SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  69
Des 2012
Maroji’
fiqhus Sunnah karangan Sayyid Sabiq
Al Iqna` Syarhu Alfadzi Abi Syuja
Kerangka Materi
1. Hukum, dan keutamaan shalat serta hukum orang yang meninggalkannya
2. Waktu Shalat
3. Adzan dan iqamat
4. Syarat Shalat
5. Rukun Shalat
6. Sunnah Shalat
7. Hal-hal yang makruh dalam shalat
8. Hal-hal yang mubah dalam shalat
9. Hal-hal yang membatalkan shalat
10. Tatacara shalat
11. Macam-macam shalat
12. Shalat-shalat sunnah
13. Shalat berjamaah
14. Shalat dalam perjalanan
Kedudukan Shalat
 Shalat adalah atau dari lima rukun Islam. Shalat
merupakan tiang agama yang tidak akan tegak tanpanya.
Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat
adalah amal pertama yang diperhitungkan di hari kiamat.
Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw kepada
ummatnya ketika hendak meninggalkan dunia. Shalat
adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan.
 Allah swt menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika
mukim atau musafir, saat aman atau ketakutan (2:238-239)
 Sebagaimana Allah telah menjelaskan cara shalat di waktu
perang, yang menegaskan bahwa shalat tidak boleh
ditinggalkan dalam kondisi yang paling genting (4:101-103)
 Rasulullah saw telah menjelaskan bahwa shalat menghapus
kesalahan
Ancaman bagi yang Meninggalkan
Shalat
‫عوا‬ُ ‫ب‬َ ‫ت‬ّ ‫وا‬َ ‫ة‬َ ‫ل‬َ ‫ص‬ّ ‫ال‬ ‫عوا‬ُ ‫ضا‬َ ‫أ‬َ ‫ف‬ٌ ‫ل‬ْ ‫خ‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ِ ‫د‬ِ ‫ع‬ْ ‫ب‬َ ‫ن‬ْ ‫م‬ِ ‫ف‬َ ‫ل‬َ ‫خ‬َ ‫ف‬َ
‫يا‬ّ ‫غ‬َ ‫ن‬َ ‫و‬ْ ‫ق‬َ ‫ل‬ْ ‫ي‬َ ‫ف‬َ ‫و‬ْ ‫س‬َ ‫ف‬َ ‫ت‬ِ ‫وا‬َ ‫ه‬َ ‫ش‬ّ ‫ال‬
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
(QS. Maryam: 59)
) ‫ن‬َ ‫لي‬ّ ‫ص‬َ ‫م‬ُ ‫ل‬ْ ‫ل‬ِ ‫ل‬ٌ ‫ي‬ْ ‫و‬َ ‫ف‬َ4) (‫ن‬َ ‫هو‬ُ ‫سا‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ِ ‫ت‬ِ ‫ل‬َ ‫ص‬َ ‫ن‬ْ ‫ع‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ُ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬5 )
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (QS. Al
Ma’un: 4-5)
Hukum Meninggalkan Shalat
 Hadits Jabir ra berkata: Rasulullah saw bersabda
‫صلة‬ّ ‫كا ال‬ُ ‫كرفرا تر‬ُ ‫لا وال‬ِ ‫بينا الرج‬
Batas antara kufur dengan seseorang adalah shalat. (HR Muslim,
Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan Ahmad)
 Hadits Buraidah, berkata: Rasulullah saw bersabda:
‫رفر‬َ ‫ك‬َ  ‫فقدا‬َ  ‫تركهاا‬َ  ‫صلة،ا فمنا‬ّ ‫بينهما ال‬َ ‫دا الذيا بينناا و‬ُ ‫العه‬
“perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, maka
barang siapa yang meninggalkannya, maka ia kafir.” HR.
Ahmad dan Ashabussunan.
 Hadits Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqailiy, berkata: Para shahabat
Nabi Muhammad saw tidak pernah menganggap amal yang
jika ditinggalkan menjadi kafir selain shalat. HR. At Tirmidzi,
Al Hakim dan menshahihkannya dengan standar Al Bukhari
Muslim
Berbagai Pendapat
 Para sahabat dan para imam telah berijma’, bahwa
 barang siapa yang meninggalkan shalat karena mengingkari
kewajibannya, atau melecehkannya hukumnya kafir
murtad.
 Sedangkan jika meninggalkannya dengan sengaja, tidak
mengingkari kewajibannya, hukumnya kafir juga menurut
sebagian shahabat, antara lain: Umar bin Khaththab, Abdullah
ibnu Mas’ud, Abdullah ibnu Abbas, Mu’adz bin Jabal, demikian
juga menurut imam Ahmad bin Hanbal.
 Sedangkan menurut jumhurul ulama, bahwa orang yang
meninggalkan shalat dengan tidak mengingkari kewajibannya
tidak membuatnya kafir, akan tetapi fasik yang disuruh
bertaubat, dan jika tidak mau bertaubat maka dihukum mati,
bukan kafir murtad menurut Asy Syafi’iy dan Malik. Abu
Hanifah berkata: Tidak dibunuh tetapi dita’zir dan disekap
(dipenjara) sampai mau shalat.
Shalat Anak-anak
Meskipun shalat tidak diwajibkan kecuali kepada muslim
yang berakal, dan baligh, hanya saja ia dianjurkan untuk
diperintahkan kepada anak-anak yang sudah berumur
tujuh tahun, dan dipukul, jika tidak mengerjakannya
setelah berusia sepuluh tahun, agar menjadi kebiasaannya.
Seperti dalam hadits: “perintahkan anakmu shalat ketika
berusia tujuh tahun, dan pukullah ia jika berusia sepuluh
tahun, pisahkan tempat tidur mereka. HR Ahmad, Ab
Daud, dan Al Hakim, yang mengatakan hadits ini shahih
sesuai dengan persyaratan imam Muslim
Waktu Shalat
1. Shalat fajar, wakutnya sejak terbit fajar shadiq sehingga
terbit matahari, disunnahkan pelaksanaannya di awal
waktu menurut Syafi’iyah , inilah yang lebih shahih, dan
disunnahkan melaksanakannya di akhir waktu meurut
madzhab Hanafi.
2. Shalat zhuhur, waktunya sejak tergelincir matahari dari
pertengahan langit, sehingga bayangan benda sama
dengan aslinya. Disunnahkan mengakhirkannya ketika
sangat panas, dan di awal waktu di selain itu. Seperti yang
diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Anas ra.
3. Shalat ashar, waktunya sejak bayangan benda sama
dengan aslinya, di luar bayangan waktu zawal, sampai
terbenam matahari. Disunnahkan melaksanakannya di
awal waktu, dan makruh melaksanakannya setelah
matahari menguning. Shalat ashar disebut shalat wustha.
Waktu Shalat
4. Shalat maghrib, waktunya sejak terbenam matahari, sehingga
hilang rona merah. Disunnahkan melaksanakannya di awal
waktu, dan diperbolehkan mengakhirkannya selama belum
hilang rona merah di langit.
5. Shalat isya’, waktunya sejak hilang rona merak sehingga terbit
fajar. Disunnahkan mengakhirkan pelaksanaannya hingga
tengah malam. Diperbolehkan juga melaksanakannya setalah
tengah malam, dan makruh hukumnya tidur sebelum shalat
isya’ dan berbincang sesudahnya Hujjah Imam Syafi;I adalah
hadits Ibnu Mas’ud, Bahwa Rasulullah saw shalat shubuh
pertama di awal waktu, lalu shalat hari berikutnya di akhir
waktu, kemudian shalat Rasulullah pada saat masih gelap
setelah itu sampai wafat. HR Al Baihaqi, dengan sanad shahih.
Juga hadits Aisyah ra: “Bahwasannya para wanita mukminah
kembali ke rumahnya setelah shalat shubuh bersama Nabi
Muhammad saw, mereka tidak dapat dikenali karnea masih
gelap. HR Al Jama’ah
Hadits Awal dan Akhir Waktu
Shalat
Dari Jabir bin Abdillah ra: Bahwa Rasulullah saw kedatangan Malaikat Jibril
alaihissalam, dan berkata: Bangun lalu shalatlah, maka Rasulullah shalat zhuhur
ketika matahari bergeser ke arah barat, kemudian Jibril as datang kembali di waktu
ashar dan mengatakan: Bangun dan shalatlah. Maka Rasulullah saw shalat ashar
ketika bayangan benda sudah sama dengan aslinya. Kemudian Jibril as
mendatanginya di waktu maghrib ketika matahari terbenam, kemudian
mendatanginya ketika isya’ dan mengatakan bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat
isya’ ketika telah hilang rona merah. Lalu Jibril mendatanginya waktu fajar ketika fajar
sudah menyingsing. Keesokan harinya Jibril datang waktu zhuhur dan mengatakan:
Bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat zhuhur ketika bayangan benda telah sama
dengan aslinya. Lalu Jibril mendatanginya waktu ashar dan berkata: Bangun dan
shalatlah. Rasulullah saw shalat ashar ketika bayangan benda telah dua kali benda
aslinya. Jibril as mendatanginya waktu maghrib di waktu yang sama dengan kemarin,
tidak berubah. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu isya’ ketika sudah berlalu
separoh malam, atau sepertiga malam, lalu Rasulullah shalat isya’. Kemudian Jibril
mendatanginya ketika sudah sangat terang, dan mengatakan: Bangun dan shalatlah.
Maka Rasulullah shalat fajar. Kemudian Jibril as berkata: antara dua waktu itulah
waktu shalat. HR Ahmad, An Nasa’I dan At Tirmidziy. Al Bukhari mengomentari
hadits ini: Inilah hadits yang paling shahih tentang waktu shalat.
Waktu Jawaz dan Darurat
 Waktu-waktu yang dijelaskan dalam hadits di atas adalah waktu
jawaz (boleh), dan dalam kondisi udzur dan darurat, waktu
shalat itu membentang sampai datang waktu shalat berikutnya.
 Kecuali waktu shalat fajar yang habis dengan terbitnya matahari.
Seperti yang diriwayatkan dari Abudullah bin Amr bin Ash,
bahwa Rasulullah saw bersabada: Waktu zhuhur itu ketika
matahari telah bergeser sampai bayangan seseorang sama
dengan tingginya, selama belum datang waktu ashar, dan waktu
ashar itu selama matahari belum menguning, waktu maghrib
selama belum hilang awan merah, waktu isya’ hingga tengah
malam, dan waktu shubuh dari sejak terbit fajar sehingga terbit
matahari….HR Muslim
 Jika seorang muslim tertidur sebelum melaksanakan shalat
fardhu atau lupa belum melaksanakannya, maka ia wajib
melaksanakannya ketika ingat, seperti yang pernah disebutkan
dalam hadits Rasulullah saw
Adzan dan Iqamat
1. Adzan dan iqamat hukumnya sunnah muakkadah untuk melaksanakan
shalat fardhu, bagi munfarid maupun berjamaah, menurut jumhurul ulama.
Keduanya hukumnya wajib di masjid menurut imam Malik dan fardhu kifyaah
menurut imam Ahmad
2. Disunnhkan bagi yang mendengar adzn untuk mengucapkan seperti yang
diucapkan oleh muadzdzin kecuali dalam bacaan ) ‫يا علىا الصلةا‬ّ  ‫ح‬2 x) ‫يا على‬ّ  ‫ح‬ ‫ا‬
) ‫الرفل حا‬2 x) yang dijawab dengan : ‫لا باللها العليا العظي‬ّ ‫لا ولا قوةا إ‬َ ‫لا حو‬kemudian
bershalawat atas Nabi sesudah adzan dan mengucapkan : ‫ة‬ِ ‫ها الدعو‬ِ ‫با هذ‬ّ ‫ما ر‬ّ ‫الله‬ ‫ا‬
‫مداا الوسيلةا والرفضيلة،ا وابعثها مقاماا محموداا الذيا وعدته‬ّ  ‫مح‬ُ  ‫تا‬ِ ‫ةا آ‬ِ ‫ةا القائم‬ِ ‫ةا والصل‬ِ ‫م‬ّ ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا التا‬
 ‫ا ا‬ Ya Allah Pemiliki panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang tegak. Berikan
kepada Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, berikan kepadanya tempat
yang terpuji yang telah Engkau janjikan. HR. Al Bukhariy
3. Disunnahkan berdoa antara adzan dan iqamat. Di antara doa ma’tsur dalam
hal ini adalah yang diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqas, dari Rasulullah
saw:”Barang siapa yang mengucapkan ketika mendengar mu’adzdzin:
‫رضيتا بالله‬َ  ‫عبدها ورسوله،ا‬َ  ‫محمداا‬ُ  ‫كا له،ا وأنا‬َ ‫شري‬َ  ‫لا اا وحدها لا‬ّ  ‫وأناا أشهدا أنا لا إلها إ‬ ‫ا‬
‫ذنوبه‬ُ  ‫غرفرا اا لها‬َ  ‫ل،ا‬ً،  ‫دا صلىا اا عليها وسلما رسو‬ٍ  ‫ما دينا،ا وبمحم‬ِ ‫لسل‬ِ ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ربا،ا وبا‬
 ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا‬Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa, Tiada sekutu
baginya. Dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusannya. Aku ridha
Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku, Nabi Muhammad saw sebagai utusan.
Akan diampuni dosa-dosanya. HR Muslim dan At Tirmidziy.
Adzan dan Iqamat
4. Disunnahkan ada jarak antara adzan dan iqamat untuk memberi
kesempatan orang hadir ke masjid. Diperbolehkan juga iqamat
selain orang yang adzan. Disunnahkan bagi yang mendengar qamat
untuk menguapkan seperti yang dikatakan oleh orang yang qamat.
Sebagaimana disunnahkan pula berdiri ketika orang yang qamat
mengucapkan (‫قدا قامتا الصلة‬
5. Diajarkan bagi orang yang mengqadha shalat yang terlewatkan
untuk adzan dan iqamat. Dan jika shalat yang ditinggalkan itu
banyak maka adzan unutk shalat pertama dan qamat untuk setiap
shalat.
6. Diperbolehkan berbicara dll antara qamat dan shalat, dan tidak
mengulang iqamat meskipun penghalang itu panjang. Hal ini
ditetapkan dalam As Sunnah seperti dalam riwayat Al Bukhariy
7. Wanita tidak disunnahkan adzan dan iqamat. Tetapi tidak apa-apa
jika melakukannya. Aisyah ra pernah melakukannya seperti yang
diriwayatkan oleh Al Baihaqi hadits yang menyatakan: Barang siapa
adzan dia yang qamat, adalah dhaif
Syarat Shalat
1. Mengetahui telah datang waktu, meskipun cukup dengan asumsi terkuat (4:103)
2. Suci badan (74:4). Seperti dalam sabda Nabi: «‫ر«ك‬َ‫ك‬ ‫ذرك‬َ‫ك‬ ‫س ل‬ِ‫ل‬ ‫واغ‬ ‫أ‬ْ ‫او‬ ‫ض‬َّ ‫»تو‬ berwudhu dan
basuhah kemaluanmu (dari madzi) HR Al Bukhari.
3. Bersih tempat, seperti dalam perintah Nabi untuk mengguyur bekas kencing orang
badui yang kencing di masjid.
4. Bersih dari hadats kecil dan besar, dengan mandi dan wudhu (5:6)
5. Menutup aurat (7:31). Dan yang dimaksud dengan zienah adalah penutup aurat, dan
yang dimaksud dengan masjid adalah shalat. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut,
dan uarat wanita seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.
6. Menghadap kiblat langsung bagi yang dapat melihatnya langsung. Menghadap
arahnya bagi yang tidak dapat melihat langsung. Dan wajib berusaha bagi orang yang
sedang kebingungan arah kiblat. Namun ketika ketahuan salah setelah shalat tidak
wajib mengulangnya, dan jika mengetahui kesalahan itu saat shalat, harus segera
merubah dan menyempurnakannya. Kewajiban menghadap kiblat ini gugur bagi
orang yang terpaksa, sakit, ketakutan, shalat sunnah di atas kendaraan. Rasulullah
saw shalat menghadap ke mana saja, dengan menundukkan kepalanya. Tetapi tidak
dalam shalat wajib. HR Al Bukhari
Rukun Shalat
1. Niat, yaitu berniat melaksanakan shalat yang dimaksud.
2. Takbiratul Ihram; yaitu takbir tanda masuk amaliah
shalat. Lafalnya : “Allahu Akbar”. Seperti yang dikatakan
oleh Rasulullah saw.
«‫التسليم‬ ‫وتحليلها‬ ،‫التكبير‬ ‫وتحريمها‬ ،‫الطهور‬ ‫الصل ة‬ ‫»مفتاح‬ :
“Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan
selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy
dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim.
1. Berdiri; bagi orang yang mampu berdiri dalam shalat
fardhu. Sabda Nabi:
« ‫ن ب‬ْ ‫او‬ ‫ج‬َ‫ك‬ ‫فعلى‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫ط‬ِ‫ل‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫س‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫م‬ْ ‫او‬ ‫ل‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫فإ‬ ،‫فقاعدا‬ ‫طع‬ِ‫ل‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫تس‬َ‫ك‬ ‫لم‬َ‫ك‬ ‫فإن‬ ،‫ئما‬ِ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ ل‬ِّ  ‫ص‬َ‫ك‬ »
Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak
mampu maka dengan berbaring. HR. Al Bukhari.
Sedangkan untuk shalat sunnah maka diperbolehkan dengan duduk meskipun
mampu berdiri; hanya nilai shalat duduk itu setengah shalat berdiri. HR Al
Bukhari dan Muslim
Rukun Shalat
4. Membaca surah Al Fatihah setiap rakaat fardhu maupun sunnah. Sabda
Nabi:
« ‫كتاب‬ِ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫ح‬َ‫ك‬ ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫فا‬َ‫ك‬ ‫ب‬ِ‫ل‬ ‫قرأ‬ْ ‫او‬ ‫ي‬َ‫ك‬ ‫م‬ْ ‫او‬ ‫ل‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ ة‬َ‫ك‬ ‫صل‬َ‫ك‬ ‫ل‬ »
Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al Fatihah. HR Al Jama’ah
Membaca surah Al Fatihah hukumnya wajib bagi imam atau munfarid (shalat
sendirian) menurut kesepakatan Ulama. Sedang ma’mum
hukum membaca Al Fatihah adalah wajib menurut madzhab Syafi’iy,
makruh menurut madzhab Hanafiy, karena firman Allah di Al A’raf: 204
Sedangkan menurut madzhab Malikiy dan Hanbali, maka ma’mum wajib membaca
Al Fatihah dalam shalat sirriyah (tidak bersuara) dan mendengarkan dalam shalat
jahriyah. Makmum sebaiknya membacanya saat imam diam (antara dua bacaan).
4. Ruku’; yaitu membungkukkan badan sehingga tangan mampu menyentuh lutut,
dengan thuma’ninah. Sabda Nabi:
.‫عليه‬ ‫متفق‬ .« ‫ركعا‬ِ‫ل‬ ‫را‬َ‫ك‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ط‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫رك‬َ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ »
Lalu ruku’lah sehingga kamu tenang ruku’. Muttafaq alaih
4. Bangun ruku’ dan berdiri tegak. Sabda Nabi:
.‫عليه‬ ‫متفق‬ « ‫قائما‬ ‫تدل‬َ‫ك‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫فع‬َ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ »
Kemudian bangunlah sehingga kamu berdiri tegak. Muttafaq alaih
Rukun Shalat
7. Dua kali sujud setia rakaatnya dengan thuma’ninah.
‫عليه‬ ‫متفق‬ ،«ً« ‫ساجدا‬ ‫ن‬ّ ‫س‬ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ط‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ‫د‬ ‫اس‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫ث‬ »
Lalu sujudlah sehingga benar-benar sujud dengan thuma’ninah. Muttafaq
alaih
Kesempurnaan sujud dengan tujuh anggota badan yaitu: wajah, dua telapak
tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki. HR Abu Daud dan At Tirmidziy
7. Duduk akhir dan membaca tasyahhud, yang lafalnya:
« ‫م‬ُ‫د‬ ‫سل‬َّ ‫ال‬ ،‫ته‬ُ‫د‬ ‫وبرركا‬ ‫ا‬ ‫ة‬ُ‫د‬ ‫ورحم‬ ‫نبي‬َّ ‫ال‬ ‫يها‬ُّ ‫أ‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫علي‬ ‫السلم‬ ،‫طيبات‬َّ ‫وال‬ ‫صلوات‬َّ ‫وال‬ ‫لله‬ ‫تحيات‬َّ ‫ال‬
«...‫له‬ُ‫د‬ ‫ورسو‬ ‫د ه‬ُ‫د‬ ‫عب‬ ‫محمدا‬ُ‫د‬ ‫أن‬ ‫وأشهد‬ ،‫ا‬ ‫ل‬ّ ‫س‬ ‫إ‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ ،‫الصالحين‬ ‫ا‬ ‫د‬ِ‫ل‬ ‫عبا‬ِ‫ل‬ ‫وعلى‬ ‫علينا‬
‫الجماعة‬ ‫روا ه‬
7. Salam, seperti dalam hadits Nabi :
«‫التسليم‬ ‫وتحليلها‬ ،‫التكبير‬ ‫وتحريمها‬ ،‫الطهور‬ ‫الصل ة‬ ‫»مفتاح‬ :
“Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan
selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy
dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim.
Sebagaimana telah disebutkan dari Rasulullah saw yang salam sekali, dan
dua kali dalam beberapa hadits.
7. Tartib, berurutan sesuai yang disebutkan di atas
Sunnah Shalat
1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, sehingga
jari jempol setinggi daun telinga, atau bahunya, bagian
dalam telapak tangan menghadap kiblat. Mengangkat
tangan ini juga disunnahkan ketika hendak ruku’ dan
bangun ruku’. Menurut jumhurul ulama. Tidak ada yang
berbeda kecuali madzhab Hanafi dan sebagian madzhab
Malikiy.
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada,
atau di bawahnya, atau di bawah pusar. Semua ini
bersumber dari Rasulullah saw. Sebagaimana
melepaskan kedua tangan itu.
3. Membuka shalat setelah takbiratul ihram dengan do’a
istiftah yang diriwayatkan dari Rasulullah saw
Sunnah Shalat
4. Membaca isti’adzah yaitu: (‫الرجيم‬ ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫الشيطا‬ ‫من‬ ‫بالله‬ِ‫ل‬ ‫ذ‬ُ‫د‬ ‫)أعو‬
setelah membaca doa iftitah, dan sebelum membaca AL
Fatihah di rakaat pertama. Dan tidak apa-apa jika dibaca
setiap rakaat sebelum membaca.
5. Membaca Amin setelah membaca Al Fatihah, baik
mejadi imam, makmum maupun sendirian. Dengan
suara keras pada shalat jahriyah, dan pelan pada shalat
sirriyah. Setelah imam tidak boleh mendahuluinya atau
terlalu lama ketinggalan.
6. Membaca sebagian Al Qur’an setelah surah Al Fatihah,
kecuali pada rakaat ketiga dan keempat, yang cukup
dengan surah Al Fatihah
Sunnah Shalat
7. Disunnahkan bertakbir setiap turun naik, berdiri dan duduk,
kecuali bangun ruku’. Dalam ruku’ disunnahkan rata antara
kepala dan punggung, menggunakan kedua tangan bertumpu
ke lutut, dengan membentangkan jari-jari, disertai dzikir,
(‫عيظيم‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ربي‬ ‫ن‬َ‫ك‬ ‫)سبحا‬ x atau lebih, atau dengan redaksi lain yang
bersumber dari Rasulullah saw seperti:
1. (‫روح‬ُّ ‫وال‬ ‫كة‬َ‫ك‬ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫المل‬ ‫ب‬ُّ ‫ر‬َ‫ك‬ ‫دوس‬ّ ‫س‬ ‫ق‬ُ‫د‬ ‫ح‬ٌ ‫بو‬ُّ ‫س‬ُ‫د‬ )،
2.)‫لك‬ ‫خشع‬َ‫ك‬ ،‫ربي‬ ‫أنت‬ ،‫أسلمت‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ،‫آمنت‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫وب‬ ،‫ت‬ُ‫د‬ ‫رركع‬ ‫لك‬ ‫م‬َّ ‫الله‬
‫قدمي‬َ‫ك‬ ‫به‬ ‫استقلت‬ ‫وما‬ ،‫عصبي‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫عيظمي‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫خي‬ِّ  ‫م‬ُ‫د‬ ‫و‬ ،‫بصري‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫سمعي‬َ‫ك‬
‫العالمين‬ ‫رب‬ ‫لله‬(
8. Disunnahkan ketika bangun ruku’ membaca : (‫لمن‬ ‫ا‬ ‫سمع‬َ‫ك‬
‫مد ه‬ِ‫ل‬ ‫ح‬َ‫ك‬ ) dan ketika sudah berdiri tegak membaca: (‫ك‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ‫بنا‬َّ ‫ر‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫له‬ّ ‫س‬ ‫ال‬
‫,)الحمد‬
(‫فيه‬ ‫مبارركا‬ ‫طيبا‬ ‫ركثيرا‬ ‫حمدا‬َ‫ك‬ ‫الحمد‬ ‫لك‬ ‫ربنا‬ ‫م‬َّ ‫)الله‬ Atau kalimat lain yang
bersumber dari Rasulullah saw
Sunnah Shalat
9. Mendahulukan lutut sebelum tangan ketika hendak bersujud,
menempelkan hidung, dahi dan kedua telapak tangan ke tanah (alas
shalat) dengan menjauhkan kedua tangannya dari lambung,
meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan telinga atau
punggung, membuka jari-jari tangannya dan menghadapkanya ke
kiblat. Minimal yang dibaca dalam sujud adalah (‫العلى‬ ‫ربي‬ ‫ن‬َ‫ك‬ ‫)سبحا‬
dan dperbolehkan menambah tabih, dzikir, dan do’a khusus yang
bersumber dari Rasulullah saw, seperti:
- ‫ور ه‬َّ ‫وص‬ ‫خلقه‬َ‫ك‬ ‫للذي‬ ‫وجهي‬ ‫سجد‬َ‫ك‬ ،‫ربي‬ ‫وأنت‬ ‫أسلمت‬ ‫ولك‬ ،‫آمنت‬ ‫وبك‬ ‫ت‬ُ‫د‬ ‫سجد‬ ‫لك‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫له‬ّ ‫س‬ ‫ال‬
‫مسلم‬ ‫روا ه‬ .‫الخالقين‬ ‫ن‬ُ‫د‬ ‫أحس‬ ‫ا‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫فتبار‬ ‫وبصر ه‬ ‫سمعه‬َ‫ك‬ ‫ق‬َّ ‫وش‬ ،‫صور ه‬ ‫سن‬َ‫ك‬ ‫فأح‬
9. Duduk antara dua sujud dengan duduk IFTIRASY (duduk di atas kaki
kiri) kaki kanan tegak, dan jari-jari kaki kanan menghadap kiblat,
dengan membaca do’a ma’tsur(bersumber dari Nabi), antara lain:
‫الترمذي‬ ‫روا ه‬ (‫زقني‬ُ‫د‬ ‫وار‬ ‫ني‬ِ‫ل‬ ‫د‬ِ‫ل‬ ‫واه‬ ‫فني‬ِ‫ل‬ ‫وعا‬ ‫حمني‬َ‫ك‬ ‫وار‬ ‫لي‬ ‫اغفر‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫)الله‬
Menurut madzhab Syafi’iy, disunnahkan pula duduk istirahat setelah sujud
kedua sebelum bangun, untuk rakaat yang tidak ada tasyahhud
Sunnah Shalat
11. Tasyahhud awal (wajib menurut madzhab Hannafi) dengan
duduk iftirasy, meletakkan tangan kanan di atas paha kanan
dan tangan kiri di atas paha kiri, menunjuk dengan jari
telunjuk kanan. Disunnahkan agak lebih cepat.
12. Duduk tawarruk untuk tasyahhud akhir, yaitu dengan
mendorong kaki kiri ke depan, mendirikan kaki kanan, dan
duduk di tempat shalat (HR. Al Bukhari). Sebagaimana
disunnahkan pula bershalawat keapda Nabi setelah tasyahhud
dengan shalawat Ibrahimiyyah.
13. Berdo’a sebelum salam dengan do’a am’tsur, antara lain:
»‫وما‬ ،‫علنت‬ْ ‫او‬ ‫أ‬ ‫وما‬ ‫ررت‬َ‫ك‬ ‫س‬ْ ‫او‬ ‫أ‬ ‫وما‬ ،‫خرت‬َّ ‫أ‬ ‫وما‬ ‫ت‬ُ‫د‬ ‫دم‬َّ ‫ق‬َ‫ك‬ ‫ما‬ ‫لي‬ ‫اغفر‬ ‫م‬َّ ‫الله‬
‫إله‬ ‫ل‬ ‫خر‬ِّ  ‫المؤ‬ ‫وأنت‬ ‫دم‬ِّ  ‫المق‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ،‫مني‬ ‫به‬ ‫أعلم‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ‫وما‬ ‫فت‬ْ ‫او‬ ‫أسر‬
. .«‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ‫أنت‬ ‫ل‬ّ ‫س‬ ‫إ‬
- « ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫فتن‬ ‫ومن‬ ،‫القبر‬ ‫عذاب‬ ‫ومن‬ ،‫نم‬َّ ‫جه‬ ‫عذاب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬ ‫إني‬ ‫م‬َّ ‫الله‬
«‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫دجال‬َّ ‫ال‬ ‫المسيح‬ ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫فتن‬ ‫ر‬ِّ  ‫ش‬َ‫ك‬ ‫ومن‬ ،‫ممات‬َ‫ك‬ ‫وال‬ ‫محيا‬َ‫ك‬ ‫ال‬
Sunnah Shalat
14. Memperbanyak dzikir setelah salam dengan dzikir
ma’tsur, antara lain:
» -‫الجلل‬ ‫ذا‬ ‫يا‬ ‫تبارركت‬َ‫ك‬ ،‫السلم‬ ‫ومنك‬ ‫السلم‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ‫لهم‬َّ ‫ال‬
. «‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫لركرام‬ِ‫ل‬ ‫وا‬
» -‫ا‬ ‫حمد‬َ‫ك‬ ‫و‬ ،‫ثلثين‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫ثلثا‬ ‫ ة‬ٍ ‫صل‬ ‫ ل‬ِّ  ‫رك‬ ‫دبر‬ُ‫د‬ ‫في‬ ‫بح‬َّ ‫س‬َ‫ك‬ ‫من‬
،‫تسعون‬ِ‫ل‬ ‫و‬ ‫تسعة‬ِ‫ل‬ ‫فتلك‬ ،‫وثلثين‬ ‫ثلثا‬ ‫ا‬ ‫بر‬َّ ‫ورك‬ ،‫وثلثين‬ ‫ثلثا‬
:‫له‬َ‫ك‬ ،‫له‬ ‫شريك‬َ‫ك‬ ‫ل‬ ‫وحد ه‬َ‫ك‬ ‫ا‬ ‫إل‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫المائة‬ ‫تمام‬ ‫وقال‬
‫غفرت‬ُ‫د‬ ،‫قدير‬َ‫ك‬ ‫شيء‬ ‫ ل‬ِّ  ‫رك‬ ‫على‬ ‫وهو‬ ‫الحمد‬ ‫له‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫الملك‬
. «‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫بحر‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫زبد‬َ‫ك‬ ‫مث ل‬ ‫ركانت‬َ‫ك‬ ‫وإن‬ ‫خطايا ه‬
« » -، ‫دتك‬َ‫ك‬ ‫عبا‬ ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫وحس‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫شك‬ُ‫د‬ ‫و‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫ذركر‬ِ‫ل‬ ‫على‬ ‫ني‬ِّ  ‫أع‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫الله‬
.‫نسائي‬ّ ‫س‬ ‫وال‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ‫أحمد‬ ‫روا ه‬
» -‫حمد‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫له‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫ملك‬ُ‫د‬ ‫ال‬ ‫له‬ ،‫له‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫شري‬َ‫ك‬ ‫ل‬ ‫وحد ه‬َ‫ك‬ ‫ا‬ ‫إل‬ ‫إله‬ ‫ل‬
‫ول‬ ،‫أعطيت‬َ‫ك‬ ‫لما‬ ‫نع‬ِ‫ل‬ ‫ما‬ ‫ل‬ ‫اللهم‬ ،‫قدير‬َ‫ك‬ ‫ء‬ٍ ‫شي‬ ‫ ل‬ِّ  ‫رك‬ ‫على‬ ‫وهو‬
.«‫روا ه‬ ‫د‬ُّ ‫ج‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫من‬ِ‫ل‬ ‫د‬ِّ  ‫ج‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ذا‬ ‫فع‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫ي‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ،‫نعت‬َ‫ك‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫لما‬ ‫طي‬ِ‫ل‬ ‫مع‬ُ‫د‬
‫الشيخان‬
Hal-hal yang Makruh dalam Shalat
1. Meninggalkan salah satu sunnah yang tersebut di atas
2. Menggaruk-garuk baju atau anggota badan tanpa ada
udzur
3. Melihat ke atas –seperti yang diriwayatkan imam Al
Bukhari-
4. Memakai atau menghadap sesuatu yang mengganggu
konsentrasi shalat –seperti yang diriwayatkan oleh imam
Al Bukhariy-
5. Shalat di tempat sampah, tempat pemotongan hewan,
kuburan, jalanan, kamar mandi, peristirahatan onta, di
atas ka’bah (HR Muslim)
Hal-hal yang Makruh dalam Shalat
6. Memakai baju yang terbuka leher; menggulung lengan
baju panjang; shalat dengan pakaian kerja padahal ada
pakaian lain. Karena hal ini meninggalkan adab.
7. Takhashshur – meletakkan tangan di pinggang- para
ulama memakruhkannya kecuali imam Ibnu Majah-
8. Menggunakan lengan tangan untuk tumpua ketika sujud
-makruh menurut jama’ah ulama-
9. Ash Shaqd (berdiri dengan merapatkan kedua kaki; ash
shaqn- berdiri dengan satu kaki
10. Membaca surah (setelah Al fatihah) di rakaat kedua,
sebelum surat di rakaat pertama (dalam urutan mushaf )
Hal-hal yang Makruh dalam Shalat
11. Sujud di atas tutup kepala yang menghalangi dahi dan tanah
(tempat sujud), mengusap bekas sujud selama dalam shalat –
diriwayatkan oleh Ibnu Majah
12. Miring ketika shalat, karena menyerupai Yahudi (riwayat Al
Bukhari); menguap (riwayat imam Muslim dan At Tirmidzi),
disunnahkan menutup dengan tangan ketika shalat atau di
luar shalat
13. Shalat dengan menahan hadats, atau berhadapan dengan
makanan (riwayat imam Muslim dan Abu Daud); atau ketika
sangat mengantuk (riwayat Al Jama’ah)
14. Memanjangkan kain sampai ke tanah; menutup mulut
(riwayat lima imam dan Al Hakim) Batal menurut madzhab
Syafii
15. Kencing dan buang air besar
Hal-hal yang Mubah dalam Shalat
1. Menangis, merintih, seperti dalam firman Allah QS. Maryam: 58
 Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah saw menangis ketika shalat, Abu Bakar
juga menangis salam shalatnya. Diriwayatkan pula bahwa Umar ra shalat
shubuh dan membaca surah Yusuf, sehingga sampai pada ayat: Ya'qub
menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku, QS. Yusuf: 86. terdengar suara tangisnya.
 Menurut madzhab Syafi’iy, jika dalam tangisnya itu ada terdengar satu atau
dua huruf yang tidak difahami maka batal shalatnya.
1. Menoleh dengan wajah ketika diperlukan saja. Sebab jika tidak ada
kebutuhan yang mendesak masuk dalam kategori, «‫من‬ ‫الشيطان‬ ‫يتختلسه‬َ‫خ‬ ‫اختل س‬
‫البتخاري‬ ‫رواه‬ «‫عبد‬َ‫خ‬ ‫ال‬ ‫ة‬ِ ‫ا‬ ‫صل‬ celingukan karena godaan syetan. Dan jika memalingkan
dadanya dari arah kiblat, maka batal shalatnya.
2. Membunuh hewan yang membahayakan, karena hadits Nabi:
.‫السنن‬ ‫أصحاب‬ ‫رواه‬ ،«‫قبرب‬ْ‫بر‬ ‫ع‬َ‫خ‬ ‫وال‬ ‫يو ة‬َّ ‫الح‬ ،‫صلة‬َّ ‫ال‬ ‫في‬ ‫الوسودين‬ ‫»اقتلوا‬
Bunuhlah dua hewan hitam dalam shalat, ular dan kala jengking.
Hal-hal yang Mubah dalam Shalat
4. Berjalan sedikit karena ada kebutuhan tanpa merubah posisi dari
arah kiblat. Rasulullan saw pernah melakukannya sebagaimana
riwayat imam Ahmad, Abu Daud, At Tirmidziy dan An Nasa’iy, dari
Aisyah ra, dengan syarat kurang dari tiga langkah pindah, atau tiga
gerakan.
5. Membawa anak kecil dengan digendong sambil shalat. Hal ini
diriwayatkan oleh imam Ahmad, An Nasa’iy, Al Hakim dan Muslim
dari Rasulullah saw
6. Mengingatkan Al Fatihah imam jika kelupaan, atau salah dalam
membaca. Abu Daud meriwayatkan kebolehannya. Bertahmid bagi
orang yang bersin, Rasulullah saw pernah memperbolehkannya
kepad Rifa’ah seperti diriwayatkan oleh Al Bukhari, An Nasa’iy dan
At Tirmidziy. Demikian juga diperbolehkan tasbih bagi laki-laki dan
tepuk tangan bagi wanita untuk mengingatkan. Sseperti
diriwayatkan oleh imam Ahmad, Abu Daud, dan An Nasa’iy.
Hal-hal yang Mubah dalam Shalat
7. Sujud di atas sorban atau pakaian yang dikenakan karena
kondisi tertentu (seperti sangat panas). Rasulullah saw
pernah melakukannya seperti yang diriwayatkan oleh
imam Ahmad dengan sanad yang sahih.
8. Membaca Al Qur’an dengan memegang mushaf. Seperti
yang diriwayatkan oleh imam Malik. Hal ini menjadi
madzhab imam Syafi’iy
9. Menghentikan shalat karena untuk membunuh binatang
yang membahayakan, atau mengembalikan hewan
(kendaraan) yang kabur, atau takut kehilangan barang,
atau menahan buang air besar dan kecil, atau karena
panggilan salah satu orang tua jika khawatir bahaya.
Bahkan wajib menghentikan shalat untuk menolong
orang yang dalam bahaya, atau karena akan terjadi bahaya
besar pada seseorang, atau kebakaran
Hal-hal yang Membatalkan Shalat
1. Meninggalkan salah satu syarat shalat, atau
rukunnya. Seperti sabda Rasulullah saw kepada orang
a’rabiy (badui) yang tidak bagus shalatnya:
‫الشيتخان‬ ‫رواه‬ «‫ل‬ِّ ‫تص‬ ‫لم‬ ‫فإنك‬ ‫ل‬ِّ ‫فص‬ ‫»ارجع‬
Kembalilah shalat karena kamu belum shalat. HR Asy
Syaikhani. Diantaranya adalah terbuka aurat, berubah arah
kiblat, berhadats saat shalat.
1. Makan minum dengan sengaja meskipun sedikit.
Sedang jika terjadi karena lupa, atau tidak tahu, atau ada
selilit di antara gigi yang ditelan, maka itu tidak
membatalkan menurut madzhab Syafi’iy dan Hanbali.
Hal-hal yang Membatalkan Shalat
3. Sengaja berbicara di laur bacaan shalat. Sedang jika
dilakukan karena tidak tahu hukumnya, atau lupa maka tidak
membatalkan shalat, seperti dalam hadits Muawiyah bin Al
Hakam As Salamiy, yang berbicara ketika shalat karena tidak
tahu hukumnya, dan Rasulullah tidak menyuruhnya mengulang
shalat, tetapi mengatakan kepadanya:
: «‫والتكبيبر‬ ‫تسبيح‬َّ ‫ال‬ ‫هي‬ ‫إنما‬ ،‫النا س‬ ‫كل م‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫فيها‬ ‫يصلح‬ ‫ل‬ ‫الصلة‬ ‫هذه‬ ‫ن‬َّ ‫إ‬
‫والنسائي‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫رواه‬ ،«‫القبرآن‬ ‫وقبراءة‬
Sesungguhnya shalat ini tidak baik untuk bicara dengan sesama
manusia, sesungguhnya ia adalah tasbih, takbir, dan membaca Al
Qur’an. HR Ahmad, Muslim, Abu Daud dan An Nasa’iy
3. Banyak bergerak dengan sengaja atau lupa di luar gerakan
shalat. Tetapi jika terpaksa seperti menolang orang dalam
bahaya, menyelamatkan orang yang hendak tenggelam, ia wajib
menghentikan shalatnya
Hal-hal yang Membatalkan Shalat
5. Tertawa dan terbahak-bahak keduanya membatalkan
shalat. Tertawa adalah yang terdengar orang yang melakukan
itu saja, sedang terbahak-bahak adalah yang terdengar orang
lain. Sedang tersenyum tidak membatalkan.
6. Salah baca yang merubah makna dengan perubahan yang
keji, atau kalimat kufur.
7. Makmum yang ketinggalan dua rukun fi’liyah dengan
sengaja tanpa sebab, atau mendahuluinya dengan dua
rukun fi’liyah menurut madzhab Syafi’iy meskipun ada
sebab. Seperti jika imam membaca dengan cepat sehingga
makmum di belakangnya ketinggalan asal tidak lebih dari tiga
rukun dimaksud.
8. Mengingatkan bacaan bukan imamnya. Atau imam
membetulkan bacaan orang yang tidak ikut shalat bersamanya
menurut madzhab Hanafi
Tatacara (Kaifiyah) Shalat
 Rasulullah saw bersabda:
«‫عليه‬ ‫متفق‬ «‫أصلي‬ُ ‫رأيتموني‬ ‫كما‬ ‫لوا‬ّ‫او‬ ‫ص‬َ‫خ‬
Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat. Hadits
Muttafaq alaih.
 Dan berikut ini akan kamu sebutkan amaliyah shalat
secara berurutan dari pertama sampai terakhir,
dengan disertai statusnya (fardhu) atau (sunnah)
sesuai dengan pilihan pada fashal-fashal sebelumnya.
Tatacara (Kaifiyah) Shalat
1. Niat shalat yang hendak ditunaikan (fardhu)
2. Mengangkat kedua tangan sehingga ibu jari setinggi telinga
atau bahu, telapak tangan menghadap kiblat (sunnah)
kemudian bertakbiratul ihram, yang lafadlnya “ALLAHU
AKBAR” (fardhu)
3. Masih beridri (fardhu) tegak menghadapkan wajhanya ke arah
sujud, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
pusar, membuka kedua kakinya kira-kira empat jari (sunnah)
4. Membaca doa iftitah, dengan salah satu lafadh yang ada
(sunnah)
5. Membaca isti’adzah dengan sirriyah (suara pelan),
mengeraskan atau membaca pelan basmalah sebelum Al
Fatihah di setiap rakaat. (sunnah)
Tatacara (Kaifiyah) Shalat
6. Membaca surah Al Fatihah setiap rakaat shalat fardhu atau
shalat sunnah (fardhu) jika sebagai imam atau shalat
sendirian. Sedang jika sebagai makmum, maka membaca Al
Fatihah ketika imam membacanya siririyah (pelan) dan
mendengarkan bacaan imam ketika membacanya jahriyah.
7. Membaca satu surah atau ayat dari Al Qur’an setelah
membaca Al Fatihah pada dua rakaat pertama setiap shaat
(sunnah)
8. Bertakbir (sunnah) lalau ruku’ (fardhu) dengan mengangkat
kedua tangan (sunnah) bertasbih (sunnah) thuma’ninah
ketika ruku’ (fardhu)
9. Bangun ruku’ dan berdiri tegak (fardhu) dan memabaca :
(‫الحمد‬ ‫لك‬َ‫خ‬ ‫و‬ ‫بنا‬َّ ‫ر‬َ‫خ‬ ،‫مده‬ِ ‫ا‬ ‫ح‬َ‫خ‬ ‫لمن‬ ‫ا‬ ‫وسمع‬َ‫خ‬ ) dengan mengangkat kedua tangan
(sunnah)
Tatacara (Kaifiyah) Shalat
10. Bertakbir (sunnah) turun untuk bersujud (fardhu) dengan
memperhatikan sunnah cara bersujud, memperbanyak dzikir
(sunnah)
11. Bertakbir (sunnah) mengangkat kepala dan duduk (fardhu) dengan
memperhatikan sunnah, lalu bertakbir (sunnah) dan sujud lagi
(fardhu), bertakbir (sunnah) dan bangun dari sujud dengan
mengangkat kedua tangan sebelum kedua kaki (sunnah) untuk
meneruskan rakaat kedua.
12. Pada rakaat kedua melakukan apa yang sudah di lakukan pada
rakaat pertama, sesudah itu duduk untuk tasyahhud awal, dan
bershalawat atas Nabi Muhammad saw (sunnah)
13. Pada rakaat ketiga dan keempat, cukup dengan membaca surah Al
Fatihah dengan sirriyah, meskipun dalam shalat jahriyah. Kemudian
duduk tasyahhud akhir (fardhu) bershalawat atas Rasulullah saw
(sunnah), berdo’a sebelum salam dengan doa ma’tsur yang disukai
Tatacara (Kaifiyah) Shalat
14. Salam ke sisi kanan (fardhu) lalu ke kiri (sunnah),
memperbanyak dzikir ma’tzur sesudah salam (sunnah).
‫إلى‬ ‫جاء‬ ‫ثم‬ ،‫فصلى‬َ‫خ‬ ‫المسجد‬ ‫رجل‬ ‫دخل‬َ‫خ‬ :‫قال‬ ‫عنه‬ ‫ا‬ ‫ريضي‬َ‫خ‬ ‫هبريبرة‬ُ ‫أبو‬ ‫روى‬ ‫قد‬َ‫خ‬ ‫و‬َ‫خ‬
‫ل‬ِّ ‫فص‬ ‫»ارجع‬ :‫وقال‬ ،‫ل م‬َّ ‫الس‬ ‫عليه‬ ‫فبرد‬ ،‫لم‬ِّ ‫يس‬ ‫ووسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬
‫بعثك‬َ‫خ‬ ‫والذي‬ :‫فقال‬ :‫قال‬ .‫مبرات‬ ‫ثل ث‬َ‫خ‬ ‫ذلك‬ ‫ففعل‬ ،‫فبرجع‬ «‫ل‬ِّ ‫ص‬َ‫خ‬ ‫ت‬ُ ‫لم‬ ‫نك‬َّ ‫فإ‬
‫ثم‬ ،‫ببر‬ِّ ‫فك‬ ‫صلة‬َّ ‫ال‬ ‫إلى‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫قم‬ُ ‫إذا‬ » ‫قال؛‬ .‫لمني‬ِّ ‫فع‬ ،‫هذا‬ ‫بر‬َ‫خ‬ ‫غي‬ ‫أحسن‬ُ ‫ما‬ ‫ق‬ّ‫او‬ ‫بالح‬
‫حتى‬ ‫فع‬َ‫خ‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ ،‫كعا‬ِ ‫ا‬ ‫را‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫كع‬َ‫خ‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ ،‫قبرآن‬ُ ‫ال‬ ‫من‬ ‫معك‬َ‫خ‬ ‫سبر‬َّ ‫تي‬َ‫خ‬ ‫ما‬ ‫اقبرأ‬
‫ثم‬ ،‫لسا‬ِ ‫ا‬ ‫جا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫ارفع‬ ‫ثم‬ ،‫وساجدا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ ‫اوس‬ ‫ثم‬ ،‫قائما‬ ‫دل‬ِ ‫ا‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫تع‬َ‫خ‬
‫أحمد‬ ‫رواه‬ ،« ‫لها‬ِّ ‫ك‬ُ ‫ك‬َ‫خ‬ ‫ت‬ِ ‫ا‬ ‫صل‬َ‫خ‬ ‫في‬ ‫ذلك‬ ‫عل‬َ‫خ‬ ‫اف‬ ‫ثم‬ ‫جدا‬ِ ‫ا‬ ‫وسا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫طم‬ْ‫بر‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ ‫اوس‬
‫والشيتخان‬
Abu Hurairah ra meriwayatkan: Ada seseorang masuk masjid lalu ia shalat, kemudian
datanga menemui Nabi Muhammad saw, memberi salam, dan Nabi menjawab
salamnya, dan bersabda: “Kembalilah shalat karena kamu belum shalat” lalu ia
mengulanginya sampai tiga kali. Abu Hurairah berkata: Orang itu mengatakan: “Demi
Tuhan yang telah mengutusmu dengan benar. Saya tidak bisa shalat yang lebih baik
lagi, maka ajarilah aku. Nabi bersabda: “Jika kamu berdiri shalat maka bertakbirlah,
kemudian bacalah Al Qur’an yang paling mudah bagimu, kemudian ruku’lah sehingga
thuma’ninah ruku’, kemudian bangunlah sehingga berdiri tegak, kemudian sujudlah
sehingga tuma’ninah sujud, kemudian bangunlah sehingga tuma’ninah duduk,
kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah sujud, kemudian lakukan itu dalam seluruh
shalatmu”. HR Asy Syaikhani
Macam-macam Shalat
Shalat jum’at
Shalat janazah
Shalat-shalat Sunnah
1. Shalat witir
2. Shalat rawatib lima waktu
3. Shalat-shalat sunnah lainnya
1. Shalat dhuha
2. Shalat Gerhana Matahari dan Bulan
3. Shalat istikharah
4. Shalat taubat
5. Shalat istisqa’
6. Shalat tarawih (qiyamu Ramadhan)
7. Qiyamullail
8. Shalar Ied (fithri dan adha)
Keutamaan Shalat Berjamaah
‫ن‬ّ ‫أ‬ ،‫عنهما‬ ‫ا‬ ‫رضي‬ ‫عمر‬ُ ‫بن‬ ‫ا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬َ
:‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬
- »‫ذ‬ّ ‫ف‬َ ‫ال‬ ‫ة‬ِ ‫صل‬َ ‫من‬ ‫ل‬ُ ‫أفض‬ ‫الجماعة‬ ‫ة‬ُ ‫صل‬
.« -‫متفق‬ ‫درجة‬َ ‫عشرين‬ِ ‫و‬ ‫ع‬ٍ ‫بسب‬ِ ‫فرد‬َ ‫ال‬ ‫أي‬
‫عليه‬
Dari Abdullah bin Umar ra, bahwasannya Rasulullah
saw bersabda: Shalat berjamaah itu leih utama dari
shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajat. Muttafaq
alaiah.
Hukum Shalat Berjamaah
1. Fardhu ‘ain (Imam Ahmad bin Hanbal, Al Uza’iy,
dan Zhahiriyah)
2. Fardhu kifayah (jumhurul ulama, yang terdiri dari
para Ulama pendahulu madzhab Syafi’iy, mayoritas
madzhab Hanafi fan Maliki)
3. Sunnah mu’akkadah (Imam Abu Hanifah dan dua
orang muridnya, Zaid bin Ali dan Al Muayyid Billah)
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
1. Sunnahnya berjamaah adalah di masjid. Sehingga
menampilkan syiar Islam dan jumlah umat yang banyak. Dan
utamanya bagi wanita shalat di rumahnya, meskipun tidak
dilarang ke masjid, menghadiri shalat berjamaah.
2. Disunnahkan shalat berjamaah itu juga dalam shalat yang
diqadha, minimal ada imam dan makmum
3. Disunnahkan agar wanita terpisah dari laki-laki. Salah satunya
menjadi imam (menurut madzhab Syafi’iy dan Hanbali.
Makruh wanita menjadi imam bagi wanita menurut madzhab
Hanafi. Tidak boleh wanita menjadi imam bagi wanita
menurut imam Malik, dan wanita berdiri di tengah shaff.
4. Syarat sahnya laki-laki menjadi imam adalah: Islam, baligh,
berkal, mampu membaca Al Qur’an, dan bebas dari udzur
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
5. Orang yang paling berhak menjadi selain tuan rumah atau pejabat
adalah: orang yang paling berilmu, kemudian yang paling banyak
hafalan, yang paling wara’ (hati-hati dari perbuatan dosa, kemudian
yang paling tua usianya.
6. Seorang makmum berdiri di sisi kanan imam, jika lebih dari satu maka
berdiri di belakang imam. Dimulai dari shaf orang dewasa, kemudian
shaf anak-anak, kemudian shaf wanita. Sedangkan jika anak kecil sudah
ada di shaf depan maka tidak boleh ditarik ke belakang.
7. Sebaiknya imam memperingan shalat, tidak melebihi standar sunnah
dalam bacaan shalat.
8. Tidak sah orang yang shalat fardhu makmum kepada orang yang shalat
sunnah menurut madzhab Hanafi dan Jumhurul Ulama. Tetapi sah
menurut madzhab imam Syafi’iy. Jika ada seorang muslim shalat
sunnah kemudian ada orang makmum di belakangnya untuk shalat
fardhu dan tahu bahwa orang yang di depannya itu shalat sunnah,
maka sah shalatnya menurut madzhab Syafi’iy dan tidak sah menurut
madzhab Hanafiy Menurut madzhab Maliki makmum dianggap sah
shalatnya meskipun di depan imam
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
9. Tidak sah seorang shalat fardhu makmum di belakang orang
yang shalat fardhu lainnya, jika makmum mengetahui hal itu.
Demikian juga tidak sah orang yang makmum melaksanaan
shalat fardhunya tepat waktu, dengan imam yang mengqadha
shalat fardhu. Tetapi madzhab Syafi’iy memperbolehkan semua
ini.
10. Makmum wajib mengikuti imam, dan haram mendahuluinya,
sedang bersamaan hukumnya makruh.
11. Makmum diperbolehkan mufaraqah (memisahkan diri) dari
imam, yaitu dengan keluar dari shalatnya imam dan
menyempurnakan shalatnya sendiri jika ada udzur. Seperti yang
dilakukan sahabat ketika Mu’adz yang menjadi imam membaca
surah Al Baqarah dalam shalatnya. (HR. Al Jamaah)
12. Disunnahkan bagi orang yang telah shalat munfarid, untuk
mengulangi shalatnya dengan berjamaah, dan shalat
munfaridnya menjadi shalat sunnah
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
13. Disunnahkan bagi imam, setelah shalat dan salam untuk
menengok ke kanan dan kiri, kemudian berpindah dari
tempat shalatnya
14. Makmum diperbolehkan mengikuti imam meskipun di
antara keduanya ada sekat, jika makmum mengetahui
pergerakan imam lewat pendengaran atau penglihatan,
dengan syarat shafnya bersambung. Sehingga tidak sah
shalat dengan siaran radio atau televisi
15. Jika seorang imam mengalami sesuatu yang tidak bisa
meneruskan shalatnya maka digantikan orang lain untuk
menyempurnakan shalatnya dengan makmum yang ada.
16. Makruh seorang imam mengimami kaum yang tidak
menyukainya
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
17. Tidak sah orang yang shalat sendirian di belakang shaf,
seharusnya ia menarik salah satu dari jamaah yang ada di
depannya untuk shalat bersamanya. Seperti dalam hadits
Wabishah:
«‫رأى‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬
‫أن‬ ‫مره‬َ ‫فأ‬ ،‫وحده‬َ ‫الصف‬ ‫خلف‬ ‫يصلي‬ ‫ل‬ً ‫رج‬َ
«‫نس‬ّ ‫ال‬ ‫ل‬ّ ‫إ‬ ‫الخمسة‬ ‫رواه‬ ، ‫الصلة‬ ‫عيد‬ِ ‫ي‬ُ
Bahwasannya Rasulullah saw melihat seseorang yang shalat
sendirian di belakang shaf, lalu menyuruhnya untuk
mengulang shalat. HR. Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy.
Dan sah shalat wanita yang sendirian di belakang shaf pria.
Dan tidak boleh baginya ia berdiri sejajar dengan pria dalam
satu shaf
Hukum-hukum dalam Shalat
Berjamaah
18. Menghadiri shalat berjamaah menjadi tidak wajib karena hujan, sangat
dingin, ketakutan, tertahan, sakit, atau lanjut usia, atau udzur-udzur
lainnya yang disebutkan oleh para ulama untuk tidak memberatkan
bagi kaum muslimin. Rasulullah saw pernah menyuruh muadzin untuk
menyerukan: (‫رحالكم‬ ‫في‬ ‫.)صلوا‬ Shalatlah di kendaraan kalian masing-
masing; ketika malam sangat dingin, di malam saat turun hujan waktu
musafir. HR As Syaikhani. Udzur-udzur yang lain diqiaskan dengan
yang tersebut di atas.
19. Ketika seorang yang masbuq (keduluan imam) di sebagian shalatnya,
maka ia menyempurnakan sisa shalatnya itu setelah salam imam. Ia
mengqadha awal shalatnya dalam hal bacaan, dan akhirnya dalam hal
tasyahhud. Misalnya jika seseorang hanya mendapati rakaat terakhir
imam dalam shalat maghrib maka ia mengqadha dua rakaat, dengan
membaca Al Fatihah dan surah lainnya di setiap rakaat, karena ia
mengqadha dua rakaat pertama dan kedua dilihat dari bacaan; dan
duduk di rakaat pertama itu dengan bertasyahhud karena
sesungguhnya itu rakaat kedua baginya, sehingga ia shalat maghrib
dengan tiga kali duduk.
20. Seseorang tidak disebut masbuq rakaat dengan imam, kecuali jika
mendapati imamnya telah mengangkat kepala, bangun ruku’
Dalilnya
‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫ح‬ٌ ‫نا‬َ ‫ج‬ُ ‫م‬ْ ‫ك‬ُ ‫ي‬ْ ‫ل‬َ ‫ع‬َ ‫س‬َ ‫ي‬ْ ‫ل‬َ ‫ف‬َ ‫ض‬ِ ‫ر‬ْ ‫ل‬َْ ‫ا‬ ‫في‬ِ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ب‬ْ ‫ر‬َ ‫ض‬َ ‫ذا‬َ ‫إ‬ِ ‫و‬َ
‫روا‬ُ ‫ف‬َ ‫ك‬َ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ُ ‫ن‬َ ‫ت‬ِ ‫ف‬ْ ‫ي‬َ ‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ف‬ْ ‫خ‬ِ ‫ن‬ْ ‫إ‬ِ ‫ة‬ِ ‫ل‬َ ‫ص‬ّ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫م‬ِ ‫روا‬ُ ‫ص‬ُ ‫ق‬ْ ‫ت‬َ
‫نا‬ً ‫بي‬ِ ‫م‬ُ ‫وا‬ّ ‫د‬ُ ‫ع‬َ ‫م‬ْ ‫ك‬ُ ‫ل‬َ ‫نوا‬ُ ‫كا‬َ ‫ن‬َ ‫ري‬ِ ‫ف‬ِ ‫كا‬َ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ن‬ّ ‫إ‬ِ
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa
kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-
orang kafir. QS. An Nisa: 101
Ya’la bin Umayyah berkata: akubertanya kepada Umar bin
Khaththab: Bagaimana pendapatmu tentang mengqashar shalat,
padahal Allah swt berfirman:
‫روا‬ُ ‫ف‬َ ‫ك‬َ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ُ ‫ن‬َ ‫ت‬ِ ‫ف‬ْ ‫ي‬َ ‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ف‬ْ ‫خ‬ِ ‫ن‬ْ ‫إ‬ِ
Jika kamu takut diserang orang-orang kafir... . Dan sekarang hal itu
tidak ada. Umar berkata: Aku heran dari apa yang kau herankan.
Lalu aku sampaikan hal itu kepada Rasulullah saw yang bersabda:
Itu adalah shadaqah Allah kepada kalian maka terimalah
shadaqahnya. HR. Al Jamaah
Hukumnya
 Menurut madzhab Hanafi, mengqashar shalat adalah
‘Azimah (hukum tetap), dan shalat sempurna
hukumnya makruh berbeda dengan sunnah, tetapi tetap
sah shalatnya; dan dua rakaat akhir dianggap sebagai
shalat sunnah, dan tasyahhud awal menjadi wajib, jika
ditinggalkan batal shalatnya.
 Menurut madzhab Syafi’iy; qashar shalat adalah
rukhshah (kemudahan), tetapi tidak dimakruhkan
shalat sempurna yang berstatus Azimah, dan itu yang
utama, jika safarnya belum sampai tiga marhalah, dan jika
sudah melewatinya maka yang utama mengqashar shalat
Jarak Safar
Para ulama berbeda pendapat tentang jarak safar
yang diperbolehkan qashar shalat.
Menurut madzhab Maliki, Syafi;iy, dan Hanbali
sejauh kurang lebih 90 km (sembilan puluh kilo
meter)
Lama Safar
 Para ulama juga berbeda pendapat tentang lama safar. Empat hari
menurut jumhurul ulama, lima belas hari menurut madzhab Hanafiy,
jika niat mukim melebihi batas itu dihitung mukim, dan tidak boleh
mengkoshor shalat. Sedang jika ia tidak tahu berapa lama ia mukim,
dan setiap hari menyatakan : BESOK MAU JALAN kemudian ia
terpaksa harus menetap, maka dihitung musafir, mengqoshor shalat
meskipun lama di situ. Demikianlah madzhab Hanafi dan salah satu
pendapat madzhab Syafi’iy, yang merupakan amalah mayoritas
sahabat. Pendapat lain madzhab Syafi’iy jika lebih dari delapan belas
hari dianggap muqim, dan tidak mengqashar apapun keadaannya.
 Syarat untuk mengambil rukhshah qashar shalat agar keluar dari
tempat tinggalnya, dan terus mengqashar sampai ia pulang ke
negerinya.
 Menurut madzhab Syafi’iy jika ia berniat mukim lebih dari tiga hari,
ia menjadi orang mukim. Dan kurang dari empat hari dihitung
musafir. Hari bearngkat dan pulang tidak dihitung.
Shalat Safar Berjamaah
Orang mukim boleh makmum kepada
musafir, ketika musafir telah salam, yang
mukim meneruskan, sebagaimana msafir
yang shalat empat rakaat makmum
kepada orang mukim.
Shalat di Atas Kendaraan
 Diperbolehkan shalat sunnah di atas kendaraan, kapal, mobil,
kereta, atau pesawat. Dan bagi yang mau shalat harus
menghadap kiblat jika mampu. Dan gugur darinya beberapa
rukun shalat dan kewajibannya yang tidak mungkin
dilaksanakan, seperti cukup dengan isyarat membungkuk
dengan kepala untuk ruku’ dan sujud. Menundukkan kepala
ketika sujud lebih rendah daripada ruku’nya. Hal ini telah
disepakati oleh para ulama fiqh, berdasar hadits Amir bin
Rabi’ah ra berkata:
)‫على‬ ‫وهو‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬ ‫رأيت‬
،‫توجه‬ ‫ة‬ٍ ‫وجه‬ ‫أي‬ ‫ل‬َ ‫ب‬َ ‫ق‬ِ ‫ه‬ِ ‫س‬ِ ‫برأ‬ ‫ئ‬ُ ‫يوم‬ ‫ح‬ُ ‫ب‬ّ ‫يس‬ ‫راحلته‬
(‫متفق‬ ، ‫المكتوبة‬ ‫الصلة‬ ‫في‬ ‫ذلك‬ ‫يصنع‬ ‫يكن‬ ‫ولم‬
.‫عليه‬
Aku melihat Rasulullah saw di atas kendaraannya bertasbih dengan
menundukkan kepalanya, menghadap ke mana saja, dan hal ini
tidak pernah dilakukan di shalat fardhu. Muttafaq alaih

Contenu connexe

Tendances

Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadiSaputraPanggabea1
 
Tatacara Solat Jenazah
Tatacara Solat JenazahTatacara Solat Jenazah
Tatacara Solat JenazahAzizan Jae
 
Ppt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahPpt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahfalahnurul96
 
Dam haji dan umrah pdf
Dam haji dan umrah pdfDam haji dan umrah pdf
Dam haji dan umrah pdfnajwazainal
 
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a Intanrizkaagustia17
 
Solat jamaah kedudukan imam & makmum
Solat  jamaah kedudukan imam & makmumSolat  jamaah kedudukan imam & makmum
Solat jamaah kedudukan imam & makmumAhmad Ahmad
 
Asment tajwid
Asment tajwidAsment tajwid
Asment tajwidCik BaCo
 
Materi penyembelihan-hewan
Materi penyembelihan-hewanMateri penyembelihan-hewan
Materi penyembelihan-hewanElyn_Noriin
 
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solat
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solatIsra’ dan mikraj serta kefarduan solat
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solatAsudi Hamdun
 
Hukum nun sukun atau tanwin
Hukum nun sukun atau tanwinHukum nun sukun atau tanwin
Hukum nun sukun atau tanwinAnggun36
 
Ppt haji dan umroh
Ppt haji dan umrohPpt haji dan umroh
Ppt haji dan umrohUsmawatidewi
 
solat fardhu
solat fardhusolat fardhu
solat fardhuzairauf
 
Surat Al kautsar
Surat Al   kautsar Surat Al   kautsar
Surat Al kautsar mbak_aul
 

Tendances (20)

Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
 
Tatacara Solat Jenazah
Tatacara Solat JenazahTatacara Solat Jenazah
Tatacara Solat Jenazah
 
Ppt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaahPpt sholat berjamaah
Ppt sholat berjamaah
 
Dam haji dan umrah pdf
Dam haji dan umrah pdfDam haji dan umrah pdf
Dam haji dan umrah pdf
 
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a
PPT Shalat 5 Waktu dan Dzikir do'a
 
Bab solat
Bab solatBab solat
Bab solat
 
Solat jamaah kedudukan imam & makmum
Solat  jamaah kedudukan imam & makmumSolat  jamaah kedudukan imam & makmum
Solat jamaah kedudukan imam & makmum
 
Asment tajwid
Asment tajwidAsment tajwid
Asment tajwid
 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
 
Materi penyembelihan-hewan
Materi penyembelihan-hewanMateri penyembelihan-hewan
Materi penyembelihan-hewan
 
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solat
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solatIsra’ dan mikraj serta kefarduan solat
Isra’ dan mikraj serta kefarduan solat
 
Hukum nun sukun atau tanwin
Hukum nun sukun atau tanwinHukum nun sukun atau tanwin
Hukum nun sukun atau tanwin
 
KEUTAMAAN 10 AWAL BULAN DZULHIJJAH
KEUTAMAAN  10 AWAL BULAN DZULHIJJAHKEUTAMAAN  10 AWAL BULAN DZULHIJJAH
KEUTAMAAN 10 AWAL BULAN DZULHIJJAH
 
Ppt haji dan umroh
Ppt haji dan umrohPpt haji dan umroh
Ppt haji dan umroh
 
SOLAT ISTISQA'.pptx
SOLAT ISTISQA'.pptxSOLAT ISTISQA'.pptx
SOLAT ISTISQA'.pptx
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
solat fardhu
solat fardhusolat fardhu
solat fardhu
 
Solat
SolatSolat
Solat
 
Surat Al kautsar
Surat Al   kautsar Surat Al   kautsar
Surat Al kautsar
 
Sholat Wajib
Sholat Wajib Sholat Wajib
Sholat Wajib
 

En vedette

Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaAbyanuddin Salam
 
Dosa meninggalkan shalat fardhu
Dosa meninggalkan shalat fardhuDosa meninggalkan shalat fardhu
Dosa meninggalkan shalat fardhuGiovanni Efrilla
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatNila Fauziah
 
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam ShalatSyarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam ShalatMawar'99
 
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2Fely Widiastuti
 
Pola Orang Miskin Vs.Orang Kaya
Pola Orang Miskin Vs.Orang KayaPola Orang Miskin Vs.Orang Kaya
Pola Orang Miskin Vs.Orang KayaNurdin SE
 
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)asilahani
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktunadia
 
Emosi dan kecerdasan emosi
Emosi dan kecerdasan emosiEmosi dan kecerdasan emosi
Emosi dan kecerdasan emosilindya fatkha
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emositarmizitaher
 
Budayakan sholat subuh di_masjid
Budayakan sholat subuh di_masjidBudayakan sholat subuh di_masjid
Budayakan sholat subuh di_masjidahmadmakmun
 
Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Djoko Supriatno
 
shalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufaridshalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufaridmuhammadhawari
 
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH Faridatunnisa
 
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjidpresentasionline
 

En vedette (20)

Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 
Dosa meninggalkan shalat fardhu
Dosa meninggalkan shalat fardhuDosa meninggalkan shalat fardhu
Dosa meninggalkan shalat fardhu
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
 
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam ShalatSyarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
Syarat-Syarat, Rukun, dan Kewajiban dalam Shalat
 
Beda negara kaya dan miskin
Beda negara kaya dan miskinBeda negara kaya dan miskin
Beda negara kaya dan miskin
 
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2
Tugas TIK Feri Widiastuti XII IPA 2
 
Fiqih keseharian
Fiqih keseharianFiqih keseharian
Fiqih keseharian
 
Pola Orang Miskin Vs.Orang Kaya
Pola Orang Miskin Vs.Orang KayaPola Orang Miskin Vs.Orang Kaya
Pola Orang Miskin Vs.Orang Kaya
 
Sholat jumat
Sholat jumatSholat jumat
Sholat jumat
 
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktu
 
Emosi dan kecerdasan emosi
Emosi dan kecerdasan emosiEmosi dan kecerdasan emosi
Emosi dan kecerdasan emosi
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
 
Budayakan sholat subuh di_masjid
Budayakan sholat subuh di_masjidBudayakan sholat subuh di_masjid
Budayakan sholat subuh di_masjid
 
Slide shalat jumat
Slide shalat jumatSlide shalat jumat
Slide shalat jumat
 
Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)Animasi sholat berjamaah (continue)
Animasi sholat berjamaah (continue)
 
shalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufaridshalat berjamaah dan mufarid
shalat berjamaah dan mufarid
 
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH
 
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid
8 Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid
 

Similaire à Hukum dan Kedudukan Shalat

Anjuran shalat malam
Anjuran shalat malamAnjuran shalat malam
Anjuran shalat malamHelmon Chan
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiandriishaq
 
130714 sholat lail
130714 sholat lail130714 sholat lail
130714 sholat lailandikaasds
 
Hadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahHadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahtopmusbis
 
Fiqh Shalat jum’at.pptx
Fiqh Shalat jum’at.pptxFiqh Shalat jum’at.pptx
Fiqh Shalat jum’at.pptxAlmahdiMuhammad
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnahnandarramdani1
 
Hadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahHadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahtopmusbis
 
Artikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirArtikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirKhansa Hanun
 
Anjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalatAnjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalatSMPN 4 Kerinci
 
Sejarah.tarawih
Sejarah.tarawihSejarah.tarawih
Sejarah.tarawihIa Hidarya
 
Sholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannyaSholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannyaKista Hari
 
Shalat Dhuha
Shalat DhuhaShalat Dhuha
Shalat Dhuharheiz16
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabHermanBudianto4
 

Similaire à Hukum dan Kedudukan Shalat (20)

Hukum-Shalat
Hukum-ShalatHukum-Shalat
Hukum-Shalat
 
Anjuran shalat malam
Anjuran shalat malamAnjuran shalat malam
Anjuran shalat malam
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabi
 
Sholat sunnah 3 idain + gerhana
Sholat sunnah 3   idain + gerhanaSholat sunnah 3   idain + gerhana
Sholat sunnah 3 idain + gerhana
 
130714 sholat lail
130714 sholat lail130714 sholat lail
130714 sholat lail
 
Hadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahHadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlah
 
Fiqh Shalat jum’at.pptx
Fiqh Shalat jum’at.pptxFiqh Shalat jum’at.pptx
Fiqh Shalat jum’at.pptx
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah
 
Tuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebookTuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebook
 
Hadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlahHadits ibadah mahdlah
Hadits ibadah mahdlah
 
Shalat Dhuha
Shalat DhuhaShalat Dhuha
Shalat Dhuha
 
Artikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirArtikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witir
 
belum
belumbelum
belum
 
Anjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalatAnjuran memperbagus shalat
Anjuran memperbagus shalat
 
Rahasia sholat duha
Rahasia sholat duhaRahasia sholat duha
Rahasia sholat duha
 
Sejarah.tarawih
Sejarah.tarawihSejarah.tarawih
Sejarah.tarawih
 
Sholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannyaSholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannya
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 
Shalat Dhuha
Shalat DhuhaShalat Dhuha
Shalat Dhuha
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
 

Plus de Muhammad Luthfan

Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptMuhammad Luthfan
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaMuhammad Luthfan
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Muhammad Luthfan
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Muhammad Luthfan
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Muhammad Luthfan
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806Muhammad Luthfan
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisMuhammad Luthfan
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACMuhammad Luthfan
 

Plus de Muhammad Luthfan (20)

Pengumuman.pptx
Pengumuman.pptxPengumuman.pptx
Pengumuman.pptx
 
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
 
Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas Brawijaya
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
 
Polisakarida Fungsional
Polisakarida FungsionalPolisakarida Fungsional
Polisakarida Fungsional
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
 
Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017
 
Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to Electrophoresis
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
 

Dernier

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Dernier (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Hukum dan Kedudukan Shalat

  • 2. Maroji’ fiqhus Sunnah karangan Sayyid Sabiq Al Iqna` Syarhu Alfadzi Abi Syuja
  • 3. Kerangka Materi 1. Hukum, dan keutamaan shalat serta hukum orang yang meninggalkannya 2. Waktu Shalat 3. Adzan dan iqamat 4. Syarat Shalat 5. Rukun Shalat 6. Sunnah Shalat 7. Hal-hal yang makruh dalam shalat 8. Hal-hal yang mubah dalam shalat 9. Hal-hal yang membatalkan shalat 10. Tatacara shalat 11. Macam-macam shalat 12. Shalat-shalat sunnah 13. Shalat berjamaah 14. Shalat dalam perjalanan
  • 4.
  • 5. Kedudukan Shalat  Shalat adalah atau dari lima rukun Islam. Shalat merupakan tiang agama yang tidak akan tegak tanpanya. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal pertama yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw kepada ummatnya ketika hendak meninggalkan dunia. Shalat adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan.  Allah swt menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika mukim atau musafir, saat aman atau ketakutan (2:238-239)  Sebagaimana Allah telah menjelaskan cara shalat di waktu perang, yang menegaskan bahwa shalat tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi yang paling genting (4:101-103)  Rasulullah saw telah menjelaskan bahwa shalat menghapus kesalahan
  • 6. Ancaman bagi yang Meninggalkan Shalat ‫عوا‬ُ ‫ب‬َ ‫ت‬ّ ‫وا‬َ ‫ة‬َ ‫ل‬َ ‫ص‬ّ ‫ال‬ ‫عوا‬ُ ‫ضا‬َ ‫أ‬َ ‫ف‬ٌ ‫ل‬ْ ‫خ‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ِ ‫د‬ِ ‫ع‬ْ ‫ب‬َ ‫ن‬ْ ‫م‬ِ ‫ف‬َ ‫ل‬َ ‫خ‬َ ‫ف‬َ ‫يا‬ّ ‫غ‬َ ‫ن‬َ ‫و‬ْ ‫ق‬َ ‫ل‬ْ ‫ي‬َ ‫ف‬َ ‫و‬ْ ‫س‬َ ‫ف‬َ ‫ت‬ِ ‫وا‬َ ‫ه‬َ ‫ش‬ّ ‫ال‬ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59) ) ‫ن‬َ ‫لي‬ّ ‫ص‬َ ‫م‬ُ ‫ل‬ْ ‫ل‬ِ ‫ل‬ٌ ‫ي‬ْ ‫و‬َ ‫ف‬َ4) (‫ن‬َ ‫هو‬ُ ‫سا‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ِ ‫ت‬ِ ‫ل‬َ ‫ص‬َ ‫ن‬ْ ‫ع‬َ ‫م‬ْ ‫ه‬ُ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬5 ) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (QS. Al Ma’un: 4-5)
  • 7. Hukum Meninggalkan Shalat  Hadits Jabir ra berkata: Rasulullah saw bersabda ‫صلة‬ّ ‫كا ال‬ُ ‫كرفرا تر‬ُ ‫لا وال‬ِ ‫بينا الرج‬ Batas antara kufur dengan seseorang adalah shalat. (HR Muslim, Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan Ahmad)  Hadits Buraidah, berkata: Rasulullah saw bersabda: ‫رفر‬َ ‫ك‬َ ‫فقدا‬َ ‫تركهاا‬َ ‫صلة،ا فمنا‬ّ ‫بينهما ال‬َ ‫دا الذيا بينناا و‬ُ ‫العه‬ “perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, maka barang siapa yang meninggalkannya, maka ia kafir.” HR. Ahmad dan Ashabussunan.  Hadits Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqailiy, berkata: Para shahabat Nabi Muhammad saw tidak pernah menganggap amal yang jika ditinggalkan menjadi kafir selain shalat. HR. At Tirmidzi, Al Hakim dan menshahihkannya dengan standar Al Bukhari Muslim
  • 8. Berbagai Pendapat  Para sahabat dan para imam telah berijma’, bahwa  barang siapa yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya, atau melecehkannya hukumnya kafir murtad.  Sedangkan jika meninggalkannya dengan sengaja, tidak mengingkari kewajibannya, hukumnya kafir juga menurut sebagian shahabat, antara lain: Umar bin Khaththab, Abdullah ibnu Mas’ud, Abdullah ibnu Abbas, Mu’adz bin Jabal, demikian juga menurut imam Ahmad bin Hanbal.  Sedangkan menurut jumhurul ulama, bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan tidak mengingkari kewajibannya tidak membuatnya kafir, akan tetapi fasik yang disuruh bertaubat, dan jika tidak mau bertaubat maka dihukum mati, bukan kafir murtad menurut Asy Syafi’iy dan Malik. Abu Hanifah berkata: Tidak dibunuh tetapi dita’zir dan disekap (dipenjara) sampai mau shalat.
  • 9. Shalat Anak-anak Meskipun shalat tidak diwajibkan kecuali kepada muslim yang berakal, dan baligh, hanya saja ia dianjurkan untuk diperintahkan kepada anak-anak yang sudah berumur tujuh tahun, dan dipukul, jika tidak mengerjakannya setelah berusia sepuluh tahun, agar menjadi kebiasaannya. Seperti dalam hadits: “perintahkan anakmu shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah ia jika berusia sepuluh tahun, pisahkan tempat tidur mereka. HR Ahmad, Ab Daud, dan Al Hakim, yang mengatakan hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan imam Muslim
  • 10.
  • 11. Waktu Shalat 1. Shalat fajar, wakutnya sejak terbit fajar shadiq sehingga terbit matahari, disunnahkan pelaksanaannya di awal waktu menurut Syafi’iyah , inilah yang lebih shahih, dan disunnahkan melaksanakannya di akhir waktu meurut madzhab Hanafi. 2. Shalat zhuhur, waktunya sejak tergelincir matahari dari pertengahan langit, sehingga bayangan benda sama dengan aslinya. Disunnahkan mengakhirkannya ketika sangat panas, dan di awal waktu di selain itu. Seperti yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Anas ra. 3. Shalat ashar, waktunya sejak bayangan benda sama dengan aslinya, di luar bayangan waktu zawal, sampai terbenam matahari. Disunnahkan melaksanakannya di awal waktu, dan makruh melaksanakannya setelah matahari menguning. Shalat ashar disebut shalat wustha.
  • 12. Waktu Shalat 4. Shalat maghrib, waktunya sejak terbenam matahari, sehingga hilang rona merah. Disunnahkan melaksanakannya di awal waktu, dan diperbolehkan mengakhirkannya selama belum hilang rona merah di langit. 5. Shalat isya’, waktunya sejak hilang rona merak sehingga terbit fajar. Disunnahkan mengakhirkan pelaksanaannya hingga tengah malam. Diperbolehkan juga melaksanakannya setalah tengah malam, dan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan berbincang sesudahnya Hujjah Imam Syafi;I adalah hadits Ibnu Mas’ud, Bahwa Rasulullah saw shalat shubuh pertama di awal waktu, lalu shalat hari berikutnya di akhir waktu, kemudian shalat Rasulullah pada saat masih gelap setelah itu sampai wafat. HR Al Baihaqi, dengan sanad shahih. Juga hadits Aisyah ra: “Bahwasannya para wanita mukminah kembali ke rumahnya setelah shalat shubuh bersama Nabi Muhammad saw, mereka tidak dapat dikenali karnea masih gelap. HR Al Jama’ah
  • 13. Hadits Awal dan Akhir Waktu Shalat Dari Jabir bin Abdillah ra: Bahwa Rasulullah saw kedatangan Malaikat Jibril alaihissalam, dan berkata: Bangun lalu shalatlah, maka Rasulullah shalat zhuhur ketika matahari bergeser ke arah barat, kemudian Jibril as datang kembali di waktu ashar dan mengatakan: Bangun dan shalatlah. Maka Rasulullah saw shalat ashar ketika bayangan benda sudah sama dengan aslinya. Kemudian Jibril as mendatanginya di waktu maghrib ketika matahari terbenam, kemudian mendatanginya ketika isya’ dan mengatakan bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat isya’ ketika telah hilang rona merah. Lalu Jibril mendatanginya waktu fajar ketika fajar sudah menyingsing. Keesokan harinya Jibril datang waktu zhuhur dan mengatakan: Bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat zhuhur ketika bayangan benda telah sama dengan aslinya. Lalu Jibril mendatanginya waktu ashar dan berkata: Bangun dan shalatlah. Rasulullah saw shalat ashar ketika bayangan benda telah dua kali benda aslinya. Jibril as mendatanginya waktu maghrib di waktu yang sama dengan kemarin, tidak berubah. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu isya’ ketika sudah berlalu separoh malam, atau sepertiga malam, lalu Rasulullah shalat isya’. Kemudian Jibril mendatanginya ketika sudah sangat terang, dan mengatakan: Bangun dan shalatlah. Maka Rasulullah shalat fajar. Kemudian Jibril as berkata: antara dua waktu itulah waktu shalat. HR Ahmad, An Nasa’I dan At Tirmidziy. Al Bukhari mengomentari hadits ini: Inilah hadits yang paling shahih tentang waktu shalat.
  • 14. Waktu Jawaz dan Darurat  Waktu-waktu yang dijelaskan dalam hadits di atas adalah waktu jawaz (boleh), dan dalam kondisi udzur dan darurat, waktu shalat itu membentang sampai datang waktu shalat berikutnya.  Kecuali waktu shalat fajar yang habis dengan terbitnya matahari. Seperti yang diriwayatkan dari Abudullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah saw bersabada: Waktu zhuhur itu ketika matahari telah bergeser sampai bayangan seseorang sama dengan tingginya, selama belum datang waktu ashar, dan waktu ashar itu selama matahari belum menguning, waktu maghrib selama belum hilang awan merah, waktu isya’ hingga tengah malam, dan waktu shubuh dari sejak terbit fajar sehingga terbit matahari….HR Muslim  Jika seorang muslim tertidur sebelum melaksanakan shalat fardhu atau lupa belum melaksanakannya, maka ia wajib melaksanakannya ketika ingat, seperti yang pernah disebutkan dalam hadits Rasulullah saw
  • 15.
  • 16. Adzan dan Iqamat 1. Adzan dan iqamat hukumnya sunnah muakkadah untuk melaksanakan shalat fardhu, bagi munfarid maupun berjamaah, menurut jumhurul ulama. Keduanya hukumnya wajib di masjid menurut imam Malik dan fardhu kifyaah menurut imam Ahmad 2. Disunnhkan bagi yang mendengar adzn untuk mengucapkan seperti yang diucapkan oleh muadzdzin kecuali dalam bacaan ) ‫يا علىا الصلةا‬ّ ‫ح‬2 x) ‫يا على‬ّ ‫ح‬ ‫ا‬ ) ‫الرفل حا‬2 x) yang dijawab dengan : ‫لا باللها العليا العظي‬ّ ‫لا ولا قوةا إ‬َ ‫لا حو‬kemudian bershalawat atas Nabi sesudah adzan dan mengucapkan : ‫ة‬ِ ‫ها الدعو‬ِ ‫با هذ‬ّ ‫ما ر‬ّ ‫الله‬ ‫ا‬ ‫مداا الوسيلةا والرفضيلة،ا وابعثها مقاماا محموداا الذيا وعدته‬ّ ‫مح‬ُ ‫تا‬ِ ‫ةا آ‬ِ ‫ةا القائم‬ِ ‫ةا والصل‬ِ ‫م‬ّ ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا التا‬ ‫ا ا‬ Ya Allah Pemiliki panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang tegak. Berikan kepada Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, berikan kepadanya tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan. HR. Al Bukhariy 3. Disunnahkan berdoa antara adzan dan iqamat. Di antara doa ma’tsur dalam hal ini adalah yang diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqas, dari Rasulullah saw:”Barang siapa yang mengucapkan ketika mendengar mu’adzdzin: ‫رضيتا بالله‬َ ‫عبدها ورسوله،ا‬َ ‫محمداا‬ُ ‫كا له،ا وأنا‬َ ‫شري‬َ ‫لا اا وحدها لا‬ّ ‫وأناا أشهدا أنا لا إلها إ‬ ‫ا‬ ‫ذنوبه‬ُ ‫غرفرا اا لها‬َ ‫ل،ا‬ً، ‫دا صلىا اا عليها وسلما رسو‬ٍ ‫ما دينا،ا وبمحم‬ِ ‫لسل‬ِ ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ربا،ا وبا‬ ‫ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا‬Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa, Tiada sekutu baginya. Dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusannya. Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku, Nabi Muhammad saw sebagai utusan. Akan diampuni dosa-dosanya. HR Muslim dan At Tirmidziy.
  • 17. Adzan dan Iqamat 4. Disunnahkan ada jarak antara adzan dan iqamat untuk memberi kesempatan orang hadir ke masjid. Diperbolehkan juga iqamat selain orang yang adzan. Disunnahkan bagi yang mendengar qamat untuk menguapkan seperti yang dikatakan oleh orang yang qamat. Sebagaimana disunnahkan pula berdiri ketika orang yang qamat mengucapkan (‫قدا قامتا الصلة‬ 5. Diajarkan bagi orang yang mengqadha shalat yang terlewatkan untuk adzan dan iqamat. Dan jika shalat yang ditinggalkan itu banyak maka adzan unutk shalat pertama dan qamat untuk setiap shalat. 6. Diperbolehkan berbicara dll antara qamat dan shalat, dan tidak mengulang iqamat meskipun penghalang itu panjang. Hal ini ditetapkan dalam As Sunnah seperti dalam riwayat Al Bukhariy 7. Wanita tidak disunnahkan adzan dan iqamat. Tetapi tidak apa-apa jika melakukannya. Aisyah ra pernah melakukannya seperti yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi hadits yang menyatakan: Barang siapa adzan dia yang qamat, adalah dhaif
  • 18.
  • 19. Syarat Shalat 1. Mengetahui telah datang waktu, meskipun cukup dengan asumsi terkuat (4:103) 2. Suci badan (74:4). Seperti dalam sabda Nabi: «‫ر«ك‬َ‫ك‬ ‫ذرك‬َ‫ك‬ ‫س ل‬ِ‫ل‬ ‫واغ‬ ‫أ‬ْ ‫او‬ ‫ض‬َّ ‫»تو‬ berwudhu dan basuhah kemaluanmu (dari madzi) HR Al Bukhari. 3. Bersih tempat, seperti dalam perintah Nabi untuk mengguyur bekas kencing orang badui yang kencing di masjid. 4. Bersih dari hadats kecil dan besar, dengan mandi dan wudhu (5:6) 5. Menutup aurat (7:31). Dan yang dimaksud dengan zienah adalah penutup aurat, dan yang dimaksud dengan masjid adalah shalat. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut, dan uarat wanita seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. 6. Menghadap kiblat langsung bagi yang dapat melihatnya langsung. Menghadap arahnya bagi yang tidak dapat melihat langsung. Dan wajib berusaha bagi orang yang sedang kebingungan arah kiblat. Namun ketika ketahuan salah setelah shalat tidak wajib mengulangnya, dan jika mengetahui kesalahan itu saat shalat, harus segera merubah dan menyempurnakannya. Kewajiban menghadap kiblat ini gugur bagi orang yang terpaksa, sakit, ketakutan, shalat sunnah di atas kendaraan. Rasulullah saw shalat menghadap ke mana saja, dengan menundukkan kepalanya. Tetapi tidak dalam shalat wajib. HR Al Bukhari
  • 20.
  • 21.
  • 22. Rukun Shalat 1. Niat, yaitu berniat melaksanakan shalat yang dimaksud. 2. Takbiratul Ihram; yaitu takbir tanda masuk amaliah shalat. Lafalnya : “Allahu Akbar”. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw. «‫التسليم‬ ‫وتحليلها‬ ،‫التكبير‬ ‫وتحريمها‬ ،‫الطهور‬ ‫الصل ة‬ ‫»مفتاح‬ : “Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim. 1. Berdiri; bagi orang yang mampu berdiri dalam shalat fardhu. Sabda Nabi: « ‫ن ب‬ْ ‫او‬ ‫ج‬َ‫ك‬ ‫فعلى‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫ط‬ِ‫ل‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫س‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫م‬ْ ‫او‬ ‫ل‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫فإ‬ ،‫فقاعدا‬ ‫طع‬ِ‫ل‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫تس‬َ‫ك‬ ‫لم‬َ‫ك‬ ‫فإن‬ ،‫ئما‬ِ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ ل‬ِّ ‫ص‬َ‫ك‬ » Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring. HR. Al Bukhari. Sedangkan untuk shalat sunnah maka diperbolehkan dengan duduk meskipun mampu berdiri; hanya nilai shalat duduk itu setengah shalat berdiri. HR Al Bukhari dan Muslim
  • 23. Rukun Shalat 4. Membaca surah Al Fatihah setiap rakaat fardhu maupun sunnah. Sabda Nabi: « ‫كتاب‬ِ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫ح‬َ‫ك‬ ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫فا‬َ‫ك‬ ‫ب‬ِ‫ل‬ ‫قرأ‬ْ ‫او‬ ‫ي‬َ‫ك‬ ‫م‬ْ ‫او‬ ‫ل‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ ة‬َ‫ك‬ ‫صل‬َ‫ك‬ ‫ل‬ » Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al Fatihah. HR Al Jama’ah Membaca surah Al Fatihah hukumnya wajib bagi imam atau munfarid (shalat sendirian) menurut kesepakatan Ulama. Sedang ma’mum hukum membaca Al Fatihah adalah wajib menurut madzhab Syafi’iy, makruh menurut madzhab Hanafiy, karena firman Allah di Al A’raf: 204 Sedangkan menurut madzhab Malikiy dan Hanbali, maka ma’mum wajib membaca Al Fatihah dalam shalat sirriyah (tidak bersuara) dan mendengarkan dalam shalat jahriyah. Makmum sebaiknya membacanya saat imam diam (antara dua bacaan). 4. Ruku’; yaitu membungkukkan badan sehingga tangan mampu menyentuh lutut, dengan thuma’ninah. Sabda Nabi: .‫عليه‬ ‫متفق‬ .« ‫ركعا‬ِ‫ل‬ ‫را‬َ‫ك‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ط‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫رك‬َ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ » Lalu ruku’lah sehingga kamu tenang ruku’. Muttafaq alaih 4. Bangun ruku’ dan berdiri tegak. Sabda Nabi: .‫عليه‬ ‫متفق‬ « ‫قائما‬ ‫تدل‬َ‫ك‬ ‫ع‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫فع‬َ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ » Kemudian bangunlah sehingga kamu berdiri tegak. Muttafaq alaih
  • 24. Rukun Shalat 7. Dua kali sujud setia rakaatnya dengan thuma’ninah. ‫عليه‬ ‫متفق‬ ،«ً« ‫ساجدا‬ ‫ن‬ّ ‫س‬ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫ط‬ْ ‫او‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ‫د‬ ‫اس‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫ث‬ » Lalu sujudlah sehingga benar-benar sujud dengan thuma’ninah. Muttafaq alaih Kesempurnaan sujud dengan tujuh anggota badan yaitu: wajah, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki. HR Abu Daud dan At Tirmidziy 7. Duduk akhir dan membaca tasyahhud, yang lafalnya: « ‫م‬ُ‫د‬ ‫سل‬َّ ‫ال‬ ،‫ته‬ُ‫د‬ ‫وبرركا‬ ‫ا‬ ‫ة‬ُ‫د‬ ‫ورحم‬ ‫نبي‬َّ ‫ال‬ ‫يها‬ُّ ‫أ‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫علي‬ ‫السلم‬ ،‫طيبات‬َّ ‫وال‬ ‫صلوات‬َّ ‫وال‬ ‫لله‬ ‫تحيات‬َّ ‫ال‬ «...‫له‬ُ‫د‬ ‫ورسو‬ ‫د ه‬ُ‫د‬ ‫عب‬ ‫محمدا‬ُ‫د‬ ‫أن‬ ‫وأشهد‬ ،‫ا‬ ‫ل‬ّ ‫س‬ ‫إ‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ ،‫الصالحين‬ ‫ا‬ ‫د‬ِ‫ل‬ ‫عبا‬ِ‫ل‬ ‫وعلى‬ ‫علينا‬ ‫الجماعة‬ ‫روا ه‬ 7. Salam, seperti dalam hadits Nabi : «‫التسليم‬ ‫وتحليلها‬ ،‫التكبير‬ ‫وتحريمها‬ ،‫الطهور‬ ‫الصل ة‬ ‫»مفتاح‬ : “Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim. Sebagaimana telah disebutkan dari Rasulullah saw yang salam sekali, dan dua kali dalam beberapa hadits. 7. Tartib, berurutan sesuai yang disebutkan di atas
  • 25.
  • 26. Sunnah Shalat 1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, sehingga jari jempol setinggi daun telinga, atau bahunya, bagian dalam telapak tangan menghadap kiblat. Mengangkat tangan ini juga disunnahkan ketika hendak ruku’ dan bangun ruku’. Menurut jumhurul ulama. Tidak ada yang berbeda kecuali madzhab Hanafi dan sebagian madzhab Malikiy. 2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada, atau di bawahnya, atau di bawah pusar. Semua ini bersumber dari Rasulullah saw. Sebagaimana melepaskan kedua tangan itu. 3. Membuka shalat setelah takbiratul ihram dengan do’a istiftah yang diriwayatkan dari Rasulullah saw
  • 27. Sunnah Shalat 4. Membaca isti’adzah yaitu: (‫الرجيم‬ ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫الشيطا‬ ‫من‬ ‫بالله‬ِ‫ل‬ ‫ذ‬ُ‫د‬ ‫)أعو‬ setelah membaca doa iftitah, dan sebelum membaca AL Fatihah di rakaat pertama. Dan tidak apa-apa jika dibaca setiap rakaat sebelum membaca. 5. Membaca Amin setelah membaca Al Fatihah, baik mejadi imam, makmum maupun sendirian. Dengan suara keras pada shalat jahriyah, dan pelan pada shalat sirriyah. Setelah imam tidak boleh mendahuluinya atau terlalu lama ketinggalan. 6. Membaca sebagian Al Qur’an setelah surah Al Fatihah, kecuali pada rakaat ketiga dan keempat, yang cukup dengan surah Al Fatihah
  • 28. Sunnah Shalat 7. Disunnahkan bertakbir setiap turun naik, berdiri dan duduk, kecuali bangun ruku’. Dalam ruku’ disunnahkan rata antara kepala dan punggung, menggunakan kedua tangan bertumpu ke lutut, dengan membentangkan jari-jari, disertai dzikir, (‫عيظيم‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ربي‬ ‫ن‬َ‫ك‬ ‫)سبحا‬ x atau lebih, atau dengan redaksi lain yang bersumber dari Rasulullah saw seperti: 1. (‫روح‬ُّ ‫وال‬ ‫كة‬َ‫ك‬ ‫ئ‬ِ‫ل‬ ‫المل‬ ‫ب‬ُّ ‫ر‬َ‫ك‬ ‫دوس‬ّ ‫س‬ ‫ق‬ُ‫د‬ ‫ح‬ٌ ‫بو‬ُّ ‫س‬ُ‫د‬ )، 2.)‫لك‬ ‫خشع‬َ‫ك‬ ،‫ربي‬ ‫أنت‬ ،‫أسلمت‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ،‫آمنت‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫وب‬ ،‫ت‬ُ‫د‬ ‫رركع‬ ‫لك‬ ‫م‬َّ ‫الله‬ ‫قدمي‬َ‫ك‬ ‫به‬ ‫استقلت‬ ‫وما‬ ،‫عصبي‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫عيظمي‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫خي‬ِّ ‫م‬ُ‫د‬ ‫و‬ ،‫بصري‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫سمعي‬َ‫ك‬ ‫العالمين‬ ‫رب‬ ‫لله‬( 8. Disunnahkan ketika bangun ruku’ membaca : (‫لمن‬ ‫ا‬ ‫سمع‬َ‫ك‬ ‫مد ه‬ِ‫ل‬ ‫ح‬َ‫ك‬ ) dan ketika sudah berdiri tegak membaca: (‫ك‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ‫بنا‬َّ ‫ر‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫له‬ّ ‫س‬ ‫ال‬ ‫,)الحمد‬ (‫فيه‬ ‫مبارركا‬ ‫طيبا‬ ‫ركثيرا‬ ‫حمدا‬َ‫ك‬ ‫الحمد‬ ‫لك‬ ‫ربنا‬ ‫م‬َّ ‫)الله‬ Atau kalimat lain yang bersumber dari Rasulullah saw
  • 29. Sunnah Shalat 9. Mendahulukan lutut sebelum tangan ketika hendak bersujud, menempelkan hidung, dahi dan kedua telapak tangan ke tanah (alas shalat) dengan menjauhkan kedua tangannya dari lambung, meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan telinga atau punggung, membuka jari-jari tangannya dan menghadapkanya ke kiblat. Minimal yang dibaca dalam sujud adalah (‫العلى‬ ‫ربي‬ ‫ن‬َ‫ك‬ ‫)سبحا‬ dan dperbolehkan menambah tabih, dzikir, dan do’a khusus yang bersumber dari Rasulullah saw, seperti: - ‫ور ه‬َّ ‫وص‬ ‫خلقه‬َ‫ك‬ ‫للذي‬ ‫وجهي‬ ‫سجد‬َ‫ك‬ ،‫ربي‬ ‫وأنت‬ ‫أسلمت‬ ‫ولك‬ ،‫آمنت‬ ‫وبك‬ ‫ت‬ُ‫د‬ ‫سجد‬ ‫لك‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫له‬ّ ‫س‬ ‫ال‬ ‫مسلم‬ ‫روا ه‬ .‫الخالقين‬ ‫ن‬ُ‫د‬ ‫أحس‬ ‫ا‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫فتبار‬ ‫وبصر ه‬ ‫سمعه‬َ‫ك‬ ‫ق‬َّ ‫وش‬ ،‫صور ه‬ ‫سن‬َ‫ك‬ ‫فأح‬ 9. Duduk antara dua sujud dengan duduk IFTIRASY (duduk di atas kaki kiri) kaki kanan tegak, dan jari-jari kaki kanan menghadap kiblat, dengan membaca do’a ma’tsur(bersumber dari Nabi), antara lain: ‫الترمذي‬ ‫روا ه‬ (‫زقني‬ُ‫د‬ ‫وار‬ ‫ني‬ِ‫ل‬ ‫د‬ِ‫ل‬ ‫واه‬ ‫فني‬ِ‫ل‬ ‫وعا‬ ‫حمني‬َ‫ك‬ ‫وار‬ ‫لي‬ ‫اغفر‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫)الله‬ Menurut madzhab Syafi’iy, disunnahkan pula duduk istirahat setelah sujud kedua sebelum bangun, untuk rakaat yang tidak ada tasyahhud
  • 30. Sunnah Shalat 11. Tasyahhud awal (wajib menurut madzhab Hannafi) dengan duduk iftirasy, meletakkan tangan kanan di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri, menunjuk dengan jari telunjuk kanan. Disunnahkan agak lebih cepat. 12. Duduk tawarruk untuk tasyahhud akhir, yaitu dengan mendorong kaki kiri ke depan, mendirikan kaki kanan, dan duduk di tempat shalat (HR. Al Bukhari). Sebagaimana disunnahkan pula bershalawat keapda Nabi setelah tasyahhud dengan shalawat Ibrahimiyyah. 13. Berdo’a sebelum salam dengan do’a am’tsur, antara lain: »‫وما‬ ،‫علنت‬ْ ‫او‬ ‫أ‬ ‫وما‬ ‫ررت‬َ‫ك‬ ‫س‬ْ ‫او‬ ‫أ‬ ‫وما‬ ،‫خرت‬َّ ‫أ‬ ‫وما‬ ‫ت‬ُ‫د‬ ‫دم‬َّ ‫ق‬َ‫ك‬ ‫ما‬ ‫لي‬ ‫اغفر‬ ‫م‬َّ ‫الله‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫خر‬ِّ ‫المؤ‬ ‫وأنت‬ ‫دم‬ِّ ‫المق‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ،‫مني‬ ‫به‬ ‫أعلم‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ‫وما‬ ‫فت‬ْ ‫او‬ ‫أسر‬ . .«‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ‫أنت‬ ‫ل‬ّ ‫س‬ ‫إ‬ - « ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫فتن‬ ‫ومن‬ ،‫القبر‬ ‫عذاب‬ ‫ومن‬ ،‫نم‬َّ ‫جه‬ ‫عذاب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬ ‫إني‬ ‫م‬َّ ‫الله‬ «‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫دجال‬َّ ‫ال‬ ‫المسيح‬ ‫ة‬ِ‫ل‬ ‫فتن‬ ‫ر‬ِّ ‫ش‬َ‫ك‬ ‫ومن‬ ،‫ممات‬َ‫ك‬ ‫وال‬ ‫محيا‬َ‫ك‬ ‫ال‬
  • 31. Sunnah Shalat 14. Memperbanyak dzikir setelah salam dengan dzikir ma’tsur, antara lain: » -‫الجلل‬ ‫ذا‬ ‫يا‬ ‫تبارركت‬َ‫ك‬ ،‫السلم‬ ‫ومنك‬ ‫السلم‬ ‫ت‬َ‫ك‬ ‫أن‬ ‫لهم‬َّ ‫ال‬ . «‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫لركرام‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ » -‫ا‬ ‫حمد‬َ‫ك‬ ‫و‬ ،‫ثلثين‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫ثلثا‬ ‫ ة‬ٍ ‫صل‬ ‫ ل‬ِّ ‫رك‬ ‫دبر‬ُ‫د‬ ‫في‬ ‫بح‬َّ ‫س‬َ‫ك‬ ‫من‬ ،‫تسعون‬ِ‫ل‬ ‫و‬ ‫تسعة‬ِ‫ل‬ ‫فتلك‬ ،‫وثلثين‬ ‫ثلثا‬ ‫ا‬ ‫بر‬َّ ‫ورك‬ ،‫وثلثين‬ ‫ثلثا‬ :‫له‬َ‫ك‬ ،‫له‬ ‫شريك‬َ‫ك‬ ‫ل‬ ‫وحد ه‬َ‫ك‬ ‫ا‬ ‫إل‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫المائة‬ ‫تمام‬ ‫وقال‬ ‫غفرت‬ُ‫د‬ ،‫قدير‬َ‫ك‬ ‫شيء‬ ‫ ل‬ِّ ‫رك‬ ‫على‬ ‫وهو‬ ‫الحمد‬ ‫له‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫الملك‬ . «‫مسلم‬ ‫روا ه‬ ، ‫بحر‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫زبد‬َ‫ك‬ ‫مث ل‬ ‫ركانت‬َ‫ك‬ ‫وإن‬ ‫خطايا ه‬ « » -، ‫دتك‬َ‫ك‬ ‫عبا‬ ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫وحس‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫شك‬ُ‫د‬ ‫و‬ ‫«ك‬َ‫ك‬ ‫ذركر‬ِ‫ل‬ ‫على‬ ‫ني‬ِّ ‫أع‬ ‫م‬ّ ‫س‬ ‫الله‬ .‫نسائي‬ّ ‫س‬ ‫وال‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ‫أحمد‬ ‫روا ه‬ » -‫حمد‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫له‬َ‫ك‬ ‫و‬ ‫ملك‬ُ‫د‬ ‫ال‬ ‫له‬ ،‫له‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫شري‬َ‫ك‬ ‫ل‬ ‫وحد ه‬َ‫ك‬ ‫ا‬ ‫إل‬ ‫إله‬ ‫ل‬ ‫ول‬ ،‫أعطيت‬َ‫ك‬ ‫لما‬ ‫نع‬ِ‫ل‬ ‫ما‬ ‫ل‬ ‫اللهم‬ ،‫قدير‬َ‫ك‬ ‫ء‬ٍ ‫شي‬ ‫ ل‬ِّ ‫رك‬ ‫على‬ ‫وهو‬ .«‫روا ه‬ ‫د‬ُّ ‫ج‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ك‬َ‫ك‬ ‫من‬ِ‫ل‬ ‫د‬ِّ ‫ج‬َ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ذا‬ ‫فع‬َ‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫او‬ ‫ي‬َ‫ك‬ ‫ول‬ ،‫نعت‬َ‫ك‬ ‫م‬َ‫ك‬ ‫لما‬ ‫طي‬ِ‫ل‬ ‫مع‬ُ‫د‬ ‫الشيخان‬
  • 32.
  • 33. Hal-hal yang Makruh dalam Shalat 1. Meninggalkan salah satu sunnah yang tersebut di atas 2. Menggaruk-garuk baju atau anggota badan tanpa ada udzur 3. Melihat ke atas –seperti yang diriwayatkan imam Al Bukhari- 4. Memakai atau menghadap sesuatu yang mengganggu konsentrasi shalat –seperti yang diriwayatkan oleh imam Al Bukhariy- 5. Shalat di tempat sampah, tempat pemotongan hewan, kuburan, jalanan, kamar mandi, peristirahatan onta, di atas ka’bah (HR Muslim)
  • 34. Hal-hal yang Makruh dalam Shalat 6. Memakai baju yang terbuka leher; menggulung lengan baju panjang; shalat dengan pakaian kerja padahal ada pakaian lain. Karena hal ini meninggalkan adab. 7. Takhashshur – meletakkan tangan di pinggang- para ulama memakruhkannya kecuali imam Ibnu Majah- 8. Menggunakan lengan tangan untuk tumpua ketika sujud -makruh menurut jama’ah ulama- 9. Ash Shaqd (berdiri dengan merapatkan kedua kaki; ash shaqn- berdiri dengan satu kaki 10. Membaca surah (setelah Al fatihah) di rakaat kedua, sebelum surat di rakaat pertama (dalam urutan mushaf )
  • 35. Hal-hal yang Makruh dalam Shalat 11. Sujud di atas tutup kepala yang menghalangi dahi dan tanah (tempat sujud), mengusap bekas sujud selama dalam shalat – diriwayatkan oleh Ibnu Majah 12. Miring ketika shalat, karena menyerupai Yahudi (riwayat Al Bukhari); menguap (riwayat imam Muslim dan At Tirmidzi), disunnahkan menutup dengan tangan ketika shalat atau di luar shalat 13. Shalat dengan menahan hadats, atau berhadapan dengan makanan (riwayat imam Muslim dan Abu Daud); atau ketika sangat mengantuk (riwayat Al Jama’ah) 14. Memanjangkan kain sampai ke tanah; menutup mulut (riwayat lima imam dan Al Hakim) Batal menurut madzhab Syafii 15. Kencing dan buang air besar
  • 36.
  • 37. Hal-hal yang Mubah dalam Shalat 1. Menangis, merintih, seperti dalam firman Allah QS. Maryam: 58  Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah saw menangis ketika shalat, Abu Bakar juga menangis salam shalatnya. Diriwayatkan pula bahwa Umar ra shalat shubuh dan membaca surah Yusuf, sehingga sampai pada ayat: Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, QS. Yusuf: 86. terdengar suara tangisnya.  Menurut madzhab Syafi’iy, jika dalam tangisnya itu ada terdengar satu atau dua huruf yang tidak difahami maka batal shalatnya. 1. Menoleh dengan wajah ketika diperlukan saja. Sebab jika tidak ada kebutuhan yang mendesak masuk dalam kategori, «‫من‬ ‫الشيطان‬ ‫يتختلسه‬َ‫خ‬ ‫اختل س‬ ‫البتخاري‬ ‫رواه‬ «‫عبد‬َ‫خ‬ ‫ال‬ ‫ة‬ِ ‫ا‬ ‫صل‬ celingukan karena godaan syetan. Dan jika memalingkan dadanya dari arah kiblat, maka batal shalatnya. 2. Membunuh hewan yang membahayakan, karena hadits Nabi: .‫السنن‬ ‫أصحاب‬ ‫رواه‬ ،«‫قبرب‬ْ‫بر‬ ‫ع‬َ‫خ‬ ‫وال‬ ‫يو ة‬َّ ‫الح‬ ،‫صلة‬َّ ‫ال‬ ‫في‬ ‫الوسودين‬ ‫»اقتلوا‬ Bunuhlah dua hewan hitam dalam shalat, ular dan kala jengking.
  • 38. Hal-hal yang Mubah dalam Shalat 4. Berjalan sedikit karena ada kebutuhan tanpa merubah posisi dari arah kiblat. Rasulullan saw pernah melakukannya sebagaimana riwayat imam Ahmad, Abu Daud, At Tirmidziy dan An Nasa’iy, dari Aisyah ra, dengan syarat kurang dari tiga langkah pindah, atau tiga gerakan. 5. Membawa anak kecil dengan digendong sambil shalat. Hal ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, An Nasa’iy, Al Hakim dan Muslim dari Rasulullah saw 6. Mengingatkan Al Fatihah imam jika kelupaan, atau salah dalam membaca. Abu Daud meriwayatkan kebolehannya. Bertahmid bagi orang yang bersin, Rasulullah saw pernah memperbolehkannya kepad Rifa’ah seperti diriwayatkan oleh Al Bukhari, An Nasa’iy dan At Tirmidziy. Demikian juga diperbolehkan tasbih bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi wanita untuk mengingatkan. Sseperti diriwayatkan oleh imam Ahmad, Abu Daud, dan An Nasa’iy.
  • 39. Hal-hal yang Mubah dalam Shalat 7. Sujud di atas sorban atau pakaian yang dikenakan karena kondisi tertentu (seperti sangat panas). Rasulullah saw pernah melakukannya seperti yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dengan sanad yang sahih. 8. Membaca Al Qur’an dengan memegang mushaf. Seperti yang diriwayatkan oleh imam Malik. Hal ini menjadi madzhab imam Syafi’iy 9. Menghentikan shalat karena untuk membunuh binatang yang membahayakan, atau mengembalikan hewan (kendaraan) yang kabur, atau takut kehilangan barang, atau menahan buang air besar dan kecil, atau karena panggilan salah satu orang tua jika khawatir bahaya. Bahkan wajib menghentikan shalat untuk menolong orang yang dalam bahaya, atau karena akan terjadi bahaya besar pada seseorang, atau kebakaran
  • 40.
  • 41. Hal-hal yang Membatalkan Shalat 1. Meninggalkan salah satu syarat shalat, atau rukunnya. Seperti sabda Rasulullah saw kepada orang a’rabiy (badui) yang tidak bagus shalatnya: ‫الشيتخان‬ ‫رواه‬ «‫ل‬ِّ ‫تص‬ ‫لم‬ ‫فإنك‬ ‫ل‬ِّ ‫فص‬ ‫»ارجع‬ Kembalilah shalat karena kamu belum shalat. HR Asy Syaikhani. Diantaranya adalah terbuka aurat, berubah arah kiblat, berhadats saat shalat. 1. Makan minum dengan sengaja meskipun sedikit. Sedang jika terjadi karena lupa, atau tidak tahu, atau ada selilit di antara gigi yang ditelan, maka itu tidak membatalkan menurut madzhab Syafi’iy dan Hanbali.
  • 42. Hal-hal yang Membatalkan Shalat 3. Sengaja berbicara di laur bacaan shalat. Sedang jika dilakukan karena tidak tahu hukumnya, atau lupa maka tidak membatalkan shalat, seperti dalam hadits Muawiyah bin Al Hakam As Salamiy, yang berbicara ketika shalat karena tidak tahu hukumnya, dan Rasulullah tidak menyuruhnya mengulang shalat, tetapi mengatakan kepadanya: : «‫والتكبيبر‬ ‫تسبيح‬َّ ‫ال‬ ‫هي‬ ‫إنما‬ ،‫النا س‬ ‫كل م‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫فيها‬ ‫يصلح‬ ‫ل‬ ‫الصلة‬ ‫هذه‬ ‫ن‬َّ ‫إ‬ ‫والنسائي‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫رواه‬ ،«‫القبرآن‬ ‫وقبراءة‬ Sesungguhnya shalat ini tidak baik untuk bicara dengan sesama manusia, sesungguhnya ia adalah tasbih, takbir, dan membaca Al Qur’an. HR Ahmad, Muslim, Abu Daud dan An Nasa’iy 3. Banyak bergerak dengan sengaja atau lupa di luar gerakan shalat. Tetapi jika terpaksa seperti menolang orang dalam bahaya, menyelamatkan orang yang hendak tenggelam, ia wajib menghentikan shalatnya
  • 43. Hal-hal yang Membatalkan Shalat 5. Tertawa dan terbahak-bahak keduanya membatalkan shalat. Tertawa adalah yang terdengar orang yang melakukan itu saja, sedang terbahak-bahak adalah yang terdengar orang lain. Sedang tersenyum tidak membatalkan. 6. Salah baca yang merubah makna dengan perubahan yang keji, atau kalimat kufur. 7. Makmum yang ketinggalan dua rukun fi’liyah dengan sengaja tanpa sebab, atau mendahuluinya dengan dua rukun fi’liyah menurut madzhab Syafi’iy meskipun ada sebab. Seperti jika imam membaca dengan cepat sehingga makmum di belakangnya ketinggalan asal tidak lebih dari tiga rukun dimaksud. 8. Mengingatkan bacaan bukan imamnya. Atau imam membetulkan bacaan orang yang tidak ikut shalat bersamanya menurut madzhab Hanafi
  • 44.
  • 45. Tatacara (Kaifiyah) Shalat  Rasulullah saw bersabda: «‫عليه‬ ‫متفق‬ «‫أصلي‬ُ ‫رأيتموني‬ ‫كما‬ ‫لوا‬ّ‫او‬ ‫ص‬َ‫خ‬ Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat. Hadits Muttafaq alaih.  Dan berikut ini akan kamu sebutkan amaliyah shalat secara berurutan dari pertama sampai terakhir, dengan disertai statusnya (fardhu) atau (sunnah) sesuai dengan pilihan pada fashal-fashal sebelumnya.
  • 46. Tatacara (Kaifiyah) Shalat 1. Niat shalat yang hendak ditunaikan (fardhu) 2. Mengangkat kedua tangan sehingga ibu jari setinggi telinga atau bahu, telapak tangan menghadap kiblat (sunnah) kemudian bertakbiratul ihram, yang lafadlnya “ALLAHU AKBAR” (fardhu) 3. Masih beridri (fardhu) tegak menghadapkan wajhanya ke arah sujud, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas pusar, membuka kedua kakinya kira-kira empat jari (sunnah) 4. Membaca doa iftitah, dengan salah satu lafadh yang ada (sunnah) 5. Membaca isti’adzah dengan sirriyah (suara pelan), mengeraskan atau membaca pelan basmalah sebelum Al Fatihah di setiap rakaat. (sunnah)
  • 47. Tatacara (Kaifiyah) Shalat 6. Membaca surah Al Fatihah setiap rakaat shalat fardhu atau shalat sunnah (fardhu) jika sebagai imam atau shalat sendirian. Sedang jika sebagai makmum, maka membaca Al Fatihah ketika imam membacanya siririyah (pelan) dan mendengarkan bacaan imam ketika membacanya jahriyah. 7. Membaca satu surah atau ayat dari Al Qur’an setelah membaca Al Fatihah pada dua rakaat pertama setiap shaat (sunnah) 8. Bertakbir (sunnah) lalau ruku’ (fardhu) dengan mengangkat kedua tangan (sunnah) bertasbih (sunnah) thuma’ninah ketika ruku’ (fardhu) 9. Bangun ruku’ dan berdiri tegak (fardhu) dan memabaca : (‫الحمد‬ ‫لك‬َ‫خ‬ ‫و‬ ‫بنا‬َّ ‫ر‬َ‫خ‬ ،‫مده‬ِ ‫ا‬ ‫ح‬َ‫خ‬ ‫لمن‬ ‫ا‬ ‫وسمع‬َ‫خ‬ ) dengan mengangkat kedua tangan (sunnah)
  • 48. Tatacara (Kaifiyah) Shalat 10. Bertakbir (sunnah) turun untuk bersujud (fardhu) dengan memperhatikan sunnah cara bersujud, memperbanyak dzikir (sunnah) 11. Bertakbir (sunnah) mengangkat kepala dan duduk (fardhu) dengan memperhatikan sunnah, lalu bertakbir (sunnah) dan sujud lagi (fardhu), bertakbir (sunnah) dan bangun dari sujud dengan mengangkat kedua tangan sebelum kedua kaki (sunnah) untuk meneruskan rakaat kedua. 12. Pada rakaat kedua melakukan apa yang sudah di lakukan pada rakaat pertama, sesudah itu duduk untuk tasyahhud awal, dan bershalawat atas Nabi Muhammad saw (sunnah) 13. Pada rakaat ketiga dan keempat, cukup dengan membaca surah Al Fatihah dengan sirriyah, meskipun dalam shalat jahriyah. Kemudian duduk tasyahhud akhir (fardhu) bershalawat atas Rasulullah saw (sunnah), berdo’a sebelum salam dengan doa ma’tsur yang disukai
  • 49. Tatacara (Kaifiyah) Shalat 14. Salam ke sisi kanan (fardhu) lalu ke kiri (sunnah), memperbanyak dzikir ma’tzur sesudah salam (sunnah). ‫إلى‬ ‫جاء‬ ‫ثم‬ ،‫فصلى‬َ‫خ‬ ‫المسجد‬ ‫رجل‬ ‫دخل‬َ‫خ‬ :‫قال‬ ‫عنه‬ ‫ا‬ ‫ريضي‬َ‫خ‬ ‫هبريبرة‬ُ ‫أبو‬ ‫روى‬ ‫قد‬َ‫خ‬ ‫و‬َ‫خ‬ ‫ل‬ِّ ‫فص‬ ‫»ارجع‬ :‫وقال‬ ،‫ل م‬َّ ‫الس‬ ‫عليه‬ ‫فبرد‬ ،‫لم‬ِّ ‫يس‬ ‫ووسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫بعثك‬َ‫خ‬ ‫والذي‬ :‫فقال‬ :‫قال‬ .‫مبرات‬ ‫ثل ث‬َ‫خ‬ ‫ذلك‬ ‫ففعل‬ ،‫فبرجع‬ «‫ل‬ِّ ‫ص‬َ‫خ‬ ‫ت‬ُ ‫لم‬ ‫نك‬َّ ‫فإ‬ ‫ثم‬ ،‫ببر‬ِّ ‫فك‬ ‫صلة‬َّ ‫ال‬ ‫إلى‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫قم‬ُ ‫إذا‬ » ‫قال؛‬ .‫لمني‬ِّ ‫فع‬ ،‫هذا‬ ‫بر‬َ‫خ‬ ‫غي‬ ‫أحسن‬ُ ‫ما‬ ‫ق‬ّ‫او‬ ‫بالح‬ ‫حتى‬ ‫فع‬َ‫خ‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ ،‫كعا‬ِ ‫ا‬ ‫را‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫كع‬َ‫خ‬ ‫ار‬ ‫ثم‬ ،‫قبرآن‬ُ ‫ال‬ ‫من‬ ‫معك‬َ‫خ‬ ‫سبر‬َّ ‫تي‬َ‫خ‬ ‫ما‬ ‫اقبرأ‬ ‫ثم‬ ،‫لسا‬ِ ‫ا‬ ‫جا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫ارفع‬ ‫ثم‬ ،‫وساجدا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫تطم‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ ‫اوس‬ ‫ثم‬ ،‫قائما‬ ‫دل‬ِ ‫ا‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫تع‬َ‫خ‬ ‫أحمد‬ ‫رواه‬ ،« ‫لها‬ِّ ‫ك‬ُ ‫ك‬َ‫خ‬ ‫ت‬ِ ‫ا‬ ‫صل‬َ‫خ‬ ‫في‬ ‫ذلك‬ ‫عل‬َ‫خ‬ ‫اف‬ ‫ثم‬ ‫جدا‬ِ ‫ا‬ ‫وسا‬ ‫ن‬َّ ‫ئ‬ِ ‫ا‬ ‫طم‬ْ‫بر‬ ‫ت‬َ‫خ‬ ‫حتى‬ ‫جد‬ُ ‫اوس‬ ‫والشيتخان‬ Abu Hurairah ra meriwayatkan: Ada seseorang masuk masjid lalu ia shalat, kemudian datanga menemui Nabi Muhammad saw, memberi salam, dan Nabi menjawab salamnya, dan bersabda: “Kembalilah shalat karena kamu belum shalat” lalu ia mengulanginya sampai tiga kali. Abu Hurairah berkata: Orang itu mengatakan: “Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan benar. Saya tidak bisa shalat yang lebih baik lagi, maka ajarilah aku. Nabi bersabda: “Jika kamu berdiri shalat maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al Qur’an yang paling mudah bagimu, kemudian ruku’lah sehingga thuma’ninah ruku’, kemudian bangunlah sehingga berdiri tegak, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah sujud, kemudian bangunlah sehingga tuma’ninah duduk, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah sujud, kemudian lakukan itu dalam seluruh shalatmu”. HR Asy Syaikhani
  • 50.
  • 52.
  • 53. Shalat-shalat Sunnah 1. Shalat witir 2. Shalat rawatib lima waktu 3. Shalat-shalat sunnah lainnya 1. Shalat dhuha 2. Shalat Gerhana Matahari dan Bulan 3. Shalat istikharah 4. Shalat taubat 5. Shalat istisqa’ 6. Shalat tarawih (qiyamu Ramadhan) 7. Qiyamullail 8. Shalar Ied (fithri dan adha)
  • 54.
  • 55. Keutamaan Shalat Berjamaah ‫ن‬ّ ‫أ‬ ،‫عنهما‬ ‫ا‬ ‫رضي‬ ‫عمر‬ُ ‫بن‬ ‫ا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬َ :‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬ - »‫ذ‬ّ ‫ف‬َ ‫ال‬ ‫ة‬ِ ‫صل‬َ ‫من‬ ‫ل‬ُ ‫أفض‬ ‫الجماعة‬ ‫ة‬ُ ‫صل‬ .« -‫متفق‬ ‫درجة‬َ ‫عشرين‬ِ ‫و‬ ‫ع‬ٍ ‫بسب‬ِ ‫فرد‬َ ‫ال‬ ‫أي‬ ‫عليه‬ Dari Abdullah bin Umar ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Shalat berjamaah itu leih utama dari shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajat. Muttafaq alaiah.
  • 56. Hukum Shalat Berjamaah 1. Fardhu ‘ain (Imam Ahmad bin Hanbal, Al Uza’iy, dan Zhahiriyah) 2. Fardhu kifayah (jumhurul ulama, yang terdiri dari para Ulama pendahulu madzhab Syafi’iy, mayoritas madzhab Hanafi fan Maliki) 3. Sunnah mu’akkadah (Imam Abu Hanifah dan dua orang muridnya, Zaid bin Ali dan Al Muayyid Billah)
  • 57. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 1. Sunnahnya berjamaah adalah di masjid. Sehingga menampilkan syiar Islam dan jumlah umat yang banyak. Dan utamanya bagi wanita shalat di rumahnya, meskipun tidak dilarang ke masjid, menghadiri shalat berjamaah. 2. Disunnahkan shalat berjamaah itu juga dalam shalat yang diqadha, minimal ada imam dan makmum 3. Disunnahkan agar wanita terpisah dari laki-laki. Salah satunya menjadi imam (menurut madzhab Syafi’iy dan Hanbali. Makruh wanita menjadi imam bagi wanita menurut madzhab Hanafi. Tidak boleh wanita menjadi imam bagi wanita menurut imam Malik, dan wanita berdiri di tengah shaff. 4. Syarat sahnya laki-laki menjadi imam adalah: Islam, baligh, berkal, mampu membaca Al Qur’an, dan bebas dari udzur
  • 58. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 5. Orang yang paling berhak menjadi selain tuan rumah atau pejabat adalah: orang yang paling berilmu, kemudian yang paling banyak hafalan, yang paling wara’ (hati-hati dari perbuatan dosa, kemudian yang paling tua usianya. 6. Seorang makmum berdiri di sisi kanan imam, jika lebih dari satu maka berdiri di belakang imam. Dimulai dari shaf orang dewasa, kemudian shaf anak-anak, kemudian shaf wanita. Sedangkan jika anak kecil sudah ada di shaf depan maka tidak boleh ditarik ke belakang. 7. Sebaiknya imam memperingan shalat, tidak melebihi standar sunnah dalam bacaan shalat. 8. Tidak sah orang yang shalat fardhu makmum kepada orang yang shalat sunnah menurut madzhab Hanafi dan Jumhurul Ulama. Tetapi sah menurut madzhab imam Syafi’iy. Jika ada seorang muslim shalat sunnah kemudian ada orang makmum di belakangnya untuk shalat fardhu dan tahu bahwa orang yang di depannya itu shalat sunnah, maka sah shalatnya menurut madzhab Syafi’iy dan tidak sah menurut madzhab Hanafiy Menurut madzhab Maliki makmum dianggap sah shalatnya meskipun di depan imam
  • 59. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 9. Tidak sah seorang shalat fardhu makmum di belakang orang yang shalat fardhu lainnya, jika makmum mengetahui hal itu. Demikian juga tidak sah orang yang makmum melaksanaan shalat fardhunya tepat waktu, dengan imam yang mengqadha shalat fardhu. Tetapi madzhab Syafi’iy memperbolehkan semua ini. 10. Makmum wajib mengikuti imam, dan haram mendahuluinya, sedang bersamaan hukumnya makruh. 11. Makmum diperbolehkan mufaraqah (memisahkan diri) dari imam, yaitu dengan keluar dari shalatnya imam dan menyempurnakan shalatnya sendiri jika ada udzur. Seperti yang dilakukan sahabat ketika Mu’adz yang menjadi imam membaca surah Al Baqarah dalam shalatnya. (HR. Al Jamaah) 12. Disunnahkan bagi orang yang telah shalat munfarid, untuk mengulangi shalatnya dengan berjamaah, dan shalat munfaridnya menjadi shalat sunnah
  • 60. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 13. Disunnahkan bagi imam, setelah shalat dan salam untuk menengok ke kanan dan kiri, kemudian berpindah dari tempat shalatnya 14. Makmum diperbolehkan mengikuti imam meskipun di antara keduanya ada sekat, jika makmum mengetahui pergerakan imam lewat pendengaran atau penglihatan, dengan syarat shafnya bersambung. Sehingga tidak sah shalat dengan siaran radio atau televisi 15. Jika seorang imam mengalami sesuatu yang tidak bisa meneruskan shalatnya maka digantikan orang lain untuk menyempurnakan shalatnya dengan makmum yang ada. 16. Makruh seorang imam mengimami kaum yang tidak menyukainya
  • 61. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 17. Tidak sah orang yang shalat sendirian di belakang shaf, seharusnya ia menarik salah satu dari jamaah yang ada di depannya untuk shalat bersamanya. Seperti dalam hadits Wabishah: «‫رأى‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬ ‫أن‬ ‫أن‬ ‫مره‬َ ‫فأ‬ ،‫وحده‬َ ‫الصف‬ ‫خلف‬ ‫يصلي‬ ‫ل‬ً ‫رج‬َ «‫نس‬ّ ‫ال‬ ‫ل‬ّ ‫إ‬ ‫الخمسة‬ ‫رواه‬ ، ‫الصلة‬ ‫عيد‬ِ ‫ي‬ُ Bahwasannya Rasulullah saw melihat seseorang yang shalat sendirian di belakang shaf, lalu menyuruhnya untuk mengulang shalat. HR. Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy. Dan sah shalat wanita yang sendirian di belakang shaf pria. Dan tidak boleh baginya ia berdiri sejajar dengan pria dalam satu shaf
  • 62. Hukum-hukum dalam Shalat Berjamaah 18. Menghadiri shalat berjamaah menjadi tidak wajib karena hujan, sangat dingin, ketakutan, tertahan, sakit, atau lanjut usia, atau udzur-udzur lainnya yang disebutkan oleh para ulama untuk tidak memberatkan bagi kaum muslimin. Rasulullah saw pernah menyuruh muadzin untuk menyerukan: (‫رحالكم‬ ‫في‬ ‫.)صلوا‬ Shalatlah di kendaraan kalian masing- masing; ketika malam sangat dingin, di malam saat turun hujan waktu musafir. HR As Syaikhani. Udzur-udzur yang lain diqiaskan dengan yang tersebut di atas. 19. Ketika seorang yang masbuq (keduluan imam) di sebagian shalatnya, maka ia menyempurnakan sisa shalatnya itu setelah salam imam. Ia mengqadha awal shalatnya dalam hal bacaan, dan akhirnya dalam hal tasyahhud. Misalnya jika seseorang hanya mendapati rakaat terakhir imam dalam shalat maghrib maka ia mengqadha dua rakaat, dengan membaca Al Fatihah dan surah lainnya di setiap rakaat, karena ia mengqadha dua rakaat pertama dan kedua dilihat dari bacaan; dan duduk di rakaat pertama itu dengan bertasyahhud karena sesungguhnya itu rakaat kedua baginya, sehingga ia shalat maghrib dengan tiga kali duduk. 20. Seseorang tidak disebut masbuq rakaat dengan imam, kecuali jika mendapati imamnya telah mengangkat kepala, bangun ruku’
  • 63.
  • 64. Dalilnya ‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫ح‬ٌ ‫نا‬َ ‫ج‬ُ ‫م‬ْ ‫ك‬ُ ‫ي‬ْ ‫ل‬َ ‫ع‬َ ‫س‬َ ‫ي‬ْ ‫ل‬َ ‫ف‬َ ‫ض‬ِ ‫ر‬ْ ‫ل‬َْ ‫ا‬ ‫في‬ِ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ب‬ْ ‫ر‬َ ‫ض‬َ ‫ذا‬َ ‫إ‬ِ ‫و‬َ ‫روا‬ُ ‫ف‬َ ‫ك‬َ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ُ ‫ن‬َ ‫ت‬ِ ‫ف‬ْ ‫ي‬َ ‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ف‬ْ ‫خ‬ِ ‫ن‬ْ ‫إ‬ِ ‫ة‬ِ ‫ل‬َ ‫ص‬ّ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫م‬ِ ‫روا‬ُ ‫ص‬ُ ‫ق‬ْ ‫ت‬َ ‫نا‬ً ‫بي‬ِ ‫م‬ُ ‫وا‬ّ ‫د‬ُ ‫ع‬َ ‫م‬ْ ‫ك‬ُ ‫ل‬َ ‫نوا‬ُ ‫كا‬َ ‫ن‬َ ‫ري‬ِ ‫ف‬ِ ‫كا‬َ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ن‬ّ ‫إ‬ِ Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang- orang kafir. QS. An Nisa: 101 Ya’la bin Umayyah berkata: akubertanya kepada Umar bin Khaththab: Bagaimana pendapatmu tentang mengqashar shalat, padahal Allah swt berfirman: ‫روا‬ُ ‫ف‬َ ‫ك‬َ ‫ن‬َ ‫ذي‬ِ ‫ل‬ّ ‫ا‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ُ ‫ن‬َ ‫ت‬ِ ‫ف‬ْ ‫ي‬َ ‫ن‬ْ ‫أ‬َ ‫م‬ْ ‫ت‬ُ ‫ف‬ْ ‫خ‬ِ ‫ن‬ْ ‫إ‬ِ Jika kamu takut diserang orang-orang kafir... . Dan sekarang hal itu tidak ada. Umar berkata: Aku heran dari apa yang kau herankan. Lalu aku sampaikan hal itu kepada Rasulullah saw yang bersabda: Itu adalah shadaqah Allah kepada kalian maka terimalah shadaqahnya. HR. Al Jamaah
  • 65. Hukumnya  Menurut madzhab Hanafi, mengqashar shalat adalah ‘Azimah (hukum tetap), dan shalat sempurna hukumnya makruh berbeda dengan sunnah, tetapi tetap sah shalatnya; dan dua rakaat akhir dianggap sebagai shalat sunnah, dan tasyahhud awal menjadi wajib, jika ditinggalkan batal shalatnya.  Menurut madzhab Syafi’iy; qashar shalat adalah rukhshah (kemudahan), tetapi tidak dimakruhkan shalat sempurna yang berstatus Azimah, dan itu yang utama, jika safarnya belum sampai tiga marhalah, dan jika sudah melewatinya maka yang utama mengqashar shalat
  • 66. Jarak Safar Para ulama berbeda pendapat tentang jarak safar yang diperbolehkan qashar shalat. Menurut madzhab Maliki, Syafi;iy, dan Hanbali sejauh kurang lebih 90 km (sembilan puluh kilo meter)
  • 67. Lama Safar  Para ulama juga berbeda pendapat tentang lama safar. Empat hari menurut jumhurul ulama, lima belas hari menurut madzhab Hanafiy, jika niat mukim melebihi batas itu dihitung mukim, dan tidak boleh mengkoshor shalat. Sedang jika ia tidak tahu berapa lama ia mukim, dan setiap hari menyatakan : BESOK MAU JALAN kemudian ia terpaksa harus menetap, maka dihitung musafir, mengqoshor shalat meskipun lama di situ. Demikianlah madzhab Hanafi dan salah satu pendapat madzhab Syafi’iy, yang merupakan amalah mayoritas sahabat. Pendapat lain madzhab Syafi’iy jika lebih dari delapan belas hari dianggap muqim, dan tidak mengqashar apapun keadaannya.  Syarat untuk mengambil rukhshah qashar shalat agar keluar dari tempat tinggalnya, dan terus mengqashar sampai ia pulang ke negerinya.  Menurut madzhab Syafi’iy jika ia berniat mukim lebih dari tiga hari, ia menjadi orang mukim. Dan kurang dari empat hari dihitung musafir. Hari bearngkat dan pulang tidak dihitung.
  • 68. Shalat Safar Berjamaah Orang mukim boleh makmum kepada musafir, ketika musafir telah salam, yang mukim meneruskan, sebagaimana msafir yang shalat empat rakaat makmum kepada orang mukim.
  • 69. Shalat di Atas Kendaraan  Diperbolehkan shalat sunnah di atas kendaraan, kapal, mobil, kereta, atau pesawat. Dan bagi yang mau shalat harus menghadap kiblat jika mampu. Dan gugur darinya beberapa rukun shalat dan kewajibannya yang tidak mungkin dilaksanakan, seperti cukup dengan isyarat membungkuk dengan kepala untuk ruku’ dan sujud. Menundukkan kepala ketika sujud lebih rendah daripada ruku’nya. Hal ini telah disepakati oleh para ulama fiqh, berdasar hadits Amir bin Rabi’ah ra berkata: )‫على‬ ‫وهو‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫ا‬ ‫صلى‬ ‫ا‬ ‫رسول‬ ‫رأيت‬ ،‫توجه‬ ‫ة‬ٍ ‫وجه‬ ‫أي‬ ‫ل‬َ ‫ب‬َ ‫ق‬ِ ‫ه‬ِ ‫س‬ِ ‫برأ‬ ‫ئ‬ُ ‫يوم‬ ‫ح‬ُ ‫ب‬ّ ‫يس‬ ‫راحلته‬ (‫متفق‬ ، ‫المكتوبة‬ ‫الصلة‬ ‫في‬ ‫ذلك‬ ‫يصنع‬ ‫يكن‬ ‫ولم‬ .‫عليه‬ Aku melihat Rasulullah saw di atas kendaraannya bertasbih dengan menundukkan kepalanya, menghadap ke mana saja, dan hal ini tidak pernah dilakukan di shalat fardhu. Muttafaq alaih