SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
1
PERCOBAAN 1
DESTILASI DAN EKSTRAKSI
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan yang ingin diraih setelah melakukan percobaan ini
adalah:
1. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian zat cair
2. Mengkalibrasi thermometer
3. Melakukan teknik ekstraksi untuk pemisahan senyawa organic
4. Prinsip destilasi dan ekstraksi
II. Landasan Teori
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa
dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh zat murni kita
harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan memlalui
peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain
sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud
dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat
dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus,
contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti
alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan, karena partikelnya lolos
dalam pori-pori kertas saring da selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat
dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi.
(Syukri, 1999:15)
Bila suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dapat kita bayangkan bahwa
molekul-molekul dari solven akan saling menjauh untuk memberi tempat pada
molekul-molekul solute yang akan masuk ke larutan, molekul-molekulnya akan
memisah agar dapat menempati ruang dalam campuran. Karena adanya gaya tarik
antara molekul-molekul baik dari solute maupun solven proses pemisahan dari
2
molekul-molekul tersebut memerlukan tambahan yaitu memerlukan tambahan energy
– yaitu harus dilakukan usaha baik pada solute dan solven untuk memisahkan
masing-masing molekulnya. Akhirnya ketika solute dan solven yang molekul-
molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy akan dilepaskan karena adanya
gaya tarik antara molekul-molekul solute dan solven.
(Brady, James E: 1999)
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat
merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi.
Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah
menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah
pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain.
(Syarifudin, 2008:10)
Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu
didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya
dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari bahan
silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana biasa dibuat
dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan tersebut tidak
biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu :
untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan
dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu
penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa
batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian
tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan
atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai
3
titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih,
maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa
menyebabkan ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam
cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di
tengah-tengah pemanasan, maka suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu.
Sebaiknya batu didih tidak dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori
dalam batu didih bisa tersumbat zat pengotor.
(Khasani, 1990:11)
Set alat destilasi sederhana adalah terdiri atas labu alas bulat, kondensor
(pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang
adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada
kondensor tempat air masuk dan air keluar, batu didih.
Keterangan Gambar:
1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
4
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor
Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk
penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna
untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair.
Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air
yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk)
dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi
pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir
lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya
harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka
dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor
tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi
sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk
memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat
yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk
menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer)
sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer
dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas
berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan
batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan
sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta
menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem
berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga
tidak jatuh atau goyang.
Anonim.2012
5
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1) Labu alas bundar 100 mL
2) Set alat destilasi
3) Gelas ukur 100 mL
4) Thermometer 200℃
5) Batu didih
6) Pembakar Bunsen
7) Penangas air
8) Corong pisah 100 mL
9) Erlenmeyer 100mL
10) Corong Buchner
11) Statip dan klem bundar
12) Batang pengaduk
13) Tabung reaksi besar
14) Kertas indicator
15) Kertas saring
3.1.2 Bahan
1) Benzene teknis
2) Methanol teknis
3) Asam benzoate
4) Toluene
5) Larutan NaOH 10%
6) Larutan HCl 10%
6
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Destilasi
3.2.1.1 Kalibrasi thermometer
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar
Ditambahkan batu didih
Dipanaskan perlahan hingga menddih
Dipasang thermometer di atas air yang mendidih
3.2.1.1 Destilasi Biasa
Pemurnian
Dimasukkan ke dalam labu
Dilakukan pemanasan sampai mendidih
Diamati dan dicatat suhu pada saat tetesan pertama muali
jatuh
Dicatat suhu dan volume destilat secara teratur setiap selang
jumlah penampungan destilat tertentu.
Pemisahan
Dimasukkan ke dalam labu
Dilakukan pemanasan
10 mL akuades
HASIL
50 mL Benzen Teknis
HASIL
Campuran methanol - air
7
Dilakukan proses detilasi
Dicatat suhu dan volume destilat
Dicatat tekanan atmosfir
Dibuat grafik suhu terhadap jumlah destilat
3.2.2 Ekstraksi
Dimasukkan ke dalam corong pisah 100 mL
Dokocok hingga homogen
Dibiarkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan
Dikeluarkan dengan hati – hati
Dilakukan proses ekstraksi seperti asam benzoat
Ditambahkan masing – masing dengan 35 mL larutan HCl
10%, pada kondisi ini akan terbentuk endapan putih
Diatur pH kedua larutan ini
Disaring endapan keduanya
Dicuci dengan air dingin
HASIL
30 mL asam benzoate dalam
toluena
15 mL larutan NaOH
Ekstrak dari asam
benzoate dan NaOH
Endapan Larutan
Ekstrak + HCl
8
Dikeringkan di udara terbuka
Dipindahkan ke kertas saring baru
Ditimbang berat Kristal yang terbentuk
Dibandingkan hasil keduanya
HASIL
9
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Destilasi Biasa
Pemurnian (I) Pemisahan (I)
Volume Destilat
Temperatur
(℃)
Volume Destilat
Temperatur
(℃)
Tetesan Pertama
5 mL pertama
5 mL pertama
5 mL pertama
63
77
77
77
Tetesan Pertama
5 mL pertama
5 mL ke dua
5 mL ke tiga
5 mL ke empat
5 mL ke lima
5 mL ke enam
5 mL ke tujuh
70
79
79,5
80
81
82
84
87
Volume destilat : 15 mL
Waktu tetesan pertama : 6 menit 9
detik
Volume destilat 27,5
Waktu tetesan pertama 4 menit 1
detik
Pemurnian (II) Pemisahan (II)
Volume Destilat
Temperatur
(℃)
Volume Destilat
Temperatur
(℃)
Tetesan pertama
5 mL pertama
5 mL ke dua
5 mL ke tiga
5 mL ke empat
5 mLke lima
75
78
79
80
80
80
Tetesan pertama
5 mL pertama
5 mL ke - 2
5 mL ke - 3
5 mL ke - 4
5 mL ke - 5
5 mL ke - 6
5 mL ke - 7
5 mL ke - 8
61
72
73
74
73
7
75
75
75
Volume destilat : 25 mL
Waktu tetesan pertama 1 menit 49
detik
Volume destilat : 16 mL
Waktu tetesan pertama 5 menit 47
detik
Ekstraksi
Berat kertas saring = 1 gr
Berat kertas saring + endapan = 5,13 gr
Berat endapan = 4,13 gr
10
4.2 Pembahasan
Destilasi Biasa
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi).
Sebelum melakukan percobaan ini, terlebih dahulu dirangkai alat destilasi
untuk melakukan proses pemurnian serta pemisahan benzen teknis dan metanol – air
seperti berikut:
Pada proses pemanasan dalam pemurnian dan pemisahan ini digunakan batu
didih. . Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga
panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik
lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada
larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan
yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan
mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih
tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu
didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk
uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan
11
ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum
cairan itu mulai dipanaskan
1. Pemurnian
Pemurnian dilakukan dengan cara menguapkan sampel, dan uap yang
terbentuk kemudian didinginkan dan hasil pendinginan uap inilah merupakan
senyawa murni dari sampel yang didestilasi. Destilasi dilakukan berdasarkan
perbedaan titik didih. Pada percobaan pemurnian ini digunakan benzen teknis dan
metanol – air, dimana percobaan ini bertujuan untuk memperoleh benzen murni dan
metanol yang sudah bercampur dengan air.
Percobaan pertama dilakukan pemurnian terhadap benzen teknis. Benzena
adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6. Benzena tersusun atas 6 buah
atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom hidrogen
yang terikat pada masing-masing atom. Benzena memiliki titik didih 80,1 ℃
Volume benzena yang didestilasi sebanyak 50 ml. Tepat pada tetesan
pertama praktikan menghitung waktu serta suhu larutan , untuk seterusnya setiap 5
mL atau 100 tetes praktikan juga mencatat waktu dan suhunya hingga diperoleh suhu
konstan. Ketika proses pemanasan benzen, uap benzena mengalir melalui kondensor
untuk didinginkan sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan
menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di
atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau
kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut.
Pada pemurnian benzena ini diperoleh suhu pada tetesan pertama yaitu 63℃
dengan waktu enam menit sembilan detik selama proses pemanasan berlangsung, dan
12
suhu konstan dari pemurnian benzen ini yaitu 77℃, dapat dilihat grafik antara suhu
terhadap volume dari pemurnian benzen sebagai berikut
Destilat yang dihasilkan dari pemurnian benzen ini sebanyak 15 mL dengan
rendeman sebanyak 30%.
Pemurnian kedua yang dilakukan adalah pemurnian metanol – air. Disini
metanol telah bercampur dalam air sehingga untuk diperoleh metanol dalam bentuk
murni dapat dilakukan dengan cara destilasi. Metanol memiliki titik didih sebesar
64,7℃. Proses pemurnian dari metanol ini dilakukan dengan cara yang sama pada
proses pemurnian benzena.
Dari hasil percobaan yang telah disajikan dalam tabel pengamatan dapat
diketahui tetesan pertama pada percobaan ini terjadi pada suhu 75℃. Setelah tetesan
pertama suhu larutan ini terus meningkat hingga diperoleh destilat sebanyak 5 mL
pertama, kedua, dan ketiga. Setelah penampungan destilat keempat dan kelima
diperoleh suhu konstan pada 80℃. Berikut grafik pemurnian metanol – air
0
20
40
60
80
100
0 5 10 15 20
Temperatur
volume destilat
13
Setelah dilakukan pengukuran, volume total destilat yang dihasilkan sebanyak 25 mL
dengan rendeman sebesar 50 %.
2. Pemisahan
Destilasi pada percobaan ini dilakukan untuk memisahkan metanol dalam air
dan pemisahan benzen yang dilakukan dengan prosedur yang sama pada percobaan
pemurnian sebelumnya.
Proses pemisahan yang pertama dilakukan pada metanol – air sebanyak 50
mL. Perbedaan titik didih yang cukup besar antara kedua zat mendasari pemisahan
ini dilakukan dengan teknik destilasi sederhana. Titik didih air adalah 100 °C dan
titik didih metanol 64,7 °C. Pada proses destilasi sederhana ini, senyawa yang
memiliki titik didih lebih rendah akan diuapkan terlebih dahulu, kemudian uap yang
terbentuk didinginkan atau diembunkan sehingga diperoleh hasil destilasi senyawa
yang diinginkan.
Pada percobaan ini tetesan pertama diperoleh pada suhu 70℃, selama proses
pemanasan berlangsung terjadi kenaikan suhu secara terus menerus. Pada pemisahan
metanol – air ini tidak diperoleh suhu konstan hingga suhu larutan naik menjadi
87℃, sehingga proses pemanasan harus dihentikan, mengingat pemanasan dilakukan
tidak boleh senyawa dalam labu sampai habis dan apabila suhu dibiarkan terus naik
ke titik 100 °C akan menyebabkan hasil destilat yang diperoleh bukanlah methanol
murni lagi. Setelah proses destilasi selesai diperoleh destilat sebanyak 27,5 mL
dengan rendeman sebesar 55%. Grafik pemurnian dari metanol – air sebagai berikut
74
75
76
77
78
79
80
81
0 5 10 15 20 25 30Temperatur
volume destilat
14
Volume destilat yang diperoleh tidak sesuai dengan data yang tertera pada tabel
pengamatan, dimana jika dilihat pada tabel pengematan, volume destilat ynag
diperoleh sebanyak 36 mL, namun setelah dilakukan pengukuran hanya diperoleh
destilat sebanyak 27, 5 mL. Ketidaksesuaian ini dapat dikarenakan kesalahan
praktikan dalam menghitung tiap tetesan destilat, dimana acuan praktikan disini yaitu
setiap 100 tetes diasumsikan sebanyak 5 mL.
Percobaan pemisahan kedua ini dilakukan menggunakan benzen teknis
dengan prosedur yang sama dengan pemisahan metanol – air. Pada pemisahan kedua
ini tetesan pertama lebih cepat ketimbang tetesan pertama pada metanol – air, dimana
tetesan pertama pada suhu 61℃. Setelah tetesan pertama suhu larutan terus meningkat
hingga diperoleh suhu konstan pada 75℃ dengan volume destilat yang diperoleh
sebanyak 16 mL akan tetapi hasil yang diperoleh ini tidak sesuai dengan data
pengamatan, ketidaksesuaian ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam menghitung
tetesan destilat yang jatuh. Pada percobaan ini terjadi kesalahan dimana, pada saat
diperoleh destilat 5 mL ketiga sempat dihentikan sehingga sangat mempengaruhi
suhu konstan yang didapat, kemungkina jika pemanasan tidak dihentiakn suhu
konstan yang diperoleh yaitu 74℃. Berikut grafik suhu terhadap volume destilat yang
dihasilkan pada percobaan pemiasahan kedua ini
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40
temperatur
volume destilat
15
setelah dilakukan perhitungan diperoleh rendeman sebesar 32%
Ektraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut dengan bantuan pelarut. Dasar
metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Tujuan ekstraksi
ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
Pada percobaan ekstraksi ini dilakukan pemisahan terhadap asam benzoat
dalam toluena, dimana bertujuan untuk memisahkan asam benzoat dari toluena.
Proses ekstraksi disini menggunakan pelarut NaOH dan menggunakan corong pisah.
Prinsip dari corong pisah ini adalah memisahkan larutan berdasarkan perbedaan
densitas dari dua larutan yang bercampur, dimana larutan yang densitasnya lebih
kecil akan berada pada lapisan atas dan larutan yang memiliki densitas besar berada
pada lapisan bawah. Percobaan ini dilakukan seperti pada gambar berikut
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 10 20 30 40 50
temperatur
volume
16
Jika dilihat, proses ekstraksi yang dilakukan yaitu ekstraksi cair – cair.
Ekstraksi cair – cair adalah ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa
atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling
bercampur.
Setelah ekstrak diperoleh kemudian diberi larutan HCl agar diperoleh
ekstrak murni dari asam benzoat itu sendiri. Pada ekstrak yang ditambahkan ini
terbentuk endapan putih, endapan putih inilah ekstrak asam benzoat murni. Kemudian
dilakukan penyaringan, endapan yang didapat kemudian dicuci dengan air dan
dikeringkan di udara terbuka. Setelah kering ditimbang, dan diperoleh kristal asam
benzoat sebanyak 4,13 gr
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih.
2. Pada pemurnian benzen diperoleh destilat sebanyak 15 mL dengan rendemen
sebesar 30% dan pada pemurnian metanol – air sebanyak 25 mL dengan
rendemen 50%
17
3. Pada pemisahan metanol – air diperoleh destilat sebanyak 27,5 mL dengan
rendemen 55% dan pada pemisahan benzen sebanyak 16 mL dengan
rendemen 32 %.
4. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut dengan bantuan pelarut.
5. Proses ektraksi disini menggunakan prinsip ekstraksi cair – cair
6. Kristal asam benzoat yang didapat sebanyak 4,13 gr.
5.2 Saran
Agar praktikan dapat melakukan percobaan destilasi dan ekstraksi
diharapkan alat - alat penunjang tersedia lengkap, terutama dalam melakukan
destilasi, agar praktikan benar – benar memahami mengenai materi yang
berangkutan.
VI. Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Destilasi, Diakses Pada 4 Mei 2014.
Rolanrusli.com/destilasi/
Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jogjakarta : Binarupa Aksara
Imam, Khasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta :
Gramedia.
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press
Syukri.1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: UI Press

Contenu connexe

Tendances

Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Tillapia
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
Andreas Cahyadi
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
Dede Suhendra
 

Tendances (20)

DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 
Asam benzoat
Asam benzoatAsam benzoat
Asam benzoat
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 

En vedette

Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
rikayulliyani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
Ferdianti Aprillia
 
Laporan Praktikum Kimia Organik 2
Laporan Praktikum Kimia Organik 2Laporan Praktikum Kimia Organik 2
Laporan Praktikum Kimia Organik 2
Winda Yuda
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
Rizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
Rizki Ramadhan
 

En vedette (20)

Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Pemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikPemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organik
 
Jurnal -sintha
Jurnal  -sinthaJurnal  -sintha
Jurnal -sintha
 
Laporan Praktikum Kimia Organik 2
Laporan Praktikum Kimia Organik 2Laporan Praktikum Kimia Organik 2
Laporan Praktikum Kimia Organik 2
 
Destilasi 2
Destilasi 2Destilasi 2
Destilasi 2
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Contoh laporan
Contoh laporanContoh laporan
Contoh laporan
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
 
Anatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitterAnatomi otak & neurotransmitter
Anatomi otak & neurotransmitter
 

Similaire à Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi

KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KikiAdriani1
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
wd_amaliah
 
Destilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosiDestilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosi
Hamelia Juwita
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
Ai Roudatul
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
Iffa M.Nisa
 

Similaire à Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi (20)

Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
 
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)
 
Destilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosiDestilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosi
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Makalah destilasi kelompok 3
Makalah destilasi kelompok 3Makalah destilasi kelompok 3
Makalah destilasi kelompok 3
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
lapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumlapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umum
 
Laporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaanLaporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaan
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum Koloid
 

Dernier

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Dernier (11)

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi

  • 1. 1 PERCOBAAN 1 DESTILASI DAN EKSTRAKSI I. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan yang ingin diraih setelah melakukan percobaan ini adalah: 1. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian zat cair 2. Mengkalibrasi thermometer 3. Melakukan teknik ekstraksi untuk pemisahan senyawa organic 4. Prinsip destilasi dan ekstraksi II. Landasan Teori Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi. (Syukri, 1999:15) Bila suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dapat kita bayangkan bahwa molekul-molekul dari solven akan saling menjauh untuk memberi tempat pada molekul-molekul solute yang akan masuk ke larutan, molekul-molekulnya akan memisah agar dapat menempati ruang dalam campuran. Karena adanya gaya tarik antara molekul-molekul baik dari solute maupun solven proses pemisahan dari
  • 2. 2 molekul-molekul tersebut memerlukan tambahan yaitu memerlukan tambahan energy – yaitu harus dilakukan usaha baik pada solute dan solven untuk memisahkan masing-masing molekulnya. Akhirnya ketika solute dan solven yang molekul- molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy akan dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul-molekul solute dan solven. (Brady, James E: 1999) Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain. (Syarifudin, 2008:10) Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan tersebut tidak biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai
  • 3. 3 titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di tengah-tengah pemanasan, maka suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidak dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa tersumbat zat pengotor. (Khasani, 1990:11) Set alat destilasi sederhana adalah terdiri atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air keluar, batu didih. Keterangan Gambar: 1. Kran air 2. Pipa penghubung 3. Erlenmeyer 4. Termometer 5. Statif dan Klem 6. Labu alas bulat
  • 4. 4 7. Tempat air keluar dari kondensor 8. Tempat air masuk pada kondensor 9. Pemanas 10. Kondensor Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang. Anonim.2012
  • 5. 5 III. Prosedur Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1) Labu alas bundar 100 mL 2) Set alat destilasi 3) Gelas ukur 100 mL 4) Thermometer 200℃ 5) Batu didih 6) Pembakar Bunsen 7) Penangas air 8) Corong pisah 100 mL 9) Erlenmeyer 100mL 10) Corong Buchner 11) Statip dan klem bundar 12) Batang pengaduk 13) Tabung reaksi besar 14) Kertas indicator 15) Kertas saring 3.1.2 Bahan 1) Benzene teknis 2) Methanol teknis 3) Asam benzoate 4) Toluene 5) Larutan NaOH 10% 6) Larutan HCl 10%
  • 6. 6 3.2 Skema Kerja 3.2.1 Destilasi 3.2.1.1 Kalibrasi thermometer Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar Ditambahkan batu didih Dipanaskan perlahan hingga menddih Dipasang thermometer di atas air yang mendidih 3.2.1.1 Destilasi Biasa Pemurnian Dimasukkan ke dalam labu Dilakukan pemanasan sampai mendidih Diamati dan dicatat suhu pada saat tetesan pertama muali jatuh Dicatat suhu dan volume destilat secara teratur setiap selang jumlah penampungan destilat tertentu. Pemisahan Dimasukkan ke dalam labu Dilakukan pemanasan 10 mL akuades HASIL 50 mL Benzen Teknis HASIL Campuran methanol - air
  • 7. 7 Dilakukan proses detilasi Dicatat suhu dan volume destilat Dicatat tekanan atmosfir Dibuat grafik suhu terhadap jumlah destilat 3.2.2 Ekstraksi Dimasukkan ke dalam corong pisah 100 mL Dokocok hingga homogen Dibiarkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan Dikeluarkan dengan hati – hati Dilakukan proses ekstraksi seperti asam benzoat Ditambahkan masing – masing dengan 35 mL larutan HCl 10%, pada kondisi ini akan terbentuk endapan putih Diatur pH kedua larutan ini Disaring endapan keduanya Dicuci dengan air dingin HASIL 30 mL asam benzoate dalam toluena 15 mL larutan NaOH Ekstrak dari asam benzoate dan NaOH Endapan Larutan Ekstrak + HCl
  • 8. 8 Dikeringkan di udara terbuka Dipindahkan ke kertas saring baru Ditimbang berat Kristal yang terbentuk Dibandingkan hasil keduanya HASIL
  • 9. 9 IV. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Destilasi Biasa Pemurnian (I) Pemisahan (I) Volume Destilat Temperatur (℃) Volume Destilat Temperatur (℃) Tetesan Pertama 5 mL pertama 5 mL pertama 5 mL pertama 63 77 77 77 Tetesan Pertama 5 mL pertama 5 mL ke dua 5 mL ke tiga 5 mL ke empat 5 mL ke lima 5 mL ke enam 5 mL ke tujuh 70 79 79,5 80 81 82 84 87 Volume destilat : 15 mL Waktu tetesan pertama : 6 menit 9 detik Volume destilat 27,5 Waktu tetesan pertama 4 menit 1 detik Pemurnian (II) Pemisahan (II) Volume Destilat Temperatur (℃) Volume Destilat Temperatur (℃) Tetesan pertama 5 mL pertama 5 mL ke dua 5 mL ke tiga 5 mL ke empat 5 mLke lima 75 78 79 80 80 80 Tetesan pertama 5 mL pertama 5 mL ke - 2 5 mL ke - 3 5 mL ke - 4 5 mL ke - 5 5 mL ke - 6 5 mL ke - 7 5 mL ke - 8 61 72 73 74 73 7 75 75 75 Volume destilat : 25 mL Waktu tetesan pertama 1 menit 49 detik Volume destilat : 16 mL Waktu tetesan pertama 5 menit 47 detik Ekstraksi Berat kertas saring = 1 gr Berat kertas saring + endapan = 5,13 gr Berat endapan = 4,13 gr
  • 10. 10 4.2 Pembahasan Destilasi Biasa Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Sebelum melakukan percobaan ini, terlebih dahulu dirangkai alat destilasi untuk melakukan proses pemurnian serta pemisahan benzen teknis dan metanol – air seperti berikut: Pada proses pemanasan dalam pemurnian dan pemisahan ini digunakan batu didih. . Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan
  • 11. 11 ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan 1. Pemurnian Pemurnian dilakukan dengan cara menguapkan sampel, dan uap yang terbentuk kemudian didinginkan dan hasil pendinginan uap inilah merupakan senyawa murni dari sampel yang didestilasi. Destilasi dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih. Pada percobaan pemurnian ini digunakan benzen teknis dan metanol – air, dimana percobaan ini bertujuan untuk memperoleh benzen murni dan metanol yang sudah bercampur dengan air. Percobaan pertama dilakukan pemurnian terhadap benzen teknis. Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6. Benzena tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Benzena memiliki titik didih 80,1 ℃ Volume benzena yang didestilasi sebanyak 50 ml. Tepat pada tetesan pertama praktikan menghitung waktu serta suhu larutan , untuk seterusnya setiap 5 mL atau 100 tetes praktikan juga mencatat waktu dan suhunya hingga diperoleh suhu konstan. Ketika proses pemanasan benzen, uap benzena mengalir melalui kondensor untuk didinginkan sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Pada pemurnian benzena ini diperoleh suhu pada tetesan pertama yaitu 63℃ dengan waktu enam menit sembilan detik selama proses pemanasan berlangsung, dan
  • 12. 12 suhu konstan dari pemurnian benzen ini yaitu 77℃, dapat dilihat grafik antara suhu terhadap volume dari pemurnian benzen sebagai berikut Destilat yang dihasilkan dari pemurnian benzen ini sebanyak 15 mL dengan rendeman sebanyak 30%. Pemurnian kedua yang dilakukan adalah pemurnian metanol – air. Disini metanol telah bercampur dalam air sehingga untuk diperoleh metanol dalam bentuk murni dapat dilakukan dengan cara destilasi. Metanol memiliki titik didih sebesar 64,7℃. Proses pemurnian dari metanol ini dilakukan dengan cara yang sama pada proses pemurnian benzena. Dari hasil percobaan yang telah disajikan dalam tabel pengamatan dapat diketahui tetesan pertama pada percobaan ini terjadi pada suhu 75℃. Setelah tetesan pertama suhu larutan ini terus meningkat hingga diperoleh destilat sebanyak 5 mL pertama, kedua, dan ketiga. Setelah penampungan destilat keempat dan kelima diperoleh suhu konstan pada 80℃. Berikut grafik pemurnian metanol – air 0 20 40 60 80 100 0 5 10 15 20 Temperatur volume destilat
  • 13. 13 Setelah dilakukan pengukuran, volume total destilat yang dihasilkan sebanyak 25 mL dengan rendeman sebesar 50 %. 2. Pemisahan Destilasi pada percobaan ini dilakukan untuk memisahkan metanol dalam air dan pemisahan benzen yang dilakukan dengan prosedur yang sama pada percobaan pemurnian sebelumnya. Proses pemisahan yang pertama dilakukan pada metanol – air sebanyak 50 mL. Perbedaan titik didih yang cukup besar antara kedua zat mendasari pemisahan ini dilakukan dengan teknik destilasi sederhana. Titik didih air adalah 100 °C dan titik didih metanol 64,7 °C. Pada proses destilasi sederhana ini, senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan diuapkan terlebih dahulu, kemudian uap yang terbentuk didinginkan atau diembunkan sehingga diperoleh hasil destilasi senyawa yang diinginkan. Pada percobaan ini tetesan pertama diperoleh pada suhu 70℃, selama proses pemanasan berlangsung terjadi kenaikan suhu secara terus menerus. Pada pemisahan metanol – air ini tidak diperoleh suhu konstan hingga suhu larutan naik menjadi 87℃, sehingga proses pemanasan harus dihentikan, mengingat pemanasan dilakukan tidak boleh senyawa dalam labu sampai habis dan apabila suhu dibiarkan terus naik ke titik 100 °C akan menyebabkan hasil destilat yang diperoleh bukanlah methanol murni lagi. Setelah proses destilasi selesai diperoleh destilat sebanyak 27,5 mL dengan rendeman sebesar 55%. Grafik pemurnian dari metanol – air sebagai berikut 74 75 76 77 78 79 80 81 0 5 10 15 20 25 30Temperatur volume destilat
  • 14. 14 Volume destilat yang diperoleh tidak sesuai dengan data yang tertera pada tabel pengamatan, dimana jika dilihat pada tabel pengematan, volume destilat ynag diperoleh sebanyak 36 mL, namun setelah dilakukan pengukuran hanya diperoleh destilat sebanyak 27, 5 mL. Ketidaksesuaian ini dapat dikarenakan kesalahan praktikan dalam menghitung tiap tetesan destilat, dimana acuan praktikan disini yaitu setiap 100 tetes diasumsikan sebanyak 5 mL. Percobaan pemisahan kedua ini dilakukan menggunakan benzen teknis dengan prosedur yang sama dengan pemisahan metanol – air. Pada pemisahan kedua ini tetesan pertama lebih cepat ketimbang tetesan pertama pada metanol – air, dimana tetesan pertama pada suhu 61℃. Setelah tetesan pertama suhu larutan terus meningkat hingga diperoleh suhu konstan pada 75℃ dengan volume destilat yang diperoleh sebanyak 16 mL akan tetapi hasil yang diperoleh ini tidak sesuai dengan data pengamatan, ketidaksesuaian ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam menghitung tetesan destilat yang jatuh. Pada percobaan ini terjadi kesalahan dimana, pada saat diperoleh destilat 5 mL ketiga sempat dihentikan sehingga sangat mempengaruhi suhu konstan yang didapat, kemungkina jika pemanasan tidak dihentiakn suhu konstan yang diperoleh yaitu 74℃. Berikut grafik suhu terhadap volume destilat yang dihasilkan pada percobaan pemiasahan kedua ini 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 temperatur volume destilat
  • 15. 15 setelah dilakukan perhitungan diperoleh rendeman sebesar 32% Ektraksi Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut dengan bantuan pelarut. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Pada percobaan ekstraksi ini dilakukan pemisahan terhadap asam benzoat dalam toluena, dimana bertujuan untuk memisahkan asam benzoat dari toluena. Proses ekstraksi disini menggunakan pelarut NaOH dan menggunakan corong pisah. Prinsip dari corong pisah ini adalah memisahkan larutan berdasarkan perbedaan densitas dari dua larutan yang bercampur, dimana larutan yang densitasnya lebih kecil akan berada pada lapisan atas dan larutan yang memiliki densitas besar berada pada lapisan bawah. Percobaan ini dilakukan seperti pada gambar berikut 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 temperatur volume
  • 16. 16 Jika dilihat, proses ekstraksi yang dilakukan yaitu ekstraksi cair – cair. Ekstraksi cair – cair adalah ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Setelah ekstrak diperoleh kemudian diberi larutan HCl agar diperoleh ekstrak murni dari asam benzoat itu sendiri. Pada ekstrak yang ditambahkan ini terbentuk endapan putih, endapan putih inilah ekstrak asam benzoat murni. Kemudian dilakukan penyaringan, endapan yang didapat kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan di udara terbuka. Setelah kering ditimbang, dan diperoleh kristal asam benzoat sebanyak 4,13 gr V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. 2. Pada pemurnian benzen diperoleh destilat sebanyak 15 mL dengan rendemen sebesar 30% dan pada pemurnian metanol – air sebanyak 25 mL dengan rendemen 50%
  • 17. 17 3. Pada pemisahan metanol – air diperoleh destilat sebanyak 27,5 mL dengan rendemen 55% dan pada pemisahan benzen sebanyak 16 mL dengan rendemen 32 %. 4. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut dengan bantuan pelarut. 5. Proses ektraksi disini menggunakan prinsip ekstraksi cair – cair 6. Kristal asam benzoat yang didapat sebanyak 4,13 gr. 5.2 Saran Agar praktikan dapat melakukan percobaan destilasi dan ekstraksi diharapkan alat - alat penunjang tersedia lengkap, terutama dalam melakukan destilasi, agar praktikan benar – benar memahami mengenai materi yang berangkutan. VI. Daftar Pustaka Anonim. 2012. Destilasi, Diakses Pada 4 Mei 2014. Rolanrusli.com/destilasi/ Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jogjakarta : Binarupa Aksara Imam, Khasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta : Gramedia. Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press Syukri.1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: UI Press