1. BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi
pertanian, oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan
strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan usaha tani, maka air
( irigasi ) harus diberikan dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat. Jika
tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya
akan mempengaruhi produksi tanaman.
Sarana dan prasarana irigasi yang diperlukan untuk mempelancar
pasokan air irigasi dapat berupa bendungan, saluran primer dan sekunder,
box bagi, bangunan – bangunan ukur, satuan tersier, dan jaringan irigasi
tingkat usaha tani ( JITUT ), serta jaringan irigasi tingkat desa ( JIDES ),
terganggunya atau rusak salah satu bangunan – bangunan irigasi akan
mempengaruhi kinerja sistem yang ada sehingga mengakibatkan efisiensi
dan efektifitas irigasi menjadi menurun.
Proyek Rehabilitasi jaringan D.R. Keutengga Paket-1 di Kabupaten
Aceh Tamiang ini seluas 417 Ha. Yang mana proyek ini bertujuan untuk
memperbaiki beberapa sarana dan prasarana irigasi yang telah rusak dan
tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
Pembangunan Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R. Keutengga Paket-1
Seluas 417 Ha di Kabupaten Aceh Tamiang ini dilaksanakan oleh CV.
JASA BUMI PERSADA berdasarkan hasil pelelangan, sedangkan biaya
yang dibutuhkan untuk Pembangunan Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R.
keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha di kabupaten Aceh Tamiang sebesar
Rp.1.517.696.000.00 ( Satu miliar lima ratus tujuh belas juta enam ratus
1
2. sembilan puluh enam ribu rupiah, dengan sumber dana dari APBN.
Pembangunan Proyek Rehabilitasi jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas
417 Ha di Kabupaten Aceh Tamiang ini direncanakan 3 bulan terhitung
mulai tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 30 September 2012.
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini yaitu untuk mengamati secara
langsung serta melaporkan prosedur pelaksanaan proyek di lapangan
sebagai tindak lanjut dari apa yang telah didapatkan secara teoritis di
perkuliahan. Kerja praktek ini juga merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diselesaikan untuk memenuhi pensyaratan perkuliahan di jurusan
teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Samudra Langsa.
Untuk melaksanakan kerja praktek ini diberikan waktu selama 3
bulan, selama itu penulis diwajibkan untuk mengikuti semua kegiatan
proyek dari awal sampai selesainya proyek. Dari kegiatan kerja praktek ini
dapat diambil manfaat dengan membandingkan antara pelajaran yang
didapatkan di bangku kuliah dengan yang dilihat di lapangan.
2
3. BAB II
SPESIFIKASI UMUM YANG MENUNJANG
PELAKSANAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan suatu proyek perlu pengorganisasian
yang terkoordinasi secara efektif dan sistematis. Hal ini diperlukan karena
terbatasnya kemampuan kerja, daya pikir, waktu serta pendidikan setiap
orang. Mengingat masalah tersebut, maka dibentuklah unsur-unsur dalam
suatu bentuk organisasi yang berupa pembagian kerja sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam hal ini unsur yang terlibat antara satu dengan yang lainnya,
harus sesuai dengan tugas dan fungsinya. Jadi dengan demikian setiap unsur
yang ada dalam organisasi tersebut tidak melampaui wewenang dan tugas
yang diemban oleh suatu organisasi.
2.1. Struktur Organisasi
Dalam mewujudkan pembangunan proyek sangat diperlukan struktur
organisasi pekerjaan. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-
orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi
merupakan suatu tatanan secara sistematik yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya, untuk menghindari tumpang tindih dalam
melaksanakan suatu pekerjaan.
Untuk mencapai suatu tujuan organisasi merupakan kewajiban
pimpinan dalam menciptakan serangkaian hubungan kerja. Untuk
mencegah kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas. Adapun unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R.
3
4. Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kabupaten Aceh Tamiang ini adalah
sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek (Bowheer)
2. Perencana
3. Pelaksana
4. Pengawas
2.1.1. Pemilik Proyek /Bowheer
Pemilik Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas
417 Ha Di Kabupaten Aceh Tamiang. Dalam hal ini diwakili oleh Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Aceh Tamiang Bidang Pengairan. Untuk
memudahkan pelaksanaan administrasi pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan pemilik menunjuk wakilnya, yang merupakan suatu organisasi di
bawah koordinasi pemimpin bagian proyek.
Adapun tugas dan tanggung jawab pemilik proyek ialah :
1. Membuat uraian tentang maksud dan tujuan pelaksanaan proyek baik
dari segi keuangan maupun dari segi fisik sesuai petunjuk
operasional.
2. Memberi bimbingan pedoman dan pengarahan kepada unsur
pembantu pimpinan dan pelaksana dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
3. Mengatur tata cara kerja proyek dalam suatu pedoman dalam
membentuk panitia pelelangan (tender) dan memutuskan pemenang.
4. Mengadakan hubungan kerja dengan instansi Pemerintah dan Swasta
sesuai dengan keperluan, termasuk mengadakan kontrak kerja.
5. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan mutu pekerjaan.
6. Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek tepat pada waktunya.
4
5. 2.1.2. Perencana
Perencana adalah suatu badan yang dianggap ahli dan mampu dalam
perencanaan konstruksi. Adapun perencana pada Proyek Rehabilitasi
Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kabupaten Aceh
Tamiang adalah dipercayakan kepada Dinas Pekerjaan Umum Aceh
Tamiang Bidang Pengairan.
Adapun tugas dan wewenang perencana adalah sebagai berikut :
1. Membuat uraian tentang maksud dan tujuan proyek.
2. Mengumpulkan data-data lapangan yang diperlukan.
3. Merencanakan bentuk konstruksi sesuai dengan permintaan pemilik
proyek dan keadaan lapangan.
4. Membuat gambar perencanaan, gambar rencana beserta detailnya.
5. Membuat rencana kerja, daftar perhitungan, volume dan Rencana
Anggaran Biaya.
6. Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisikan syarat umum
dan bestek.
7. Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek untuk
dijadikan sebagai dokumen tender.
2.1.3. Pelaksana / kontraktor
Pelaksana / kontraktor adalah suatu badan usaha yang melaksanakan
pekerjaan yang diperoleh melalui suatu pelelangan. Berdasarkan hasil
pelelangan, pimpinan proyek menyetujui CV. Jasa Bumi Persada, sebagai
pelaksana pada Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R. Keutengga Paket-1
Seluas 417 Ha Di Kabupaten Aceh Tamiang. Hal ini diambil berdasarkan
penyesuaian penawaran pada waktu pelelangan dan memenuhi persyaratan
sesuai dengan yang telah ditetapkan serta mampu melaksanakan proyek
tersebut dengan baik.
5
6. Dalam melaksanakan pekerjaan pimpinan perusahaan mengangkat
seorang Manager Lapangan yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
segala masalah yang timbul di lapangan. Kemudian ditunjuk pula beberapa
staf yang bekerja menurut bidangnya masing-masing dan bertanggung
jawab kepada manager lapangan.
Adapun tugas dan wewenang pelaksana terhadap masalah
dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar yang telah direncanakan.
2. Menyediakan tenaga kerja peralatan dan bahan untuk melaksanakan
proyek.
3. Melunasi pajak-pajak yang bersangkutan tentang pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Membayar asuransi pada karyawannya.
5. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
6. Mengadakan perawatan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana (kontraktor).
2.1.4. Pengawas
Pengawas adalah unsur yang diberikan kepercayaan dan wewenang
oleh pemilik proyek. Untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan
proyek agar tidak menyimpang dari bestek sehingga tercapai hasil yang
baik menurut persyaratan yang ada dalam kontrak. Pada Proyek
Rehabilitasi Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kabupaten
Aceh Tamiang, pengawas dipercayakan kepada Dinas Pekerjaan Umum
Aceh Tamiang Bidang Pengairan. Badan ini dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.
Dalam mengawasi jalannya pelaksanaan proyek, pengawas
mempunyai tugas sebagai berikut :
6
7. 1. Mengawasi lajunya perkembangan proyek baik kualitas maupun
kuantitas konstruksi secara keseluruhan sesuai dengan permintaan
pimpinan proyek.
2. Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi
selama pelaksanaan dengan mendapat persetujuan dari pimpinan
proyek.
3. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan tentang kemajuan
proyek.
4. Mengawasi ketetapan waktu pelaksanaan.
2.2. Hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi pada suatu
proyek.
Hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi pada suatu pekerjaan
mempunyai jalur kerjanya masing-masing sesuai dengan tugas dan
kewajibannya.
Adapun hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini :
Pemilik Proyek
(Bowheer)
Pengawas
Perencana
Proyek
Proyek
(Supervisi)
Pelaksana
Proyek
(Kontraktor)
7
8. = Jalur Perintah
= Jalur Konsultasi
Gambar 2.2. Struktur hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi
Dari gambar hubungan kerja di atas dapat dilihat bahwa pengawas,
perencana dan pelaksana sama-sama bertanggung jawab kepada pimpinan
proyek sesuai tugas masing-masing.
Pengawas proyek bertanggung jawab “Mengoreksi Kualitas Dan
Kuantitas Suatu Proyek Dan Berkonsultasi Kepada Perencana“. Sedangkan
pelaksana bertanggung jawab kepada pengawas “Untuk Dapat Menunjang
Terciptanya Keberhasilan Pelaksana Suatu Proyek”. Dengan kata lain
pengawas menerima petunjuk dari perencana kemudian disampaikan
kepada pelaksana.
2.3. Pelaksana dilapangan
Pelaksanaan di lapangan dilaksanakan CV. Jasa Bumi Persada
dibawah pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Aceh Tamiang Bidang
Pengairan. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 01 juli 2012 sampai akhir
pelaksanaan kontrak yaitu sampai tanggal 30 september 2012.
Kelancaran pelaksanaan juga didukung oleh tenaga kerja dan bahan
yang tersedia. Untuk kesinambungan pekerjaan dalam pelaksanaan di
lapangan maka kontraktor sebagai pelaksana harus membuat waktu
pelaksana agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Untuk pelaksanaan di lapangan maka disusunlah jadwal pekerjaan
harian yang ditetapkan sebagai berikut :
- Pagi mulai jam 08.00 – 12.00 Wib
- Istirahat jam 12.00 – 13.00 Wib
- Siang mulai jam 13.00 – 17.30 Wib
8
9. BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Untuk kelancaran suatu proyek adalah kewajiban bagi pelaksana
untuk mengatur langkah-langkah kerja setiap jenis pekerjaan. Hal ini
menyangkut tentang penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan
jenis dan volume pekerjaan. Semua ini berguna untuk menentukan tenaga
kerja dan peralatan yang nanti akan diperguanakan antara lain: Dump
Truck, Excavator (Backhoe), Mesin Pengaduk (molen), Mesin Pompa Air,
Kereta Sorong dan alat-alat lain yang mendukug pekerjaan.
Adapun ruang lingkup pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R.
Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kabupaten Aceh Tamiang adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Saluran
3. Pekerjaan Bangunan Air
4. Pekerjaan Finishing
3.1 Pekerjan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi semua kegiatan sebelum dilaksanakan
pekerjana konstruksi. Pekerjaan persiapan ini meliputi pembersihan lokasi
kerja, pengukuran dan pemasangan bowplank, papan nama proyek, direksi
keet/pondok kerja dan fasilitas penunjang lainnya.
Pada pekerjan pemasangan bow plank yang pertama dilakukan
setting out (pengukuran kembali) untuk menentukan peil bangunan
mengunakan alat ukur seperti waterpass, theodolite, meteran dan lain-lain.
pengukuran dilakukan per 25 meter guna mendapatkan data–data yang
9
10. akurat untuk melakukan pemasangan bow plank sehingga tergabunglah
saluran irigasi induk yang sesuai dengan gambar rencana (shop drawing).
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 150 x 100 cm 2 dengan
mencantumkan instansi pemilik bangunan, sumber dana, tanggal mulai,
tanggal selesai, nama pekerjaan, lokasi, dan volume pekerjaan harus sesuai
dengan petunjuk teknis. Begitu juga pembuatan pondok kerja di bangun
dengan menggunakan struktur yang sederhana dan berlokasi di sekitar
lokasi pekerjaan guna sebagai tempat berteduh bagi pekerja dan juga di
gunakan sebagai tempat menyimpan bahan dan peralatan yang diperlukan
di lapangan. Pembuatan pondok kerja juga merupakan salah satu yang
mendukung lancarnya pekerjaan dilapangan.
3.2 Pekerjaan Saluran
Pada pekerjaan pembuatan saluran irigasi induk yang pertama di
lakukan normalisasi saluran sesuai dengan dimensi yang ada di dalam
gambar rencana, penggalian di lakukan dengan menggunakan alat berat
(Ekavator) hasil galian di buang agak jauh dari lokasi agar tidak terjadi
longsor kembali hasil galian. Setelah pekerjaan galian selesai barulah di
mulai dengan pekerjaan selanjudnya yaitu pekerjaan konstruksi dengan
mengunakan pasangan batu koral yang berukuran 15 s/d 20 cm, penampang
saluran di rencanakan adalah trapesium dengan lebar atas 3 meter, lebar
bawah 2 meter dan tinggi 1 meter.
3.3 Pekerjaan Bangunan air
Pintu romjin/ klep di buat dengan menggunakan besi plat dengan
ukuran 1,5 x 1 meter. Pemasangannya di lakukan setelah bangunan atau
konstruksi pintu air selesai di bangun, ketika di lakukan pemasangan pintu
klep harus sesuai dengan petunjuk teknis dan gambar rencana.
10
11. 3.4 Pekerjaan Finishing
Setelah semua pekerjaan yang tertera pada daftar kuantitas selesai di
kerjakan dan seluruh pekerjaan telah di dokumentasi dan di buat laporannya
serta data-data pendukung lainnya, barulah pekerjaan ini mulai atau di
lakukan. Pekerjaan finishing atau pembersihan akhir adalah pekerjaan
merapikan pekerjaan irigasi induk dan sekitarnya yang kurang rapi juga
membersihkan lapangan dari material yang tidak di gunakan lagi serta
memindahkan semua peralatan kerja dan di lakukan pekerjaan serah terima
kepada pengguna barang dan jasa.
11
12. BAB IV
KEGIATAN YANG DIIKUTI
Kegiatan-kegiatan yang penulis ikuti selama pelaksanaan kerja
praktek pada Proyek Rehabilitasi Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas
417 Ha Di Kab. Aceh Tamiang adalah pekerjaan normalisasi saluran,
pekerjaan konstruksi saluran, pekerjaan bangunan air
Bahan atau material utama yang dingunakan untuk pembanguanan
Jaringan Irigasi tersebut adalah :
1. Besi
Besi beton yang di gunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 24 kg/cm2). Besi didatangkan
dari medan dan pengadaan besi di lapangan dibeli dari toko-toko yang
berada di Langsa, tergantung ketersediaan dan harga yang di tawarkan.
Ukuran besi yang dingunakan adalah Ø 12 mm dan Ø 10 mm. Untuk
membentuk tulangan sesuai dengan kebutuhan di lapangan digunakan 1
unit pemotong baja, 5 unit pembengkok tulangan. Setiap pembengkokan
tulangan menggunakan tenaga manusia yang di lakukan oleh 1-4 orang
pekerja.
2. Semen
Semen yang di gunakan adalah semen padang (PC) tipe 1, yang di
produksi oleh Pabrik PT. Semen Indonesia. Semen berasal dari
pengalur/ distributor semen resmi langsa. Semen diletakkan di dalam
gudang yang diberi lantai setinggi 20 cm dari permukaan tanah sehingga
terhindar dari pengaruh kelembaban. Hal ini sesuai dengan ketentuan
PBI 1971 pasal 39 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa pelaksanaan
dijaga agar semen tidak menjadi lembab.
12
13. 3. Koral
Koral yang di gunakan dengan ukuran 12 s/d 20 cm yang di datangkang
dari tempat pengambilanya dengan menggunakan dam truk. Sebelum di
pasang batu kali harus di bersihkan dari kotoran dan lumpur terlebih
dahulu supaya material tersebut bebas dari pengaruh bahan-bahan
organik yang dapat merusak daya lekat antara batu koral dengan adukan
semen.
4. Kerikil dan Pasir
Kerikil dan Pasir di datangkan dari sumber terdekat, pengadaan ke
lokasi dengan menggunakan angkutan dam truk. Kerikil dan pasir yang
di gunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai garadasi
dan kekasaran sesuai yang di syaratkan dalam PBI 1971.
5. Air
Air yang dingunakan untuk campuran mortal dan keperluan lainnya
adalah air tawar yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan orgnik atau bahan-bahan lainnya yang tidak baik bagi
pelaksanaan pekerjaan dan juga air tersebut harus memenuhi
pensyaratan teknis yang diperlukan.
6. Kayu / Cerucuk
Kayu yang di gunakan untuk ceruk adalah kayu bakau yang di
datangkan dari lokasi setempat dengan menggunakan dam truk.
4.1 Pekerjaan normalisasi saluran
Normalisasi saluran adalah tahap awal dari pada Proyek Rehabilitasi
Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kab. Aceh Tamiang
yang tujuannya adalah supaya saluran tanah yang lama yang telah rusak
atau dangkal yang di sebabkan oleh endapan lumpur di waktu banjir, dan
juga di sebabkan oleh tumbuhnya pegetasi atau rerumputan di dalam
saluran menjadi lancar kembali aliran airnya. Kemudian normalisali juga di
13
14. lakukan untuk menyesuaikan kedalaman saluran dan luas penampang
saluran yang lama sesuai dengan gambar yang di rencanakan. Normalisasi
saluran menggunakan alat berat jenis excavaktor (Back hoe) dengan volume
saluran adalah 17439.35 meter.
Pekerjaan Konstruksi Saluran Irigasi
Konstruksi saluran irigasi adalah suatu bangunan yang di bangun
untuk tujuan mengalirkan air dari sumbernya ke areal sawah yang
direncanakan, di samping itu juga berfungsi untuk mengalirkan debit banjir
di waktu musim hujan. Dengan demikian pekerjaan konstruksi saluran
adalah pekerjaan yang perlu pengawasan teknis, agar saluran irigasi yang di
buat di lapangan sesuai dengan yang telah di rencanakan, kuat dan tidak
mudah rusak oleh pengarus banjir dan di akibatkan desakan tanah.
Pekerjaan-pekerjaan yang di lakukan dalam Proyek Rehabilitasi
Jaringan D.R. Keutengga Paket-1 Seluas 417 Ha Di Kab. Aceh Tamiang
adalah: Pekerjaan galian tanah berpasir, perapian tanggul, pekerjaan galian
tanah biasa, pekerjaan pasangan batu kali, pekerjaan plasteran, pekerjaan
bongkaran pasang lama, pekerjaan pengecoran dan pembeisan
Pekerjaan bendungan
Pembendungan di lakukan per 50 meter setelah saluran siap di
normalisasikan. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembuangan air
yang ada dalam saluran dengan menggunakan mesin pompa, bahan yang di
gunakan adalah berupa goni yang berisikan tanah, papan, kayu pancang dan
plastik supaya air tidak mudah meresap kembali.
Pekerjaan Galian Pondasi
14
15. Pekerjaan galian pondasi ini di lakukan setelah pekerjaan bendungan
siap di kerjakan, setelah saluran sudah benar-benar bersih dari kayu dan
sampah baru kemudian di lakukan penggalian lumpur oleh beberapa orang
untuk mendapatkan dimensi pondasi yang sesuai dengan Shop Drawing
(gambar kerja), jika terjadi kelebihan kedalaman akan di isikan dengan
pasir urug lalu di padatkan menggunakan stamper (alat pemadat).
Pekerjaan Pemasangan Cerucuk Bakau
Pemasangan cerucuk di lakukan sebelum pekerjaan pondasi di
kerjakan, di mana kayu cerucuk di pancangkan dengan kedalaman sesuai
dengan gambar rencana, tahapannya di lakukan pemancangan satu persatu
dengan jarak 0,5 meter antara cerucuk yang satu dengan yang lain.
Diameter kayu cerucuk yang di gunakan berkisar antara 40 s/d 80 mm,
pemancangan cerucuk di lakukan secara manual menggunakan martil
khusus berdiameter 200 mm. sebelum di pancang kayu cerucuk di
runcingkan ujunya terlebih dahulu agar lebih mudah pada saat
pemancangan.
Pekerjaan Pasir Urug
Pekerjaan ini di laksanakan sesudah pekerjaan cerucuk siap di
kerjakan, pasir urug di hamparkan dengan ketebalan sesuai gambar kerja
yang ada kemudian di padatkan sesuai dengan alat pemadat.
Pekerjaan Pondasi
Untuk pekerjaan pemasangan batu untuk pondasi di buat dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana. Adapun ukuran batu yang di
gunakan adalah 15-20 cm, sebelum pemasangan batu kali harus di
bersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan lumpur hal ini di lakukan agar
campuran atau adukan supaya merata dan melekat dengan baik sehingga
15
16. pondasi bangunan akan lebih kokoh. Proses pembuatan pondasi ialah
pertama sekali dihamparkan campuran semen adukan 1 pc :4 ps pada
tempat yang sudah siap untuk dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan
penyusuan batu besar satu demi batu, untuk menutupi rongga di gunakan
batu kecil sekaligus pengunci supaya batu yang besar tidak tergeser lagi,
kemudian diatas batu tersebut di hamparkan lagi campuran semen adukan 1
pc :4 ps, dan seterusnya sampai pondasi itu siap dikerjakan sesuai dengan
gambar rencanan.
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan beton bertulang ini meliputi pekerjaan kolom dan balok,
penulangan di lakukan sesuai dengan gambar rencana yang ada dan
petunjuk teknis. Diameter besi yang digunakan adalah ø 10 untuk tiang dan
ø 6 untuk sengkang.
Pekerjaan Dinding Pasangan
Pekerjaan dinding pasangan batu di lakukan setelah pekerjaan
pondasi siap di kerjakan. Ukuran batu yang di gunakan untuk dinding
pasangan adalah 15-20 cm sedangkan kemiringan dan ketebalan saluran
sesuai dengan gambar yang telah di rencanakan. Pemasangan batu di
lakukan dengan cara menyusun batu satu persatu, kemudian derekatkan
dengan campuran adonan semen 1 pc :4 ps. Proses pemasangan batu ini di
lakukan per dua orang, satu orang sebagai pengusun batu dan satu orang
lagi bertugas untuk mengambilkan adonan semen dari tempat pengadukan.
Pekerjaan Drain Hole / Pipa Resapan
Perkerjaan ini menggunakan pipa PVC berdiameter 2 inch dengan
panjang pipa resapan sesuai dengan gambar rencana dan di beri ijuk di
dalamnya agar tidak tersumbat dengan tanah yang masuk kedalamnya dan
16
17. terjadi resapan yang lebih baik, jumlak pipa resapan yang di pasang dalam
satu meter panjang saluran adalah 1batang. Pemasangan pipa di lakukan
pasa saat pemasangan batu untuk dinding saluran.
Pekerjaan Plesteran Tebal 15 mm
Plesteran dilakukan pada diding saluran yang sudah siap
pemasangan batu, permukaan beton bertulang dan dinding pasangan
terlebih dahulu di buat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik pada pasangan dengan ketebalan plesteran direncanakan 15 mm.
Pekerjaan Pemasangan Papan mal
Proses pemasangan papan mal di lakukan oleh beberapa orang,
dimana papan mal yang sudah di persiapkan dipasang pada pada dinding
saluran yang siap pemasangan besi balok. Papan mal di buat dari kayu jenis
kelapa, dimensi dan bentuk mal disesuaikan dengan dimensi balok. Mal
terdiri dari empat sisi yang kemudian diikat dengan kayu pengunci.
Pengocoran Balok
Setelah pemasangan papan mal selesai dikerjakan dilanjutkan
dengan pekerjaan pengecoran balok. Pengecoran balok dikerjakan secara
manual oleh beberapa orang, pada pengecoran balok digunakan mutu beton
K-175 dengan perbandingan campuran mortal 1 pc : 2 ps : 3 kr artinya
setiap digunakan 1 semen dipakai 2 pasir dan 3 kerikil.
Pekerjaan Pembukaan Mal
Pekerjaan pembukaan mal atau pembongkaran mal balok di lakukan
setelah berumur minimal satu hari atau bila beton sudah mengeras. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar konstruksi balok kuat menahan beban. Papan
mal dibuka dengan cara membuka kawat dan ikatan kayu yang di paku.
17
18. Pekerjaan Timbunan Tanah
Pekerjan timbunan tanah ini di lakukan setelah konstruksi saluran
sudah siap di kerjakan. Penimbuanan dilakukan mengguanakan tanah yang
didatangkan sesuai dengan spesifikasi dari lokasi setempat dengan
menggunakan dam truk, kemudian tanah tersebut diangkut dengan
menggunakan kereta sorong ke lokasi pekerjaan, lalu di isikan ke dalam dua
sayap bangunan yang sudah siap di kerjakan. Dimensi sayap beton yang
hendak di isikan timbuanan hendaknya harus bebas dari air, lumpur,
kotoran dan lain-lain, pehamparan dan pemadatan di lakukan per 15 cm
dengan menggunakan alat pemadat yang disetujui oleh direksi teknis.
18
19. Pekerjaan Timbunan Tanah
Pekerjan timbunan tanah ini di lakukan setelah konstruksi saluran
sudah siap di kerjakan. Penimbuanan dilakukan mengguanakan tanah yang
didatangkan sesuai dengan spesifikasi dari lokasi setempat dengan
menggunakan dam truk, kemudian tanah tersebut diangkut dengan
menggunakan kereta sorong ke lokasi pekerjaan, lalu di isikan ke dalam dua
sayap bangunan yang sudah siap di kerjakan. Dimensi sayap beton yang
hendak di isikan timbuanan hendaknya harus bebas dari air, lumpur,
kotoran dan lain-lain, pehamparan dan pemadatan di lakukan per 15 cm
dengan menggunakan alat pemadat yang disetujui oleh direksi teknis.
18
20. Pekerjaan Timbunan Tanah
Pekerjan timbunan tanah ini di lakukan setelah konstruksi saluran
sudah siap di kerjakan. Penimbuanan dilakukan mengguanakan tanah yang
didatangkan sesuai dengan spesifikasi dari lokasi setempat dengan
menggunakan dam truk, kemudian tanah tersebut diangkut dengan
menggunakan kereta sorong ke lokasi pekerjaan, lalu di isikan ke dalam dua
sayap bangunan yang sudah siap di kerjakan. Dimensi sayap beton yang
hendak di isikan timbuanan hendaknya harus bebas dari air, lumpur,
kotoran dan lain-lain, pehamparan dan pemadatan di lakukan per 15 cm
dengan menggunakan alat pemadat yang disetujui oleh direksi teknis.
18