Bab pertama membahas fungsi manajemen keuangan dalam perencanaan, pembuatan keputusan investasi dan pembiayaan, serta kerja sama dengan manajer lain untuk mengoperasikan perusahaan seefisien mungkin. Bab kedua membahas laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi prestasi masa lalu dan petunjuk kebijakan masa depan. Bab ketiga membahas peran pasar keuangan dan lembaga keuangan dalam pendanaan perusahaan.
1. BAGIAN I
SIFAT DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
Mata Kuliah : MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen : DR. H ASEP YUSUP HANAPIA SE, MP.
Mahasiswa :
Siti Hajar Komariah NIM : 71130105
Hati Nurlaelasari NIM : 71130102
Iwan Muhammad Ridwan NIM : 71130091
2. BAB I FUNGSI KEUANGAN
• Dalam perencanaan dan
pemrakiraan (forecasting), manajer
keuangan berinteraksi dengan para
eksekutif yang bertanggung jawab
atas kegiatan-kegiatan perencanaan
strategis yang umum dalam
perusahaan.
• Manajer keuangan harus
memusatkan perhatian pada
keputusan investasi dan
pembiayaan, serta segala hal yang
berkaitan dengannya. Para manajer
keuangan perlu menentukan laju
pertumbuhan penjualan yang
sebaiknya dicapai dan membuat
prioritas alternative investasi yang
tersedia.
• Manajer keuangan harus bekerja
sama dengan para manajer lain di
perusahaan agar perusahaan dapat
beroperasi seefisien mungkin.
Semua keputusan bisnis
menyangkut dampak keuangan.
Misalnya, keputusan di bidang
pemasaran berpengaruh pada
pertumbuhan penjualan dan
akibatnya berpengaruh pada
kebutuhan investasi
• Manajer keuangan
menghubungkan perusahaan pada
pasar uang dan pasar modal,
tempat dana diperoleh dan tempat
surat berharga perusahaan
diperdagangkan.
3. KEUANGAN DALAM STRUKTUR
ORGANISASI PERUSAHAAN
Dewan Direksi
Ketua Dewan
Direksi
Direktur Utama
Direktur Peneliti
dan
Pengembangan
Direktur
Produksi
Direktur
Pemasaran
Direktur
Keuangan
Bendahara
(Treasure)
Administrasi
pembukuan
(controller)
4. SIFAT DASAR
PERUSAHAAN
Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya
sangat menyebar.
Kegiatan perusahaan sehari-hari dilaksanakan oleh manajer,
yang biasanya tidak memiliki saham kepemilikan yang besar.
Para manjer merupakan agen atau wakil pemilik, namun pada
kenyataannya mereka mengendalikan perusahaan
Dewan komisaris memantau para manajer atas nama para
pemegang saham.
6. MEMAKSIMUMKAN NILAI
SEBAGAI TUJUAN
Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh
waktu terhadap nilai uang
Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai
resiko terhadap arus pendapatan perusahaan
Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang
akan datang mungkin beragam. Gambaran laba usaha dapat
sangat bervariasi tergantung pada konvensi dan prinsipprinsip akuntansi yang digunakan.
7. TANGGUNGJAWAB
SOSIAL
Perusahaan harus mempertimbangkan semua kebijakan dan
kegiatannya terhadap masyarakat luas.
Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan
yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek
penting dari lingkungan luar.
Perusahaan harus menanggapi harapan para pekerja,
konsumen, para pemegang andil dan kelompok-kelompok
yang berkepentingan lain untuk mencapai maksimalisasi
kekayaan jangka panjang (Cf. Cornell dan Shapiro: 1978)
8. PENGUKURAN PRESTASI
OLEH PASAR KEUANGAN
Pasar keuangan secara kontinyu akan melakukan penilaian
terhadap saham perusahaan, sehingga sama saja dengan
pengukuran terhadap prestasi perusahaan.
Konsekwensi pengukuran yang kontinyu terhadap perusahaan
oleh pasar modal adalah perubahan tingkat penilaiannya
(harga pasar saham).
Jadi, pasar modal merangsang efesiensi dan memberikan
insentif bagi para manajer untuk memperbaiki prestasinya.
9. IMBANGAN RISIKO
HASIL
Arus Kas
Kendala
1. Antitrust
2. Keamanan produk
3. Hubungan kerja
4. Pengendalian
pencemaran dan
sebagainya
Keputusan Kebijakan
1. Lini bisnis
2. Ukuran perusahaan
3. Tipe perlengkapan
yang digunakan
4. PenggunaannA hutang
5. Posisi likuiditas dan
sebagainya
Nilai Perusahaan
Factor
lainnya
Resiko
10. PERUBAHAN PERAN
MANAJEMEN KEUANGAN
Tahun 1990-an industrialisasi mulai berkembang pesat.
• Masalah yang dihadapi: pencarian modal untuk perluasan usaha
Tahun 1940 -1950-an awal:
• Masih terus diajarkan sebagai subyek yang deskriptif dan
institusional, yang lebih dilihat dari luar, dan bukan dilihat dari
segi manajemen perusahaan.
• Lalu perhatian mulai beralih pada analisis harta selama lima
tahun terakhir dasawarsa 1950-an. Model-model matematika
mulai dikembangkan untuk analisis persediaan, kas, piutang dan
harta tetap
Tahun 1970-an tingkat inflasi tinggi
Tahun 1980-an ada perubahan lingkungan ekonomi dan
keuangan.
11. DAMPAK INFLASI TERHADAP
MANAJEMEN KEUANGAN
Suku Bunga: Suatu kenaikan perkiraan laju inflasi akan diterjemahkan dalam bentuk
tingginya suku bunga. Maka laju inflasi yang semakin tinggi berarti bahwa biaya yang
memperoleh dana bagi pemerintah, bisnis maupun perorangan akan meningkat.
Kesulitan Perencanaan: Perusahaan bisnis beroprasi atas dasar rencana jangka
panjang. Pada kondisi inflasi yang membumbung cepat, di mana biaya-biaya
bahan baku dan upah tidak menentu, dangan diperlukan ramalan-ramalan yang
tepat meskipun sulit dilakukan.
Permintaan Terhadap Modal: Inflasi menyebabkan naiknya jumlah modal yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis dalam volume tertentu. Jika barang
persediaan terjual, maka barang tersebut harus digantikan dengan biaya pengadaan
yang lebih mahal.
Harga Obligasi Menurun: Jika suku bunga meningkat, maka harga obligasi jangka
panjang akan menurun.
Jika laju inflasi cukup tinggi, maka laba yang
dilaporkan akan menyimpang. Penjualan persediaan yang biaya
pengadaannya rendah menghasilkan laba yang dilaporkan lebih
tinggi, akan tetapi arus kas akan berkurang ketika perusahaan harus
mengisi kembali persediaan dengan banyak pengadaan kembali
lebih mahal.
Masalah Akuntansi:
12. BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Biasanya dalam bentuk neraca
dan perhitungan rugi-laba
Berisi informasi tentang
prestasi perusahaan di masa
lampau dan dapat memberikan
petunjuk untuk penetapan
kebijakan di masa yang akan
datang
Tujuan pembahasan tentang
neraca dan perhitungan rugilaba. Pertama, agar para
pembaca memahami istilahistilah akuntansi. Kedua,
sebagai pembahasan tentang
keuangan perusahaan. Ketiga,
untuk menjelaskan lapoan
sumber dan penggunaan dana.
Perhitungan rugi-laba untuk tahun 19xx
R = Pendapatan
-VC = biaya variabel (variable cost)
-ICC = biaya kas tetap (fixed cash costs)
-dep = biaya tetap non-kas (misalnya penyusutan)
EBIT = laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes)
-rD = pembayaran beban bunga yang besarnya tetap
EBT = laba sebelum pajak (earning before tax)
-tax = pajak
NI = laba bersih (net income)
-Div = pembayaran dividen ke pemegang saham
Rtd.E = laba ditahan (retained carnings), ditambahkan pada laba ditahan dalam contoh
neraca
13. SUMBER DAN
PENGGUNAAN DANA
Sumber
Penggunaan
1.
Dari kegiatan operasi = laba bersih + penyusutan
1.
Dividen
(NI + dep)
2.
Kenaikan aktiva jangka pendek (tidak termasuk
2.
kas)
Penurunan aktiva jangka pendek (tidak termasuk
kas)
3.
Penurunan kewajiban jangka pendek
3.
Kenaikan kewajiban jangka pendek
4.
Kenaikan nilai kotor aktiva tetap (peralatan,
4.
Penurunan nilai kotor aktiva tetap (peralatan
bangunan dan mesin)
bangunan dan mesin)
5.
Penurunan hutang jangka panjang
5.
Kenaikan hutang jangka panjang
6.
Pembelian kembali saham preferen atau saham
6.
Penjualan saham preferen atau saham biasa
biasa (treasury stock)
14. KEBUTUHAN PELAPORAN
Dewan Direksi Komite Pemeriksa
Perusahaan: manajer keuangan (Chief Financial
Officer)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anggaran dan akuntansi biaya
Usulan dan penilaian proyek
Sumber dan penggunaan dana, atau
perubahan posisi keuangan,
Pemeriksaan internal
Perhutungan rugi-laba dan neraca yang
dikonsolodasikan
Laporan pajak
Laporan ke lembaga keuangan (di AS,
laporan 10 K dan 8 K ditujukan ke
Securities and Exchange Commision,
SEC)
Penggunaan internal
Akuntansi politik
Aparat perpajakan
1.
2.
3.
Pusat
Daerah
Penguasa pajak
internasional
7. SEC (di Indonesia, Bapepam)
15. BAB III
LINGKUNGAN PASAR
Sektor Keuangan dari lingkunggan dari bidang ekonomi merupakan
suatu bagian penting dari lingkungan manajer keuangan, yang
terdiri dari pasar keuangan (financial Markets), lembaga keuangan
(Financial institutions) dan instrument keuangan (Financial
instrumens).
Pasar keuangan (financial Markets) berperan dalam pembentukkan
dan transfer aktiva dan kewajiban keuangan,
Tranfer dana dapat dilakukan secara langsung antara unit surplus
dengan unit yang devisit atau dapat melalui suatu badan perantara
keuangan, misalnya Bank
Pasar uang memperjualbelikan aktiva dan kewajiban keuangan yang
berumur kurang dari satu tahun, sedangkan pasar modal
menyangkut transfer untuk jangka waktu yang lebih lama.
17. BAB IV
PERPAJAKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYATERHADAP
MANAJEMEN KEUANGAN
Pemerintah mempunyai pengaruh yang
amat besar terhadap perekonomian
Negara. Pengaruh tersebut diwujudkan
baik dalam
• Pemasukan pemerintah dari dana yang
tersedia perekonomian dalam negeri berupa
pajak, retrebusi mau pun iuran,
• Pengeluaran pemerintah baik berupa
pengeluaran rutin mau pun pengeluaran
pembangunan,
• Melalui peraturan–peraturan atau
kebijakan-kebijakan pemerintah yang
mengelola perekonomian, sehingga sesuai
dengan tujuan pembangunan nasional.
Pajak Negara, yaitu pajak yang dipungut dan
hasilnya diperuntukkan semata-mata untuk
pemerintah pusat, sebelum ada undang-undang
pajakbaru.
Pajak daerah, dapat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan keuangan. Pajak daerah
terdiri dari dua macam, yaitu Pajak daerah asli
seperti pajak atas ijin menangkap ikan di perairan
umum, opsen atas pajak (cukai) penjualan bensin,
pajak atas pertunjukkan dan keramaian umum,
pajak atas reklame, pajak atas penjualan minuman
yang mengandung alcohol dan sebagainya, serta
pajak daerah yang berasal dari pajak Negara
seperti pajak kendaraan bermotor (PKB),
pajakjalan, pajak pembangunan 1 (PP1), pajak
bumi dan bangunan (PBB) dan lain-lain.
18. PAJAK PENGHASILAN
Wajib pajak
penghasilan
dapat
dibagi dua,
yaitu:
• Wajib
pajak
orang
pribadi
• Wajib
pajak
badan
Wajib pajak orang pribadi, yaitu orang yang
berada di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka 12 bulan atau orang yang
dalam satu tahun pajak berada di Indonesia
serta berniat untuk bertempat tinggal di
Indonesia. Karyawan/karyawati yang
memperoleh penghasilan di luar penghasilan
sehubungan penghasilan dan pekerjaan.
Orang yang wajib menyampaikan laporan
Pajak-pajak pribadi (LP2P) serta kuasa (
trustee) atas warisan yang belum terbagi
Wajib pajak badan, yaitu perseroan
terbatas, perseroan komanditer, persekutuan
pirma, kongsi, koprasi, yayasan atau
lembaga, perseroan atau perkumpulan
lainnya.
19. TARIF PAJAK PENGHASILAN
Menurut undang-undang no 7 tahun 1983 ,tariff pajak penghasilan menurut tariff
progresif sebagai berikut :
Besarnya penghasilan kena pajak
Tarif pajak
1. Rp 10.000.000
15%
Di atas 10.000.000 sampai dengan 50.000.000
Di atas 50.000.000
25%
35%
Sebagai contoh, jika seorang mempunyai penghasilan kena pajak sebesar Rp
60.000.000, maka ia akan kena pajak sebesar :
15% x Rp. 10.000.000 = Rp 1.500.000
25% x Rp. 40.000.000 = Rp 10.000.000
35% x Rp. 10.000.000 = Rp 3.500.000
Rp. 60.000.000 = Rp. 15.000.000
Tarif rata-rata = 15.000.000 x 100% =25%
60.000.000
20. PENYUSUTAN
Golongan
Masa Manfaat
% Penyusutan
Metode yang Dipakai
1
4 tahun
50%
dihitung dari nilai buku
2
4-8 tahun
25%
(saldo penurunan gan-
3
8 tahun
10%
da/double declining
bangunan dan
Aktiva tak gerak
Lainnya
5%
balance) dihitung dari harga
perolehan
(Metode garis lurus)
21. AMORTISASI
Amortisasi adalah
pengurangan nilai
aktiva tidak berwujud,
seperti merek dagang,
hak cipta, dan lain-lain,
secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu
pada setiap periode
akuntansi.
Pengurangan ini
dilakukan dengan
mendebit akun
beban amortisasi
terhadap akun aktiva.
Amortisasi, sesuai
akuntansi, dilakukan
terhadap hak istimewa
tertentu dan biayabiaya yang
ditangguhkan seperti
biaya pendirian dan
perluasan modal
amortisasi dapat
dilakukan menurut
masa manfaat dan
satuan produksi. Untuk
lebih jelasnya, dibawah
ini kami sertakan daftar
tingkat amortisasi.
22. PERANGSANG PENANAMAN MODAL (INVESTMENT
ALLOWANCE/ INVESTMENT TAX CREDIT)
Perangsang penanaman
diberikan sebesar 5%
dari jumlah pengeluaran
untuk penanaman dalam
rangka pasilitas
PMA/PMDN. Fasilitas ini
terdapat dalam Ordonasi
pajak perseroan 1925
pasal 46. Dengan adanya
undang-undang pajak
penghasilan No.7 Tahun
1983, perangsang
penanaman ditiadakan.
Penjualan Aktiva Perusahaan
Peraturan perpajakan menyatakan adanya
berbagai jenis perlakuan hasil penjualan
atau hasil penggantian asuransi atau aktiva
perusahaan yaitu:
a.Penjualan atas aktiva, selain tanah dan
bangunan, karena sebab biasa.
b.Penjualan atau penggantian asuransi atas
aktiva, selain tanah dan bangunan, karena
sebab luar biasa.
c.Penjualan atas tanah atau aktiva lain yang
tak dapat disusutkan.
d.Penjualan atas bangunan atau aktiva lain
yang termasuk dalm golongan penyusutan 4.
e.Penjualan atas aktiva, tertentu tanah dan
bangunan, yang tidak digunakan dalam
operasi perusahaan.
23. PENDAPATAN DIVIDEN
Dividen didapatkan dari
investasi dalam saham
perseroan lain
Fiskus membedakan dua
macam, yaitu
• Investasi untuk
“membungakan” uang yang
menganggur yang biasanya
berjangka pendek (di dalam
akuntansi dikenal dengan
investasi sementara)
• Investasi guna memperluas
jalur usaha yang pada
dasarnya bersifat
kekal/jangka panjang.
Dividen dari investasi
jenis terakhir ini dapat
dibebaskan dari
pengenaan pajaknya
dengan syarat
• Perseroan penerima
menguasai minimal 25%
dari jumlah modal saham
yang disetor penyetor
pembayar dividen, di
Indonesia
• Antara dua perseroan
tersebut mempunyai
hubungan ekonomis dalam
jalur usahanya.
24. BUNGA DAN DIVIDEN
Dalam peraturan
perpajakan terdapat
perbedaan yang besar
antara bunga dan dividen,
yaitu bahwa bunga dapat
dikurangai sebagai biaya,
sedangakan dividen tak
dapat,
Menurut pandangan
manajemen keuangan,
sumber-sumber dana baik
hutang maupun
penambahan modal pemilik
merupakan pemilik
merupakan sumber-sumber
eksternal.
misalkan PT. Persada sedang
mempertimbangkan apakah
memperluas pabriknya dengan
memakai hutang atau menambah
modal sejumlah Rp. 100.000.000.
Laba bersih sebelum bunga pinjaman
dan pajak yang diharapkan adalah
sebesar 18% pada kondisi terbaik dan
14% pada kondisi terburuk. Tingkat
bunga pinjaman adalah 16%.
Berdasarkan data-data tersebut
dibuatlah perbandingan metode
pembiayaan (financing) pada kondisi
terbaik dan terburuk seperti berikut:
27. PEMBAYARAN ANGSURAN
PAJAK PENGHASILAN
Dalam peraturan perpajakan Indonesia dikenal dengan apa
yang disebut “lumpsum”, yaitu pembayaran angsuran pajak
bulanan yang besarnya adalah 1/12 dari pajak yang terhutang
pada tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pemotongan dan
pemungutan pajak serta pajak yang dibayar atau terhutang di
luar negeri, sesuai pasal 21, 22, 23 dan 24 undang-undang no.7
tahun 1983.
Kredit pajak yaitu istilah untuk pemotongan dan pemungutan
serta pajak yang dibayar atau terhutang di luar negeri, bagi
wajib pajak badan hanya pasal 22, 23 dan 24 Undang-Undang
no. 7 1983.
28. Pasal 21 menyatakan adanya pemotongan pajak atas penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan dan penyetorannya ke kas Negara
wajib dilakukan oleh:
• Pemberi kerja yang membayar gaji, upah dan honorarium sebagai
imbalan atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan/karyawati
• Bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upa, honor,
tunjangan tetap dan pembayaran lain sehubungan pekerjaan atau
jabatan yang dibebankan kepada keuangan Negara (misalnya pegawai
negeri)
• Hadan dana pensiun yang membayarkan uang pensiun.
• Perusahaan-perusahaan atau badan-badan yang membayar honor
atau pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan tenaga
ahli sebagai wajib pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan
bebas
29. Perhitungan di bawah ini membandingkan antara pembayaran lumpsum
dan pembayaran sekaligus pada 31 Maret 1987. Biaya kesempatan
(opportunity cost) dimisakan sebesar 12%/tahun atau 1,0%/bulan
30. Dapat disimpulkan bahwa akibat metode angsuran (lumpsum)
telah dibayar satu angsuran tambahan sebesar Rp. 5.000.000 yang
tidak terlihat. Dengan kata lain PT Aji membentuk dana penyisihan
guna membayar pajak, maka PT tersebut hanya akan membayar
Rp. 65.000.000 (dari Rp. 70.000.000 dikurangi Rp. 5.000.000, yaitu
hasil bunga deposito).
31. KOMPENSASI KERUGIAN
Kompensasi kerugian
Kompensasi menurut hukum pajak di
mempunyai dua tujuan: Indonesia dewasa ini terdiri dari:
• Yang berkenaan dengan
perusahaan itu sendiri
berupa pemerataan laba
kena pajak selama masa
hidup perusahaan
tersebut,
• Yang berkenaan dengan
wajib pajak khususnya
wajib pajak badan berupa
pemerataan beban pajak
di anatara mereka.
• Kompensasi kerugian dalam periode empat
tahun sebelum masa pajaknya yang belum
dikompensasikan atas penghasilan netto
pada tahun fiskal sekarang.
• Kompensasi kerugian dalam periode lebih
dari empat tahun dan tdak lebih dari
tujuhtahun sebeum masa pajaknya (atau
lebih dari lima tahun tetapi tidak boleh lebih
dari delapan tahun termasuk masa
pajaknya) yang belum dikompensasikan atas
penghasilan netto pada tahun fiskal searang
khusus bagi usaha perkebunan tanaman
keras dan pertambangan.
32. PAJAK ATAS AKUMULASI
LABA
Pajak ini tidak dikenal di Indonesia, sehingga wajib pajak orang
probadi dapat menyuruh perusahaannya menahan
pembayaran dividen dengan maksud suapaya tidak menambah
beban pajaknya. Laba ditahan yang besar merupakan sumber
yang potensial bagi permodalan perluasan (ekspansi)
perusahaan. Indonesia sebagai Negara berkembang
memerlukan pemupuk modal, sehigga tidak adanya pajak atas
akumulasi laba mendorong timbulnya sumber internal ini.
33. PERATURAN KHUSUS BAGI PERUSAHAAN YANG
TIDAK MEMPUNYAI PEMBUKUAN LENGKAP
Yang dimaksud dengan pembukuan tidak lengkap ialah
pembukuan yang hanya mencatat peredaran/penjualan/
penerimaan bruto.
Untuk perusahaan yang memiliki kasus demikian dapat
menggunakan norma perhitungan
Memang ada yang disebut ‘subchapter S Comparations’ dan
‘Section 1244 Provision’ yang diperuntukan hanya bagi
perusahaan kecil, tetapi bukan dalam hal pembukuan.
34. FASILITAS PERPAJAKAN UNTUK PMA (PENANAMAN MODAL
ASING) DAN PMDN (PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI)
Dimaksudakan guna meningkatkan penanaman
modal di Indonesia. Usaha ini dikoordinasikan
oleh badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) sesuai keputusan presiden no. 20 tahun
1973 tanggal 26 Mei
37. MENYEWA ATAU MEMBELI
AKTIVA
Pembelian aktiva dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu (1) tanpa
meminjam, dan (2) dengan
meminjam.
Apabila wajib pajak
itu memakai metode
kedua, maka selain
dampak pajak di
atas ia dapat
Dengan metode pertama wajib
pajak hanya dapat mengurangkan mengurangkan
bunga pinjamannya
penyusutan aktiva tersebut dan
terhadap
jikalau di kemudian hari aktiva
penghasilan bruto.
tersebut dijual sebagai barang
bekas, maka harga jualnya dikenai Dampak pajaknya
ialah penurunan
pajak. Dalam hal ini diasumsikan
beban pajak
bahwa tak ada pembelian lain.
penghasilan
38. MELAKUKAN MERGE ATAU
TIDAK
Alasan perusahaan melakukan merge, antara lain:
Merge dapat
dilakukan dengan
1.Agar dapat mencapai skala ekonomi dalam
perusahaan yang lebih besar baik melalui merge pertukaran saham
atau pertukaran
horizontal (sejenis), vertical (sejalur
dengan kas atau
ekonomis), maupun konglomerat (berbeda-beda) aktiva
2.Menaikan laba, khususnya laba per saham bagi lainnya.pertukaran
saham buka objek
pemegang saham
pajak penghasilan,
3.Menaikan harga perlembar saham
sedang pertukaran
4.Memacu pertumbuhan dengan memanfaatkan dengan kas atau
aktiva lainya adalah
likuiditas peserta merge yang berlebihan
obyek pajak. Yang
5.Dampak pajak terutama pemanfaatan
dikenai pajak adalah
keuntungan atas
kompensasi kerugian horizontal
pengalihan aktiva
6.Diversifikasi produk untuk menguasai market
tersebut.
share tertentu
7.Ambisi pribadi pemilik
39. PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI
Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat lebih jelas dimengerti
melalui skema berikut:
PENGHASILAN BRUTO
Dikurangi
BIAYA-BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
Sama dengan
PENGHASILAN NETTO
Dikurangi
PENGURANGAN DARI PENGHASILAN NETTO
Sama dengan
PENGHASILAN KENA PAJAK
40. MEMBELI SAHAM ATAU MEMANAN
DEPOSIT BERAJANGKA
Seseorang yang mempunyai uang berlebihan tentunya akan
berpikir mengenai pembelian saham, guna memperoleh
dividen atau memasukannya ke dalam deposit berjangka untuk
memperoleh bunga. Dividen dikenai pajak, sedangkan bunga
ditangguhkan pengenaan pajaknya. Maka dampak pajak atas
pemilihan tersebut harus dipertimbangkan. Hal ini merupakan
contoh pengahuh pajak terhadap keputusan keuangan yang
dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi.
41. MEMILIH BENTUK
PERUSAHAAN
Bentuk perusahaan di bagi 3 (UU Ph. No 7 th 1983):
• Perseroan terbatas
• Perseroan komanditer yang modalnya tak terbagi dalam saham,
firma, kongsi dan persekutuan
• Perusahaan perorangan
42. PERSEROAN
TERBATAS
• Dampak pajak
• Terjadi pemajakan dua kali yaitu pajak atas laba perseron dan
dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
• Merupakan wajib pajak badan
• Dampak lainnya
• Adanya pemisahan anatara pemilik dan manajer, sehingga
kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
• Tanggung jawab terbatas dari pemilik
• Adanya kemudahan pemindahan hak kepemilikan
• Lebih mudah melakukan pemupukan modal
• Lebih mudah memperoleh manajemen professional sekaligus
memberi ruang gerak kepadanya
• Pembagian resiko pada unit-unit yang kecil (saham),
sehingga dimungkinkan penanaman secara diversifikasi
43. PERSEROAN KOMANDITER YANG MODALNYA TAK
TERBAGI DALAM SAHAM, FIRMA, KONGSI DAN
PERSEKUTUAN
a.Dampak pajak
i. Pembagian keuntungan Perseroan komanditer yang modalnya tak
terbagi dalam saham, firma, kongsi dan persekutuan tidak terkena
pajak sehingga pajak hanya dikenakan atas laba badan usaha
tersebut
ii. Merupakan wajib pajak badan
b.Dampak lainnya
i. Tidak ada pemisahan antara pemilik dan manajer, sehingga
kelangsungan hidup tergantung dari sekutu-sekutuny. Namun di lain
pihak keputusan rapat lebih cepat diambil
ii. Tanggung jawab renteng, kecuali sekutu komanditer
iii.Kepemilikan sukar dipindahkan
iv.Lebih mudah melakukan pemupukan modal dari pada perusahaan
perseorangan. Pemupukan keahlian juga lebih mudah
v. Resiko lebih besar dan tak dapat dibagi-bagi
44. PERUSAHAAN PERORANGAN
(TERMASUK PEKERJAAN BEBAS)
a.Dampak pajak
i. Keuntungan perusahaan merupakan penghasilan netto bagi
pemilik sehingga hanya dikenai pajak satu kali
ii. Merupakan wajib pajak orang pribadi
b.Dampak lainnya
i. Mudah didirikan dan cocok untuk usaha permulaan atau usaha
kecil
ii. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pendirian dan
operasinya lebih sedikit
iii.Pemupukan modal lebih sukar
iv.Tanggung jawab pribadi atas hutang-hutang perusahaan
v. Kelangsungan hidup tergantung pada seseorang/pemilik.