SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  51
IMPLEMENTASI
DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM
DALAM MASYARAKAT
By: Muhammad Joni, SH., MH
1“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Kasus (1):
Hukumonline.com, 4 Oktober 2012:
Aturan Batas Minimal Luas Rumah
Dibatalkan.
 Pertarungan konsep ‘keterjangkauan’ dan konsep
‘kelayakan’ rumah.
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
2
Pertimbangan MK
 Aturan batas minimal luas lantai rumah dalam pasal 22
ayat (3) UU PKP dibatalkan MK karena bertentangan
dengan konstitusi.
 Batas minimal 36 meter persegi melarang
penyelenggaraan perumahan dan pemukiman
membangun rumah yang lebih kecil dari itu.
 Menutup peluang MBR yang daya belinya kurang atau
tidak mampu untuk membeli rumah sesuai ukuran
miminal tersebut.
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
3
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
4
Kasus (2):
KOMPAS, 11 Oktober 2011
Revisi Pelayanan Jalan Tol
agar Prokonsumen
Jakarta, Kompas - Pemerintah didesak untuk
segera merevisi standar pelayanan minimal
jalan tol, yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392 Tahun
2005. SPM jalan tol tersebut dinilai tidak
membela konsumen pengguna tol.
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
5
Jumat, 07 Oktober 2011
REVISI UU JALAN
Tarif tol naik, DPR siap revisi UU Jalan
JAKARTA. DPR berencana merevisi Undang-Undang nomor 38 tahun 2004
tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005 pasal 68
yang mengatur soal evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun
sekali yang disesuaikan dengan inflasi. Hal itu akan dilakukan lantaran banyak
pro kontra hadir seiring pemerintah mengumumkan kebijakan kenaikan 14 ruas
tarif tol pada Selasa (4/10) lalu.
Topik
 IMPLEMENTASI
 PENERAPAN HUKUM
 DALAM MASYARAKAT
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
6
Lingkup bahasan
 Implementasi?
 Pelaksanaan norma hukum dalam
kasus/putusan/tindakan.
 Law in concreto; Living law.
 Dari Law in Book kepada Law in Action.
(identik/tidak identik?)
7“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
efektifitas?
 Efektifitas Penerapan Hukum
 Penetapan, putusan/tindakan.
 Menghasilkan Law in concreto (adil?, pasti?,
berguna?).
 Otentik ataukah bias?
 Disparitas atau terpola-serupa?
 Dapat diperkirakan (predictable) atau ketidak
pastian hukum?
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
8
Masyarakat?
 Dalam Masyarakat:
 Public /masyarakat luas & aparatur penegak hukum.
 Personal atau kelembagaan dan badan hukum
 Dalam satu entitas masyarakat untuk keadaan konkrit pada suatu
kasus/tindakan
 Dalam peristiwa sosial/masyarakat.
 Berwujud putusan/penetapan Pengadilan, atau
keputusan/tindakan pemerintahan.
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
9
Subjek pembahasan
 Hukum (substansi, norma, putusan/legal
document)
 Non hukum (sosiologi, politik, ekonomi,
sejarah, budaya, psikologi, agama, idiologi,
dan lain-lan).
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
10
Menelisik Efektifits Hukum dan penerapannya:
Teori hukum
Conventionalism
 Hukum itu a-politik, netral, murni,
tidak memihak, produk reason
(bukan produk politik)
 Hukum itu otonom: lengkap &
memiliki sistemnya sendiri (self
contained system)
 Hukum itu a-historis
 Dapat diperkirakan dan merawat
jawaban –jawaban masalah
hukum.
 Subjek utama kajian adalah
peraturan (legal rules) dan
putusan pengadilan
(adjudication)
Modern Theory of Law
-CLS
 Hukum mesti menjadi politik (law
must be political).
 Hukum itu disiplin semi otonom:.
 Hukum mesti menjadi sesuatu
yang historis. Sejarah bisa
menjadi sumber legitimasi hukum.
 Hukum tidak menemukan jawaban
tunggal yang benar.
 Hukum tak hanya putusan
pengadilan.
 Teknik penafsiran tekstual dan
analisis kasus, tidak hanya teknik
dan legitimasi hukum saja.
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
11
FAKTA, SUASANA, WAJAH HUKUM KITA?
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
12
Hukum tidak efektif?
Satu lokasi pertambangan
batu bara di kawasan
hutan di Kabupaten Tanah
Bumbu, Kalimantan
Selatan, menjadi kolam
raksasa akibat tidak
direklamasi setelah
dieksploitasi.
Foto diambil dalam
peninjauan udara Menteri
Kehutanan Zulkifli Hasan
dengan menggunakan
helikopter di Kabupaten
Tanah Bumbu dan Tanah
Laut, Kalimantan Selatan,
Kamis (1/4) [sumber
KOMPAS].
13“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 T
 kerugian negara dari 352 perusahaan dengan konsesi seluas 4,6
juta hektar, baru 67 perusahaan seluas 800.000 hektar yang
memiliki izin pelepasan.
 Adapun pertambangan, dari 615 perusahaan berizin usaha dengan
konsesi seluas 3,7 juta hektar, hanya 9 perusahaan seluas
sedikitnya 30.000 hektar memiliki izin penggunaan kawasan.
 Perambahan ini telah merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 triliun.
(Kompas, 2 Februari 2011).
14“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
fakta
 Fakta-fakta lain dari Ditjen PHKA, yang melakukan investigasi
dan operasi penertiban reguler di Sumatera, Riau, dan Kalimantan.
 Di Sumatera Utara di temukan 16 perusahaan yang melanggar
ketentuan UU No.41 Tahun 1999.
 Di Kalteng, ada 960.000 hektare kawasan hutan yang dialih
fungsikan untuk usaha nonkehutanan tanpa izin pelepasan
kawasan.
 Di Kaltim sudah diketahui 150 perusahaan melakukan perambahan
kawasan.
15“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Hukum tidak efektif = kerugian negara
 DetikFinance, Selasa, 04/10/2011.
BPK: Negara Rugi Triliunan Karena
Kepatuhan Undang-undang Rendah
Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan rasa
keprihatinannya terkait Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS
I) yang telah disampaikan kepada DPR. Hal ini dikarenakan
banyaknya temuan BPK hanya karena disebabkan oleh masih
rendahnya tingkat kepatuhan baik dari Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) hingga Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
16
Hukum yang disiasati dalam Nicotine advertisement:
Larangan Pergub DKI di Jalan protokol vs dekat protokol
17“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Sponsorship Rokok di TV diluar jam yang dibenarkan:
Ketentuan PP 19/2003 dilanggar
 A Mild Sound of Change, 18 Agusts 2007, jam 11.00 WIB disiarkan Glbal
TV;
 Clas News Entertainment, tiap malam jam 20.00 WIB disiarkan Global
TV;
 Star Mild Music Campus Obsession, 24 Agustus 2007, jam 21.00 WIB
disiarkan ANTV;
 Clas On Campus, 27 Agustus 2007, jam 21.00 WIB di ANTV;
 Liga Djarum, Agustus 2007 jam 15.00 dan jam 18.00 di ANTV;
 Sampoerna Hijau Volly ASEAN Championship, 31 Agustus 2007, jam
16.00 di LATIVI.
18“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
TMK > MK:
Watak industri rokok tidak patuh hukum
 Walaupun PP NO 19/2003 membolehkan iklan promosi
rokok, namun tetap lebih banyak yang tidak dipatuhi.
 Hasil pengawasan BPOM (2006), iklan rokok di media
elektronik sebanyak 9.230 iklan.
 Sebanyak 68% dinilai tidak memenuhi ketentuan (TMK),
dan hanya sebanyak 32% memenuhi ketentuan (MK)
[presentasi Badan POM , Direktorat Pengawaan NAFZA, Deputi I, “Pengawasan Promosi dan
Iklan Rokok”, disajikan pada Workshop Perlindungan Anak dari dampak Iklan, Promosi dan
Sponsor Rokok”, Jakarta, 28 Januari 2008]
19“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM
DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
Efektifitas Penerapan Hukum Vs
Ketegangan Sosial
 Efektifitas hukum adalah kesesuaian antara apa yang diatur dalam hukum
dengan pelaksanaannya.
 Bisa juga karena kepatuhan masyarakat kepada hukum karena adanya unsur
memaksa dari hukum.
 Hukum yang dibuat oleh otoritas berwenang adakalanya bukan abstraksi
nilai dalam masayarakat.
 Jika demikian, maka terjadilah hukum tidak efektif, tidak bisa dijalankan
(unworkable), atau bahkan –atas hal tertentu terbit Pembangkangan Sipil.
 Menurut Yehezkel Dror:
“Adanya kesenjangan antara perilaku sosial masyarakat
dengan norma hukum, menciptakan ruang “ketegangan” (tention),
sehingga perlu penyesuaian dengan norma yang baru”.
20“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Dimensi Efektifitas Penerapan Hukum
Antony Allot: Mengapa Hukum Tidak Efektif?
 Pertama: Problem dalam pemancaran akhir norma hukum,
disebabkan tidak menyebarnya norma hukum yang diterbitkan.
Hukum tidak bisa diadaptasi subyek sebagai pesan instruksional
(instructional messages) karena membutuhkan lawyer sebagai
“special decoders” – namun tidak bisa/mampu menyediakannya.
 Kedua: Kemungkinan konflik antara arah dan tujuan legislator
dengan kebiasaan sosiologis masyarakat (nature of society).
Terjadi kesenjangan antara masyarakat moderen (modern society)
dengan masyarakat adat (customary society).
 Ketiga: kegagalan implementasi hukum itu sendiri. Seringkali
tidak cukup tersedia perangkat norma (norms), perintah (orders),
institusi (institutions), atau proses (processes) yang berkaitan
dengan Undang-undang.
[Alloott, “The Effectiveness of Law”, dalam Valparaiso University Law Review, Vol. 15, Winter
1981]
21“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Kadar Efektifitas dan Ketidakefektifan
Penerapan Hukum
Berbeda-beda pada tiap norma hukum:
 Kuratif.
 Preventif.
 Fasilitatif.
Berbeda akseptasi subyek antara jenis norma:
 hukum netral (misalnya hukum kontrak, hukum jual beli), dan
 hukum non netral (misalnya sons preference dalam Hukum
keluarga, status non marital child, dll.)
Karena itu, efektifitas dipengaruhi ada atau tidak dan bagaimana
kesenjangan dan tention antara norma dengan perilaku/keadaan
masyarakat.
22“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Dilema hukum pembangunan
 Dampak negatif hukum sebagai alat (tools) bagi
pembangunan, telah berubah menjadi “dark-enginerring”
(Satjipto Rahardjo, dari Podgorecki dan Olati).
 Jika “dark-enginerring” dibiarkan, maka timbul:
 Skeptisisme sosial (social sceptic).
 Prasangka sosial (social prejudice).
 Resistensi sosial (social resistence)
 TENTION terhadap norma hukum
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
23
Norma Kuratif: Pasal 79 ayat (1) UU
No.23/2002
 “Setiap orang yang melakukan
kekejaman, kekerasan atau ancaman,
atau penganiayaan terhadap anak
dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)”
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
24
Norma Fasilitatif: Pasal 41 ayat (1) UU No. 23/2002
“Pemerintah dan masyarakat
melakukan bimbingan dan
pengawasan terhadap
pelaksanaan pengangkatan anak”
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
25
Pasal 48 UU No. 23/2002
“Pemerintah wajib
menyelenggarakan
pendidikandasar minimal 9
(sembilan) tahun untuk semua
anak”
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
26
Norma Non-Netral
 “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya itu” (Pasal 2 ayat 1 UU
No.1/1974).
 “Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan
anak, bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian” (Pasal 177
KHI).
Bagaimanadengan norma ini?
 “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku” (Pasal 2 ayat 2 UU No.1/197ian4).
 “Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap
perkawinan harus dicatat” (Pasal 1 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam”
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
27
Prof.Dr. Romli Atmasasmita,SH., LLM.:
Hukum: integrasi norma, perilaku dan nilai
 Teori Hukum Integratif, terdiri atas:
 Sistem Norma
 Sietem Perilaku
 Sistem Nilai
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
28
Teori Hukum Integratif: Membangun Relasi Simetris
(Prof.Dr. Romli Atmasasmita)
Relasi Interaksionis
 Sistem norma diwujudkan
ke dalam
 Sistem perilaku
Relasi Hirarkhis
 Sistem Norma dan
Sistem Perilaku, mesti
mengacu kepada:
 Sistem Nilai
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
29
TENTION
Adanya gap antara:
Norma.
Perilaku.
Nilai
Prof.Dr. Romli Atmasasmita,SH., LLM.:
Bagaimana hukum berjalan?
 Hukum itu haruslah:
 Diakui/mendapat pengakuan (recognized).
 Mengikuti perubahan (changeable).
 Dapat ditegakkan
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
31
Efektiftas Hukum  abstraksi-derivasi
Teori Sistem Prof Dr. M. Solly Lubis, SH
Nilai (value)
 Asas (beginsel)/prinsip (principle)
 Norma/sub norma
 Perilaku/peristiwa
32“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Sanksi Alasan Mengapa Mematuhi
Hukum?
 Pertanyaan besar yang mengagitasi hakim dan filsuf,
berabad-abad: “why do people obey the law”.
 Sistem hukum didukung dengan sanksi (supported by
sanction).
 Sanksi dibutuhkan namun tidak selalu diperlukan untuk
setiap UU dalam sistem hukum (the need for having
sanction arises but not necessarily for every law).
Prof.Hari Chand, “Morend Jurisprudence”, International Law Book Services, 1994, p.111.
33“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Menyoal Efektifitas Pidana Penjara?
 R.M. Jackson :
 Pidana penjara termasuk jenis pidana yang relatif kurang efektif,
dalam hal menekan tidak berulangnya suatu perbuatan pidana.
 Angka rata-rata residivis (bagi yang pertama kali melakukan
tindak pidana) berbanding terbalik dengan usia pelaku.
 Pada anak-anak mencapai 50%, untuk mereka yang pernah
dipidana berusia 21 tahun ke bawah, mencapai 70%, residivis,
lebih tinggi daripada yang bukan residivis setelah dijatuhi pidana
penjara daripada pidana lainnya.
 Barda Nawawi Arief  Pidana penjara membawa pengaruh lebih
jahat, sehingga sering dikatakan bahwa rumah penjara adalah
perguruan tinggi kejahatan atau pabrik kejahatan.
34“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
 Richard Posner, dilihat dari segi ekonomi pidana denda
mengandung nilai yang tidak ditemukan pada pidana penjara
sehingga lebih menguntungkan daripada pidana penjara. Biaya
sosial pidana penjara lebih besar.
 Phil Dickens, yang mengemukakan bahwa “The idea that prisons
serve to reform criminals is a nonsense.
 Fifth United Nations Congress on The Prevention of Crime and The
Treatment of Offenders Report: Pada umumnya diakui mekanisme
peradilan dan kepenjaraan (the judicial and prison mechanism)
mempunyai pengaruh yang kondusif untuk timbulnya kejahatan
dalam hal tertentu menciptakan karir-karir penjahat.
35“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Efektifitas usia tanggungjawab pidana
anak (the age of criminal responsibility).
 UU Pengadilan Anak Pasal 4 ayat (1) berbunyi sebagai
berikut ”Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke
Sidang Anak adalah sekurang-kurang 8 (delapan) tahun
tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun
dan belum pernah kawin”.
36“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Usia tangungjawab pidana anak vs Usia Larangan
bekerja
 Batas usia tanggungjawab pidana anak terlalu rendah dibandingkan
usia boleh bekerja.
 Lebih rendah dari usia anak boleh melakukan pekerjaan ringan.
 Anak dapat melakukan perbuatan hukum diperbolehkan bekerja pada
bentuk pekerjaan ringan (light work) berdasarkan UU Ketenagakerjaan
yakni pada usia 13 s.d 15 Tahun, sebagaimana ditentukan dalam Pasal
69 ayat (1) UU Ketenagakerjaan.
 Lebih rendah dari usia larangan pekerjaan terburuk.
 Larangan melakukan pekerjaan berbahaya atau bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk bagi anak (the worst form of child labor),
berdasarkan Pasal 74 UU Ketenagakerjaan yakni pada usia dibawah 18
tahun.
37“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Pemenjaraan vs hak makan
 Pemenjaraan anak mengancam hak atas makanan
sebagai hak tumbuh kembang anak.
 Negara Ngutang Rp.80 Miliar untuk Makan Napi Untuk
kepentingan konsumsi atau makan sehari-hari bagi para napi di
seluruh LP di Indonesia.
 Minimum Standar Rules tentang Perlakuan terhadap
Narapidana. Dalam Pasal 20 ayat (1) dikemukan, “setiap orang
yang dipenjarakan harus diberi oleh pengelola penjara pada jam-
jam yang bisa makanan yang bergizi cukup untuk kesehatan
dan kekuatan, bermutu menyehatkan dan disiapkan serta
disuguhkan dengan baik”.
38“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Efektifitas = Kesesuaian (conformity)
 Kesesuaian dengan perilaku sosial masyarakat atau justifikasi
sosiologis.
 Kesesuaian dengan ketentuan norma hukum lain, atau justifikasi
juridis (nasional & internasional)
 Kesesuaian dengan konstitusi dan tidak melanggar hak
konstitusional atau justifikasi constitutional
 Kesuaian dengan dimensi politik sebagai faktor determinan
penerapan hukum, atau conformity politics
39“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Hukum Tidak Efektif:
Inkonsistensi, Penyeludupan Kepentingan & Kegagalan Teknis
Adanya perbedaan atau penyelundupan antara
mandat/perintah UU dengan norma PP yang dilahirkan.
Adanya inkonsistensi sistem norma dalam satu UU atau
PP.
Lemahnya kemampuan teknis dalam harmonisasi
40“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
CONTOH KASUS:
Inkonsistensi Norma Iklan Rokok di TV [Psl 46 ayat 3 huruf c UU 32/2002].
“Siaran iklan niaga dilarang melakukan :
a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama,
ideologi, pribadi dan/atau kelompok, yang menyinggung
perasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain,
ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain;
b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat
adiktif;
c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok;
d. hal hal yang bertentangan dengan kesusilaan‑
masyarakat dan nilai nilai agama; dan/atau‑
e. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun.”
41“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Analisa: Rokok Vs Minuman keras
 Pasal 46 ayat (3) huruf c UU No. 32/2002
melarang promosi rokok (yang merupakan barang atau zat
adiktif) yang memperagakan wujud rokok.
 Pasal 46 ayat (3) huruf b UU No. 32/2002:
“promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat
adiktif”.
42“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
UU Adminduk versus Surat Mendagri
 “Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1
(satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri”
(Pasal 32 ayat 2 UU No. 23/2006)
VERSUS:
 Surat Menteri Dalam Negeri RI No. 472.11/3444/SJ
tanggal 13 September 2011.
“anak-anak yang lahir setelah UU No 23/2006 dan belum
mengurus akte kelahiran dapat dilayani dan diterbitkan
akte kelahirannya tanpa penetapan pengadilan”
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
43
Norma Diskriminasi Vs Morality of Law
Prinsip pembuatan hukum yang adil menurut Lon Fuller dalam The
Morality of Law :
 harus ada aturan-aturan sebagai pedoman dalam pembuatan keputusan.
Keputuan-keputusan otoritatif tidak dibuat atas suatu dasar ad hoc
(sementara) dan atas dasar kebijakan kebijakan yang bebas, melainkan
atas dasar aturan-aturan yang umum;
 aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi otoritas tidak boleh
dirahasiakan, melainkan harus diumumkan;
 aturan-aturan harus dibuat untuk menjadi pedoman bagi kegiatan-
kegiatan dikemudian hari. Mereka tidak boleh berlaku surut;
 hukum-hukum harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti
oleh rakyat biasa;
 aturan-aturan tidak boleh bertentangan satu sama lain;
44“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Efektifitas Penerapan Hukum:
Pengalaman dan Refleksi
 Ada atau tidaknya; Kuat atau Tidak Agency Fasilitator.
 Ada atau tidaknya; Kuat atau Tidak Advokasi.
 Kesesuaian dengan “mind set” para fasilitator dan advokator.
 Media yang kuat, kritis, dan peduli memancarkan isu hukum.
 Kontinuitas, diversifikasi, dan ketangguhan dalam fasilitasi dan
advokasi.
45“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Harmonisasi dan “Desektorisasi”
 De-sektoralisasi norma dalam Undang-undang, yang dalam
proses perancangan dan legislasinya mengedepankan
lahirnya wewenang baru –yang bisa dan kerap mengabaikan
conformity dengan norma yang lain.
 Kerapkali, suatu norma tidak efektif karena “sektoralism” suatu
norma, misanya:
1) UU SJSN Vs UU BUMN.
2) UU 23/2002 Vs KHI dan UU No 1/1974 (yurisdiksi adopsi
anak ada di PN dan PA, isu hadhonah)
3) UU Kehutanan Vs Pertambangan.
46“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Check List Indikasi hukum tidak efektif?:
Sensor menemukan “tention”
 Kabur dan multitafsir.
 Inkonsistensi norma.
 Kekosongan hukum
(rechvacuum).
 Tidak ada/segera dibuat
peraturan pelaksana/organik,
walaupun ada perintah batas
waktu.
 Sering dan cepat berubah
(amandemen atau diganti).
 Menuai kritik tajam
masyarakat.
 Inkonsisten dengan konvensi
internasional
 Inkonsistensi dengan
UU/peraturan horizontal.
 Tidak dipercaya/main hakim
sendiri.
 Pembahasannya lambat, a lot,
dan tarik manarik politik.
 Saat pembahasan adanya
berbagai draf alternatif.
 Inkonsistensi UUD 1945 atau
dibatalkan MK (negative
legislation).
 Tidak diterapkan dalam praktek
(minim fasilitas).
 Tidak ada lembaga pelaksana
(legal structure).
47
“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
Pendukung Hukum yang efektif
 Pemerintahan yang efektif dan
clean governance
 Lembaga pelaksana (legal
structure).
 Lembaga penegakan hukum
(law enforcer).
 Lembaga advokasi (legal
advocacy)
 Kesesuaian/penerimaan
sebagai budaya hukum
(accepted as legal culture).
 Norma/substansi (legal
substance).
 Pengawasan dan partisipasi
luas masyarakat (public watch
and participation).
 Kepercayaan dan kepatuhan
kepada hukum.
 Tidak “main hakim sendiri”
atau pembangkangan sipil.
48“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Apa Yang Bisa Dilakukan: Pengalaman dan Refleksi
 Memakai kasus sebagai entry point advokasi dan pemajuan
(promote) hak/hukum.
 Memperluas bantuan hukum, legal action/litigasi untuk
menciptakan presedent of law, yurisprudensi.
 Mencegah desektorisasi dan disparitas norma.
 Melakukan kritisi hukum dan mainstreaming norma dalam analisis
dan perancangan hukum baru.
 Menaikkan mutu, standar serta kesesuaian norma, struktur dan
budaya hukum untuk norma baru yang lebih baik.
 Memperluas & memastikan legal standing, pengawasan dan
peranserta masyarakat.
49“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
Semoga Berguna:
Tiada yang sempurna,
kecuali pemilik semesta:
Setiap kita adalah dalah pelajar.
Setiap kita adalah mengajar.
Setiap tempat adalah sekolah
50“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI
MUHAMMAD JONI SH,MH
www.advokatmuhammadjoni.com
Advokat/Managing Partner Law Office Joni & Tanamas
Indonesia Lawyers Association on Tobacco Control
Komisi Nasional Penaggulangan Tembakau
Ex-Wakil Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (2000 - 2010)
Ex-Staf Ahli Komite III Dewan Perwakilan Daerah RI (2007 - 2010)
51“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS
PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT
“ BY: MUHAMMAD JONI

Contenu connexe

Tendances

materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham Bang Ucok
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Dedy Wiranto
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Fenti Anita Sari
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adatnatal kristiono
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalYanels Garsione
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 

Tendances (20)

materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Argumentasi hukum
Argumentasi hukumArgumentasi hukum
Argumentasi hukum
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 

Similaire à Efektifitas penerapan hukum dalam masyarakat

Sosiologi Hukum - Penghakiman Massa
Sosiologi Hukum - Penghakiman MassaSosiologi Hukum - Penghakiman Massa
Sosiologi Hukum - Penghakiman Massamuces
 
hukum indonesia.pptx
hukum indonesia.pptxhukum indonesia.pptx
hukum indonesia.pptxMilkamil
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBataraSimbolon3
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBataraSimbolon3
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxIlyasAlbar
 
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiTerminal Purba
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfYustinusHura1
 
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersari
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersariPRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersari
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersarikelgununggedangan
 
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Agung Muflih
 
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPK
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPKEKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPK
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPKAgung Kurniawan
 
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .ppt
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .pptapa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .ppt
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .pptdonifandra2018
 
negara hukum dan HAM
negara hukum dan HAMnegara hukum dan HAM
negara hukum dan HAMAde ahmad
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)noidmedia virtual
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesianoidmedia virtual
 
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPK
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPKKAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPK
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPKEko Putranto
 
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungliPeran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungliMuslimin B. Putra
 
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersihPeran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersihMuslimin B. Putra
 
Paper bab 7 pkn
Paper bab 7 pknPaper bab 7 pkn
Paper bab 7 pknFuad Nasir
 

Similaire à Efektifitas penerapan hukum dalam masyarakat (20)

Sosiologi Hukum - Penghakiman Massa
Sosiologi Hukum - Penghakiman MassaSosiologi Hukum - Penghakiman Massa
Sosiologi Hukum - Penghakiman Massa
 
hukum indonesia.pptx
hukum indonesia.pptxhukum indonesia.pptx
hukum indonesia.pptx
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
 
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologi
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
 
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersari
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersariPRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersari
PRESENTASI INOVASI HUKUM di kelurahan gununggedangan kecamatan magersari
 
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
 
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPK
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPKEKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPK
EKSISTENSI DAN MASA DEPAN KPK
 
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .ppt
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .pptapa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .ppt
apa itu hukum nasional jajajBHUUhababaja .ppt
 
negara hukum dan HAM
negara hukum dan HAMnegara hukum dan HAM
negara hukum dan HAM
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesia
 
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPK
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPKKAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPK
KAJIAN REVIEW PUU PK - KKIPK
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungliPeran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungli
 
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersihPeran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
 
Paper bab 7 pkn
Paper bab 7 pknPaper bab 7 pkn
Paper bab 7 pkn
 
ppt hukum.pptx
ppt hukum.pptxppt hukum.pptx
ppt hukum.pptx
 

Plus de JONI & TANAMAS LAW OFFICE

Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshareJONI & TANAMAS LAW OFFICE
 
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokokImplikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokokJONI & TANAMAS LAW OFFICE
 
Kpai urgensi judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final version
Kpai urgensi  judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final versionKpai urgensi  judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final version
Kpai urgensi judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final versionJONI & TANAMAS LAW OFFICE
 

Plus de JONI & TANAMAS LAW OFFICE (6)

Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
 
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokokImplikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok
Implikasi hukum pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship rokok
 
Akibat hukum pertalian persusuan
Akibat hukum pertalian persusuanAkibat hukum pertalian persusuan
Akibat hukum pertalian persusuan
 
Analisa hukum kritis ayat lantai rumah
Analisa hukum kritis  ayat lantai rumahAnalisa hukum kritis  ayat lantai rumah
Analisa hukum kritis ayat lantai rumah
 
Kpai urgensi judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final version
Kpai urgensi  judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final versionKpai urgensi  judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final version
Kpai urgensi judicial review uu adminduk terhadap uud 1945-final version
 
Perkawinan yang tidak dicatatkan
Perkawinan yang tidak dicatatkanPerkawinan yang tidak dicatatkan
Perkawinan yang tidak dicatatkan
 

Efektifitas penerapan hukum dalam masyarakat

  • 1. IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT By: Muhammad Joni, SH., MH 1“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 2. Kasus (1): Hukumonline.com, 4 Oktober 2012: Aturan Batas Minimal Luas Rumah Dibatalkan.  Pertarungan konsep ‘keterjangkauan’ dan konsep ‘kelayakan’ rumah. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 2
  • 3. Pertimbangan MK  Aturan batas minimal luas lantai rumah dalam pasal 22 ayat (3) UU PKP dibatalkan MK karena bertentangan dengan konstitusi.  Batas minimal 36 meter persegi melarang penyelenggaraan perumahan dan pemukiman membangun rumah yang lebih kecil dari itu.  Menutup peluang MBR yang daya belinya kurang atau tidak mampu untuk membeli rumah sesuai ukuran miminal tersebut. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 3
  • 4. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 4 Kasus (2): KOMPAS, 11 Oktober 2011 Revisi Pelayanan Jalan Tol agar Prokonsumen Jakarta, Kompas - Pemerintah didesak untuk segera merevisi standar pelayanan minimal jalan tol, yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392 Tahun 2005. SPM jalan tol tersebut dinilai tidak membela konsumen pengguna tol.
  • 5. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 5 Jumat, 07 Oktober 2011 REVISI UU JALAN Tarif tol naik, DPR siap revisi UU Jalan JAKARTA. DPR berencana merevisi Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005 pasal 68 yang mengatur soal evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali yang disesuaikan dengan inflasi. Hal itu akan dilakukan lantaran banyak pro kontra hadir seiring pemerintah mengumumkan kebijakan kenaikan 14 ruas tarif tol pada Selasa (4/10) lalu.
  • 6. Topik  IMPLEMENTASI  PENERAPAN HUKUM  DALAM MASYARAKAT “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 6
  • 7. Lingkup bahasan  Implementasi?  Pelaksanaan norma hukum dalam kasus/putusan/tindakan.  Law in concreto; Living law.  Dari Law in Book kepada Law in Action. (identik/tidak identik?) 7“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 8. efektifitas?  Efektifitas Penerapan Hukum  Penetapan, putusan/tindakan.  Menghasilkan Law in concreto (adil?, pasti?, berguna?).  Otentik ataukah bias?  Disparitas atau terpola-serupa?  Dapat diperkirakan (predictable) atau ketidak pastian hukum? “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 8
  • 9. Masyarakat?  Dalam Masyarakat:  Public /masyarakat luas & aparatur penegak hukum.  Personal atau kelembagaan dan badan hukum  Dalam satu entitas masyarakat untuk keadaan konkrit pada suatu kasus/tindakan  Dalam peristiwa sosial/masyarakat.  Berwujud putusan/penetapan Pengadilan, atau keputusan/tindakan pemerintahan. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 9
  • 10. Subjek pembahasan  Hukum (substansi, norma, putusan/legal document)  Non hukum (sosiologi, politik, ekonomi, sejarah, budaya, psikologi, agama, idiologi, dan lain-lan). “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 10
  • 11. Menelisik Efektifits Hukum dan penerapannya: Teori hukum Conventionalism  Hukum itu a-politik, netral, murni, tidak memihak, produk reason (bukan produk politik)  Hukum itu otonom: lengkap & memiliki sistemnya sendiri (self contained system)  Hukum itu a-historis  Dapat diperkirakan dan merawat jawaban –jawaban masalah hukum.  Subjek utama kajian adalah peraturan (legal rules) dan putusan pengadilan (adjudication) Modern Theory of Law -CLS  Hukum mesti menjadi politik (law must be political).  Hukum itu disiplin semi otonom:.  Hukum mesti menjadi sesuatu yang historis. Sejarah bisa menjadi sumber legitimasi hukum.  Hukum tidak menemukan jawaban tunggal yang benar.  Hukum tak hanya putusan pengadilan.  Teknik penafsiran tekstual dan analisis kasus, tidak hanya teknik dan legitimasi hukum saja. “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 11
  • 12. FAKTA, SUASANA, WAJAH HUKUM KITA? “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 12
  • 13. Hukum tidak efektif? Satu lokasi pertambangan batu bara di kawasan hutan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menjadi kolam raksasa akibat tidak direklamasi setelah dieksploitasi. Foto diambil dalam peninjauan udara Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dengan menggunakan helikopter di Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (1/4) [sumber KOMPAS]. 13“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 14. Merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 T  kerugian negara dari 352 perusahaan dengan konsesi seluas 4,6 juta hektar, baru 67 perusahaan seluas 800.000 hektar yang memiliki izin pelepasan.  Adapun pertambangan, dari 615 perusahaan berizin usaha dengan konsesi seluas 3,7 juta hektar, hanya 9 perusahaan seluas sedikitnya 30.000 hektar memiliki izin penggunaan kawasan.  Perambahan ini telah merugikan negara sedikitnya Rp 158,5 triliun. (Kompas, 2 Februari 2011). 14“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 15. fakta  Fakta-fakta lain dari Ditjen PHKA, yang melakukan investigasi dan operasi penertiban reguler di Sumatera, Riau, dan Kalimantan.  Di Sumatera Utara di temukan 16 perusahaan yang melanggar ketentuan UU No.41 Tahun 1999.  Di Kalteng, ada 960.000 hektare kawasan hutan yang dialih fungsikan untuk usaha nonkehutanan tanpa izin pelepasan kawasan.  Di Kaltim sudah diketahui 150 perusahaan melakukan perambahan kawasan. 15“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 16. Hukum tidak efektif = kerugian negara  DetikFinance, Selasa, 04/10/2011. BPK: Negara Rugi Triliunan Karena Kepatuhan Undang-undang Rendah Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan rasa keprihatinannya terkait Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS I) yang telah disampaikan kepada DPR. Hal ini dikarenakan banyaknya temuan BPK hanya karena disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kepatuhan baik dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) hingga Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 16
  • 17. Hukum yang disiasati dalam Nicotine advertisement: Larangan Pergub DKI di Jalan protokol vs dekat protokol 17“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 18. Sponsorship Rokok di TV diluar jam yang dibenarkan: Ketentuan PP 19/2003 dilanggar  A Mild Sound of Change, 18 Agusts 2007, jam 11.00 WIB disiarkan Glbal TV;  Clas News Entertainment, tiap malam jam 20.00 WIB disiarkan Global TV;  Star Mild Music Campus Obsession, 24 Agustus 2007, jam 21.00 WIB disiarkan ANTV;  Clas On Campus, 27 Agustus 2007, jam 21.00 WIB di ANTV;  Liga Djarum, Agustus 2007 jam 15.00 dan jam 18.00 di ANTV;  Sampoerna Hijau Volly ASEAN Championship, 31 Agustus 2007, jam 16.00 di LATIVI. 18“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 19. TMK > MK: Watak industri rokok tidak patuh hukum  Walaupun PP NO 19/2003 membolehkan iklan promosi rokok, namun tetap lebih banyak yang tidak dipatuhi.  Hasil pengawasan BPOM (2006), iklan rokok di media elektronik sebanyak 9.230 iklan.  Sebanyak 68% dinilai tidak memenuhi ketentuan (TMK), dan hanya sebanyak 32% memenuhi ketentuan (MK) [presentasi Badan POM , Direktorat Pengawaan NAFZA, Deputi I, “Pengawasan Promosi dan Iklan Rokok”, disajikan pada Workshop Perlindungan Anak dari dampak Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok”, Jakarta, 28 Januari 2008] 19“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 20. Efektifitas Penerapan Hukum Vs Ketegangan Sosial  Efektifitas hukum adalah kesesuaian antara apa yang diatur dalam hukum dengan pelaksanaannya.  Bisa juga karena kepatuhan masyarakat kepada hukum karena adanya unsur memaksa dari hukum.  Hukum yang dibuat oleh otoritas berwenang adakalanya bukan abstraksi nilai dalam masayarakat.  Jika demikian, maka terjadilah hukum tidak efektif, tidak bisa dijalankan (unworkable), atau bahkan –atas hal tertentu terbit Pembangkangan Sipil.  Menurut Yehezkel Dror: “Adanya kesenjangan antara perilaku sosial masyarakat dengan norma hukum, menciptakan ruang “ketegangan” (tention), sehingga perlu penyesuaian dengan norma yang baru”. 20“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 21. Dimensi Efektifitas Penerapan Hukum Antony Allot: Mengapa Hukum Tidak Efektif?  Pertama: Problem dalam pemancaran akhir norma hukum, disebabkan tidak menyebarnya norma hukum yang diterbitkan. Hukum tidak bisa diadaptasi subyek sebagai pesan instruksional (instructional messages) karena membutuhkan lawyer sebagai “special decoders” – namun tidak bisa/mampu menyediakannya.  Kedua: Kemungkinan konflik antara arah dan tujuan legislator dengan kebiasaan sosiologis masyarakat (nature of society). Terjadi kesenjangan antara masyarakat moderen (modern society) dengan masyarakat adat (customary society).  Ketiga: kegagalan implementasi hukum itu sendiri. Seringkali tidak cukup tersedia perangkat norma (norms), perintah (orders), institusi (institutions), atau proses (processes) yang berkaitan dengan Undang-undang. [Alloott, “The Effectiveness of Law”, dalam Valparaiso University Law Review, Vol. 15, Winter 1981] 21“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 22. Kadar Efektifitas dan Ketidakefektifan Penerapan Hukum Berbeda-beda pada tiap norma hukum:  Kuratif.  Preventif.  Fasilitatif. Berbeda akseptasi subyek antara jenis norma:  hukum netral (misalnya hukum kontrak, hukum jual beli), dan  hukum non netral (misalnya sons preference dalam Hukum keluarga, status non marital child, dll.) Karena itu, efektifitas dipengaruhi ada atau tidak dan bagaimana kesenjangan dan tention antara norma dengan perilaku/keadaan masyarakat. 22“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 23. Dilema hukum pembangunan  Dampak negatif hukum sebagai alat (tools) bagi pembangunan, telah berubah menjadi “dark-enginerring” (Satjipto Rahardjo, dari Podgorecki dan Olati).  Jika “dark-enginerring” dibiarkan, maka timbul:  Skeptisisme sosial (social sceptic).  Prasangka sosial (social prejudice).  Resistensi sosial (social resistence)  TENTION terhadap norma hukum “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 23
  • 24. Norma Kuratif: Pasal 79 ayat (1) UU No.23/2002  “Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman, atau penganiayaan terhadap anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)” “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 24
  • 25. Norma Fasilitatif: Pasal 41 ayat (1) UU No. 23/2002 “Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengangkatan anak” “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 25
  • 26. Pasal 48 UU No. 23/2002 “Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikandasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak” “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 26
  • 27. Norma Non-Netral  “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing- masing agamanya dan kepercayaannya itu” (Pasal 2 ayat 1 UU No.1/1974).  “Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian” (Pasal 177 KHI). Bagaimanadengan norma ini?  “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku” (Pasal 2 ayat 2 UU No.1/197ian4).  “Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan harus dicatat” (Pasal 1 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam” “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 27
  • 28. Prof.Dr. Romli Atmasasmita,SH., LLM.: Hukum: integrasi norma, perilaku dan nilai  Teori Hukum Integratif, terdiri atas:  Sistem Norma  Sietem Perilaku  Sistem Nilai “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 28
  • 29. Teori Hukum Integratif: Membangun Relasi Simetris (Prof.Dr. Romli Atmasasmita) Relasi Interaksionis  Sistem norma diwujudkan ke dalam  Sistem perilaku Relasi Hirarkhis  Sistem Norma dan Sistem Perilaku, mesti mengacu kepada:  Sistem Nilai “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 29
  • 31. Prof.Dr. Romli Atmasasmita,SH., LLM.: Bagaimana hukum berjalan?  Hukum itu haruslah:  Diakui/mendapat pengakuan (recognized).  Mengikuti perubahan (changeable).  Dapat ditegakkan “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 31
  • 32. Efektiftas Hukum  abstraksi-derivasi Teori Sistem Prof Dr. M. Solly Lubis, SH Nilai (value)  Asas (beginsel)/prinsip (principle)  Norma/sub norma  Perilaku/peristiwa 32“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 33. Sanksi Alasan Mengapa Mematuhi Hukum?  Pertanyaan besar yang mengagitasi hakim dan filsuf, berabad-abad: “why do people obey the law”.  Sistem hukum didukung dengan sanksi (supported by sanction).  Sanksi dibutuhkan namun tidak selalu diperlukan untuk setiap UU dalam sistem hukum (the need for having sanction arises but not necessarily for every law). Prof.Hari Chand, “Morend Jurisprudence”, International Law Book Services, 1994, p.111. 33“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 34. Menyoal Efektifitas Pidana Penjara?  R.M. Jackson :  Pidana penjara termasuk jenis pidana yang relatif kurang efektif, dalam hal menekan tidak berulangnya suatu perbuatan pidana.  Angka rata-rata residivis (bagi yang pertama kali melakukan tindak pidana) berbanding terbalik dengan usia pelaku.  Pada anak-anak mencapai 50%, untuk mereka yang pernah dipidana berusia 21 tahun ke bawah, mencapai 70%, residivis, lebih tinggi daripada yang bukan residivis setelah dijatuhi pidana penjara daripada pidana lainnya.  Barda Nawawi Arief  Pidana penjara membawa pengaruh lebih jahat, sehingga sering dikatakan bahwa rumah penjara adalah perguruan tinggi kejahatan atau pabrik kejahatan. 34“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 35.  Richard Posner, dilihat dari segi ekonomi pidana denda mengandung nilai yang tidak ditemukan pada pidana penjara sehingga lebih menguntungkan daripada pidana penjara. Biaya sosial pidana penjara lebih besar.  Phil Dickens, yang mengemukakan bahwa “The idea that prisons serve to reform criminals is a nonsense.  Fifth United Nations Congress on The Prevention of Crime and The Treatment of Offenders Report: Pada umumnya diakui mekanisme peradilan dan kepenjaraan (the judicial and prison mechanism) mempunyai pengaruh yang kondusif untuk timbulnya kejahatan dalam hal tertentu menciptakan karir-karir penjahat. 35“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 36. Efektifitas usia tanggungjawab pidana anak (the age of criminal responsibility).  UU Pengadilan Anak Pasal 4 ayat (1) berbunyi sebagai berikut ”Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak adalah sekurang-kurang 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin”. 36“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 37. Usia tangungjawab pidana anak vs Usia Larangan bekerja  Batas usia tanggungjawab pidana anak terlalu rendah dibandingkan usia boleh bekerja.  Lebih rendah dari usia anak boleh melakukan pekerjaan ringan.  Anak dapat melakukan perbuatan hukum diperbolehkan bekerja pada bentuk pekerjaan ringan (light work) berdasarkan UU Ketenagakerjaan yakni pada usia 13 s.d 15 Tahun, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 69 ayat (1) UU Ketenagakerjaan.  Lebih rendah dari usia larangan pekerjaan terburuk.  Larangan melakukan pekerjaan berbahaya atau bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak (the worst form of child labor), berdasarkan Pasal 74 UU Ketenagakerjaan yakni pada usia dibawah 18 tahun. 37“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 38. Pemenjaraan vs hak makan  Pemenjaraan anak mengancam hak atas makanan sebagai hak tumbuh kembang anak.  Negara Ngutang Rp.80 Miliar untuk Makan Napi Untuk kepentingan konsumsi atau makan sehari-hari bagi para napi di seluruh LP di Indonesia.  Minimum Standar Rules tentang Perlakuan terhadap Narapidana. Dalam Pasal 20 ayat (1) dikemukan, “setiap orang yang dipenjarakan harus diberi oleh pengelola penjara pada jam- jam yang bisa makanan yang bergizi cukup untuk kesehatan dan kekuatan, bermutu menyehatkan dan disiapkan serta disuguhkan dengan baik”. 38“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 39. Efektifitas = Kesesuaian (conformity)  Kesesuaian dengan perilaku sosial masyarakat atau justifikasi sosiologis.  Kesesuaian dengan ketentuan norma hukum lain, atau justifikasi juridis (nasional & internasional)  Kesesuaian dengan konstitusi dan tidak melanggar hak konstitusional atau justifikasi constitutional  Kesuaian dengan dimensi politik sebagai faktor determinan penerapan hukum, atau conformity politics 39“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 40. Hukum Tidak Efektif: Inkonsistensi, Penyeludupan Kepentingan & Kegagalan Teknis Adanya perbedaan atau penyelundupan antara mandat/perintah UU dengan norma PP yang dilahirkan. Adanya inkonsistensi sistem norma dalam satu UU atau PP. Lemahnya kemampuan teknis dalam harmonisasi 40“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 41. CONTOH KASUS: Inkonsistensi Norma Iklan Rokok di TV [Psl 46 ayat 3 huruf c UU 32/2002]. “Siaran iklan niaga dilarang melakukan : a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama, ideologi, pribadi dan/atau kelompok, yang menyinggung perasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain, ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain; b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif; c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok; d. hal hal yang bertentangan dengan kesusilaan‑ masyarakat dan nilai nilai agama; dan/atau‑ e. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun.” 41“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 42. Analisa: Rokok Vs Minuman keras  Pasal 46 ayat (3) huruf c UU No. 32/2002 melarang promosi rokok (yang merupakan barang atau zat adiktif) yang memperagakan wujud rokok.  Pasal 46 ayat (3) huruf b UU No. 32/2002: “promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif”. 42“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 43. UU Adminduk versus Surat Mendagri  “Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri” (Pasal 32 ayat 2 UU No. 23/2006) VERSUS:  Surat Menteri Dalam Negeri RI No. 472.11/3444/SJ tanggal 13 September 2011. “anak-anak yang lahir setelah UU No 23/2006 dan belum mengurus akte kelahiran dapat dilayani dan diterbitkan akte kelahirannya tanpa penetapan pengadilan” “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI 43
  • 44. Norma Diskriminasi Vs Morality of Law Prinsip pembuatan hukum yang adil menurut Lon Fuller dalam The Morality of Law :  harus ada aturan-aturan sebagai pedoman dalam pembuatan keputusan. Keputuan-keputusan otoritatif tidak dibuat atas suatu dasar ad hoc (sementara) dan atas dasar kebijakan kebijakan yang bebas, melainkan atas dasar aturan-aturan yang umum;  aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi otoritas tidak boleh dirahasiakan, melainkan harus diumumkan;  aturan-aturan harus dibuat untuk menjadi pedoman bagi kegiatan- kegiatan dikemudian hari. Mereka tidak boleh berlaku surut;  hukum-hukum harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh rakyat biasa;  aturan-aturan tidak boleh bertentangan satu sama lain; 44“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 45. Efektifitas Penerapan Hukum: Pengalaman dan Refleksi  Ada atau tidaknya; Kuat atau Tidak Agency Fasilitator.  Ada atau tidaknya; Kuat atau Tidak Advokasi.  Kesesuaian dengan “mind set” para fasilitator dan advokator.  Media yang kuat, kritis, dan peduli memancarkan isu hukum.  Kontinuitas, diversifikasi, dan ketangguhan dalam fasilitasi dan advokasi. 45“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 46. Harmonisasi dan “Desektorisasi”  De-sektoralisasi norma dalam Undang-undang, yang dalam proses perancangan dan legislasinya mengedepankan lahirnya wewenang baru –yang bisa dan kerap mengabaikan conformity dengan norma yang lain.  Kerapkali, suatu norma tidak efektif karena “sektoralism” suatu norma, misanya: 1) UU SJSN Vs UU BUMN. 2) UU 23/2002 Vs KHI dan UU No 1/1974 (yurisdiksi adopsi anak ada di PN dan PA, isu hadhonah) 3) UU Kehutanan Vs Pertambangan. 46“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 47. Check List Indikasi hukum tidak efektif?: Sensor menemukan “tention”  Kabur dan multitafsir.  Inkonsistensi norma.  Kekosongan hukum (rechvacuum).  Tidak ada/segera dibuat peraturan pelaksana/organik, walaupun ada perintah batas waktu.  Sering dan cepat berubah (amandemen atau diganti).  Menuai kritik tajam masyarakat.  Inkonsisten dengan konvensi internasional  Inkonsistensi dengan UU/peraturan horizontal.  Tidak dipercaya/main hakim sendiri.  Pembahasannya lambat, a lot, dan tarik manarik politik.  Saat pembahasan adanya berbagai draf alternatif.  Inkonsistensi UUD 1945 atau dibatalkan MK (negative legislation).  Tidak diterapkan dalam praktek (minim fasilitas).  Tidak ada lembaga pelaksana (legal structure). 47 “IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 48. Pendukung Hukum yang efektif  Pemerintahan yang efektif dan clean governance  Lembaga pelaksana (legal structure).  Lembaga penegakan hukum (law enforcer).  Lembaga advokasi (legal advocacy)  Kesesuaian/penerimaan sebagai budaya hukum (accepted as legal culture).  Norma/substansi (legal substance).  Pengawasan dan partisipasi luas masyarakat (public watch and participation).  Kepercayaan dan kepatuhan kepada hukum.  Tidak “main hakim sendiri” atau pembangkangan sipil. 48“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 49. Apa Yang Bisa Dilakukan: Pengalaman dan Refleksi  Memakai kasus sebagai entry point advokasi dan pemajuan (promote) hak/hukum.  Memperluas bantuan hukum, legal action/litigasi untuk menciptakan presedent of law, yurisprudensi.  Mencegah desektorisasi dan disparitas norma.  Melakukan kritisi hukum dan mainstreaming norma dalam analisis dan perancangan hukum baru.  Menaikkan mutu, standar serta kesesuaian norma, struktur dan budaya hukum untuk norma baru yang lebih baik.  Memperluas & memastikan legal standing, pengawasan dan peranserta masyarakat. 49“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 50. Semoga Berguna: Tiada yang sempurna, kecuali pemilik semesta: Setiap kita adalah dalah pelajar. Setiap kita adalah mengajar. Setiap tempat adalah sekolah 50“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI
  • 51. MUHAMMAD JONI SH,MH www.advokatmuhammadjoni.com Advokat/Managing Partner Law Office Joni & Tanamas Indonesia Lawyers Association on Tobacco Control Komisi Nasional Penaggulangan Tembakau Ex-Wakil Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (2000 - 2010) Ex-Staf Ahli Komite III Dewan Perwakilan Daerah RI (2007 - 2010) 51“IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PENERAPAN HUKUM DALAM MASYARAKAT “ BY: MUHAMMAD JONI