SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan
                               Nirkabel
                             Emy Haryatmi dan A. Benny Mutiara
                      Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
                       JL Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Depok
                           E-mail: amutiara@staff.gunadarma.ac.id

                                           Abstraksi
Jaringan nirkabel berkembang dengan pesat di seluruh dunia dengan digunakannya dalam
berbagai aplikasi. Agar dapat bekerja dengan baik, kinerja jaringan nirkabel sangat tergantung
dari konfigurasi pada Physical Layer (PHY) seperti propagasi, antena, jarak antara transmitter -
receiver dan sebagainya. Propagasi yang digunakan dapat digunakan diantaranya adalah
propagasi Free Space dan propagasi Two Ray Ground. Selain itu juga terdapat dua metode
yang dapat diimplementasikan pada jaringan nirkabel, yaitu metode basic access dan RTS/CTS.
Untuk dapat membandingkan penggunaan kedua metode dalam dua propagasi tersebut diatas,
simulasi digunakan sebagai alat pembanding dimana tolak ukurnya adalah throughput, data
yang dibuang (drop) dan kanal efisiensi. Kinerja dari jaringan nirkabel dapat dilihat pada ketiga
kondisi tersebut.
Hasil dari simulasi dengan topologi yang digunakan memperlihatkan bahwa penggunaan
propagasi Two Ray Ground dengan metode basic access memberikan hasil terbaik diantara
penggunaan propagasi dan metode yang lain dengan nilai throughput, kanal efisiensi dan
jumlah bit yang terbuang tidak lebih dari 0.30 Mbps, 10 % dan 1800 bit tiap detiknya.

Kata Kunci: Jaringan Nirkabel, NS2, Bandwidth, Propagasi


I. PENDAHULUAN


Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia.
Perkemban gannya sendiri terus berlanjut tiap tahunnya. Banyak peneliti di seluruh dunia selalu
mencoba untuk menemukan teknologi baru di bidang ini dengan terus membenahi kekurangan
yang ditemukan dari penemuan sebelumnya. Salah satu bidang dalam telekomunikasi yang
saat ini sedang banyak digunakan oleh masyarakat luas adalah Jari ngan Nirkabel (WLAN).
Jaringan Nirkabel ini telah berkembang dengan pesat dimana contoh dari jari ngan ini adalah
komunikasi data dengan        menggunakan      infra merah (IrDa) dan Bluetooth. Karena
kemampuannya dalam pengiriman data, man usia di seluruh dunia menggunakannya dalam
berbagai aplikasi yang berkaitan dengan jaringan nirkabel dimana salah satunya adalah
penggunaannya dala m komunikasi data. Untuk mengatasi perkembanga n penggunaan
komunikasi data dengan jaringan nirkabel, diharapkan jaringan komunikasi di masa mendatang
dapat menggunakan jari ngan nirkabel dengan lebih baik dalam area lokal maupun area yang
luas.
Jaringan nirkabel dibakukan penggunaannya oleh IEEE. Dalam perkembangannya di bidang
telekomunikasi, studi grup 802.11 didirikan dibawah proyek IEEE 802 untuk dapat membuat
satu standar internasional yang baku yang dapat digunakan di seluruh dunia. Standardisasi
802.11 selalu diperbaharui dan dikembangkan dalam standardisasi 802.11b dimana
menyediakan spesifikasi yang lebih baik mengenai Medium Access Control (MAC) dan Physical
Layer (PHY) untuk jaringan nirkabel yang merupakan hal penting ketika akan membangun suatu
jaringan nirkabel. Standardisasi 802.11b menyediakan tingkat laju data yang baru pada physical
layernya yaitu 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Kedua laju data ini diharapkan dapat memberikan kinerja
yang lebih baik jika dibandingkan dengan laju data sebelumnya pada 802.11 yaitu 1 Mbps dan 2
Mbps.
Dalam pengiriman data pada jaringan nirkabel banyak yang perlu diperhatikan seperti jumlah
node yang digunakan, jarak antar node, propagasi yang digunakan dan sebagainya. Paper ini
akan mengulas pengaruh propagasi bagi pengiriman data terhadap kinerja jaringan nirkabel
dengan menggunakan metode basic access dan RTS/CTS.
Paper ini memfokuska n pada dua keadaa n : (1) Mengamati kinerja throughput, ka n al efisiensi
da n jumlah bit ya n g terbua n g ya n g dihasilka n dari simulasi denga n menggunaka n empat laju
data (data rate) ya n g disediaka n oleh sta n dardisasi jar i nga n nirkabel. Simulasi dilakuka n
denga n menggunaka n dua propagasi ya n g berbeda yaitu propagasi Two Ray Ground dan
Free Space ya n g mengimplementasikan dua metode yaitu metode basic access dan RTS/CTS;
dan (2) Membandingkan dan menganalisa hasil simulasi tersebut. Dalam pelaksanaan simulasi
terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu tidak adanya stasiun yang tidak dikenali oleh
stasiun lainnya, hanya ada satu stasiun yang aktif yang mengirimkan data dalam semua siklus
pengiriman data dimana stasiun yang lain hanya dapat menerima data dan menyediakan
acknowledgement, kondisi jalur yang ideal, waktu simulasi, jumlah byte yang dikirimkan dan
jumlah stasiun pada kedua propagasi adalah sama.
Paper diorganisasikan sebagai berikut: bagian II akan dibahas secar singkat mengenai teori
terkait propagasi, dilanjutkan pada bagian berikutnya metodologi yang digunakan. Bagian IV
menyangkut analisis topologi diikuti hasil dan diskusi.
II. TEORI
II.1 Arsitektur Jaringan Nirkabel
Standardisasi 802.11 mendefinisikan tiga jenis dari topologi jaringan nirkabel seperti Basic
Service Set (BSS), Independent Basic Service Set (IBSS), dan Extended Service Set (ESS).
Pada topologi BSS, stasiun yang berada dala m satu area dapat berkomunikasi satu sama lain
yang memiliki paling sedikit dua stasiun dala m satu BSS. Stasiun yang tidak termasuk dalam
area tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan stasiun yang berada dalam BSS. Topologi
yang kedua adalah IBSS, dimana pada topologi ini terdiri dari lebih dari dua BSS topologi.
Stasiun dala m area IBSS dapat saling berkomunikasi secara langsung dala m kondisi ad hoc,
peer-to-peer, full-mesh atau partial-mesh. Pada topologi yang terakhir yaitu ESS, terdiri dari satu
set atau lebih BSS topologi dimana membentuk satu subnetwork. ESS topologi ini dapat
dihubungkan dengan menggunakan kabel atau nirkabel sebagai penyangganya (backbone).
Gambar di bawah mendeskripsikan semua topologi dal a m topologi nirkabel ('Part 11: Wireless
LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification, IEEE 802.11
Standard' 1999).
Standardisasi IEEE 802.11 juga mendefinisikan dua model dari jaringan nirkabel. Model dari
jaringan nirkabel tersebut adalah jaringan a d h o c dan jaringan infrastruktur. Pada jaringan ad
hoc, konfigurasinya adalah peer-to-peer dimana tidak ada satu stasiunpun yang berfungsi
sebagai server. Jaringan ini biasanya digunakan pada keadaan sementara, sebagai contoh, dua
orang yang berada dala m suatu kantor ingin bertukar informasi dengan menggunakan laptop.
Namun, jaringan ini tidak dapat berkomunikasi dalam area yang besar (Nedeltchev 2001).
Model infrastruktur merupakan suatu grup dari jaringan nirkabel atau BSS yang dihubungkan
dengan kabel atau nirkabel sebagai penyangganya. Model ini terdiri dari paling sedikit satu
stasiun dimana bertindak sebagai akses p o i n t yang akan dihubungkan dengan penyangga.
Suatu akses point (AP) adalah stasiun dimana menghubungkan semua stasiun dalam suatu
grup dari jaringan nirkabel ke sistem distribusi. Keuntungannya, stasiun yang lain yang berada
pada BSS yang berbeda dapat saling berkomunikasi dengan adanya penyangga (Nedeltchev
2001).


II.2 Hal yang Dibutuhkan dalam Jaringan Nirkabel
Banyak hal sangat dibutuhkan dalam pembangunan suatu jaringan nirkabel (Nicopoliditis,
Papadimitriou & Pomportsis 2000; Stallings 2004). Beberapa dari hal tersebut merupakan hal
yang penting yang harus digunakan untuk mendapatkan kapasitas yang tinggi, kemampuan
berkomunikasi dalam jarak dekat, kemampuan untuk melaksanakan b r o a d c a s t dan koneksi
yang tinggi antara stasiun. Hal yang dibutuhkan antara lain :
1) Throughput, 2) Jumlah stasiun yang berada dalam jaringan nirkabel, 3) Koneksi ke
penyangga jaringan kabel, 4) Area yang dapat dijangkau 5) Pemakaian daya, 6)Keamanan dan
kehandalan, 7) Roa mi ng, 8 ) Topologi yang dinamik, 9) Penempatan jaringan operasi dalam
daerah yang sama.


II.3 Radio Propagasi
II.3.1 Propagasi Free Space
Model Propagasi Free Space digunakan untuk memperkirakan kekuatan sinyal yang diterima
ketika transmitter dan receiver tidak memiliki penghalang antara mereka (clear, unobstructued
line-of-sight). Contoh komunikasi yang menggunakan propagasi ini adalah komunikasi satelit
dan microwave line-of-sight radio. Dengan penggunaan propagasi ini pada skala yang besar,
propagasi ini memprediksikan bahwa kekuatan power yang diterima menurun sejalan dengan
kenaikan power pada jarak antara transmitter dan receiver (T-R separation). Power free space
diterima oleh antena receiver yang dipisahkan dari antena transmitter disimbolkan dengan d,
yang diberikan oleh rumus berikut :
                                   Pr (d) = PtGtGrλ2/((4π)2d2L)
dimana, Pt adalah power yang ditransmisikan, P r(d) adalah power yang diterima dimana
merupakan fungsi dari T-R separation, Gt adalah tegangan antena pada transmiter, d adalah
jarak T-R separation dalam meter, L adalah loss factor sistem yang tidak berhubungan dengan
propagasi (L ≥ 1), dan X adalah panjang gelombang dalam meter. Dimana λ= c/f = 2πc/ωc , f
adalah frekuensi carrier dalam Hertz, ωc adalah frekuensi carrier dalam radian per detik, dan c
adalah kecepatan cahaya dalam meter per detik. Nilai Pt dan Pr harus memiliki satuan yang
sama sedangkan Gt dan Gr tidak memiliki satuan. Nilai losses L (L ≥ 1) biasanya dikarenakan
adanya atenuasi pada jalur transmisi, filter losses dan antena losses dalam sistem komunikasi.
Nilai L = 1 mengindikasikan tidak adanya loss dalam sistem perangkat keras. Model free space
biasanya merepresentasikan daerah komunikasi yang berada disekitar / lingkaran transmitter.
Jika receiver berada di lingkaran tersebut, semua paket akan diterima. Selain itu, paket tersebut
akan tidak mungkin diterima.


II.3.2 Propagasi Refleksi Two Ray Ground
Dalam mobile radio channel, single direct path antara base station dan mobile terkadang
hanya peralatan fisik biasa untuk propagasi dan rumus pada free space kurang akurat jika
dalam penggunaannya berdiri sendiri. Model propagasi Two Ray Ground merupakan model
yang berguna karena berdasar pada optik geometri dan dapat digunakan untuk direct path dan
refleksi dari ground antara transmitter dan receiver. Model ini dirasa sangat akurat untuk
memperkirakan kekuatan sinyal dalam skala luas dengan jarak beberapa kilometer untuk sistem
m o b i l e r a d i o dengan menggunakan m e n a r a yang tinggi. P o w e r yang diterima dengan
jarak d diberikan oleh :
                                     Pr (d) = PtGtGrht2 hr2 /(d4L)
dimana ht dan hr adalah tinggi dari antena transmitter dan receiver, nilai L diasumsikan sama
dengan nilai L pada propagasi free space, L = 1. Untuk parameter yang lain, masih sama
dengan parameter pada propagasi free space. Berdasarakan rumus matematika diatas, p o w e r
l o s s lebih cepat hilang dibandingkan dengan rumus matematika pada model propagasi free
space ketika jaraknya bertambah. Namun, Model ini tidak memberikan hasil yang baik untuk
jarak yang terlalu dekat dikarenakan osilasi yang disebabkan oleh konstruktif dan destruktif yang
merupakan kombinasi dari model ini.


III. METODE
Network Simulator-2, dikenal sebagai NS-2, digunakan sebagai program untuk menjalankan
simulasi dari skenario jaringan nirkabel. NS-2 merupakan simulator jaringan diskrit dan simulator
yang berbasiskan object oriented. NS-2 mendukung banyak transport agent; routing; jaringan
kabel dan jaringan nirkabel; dan sebagainya. NS-2 menggunakan bahasa C++ dengan
memanfaatkan Otcl sebagai interface konfigurasinya. Alasan penggunaan dua bahasa
pemrograman pada NS-2 karena NS-2 memiliki banyak aplikasi yang berbeda dalam
implementasiannya. Pertama, karena NS-2 membutuhkan program yang dapat memanipulasi bit,
mengimplementasikan packet header, dan melakukan algoritma dengan set data yang besar.
Kedua, NS-2 membutuhkan program dengan parameter yang bervariasi atau mampu
menjalankan skenario dengan jaringan yang luas. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai NS-2
dapat mengakses website NS-2 yang tersedia dengan alamat pada (The Network Simulator ns-
2).
Program yang telah dibuat dengan menggunakan NS-2 biasanya disimpan dengan
extension .tcl dimana mengimplementasikan kode tcl. Setelah program tersebut dijalankan, hasil
dari program tersebut merupakan file dengan extension .tr. File in dinamakan trace file dimana
memberikan informasi lebih lanjut mengenai hasil dari simulasi. Semua keadaan dari hasil
simulasi tersebut dapat dilihat pada file ini seperti perjalanan paket dari satu stasiun ke stasiun
yang lain. Hasil simulasi dari file .tcl dapat pula dilihat pada file dengan extension .nam. File ini
biasa dinamakan Network Animator (Network Animator) dimana file ini sudah termasuk ke
dalam satu paket dari NS-2. Fungsi dari file ini adalah sebagai penggambaran dari suatu
skenario jaringan dalam simulasi seperti topologi, pengiriman paket dan variasi data yang
dipakai dalam NAM. Sebagai tambahan, file ini juga berisi informasi mengenai semua keadaan
pada simulasi ini. Namun, kelemahan dari animator ini adalah tidak mendukung perjalanan data
dari satu stasiun ke stasiun lainnya pada simulasi jaringan nirkabel. Karenanya, perkembangan
pada topologi jaringan nirkabel terus dilakukan dan diharapkan dapat diperbaiki secepatnya (Ns-
Manual).
Pengamatan hasil simulasi, pada file .tr, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Semua
informasi mengenai studi simulasi dikumpulkan dalam file ini. Karenanya harus diamati secara
cermat supaya data yang nantinya digunakan merupakan data yang tepat dan sesuai dengan
hasi simulasi.


IV. ANALISIS TOPOLOGI
Pada penelitian mengenai jaringan kabel ataupun nirkabel, dibutuhkan skenario jari ngan yang
akan digunakan. Skenario jari ngan tersebut dinamakan topologi jaringan, dimana pada
simulasi ini topologinya menggunakan dua stasiun sebagai jaringan kabel, tiga stasiun sebagai
jaringan nirkabel dan satu stasiun sebagai base station. Masing-masing stasiun memiliki
karakteristik yang berbeda. Untuk stasiun yan g digunakan pada jaringan kabel hal yang perlu
diperhatikan adalah dalam penentuan besar bandwidth, delay dan antrian yang aka n
digunakan pada jari ngan tersebut. Sebagai tambahan adalah posisi dari jaringan tersebut
apakah tegak lurus atau tidak. Berikut gambar topologi jaringan nirkabel yang digunakan




                           Gbr. 4.1. Topologi Jaringan Nirkabel
Topologi tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu : jaringan kabel, base station dan jaringan
nirkabel. Jaringan kabel terdiri dari dua stasiun yaitu W(0) dan W(1) dimana setiap stasiun harus
diset terlebih dahulu parameternya.


V. HASIL dan DISKUSI
Pada bagian ini akan ditampilkan beberapa contoh hasil simulasi jaringan nirkabel dengan NS-2


V.1 Propagasi Free Space
Hasil simulasi yang pert a m a adalah denga n menggunaka n Free Space sebagai propagasinya.
Pada penggunaan propagasi tersebut diterapkan pula dua metode yaitu metode basic access
dan RTS/CTS. Penelitian difokuskan pada besarnya throughput yan g dihasilkan dar i
penggunaa n laju data 1 Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Throughput adalah banyaknya
paket yang melewati media komunikasi dalam satuan bit per detik (Throughput).


V.1.1 Metode Basic Access
Penggunaan metode basic access pada simulasi yang pertama terdiri dari penggunaan laju
data sebesar 1 Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps dimana tiap simulasinya menggunakan
besar paket dari 100 byte sampai 1000 byte. Hasil simulasi pertama diberikan pada gambar
berikut :




               Gbr 5.1. Throughput Metode Basic Access Pada Propagasi Free Space
Pada gbr 5.1 terlihat bahwa throughput semakin meningkat dengan meningkatnya paket yang
dikirimkan. Namun, Jika membandingkan throughput dari laju data yang digunakan, terlihat
bahwa semakin besar laju data maka semakin besar pula througput yang dihasilkan. Sebagai
contoh, pada saat pengiriman paket sebesar 500 byte, throughput yang dihasilkan dengan
menggunakan laju data 1 Mbps hanya sebesar 0.60 Mbps. Namun dengan menggunakan laju
data 11 Mbps throughput yang dihasilkan adalah 1.59 Mbps.


V.1.2 Metode RTS/CTS




                Gbr 5.2. Throughput Metode RTS/CTS Pada Propagasi Free Space


Gbr. 5.2 menunjukkan performa dari penggunaan metode RTS/CTS pada propagasi Free Space.
Maksimal throughput yang dihasilkan pada metode ini adalah 3.88 Mbps apabila besar paket
yang dikirimkan sebesar 1000 byte. Performa dari metode ini semakin membaik dengan
digunakannya laju data yang semakin besar. Sebagai contoh, pada saat paket sebesar 500 byte
dikirimkan dengan menggunakan laju data sebesar 1 Mbps throughput yang dihasilkan hanya
sebesar 0.79 Mbps. Sedangkan apabila dengan menggunakan besar paket yang sama
dikirimkan menggunakan laju data 11 Mbps, besar throughput yang dihasilkan adalah sebesar
2.17 Mbps.
V.2 Propagasi Refleksi Two Ray Ground
Hasil simulasi yang kedua menggunakan propagasi Two Ray Ground dimana propagasi ini
merupakan propagasi yang menggunakan refleksi. Maksudnya adalah sinyal yang dikirimkan
tidak dapat langsung diteruskan tetapi dipantulkan terlebih dahulu oleh pembatas yang ada
didepannya. Sama seperti propagasi Free Space, pada propagasi ini juga diterapkan dua
metode yaitu metode basic access dan RTS/CTS dengan menggunakan laju data sebesar 1
Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Hasil simulasi juga masih difokuskan pada throughput
Sub bab berikut merupakan hasil dari simulasi.


V.2.1 Metode Basic Access




             Gbr 5.3. Throughput Metode Basic Access Pada Propagasi Two Ray Ground


Gbr. 5.3 menunjukkan throughput yang dihasilkan dari simulasi dengan menggunakan metode
basic access. Throughput yang dihasilkan dengan menggunakan laju data sebesar 11 Mbps
mencapai lebih dari 0.25 Mbps sedangkan dengan menggunakan laju data sebesar 1 Mbps
throughputnya hanya berkisar pada 0.06 Mbps ketika paket yang dikirimkan sebesar 1000 byte.


V.2.2 Metode RTS/CTS
Throughput yang dihasilkan dari simulasi dengan menggunakan metode RTS/CTS diberikan
oleh gambar 5.4. Berdasarkan gambar terlihat pengiriman paket dengan laju data sebesar 11
Mbps masih memberikan maksimum throughput sedangkan dengan laju data sebesar 1 Mbps
memberikan minimum throughput. Maksimum throughput dicapai sekitar 0.42 Mbps sedangkan
minimum throughput dicapai sekitar 0.27 Mbps ketika paket yang dikirimkan sebesar 1000 byte.




            Gbr 5.4. Throughput Metode RTS/CTS Pada Propagasi Two Ray Ground




VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi dengan topologi digunakan dimana nodenya berada pada koordinat
berikut :
$node_(2)     set Z_ 0.000000000000
$node_(2)     set Y_ 199.373306816804
$node_(2)     set X_ 591.256560093833
$node_(1)     set Z_ 0.000000000000
$node_(1)     set Y_ 345.357731779204
$node_(1)     set X_ 257.046298323157
$node_(0)     set Z_ 0.000000000000
$node_(0)     set Y_ 239.438009831261
$node_(0)     s e t X_ 83.364418416244

Propagasi dan metode yang tepat untuk digunakan dengan topologi tersebut adalah propagasi
Two Ray Ground dengan metode basic access dimana dengan menggunakan propagasi dan
metode tersebut throughput yang dihasilkan tidak lebih dari 0.30 Mbps, kanal efisiensi
maksimal sebesar 8 % dan paket yang dibuang hanya 1760 bit per detik. Hasil tersebut
merupakan hasil terbaik berdasarkan simulasi yang telah dilakukan dengan skenario yang telah
ditentukan.




DAFTAR PUSTAKA
[1] Nedeltchev, P. 2001, Wireless Local Area Networks and the 802.11 Standard,
    Available:[www.cisco.com/ warp/public/784/packet/jul01/pdfs/whitepaper.pdf].

[2] Network Animator, Available: [http://www.isi.edu/nsnam/nam/]

[3] The Network Simulator ns-2, Available: [www.isi.edu/nsnam/ns].

[4] Nicopoliditis, P., Papadimitriou, G. I. & Pomportsis, A. S. 2000, 'Review: Design Alternative
    for Wireless Local Area Networks', International Journal of Communication Systems, vol. 14,
    pp. 1 - 42.

[5] NS2 Tutorial, Available: [http://nile.wpi.edu/NS/].

[6] Ns-Manual, Available: [www.isi.edu/nsnam/ns/ns-documentation.html].

[7] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY)
    Specification, IEEE 802.11 Standard'1999.

[8] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY)
    Specification: High-Speed Physical Layer Extension in the 2.4 GHz band, IEEE Standard
    802.11b'1999.

[9] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY)
    Specification: High-Speed Physical Layer in 5 GHz Band, IEEE Standard 802.11a'1999.

[10]   Stallings, W. 2002, Wireless Communications and Networks, First edn, Prentice Hall,
    Upper Saddle River, New Jersey.

[11]   Stallings, W. 2004, Data Communications, Seventh edn, Pearson Prentice Hall, United
    State of America.

[12]   Throughput, Available: [http://www.atis.org/tg2k/_throughput.html].

[13]   Xiao, Y. & Rosdahl, J. 2002, 'Throughput and Delay Limits of IEEE 802.11', IEEE
    Communications Letters, vol. 6, no. No.8, pp. 355-357. Retrieved: 16 April 2003, from IEEE
    database.

[14]   Zhu, H. & Chlamtac, I. 2003, A n A n a l y t i c a l M o d e l f o r I E E E 802.11e E D C F
    Diferential S e r v i c e , Available: [www.utdallas.edu/~zhuhua/publications/icccn03.pdf].




                                                                                  71
                                                                                   2

More Related Content

What's hot

Topologi jaringan local lan
Topologi jaringan local lanTopologi jaringan local lan
Topologi jaringan local lanMukhali Vansury
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...Google
 
Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9rantinty
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabel
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabelSIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabel
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabelLaurissa DewiP
 
Makalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataMakalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataYudha Pangestu
 
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabel
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabelSim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabel
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabelElsyJ57
 
Jaringan komputer (diza)
Jaringan komputer (diza)Jaringan komputer (diza)
Jaringan komputer (diza)haerani Che
 
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerMiswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputerbelajarkomputer
 
Pengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataPengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataAnindia Septa
 
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerRifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputerbelajarkomputer
 
Materi jaringan
Materi jaringanMateri jaringan
Materi jaringannichafero
 

What's hot (15)

Topologi jaringan local lan
Topologi jaringan local lanTopologi jaringan local lan
Topologi jaringan local lan
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Telekomunikasi, Inter...
 
Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9Latihan dan tugas mandiri 9
Latihan dan tugas mandiri 9
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabel
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabelSIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabel
SIM Laurissa, Hapzi Ali,Telekomunikasi,internet,danteknologi nirkabel
 
Makalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataMakalah komunikasi data
Makalah komunikasi data
 
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabel
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabelSim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabel
Sim, elsy juliani, hapzi ali, telekomunikasi, internet, teknologi nirkabel
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi data
 
Kelompok 10
Kelompok 10Kelompok 10
Kelompok 10
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
 
Jaringan komputer (diza)
Jaringan komputer (diza)Jaringan komputer (diza)
Jaringan komputer (diza)
 
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerMiswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Miswanto - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
 
Pengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi dataPengertian komunikasi data
Pengertian komunikasi data
 
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerRifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Rifko Yuliawan - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
 
Materi jaringan
Materi jaringanMateri jaringan
Materi jaringan
 

Similar to Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel

9 e = 2 tuti hartati sussi ok
9 e = 2 tuti hartati   sussi ok9 e = 2 tuti hartati   sussi ok
9 e = 2 tuti hartati sussi okEka Dhani
 
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabel
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabelHbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabel
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabelAgungAgungPangestu
 
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...Muhammad Ramadhan
 
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannya
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannyaIlmu jaringan komputer dan pengertiannya
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannyaseolangit4
 
Konsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputerKonsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputerashrinmasyhudi
 
2008 1-00339-if-bab 2
2008 1-00339-if-bab 22008 1-00339-if-bab 2
2008 1-00339-if-bab 2abezita
 
Makalah physical layer
 Makalah physical layer Makalah physical layer
Makalah physical layerSaiful Habib
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringancindyindriani
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringancindyindriani
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringancindyindriani
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringancindyindriani
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringancindyindriani
 
Konsep jaringan internet dan macam-macanya
Konsep jaringan internet dan macam-macanyaKonsep jaringan internet dan macam-macanya
Konsep jaringan internet dan macam-macanyaMuhammadZaimuddinSh
 

Similar to Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel (20)

9 e = 2 tuti hartati sussi ok
9 e = 2 tuti hartati   sussi ok9 e = 2 tuti hartati   sussi ok
9 e = 2 tuti hartati sussi ok
 
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabel
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabelHbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabel
Hbl14, agung pangestu, hapzi ali, telekomunikasi, internet dan nir kabel
 
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...
HBL14, Muhammad Rizal Ramadhan, Hapzi Ali modul telekomunikasi, internet dan ...
 
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannya
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannyaIlmu jaringan komputer dan pengertiannya
Ilmu jaringan komputer dan pengertiannya
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Konsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputerKonsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputer
 
Kelompok 10
Kelompok 10Kelompok 10
Kelompok 10
 
Jarkom kel 10
Jarkom kel 10Jarkom kel 10
Jarkom kel 10
 
2008 1-00339-if-bab 2
2008 1-00339-if-bab 22008 1-00339-if-bab 2
2008 1-00339-if-bab 2
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
 
Makalah physical layer
 Makalah physical layer Makalah physical layer
Makalah physical layer
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringan
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringan
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringan
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringan
 
Latar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringanLatar belakang dan sejarah jaringan
Latar belakang dan sejarah jaringan
 
Konsep jaringan internet dan macam-macanya
Konsep jaringan internet dan macam-macanyaKonsep jaringan internet dan macam-macanya
Konsep jaringan internet dan macam-macanya
 
etak
etaketak
etak
 

More from Materi Kuliah Online

Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 

More from Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Remote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motorRemote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motor
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel

  • 1. Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel Emy Haryatmi dan A. Benny Mutiara Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma JL Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Depok E-mail: amutiara@staff.gunadarma.ac.id Abstraksi Jaringan nirkabel berkembang dengan pesat di seluruh dunia dengan digunakannya dalam berbagai aplikasi. Agar dapat bekerja dengan baik, kinerja jaringan nirkabel sangat tergantung dari konfigurasi pada Physical Layer (PHY) seperti propagasi, antena, jarak antara transmitter - receiver dan sebagainya. Propagasi yang digunakan dapat digunakan diantaranya adalah propagasi Free Space dan propagasi Two Ray Ground. Selain itu juga terdapat dua metode yang dapat diimplementasikan pada jaringan nirkabel, yaitu metode basic access dan RTS/CTS. Untuk dapat membandingkan penggunaan kedua metode dalam dua propagasi tersebut diatas, simulasi digunakan sebagai alat pembanding dimana tolak ukurnya adalah throughput, data yang dibuang (drop) dan kanal efisiensi. Kinerja dari jaringan nirkabel dapat dilihat pada ketiga kondisi tersebut. Hasil dari simulasi dengan topologi yang digunakan memperlihatkan bahwa penggunaan propagasi Two Ray Ground dengan metode basic access memberikan hasil terbaik diantara penggunaan propagasi dan metode yang lain dengan nilai throughput, kanal efisiensi dan jumlah bit yang terbuang tidak lebih dari 0.30 Mbps, 10 % dan 1800 bit tiap detiknya. Kata Kunci: Jaringan Nirkabel, NS2, Bandwidth, Propagasi I. PENDAHULUAN Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia. Perkemban gannya sendiri terus berlanjut tiap tahunnya. Banyak peneliti di seluruh dunia selalu mencoba untuk menemukan teknologi baru di bidang ini dengan terus membenahi kekurangan yang ditemukan dari penemuan sebelumnya. Salah satu bidang dalam telekomunikasi yang saat ini sedang banyak digunakan oleh masyarakat luas adalah Jari ngan Nirkabel (WLAN). Jaringan Nirkabel ini telah berkembang dengan pesat dimana contoh dari jari ngan ini adalah komunikasi data dengan menggunakan infra merah (IrDa) dan Bluetooth. Karena kemampuannya dalam pengiriman data, man usia di seluruh dunia menggunakannya dalam berbagai aplikasi yang berkaitan dengan jaringan nirkabel dimana salah satunya adalah
  • 2. penggunaannya dala m komunikasi data. Untuk mengatasi perkembanga n penggunaan komunikasi data dengan jaringan nirkabel, diharapkan jaringan komunikasi di masa mendatang dapat menggunakan jari ngan nirkabel dengan lebih baik dalam area lokal maupun area yang luas. Jaringan nirkabel dibakukan penggunaannya oleh IEEE. Dalam perkembangannya di bidang telekomunikasi, studi grup 802.11 didirikan dibawah proyek IEEE 802 untuk dapat membuat satu standar internasional yang baku yang dapat digunakan di seluruh dunia. Standardisasi 802.11 selalu diperbaharui dan dikembangkan dalam standardisasi 802.11b dimana menyediakan spesifikasi yang lebih baik mengenai Medium Access Control (MAC) dan Physical Layer (PHY) untuk jaringan nirkabel yang merupakan hal penting ketika akan membangun suatu jaringan nirkabel. Standardisasi 802.11b menyediakan tingkat laju data yang baru pada physical layernya yaitu 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Kedua laju data ini diharapkan dapat memberikan kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan laju data sebelumnya pada 802.11 yaitu 1 Mbps dan 2 Mbps. Dalam pengiriman data pada jaringan nirkabel banyak yang perlu diperhatikan seperti jumlah node yang digunakan, jarak antar node, propagasi yang digunakan dan sebagainya. Paper ini akan mengulas pengaruh propagasi bagi pengiriman data terhadap kinerja jaringan nirkabel dengan menggunakan metode basic access dan RTS/CTS. Paper ini memfokuska n pada dua keadaa n : (1) Mengamati kinerja throughput, ka n al efisiensi da n jumlah bit ya n g terbua n g ya n g dihasilka n dari simulasi denga n menggunaka n empat laju data (data rate) ya n g disediaka n oleh sta n dardisasi jar i nga n nirkabel. Simulasi dilakuka n denga n menggunaka n dua propagasi ya n g berbeda yaitu propagasi Two Ray Ground dan Free Space ya n g mengimplementasikan dua metode yaitu metode basic access dan RTS/CTS; dan (2) Membandingkan dan menganalisa hasil simulasi tersebut. Dalam pelaksanaan simulasi terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu tidak adanya stasiun yang tidak dikenali oleh stasiun lainnya, hanya ada satu stasiun yang aktif yang mengirimkan data dalam semua siklus pengiriman data dimana stasiun yang lain hanya dapat menerima data dan menyediakan acknowledgement, kondisi jalur yang ideal, waktu simulasi, jumlah byte yang dikirimkan dan jumlah stasiun pada kedua propagasi adalah sama. Paper diorganisasikan sebagai berikut: bagian II akan dibahas secar singkat mengenai teori terkait propagasi, dilanjutkan pada bagian berikutnya metodologi yang digunakan. Bagian IV menyangkut analisis topologi diikuti hasil dan diskusi.
  • 3. II. TEORI II.1 Arsitektur Jaringan Nirkabel Standardisasi 802.11 mendefinisikan tiga jenis dari topologi jaringan nirkabel seperti Basic Service Set (BSS), Independent Basic Service Set (IBSS), dan Extended Service Set (ESS). Pada topologi BSS, stasiun yang berada dala m satu area dapat berkomunikasi satu sama lain yang memiliki paling sedikit dua stasiun dala m satu BSS. Stasiun yang tidak termasuk dalam area tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan stasiun yang berada dalam BSS. Topologi yang kedua adalah IBSS, dimana pada topologi ini terdiri dari lebih dari dua BSS topologi. Stasiun dala m area IBSS dapat saling berkomunikasi secara langsung dala m kondisi ad hoc, peer-to-peer, full-mesh atau partial-mesh. Pada topologi yang terakhir yaitu ESS, terdiri dari satu set atau lebih BSS topologi dimana membentuk satu subnetwork. ESS topologi ini dapat dihubungkan dengan menggunakan kabel atau nirkabel sebagai penyangganya (backbone). Gambar di bawah mendeskripsikan semua topologi dal a m topologi nirkabel ('Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification, IEEE 802.11 Standard' 1999). Standardisasi IEEE 802.11 juga mendefinisikan dua model dari jaringan nirkabel. Model dari jaringan nirkabel tersebut adalah jaringan a d h o c dan jaringan infrastruktur. Pada jaringan ad hoc, konfigurasinya adalah peer-to-peer dimana tidak ada satu stasiunpun yang berfungsi sebagai server. Jaringan ini biasanya digunakan pada keadaan sementara, sebagai contoh, dua orang yang berada dala m suatu kantor ingin bertukar informasi dengan menggunakan laptop. Namun, jaringan ini tidak dapat berkomunikasi dalam area yang besar (Nedeltchev 2001). Model infrastruktur merupakan suatu grup dari jaringan nirkabel atau BSS yang dihubungkan dengan kabel atau nirkabel sebagai penyangganya. Model ini terdiri dari paling sedikit satu stasiun dimana bertindak sebagai akses p o i n t yang akan dihubungkan dengan penyangga. Suatu akses point (AP) adalah stasiun dimana menghubungkan semua stasiun dalam suatu grup dari jaringan nirkabel ke sistem distribusi. Keuntungannya, stasiun yang lain yang berada pada BSS yang berbeda dapat saling berkomunikasi dengan adanya penyangga (Nedeltchev 2001). II.2 Hal yang Dibutuhkan dalam Jaringan Nirkabel Banyak hal sangat dibutuhkan dalam pembangunan suatu jaringan nirkabel (Nicopoliditis, Papadimitriou & Pomportsis 2000; Stallings 2004). Beberapa dari hal tersebut merupakan hal yang penting yang harus digunakan untuk mendapatkan kapasitas yang tinggi, kemampuan berkomunikasi dalam jarak dekat, kemampuan untuk melaksanakan b r o a d c a s t dan koneksi
  • 4. yang tinggi antara stasiun. Hal yang dibutuhkan antara lain : 1) Throughput, 2) Jumlah stasiun yang berada dalam jaringan nirkabel, 3) Koneksi ke penyangga jaringan kabel, 4) Area yang dapat dijangkau 5) Pemakaian daya, 6)Keamanan dan kehandalan, 7) Roa mi ng, 8 ) Topologi yang dinamik, 9) Penempatan jaringan operasi dalam daerah yang sama. II.3 Radio Propagasi II.3.1 Propagasi Free Space Model Propagasi Free Space digunakan untuk memperkirakan kekuatan sinyal yang diterima ketika transmitter dan receiver tidak memiliki penghalang antara mereka (clear, unobstructued line-of-sight). Contoh komunikasi yang menggunakan propagasi ini adalah komunikasi satelit dan microwave line-of-sight radio. Dengan penggunaan propagasi ini pada skala yang besar, propagasi ini memprediksikan bahwa kekuatan power yang diterima menurun sejalan dengan kenaikan power pada jarak antara transmitter dan receiver (T-R separation). Power free space diterima oleh antena receiver yang dipisahkan dari antena transmitter disimbolkan dengan d, yang diberikan oleh rumus berikut : Pr (d) = PtGtGrλ2/((4π)2d2L) dimana, Pt adalah power yang ditransmisikan, P r(d) adalah power yang diterima dimana merupakan fungsi dari T-R separation, Gt adalah tegangan antena pada transmiter, d adalah jarak T-R separation dalam meter, L adalah loss factor sistem yang tidak berhubungan dengan propagasi (L ≥ 1), dan X adalah panjang gelombang dalam meter. Dimana λ= c/f = 2πc/ωc , f adalah frekuensi carrier dalam Hertz, ωc adalah frekuensi carrier dalam radian per detik, dan c adalah kecepatan cahaya dalam meter per detik. Nilai Pt dan Pr harus memiliki satuan yang sama sedangkan Gt dan Gr tidak memiliki satuan. Nilai losses L (L ≥ 1) biasanya dikarenakan adanya atenuasi pada jalur transmisi, filter losses dan antena losses dalam sistem komunikasi. Nilai L = 1 mengindikasikan tidak adanya loss dalam sistem perangkat keras. Model free space biasanya merepresentasikan daerah komunikasi yang berada disekitar / lingkaran transmitter. Jika receiver berada di lingkaran tersebut, semua paket akan diterima. Selain itu, paket tersebut akan tidak mungkin diterima. II.3.2 Propagasi Refleksi Two Ray Ground Dalam mobile radio channel, single direct path antara base station dan mobile terkadang hanya peralatan fisik biasa untuk propagasi dan rumus pada free space kurang akurat jika dalam penggunaannya berdiri sendiri. Model propagasi Two Ray Ground merupakan model
  • 5. yang berguna karena berdasar pada optik geometri dan dapat digunakan untuk direct path dan refleksi dari ground antara transmitter dan receiver. Model ini dirasa sangat akurat untuk memperkirakan kekuatan sinyal dalam skala luas dengan jarak beberapa kilometer untuk sistem m o b i l e r a d i o dengan menggunakan m e n a r a yang tinggi. P o w e r yang diterima dengan jarak d diberikan oleh : Pr (d) = PtGtGrht2 hr2 /(d4L) dimana ht dan hr adalah tinggi dari antena transmitter dan receiver, nilai L diasumsikan sama dengan nilai L pada propagasi free space, L = 1. Untuk parameter yang lain, masih sama dengan parameter pada propagasi free space. Berdasarakan rumus matematika diatas, p o w e r l o s s lebih cepat hilang dibandingkan dengan rumus matematika pada model propagasi free space ketika jaraknya bertambah. Namun, Model ini tidak memberikan hasil yang baik untuk jarak yang terlalu dekat dikarenakan osilasi yang disebabkan oleh konstruktif dan destruktif yang merupakan kombinasi dari model ini. III. METODE Network Simulator-2, dikenal sebagai NS-2, digunakan sebagai program untuk menjalankan simulasi dari skenario jaringan nirkabel. NS-2 merupakan simulator jaringan diskrit dan simulator yang berbasiskan object oriented. NS-2 mendukung banyak transport agent; routing; jaringan kabel dan jaringan nirkabel; dan sebagainya. NS-2 menggunakan bahasa C++ dengan memanfaatkan Otcl sebagai interface konfigurasinya. Alasan penggunaan dua bahasa pemrograman pada NS-2 karena NS-2 memiliki banyak aplikasi yang berbeda dalam implementasiannya. Pertama, karena NS-2 membutuhkan program yang dapat memanipulasi bit, mengimplementasikan packet header, dan melakukan algoritma dengan set data yang besar. Kedua, NS-2 membutuhkan program dengan parameter yang bervariasi atau mampu menjalankan skenario dengan jaringan yang luas. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai NS-2 dapat mengakses website NS-2 yang tersedia dengan alamat pada (The Network Simulator ns- 2). Program yang telah dibuat dengan menggunakan NS-2 biasanya disimpan dengan extension .tcl dimana mengimplementasikan kode tcl. Setelah program tersebut dijalankan, hasil dari program tersebut merupakan file dengan extension .tr. File in dinamakan trace file dimana memberikan informasi lebih lanjut mengenai hasil dari simulasi. Semua keadaan dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada file ini seperti perjalanan paket dari satu stasiun ke stasiun yang lain. Hasil simulasi dari file .tcl dapat pula dilihat pada file dengan extension .nam. File ini biasa dinamakan Network Animator (Network Animator) dimana file ini sudah termasuk ke
  • 6. dalam satu paket dari NS-2. Fungsi dari file ini adalah sebagai penggambaran dari suatu skenario jaringan dalam simulasi seperti topologi, pengiriman paket dan variasi data yang dipakai dalam NAM. Sebagai tambahan, file ini juga berisi informasi mengenai semua keadaan pada simulasi ini. Namun, kelemahan dari animator ini adalah tidak mendukung perjalanan data dari satu stasiun ke stasiun lainnya pada simulasi jaringan nirkabel. Karenanya, perkembangan pada topologi jaringan nirkabel terus dilakukan dan diharapkan dapat diperbaiki secepatnya (Ns- Manual). Pengamatan hasil simulasi, pada file .tr, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Semua informasi mengenai studi simulasi dikumpulkan dalam file ini. Karenanya harus diamati secara cermat supaya data yang nantinya digunakan merupakan data yang tepat dan sesuai dengan hasi simulasi. IV. ANALISIS TOPOLOGI Pada penelitian mengenai jaringan kabel ataupun nirkabel, dibutuhkan skenario jari ngan yang akan digunakan. Skenario jari ngan tersebut dinamakan topologi jaringan, dimana pada simulasi ini topologinya menggunakan dua stasiun sebagai jaringan kabel, tiga stasiun sebagai jaringan nirkabel dan satu stasiun sebagai base station. Masing-masing stasiun memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk stasiun yan g digunakan pada jaringan kabel hal yang perlu diperhatikan adalah dalam penentuan besar bandwidth, delay dan antrian yang aka n digunakan pada jari ngan tersebut. Sebagai tambahan adalah posisi dari jaringan tersebut apakah tegak lurus atau tidak. Berikut gambar topologi jaringan nirkabel yang digunakan Gbr. 4.1. Topologi Jaringan Nirkabel
  • 7. Topologi tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu : jaringan kabel, base station dan jaringan nirkabel. Jaringan kabel terdiri dari dua stasiun yaitu W(0) dan W(1) dimana setiap stasiun harus diset terlebih dahulu parameternya. V. HASIL dan DISKUSI Pada bagian ini akan ditampilkan beberapa contoh hasil simulasi jaringan nirkabel dengan NS-2 V.1 Propagasi Free Space Hasil simulasi yang pert a m a adalah denga n menggunaka n Free Space sebagai propagasinya. Pada penggunaan propagasi tersebut diterapkan pula dua metode yaitu metode basic access dan RTS/CTS. Penelitian difokuskan pada besarnya throughput yan g dihasilkan dar i penggunaa n laju data 1 Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Throughput adalah banyaknya paket yang melewati media komunikasi dalam satuan bit per detik (Throughput). V.1.1 Metode Basic Access Penggunaan metode basic access pada simulasi yang pertama terdiri dari penggunaan laju data sebesar 1 Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps dimana tiap simulasinya menggunakan besar paket dari 100 byte sampai 1000 byte. Hasil simulasi pertama diberikan pada gambar berikut : Gbr 5.1. Throughput Metode Basic Access Pada Propagasi Free Space
  • 8. Pada gbr 5.1 terlihat bahwa throughput semakin meningkat dengan meningkatnya paket yang dikirimkan. Namun, Jika membandingkan throughput dari laju data yang digunakan, terlihat bahwa semakin besar laju data maka semakin besar pula througput yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada saat pengiriman paket sebesar 500 byte, throughput yang dihasilkan dengan menggunakan laju data 1 Mbps hanya sebesar 0.60 Mbps. Namun dengan menggunakan laju data 11 Mbps throughput yang dihasilkan adalah 1.59 Mbps. V.1.2 Metode RTS/CTS Gbr 5.2. Throughput Metode RTS/CTS Pada Propagasi Free Space Gbr. 5.2 menunjukkan performa dari penggunaan metode RTS/CTS pada propagasi Free Space. Maksimal throughput yang dihasilkan pada metode ini adalah 3.88 Mbps apabila besar paket yang dikirimkan sebesar 1000 byte. Performa dari metode ini semakin membaik dengan digunakannya laju data yang semakin besar. Sebagai contoh, pada saat paket sebesar 500 byte dikirimkan dengan menggunakan laju data sebesar 1 Mbps throughput yang dihasilkan hanya sebesar 0.79 Mbps. Sedangkan apabila dengan menggunakan besar paket yang sama dikirimkan menggunakan laju data 11 Mbps, besar throughput yang dihasilkan adalah sebesar 2.17 Mbps.
  • 9. V.2 Propagasi Refleksi Two Ray Ground Hasil simulasi yang kedua menggunakan propagasi Two Ray Ground dimana propagasi ini merupakan propagasi yang menggunakan refleksi. Maksudnya adalah sinyal yang dikirimkan tidak dapat langsung diteruskan tetapi dipantulkan terlebih dahulu oleh pembatas yang ada didepannya. Sama seperti propagasi Free Space, pada propagasi ini juga diterapkan dua metode yaitu metode basic access dan RTS/CTS dengan menggunakan laju data sebesar 1 Mbps, 2 Mbps, 5.5 Mbps dan 11 Mbps. Hasil simulasi juga masih difokuskan pada throughput Sub bab berikut merupakan hasil dari simulasi. V.2.1 Metode Basic Access Gbr 5.3. Throughput Metode Basic Access Pada Propagasi Two Ray Ground Gbr. 5.3 menunjukkan throughput yang dihasilkan dari simulasi dengan menggunakan metode basic access. Throughput yang dihasilkan dengan menggunakan laju data sebesar 11 Mbps mencapai lebih dari 0.25 Mbps sedangkan dengan menggunakan laju data sebesar 1 Mbps throughputnya hanya berkisar pada 0.06 Mbps ketika paket yang dikirimkan sebesar 1000 byte. V.2.2 Metode RTS/CTS Throughput yang dihasilkan dari simulasi dengan menggunakan metode RTS/CTS diberikan oleh gambar 5.4. Berdasarkan gambar terlihat pengiriman paket dengan laju data sebesar 11
  • 10. Mbps masih memberikan maksimum throughput sedangkan dengan laju data sebesar 1 Mbps memberikan minimum throughput. Maksimum throughput dicapai sekitar 0.42 Mbps sedangkan minimum throughput dicapai sekitar 0.27 Mbps ketika paket yang dikirimkan sebesar 1000 byte. Gbr 5.4. Throughput Metode RTS/CTS Pada Propagasi Two Ray Ground VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi dengan topologi digunakan dimana nodenya berada pada koordinat berikut : $node_(2) set Z_ 0.000000000000 $node_(2) set Y_ 199.373306816804 $node_(2) set X_ 591.256560093833 $node_(1) set Z_ 0.000000000000 $node_(1) set Y_ 345.357731779204 $node_(1) set X_ 257.046298323157 $node_(0) set Z_ 0.000000000000 $node_(0) set Y_ 239.438009831261 $node_(0) s e t X_ 83.364418416244 Propagasi dan metode yang tepat untuk digunakan dengan topologi tersebut adalah propagasi Two Ray Ground dengan metode basic access dimana dengan menggunakan propagasi dan metode tersebut throughput yang dihasilkan tidak lebih dari 0.30 Mbps, kanal efisiensi maksimal sebesar 8 % dan paket yang dibuang hanya 1760 bit per detik. Hasil tersebut
  • 11. merupakan hasil terbaik berdasarkan simulasi yang telah dilakukan dengan skenario yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA [1] Nedeltchev, P. 2001, Wireless Local Area Networks and the 802.11 Standard, Available:[www.cisco.com/ warp/public/784/packet/jul01/pdfs/whitepaper.pdf]. [2] Network Animator, Available: [http://www.isi.edu/nsnam/nam/] [3] The Network Simulator ns-2, Available: [www.isi.edu/nsnam/ns]. [4] Nicopoliditis, P., Papadimitriou, G. I. & Pomportsis, A. S. 2000, 'Review: Design Alternative for Wireless Local Area Networks', International Journal of Communication Systems, vol. 14, pp. 1 - 42. [5] NS2 Tutorial, Available: [http://nile.wpi.edu/NS/]. [6] Ns-Manual, Available: [www.isi.edu/nsnam/ns/ns-documentation.html]. [7] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification, IEEE 802.11 Standard'1999. [8] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification: High-Speed Physical Layer Extension in the 2.4 GHz band, IEEE Standard 802.11b'1999. [9] 'Part 11: Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification: High-Speed Physical Layer in 5 GHz Band, IEEE Standard 802.11a'1999. [10] Stallings, W. 2002, Wireless Communications and Networks, First edn, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. [11] Stallings, W. 2004, Data Communications, Seventh edn, Pearson Prentice Hall, United State of America. [12] Throughput, Available: [http://www.atis.org/tg2k/_throughput.html]. [13] Xiao, Y. & Rosdahl, J. 2002, 'Throughput and Delay Limits of IEEE 802.11', IEEE Communications Letters, vol. 6, no. No.8, pp. 355-357. Retrieved: 16 April 2003, from IEEE database. [14] Zhu, H. & Chlamtac, I. 2003, A n A n a l y t i c a l M o d e l f o r I E E E 802.11e E D C F Diferential S e r v i c e , Available: [www.utdallas.edu/~zhuhua/publications/icccn03.pdf]. 71 2