SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
MODUL 1
 PEMBENTUKAN, PEMBAGIAN LABA-RUGI, DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN

Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan
Rangkuman

1. Pengertian persekutuan ditinjau dari hukum adalah kumpulan dua atau lebih subjek hukum untuk
  bergabung bersama-sama.
2. Bentuk Persekutuan sebagai entitas usaha ada dua macam yaitu berbadan hukum dan tidak berbadan
  hukum. Persyaratan pendirian persekutuan berdasarkan kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
  1320.
3. Bentuk Persekutuan tidak berbadan hukum, yaitu firma dan persekutuan komanditer. Firma lebih
  bersifat kekeluargaan karena tanggung jawab setiap sekutu tidak terbatas (unlimited labilities).
  Sedangkan persekutuan komanditer adalah firma dengan salah satu sekutunya sebagai sekutu
  komanditer karena tanggung jawab terbatas (unlimited labilities) dan bisa diwujudkan dalam bentuk
  saham.
4. Pengertian persekutuan ditinjau dari substansial. Adanya kesepakatan bergabungnya dua pihak atau
  lebih dengan tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing sekutu secara penuh dan tidak
  terbatas hanya pada modal penyertaannya saja. Walau tanggung jawab sekutu tidak terbatas, namun
  persekutuan merupakan satu entitas ekonomi yang sama dengan bentuk usaha lainnya.
5. Sifat-sifat persekutuan sebagai berikut mempunyai umur terbatas/ limited life, mempunyai tanggung
  jawab yang tak terbatas/unlimited labilities, mutual agency, memiliki bentuk yang sederhana,
  pemilikan harta bersama, dan partisipasi dalam pembagian laba.
6. Hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung dalam tiga rekening, yaitu
  rekening modal, rekening prive, serta rekening utang dan piutang kepada sekutu.
7. Investasi sekutu saat pembentukan persekutuan dilakukan dalam bentuk tunai atau berupa kas dan
  aktiva bukan kas. Investasi dalam bentuk bukan kas sebaiknya dinilai sebesar fair values.
8. Perlakuan terhadap kemampuan lebih yang memiliki sekutu ada dua pendekatan, yaitu metode bonus
  dan metode goodwill.
9. Acap kali selisih antara pengorbanan untuk investasi dengan nilai penyertaan merupakan
  unidentifiable assets dengan perlakuan sebagai goodwill atau bonus.
10.Harus dibedakan antara mutasi modal penyertaan dengan utang/ piutang sekutu. Utang/piutang
  sekutu tidak secara otomatis dikonversikan pada modal penyertaan, kecuali atas persetujuan sekutu.
11.Perkiraan prive tidak harus ditutup pada modal penyertaan terutama pada sekutu yang membagi laba
  didasarkan pada saldo modal. Offsetting prive ke modal penyertaan harus sepersetujuan para sekutu.

Kegiatan     Belajar   2:     Pembagian   Laba-Rugi      dan     Laporan    Keuangan    Persekutuan
Rangkuman

1. Laba rugi yang dihasilkan adalah hak atau beban masing-masing sekutu dengan jumlah yang
  tergantung pada kesepakatan. Walau banyak yang mengaitkan dengan saldo modal, tetapi pembagian
  laba rugi tidak harus didasarkan pada besarnya modal. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio
  tertentu, saldo modal, perhitungan bonus, perhitungan jumlah tetap, dan perhitungan bunga
  penyertaan.
2. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu. Termasuk dalam kategori ini adalah pembagian
  didasarkan pada original capital (saldo modal saat didirikannya persekutuan) karena jumlahnya tidak
  berubah.
3. Pembagian laba rugi didasarkan pada saldo modal. Banyak pihak yang mendukung dasar ini karena
  saldo modal yang tersisa merupakan investasi sekutu pada persekutuan hingga return berupa
  pembagian laba rugi juga layak dikaitkan dengan saldo modal.
4. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bonus. Dasar ini berpeluang untuk mendorong
  sekutu lebih berprestasi karena adanya reward.
5. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bagian jumlah tetap. Dasar ini memberikan jaminan
  pembayaran dalam jumlah tetap. Banyak pihak yang menyebut dasar ini dengan pembagian laba rugi
  didasarkan pada gaji. Namun, substansinya adalah jumlah yang tetap tersebut karena gaji sudah
  masuk dalam unsur biaya operasi dan laba rugi dibagi sudah bersih dari unsur gaji.
6. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bunga penyertaan. Hampir sama dengan dasar modal
  rata-rata karena memberikan penghargaan pada waktu. Namun, dasar ini mengandung fixed atas
  tarifnya bukan jumlahnya.
7. Laporan keuangan persekutuan terdiri dari laporan perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal,
  dan neraca. Laporan perhitungan laba rugi secara eksplisit menunjukkan porsi laba masing-masing
  sekutu. Laporan perubahan modal secara eksplisit menyajikan laporan perubahan modal masing-
  masing sekutu. Neraca adalah struktur modal yang secara eksplisit harus menunjukkan porsi ekuitas
  masing-masing sekutu.

Daftar Pustaka
• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed.
  New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced
  Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western
• Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons,
  Inc.
• L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.




     MODUL                                                                                               2
     PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN SEKUTU DAN LIKUIDASI

     Kegiatan       Belajar     1:     Pembubaran      Persekutuan      karena      Perubahan       Sekutu
     Rangkuman

     1. Dari tinjauan hukum (legal), bertambahnya sekutu baru pada dasarnya akan membubarkan
         persekutuan yang sudah ada sebagai satu entitas hukum (partnership dissolution) untuk kemudian
         didirikan persekutuan yang baru.
     2. Dari tinjauan substantif tidak pernah ada pembubaran karena sebagai satu entitas ekonomi,
         perusahaan tersebut masih terus menjalankan usahanya.
     3. Penambahan sekutu baru tersebut harus disertai dengan penyusunan neraca untuk mengetahui posisi
         penyertaan/pemilikan masing-masing sekutu dan disusun pula neraca persekutuan yang baru.
     4. Bertambahnya sekutu baru bisa dilakukan melalui cara pembelian sebagian atau seluruh penyertaan
         seorang atau beberapa orang sekutu. Pembelian ini bukan transaksi perusahaan, tetapi merupakan
         transaksi pribadi antara sekutu baru dengan sekutu yang akan digantikan. Dengan demikian, apabila
         terjadi ketidaksamaan antara jumlah pembayaran dengan nilai pemilikan bukan merupakan
         keuntungan persekutuan, tetapi merupakan keuntungan atau kerugian pribadi sekutu.
     5. Pada transaksi pembelian, jumlah ekuitas tidak bertambah yang dicatat di dalam transaksi ini adalah
         susunan sekutu.
     6. Bertambahnya sekutu juga bisa dilakukan melalui cara investasi sekutu baru, bukan menggantikan
         pemilikan sekutu yang sudah ada. Persoalan yang timbul adalah adanya kemungkinan ketidaksamaan
antara jumlah yang diinvestasikan dan diterima olah persekutuan dengan saldo modal yang akan
  diakui.
7. Selisih antara jumlah investasi dengan bagian pemilikan bisa diakui sebagai bonus atau dilakukan
  penyesuaian terhadap aktiva dan kewajiban. Namun, apabila seluruh aktiva dan kewajiban telah
  dinilai sebesar nilai wajar, selisih tersebut diakui sebagai goodwill. Bonus dan goodwill tersebut bisa
  diberikan pada sekutu lama dan juga bisa diberikan pada sekutu baru, tergantung pada transaksinya.
8. Dari tinjauan hukum (legal), berkurangnya sekutu baru pada dasarnya akan membubarkan
  persekutuan yang sudah ada sebagai satu entitas hukum (partnership dissolution) untuk kemudian
  didirikan persekutuan yang baru.
9. Dari tinjauan substantif tidak pernah ada pembubaran karena sebagai satu entitas ekonomi,
  perusahaan tersebut masih terus menjalankan usahanya.
10.Berkurangnya sekutu baru tersebut harus disertai dengan penyusunan neraca untuk mengetahui
  posisi penyertaan/pemilikan masing-masing sekutu dan disusun pula neraca persekutuan yang baru.
11.Persoalan akan timbul manakala terjadi selisih antara jumlah yang akan diberikan pada sekutu yang
  mengundurkan diri dengan saldo modal yang akan diakui.
12.Selisih antara jumlah yang akan diberikan pada sekutu yang mengundurkan diri dengan saldo modal
  bisa diakui sebagai bonus atau dilakukan penyesuaian terhadap aktiva dan kewajiban. Namun,
  apabila seluruh aktiva dan kewajiban telah dinilai sebesar nilai wajar, selisih tersebut diakui sebagai
  goodwill. Bonus dan goodwill tersebut bisa diberikan pada sekutu lama dan juga bisa diberikan pada
  sekutu baru, tergantung pada transaksinya

Kegiatan                Belajar                 2:                Likuidasi                 persekutuan
Rangkuman

1. Likuidasi persekutuan mencakup konversi aktiva bukan kas menjadi kas, pengakuan untung dan rugi
  selama masa likuidasi, pembayaran kewajiban, dan distribusi kas kepada sekutu pada saat
  berakhirnya usaha.
2. Laporan keuangan utama untuk likuidasi persekutuan ialah laporan likuidasi persekutuan yang
  meringkas seluruh transaksi dan peristiwa finansial selama masa likuidasi. Laporan ini juga
  digunakan sebagai dokumen resmi untuk likuidasi yang dilakukan melalui pengadilan.
3. Likuidasi sederhana mengacu pada konversi seluruh aktiva menjadi kas sebelum distribusi dilakukan
  kepada sekutu.
4. Ketika persekutuan dilikuidasi dengan pendistribusian bertahap kepada sekutu, kas didistribusikan
  kepada sekutu setelah kewajiban dibayar, tetapi sebelum untung ataupun rugi likuidasi diakui.
5. Untuk mencegah pembayaran yang berlebihan kepada sekutu, jumlah kas yang didistribusikan
         dihitung dengan dua asumsi yaitu seluruh sekutu secara pribadi tidak likui dan seluruh aktiva bukan
         kas rugi. Dengan asumsi ini ada dua pendekatan utama untuk menghitung jumlah pembayaran aman
         kepada sekutu pada tiap tahap distribusi. Pendekatan pertama ialah menyiapkan skedul pembayaran
         aman untuk setiap tahap distribusi dan pendekatan kedua adalah menyiapkan rencana distribusi kas
         yang digunakan selama proses likuidasi.

     Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed.
  New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced
  Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western
• Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons,
  Inc.
• L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.




     MODUL                                                                                                3
     PENGEMBANGAN PERSEKUTUAN

     Kegiatan       Belajar     1:     Perubahan       Persekutuan      menjadi     Perseroan      Terbatas
     Rangkuman

     1. Perubahan usaha dari bentuk persekutuan menjadi perseroan terbatas bila ditinjau dari sisi legal
         (hukum) pada dasarnya telah membubarkan entitas hukum persekutuan dalam bentuk perusahaan
         perorangan (single proprietorship) dan membentuk entitas hukum baru berupa perseroan terbatas
         yang berbadan hukum. Sedang ditinjau dari sisi substantif, seakan tidak terjadi pembubaran karena
         perusahaan tersebut berjalan terus dan hanya berganti struktur modalnya.
     2. Pencatatan yang harus dibuat sehubungan dengan perubahan persekutuan menjadi perseroan
         terbatas, dapat memilih satu di antara dua metode, yaitu perseroan terbatas meneruskan buku-buku
         persekutuan atau perseroan terbatas menggunakan buku-buku baru.
Kegiatan         Belajar     2:       Kerja        Sama         Patungan        (Joint      Venture)
     Rangkuman

     1. Perusahaan patungan merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih, masing-masing sebagai
       venturer sampai batas waktu tertentu. Perbedaan yang pokok antara joint venture dengan
       persekutuan adalah umur joint venture lebih pendek dibandingkan umur persekutuan. Anggota joint
       venture (venture/partner/sekutu) dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas dan
       sebagainya. Salah satu sekutu bertindak sebagai manajer (managing partner).
     2. Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada dasarnya sama dengan akuntansi yang
       diselenggarakan oleh persekutuan. Model akuntansi yang bisa diterapkan pada perusahaan patungan,
       yaitu akuntansi untuk kerja sama patungan diselenggarakan terpisah dan tidak terpisah.
     3. Pada metode akuntansi terpisah, joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Dalam
       metode ini masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Jadi, para sekutu hanya
       akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang
       umurnya relatif panjang.
     4. Pada metode akuntansi tidak terpisah, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara
       tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner),
       yaitu managing partner dan non-managing partner.
     5. Beberapa bentuk pengembangan kerja sama patungan adalah kerja sama operasi (KSO),
       pengendalian bersama operasi dan pengendalian bersama aset.
     6. Kerja sama operasi dilakukan melalui kontrak perjanjian (contractual agreement) antara dua atau
       beberapa pihak dengan kesepakatan untuk melakukan usaha bersama dengan menggunakan aset dan
       atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung risiko atas usaha tersebut.
     7. Pengendalian bersama operasi terbentuk atas kesepakatan dua atau lebih venturer untuk
       menggabungkan operasi, sumber daya dan keahlian mereka dalam rangka memproduksi,
       memasarkan dan mendistribusikan bersama suatu produk atau jasa tertentu yang menimbulkan
       pengendalian bersama.
     8. Pengendalian bersama aset terbentuk atas kesepakatan dua atau lebih venturer melakukan
       pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang diserahkan oleh
       mereka atau dibeli untuk digunakan dalam kegiatan joint venture.

     Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed.
  New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced
  Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western.
• Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons,
  Inc.
• L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.




     MODUL                                                                                               4
     LIKUIDASI PERSEROAN, KUASI REORGANISASI, DAN RESTRUKTURISASI UTANG-
     PIUTANG BERMASALAH

     Kegiatan              Belajar           1:           Akuntansi           Likuidasi         Perseroan
     Rangkuman

     1. Likuidasi merupakan kegiatan untuk membubarkan perusahaan sebagai entitas hukum dan sebagai
         entitas ekonomi. Pada perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Umum Luar
         Biasa Pemegang Saham, para pemegang saham sebagai lembaga tertinggi menetapkan status
         likuidasi dan pihak-pihak yang akan melaksanakan proses likuidasi.
     2. Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh tim likuidasi antara lain adalah inventarisasi kembali
         semua aktiva dan kewajiban perusahaan terlikuidasi, menyusun neraca perusahaan terlikuidasi,
         penilaian kembali aktiva dan kewajiban perusahaan terlikuidasi sebesar nilai yang diharapkan bisa
         direalisasikan, penjualan aktiva bukan kas, penyusunan Laporan Kondisi Keuangan saat likuidasi,
         penyelenggaraan pembukuan likuidasi dan pembayaran kepada kreditor sesuai dengan hak prioritas.
     3. Kewajiban tim likuidasi di antaranya membuat laporan kondisi keuangan saat likuidasi yang berisi
         nilai yang diharapkan dapat direalisasi pada proses likuidasi.
     4. Kegiatan akuntansi diselenggarakan oleh tim likuidasi sebagai media pertanggungjawaban keuangan
         perusahaan terlikuidasi. Terdapat dua kegiatan akuntansi, yaitu pertama pada saat likuidasi belum
         selesai, kegiatan ini dimulai dari penyusunan laporan posisi keuangan berupa neraca awal, yaitu
         posisi harta, kewajiban, dan ekuitas melalui jurnal pembukaan, jurnal transaksi, buku besar, dan
         laporan keuangan (laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan perubahan ekuitas harta pailit,
         neraca, laporan likuidasi). Kegiatan kedua pada saat likuidasi berakhir, kegiatan ini dimulai dari
penyusunan laporan posisi keuangan berupa neraca awal melalui jurnal pembukaan, jurnal transaksi,
       buku besar, dan pelunasan kewajiban pada kreditor.

     Kegiatan Belajar 2: Kuasi Reorganisasi dan Restrukturisasi Utang- Piutang Bermasalah
     Rangkuman

    1. Pada PSAK Nomor 21 paragraf 43, reorganisasi kuasi adalah kegiatan mereorganisasi struktur
       ekuitas umumnya, saldo laba khususnya.
    2. Pada PSAK Nomor 51, kuasi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara
       hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar
       dan mengeliminasi saldo defisit. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk
       melakukan kuasi reorganisasi adalah perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material,
       perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi
       reorganisasi dilakukan, perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan, tidak
       bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan saldo ekuitas sesudah kuasi
       reorganisasi harus positif.
    3. Aktiva dan kewajiban harus dinilai kembali dengan nilai wajar yang ditentukan sesuai dengan nilai
       pasar (fair market value) terkait pada pendekatan pasar (market approach). Apabila tidak tersedia,
       dengan estimasi nilai wajar berdasar informasi tersedia. Teknik penilaian harga wajar antara lain,
       nilai sekarang (present value) adalah income approach, model penentuan harga opsi (option pricing
       models), model penentuan harga matriks (matrix pricing), analisis fundamental (fundamental
       analysis).
    4. Pada PSAK Nomor 54, piutang atau utang yang termasuk dalam restrukturisasi utang-piutang
       bermasalah umumnya terjadi sebagai akibat dari pemberian pinjaman atau peminjaman kas, investasi
       dalam efek utang piutang (debt securities) yang sebelumnya diterbitkan atau pembelian atau
       penjualan barang dan jasa secara kredit.

     Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th
  Edition. New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced
  Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Jan Hoesada. (2004). Akuntansi Kuasi Reorganisasi. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia dan Raya
  Indonesia.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat




     MODUL                                                                                                 5
     PENJUALAN ANGSURAN

     Kegiatan    Belajar     1:    Metode     Pengakuan      Laba     Kotor   pada    Penjualan   Angsuran
     Rangkuman

     1. Penjualan angsuran yaitu penjualan barang dagangan atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian
       di mana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur.
     2. Pengakuan atau perhitungan laba kotor (hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan)
       dalam penjualan angsuran pada praktiknya dapat dilakukan dengan dua metode sebagai berikut,
       yaitu metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran dan metode pengakuan
       laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.
     3. Pada metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran ini, laba akan diakui
       bersamaan dengan saat terjadinya pengakuan pendapatan/penjualan, seperti penjualan tunai dan
       penjualan kredit pada umumnya.
     4. Pada metode pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas ini, laba tidak akan
       diakui seluruhnya pada saat terjadinya transaksi penjualan angsuran, namun diakui sepanjang
       kontrak penjualan masih efektif.

     Kegiatan      Belajar        2:      Pencatatan      Akuntansi       pada       Penjualan    Angsuran
     Rangkuman

     1. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh suatu perusahaan berbeda-beda sehingga
       menyebabkan perbedaan dalam pencatatan akuntansi pada penjualan angsuran, yang terdiri dari
       balans permanen (permanen system) dan periodik atau fisik (physical system).
     2. Sesuai dengan sifatnya, metode perpetual digunakan pada kebanyakan perusahaan retailer dengan
       frekuensi terjadinya transaksinya tinggi dan harga jual per unit relatif lebih rendah. Di samping itu,
       pada penjualan retail ini juga sulit untuk mengidentifikasikan hubungan antara suatu penjualan
       dengan harga pokok produknya yang sering berubah-ubah sehingga sulit pula untuk
       mengidentifikasikan laba kotor atas suatu transaksi penjualan tertentu. Laba kotor hanya bisa
dihitung pada akhir tahun dan karenanya laba kotor hanya bisa diidentifikasikan menurut tahunnya
    saja.
3. Penjualan angsuran dengan metode fisik banyak dilakukan pada penjualan properti, kendaraan
    bermotor atau biasanya pada penjualan produk lain yang harga jualnya relatif besar dan tidak bersifat
    retail.
4. Kegagalan pelunasan piutang merupakan risiko yang berpotensi tinggi pada penjualan angsuran
    karena lamanya waktu penyelesaian kontrak penjualan itu sendiri. Risiko tersebut apabila terjadi
    merupakan suatu kerugian yang selayaknya harus dihadapkan dengan pendapatan yang terjadi atas
    penjualan yang menghasilkan risiko tersebut.

       Daftar Pustaka

•




       MODUL                                                                                           6
       PENJUALAN KONSINYASI

       Kegiatan      Belajar   1:   Prosedur   Umum      dalam    Akuntansi     Penjualan    Konsinyasi
       Rangkuman

       • Ada dua pihak yang terlibat di dalam kerja sama penjualan konsinyasi, yaitu pengamanat dan
            komisioner. Bagi pengamanat, kerja sama konsinyasi menguntungkan antara lain karena
            bertambah luasnya cakupan layanan penjualan dan bisa melakukan pengendalian harga.
            Sedangkan bagi komisioner, kerja sama konsinyasi menguntungkan antara lain karena adanya
            pengurangan risiko pemilikan persediaan dan pengurangan kebutuhan modal kerja.
       • Berpindahnya persediaan dari pengamanat kepada komisioner bukan merupakan transaksi
            penjualan dan karenanya pengamanat masih belum layak mengakui pengiriman tersebut
            sebagai penjualan. Demikian pula pada komisioner masih belum layak untuk mengakui
            penerimaan kiriman persediaan dari pengamanat sebagai pembelian.
       • Oleh karena pengamanat bisa melakukan penjualan dengan cara konsinyasi maupun penjualan
            dengan cara lain, dimungkinkan pengamanat memisahkan catatan penjualan konsinyasi dengan
            penjualan lainnya dan dimungkinkan pula tidak memisahkan catatan penjualan konsinyasi
            dengan penjualan lainnya. Demikian pula pada komisioner, bisa melakukan pengadaan
            persediaan dengan cara pembelian konsinyasi dan bisa pula melakukan pembelian langsung
dari pihak lainnya, sehingga dimungkinkan memisahkan catatan pembelian konsinyasi dengan
  pembelian lainnya dan dimungkinkan pula tidak memisahkan catatan pembelian konsinyasi
  dengan pembelian lainnya. Apabila komisioner memisahkan catatan pembelian konsinyasi dari
  pembelian lainnya, tidak akan melakukan jurnal atas penerimaan kiriman dari pengamanat dan
  akan mengakui pembelian pada saat penjualan direalisasikan.

Kegiatan         Belajar   2:      Masalah-masalah         Lain       Penjualan   Konsinyasi
Rangkuman

• Perkiraan uang muka pada buku pengamanat dan komisioner dapat dikompensasi sebesar
  barang yang terjual ditambah retur barang konsinyasi, pada saat laporan penjualan barang
  konsinyasi dibuat dan dikirimkan oleh komisioner.
• Pencatatan beban yang dibebankan atas retur barang, pada buku pengamanat dengan mendebit
  perkiraan beban yang bersangkutan dan mengkredit perkiraan konsinyasi keluar. Pada buku
  komisioner tidak perlu dilakukan jurnal atas retur barang konsinyasi.
• Pada akhir tahun harus dilakukan perhitungan beban-beban yang melekat pada persediaan
  konsinyasi yang masih belum laku dijual oleh komisioner. Beban-beban persediaan konsinyasi
  yang masih belum laku dijual oleh komisioner terdiri dari harga pokok persediaan yang
  dikirimkan ditambah dengan beban-beban yang bersifat inventoriable, misalnya beban
  angkutan sebesar proporsional dengan jumlah unit yang tersisa. Untuk keperluan tersebut akan
  dilakukan perhitungan alokasi beban atas persediaan yang masih belum laku dijual oleh
  komisioner.

Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial
  Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002).
  Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western
• Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley
  & Sons, Inc.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba
  Empat.
• Utoyo Widayat. (1993). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
  Ekonomi Universitas Indonesia.




MODUL                                                                                        7
VALUTA ASING

Kegiatan        Belajar         1:       Transaksi    Dalam        Mata      Uang       Asing
Rangkuman

• Standar akuntansi yang berlaku di Amerika untuk transaksi mata uang asing dan laporan
  keuangan adalah FASB Statement Nomor 52 yang menyajikan konsep mata uang fungsional.
  Mata uang fungsional dari sebuah entitas adalah mata uang yang berlaku di lingkungan primer
  di mana entitas tersebut beroperasi.
• Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia untuk transaksi mata uang asing adalah PSAK
  Pernyataan Nomor 10. Sedangkan mata uang fungsional diatur dalam PSAK yang masih dalam
  status Exposure draft.
• Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
  fungsional dari entitas yang bersangkutan.
• Operasi hedging atau kontrak lindung nilai adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang
  asing untuk menghindari risiko memegang utang dan piutang dalam mata uang asing.
• Kontrak berjangka, yaitu transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan
  penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara
  berjangka.

Kegiatan       Belajar     2:        Laporan    Keuangan   dalam     Mata     Uang      Asing
Rangkuman

• Translasi adalah menyatakan pengukuran mata uang fungsional dalam mata uang pelaporan.
  Adapun tujuan dari pengukuran kembali adalah untuk mendapatkan hasil yang sama seakan-
  akan pembukuannya dilakukan dengan mata uang fungsional.
• Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia untuk translasi laporan keuangan dalam mata uang
  asing adalah PSAK No. 11.
• Prinsip akuntansi translasi laporan keuangan berkaitan dengan harga perolehan atau beban
  penyusutan aktiva tetap berwujud akan dijabarkan menggunakan kurs tanggal transaksi atau
  apabila aktiva tetap dinilai dengan wajar akan menggunakan kurs pada tanggal penilaian; biaya
  persediaan akan dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat biaya terjadi; jumlah yang
  dapat dipulihkan atau nilai yang dapat direalisasikan dari suatu aktiva dijabarkan dengan
  menggunakan kurs yang berlaku pada saat penilaian; menggunakan kurs rata-rata; perusahaan
  harus mengungkapkan: beda nilai tukar bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas
  sebagai suatu unsur yang terpisah dan rekonsiliasi beda nilai tukar tersebut pada awal dan akhir
  periode, perubahan dalam mata uang pelaporan, perubahan dalam klasifikasi suatu kegiatan
  usaha, serta dampak atas pos-pos moneter mata uang asing

Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial
  Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002).
  Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Federick D.S. Choi, Gary K Meek. International Accounting. 5th Edition. Prentice Hall.
• Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western.
• Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6 th Edition. John
  Wiley & Sons, Inc.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba
  Empat.




MODUL                                                                                           8
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN KANTOR CABANG

Kegiatan Belajar 1: Transaksi Umum Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang
Rangkuman

• Dalam tinjauan hukum, kantor pusat dan kantor cabang bukanlah entitas yang berdiri sendiri
  karena masih dalam satu entitas perseroan. Namun, dalam tinjauan substantif, masing-masing
  dianggap sebagai entitas.
• Sebagaimana umumnya, kantor pusat dan kantor cabang sebagai suatu entitas akan menyusun
  dan menyajikan laporan keuangan masing-masing dan karenanya akan menyelenggarakan
  kegiatan akuntansi pada masing-masing entitas ekonomi tersebut.
• Ada beberapa akun yang mewakili hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang. Kantor
  pusat akan memelihara beberapa akun, antara lain akun kantor cabang, akun pengiriman
  persediaan ke kantor cabang dan kantor cabang akan memelihara beberapa akun, antara lain
  akun kantor pusat dan akun pengiriman persediaan dari kantor pusat.
• Teknik akuntansi untuk mencatat transaksi hubungan antarkantor cabang dilakukan dengan
  menganggap kantor cabang melakukan transaksinya dengan kantor pusat.
• Laba-rugi yang terjadi atas transaksi hubungan antarkantor cabang menjadi beban bagai kantor
  pusat.
• Terhadap pengiriman persediaan yang difaktur di atas harga perolehannya, selisih di antaranya
  akan ditampung di dalam akun laba belum direalisasi.
• Laba belum direalisasi tersebut pada akhir tahun akan disesuaikan dengan saldo persediaan
  yang tersisa.
• Oleh karena kantor pusat dan kantor cabang secara legal merupakan satu entitas, laporan
  keuangan keduanya akan digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan
  keuangan perusahaan.
• Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi akan dijumlahkan seluruh aktiva dan
  kewajiban dan akan dilakukan eliminasi atas akun-akun timbal-balik (reciprocal).

Kegiatan Belajar 2: Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang Luar Negeri
Rangkuman

• Kantor pusat dan kantor cabang luar negeri masing-masing akan mencatat transaksinya
  didasarkan pada mata uang fungsionalnya masing-masing.
• Pada akhir tahun dilakukan translasi laporan keuangan kantor cabang menjadi laporan
  keuangan translasi dengan menggunakan mata uang domestik, yaitu mata uang yang digunakan
  oleh kantor pusat sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan keuangannya.
• Laporan keuangan kantor pusat dan laporan keuangan translasi kantor cabang dikonsolidasikan
  untuk dihasilkan laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan keuangan perusahaan.
• Pada saat penggabungan laporan keuangan tersebut akan dilakukan eliminasi atas beberapa
  akun timbal-balik (reciprocal), yaitu akun kantor cabang dan pengiriman persediaan ke kantor
cabang yang dipelihara di dalam pembukuan kantor pusat serta akun kantor pusat dan
  pengiriman persediaan dari kantor pusat yang dipelihara di dalam pembukuan kantor cabang.

Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial
  Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002).
  Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Federick D.S. Choi, Gary K Meek. International Accounting. 5th Edition. Prentice Hall.
• Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western.
• Hadori Yunus & Hernanto. (1987). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Bagian 1. Yogyakarta:
  BPFE.
• Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6 th Edition. John
  Wiley & Sons, Inc.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba
  Empat.




MODUL                                                                                         9
LAPORAN SEGMEN DAN LAPORAN INTERIM

Kegiatan                Belajar                  1:             Laporan                segmen
Rangkuman

• FASB Statement Nomor 14 menyatakan semua perusahaan, kecuali perusahaan non-publik
  wajib mengikuti persyaratan pelaporan segmen. Pengungkapan yang diharuskan, meliputi
  informasi mengenai operasi pada industri yang berbeda, operasi luar negeri dan penjualan
  ekspor, dan konsumen utama suatu kelompok perusahaan.
• Standar Akuntansi Keuangan di dalam Pernyataan Nomor 5 menjelaskan tentang pelaporan
  informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi dalam
  industri dan wilayah geografis yang berbeda.
• Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan segmen, antara lain adalah pendapatan
  segmen, beban segmen, hasil segmen, aktiva segmen dan kewajiban segmen.
• Segmen usaha atau segmen geografis harus diidentifikasikan sebagai segmen dilaporkan jika
  mayoritas pendapatannya diperoleh dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan pendapatan
  yang berasal dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan dari transaksi dengan segmen
  lainnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan, baik ekstern maupun intern, dari
  seluruh segmen; atau hasil segmennya, apakah laba atau rugi, berjumlah 10 persen atau lebih
  dari hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami laba atau hasil gabungan seluruh segmen
  yang mengalami rugi, mana yang lebih besar dalam jumlah absolutnya atau aktivanya
  berjumlah 10% atau lebih dari total aktiva seluruh segmen.

Kegiatan           Belajar           2:           Laporan            Keuangan             Interim
Rangkuman

• Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pernyataan Nomor 3 menjelaskan pengertian laporan
  keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan
  tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada pandangan yang menganggap periode interim
  sebagai bagian yang integral dari periode tahunan.
• Periode penyusunan laporan keuangan interim dapat secara bulanan, triwulanan atau periode
  lain yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai SAK.
• Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan keuangan interim adalah neraca, laporan
  laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
• Kebijakan akuntansi pada periode interim harus sama dengan kebijakan akuntansi yang
  diterapkan pada penyusunan laporan keuangan tahunan, antara lain dasar pengakuan
  pendapatan dan beban, penggolongan aktiva dan kewajiban, dan perbandingan laporan
  keuangan interim.

Daftar Pustaka

• Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial
  Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill.
• Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002).
  Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall.
• Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western.
• Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley
  & Sons, Inc.
• Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba
  Empat.

Contenu connexe

Tendances

Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Falanni Firyal Fawwaz
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1car nadi
 
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanpembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanalfian9
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1mufitriski
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuandewantar
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venturePersekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint ventureitong22
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma findira
 
Likuidasi persekutuan secara berangsur
Likuidasi persekutuan secara berangsurLikuidasi persekutuan secara berangsur
Likuidasi persekutuan secara berangsurDhevi Ratnasari
 
Persekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasiPersekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasiphatar_augrah
 

Tendances (20)

Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuanpembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
pembentukan persekutuan dan pembubaran persekutuan
 
Persekutuan Komanditer
Persekutuan KomanditerPersekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Bab 3-pembubaran-firma
Bab 3-pembubaran-firmaBab 3-pembubaran-firma
Bab 3-pembubaran-firma
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuan
 
Pembubaran Firma
Pembubaran FirmaPembubaran Firma
Pembubaran Firma
 
Persekutuan (Partnership)
Persekutuan (Partnership)Persekutuan (Partnership)
Persekutuan (Partnership)
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venturePersekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
Persekutuan likuidasi dan persekutuan joint venture
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Persekutuan (Likuidasi)
Persekutuan (Likuidasi)Persekutuan (Likuidasi)
Persekutuan (Likuidasi)
 
2. persekutuan ppt
2. persekutuan ppt2. persekutuan ppt
2. persekutuan ppt
 
Likuidasi persekutuan secara berangsur
Likuidasi persekutuan secara berangsurLikuidasi persekutuan secara berangsur
Likuidasi persekutuan secara berangsur
 
Pembentukan
PembentukanPembentukan
Pembentukan
 
Persekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasiPersekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasi
 
Persekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasiPersekutuan likuidasi
Persekutuan likuidasi
 

Similaire à Persekutuan ak dl 1

PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG jufrilondong1
 
Akuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanAkuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanJesika Amanda
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanSepthinnn
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdfRito Doank
 
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1Mujib Jaysean
 
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdf
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdfdownacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdf
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdfYuniediPurnama
 
Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Haris Gunawan
 
persekutuan likuidasi
persekutuan likuidasipersekutuan likuidasi
persekutuan likuidasifadhly arsani
 
persekutuan likuidasi dan joint venture
persekutuan likuidasi dan joint venturepersekutuan likuidasi dan joint venture
persekutuan likuidasi dan joint venturealfian9
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanNatalia Nainggolan
 
persekutuan likuidasi
 persekutuan likuidasi persekutuan likuidasi
persekutuan likuidasifazri himawan
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanadelaa09
 

Similaire à Persekutuan ak dl 1 (20)

PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG  PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
 
Akuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanAkuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuan
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdf
 
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1
Mujib burahman 121110013408006 ak_01_tugas ke 1
 
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdf
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdfdownacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdf
downacademia.com_modul-sesi-3-akuntansi-keuangan-lanjutan-1-eba501.pdf
 
Persekutuan(chintya)
Persekutuan(chintya)Persekutuan(chintya)
Persekutuan(chintya)
 
PERSEKUTUAN
PERSEKUTUANPERSEKUTUAN
PERSEKUTUAN
 
Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)
 
persekutuan likuidasi
persekutuan likuidasipersekutuan likuidasi
persekutuan likuidasi
 
persekutuan likuidasi dan joint venture
persekutuan likuidasi dan joint venturepersekutuan likuidasi dan joint venture
persekutuan likuidasi dan joint venture
 
030-P01.pdf
030-P01.pdf030-P01.pdf
030-P01.pdf
 
Psak04
Psak04Psak04
Psak04
 
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuanTugas 1 = pembentukan persekutuan
Tugas 1 = pembentukan persekutuan
 
Joint Ventures
Joint VenturesJoint Ventures
Joint Ventures
 
persekutuan likuidasi
 persekutuan likuidasi persekutuan likuidasi
persekutuan likuidasi
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Pembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuanPembentukan persekutuan
Pembentukan persekutuan
 

Dernier

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Dernier (20)

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Persekutuan ak dl 1

  • 1. MODUL 1 PEMBENTUKAN, PEMBAGIAN LABA-RUGI, DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan Rangkuman 1. Pengertian persekutuan ditinjau dari hukum adalah kumpulan dua atau lebih subjek hukum untuk bergabung bersama-sama. 2. Bentuk Persekutuan sebagai entitas usaha ada dua macam yaitu berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Persyaratan pendirian persekutuan berdasarkan kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1320. 3. Bentuk Persekutuan tidak berbadan hukum, yaitu firma dan persekutuan komanditer. Firma lebih bersifat kekeluargaan karena tanggung jawab setiap sekutu tidak terbatas (unlimited labilities). Sedangkan persekutuan komanditer adalah firma dengan salah satu sekutunya sebagai sekutu komanditer karena tanggung jawab terbatas (unlimited labilities) dan bisa diwujudkan dalam bentuk saham. 4. Pengertian persekutuan ditinjau dari substansial. Adanya kesepakatan bergabungnya dua pihak atau lebih dengan tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing sekutu secara penuh dan tidak terbatas hanya pada modal penyertaannya saja. Walau tanggung jawab sekutu tidak terbatas, namun persekutuan merupakan satu entitas ekonomi yang sama dengan bentuk usaha lainnya. 5. Sifat-sifat persekutuan sebagai berikut mempunyai umur terbatas/ limited life, mempunyai tanggung jawab yang tak terbatas/unlimited labilities, mutual agency, memiliki bentuk yang sederhana, pemilikan harta bersama, dan partisipasi dalam pembagian laba. 6. Hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung dalam tiga rekening, yaitu rekening modal, rekening prive, serta rekening utang dan piutang kepada sekutu. 7. Investasi sekutu saat pembentukan persekutuan dilakukan dalam bentuk tunai atau berupa kas dan aktiva bukan kas. Investasi dalam bentuk bukan kas sebaiknya dinilai sebesar fair values. 8. Perlakuan terhadap kemampuan lebih yang memiliki sekutu ada dua pendekatan, yaitu metode bonus dan metode goodwill. 9. Acap kali selisih antara pengorbanan untuk investasi dengan nilai penyertaan merupakan unidentifiable assets dengan perlakuan sebagai goodwill atau bonus. 10.Harus dibedakan antara mutasi modal penyertaan dengan utang/ piutang sekutu. Utang/piutang sekutu tidak secara otomatis dikonversikan pada modal penyertaan, kecuali atas persetujuan sekutu.
  • 2. 11.Perkiraan prive tidak harus ditutup pada modal penyertaan terutama pada sekutu yang membagi laba didasarkan pada saldo modal. Offsetting prive ke modal penyertaan harus sepersetujuan para sekutu. Kegiatan Belajar 2: Pembagian Laba-Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan Rangkuman 1. Laba rugi yang dihasilkan adalah hak atau beban masing-masing sekutu dengan jumlah yang tergantung pada kesepakatan. Walau banyak yang mengaitkan dengan saldo modal, tetapi pembagian laba rugi tidak harus didasarkan pada besarnya modal. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu, saldo modal, perhitungan bonus, perhitungan jumlah tetap, dan perhitungan bunga penyertaan. 2. Pembagian laba rugi didasarkan pada rasio tertentu. Termasuk dalam kategori ini adalah pembagian didasarkan pada original capital (saldo modal saat didirikannya persekutuan) karena jumlahnya tidak berubah. 3. Pembagian laba rugi didasarkan pada saldo modal. Banyak pihak yang mendukung dasar ini karena saldo modal yang tersisa merupakan investasi sekutu pada persekutuan hingga return berupa pembagian laba rugi juga layak dikaitkan dengan saldo modal. 4. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bonus. Dasar ini berpeluang untuk mendorong sekutu lebih berprestasi karena adanya reward. 5. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bagian jumlah tetap. Dasar ini memberikan jaminan pembayaran dalam jumlah tetap. Banyak pihak yang menyebut dasar ini dengan pembagian laba rugi didasarkan pada gaji. Namun, substansinya adalah jumlah yang tetap tersebut karena gaji sudah masuk dalam unsur biaya operasi dan laba rugi dibagi sudah bersih dari unsur gaji. 6. Pembagian laba rugi dengan memperhitungkan bunga penyertaan. Hampir sama dengan dasar modal rata-rata karena memberikan penghargaan pada waktu. Namun, dasar ini mengandung fixed atas tarifnya bukan jumlahnya. 7. Laporan keuangan persekutuan terdiri dari laporan perhitungan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan perhitungan laba rugi secara eksplisit menunjukkan porsi laba masing-masing sekutu. Laporan perubahan modal secara eksplisit menyajikan laporan perubahan modal masing- masing sekutu. Neraca adalah struktur modal yang secara eksplisit harus menunjukkan porsi ekuitas masing-masing sekutu. Daftar Pustaka
  • 3. • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western • Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat. MODUL 2 PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN SEKUTU DAN LIKUIDASI Kegiatan Belajar 1: Pembubaran Persekutuan karena Perubahan Sekutu Rangkuman 1. Dari tinjauan hukum (legal), bertambahnya sekutu baru pada dasarnya akan membubarkan persekutuan yang sudah ada sebagai satu entitas hukum (partnership dissolution) untuk kemudian didirikan persekutuan yang baru. 2. Dari tinjauan substantif tidak pernah ada pembubaran karena sebagai satu entitas ekonomi, perusahaan tersebut masih terus menjalankan usahanya. 3. Penambahan sekutu baru tersebut harus disertai dengan penyusunan neraca untuk mengetahui posisi penyertaan/pemilikan masing-masing sekutu dan disusun pula neraca persekutuan yang baru. 4. Bertambahnya sekutu baru bisa dilakukan melalui cara pembelian sebagian atau seluruh penyertaan seorang atau beberapa orang sekutu. Pembelian ini bukan transaksi perusahaan, tetapi merupakan transaksi pribadi antara sekutu baru dengan sekutu yang akan digantikan. Dengan demikian, apabila terjadi ketidaksamaan antara jumlah pembayaran dengan nilai pemilikan bukan merupakan keuntungan persekutuan, tetapi merupakan keuntungan atau kerugian pribadi sekutu. 5. Pada transaksi pembelian, jumlah ekuitas tidak bertambah yang dicatat di dalam transaksi ini adalah susunan sekutu. 6. Bertambahnya sekutu juga bisa dilakukan melalui cara investasi sekutu baru, bukan menggantikan pemilikan sekutu yang sudah ada. Persoalan yang timbul adalah adanya kemungkinan ketidaksamaan
  • 4. antara jumlah yang diinvestasikan dan diterima olah persekutuan dengan saldo modal yang akan diakui. 7. Selisih antara jumlah investasi dengan bagian pemilikan bisa diakui sebagai bonus atau dilakukan penyesuaian terhadap aktiva dan kewajiban. Namun, apabila seluruh aktiva dan kewajiban telah dinilai sebesar nilai wajar, selisih tersebut diakui sebagai goodwill. Bonus dan goodwill tersebut bisa diberikan pada sekutu lama dan juga bisa diberikan pada sekutu baru, tergantung pada transaksinya. 8. Dari tinjauan hukum (legal), berkurangnya sekutu baru pada dasarnya akan membubarkan persekutuan yang sudah ada sebagai satu entitas hukum (partnership dissolution) untuk kemudian didirikan persekutuan yang baru. 9. Dari tinjauan substantif tidak pernah ada pembubaran karena sebagai satu entitas ekonomi, perusahaan tersebut masih terus menjalankan usahanya. 10.Berkurangnya sekutu baru tersebut harus disertai dengan penyusunan neraca untuk mengetahui posisi penyertaan/pemilikan masing-masing sekutu dan disusun pula neraca persekutuan yang baru. 11.Persoalan akan timbul manakala terjadi selisih antara jumlah yang akan diberikan pada sekutu yang mengundurkan diri dengan saldo modal yang akan diakui. 12.Selisih antara jumlah yang akan diberikan pada sekutu yang mengundurkan diri dengan saldo modal bisa diakui sebagai bonus atau dilakukan penyesuaian terhadap aktiva dan kewajiban. Namun, apabila seluruh aktiva dan kewajiban telah dinilai sebesar nilai wajar, selisih tersebut diakui sebagai goodwill. Bonus dan goodwill tersebut bisa diberikan pada sekutu lama dan juga bisa diberikan pada sekutu baru, tergantung pada transaksinya Kegiatan Belajar 2: Likuidasi persekutuan Rangkuman 1. Likuidasi persekutuan mencakup konversi aktiva bukan kas menjadi kas, pengakuan untung dan rugi selama masa likuidasi, pembayaran kewajiban, dan distribusi kas kepada sekutu pada saat berakhirnya usaha. 2. Laporan keuangan utama untuk likuidasi persekutuan ialah laporan likuidasi persekutuan yang meringkas seluruh transaksi dan peristiwa finansial selama masa likuidasi. Laporan ini juga digunakan sebagai dokumen resmi untuk likuidasi yang dilakukan melalui pengadilan. 3. Likuidasi sederhana mengacu pada konversi seluruh aktiva menjadi kas sebelum distribusi dilakukan kepada sekutu. 4. Ketika persekutuan dilikuidasi dengan pendistribusian bertahap kepada sekutu, kas didistribusikan kepada sekutu setelah kewajiban dibayar, tetapi sebelum untung ataupun rugi likuidasi diakui.
  • 5. 5. Untuk mencegah pembayaran yang berlebihan kepada sekutu, jumlah kas yang didistribusikan dihitung dengan dua asumsi yaitu seluruh sekutu secara pribadi tidak likui dan seluruh aktiva bukan kas rugi. Dengan asumsi ini ada dua pendekatan utama untuk menghitung jumlah pembayaran aman kepada sekutu pada tiap tahap distribusi. Pendekatan pertama ialah menyiapkan skedul pembayaran aman untuk setiap tahap distribusi dan pendekatan kedua adalah menyiapkan rencana distribusi kas yang digunakan selama proses likuidasi. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western • Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat. MODUL 3 PENGEMBANGAN PERSEKUTUAN Kegiatan Belajar 1: Perubahan Persekutuan menjadi Perseroan Terbatas Rangkuman 1. Perubahan usaha dari bentuk persekutuan menjadi perseroan terbatas bila ditinjau dari sisi legal (hukum) pada dasarnya telah membubarkan entitas hukum persekutuan dalam bentuk perusahaan perorangan (single proprietorship) dan membentuk entitas hukum baru berupa perseroan terbatas yang berbadan hukum. Sedang ditinjau dari sisi substantif, seakan tidak terjadi pembubaran karena perusahaan tersebut berjalan terus dan hanya berganti struktur modalnya. 2. Pencatatan yang harus dibuat sehubungan dengan perubahan persekutuan menjadi perseroan terbatas, dapat memilih satu di antara dua metode, yaitu perseroan terbatas meneruskan buku-buku persekutuan atau perseroan terbatas menggunakan buku-buku baru.
  • 6. Kegiatan Belajar 2: Kerja Sama Patungan (Joint Venture) Rangkuman 1. Perusahaan patungan merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih, masing-masing sebagai venturer sampai batas waktu tertentu. Perbedaan yang pokok antara joint venture dengan persekutuan adalah umur joint venture lebih pendek dibandingkan umur persekutuan. Anggota joint venture (venture/partner/sekutu) dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas dan sebagainya. Salah satu sekutu bertindak sebagai manajer (managing partner). 2. Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Model akuntansi yang bisa diterapkan pada perusahaan patungan, yaitu akuntansi untuk kerja sama patungan diselenggarakan terpisah dan tidak terpisah. 3. Pada metode akuntansi terpisah, joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Dalam metode ini masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Jadi, para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang. 4. Pada metode akuntansi tidak terpisah, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner), yaitu managing partner dan non-managing partner. 5. Beberapa bentuk pengembangan kerja sama patungan adalah kerja sama operasi (KSO), pengendalian bersama operasi dan pengendalian bersama aset. 6. Kerja sama operasi dilakukan melalui kontrak perjanjian (contractual agreement) antara dua atau beberapa pihak dengan kesepakatan untuk melakukan usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung risiko atas usaha tersebut. 7. Pengendalian bersama operasi terbentuk atas kesepakatan dua atau lebih venturer untuk menggabungkan operasi, sumber daya dan keahlian mereka dalam rangka memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan bersama suatu produk atau jasa tertentu yang menimbulkan pengendalian bersama. 8. Pengendalian bersama aset terbentuk atas kesepakatan dua atau lebih venturer melakukan pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang diserahkan oleh mereka atau dibeli untuk digunakan dalam kegiatan joint venture. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6th ed. New York. NY.: McGrawhill.
  • 7. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Drebin Allan. R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western. • Haried, Andrew A. Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • L. Suparwoto. (1991). Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1. Yogyakarta: BPFE. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat. MODUL 4 LIKUIDASI PERSEROAN, KUASI REORGANISASI, DAN RESTRUKTURISASI UTANG- PIUTANG BERMASALAH Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Likuidasi Perseroan Rangkuman 1. Likuidasi merupakan kegiatan untuk membubarkan perusahaan sebagai entitas hukum dan sebagai entitas ekonomi. Pada perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, para pemegang saham sebagai lembaga tertinggi menetapkan status likuidasi dan pihak-pihak yang akan melaksanakan proses likuidasi. 2. Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh tim likuidasi antara lain adalah inventarisasi kembali semua aktiva dan kewajiban perusahaan terlikuidasi, menyusun neraca perusahaan terlikuidasi, penilaian kembali aktiva dan kewajiban perusahaan terlikuidasi sebesar nilai yang diharapkan bisa direalisasikan, penjualan aktiva bukan kas, penyusunan Laporan Kondisi Keuangan saat likuidasi, penyelenggaraan pembukuan likuidasi dan pembayaran kepada kreditor sesuai dengan hak prioritas. 3. Kewajiban tim likuidasi di antaranya membuat laporan kondisi keuangan saat likuidasi yang berisi nilai yang diharapkan dapat direalisasi pada proses likuidasi. 4. Kegiatan akuntansi diselenggarakan oleh tim likuidasi sebagai media pertanggungjawaban keuangan perusahaan terlikuidasi. Terdapat dua kegiatan akuntansi, yaitu pertama pada saat likuidasi belum selesai, kegiatan ini dimulai dari penyusunan laporan posisi keuangan berupa neraca awal, yaitu posisi harta, kewajiban, dan ekuitas melalui jurnal pembukaan, jurnal transaksi, buku besar, dan laporan keuangan (laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan perubahan ekuitas harta pailit, neraca, laporan likuidasi). Kegiatan kedua pada saat likuidasi berakhir, kegiatan ini dimulai dari
  • 8. penyusunan laporan posisi keuangan berupa neraca awal melalui jurnal pembukaan, jurnal transaksi, buku besar, dan pelunasan kewajiban pada kreditor. Kegiatan Belajar 2: Kuasi Reorganisasi dan Restrukturisasi Utang- Piutang Bermasalah Rangkuman 1. Pada PSAK Nomor 21 paragraf 43, reorganisasi kuasi adalah kegiatan mereorganisasi struktur ekuitas umumnya, saldo laba khususnya. 2. Pada PSAK Nomor 51, kuasi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk melakukan kuasi reorganisasi adalah perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material, perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi reorganisasi dilakukan, perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan, tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan saldo ekuitas sesudah kuasi reorganisasi harus positif. 3. Aktiva dan kewajiban harus dinilai kembali dengan nilai wajar yang ditentukan sesuai dengan nilai pasar (fair market value) terkait pada pendekatan pasar (market approach). Apabila tidak tersedia, dengan estimasi nilai wajar berdasar informasi tersedia. Teknik penilaian harga wajar antara lain, nilai sekarang (present value) adalah income approach, model penentuan harga opsi (option pricing models), model penentuan harga matriks (matrix pricing), analisis fundamental (fundamental analysis). 4. Pada PSAK Nomor 54, piutang atau utang yang termasuk dalam restrukturisasi utang-piutang bermasalah umumnya terjadi sebagai akibat dari pemberian pinjaman atau peminjaman kas, investasi dalam efek utang piutang (debt securities) yang sebelumnya diterbitkan atau pembelian atau penjualan barang dan jasa secara kredit. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Jan Hoesada. (2004). Akuntansi Kuasi Reorganisasi. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia dan Raya Indonesia.
  • 9. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat MODUL 5 PENJUALAN ANGSURAN Kegiatan Belajar 1: Metode Pengakuan Laba Kotor pada Penjualan Angsuran Rangkuman 1. Penjualan angsuran yaitu penjualan barang dagangan atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian di mana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. 2. Pengakuan atau perhitungan laba kotor (hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan) dalam penjualan angsuran pada praktiknya dapat dilakukan dengan dua metode sebagai berikut, yaitu metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran dan metode pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas. 3. Pada metode pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran ini, laba akan diakui bersamaan dengan saat terjadinya pengakuan pendapatan/penjualan, seperti penjualan tunai dan penjualan kredit pada umumnya. 4. Pada metode pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas ini, laba tidak akan diakui seluruhnya pada saat terjadinya transaksi penjualan angsuran, namun diakui sepanjang kontrak penjualan masih efektif. Kegiatan Belajar 2: Pencatatan Akuntansi pada Penjualan Angsuran Rangkuman 1. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh suatu perusahaan berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan dalam pencatatan akuntansi pada penjualan angsuran, yang terdiri dari balans permanen (permanen system) dan periodik atau fisik (physical system). 2. Sesuai dengan sifatnya, metode perpetual digunakan pada kebanyakan perusahaan retailer dengan frekuensi terjadinya transaksinya tinggi dan harga jual per unit relatif lebih rendah. Di samping itu, pada penjualan retail ini juga sulit untuk mengidentifikasikan hubungan antara suatu penjualan dengan harga pokok produknya yang sering berubah-ubah sehingga sulit pula untuk mengidentifikasikan laba kotor atas suatu transaksi penjualan tertentu. Laba kotor hanya bisa
  • 10. dihitung pada akhir tahun dan karenanya laba kotor hanya bisa diidentifikasikan menurut tahunnya saja. 3. Penjualan angsuran dengan metode fisik banyak dilakukan pada penjualan properti, kendaraan bermotor atau biasanya pada penjualan produk lain yang harga jualnya relatif besar dan tidak bersifat retail. 4. Kegagalan pelunasan piutang merupakan risiko yang berpotensi tinggi pada penjualan angsuran karena lamanya waktu penyelesaian kontrak penjualan itu sendiri. Risiko tersebut apabila terjadi merupakan suatu kerugian yang selayaknya harus dihadapkan dengan pendapatan yang terjadi atas penjualan yang menghasilkan risiko tersebut. Daftar Pustaka • MODUL 6 PENJUALAN KONSINYASI Kegiatan Belajar 1: Prosedur Umum dalam Akuntansi Penjualan Konsinyasi Rangkuman • Ada dua pihak yang terlibat di dalam kerja sama penjualan konsinyasi, yaitu pengamanat dan komisioner. Bagi pengamanat, kerja sama konsinyasi menguntungkan antara lain karena bertambah luasnya cakupan layanan penjualan dan bisa melakukan pengendalian harga. Sedangkan bagi komisioner, kerja sama konsinyasi menguntungkan antara lain karena adanya pengurangan risiko pemilikan persediaan dan pengurangan kebutuhan modal kerja. • Berpindahnya persediaan dari pengamanat kepada komisioner bukan merupakan transaksi penjualan dan karenanya pengamanat masih belum layak mengakui pengiriman tersebut sebagai penjualan. Demikian pula pada komisioner masih belum layak untuk mengakui penerimaan kiriman persediaan dari pengamanat sebagai pembelian. • Oleh karena pengamanat bisa melakukan penjualan dengan cara konsinyasi maupun penjualan dengan cara lain, dimungkinkan pengamanat memisahkan catatan penjualan konsinyasi dengan penjualan lainnya dan dimungkinkan pula tidak memisahkan catatan penjualan konsinyasi dengan penjualan lainnya. Demikian pula pada komisioner, bisa melakukan pengadaan persediaan dengan cara pembelian konsinyasi dan bisa pula melakukan pembelian langsung
  • 11. dari pihak lainnya, sehingga dimungkinkan memisahkan catatan pembelian konsinyasi dengan pembelian lainnya dan dimungkinkan pula tidak memisahkan catatan pembelian konsinyasi dengan pembelian lainnya. Apabila komisioner memisahkan catatan pembelian konsinyasi dari pembelian lainnya, tidak akan melakukan jurnal atas penerimaan kiriman dari pengamanat dan akan mengakui pembelian pada saat penjualan direalisasikan. Kegiatan Belajar 2: Masalah-masalah Lain Penjualan Konsinyasi Rangkuman • Perkiraan uang muka pada buku pengamanat dan komisioner dapat dikompensasi sebesar barang yang terjual ditambah retur barang konsinyasi, pada saat laporan penjualan barang konsinyasi dibuat dan dikirimkan oleh komisioner. • Pencatatan beban yang dibebankan atas retur barang, pada buku pengamanat dengan mendebit perkiraan beban yang bersangkutan dan mengkredit perkiraan konsinyasi keluar. Pada buku komisioner tidak perlu dilakukan jurnal atas retur barang konsinyasi. • Pada akhir tahun harus dilakukan perhitungan beban-beban yang melekat pada persediaan konsinyasi yang masih belum laku dijual oleh komisioner. Beban-beban persediaan konsinyasi yang masih belum laku dijual oleh komisioner terdiri dari harga pokok persediaan yang dikirimkan ditambah dengan beban-beban yang bersifat inventoriable, misalnya beban angkutan sebesar proporsional dengan jumlah unit yang tersisa. Untuk keperluan tersebut akan dilakukan perhitungan alokasi beban atas persediaan yang masih belum laku dijual oleh komisioner. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western • Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.
  • 12. • Utoyo Widayat. (1993). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. MODUL 7 VALUTA ASING Kegiatan Belajar 1: Transaksi Dalam Mata Uang Asing Rangkuman • Standar akuntansi yang berlaku di Amerika untuk transaksi mata uang asing dan laporan keuangan adalah FASB Statement Nomor 52 yang menyajikan konsep mata uang fungsional. Mata uang fungsional dari sebuah entitas adalah mata uang yang berlaku di lingkungan primer di mana entitas tersebut beroperasi. • Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia untuk transaksi mata uang asing adalah PSAK Pernyataan Nomor 10. Sedangkan mata uang fungsional diatur dalam PSAK yang masih dalam status Exposure draft. • Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang bersangkutan. • Operasi hedging atau kontrak lindung nilai adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari risiko memegang utang dan piutang dalam mata uang asing. • Kontrak berjangka, yaitu transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Kegiatan Belajar 2: Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Rangkuman • Translasi adalah menyatakan pengukuran mata uang fungsional dalam mata uang pelaporan. Adapun tujuan dari pengukuran kembali adalah untuk mendapatkan hasil yang sama seakan- akan pembukuannya dilakukan dengan mata uang fungsional. • Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia untuk translasi laporan keuangan dalam mata uang asing adalah PSAK No. 11.
  • 13. • Prinsip akuntansi translasi laporan keuangan berkaitan dengan harga perolehan atau beban penyusutan aktiva tetap berwujud akan dijabarkan menggunakan kurs tanggal transaksi atau apabila aktiva tetap dinilai dengan wajar akan menggunakan kurs pada tanggal penilaian; biaya persediaan akan dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat biaya terjadi; jumlah yang dapat dipulihkan atau nilai yang dapat direalisasikan dari suatu aktiva dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat penilaian; menggunakan kurs rata-rata; perusahaan harus mengungkapkan: beda nilai tukar bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah dan rekonsiliasi beda nilai tukar tersebut pada awal dan akhir periode, perubahan dalam mata uang pelaporan, perubahan dalam klasifikasi suatu kegiatan usaha, serta dampak atas pos-pos moneter mata uang asing Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Federick D.S. Choi, Gary K Meek. International Accounting. 5th Edition. Prentice Hall. • Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western. • Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6 th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat. MODUL 8 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN KANTOR CABANG Kegiatan Belajar 1: Transaksi Umum Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang Rangkuman • Dalam tinjauan hukum, kantor pusat dan kantor cabang bukanlah entitas yang berdiri sendiri karena masih dalam satu entitas perseroan. Namun, dalam tinjauan substantif, masing-masing dianggap sebagai entitas.
  • 14. • Sebagaimana umumnya, kantor pusat dan kantor cabang sebagai suatu entitas akan menyusun dan menyajikan laporan keuangan masing-masing dan karenanya akan menyelenggarakan kegiatan akuntansi pada masing-masing entitas ekonomi tersebut. • Ada beberapa akun yang mewakili hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang. Kantor pusat akan memelihara beberapa akun, antara lain akun kantor cabang, akun pengiriman persediaan ke kantor cabang dan kantor cabang akan memelihara beberapa akun, antara lain akun kantor pusat dan akun pengiriman persediaan dari kantor pusat. • Teknik akuntansi untuk mencatat transaksi hubungan antarkantor cabang dilakukan dengan menganggap kantor cabang melakukan transaksinya dengan kantor pusat. • Laba-rugi yang terjadi atas transaksi hubungan antarkantor cabang menjadi beban bagai kantor pusat. • Terhadap pengiriman persediaan yang difaktur di atas harga perolehannya, selisih di antaranya akan ditampung di dalam akun laba belum direalisasi. • Laba belum direalisasi tersebut pada akhir tahun akan disesuaikan dengan saldo persediaan yang tersisa. • Oleh karena kantor pusat dan kantor cabang secara legal merupakan satu entitas, laporan keuangan keduanya akan digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan keuangan perusahaan. • Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi akan dijumlahkan seluruh aktiva dan kewajiban dan akan dilakukan eliminasi atas akun-akun timbal-balik (reciprocal). Kegiatan Belajar 2: Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang Luar Negeri Rangkuman • Kantor pusat dan kantor cabang luar negeri masing-masing akan mencatat transaksinya didasarkan pada mata uang fungsionalnya masing-masing. • Pada akhir tahun dilakukan translasi laporan keuangan kantor cabang menjadi laporan keuangan translasi dengan menggunakan mata uang domestik, yaitu mata uang yang digunakan oleh kantor pusat sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan keuangannya. • Laporan keuangan kantor pusat dan laporan keuangan translasi kantor cabang dikonsolidasikan untuk dihasilkan laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan keuangan perusahaan. • Pada saat penggabungan laporan keuangan tersebut akan dilakukan eliminasi atas beberapa akun timbal-balik (reciprocal), yaitu akun kantor cabang dan pengiriman persediaan ke kantor
  • 15. cabang yang dipelihara di dalam pembukuan kantor pusat serta akun kantor pusat dan pengiriman persediaan dari kantor pusat yang dipelihara di dalam pembukuan kantor cabang. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Federick D.S. Choi, Gary K Meek. International Accounting. 5th Edition. Prentice Hall. • Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western. • Hadori Yunus & Hernanto. (1987). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Bagian 1. Yogyakarta: BPFE. • Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6 th Edition. John Wiley & Sons, Inc. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat. MODUL 9 LAPORAN SEGMEN DAN LAPORAN INTERIM Kegiatan Belajar 1: Laporan segmen Rangkuman • FASB Statement Nomor 14 menyatakan semua perusahaan, kecuali perusahaan non-publik wajib mengikuti persyaratan pelaporan segmen. Pengungkapan yang diharuskan, meliputi informasi mengenai operasi pada industri yang berbeda, operasi luar negeri dan penjualan ekspor, dan konsumen utama suatu kelompok perusahaan. • Standar Akuntansi Keuangan di dalam Pernyataan Nomor 5 menjelaskan tentang pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda. • Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan segmen, antara lain adalah pendapatan segmen, beban segmen, hasil segmen, aktiva segmen dan kewajiban segmen.
  • 16. • Segmen usaha atau segmen geografis harus diidentifikasikan sebagai segmen dilaporkan jika mayoritas pendapatannya diperoleh dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan pendapatan yang berasal dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan dari transaksi dengan segmen lainnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan, baik ekstern maupun intern, dari seluruh segmen; atau hasil segmennya, apakah laba atau rugi, berjumlah 10 persen atau lebih dari hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami laba atau hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami rugi, mana yang lebih besar dalam jumlah absolutnya atau aktivanya berjumlah 10% atau lebih dari total aktiva seluruh segmen. Kegiatan Belajar 2: Laporan Keuangan Interim Rangkuman • Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pernyataan Nomor 3 menjelaskan pengertian laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. • Periode penyusunan laporan keuangan interim dapat secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai SAK. • Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan keuangan interim adalah neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. • Kebijakan akuntansi pada periode interim harus sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penyusunan laporan keuangan tahunan, antara lain dasar pengakuan pendapatan dan beban, penggolongan aktiva dan kewajiban, dan perbandingan laporan keuangan interim. Daftar Pustaka • Baker Richard E, Lembke Valdean C, and King Thomas E. (2005). Advance Financial Accounting. 6 th Edition. New York. NY.: McGrawhill. • Beams Floyd A, Anthony Joseph H, Clement Robin P, and Lowensohn Suzanne H. (2002). Advanced Accounting. 7th Edition. Upper Saddle River. NJ.: Prentice Hall. • Drebin Allan R. (2000). Advanced Accounting. 5th Edition. South Western. • Haried Andrew A., Imdieke, and Smith. (1994). Advanced Accounting. 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc.
  • 17. • Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. per 1 Oktober 2004. Salemba Empat.