2.
Pancaran dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam
bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel
Ex. Gelombang panas
gelombang cahaya
perambatan gelombang radio
Apakah berbahaya???
Radiasi bukan pengion
tidak (microwave, lampu, Hp)
Radiasi pengion
YA
2 sifat khas radiasi pengion yaitu tidak dapat dirasakan secara
langsung oleh panca indera manusia dan beberapa jenis radiasi
dapat menembus berbagai bahan.
3.
Radiasi yang berasal dari suatu proses fisika di dalam atom
MENGAPA BISA TERJADI ???
Atom tidak stabil
Atom stabil
radiasi
Materi : tersusun dari molekul yg terdiri atas beberapa atom
Atom : bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki
sifat dasar materi tersebut.
4. 1. Surat Keputusan Badan: Pengawas No. 01/Ka-BAPETEN/V-1999 tentang
KETENTUAN KESELAMATAN KERJA DENGAN RADIASI.
2. No. 03/Ka-BAPETEN/V-99 tentang KETENTUAN KESELAMATAN PENG
ELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF.
3.No. 04/Ka-BAPETEN/V-99 tentang KETENTUAN KESELAMATAN UNTUK
PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.
4.No. 17/Ka-BAPETEN/IX-99 tentang PERSYARATAN UNTUK
MEMPEROLEH IZIN BAGI PETUGAS PADA INSTALASI NUKLIR DAN
INSTALASI YANG MEMANFAATKAN RADIASI PENGION.
5. 1. Zat Radioaktif: Cs-137, Tipe/No. Seri : VZ-79-001/-,
Sumber Cs-137 : waktu paruh 30thn
2. Zat Radioaktif: Cs-137, Tipe/No. Seri : -/B11
Sumber Cs-137 : waktu paruh 30thn
3.
Kode : SicoScan, Tipe : DLS167 / 99084
Kode : SicoScan, Tipe : MSX147 / 7980
X-ray 32kV & 40kV
4. Kode : IMAL, Tipe : DPX200, No. Seri : M102359
X-ray 25kV
5. Zat Radioaktif : Am-241, Tipe/No. Seri : -/B11
Sumber Am-241, waktu paruh 432thn
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Alat ukur radiasi:
Untuk mendeteksi dan mengukur radiasi, apa yang di ukur???
- Kuantitas (fluks)
- Energi
- Intensitas (laju dosis)
Fluks (Kuantitas):
Jumlah radiasi pada suatu lokasi pengukuran (radiasi per detik m2)
Energi:
Kekuatan dari setiap radiasi yang dipancarkan (keV, MeV)
13. Intensitas:
Hasil perkalian fluks dengan energi (MeV per detik m2)
Laju Dosis:
Intensitas dalam bentuk satuan proteksi radiasi (Roentgen, Rem,
Sievert)
18. Klasifikasi efek radiasi:
1. Jenis sel:
- genetik (pewaris)
- somatik (segera & tertunda)
2. Waktu muncul efek:
- segera
- tertunda
3. Dosis radiasi:
- stokastik & deterministik
19. Efek stokastik dapat terjadi jika sel yang terkena paparan radiasi
pengion mengalami modifikasi
Ciri-ciri efek stokastik:
-
Bersifat random
-
Tidak memiliki dosis ambang
-
Probabilitas kejadian tergantung dosis (semakin tinggi dosis
efeknya semakin tinggi)
-
Dapat terjadi pada individu terpapar dan turunannya
Contoh: Kanker, efek pewarisan, Leukimia
20. Efek deterministik terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat
dari paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh
Ciri-ciri efek deterministik:
-
Memiliki dosis ambang
-
Tingkat keparahan tergantung dosis
-
Terjadi hanya pada individu terpapar
Contoh:
Efek segera: Eritrema, Sterilitas, retardasi mental
Efek tertunda: katarak
22.
Paling sensitif : lensa mata : katarak
Dosis 0,5 Gy : kekeruhan lensa yang teramati
Dosis 2 – 10Gy: katarak dalam 6bulan – 35tahun
23. Efek radiasi
Rentang Dosis (Gy)
Oligosperma
0,15
Steril utk beberapa bulan
<1
Steril untuk 1 – 2 tahun
1–3
Steril permanen
3,5 - 6
24. Efek Radiasi
Rentang Dosis (Gy)
Steril sementara
0,65
Steril pada usia 40tahunan
5–7
Steril pada usia 20tahunan
12 - 15
25. Dosis ambang (Gy)
Waktu (minggu)
Gejala sakit
1
2-4
2
2-8
Anemia, infeksi,
penurunan sistem
kekebalan tubuh
kematian
26. Dosis Ambang (Gy)
Waktu
Gejala sakit
20
3 jam
50
< 3 hari
Pembengkakan otak,
paru, jantung, otot dan
jaringan sel
kematian
27. Pengertian: sekumpulan sindrom yg timbul akibat paparan radiasi
dosis tinggi, lebih besar dari 1Gy, pada seluruh tubuh secara akut.
Tahapanya:
1. Prodromal, timbulnya gejala sakit awal pasca paparan
2. Masa laten, masa dimana tidak timbul gejala sakit
3.Perwujudan SRA, timbulnya sindrom pada sistem hematopoitik,
pencernaan, dan sistem syaraf pusat
4. Masa penyembuhan atau kematian
28. Beberapa faktor untuk mengurangi dampak radiasi yang diterima oleh
tubuh:
1.Jarak
2.Waktu
3.Penahan
1. Jarak
Untuk mengatasi penerimaan dosis radiasi dalam pekerjaan, maka
harus diusahakan berada pada jarak yang sejauh mungkin. Apabila
tidak diperlukan maka janganlah berada dekat sumber radiasi.
29. Contoh :
Laju dosis pada jarak 5 cm adalah 0,2 mR/jam (2 µSv/jam)
Maka laju dosis pada jarak 1 m adalah :
2 x (0,05) = d2 x 1
0,1 = d2 x 1
d2 = 0,1/1
d2 = 0.1µSv/jam
dari contoh di atas terlihat jelas bahwa bertambah jauh jarak pekerja
ke sumber radiasi bertambah kecil laju dosis.
30. Rumus :
D = Ld X t
D = Dosis total pada waktu t
Ld = Laju dosis
T = Waktu penyinaran
Contoh :
Laju dosis pada jarak 5 cm adalah 0,2 mR/jam (2 µSv/jam)
Maka dosis selama (a) 30 menit, (b) 2 jam adalah :
a. 2 µSv/jam X 30/60 = 1 µSv/jam
b. 2 µSv/jam X 120/60 = 4 µSv/jam
dari contoh di atas jelas terlihat bahwa bertambah cepat waktu berada
dekat sumber radiasi bertambah kecil dosis yang diterima.
31. Dalam faktor penahan dikenal adanya nilai HVL (Half Value
Layer/tebal nilai paruh).
HVL adalah ketebalan pelindung yang akan mengurangi laju paparan
radiasi setengah dari mula-mula.
Rumus :
I = I 0 / 2 T/HVT
I0 = Laju dosis sebelum pelindung
I = Laju dosis setelah pelindung
T = Tebal pelindung
HVT = Nilai Tebal Paruh Pelindung
32. Contoh :
Laju dosis sebelum pelindung adalah 10 mRem/jam
Tebal pelindung 2mm, 4mm, 8mm, dengan HVL 2mm.
I2 mm = 10 / 22/2 = 5 mRem/jam
I4 mm = 10 / 24/2 = 2.5 mRem/jam
I8 mm = 10 / 28/2 = 0.625 mRem/jam
Dari contoh di atas jelas terlihat bahwa bertambah tebal pelindung
bertambah kecil laju dosis yang keluar dari pelindung tersebut.
33. NBD Pekerja Radiasi
Dosis Efektif (mSv)
Efek radiasi
20
Seluruh tubuh rata-rata lima tahun
50
Seluruh tubuh dalam 1 tahun
tertentu
Dosis ekivalen 150
Lensa mata dalam 1 tahun
Dosis ekivalen 500
Kulit, tangan, kaki, dalam 1 tahun
34. Dosis efektif (mSv)
Efek radiasi
1
Seluruh tubuh dalam 1 tahun
Dosis ekivalen 15
Lensa mata dalam 1 tahun
Dosis ekivalen 50
Kulit dalam 1 tahun
35. 1.
2.
3.
4.
Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan
keselamatan kerja radiasi .
Memanfaatkan sebaik-baiknya semua peralatan keselamatan
radiasi yang tersedia, bertindak hati-hati, serta bekerja dengan
aman untuk melindungi baik dirinya maupun pekerja lain.
Melaporkan setiap kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya
kepada PPR.
Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang
diduga akibat penyinaran lebih atau masuknya zat radioaktif ke
dalam tubuh.
36. Keadaan darurat atau kecelakaan adalah kejadian yang tidak
direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan
fungsi alat atau kejadian ini yang menjurus timbulnya dampak radiasi,
kondisi paparan radiasi yang melampaui batas keselamatan.
Tindakan pertama apabila terjadi kecelakaan adalah
1. Mengevaluasi
dan mengisolasi tempat kejadian untuk menghindari
adanya penerimaan dosis berlebih dan mempersiapkan rencana
penanggulangannya.
2. Meninjau
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi serta mencatat semua
kejadian kecelakaan untuk dilaporkan ke BAPETEN oleh petugas proteksi
radiasi serta diketahui oleh pengusaha instalasi
37. Sumber radioaktif pecah
Langkah Penanggulangan:
1.
2.
Matikan Alat Gammasilometer Cs-137 gamma sources (VZ-79-001)
Jika batang sumber radioaktif pecah atau hilang, segera isolasi
area dengan diberi pagar pengaman.
3.
Membuat tanda bahaya radiasi
4.
Melarang orang mendekati tanda bahaya
5.
Melarang orang yang bukan pekerja proteksi radiasi mendekati
sumber
6.
Lakukan Perbaikan
7.
Lapor ke BAPETEN
38. Langkah Penanggulangan
1.
2.
Putar anak kunci ke posisi off atau tekan tombol emergency
Jika masih belum bisa mati sumber x-ray, cabut/turunkan breaker
arus listrik yang mensupplai ke alat density profil tersebut
3.
Membuat tanda bahaya radiasi
4.
Melarang orang mendekati tanda bahaya
5.
Melarang orang yang bukan pekerja protesi radiasi mendekati
sumber
6.
Lakukan Perbaikan
7.
Lapor ke BAPETEN