SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  48
Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat terdiri dari :
1. Skandium (Sc)
2. Titanium (Ti)
3. Vanadium (V)
4. Kromium (Cr)
5. Mangan (Mn)
6. Besi (Fe)
7. Kobalt (Co)
8. Nikel (Ni)
9. Tembaga (Cu)
10.Seng (Zn)
KEBERADAAN UNSUR UNSUR LOGAM TRANSISI
DI ALAM
Unsur Keberadaan di Alam
Skandium Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (~34% Sc), wikit,
bijih Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc2O3. Logam Sc
diperoleh sebagai produk samping pemurnian uranium.
Titanium Ti merupakan unsur peringkat ke-10 terbanyak di kerak bumi.
Ti biasanya terdapat dalam bentuk mineral
rutile (TiO2) atau ilmenite (FeTiO3 ).
Vanadium V terdapat di kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapat
pada mineral patronit (VS4), Vanadinit [Pb5(VO4-)3Cl], dan
kamotit [K2(UO2)2(VO4-) 2·3H2O ]
Kromium Cr terdapat pada mineral kromit [Fe,Mg(CrO4].
Unsur Keberadaan di Alam
Mangan Mn terutama terdapat pada pirolusit (MnO₂),
psilomelan*(Ba,H₂0)2Mn₅O₁₀+, dan rodokrosit (MnCO₃). Logam Mn
diekstraksi dari pirolusit.
Besi Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan
dalam mineral hematit (Fe₂O₃), magnetit (Fe₃O₄ ) ,
siderit (FeCO₃), limonit (2Fe₂O₃∙3H₂O), dan pirit (FeS₂)
Kobalt Co berada sebagai senyawa kobaltin (CoAsS) dan lineit (CO₃S₄). Co
murni dihasilkan dari produk samping pemurnian Ni,Cu, dan Fe.
Nikel Ni ditemukan dalam mineral pentlandit [(NiFe)₉S₈+ . Logam Ni
diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran.
Tembaga Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun senyawa sulfida dalam
mineral kalkopirit (CuFeS₂) ,kovelin (CuS), kalkosit (Cu₂S) atau
seperti kuprit (Cu₂O)
Seng Zn ditemukan di dalam mineral zinkblende/spalerit (ZnS), kalamin,
franklinit, smitsonit, (ZnCO3), wilemit, dan zincite (Zn0).
SIFAT FISIS UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari logam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 115 117 125
Energi Ionisasi I (kJ/mol) 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
Biloks (maksimum) +3 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +2
Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Kerapatan (kg/m3) 2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140
Kekerasan (Mohs) - 6,0 7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5
Titik Leleh (0C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
Titik Didih (0C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907
∆Hfus (KJ/mol) 14.1 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32
∆Hv (KJ/mol) 314 421 452 344 226 350 377 370 300 115
Daya Hantar Listrik (MΩ-1 cm-1
)
0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166
Daya Hantar Panas (W/cmK) 0.158 0,219 0,307 0,937 0,078 0,802 1,00 0,907 4,01 1,16
Untuk dapat mempelajari kereaktifan
unsur-unsur transisi periode keempat,
dapat digunakan data Sifat Atomik
dan Konfigurasi Elektron.
Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam
transisi akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d –nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong
banyak, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas
elektron-elektron tersebut.
Hal ini ditunjukkan dari kecenderungan nilai energi
ionisasi nya yang secara umum bertambah dari Sc ke Zn, meski
ada fluktuasi. Dengan demikian, diharapkan kereaktifan unsur-
unsur transisi akan berkurang dari Sc ke Zn.
Namun demikian, di dalam prakteknya, ada faktor lain
yang mempengaruhi kereaktifan logam transisi, yakni :
karakteristik lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan
unsur sewaktu unsur teroksidasi/ bereaksi.
Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat juga ditunjukkan dari nilai
Potensial reduksi standar (E⁰) pada tabel berikut :
E⁰ (Volt)
Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
M + 2e⁻ ↔ M - -1,63 -1,13-0,90 -1,18 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
Sifat magnetik suatu unsur disebabkan keberadaan elektron yang tidak
berpasangan di dalam orbital atomnya.
Kemungkinan adanya elektron tidak berpasangan cenderung ditemui
pada atom dari unsur dengan subkulit yang terdiri dari banyak orbital, yakni
subkulit d dan f.
Seperti diketahui, sebagian besar unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki elektron-elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di
subkulit d –nya,
Hal ini menyebabkan unsur-unsur ini menjadi mudah tertarik ke medan
magnet luar.
Elektron yang Tidak Berpasangan
Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet luar, sifat
magnetik zat dapat dibedakan menjadi :
a. Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua elektronnya sudah
berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan.
Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.
b. Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron
tidak berpasangan (↑). Dalam medan magnet luar, momen-momen
magnetik atom yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat akan
tertarik ke medan magnet luar tersebut.
Tingkat Oksidasi Unsur-Unsur
Transisi Periode Keempat
Warna Senyawa
Proses Ekstraksi Besi
Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi :
-Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan dari
bagian atas tanur.
-Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C
bereaksi dengan O₂ membentuk CO₂.
-Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan
bereaksi lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.
C (s)+ O₂(g) → CO₂(g)
CO₂(g) + C(s) → 2CO (g)
-Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai
mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut :
Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah.
Karena suhu di bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada
dalam bentuk lelehannya.
3Fe₂O₃(s) + CO(g) → 2Fe₃O₄ (s) + CO₂(g)
Fe₃O ₄(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO₂(g)
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO₂(g)
Fe₂O₃(s) + 3CO → 2Fe(l) + 3CO₂(g)
-Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO
-CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat
asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini
menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut
terak (slag).
CaO(s) + SiO₂(s) → CaSiO₃(l)
-Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur.
Karena kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan
lelehan besi, maka lelehan terak berada di atas lelehan besi
sehingga keduanya dapat dikeluarkan secara terpisah. (Secara
tidak langsung, lelehan terak ini melindungi lelehan besi dari
teroksidasi kembali).
Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih
mengandung pengotor dan bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut
juga besi gubal. Besi gubal dapat dicetak langsung menjadi besi
tuang atau diproses lebih lanjut menjadi baja, tergantung dari
aplikasinya.
Proses Ekstraksi Tembaga
Bijih tembaga
diolah dulu agar
kandungannya
menjadi sekitar
25-35% Cu.
Tungku
Peleburan
Tungku
Pemisahan
Perak
Tungku
Konversi
Pemurnian
dengan
Pembakaran
Pembuatan
anode Cu
Tembaga anode
dengan kandungan
99,4% Cu masuk ke
proses elektrolisis
untuk menghasilkan
~99,999% CU
Diagram proses ekstraksi tembaga :
a. Sebagai Magnet
b. Sebagai Katalis
Katalis Aplikasi Industri
V₂O₅ Untuk produksi H₂SO₄ menggunakan proses kontak.
Fe
Serbuk Fe dan garam lainnya digunakan sebagai
katalis dalam proses Haber-Bosch untuk produksi
NH₃.
Ni
Untuk hidrogenasi (penambahan hidrogen) ke
dalam minyak dari tumbuh-tumbuhan
TiCl₃ Untuk polimerisasi etena menjadi polietena.
Penggunaan unsur-unsur transisi periode keempat sebagai katalis
terkait dengan sifat karakteristiknya, yakni memiliki berbagai tingkat
oksidasi.
Hal ini memberikan alternatif bagi jalur reaksi dengan energi aktivasi
yang lebih rendah, sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
c. Sebagai Bahan Struktur
Logam transisi mempunyai ikatan logam yang lebih kuat
dibandingkan logam utama (non-transisi), dan struktur
kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan logam transisi
memiliki kekuatan mekanik yang tinggi sehingga
digunakan sebagai bahan struktur.
d. Sebagai Pewarna
e. Sebagai mineral penting dalam tubuh
Ion Logam Transisi Fungsi dalam tubuh
Fe
Peredaran O₂ ke seluruh tubuh,
penyimpanan O₂ dalam jaringan otot,
respirasi, pembelahan sel
Cu Respirasi
Zn Kontrol pH darah
Co Pembelahan Sel
Pertanyaan & Jawaban
1. Nama : Yogi Sundana
Pertanyaan : Sebutkan dampak positif dan negatif
pada unsur transisi periode keempat!
Jawaban :
Dampak Positif :
a. Kromium : untuk melapisi logam lain, pewarna
keramik dan tekstil
b. Tembaga : sebagai insektisida, anti lumut pada kolam,
pewarna gelas dan katalis
Dampak Negatif :
Penggunaan Cu mudah terbakar dalam bentuk serbuk
halus
2. Nama : Mutia Radiana
Pertanyaan : Jelaskan proses ekstraksi besi dan tembaga!
Jawaban :
Proses Ekstraksi Besi :
Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi :
-Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas
tanur.
-Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C bereaksi
dengan O₂ membentuk CO₂.
C (s)+ O₂(g) → CO₂(g)
-Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi
lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.
CO₂(g) + C(s) → 2CO (g)
-Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai
mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut :
Fe₂O₃(s) + 3CO → 2Fe(l) + 3CO₂(g)
Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah. Karena
suhu di bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada dalam
bentuk lelehannya.
3Fe₂O₃(s) + CO(g) → 2Fe₃O₄ (s) + CO₂(g)
Fe₃O ₄(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO₂(g)
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO₂(g)
-Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO
-CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam yang ada
dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan senyawa dengan titik
didih rendah yang disebut terak (slag).
Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena
kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka
lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat dikeluarkan
secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini melindungi lelehan besi
dari teroksidasi kembali).
Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor
dan bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat
dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi baja,
tergantung dari aplikasinya.
CaO(s) + SiO₂(s) → CaSiO₃(l)
Gambar Tanur Besi
Proses Ekstraksi Tembaga :
Diagram proses ekstraksi tembaga :
Bijih tembaga
diolah dulu agar
kandungannya
menjadi sekitar
25-35% Cu.
Tungku
Peleburan
Tungku
Pemisahan
Perak
Tungku
Konversi
Pemurnian
dengan
Pembakaran
Pembuatan
anode Cu
Tembaga anode
dengan kandungan
99,4% Cu masuk ke
proses elektrolisis
untuk menghasilkan
~99,999% CU
3. Nama : M. Arif Maulana
Pertanyaan: Jelaskan proses pembuatan Titanium, Vanadium
dan Kromium pada unsur transisi periode keempat!
Jawaban :
1. Cara Pembuatan Titanium :
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah
bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian
TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas
oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan
dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum
digunakan.
2. Cara pembuatan Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam
penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero
vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan
mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang
dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai
berikut.
2 V205(s) + 5Si(s) → { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) → CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.
3. Cara Pembuatan kromium
Krom merupakan salahsatu logam yang terpenting dalam industry logam dari
bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan
campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) → Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.

Contenu connexe

Tendances

Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogennailaamaliaa
 
makalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyamakalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyaNur'aini Dalimunthe
 
Reaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AReaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AYuke Puspita
 
ALKALI-Golongan IA.Kimia
ALKALI-Golongan IA.KimiaALKALI-Golongan IA.Kimia
ALKALI-Golongan IA.Kimiamomolovesfamily
 
Makalah alkali tanah
Makalah alkali tanahMakalah alkali tanah
Makalah alkali tanahUNIMUS
 
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XII
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XIIunsur periode ketiga - kimia - SMA - XII
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XIIOxsa Picasso
 
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III AKelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III Attanitaaprilia
 
Unsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAUnsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAEKO SUPRIYADI
 
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Vina Widya Putri
 
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hariRifkaNurbayti
 

Tendances (20)

Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
 
kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3
 
makalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannyamakalah golongan VII A dan kegunaannya
makalah golongan VII A dan kegunaannya
 
Reaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AReaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II A
 
ALKALI-Golongan IA.Kimia
ALKALI-Golongan IA.KimiaALKALI-Golongan IA.Kimia
ALKALI-Golongan IA.Kimia
 
Makalah alkali tanah
Makalah alkali tanahMakalah alkali tanah
Makalah alkali tanah
 
KOROSI
KOROSIKOROSI
KOROSI
 
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XII
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XIIunsur periode ketiga - kimia - SMA - XII
unsur periode ketiga - kimia - SMA - XII
 
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III AKelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
 
Ppt halogen
Ppt halogenPpt halogen
Ppt halogen
 
Kimia unsur, Halogen
Kimia unsur, HalogenKimia unsur, Halogen
Kimia unsur, Halogen
 
Unsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAUnsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIA
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
Skandium
SkandiumSkandium
Skandium
 
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)Golongan VIA Kimia (Sulfur)
Golongan VIA Kimia (Sulfur)
 
Unsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IAUnsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IA
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Gasmulia
GasmuliaGasmulia
Gasmulia
 
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
 
Logam nikel
Logam nikelLogam nikel
Logam nikel
 

Similaire à Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)

Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4noussevarenna
 
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)rifkymaulana7
 
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptx
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptxbab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptx
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptxHalomoan123
 
unsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIunsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIIra Sigit
 
Unsur transisi kimia
Unsur transisi kimiaUnsur transisi kimia
Unsur transisi kimiaZakiya Ryuky
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisielly2011
 
Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1cahjatilengger
 
Unsur periode ketiga
Unsur periode ketigaUnsur periode ketiga
Unsur periode ketigaLia Melinda
 
Kimia Unsur Transisi Periode 4
Kimia Unsur Transisi Periode 4Kimia Unsur Transisi Periode 4
Kimia Unsur Transisi Periode 4MalikaMahfud
 
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4 SophiaBalqis1
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"SMAN 2 Dumai
 
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4Unsur-unsur Transisi Periode ke-4
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4TalithaSalsabila7
 
Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Ghozali Rois
 
kimia unsur by Albert
kimia unsur by Albertkimia unsur by Albert
kimia unsur by AlbertAlbert1897
 
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffff
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffffKimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffff
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdffffffftyjg4cxkm5
 
Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 47800000000000
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimiaminggit
 

Similaire à Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat) (20)

Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4
 
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
 
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptx
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptxbab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptx
bab 6 - UNSUR PERIODE KE EMPAT.pptx
 
unsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIunsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XII
 
Unsur transisi XII MIPA 4.pptx
Unsur transisi XII MIPA 4.pptxUnsur transisi XII MIPA 4.pptx
Unsur transisi XII MIPA 4.pptx
 
Unsur transisi kimia
Unsur transisi kimiaUnsur transisi kimia
Unsur transisi kimia
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
 
Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1Kimia kelompok 5 xii a1
Kimia kelompok 5 xii a1
 
Unsur periode ketiga
Unsur periode ketigaUnsur periode ketiga
Unsur periode ketiga
 
Kimia Unsur Transisi Periode 4
Kimia Unsur Transisi Periode 4Kimia Unsur Transisi Periode 4
Kimia Unsur Transisi Periode 4
 
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE-4
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"
 
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4Unsur-unsur Transisi Periode ke-4
Unsur-unsur Transisi Periode ke-4
 
Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4
 
kimia unsur by Albert
kimia unsur by Albertkimia unsur by Albert
kimia unsur by Albert
 
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffff
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffffKimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffff
Kimia_unsur_transisi_periode_4.pdfffffff
 
Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 

Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)

  • 1.
  • 2. Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat terdiri dari : 1. Skandium (Sc) 2. Titanium (Ti) 3. Vanadium (V) 4. Kromium (Cr) 5. Mangan (Mn) 6. Besi (Fe) 7. Kobalt (Co) 8. Nikel (Ni) 9. Tembaga (Cu) 10.Seng (Zn)
  • 3. KEBERADAAN UNSUR UNSUR LOGAM TRANSISI DI ALAM Unsur Keberadaan di Alam Skandium Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil (~34% Sc), wikit, bijih Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc2O3. Logam Sc diperoleh sebagai produk samping pemurnian uranium. Titanium Ti merupakan unsur peringkat ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti biasanya terdapat dalam bentuk mineral rutile (TiO2) atau ilmenite (FeTiO3 ). Vanadium V terdapat di kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapat pada mineral patronit (VS4), Vanadinit [Pb5(VO4-)3Cl], dan kamotit [K2(UO2)2(VO4-) 2·3H2O ] Kromium Cr terdapat pada mineral kromit [Fe,Mg(CrO4].
  • 4. Unsur Keberadaan di Alam Mangan Mn terutama terdapat pada pirolusit (MnO₂), psilomelan*(Ba,H₂0)2Mn₅O₁₀+, dan rodokrosit (MnCO₃). Logam Mn diekstraksi dari pirolusit. Besi Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan dalam mineral hematit (Fe₂O₃), magnetit (Fe₃O₄ ) , siderit (FeCO₃), limonit (2Fe₂O₃∙3H₂O), dan pirit (FeS₂) Kobalt Co berada sebagai senyawa kobaltin (CoAsS) dan lineit (CO₃S₄). Co murni dihasilkan dari produk samping pemurnian Ni,Cu, dan Fe.
  • 5. Nikel Ni ditemukan dalam mineral pentlandit [(NiFe)₉S₈+ . Logam Ni diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku pembakaran. Tembaga Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun senyawa sulfida dalam mineral kalkopirit (CuFeS₂) ,kovelin (CuS), kalkosit (Cu₂S) atau seperti kuprit (Cu₂O) Seng Zn ditemukan di dalam mineral zinkblende/spalerit (ZnS), kalamin, franklinit, smitsonit, (ZnCO3), wilemit, dan zincite (Zn0).
  • 6.
  • 7. SIFAT FISIS UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Jari-jari logam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 115 117 125 Energi Ionisasi I (kJ/mol) 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906 Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6 Biloks (maksimum) +3 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +2
  • 8. Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Kerapatan (kg/m3) 2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140 Kekerasan (Mohs) - 6,0 7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5 Titik Leleh (0C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419 Titik Didih (0C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907 ∆Hfus (KJ/mol) 14.1 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32 ∆Hv (KJ/mol) 314 421 452 344 226 350 377 370 300 115 Daya Hantar Listrik (MΩ-1 cm-1 ) 0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166 Daya Hantar Panas (W/cmK) 0.158 0,219 0,307 0,937 0,078 0,802 1,00 0,907 4,01 1,16
  • 9. Untuk dapat mempelajari kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat, dapat digunakan data Sifat Atomik dan Konfigurasi Elektron.
  • 10.
  • 11. Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam transisi akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d –nya. Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-elektron tersebut. Hal ini ditunjukkan dari kecenderungan nilai energi ionisasi nya yang secara umum bertambah dari Sc ke Zn, meski ada fluktuasi. Dengan demikian, diharapkan kereaktifan unsur- unsur transisi akan berkurang dari Sc ke Zn. Namun demikian, di dalam prakteknya, ada faktor lain yang mempengaruhi kereaktifan logam transisi, yakni : karakteristik lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan unsur sewaktu unsur teroksidasi/ bereaksi.
  • 12. Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat juga ditunjukkan dari nilai Potensial reduksi standar (E⁰) pada tabel berikut : E⁰ (Volt) Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn M + 2e⁻ ↔ M - -1,63 -1,13-0,90 -1,18 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
  • 13.
  • 14.
  • 15. Sifat magnetik suatu unsur disebabkan keberadaan elektron yang tidak berpasangan di dalam orbital atomnya. Kemungkinan adanya elektron tidak berpasangan cenderung ditemui pada atom dari unsur dengan subkulit yang terdiri dari banyak orbital, yakni subkulit d dan f. Seperti diketahui, sebagian besar unsur-unsur transisi periode keempat memiliki elektron-elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di subkulit d –nya, Hal ini menyebabkan unsur-unsur ini menjadi mudah tertarik ke medan magnet luar.
  • 16. Elektron yang Tidak Berpasangan
  • 17. Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet luar, sifat magnetik zat dapat dibedakan menjadi : a. Diamagnetik Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua elektronnya sudah berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan. Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit oleh medan magnet. b. Paramagnetik Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan (↑). Dalam medan magnet luar, momen-momen magnetik atom yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat akan tertarik ke medan magnet luar tersebut.
  • 20.
  • 21. Proses Ekstraksi Besi Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi : -Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas tanur. -Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C bereaksi dengan O₂ membentuk CO₂. -Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO. C (s)+ O₂(g) → CO₂(g) CO₂(g) + C(s) → 2CO (g)
  • 22. -Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi. Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut : Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah. Karena suhu di bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada dalam bentuk lelehannya. 3Fe₂O₃(s) + CO(g) → 2Fe₃O₄ (s) + CO₂(g) Fe₃O ₄(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO₂(g) FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO₂(g) Fe₂O₃(s) + 3CO → 2Fe(l) + 3CO₂(g)
  • 23. -Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO -CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag). CaO(s) + SiO₂(s) → CaSiO₃(l)
  • 24. -Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali). Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi baja, tergantung dari aplikasinya.
  • 25. Proses Ekstraksi Tembaga Bijih tembaga diolah dulu agar kandungannya menjadi sekitar 25-35% Cu. Tungku Peleburan Tungku Pemisahan Perak Tungku Konversi Pemurnian dengan Pembakaran Pembuatan anode Cu Tembaga anode dengan kandungan 99,4% Cu masuk ke proses elektrolisis untuk menghasilkan ~99,999% CU Diagram proses ekstraksi tembaga :
  • 26.
  • 28.
  • 29.
  • 30. b. Sebagai Katalis Katalis Aplikasi Industri V₂O₅ Untuk produksi H₂SO₄ menggunakan proses kontak. Fe Serbuk Fe dan garam lainnya digunakan sebagai katalis dalam proses Haber-Bosch untuk produksi NH₃. Ni Untuk hidrogenasi (penambahan hidrogen) ke dalam minyak dari tumbuh-tumbuhan TiCl₃ Untuk polimerisasi etena menjadi polietena. Penggunaan unsur-unsur transisi periode keempat sebagai katalis terkait dengan sifat karakteristiknya, yakni memiliki berbagai tingkat oksidasi. Hal ini memberikan alternatif bagi jalur reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
  • 31. c. Sebagai Bahan Struktur Logam transisi mempunyai ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan logam utama (non-transisi), dan struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan logam transisi memiliki kekuatan mekanik yang tinggi sehingga digunakan sebagai bahan struktur.
  • 33.
  • 34.
  • 35. e. Sebagai mineral penting dalam tubuh Ion Logam Transisi Fungsi dalam tubuh Fe Peredaran O₂ ke seluruh tubuh, penyimpanan O₂ dalam jaringan otot, respirasi, pembelahan sel Cu Respirasi Zn Kontrol pH darah Co Pembelahan Sel
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Pertanyaan & Jawaban 1. Nama : Yogi Sundana Pertanyaan : Sebutkan dampak positif dan negatif pada unsur transisi periode keempat! Jawaban : Dampak Positif : a. Kromium : untuk melapisi logam lain, pewarna keramik dan tekstil b. Tembaga : sebagai insektisida, anti lumut pada kolam, pewarna gelas dan katalis Dampak Negatif : Penggunaan Cu mudah terbakar dalam bentuk serbuk halus
  • 42. 2. Nama : Mutia Radiana Pertanyaan : Jelaskan proses ekstraksi besi dan tembaga! Jawaban : Proses Ekstraksi Besi : Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi : -Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas tanur. -Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C bereaksi dengan O₂ membentuk CO₂. C (s)+ O₂(g) → CO₂(g) -Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO. CO₂(g) + C(s) → 2CO (g)
  • 43. -Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi. Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut : Fe₂O₃(s) + 3CO → 2Fe(l) + 3CO₂(g) Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpul di bawah. Karena suhu di bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada dalam bentuk lelehannya. 3Fe₂O₃(s) + CO(g) → 2Fe₃O₄ (s) + CO₂(g) Fe₃O ₄(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO₂(g) FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO₂(g)
  • 44. -Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO -CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag). Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali). Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi baja, tergantung dari aplikasinya. CaO(s) + SiO₂(s) → CaSiO₃(l)
  • 46. Proses Ekstraksi Tembaga : Diagram proses ekstraksi tembaga : Bijih tembaga diolah dulu agar kandungannya menjadi sekitar 25-35% Cu. Tungku Peleburan Tungku Pemisahan Perak Tungku Konversi Pemurnian dengan Pembakaran Pembuatan anode Cu Tembaga anode dengan kandungan 99,4% Cu masuk ke proses elektrolisis untuk menghasilkan ~99,999% CU
  • 47. 3. Nama : M. Arif Maulana Pertanyaan: Jelaskan proses pembuatan Titanium, Vanadium dan Kromium pada unsur transisi periode keempat! Jawaban : 1. Cara Pembuatan Titanium : Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g) TiCl4(g) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCl2(g) Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.
  • 48. 2. Cara pembuatan Vanadium Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut. 2 V205(s) + 5Si(s) → { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s) SiO2(s) + CaO(s) → CaSiO3 Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3. 3. Cara Pembuatan kromium Krom merupakan salahsatu logam yang terpenting dalam industry logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom. Reksinya sebagai berikut : Fe(CrO2)2(s) +4C(s) → Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g) Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.