SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
MATERI 1
Pendahuluan
( Budiman )
I.

Ruang Lingkup MSDA
Kema hubungan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan (Tietenberg, 1992)
Sistem Ekonomi
Luaran

perusahaan

Rumahtangga
a
Masukan

Produksi

Konsumsi

Sistem pendukung kehidupan alam :
Air, Udara, Flora dan Fauna, Bahan Baku, kenyamanan

Skema hubungan antara sistem ekonomi dan lingkungan
(Sumber : dimodifikasi dari Tietenberg 1992 : 19)
Dari skema tersebut, cakupan dari MSDA adalah aspek lingkungan yg dalam hal ini terkait
dengan sumber daya udara, air, hutan, energy, bahan mentah (mineral) dan keindahan.
Pembahasan adalah pada aspek bagaimana unsur2 lingkungan, dalam hal ini lingkungan fisik
dan bkn social, dikelola sehingga memberi manfaat yg lebih besar bagi kehidupan manusia
secara berkelanjutan. Atau dalam uraian tentang skema diatas hanya mencakup unsur ekstrasi
sumberdaya, dan tidak mencakup ekskresi limbah dari sumber yg berasal dari system ekonomi.
(sugiharto, 1999 : 45).
Dalam kehidupan keseharian , system ekonomi dan system lingkungan merupakan dua system
yg saling mengisi dan saling membutuhkan (mutually-dependent).
- Level pembahasan adalah pada :
1. Diri atau individu, termasuk didalamnyakeluarga inti serumah
2. Perusahaan atau pabrik dengan kapasitas produksi tertentu, baik pada skala mikro
sampai pada skala makro.
- Gambaran umum SDA (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : bab 4), uraiannya
mencakup :
a. Definisi konsep
b. Jenis-jenis, pembagian, produksi / sumber-sumbernya
c. Peranan bagi manusia
d. Masalah yg dihadapi
e. Kebijakan terkait pengelolaannya
II.

Manfaat Mempelajari MSDA
 Manfaat mempelajari MSDA adalah :
a. Menambah Pengetahuan mengenai SDA : definisi, pembagian, masalah dan
pemanfaatannya atau pengelolaannya agar tercapai kondisi seperti disebutkan di atas.
Aspek akhir yang maksimal adalah dalam bentuk : kesadaran akan pentingnya SDA
dan pelaksanaan tindakan diri yang didasarkan pada kelestarian yang maksimal
(optimum) bagi SDA dan lingkungannya – fisik dan sosial.
b. Selain itu, merupakan pelatihan keterampilan dalam menerapkan fungsi – fungsi atau
prinsip – prinsip manajemen dalam kehidupan sehari – hari.
 Ketiga aspek diatas diharapkan dapat menimbulkan SDA yang:
1. Lestari (dari segi keberadaannya, eksistensinya)
2. Berkelanjutan (dalam produksi hasil)
3. Mempunyai manfaat yg besar (bukan hanya dari sisi ekonomi saja!)

III.

Isu - isu Pokok SDA
- Masalah lingkungan pokoknya adalah : terganggunya keseimbangan di dalam suatu
ekosistem (Sugiharto, 1999 : 42) (ada konsep “EKOSISTEM”)
-

-

Gangguan terhadap daya adaptasi lingkungan terhadap peerubahan yang terjadi : fisik,
kimia, biologis (dlm konteks SDA, tidak disertakan factor psikologis??)
Limbah sebagai sumber masalah.
Perbandingan antara nilai ekonomis dan nilai lingkungan / eksistensi SDA yang memang
jumlahnya terbatas.
Didunia (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : 10-13) :
a. Ketergantungan pada sumber daya yg terbatas berupa sumberdaya yg tak dapat
diperbaharui, sumberdaya yang dapat diperbaharui tetapi dapat rusak dan system
lingkungan yg terbatas.
b. Lokasi sumberdaya yang diketahui
c. Ketergantungan yg semakin meningkat sumber daya yg tak dapat diperbaharui pada
teknologi2 modern.
d. Peningkatan kualitas persediaan yg semakin menurun
Di Indonesia (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : 10-13) :
a. Erosi tanah pada sumberdaya tanah
b. Polusi oleh manusia, baik pada bidang pertanian maupun industry
c. Efisiensi penggunaan air
d. Penggunaan energi yg makin cepat meningkat dan persediaan – persediaan minyak
bumi yg menyusut pada sumber daya energy utama.
e. Kegagalan penggunaan teknik panen yg tepat guna dan kegagalan menanami kembali
daerah – daerah panenan pada sumberdaya hutan
f. Kerusakan karena polusi dan cara penangkapan pada sumberdaya perikanan.
g. Kelestarian (pemeliharaan) daerah2 lingkungan, satwa dan flora yg unik yg
memberikan keindahan dan langka.

Daftar Pustaka
- Sugiharto, Toto, 1999, Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup : Tinjauan
Sepintas, dalam Majalah Ekonomi danb Komputer Nomor 1 Tahun VII.
- Dibyo Prabowo dan Sukanto Reksohadiprodjo (penyunting), 1985, Pengantar Ekonomi
sumberdaya Alam, BPFE, Yogyakarta.
- Tietenberg, Tom, 1992, Environmental and Natural Resources Economics, Harper
Collins Publishing Incorporation, New York, USA.
MATERI 2 :
MANAJEMEN DAN SDA
( Budiman )
I. Manajemen dan Fungsi – Fungsi Manajemen
a. Definisi Manajemen : Planning, Organizing, Actuating, Controlling ( POAC )
1. Planning (perencanaan) : konsep intinya adalah pengetahuan mengenai “awal” dan
“akhir‟ dari suatu tindakan atau kegiatan, penentuan “kondisi rinci” posisi saat ini dan
posisi akhir yang diinginkan.
Perencanaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Dahuri, dkk, 2004 :11)
a. Perencanaan Sektoral, dan
b. Perencanaan terpadu
Perencanaan sektoral meliputi aktivitas (kegiatan), tujuan dan instansi yg terdiri hanya
1 saja, sebaliknya perencanaan terpadu mencakup lebih dari 1.
Perencanaan adalah (UU no. 7 Th 2004, hal 11) :
“Suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara
terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan Sumber daya
air.”
2. Organizing (Pengorganisasian), terkait dengan :
- Penentuan Struktur dan
- Penentuan “posisi” saat ini terhadap kondisi “akhir” yang diinginkan
3. Actuating (Pelaksanaan), terkait dengan pelaksanaan kerja yg telah disepakati
berdasarkan pembagian kerja yg telah dibuat
Pemeliharaan adalah (UU No 7 Th 2004, hal 11)
“Kegiatan untuk merawat sumber air dan prasarana SumberDaya Air yang
ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumbet air dan prasarana sumber daya
air.”
4. Controlling (pengawasan), merupakan tindakan pengontrolan „posisi terakhir” kerja yg
dilakukan terhadap „kondisi akhir” yg diinginkan ;
- Seberapa besar yg belum dicapai dan
- Usaha2 apa saja yg perlu dilakukan untuk pencapaiannya sesuai dengan
sumberdaya yg masih tersedia : waktu, dana, tenaga, peralatan, pengawasan,
mencakup 2 dasar tindakan yaitu:
1. Hukum alamiah, seperti :
a. Hukum rantai makanan atau hukum siklus makanan
b. Aliran materi dan energi (Manik, 2003 : 7)
c. Piramida atau struktur trofik (makanan) (Manik, 2003 : 8)
d. Piramida energy dalam ekosistem (Manik, 2003 : 9)
e. Grafik hukum dan pertumbuhan (Manik, 2003 ; 11)
f. Hukum termodinamika I dan II, yg menyatakan (Soemarwoto, 1983 :3134) :
I : jumlah energy dalam alasan semesta adalah konstan
II : Secara universal entropi (keseimbangan) akan selalu bertambah.
2. Hukum Positif, seperti undang – undang dan peraturan pemerintah lainnya baik
di tingkat nasional maupun internasional.
II. Sumber Daya Alam (SDA)
a. Definisi


Sumber daya adalah :
Unsur lingkungan hidupyang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya
alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan sumber daya buatan (Manik, 2003 :
31)
 Sumber daya alam adalah :
Semua kekayaan alam yg berupa benda hidup maupun benda mati yg
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kekayaan alam adalah semua benda hidup atau benda
mati yang ada di sekitar kita. Kekayaan alam yg berupa benda hidup yaitu:
manusia,hewan dan tumbuhan, sedang kekayaan alam yg berupa benda mati
adalah: tanah, sinar matahari, angin dan semua barang tambang.
Kekayaan alam meliputi semua benda yg ada di muka bumi ini yg dapat
dipergunakan untuk kepentingan umat manusia. Kekayaan alam meliputi :
1. Kekayaan alam yang ada di darat, seperti hewan, tumbuhan, tambang, dan
mineral, serta
2. Kekayaan alam yg ada di laut, seperti :gas neon, argon, helium, kripton, zenon,
oksigen dan lain2.
 Pengelolaan (manajemen) sumberdaya alam (SDA) adalah:
- Upaya terpadu dalam: pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan dan pengembangan SDA (dari Manik, 2003: 31)
 Pengelolaan SDA Air adalah (UU No 7 Th 2004, hal 9) :
- Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi SD air, pendayagunaan SD air, pengendalian daya
rusak air.
 Pendayagunaan SD Air (UU No 7 Th 2004, hal 10)
- Upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan
SD Air secara optimal berhasil guna dan berdaya guna.
 Pengendalian SD Air ( UU No 7 Th 2004, hal 11)
- Upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas
lingkunga yg disebabkan oleh daya rusak air.
 Daya rusak air (UU No 7 Th 2004, hal11)
- Daya air yang dapat merugikan kehidupan.
 Konservasi SDA adalah :
Pengelolaan SDA yg menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi
sumber daya terbaharui menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya (Manik, 2003
: 2)
 Konservasi SD Air adalah (UU No 7 Th 2004, hal 10)
Upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi
SD air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yg memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan
dating.
Sebagian asas ekologi atau lingkungan (Manik, 2003 : 9-15), terddiri atas :
1. Energi yg terdapat dalam suatu organisasi, populasi, komunitas, atau ekosistem
dianggap sebagai energi yg disimpan atau dilepaskan.
2. Tidak ada system pemanfaatan energy yg efisien
3. Materi, energy, waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk kelompok SDA
4. Peningkatan ketersediaan SDA akan mempengaruhi penggunaan energy dan air,
kepadatan populasi, produksi, dll yg sifatnya mengikuti “hukum pertumbuhan”.
5. Makhluk hidup yg lebih cepat beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu
bersaing.
6. Makin stabil suatu ekosistem, makin mantap keanekaragaman suatu komunitas
7. System yg sudah mantap akan mengeksploitasi system yg belum mantap
8. Organisme atau populasi dalam suatu komunitas yg tertekan oleh
lingkungannya, akan berupaya tidak punah (tetap survive)
b.

Perbedaan SDA dan SD Lingkungan
Sumber Daya (SD) didefinisikan (atau dicirikan oleh) sebagai :
1. Diketahui keberadaannya
2. Berguna, mempunyai manfaat atau mempunyai nilai guna
3. Bukan “artificial”, bukan merupakan buatan manusia, bukan barang sebagai hasil
usaha manusia mengkombinasikan alam, tenaga, modal dan teknologi. Sumber daya
alam sifatnya selalu jamak dan selalu mempunyai dimensi : jumlah, kualitas, waktu
dan tempat.
SDA : Hanya terkait dengan sesuatu yg bersifat fisik
SDL : Selain yg fisik, juga mencakup yg non-fisik seperti factor lingkungan social.
SDM : Merupakan sumber daya yg paling kompleks dan dapat bekerja di mana saja
c.

Perbedaan MSDA dan Ekonomi SDA
Manajemen terkait dengan fungsi – fungsi manajemen yg umum dikenal, yaitu :
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
Fungsi2 ini menunjukkan bahwa manajemen berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya alam mulai dari perencanaan sampai dengan pelestariannya. Oleh karena itu
manajemen SDA didefinisikan sebagai: “Pengelolaan SDA guna dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan manusia dan alam itu sendiri”.
Pokok perhatian dalam MSDA adalah kualitas lingkungan fisik, jadi lebih membahas
kondisi fisik dan pemanfaatan kondisi tersebut untuk kesejahteraan manusia dan SDA itu
sendiri.
Perencanaan pengelolaan SDA dilakukan berupa ekstraksi, yang dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Eksplorasi atau eksploitasi, bagi sumberdaya alam yg habis terpakai.
Eksplorasi merupakan kegiatan pendahuluan untuk mengetahui apakah potensi
sumberdaya alam yang ada memang benar adanya, jika diketahui keberadaannya
baru kemudian dilakukan eksploitasi.
2. Budidaya, bagi SDA yg dapat diperbaharui.
Pelestarian SDA, untuk SDA yg habis terpakai sifatnya berupa tindakan “dapat
lebih lama dipergunakan”, sedangkan untuk SDA yg dapat diperbaharui berupa
“penggunaan SDA secara terus menerus dalam jangka panjang”. Pelestarian SDA harus
juga memperhatikan siklus pembentukan atau budidaya SDA bersangkutan, jika siklus
pembentukannya lama maka penggunaan SDA dimaksud harus sehemat mungkin dan
jika budidaya dapat dilakukan maka penggunaan SDA dimaksud harus diketahui seakurat
mungkin sehingga dapat memperkecil kelangkaan SDA dimaksud.
Ekonomi merupakan kegiatan “penentuan pilihan” terkait dengan penggunaan
SDA. Pilihan terkait dengan penentuan sesuatu yg diinginkan atau yg tidak diinginkan.
Atau dengan kata lain, aspek ekonomi SDA berkaitan dengan bagaimana mengalokasikan
sumber daya alam dan lingkungansecara efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yg beranekaragam (Moran, dkk, 1986 : …)
Dalam ekonomi dibedakan antara pengertian konsep efisien dan efektif dimana:
 Efisien berarti terkait dengan pengelolaan biaya, semakin hemat semakin efisien.
 Efektif berarti terkait dengan kerja, semakin ringkas dan semakin dikit sumber daya
yg dipergunakan untuk pengerjaan satu kegiatan dibanding dengan yg lain berarti
semakin efektif.
 indikator atau indeks kelangkaan SDA adalah sebagai berikut (Prabowo dan Soekanto,
1985) :
1.
Harga sumber daya yang ditemukan
2. Biaya pemulihan
Pengaruhnya pada lingkungan
3. Pemanfaat yang maksimal oleh manusia
 Faktor2 yang menurut sejarah mencegah kelangkaan SDA adalah (Prabowo & Soekanto,
1985) :
1. Perubahn teknologi
2. Eksplorasi dan penemuan cadangan baru
3. Daur ulang bahan – bahan bekas
4. Inefisiensi teknik budidaya
 Dalam Jangka panjang, SDA bersifat pesimistis, jika (Prabowo & Soekanto, 1985) :
- Pasar tak beroperasi dengan cukup bebas
- Riset dan pengembangan barang umum cukup
- Teknologi yg semakin mahal
- Ilmu yg dikuasai sekelompok org saja
3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM
( Martani + Budiman )

I.

Klasifikasi Sumber Daya Alam (SDA)
Secara Umum Sumber Daya alam dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok
( b‟dasarkan Skala Waktu Pembentukan )
a. Kelompok Stock, yaitu:
SDA ini dianggap memiliki cadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan
SDA, dengan kata lain tidak dapat diperbaharui / non-renewable

b. Kelompok Flows, yaitu :
Jumlah fisik dari SDA berubah sepanjang waktu artinya berapa jumlah yang dimanfaatkan
sekarang bisa mempengaruhi keterbatasan SDA masa datang. Dengan kata lain SDA ini
bisa/dapat diperbaharui ( renewable ) dan untuk regenerasinya ada yang tergantung pada
proses biologi dan ada yang tidak.

Sumber Daya Alam dapat juga diklasifikasikan menurut jenis penggunaaan akhir
( HANLEY, 1997)

a. SDA material >>> SDA yang dimanfaatkan sebagai bagian dari komoditas, misalnya biji
besi menjadi besi menjadi komponen lain. SDA ini dibagi menjadi material Metalik dan Non
Metalik.

b. SDA Energi >>> SDA yang digunakan untuk menggerakkan energy melalui proses
transformasi panas / energi.
SUMBER DAYA ALAM

Kegunaan Akhir

Skala Waktu
Pembentukan

Stock / Tidak
Dapat
Diperbaharui

Flows / Dapat
diperbaharui

Sumber Daya
Material

Energi

Habis
dikonsumsi

Dapat di
daur ulang

Memiliki
titik kritis

Contoh :

Contoh :

contoh :

Contoh :

Contoh :

Contoh :

Tidak
memiliki
Titik Kritis

Metalik

Non metalik

Energi

Contoh:

-

Minyak

- Besi

- Ikan

- Udara

- Emas

- Tanah

- Energi Surya

-

Gas

- Tembaga

- Hutan

- Angin

- Besi

- Pasar

- Energi angin

-

Batu Bara

- Aluminium

- Tanah

- Psg.Surut

- Aluminium

- Air

Tampilan 3.1 KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM
II.

Hak dan Pemilikan ( Property Right )
Adalah suatu klaim terhadap SDA/Jasa yang dihasilkan dari SDA. Hak Kepemilikan dapat juga diartikan
sebagai suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasaan kepada pemilik hak ( PARTWICK &
1989OLEWILER, 1998 ). Karakteristik tersebut menyangkut ketersediaan, manfaat, kemampuan untuk
memberikan / mentransfer hak, derajat eksklusivitas dari hak dan durasi penegakkan hak. Perlu
dicermati bahwa meskipun hak pemilikan menyangkut klaim yang sah, tetapi hak tersebut bersifat tidak
mutlak dan dibatasi oleh 2 hal pokok, yaitu hak orang lain dan ketidaklengkapan ( incompleteness ).
Menurut Gibb & Bremley, 1989 Hak Pemilikan SDA terdiri dari :
1. State Property >>> Klaim pemilikan berada di tangan pemerintah
2. Private Property >>> Klaim pemilikan berada pada individu / kelompok usaha ( korporasi )
3. Common Property / Communal Property >>> Dimana individu / kelompok memiliki klaim atas SDA
yang dikelola bersama.
Suatu SDA bisa saja tidak memiliki klaim yang sah sehingga tidak bisa dikatakan memiliki hak pemilikan,
SDA ini disebut Open Access (GRIMA & BARKES, 1989).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tampilan berikut :

KOMUNAL

TERBUKA
OPEN ACCESS

HAK PEMILIKAN

NEGARA

AKSES

INDIVIDU

TERBATAS

( PRIVATE )

LIMIT ACCESS

Tampilan 3.2
Hubungan Antara Hak Pemilikan dan Akses
Keterangan :
- Tipe Pertama: Adalah tipe dimana hak pemilikan berada pada komunal / Negara dengan akses
terbatas.
Tipe kombinasi ini memungkinkan pengelolaan SDA yang lestari.
- Tipe Kedua : Adalah dimana SDA dimiliki secara individu privat dengan akses terbatas.
Tipe ini karakteristik hak pemilikan terdefinisi dengan jelas pemanfaatan yang berlebihan bisa
dihindari.
- Tipe Ketiga : Kombinasi antara pemilikan komunal dan akses terbuka.
Tipe ini akan melahirkan “tragedy of common” karena dihasilkan dari SDA dalam Jangka Panjang.
- Tipe Keempat : Kombinasi yang jarang terjadi dimana SDA dimiliki individu namun akses dibiarkan
terbuka (garis putus). Pengelolaan SDA tidak akan bertahan lama karena rentan terhadap intrusi dan
pemanfaatan yang tidak sah sehingga SDA akan terkuras habis.

Daftar Pustaka
Akhmad Fauzi, Ekonomi Sumber Daya Alam, Gramedia, Edisi 2, 2004
Pembagian SDA, berdasarkan :
A. Dari segi bentuk :
a.
b.
c.
d.

SDA tanah (buku 1 : bab 3, buku 5 : bab 11)
SDA air (buku 1 : bab 4, buku 5 : bab 12)
SDA energy (buku 1 : bab 5)
SDA mineral, dapat dibagi menjadi :
1. Mineral logam, seperti : emas, nikel, tembaga, perak, timah, dan mangan
2. Mineral bukan logam, seperti : intan, pasir, batu gampinh=g, belerang, aspal dan fosfat.
e. SDA mineral non-energi, bukan minyak (buku 1 : bab 6)
f. SDA hutan (buku 1 : bab 7, buku 5 :bab 14)
g. SDA perikanan, terdiri atas :
a. Hasil penangkaran
b. Hasil budidaya
h. SDA laut lainnya, seperti terumbu karang, rumput laut, ubur-ubur
i. Milik umum kasus sumberdaya ikan (buku 5 : bab 13)
B. Dari segi jenis :
1. Yang dapat diperbaharui ( renewable ), yaitu :
SDA yang dapat dihasilkan kembali oleh manusia, setelah habis dipakai. SDA yang tidak akan
habis karena dapat berkembang biak dan dibudidayakan kembali atau bereproduksi. SDA yang
dihasilkan merupakan jenis yang sama akan tetapi merupakan sesuatu yang baru yang tidak
terkait dengan SD yang telah habis dipakai sebelumnya.
Contohnya adalah :
a. Tumbuhan, jika tumbuhan yang tua mati, akan digantikan dengan tumbuhan muda.
b. Hewan, jika hewan sudah besar dan tua, disembelih atau mati, maka yang muda bisa
berkembang menjadi besar seperti induknya.
c. Tanah, Jika kesuburan tanah habis maka bisa dipupuk lagi sehingga bisa subur kembali.
Dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a. SDA non-hayati atau abiotik, seperti : tanah, udara, air, sinar matahari
b. SDA hayati atau biotic, seperti : jenis berbagai hewan atau tumbuhan
2. Yang tidak dapat diperbaharui ( non – renewable ), yaitu :
SDA yang tidak dapat dihasilkan lagi oleh manusia setelah habis dipakai, dihasilkan oleh proses
alami : kimia/biologis, dan dalam jangka waktu yang sangat panjang
3. Dapat diganti ( replaceable ), yaitu :
Jika habis dapat diganti dengan yang lain, seperti bensin dengan alcohol, listrik dan tenaga
matahari. SD pengganti merupakan SD dalam bentuk yang lain.
4. Dapat didaur ulang ( recyclable ), yaitu :
Jika habis dapat diganti dengan SD yang sama, setelah dilakukan proses pengolahan
menggunakan teknologi yang dimiliki. Seperti air dapat didaur ulang. Berate air yang dipakai
setelah air sebelumnya habis sebagian atau seluruhnya merupakan air yang sama dengan yang
telah dipergunakan sebelumnya.
C. Dari segi ketersediaan, terdiri atas :
1. Stock ( persediaan ), merupakan SD yang terssedia dalam jumlah, kualitas, tempat dan waktu
tertentu; SDA ini tidak akan bertambah dan akan selalu berkurang setelah dipergunakan oleh
manusia.
2. Flow ( aliran ), merupakan : SD yang selalu berubah jumlahnya, misalnya air, angin dan energy
matahari.
D. Dari segi penguasaan, terdiri atas :
1. Pribadi, yaitu SDA yang dipakai, dimanfaatkan hanya atas hak eksklusif seseorang pemilik.
2. Bersama ( common – property resource ), merupakan SDA yang tidak dimiliki secara eksklusif
oleh siapapun, terkadang adalah oleh Negara.
E. Dari segi taksonomi SDA ( Tietenberg, 1992 : 126 – 131 )
Dibagi berdasarkan 2 aspek pokok, yaitu :
1. Aspek geologis, dimana diketahui bahwa ada potensi SDA yang diketahui dan ada yang baru
dalam taraf diduga keberadaannya.
2. Aspek ekonomis, merupakan SDA yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat. Akan
tetapi dilihat dari segi ekonominya : mengunntungkan atau merugikan. (meskipun sebenarnya
sulit untuk membedakan antara aspek teknis dan aspek non – teknis).
Ada tiga konsep yang dipergunakan untuk mengelompokkan sumberdaya yang habis terpakai,
seperti tertera dalam gambar 6.1 (versi the Unites States the Geological Survey, USGS)
SUMBERDAYA ALAM SECARA KESELURUHAN
Diketahui
( Identified )
Disimpulkan adanya
( Inferred )

Terukur
(Measured)

Hipotesis

Spekulatif

Tertunjukkan
( Indicated )

Lebih Murah

Didemonstrasikan

Belum ditemukan
( Undiscovered )

CADANGAN ( reserves )

Lebih Mahal

Pasti

Tidak Pasti

Keterangan : Sumberdaya :
1. Teridentifikasi / diketahui :
Kandungan khusus bahan mineral yang lokasi, kualitas dan kuantitasnya diketahui oleh manusia
berdasarkan bukti geologis dan dukungan ukuran – ukuran teknis.
2. Terukur – didemonstrasikan :
Bahan yang perkiraan jumlah dan mutunya dianggap mempunyai tingkat kesalahan 20% disbanding
dengan contoh sample dari lapangan.
3. Tertunjukkan – didemonstrasikan :
Bahan yang jumlah dan mutunya diduga sebagian dengan menggunakan analisis sample dan
sebagian lagi menggunakan proyeksi geologis yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Disimpulkan adanya :
Bahan yang berada di luar wilayah eksplorasi dari sumberdaya yang didemonstrasikan yang
keberadaannya didasarkan pada proyeksi geologis.
5. Belum diketemukan :
Kandungan yang tidak jelas dari bahan yang mengandung bahan mineral yang diduga tersedia
dengan didasarkan pada pengetahuan dan teori geologis yang luas.
6. Hipotesis :
Bahan yang belum diketemukan tetapi diduga ada dalam suatu daerah pertambangan sesuai dengan
kondisi geologis yang diketahui
7. Spekulatif :
Bahan yang belum diketemukan yang mungkin saja ada, apakah berupa deposit dalam sebuah
wilayah geologis tetapi belum diketemukan atau berupa deposit yang belum diketahui tetapi dapat
dikenali.

( sumber dari : US. Burean of Mines and th US Geological Survey, dalam Geological Survey Bulletin 1450 – A,
1976 )

 Pada gambar dapat dilihat bahwa “cadangan” ( reserves ) hanya ada pada kondisi :
Diketahui secara geologis dan dapat dieksplorasi secara ekonomis, di luar wilayah tersebut suatu
potensi sumberdaya belum dapat dikatakan sebagai satu sumberdaya.
 Pada gambar juga dapat diketahui penggolongan sumberdaya berdasrkan kondisi geologis (pada
kolom) dan berdasarkan pada kondisi ekonomi (pada baris).
Secara geologis, makin ke kanan makin tidak pasti.
Secara ekonomi , makin ke bawah makin lebih mahal.
 Untuk mengetahui cadangan ( reserve ), potensi tersebut harus berada di wilayah potensi yang
diketahui dan secara ekonomi dapat diperhitungkan, jika tidak maka potensi tersebut tidak dapat
dinyatakan sebagai cadangan sumber daya alam.
Ada dua dimensi yang dipergunakan dalam penggolongan sumberdaya tersebut, yaitu konsep
ekonomis & konsep geologis. Dalam gambar, dari sisi atas ke bawah menunjukkan sumberdaya yang
menghabiskan biaya murah dalam penggaliannya sampai dengan yang memerlukan biaya yang
paling tinggi. Sebaliknya, dari sisi kiri ke kanan menunjukkan peningkatan ketidakpastian geologis
dalam hal jumlah sumberdaya yang tersedia.
Ketiga kelompok tersebut yaitu :
1. Cadangan saat ini ( current reserves ), yaitu sumber-sumberdaya yang dapat digali ( extract )
secara menguntungkan dengan menggunakan tingkat harga yang berlaku pada saat ini.
2. Cadangan potensial ( potential reserves ), yaitu merupakan kebalikan dari cadangan saat ini,
didefinisikan secara pasti sebagai suatu cadangan fungsional dan bukan sebagai cadangan dalam
bentuk jumlah angka. Jumlah cadangan potensial yang tersedia tergantung kepada harga yang
mau dibayarkan oleh masyarakat terhadap sumberdaya tersebut : makin tinggi harganya maka
makin besar cadangan potensial yang tersedia. Misalnya dikaitkan dengan penggunaan
teknologi, dimanasemakin tinggi tingkat teknologi yang dipergunakan maka semakin banyak
cadangan sumberdaya yang dapat dihasilkan. Akan tetapi biaya atau harga yang harus
dibayarkan untuk penggunaan teknologi tersebut semakin besar.
3. Sumberdaya tambahan ( resource endowment ), menunjukkan sumberdaya alami yang ada di
permukaan bumi. Pada sumberdaya jenis ini, ketersediaannya tidak tergantung kepada konsep
ekonomi yaitu harga, tetapi lebih pada konsep geologis. Konsep ini penting karena sumberdaya
ini menunjukkan kepada kita batas tertinggi dari ketersediaan sumberdaya terestria
( permukaan bumi ).

Ketiga jenis sumber daya tersebut mempunyai perbedaan yang jelas, akan tetapi terdapat
banyak kesalahan dalam mengenal perbedaan tersebut :
1. Salah satunya adalah terkait dengan penggunaan data sumberdaya saat ini sebagai mewakili
cadangan potensial maksimum.
2. Yang lain adalah asumsi bahwa seluruh sumberdaya tambahan ( resource endowment ) dapat
diubah menjadi cadangan potensial pada tingkat harga tertentu yang mana dibayarkan oleh
masyarakat. Jadi, jika suatu tingkat harga tak terbatas ( infinite price ) yang mau dibayarkan oleh
masyarakat itu ada, maka seluruh sumberdaya tambahan dapat dieksploitasi seluruhnya. Akan
tetapi tingkat harga yang tidak terbatas tersebut tidak mungkin terjadi.

Sumberdaya ini berarti bisa dilakukan penggantian tetapi dengan jenis sumberdaya yang sama
jenisnya, sedangkan sumberdaya dapat diganti penggantian sumberdaya dilakukan dengan
menggunakan sumberdaya yang berbeda.
Sumberdaya dapat diganti dapat bersifat :
1. Substitusi 1 arah, artinya jika SDA diganti dengan SDA lainnya maka SDA lainnya tidak dapat
menggantikan SDA yang sebelumnya jika terjadi kelangkaan. Misalnya : Minyak dengan kayu
bakar.
2. Substitusi 2 arah, artinya jika SDA diganti dengan SDA lainnya maka SDA lain tersebut juga dapat
digantikan dengan SDA sebelumnya.

Barang Publik, Eksternalitas dan Kegagalan Pasar + Hak Kepemilikan

 Barang Publik
→ Barang dimana jika diproduksi, produsen tidak memiliki kemampuan
mengendalikan siapa yang berhak mendapatkannya.

Barang Publik memiliki sifat dominan, yaitu:
1. Non-Rivalry ( tidak ada ketersaingan )
2. Non-Excludable ( tidak ada larangan )

 Eksternalitas dan Kegagalan Pasar
Eksternalitas → Dampak positif atau negatif dari tindakan satu pihak
terhadap pihak lain.
Tipologi Eksternalitas :
 Teknologi


Eksternalitas Produksi
→ Eksternalitas Produksi Positif
Contoh : Penelitian
→ Eksternalitas Produksi Negatif
Contoh : Pencemaran Air
Eksternalitas Konsumsi



→ Eksternalitas Konsumsi Positif
Contoh : Vaksin terhadap penyakit menular
→ Eksternalitas Konsumsi Negatif
Contoh : Asap Rokok
 Pecuniary
Timbul akibat adanya perubahan harga input atau output dalam kegiatan
ekonomi.
 Privat
Eksternalitas yang bersifat bilateral
 Publik
Barang public di konsumsi tanpa pembayaran yang tepat.

 Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar dapat dipahami dengan pendekatan keberhasilan pasar.
Beberapa persyaratan dimana pasar akan berhasil :
1. Pasar eksis dengan hak pemilikan yang terkukuhkan dengan jelas
sehingga pembeli dan penjual dapat secara bebas melakukan transaksi.
Karakteristik hak pemilikan
Hak milik dikukuhkan pemiliknya baik secara individu maupun kolektif
Eksklusif: semua keuntungan biaya yang bertambah akibat
kepemilikan penggunaan menjadi tanggung jawab pemilik
Tranferable: semua hak dapat dipindah tangankan dengan
penukaran secara sukarela.
Universalitas : semua SDA yang dimiliki jelas bukti-bukti
kepemilikannya & spesifikasinya.
Enforsabilitas
Terjamin
2. Dengan memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan biaya.
3. Harga pasar di ketahui oleh produsen dan konsumen.
4. Tidak ada biaya transaksi.

 Pemilikan dan Hak { Property Right } oleh Hartwick & Olewiler, 1998
K. Pemelikan → Klaim yang sah terhadap sumber daya ataupun jasa yang
dihasilkan dari sumber daya tsb.
K. Pemilikan → Suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasaan
kepada pemilik hak.
Karakteristik tersebut menyangkut:


Ketersediaan manfaat



Kemampuan untuk mentransfer hak



Derajat eksklusivitas hak



Durasi penegakkan hak

 Menurut Gibb & Bromley, 1989 K. Pemilikan terhadap SDA umumnya terdiri
dari :
State Property

: Klaim pemilikan berada ditangan Pemerintah.

Private Property

: Klaim pemilikan berada pada individu atau kelompok
usaha.

Common Property : Individu dan kelompok memiliki klaim atas sumber daya yang
dikelola bersama
TANAH DAN LAHAN
Lahan ( Land ) diartikan sebagai komponen keseluruhan dari suatu bentang alam yang mencakup
tutupan vegetasi tanah, kemiringan, permukaan geomorfologis, system hidrologis
dan kehidupan didalamnya.
Tanah ( Soil ) adalah bagian dari lahan yang merupakan kerak atau lapisan teratas bumi yang
mampu menunjang kehidupan tanaman secara permanen dan mengatur tata air pada
lapisan tersebut.
Lahan / Tanah Sebagai Sumber Daya

Lahan Sebagai Sumber Cadangan Tanah
Simonds ( 1983 ) menyatakan fungsi yg paling krusial dari lahan adlah sebagai sumber
cadangan topsoil ( Lapisan tanah paling atas yg sangat subur mengandung zat – zat hara dan
materi organic yang penting bagi pertumbuhan tanaman )
Soepardi (1983), topsoil terbentuk dari penguraian batuan bumi yg bercampur dengan sisa
tumbuhan dan binatang yg terdekomposisi oleh bakteri pengurai. Tanah terbentuk dari batuan yg
di dekomposisikan oleh iklim melalui cuaca dingin, hujan, pemanasan sinar matahari dan
oksidasi oleh udara.
 Lahan Sebagai Sumber Makanan
Lahan merupakan tempat terjadinya aktivitas pertanian maka lahan juga dikatakan sebagai
sumber makanan.

Lahan Sebagai Habitat
Lahan adalah tempat dimana spesies manusia hidup bersama dengan makhluk hidup
lainnya. Menurut ilmu ekologi semua makhluk hidup dan benda mati di alam saling berhubungan
dan saling ketergantungan & masing masing memberkan kontribusi dan memainkan peran yang
penting.
Hak Kepemilikan atas Lahan / Tanah
Lahan dapat digunakan & dijual sebagai suatu komoditas yg berharga. Factor yg menentukan
dapat digunakan atau diprjual belikan suatu lahan adalah adanya bukti atas kepemilikan lahan tsb.
Menurut Simonds (1983) bukti itu mensyaratkan adanya :
1. Survei & penetapan terhadap batas-batas yg jelas dari area lahan di maksud.
2. Dibutuhkan cara untuk menjelaskan bagian-bagian lahan tsb sebagai kapling-kapling yang
berbeda dan bisa dihubungkan antara satu pemilik lahan dengan pemilik lahan lain yg
berdekatan.
3. Dibutuhkann suatu cara yg jelas dan sistematis untuk mendokumentasikan keadaan lahan berikut
hak kepemilikannya.
Menurut Tietenberg (1996) Hak Kepemilikan atas lahan (Propertis Right) adalah konsep yg muncul
akibat dari dan untuk memahami mengapa asset-asset lingkungan sering dinilai lebih rendah dari nilai
sebenarnya baik oleh pemerintah maupun mekanisme pasar. Property Right juga berkenaan dengan
berkas-berkas yg menunjukkan dan menegaskan kepemilikan secara pribadi.
Tietenberg juga mengatakan bahwa Property Right memiliki struktur yg dapat memberikan alokasi
yg efisien terhadap fungsi ekonomi pasar sbb:
1. Universalitas: Semua SDA dimiliki dan jelas bukti-bukti kepemilikannya serta spesifikasinya.
2. Eksklusifitas: Semua keuntungan dan biaya yg bertambah akibat kepemilikan dan penggunaan
SDA menjadi tanggung jawab pemiliknbaik secara langsung maupun tdk
langsung.
3. Transferbilitas: Semua Hak kepemilikan dpt di pindah tangankan dengan penukaran yg terjadi
secara suka rela.
4. Enforsabilitas: Semua hak kepemilikan harus aman dari perampasan dan pelanggaran atau
gangguan pihak lain.
Tata Guna Lahan dan Konservasi Lahan
Simonds (1983) memberikan aturan sederhana dlm manajemen lahan yaitu :
1. Mempelajari bentang alam (landscape) dgn tahapan sbb:
a. Memahami kerangka geologis lahan
b. Memahami proses vital dan saling ketergantungan antara system lahan & air
c. Melihat setiap bentuk di alam & menggambarkan ekspresi unik dari proses alam yg kreatif.
2. Menjadikan lahan menentukan kesesuaian penggunaannya sendiri secara alami, manusia tinggal
menyesuaikannya saja dengan pembentukan lahan tersebut.
3. Menentukan tindakan terhadap lahan melalui perencanaan penggunaan dan perlakuan dengan
kualitas yg terbaik.
Prinsip-prinsip lain dlm manajemen lahan adalah :
1. Meminimumkan gangguan terhadap lahan dan bentang alam
2. Mengurangi biaya pengerjaan tanah
3. Mencegah kehilangan top soil (bagian kerak / lapisan teratas bumi)
4. Menghindarkan dibutuhkan control terhadap erosi dan penanaman kembali
5. Memanfaatkan system drainase yg sudah ada → (pemupukan kembali tanah-tanah yg kering &
pengerukan / member bhn kimia yg akan menjadi subur bagi tanah)
6. Menyatukan dengan kondisi alam.
Klasifikasi Tanah berdasarkan Kemampuan Tanah..
Kelas Tanah
Penggunaan
Tindakan yg diperlukan
I

Pertanian

II

Sesuai segala jenis pertanian
dengan sedikit hambatan &
ancaman kerusakan

III

IV

V

VI

Tidak ada tindakan khusus

Sesuai untuk segala jenis
pertanian,
hambatan
& Konservasi tanah khusus
ancaman kerusakan lebih
besar

Sesuai untuk segala jenis
pertanian
hambatan
& Konservasi lebih intensif,
ancaman kerusakan lebih waktu penggunaan untuk
besar lagi.
tanaman
semusim lebih
terbatas.
Tidak sesuai untuk tanaman
semusim
sesuai
untuk Membuat drainase
tanaman pakan ternak atau di
hutankan

Tidak sesuai untuk tanaman
semusim sesuai untuk padang
rumput atau hutan

VII

Tidak sesuai untuk tanaman
semusim
sesuai
untuk
vegetasi permanen

VIII

Tidak sesuai untuk pertanian,
harus di biarkan alami dengan
vegetasi

Keterangan
Tanah datar, solum
tanah dalam , tekstur
halus, mudah diolah,
responsive
terhadap
pupuk.
Lereng landai, solum
tanah dalam, tekstur
halus-agak halus.

Lereng agak miring,
drainase buruk, solum
tanah
sedang,
permeabilitas
agak
cepat.
Kemiringan lereng 1530%, drainase buruk,
solum dangkal.

Terletak pada tempat
datar atau agak cekung
sehingga
selalu
tergenang air, terlalu
banyak bahan
Lereng agak curam 3045%, mudah tererosi,
solum sangat dangkal
Lereng curam 45-65%,
solum dangkal, erosi
berat.
Lereng sangat curam >
90%, permukaan di
tutupi batuan lepas,
tekstur kasar
Aspek Ekonomi Lahan
 Lokasi Lahan
Lokasi merupakan tinjauan lahan dari aspek ruang. Jika kekayaan alam suatu lahan dapat
dipindahkan ke tempat lain , aspek ruang suatu lahan tidak bisa di pindahkan. Dengan tidak bisa
berpindahnya aspek ruang ini maka terdapat perhitungan untung rugi bagi setiap lokasi. Dengan
demikian ada lokasi lahan yg menguntungkan dan ada juga lokasi lahan yg kurang atau tidak
menguntungkan.
 Sewa Lahan
Secara umum sewa lahan dapat di bedakan menjadi 2 :
1. Contact Rent adalah : Pembayaran dari penyewa kepada pemilik atau pemilik memberikan
kontrak sewa dlm jangka waktu tertentu.
2. Economic Rent adalah : Pendapatan di atas minimum supply price yg memungkinkan factor
produksi lahan dapat dimanfaatkan dlm proses produksi.
 Land Tenure dan Land Reform
Land Tenure berarti cara orang memiliki lahan dan bagaimana mereka menyewakannya
kepada orang lain jika tidak ingin mengerjakan sendiri lahannya.
Jenis – jenis Land Tenure :
1. Ranching dan pertanian modern skala besar, berupa lahan pertanian yg luas dgn beberapa
tenaga kerja yg bersifat mekanis
2. Pertanian perkebunan berupa lahan luas untuk tanaman perkebunan, pemilik langsung
mengerjakannya sendiri atau menyewa manajer professional dan di bantu beberapa buruh.
3. Latifundia adl: pertanian / peternakan besar dimana antara pemilik dan pekerja masih terdapat
hubungan khusus.
4. Pertanian kolektif, terdapat di Negara-negara sosialis dimana lahan dimiliki oleh koperasi.
Land tenure di pandang tidak adil dan bisa menimbulkan krisis social ddan ketidakstabilan
politik. Untuk itu dirasakan perlu adanya perombakan atau reformasi yg dikenal dengan istilah Land
reform. Jenis-jenis Land reform yaitu :
1. Reformasi kontrak sewa, memberikan jaminan hukum kepada penyewa. Sehingga penyewa
lebih tenang melakukan investasi
2. Pengurangan sewa, membatasi bagian tertinggi yg bisa diminta pemilik sebagai sewa.
3. Pembagian tanah dengan kompensasi, pemerintah memutuskan luas maksimum tanah yg
dimiliki oleh seseorang dan menjual kelebihannya.
4. Pembagian tanah tanpa kompensasi, sewa tanah yg tdk di kerjakan sendiriu oleh pemilik disita
oleh pemerintah dan tidak mendapatkan ganti.
Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian UU pertanahan terkait dengan masalah
kepemilikan dan penggunaan lahan / tanah. UU tsb adl sbb:
No Bentuk Peraturan
No. Peraturan
Tanggal Pengesahan
Perihal / Tentang
1 Undang – undang
1 / 1958
13 – 1 – 1958
Penghapusan
tanah2
partikelir
2 Undang – undang
2 / 1960
7 – 1 – 1960
Perjanjian Bagi Hasil
3

Undang – undang

5 / 1960

24 – 9 – 1960

4

Undang – undang

38 / Prp / 1960

14 – 10 – 1960

5

Undang – undang

56 / 1960

29 – 12 – 1960

6

Undang – undang

20 / 1960

31 – 10 – 1960

7
8

Undang – undang
Undang – undang

2 / 1964
7 / 1970

31 – 10 – 1964
31 – 7 – 1970

Peraturan dasar pokokpokok agrarian
Penggunaan
dan
penetapan luas tanah
bentuk tanaman2 tertentu
Penetapan luas tanah
pertanian
Perubahan tentang bahan
Undang-undang
no.38
prp tahun 1960
Pengadilan Landreform
Penghapusan pengadilan
Land reform

Masalah – masalah Lahan dan Tanah

Masalah Fisik, meliputi :

Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah brkaitan erat dengan masalah tanah dan larangan limbah pabrik. Tanah
dikatakan tercemar apabila terjadi perubahan pada fisik, kimiawi dan biologi tanah sampai
derajat merugikan manusia.
Sampah adalah semua sisa yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padat. Ssampah padat di
bedakan dalam beberapa jenis yaitu :
1. Garbage yaitu: Sampah organic yang dpt membusuk seperti sayuran, daging, dll.
2. Rubbish yaitu: Sampah yg dapat membusuk dan terbakar seperti plastic & kaca
3. Ashes yaitu: Abu sisa dari pembakaran arang, kayu dan bahan bakar Fosil
4. Carcasses yaitu : bangkai binatang
5. Sampah jalanan dan pasir
6. Sampah industry yaitu: Sampah yg berasal dari industry, kadangkala mengandung zat
kimia yg bisa berbahaya bagi manusia & lingkungan.

Kerusakan Lahan & Tanah
Kerusakan tanah menimbulkan penurunan nilai biologis tanah. Secara global proses
kerusakan lahan ini mencakup:
1. Degradasi Vegetasi
2. Erosi Air
3. Erosi Angin
4. Penggaraman
5. Kehilangan Kesuburan Tanah
6. Pemadatan & Pengerasan Tanah

Letak Geografis dan Kondisi Geologis


Masalah Sosial, meliputi :
 Sistem Pemilikan Lahan
 Kerusakan Tanah
 Pertumbuhan Penduduk
 Kebijaksanaan Pemerintah

Pelaksanaan dan Pengawasan
Prosedur yang harus di perhatikan :
1. Mengecek ulang (review) perencanaan untuk memastikan bahwa rencana pengembangan lahan
sesuai dengan kondisi lahan dan topografinya dan bahwa perluasan pengerjaan tanah dapat di
benarkan.
2. Meneliti kondisi permukaan tanah & sub permukaan termasuk cirri-ciri bentang alamnya
(Landscape) yang harus di preservasi, tanah, utilitas dan kemungkinan pekerjaan pertambangan.
3. Mengurangi erosi dengan membatasi luas area & waktu pembukaan (pembongkaran) lahan dan
menyediakan saluran draenase.
4. Membuat kolom penampungan untuk menampung lumpur dan puing-puing agar tidak masuk ke
dalam pipa saluran atau meerusak bangunan.
5. Meminimalkan munculnya debu & lumpur.
6. Sedapat mungkin mempertahankan vegetasi yg ada untuk di manfaatkan sebagai buffer dan
mengontrol erosi.
7. Pada lahan yang tidak stabil, pengerjaan tanah dengan menggunakan jarring / jala dan jerami
untuk mencegah erosi.
8. Memperbaiki area-area yang rusak & menanam tanaman penutup tanah (ground cover) dan
tanaman lain secepatnya.
 SUMBER DAYA AIR 

Air merupakan sumber daya :
 Dapat diperbaharui
 Tidak dapat diperbaharui
Air yang jatuh ke bumi akan mengalami :
1. Akan menguap kembali ke atmosfer ( evaporasi ).
2. Melalui sikls hidup tumbuh-tumbuhan kembali ke atmosfer melalui penguapan
dari daun ( transpirasi )
3. Akan jatuh dalam bentuk salju. Akan masuk ke dalam tanah ( aquifers )
4. Akan mengalir langsung ( run – of ) di atas tanah.
5. Akan terjerat dalam bentuk es kutub ( gletser ).
Siklus Hidrologi :
1. Evaporasi
2. Transpirasi
3. Peralihan secara horizontal dari uap air & udara
4. Presipitasi
5. Run of
Alokasi Sumber Daya Air
Penggunaan air terbagi :
1. Kelompok konsumtif
2. Kelompok non – konsumtif
Alokasi sumber daya air harus memiliki criteria :
Efisiensi
Equity
Sustainability
Fleksibilitas
Security
Akseptabilitas
Mekanisme alokasi sumber daya air yang umum digunakan :
Queuing System
Water Pricing
Alokasi Publik
User – based allocation
Water Market
Dalam jangka panjang, masalah pokok yang dihadapi:
1. Alokasi air yang tersedia diantara pengguna
2. Distribusi air diantara pemakai
3. Alokasi air di daerah berbeda
4. Distribusi air di antara waktu
5. Pengelola sumber daya air
BAB II
SUMBER DAYA HUTAN

2.1 Pengertian Sumber Daya Hutan
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita.Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan
tanah, udara, dan lain sebagainya.
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di
dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi
yang paling penting.
Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan,
hewan dan banyak lagi lainnya.
1. Sumber daya alam berdasarkan jenis :
sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk
hidup. Contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.
sumber daya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda
mati. Contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.

2. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :
sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya alam yang
dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contoh : air, tumbuhtumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain.
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah sumber daya
alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau
tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas
alam.
sumber daya alam yang tidakterbatas jumlahnya / unlimited. Contoh : sinar matahari, arus
air laut, udara, dan lain lain.
3. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya
sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan
untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih
tinggi. Contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.
sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan
atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. Contoh :
ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain
sebagainya.

2.2Fungsi dan Formasi Hutan
Fungsi Hutan :
a. Sebagai fungsi ekologis
Hutan menghisap karbon dari udara dan mengembalikan oksigen (O2) kepada manusia.
Jika hilangnya hutan berarti bumi tidak memiliki keseimbangan untuk mempertahankan
keseimbangan atas tersedianya oksigen yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup dalam
melaksanakan proses respirasi ( pernapasan ).
b. Sebagai fungsi ekonomis
Manusia telah memanfaatkan hutan dari generasi ke generasi. Pemanfaatan yang dikenal
manusia dari hutan adalah pengambilan hasil hutan, terutama kayu. Pengambilan mulai
dari kayu ramin, meranti, ulin sampai dengan kayu bakar dimanfaatkan manusia baik
untuk keperluan sendiri ataupun sebagai penghasil devisa negara.Sebagai fungsi
ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air,
penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air
bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini
dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.

Formasi Hutan
Formasi jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
a. Menurut asal
Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas.
Hutan yang berasal dari biji disebut juga „hutan tinggi‟ karena pepohonan yang tumbuh
dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut. Hutan
yang berasal dari tunas disebut „hutan rendah‟ dengan alasan sebaliknya. Hutan
campuran, oleh karenanya, disebut „hutan sedang‟.
b. Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)
Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan
permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan
biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan
dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar
biji untuk menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti
campuran kedua jenis sebelumnya.
c. Menurut susunan jenis
Berdasarkan susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan
sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu
jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Misalnya, hutan tusam (pinus) di
Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya
tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan
buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu
oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).

d. Menurut umur
Kita dapat membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan
tidak seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak
seumur. Hutan tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur.
e. Berdasarkan letak geografisnya:
• hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa
• hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º).
• hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
f. Berdasarkan sifat-sifat musimannya:
• hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
• hutan selalu hijau (evergreen forest
• hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest)
•lhutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang.dll
g. Berdasarkan ketinggian tempatnya:
• hutan pantai (beach forest)
• hutan dataran rendah (lowland forest)
• hutan pegunungan bawah (sub-mountain forest)
• hutan pegunungan atas (mountain forest)
• hutan kabut (mist forest)
• hutan elfin (alpine forest
h. Berdasarkan keadaan tanahnya:
• hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
• hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
• hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
• hutan kerangas (heath forest)
• hutan tanah kapur (limestone forest), dan lainnya
i. Berdasarkan jenis pohon yang dominan:
• hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
• hutan pinus (pine forest), di Aceh.
• hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
• hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll
j. Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya:
• hutan alam (natural forest)
• hutan buatan (man-made forest), misalnya: hutan rakyat (community forest), hutan kota
(urban forest), hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation) dll.
k. Berdasarkan tujuan pengelolaannya:
• hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu
(non-timber forest product)
• hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air.
2. 3 Penyebab Kerusakan Hutan
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a. Musim kemarau yang sangat panjang.
b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
c. Pembuatan arang di hutan.
d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Sementara itu, selain kebakaran hutan Sumber-sumber kerusakan hutan lainnya,antara lain :
1. Alih fungsi dan penyerobotan kawasan hutan
2. Bencana alam misalnya kebakaran, letusan gunung berapi, angin dan sebagainya
3. Penebangan (legal) yang berlebihan dan penebangan ilegal
4. Hama dan penyakit
Soekotjo dan Hani‟in (1999) Kriteria kerusakan hutan dapat mengacu pada akibat yang
ditimbulkan oleh kerusakan tersebut terhadap :
1. Keanekaragaman hayati
2. Produktivitas dan vitalitas hutan
3. Margasatwa

Mengapa Masyarakat merusak hutan ?
a. Mereka menganggap bahwa hutan boleh dimanfaatkan sesuai dengan keinginannya
b. Mereka belum mengetahui secara benar tentang fungsi dan manfaat hutan
c. Mereka ada yang menginginkan untuk mendapatkan sesuatu manfaat dengan cepat tanpa
mengindahkan aturan yang ada.
d. Mereka melihat contoh yang dilakukan oleh petugas.
e. Factor x yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain (berkaitan dengan pola hidup)

2.4 Penanggulangan Kerusakan Hutan secara Umum
Sementara ilegal logging terus berjalan. Jadi mau tidak mau kita harus menanam dan tidak
menebangi hutan alam. Permasalahan yang sering kita hadapi sekarang ini adalah adanya
berbagai kepentingan yang ingin memanfaatkan sumberdaya lahan dan hutan yang ada di
Indonesia. Adanya Otonomi daerah, yang masing-masing daerah ingin memanfaatkan
sumberdaya yang ada seoptimal mungkin. Disisi lain, kerusakan lingkungan tidak bisa
dihindarkan, akibat dampak pemanfaatan sumberdaya alam tanpa mengindahkan aspek
kelestariannya. Untuk itu, salah satu upaya dalam mengatasi masalah-masalah diatas adalah
dengan cara antara lain dengan :
a) Rehabilitasi lahan melalui berbagai cara, antara lain dengan : Reboisasi, penghijauan,
penanaman kembali dengan tanaman perkebunan, tanaman pertanian, reklamasi lahan
pada lahan bekas tambang, dll.
b) Koordinasi dengan berbagai stackholder dalam merancang pemanfaatan sumberdaya
alam, secara arief, tanpa meninggalkan aspek kelestarian
c) Membuat skala prioritas dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Salah satu cara yang mungkin bisa dijadikan opsi dalam rangka rehabilitasi lahan kritis
terutama yang berbenturan dengan berbagai masalah khususnya masyarakat adalah antara
lain dengan penerapan aplikasi silvikultur. Karena dengan penerapan aplikasi silvikultur
akanbisa mewadai berbagai kepentingan yang berkait dengan rehabilitasi lahan kritis.

Lahan kritis diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. lahan ktitis di daratan, misalnya : lahan bekas tambang, lehan bekas illegal logging,
dan lahan tandus dan gundul
2. lahan kritis di kawasan perairan, misalnya : hamparan pasir dipantai dan degradasi
kawasan hutan payau.

Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis).
Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih
(penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua
dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah
terlanjur rusak.
Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk
mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
Mencegah kebakaran hutan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat
merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu

yang lama untuk

mengembalikannya menjadi hutan kembali.

Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini :
1. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air.
2. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu melokalisasi api
dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan mengarahkan api ke pusat
pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api, seperti:
sungai, danau, jalan, dan puncak bukit.

Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini. :
a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi.
b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran.
c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.

2.5 Program Kegiatan Pelestarian Sumber Daya Alam Hutan
Berikut di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan kita
tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. Perambahan hutan tanpa perencanaan dan
etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya sangatlah berbahaya karena dapat merusak
alam dan habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya.
1. Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah
Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari
lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya
tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian
dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak
produktif lagi.
2. Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api
Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar
semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika
menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi
hal-hal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan
di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin
kencang.
3. Reboisasi Lahan Gundul dan Metode Tebang Pilih
Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pelilik sertifikan
HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih
pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu
pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk
menggantikan pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena
berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan
tanaman yang telah hilang.
4. Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana
Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan menggunakan teknologi dan
persenjataan lengkap diharapkan mempu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan
sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang
sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan
datang.

2.6 Peran Pemerintah
Perencanaan Pemerintah Untuk Pelestarian Hutan:
 Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul
 Penghentian segala bentuk penebangan pohon di hutan
 Gerakan penanaman sejuta pohon yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat
 Perluasan hutan kota
 Penetapan target yang hendak dicapai setiap tahun dan target jangka panjang
 Penetapan sanksi yang tegas bagi pelanggar
 Edukasi pelestarian hutan kepada masyarakat
 Peninjauan kembali izin penggunaan lahan hutan
 Memperketat izin penggunaan lahan hutan

2.7 Lembaga-lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi dan mengedalikan
pengelolaan hutan
 Kementerian Kehutanan
 Polisi Hutan
 Stackholder yang mengelola
 Dan banyak organisasi masyarakat yang ikut berpartisipasi masalah hutan yang
bekerjasama langsung dalam pelaporannya dengan pemerintah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Fungsi hutan yaitu sebagai fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. kerusakan
lingkungan tidak bisa dihindarkan, akibat dampak pemanfaatan sumberdaya alam tanpa
mengindahkan aspek kelestariannya. Untuk itu, cara mengatasinya adalah dengan cara antara
lain dengan : 1)Rehabilitasi lahan melalui berbagai cara, antara lain dengan : Reboisasi,
penghijauan, penanaman kembali dengan tanaman perkebunan, tanaman pertanian, reklamasi
lahan pada lahan bekas tambang. 2) Koordinasi dengan berbagai stackholder dalam
merancang pemanfaatan sumberdaya alam, secara arief, tanpa meninggalkan aspek
kelestarian. 3) Membuat skala prioritas dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Contenu connexe

Tendances

ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Firman Ferdian
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
siti nurlaeli
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
Opissen Yudisyus
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
bagus222
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Yulianus Lisa Mantong
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
Kana Outlier
 

Tendances (20)

Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Statistik & Probabilitas
Statistik & ProbabilitasStatistik & Probabilitas
Statistik & Probabilitas
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAINKLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN HUBUNGAN SATU SAMA LAIN
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
 
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSSContoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linear
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
 
Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti
Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak PastiKeputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti
Keputusan Pembelian Dalam Kondisi Tidak Pasti
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
4.proses perencanaan
4.proses perencanaan4.proses perencanaan
4.proses perencanaan
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
 

En vedette

Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyatPembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Qiu El Fahmi
 
Modul 3 d max elementry
Modul 3 d max elementryModul 3 d max elementry
Modul 3 d max elementry
Agustonce13
 
Iad bio 03 sumber daya alam
Iad bio 03 sumber daya alamIad bio 03 sumber daya alam
Iad bio 03 sumber daya alam
swirawan
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Srestha Anindyanari
 

En vedette (14)

pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alampengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
 
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyatPembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
Pembangunan untuk mensejahterakan seluruh rakyat
 
Modul 3 d max elementry
Modul 3 d max elementryModul 3 d max elementry
Modul 3 d max elementry
 
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tikNaskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
 
Kelangkaan sumber daya alam
Kelangkaan sumber daya alamKelangkaan sumber daya alam
Kelangkaan sumber daya alam
 
Sumberdaya dan Manajemen Sumberdaya
Sumberdaya dan Manajemen SumberdayaSumberdaya dan Manajemen Sumberdaya
Sumberdaya dan Manajemen Sumberdaya
 
Konsep dan pengertian ekonomi sumber daya alam
Konsep dan pengertian ekonomi sumber daya alamKonsep dan pengertian ekonomi sumber daya alam
Konsep dan pengertian ekonomi sumber daya alam
 
Iad bio 03 sumber daya alam
Iad bio 03 sumber daya alamIad bio 03 sumber daya alam
Iad bio 03 sumber daya alam
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Laporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanahLaporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanah
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 

Similaire à sumber daya alam 1

Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Yanels Garsione
 
Pembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkunganPembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkungan
ar_
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
Shoetiaone
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
Alen Pepa
 
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdfgeo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
NurHuda254477
 

Similaire à sumber daya alam 1 (20)

materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alam
 
Geo (fnaws)
Geo (fnaws)Geo (fnaws)
Geo (fnaws)
 
51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar
51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar
51292133 ppt-pendidikan-alam-sekitar
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Modul Pendidikan Lingkungan Hidup oleh Eka Rista Harimurti
Modul Pendidikan Lingkungan Hidup oleh Eka Rista HarimurtiModul Pendidikan Lingkungan Hidup oleh Eka Rista Harimurti
Modul Pendidikan Lingkungan Hidup oleh Eka Rista Harimurti
 
Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan Kehutanan
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan KehutananPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan Kehutanan
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan Kehutanan
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Pembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkunganPembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkungan
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
 
Pembangunan
PembangunanPembangunan
Pembangunan
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Asas asas lingkungan
Asas   asas lingkunganAsas   asas lingkungan
Asas asas lingkungan
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
 
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdfgeo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
geo-131224033404-phpapp01 (1).pdf
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 

Plus de Mia Mancani

Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesiaSentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Mia Mancani
 
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesiaSentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Mia Mancani
 
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
Mia Mancani
 
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
Mia Mancani
 
Proposal softskill mancani
Proposal softskill mancaniProposal softskill mancani
Proposal softskill mancani
Mia Mancani
 
Tata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancaniTata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancani
Mia Mancani
 

Plus de Mia Mancani (6)

Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesiaSentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
 
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesiaSentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
Sentuhan ekonomi koperasi untuk kemajuan perekonomian di indonesia
 
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
Proposal Koperasi "KOMPAS" (revisi)
 
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi "KOMPAS"
 
Proposal softskill mancani
Proposal softskill mancaniProposal softskill mancani
Proposal softskill mancani
 
Tata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancaniTata cara pendirian koperasi mancani
Tata cara pendirian koperasi mancani
 

sumber daya alam 1

  • 1. MATERI 1 Pendahuluan ( Budiman ) I. Ruang Lingkup MSDA Kema hubungan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan (Tietenberg, 1992) Sistem Ekonomi Luaran perusahaan Rumahtangga a Masukan Produksi Konsumsi Sistem pendukung kehidupan alam : Air, Udara, Flora dan Fauna, Bahan Baku, kenyamanan Skema hubungan antara sistem ekonomi dan lingkungan (Sumber : dimodifikasi dari Tietenberg 1992 : 19)
  • 2. Dari skema tersebut, cakupan dari MSDA adalah aspek lingkungan yg dalam hal ini terkait dengan sumber daya udara, air, hutan, energy, bahan mentah (mineral) dan keindahan. Pembahasan adalah pada aspek bagaimana unsur2 lingkungan, dalam hal ini lingkungan fisik dan bkn social, dikelola sehingga memberi manfaat yg lebih besar bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan. Atau dalam uraian tentang skema diatas hanya mencakup unsur ekstrasi sumberdaya, dan tidak mencakup ekskresi limbah dari sumber yg berasal dari system ekonomi. (sugiharto, 1999 : 45). Dalam kehidupan keseharian , system ekonomi dan system lingkungan merupakan dua system yg saling mengisi dan saling membutuhkan (mutually-dependent). - Level pembahasan adalah pada : 1. Diri atau individu, termasuk didalamnyakeluarga inti serumah 2. Perusahaan atau pabrik dengan kapasitas produksi tertentu, baik pada skala mikro sampai pada skala makro. - Gambaran umum SDA (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : bab 4), uraiannya mencakup : a. Definisi konsep b. Jenis-jenis, pembagian, produksi / sumber-sumbernya c. Peranan bagi manusia d. Masalah yg dihadapi e. Kebijakan terkait pengelolaannya II. Manfaat Mempelajari MSDA  Manfaat mempelajari MSDA adalah : a. Menambah Pengetahuan mengenai SDA : definisi, pembagian, masalah dan pemanfaatannya atau pengelolaannya agar tercapai kondisi seperti disebutkan di atas. Aspek akhir yang maksimal adalah dalam bentuk : kesadaran akan pentingnya SDA dan pelaksanaan tindakan diri yang didasarkan pada kelestarian yang maksimal (optimum) bagi SDA dan lingkungannya – fisik dan sosial. b. Selain itu, merupakan pelatihan keterampilan dalam menerapkan fungsi – fungsi atau prinsip – prinsip manajemen dalam kehidupan sehari – hari.  Ketiga aspek diatas diharapkan dapat menimbulkan SDA yang: 1. Lestari (dari segi keberadaannya, eksistensinya) 2. Berkelanjutan (dalam produksi hasil) 3. Mempunyai manfaat yg besar (bukan hanya dari sisi ekonomi saja!) III. Isu - isu Pokok SDA - Masalah lingkungan pokoknya adalah : terganggunya keseimbangan di dalam suatu ekosistem (Sugiharto, 1999 : 42) (ada konsep “EKOSISTEM”)
  • 3. - - Gangguan terhadap daya adaptasi lingkungan terhadap peerubahan yang terjadi : fisik, kimia, biologis (dlm konteks SDA, tidak disertakan factor psikologis??) Limbah sebagai sumber masalah. Perbandingan antara nilai ekonomis dan nilai lingkungan / eksistensi SDA yang memang jumlahnya terbatas. Didunia (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : 10-13) : a. Ketergantungan pada sumber daya yg terbatas berupa sumberdaya yg tak dapat diperbaharui, sumberdaya yang dapat diperbaharui tetapi dapat rusak dan system lingkungan yg terbatas. b. Lokasi sumberdaya yang diketahui c. Ketergantungan yg semakin meningkat sumber daya yg tak dapat diperbaharui pada teknologi2 modern. d. Peningkatan kualitas persediaan yg semakin menurun Di Indonesia (Prabowo dan Reksohadiprodjo, 1985 : 10-13) : a. Erosi tanah pada sumberdaya tanah b. Polusi oleh manusia, baik pada bidang pertanian maupun industry c. Efisiensi penggunaan air d. Penggunaan energi yg makin cepat meningkat dan persediaan – persediaan minyak bumi yg menyusut pada sumber daya energy utama. e. Kegagalan penggunaan teknik panen yg tepat guna dan kegagalan menanami kembali daerah – daerah panenan pada sumberdaya hutan f. Kerusakan karena polusi dan cara penangkapan pada sumberdaya perikanan. g. Kelestarian (pemeliharaan) daerah2 lingkungan, satwa dan flora yg unik yg memberikan keindahan dan langka. Daftar Pustaka - Sugiharto, Toto, 1999, Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup : Tinjauan Sepintas, dalam Majalah Ekonomi danb Komputer Nomor 1 Tahun VII. - Dibyo Prabowo dan Sukanto Reksohadiprodjo (penyunting), 1985, Pengantar Ekonomi sumberdaya Alam, BPFE, Yogyakarta. - Tietenberg, Tom, 1992, Environmental and Natural Resources Economics, Harper Collins Publishing Incorporation, New York, USA.
  • 4. MATERI 2 : MANAJEMEN DAN SDA ( Budiman ) I. Manajemen dan Fungsi – Fungsi Manajemen a. Definisi Manajemen : Planning, Organizing, Actuating, Controlling ( POAC ) 1. Planning (perencanaan) : konsep intinya adalah pengetahuan mengenai “awal” dan “akhir‟ dari suatu tindakan atau kegiatan, penentuan “kondisi rinci” posisi saat ini dan posisi akhir yang diinginkan. Perencanaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Dahuri, dkk, 2004 :11) a. Perencanaan Sektoral, dan b. Perencanaan terpadu Perencanaan sektoral meliputi aktivitas (kegiatan), tujuan dan instansi yg terdiri hanya 1 saja, sebaliknya perencanaan terpadu mencakup lebih dari 1. Perencanaan adalah (UU no. 7 Th 2004, hal 11) : “Suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan Sumber daya air.” 2. Organizing (Pengorganisasian), terkait dengan : - Penentuan Struktur dan - Penentuan “posisi” saat ini terhadap kondisi “akhir” yang diinginkan 3. Actuating (Pelaksanaan), terkait dengan pelaksanaan kerja yg telah disepakati berdasarkan pembagian kerja yg telah dibuat Pemeliharaan adalah (UU No 7 Th 2004, hal 11) “Kegiatan untuk merawat sumber air dan prasarana SumberDaya Air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumbet air dan prasarana sumber daya air.” 4. Controlling (pengawasan), merupakan tindakan pengontrolan „posisi terakhir” kerja yg dilakukan terhadap „kondisi akhir” yg diinginkan ; - Seberapa besar yg belum dicapai dan - Usaha2 apa saja yg perlu dilakukan untuk pencapaiannya sesuai dengan sumberdaya yg masih tersedia : waktu, dana, tenaga, peralatan, pengawasan, mencakup 2 dasar tindakan yaitu: 1. Hukum alamiah, seperti : a. Hukum rantai makanan atau hukum siklus makanan b. Aliran materi dan energi (Manik, 2003 : 7) c. Piramida atau struktur trofik (makanan) (Manik, 2003 : 8) d. Piramida energy dalam ekosistem (Manik, 2003 : 9) e. Grafik hukum dan pertumbuhan (Manik, 2003 ; 11)
  • 5. f. Hukum termodinamika I dan II, yg menyatakan (Soemarwoto, 1983 :3134) : I : jumlah energy dalam alasan semesta adalah konstan II : Secara universal entropi (keseimbangan) akan selalu bertambah. 2. Hukum Positif, seperti undang – undang dan peraturan pemerintah lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. II. Sumber Daya Alam (SDA) a. Definisi  Sumber daya adalah : Unsur lingkungan hidupyang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan sumber daya buatan (Manik, 2003 : 31)  Sumber daya alam adalah : Semua kekayaan alam yg berupa benda hidup maupun benda mati yg bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekayaan alam adalah semua benda hidup atau benda mati yang ada di sekitar kita. Kekayaan alam yg berupa benda hidup yaitu: manusia,hewan dan tumbuhan, sedang kekayaan alam yg berupa benda mati adalah: tanah, sinar matahari, angin dan semua barang tambang. Kekayaan alam meliputi semua benda yg ada di muka bumi ini yg dapat dipergunakan untuk kepentingan umat manusia. Kekayaan alam meliputi : 1. Kekayaan alam yang ada di darat, seperti hewan, tumbuhan, tambang, dan mineral, serta 2. Kekayaan alam yg ada di laut, seperti :gas neon, argon, helium, kripton, zenon, oksigen dan lain2.  Pengelolaan (manajemen) sumberdaya alam (SDA) adalah: - Upaya terpadu dalam: pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan SDA (dari Manik, 2003: 31)  Pengelolaan SDA Air adalah (UU No 7 Th 2004, hal 9) : - Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi SD air, pendayagunaan SD air, pengendalian daya rusak air.  Pendayagunaan SD Air (UU No 7 Th 2004, hal 10) - Upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan SD Air secara optimal berhasil guna dan berdaya guna.  Pengendalian SD Air ( UU No 7 Th 2004, hal 11) - Upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkunga yg disebabkan oleh daya rusak air.
  • 6.  Daya rusak air (UU No 7 Th 2004, hal11) - Daya air yang dapat merugikan kehidupan.  Konservasi SDA adalah : Pengelolaan SDA yg menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbaharui menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya (Manik, 2003 : 2)  Konservasi SD Air adalah (UU No 7 Th 2004, hal 10) Upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi SD air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yg memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan dating. Sebagian asas ekologi atau lingkungan (Manik, 2003 : 9-15), terddiri atas : 1. Energi yg terdapat dalam suatu organisasi, populasi, komunitas, atau ekosistem dianggap sebagai energi yg disimpan atau dilepaskan. 2. Tidak ada system pemanfaatan energy yg efisien 3. Materi, energy, waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk kelompok SDA 4. Peningkatan ketersediaan SDA akan mempengaruhi penggunaan energy dan air, kepadatan populasi, produksi, dll yg sifatnya mengikuti “hukum pertumbuhan”. 5. Makhluk hidup yg lebih cepat beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu bersaing. 6. Makin stabil suatu ekosistem, makin mantap keanekaragaman suatu komunitas 7. System yg sudah mantap akan mengeksploitasi system yg belum mantap 8. Organisme atau populasi dalam suatu komunitas yg tertekan oleh lingkungannya, akan berupaya tidak punah (tetap survive) b. Perbedaan SDA dan SD Lingkungan Sumber Daya (SD) didefinisikan (atau dicirikan oleh) sebagai : 1. Diketahui keberadaannya 2. Berguna, mempunyai manfaat atau mempunyai nilai guna 3. Bukan “artificial”, bukan merupakan buatan manusia, bukan barang sebagai hasil usaha manusia mengkombinasikan alam, tenaga, modal dan teknologi. Sumber daya alam sifatnya selalu jamak dan selalu mempunyai dimensi : jumlah, kualitas, waktu dan tempat. SDA : Hanya terkait dengan sesuatu yg bersifat fisik SDL : Selain yg fisik, juga mencakup yg non-fisik seperti factor lingkungan social. SDM : Merupakan sumber daya yg paling kompleks dan dapat bekerja di mana saja
  • 7. c. Perbedaan MSDA dan Ekonomi SDA Manajemen terkait dengan fungsi – fungsi manajemen yg umum dikenal, yaitu : 1. Planning 2. Organizing 3. Actuating 4. Controlling Fungsi2 ini menunjukkan bahwa manajemen berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam mulai dari perencanaan sampai dengan pelestariannya. Oleh karena itu manajemen SDA didefinisikan sebagai: “Pengelolaan SDA guna dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan manusia dan alam itu sendiri”. Pokok perhatian dalam MSDA adalah kualitas lingkungan fisik, jadi lebih membahas kondisi fisik dan pemanfaatan kondisi tersebut untuk kesejahteraan manusia dan SDA itu sendiri. Perencanaan pengelolaan SDA dilakukan berupa ekstraksi, yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Eksplorasi atau eksploitasi, bagi sumberdaya alam yg habis terpakai. Eksplorasi merupakan kegiatan pendahuluan untuk mengetahui apakah potensi sumberdaya alam yang ada memang benar adanya, jika diketahui keberadaannya baru kemudian dilakukan eksploitasi. 2. Budidaya, bagi SDA yg dapat diperbaharui. Pelestarian SDA, untuk SDA yg habis terpakai sifatnya berupa tindakan “dapat lebih lama dipergunakan”, sedangkan untuk SDA yg dapat diperbaharui berupa “penggunaan SDA secara terus menerus dalam jangka panjang”. Pelestarian SDA harus juga memperhatikan siklus pembentukan atau budidaya SDA bersangkutan, jika siklus pembentukannya lama maka penggunaan SDA dimaksud harus sehemat mungkin dan jika budidaya dapat dilakukan maka penggunaan SDA dimaksud harus diketahui seakurat mungkin sehingga dapat memperkecil kelangkaan SDA dimaksud. Ekonomi merupakan kegiatan “penentuan pilihan” terkait dengan penggunaan SDA. Pilihan terkait dengan penentuan sesuatu yg diinginkan atau yg tidak diinginkan. Atau dengan kata lain, aspek ekonomi SDA berkaitan dengan bagaimana mengalokasikan sumber daya alam dan lingkungansecara efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yg beranekaragam (Moran, dkk, 1986 : …)
  • 8. Dalam ekonomi dibedakan antara pengertian konsep efisien dan efektif dimana:  Efisien berarti terkait dengan pengelolaan biaya, semakin hemat semakin efisien.  Efektif berarti terkait dengan kerja, semakin ringkas dan semakin dikit sumber daya yg dipergunakan untuk pengerjaan satu kegiatan dibanding dengan yg lain berarti semakin efektif.  indikator atau indeks kelangkaan SDA adalah sebagai berikut (Prabowo dan Soekanto, 1985) : 1. Harga sumber daya yang ditemukan 2. Biaya pemulihan Pengaruhnya pada lingkungan 3. Pemanfaat yang maksimal oleh manusia  Faktor2 yang menurut sejarah mencegah kelangkaan SDA adalah (Prabowo & Soekanto, 1985) : 1. Perubahn teknologi 2. Eksplorasi dan penemuan cadangan baru 3. Daur ulang bahan – bahan bekas 4. Inefisiensi teknik budidaya  Dalam Jangka panjang, SDA bersifat pesimistis, jika (Prabowo & Soekanto, 1985) : - Pasar tak beroperasi dengan cukup bebas - Riset dan pengembangan barang umum cukup - Teknologi yg semakin mahal - Ilmu yg dikuasai sekelompok org saja
  • 9. 3. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM ( Martani + Budiman ) I. Klasifikasi Sumber Daya Alam (SDA) Secara Umum Sumber Daya alam dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok ( b‟dasarkan Skala Waktu Pembentukan ) a. Kelompok Stock, yaitu: SDA ini dianggap memiliki cadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan SDA, dengan kata lain tidak dapat diperbaharui / non-renewable b. Kelompok Flows, yaitu : Jumlah fisik dari SDA berubah sepanjang waktu artinya berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa mempengaruhi keterbatasan SDA masa datang. Dengan kata lain SDA ini bisa/dapat diperbaharui ( renewable ) dan untuk regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak. Sumber Daya Alam dapat juga diklasifikasikan menurut jenis penggunaaan akhir ( HANLEY, 1997) a. SDA material >>> SDA yang dimanfaatkan sebagai bagian dari komoditas, misalnya biji besi menjadi besi menjadi komponen lain. SDA ini dibagi menjadi material Metalik dan Non Metalik. b. SDA Energi >>> SDA yang digunakan untuk menggerakkan energy melalui proses transformasi panas / energi.
  • 10. SUMBER DAYA ALAM Kegunaan Akhir Skala Waktu Pembentukan Stock / Tidak Dapat Diperbaharui Flows / Dapat diperbaharui Sumber Daya Material Energi Habis dikonsumsi Dapat di daur ulang Memiliki titik kritis Contoh : Contoh : contoh : Contoh : Contoh : Contoh : Tidak memiliki Titik Kritis Metalik Non metalik Energi Contoh: - Minyak - Besi - Ikan - Udara - Emas - Tanah - Energi Surya - Gas - Tembaga - Hutan - Angin - Besi - Pasar - Energi angin - Batu Bara - Aluminium - Tanah - Psg.Surut - Aluminium - Air Tampilan 3.1 KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM
  • 11. II. Hak dan Pemilikan ( Property Right ) Adalah suatu klaim terhadap SDA/Jasa yang dihasilkan dari SDA. Hak Kepemilikan dapat juga diartikan sebagai suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasaan kepada pemilik hak ( PARTWICK & 1989OLEWILER, 1998 ). Karakteristik tersebut menyangkut ketersediaan, manfaat, kemampuan untuk memberikan / mentransfer hak, derajat eksklusivitas dari hak dan durasi penegakkan hak. Perlu dicermati bahwa meskipun hak pemilikan menyangkut klaim yang sah, tetapi hak tersebut bersifat tidak mutlak dan dibatasi oleh 2 hal pokok, yaitu hak orang lain dan ketidaklengkapan ( incompleteness ). Menurut Gibb & Bremley, 1989 Hak Pemilikan SDA terdiri dari : 1. State Property >>> Klaim pemilikan berada di tangan pemerintah 2. Private Property >>> Klaim pemilikan berada pada individu / kelompok usaha ( korporasi ) 3. Common Property / Communal Property >>> Dimana individu / kelompok memiliki klaim atas SDA yang dikelola bersama. Suatu SDA bisa saja tidak memiliki klaim yang sah sehingga tidak bisa dikatakan memiliki hak pemilikan, SDA ini disebut Open Access (GRIMA & BARKES, 1989). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tampilan berikut : KOMUNAL TERBUKA OPEN ACCESS HAK PEMILIKAN NEGARA AKSES INDIVIDU TERBATAS ( PRIVATE ) LIMIT ACCESS Tampilan 3.2 Hubungan Antara Hak Pemilikan dan Akses
  • 12. Keterangan : - Tipe Pertama: Adalah tipe dimana hak pemilikan berada pada komunal / Negara dengan akses terbatas. Tipe kombinasi ini memungkinkan pengelolaan SDA yang lestari. - Tipe Kedua : Adalah dimana SDA dimiliki secara individu privat dengan akses terbatas. Tipe ini karakteristik hak pemilikan terdefinisi dengan jelas pemanfaatan yang berlebihan bisa dihindari. - Tipe Ketiga : Kombinasi antara pemilikan komunal dan akses terbuka. Tipe ini akan melahirkan “tragedy of common” karena dihasilkan dari SDA dalam Jangka Panjang. - Tipe Keempat : Kombinasi yang jarang terjadi dimana SDA dimiliki individu namun akses dibiarkan terbuka (garis putus). Pengelolaan SDA tidak akan bertahan lama karena rentan terhadap intrusi dan pemanfaatan yang tidak sah sehingga SDA akan terkuras habis. Daftar Pustaka Akhmad Fauzi, Ekonomi Sumber Daya Alam, Gramedia, Edisi 2, 2004
  • 13. Pembagian SDA, berdasarkan : A. Dari segi bentuk : a. b. c. d. SDA tanah (buku 1 : bab 3, buku 5 : bab 11) SDA air (buku 1 : bab 4, buku 5 : bab 12) SDA energy (buku 1 : bab 5) SDA mineral, dapat dibagi menjadi : 1. Mineral logam, seperti : emas, nikel, tembaga, perak, timah, dan mangan 2. Mineral bukan logam, seperti : intan, pasir, batu gampinh=g, belerang, aspal dan fosfat. e. SDA mineral non-energi, bukan minyak (buku 1 : bab 6) f. SDA hutan (buku 1 : bab 7, buku 5 :bab 14) g. SDA perikanan, terdiri atas : a. Hasil penangkaran b. Hasil budidaya h. SDA laut lainnya, seperti terumbu karang, rumput laut, ubur-ubur i. Milik umum kasus sumberdaya ikan (buku 5 : bab 13) B. Dari segi jenis : 1. Yang dapat diperbaharui ( renewable ), yaitu : SDA yang dapat dihasilkan kembali oleh manusia, setelah habis dipakai. SDA yang tidak akan habis karena dapat berkembang biak dan dibudidayakan kembali atau bereproduksi. SDA yang dihasilkan merupakan jenis yang sama akan tetapi merupakan sesuatu yang baru yang tidak terkait dengan SD yang telah habis dipakai sebelumnya. Contohnya adalah : a. Tumbuhan, jika tumbuhan yang tua mati, akan digantikan dengan tumbuhan muda. b. Hewan, jika hewan sudah besar dan tua, disembelih atau mati, maka yang muda bisa berkembang menjadi besar seperti induknya. c. Tanah, Jika kesuburan tanah habis maka bisa dipupuk lagi sehingga bisa subur kembali. Dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu : a. SDA non-hayati atau abiotik, seperti : tanah, udara, air, sinar matahari b. SDA hayati atau biotic, seperti : jenis berbagai hewan atau tumbuhan 2. Yang tidak dapat diperbaharui ( non – renewable ), yaitu : SDA yang tidak dapat dihasilkan lagi oleh manusia setelah habis dipakai, dihasilkan oleh proses alami : kimia/biologis, dan dalam jangka waktu yang sangat panjang 3. Dapat diganti ( replaceable ), yaitu : Jika habis dapat diganti dengan yang lain, seperti bensin dengan alcohol, listrik dan tenaga matahari. SD pengganti merupakan SD dalam bentuk yang lain. 4. Dapat didaur ulang ( recyclable ), yaitu : Jika habis dapat diganti dengan SD yang sama, setelah dilakukan proses pengolahan menggunakan teknologi yang dimiliki. Seperti air dapat didaur ulang. Berate air yang dipakai
  • 14. setelah air sebelumnya habis sebagian atau seluruhnya merupakan air yang sama dengan yang telah dipergunakan sebelumnya. C. Dari segi ketersediaan, terdiri atas : 1. Stock ( persediaan ), merupakan SD yang terssedia dalam jumlah, kualitas, tempat dan waktu tertentu; SDA ini tidak akan bertambah dan akan selalu berkurang setelah dipergunakan oleh manusia. 2. Flow ( aliran ), merupakan : SD yang selalu berubah jumlahnya, misalnya air, angin dan energy matahari. D. Dari segi penguasaan, terdiri atas : 1. Pribadi, yaitu SDA yang dipakai, dimanfaatkan hanya atas hak eksklusif seseorang pemilik. 2. Bersama ( common – property resource ), merupakan SDA yang tidak dimiliki secara eksklusif oleh siapapun, terkadang adalah oleh Negara. E. Dari segi taksonomi SDA ( Tietenberg, 1992 : 126 – 131 ) Dibagi berdasarkan 2 aspek pokok, yaitu : 1. Aspek geologis, dimana diketahui bahwa ada potensi SDA yang diketahui dan ada yang baru dalam taraf diduga keberadaannya. 2. Aspek ekonomis, merupakan SDA yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat. Akan tetapi dilihat dari segi ekonominya : mengunntungkan atau merugikan. (meskipun sebenarnya sulit untuk membedakan antara aspek teknis dan aspek non – teknis). Ada tiga konsep yang dipergunakan untuk mengelompokkan sumberdaya yang habis terpakai, seperti tertera dalam gambar 6.1 (versi the Unites States the Geological Survey, USGS)
  • 15. SUMBERDAYA ALAM SECARA KESELURUHAN Diketahui ( Identified ) Disimpulkan adanya ( Inferred ) Terukur (Measured) Hipotesis Spekulatif Tertunjukkan ( Indicated ) Lebih Murah Didemonstrasikan Belum ditemukan ( Undiscovered ) CADANGAN ( reserves ) Lebih Mahal Pasti Tidak Pasti Keterangan : Sumberdaya : 1. Teridentifikasi / diketahui : Kandungan khusus bahan mineral yang lokasi, kualitas dan kuantitasnya diketahui oleh manusia berdasarkan bukti geologis dan dukungan ukuran – ukuran teknis. 2. Terukur – didemonstrasikan : Bahan yang perkiraan jumlah dan mutunya dianggap mempunyai tingkat kesalahan 20% disbanding dengan contoh sample dari lapangan. 3. Tertunjukkan – didemonstrasikan : Bahan yang jumlah dan mutunya diduga sebagian dengan menggunakan analisis sample dan sebagian lagi menggunakan proyeksi geologis yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Disimpulkan adanya :
  • 16. Bahan yang berada di luar wilayah eksplorasi dari sumberdaya yang didemonstrasikan yang keberadaannya didasarkan pada proyeksi geologis. 5. Belum diketemukan : Kandungan yang tidak jelas dari bahan yang mengandung bahan mineral yang diduga tersedia dengan didasarkan pada pengetahuan dan teori geologis yang luas. 6. Hipotesis : Bahan yang belum diketemukan tetapi diduga ada dalam suatu daerah pertambangan sesuai dengan kondisi geologis yang diketahui 7. Spekulatif : Bahan yang belum diketemukan yang mungkin saja ada, apakah berupa deposit dalam sebuah wilayah geologis tetapi belum diketemukan atau berupa deposit yang belum diketahui tetapi dapat dikenali. ( sumber dari : US. Burean of Mines and th US Geological Survey, dalam Geological Survey Bulletin 1450 – A, 1976 )  Pada gambar dapat dilihat bahwa “cadangan” ( reserves ) hanya ada pada kondisi : Diketahui secara geologis dan dapat dieksplorasi secara ekonomis, di luar wilayah tersebut suatu potensi sumberdaya belum dapat dikatakan sebagai satu sumberdaya.  Pada gambar juga dapat diketahui penggolongan sumberdaya berdasrkan kondisi geologis (pada kolom) dan berdasarkan pada kondisi ekonomi (pada baris). Secara geologis, makin ke kanan makin tidak pasti. Secara ekonomi , makin ke bawah makin lebih mahal.  Untuk mengetahui cadangan ( reserve ), potensi tersebut harus berada di wilayah potensi yang diketahui dan secara ekonomi dapat diperhitungkan, jika tidak maka potensi tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai cadangan sumber daya alam. Ada dua dimensi yang dipergunakan dalam penggolongan sumberdaya tersebut, yaitu konsep ekonomis & konsep geologis. Dalam gambar, dari sisi atas ke bawah menunjukkan sumberdaya yang menghabiskan biaya murah dalam penggaliannya sampai dengan yang memerlukan biaya yang paling tinggi. Sebaliknya, dari sisi kiri ke kanan menunjukkan peningkatan ketidakpastian geologis dalam hal jumlah sumberdaya yang tersedia. Ketiga kelompok tersebut yaitu :
  • 17. 1. Cadangan saat ini ( current reserves ), yaitu sumber-sumberdaya yang dapat digali ( extract ) secara menguntungkan dengan menggunakan tingkat harga yang berlaku pada saat ini. 2. Cadangan potensial ( potential reserves ), yaitu merupakan kebalikan dari cadangan saat ini, didefinisikan secara pasti sebagai suatu cadangan fungsional dan bukan sebagai cadangan dalam bentuk jumlah angka. Jumlah cadangan potensial yang tersedia tergantung kepada harga yang mau dibayarkan oleh masyarakat terhadap sumberdaya tersebut : makin tinggi harganya maka makin besar cadangan potensial yang tersedia. Misalnya dikaitkan dengan penggunaan teknologi, dimanasemakin tinggi tingkat teknologi yang dipergunakan maka semakin banyak cadangan sumberdaya yang dapat dihasilkan. Akan tetapi biaya atau harga yang harus dibayarkan untuk penggunaan teknologi tersebut semakin besar. 3. Sumberdaya tambahan ( resource endowment ), menunjukkan sumberdaya alami yang ada di permukaan bumi. Pada sumberdaya jenis ini, ketersediaannya tidak tergantung kepada konsep ekonomi yaitu harga, tetapi lebih pada konsep geologis. Konsep ini penting karena sumberdaya ini menunjukkan kepada kita batas tertinggi dari ketersediaan sumberdaya terestria ( permukaan bumi ). Ketiga jenis sumber daya tersebut mempunyai perbedaan yang jelas, akan tetapi terdapat banyak kesalahan dalam mengenal perbedaan tersebut : 1. Salah satunya adalah terkait dengan penggunaan data sumberdaya saat ini sebagai mewakili cadangan potensial maksimum. 2. Yang lain adalah asumsi bahwa seluruh sumberdaya tambahan ( resource endowment ) dapat diubah menjadi cadangan potensial pada tingkat harga tertentu yang mana dibayarkan oleh masyarakat. Jadi, jika suatu tingkat harga tak terbatas ( infinite price ) yang mau dibayarkan oleh masyarakat itu ada, maka seluruh sumberdaya tambahan dapat dieksploitasi seluruhnya. Akan tetapi tingkat harga yang tidak terbatas tersebut tidak mungkin terjadi. Sumberdaya ini berarti bisa dilakukan penggantian tetapi dengan jenis sumberdaya yang sama jenisnya, sedangkan sumberdaya dapat diganti penggantian sumberdaya dilakukan dengan menggunakan sumberdaya yang berbeda. Sumberdaya dapat diganti dapat bersifat :
  • 18. 1. Substitusi 1 arah, artinya jika SDA diganti dengan SDA lainnya maka SDA lainnya tidak dapat menggantikan SDA yang sebelumnya jika terjadi kelangkaan. Misalnya : Minyak dengan kayu bakar. 2. Substitusi 2 arah, artinya jika SDA diganti dengan SDA lainnya maka SDA lain tersebut juga dapat digantikan dengan SDA sebelumnya. Barang Publik, Eksternalitas dan Kegagalan Pasar + Hak Kepemilikan  Barang Publik → Barang dimana jika diproduksi, produsen tidak memiliki kemampuan mengendalikan siapa yang berhak mendapatkannya. Barang Publik memiliki sifat dominan, yaitu: 1. Non-Rivalry ( tidak ada ketersaingan ) 2. Non-Excludable ( tidak ada larangan )  Eksternalitas dan Kegagalan Pasar Eksternalitas → Dampak positif atau negatif dari tindakan satu pihak terhadap pihak lain. Tipologi Eksternalitas :  Teknologi  Eksternalitas Produksi → Eksternalitas Produksi Positif Contoh : Penelitian
  • 19. → Eksternalitas Produksi Negatif Contoh : Pencemaran Air Eksternalitas Konsumsi  → Eksternalitas Konsumsi Positif Contoh : Vaksin terhadap penyakit menular → Eksternalitas Konsumsi Negatif Contoh : Asap Rokok  Pecuniary Timbul akibat adanya perubahan harga input atau output dalam kegiatan ekonomi.  Privat Eksternalitas yang bersifat bilateral  Publik Barang public di konsumsi tanpa pembayaran yang tepat.  Kegagalan Pasar Kegagalan pasar dapat dipahami dengan pendekatan keberhasilan pasar. Beberapa persyaratan dimana pasar akan berhasil : 1. Pasar eksis dengan hak pemilikan yang terkukuhkan dengan jelas sehingga pembeli dan penjual dapat secara bebas melakukan transaksi. Karakteristik hak pemilikan Hak milik dikukuhkan pemiliknya baik secara individu maupun kolektif Eksklusif: semua keuntungan biaya yang bertambah akibat kepemilikan penggunaan menjadi tanggung jawab pemilik Tranferable: semua hak dapat dipindah tangankan dengan penukaran secara sukarela.
  • 20. Universalitas : semua SDA yang dimiliki jelas bukti-bukti kepemilikannya & spesifikasinya. Enforsabilitas Terjamin 2. Dengan memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan biaya. 3. Harga pasar di ketahui oleh produsen dan konsumen. 4. Tidak ada biaya transaksi.  Pemilikan dan Hak { Property Right } oleh Hartwick & Olewiler, 1998 K. Pemelikan → Klaim yang sah terhadap sumber daya ataupun jasa yang dihasilkan dari sumber daya tsb. K. Pemilikan → Suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasaan kepada pemilik hak. Karakteristik tersebut menyangkut:  Ketersediaan manfaat  Kemampuan untuk mentransfer hak  Derajat eksklusivitas hak  Durasi penegakkan hak  Menurut Gibb & Bromley, 1989 K. Pemilikan terhadap SDA umumnya terdiri dari : State Property : Klaim pemilikan berada ditangan Pemerintah. Private Property : Klaim pemilikan berada pada individu atau kelompok usaha. Common Property : Individu dan kelompok memiliki klaim atas sumber daya yang dikelola bersama
  • 21. TANAH DAN LAHAN Lahan ( Land ) diartikan sebagai komponen keseluruhan dari suatu bentang alam yang mencakup tutupan vegetasi tanah, kemiringan, permukaan geomorfologis, system hidrologis dan kehidupan didalamnya. Tanah ( Soil ) adalah bagian dari lahan yang merupakan kerak atau lapisan teratas bumi yang mampu menunjang kehidupan tanaman secara permanen dan mengatur tata air pada lapisan tersebut. Lahan / Tanah Sebagai Sumber Daya  Lahan Sebagai Sumber Cadangan Tanah Simonds ( 1983 ) menyatakan fungsi yg paling krusial dari lahan adlah sebagai sumber cadangan topsoil ( Lapisan tanah paling atas yg sangat subur mengandung zat – zat hara dan materi organic yang penting bagi pertumbuhan tanaman ) Soepardi (1983), topsoil terbentuk dari penguraian batuan bumi yg bercampur dengan sisa tumbuhan dan binatang yg terdekomposisi oleh bakteri pengurai. Tanah terbentuk dari batuan yg di dekomposisikan oleh iklim melalui cuaca dingin, hujan, pemanasan sinar matahari dan oksidasi oleh udara.  Lahan Sebagai Sumber Makanan Lahan merupakan tempat terjadinya aktivitas pertanian maka lahan juga dikatakan sebagai sumber makanan.  Lahan Sebagai Habitat Lahan adalah tempat dimana spesies manusia hidup bersama dengan makhluk hidup lainnya. Menurut ilmu ekologi semua makhluk hidup dan benda mati di alam saling berhubungan dan saling ketergantungan & masing masing memberkan kontribusi dan memainkan peran yang penting. Hak Kepemilikan atas Lahan / Tanah Lahan dapat digunakan & dijual sebagai suatu komoditas yg berharga. Factor yg menentukan dapat digunakan atau diprjual belikan suatu lahan adalah adanya bukti atas kepemilikan lahan tsb. Menurut Simonds (1983) bukti itu mensyaratkan adanya : 1. Survei & penetapan terhadap batas-batas yg jelas dari area lahan di maksud. 2. Dibutuhkan cara untuk menjelaskan bagian-bagian lahan tsb sebagai kapling-kapling yang berbeda dan bisa dihubungkan antara satu pemilik lahan dengan pemilik lahan lain yg berdekatan. 3. Dibutuhkann suatu cara yg jelas dan sistematis untuk mendokumentasikan keadaan lahan berikut hak kepemilikannya.
  • 22. Menurut Tietenberg (1996) Hak Kepemilikan atas lahan (Propertis Right) adalah konsep yg muncul akibat dari dan untuk memahami mengapa asset-asset lingkungan sering dinilai lebih rendah dari nilai sebenarnya baik oleh pemerintah maupun mekanisme pasar. Property Right juga berkenaan dengan berkas-berkas yg menunjukkan dan menegaskan kepemilikan secara pribadi. Tietenberg juga mengatakan bahwa Property Right memiliki struktur yg dapat memberikan alokasi yg efisien terhadap fungsi ekonomi pasar sbb: 1. Universalitas: Semua SDA dimiliki dan jelas bukti-bukti kepemilikannya serta spesifikasinya. 2. Eksklusifitas: Semua keuntungan dan biaya yg bertambah akibat kepemilikan dan penggunaan SDA menjadi tanggung jawab pemiliknbaik secara langsung maupun tdk langsung. 3. Transferbilitas: Semua Hak kepemilikan dpt di pindah tangankan dengan penukaran yg terjadi secara suka rela. 4. Enforsabilitas: Semua hak kepemilikan harus aman dari perampasan dan pelanggaran atau gangguan pihak lain. Tata Guna Lahan dan Konservasi Lahan Simonds (1983) memberikan aturan sederhana dlm manajemen lahan yaitu : 1. Mempelajari bentang alam (landscape) dgn tahapan sbb: a. Memahami kerangka geologis lahan b. Memahami proses vital dan saling ketergantungan antara system lahan & air c. Melihat setiap bentuk di alam & menggambarkan ekspresi unik dari proses alam yg kreatif. 2. Menjadikan lahan menentukan kesesuaian penggunaannya sendiri secara alami, manusia tinggal menyesuaikannya saja dengan pembentukan lahan tersebut. 3. Menentukan tindakan terhadap lahan melalui perencanaan penggunaan dan perlakuan dengan kualitas yg terbaik. Prinsip-prinsip lain dlm manajemen lahan adalah : 1. Meminimumkan gangguan terhadap lahan dan bentang alam 2. Mengurangi biaya pengerjaan tanah 3. Mencegah kehilangan top soil (bagian kerak / lapisan teratas bumi) 4. Menghindarkan dibutuhkan control terhadap erosi dan penanaman kembali 5. Memanfaatkan system drainase yg sudah ada → (pemupukan kembali tanah-tanah yg kering & pengerukan / member bhn kimia yg akan menjadi subur bagi tanah) 6. Menyatukan dengan kondisi alam.
  • 23. Klasifikasi Tanah berdasarkan Kemampuan Tanah.. Kelas Tanah Penggunaan Tindakan yg diperlukan I Pertanian II Sesuai segala jenis pertanian dengan sedikit hambatan & ancaman kerusakan III IV V VI Tidak ada tindakan khusus Sesuai untuk segala jenis pertanian, hambatan & Konservasi tanah khusus ancaman kerusakan lebih besar Sesuai untuk segala jenis pertanian hambatan & Konservasi lebih intensif, ancaman kerusakan lebih waktu penggunaan untuk besar lagi. tanaman semusim lebih terbatas. Tidak sesuai untuk tanaman semusim sesuai untuk Membuat drainase tanaman pakan ternak atau di hutankan Tidak sesuai untuk tanaman semusim sesuai untuk padang rumput atau hutan VII Tidak sesuai untuk tanaman semusim sesuai untuk vegetasi permanen VIII Tidak sesuai untuk pertanian, harus di biarkan alami dengan vegetasi Keterangan Tanah datar, solum tanah dalam , tekstur halus, mudah diolah, responsive terhadap pupuk. Lereng landai, solum tanah dalam, tekstur halus-agak halus. Lereng agak miring, drainase buruk, solum tanah sedang, permeabilitas agak cepat. Kemiringan lereng 1530%, drainase buruk, solum dangkal. Terletak pada tempat datar atau agak cekung sehingga selalu tergenang air, terlalu banyak bahan Lereng agak curam 3045%, mudah tererosi, solum sangat dangkal Lereng curam 45-65%, solum dangkal, erosi berat. Lereng sangat curam > 90%, permukaan di tutupi batuan lepas, tekstur kasar
  • 24. Aspek Ekonomi Lahan  Lokasi Lahan Lokasi merupakan tinjauan lahan dari aspek ruang. Jika kekayaan alam suatu lahan dapat dipindahkan ke tempat lain , aspek ruang suatu lahan tidak bisa di pindahkan. Dengan tidak bisa berpindahnya aspek ruang ini maka terdapat perhitungan untung rugi bagi setiap lokasi. Dengan demikian ada lokasi lahan yg menguntungkan dan ada juga lokasi lahan yg kurang atau tidak menguntungkan.  Sewa Lahan Secara umum sewa lahan dapat di bedakan menjadi 2 : 1. Contact Rent adalah : Pembayaran dari penyewa kepada pemilik atau pemilik memberikan kontrak sewa dlm jangka waktu tertentu. 2. Economic Rent adalah : Pendapatan di atas minimum supply price yg memungkinkan factor produksi lahan dapat dimanfaatkan dlm proses produksi.  Land Tenure dan Land Reform Land Tenure berarti cara orang memiliki lahan dan bagaimana mereka menyewakannya kepada orang lain jika tidak ingin mengerjakan sendiri lahannya. Jenis – jenis Land Tenure : 1. Ranching dan pertanian modern skala besar, berupa lahan pertanian yg luas dgn beberapa tenaga kerja yg bersifat mekanis 2. Pertanian perkebunan berupa lahan luas untuk tanaman perkebunan, pemilik langsung mengerjakannya sendiri atau menyewa manajer professional dan di bantu beberapa buruh. 3. Latifundia adl: pertanian / peternakan besar dimana antara pemilik dan pekerja masih terdapat hubungan khusus. 4. Pertanian kolektif, terdapat di Negara-negara sosialis dimana lahan dimiliki oleh koperasi. Land tenure di pandang tidak adil dan bisa menimbulkan krisis social ddan ketidakstabilan politik. Untuk itu dirasakan perlu adanya perombakan atau reformasi yg dikenal dengan istilah Land reform. Jenis-jenis Land reform yaitu : 1. Reformasi kontrak sewa, memberikan jaminan hukum kepada penyewa. Sehingga penyewa lebih tenang melakukan investasi 2. Pengurangan sewa, membatasi bagian tertinggi yg bisa diminta pemilik sebagai sewa. 3. Pembagian tanah dengan kompensasi, pemerintah memutuskan luas maksimum tanah yg dimiliki oleh seseorang dan menjual kelebihannya. 4. Pembagian tanah tanpa kompensasi, sewa tanah yg tdk di kerjakan sendiriu oleh pemilik disita oleh pemerintah dan tidak mendapatkan ganti.
  • 25. Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian UU pertanahan terkait dengan masalah kepemilikan dan penggunaan lahan / tanah. UU tsb adl sbb: No Bentuk Peraturan No. Peraturan Tanggal Pengesahan Perihal / Tentang 1 Undang – undang 1 / 1958 13 – 1 – 1958 Penghapusan tanah2 partikelir 2 Undang – undang 2 / 1960 7 – 1 – 1960 Perjanjian Bagi Hasil 3 Undang – undang 5 / 1960 24 – 9 – 1960 4 Undang – undang 38 / Prp / 1960 14 – 10 – 1960 5 Undang – undang 56 / 1960 29 – 12 – 1960 6 Undang – undang 20 / 1960 31 – 10 – 1960 7 8 Undang – undang Undang – undang 2 / 1964 7 / 1970 31 – 10 – 1964 31 – 7 – 1970 Peraturan dasar pokokpokok agrarian Penggunaan dan penetapan luas tanah bentuk tanaman2 tertentu Penetapan luas tanah pertanian Perubahan tentang bahan Undang-undang no.38 prp tahun 1960 Pengadilan Landreform Penghapusan pengadilan Land reform Masalah – masalah Lahan dan Tanah  Masalah Fisik, meliputi : Pencemaran Tanah Pencemaran tanah brkaitan erat dengan masalah tanah dan larangan limbah pabrik. Tanah dikatakan tercemar apabila terjadi perubahan pada fisik, kimiawi dan biologi tanah sampai derajat merugikan manusia. Sampah adalah semua sisa yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padat. Ssampah padat di bedakan dalam beberapa jenis yaitu : 1. Garbage yaitu: Sampah organic yang dpt membusuk seperti sayuran, daging, dll. 2. Rubbish yaitu: Sampah yg dapat membusuk dan terbakar seperti plastic & kaca 3. Ashes yaitu: Abu sisa dari pembakaran arang, kayu dan bahan bakar Fosil 4. Carcasses yaitu : bangkai binatang 5. Sampah jalanan dan pasir 6. Sampah industry yaitu: Sampah yg berasal dari industry, kadangkala mengandung zat kimia yg bisa berbahaya bagi manusia & lingkungan. Kerusakan Lahan & Tanah
  • 26. Kerusakan tanah menimbulkan penurunan nilai biologis tanah. Secara global proses kerusakan lahan ini mencakup: 1. Degradasi Vegetasi 2. Erosi Air 3. Erosi Angin 4. Penggaraman 5. Kehilangan Kesuburan Tanah 6. Pemadatan & Pengerasan Tanah Letak Geografis dan Kondisi Geologis  Masalah Sosial, meliputi :  Sistem Pemilikan Lahan  Kerusakan Tanah  Pertumbuhan Penduduk  Kebijaksanaan Pemerintah Pelaksanaan dan Pengawasan Prosedur yang harus di perhatikan : 1. Mengecek ulang (review) perencanaan untuk memastikan bahwa rencana pengembangan lahan sesuai dengan kondisi lahan dan topografinya dan bahwa perluasan pengerjaan tanah dapat di benarkan. 2. Meneliti kondisi permukaan tanah & sub permukaan termasuk cirri-ciri bentang alamnya (Landscape) yang harus di preservasi, tanah, utilitas dan kemungkinan pekerjaan pertambangan. 3. Mengurangi erosi dengan membatasi luas area & waktu pembukaan (pembongkaran) lahan dan menyediakan saluran draenase. 4. Membuat kolom penampungan untuk menampung lumpur dan puing-puing agar tidak masuk ke dalam pipa saluran atau meerusak bangunan. 5. Meminimalkan munculnya debu & lumpur. 6. Sedapat mungkin mempertahankan vegetasi yg ada untuk di manfaatkan sebagai buffer dan mengontrol erosi. 7. Pada lahan yang tidak stabil, pengerjaan tanah dengan menggunakan jarring / jala dan jerami untuk mencegah erosi. 8. Memperbaiki area-area yang rusak & menanam tanaman penutup tanah (ground cover) dan tanaman lain secepatnya.
  • 27.  SUMBER DAYA AIR  Air merupakan sumber daya :  Dapat diperbaharui  Tidak dapat diperbaharui Air yang jatuh ke bumi akan mengalami : 1. Akan menguap kembali ke atmosfer ( evaporasi ). 2. Melalui sikls hidup tumbuh-tumbuhan kembali ke atmosfer melalui penguapan dari daun ( transpirasi ) 3. Akan jatuh dalam bentuk salju. Akan masuk ke dalam tanah ( aquifers ) 4. Akan mengalir langsung ( run – of ) di atas tanah. 5. Akan terjerat dalam bentuk es kutub ( gletser ). Siklus Hidrologi : 1. Evaporasi 2. Transpirasi 3. Peralihan secara horizontal dari uap air & udara 4. Presipitasi 5. Run of Alokasi Sumber Daya Air Penggunaan air terbagi : 1. Kelompok konsumtif 2. Kelompok non – konsumtif Alokasi sumber daya air harus memiliki criteria : Efisiensi Equity Sustainability Fleksibilitas Security
  • 28. Akseptabilitas Mekanisme alokasi sumber daya air yang umum digunakan : Queuing System Water Pricing Alokasi Publik User – based allocation Water Market Dalam jangka panjang, masalah pokok yang dihadapi: 1. Alokasi air yang tersedia diantara pengguna 2. Distribusi air diantara pemakai 3. Alokasi air di daerah berbeda 4. Distribusi air di antara waktu 5. Pengelola sumber daya air
  • 29. BAB II SUMBER DAYA HUTAN 2.1 Pengertian Sumber Daya Hutan Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita.Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya. 1. Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain. sumber daya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain. 2. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan : sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contoh : air, tumbuhtumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain. sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam. sumber daya alam yang tidakterbatas jumlahnya / unlimited. Contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
  • 30. 3. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. Contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain. sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. Contoh : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya. 2.2Fungsi dan Formasi Hutan Fungsi Hutan : a. Sebagai fungsi ekologis Hutan menghisap karbon dari udara dan mengembalikan oksigen (O2) kepada manusia. Jika hilangnya hutan berarti bumi tidak memiliki keseimbangan untuk mempertahankan keseimbangan atas tersedianya oksigen yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup dalam melaksanakan proses respirasi ( pernapasan ). b. Sebagai fungsi ekonomis Manusia telah memanfaatkan hutan dari generasi ke generasi. Pemanfaatan yang dikenal manusia dari hutan adalah pengambilan hasil hutan, terutama kayu. Pengambilan mulai dari kayu ramin, meranti, ulin sampai dengan kayu bakar dimanfaatkan manusia baik untuk keperluan sendiri ataupun sebagai penghasil devisa negara.Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman. Formasi Hutan Formasi jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya: a. Menurut asal
  • 31. Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas. Hutan yang berasal dari biji disebut juga „hutan tinggi‟ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut. Hutan yang berasal dari tunas disebut „hutan rendah‟ dengan alasan sebaliknya. Hutan campuran, oleh karenanya, disebut „hutan sedang‟. b. Menurut cara permudaan (tumbuh kembali) Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya. c. Menurut susunan jenis Berdasarkan susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri). d. Menurut umur Kita dapat membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak seumur. Hutan tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur. e. Berdasarkan letak geografisnya: • hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa • hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º). • hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub. f. Berdasarkan sifat-sifat musimannya:
  • 32. • hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan. • hutan selalu hijau (evergreen forest • hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest) •lhutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang.dll g. Berdasarkan ketinggian tempatnya: • hutan pantai (beach forest) • hutan dataran rendah (lowland forest) • hutan pegunungan bawah (sub-mountain forest) • hutan pegunungan atas (mountain forest) • hutan kabut (mist forest) • hutan elfin (alpine forest h. Berdasarkan keadaan tanahnya: • hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest) • hutan rawa gambut (peat swamp-forest) • hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest) • hutan kerangas (heath forest) • hutan tanah kapur (limestone forest), dan lainnya i. Berdasarkan jenis pohon yang dominan: • hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur. • hutan pinus (pine forest), di Aceh. • hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan. • hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll j. Berdasarkan sifat-sifat pembuatannya: • hutan alam (natural forest) • hutan buatan (man-made forest), misalnya: hutan rakyat (community forest), hutan kota (urban forest), hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation) dll. k. Berdasarkan tujuan pengelolaannya: • hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu (non-timber forest product) • hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air.
  • 33. 2. 3 Penyebab Kerusakan Hutan Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut : a. Musim kemarau yang sangat panjang. b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan. c. Pembuatan arang di hutan. d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan. Sementara itu, selain kebakaran hutan Sumber-sumber kerusakan hutan lainnya,antara lain : 1. Alih fungsi dan penyerobotan kawasan hutan 2. Bencana alam misalnya kebakaran, letusan gunung berapi, angin dan sebagainya 3. Penebangan (legal) yang berlebihan dan penebangan ilegal 4. Hama dan penyakit Soekotjo dan Hani‟in (1999) Kriteria kerusakan hutan dapat mengacu pada akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan tersebut terhadap : 1. Keanekaragaman hayati 2. Produktivitas dan vitalitas hutan 3. Margasatwa Mengapa Masyarakat merusak hutan ? a. Mereka menganggap bahwa hutan boleh dimanfaatkan sesuai dengan keinginannya b. Mereka belum mengetahui secara benar tentang fungsi dan manfaat hutan c. Mereka ada yang menginginkan untuk mendapatkan sesuatu manfaat dengan cepat tanpa mengindahkan aturan yang ada. d. Mereka melihat contoh yang dilakukan oleh petugas. e. Factor x yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain (berkaitan dengan pola hidup) 2.4 Penanggulangan Kerusakan Hutan secara Umum Sementara ilegal logging terus berjalan. Jadi mau tidak mau kita harus menanam dan tidak menebangi hutan alam. Permasalahan yang sering kita hadapi sekarang ini adalah adanya berbagai kepentingan yang ingin memanfaatkan sumberdaya lahan dan hutan yang ada di Indonesia. Adanya Otonomi daerah, yang masing-masing daerah ingin memanfaatkan sumberdaya yang ada seoptimal mungkin. Disisi lain, kerusakan lingkungan tidak bisa
  • 34. dihindarkan, akibat dampak pemanfaatan sumberdaya alam tanpa mengindahkan aspek kelestariannya. Untuk itu, salah satu upaya dalam mengatasi masalah-masalah diatas adalah dengan cara antara lain dengan : a) Rehabilitasi lahan melalui berbagai cara, antara lain dengan : Reboisasi, penghijauan, penanaman kembali dengan tanaman perkebunan, tanaman pertanian, reklamasi lahan pada lahan bekas tambang, dll. b) Koordinasi dengan berbagai stackholder dalam merancang pemanfaatan sumberdaya alam, secara arief, tanpa meninggalkan aspek kelestarian c) Membuat skala prioritas dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Salah satu cara yang mungkin bisa dijadikan opsi dalam rangka rehabilitasi lahan kritis terutama yang berbenturan dengan berbagai masalah khususnya masyarakat adalah antara lain dengan penerapan aplikasi silvikultur. Karena dengan penerapan aplikasi silvikultur akanbisa mewadai berbagai kepentingan yang berkait dengan rehabilitasi lahan kritis. Lahan kritis diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. lahan ktitis di daratan, misalnya : lahan bekas tambang, lehan bekas illegal logging, dan lahan tandus dan gundul 2. lahan kritis di kawasan perairan, misalnya : hamparan pasir dipantai dan degradasi kawasan hutan payau. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis). Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
  • 35. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain. Mencegah kebakaran hutan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali. Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini : 1. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air. 2. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan puncak bukit. Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini. : a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi. b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran. c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan. 2.5 Program Kegiatan Pelestarian Sumber Daya Alam Hutan Berikut di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. Perambahan hutan tanpa perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya sangatlah berbahaya karena dapat merusak alam dan habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya. 1. Mencegah cara ladang berpindah / Perladangan Berpindah-pindah Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah. Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah tidak subur lagi tanpa adanya tanggung jawab membiarkan ladang terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi. 2. Waspada-Waspadalah & Hati-Hati Terhadap Api
  • 36. Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap terbawa angin kencang. 3. Reboisasi Lahan Gundul dan Metode Tebang Pilih Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pelilik sertifikan HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu pohon sebaiknya diikuti dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk menggantikan pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan pepohonan dan tanaman yang telah hilang. 4. Menempatkan Penjaga Hutan / Polisi Kehutanan / Jagawana Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap diharapkan mempu menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset / harta suatu bangsa yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak cucu di masa yang akan datang. 2.6 Peran Pemerintah Perencanaan Pemerintah Untuk Pelestarian Hutan:  Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul  Penghentian segala bentuk penebangan pohon di hutan  Gerakan penanaman sejuta pohon yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat  Perluasan hutan kota  Penetapan target yang hendak dicapai setiap tahun dan target jangka panjang  Penetapan sanksi yang tegas bagi pelanggar  Edukasi pelestarian hutan kepada masyarakat
  • 37.  Peninjauan kembali izin penggunaan lahan hutan  Memperketat izin penggunaan lahan hutan 2.7 Lembaga-lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi dan mengedalikan pengelolaan hutan  Kementerian Kehutanan  Polisi Hutan  Stackholder yang mengelola  Dan banyak organisasi masyarakat yang ikut berpartisipasi masalah hutan yang bekerjasama langsung dalam pelaporannya dengan pemerintah.
  • 38. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Fungsi hutan yaitu sebagai fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. kerusakan lingkungan tidak bisa dihindarkan, akibat dampak pemanfaatan sumberdaya alam tanpa mengindahkan aspek kelestariannya. Untuk itu, cara mengatasinya adalah dengan cara antara lain dengan : 1)Rehabilitasi lahan melalui berbagai cara, antara lain dengan : Reboisasi, penghijauan, penanaman kembali dengan tanaman perkebunan, tanaman pertanian, reklamasi lahan pada lahan bekas tambang. 2) Koordinasi dengan berbagai stackholder dalam merancang pemanfaatan sumberdaya alam, secara arief, tanpa meninggalkan aspek kelestarian. 3) Membuat skala prioritas dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.