SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN
                   PENGEMBANGAN WILAYAH

Orientasi Lapang Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah

                   (Kubu Tambahan-Tirta Gangga)




                             OLEH : Kelompok 7

            Komang Melati Nusantari KS      1005105046

            Ni Wayan Marsiningsih           1005105050

            Royan Pracahyo                  1005105069

            Ni Km Suci Prastiwi Sucipta     1005105077




                   Program Studi Agroekoteknologi

                             Fakultas Pertanian

                          Universitas Udayana

                                 Denpasar

                                    2012
KATA PENGANTAR


       Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan
Wilayah (Kubu Tambahan-Tirta Gangga). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah.

       Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

       Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




                                                        Denpasar, Oktober 2012

                                                        Penyusun




                                                                                             i
DAFTAR ISI




Kata pengantar ...................... ................................................................................ i

Daftar isi ................................ ............................................................................... ii

BAB I. Pendahuluan ............. .................................................................................

1.1. Latar Belakang ............... ............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......... ............................................................................... 1

1.3. Tujuan ............................ ............................................................................... 1

BAB II. Tinjauan Pustaka ..... ............................................................................... 2

BAB III. Metode Penelitian .. .................................................................................

3.1 Waktu dan Tempat .......... ............................................................................. 17

3.2 Alat dan Bahan ................ ............................................................................. 17

3.4 Cara kerja ........................ ............................................................................. 17

BAB IV. Pembahasan ........... ............................................................................. 18

BAB V. Penutup ................... .................................................................................

5.1 Kesimpulan ..................... ............................................................................. 22

5.2 Saran................................ ............................................................................. 22

Daftar Pustaka .................................................................................................... 23




                                                                                                                                 ii
BAB I

                                        PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

   Sumber daya adalah setiap hasil, benda atau sifat/keadaan yang dapat dihargai bilamana
produksinya, prosesnya dan penggunaannya dapat dipahami. Jenis sumberdaya dapat dibedakan
kedalam tiga kelompok yaitu : sumberdaya alam (SDA), sumberdaya manusia (SDM), dan
sumberdaya buatan (SDB). Sumberdaya lahan terdiri dari komponen tanah, air dan vegetasi/tanaman,
serta yang ada diatas tanah. Sumberdaya lahan tersebut merupakan bagian dari ketiga sumberdaya
diatas yang berkaitan atau berhubungan dengan bidang pertanian.

   Untuk itu sebelum merencanakan pembangunan suatu wilayah, kita perlu mengidentifikasi dan
menganalisis data sumberdaya wilayah yang ingin dikembangkan seperti penggunaan lahan,
ketinggian tempat, iklim dan kemiringan lereng, aksebilitas dan lain-lainnya. Pada praktikum kali ini,
daerah yang akan diidentifikasi, dianalisis dan dibandingkan kondisi sumberdaya wilayah terkait
rencana pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu daerah sekitar Kubu Tambahan (Singaraja)
sampai Tirta Gangga (Amlapura). Proses pembandingan akan dilakukan dengan menggunakan data
yang diperoleh dari peta potensi sumberdaya wilayah dan data hasil pengamatan langsung.

1.2 Rumusan Masalah

   1. Bagaimana keadaan atau diskripsi dilapangan potensi sumberdaya wilayah di sekitar daerah
       Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dibandingkan dengan data
       dipeta?

   2. Bagaimanakah kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan
       (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura)?

   3. Apa saja solusi yang dapat diberikan untuk memajukan pembangunan dan pengembangan
       wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura)?

3.3 Tujuan

   1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kondisi dilapangan mengenai potensi sumberdaya
       wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura).

   2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu
       Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura).

   3. Dapat memberikan solusi untuk memajukan pembangunan dan pengembangan wilayah di
       sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura).

                                                                                                    1
BAB II

                                        TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran umum daerah Singaraja

1. Gambaran Umum

Kabupaten Buleleng merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Bali yang terletak di Bagian Utara
Pulau Bali yang membentang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 1.365,88 Km 2, yaitu sebesar
24,25 % dan luas Propinsi Bali dengan panjang panti ± 144 Km, yang terdiri dari 9 Kecamatan, 129
Desa, 19 Kelurahan dan 166 Desa Adat.

Secara geografis Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8° 3’ 40 - 8° 23’ 00’ Lintang Selatan dan
114° 25’55”- 115° 27’ 28” Bujur Timur.

Topografi wilayah Kab. Buleleng yang Nyegara - Gunung, dimana di bagian selatan sebagian besar
pegunungan dan perbukitan dan di bagian utara merupakan dataran di sepanjang pantai, dengan
batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

Utara            : Selat Bali dan Laut Jawa

Timur            : Kabupaten Karangasem

Selatan          : Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli

Barat            : Kabupaten Jembrana

2. Arah Kebijakan Ekonomi

Kebijakan umum Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng diarahkan untuk mempertahankan
persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menegakkan supremasi
hukum, meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan rakyat. Beberapa agenda prioritas adalah
sebagai berikut:

a.        Untuk penanggulangan kemiskinan, arah kebijakannya adalah

- Perluasan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan sosial dasar.

- Peningkatan kesempatan berusaha terhadap masyarakat miskin.

- Peningkatan perlindungan dan rehabilitasi social masyarakat.

b.        Untuk perbaikan iklim ketenagakerjaan dan investasi arah kebijakannya adalah.

- Meningkatkan ketrampilan angkatan kerja.

- Meningkatkan penyerapan angkatan kerja.

                                                                                                2
- Memperbaiki iklim investasi.

c.     Untuk pelayanan pendidikan arah kebijakannya adalah:

- Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan meningkatkan akses dan mutu
pendidikan.

- Merevitalisasi dan pemberdayaan sumber daya manusia.

- Peningkatan akses dan investasi sarana dan prasarana pendidikan.

- Memantapkan sekolah nasional bertaraf internasional.

d.     Untuk peningkatan pelayanan kesehatan arah kebijakannya adalah :

- Peningkatan pemerataan dan perluasan keterjangkauan pelayanan kesehatan.

- Peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

e.     Untuk pembangunan ekononi arah kebijakannya adalah:

- Revitalisasi pertanian dalam arti luas.

- Memberdayakan indusri kecil dan menengah.

- Meningkatkan investasi.

f.     Untuk penegakan hukum arah kebijakannya adalah:

- Penegakan supremasi hukum dan pemberantasan korupsi.

- Terwujudnya tata pemerintahan yang baik.

- Penataan kelembagaan dan birokrasi untuk peningkatan kualitas Iayanan publik.

g.     Untuk pelestarian warisan budaya arah kebijakannya adalah:

- Terwujudnya pelestarian dan pengembangan nilai dan produk budaya warisan leluhur.

3. Peluang Investasi

Pemerintah Kabupaten Buleleng masih membuka peluang investasi kepada para investor untuk
menanamkan modalnya di Kabupaten Buleleng. Beberapa sektor prioritas yang dikembangkan adalah
sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri, sektor pariwisata dan sektor lain yang memberikan
kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto serta sektor penunjang lainnya.

4. Potensi Ekonomi




                                                                                                  3
Sejalan dengan pembangunan ekonomi, perkembangan makro ekonomi Kabupaten Buleleng juga
cukup positif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi dan PDRB, pada Tahun 2007 pertumbuhan
ekonomi Kab. Buleleng mencapai sebesar 5,82%. PDRB Kab. Buleleng telah mencapai sebesar Rp.
5,001 trilyun lebih. Sedangkan angkatan kerjanya Kab. Buleleng Tahun 2007 sebanyak 483.935jiwa
yang merupakan sumberdaya pembangunan ekonomi.

5. Sarana dan Prasarana

a. Akses Melalui Udara

Terdapat lapangan terbang perintis bernama Lapangan Air Strip Letkol. Wisnu yang berlokasi di Desa
Sumberkima, Kec. Gerokgak, dengan luas 14 Ha, panjang landasan (runway) 660 M selebar 18 m,
jalan masuk pesawat (taxyway) 77, 50 M selebar 15 M dan pelataran parkir (apron) sepanjang 60 m
dan selebar 40 m.

b. Akses Melalui Darat

Dari Barat     : lewat Kab. Jembrana (Gili-marivk)

Dari Timur     : lewat Kab. Karangasem, (Desa Tianyar)

Dari Selatan   : lewat Kab. Tabanan (Candi kuning Pupuan) dan Kabupaten Bangli (Kintamani,
               Sukawana).

Jalan Kabupaten sepanjang 878,192 km dengan kondisi baik sepanjang 118,774 km, kondisi sedang
sepanjang 368, 919 km dan kondisi rusak sepanjang 390, 559 km.

C. Akses Melalui Laut

Pelabuhan Celukan Bawang Kecamatan Gerokgak, dengan fasilitas meliputi :

Dermaga Utama I              : 58 m

Dermaga Utarna II            : 120 m

Dermaga Utama III            : 50 m

Dermaga Khusus               : 72 m

Gudang                       : 648 m2

Pelabuhan Rakyat Pegametan, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak yang melayani kegiatan
bongkar kayu hasil hutan Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan pulau-pulau penghasil kayu hutan
lainnya. Pelabuhan Regional Desa Sangsit, Kecamatan Sawan yang melayani bongkar muat antar
pulau hasil perikanan dan hasil bumi.

6. Pos dan Telekomunikasi

                                                                                                4
Sistem layanan telepon di Kabupaten Buleleng telah mempergunakan sistem layanan otomatis dengan
kapasitas terpasang pada tahun 2007, adalah : Kantor Telepon cabang sebanyak 4 buah, sambungan
induk sebanyak 13.156 SS, sambungan cadangan sebanyak 1.160 SS dan wartel sebanyak 212 buah.
Untuk komunikasi dengan telepon seluler, hampir semua wilayah di Kabupaten Buleleng terjangkau.
Sementara untuk pelayanan pos don giro pada Tahun 2007, telah tersedia : Kantor Pos Pemeriksa (1
buah), Kantor Cabang (9 buah), Bis Surat (75 buah), Kotak Pos (250 buah), Pos Keliling Kota (-buah)
, Pos Keliling Desa ( 2 buah) dan Pos Desa (20 buah).

7. Perindustrian

Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang industri, khususnya industri
kecil/industri rumah tangga. Jenis industri tersebut antara lain anyaman bambu inovatif di Desa
Ambengan dan Desa Tigawasa, kerajinan perak di Kel. Beratan dan Ds.Tejakula, kerajinan
aluminium, tenun cagcag di Kota Singaraja, Desa Bondalem dan Ds. Jinengdalem, pande besi di Ds.
Sawan, lukisan wayang kaca, wayang kulit, saab mote di Ds. Nagasepaha, dodol, sudang lepet
(pengeringan Ikan laut khas Buleleng) dan Industri tahu tempe.

8. Pariwisata

Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar dibidang pariwisata, dengan motto
“Pariwisata Budaya” berupa obyek dan daya tarik wisata natural/alami dan wisata hasil karya cipta
manusia. Kawasan pariwisata Kabupaten Buleleng di Lovina/ Kalibukbuk (7 Desa) dan Batu ampar (5
Desa).

9. Perkebunan

Potensi perkebunan di Kabupaten Buleleng yang menonjol dan sudah diusahakan antara lain : kopi
(robusta dan arabika), cengkeh, tembakau, kelapa, kakao, vanili, jambu mete, kakao dan kelapa. Selain
pengembangan tanaman, hasil produksi beberapa komoditi juga telah mampu diolah sehingga
memiliki nilai tambah secara ekonomis.

Hasil produksi yang cukup besar pada beberapa komoditas perkebunan membuka peluang yang sangat
terbuka bagi usaha pengolahan dan peluang investasi yang ditawarkan adalah pengolahan kopi,
budidaya dan pengolahan tembakau virginia, serta budidaya vanili.

10 .Peternakan

Perkembangan populasi ternak di Kab. Buleleng terus mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut
sangat dipengaruhi oleh permintaan kebutuhan daging dari masyarakat.




                                                                                                   5
Program pembangunan Kabupaten Buleleng telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pengadaan ternak
sapi bibit, pengembangan agribisnis sapi potong, pengembangan / pemeliharaan sapi bibit
pengembangan hijauan ternak serta pengendalian penyakit hewan dan kesmavet.

Populasi ternak sapi           : 135.568 ekor.

Produksi                       : 2.255,45 ton.

11. Pertanian

Perkembangan pertanian di Kabupaten Buleleng terus mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut
sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah Kab. Buleleng yang cocok dengan budidaya tanaman
holtikultura sehingga dapat berkembang dan berproduksi dengan baik tanaman mangga, rambutan dan
anggur.

Tanaman anggur di Kab. Buleleng terus mengalami perkembangan karena dipengaruhi permintaan
pasar. Populasi anggur sebesar 658.992 pohon dengan jumlah produksi : 15.793 ton, populasi mangga
sebesar 728.436 pohon, dengan Jumlah produksi 23.799 ton, sedangkan populasi rambutan sebesar
334.304 pohon, dengan jumlah roduksi: 15.343 ton.

12. Perikanan dan Kelautan

a. Perikanan tangkap

Kabupaten Buleleng memiliki pantai terpanjang di Bali dengan garis pantai ± 144 km, yang
menunjang pengembangan perikanan laut.

- Fishing Ground seluas ± 2.168 km2

- Potensi lestari Ikan 12.538 ton/tahun, yang terdirl dari :

Ikan pelagis            : 6.022 ton/tahun

Ikan demersial          : 6.336 ton/tahun

b. Perikanan budidaya

Perkembangan budidaya laut di Kabupaten Buleleng mempunyai prospek yang baik oleh karena
memiliki perairan dengan kecepatan arus sedang dan mempunyai plankton yang cukup bagus.

Potensi perikanan budidaya seluas 1.000 Ha yang terdiri dari tambak, budidaya di kolam, sawah dan
pembenihan ikan.

Komoditas utama usaha budidaya laut adalah :

- Budidaya Kerapu dan bandeng          : 50 Ha

- Budidaya Rumput Laut                 : 250 Ha

                                                                                               6
- Budidaya mutiara                  : 250 Ha

http://bulelengkab.go.id/v1/index.php/2012-04-03-06-05-52/2012-04-03-06-08-28

Rata-rata perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng selama kurun waktu 7 tahun yaitu sebesar
0,98 %, kondisi ini mengindikasikan tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buleleng
termasuk dalam kategori rendah. Tabel 2 Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng (1999-
2005).




www.damandiri.or.id/file/stainirachelipbbab3.pdf

Gambaran umum daerah Karangasem

Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem

         Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem Kabupaten Karangasem
terletak di ujung timur Pulau Bali yang merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di
Propinsi Bali, memiliki daerah pantai dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara        : Berbatasan dengan Laut Bali.

Sebelah Selatan      : Berbatasan dengan Samudra Indonesia .

Sebelah Barat        : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng.

Sebelah Timur        : Berbatasan dengan Selat Lombok. Secara geografis Kabupaten Karangasem
berada pada posisi 8o00’00” -8o41’37,8” Lintang Selatan dan 115o37’9,8” - 115o54’8,9” Bujur Timur.
Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 Km2 atau 14,90% dari luas Provinsi Bali ( 5.632,86 Km2).
Apabila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 7.140 ha. (8,50%)
merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah 76.814 ha. (91,50%). Jumlah curah hujan
terbanyak adalah pada bulan januari dengan rata-rata curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan
23 hari. Kondisi topografi Kabupaten Karangasem terbagi ke dalam dua wilayah dengan karakteristik
topografi yang berbeda. Bagian barat merupakan daerah perbukitan/pegunungan dengan lereng yang
curam, sedangkan pada bagian utara, timur dan selatan merupakan daerah pantai yang relatif datar.
Suhu rata-rata berkisar antara 17 s/d 20 derajat celcius, dengan kelembaban antara 60 – 90 %.

                                                                                                   7
Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Karangasem adalah vulkanis muda dengan derajat keasaman (pH)
tanah antara 6 s/d 7. Puncak tertinggi adalah gunung Agung terdapat Pura Besakih yang terbesar di
Bali. Jarak dari ibukota puncak kabupaten ke ibukota provinsi sekitar 68 km.




Pemerintahan

       Kabupaten Karangasem tahun 2009 terdiri atas delapan Kecamatan, tiga Kelurahan, 75 desa,
581 Banjar Dinas/Lingkungan, 190 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. Untuk menjalankan roda
pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang Camat untuk tingkat
kecamatan, Lurah/Kepala Desa untuk tingkat Kelurahan/Desa, Kepala Lingkungan untuk tingkat
lingkungan dan Kelian Banjar untuk tingkat Banjar Dinas. Pada Pemilihan Umum legislatif 2009
proporsi jumlah anggota dewan untuk Kabupaten Karangasem 37 orang yang tediri dari PDIP
sebanyak sebelas orang, Partai Golkar sebanyak sembilan orang, Partai Demokrat tiga orang, PNI-m
sebanyak empat orang dan F Karangasem Bersatu sebanyak sepuluh orang. Produk hukum yang
dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Karangasem selama tahun 2009 yaitu Perda delapan buah,
Keputusan DPRD 17 buah dan produk lain seperti Keputusan Pemimpin DPRD 3 buah dan
Persetujuan atau Rekomedasi sebanyak 13 buah.

Penduduk dan Tenaga Kerja

       Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk
adalah 432.791 jiwa, terdiri dari 216.401 jiwa laki-laki dan 216.390 jiwa perempuan. Dengan jumlah
rumah tangga 114.986. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sidemen yaitu,
sebesar 970 jiwa per km2dan kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Kubu
yaitu sebesar 305 jiwa per km2. Kepadatan penduduk untuk Kabupaten Karangasem adalaah sebesar
516 jiwa per km2. Sex ratio sebesar 100,01 yang menunjukan jumlah penduduk laki-laki lebih besar
dari penduduk perempuan, kecuali Kecamatan Sidemen dan Selat memiliki sex ratio lebih kecil dari
100 yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki.


                                                                                                8
Gambaran mengenai ketenagakerjaan Kabupaten Karangasem berdasarkan Survei Sosial
Ekonomi menunjukkan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah 236.309 orang (83,12%), dimana
penduduk yang bekerja sebanyak 228.473 orang (80,36%) yang mencari pekerjaaan 7.836 orang
(2,76%). Sedangkan yang bukan angkatan kerja sebanyak 47.990 orang (16,88%) seperti sekolah
sebanyak 14.353 (5,05%), pengurus rumah tangga 22.862 (8,04%) dan lainnya 10.775 (3,79%).

Konsumsi dan Keadaan Rumah Tangga

         Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 dari
hasil Survei Sosial Ekonomi, untuk kelompok makanan sebesar Rp 195.049 (53,76%) dan non
makanan sebesar Rp 167.775 (46,24%). Keadaan rumah tangga di Kabupaten Karangasem menurut
jenis lantai terluas yaitu 20 sd 49 m2 sebesar 53,19%, jenis atap terluas dengan genteng sebesar
78,89%. Sumber penerangan rumah tangga terbanyak dengan listrik PLN sebesar 91,17% dan sumber
air minum terbanyak dengan ledeng yaitu sebesar 39,64%.

Sosial

         Pada bidang pendidikan dapat kita lihat jumlah murid Taman KanakKanak di Kabupaten
Karangasem sebanyak 313 orang, murid Sekolah Dasar berjumlah 49.052 orang, untuk SD Negeri
berjumlah 48.483 orang dan SD Swasta berjumlah 569 orang. Murid SLTP berjumlah 17.488 orang,
murid SLTP Negeri 16.878 orang dan murid SLTP Swasta berjumlah 610 orang. Murid SMU
berjumlah 7.652 orang, murid SMU Negeri 5.390 orang, SMU Swasta 2.262 orang dan SMK sebanyak
2.266 orang dengan rincian jumlah murid SMK Negeri sebanyak 1.628 orang dan murid SMK Swasta
sebanyak 638 orang. Pada bidang Kesehatan, yang merupakan salah satu faktor penting untuk
menunjang mutu SDM, sehingga berbagai saran dan prasarana pelayanan telah dibangun di Kabupaten
Karangasem. Tempat pelayanan seperti rumah sakit tersedia 1 buah, Puskesmas 12 buah puskesmas
pembantu 70 buah dan 12 buah puskesmas keliling. Tenaga kesehatan yang tersedia seperti dokter
sebanyak 88 orang, perawat 232 orang, bidan 153 orang dan para medis non perawat 176 orang. Kasus
kematian sebanyak 141 kasus dengan kasus kematian tebanyak gagal nafas. Jumlah PUS di kabupaten
karangasem adalah 75.891 orang dan pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi adalah
62.582 orang.

         Penduduk Kabupaten Karangasem mayoritas beragama Hindu, yaitu sebanyak 412.555 orang,
kemudian penduduk yang beragama Islam sebanyak 19.047 orang, Kristen 321 orang, Budha 625
orang dan Katholik berjumlah 243 orang.

Pertanian

         Di sektor pertanian tercatat produksi padi sawah sebesar 77.870,18 ton (GKG) dengan rata-rata
hasil 65,38 kwintal per ha. Produksi jagung 22.838,94 ton dengan rata-rata 21,92 kwintal per ha.
                                                                                                    9
Produksi ubi kayu 107.903,97 ton dengan rata-rata hasil 162,58 kwintal per ha. Produksi ubi jalar
23.737,15 ton dengan ratarata hasil 130,50 kwintal per ha. Produksi kacang tanah 5.230,24 ton dengan
rata-rata hasil 10,71 kwintal per ha. Produksi kacang kedelai 144,90 ton dengan rata- rata hasil 11,59
kwintal per ha. Produksi kacang hijau 300,83 ton dengan rata-rata produksi 11,66 kwintal per ha. Pada
sub sektor perkebunan tercatat untuk produksi tanaman perkebunan kelapa 15.233,35 ton, kopi 564,71
ton, cengkeh 53,65 ton, coklaat/kakao 251,26 ton, jambu mete 3.210,55 ton, kapuk 41,20 ton, panili
0,99 ton dan tembakau 5,98 ton. Luas kawasan hutan di Kabupaten Karangasem tercatat 14.260,43 Ha,
terdiri dari hutan lindung 14.056,43 Ha dan hutan produksi 204 Ha.

       Pada sub sektor peternakan, tercatat 152.437 ekor sapi, kerbau 100 ekor, babi 170.878 ekor,
kambing 20.618 ekor, ayam ras petelor 472.819 ekor, ayam ras pedaging 350.670 ekor dan itik 55.153
ekor. Terlihat Kabupaten Karangasem sangat potensi di sub sektor peternakan ini, sehingga perlu
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Produksi perikanan laut dari hasil
penangkapan adalah 14.494,28 ton dengan nilai produksi 97.743.280 rupiah sedangkan untuk hasil
penangkapan dan perikanan darat/air tawar adalah 282,10 ton dengan nilai produksi 11.431.609 rupiah.

Industri

       Perusahaan/usaha industri pengolahan di Kabupaten Karangasem tercatat, banyak untuk
industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga yaitu sebanyak 13.321 perusahaan/usaha dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 24.250 orang dan sebanyak 3 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga
kerja 31 orang. Di bidang kelistrikan tahun 2009 tercatat jumlah pelanggan listrik 56.518 pelanggan
dengan jumlah KWH terjual sebesar 83.814.413 dan dibidang air minum banyaknya pelanggan dengan
banyaknya pemakaian air sebesar 4.240.945 m3.

Perdagangan

       Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah perdagangan barang dan jasa di Kabupaten
Karangasem tercatat untuk golongan usaha kecil sebanyak 283 buah, menengah sebanyak delapan
buah dan besar tiga buah dengan bentuk usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) sebanyak tiga buah,
Comanditer Venonscaff (CV). Sebanyak 44 buah, Koperasi 4 buah, Firma (Fa) 0 buah dan perorangan
sebanyak 242 buah.

Perhubungan

       Panjang jalan di Kabupaten Karangasem adalah 885,345 Km,untuk panjang jalan kabupaten
653,415 Km, panjang jalan propinsi 154,330 Km dan panjang jalan negara 77,600 km. di bidang
angkutan tercatat jumlah bus sebanyak empat buah, mikrobus sebanyak 137 buah, minibus sebanyak
3.001 buah, truk sebanyak 1.141 buah, pick up sebanyak 1.945 buah, sedan sebanyak 252 buah jeep

                                                                                                   10
sebanyak 439 buah dan sepeda motor sebanyak 62.547 buah. Di bidang pariwisata tercatat jumlah
wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah 219.256 orang dan wisatawan
local adalah 74.021 orang.

Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karangasem

Umum

- Luas wilayah                                                       : 839,54 km2

- Jumlah penduduk (Hasil sementara sensus penduduk 2010)             :396 892 jiwa

- Kepadatan penduduk                                                 : 473 per km2

- Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 s/d 2010                      : 0,97 % per tahun

- Ibukota                                                            : Amlapura

- Jumlah kecamatan                                                   :8

- Jumlah desa                                                        : 78

- Jumlah SLS (satuan lingkungan setempat)                            : 581 SLS

- Jarak ke ibukota provinsi (Kota Denpasar)                          : 68 km

- Pertumbuhan ekonomi (tahun 2009)                                   : 5,01 %

Peranan daerah

Jika anda ingin mencari ketenangan yang anda inginkan di pulau dewata Bali, datang saja ke Bali
bagian timur. Tepatnya di Kabupaten Karangasem. Di sana terdapat tempat peristirahatan, objek wisata
bernuansa religius/spiritual dan sejarah, hingga aktivitas wisata bahari tersaji di depan mata. Selain itu,
ada Pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, serta tiga istana air (Tirta Gangga, Jungutan,
dan Taman Ujung) yang kental dengan nuansa sejarah, berupa taman dan bangunan di atas air yang
dibangun oleh raja Karangasem sekitar tahun 1919. Tak hanya itu, Kawasan Candidasa, sebuah
kawasan wisata di Desa Manggis, Karangasem, kendati diakui alam dan panoramanya tidak seelok
Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, namun
menyuguhi pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas dan tak kalah indahnya.

Laut yang teduh dan tenang dengan sejumlah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak antara Pulau
Bali dan Nusa Penida. Perairan di sekitar gugusan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata bahari,
yang sudah tentu dilengkapi kawasan yang lebih dulu dikenal, yakni Amed dan Tulamben, dua
kawasan di ujung timur Pulau Bali. Kendati demikian, diakui bahwa selama ini Karangasem belum
cukup banyak dikenal oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Bahkan, daerah di ujung timur
Bali itu seperti terlupakan dalam promosi pariwisata Bali maupun nasional. Selain promosi yang masih

                                                                                                        11
kurang, persoalan infrastruktur tetap menjadi kendala. Tiga tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten
Karangasem menghabiskan anggaran sekitar tiga miliar rupiah untuk memperbaikinya, mulai dari
memperbanyak penerangan jalan hingga pembangunan kawasan parkir dan tempat wisata di Pantai
Candidasa.

Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di sebelah barat, yakni
Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Di sebelah timur berbatasan dengan selat lombok,
sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan laut Bali, dan di sebelah selatan dengan Samudra
Indonesia, juga menyimpan potensi lain yang merupakan sandaran ekonomi utama kabupaten ini,
yakni sektor pertanian dalam arti luas termasuk di dalamnya sub sektor peternakan, perikanan dan
kelautan, maupun industri kerajinan. Ada empat strategi dan program pembangunan Kabupaten
Karangasem. Pertama, pembangunan infrastruktur ekonomi vital meliputi jalan, air, dan listrik. Kedua,
pembangunan dengan pendekatan kawasan terpadu untuk keseimbangan dan keterkaitan antar wilayah
dengan model Pusat Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (P3ET). Ketiga, pembangunan sektoral
disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan dengan pendekatan cluster wilayah terhadap
produk unggulan, dan keempat, arah kebijakan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyarakat model Program
Pengembangan Kecamatan (PPK), dan stimulasi pertumbuhUntuk meningkatkan sumber daya manusia
yang handal, maka sektor pendidikan dan kesehatan juga tidak luput dari perhatian pemerintah
kabupaten. Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, pemerintah bertekad memanfaatkan pertanian,
pemukiman, konservasi dan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan sebagai andalan perekonomian rakyat yang didukung sektor pariwisata. Secara
ekonomi, PDRB Kabupaten Karangasem telah mencapai 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009, dan
menduduki peringkat ke-6 dengan kontribusi 6,96 % terhadap PDRB kabupaten/kota se-Bali. Dengan
pertumbuhan ekonomi 5,01 % dan pendapatan per kapita 9,48 juta rupiah di tahun 2009 menjadikan
kontribusi daerah ini terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar 6,37 %. Relatif kecilnya kontribusi
ini menjadikan Karangasem bersama dengan Kabupaten Klungkung dan Jembrana termasuk ke dalam
kategori daerah kurang berkembang atau relatif tertinggal di Provinsi Bali.

Potensi sumber daya alam

Ibarat mutiara yang terpendam, Kabupaten Karangasem yang terletak diujung timur Pulau Bali
memiliki beragam potensi yang belum digali dan dikelola secara maksimal. Potensi - potensi tersebut
tersebar di berbagai sektoral meliputi sektor pertanian, peternakan, industri kerajinan, maupun
pariwisata. Semua itu merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan kompetitif untuk dikembangkan.
Selama periode tahun 2005 s.d 2009, produksi kegiatan ekonomi di Kabupaten Karangasem meningkat



                                                                                                  12
ditunjukkan dengan kenaikan PDRB, dari 2,21 trilyun rupiah di tahun 2005 menjadi 3,67 trilyun
rupiah di tahun 2009.

Kabupaten Karangasem mempunyai tiga sektor ekonomi utama yang diandalkan untuk menggerakan
roda perekonomian di daerah. Ketiga sektor tersebut secara berurutan adalah pertanian, jasa-jasa, serta
perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian mendominasi perekonomian Kabupaten
Karangasem, di mana share sektor ini terhadap PDRB mencapai 28,96 % di tahun 2009. Pelaksanaan
program peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Karangasem meliputi empat sub sektor, yakni
tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Sebagian besar lahan pertanian di
Karangasem merupakan lahan kering, sedangkan lahan sawah hanya seluas 7.140 ha (8,50% dari luas
Kabupaten Karangasem). Kendati memiliki lahan pertanian terbatas, namun produksi bahan makanan
(terutama padi dan palawija) di kabupaten ini relatif mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Ini
disebabkan oleh produktivitas padi yang tergolong tinggi. Pada tahun 2009, produktivitas padi
mencapai 65,38 kwintal per ha. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Selama
periode itu pula terjadi penambahan luas lahan sawah yang berasal dari alih fungsi lahan yang
sebelumnya ditanami buah salak. Peningkatan produktivitas secara konsisten membuat produksi padi
cenderung terus meningkat hingga mencapai 73.997 ton di tahun 2009 dengan luas panen 11.926 ha, di
mana sebagian besar komoditi padi ini dihasilkan di Kecamatan Karangasem, Bebandem, dan
Sidemen.

Selain padi, tanaman pangan yang memiliki perkembangan produksi relatif baik adalah jagung. Jenis
tanaman ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,31 % di tahun 2008 dan 22,26 % di tahun 2009. Di
tahun 2009, produksi jagung mencapai 22.154 ton dari luas panen 10.423 ha dengan kecamatan
andalannya adalah Kubu dan Karangasem. Produksi ubi kayu sebanyak 99.053 ton dari luas panen
6.620 ha, terkonsentrasi di Kecamatan Kubu dan Abang. Untuk produksi ubi jalar mencapai 22.636 ton
dengan luas panen 1.814 ha. Ubi jalar ini banyak terdapat di Kecamatan Abang, Rendang, dan Selat.
Sedangkan produksi kacang tanah sebanyak 5.555 ton dengan luas panen 4.885 ha. Kacang tanah
banyak ditanam di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. Komoditas lain yang banyak terdapat di
Kabupaten Karangasem adalah hortikultura (sayuran dan buah-buahan). Bawang merah, cabai besar,
tomat, dan kacang panjang adalah komoditas sayuran andalan di Kabupaten Karangasem. Karangasem
juga terkenal sebagai daerah penghasil buah salak. Produksi salak kabupaten ini mencapai 44.623 ton
atau 96,56 % dari produksi salak di Bali selama tahun 2009.

Salah satu daerah primadona penghasil salak kabupaten ini adalah Desa Sibetan di Kecamatan
Bebandem. Karena itu, desa ini juga menjadi kawasan agrowisata perkebunan salak di Bali. Di
samping itu, desa ini juga dijadikan proyek percontohan (denplot) oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali,
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan produksi buah salak. Desa Sibetan yang daerahnya

                                                                                                    13
berada di dataran tinggi, yakni sekitar 400 s.d 700 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan
perkebunan salak terbesar di Bali, karena memiliki lahan tanah yang subur dan cocok sebagai tempat
perkebunan salak. Hampir sebagian besar masyarakat di desa itu bekerja sebagai petani salak dan
menggantungkan hasil panen sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saat
ini, Pemerintah Kabupaten Karangasem terus memacu produksi buah salak untuk memenuhi
kebutuhan pembuatan minuman wine yang kemudian dipasok ke restoran dan hotel bertaraf
internasional di Bali. Dengan melimpahnya salak petani sebagai bahan baku, produksinya dapat
mencapai sekitar 60 ton per hari. Cara ini juga akan mampu mengangkat kesejahteraan petani yang
selama ini tergantung dari pengepul.

Ternak sapi merupakan potensi terbesar yang dimiliki Karangasem pada sub sektor peternakan, bahkan
populasinya terbanyak di Bali. Pada tahun 2009, populasi sapi kabupaten ini telah mencapai 151.439
ekor (22,35% dari total populasi sapi di Bali). Ternak sapi ini terkonsentrasi di tiga kecamatan, yakni
Kubu, Abang, dan Karangasem. Selain sapi, ternak unggas ayam (buras dan ras) juga dominan di
kabupaten ini, di mana populasinya telah mencapai 891.271 ekor (ayam buras) dan 823.789 ekor
(ayam ras). Potensi terbesar pengembangan ternak unggas ini berada di Kecamatan Kubu,
Karangasem, dan Rendang.

Pada konteks lain, potensi hasil perkebunan yang dominan di Kabupaten Karangasem adalah kelapa,
jambu mete, kakao, cengkeh dan lontar. Komoditi jambu mete misalnya, masih berpotensi untuk
dikembangkan karena dari potensi areal yang ada 9.386 ha, seluas 8.253 ha areal yang baru ditanami,
sehingga masih tersisa seluas 1.133 ha. Daerah yang banyak mengusahakan jambu mete ini berada di
Kecamatan Kubu. Bahkan kelompok tani jambu mete di kecamatan ini telah mengarah pada pola
usaha mandiri, mulai dari proses produksi, pengolahan hingga pemasaran. Biji jambu mete dari Kubu,
yang menembus pasaran ekspor selama tahun 2009 sebanyak 57 ton, dan diperkirakan dapat
ditingkatkan menjadi 67 ton dalam tahun 2010. Kecamatan Kubu yang menjadi sentra pengembangan
jambu mete di Bali dalam tahun 2011 diharapkan mampu memproduksi sebanyak 105 ton.

Selain sektor pertanian, keberadaan industri kecil (UMKM) yang ada di Kabupaten Karangasem juga
memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Aneka ragam produk barang yang dihasilkan industri kecil
seperti industri yang bergerak di bidang makanan, minuman, keperluan rumahtangga dan perkantoran,
jasa service maupun kerajinan. Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas, yakni kain
gringsing. Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi mitos, tetapi
juga dari segi teknik penenunan. Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing yang
rumit dan memakan waktu lama hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Karangasem, teknik
ini hanya terdapat di Jepang dan India.



                                                                                                    14
Dari sisi pariwisata, Kabupaten Karangasem memiliki banyak potensi pariwisata. Ada 14 objek wisata
di wilayah Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantaranya adalah Bukit Jambul, Besakih dan
Telaga Waja di Kecamatan Rendang, Putung di Kecamatan Selat, Iseh di Kecamatan Sidemen,
Agrowisata Salak Sibetan di Kecamatan Bebandem, Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung
dan Candidasa di Kecamatan Karangasem, Taman Tirtagangga serta Jemeluk di Kecamatan Abang,
Tenganan serta Padang Bai di Kecamatan Manggis, Tulamben di Kecamatan Kubu. Wisata budaya
sebagaimana daerah Bali pada umumnya masih manjadi andalan Karangasem, selain wisata alam, agro
dan tirta. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Karangasem
sebanyak 219.256 orang, dan wisatawan lokal berjumlah 74.021 orang selama tahun 2009.

Peluang dan prospek bisnis

Bisnis yang potensial dikembangkan di Kabupaten Karangasem adalah terkait dengan sub sektor
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta industri kecil dan
pariwisata. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

1. Pembangunan pabrik pengolahan kacang tanah pasca panen. Potensi pengembangan komoditi
kacang tanah ini berada di Kecamatan Karangasem dan Sidemen.

2. Pengembangan ternak sapi potong. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan sapi
potong sekitar 22.579 ha yang tersebar di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem.

3. Pengembangan pembibitan dan penggemukan ternak babi di seluruh kecamatan di Kabupaten
Karangasem.

4. Pengembangan ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem.
Sedangkan untuk ayam ras petelur di Kecamatan Manggis dan Karangasem.

5. Pengembangan ternak kambing di Kecamatan Rendang dan Selat.

6. Pengembangan penangkapan ikan tuna. Potensi ikan tuna di Kabupaten Karangasem sebesar 25 ribu
ton, yang tersebar di sepanjang perairan laut Bali timur dan Nusa Tenggara Barat. Selama ini,
penangkapan ikan tuna hanya dilakukan oleh sekitar 4.100 orang nelayan dengan peralatan tradisional
dan kurang memadai, sehingga produksi maksimal yang bisa dihasilkan adalah 8.500 ton setahun.

7. Pengembangan budidaya kerang mutiara di pantai Desa Laba Sari, Kecamatan Abang dan Desa
Sukadana, Kecamatan Kubu. Luas wilayah yang bisa dimanfaatkan dari kedua desa itu sekitar 10 ha.
Budidaya ini telah didukung oleh sarana dan prasarana seperti laboratorium, dan sarana pembenihan
tiram, long line serta pocket net.

8. Pengembangan budidaya ikan kerapu di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, serta di Pantai Amed,
Kecamatan Abang, dengan total areal seluas dua ha.

                                                                                                15
9. Pengembangan budidaya rumput laut di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, serta di Desa Sukadana
dan Desa Baturinggit yang ada di Kecamatan Kubu, dengan luas areal sekitar 27,5 ha.

10. Pengembangan budidaya salak gula pasir, dan kemitraan pengolahan buah salak menjadi produk-
produk olahan, seperti dodol salak, wine salak, kripik salak, salak kering, dan lain-lain.

11. Pengembangan industri kerajinan anyaman ate, kerajinan kayu (patung antik dan primitif),
kerajinan perak dan tenun ikat.

12. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di Kawasan Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan
Karangasem dengan view menghadap ke Selat Lombok yang sangat indah dengan luas areal 476,26
ha.

13. Pengembangan budidaya perikanan darat (gurame, kaper, udang, dan lele), serta kemitraan
pemasaran menyasar pasar pariwisata dan ekspor di Desa Padangkerta, Kecamatan Karangasem.

14. Pengembangan kemitraan pemasaran Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem sebagai objek
wisata budaya dalam bentuk paket, serta kemitraan pemasaran produk-produk industri kerajinan
masyarakat Budakeling untukmenyasar pasar pariwisata dan ekspor.

15. Pengembangan budidaya Tanaman Albicia (bahan baku patung asmat) di Desa Pempatan,
Kecamatan Rendang, serta kemitraan pemasaran hasil kerajinan patung asmat masyarakat setempat.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou
rce=web&cd=6&cad=rja&ved=0CDgQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.pps.unud.ac.id%2Fthesis%
2Fpdf_thesis%2Funud-152-2027079059-
bab%2520v%2520gambaran%2520umum%2520daerah%2520penelitian.pdf&ei=3vuNUIO2HIa4rAet
jYDoBA&usg=AFQjCNH0s8SWHao80yr8-CWuyLeh40x1HQ




                                                                                                 16
BAB III

                                      METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

       Tempat dilakukannya Praktikum Perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah ini
yaitu daerah sekitar Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). Sedangkan waktu
dilaksanakannya praktikum ini adalah pada Sabtu, 20 Oktober 2012, pukul 7.30-selesai.

3.2 Alat dan Bahan

   Alat :

    Altimeter.

    Abney level.

   Bahan :

    Foto udara atau citra landsat.

    Peta rupa bumi/topografi.

    Peta-peta penunjang : peta tata ruang, peta tanah, peta iklim, kemiringan lereng, aksebilitas,
       hidrogeologi.

   Cara Kerja

    Membuat rencana kerja dan urutan kunjungan ke lokasi yang telah ditentukan.

    Cari data, kemudian diidentifikasi dan deskripsi awal sumberdaya wilayah.

    Gambar peta sumberdaya wilayah yang meliputi peta : hidrogeologi, perencanaan tata ruang,
       peta tanah, geologi, agroklimat, penggunaan lahan dan aksesibilitas.

    Pengamatan langsung di lapangan.




                                                                                                17
BAB IV

                                               PEMBAHASAN


Hasil dan Pembahasan

4.1     Keadaan atau diskripsi dilapangan potensi sumberdaya wilayah di sekitar daerah Kubu
Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dibandingkan dengan data dipeta:

Hasil pengamatan sumberdaya wilayah daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga :

No      Data Sumberdaya                        Data di peta                                 Kondisi dilapangan
              Alam
1     Ketinggian tempat                                                                            30m dpl
      (m) dml
2     Zona agroklimat       Menurut Oldeman: tipe D3; BB (3-4), BK (4-6),          Kering-sangat kering, agak basah, dan
                            tipe D4; BB (3-4), BK (7-9).                           basah.
                            Menurut Schmit-Ferguson: tipe E: agak kering, D:
                            sedang, C: agak basah.
3     Geologi               Tpva: formasi asah, lava, breksi gunung api, dan tuf   Kebanyakan dari batuan gunung berapi
                                  batu apung, bersisipan batuan sedimen            (gunung agung).
                                  gampingan.
                            Qpbb: batuan gunung api kelompok buyan-bratan
                                  dan batu: terutama tuf dan lahar.
                            Qvbb: batuan gunung api kelompok buyan-bratan
                                  purba: breksi gunung api dan lava
                                  setempat/tuf.
                            Qhva:batuan              gunung              agung:
                                  aglomerat,tuf,lava,lahar    dan    ignimbrite
                                  sebagai hasil kegiatan gunung agung yang
                                  masih giat.
4     Hidrogeologi          1. Daerah air tanah langka (kubu tambahan).            Tidak diamati
                            2. Setempat aquifer dengan produktifitas sedang.
                               Aquifer tidak menerus,tipis dengan keterusan
                               rendah; debit sumur umumnya kurang dari 5
                               l/dtk (tejakula).
                            3. Aquifer dengan produktifitas sedang dan
                               penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan
                               beragam; kedalaman muka air tanah umumnya
                               dalam; debit sumur umumnya kurang dari 5
                               l/dtk (kubu).
                            4. Aquifer produktif sedang, aliran air tanah
                               terbatas pada zona celahan, rekahan dan
                               saluran larutan; debit muka air beragam dalam
                               kisaran yang sangat besar, yang terbesar
                               mencapai lebih dari 500 l/dtk (tanjung
                               bungkulan).
                            5. Setempat aquifer produktif, aquifer dengan
                               keterusan sangat beragam; umumnya air tanah
                               tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air
                               tanah; setempat mata air dapat diturap (tirta
                               gangga).
5     Jenis tanah/tekstur   Symbol 8 : Macam tanah: regosol coklat. Bahan          Tidak diamati
      tanah                              induk: abu vulkan intermedier.
                                         Fisiografi: kerucut volkan. Bentuk
                                         wilayah: bergelombang-bergunung.
                            Symbol 6 : Macam tanah: regosol kelabu. Bahan

                                                                                                                     18
induk: abu vulkan intermedier.
                                    Fisiografi: kerucut volkan. Bentuk
                                    wilayah: bergelombang-bergunung,
                                    melandai.
                         Symbol 15: Macam tanah: latosol coklat
                                    kemerahan dan litosol. Fisiografi:
                                    lunggu volkan. Bentuk wilayah:
                                    berbukit-bergunung sangat tertoreh.
                         Symbol 7 : Macam tanah: regosol kelabu. Bahan
                                    induk: abu vulkan intermedier.
                                    Fisiografi: fan volkan. Bentuk
                                    wilayah: melandai sampai berombak.
6     Kemiringan                                                          0-3%
      lereng/relief
7     Penggunaan lahan   Kebun, pertanian lahan kering semusim, tanah     Kebun(kelapa, mangga, nangka, aren,
      utama/vegetasi     terbuka, padang, persawahan, perairan darat.     rambutan), pertanian lahan basah
                                                                          (daerah Tirta Gangga dengan vegetasi
                                                                          padi, ketela rambat), tanah terbuka,
                                                                          padang (ditumbuhi pohon intaran),
                                                                          perairan darat (sungai kecil disekitar
                                                                          daerah Tirta Gangga)
8     Peruntukan lahan   Tanaman perkebunan/tanaman keras, hutan          Tanaman perkebunan (daerah Kubu
                         produksi, hutan lindung, rawan bencana gunung    Tambahan), hutan lindung (Kubu-Tirta
                         berapi, kawasan pariwisata, pemukiman.           Gangga), rawan bencana gunung
                                                                          berapi (Kubu Tambahan), kawasan
                                                                          pariwisata (pantai Lovina, Tirta
                                                                          Gangga),      pemukiman       (tersebar
                                                                          disepanjang wilayah Kubu Tambahan
                                                                          dan beberapa di daerah Tirta Gangga)
9     Kelas rumah                                                         Semi permanan, permanen
10    Aksesibilitas      Jalan kolektor, jalan arteri.                    Jalan kolektor, jalan arteri.
Potensi sumberdaya alam yang ada dipeta sumberdaya wilayah tahun 2000 tidak jauh berbeda dengan
kondisi riil dilapangan tahun 2012, karena kondisi iklim, aksesibilitas dan pertumbuhan penduduk
yang rendah menyebabkan perkembangan wilayahnya terhambat.

4.2     Kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai
        Tirta Gangga (Amlapura):

        Pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan Singaraja jika dilihat masih sangat
jauh tertinggal dari daerah-daerah di sebelahnya seperti Tabanan. Singaraja merupakan salah satu
kabupaten yang berada dibagian Utara pulau Bali yang memiliki aksesibilitas jauh dari pusat kota
(Denpasar). Salah satu kelemahan atau kekurangan yang menjadi kendala berkembangnya daerah ini
yaitu keadaan iklim yang kering sampai sangat kering atau bulan basah<bulan kering dan
aksesibilitasnya. Iklim yang cenderung kering dan kurangnya akses air untuk bidang pertanian
membuat hanya sedikit tanaman yang dapat dibudidayakan didaerah tersebut sehingga masih banyak
lahan yang kosong atau tidak terpakai. Keadaan tanah yang masih miskin dan berbatu menambah
buruk keadaan wilayahnya. Aksesibilitas yang jauh dari pusat kota (Denpasar) dan rute yang berliku-
liku (dengan kemiringan lereng yang ekstrim) menyebabkan pengembangan wilayahnya terhambat.
Meskipun banyak jalan yang dapat ditempuh untuk sampai ke daerah Kubu Tambahan, namun untuk
sampai kesana memerlukan waktu dan tenaga yang lebih, sehingga membuat para investor maupun

                                                                                                              19
wisatawan jarang ingin berinvestasi dan berkunjung kesana. Keadaan iklim dan aksesibilitas yang
kurang memadai menyebabkan kondisi lahan untuk bidang pertanian tidak dapat digunakan secara
maksimal dan pengembangan daerah menjadi terhambat. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kondisi masyarakat baik dari segi ekonomi maupun sosialnya menjadi terganggu. Kondisi
ekonomi masyarakat setempat dapat dilihat dari kelas rumah yang mereka miliki. Meskipun sebagian
besar rumah penduduk merupakan bangunan permanen, namun keadaannya masih sangat sederhana
dan kumuh. Kondisi lingkungan dan ekonomi yang demikian pastinya akan menimbulkan masalah
social seperti timbulnya kecemburuan social pada daerah-daerah atau kota disebelahnya yang lebih
subur atau berkembang. Pembangunan yang paling nyata yang dapat dirasakan yaitu dengan adanya
akses jalan utama yang cukup baik sehingga memudahkan dalam berhubungan dengan kota
disebelahnya.

       Sedangkan pengembangan wilayah pada daerah Tirta Gangga sudah cukup berkembang, dapat
dilihat dari keadaan iklim yang lebih baik daripada daerah Kubu Tambahan sehingga penggunaan
lahan untuk kegiatan pertanian jauh lebih sesuai. Meskipun aksesibilitasnya juga cukup jauh dari pusat
kota (Denpasar) namun daerah Tirta Gangga masih memiliki potensi dibidang pariwisatanya. Keadaan
ekonomi penduduknya juga jauh lebih baik dari Kubu Tambahan karena mereka masih memiliki lahan
yang dapat digarap.

4.3    Solusi yang dapat diberikan untuk memajukan pembangunan dan pengembangan wilayah di
       sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dilihat dari
       potensi sumberdaya wilayah yang dimiliki:

       Berdasarkan kondisi potensi yang dimiliki oleh daerah Kubu Tambahan dan peraturan
tataruang yang berlaku didaerah tersebut maka, adapun solusi yang dapat diberikan yaitu dari
penggunaan lahannya dapat dikembangkan sektor pertanian dalam arti luas yaitu perkebunan (dengan
jenis vegetasi tanaman tahunan seperti kelapa, mangga, rambutan, nangka, tembakau, kakao dan
tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi), dan perikanan. Sektor lain yang masih
mungkin untuk dikembangkan disana yaitu sektor industri rumah tangga (berbagai macam kerajinan
tangan atau industri makanan yang diolah dari hasil tanaman perkebunan) dan pariwisatanya. Jenis
objek pariwisata yang dapat ditawarkan yaitu wisata budaya, yang memberikan gambaran kehidupan
masyarakat lokal jaman dahulu. Selain itu wisata perairan laut atau pantainya juga dapat
dikembangkan melihat arus atau ombak di laut tersebut tidak terlalu besar. Untuk peruntukan lahan
lainnya seperti daerah rawan bencana gunung berapi yang statusnya masih baru, bahan material yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan atau dijual sebagai bahan dasar bagunan seperti batu-batu dan pasir.

       Untuk daerah Tirta Gangga, pada dasarnya memang merupakan salah satu objek wisata di
kabupaten Karangasem. Untuk sektor pertanian jika dilihat dari kondisi lahan yang cukup subur dan

                                                                                                     20
peruntukan lahannya yang memang untuk bidang pertanian seharusnya masih dapat dikembangkan
berbagai jenis komoditas tanaman pangannya seperti padi, jagung, jambu mete dan lain-lain.




                                                                                             21
BAB V

                                              PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga yaitu masih
   banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

 Daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga merupakan salah satu daerah yang rawan bencana letusan
   gunung berapi.

 Pengembangan wilayah yang dapat dilakukan yaitu dengan mengembangkan pertanian dalam arti
   luas, sektor industri dan pariwisata perairan laut.

5.2 Saran

 1. Sebaiknya praktikum lebih banyak melakukan pemberhentian pada daerah pengamatan agar hasil
  analisa lebih baik.




                                                                                            22
DAFTAR PUSTAKA



Peta hidrogeologi skala 1:250.000 tahun 2000

Peta rencana tata ruang skala 1:650.000 tahun 2000

Peta tanah skala 1:250.000 tahun 1970

Peta aksesibilitas skala 1:250.000 tahun 2000

Peta geologi skala 1: 250.000 tahun 2000

Peta agroklimat Oldeman, dan Schmit-ferguson skala 1:250.000 tahun 2000

Peta penggunaan lahan skala 1:250.000 tahun 2000

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou
rce=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCgQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream
%2Fhandle%2F123456789%2F53475%2FBAB%2520IV%2520Gambaran%2520Umum%2520Lokasi
%2520Penelitian.pdf%3Fsequence%3D5&ei=3vuNUIO2HIa4rAetjYDoBA&usg=AFQjCNFm6YXV
S6u5J5ISeiax76iUFmkxWg akses 29 Oktober 2012

http://bulelengkab.go.id/v1/index.php/2012-04-03-06-05-52/2012-04-03-06-08-28 akses 31 Oktober
2012

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou
rce=web&cd=6&cad=rja&ved=0CDgQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.pps.unud.ac.id%2Fthesis%
2Fpdf_thesis%2Funud-152-2027079059-
bab%2520v%2520gambaran%2520umum%2520daerah%2520penelitian.pdf&ei=3vuNUIO2HIa4rAet
jYDoBA&usg=AFQjCNH0s8SWHao80yr8-CWuyLeh40x1HQ akses 31 Oktober 2012

Lanya Indayati, dkk.2012.Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah.Konsentrasi Ilmu
Tanah dan Lingkungan Prodi S1 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.Denpasar.




                                                                                                 23

Contenu connexe

Tendances

Rencana kerja-kwarcabkota-gorontalo
Rencana kerja-kwarcabkota-gorontaloRencana kerja-kwarcabkota-gorontalo
Rencana kerja-kwarcabkota-gorontalokwarcabkotagorontalo
 
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01Ratna Kamila
 
Proposal acara
Proposal acaraProposal acara
Proposal acaraswirawan
 
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Yohanes Sangkang
 
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014Laporan KKN Alternatif UNNES 2014
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014Zulyy Zelyytta
 
Proposal kkn tematik
Proposal kkn tematikProposal kkn tematik
Proposal kkn tematikUMMIHABIBAH14
 
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012M. Adli
 
Yuni.n stienu jepara
Yuni.n stienu jeparaYuni.n stienu jepara
Yuni.n stienu jepara1qaz23
 
SKB 5 Menteri guru pns
SKB 5 Menteri guru pnsSKB 5 Menteri guru pns
SKB 5 Menteri guru pnsGuru Online
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Mellianae Merkusi
 

Tendances (20)

Rencana kerja-kwarcabkota-gorontalo
Rencana kerja-kwarcabkota-gorontaloRencana kerja-kwarcabkota-gorontalo
Rencana kerja-kwarcabkota-gorontalo
 
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01
Contohproposolbantuandana 131121111920-phpapp01
 
Proposal acara
Proposal acaraProposal acara
Proposal acara
 
Laporan kkn kelompok UNIB
Laporan kkn kelompok UNIBLaporan kkn kelompok UNIB
Laporan kkn kelompok UNIB
 
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
 
Contoh Proposal Pramuka
Contoh Proposal Pramuka Contoh Proposal Pramuka
Contoh Proposal Pramuka
 
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014Laporan KKN Alternatif UNNES 2014
Laporan KKN Alternatif UNNES 2014
 
Proposal kkn tematik
Proposal kkn tematikProposal kkn tematik
Proposal kkn tematik
 
1. modul pktbt rb
1. modul pktbt rb1. modul pktbt rb
1. modul pktbt rb
 
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
 
File (36)
File (36)File (36)
File (36)
 
Laporan kml mts falaqiyah
Laporan kml mts falaqiyahLaporan kml mts falaqiyah
Laporan kml mts falaqiyah
 
Contoh format pkm 2013
Contoh format pkm 2013Contoh format pkm 2013
Contoh format pkm 2013
 
Yuni.n stienu jepara
Yuni.n stienu jeparaYuni.n stienu jepara
Yuni.n stienu jepara
 
SKB 5 Menteri guru pns
SKB 5 Menteri guru pnsSKB 5 Menteri guru pns
SKB 5 Menteri guru pns
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka RayaEdisi 06/Tahun IV/2012
 
Proposal Persari
Proposal PersariProposal Persari
Proposal Persari
 
Lpj baksos-2012
Lpj baksos-2012Lpj baksos-2012
Lpj baksos-2012
 
Laporan Bakti Sosial
Laporan Bakti SosialLaporan Bakti Sosial
Laporan Bakti Sosial
 
Laporan akhir kkn fixxxxxxxx
Laporan akhir kkn fixxxxxxxxLaporan akhir kkn fixxxxxxxx
Laporan akhir kkn fixxxxxxxx
 

Similaire à pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga

Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiLaporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiMansur Amriatul
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah awaliatussaadah
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataRahman Klu
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganAndi Wahyudin
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganAndi Wahyudin
 
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS) UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS)  UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS)  UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS) UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...suningterusberkarya
 
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kwu siti ramdani (1)
Kwu siti ramdani (1)Kwu siti ramdani (1)
Kwu siti ramdani (1)DutaArdana1
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras NaaRonaa
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana DiandwiwWijaksana
 
Laporan hasil study tour bpbd
Laporan hasil study tour bpbdLaporan hasil study tour bpbd
Laporan hasil study tour bpbdP2PTMKeswa
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaDadang Solihin
 
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANPERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANDadang Solihin
 
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017gargazi
 
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...M Abdul Aziz
 
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...suningterusberkarya
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohAisyatunNadziroh1
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfAndriWibisonoSHMSi
 

Similaire à pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga (20)

RPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptxRPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
 
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiLaporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisata
 
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung TimurBab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
Bab 1. pendahuluan MPS Tanjung Jabung Timur
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkungan
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkungan
 
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS) UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS)  UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS)  UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...
IbM MANAJEMEN BARBEKU (BARANG BEKAS BERKUALITAS) UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI ...
 
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)
Case Study: Efektivitas Pengelolaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA)
 
Kwu siti ramdani (1)
Kwu siti ramdani (1)Kwu siti ramdani (1)
Kwu siti ramdani (1)
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
Laporan hasil study tour bpbd
Laporan hasil study tour bpbdLaporan hasil study tour bpbd
Laporan hasil study tour bpbd
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
 
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANPERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
 
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
 
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...
Company Profile PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - Perilaku Organisasi (Maka...
 
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
IbM PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH MENUJU DESA UTAMA WISATA BAHARI UNGGULAN DI ...
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
 
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdfENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
ENG_Indonesia Blue Economy Roadmap_ebook_ISBN[001-076].en.id.pdf
 

Plus de Marsiningsih Yanyan (8)

Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Tugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsihTugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsih
 
Etnobotani bali rumah adat bali
Etnobotani bali  rumah adat baliEtnobotani bali  rumah adat bali
Etnobotani bali rumah adat bali
 
Pkm kel.qu
Pkm  kel.quPkm  kel.qu
Pkm kel.qu
 
Serangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanianSerangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanian
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 

pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH Orientasi Lapang Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah (Kubu Tambahan-Tirta Gangga) OLEH : Kelompok 7 Komang Melati Nusantari KS 1005105046 Ni Wayan Marsiningsih 1005105050 Royan Pracahyo 1005105069 Ni Km Suci Prastiwi Sucipta 1005105077 Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah (Kubu Tambahan-Tirta Gangga). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Denpasar, Oktober 2012 Penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar ...................... ................................................................................ i Daftar isi ................................ ............................................................................... ii BAB I. Pendahuluan ............. ................................................................................. 1.1. Latar Belakang ............... ............................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......... ............................................................................... 1 1.3. Tujuan ............................ ............................................................................... 1 BAB II. Tinjauan Pustaka ..... ............................................................................... 2 BAB III. Metode Penelitian .. ................................................................................. 3.1 Waktu dan Tempat .......... ............................................................................. 17 3.2 Alat dan Bahan ................ ............................................................................. 17 3.4 Cara kerja ........................ ............................................................................. 17 BAB IV. Pembahasan ........... ............................................................................. 18 BAB V. Penutup ................... ................................................................................. 5.1 Kesimpulan ..................... ............................................................................. 22 5.2 Saran................................ ............................................................................. 22 Daftar Pustaka .................................................................................................... 23 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya adalah setiap hasil, benda atau sifat/keadaan yang dapat dihargai bilamana produksinya, prosesnya dan penggunaannya dapat dipahami. Jenis sumberdaya dapat dibedakan kedalam tiga kelompok yaitu : sumberdaya alam (SDA), sumberdaya manusia (SDM), dan sumberdaya buatan (SDB). Sumberdaya lahan terdiri dari komponen tanah, air dan vegetasi/tanaman, serta yang ada diatas tanah. Sumberdaya lahan tersebut merupakan bagian dari ketiga sumberdaya diatas yang berkaitan atau berhubungan dengan bidang pertanian. Untuk itu sebelum merencanakan pembangunan suatu wilayah, kita perlu mengidentifikasi dan menganalisis data sumberdaya wilayah yang ingin dikembangkan seperti penggunaan lahan, ketinggian tempat, iklim dan kemiringan lereng, aksebilitas dan lain-lainnya. Pada praktikum kali ini, daerah yang akan diidentifikasi, dianalisis dan dibandingkan kondisi sumberdaya wilayah terkait rencana pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu daerah sekitar Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). Proses pembandingan akan dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari peta potensi sumberdaya wilayah dan data hasil pengamatan langsung. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana keadaan atau diskripsi dilapangan potensi sumberdaya wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dibandingkan dengan data dipeta? 2. Bagaimanakah kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura)? 3. Apa saja solusi yang dapat diberikan untuk memajukan pembangunan dan pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura)? 3.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kondisi dilapangan mengenai potensi sumberdaya wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). 2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). 3. Dapat memberikan solusi untuk memajukan pembangunan dan pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). 1
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gambaran umum daerah Singaraja 1. Gambaran Umum Kabupaten Buleleng merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Bali yang terletak di Bagian Utara Pulau Bali yang membentang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 1.365,88 Km 2, yaitu sebesar 24,25 % dan luas Propinsi Bali dengan panjang panti ± 144 Km, yang terdiri dari 9 Kecamatan, 129 Desa, 19 Kelurahan dan 166 Desa Adat. Secara geografis Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8° 3’ 40 - 8° 23’ 00’ Lintang Selatan dan 114° 25’55”- 115° 27’ 28” Bujur Timur. Topografi wilayah Kab. Buleleng yang Nyegara - Gunung, dimana di bagian selatan sebagian besar pegunungan dan perbukitan dan di bagian utara merupakan dataran di sepanjang pantai, dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut: Utara : Selat Bali dan Laut Jawa Timur : Kabupaten Karangasem Selatan : Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli Barat : Kabupaten Jembrana 2. Arah Kebijakan Ekonomi Kebijakan umum Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng diarahkan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menegakkan supremasi hukum, meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan rakyat. Beberapa agenda prioritas adalah sebagai berikut: a. Untuk penanggulangan kemiskinan, arah kebijakannya adalah - Perluasan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan sosial dasar. - Peningkatan kesempatan berusaha terhadap masyarakat miskin. - Peningkatan perlindungan dan rehabilitasi social masyarakat. b. Untuk perbaikan iklim ketenagakerjaan dan investasi arah kebijakannya adalah. - Meningkatkan ketrampilan angkatan kerja. - Meningkatkan penyerapan angkatan kerja. 2
  • 6. - Memperbaiki iklim investasi. c. Untuk pelayanan pendidikan arah kebijakannya adalah: - Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan meningkatkan akses dan mutu pendidikan. - Merevitalisasi dan pemberdayaan sumber daya manusia. - Peningkatan akses dan investasi sarana dan prasarana pendidikan. - Memantapkan sekolah nasional bertaraf internasional. d. Untuk peningkatan pelayanan kesehatan arah kebijakannya adalah : - Peningkatan pemerataan dan perluasan keterjangkauan pelayanan kesehatan. - Peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. - Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. e. Untuk pembangunan ekononi arah kebijakannya adalah: - Revitalisasi pertanian dalam arti luas. - Memberdayakan indusri kecil dan menengah. - Meningkatkan investasi. f. Untuk penegakan hukum arah kebijakannya adalah: - Penegakan supremasi hukum dan pemberantasan korupsi. - Terwujudnya tata pemerintahan yang baik. - Penataan kelembagaan dan birokrasi untuk peningkatan kualitas Iayanan publik. g. Untuk pelestarian warisan budaya arah kebijakannya adalah: - Terwujudnya pelestarian dan pengembangan nilai dan produk budaya warisan leluhur. 3. Peluang Investasi Pemerintah Kabupaten Buleleng masih membuka peluang investasi kepada para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Buleleng. Beberapa sektor prioritas yang dikembangkan adalah sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri, sektor pariwisata dan sektor lain yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto serta sektor penunjang lainnya. 4. Potensi Ekonomi 3
  • 7. Sejalan dengan pembangunan ekonomi, perkembangan makro ekonomi Kabupaten Buleleng juga cukup positif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi dan PDRB, pada Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kab. Buleleng mencapai sebesar 5,82%. PDRB Kab. Buleleng telah mencapai sebesar Rp. 5,001 trilyun lebih. Sedangkan angkatan kerjanya Kab. Buleleng Tahun 2007 sebanyak 483.935jiwa yang merupakan sumberdaya pembangunan ekonomi. 5. Sarana dan Prasarana a. Akses Melalui Udara Terdapat lapangan terbang perintis bernama Lapangan Air Strip Letkol. Wisnu yang berlokasi di Desa Sumberkima, Kec. Gerokgak, dengan luas 14 Ha, panjang landasan (runway) 660 M selebar 18 m, jalan masuk pesawat (taxyway) 77, 50 M selebar 15 M dan pelataran parkir (apron) sepanjang 60 m dan selebar 40 m. b. Akses Melalui Darat Dari Barat : lewat Kab. Jembrana (Gili-marivk) Dari Timur : lewat Kab. Karangasem, (Desa Tianyar) Dari Selatan : lewat Kab. Tabanan (Candi kuning Pupuan) dan Kabupaten Bangli (Kintamani, Sukawana). Jalan Kabupaten sepanjang 878,192 km dengan kondisi baik sepanjang 118,774 km, kondisi sedang sepanjang 368, 919 km dan kondisi rusak sepanjang 390, 559 km. C. Akses Melalui Laut Pelabuhan Celukan Bawang Kecamatan Gerokgak, dengan fasilitas meliputi : Dermaga Utama I : 58 m Dermaga Utarna II : 120 m Dermaga Utama III : 50 m Dermaga Khusus : 72 m Gudang : 648 m2 Pelabuhan Rakyat Pegametan, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak yang melayani kegiatan bongkar kayu hasil hutan Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan pulau-pulau penghasil kayu hutan lainnya. Pelabuhan Regional Desa Sangsit, Kecamatan Sawan yang melayani bongkar muat antar pulau hasil perikanan dan hasil bumi. 6. Pos dan Telekomunikasi 4
  • 8. Sistem layanan telepon di Kabupaten Buleleng telah mempergunakan sistem layanan otomatis dengan kapasitas terpasang pada tahun 2007, adalah : Kantor Telepon cabang sebanyak 4 buah, sambungan induk sebanyak 13.156 SS, sambungan cadangan sebanyak 1.160 SS dan wartel sebanyak 212 buah. Untuk komunikasi dengan telepon seluler, hampir semua wilayah di Kabupaten Buleleng terjangkau. Sementara untuk pelayanan pos don giro pada Tahun 2007, telah tersedia : Kantor Pos Pemeriksa (1 buah), Kantor Cabang (9 buah), Bis Surat (75 buah), Kotak Pos (250 buah), Pos Keliling Kota (-buah) , Pos Keliling Desa ( 2 buah) dan Pos Desa (20 buah). 7. Perindustrian Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang industri, khususnya industri kecil/industri rumah tangga. Jenis industri tersebut antara lain anyaman bambu inovatif di Desa Ambengan dan Desa Tigawasa, kerajinan perak di Kel. Beratan dan Ds.Tejakula, kerajinan aluminium, tenun cagcag di Kota Singaraja, Desa Bondalem dan Ds. Jinengdalem, pande besi di Ds. Sawan, lukisan wayang kaca, wayang kulit, saab mote di Ds. Nagasepaha, dodol, sudang lepet (pengeringan Ikan laut khas Buleleng) dan Industri tahu tempe. 8. Pariwisata Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar dibidang pariwisata, dengan motto “Pariwisata Budaya” berupa obyek dan daya tarik wisata natural/alami dan wisata hasil karya cipta manusia. Kawasan pariwisata Kabupaten Buleleng di Lovina/ Kalibukbuk (7 Desa) dan Batu ampar (5 Desa). 9. Perkebunan Potensi perkebunan di Kabupaten Buleleng yang menonjol dan sudah diusahakan antara lain : kopi (robusta dan arabika), cengkeh, tembakau, kelapa, kakao, vanili, jambu mete, kakao dan kelapa. Selain pengembangan tanaman, hasil produksi beberapa komoditi juga telah mampu diolah sehingga memiliki nilai tambah secara ekonomis. Hasil produksi yang cukup besar pada beberapa komoditas perkebunan membuka peluang yang sangat terbuka bagi usaha pengolahan dan peluang investasi yang ditawarkan adalah pengolahan kopi, budidaya dan pengolahan tembakau virginia, serta budidaya vanili. 10 .Peternakan Perkembangan populasi ternak di Kab. Buleleng terus mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh permintaan kebutuhan daging dari masyarakat. 5
  • 9. Program pembangunan Kabupaten Buleleng telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pengadaan ternak sapi bibit, pengembangan agribisnis sapi potong, pengembangan / pemeliharaan sapi bibit pengembangan hijauan ternak serta pengendalian penyakit hewan dan kesmavet. Populasi ternak sapi : 135.568 ekor. Produksi : 2.255,45 ton. 11. Pertanian Perkembangan pertanian di Kabupaten Buleleng terus mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah Kab. Buleleng yang cocok dengan budidaya tanaman holtikultura sehingga dapat berkembang dan berproduksi dengan baik tanaman mangga, rambutan dan anggur. Tanaman anggur di Kab. Buleleng terus mengalami perkembangan karena dipengaruhi permintaan pasar. Populasi anggur sebesar 658.992 pohon dengan jumlah produksi : 15.793 ton, populasi mangga sebesar 728.436 pohon, dengan Jumlah produksi 23.799 ton, sedangkan populasi rambutan sebesar 334.304 pohon, dengan jumlah roduksi: 15.343 ton. 12. Perikanan dan Kelautan a. Perikanan tangkap Kabupaten Buleleng memiliki pantai terpanjang di Bali dengan garis pantai ± 144 km, yang menunjang pengembangan perikanan laut. - Fishing Ground seluas ± 2.168 km2 - Potensi lestari Ikan 12.538 ton/tahun, yang terdirl dari : Ikan pelagis : 6.022 ton/tahun Ikan demersial : 6.336 ton/tahun b. Perikanan budidaya Perkembangan budidaya laut di Kabupaten Buleleng mempunyai prospek yang baik oleh karena memiliki perairan dengan kecepatan arus sedang dan mempunyai plankton yang cukup bagus. Potensi perikanan budidaya seluas 1.000 Ha yang terdiri dari tambak, budidaya di kolam, sawah dan pembenihan ikan. Komoditas utama usaha budidaya laut adalah : - Budidaya Kerapu dan bandeng : 50 Ha - Budidaya Rumput Laut : 250 Ha 6
  • 10. - Budidaya mutiara : 250 Ha http://bulelengkab.go.id/v1/index.php/2012-04-03-06-05-52/2012-04-03-06-08-28 Rata-rata perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng selama kurun waktu 7 tahun yaitu sebesar 0,98 %, kondisi ini mengindikasikan tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buleleng termasuk dalam kategori rendah. Tabel 2 Perkembangan penduduk di Kabupaten Buleleng (1999- 2005). www.damandiri.or.id/file/stainirachelipbbab3.pdf Gambaran umum daerah Karangasem Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur Pulau Bali yang merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bali, memiliki daerah pantai dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Bali. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia . Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok. Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 8o00’00” -8o41’37,8” Lintang Selatan dan 115o37’9,8” - 115o54’8,9” Bujur Timur. Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 Km2 atau 14,90% dari luas Provinsi Bali ( 5.632,86 Km2). Apabila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 7.140 ha. (8,50%) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah 76.814 ha. (91,50%). Jumlah curah hujan terbanyak adalah pada bulan januari dengan rata-rata curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan 23 hari. Kondisi topografi Kabupaten Karangasem terbagi ke dalam dua wilayah dengan karakteristik topografi yang berbeda. Bagian barat merupakan daerah perbukitan/pegunungan dengan lereng yang curam, sedangkan pada bagian utara, timur dan selatan merupakan daerah pantai yang relatif datar. Suhu rata-rata berkisar antara 17 s/d 20 derajat celcius, dengan kelembaban antara 60 – 90 %. 7
  • 11. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Karangasem adalah vulkanis muda dengan derajat keasaman (pH) tanah antara 6 s/d 7. Puncak tertinggi adalah gunung Agung terdapat Pura Besakih yang terbesar di Bali. Jarak dari ibukota puncak kabupaten ke ibukota provinsi sekitar 68 km. Pemerintahan Kabupaten Karangasem tahun 2009 terdiri atas delapan Kecamatan, tiga Kelurahan, 75 desa, 581 Banjar Dinas/Lingkungan, 190 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. Untuk menjalankan roda pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang Camat untuk tingkat kecamatan, Lurah/Kepala Desa untuk tingkat Kelurahan/Desa, Kepala Lingkungan untuk tingkat lingkungan dan Kelian Banjar untuk tingkat Banjar Dinas. Pada Pemilihan Umum legislatif 2009 proporsi jumlah anggota dewan untuk Kabupaten Karangasem 37 orang yang tediri dari PDIP sebanyak sebelas orang, Partai Golkar sebanyak sembilan orang, Partai Demokrat tiga orang, PNI-m sebanyak empat orang dan F Karangasem Bersatu sebanyak sepuluh orang. Produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Karangasem selama tahun 2009 yaitu Perda delapan buah, Keputusan DPRD 17 buah dan produk lain seperti Keputusan Pemimpin DPRD 3 buah dan Persetujuan atau Rekomedasi sebanyak 13 buah. Penduduk dan Tenaga Kerja Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah 432.791 jiwa, terdiri dari 216.401 jiwa laki-laki dan 216.390 jiwa perempuan. Dengan jumlah rumah tangga 114.986. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sidemen yaitu, sebesar 970 jiwa per km2dan kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Kubu yaitu sebesar 305 jiwa per km2. Kepadatan penduduk untuk Kabupaten Karangasem adalaah sebesar 516 jiwa per km2. Sex ratio sebesar 100,01 yang menunjukan jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, kecuali Kecamatan Sidemen dan Selat memiliki sex ratio lebih kecil dari 100 yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki. 8
  • 12. Gambaran mengenai ketenagakerjaan Kabupaten Karangasem berdasarkan Survei Sosial Ekonomi menunjukkan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah 236.309 orang (83,12%), dimana penduduk yang bekerja sebanyak 228.473 orang (80,36%) yang mencari pekerjaaan 7.836 orang (2,76%). Sedangkan yang bukan angkatan kerja sebanyak 47.990 orang (16,88%) seperti sekolah sebanyak 14.353 (5,05%), pengurus rumah tangga 22.862 (8,04%) dan lainnya 10.775 (3,79%). Konsumsi dan Keadaan Rumah Tangga Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 dari hasil Survei Sosial Ekonomi, untuk kelompok makanan sebesar Rp 195.049 (53,76%) dan non makanan sebesar Rp 167.775 (46,24%). Keadaan rumah tangga di Kabupaten Karangasem menurut jenis lantai terluas yaitu 20 sd 49 m2 sebesar 53,19%, jenis atap terluas dengan genteng sebesar 78,89%. Sumber penerangan rumah tangga terbanyak dengan listrik PLN sebesar 91,17% dan sumber air minum terbanyak dengan ledeng yaitu sebesar 39,64%. Sosial Pada bidang pendidikan dapat kita lihat jumlah murid Taman KanakKanak di Kabupaten Karangasem sebanyak 313 orang, murid Sekolah Dasar berjumlah 49.052 orang, untuk SD Negeri berjumlah 48.483 orang dan SD Swasta berjumlah 569 orang. Murid SLTP berjumlah 17.488 orang, murid SLTP Negeri 16.878 orang dan murid SLTP Swasta berjumlah 610 orang. Murid SMU berjumlah 7.652 orang, murid SMU Negeri 5.390 orang, SMU Swasta 2.262 orang dan SMK sebanyak 2.266 orang dengan rincian jumlah murid SMK Negeri sebanyak 1.628 orang dan murid SMK Swasta sebanyak 638 orang. Pada bidang Kesehatan, yang merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang mutu SDM, sehingga berbagai saran dan prasarana pelayanan telah dibangun di Kabupaten Karangasem. Tempat pelayanan seperti rumah sakit tersedia 1 buah, Puskesmas 12 buah puskesmas pembantu 70 buah dan 12 buah puskesmas keliling. Tenaga kesehatan yang tersedia seperti dokter sebanyak 88 orang, perawat 232 orang, bidan 153 orang dan para medis non perawat 176 orang. Kasus kematian sebanyak 141 kasus dengan kasus kematian tebanyak gagal nafas. Jumlah PUS di kabupaten karangasem adalah 75.891 orang dan pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi adalah 62.582 orang. Penduduk Kabupaten Karangasem mayoritas beragama Hindu, yaitu sebanyak 412.555 orang, kemudian penduduk yang beragama Islam sebanyak 19.047 orang, Kristen 321 orang, Budha 625 orang dan Katholik berjumlah 243 orang. Pertanian Di sektor pertanian tercatat produksi padi sawah sebesar 77.870,18 ton (GKG) dengan rata-rata hasil 65,38 kwintal per ha. Produksi jagung 22.838,94 ton dengan rata-rata 21,92 kwintal per ha. 9
  • 13. Produksi ubi kayu 107.903,97 ton dengan rata-rata hasil 162,58 kwintal per ha. Produksi ubi jalar 23.737,15 ton dengan ratarata hasil 130,50 kwintal per ha. Produksi kacang tanah 5.230,24 ton dengan rata-rata hasil 10,71 kwintal per ha. Produksi kacang kedelai 144,90 ton dengan rata- rata hasil 11,59 kwintal per ha. Produksi kacang hijau 300,83 ton dengan rata-rata produksi 11,66 kwintal per ha. Pada sub sektor perkebunan tercatat untuk produksi tanaman perkebunan kelapa 15.233,35 ton, kopi 564,71 ton, cengkeh 53,65 ton, coklaat/kakao 251,26 ton, jambu mete 3.210,55 ton, kapuk 41,20 ton, panili 0,99 ton dan tembakau 5,98 ton. Luas kawasan hutan di Kabupaten Karangasem tercatat 14.260,43 Ha, terdiri dari hutan lindung 14.056,43 Ha dan hutan produksi 204 Ha. Pada sub sektor peternakan, tercatat 152.437 ekor sapi, kerbau 100 ekor, babi 170.878 ekor, kambing 20.618 ekor, ayam ras petelor 472.819 ekor, ayam ras pedaging 350.670 ekor dan itik 55.153 ekor. Terlihat Kabupaten Karangasem sangat potensi di sub sektor peternakan ini, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan adalah 14.494,28 ton dengan nilai produksi 97.743.280 rupiah sedangkan untuk hasil penangkapan dan perikanan darat/air tawar adalah 282,10 ton dengan nilai produksi 11.431.609 rupiah. Industri Perusahaan/usaha industri pengolahan di Kabupaten Karangasem tercatat, banyak untuk industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga yaitu sebanyak 13.321 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 24.250 orang dan sebanyak 3 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja 31 orang. Di bidang kelistrikan tahun 2009 tercatat jumlah pelanggan listrik 56.518 pelanggan dengan jumlah KWH terjual sebesar 83.814.413 dan dibidang air minum banyaknya pelanggan dengan banyaknya pemakaian air sebesar 4.240.945 m3. Perdagangan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah perdagangan barang dan jasa di Kabupaten Karangasem tercatat untuk golongan usaha kecil sebanyak 283 buah, menengah sebanyak delapan buah dan besar tiga buah dengan bentuk usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) sebanyak tiga buah, Comanditer Venonscaff (CV). Sebanyak 44 buah, Koperasi 4 buah, Firma (Fa) 0 buah dan perorangan sebanyak 242 buah. Perhubungan Panjang jalan di Kabupaten Karangasem adalah 885,345 Km,untuk panjang jalan kabupaten 653,415 Km, panjang jalan propinsi 154,330 Km dan panjang jalan negara 77,600 km. di bidang angkutan tercatat jumlah bus sebanyak empat buah, mikrobus sebanyak 137 buah, minibus sebanyak 3.001 buah, truk sebanyak 1.141 buah, pick up sebanyak 1.945 buah, sedan sebanyak 252 buah jeep 10
  • 14. sebanyak 439 buah dan sepeda motor sebanyak 62.547 buah. Di bidang pariwisata tercatat jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah 219.256 orang dan wisatawan local adalah 74.021 orang. Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karangasem Umum - Luas wilayah : 839,54 km2 - Jumlah penduduk (Hasil sementara sensus penduduk 2010) :396 892 jiwa - Kepadatan penduduk : 473 per km2 - Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 s/d 2010 : 0,97 % per tahun - Ibukota : Amlapura - Jumlah kecamatan :8 - Jumlah desa : 78 - Jumlah SLS (satuan lingkungan setempat) : 581 SLS - Jarak ke ibukota provinsi (Kota Denpasar) : 68 km - Pertumbuhan ekonomi (tahun 2009) : 5,01 % Peranan daerah Jika anda ingin mencari ketenangan yang anda inginkan di pulau dewata Bali, datang saja ke Bali bagian timur. Tepatnya di Kabupaten Karangasem. Di sana terdapat tempat peristirahatan, objek wisata bernuansa religius/spiritual dan sejarah, hingga aktivitas wisata bahari tersaji di depan mata. Selain itu, ada Pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, serta tiga istana air (Tirta Gangga, Jungutan, dan Taman Ujung) yang kental dengan nuansa sejarah, berupa taman dan bangunan di atas air yang dibangun oleh raja Karangasem sekitar tahun 1919. Tak hanya itu, Kawasan Candidasa, sebuah kawasan wisata di Desa Manggis, Karangasem, kendati diakui alam dan panoramanya tidak seelok Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, namun menyuguhi pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas dan tak kalah indahnya. Laut yang teduh dan tenang dengan sejumlah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak antara Pulau Bali dan Nusa Penida. Perairan di sekitar gugusan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata bahari, yang sudah tentu dilengkapi kawasan yang lebih dulu dikenal, yakni Amed dan Tulamben, dua kawasan di ujung timur Pulau Bali. Kendati demikian, diakui bahwa selama ini Karangasem belum cukup banyak dikenal oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Bahkan, daerah di ujung timur Bali itu seperti terlupakan dalam promosi pariwisata Bali maupun nasional. Selain promosi yang masih 11
  • 15. kurang, persoalan infrastruktur tetap menjadi kendala. Tiga tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Karangasem menghabiskan anggaran sekitar tiga miliar rupiah untuk memperbaikinya, mulai dari memperbanyak penerangan jalan hingga pembangunan kawasan parkir dan tempat wisata di Pantai Candidasa. Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di sebelah barat, yakni Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Di sebelah timur berbatasan dengan selat lombok, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan laut Bali, dan di sebelah selatan dengan Samudra Indonesia, juga menyimpan potensi lain yang merupakan sandaran ekonomi utama kabupaten ini, yakni sektor pertanian dalam arti luas termasuk di dalamnya sub sektor peternakan, perikanan dan kelautan, maupun industri kerajinan. Ada empat strategi dan program pembangunan Kabupaten Karangasem. Pertama, pembangunan infrastruktur ekonomi vital meliputi jalan, air, dan listrik. Kedua, pembangunan dengan pendekatan kawasan terpadu untuk keseimbangan dan keterkaitan antar wilayah dengan model Pusat Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (P3ET). Ketiga, pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan dengan pendekatan cluster wilayah terhadap produk unggulan, dan keempat, arah kebijakan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyarakat model Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan stimulasi pertumbuhUntuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, maka sektor pendidikan dan kesehatan juga tidak luput dari perhatian pemerintah kabupaten. Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, pemerintah bertekad memanfaatkan pertanian, pemukiman, konservasi dan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan sebagai andalan perekonomian rakyat yang didukung sektor pariwisata. Secara ekonomi, PDRB Kabupaten Karangasem telah mencapai 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009, dan menduduki peringkat ke-6 dengan kontribusi 6,96 % terhadap PDRB kabupaten/kota se-Bali. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 % dan pendapatan per kapita 9,48 juta rupiah di tahun 2009 menjadikan kontribusi daerah ini terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar 6,37 %. Relatif kecilnya kontribusi ini menjadikan Karangasem bersama dengan Kabupaten Klungkung dan Jembrana termasuk ke dalam kategori daerah kurang berkembang atau relatif tertinggal di Provinsi Bali. Potensi sumber daya alam Ibarat mutiara yang terpendam, Kabupaten Karangasem yang terletak diujung timur Pulau Bali memiliki beragam potensi yang belum digali dan dikelola secara maksimal. Potensi - potensi tersebut tersebar di berbagai sektoral meliputi sektor pertanian, peternakan, industri kerajinan, maupun pariwisata. Semua itu merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan kompetitif untuk dikembangkan. Selama periode tahun 2005 s.d 2009, produksi kegiatan ekonomi di Kabupaten Karangasem meningkat 12
  • 16. ditunjukkan dengan kenaikan PDRB, dari 2,21 trilyun rupiah di tahun 2005 menjadi 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009. Kabupaten Karangasem mempunyai tiga sektor ekonomi utama yang diandalkan untuk menggerakan roda perekonomian di daerah. Ketiga sektor tersebut secara berurutan adalah pertanian, jasa-jasa, serta perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian mendominasi perekonomian Kabupaten Karangasem, di mana share sektor ini terhadap PDRB mencapai 28,96 % di tahun 2009. Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Karangasem meliputi empat sub sektor, yakni tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Sebagian besar lahan pertanian di Karangasem merupakan lahan kering, sedangkan lahan sawah hanya seluas 7.140 ha (8,50% dari luas Kabupaten Karangasem). Kendati memiliki lahan pertanian terbatas, namun produksi bahan makanan (terutama padi dan palawija) di kabupaten ini relatif mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Ini disebabkan oleh produktivitas padi yang tergolong tinggi. Pada tahun 2009, produktivitas padi mencapai 65,38 kwintal per ha. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Selama periode itu pula terjadi penambahan luas lahan sawah yang berasal dari alih fungsi lahan yang sebelumnya ditanami buah salak. Peningkatan produktivitas secara konsisten membuat produksi padi cenderung terus meningkat hingga mencapai 73.997 ton di tahun 2009 dengan luas panen 11.926 ha, di mana sebagian besar komoditi padi ini dihasilkan di Kecamatan Karangasem, Bebandem, dan Sidemen. Selain padi, tanaman pangan yang memiliki perkembangan produksi relatif baik adalah jagung. Jenis tanaman ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,31 % di tahun 2008 dan 22,26 % di tahun 2009. Di tahun 2009, produksi jagung mencapai 22.154 ton dari luas panen 10.423 ha dengan kecamatan andalannya adalah Kubu dan Karangasem. Produksi ubi kayu sebanyak 99.053 ton dari luas panen 6.620 ha, terkonsentrasi di Kecamatan Kubu dan Abang. Untuk produksi ubi jalar mencapai 22.636 ton dengan luas panen 1.814 ha. Ubi jalar ini banyak terdapat di Kecamatan Abang, Rendang, dan Selat. Sedangkan produksi kacang tanah sebanyak 5.555 ton dengan luas panen 4.885 ha. Kacang tanah banyak ditanam di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. Komoditas lain yang banyak terdapat di Kabupaten Karangasem adalah hortikultura (sayuran dan buah-buahan). Bawang merah, cabai besar, tomat, dan kacang panjang adalah komoditas sayuran andalan di Kabupaten Karangasem. Karangasem juga terkenal sebagai daerah penghasil buah salak. Produksi salak kabupaten ini mencapai 44.623 ton atau 96,56 % dari produksi salak di Bali selama tahun 2009. Salah satu daerah primadona penghasil salak kabupaten ini adalah Desa Sibetan di Kecamatan Bebandem. Karena itu, desa ini juga menjadi kawasan agrowisata perkebunan salak di Bali. Di samping itu, desa ini juga dijadikan proyek percontohan (denplot) oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan produksi buah salak. Desa Sibetan yang daerahnya 13
  • 17. berada di dataran tinggi, yakni sekitar 400 s.d 700 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan perkebunan salak terbesar di Bali, karena memiliki lahan tanah yang subur dan cocok sebagai tempat perkebunan salak. Hampir sebagian besar masyarakat di desa itu bekerja sebagai petani salak dan menggantungkan hasil panen sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Karangasem terus memacu produksi buah salak untuk memenuhi kebutuhan pembuatan minuman wine yang kemudian dipasok ke restoran dan hotel bertaraf internasional di Bali. Dengan melimpahnya salak petani sebagai bahan baku, produksinya dapat mencapai sekitar 60 ton per hari. Cara ini juga akan mampu mengangkat kesejahteraan petani yang selama ini tergantung dari pengepul. Ternak sapi merupakan potensi terbesar yang dimiliki Karangasem pada sub sektor peternakan, bahkan populasinya terbanyak di Bali. Pada tahun 2009, populasi sapi kabupaten ini telah mencapai 151.439 ekor (22,35% dari total populasi sapi di Bali). Ternak sapi ini terkonsentrasi di tiga kecamatan, yakni Kubu, Abang, dan Karangasem. Selain sapi, ternak unggas ayam (buras dan ras) juga dominan di kabupaten ini, di mana populasinya telah mencapai 891.271 ekor (ayam buras) dan 823.789 ekor (ayam ras). Potensi terbesar pengembangan ternak unggas ini berada di Kecamatan Kubu, Karangasem, dan Rendang. Pada konteks lain, potensi hasil perkebunan yang dominan di Kabupaten Karangasem adalah kelapa, jambu mete, kakao, cengkeh dan lontar. Komoditi jambu mete misalnya, masih berpotensi untuk dikembangkan karena dari potensi areal yang ada 9.386 ha, seluas 8.253 ha areal yang baru ditanami, sehingga masih tersisa seluas 1.133 ha. Daerah yang banyak mengusahakan jambu mete ini berada di Kecamatan Kubu. Bahkan kelompok tani jambu mete di kecamatan ini telah mengarah pada pola usaha mandiri, mulai dari proses produksi, pengolahan hingga pemasaran. Biji jambu mete dari Kubu, yang menembus pasaran ekspor selama tahun 2009 sebanyak 57 ton, dan diperkirakan dapat ditingkatkan menjadi 67 ton dalam tahun 2010. Kecamatan Kubu yang menjadi sentra pengembangan jambu mete di Bali dalam tahun 2011 diharapkan mampu memproduksi sebanyak 105 ton. Selain sektor pertanian, keberadaan industri kecil (UMKM) yang ada di Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Aneka ragam produk barang yang dihasilkan industri kecil seperti industri yang bergerak di bidang makanan, minuman, keperluan rumahtangga dan perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas, yakni kain gringsing. Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi mitos, tetapi juga dari segi teknik penenunan. Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu lama hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Karangasem, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India. 14
  • 18. Dari sisi pariwisata, Kabupaten Karangasem memiliki banyak potensi pariwisata. Ada 14 objek wisata di wilayah Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantaranya adalah Bukit Jambul, Besakih dan Telaga Waja di Kecamatan Rendang, Putung di Kecamatan Selat, Iseh di Kecamatan Sidemen, Agrowisata Salak Sibetan di Kecamatan Bebandem, Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa di Kecamatan Karangasem, Taman Tirtagangga serta Jemeluk di Kecamatan Abang, Tenganan serta Padang Bai di Kecamatan Manggis, Tulamben di Kecamatan Kubu. Wisata budaya sebagaimana daerah Bali pada umumnya masih manjadi andalan Karangasem, selain wisata alam, agro dan tirta. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Karangasem sebanyak 219.256 orang, dan wisatawan lokal berjumlah 74.021 orang selama tahun 2009. Peluang dan prospek bisnis Bisnis yang potensial dikembangkan di Kabupaten Karangasem adalah terkait dengan sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta industri kecil dan pariwisata. Beberapa kegiatan tersebut antara lain: 1. Pembangunan pabrik pengolahan kacang tanah pasca panen. Potensi pengembangan komoditi kacang tanah ini berada di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. 2. Pengembangan ternak sapi potong. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan sapi potong sekitar 22.579 ha yang tersebar di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. 3. Pengembangan pembibitan dan penggemukan ternak babi di seluruh kecamatan di Kabupaten Karangasem. 4. Pengembangan ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. Sedangkan untuk ayam ras petelur di Kecamatan Manggis dan Karangasem. 5. Pengembangan ternak kambing di Kecamatan Rendang dan Selat. 6. Pengembangan penangkapan ikan tuna. Potensi ikan tuna di Kabupaten Karangasem sebesar 25 ribu ton, yang tersebar di sepanjang perairan laut Bali timur dan Nusa Tenggara Barat. Selama ini, penangkapan ikan tuna hanya dilakukan oleh sekitar 4.100 orang nelayan dengan peralatan tradisional dan kurang memadai, sehingga produksi maksimal yang bisa dihasilkan adalah 8.500 ton setahun. 7. Pengembangan budidaya kerang mutiara di pantai Desa Laba Sari, Kecamatan Abang dan Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Luas wilayah yang bisa dimanfaatkan dari kedua desa itu sekitar 10 ha. Budidaya ini telah didukung oleh sarana dan prasarana seperti laboratorium, dan sarana pembenihan tiram, long line serta pocket net. 8. Pengembangan budidaya ikan kerapu di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, serta di Pantai Amed, Kecamatan Abang, dengan total areal seluas dua ha. 15
  • 19. 9. Pengembangan budidaya rumput laut di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, serta di Desa Sukadana dan Desa Baturinggit yang ada di Kecamatan Kubu, dengan luas areal sekitar 27,5 ha. 10. Pengembangan budidaya salak gula pasir, dan kemitraan pengolahan buah salak menjadi produk- produk olahan, seperti dodol salak, wine salak, kripik salak, salak kering, dan lain-lain. 11. Pengembangan industri kerajinan anyaman ate, kerajinan kayu (patung antik dan primitif), kerajinan perak dan tenun ikat. 12. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di Kawasan Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem dengan view menghadap ke Selat Lombok yang sangat indah dengan luas areal 476,26 ha. 13. Pengembangan budidaya perikanan darat (gurame, kaper, udang, dan lele), serta kemitraan pemasaran menyasar pasar pariwisata dan ekspor di Desa Padangkerta, Kecamatan Karangasem. 14. Pengembangan kemitraan pemasaran Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem sebagai objek wisata budaya dalam bentuk paket, serta kemitraan pemasaran produk-produk industri kerajinan masyarakat Budakeling untukmenyasar pasar pariwisata dan ekspor. 15. Pengembangan budidaya Tanaman Albicia (bahan baku patung asmat) di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, serta kemitraan pemasaran hasil kerajinan patung asmat masyarakat setempat. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou rce=web&cd=6&cad=rja&ved=0CDgQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.pps.unud.ac.id%2Fthesis% 2Fpdf_thesis%2Funud-152-2027079059- bab%2520v%2520gambaran%2520umum%2520daerah%2520penelitian.pdf&ei=3vuNUIO2HIa4rAet jYDoBA&usg=AFQjCNH0s8SWHao80yr8-CWuyLeh40x1HQ 16
  • 20. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Tempat dilakukannya Praktikum Perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah ini yaitu daerah sekitar Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura). Sedangkan waktu dilaksanakannya praktikum ini adalah pada Sabtu, 20 Oktober 2012, pukul 7.30-selesai. 3.2 Alat dan Bahan Alat :  Altimeter.  Abney level. Bahan :  Foto udara atau citra landsat.  Peta rupa bumi/topografi.  Peta-peta penunjang : peta tata ruang, peta tanah, peta iklim, kemiringan lereng, aksebilitas, hidrogeologi. Cara Kerja  Membuat rencana kerja dan urutan kunjungan ke lokasi yang telah ditentukan.  Cari data, kemudian diidentifikasi dan deskripsi awal sumberdaya wilayah.  Gambar peta sumberdaya wilayah yang meliputi peta : hidrogeologi, perencanaan tata ruang, peta tanah, geologi, agroklimat, penggunaan lahan dan aksesibilitas.  Pengamatan langsung di lapangan. 17
  • 21. BAB IV PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan 4.1 Keadaan atau diskripsi dilapangan potensi sumberdaya wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dibandingkan dengan data dipeta: Hasil pengamatan sumberdaya wilayah daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga : No Data Sumberdaya Data di peta Kondisi dilapangan Alam 1 Ketinggian tempat 30m dpl (m) dml 2 Zona agroklimat Menurut Oldeman: tipe D3; BB (3-4), BK (4-6), Kering-sangat kering, agak basah, dan tipe D4; BB (3-4), BK (7-9). basah. Menurut Schmit-Ferguson: tipe E: agak kering, D: sedang, C: agak basah. 3 Geologi Tpva: formasi asah, lava, breksi gunung api, dan tuf Kebanyakan dari batuan gunung berapi batu apung, bersisipan batuan sedimen (gunung agung). gampingan. Qpbb: batuan gunung api kelompok buyan-bratan dan batu: terutama tuf dan lahar. Qvbb: batuan gunung api kelompok buyan-bratan purba: breksi gunung api dan lava setempat/tuf. Qhva:batuan gunung agung: aglomerat,tuf,lava,lahar dan ignimbrite sebagai hasil kegiatan gunung agung yang masih giat. 4 Hidrogeologi 1. Daerah air tanah langka (kubu tambahan). Tidak diamati 2. Setempat aquifer dengan produktifitas sedang. Aquifer tidak menerus,tipis dengan keterusan rendah; debit sumur umumnya kurang dari 5 l/dtk (tejakula). 3. Aquifer dengan produktifitas sedang dan penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan beragam; kedalaman muka air tanah umumnya dalam; debit sumur umumnya kurang dari 5 l/dtk (kubu). 4. Aquifer produktif sedang, aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran larutan; debit muka air beragam dalam kisaran yang sangat besar, yang terbesar mencapai lebih dari 500 l/dtk (tanjung bungkulan). 5. Setempat aquifer produktif, aquifer dengan keterusan sangat beragam; umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah; setempat mata air dapat diturap (tirta gangga). 5 Jenis tanah/tekstur Symbol 8 : Macam tanah: regosol coklat. Bahan Tidak diamati tanah induk: abu vulkan intermedier. Fisiografi: kerucut volkan. Bentuk wilayah: bergelombang-bergunung. Symbol 6 : Macam tanah: regosol kelabu. Bahan 18
  • 22. induk: abu vulkan intermedier. Fisiografi: kerucut volkan. Bentuk wilayah: bergelombang-bergunung, melandai. Symbol 15: Macam tanah: latosol coklat kemerahan dan litosol. Fisiografi: lunggu volkan. Bentuk wilayah: berbukit-bergunung sangat tertoreh. Symbol 7 : Macam tanah: regosol kelabu. Bahan induk: abu vulkan intermedier. Fisiografi: fan volkan. Bentuk wilayah: melandai sampai berombak. 6 Kemiringan 0-3% lereng/relief 7 Penggunaan lahan Kebun, pertanian lahan kering semusim, tanah Kebun(kelapa, mangga, nangka, aren, utama/vegetasi terbuka, padang, persawahan, perairan darat. rambutan), pertanian lahan basah (daerah Tirta Gangga dengan vegetasi padi, ketela rambat), tanah terbuka, padang (ditumbuhi pohon intaran), perairan darat (sungai kecil disekitar daerah Tirta Gangga) 8 Peruntukan lahan Tanaman perkebunan/tanaman keras, hutan Tanaman perkebunan (daerah Kubu produksi, hutan lindung, rawan bencana gunung Tambahan), hutan lindung (Kubu-Tirta berapi, kawasan pariwisata, pemukiman. Gangga), rawan bencana gunung berapi (Kubu Tambahan), kawasan pariwisata (pantai Lovina, Tirta Gangga), pemukiman (tersebar disepanjang wilayah Kubu Tambahan dan beberapa di daerah Tirta Gangga) 9 Kelas rumah Semi permanan, permanen 10 Aksesibilitas Jalan kolektor, jalan arteri. Jalan kolektor, jalan arteri. Potensi sumberdaya alam yang ada dipeta sumberdaya wilayah tahun 2000 tidak jauh berbeda dengan kondisi riil dilapangan tahun 2012, karena kondisi iklim, aksesibilitas dan pertumbuhan penduduk yang rendah menyebabkan perkembangan wilayahnya terhambat. 4.2 Kondisi nyata pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura): Pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan Singaraja jika dilihat masih sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah di sebelahnya seperti Tabanan. Singaraja merupakan salah satu kabupaten yang berada dibagian Utara pulau Bali yang memiliki aksesibilitas jauh dari pusat kota (Denpasar). Salah satu kelemahan atau kekurangan yang menjadi kendala berkembangnya daerah ini yaitu keadaan iklim yang kering sampai sangat kering atau bulan basah<bulan kering dan aksesibilitasnya. Iklim yang cenderung kering dan kurangnya akses air untuk bidang pertanian membuat hanya sedikit tanaman yang dapat dibudidayakan didaerah tersebut sehingga masih banyak lahan yang kosong atau tidak terpakai. Keadaan tanah yang masih miskin dan berbatu menambah buruk keadaan wilayahnya. Aksesibilitas yang jauh dari pusat kota (Denpasar) dan rute yang berliku- liku (dengan kemiringan lereng yang ekstrim) menyebabkan pengembangan wilayahnya terhambat. Meskipun banyak jalan yang dapat ditempuh untuk sampai ke daerah Kubu Tambahan, namun untuk sampai kesana memerlukan waktu dan tenaga yang lebih, sehingga membuat para investor maupun 19
  • 23. wisatawan jarang ingin berinvestasi dan berkunjung kesana. Keadaan iklim dan aksesibilitas yang kurang memadai menyebabkan kondisi lahan untuk bidang pertanian tidak dapat digunakan secara maksimal dan pengembangan daerah menjadi terhambat. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi masyarakat baik dari segi ekonomi maupun sosialnya menjadi terganggu. Kondisi ekonomi masyarakat setempat dapat dilihat dari kelas rumah yang mereka miliki. Meskipun sebagian besar rumah penduduk merupakan bangunan permanen, namun keadaannya masih sangat sederhana dan kumuh. Kondisi lingkungan dan ekonomi yang demikian pastinya akan menimbulkan masalah social seperti timbulnya kecemburuan social pada daerah-daerah atau kota disebelahnya yang lebih subur atau berkembang. Pembangunan yang paling nyata yang dapat dirasakan yaitu dengan adanya akses jalan utama yang cukup baik sehingga memudahkan dalam berhubungan dengan kota disebelahnya. Sedangkan pengembangan wilayah pada daerah Tirta Gangga sudah cukup berkembang, dapat dilihat dari keadaan iklim yang lebih baik daripada daerah Kubu Tambahan sehingga penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian jauh lebih sesuai. Meskipun aksesibilitasnya juga cukup jauh dari pusat kota (Denpasar) namun daerah Tirta Gangga masih memiliki potensi dibidang pariwisatanya. Keadaan ekonomi penduduknya juga jauh lebih baik dari Kubu Tambahan karena mereka masih memiliki lahan yang dapat digarap. 4.3 Solusi yang dapat diberikan untuk memajukan pembangunan dan pengembangan wilayah di sekitar daerah Kubu Tambahan (Singaraja) sampai Tirta Gangga (Amlapura) jika dilihat dari potensi sumberdaya wilayah yang dimiliki: Berdasarkan kondisi potensi yang dimiliki oleh daerah Kubu Tambahan dan peraturan tataruang yang berlaku didaerah tersebut maka, adapun solusi yang dapat diberikan yaitu dari penggunaan lahannya dapat dikembangkan sektor pertanian dalam arti luas yaitu perkebunan (dengan jenis vegetasi tanaman tahunan seperti kelapa, mangga, rambutan, nangka, tembakau, kakao dan tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi), dan perikanan. Sektor lain yang masih mungkin untuk dikembangkan disana yaitu sektor industri rumah tangga (berbagai macam kerajinan tangan atau industri makanan yang diolah dari hasil tanaman perkebunan) dan pariwisatanya. Jenis objek pariwisata yang dapat ditawarkan yaitu wisata budaya, yang memberikan gambaran kehidupan masyarakat lokal jaman dahulu. Selain itu wisata perairan laut atau pantainya juga dapat dikembangkan melihat arus atau ombak di laut tersebut tidak terlalu besar. Untuk peruntukan lahan lainnya seperti daerah rawan bencana gunung berapi yang statusnya masih baru, bahan material yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau dijual sebagai bahan dasar bagunan seperti batu-batu dan pasir. Untuk daerah Tirta Gangga, pada dasarnya memang merupakan salah satu objek wisata di kabupaten Karangasem. Untuk sektor pertanian jika dilihat dari kondisi lahan yang cukup subur dan 20
  • 24. peruntukan lahannya yang memang untuk bidang pertanian seharusnya masih dapat dikembangkan berbagai jenis komoditas tanaman pangannya seperti padi, jagung, jambu mete dan lain-lain. 21
  • 25. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan  Potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga yaitu masih banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.  Daerah Kubu Tambahan-Tirta Gangga merupakan salah satu daerah yang rawan bencana letusan gunung berapi.  Pengembangan wilayah yang dapat dilakukan yaitu dengan mengembangkan pertanian dalam arti luas, sektor industri dan pariwisata perairan laut. 5.2 Saran  1. Sebaiknya praktikum lebih banyak melakukan pemberhentian pada daerah pengamatan agar hasil analisa lebih baik. 22
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Peta hidrogeologi skala 1:250.000 tahun 2000 Peta rencana tata ruang skala 1:650.000 tahun 2000 Peta tanah skala 1:250.000 tahun 1970 Peta aksesibilitas skala 1:250.000 tahun 2000 Peta geologi skala 1: 250.000 tahun 2000 Peta agroklimat Oldeman, dan Schmit-ferguson skala 1:250.000 tahun 2000 Peta penggunaan lahan skala 1:250.000 tahun 2000 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou rce=web&cd=3&cad=rja&ved=0CCgQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream %2Fhandle%2F123456789%2F53475%2FBAB%2520IV%2520Gambaran%2520Umum%2520Lokasi %2520Penelitian.pdf%3Fsequence%3D5&ei=3vuNUIO2HIa4rAetjYDoBA&usg=AFQjCNFm6YXV S6u5J5ISeiax76iUFmkxWg akses 29 Oktober 2012 http://bulelengkab.go.id/v1/index.php/2012-04-03-06-05-52/2012-04-03-06-08-28 akses 31 Oktober 2012 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=gambaran+umum+keadaan+wilayah+buleleng+timur&sou rce=web&cd=6&cad=rja&ved=0CDgQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.pps.unud.ac.id%2Fthesis% 2Fpdf_thesis%2Funud-152-2027079059- bab%2520v%2520gambaran%2520umum%2520daerah%2520penelitian.pdf&ei=3vuNUIO2HIa4rAet jYDoBA&usg=AFQjCNH0s8SWHao80yr8-CWuyLeh40x1HQ akses 31 Oktober 2012 Lanya Indayati, dkk.2012.Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah.Konsentrasi Ilmu Tanah dan Lingkungan Prodi S1 Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.Denpasar. 23