antara dua pelajar maupun antara kelompok-
kelompok pelajar , merupakan salah satu bentuk prilaku menyimpang.
c. Perilaku Seksual di luar Nikah
Naluri seksual yang dimiliki oleh manusia merupakan anugrah Tuhan .
Keberadaaan manusia dibumi ini beralngsung-langsung dan terus menerus karena
dilanjutkan oleh keturunan-keturunan baru. Akan tetapi , naluri seksual yang tidak
terkendali atau dilakukan tanpa aturan akan mendatangkan kekacauan didalam
masyarakat , antara lain adalah berjangkitnya penyakit
kelamin, perkelahian , gangguan jiwa , dan
emosional pada anak hasil hubungan itu , serta menurunkan kualitas manusia karena
ketidakmampuan memberikan pendidikan yang layak akibat kehamilan tak terencana.
Selain itupula , terjadi nya ancaman serius terhadap bayi-bayi yang dilahirkan sehingga
berdampak pada pelanggaran hak asasi Manusia , seperti aborsi dan pembunuhan bayi-
bayi yang lahir dari hubungan yang bebas tersebut.
12. • KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia
dan nikmatnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua . Shalawat dan salam
semuga tercurah keharibaan baginda Rasullullah S.AW , yang menjadi rahmat bagi
alam semesta..
Perubahan yang cepat didunia ini menyebabkan ilmu sosiologi terasa
memiliki peran penting . Agar ilmu sosiologi lebih dikenal khalayak umum ,
khususnya siswa SMA dan MA ,Kami mencuba menulis makalah mengenai “ Ilmu
Sosiologi “, Dalam makalah ini , kami mencoba membahas pokok bahasan secara
sederhana agar konsep yang ada mudah dipahami .
Kami menyadari bahwa salah satu factor pendukung keberhasilan
pengajaran sosiologi adalah mengacu pada prinsip belajar bermakna dengan
mengutamakan pengertian dan pemahaman konsep-konsep sosiologi , Maka dari itu
kami berusaha untuk mengenalkan kepada pembaca mengenai ilmu sosiologi
tersebut.
Saya akan menerima dengan senang hati segala saran yang bersifat
positif dan kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini
. Dengan mengirimkan email ke alamat : lianandaindriputri@yahoo.co.id . Akhirnya
, saya berharap semoga Makalah Sejarah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan
menambahkan khazanah kepustakaan . Amin .
Nasrun minallahi wafathun qarrib wabasyiril mukminin
Kayuagung , Januari
2011
Penulis