[1] Fonemik adalah sistem bunyi dasar bahasa dan prosedur menentukan bunyi dasar. Fonemik membahas fungsi bunyi dalam membedakan makna.
[2] Ada dua jenis bunyi dasar: suprasegmental (tekanan) dan segmental (vokal dan konsonan). Perubahan bunyi dapat terjadi karena asimilasi (penyamaan) dan desimilasi (pembedaan) bunyi.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Fonemik
1. FONEMIK
Menurut Harimutri Kridalaksana, (1983:44) fonemik adalah sistem fonem suatu bahasa.
Atau fonemik adalah prosedur untuk menetukan fonem suatu bahasa. Berdasarkan ke dua
definisi fonemik ini secara inflisit, bahwa fonemik adalah ilmu yang membahas fonem
secara fungsional.
Berdasarkan pengertian diatas maka fonemik fonem memiliki fungsi sebagai pembeda
makna
A. Macam-Macam Fonem
Secara umum fonem dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu fonem
suprasegmental dan fonem segmental. Lebih lanjut akan dibahas berikut ini.
1. Fonem Suprasegmental
Fonem suprasegmental adalah fonem yang berupa tekanan sebagai
pembeda makana. Dalam bahasa Indonesia kita temukan kata satu, s a t u,
sat u, bila dilhat darimakana kata satu diatas dengan prbedaan tekanan
pengucapan ternyata masih tetap. Seandainya dengan cara membedakan
tekanan pengucapan kata itu menyebabkan perbedaan makna, maka
tekanan pembeda makna itulah fonem suprasegmental.
2. Fonem Segmental
Fonem segmental dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu fonem vokal dan fonem konsonan.
a. Fonem vokal, adalah fonem waktu pembentukannya udara yang
keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan dari rongga mulut,
tetapi hanya mendapat hambatan dari pita suara. Mengenai macammacam fonem vokal dapat dilihat pembahasan fonetik.
b. Fonem konsonan, adalah fonem yang waktu pembentukannya udara
yang keluar dari paru-paru sebagian atau seluruhnya mendapat
halangan dirongga mulut. Mengenai macam-macam fonem konsonan
dapat dilihat dari pembahasan fonetik.
KLUSTER
Dalam pembahasan fonem-fonem konsonan, akan dibicarakan juga masalah kluster.
Kluster adalah pemakaian fonem konsonan secara berturut-turut dalalm sebuah suku
kata, kluster dapat dibedakan menjadi :
Kluster (tr) dalam kata sutra dan sastra.
2. Kluster(pr) dalam kata prasejarah dan praktis.
Kluster (kl) dalam kat klasifikasi dan kata klestur.
Kluster (dr) dalam kata drama dan kata samudra.
Berdasarkan contoh kluster diatas, dideskripsikan menjadi
[1] Kluster Maju contohnya:
Gra-ha
Kri-tik
Struk-tur
Klus-ter
[2] Kluster sederhana artikulasi, contohnya:
Dra-ma
Sas-tra
Sa-mu-dra
Sen-tral
[3] Kluster Mundur, contohnya:
Pra-mu-ka
Bra-wi ja-ya
Pra-se-ja-rah
PERUBAHAN FONEM
Dalam proses pembentukan kata atau penggabungan dua morfem sering terjadi saling
mempengaruhi antara bunyi-bunyi berdekatan.saling mempempengaruhi bunyi tersebut
mengakibatkkan perubahan bunyi dari kedua morfem sebagai pembentuk kata itu.
Pengaruh tersebut kadang-kadang tidak. Sehubungan dengan perubahan bunyi yang
terjadi dalam bahasa Indonesia dapat diperinci seperti berikut ini.
1. ASIMILASI
Asimilasi ialah dua bunyi dalam proses pembentukan kata yang tidak sama,
berdasarkan pengertian ini asimilasi dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut
ini.
a. Asimilasi suara, ialah asimilasi yang terjadi dalam satu daerah artikulasi
misalnya :
Me + pupuk ------- memupuk
Me + pukul ------- -memukul
Me + pakai ------- - memakai
3. Me + tari ----------- menari
Me + tiru ----------- meniru
Me + tanam ------- menanam
Me + tindak --------menindak
Berdasarkan contoh diatas, asimilasi tersebut terjadi dalam satu daerah artikulasi.
Maksudnya antar bunyi / p / pada kata pupuk, pukul, pakai dan pukat (yang luluh)
menjadi bunyi / m / pada kata memukul, memukat, memakai adalah bunyi yang satu
daerah artikulasi bilabial. Demikian juga halnya bunyi / t /pada kata tani, tari, tiru dan
tidak (yang luluh) menjadi bunyi / n / pada kata menari, menanam, menindak, dan
meniru, adalah bunyi yang satu daerah artikulasi yaitu bunyi apiko alveolar.
b. Asimilasi tempat, adalah asimilasi yang terjadi pada dua daerah artikuulasi,
misalnya
Me + sapu ------ menyapu
Me + simpan ------ menyimpan
Me + sambung -----menyambung
Me + sumbang ------menyumbang
Berdasarkan contoh diatas, asimilasi tersebut terjadi pada dua daerah artikulasi.
Bunyi / s / pada kata sapu, simpan, sumbang dan sambung (yang luluh) adalah bunyi
lamino alveolar sedangkan bunyi / n / pada kata menyapu, menyimpan, menyumbang, dan
menyambung adalah bunyi medio palatal.
Di samping itu, asimilasi bias dibedaka menjadi asimilasi menurut tempat fonem yang
diasimilasikan dan menurut sifat asimilasi itu sendiri.
Asimilasi menurut tempat fonem yang diasimilasikan dapat dibedakan menjadi :
a. Asimilasi progresif adalah fonem yang diasimilasikan terletak sesudah yang
mengasimilasikan.
b. Asimilasi regresif adalah bunyi yang di hasimilasikan mendahului bunyi yang
diasimilasikan, contohnya:
In + perfek ------ imperfek
In + moral ------- immoral
Asimilasi menurut sifat itu dapat dibedakan menjadi :
1] Asimilasi total
Asimilasi total ialah penyamanan bunyi secara menyeluruh,
In + moral ---- immoral
4. 2] Asimilasi parsial
Asimilasi parsial ialah kedua fonem yang diasimilasikan hanya sebagian fonem yang
disamakan. Misalnya : in + port ---- import
B. Desimilasi
Desimilasi adalah proses bunyi yang dijadikan tidak sama. Desimilasi ini dapat kita
bedakan menjadi :
A. Desimilasi sinkronis
Desimilasi sinkronis ialah desimilasi yang terjadi dalam satu kurun
tertentu .
Misalnya :
Sayur-sayur ----- sayur mayor
Lauk – lauk ------lauk pauk
B. Desimilasi diakronis
Desimilasi diakronis ialah desimilasi berlngsung dari satu kurun
tertentu ke kurun waktu berikutnya, misalnya :
Cita --- cipta.