Makalah ini membahas karakteristik pemimpin masa depan yang tepat untuk menghadapi tantangan zaman seperti kecepatan perubahan, kompleksitas, dan ketidakpastian. Pemimpin masa depan diharapkan mampu memainkan peran sebagai anutan, perintis jalan, penyelaras, dan pemberdaya untuk memotivasi dan mendukung pengikutnya dalam menghadapi perubahan.
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
Pemimpin Masa Depan
1. PEMIMPIN MASA DEPAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi persyaratan seleksi Future Leader Development
Program
Disusun oleh
AAN SOPIYAN
NIA. 1012010001016
2. Pe mi mpi n M as a D ep an |2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada
kita semua, maka segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema dan
judul yang sama: Pemimpin Masa Depan.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada segenap keluarga dan kerabat. Juga kepada para ahli yang
dengan karyanya menambah wawasan bagi penulis dan penulis kutip dalam
karya tulis ilimiah ini.
Dari sanalah karya ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Cimahi, 17 Februari 2014
Penyusun,
Aan Sopiyan
3. Pe mi mpi n M as a D ep an |3
DAFTAR ISI
Kata Pengatar ....................................................................................................................
2
Daftar Isi ..............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ...........................................................
4
1.1.1
Latar Belakang Masalah ...........................................................................
4
1.1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................
9
1.2 Ruang Lingkup dan Kajian ...................................................................................
9
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................
10
1.4 Cara Memperoleh Data ..........................................................................................
10
BAB II DESKRIPSI PEMIMPIN MASA DEPAN .......................................................
11
Pemimpin Masa Depan ..................................................................................................
11
2.1 Anutan ............................................................................................................................
13
2.2 Perintis Jalan ..............................................................................................................
13
2.3 Penyelaras ...................................................................................................................
13
2.4 Pemberdaya ...............................................................................................................
14
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................
15
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................
16
4.1 Simpulan .......................................................................................................................
16
4.2 Saran ..............................................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
17
4. Pe mi mpi n M as a D ep an |4
BAB I PENDAHULUAN
1.2
Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu pembelajaran yang luar biasa dalam hidup penulis
adalah ini: Apabila Anda hendak membuat sumbangan baru, maka
Anda harus membuat persiapan yang serba baru.
Kenapa? Karena kita tidak bisa melakukan cara-cara yang sama
untuk
suatu
kondisi
yang
selalu
berubah
dan
menampilkan
perbedaan. Oleh karena itu, kita harus menyajikan ketepatan
karakteristik
yang
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi
dalam
menghadapi perubahan.
Beberapa hal berikut adalah karakteristik tahun-tahun terakhir
yang penuh pancaroba dari millenium II yang baru lalu. Semua yang
dikemukakan merupakan tantangan yang harus dijawab oleh setiap
orangtua, pendidik, pelaku bisnis dan pemerintah.
v Dunia berubah dengan laju semakin kencang.
v Kehidupan, masyarakat, dan perekonomian, menjadi lebih
kompleks.
v Sifat dasar pekerjaan berubah sangat pesat.
v Jenis-jenis pekerjaan menghilang dengan kecepatan tak
terbayangkan.
v Inilah zaman ketidakpastian.
v Masa lalu semakin tidak dapat dijadikan pedoman bagi
masa depan.1
Keberhasilan pada abad ke-21 akan tergantung terutama pada
sejauh mana kita dan anak-anak kita mengembangkan keterampilan1
Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century, (London: Judy
Piatkus, 1997), hlm 11.
5. Pe mi mpi n M as a D ep an |5
keterampilan yang tepat untuk menguasai kekuatan kecepatan,
kompleksitas, dan ketidakpastian, yang saling berhubungan satu
sama lain.
Di dunia ini, berjuta-juta orang berjuang untuk hidup dalam
zaman baru ini. Faktanya, tidak semuanya berhasil sebagaimana
harapan mereka. Ada banyak penderitaan yang dialami di tempat
kerja maupun di rumah mereka.
Dengarkan suara-suara berikut:
“Aku terperangkap dalam rutinitas yang menjemukan!”
“Aku tak punya kehidupan. Tenagaku habis—capek sekali!”
“Tak
seorang
pun
menghargaiku.
Bosku
tak
tahu
apa
sesungguhnya yang bisa kuperbuat!”
“Aku merasa tak diperlukan—di tempat kerja, tidak; oleh anakanakku yang mulai remaja dan dewasa pun tidak; tak juga oleh
tetangga dan masyarakat sekitarku; bahkan tak juga oleh pasangan
hidupku—kecuali untuk membayar berbagai tagihan!”
“Aku frustasi dan loyo, tak bersemangat.”
“Penghasilanku tak pernah cukup. Rasanya aku tidak pernah
bergerak maju!”
“Sepertinya aku memang tak bisa.”
“Aku merasa tak berarti; ada atau tidak, rasanya tak ada bedanya
bagi sekelilingku!”
“Aku merasa hampa. Hidupku tidak bermakna; ada sesuatu yang
hilang!”
“Aku marah.
Aku takut. Aku tak sanggup
menanggung
kehilangan pekerjaanku!”
“Aku kesepian.”
“Aku merasa diburu-buru terus. Semuanya serba mendesak.”
“Duniaku terasa serba pengap; aku merasa terus didikte untuk
perkara yang remeh-temeh.”
6. Pe mi mpi n M as a D ep an |6
“Aku muak dengan politik di kantor yang serba menikam dari
belakang, dan menjilat-jilat.”
“Aku bosan. Paling-paling aku hanya bisa melewatkan waktu.
Kepuasan justru kutemukan di luar jam kerja.”
“Aku dipacu untuk meraih target produksi. Tekanannya sungguh
tak terbayangkan. Aku sama sekali tak punya waktu dan sumber daya
untuk mencapainya.”
“Dengan pasangan hidup yang tak bisa memahamiku, dan anakanak yang tidak mau mendengar dan menaatiku, rumah tidak lebih
baik daripada tempat kerja.”
“Aku tak bisa mengubah keadaan.”
Itulah suara orang-orang di tempat kerja maupun di rumah
mereka.2Deritanya bersifat pribadi, dan amat mendalam. Mungkin
beberapa ungkapan itu persis seperti yang Anda alami sendiri.
Sebagaimana pernah dikatakan oleh Carl Rogers, “Sesuatu yang amat
pribadi (biasanya) juga sangat umum.”3
Tentu saja beberapa orang benar-benar terlibat, memberikan
sumbangan nyata, dan penuh semangat di tempat kerja mereka.
Tetapi, berapa banyak orang yang seperti itu?
Harris Interactive, organisator jajak pendapat yang dinamai
Harris Poll, melakukan jajak pendapat terhadap 23.000 penduduk
Amerika, yang secara penuh waktu bekerja di bidang industri penting
dan area fungsional penting. Coba simak sebagian kecil dari temuan
mereka yang mencengangkan:
v Hanya 37 persen yang mengatakan bahwa mereka
memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa yang
sebenarnya hendak dicapai oleh organisasi mereka, dan
alasannya.
2
Stephen R. Covey, The 8th Habit: Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm 3-4.
3
Rogers, C.R., On Becoming a Person (Boston: Houghton Mifflin, 1961), hlm 26.
7. Pe mi mpi n M as a D ep an |7
v Hanya 1 dari 5 yang merasa antusias mengenai tujuan tim
dan organisasi mereka.
v Hanya 1 dari 5 pekerja yang mengatakan bahwa mereka
melihat hubungan yang jelas antara tugas-tugas mereka
dan tujuan tim maupun organisasi mereka.
v Hanya setengah dari mereka yang merasa puas dengan
pekerjaan yang telah mereka selesaikan pada akhir
minggu.
v Hanya 15 persen yang merasa bahwa organisasi mereka
sepenuhnya
memungkinkan
mereka
untuk
mengejar
tujuan-tujuan kunci.
v Hanya 15 persen yang merasa bahwa mereka bekerja
dalam suatu lingkungan dengan kepercayaan yang tinggi.
v Hanya 17 persen yang merasa bahwa organisasi mereka
mendorong
komunikasi
terbuka
yang
menghormati
gagasan yang berbeda, yang semuanya bermuara pada
terciptanya gagasan-gagasan yang baru dan lebih baik.
v Hanya 10 persen yang merasa bahwa organisasi mereka
memastikan bahwa orang-orangnya bertanggungjawab
atas hasil yang dicapai.
v Hanya
20
persen
yang
benar-benar
mempercayai
organisasi di mana mereka bekerja.
v Hanya 13 persen yang memiliki hubungan kerja yang amat
kooperatif dan ditandai dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi dengan kelompok atau departemen lain.4
Stephen R. Covey menggambarkan jajak pendapat tersebut
dengan sebuah tim sepakbola. Andaikan sebuah tim sepakbola
memiliki rata-rata angka seperti itu, berarti hanya akan ada empat
orang dari sebelas pemain di lapangan yang mengetahui apa tujuan
4
Stephen R. Covey, op. cit., hlm 5-6.
8. Pe mi mpi n M as a D ep an |8
mereka ada di lapangan itu. Hanya dua orang dari sebelas pemain
tadi yang peduli. Hanya dua dari sebelas pemain yang tahu posisi apa
yang sedang mereka mainkan, dan tahu dengan tepat apa yang harus
mereka lakukan. Artinya, kecuali dua orang tersebut, semuanya
dengan cara masing-masing justru sedang bertanding melawan tim
mereka sendiri, dan bukannya melawan lawan tanding mereka!
Tantangan dan kompleksitas yang kita hadapi dalam kehidupan
dan hubungan-hubungan pribadi, dalam keluarga, dalam kehidupan
profesional, dan dalam organisasi-organisasi kita sungguh luar biasa
besarnya. Banyak orang menandai saat ini sebagai abad informasi,
lahirnya realitas baru, dan lautan perubahan.
Dunia yang terus berubah, dan tantangan di berbagai bidang
terus menyeruak, menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang lebih.
Menjadi baik saja tidak cukup, kita harus lebih dari baik. Dan, pelaku
yang pertama kali harus lebih dari baik itu dimulai dari ia yang kita
sebut sebagai pemimpin. Tidak selalu seorang pemimpin itu adalah
pihak lain selain diri Anda. Bahkan, Andalah pemimpin tersebut.
Pemimpin
melakukan
peran
kepemimpinan.
Empat
peran
kepemimpinan yang harus dilakukan pemimpin, yaitu menjadi anutan,
menjadi perintis jalan (mengarahkan hidup dengan visi), menjadi
penyelaras (mengatur agar sistem dan struktur organisasi serta
pelaksanaannya selaras dengan visi yang sudah ditetapkan), dan
menjadi pemberdaya (membantu orang lain mencapai potensi
dirinya).
Kendati peran kepemimpinan bisa dengan mudah dipahami
secara signifikan, ternyata amat mudah juga dilupakan. Dengan
mengandalkan proses pembelajaran yang telah penulis lalui, akan
selalu ada pengalaman yang dirasakan para pendaki: Kami sama
sekali belum mencapai puncak yang sesungguhnya, hanya baru
mencapai puncak bukit yang hanya tampak pertama kali bagi kami.
9. Pe mi mpi n M as a D ep an |9
Dari titik pandang yang lebih luas dan lebih jelas, yang baru saja
dicapai dengan susah payah itu, akan ada puncak lain “yang
sesungguhnya” dan mulai pendakian yang baru.
Lantas, ketika pemimpin menghadapi situasi dan kondisi yang
baru, maka buatlah persiapan yang juga serba baru. Saat itulah
pengembangan keterampilan yang tepat untuk menguasai kekuatan
kecepatan,
kompleksitas,
dan
ketidakpastian,
yang
saling
berhubungan satu sama lain, dibutuhkan.
1.1.2
Rumusan Masalah
Dunia berubah dengan laju semakin kencang. Kehidupan,
masyarakat, dan perekonomian, menjadi lebih kompleks. Sifat dasar
pekerjaan berubah sangat pesat. Jenis-jenis pekerjaan menghilang
dengan kecepatan tak terbayangkan. Inilah zaman ketidakpastian.
Dan, Masa lalu semakin tidak dapat dijadikan pedoman bagi masa
depan.
Lantas, karakteristik pemimpin yang seperti apakah yang tepat
disebut Pemimpin Masa Depan?
1.3
Ruang Lingkup dan Kajian
Dunia
terus berubah, dan tantangan di
berbagai bidang
menyeruak, menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang lebih.
Pemimpin, sebagai objek pada studi ini, melakukan 4 peran
kepemimpinan, yaitu menjadi anutan, menjadi perintis jalan, menjadi
penyelaras, dan menjadi pemberdaya.
10. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 10
1.4
Tujuan Penulisan
Dalam
penelitian
ini
keterampilan-keterampilan
penulis
yang
ingin
harus
merepresentasikan
dimiliki
oleh
seorang
pemimpin dalam konteks pemimpin masa depan. Maknanya, seorang
pemimpin
harus
karakteristik
mampu
masa
memahami
dan
depan—kecepatan,
beradaptasi
kompleksitas,
dengan
dan
ketidakpastian.
1.5
Cara Memperoleh Data
Berbagai data rujukan dan sumber referensi didapat dari
literatur, buku-buku dan jurnal-jurnal umum dari Internet.
11. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 11
BAB II DESKRIPSI PEMIMPIN MASA DEPAN
Pemimpin Masa Depan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.5
Berdasarkan
definisi
tersebut,
maka
pemimpin
adalah
pemeran
dari
kepemimpinan yang memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Selain memengaruhi, pemimpin juga memberikan contoh-contoh.
Dewasa ini teori mengenai kepemimpinan dan pemimpin sangatlah
banyak. Lantas, adakah perbedaan antara pemimpin-pemimpin masa lalu, masa
kini dan masa depan?
Perbedaan yang pasti adalah kepemimpinan mereka semua berbeda
secara konsep waktu. Jika kata kunci studi atau bahasan kita adalah “waktu”,
maka satu hal yang senantiasa melekat pada waktu dan tentu tidak bisa kita
abaikan adalah “Perubahan”. Waktu adalah perubahan.
Masa (waktu) lalu, masa sekarang, dan masa depan adalah tentang
perubahan.Kita sederhanakan saja menjadi masa lalu dan masa depan(masa
sekarang kita abaikan karena sifatnya yang paradoks antara masa lalu dan
masa depan). Perubahan apa saja yang terjadi di masa lalu? Kemudian, apa
yang akan kita hadapi di masa depan? Setidaknya, perhatikan baik-baik konteks
sejarah yang menjadi peradaban manusia.
Ada 5 konteks sejarah—yaitu lima zaman peradaban manusia: pertama
Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan; kedua, Zaman Pertanian; ketiga,
5
Wikipedia bahasa Indonesia, Kepemimpinan, diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan/, pada tanggal 16 Februari 2014 pukul 19.26.
12. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 12
Zaman Industri; keempat, Zaman Pekerja Pengetahuan/Informasi; dan akhirnya,
Zaman Kebijaksanaan yang sedang kita mulai.6
Apa yang bisa kita pelajari konteks sejarah tersebut?
Sumbangan manajemen yang paling penting dan sungguh unik di abad
ke-20 adalah peningkatan lima puluh kali lipat dalam produktivitas dari PARA
PEKERJA MANUAL di pabrik-pabrik.
Sumbangan manajemen yang paling penting yang harus dilakukan di
abad ke-21 adalah juga meningkatkan produktivitas KERJA PENGETAHUAN
dan PEKERJA PENGETAHUAN.
Harta paling berharga perusahaan abad ke-20 adalah peralatan
produksinya. Harta yang paling berharga dari institusi abad ke-21, entah itu
bisnis atau bukan, adalah para pekerja pengetahuannya dan produktivitas
mereka.7
Artinya,
konsep
kepemimpinan
abad
ke-21,
yaitumereka
yang
berpengaruh kepada para pekerja pengetahuan adalah pemimpin-pemimpin
masa
sekarang
dan
masa
depan.
Produktivitasnya
menjadi
ukuran
keberhasilannya. Dengan demikian, yang penulis maksud sebagai Pemimpin
Masa Depan pada studi ini adalah Pemimpin abad ke-21.
Karakteristik abad ke-21 adalah Zaman Pekerja Pengetahuan/Informasi
dan menuju Zaman Kebijaksanaan. Faktanya, pada zaman sekarang dunia
berubah
dengan
laju
semakin
kencang.
Kehidupan,
masyarakat,
dan
perekonomian, menjadi lebih kompleks. Sifat dasar pekerjaan berubah sangat
pesat. Jenis-jenis pekerjaan menghilang dengan kecepatan tak terbayangkan.
Inilah zaman ketidakpastian. Dan, Masa lalu semakin tidak dapat dijadikan
pedoman bagi masa depan.
6
Stephen R. Covey, op. cit., hlm 21.
Peter E Drucker, Management Challenges for the 21st Century, (New York: Harper Business,
1999), hlm 135.
7
13. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 13
Keberhasilan para pemimpin abad ke-21 tergantung terutama pada
sejauh mana mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat
untuk menguasai kekuatan kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian, yang
saling berhubungan satu sama lainnya.
Oleh karena itu, para pemimpin setidaknya harus memiliki 4 peran
kepemimpinan,
yaitu
menjadi
anutan,
menjadi
perintis
jalan,
menjadi
penyelaras, dan menjadi pemberdaya.
2.1
Anutan
Peran pemimpin sebagai anutan adalah syarat wajib yang harus
ada sebagai pemimpin. Sebagaimana definisi pemimpin adalah
pemeran dari kepemimpinan yang memengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Selain memengaruhi, pemimpin juga
memberikan contoh-contoh.
2.2
Perintis Jalan
Makna dari perintis jalan adalah pemimpin mampu mengarahkan
dengan visi.Karakteristik abad ke-21 yang cepat dan kompleks maka
diperlukan
pemimpin
menguasainya.
Maka,
yang
seorang
memiliki
pemimpin
keterampilan
harus
terarah
untuk
dalam
mencapai tujuannya.
2.3
Penyelaras
Abad
ke-21
yang
kompleks
dan
banyak
ketidakpastian
membutuhkan pemimpin yang mampu menyelaraskan kompleksitas
dan ketidakpastian tersebut. Dalam tataran organisasi, pempimpin
harus mampu mengatur sistem dan struktur organisasi serta
pelaksanaannya sehingga selaras dengan visi yang sudah ditetapkan.
14. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 14
2.4
Pemberdaya
Pemimpin masa depan harus membantu orang lain mencapai
potensi
dirinya.
Begitu
seorang
pemimpin
telah
menemukan
potensinya, pilihan untuk memperkuat pengaruh kepemimpinannya
adalah
dengan
menciptakan
menemukan potensinya pula.
pemimpin-pemimpin
lain
yang
15. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 15
BAB III PEMBAHASAN
Pemimpin
masa
depan
adalah
pemimpin
abad
ke-21.
Mereka
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat untuk menguasai
kekuatan kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian.
Untuk menguasainya, mereka akan menjadi anutan, menjadi perintis
jalan, menjadi penyelaras, dan menjadi pemberdaya. Karena, abad ke-21 adalah
Zaman Pekerja Pengetahuan/Informasi dan menuju Zaman Kebijaksanaan.
Asumsi ini menerangkan bahwa tantangan dan kompleksitas yang kita
hadapi di abad ke-21 sungguh luar biasa besarnya. Banyak orang menandai saat
ini sebagai abad informasi, lahirnya realitas baru, dan lautan perubahan.
Barangkali studi ini belum sepenuhnya komprehensif. Data-data yang
disajikan sangat terbatas. Namun, penulis menjamin kesahihan data-data yang
tampil berasal dari referensi yang dapat dipercaya, sehingga dapat dijadikan
rujukan untuk studi selanjutnya yang berkaitan tentang kepemimpinan.
16. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 16
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Simpulan
Secara umum, segala sesuatu yang baru harus disikapi dengan
cara-cara yang baru pula. Artinya, untuk hal-hal yang khusus cara
lama (mungkin) masih bisa berlaku. Penyajian ketepatan karakteristik
yang sesuai dengan situasi dan kondisi dalam menghadapi perubahan
adalah sangat dipenting dan diperlukan.
Keberhasilan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh
mana
kita
mengembangkan
keterampilan
yang
tepat
untuk
menghadapi perubahan. Beberapa karakteristik abad ke-21 adalah
adanya kekuatan kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian, yang
saling berhubungan satu sama lain.
Pemimpin adalah pelaku yang pertama kali harus mampu
beradaptasi dengan perubahan. Untuk menjadi Pemimpin Masa
Depan, pemimpin harus menjalankan 4 peran kepemimpinan, yaitu
anutan, menjadi perintis jalan, menjadi penyelaras, dan menjadi
pemberdaya.
4.2
Saran
Tema Pemimpin Masa Depan adalah studi yang akan selalu
menarik untuk dikaji. Kekurangan dari karya tulis ilmiah yang penulis
susun ini adalah terlalu miskinnya referensi yang bisa diambil sebagai
rujukan. Waktu yang singkat menjadi kendala paling utama sehingga
data-data yang disampaikan bukan yang terbaru. Namun demikian,
penulis
beranggapan data tersebut
masih layak
untuk dikaji.
Sehingga saran untuk kedepannya studi bisa diarahkan kepada
penyajian data-data terbaru dengan waktu yang lebih lenggang.
17. P e m i m p i n M a s a D e p a n | 17
DAFTAR PUSTAKA
C.R., Rogers. 1961.On Becoming a Person. Boston: Houghton Mifflin.
Covey, Stephen R. 2005.The 8th Habit: Melampaui Efektivitas,
Menggapai Keagungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Drucker,Peter E. 1999.Management Challenges for the 21st Century. New
York: Harper Business.
Rose, Colinand Malcolm J. Nicholl. 1997.Accelerated Learning for the
21st Century. London: Judy Piatkus.
Wikipedia bahasa Indonesia.“Kepemimpinan.”
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan (diakses tanggal 16
Februari 2014).