2. KELOMPOK 3
Alyssa Salsabila
Dani Yusuf Rahardjo
Dwi Rahmatanti
Mia Rahmawati
Nurbaety Tsani
Seruni Sekar Puri
Yasmine Sophie
3. PENGERTIAN INFLASI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Pengertian inflasi sering didefinisikan dengan kalimat yang berbeda-
beda. Meskipun pernyataan dalam definisi itu berbeda tetapi semuanya
mempunyai maksud yang sama, yaitu membicarakan mengenai barang-barang
kebutuhan masyarakat yang harganya naik secara terus-menerus. Jadi, yang
dimaksud dengan inflasi adalah suatu peristiwa dalam perekonomian di
mana ada kecenderungan harga-harga dari semua barang naik secara
terus-menerus atau berulang-ulang.
4. Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Nanga (2001: 237) menyatakan bahwa inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga
umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang
terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi.
Rahardja (1997: 32) menyatakan bahwa inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar
harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam
rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan
turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi.
Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
BPS ( Badan Pusat Statistik ) (2000: 10) mendefinisikan inflasi sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang
menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari
indeks harga konsumen.
5. Dapat disebut inflasi jika ada tiga faktor berikut :
1. Kenaikan harga
• Harga barang dapat dikatakan naik jika harganya menjadi lebih tinggi dari
harga sebelumnya. Contohnya harga BBM yaitu Rp 3.500/liter pada minggu
lalu, sedangkan pada minggu ini harga BBM menjadi Rp4.500/liter lebih mahal
dari minggu kemarin.
2. Bersifat umum
• Kenaikan harga suatu barang tidak dapat dikatakan inflasi jika naiknya barang
tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum . Contohnya : jika
harga BBM naik maka ongkos angkutan umum,bahan-bahan pokok menjadi
naik ini baru bisa disebut inflasi.
3. Berlangsung secara terus-menerus
• Naiknya harga suatu barang tidak dapat dikatakan inflasi jika naiknya barang
tersebut terjadinya hanya sesaat, inflasi itu dilakukan dalam rentang minimal
bulanan.
6. Istilah dalam Menganalisis/Menanggapi Terhadap
Tingkat Inflasi
a) Inflasi Menyusut
Yaitu tingkat inflasi yang cenderung turun dari satu periode ke
periode berikutnya. Hal ini ditandai dengan turunnya Indeks Harga
Konsumen dari satu periode ke periode berikutnya.
b) Inflasi Terus Meningkat
Yaitu inflasi yang cenderung meningkat dari satu periode ke
periode berikutnya yang dapat dilihat dari kenaikan IHK tiap periode.
c) Inflasi Tidak Berubah
Yaitu tingkat inflasi yang cenderung konstan, misalnya pada
bulan November 2004 tercatat IHK sebesar 106,4 % dan pada bulan
Desember 2004 tercatat angka yang sama 106,4%. Maka hal ini dapat
dikatakan inflasi tidak berubah.
7. PENGGOLONGAN INFLASI
1. Menurut Tingkat Keparahan / Laju Inflasi
2. Menurut Penyebab Awal Inflasi
3. Menurut Asal Inflasi
4. Menurut Besarnya Cakupan Pengaruh
terhadap Harga
8. Menurut Tingkat Keparahan atau Laju
Inflasi
1) Inflasi ringan (creeping inflation)
adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini
tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga inflasi yang
merayap, dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional.
Seperti pada tahun 2004 lalu di Indonesia laju inflasi di bawah 10
%, sehingga perekonomian Indonesia pada posisi yang stabil.
2) Inflasi sedang
adalah inflasi yang lajunya antara 10%-30% setahun. Pada tingkatan ini
mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan, dan
jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.
9. 3) Inflasi berat
Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30%-100% setahun. Pada tingkat
ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit
dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada
waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.
4) Hiperinflasi
Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara besar-besaran dan
jika diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah
mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara
besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada waktu itu.
10. Menurut Penyebab Awal Inflasi
1) Inflasi tarikan permintaan ( Demand Pull inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Kenaikan
permintaan ini sering dinamakan kelebihan permintaan. Kenaikan permintaan
masyarakat akan barang-barang dan jasa ini bisa disebabkan oleh:
a) Bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru
b) Bertambahnya investasi swasta karena adanya kredit murah
c) Bertambahnya permintaan barang-barang ekspor.
12. Menurut Penyebab Awal Inflasi
2) Inflasi Dorongan Biaya ( Cost Push Inflation )
Adanya kenaikan harga-harga / inflasi yang disebabkan oleh
peningkatan biaya produksi yang kemudian menyebabkan penurunan
jumlah produksi.
13. Kurva Cost Push Inflation
P
S2
D S1
P2 E2
P1 E1
S2 D
S1
Q
Q2 Q1
14. Menurut Asal Inflasi
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut domestic inflation, yaitu inflasi
yang disebabkan adanya peristiwa ekonomi dalam negeri, misalnya terjadi defisit
anggaran belanja negara yang secara terus-menerus, kemudian pemerintah
memerintahkan Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah besar.
Atau misalnya karena panen yang gagal secara menyeluruh.
2) Inflasi yang tertular dari luar negeri, yang dikenal dengan imported inflation,
yaitu inflasi terjadi karena adanya penularan melalui harga barang impor. Inflasi
ini umumnya terjadi di negara berkembang yang mana sebagian besar bahan baku
dan peralatan dalam unit produksinya berasal dari luar negeri. Misalnya di Jepang
terjadi inflasi, sedangkan bahan-bahan untuk keperluan industri perakitan mobil,
elektronik, foto, tekstil, farmasi dan lain-lain Indonesia mengimpor dari Jepang.
15. Menurut Besarnya Cakupan Pengaruh Terhadap
Harga
1) Inflasi tertutup ( Closed Inflation), yaitu jika kenaikan
harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu.
2) Inflasi terbuka ( Open Inflation ), apabila kenaikan harga
terjadi pada semua barang secara umum.
17. PENYEBAB INFLASI
a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan
berproduksi dimana inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total
terhadap barang dan jasa.
b. Kenaikan biaya produksi, dimana inflasi yang terjadi karena
meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang dan jasa yang
ditawarkan mengalami kenaikan.
c. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya
terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen
menaikkan harga barang.
d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran artinya jumlah barang yang ada
di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga
jumlahnya sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak
sehingga harga barang naik.
e. Inflasi dari luar negeri, artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar
negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi, sehingga barang-barang impor
mengalami kenaikan harga.
f. Inflasi dari dalam negeri, artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah
atau terjadi defisit anggaran.
19. TEORI KUANTITAS
Teori kuantitas ini pada prinsipnya mengatakan bahwa timbulnya
inflasi itu hanya disebabkan oleh bertambahnya jumlah uang yang
beredar dan bukan disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan teori ini ada 2 faktor yang menyebabkan inflasi:
1) Jumlah uang yang beredar
Semakin besar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat
maka inflasi juga akan meningkat. Oleh karena itu sebaiknya
pemerintah harus memperhitungkan atau memperkirakan
akan timbulnya inflasi yang bakal terjadi bila ingin
mengadakan penambahan pencetakan uang baru, karena
pencetakan uang baru yang terlalu besar akan mengakibatkan
goncangnya perekonomian.
Powerpoint Templates
Page 19
20. TEORI KUANTITAS
2) Ekspektasi. Berdasarkan teori ini, walaupun jumlah uang
bertambah tetapi masyarakat belum menduga adanya
kenaikan, maka pertambahan uang beredar hanya akan menambah
simpanan atau uang kas karena belum dibelanjakan. Dengan
demikian harga barang-barang tidak naik. Jika masyarakat menduga
bahwa besok bahwa dalam waktu dekat harga barang akan
naik, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya karena
khawatir akan penurunan nilai uang, sehingga akan memicu inflasi.
Powerpoint Templates
Page 20
21. TEORI KUANTITAS
Teori ini menghasilkan 3 kemungkinan, yaitu :
a) Masyarakat tidak mengharapkan harga-harga naik pada masa mendatang
sehingga sebagian uang yang diterimanya disimpan, akibatnya harga-harga
tidak naik dan ini merupakan awal munculnya inflasi.
b) Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi sehingga penambahan jumlah
uang tidak disimpan melainkan digunakan untuk membeli barang. Hal ini
menjadikan kenaikan permintaan sehingga harga-harga akan meningkat.
c) Dalam tahap hyperinflation, orang sudah mulai kehilangan kepercayaan
terhadap nilai mata uang. Peredaran uang makin cepat.
Powerpoint Templates
Page 21
22. TEORI KUANTITAS
Cara mengatasi inflasi menurut teori kuantitas ini juga hanya ada
satu jalan saja yang merupakan kunci untuk menghilangkan
inflasi yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Maksudnya bahwa terjadinya inflasi entah faktor apapun yang
menyebabkannya, asal jumlah uang yang beredar dikurangi maka
dengan sendirinya inflasi akan hilang dan harga akan kembali
pada tingkat yang wajar.
Powerpoint Templates
Page 22
23. TEORI KEYNES
Menurut teori ini inflasi terjadi karena masyarakat memiliki permintaan melebihi
jumlah uang yang tersedia. Dalam teorinya, Keynes menyatakan bahwa inflasi
terjadi karena masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonomisnya.
Proses perebutan rezeki antargolongan masyarakat masih menimbulkan
permintaan agregat (keseluruhan) yang lebih besar daripada jumlah barang yang
tersedia, mengakibatkan harga secara umum naik. Jika hal ini terus terjadi maka
selama itu pula proses inflasi akan berlangsung.
Yang dimaksud dengan golongan masyarakat di sini adalah :
1) Pemerintah, yang melakukan pencetakan uang baru untuk menutup defisit
anggaran belanja dan belanja negara.
2) Pengusaha swasta, yang menambah investasi baru dengan kredit yang mereka
peroleh dari bank.
3) Pekerja/serikat buruh, yang menuntut kenaikan upah melebihi pertambahan
produktivitas.
Powerpoint Templates
Page 23
24. TEORI STRUKTURALIS
Teori Strukturalis disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang karena
menyoroti sebab inflasi yang berasal dari struktur ekonomi, khususnya supply
bahan makanan dan barang ekspor. Pertambahan produksi barang tidak
sebanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, akibatnya terjadi kenaikan
harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
Selanjutnya adalah kenaikan harga barang yang merata sehingga terjadi inflasi.
Inflasi semacam ini tidak bisa diatasi hanya dengan mengurangi jumlah uang
yang beredar, tetapi harus diatasi dengan peningkatan produktivitas dan
pembangunan sektor bahan makanan dan barang-barang ekspor.
Powerpoint Templates
Page 24
25. TEORI STRUKTURALIS
Teori ini berlandaskan kepada struktur perekonomian dari suatu negara
(umumnya negara berkembang). Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh:
Ketidak-elastisan penerimaan ekspor. Hasil ekspor meningkat namun
lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya. Peningkatan hasil
ekspor yang lambat antara lain disebabkan karena harga barang yang diekspor
kurang menguntungkan dibandingkan dengan kebutuhan barang-barang impor
yang harus dibayar. Dengan kata lain daya tukar barang-barang negera tersebut
semakin memburuk.
Ketidak-elastisan Supply produksi bahan makanan. Terjadi
ketidakseimbangan antara pertumbuhan produksi bahan makanan dengan
jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan kelonjakan kenaikan harga bahan
makanan. Hal ini dapat menimbulkan tuntutan kenaikan upah dari kalangan
buruh / pegawai tetap akibat kenaikan biaya hidup. Kenaikan upah selanjutnya
akan meningkatkan biaya produksi dan mendorong terjadinya inflasi.
Powerpoint Templates
Page 25
26. DAMPAK INFLASI
a. Terhadap pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap
b. Terhadap Para Penabung
c. Terhadap Debitur dan Kreditur
d. Terhadap Produsen
e. Terhadap Perekonomian Nasional
f. Terhadap Distribusi Pendapatan
g. Terhadap Efisiensi
h. Terhadap Output (hasil produksi)
i. Terhadap Pengangguran
27. Terhadap Pemilik Pendapatan Tetap dan Tidak
Tetap
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri
tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga
belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal
setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya
inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang bekerja di perusahaan
dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
28. Terhadap Para Penabung
Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai
mata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan
bunga, tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap
menurun. Jika orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi
akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan
masyarakat.
29. Terhadap Debitur dan Kreditur
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi
menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan
uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian
lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
30. Terhadap Produsen
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini
terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya
terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi menyebabkan naiknya
biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, produsen
enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen dapat menghentikan
produksinya untuk sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti
laju inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
31. Terhadap Perekonomian Nasional
1. Investasi berkurang.
2. Mendorong tingkat bunga.
3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif.
4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan.
5. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan
datang.
6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.
7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran.
8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
32. Terhadap Distribusi Pendapatan
1. Inflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap, seperti;
pegawai negeri. Contoh, Amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp.
60.000.000 setahun dan laju inflasi 10%. Bila penghasilan Amir tidak
mengalami perubahan, maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil
sebesar 10% x Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
2. Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan dalam
bentuk uang tunai.
3. Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga pinjaman yang diberikan
lebih rendah dari inflasi.
33. 1. Proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak
efesien pada saat terjadi inflasi
2. Perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur
permintaan masyarakat terhadap beberapa jenis barang
34. 1. Inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan
inflasi kenaikan harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang
menguntungkan produsen
2. Bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil
produksi, dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat tidak
senang memiliki uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang
dengan barang.
35. Suatu negara yang berusaha menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti
pada saat yang sama akan menciptakan pengangguran.
36. MENGHITUNG LAJU INFLASI
Untuk menghitung laju inflasi salah satu yang digunakan adalah rumus
berikut :
I = x 100 %
Keterangan :
I = laju inflasi
= indeks harga konsumen thn/bln yg dihitung
= indeks harga konsumen thn/bln
dasar/sebelumnya
37. CONTOH PERHITUNGAN
LAJU INFLASI
Perhatikan data berikut ini !
Bulan Indeks Harga
Konsumen
Desember 2010 252,68
Januari 2011 256,80
Februari 2011 258,44
Hitunglah laju inflasi bulan Februari !
38. JAWAB :
258,44 – 256,80
I = x 100%
256,80
I = 0,64 %
40. Cara Mengatasi Inflasi
INFLASI
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN
MONETER FISKAL LAIN / RILL
41. KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.
Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga
dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi
menuju kondisi normal. Kebijakan moneter, menggunakan cara-cara sebagai
berikut.
1. Politik Diskonto (discount policy) adalah kebijakan pemerintah yang
menetapkan naik dan turunnya suku bunga bank.
2. Politik Pasar Terbuka ( open market policy ) adalah kebijakan
pemerintah yang menjual atau membeli surat berharga bank sentral.
3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy ) adalah kebijakan pemerintah
yang menetapkan cadangan kas tiap bank pada bank sentral.
4. Politik Kredit Selektif (tight money policy) adalah kebijakan
pemerintah yang menetapkan persyaratan – persyaratan khusus dalam
kredit.
42. KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial
pemerintah atau kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan
penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam kebijakan fiskal
adalah:
1. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga
pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak
defisit.
2. Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi
jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar
pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat
berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang
menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat
konsumtif tentunya berkurang.
43. KEBIJAKAN NON-MONETER/
RIIL
Kebijakan non moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan
finansial pemerintah maupun jumlah uang yang beredar, cara ini merupakan
langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat
dilakukan melalui instrument berikut:
a) Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
b) Menekan tingkat upah.
c) Melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga
maksimal.
d) Melakukan distribusi secara langsung.
e) Melakukan sanering (pemotongan nilai mata uang).
f) Menentukan kebijakan yang berkaitan dengan output.
g) Kebijakan penentuan harga dan indexing
44. Beberapa Istilah yang Berkaitan
dengan Inflasi
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan
terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di
masyarakat.
Devaluasi yaitu kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata
uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Revaluasi yaitu kebijakan pemerintah menaikkan nilai mata
uang dalam negeri terhadap mata uang asing