Dokumen tersebut berisi tentang pentingnya menghafal dan ilmu agama, serta doa-doa untuk memudahkan menghafal. Disebutkan bahwa menghafal merupakan langkah awal untuk memperoleh ilmu, dan orang yang hafal akan memiliki argumentasi yang kuat. Disarankan untuk bersungguh-sungguh dalam menghafal serta menjauhi maksiat agar hafalan tetap terjaga.
1. : ِمِنِ ُدَى ال ِّيِن
ِد
ه
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya)."
“Pelajarilah bahasa Arab dan ajakanlah kepada sesama manusia."
“Pelajarilah Bahasa Arab, karena sesungguhnya dia menguatkan (kecerdasan) akal dan
menambah (wibawa) harga diri. . !"
“ Ulama’ telah bersepakat bahwa sesungguhnya Nahwu mutlak diperlukan dalam
memahami suatu bidang dari beberapa disiplin keilmuan, terutamanya bidang Tafsir dan
Hadits. Sesungguhnya seseorang tidak diperbolehkan berbicara tentang Hukum Allah (alQur’an) sehingga dia menguasai Bahasa Arab (dengan baik). Karena sesungguhnya alQur’an itu berbahasa Arab, dan tujuan-tujuannya tidak akan pernah bisa diketahui kecuali
dengan menguasai kaidah-kaidah Bahasa Arab (Gramatical Arabic). "
"Nahwu adalah hiasan seorang pemuda, Dia dimuliakan setiap kali tiba.
Barang siapa yang tidak mengetahuinya (Nahwu), maka hanya “diam” adalah haknya."
Yang tidak berilmu nahwu laksana orang bisu, kefahamannya tidak pernah cukup untuk setiap ilmu.
Kedudukannya di masyarakat direndahkan, jika berdiskusi selalu dipatahkan.
Dia tidak bisa mendapat petunjuk hikmah dalam dzikir, dan dia tidak bisa mendalam dalam berfikir.
دار اهلدى – ماياك – فونوروغو
1
باملدرسة الدينية "مفتاح اهلدى" السمفية
2. MENGHAFAL DAN TATA CARANYA
(Di persembahkan untuk Kelas eksperimen & II MMH Pa-Pi, dan Para Penggemar Hafalan)
1.
Pengertian menghafal.
Menghafal adalah : berusaha meresapkan sesuatu ke dalam pikiran agar selalu ingat.
Hafalan adalah
: Obyek atau materi yang diresapkan ke dalam fikiran dengan jalan
dihafal, baik berupa Matan (Nadzom, Syi'ir maupun Natsar), Syarah
(penjabaran dari Matan) maupun Hasyiyah (Penjabaran dari
Syarah).
Hafalan terbagi dalam dua kategori.
1. Hafalan yang Kuat (Qowiyy). Yaitu hafalan yang tertanam kuat di dalam hati dan
bisa dikeluarkan dengan baik kapan saja ketika dibutuhkan. Orang yang punya
hafalan seperti ini disebut Dlobith Tamm.
2. Hafalan yang Lemah (Dlo'if). Yaitu hafalan yang tidak tertanam kuat di dalam hati,
sehingga tidak bisa dikeluarkan dengan baik kapan saja ketika dibutuhkan. Orang
yang punya hafalan seperti ini disebut Dlobith Ghoiru Tamm.
Dan orang yang tidak masuk ke dalam salah satu kategori tersebut disebut:
Ghoiru Dlobith.
2.
Motto dalam menghafalkan.
Tahapan seseorang memperoleh keilmuan.
" Permulaan ilmu adalah mendengarkan lalu memahami lalu menghafalkan lalu
mengamalkan lalu menyebarkan." (Abdullah Ibnul Mubarok r.a.)
Dengan begitu, hafalan merupakan salah satu urutan proses memperoleh Ilmu
pengetahuan. Apabila ia terlewatkan, berarti ia tidak jadi mendapatkannya.
Pengaduan Imam syafi'I ketika mengalami hambatan dalam hafalannya.
" Aku telah mengadu kepada guruku, Syaikh Waqi’, tentang buruknya hafalanku,
Maka dia menasehatiku untuk meninggalkan perbuatan maksiat.
دار اهلدى – ماياك – فونوروغو
2
باملدرسة الدينية "مفتاح اهلدى" السمفية
3. Karena sesungguhya hafalan merupakan karunia dari Tuhan,
Dan karunia-Nya tidak akan pernah diberikan kepada mereka yang gemar bermaksiat."
(Imam Besar Syafi'i r.a.)
[Imam Syafi'I hafal al-Qur'an pada umur 7 tahun, hafal kitab al-Muwattho' karya Imam Malik yang berisi
7.000 hadis pada umur 10 tahun, dan pada umur 15 tahun sudah mendapat lisensi dari gurunya untuk
memberikan fatwa kepada Masyarakat. Ketika suatu saat beliau mengalami hambatan dalam hafalannya,
beliau menuangkannya dalam syi'ir di atas. Hal ini menunjukkan sangat pentingnya hafalan.]
Hafalan yang kuat menjadi syarat Shohihnya suatu Hadits.
" macam hadits yang pertama yaitu (Hadits) Shohih,
yaitu hadits yang sanadnya bersambung, tidak ada ganjil dan cacatnya,
yang diriwayatkan oleh orang yang 'Adil dan Dlobith (Kuat hafalannya),
yang dapat dipegang hafalan dan riwayatnya."
Ilmu itu ada di hati, bukan di buku.
" Ilmu adalah (sesuatu yang sudah tertanam dan dihafal) di dalam hati, bukan
(yang masih tertulis) di dalam buku."
Hafalan merupakan argumentasi yang mengalahkan.
" Orang-orang yang hafal adalah argument (yang bisa mengalahkan) atas mereka
yang tidak hafal."
3.
Penyebab hafal.
Bersungguh-sungguh (al-jidd).
Ajeg, kontinyu (al-muwadzobah).
Menyedikitkan makanan.
Sholat sunnah malam (Qiyamul Lail).
Bersiwak ataupun Bersikat gigi.
Minum Madu.
Makan Kandar bersama gula.
Makan anggur merah setiap hari 21 butir ketika dalam keadaan lapar.
Setiap sesuatu yang bisa mengurangi lendir dan dahak (Bulghom).
دار اهلدى – ماياك – فونوروغو
3
باملدرسة الدينية "مفتاح اهلدى" السمفية
4. 4.
Penyebab lupa.
perbuatan maksiat,
banyak berbuat dosa,
kesusahan dan kegelisahan dalam perkara duniawi,
serta terlalu banyak kesibukan dan urusan duniawi.
(Kepinginan duniawi mengakibatkan gelapnya hati sedang kepinginan akhirat
mendatangkan cahaya hati).
Makan ketumbar yang masih basah.
Makan buah apel yang rasanya masam.
Melihat orang yang disalib.
Membaca tulisan pada batu nisan (patok kuburan).
Lewat disela-sela unta yang bergandeng.
Membuang hidup-hidup kutu ke tanah.
Berbekam pada pulung tengkuk kepala.
Setiap sesuatu yang bisa menambah lendir dan dahak (Bulghom).
5.
Persiapan sebelum menghafalkan.
Mempunyai azam (rencana) dan minat untuk menghafal.
Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal (semisal waktu sahur).
Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal .
Berada dalam keadaan tenang.
Tenangkan pikiran sebelum menghafal.
Pilih sebuah jenis kitab hafalan dan jangan ubah dengan jenis kitab hafalan lain.
Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal.
6.
Tatakrama menghafalkan.
lkhlaskan niat dan bersabar.
Jangan lupa baca basmillah dulu.
Berdoa kepada Allah swt.
Bersih dari hadas kecil dan besar.
Sebaiknya menghadap kiblat.
Memakai pakaian putih yang bersih dan menutup aurat.
Jangan banyak berkata dan ketawa ketika membaca dan menghafal.
Memberikan perhatian sepenuhnya.
Jangan membaca ketika mengantuk atau menguap.
Berhenti membaca ketika ingin buang angin.
7.
Teknik menghafal matan ilmiah.
Jika matan tersebut merupakan kumpulan hadits, maka janganlah menghafal lebih
dari tiga hadits setiap hari (agar tidak sulit menjaganya).
Jika matan tersebut berbentuk prosa (Natsar), maka janganlah menghafal lebih
dari tiga baris setiap hari.
دار اهلدى – ماياك – فونوروغو
4
باملدرسة الدينية "مفتاح اهلدى" السمفية
5. Jika matan tersebut berbentuk sya’ir (Nadzom), maka janganlah menghafal lebih
dari tiga bait setiap hari.
Hafalkan setiap potongan teks/matan dengan cara mengulanginya 20 kali, semisal
sesudah waktu subuh dan juga setelah waktu ashar.
Jika sedang menghafal semisal Nadzom Imrithiy, maka sebelum menghafal bait
yang baru, bacalah bait yang telah dihafal pada hari sebelumnya sebanyak 20 kali.
Kemudian bacalah (dengan hafalan tanpa teks) dari awal Nadzom Imrithiy sampai
kepada bait baru yang hendak dihafal. Demikianlah ulangi cara ini setiap hari
sampai hafalan menjadi kuat.
Tempuhlah jalan ini dalam menghafal setiap matan sambil terus mempelajari
disiplin ilmu-ilmu agama yang lain.
8.
Cara menjaga hafalan.
Rajin Muraja’ah (Mengulang dan mengevaluasi Hafalan).
Pengulangan hafalan merupakan jalan paling utama untuk menjaga hafalan. Cara
inilah yang telah dipraktekkan oleh para ulama dari dulu hingga sekarang.
Bagaimana cara muraja’ah/pengulangan hafalan matan ilmiah?
Tiap waktu. Muroja’ah dapat dilakukan kapan saja, semisal setiap selesai
shalat fardhu. Disamping itu bisa memanfaatkan waktu-waktu luang (dimana
tidak memungkinkan untuk mengerjakan suatu aktivitas lain) dengan
mengulang-ulang hafalan, misalnya disaat perjalanan berangkat atau pulang
dari madrasah, pondok ataupun kuliah (baik dengan berjalan kaki atau
berkendaraan) atau bahkan sambil "ngantri" makan ataupun mandi.
Mingguan atau Bulanan. Jika telah menghafal berbagai matan-matan ilmiah,
maka lakukanlah muraja’ah/pengulangan seluruh matan yang telah dihafal
sekali dalam seminggu atau sebulan. Hal ini agar mendapatkan hafalan yang
lebih dalam dan lebih tepat, serta lebih cepat dalam pengambilan dalil
dengannya.
Bertakwa kepada Allah dan menjauhi maksiat dan dosa.
Berdo’a dan memohon kepada kepada Allah agar diberikan taufiq dan kemudahan
di dalam menghafal.
9.
Do'a-do'a.
Do'a ketika mengangkat atau mengambil kitab hafalan.
Do'a untuk terbukanya hati dan menjaga ingatan.
دار اهلدى – ماياك – فونوروغو
5
باملدرسة الدينية "مفتاح اهلدى" السمفية