SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  39
Modul 2 PLPG Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA Membahas pengertian syariat Islam, fiqh, thaharah, macam air dan pembagiannya, macam-macam najis, istinja’, wudhu’, tayamum, mandi wajib dan mustahab, macam-macam puasa, makna puasa, sunah-sunah puasa. I MPLEMENTASI  S YARIAH  I SLAM D ALAM   F IQH: B ERSUCI   D AN   P UASA
Pengertian Fiqh DEFINISI OBJEK Secara etimologi, fiqh = pemahaman (QS. Hud 11:91). Secara terminologi “pengetahuan ttg hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali dari dalilnya secara terperinci”. SUMBER TUJUAN Setiap perbuatan mukallaf yang memiliki nilai dan telah ditetapkan hukumnya. Nilai perbuatan itu bisa berbentuk wajib, sunah, mubah, haram & makruh. Fiqh berkaitan dgn masalah  ‘amaliyah Sumber/landasan yang digunakan untuk memperoleh hukum fiqh yang disepakati ulama  (al-mashadir al-asasiyyah)  yaitu: Al-Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas. Ada pula  al-mashadir al-taba’iyyah . Menerapkan hukum syari’at terhadap perbuatan/ucapan manusia ▪ Menun-tun manusia dlm bermuamalat ▪ Memberi rambu2 dan konsekwensi bagi perbuatan mukallaf
PERIODISASI FIQH 8 CABANG TOPIK FIQH MAZHAB FIQH ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Ruang Lingkup Fiqh
DEFINISI HUKUM SYARA’ الحكم لغة المنع والفصل والقضاء الحكم الشرعي فى اصطلاح الأصوليين هو خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين بالإقتضاء او التخيير او الوضع HUKUM  (al-hukm)  secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan.  Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah  khitab (kalam) Allah  Swt yang berkaitan dengan semua  perbuatan mukallaf , baik berupa  iqtidha`  (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan),  takhyir  (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau  wadh’i  (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/m ā ni’).
Penjelasan Definisi al-Hukm ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
 
Pembagian Hukum Syara’
Hukum Taklifi dan Wadh’i ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Bentuk-bentuk Hukum Taklifi ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
ALUR PEMBENTUKAN FIQH ,[object Object],SUMBER HUKUM (Al-Quran dan Hadits) 1 USHUL FIQH (+ Kaidah Ushul) 2 FIQH  (hasil dari pola istinbath al-ahkam)) 3 QAWA’ID FIQHIYYAH (Kaidah Fiqh) 4 FIQH BARU (QANUN) 5
DEFINISI THAHARAH Thaharah  berasal dari bahasa Arab   yang berarti  nadzafah  (kebersihan) atau bersuci. Secara istilah para fuqaha’, thaharah berarti kebersihan dari sesuatu yang khusus yang didalamnya terkandung makna  ta’abbudi  (menghambakan diri) kepada Allah SWT. Thaharah juga diartikan dengan membersihkan badan, pakaian dan tempat kita sebelum melaksanakan ibadah seperti shalat atau thawaf dalam rukun haji. Dalam banyak literartur fiqh, bab thaharah selalu menjadi awal bahasan para fuqaha, karena thaharah merupakan muqaddimah ibadah  (muqaddimah wajib  =  ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib ) . Shalat merupakan ibadah paling awal dan paling agung yang merupakan tiang penyangga agama, dan syarat pertama dari shalat adalah thaharah. Dasar Hukum Thaharah:  Al-Quran Surat Al-Mudatstsir ayat 4-5, Al-Baqarah ayat 222. Juga hadis yg diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa  “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci”. Hikmah Thaharah:  Islam memiliki konsern yang sangat tinggi terhadap bersuci dan penyucian, baik bersifat  hissiyah  (bisa diindera) atau maknawi. Bahkan, Islam memerintahkan manusia untuk berhias diri, khususnya setiap kali hendak ke mesjid. Thaharah merupakan urusan yang penting dalam Islam, boleh dikatakan bahwa tanpa ada thaharah ibadah kita tidak akan diterima. Thaharah juga mendidik manusia agar hidup bersih, sebagai sarana  taqarrub ilallah , serta mendidik manusia berakhlak mulia. “ Barangsiapa yang tidak tahu hikmah, maka dia berada di atas fondasi keimanan yang goyah.”
PEMBAGIAN THAHARAH THAHARAH HAKIKI = bersuci dari kotoran (khabats) atau najis yg bisa dilihat dan dirasa, baik itu mengenai badan, pakaian atau tempat. Najis seperti ini memiliki rasa, warna dan bau. Cara thaharah hakiki  tergantung level najis, jika najisnya ringan, cukup dengan memercikkan air. Tapi jika najisnya berat seperti air liur anjing, harus dicuci dengan air 7x dan salah satunya dicampur tanah. THAHARAH HUKMI = bersuci dari hadats yang tidak terlihat kotorannya secara fisik. Seperti orang yg tertidur batal wudhu’nya, atau orang dalam keadaan junub wajib mandi. Thaharah secara hukmi dilakukan dengan berwudhu’ (hadats kecil) atau mandi jinabah (hadats besar).  URGENSI THAHARAH : Islam adalah agama kebersihan Islam memperhatikan pencegahan penyakit Orang yg menjaga kebersihan dipuji oleh Allah Kesucian itu sebagian dari iman Kesucian adalah syarat ibadah THAHARAH Khabats (thaharah hakiki) Hadats (thaharah hukmi) Hadats kecil Hadats besar
JENIS AIR SECARA FIQH AS-SU’RU  = sisa yg tertinggal pada sebuah wadah air setelah seseorang atau hewan meminumnya. Sisa anak Adam (manusia) hukumnya suci, meskipun ia seorang kafir, junub, atau haidh. Sisa kucing dan hewan yang halal dagingnya, hukumnya suci. Sisa keledai dan binatang buas, juga burung, hukumnya suci menurut Hanafi. Sisa anjing dan babi, hukumnya najis menurut jumhur ulama  JENIS-JENIS AIR 1. Air suci dan mensucikan (air Muthlaq) 2. Air suci tapi tidak mensucikan Air MUSTA’MAL (yg sudah dipakai untuk bersuci, volume air kurang dari 2 qullah= 270 liter). Kopi, teh, nira, kelapa. 3. Air Makruh (Musyammas) 4. Air yang bercampur benda suci (sabun, cuka) 5. Air Mutanajjis (air yg terkena najis) Air hujan Air Es/Salju Embun Air Laut Air Zam-zam Air sumur/Mata Air Air sungai Jika sedikit dan tidak mengubah nama air, maka ia suci mensucikan (Hanafi), dan tidak mensucikan (Syafi’i & Malik). Bila telah berubah rasa, bau dan warna, maka  tidak boleh dipakai untuk bersuci.
NAJIS DAN PEMBAGIANNYA AN-NAJASAH  (najis),   mengandung arti sesuatu yg kotor. Secara syara’ ialah sesuatu yg dapat mencegah sahnya shalat. Dalam bahasa Arab   ada 2 penyebutannya.  Najas , maknanya adalah benda yang hukumnya najis.  Najis , maknanya adalah sifat najisnya. NAJIS HAKIKI DAN HUKMI   Najis Hakiki  yaitu najis yang berbentuk benda yang hukumnya najis. Misalnya darah, kencing, tahi (kotoran manusia), daging babi.  Najis Hukmi  maksudnya adalah hadats yang dialami oleh seseorang. Misalnya, seorang yang tidak punya air wudhu itu sering disebut dengan dalam keadaan hadats kecil. Dan orang yang dalam keadaan haidh, nifas atau keluar mani serta setelah berhubungan suami istri disebut dengan berhadats besar.  Najis Berat dan Ringan  Ada najis yang berat seperti daging babi. Tetapi ada juga najis yang ringan seperti air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. Dan diantara keduanya, ada najis sedang. Dalam mazhab Asy-Syafi`iyah, najis berat itu hanya bisa dihilangkan dengan mencucinya sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah. Sedangkan najis yang ringan bisa dihilangkan dengan memercikkan air ke tempat yang terkena najis, sesuai hadis   بول الغلام ينضح عليه، وبول الجارية يغسل  .  Untuk najis yang sedang, bisa dihilangkan dengan mencucinya dengan air hingga hilang rasa, warna dan aromanya.  MACAM-MACAM NAJIS Mughalladhah  (berat). Air liur anjing Mutawassitah  (sedang). Kencing yg sudah kering Mukhaffafah  (ringan). Kencing anak laki2 yg belum makan-minum
BENDA-BENDA NAJIS Yang DISEPAKATI oleh para Ulama  adalah Daging Babi, Air Liur Anjing, Bangkai Binatang, Potongan Tubuh Dari Hewan Yang Masih Hidup,   Kotoran Keledai, Darah, Nanah, Muntah, Segala sesuatu yg keluar dari qubul dan dubur (kencing, tahi, madzi, wadi). Benda Yang Kenajisannya tidak disepakati Ulama  (IKHTILAF):  Khamar,  hukumnya haram diminum. Jumhur ulama mengatakan khamar itu juga najis, namun ada sebagian yang mengatakan khamar bukan termasuk najis. Istilah najis yang ada dalam ayat Al-Quran Al-Kariem tentang khamar, bukanlah bermakna najis hakiki, melainkan najis secara maknawi.  Susu binatang yang dagingnya tidak dimakan,  seperti susu keledai dan susu binatang buas yang haram dimakan, juga diperselisihkan kesucian dan kenajisannya.  Air mani , meskipun diwajibkan mandi, mazhab hanafi menyatakan bahwa mani adalah najis, tetapi ada juga yg mengatakan suci seperti halnya ingus dan ludah. Istinja` dan Adabnya   Istinja` : ( اسنتجاء )   artinya bersuci sesudah keluar kotoran dari qubul (kemaluan) dan dubur (pantat), yaitu dengan cara menggunakan air atau dengan 3 buah batu jika tidak terdapat air. Istijmar   ( استجمار )   adalah menghilangkan sisa buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda yang semisalnya.   Istibra` ( استبراء )   : maknanya menghabiskan sisa kotoran atau air seni hingga yakin sudah benar-benar keluar semua. ADAB ISTINJA’:  Menggunakan tangan kiri dan dimakruhkan dengan tangan kanan,  Istitar  atau memakai tabir penghalang agar tidak terlihat orang lain, tidak membaca tulisan yang mengandung nama Allah SWT, tidak menghadap Kiblat atau membelakanginya, tdk sambil berbicara, masuk tempat buang air dengan kaki kiri & keluar dg kaki kanan.
WUDHU’ dan TAYAMMUM Wudhu' adalah sebuah ibadah ritual untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan menggunakan media air. Hukumnya bisa wajib dan bisa sunnah, tergantung konteks untuk apa kita berwudhu`.  WAJIB WUDHU’   ketika akan melakukan shalat wajib maupun shalat sunnah, ketika akan Thawaf Di Ka`bah, dan menyentuh mushhaf.  SUNNAH WUDHU’   ketika akan berzikir, hendak tidur, sebelum mandi janabah, bagi orang junub  jika hendak makan-minum atau mengulangi jima’, ketika marah, ketika melantunkan azan dan iqamat, memperbarui wudhu’ untuk setiap shalat, saat wuquf di Arafah, melakukan sa’i. YANG MEMBATALKAN WUDHU’:  Keluar sesuatu dari qubul dan dubur meskipun hanya angin, hilang akal karena gila, pingsan, sakit (seperti kesurupan, ayan) atau tidur nyenyak, Menyentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau jari tanpa penutup, bersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dan tidak memakai penutup (meskipun ada perbedaan pendapat ulama).   TAYAMMUM  adalah pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus. Yaitu pada saat air tidak ditemukan, atau ada air tapi sulit dijangkau, atau kondisi cuaca yg sangat dingin, atau tidak mungkin bersentuhan dengan air (karena penyakit). Dibolehkan bertayammum dengan menggunakan tanah yang suci dari najis, dan semua yang sejenis dengan tanah seperti batu, pasir atau kerikil.  CARA TAYAMMUM  cukup dengan niat, lalu menepukkan kedua tapak tangan ke tanah yang suci dari najis, kemudian meniupnya, lalu diusapkan ke wajah dan kedua tangan sampai batas pergelangan. Bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
MANDI JANABAH Mandi wajib disebut juga mandi janabah/junub. Mandi ini merupakan tatacara/ritual yang bersifat ta`abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar. SEBAB-SEBAB  Yang  MEWAJIBKAN  Mandi Janabah: Keluarnya Mani/Sperma, Jima’, Meninggal, Haidh/Menstruasi, Nifas, Melahirkan.  TATA CARA  Mandi Janabah: 1.  Niat , Mencuci kedua tangan dengan sabun lalu mencucinya sebelum dimasukan ke tempat air 2. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri  3. Mencuci kemaluan dan dubur.  4.  Menghilangkan najis yang ada di badan .  5. Berwudhu sebagaimana untuk sholat, dan menurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki. 6. Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, lalu menyiram kepala dengan 3 kali. 7.  Membasuh badan, menyampaikan air ke seluruh tubuh, dan membersihkan seluruh anggota badan .  8. Mencuci kaki. MANDI JANABAH  bersifat  SUNNAH  -bukan kewajiban-untuk dikerjakan (meski tidak berhadats besar), terutama pada keadaan berikut:  1. Shalat Jumat  2. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha  3. Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan Gerhana Bulan (Khusuf)  4. Shalat Istisqa` (minta hujan) 5. Sesudah memandikan mayat  6. Masuk Islam dari kekafiran  7. Sembuh dari gila  8. Ketika akan melakukan ihram. 9. Masuk ke kota Mekkah 10. Ketika Wukuf di Arafah 11. Ketika akan Thawaf, menurut Imam Syafi`i itu adalah salah satu sunnah dalam berthawaf.
HAID dan NIFAS Hal-Hal Yang Haram Dikerjakan Oleh Orang Yang JUNUB Shalat, Thawaf, Memegang/Menyentuh Mushaf, Berihram, Masuk ke Masjid,   Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafaznya diambil dari ayat Al-Quran (namun ada pula pendapat yang membolehkan wanita haidh membaca Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan hafalannya bila masa haidhnya terlalu lama, pendapat ini adalah pendapat Imam Malik dalam Bidayatul Mujtahid).  1. Darah  haid , yaitu darah yang keluar dari kemaluan wanita atau tepatnya dari dalam rahim wanita dalam keadaan sehat (datang bulan),   bukan karena kelahiran atau karena sakit 2. Darah  istihadhah , yaitu darah yang keluar dalam keadan sakit. 3. Darah  nifas , yaitu darah yang keluar bersama anak bayi sehabis melahirkan.  Masing-masing mempunyai hukum tersendiri.  HAID itu dimulai pada masa balighnya seorang wanita, kira-kira ada yang mulai usia 9 tahun menurut hitungan tahun hijriyah, dan haid akan berakhir hingga memasuki  sinnul ya`si  (5o tahun atau usia menopause). Malah menurut mazhab Syafi’i tidak ada akhir, selama masih hidup tetaplah dianggap haid bila keluar darah.  Diluar rentang waktu ini bukanlah darah haid tetapi darah penyakit. As Syafi`iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa paling cepat haid itu adalah satu hari satu malam. Dan umumnya 6 atau 7 hari. Paling lama 15 hari 15 malam. Bila lebih dari itu maka darah istihadhah . Masa suci  adalah jeda waktu antara dua haid yang dialami oleh seorang wanita. Masa suci memiliki dua tanda, pertama; keringnya darah dan kedua; adanya air yang berwarna putih pada akhir masa haid .
HUKUM HAID Perbuatan Yang Haram Dilakukan oleh WANITA HAID   Shalat,  seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk melakukan salat. Berwudu` atau mandi janabah,  seolah-olah darah haidhnya sudah selesai, padahal belum selesai. Sedangkan mandi biasa tanpa berniat bersuci dari hadats besar, bukan merupakan larangan. Puasa,  dilarang menjalankan puasa dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya (qadha’) di hari yang lain. Tawaf,  seorang wanita yang sedang haid dilarang melakukan tawaf. Sedangkan semua praktek ibadah haji lain tetap boleh dilakukan. Sebab tawaf itu mensyaratkan seseorang suci dari hadas besar. Menyentuh mushaf dan Membawanya,  melafazkan Ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafaznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung. Masuk ke Masjid. Bersetubuh,  wanita yang sedang mendapat haid haram bersetubuh dengan suaminya. Tidak cukup hanya selesai haid saja tetapi sampai ia selesai mandi janabah. (QS. Al-Baqarah: 222). Cerai,  seorang yang sedang haid haram untuk bercerai. Dan bila dilakukan juga maka thalaq itu adalah thalaq bid`ah. (QS. Al-Thalaq: 1)
MENGUSAP DUA KHUFF KHUFF  ialah sepatu atau segala jenis alas kaki yang bisa menutupi tapak kaki hingga kedua mata kaki, baik terbuat dari kulit maupun benda-benda lainnya.   Makna mengusap ialah membasahkan tangan dengan air lalu mengusapkannya ke atas sepatu dalam masa waktu tertentu.  MASA BERLAKU:  Jumhur ulama mengatakan seseorang boleh tetap mengusap sepatunya selama waktu sampai tiga hari bila dia dalam keadaan safar. Bila dalam keadaan mukim hanya 1 hari.  CARA:  Mengusap sepatu dilakukan dengan cara membasahi tangan dengan air, paling tidak menggunakan tiga jari, mulai dari bagian atas dan depan sepatu, tangan yang basah itu ditempelkan ke sepatu dan digeserkan ke arah belakang di bagian atas sepatu. Ini dilakukan cukup sekali saja, tidak perlu tiga kali. Yang wajib menurut mazhab Syafi’iyah cukuplah sekedar usap sebagaimana boleh mengusap sebagian kepala, yang diusap bagian atas bukan bawah atau belakang. SYARAT  untuk Mengusap Sepatu: 1. Berwudhu sebelum memakainya, suci dari hadas kecil maupun besar. 2. Sepatunya harus suci dan menutupi tapak kaki hingga mata kaki. Sepatu itu harus rapat dari semua sisinya hingga mata kaki. Sepatu yang tidak sampai menutup mata kaki tidak masuk dalam kriteria khuff yang disyariatkan, sehingga meski dipakai, tidak boleh menjalankan syariat mengusap. Sepatu juga tidak bolong. Sebab bolongnya itu menjadikannya tidak bisa menutupi seluruh tapak kaki dan mata kaki.  3. Tidak Najis. Bila sepatu terkena najis maka tidak bisa digunakan, Atau sepatu yang terbuat dari kulit bangkai yang belum disamak menurut Hanafiyah dan Syafi’iyah.  4. Tidak tembus air. Mazhab Malikiyah mengatakan sepatu tidak boleh tembus air. Namun jumhur ulama menganggap itu boleh-boleh saja.
Definisi Shiyam (Puasa) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Dalil Diwajibkan Puasa Ramadhan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Hukum Puasa Ramadhan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Rukun Puasa ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Syarat-syarat Wajib Puasa ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Adab al-Shiyam - Amalan Sunnah Puasa ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Perkara Mubah dan Yang Membatalkan Puasa ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Macam-macam Puasa dan Hukumnya ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Diantara Dalil Puasa Sunnah ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],َعَنْ أَبِي قَتَادَةَ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه  (  أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ ص م سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ .  قَالَ :  يُكَفِّرُ اَلسَّنَةَ اَلْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ  ,  وَسُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ .  قَالَ :  يُكَفِّرُ اَلسَّنَةَ اَلْمَاضِيَةَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اَلِاثْنَيْنِ ,  قَالَ :  ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ ,  وَبُعِثْتُ فِيهِ ,  أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ  )   رَوَاهُ مُسْلِمٌ َوَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ ص م قَالَ : (  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ,  ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ  )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ َوَعَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ : (  أَمَرَنَا رَسُولُ اَللَّهِ ص م أَنْ نَصُومَ مِنْ اَلشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ :  ثَلَاثَ عَشْرَةَ ,  وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ  )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ ,  وَاَلتِّرْمِذِيُّ ,  وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : (  كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ ,  وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ ,  وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ ,  وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ  )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Macam-macam Puasa Makruh dan Haram ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Diantara Dalil Puasa Makruh dan Haram ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (  إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا  )   رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ ,  وَاسْتَنْكَرَهُ أَحْمَدُ َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (  لَا تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ اَلْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اَللَّيَالِي ,  وَلَا تَخْتَصُّوا يَوْمَ اَلْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اَلْأَيَّامِ ,  إِلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ  )   رَوَاهُ مُسْلِمٌ َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه  (  أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ :  يَوْمِ اَلْفِطْرِ وَيَوْمِ اَلنَّحْرِ  )   مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ . َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (  لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ  )   مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ,  وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ .  وَزَادَ أَبُو دَاوُدَ : (  غَيْرَ رَمَضَانَ  ) َوَعَنْ نُبَيْشَةَ اَلْهُذَلِيِّ رضي الله عنه قَالَ :  قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  (  أَيَّامُ اَلتَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ,  وَذِكْرٍ لِلَّهِ تعَالى  )   رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Orang Yang Diizinkan Berbuka & Wajib Bayar Fidyah ,[object Object],[object Object]
Orang Yang Diizinkan Berbuka dan  Wajib Mengqadha ,[object Object],[object Object],[object Object]
Hikmah Puasa ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Rahasia Dibalik Puasa Sunnah ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Kaffarat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Kaffarat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
I’tikaf ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
THE  END http://marhamahsaleh.wordpress.com/ Email: marhamahsaleh@yahoo.com

Contenu connexe

Tendances

Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadMarhamah Saleh
 
fiqh 3 - 2010 shalat wajib, jama'ah, sujud-sujud
fiqh 3 - 2010  shalat wajib, jama'ah, sujud-sujudfiqh 3 - 2010  shalat wajib, jama'ah, sujud-sujud
fiqh 3 - 2010 shalat wajib, jama'ah, sujud-sujudMarhamah Saleh
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasMarhamah Saleh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasMarhamah Saleh
 
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanUzairi Azali
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
Fiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahFiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahMarhamah Saleh
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’iOppi Ulandari
 
Makalah Kaidah Fiqih Muamalat
Makalah Kaidah Fiqih MuamalatMakalah Kaidah Fiqih Muamalat
Makalah Kaidah Fiqih MuamalatYugo Fandita
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Modul ushul-fiqh
Modul ushul-fiqhModul ushul-fiqh
Modul ushul-fiqhsaeffull
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabMarhamah Saleh
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Marhamah Saleh
 

Tendances (20)

Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
fiqh 3 - 2010 shalat wajib, jama'ah, sujud-sujud
fiqh 3 - 2010  shalat wajib, jama'ah, sujud-sujudfiqh 3 - 2010  shalat wajib, jama'ah, sujud-sujud
fiqh 3 - 2010 shalat wajib, jama'ah, sujud-sujud
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
Fiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadahFiqh ibadah & syahadah
Fiqh ibadah & syahadah
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Muqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqhMuqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqh
 
Makalah Kaidah Fiqih Muamalat
Makalah Kaidah Fiqih MuamalatMakalah Kaidah Fiqih Muamalat
Makalah Kaidah Fiqih Muamalat
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 
Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
Modul ushul-fiqh
Modul ushul-fiqhModul ushul-fiqh
Modul ushul-fiqh
 
Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
 
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
Presentasi Ushul Fiqh 5 (Quran Sunnah)
 

En vedette

Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)Marhamah Saleh
 
Hukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelaminHukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelaminMarhamah Saleh
 
Presentasi berobat dgn benda haram
Presentasi berobat dgn benda haramPresentasi berobat dgn benda haram
Presentasi berobat dgn benda haramMarhamah Saleh
 
Presentasi 11 pembajakan hki
Presentasi 11   pembajakan hkiPresentasi 11   pembajakan hki
Presentasi 11 pembajakan hkiMarhamah Saleh
 
Presentasi 12 transplantasi organ
Presentasi 12   transplantasi organPresentasi 12   transplantasi organ
Presentasi 12 transplantasi organMarhamah Saleh
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Marhamah Saleh
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzalMarhamah Saleh
 
Presentasi 13 kloning, inseminasi buatan
Presentasi 13   kloning, inseminasi buatanPresentasi 13   kloning, inseminasi buatan
Presentasi 13 kloning, inseminasi buatanMarhamah Saleh
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahMarhamah Saleh
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Marhamah Saleh
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahMarhamah Saleh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwalMarhamah Saleh
 
Presentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaranPresentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaranMarhamah Saleh
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaMarhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 

En vedette (15)

Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)Presentasi 10   pemanfaatan barang gadaian (rahn)
Presentasi 10 pemanfaatan barang gadaian (rahn)
 
Hukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelaminHukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelamin
 
Presentasi berobat dgn benda haram
Presentasi berobat dgn benda haramPresentasi berobat dgn benda haram
Presentasi berobat dgn benda haram
 
Presentasi 11 pembajakan hki
Presentasi 11   pembajakan hkiPresentasi 11   pembajakan hki
Presentasi 11 pembajakan hki
 
Presentasi 12 transplantasi organ
Presentasi 12   transplantasi organPresentasi 12   transplantasi organ
Presentasi 12 transplantasi organ
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
Presentasi 13 kloning, inseminasi buatan
Presentasi 13   kloning, inseminasi buatanPresentasi 13   kloning, inseminasi buatan
Presentasi 13 kloning, inseminasi buatan
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
 
Presentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaranPresentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaran
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 

Similaire à THAHARAH FIQH

Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Marhamah Saleh
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1faizcol
 
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSANANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSANIbnorAzli
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMSarah Nadhila
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatAlfian Ramli
 
Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamwiki_tuwi23
 
Sumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSari Riani
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamSri Wiji Lestari
 

Similaire à THAHARAH FIQH (20)

Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
SUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAMSUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM
 
PPT Bab 5
PPT Bab 5 PPT Bab 5
PPT Bab 5
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSANANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Aplikasi asas syariah
Aplikasi asas syariahAplikasi asas syariah
Aplikasi asas syariah
 
Fikih syariah
Fikih syariahFikih syariah
Fikih syariah
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Ushul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptxUshul Fiqh.pptx
Ushul Fiqh.pptx
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islam
 
Syariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islamSyariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islam
 
Sumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islam
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islam
 

Plus de Marhamah Saleh

Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijMarhamah Saleh
 
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaTasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaMarhamah Saleh
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamMarhamah Saleh
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaMarhamah Saleh
 
Presentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabahPresentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabahMarhamah Saleh
 
fiqh siyasah (abbasiyah)
fiqh siyasah (abbasiyah)fiqh siyasah (abbasiyah)
fiqh siyasah (abbasiyah)Marhamah Saleh
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)Marhamah Saleh
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahMarhamah Saleh
 
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8   operasi kelamin & khuntsaPresentasi 8   operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsaMarhamah Saleh
 

Plus de Marhamah Saleh (18)

Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Tasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarijTasyri' syiah khawarij
Tasyri' syiah khawarij
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Penyusunan sunnah
Penyusunan sunnahPenyusunan sunnah
Penyusunan sunnah
 
Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.
 
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi keduaTasyri' Era Sahabat generasi kedua
Tasyri' Era Sahabat generasi kedua
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islam
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadana
 
Presentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabahPresentasi syirkah & mudharabah
Presentasi syirkah & mudharabah
 
Presentasi ijarah
Presentasi ijarahPresentasi ijarah
Presentasi ijarah
 
fiqh siyasah (abbasiyah)
fiqh siyasah (abbasiyah)fiqh siyasah (abbasiyah)
fiqh siyasah (abbasiyah)
 
Turki utsmani
Turki utsmaniTurki utsmani
Turki utsmani
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
 
Fiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamatFiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamat
 
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8   operasi kelamin & khuntsaPresentasi 8   operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsa
 

THAHARAH FIQH

  • 1. Modul 2 PLPG Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA Membahas pengertian syariat Islam, fiqh, thaharah, macam air dan pembagiannya, macam-macam najis, istinja’, wudhu’, tayamum, mandi wajib dan mustahab, macam-macam puasa, makna puasa, sunah-sunah puasa. I MPLEMENTASI S YARIAH I SLAM D ALAM F IQH: B ERSUCI D AN P UASA
  • 2. Pengertian Fiqh DEFINISI OBJEK Secara etimologi, fiqh = pemahaman (QS. Hud 11:91). Secara terminologi “pengetahuan ttg hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali dari dalilnya secara terperinci”. SUMBER TUJUAN Setiap perbuatan mukallaf yang memiliki nilai dan telah ditetapkan hukumnya. Nilai perbuatan itu bisa berbentuk wajib, sunah, mubah, haram & makruh. Fiqh berkaitan dgn masalah ‘amaliyah Sumber/landasan yang digunakan untuk memperoleh hukum fiqh yang disepakati ulama (al-mashadir al-asasiyyah) yaitu: Al-Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas. Ada pula al-mashadir al-taba’iyyah . Menerapkan hukum syari’at terhadap perbuatan/ucapan manusia ▪ Menun-tun manusia dlm bermuamalat ▪ Memberi rambu2 dan konsekwensi bagi perbuatan mukallaf
  • 3.
  • 4. DEFINISI HUKUM SYARA’ الحكم لغة المنع والفصل والقضاء الحكم الشرعي فى اصطلاح الأصوليين هو خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين بالإقتضاء او التخيير او الوضع HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan. Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab (kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf , baik berupa iqtidha` (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/m ā ni’).
  • 5.
  • 6.  
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. DEFINISI THAHARAH Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti nadzafah (kebersihan) atau bersuci. Secara istilah para fuqaha’, thaharah berarti kebersihan dari sesuatu yang khusus yang didalamnya terkandung makna ta’abbudi (menghambakan diri) kepada Allah SWT. Thaharah juga diartikan dengan membersihkan badan, pakaian dan tempat kita sebelum melaksanakan ibadah seperti shalat atau thawaf dalam rukun haji. Dalam banyak literartur fiqh, bab thaharah selalu menjadi awal bahasan para fuqaha, karena thaharah merupakan muqaddimah ibadah (muqaddimah wajib = ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib ) . Shalat merupakan ibadah paling awal dan paling agung yang merupakan tiang penyangga agama, dan syarat pertama dari shalat adalah thaharah. Dasar Hukum Thaharah: Al-Quran Surat Al-Mudatstsir ayat 4-5, Al-Baqarah ayat 222. Juga hadis yg diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci”. Hikmah Thaharah: Islam memiliki konsern yang sangat tinggi terhadap bersuci dan penyucian, baik bersifat hissiyah (bisa diindera) atau maknawi. Bahkan, Islam memerintahkan manusia untuk berhias diri, khususnya setiap kali hendak ke mesjid. Thaharah merupakan urusan yang penting dalam Islam, boleh dikatakan bahwa tanpa ada thaharah ibadah kita tidak akan diterima. Thaharah juga mendidik manusia agar hidup bersih, sebagai sarana taqarrub ilallah , serta mendidik manusia berakhlak mulia. “ Barangsiapa yang tidak tahu hikmah, maka dia berada di atas fondasi keimanan yang goyah.”
  • 12. PEMBAGIAN THAHARAH THAHARAH HAKIKI = bersuci dari kotoran (khabats) atau najis yg bisa dilihat dan dirasa, baik itu mengenai badan, pakaian atau tempat. Najis seperti ini memiliki rasa, warna dan bau. Cara thaharah hakiki tergantung level najis, jika najisnya ringan, cukup dengan memercikkan air. Tapi jika najisnya berat seperti air liur anjing, harus dicuci dengan air 7x dan salah satunya dicampur tanah. THAHARAH HUKMI = bersuci dari hadats yang tidak terlihat kotorannya secara fisik. Seperti orang yg tertidur batal wudhu’nya, atau orang dalam keadaan junub wajib mandi. Thaharah secara hukmi dilakukan dengan berwudhu’ (hadats kecil) atau mandi jinabah (hadats besar). URGENSI THAHARAH : Islam adalah agama kebersihan Islam memperhatikan pencegahan penyakit Orang yg menjaga kebersihan dipuji oleh Allah Kesucian itu sebagian dari iman Kesucian adalah syarat ibadah THAHARAH Khabats (thaharah hakiki) Hadats (thaharah hukmi) Hadats kecil Hadats besar
  • 13. JENIS AIR SECARA FIQH AS-SU’RU = sisa yg tertinggal pada sebuah wadah air setelah seseorang atau hewan meminumnya. Sisa anak Adam (manusia) hukumnya suci, meskipun ia seorang kafir, junub, atau haidh. Sisa kucing dan hewan yang halal dagingnya, hukumnya suci. Sisa keledai dan binatang buas, juga burung, hukumnya suci menurut Hanafi. Sisa anjing dan babi, hukumnya najis menurut jumhur ulama JENIS-JENIS AIR 1. Air suci dan mensucikan (air Muthlaq) 2. Air suci tapi tidak mensucikan Air MUSTA’MAL (yg sudah dipakai untuk bersuci, volume air kurang dari 2 qullah= 270 liter). Kopi, teh, nira, kelapa. 3. Air Makruh (Musyammas) 4. Air yang bercampur benda suci (sabun, cuka) 5. Air Mutanajjis (air yg terkena najis) Air hujan Air Es/Salju Embun Air Laut Air Zam-zam Air sumur/Mata Air Air sungai Jika sedikit dan tidak mengubah nama air, maka ia suci mensucikan (Hanafi), dan tidak mensucikan (Syafi’i & Malik). Bila telah berubah rasa, bau dan warna, maka tidak boleh dipakai untuk bersuci.
  • 14. NAJIS DAN PEMBAGIANNYA AN-NAJASAH (najis), mengandung arti sesuatu yg kotor. Secara syara’ ialah sesuatu yg dapat mencegah sahnya shalat. Dalam bahasa Arab ada 2 penyebutannya. Najas , maknanya adalah benda yang hukumnya najis. Najis , maknanya adalah sifat najisnya. NAJIS HAKIKI DAN HUKMI Najis Hakiki yaitu najis yang berbentuk benda yang hukumnya najis. Misalnya darah, kencing, tahi (kotoran manusia), daging babi. Najis Hukmi maksudnya adalah hadats yang dialami oleh seseorang. Misalnya, seorang yang tidak punya air wudhu itu sering disebut dengan dalam keadaan hadats kecil. Dan orang yang dalam keadaan haidh, nifas atau keluar mani serta setelah berhubungan suami istri disebut dengan berhadats besar. Najis Berat dan Ringan Ada najis yang berat seperti daging babi. Tetapi ada juga najis yang ringan seperti air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibunya. Dan diantara keduanya, ada najis sedang. Dalam mazhab Asy-Syafi`iyah, najis berat itu hanya bisa dihilangkan dengan mencucinya sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah. Sedangkan najis yang ringan bisa dihilangkan dengan memercikkan air ke tempat yang terkena najis, sesuai hadis بول الغلام ينضح عليه، وبول الجارية يغسل . Untuk najis yang sedang, bisa dihilangkan dengan mencucinya dengan air hingga hilang rasa, warna dan aromanya. MACAM-MACAM NAJIS Mughalladhah (berat). Air liur anjing Mutawassitah (sedang). Kencing yg sudah kering Mukhaffafah (ringan). Kencing anak laki2 yg belum makan-minum
  • 15. BENDA-BENDA NAJIS Yang DISEPAKATI oleh para Ulama adalah Daging Babi, Air Liur Anjing, Bangkai Binatang, Potongan Tubuh Dari Hewan Yang Masih Hidup, Kotoran Keledai, Darah, Nanah, Muntah, Segala sesuatu yg keluar dari qubul dan dubur (kencing, tahi, madzi, wadi). Benda Yang Kenajisannya tidak disepakati Ulama (IKHTILAF): Khamar, hukumnya haram diminum. Jumhur ulama mengatakan khamar itu juga najis, namun ada sebagian yang mengatakan khamar bukan termasuk najis. Istilah najis yang ada dalam ayat Al-Quran Al-Kariem tentang khamar, bukanlah bermakna najis hakiki, melainkan najis secara maknawi. Susu binatang yang dagingnya tidak dimakan, seperti susu keledai dan susu binatang buas yang haram dimakan, juga diperselisihkan kesucian dan kenajisannya. Air mani , meskipun diwajibkan mandi, mazhab hanafi menyatakan bahwa mani adalah najis, tetapi ada juga yg mengatakan suci seperti halnya ingus dan ludah. Istinja` dan Adabnya Istinja` : ( اسنتجاء ) artinya bersuci sesudah keluar kotoran dari qubul (kemaluan) dan dubur (pantat), yaitu dengan cara menggunakan air atau dengan 3 buah batu jika tidak terdapat air. Istijmar ( استجمار ) adalah menghilangkan sisa buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda yang semisalnya. Istibra` ( استبراء ) : maknanya menghabiskan sisa kotoran atau air seni hingga yakin sudah benar-benar keluar semua. ADAB ISTINJA’: Menggunakan tangan kiri dan dimakruhkan dengan tangan kanan, Istitar atau memakai tabir penghalang agar tidak terlihat orang lain, tidak membaca tulisan yang mengandung nama Allah SWT, tidak menghadap Kiblat atau membelakanginya, tdk sambil berbicara, masuk tempat buang air dengan kaki kiri & keluar dg kaki kanan.
  • 16. WUDHU’ dan TAYAMMUM Wudhu' adalah sebuah ibadah ritual untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan menggunakan media air. Hukumnya bisa wajib dan bisa sunnah, tergantung konteks untuk apa kita berwudhu`. WAJIB WUDHU’ ketika akan melakukan shalat wajib maupun shalat sunnah, ketika akan Thawaf Di Ka`bah, dan menyentuh mushhaf. SUNNAH WUDHU’ ketika akan berzikir, hendak tidur, sebelum mandi janabah, bagi orang junub jika hendak makan-minum atau mengulangi jima’, ketika marah, ketika melantunkan azan dan iqamat, memperbarui wudhu’ untuk setiap shalat, saat wuquf di Arafah, melakukan sa’i. YANG MEMBATALKAN WUDHU’: Keluar sesuatu dari qubul dan dubur meskipun hanya angin, hilang akal karena gila, pingsan, sakit (seperti kesurupan, ayan) atau tidur nyenyak, Menyentuh kemaluan (qubul dan dubur) dengan telapak tangan atau jari tanpa penutup, bersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dan tidak memakai penutup (meskipun ada perbedaan pendapat ulama). TAYAMMUM adalah pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus. Yaitu pada saat air tidak ditemukan, atau ada air tapi sulit dijangkau, atau kondisi cuaca yg sangat dingin, atau tidak mungkin bersentuhan dengan air (karena penyakit). Dibolehkan bertayammum dengan menggunakan tanah yang suci dari najis, dan semua yang sejenis dengan tanah seperti batu, pasir atau kerikil. CARA TAYAMMUM cukup dengan niat, lalu menepukkan kedua tapak tangan ke tanah yang suci dari najis, kemudian meniupnya, lalu diusapkan ke wajah dan kedua tangan sampai batas pergelangan. Bila halangan untuk mendapatkan air sudah tidak ada, maka batallah tayammum.
  • 17. MANDI JANABAH Mandi wajib disebut juga mandi janabah/junub. Mandi ini merupakan tatacara/ritual yang bersifat ta`abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar. SEBAB-SEBAB Yang MEWAJIBKAN Mandi Janabah: Keluarnya Mani/Sperma, Jima’, Meninggal, Haidh/Menstruasi, Nifas, Melahirkan. TATA CARA Mandi Janabah: 1. Niat , Mencuci kedua tangan dengan sabun lalu mencucinya sebelum dimasukan ke tempat air 2. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri 3. Mencuci kemaluan dan dubur. 4. Menghilangkan najis yang ada di badan . 5. Berwudhu sebagaimana untuk sholat, dan menurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki. 6. Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, lalu menyiram kepala dengan 3 kali. 7. Membasuh badan, menyampaikan air ke seluruh tubuh, dan membersihkan seluruh anggota badan . 8. Mencuci kaki. MANDI JANABAH bersifat SUNNAH -bukan kewajiban-untuk dikerjakan (meski tidak berhadats besar), terutama pada keadaan berikut: 1. Shalat Jumat 2. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha 3. Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan Gerhana Bulan (Khusuf) 4. Shalat Istisqa` (minta hujan) 5. Sesudah memandikan mayat 6. Masuk Islam dari kekafiran 7. Sembuh dari gila 8. Ketika akan melakukan ihram. 9. Masuk ke kota Mekkah 10. Ketika Wukuf di Arafah 11. Ketika akan Thawaf, menurut Imam Syafi`i itu adalah salah satu sunnah dalam berthawaf.
  • 18. HAID dan NIFAS Hal-Hal Yang Haram Dikerjakan Oleh Orang Yang JUNUB Shalat, Thawaf, Memegang/Menyentuh Mushaf, Berihram, Masuk ke Masjid, Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafaznya diambil dari ayat Al-Quran (namun ada pula pendapat yang membolehkan wanita haidh membaca Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan hafalannya bila masa haidhnya terlalu lama, pendapat ini adalah pendapat Imam Malik dalam Bidayatul Mujtahid). 1. Darah haid , yaitu darah yang keluar dari kemaluan wanita atau tepatnya dari dalam rahim wanita dalam keadaan sehat (datang bulan), bukan karena kelahiran atau karena sakit 2. Darah istihadhah , yaitu darah yang keluar dalam keadan sakit. 3. Darah nifas , yaitu darah yang keluar bersama anak bayi sehabis melahirkan. Masing-masing mempunyai hukum tersendiri. HAID itu dimulai pada masa balighnya seorang wanita, kira-kira ada yang mulai usia 9 tahun menurut hitungan tahun hijriyah, dan haid akan berakhir hingga memasuki sinnul ya`si (5o tahun atau usia menopause). Malah menurut mazhab Syafi’i tidak ada akhir, selama masih hidup tetaplah dianggap haid bila keluar darah. Diluar rentang waktu ini bukanlah darah haid tetapi darah penyakit. As Syafi`iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa paling cepat haid itu adalah satu hari satu malam. Dan umumnya 6 atau 7 hari. Paling lama 15 hari 15 malam. Bila lebih dari itu maka darah istihadhah . Masa suci adalah jeda waktu antara dua haid yang dialami oleh seorang wanita. Masa suci memiliki dua tanda, pertama; keringnya darah dan kedua; adanya air yang berwarna putih pada akhir masa haid .
  • 19. HUKUM HAID Perbuatan Yang Haram Dilakukan oleh WANITA HAID Shalat, seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk melakukan salat. Berwudu` atau mandi janabah, seolah-olah darah haidhnya sudah selesai, padahal belum selesai. Sedangkan mandi biasa tanpa berniat bersuci dari hadats besar, bukan merupakan larangan. Puasa, dilarang menjalankan puasa dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya (qadha’) di hari yang lain. Tawaf, seorang wanita yang sedang haid dilarang melakukan tawaf. Sedangkan semua praktek ibadah haji lain tetap boleh dilakukan. Sebab tawaf itu mensyaratkan seseorang suci dari hadas besar. Menyentuh mushaf dan Membawanya, melafazkan Ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafaznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung. Masuk ke Masjid. Bersetubuh, wanita yang sedang mendapat haid haram bersetubuh dengan suaminya. Tidak cukup hanya selesai haid saja tetapi sampai ia selesai mandi janabah. (QS. Al-Baqarah: 222). Cerai, seorang yang sedang haid haram untuk bercerai. Dan bila dilakukan juga maka thalaq itu adalah thalaq bid`ah. (QS. Al-Thalaq: 1)
  • 20. MENGUSAP DUA KHUFF KHUFF ialah sepatu atau segala jenis alas kaki yang bisa menutupi tapak kaki hingga kedua mata kaki, baik terbuat dari kulit maupun benda-benda lainnya. Makna mengusap ialah membasahkan tangan dengan air lalu mengusapkannya ke atas sepatu dalam masa waktu tertentu. MASA BERLAKU: Jumhur ulama mengatakan seseorang boleh tetap mengusap sepatunya selama waktu sampai tiga hari bila dia dalam keadaan safar. Bila dalam keadaan mukim hanya 1 hari. CARA: Mengusap sepatu dilakukan dengan cara membasahi tangan dengan air, paling tidak menggunakan tiga jari, mulai dari bagian atas dan depan sepatu, tangan yang basah itu ditempelkan ke sepatu dan digeserkan ke arah belakang di bagian atas sepatu. Ini dilakukan cukup sekali saja, tidak perlu tiga kali. Yang wajib menurut mazhab Syafi’iyah cukuplah sekedar usap sebagaimana boleh mengusap sebagian kepala, yang diusap bagian atas bukan bawah atau belakang. SYARAT untuk Mengusap Sepatu: 1. Berwudhu sebelum memakainya, suci dari hadas kecil maupun besar. 2. Sepatunya harus suci dan menutupi tapak kaki hingga mata kaki. Sepatu itu harus rapat dari semua sisinya hingga mata kaki. Sepatu yang tidak sampai menutup mata kaki tidak masuk dalam kriteria khuff yang disyariatkan, sehingga meski dipakai, tidak boleh menjalankan syariat mengusap. Sepatu juga tidak bolong. Sebab bolongnya itu menjadikannya tidak bisa menutupi seluruh tapak kaki dan mata kaki. 3. Tidak Najis. Bila sepatu terkena najis maka tidak bisa digunakan, Atau sepatu yang terbuat dari kulit bangkai yang belum disamak menurut Hanafiyah dan Syafi’iyah. 4. Tidak tembus air. Mazhab Malikiyah mengatakan sepatu tidak boleh tembus air. Namun jumhur ulama menganggap itu boleh-boleh saja.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. THE END http://marhamahsaleh.wordpress.com/ Email: marhamahsaleh@yahoo.com